makalah bk kel 5.doc

21
MAKALAH PERMASALAHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Dosen Pengampu : Ulya Mahmudah, S.Pd., M.Pd. Disusun oleh : 1. Dewi Ponco Wati (K3312018) 2. Dimas Ridho T.P (K3312020) 3. Nova Dwi Ariyanti (K3312054) 4. Naning Sugita (K3311056) PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 1

Upload: naning-sugita

Post on 17-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH BK Kel 5.doc

MAKALAH

PERMASALAHAN PESERTA DIDIK DI SEKOLAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu : Ulya Mahmudah, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :

1. Dewi Ponco Wati (K3312018)

2. Dimas Ridho T.P (K3312020)

3. Nova Dwi Ariyanti (K3312054)

4. Naning Sugita (K3311056)

PROGRAM PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

1

Page 2: MAKALAH BK Kel 5.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT. bahwa penulis telah

menyelesaikan tugas mata kuliah Bimbingan Konseling dengan membahas permasalahan

peserta didik di sekolah.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.

Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat

bantuan, dorongan dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis

hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ulya Mahmudah, S.Pd., M.Pd. yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada

penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.

2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan

sehingga tugas ini selesai.

3. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu

proses penyelesaian tugas ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang

membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Surakarta, 28 Februari 2015

Penyusun

2

Page 3: MAKALAH BK Kel 5.doc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................4

C. Tujuan..............................................................................................................4

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian masalah.........................................................................................5

B. Tanda-tanda Adanya Masalah pada Individu..................................................5

C. Jenis-jenis Masalah Siswa di Sekolah……………………………………….8

BAB III : PENUTUP

A. Simpulan.........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 14

3

Page 4: MAKALAH BK Kel 5.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah berurusan dengan individu siswa

dan masalahnya. Individu siswa yang banyak jumlahnya tersebut memiliki karakteristik

yang berbeda-beda, demikian pula dengan masalah yang mungkin dialami memiliki

karakteristik yang belum tentu sama. Masalah-masalah yang dialami siswa selayaknya

diatasi dan bukan dihindari. Menghindari masalah sama halnya dengan merusak diri

(self-victimizing atau self-defeating). Dengan layanan bimbingan dan konseling,

diharapkan masalah-masalah siswa dapat teratasi; dan akhirnya perkembangan diri

yang optimal dapat terwujud.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada makalah ini antara

lain:

1. Apa yang dimaksud dengan masalah?

2. Bagaimana tanda-tanda adanya masalah pada individu?

3. Apa saja jenis-jenis dari masalah?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas, tujuan dari penulisan

makalah ini antara lain:

1. Mengetahui pengertian dari masalah.

2. Memahami tanda-tanda adanya masalah pada individu.

3. Mengetahui jenis-jenis dari masalah.

4

Page 5: MAKALAH BK Kel 5.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah

Banyak ahli yang mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah

sebagai ketidak sesuaian antara harapan dan kenyataan, ada yang melihatnya sebagai

tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan ada pula yang mengartikannya sebagai hal

yang tidak mengenakkan (Emran Amti, dkk, 1992:82). Masalah adalah sesuatu yang (1)

tidak disukai adanya, (2) menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri atau orang lain, dan

(3) ingin atau perlu dihilangkan (Prayitno, dalam Erman Amti, dkk 1002:83).

Selain penjelasan di atas, berikut ini adalah pengertian masalah menurut beberapa

ahli:

1. Menurut Prajudi Atmosudirjo, masalah adalah sesuatu yang menyimpang dari apa

yang diharapkan, direncanakan, ditentukan untuk dicapai sehingga merupakan

rintangan menuju tercapainya tujuan.

2. Menurut Agung Wijaya, masalah merupakan suatu keadaan yang tidak seimbang

antara harapan/keinginan dengan kenyataan yang ada.

3. Menurut Roger Kaufman, masalah adalah suatu kesenjangan yang perlu ditutup

antara hasil yang dicapai saat ini dan hasil yang diharapkan.

Setiap individu termasuk siswa-siswa SMA pada umumnya memiliki masalah,

namun tidak semua individu siswa memerlukan bantuan untuk mengatasinya. Dengan

kata lain, tidak semua masalah perlu dipecahkan dengan bantuan orang lain, dan hanya

masalah tertentu saja yang perlu dipecahkan melalui konseling. Masalah yang

memerlukan pemecahan melalui konseling adalah masalah yang telah berkembang

sedemikian rupa sehingga masalah yang sesungguhnya telah samar-samar tertimbun

dalam ketidak-sadaran individu yang memilikinya (Rochman Natawiddjaja, 1978: 132).

B. Tanda-tanda Adanya Masalah pada Individu

Ada tidaknya masalah pada diri individu dapat diketahui dari gejala atau pertanda

tertentu. Rochman Natawidjaja (1978: 132-133) mengemukakan bahwa pertanda dari

timbulnya masalah pada diri individu, di antaranya adalah:

1. Individu memperlihatkan ketegangan luar biasa

2. Tingkah laku individu berbeda jauh dari adat kebiasaan kelompoknya.

5

Page 6: MAKALAH BK Kel 5.doc

3. Individu terus menerus tidak sanggup menentukan perbuatannya, tidak sanggup

membuat keputusan.

4. Individu sama sekali tidak mempunyai minat untuk mengerjakan sesuatu atau sama

sekali tidak memperlihatkan kegairahan untuk berbuat wajar.

5. Individu terus menerus berusaha untuk menarik perhatian orang lain atau

melakukan tingkah laku yang agresif.

6. Individu memperlihatkan kompensasi yang berlebihan dengan kegairahan yang

berlebihan, mengabdikan diri secara berlebihan kepada kegemaran atau minat

tertentu.

7. Individu memperlihatkan ketidak-serasian antara tujuan dengan kesanggupan yang

dimilikinya.

8. Individu kurang percaya kepada dirinya sendiri dan terlalu bergantung kepada

orang lain.

9. Individu tidak memperlihatkan kemajuan yang sesuai dengan tujuannya semula.

10. Individu memperlihatkan perubahan tingkah laku dengan tiba-tiba dan

bertentangan dengan tingkah laku semula.

11. Individu melakukan tingkah laku yang bersifat anti sosial atau kekanak-kanakan.

12. Individu tidak mau mempergunakan kesanggupan dan minat yang dimilikinya.

13. Individu tidak sanggup melakukan penyesuaian diri dengan memadai kepada

masyarakat sekitarnya.

14. Individu selalu gagal dan jarang mendapat kesempatan untuk memperoleh

pengalaman yang memuaskan.

15. Individu menciptakan kebiasaan dan sikap yang kurang baik.

16. Individu tidak ingin membina kebutuhan dasarnya.

Kaitannya dengan proses pembelajaran di sekolah, Soli Abimanyu, dkk (1996:

390-391) mengemukakan pertanda bagi siswa yang mengalami kesulitan dan proses

pembelajaran, yakni sebagai berikut:

1. Menunjukkan hasil belajar yang rendah(di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh

kelompoknya).

2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin

ada siswa yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat, tetapi nilai yang dicapai

selalu rendah.

6

Page 7: MAKALAH BK Kel 5.doc

3. Lambat dalam menyelesaikan tugas-tugas kegiatan belajarnya. Ia selalu tertingal

dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang sesuai dengan batas

waktu yang tersedia.

4. Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, suka

menentang, berpura-pura, dan dusta.

5. Menunjukkan kelainan tingkah laku, seperti: membolos, datang terlambat, tidak

mengerjakan tugas/pekerjaan rumah, mengganggu di dalam dan di luar kelas, tidak

mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar, mengasingkan diri,

tersisih dari teman-temannya, dan tidak mau bekerja sama.

6. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti: pemurung, mudah

tersinggung, dan pemarah.

7. Lebih banyak mengalami kecemasan dan kurang mampu mengontrol diri terhadap

kecemasannya.

8. Kurang mampu menyesuaikan diri, dan kurang percaya diri.

9. Kurang mampu mengikuti otoritas.

10. Kurang mampu dalam penerimaan sosial

11. Lebih banyak mengalami konflik dan ketergantungan

12. Kegiatannya kurang berorientasi akademis dan sosial.

13. Adanya perasaan tidak mampu, inferior, sehingga mengganggu cara berpikirnya

dalam menghadapi masalah sehari-hari, semua dirasakan sebagai kecemasan dan

mengancam.

14. Ada kecenderungan menghindari hal-hal yang menimbulkan stres sehingga

sifatnya defensive dan tidak berani menghadapi kesukaran, serta takut bertanggung

jawab.

15. Tidak memiliki pandangan yang obyektif terhadap kesukaran-kesukaran sehingga

sikapnya sangat kaku, kurang mampu melihat kemungkinan lain yang lebih cocok

untuk dilakukan.\

16. Sifat yang egosentris menghambat hubungan antara dirinya dan orang lain.

17. Merasa bersalah setiap kali gagal menghadapi kesukaran, sehingga selalu merasa

tidak puas dan tidak tenang.

7

Page 8: MAKALAH BK Kel 5.doc

C. Jenis-jenis Masalah Siswa di Sekolah

Banyak masalah yang dialami siswa di sekolah, tetapi pada dasarnya dapat dibagi

atas:

1. Masalah yang bersifat umum(masalah proses belajar mengajar dan pekerjaan), dan

2. Masalah yang lebih bersifat khusus(masalah sosial dan pribadi). Menurut

Djumhur dan Moh. Surya(1975: 32) masalah yang dihadapi siswa di sekolah

adalah:

a) Masalah pengajaran atau masalah belajar, seperti : cara membagi waktu

belajar, memilih materi yang sesuai, menggunakan buku, mempersiapkan

ujian, belajar sendiri, belajar kelompok, menerima pelajaran di sekolah,

menyusun catatan, mengerjakan tugas-tugas dan pekerjaan rumah.

b) Masalah pendidikan, seperti: menyesuaikan diri dengan pelajaran baru;

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, guru, tata tertib sekolah, cara

belajar dan sebagainya; memilih mata pelajarn dan jurusan yang sesuai;

memilih kegiatan ekstra kurikuler yang cocok; memilih sekolah lanjutan;

memilih jenis latihan terentu untuk kerja, dan sebagainya.

c) Masalah pekerjaan, seperti: pemilihan jenis-jenis pekerjan yang sesuai dengan

kemampuannya dan penyesuaian diri dengan lingkungan pekerjaan (masalah-

masalah ini pada umumnya dirasakan oleh siswa-siswa SMA dan mahasiswa

Perguruan Tinggi).

d) Masalah penggunaan waktu senggang, seperti: bagaimana cara siswa mengisi

waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat dan produktif.

Menurut Tohirin (2007: 111) siswa di sekolah dan madrasah sebagai manusia

(individu) dapat dipastikan memiliki masalah, akan tetapi kompleksitas masalah-

masalah yang dihadapi oleh individu yang satu dengan yang lainnya tentulah berbeda-

beda. Masalah-masalah yang dialami siswa di sekolah berkenaan dengan:

1. Perkembangan individu

Setiap individu dilahirkan ke dunia dengan membawa hereditas

tertentu. Hal ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui

pewarisan dari pihak orang tuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik

dan psikis atau sifat-sifat mental.

8

Page 9: MAKALAH BK Kel 5.doc

Hereditas merupakan aspek bawaan dan memiliki potensi untuk

berkembang. Seberapa jauh perkembangan individu itu terjadi dan bagaimana

kualitas perkembangannya, bergantung kepada kualitas hereditas dan

lingkungan yang mempengaruhinya. Lingkungan merupakan factor penting

disamping hereditas yang menentukan perkembangan individu. Perkembangan

dapat berhasil dengan baik, jika factor-faktor tersebut bisa saling melengkapi.

Untuk mencapai perkembangan yang baik harus ada asuhan terarah. Asuhan

dalam perkambangan dengan melalui proses belajar sering disebut pendidikan.

2. Masalah Perbedaan individu dalam hal: kecerdasan, kecakapan, hasil

belajar, bakat, sikap, kebiasaan, pengetahuan, kepribadian, cita-cita,

kebutuhan, minat, pola-pola dan tempo perkembangan, ciri-ciri jasmaniah, dan

latar belakang lingkungan. Syaiful Bahri Djamarah (2000:55)

mengklasifikasikan perbedaan individual anak didik menjadi tiga aspek, yaitu

perbedaan biologis, intelektual, dan psikologis.

3. Masalah kebutuhan individu dalam hal memperoleh kasih sayang,

memperoleh harga diri, memperoleh penghargaan yang sama, ingin dikenal,

memperoleh prestasi dan posisi, untuk dibutuhkan orang lain, merasa bagian

dari kelompok, rasa aman dan perlindungan diri, dan untuk memperoleh

kemerdekaan diri.

4. Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku.

Kegiatan atau tingkah  merupakan laku individu pada hakikatnya merupakan

cara pemenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk

memenuhi kebutuhannya, baik secara yang wajar maupun yang tidak wajar,

cara yang disadari maupun cara yang tidak disadari. Yang penting untuk dapat

memenuhi kebutuhan ini, individu harus dapat menyesuaikan antar kebutuhan

dengan segala kemungkinan yang ada dalam lingkungan, disebut sebagai

proses penyesuaian diri. Individu harus dapat menyesuaikan diri dengan

berbagai lingkungan baik lingkungan sekolah, rumah maupum masyararakat.

5. Masalah belajar.

Belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai

bantuan perkembang-an melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar

dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik

9

Page 10: MAKALAH BK Kel 5.doc

dalam kognitif, af’ektif, maupun psikomotor) untuk memperoleh respons yang

diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.

Menurut M. Hamdan Bakran Adz-Dzaky (2004) mengklasifikasikan masalah

individu termasuk siswa sebagai berikut:

1. Masalah individu yang berhubungan dengan Tuhannya

Hubungan seseorang atau individu dengan Tuhannya adalah hubungan

yang sangat penting. Hubungan ini berkaitan dengan perasaan

keberagamaan. Perasaan keagamaan termasuk bentuk perasaan yang luhur

dalam jiwa manusia, karena perasaan keagamaan menggerakkan hati

manusia agar ia lebih banyak melakukan perbuatan yang baik.

Menurut Tohirin ialah masalah individu yang berhubungan dengan

Tuhannya berkaitan dengan kegagalan individu melakukan hubungan

secara vertikal dengan Tuhannya. Seperti sulit menghadirkan rasa takut,

memiliki rasa tidak bersalah atas dosa yang dilakukan, sulit menghadirkan

rasa taat, merasa bahwa Tuhan senantiasa mengawasi perilakunya

sehingga individu merasa tidak memiliki kebebasan. Dampak semuanya

itu adalah timbulnya rasa malas atau enggan melaksanakan ibadah dan

sulit untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang Tuhan.

2. Masalah individu yang berhubungan dengan dirinya sendiri

Kegagalan bersikap disiplin dan bersahabat dengan hati nurani yang

selalu mengajak atau menyeru dan membimbing kepada kebaikan dan

kebenaran Tuhannya. Dampaknya adalah muncul sikap was-was, ragu-

ragu, berprasangka buruk (Su’uẓon), rendah motivasi, dan dalam banyak

hal tidak mampu bersikap mandiri.

3. Masalah individu yang berhubungan dengan lingkungan keluarga

Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dengan anak

adalah gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua. Diana Baumrind

(dalam Lerner & Hultsch, 1983) merekomendasikan tiga tipe pengasuhan

yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam tingkah laku

sosial anak, yaitu otoriatif, otoriter, dan permisif.

Menurut Resmita (2009, 144-145) otoritatif yaitu pengasuhan dengan

memperlihatkan pengawasan yang ekstra ketat terhadap tingkah laku anak,

10

Page 11: MAKALAH BK Kel 5.doc

namun juga bersikap responsif, menghargai dan menghormati pemikiran,

perasaan, serta mengikutsertakan anak dalam pengambilan keputusan.

Sehingga anak-anak lebih percaya pada diri sendiri, pengawasan diri

sendiri, dan mampu bergaul baik dengan teman-teman sebayanya. Otoriter

adalah suatu gaya pengasuhan yang membatasi dan menuntut anak untuk

mengikuti perintah-perintah orang tua. Anak dari orang tua yang otoriter

cenderung bersifat curiga pada orang lain dan merasa tidak bahagia dengan

dirinya sendiri, merasa canggung berhubungan dengan teman sebaya, dan

memiliki prestasi belajar yang rendah. Permisif dapat dibedakan kepada

dua yaitu: Pertama, pengasuhan permissive-indulgent yaitu suatu gaya

pengasuhan di mana orang tua sangat terlibat dalam kehidupan anak, tetapi

menetapkan sedikit batas atau kendali atas mereka. Akibatnya anak-anak

tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu

mengharapkan agar semua kemauannya dituruti. Kedua, pengasuhan

permissive-indefferent yaitu suatu gaya pengasuhan di mana orang tua

sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak-anak yang dibesarkan

oleh orang tua dengan pengasuhan seperti ini cenderung kurang percaya

diri, pengendalian diri yang buruk, dan rasa harga diri yang rendah.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik di tengah-tengah

keluarganya berakibat dari cara pengasuhan orang tua yang tidak baik.

Masalah-masalah tersebut terlihat dengan kesulitan atau ketidakmampuan

mewujudkan hubungan yang harmonis antara anggota keluarga seperti

antara anak dengan ayah dan ibu, adik dengan kakak, dan saudara-saudara

lainnya. Kondisi ketidakharmonisan dalam keluarga menyebabkan anak

merasa tertekan, kurang kasih sayang, dan kurangnya ketauladanan dari

kedua orang tua.

4. Masalah individu yang berhubungan dengan lingkungan kerja

Kegagalan individu memilih pekerjaan yang sesuai dengan

karakteristik pribadinya, kegagalan dalam meningkatkan prestasi kerja,

ketidakmampuan berkomunikasi dengan atasan, rekan kerja, dan

kegagalan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tugas dan

tanggung jawabnya. Khususnya siswa, masalah yang berhubungan

denngan karier misalnya ketidakmampuan memahami tentang karier,

11

Page 12: MAKALAH BK Kel 5.doc

kegagalan memilih karier yang sesuai dengan latar belakang pendidikan

dan karakteristik pribadinya.

5. Masalah individu yang berhubungan dengan lingkungan sosial

Peserta didik belajar bergaul dan menyesuaikan diri dengan teman

sebaya merupakan suatu usaha untuk membangkitkan rasa sosial atau

usaha memperoleh nilai-nilai sosial. Oleh karena itu, tidak dapat

dipungkiri peserta didik akan menghadapi permasalahan-permasalahan

sosial dalam hidupnya.

Permasalahan sosial itu berkenan dengan ketidakmampuan melakukan

penyesuaian diri (adaptasi) baik dengan lingkungan tetangga, sekolah, dan

masyarakat atau kegagalan bergaul dengan lingkungan yang beraneka

ragam watak, sifat, dan perilaku.

Zulkifli (2006, 61) mengatakan bahwa dalam kehidupan keluarga, anak

laki-laki harus diajari berperan sebagai laki-laki, anak perempuan harus

diajari berperan sebagai perempuan. Hal ini sesuai dengan tuntutan

masyarakat tempat anak laki-laki berperan sosial sebagai pria, anak

perempuan berperan sosial sebagai wanita. Untuk menunjang tugas

perkembangan itu, guru hendaknya mengajarkan peran sosial yang

sewajarnya, masing-masing untuk murid laki-laki dan murid perempuan.

Dengan memahami pengertian masalah, pertanda adanya masalah, dan jenis-jenis

masalah siswa; diharapkan guru memiliki wawasan tentang bidang garapan

bimbingan dan konseling khususnya yang berkenaan dengan pengatasan masalah

siswa. Guru dapat mengambil peran dalam pengatasan masalah siswa tersebut, namun

tetap harus bekerjasama dengan Guru BK atau Konselor.

12

Page 13: MAKALAH BK Kel 5.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Masalah adalah sesuatu yang (1) tidak disukai adanya, (2) menimbulkan

kesulitan bagi diri sendiri atau orang lain, dan (3) ingin atau perlu

dihilangkan (Prayitno, dalam Erman Amti, dkk 1002:83).

2. Ada tidaknya masalah pada diri individu dapat diketahui dari gejala atau

pertanda tertentu. Rochman Natawidjaja (1978: 132-133) mengemukakan

bahwa pertanda dari timbulnya masalah pada diri individu, di antaranya

adalah: individu memperlihatkan ketegangan luar biasa, tingkah laku

individu berbeda jauh dari adat kebiasaan kelompoknya, individu terus

menerus tidak sanggup menentukan perbuatannya, tidak sanggup

membuat keputusan, dsb.

3. Dalam proses pembelajaran di sekolah, Soli Abimanyu, dkk (1996: 390-

391) mengemukakan pertanda bagi siswa yang mengalami kesulitan dan

proses pembelajaran, antara lain: menunjukkan hasil belajar yang rendah

(di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya), hasil yang

dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan, dsb.

4. Masalah yang dialami siswa di sekolah, pada dasarnya dapat dibagi atas:

masalah yang bersifat umum(masalah proses belajar mengajar dan

pekerjaan), dan masalah yang lebih bersifat khusus (masalah sosial dan

pribadi).

5. Dengan memahami pengertian masalah, pertanda adanya masalah, dan

jenis-jenis masalah siswa; diharapkan guru memiliki wawasan tentang

bidang garapan bimbingan dan konseling khususnya yang berkenaan

dengan pengatasan masalah siswa.

13

Page 14: MAKALAH BK Kel 5.doc

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2014. Pengertian Masalah Menurut Para Ahli.

http://dilihatya.com/1145/pengertian-masalah-menurut-para-ahli diakses pada

tanggal 28 Februari 2015 pukul 13:25

Hutomo, Suyatno Satrio. 2011. Pengertian dan Jenis Masalah.

http://yayatsahut.blogspot.com/2011/04/pengertian-dan-jenis-masalah.html

diakses pada tanggal 28 Februari 2015 pukul 13:38

Pausil. 2013. Problematika Peserta Didik.

https://makalahpausil.wordpress.com/2013/12/09/problematika-peserta-didik/

diakses pada tanggal 28 Februari 2015 pukul 21.09

Soeharto dan Sutarno. 2009. Bimbingan dan Konseling. Surakarta: FKIP UNS

14