bk data kel 6

32
Bimbingan Dan Konseling Di SD DATA DALAM Bk OLEH : KELOMPOK VI Stefani Wulandari (06091013001) Kalbudari (06091013003) Citra Amalia M.Y (06091013004) Ria Citra Melanie (06091013006) Mesa Almarisa P(06091013008) Hari Suhud (06091013009) Dosen Pengasuh : Dr. Yosef Barus, M.Pd Dra. Rusnawaty, M.Pd Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar’09 UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

Upload: citra-amalia-misnur-yanti

Post on 21-Jul-2015

709 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Bimbingan Dan Konseling Di SD

DATA DALAM Bk

OLEH :

KELOMPOK VI

Stefani Wulandari (06091013001) Kalbudari Citra Amalia M.Y Ria Citra Melanie Mesa Almarisa P Hari Suhud (06091013003) (06091013004) (06091013006) (06091013008) (06091013009)

Dosen Pengasuh : Dr. Yosef Barus, M.Pd Dra. Rusnawaty, M.Pd

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Guru Sekolah Dasar09

UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga makalah ini telah dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan salah satu tugas dalam mata kuliah Bimbingan dan Konseling di SD. Selesainya pembuatan berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada Bapak Yosef, M.Pd dan Ibu Rusnawaty, M.Pd selaku dosen mata kuliah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin. Wassalam Palembang, April 2012

Kelompok VI

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang

Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Di Sekolah Dasar, kegiatan Bimbingan Konseling tidak diberikan oleh Guru Pembimbing secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan semua materi pelajaran (kecuali Agama dan Penjaskes) dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali. Realitas di lapangan, khususnya di Sekolah Dasar menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa. Selain melaksanakan tugas pokoknya menyampaikan semua mata pelajaran, guru SD juga dibebani seperangkat administrasi yang harus dikerjakan sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara maksimal. Walaupun sudah memberikan layanan bimbingan konseling sesuai dengan kesempatan dan kemampuan, namun agaknya data pendukung yang berupa administrasi bimbingan konseling juga belum dikerjakan secara tertib sehingga terkesan pemberian layanan bimbingan konseling di SD "asal jalan". Untuk itu diperlukan guru pembimbing yang profesional dalam mengelola kegiatan Bimbingan Konseling berbasis kompetensi di Sekolah Dasar.

2. Rumusan Masalah

A. Bagaimana data dalam Bimbingan dan Konseling ? B. Apa macam-macam data dalam Bimbingan dan Konseling ?

C. Bagaimana cara pengumpulan data !D. Metode apa yang digunakan dalam pengumpulan data ?

E. Bagaimana pengolahan data !F. Bagaimana menganalisis data !

3. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana data dalam Bimbingan dan Konseling 2. Untuk mengetahui apa macam-macam data dalam Bimbingan dan Konseling 3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengumpulan data 4. Untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam pengumpulan data

5. Bagaimana pengolahan data ! 6. Untuk mengetahui cara menganalisis data

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..i A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang.ii 2. Rumusan Masalahii 3. Tujuan iii

B. PEMBAHASAN1. Data dalam Bimbingan dan Konseling.1 2. Macam-macam data.5 3. Pengumpulan data............6 4. Metode pengumpulan data..11

5. Pengolahan data..17 6. Analisis dan Pengarsipan data19

C. KESIMPULAN .......................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA.21 LAMPIRAN...22

B. PEMBAHASAN1. DATA 1.1 Pengertian himpunan data Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari Datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan/informasi yang diterima secara apa adanya. Data adalah gambaran atau keterangan tentang ada atau keadaan tertentu. Layanan Himpunan Data dalam BK adalah upaya Konselor untuk menghimpun, digolongkan dan dikemas dalam betuk tertentu. Himpunan data mencakup semua usaha untuk memperoleh data tentang siswa, menganalisis dan menafsirkan data, serta menyimpan data itu. (Winkel, 2005:253 ). Prayitno, dkk (1997) menyatakan, bahwa salah satu di antara tugas guru pembimbing adalah melaksanakan segenap program kegiatan pendukung,. sedangkan himpunan data merupakan bagian dari kegiatan pendukung. Kegiatan penyelenggaraan himpunan data menurut Prayitno ( 2004:18 ) meliputi perencanaan, pelaksanaan , evaluasi dan laporan. Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup. Jadi himpunan data merupakan kegiatan pendukung dalam kegiatan bimbingan konseling yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan laporan. 1.2 Tujuan penggunaan himpuanan data a. Umum

Menyediakan data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang penyelenggaraan pelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan sasaran layanan. b. Khusus Didominasi oleh fungsi pemahaman terhadap individu yang datanya dihimpun. Ini akan mewujudkan fungsi pencegahan dan dapat pula fungsi pengentasan terhadap masalah individu. Lebih jauh, himpunan data ini dapat dijadikan bahan dalam melaksanakan fungsi pengembangan dan pemeliharaan dan dapat juga digunakan dalam melindungi hak-hak individu. 1.3 Komponen himpuanan data a. Jenis data Penyelenggaraan himpunan data atau biasa disebut HD menyangkut 3 komponen pokok, yaitu :

1)

Jenis Data Pada dasarnya jenis data yang terhimpun di dalam HD tidak dibatasi. Oleh karena itu, jenisnya bermacam-macam sesuai dengan proyeksi variasi kebutuhan mereka yang dilayani melalui program pelayanan konseling. Dari sekian banyak data dikenal tiga pengelompokan data (Sukardi, 1995: 105) yaitu : a. Data Pribadi Semua data yang bersangkut paut dengan pribadi seseorang disebut data pribadi, meliputi 1) Identitas pribadi : nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, kewarganegaraan, agama 2) Kondisi fisik dan kesehatan 3) Potensi diri : kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan pribadi, cita-cita 4) Hasil karya 5) Status dan kondisi keluarga 6) Status dan kondisi pekerjaan atau karir 7) Kondisi kehidupan sehari-hari dan permasalahannya Muatan data pribadi diatas ada yang bersifat statis (yaitu kenyataan atau kondisi yang relative tidak berubah) dan yang bersifat dinamis (yaitu kenyataan atau kondisi yang mudah berubah). sifat data yang statis dan dinamis itu sangat mempengaruhi dinamika penyelenggaraan dan pengembangan HD. Data statis teru-menerus tetap dipertahankan, sedangkan data dinamis harus selalu disesuaikan dengan kondisi aktualnya. b. Data Kelompok Data kelompok, yaitu data yang mengenai sekelompok individu (dalam jumlah yang terbatas). Data ini menyangkut misalnya, hubungan sosial antar individu dalam kelompok, kondisi kebersamaan dan kerjasama mereka, hasil perhitungan statistik tentang diri mereka. Dari data kelompok, mungkin ada yang dapat dipetik sebagai data pribadi dan pindahkan ke kelompok data pribadi. Sebaliknya data pribadi yang sejalan dapat dikelompokkan dan diletakkan pada bagian data kelompok.

c. Data Umum Data umum, yaitu data yang tidak mengenai diri seseorang dan tidak pula berkenaan dengan kelompok (terbatas) individu tertentu. Data umum berasal dari luar diri pribadi atau kelompok. Data ini berbicara tentang hal-hal yang bersifat umum, mengenai fakta atau keterangan tentang hal-hal yang bersifat umum, mengenai fakta atau keterangan tentang apa saja yang dapat diakses oleh siapa saja. Data umum ini dapat berbentuk buku, kumpulan leaflet, informasi karir dan pendidikan, data tentang lingkungan yang lebih luas. Bahan-bahan ensiklopedia, pedoman dan panduan umum atau khusus, sumber informasi dan latihan dan sebagainya. 2) Bentuk himpunan data Semua data yang terhimpun di dalam HD berupa rekaman: tulisan, angka, gambar pada lembaran kertas, slide, film serta rekaman audio dan video. Semua rekaman itu dapat terhimpun secara menyeluruh dalam bentuk : 1 Buku data pribadi 2 Himpunan lembaran dengan format khusus 3 Kumpulan data kelompok dan laporan kegiatan 4 Program computer 5 Kumpulan data umum 3) Penyelenggara himpunan data Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi: Menghimpun data Konselor menghimpun semua jenis data dari berbagai sumber : 1) Data pribadi, terutama dari individu-individu yang menjadi tanggungjawab Konselor dalam pelayanan konseling. Dalam hal ini seluruh spektrum data pribadi pokok perlu dikumpulkan. 2) Data kelompok, terutama dari kelompok-kelompok individu yang menjadi tanggungjawab Konselor dalam pelayanan konseling. Dalam hal ini data hubungan sosial dan data dalam format-format statistic perlu dikumpulkan. 3) Data umum, terutama dari berbagai sumber yang secara prospektif perlu diakses oleh individu yang menjadi tanggungjawab Konselor dalam layanan konseling. Dalam hal ini data berkenaan dengan pengembangan wawasan, ilmu pengetahuan, aspirasi dan sikap, serta pengubahan tingkahlaku perlu dikumpulkan. Pengumpulan berbagai data tersebut di atas dilakukan melalui kegiatan AI (aplikasi instrumentasi) baik langsung oleh Konselor sendiri atau melalui kerjasama dengan pihak-pihak lain. Data yang diperoleh kemudian dihimpun dalam bentuk-bentuk yang sesuai. 1. Mengembangkan data Data yang terhimpun dalam HD bersifat 5L : langsung, luas, lugas, luwes dan lancar. 2. Menggunakan data

Isi HD merupakan kekayaan yang amat berguna untuk menyukseskan pelayanan konseling. Kegunaan itu terutama dalam: a) Perencanaan Pelayanan Menetapkan klien atau peserta layanan, mengarahkan isi pokok layanan, mengarahkan jenis dan format layanan dan kegiatan pendukung layanan. b) Isi Layanan Ketika layanan berlangsung data dari HD dapat dibuka dan dimanfaatkan dan data dari HD dapat memberikan pertimbangan ataupun arah untuk pelaksanaan tindak lanjut layanan yang telah dilaksanakan. c) Laporan Kegiatan Layanan Pelayanan konseling yang komprehensif dan berkelanjutan dapat memanfaatkan berbagai kegiatan layanan yang pernah dilakukan terhadap individu tertentu atau kelompok-kalompok individu yang laporan kegiatannya terdapat dalam HD.

1.4 Operasionalisasi Penyelengaraan Himpunan Data Menurut Prayitno (2004:18 ) operasionalisasi kegiatan himpunan data meliputi 1) Perencanaan Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya, menetapkan bentuk himpunan data, menetapkan dan manata fasilitas, menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta menyiapkan kelengkapan administrative. 2) Pelaksanaan Memetik dan memasukkan ke dalam himpunan data sesuai dengan klasifikasi ,memanfaatkan data,memelihara dan mengembangkan himpunan data. 3) Evaluasi dan Analisis Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan kemanfaatan himpuana data, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan efisiensi penyelenggaraannya. 4) Laporan, mencakup kegiatan: Menyusun laporan kegiatan himpunan data, menyampaikan laporan kepada pihak terkait dan mendokumentasikan laporan 5) Hambatan Hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan kegiatan himpunan data dapat dibagi menjadi dua yaitu hambatan yang berasal dari konselor sekolah (hambatan internal) dan hambatan yang berasal selain dari konselor (hambatan eksternal). a. Hambatan Internal 1) 2) Konselor yang bukan berasal dari jurusan BK Kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh konselor

3) 4)

Kurangnya profesionalitas konselor Kurangnya waktu yang dimiliki konselor untuk menyelenggarakan kegiatan himpunan data

5) Kurangnya materi yang dimiliki konselor untuk menyelenggarakan kegiatan himpunan data. b. Hambatan Eksternal 1) 2) 3) Kurangnya penggunaan teknologi dalam penyelenggaraan himpunan data. Kurangnya dokumentasi laporan yang dilakukan oleh konselor Sarana dan prasarana yang kurang mendukung.

1.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan himpunan data dan pemanfaatannya secara optimal a. Materi himpunan data yang baik (akurat dan lengkap) sangat berguna untuk memberikan gambaran yang tepat tentang individu. b. Data tentang individu bersifat dimanis. Data lama yang sudah tidak ada sangkutpautnya lagi dengan kepentingan perkembangan kehidupan individu tak perlu dipertahankan lagi. Karena kumpulan data itu diadakan untuk kepentingan individu yang bersangkutan, bukan kepentingan orang lain. Data yang dikumpulkan itu hendaknya mampu mendukung program-program pengembangan dan pencapaian tujuan-tujuan individu yang bersangkutan. c. Data yang terkumpul disusun dalam format yang teratur dan rapi, sehingga memudahkan pemasukan data baru dan penanggalan data lama, serta memudahkan pengambilan data tertentu untuk dipergunakan dan pengembaliannya. d. Data dalam himpunan itu pada dasarnya bersifat rahasia. Konselor wajib menyimpan dan memelihara segenap data itu sehingga kerahasiaan yang ada di dalamnya benar-benar terjamin. e. Kegiatan yang menyangkut himpunan hanyalah sebagai penunjang. Untuk itu diharapkan agar kegiatan penunjang itu tidak mengalahkan penyelenggaraan tugas utama konselor. 1.6 Pendekatan dan Tehnik Himpunan data a. Aplikasi intrumentasi b. Penyusunan dan penyimpanan data c. Penggunaan perangkat computer d. Tenaga administrasi2. MACAM MACAM DATA

Untuk memperoleh data atau informasi dalam studi kasus tentu perlu dilakukan kegiatan pengumpulan data. Data sebagai informasi awal yang dibutuhkan sebagai penunjang studi kasus, untuk itu diperlukan data-data mengenai klien dalam aspek-aspek sebagai berikut : 1. Latar belakang keluarga Data tentang orang tua, saudara-saudara, taraf sosial ekonomi keluarga, suasana kehidupan keluarga, adapt istiadat, pola asuh orang tua. 2. Riwayat sekolah Jenjang pendidikan sekolah yang telah diselesaikan dalam waktu berapa tahun, tamat dimana, tahu berapa, kesulitan belajar yang dialami. 3. Taraf prestasi Dalam bidang-bidang studi yang mempunyai relevansi bagi perencanaan pendidikan lanjutan dan penentuan jabatan kelak. 4. Taraf kemampuan intelektual atau kemampuan akademik Kemampuan untuk mencapai prestasi disekolah yang didalamnya berpikir memegang peranan pokok. 5. Bakat khusus Kemampuan untuk mencapai prestasi yang tinggi di bidang tertentu. Minat terhadap bidang studi dan bidang pekerjaan tertentu; kecenderungan menetap untuk merasa tertarik pada sesuatu. 6. Pengalaman diluar sekolah; kegiatan dalam organisasi muda-mudi dan pengalaman kerja. 3. PENGUMPULAN DATA Yang dimaksud dengan pengumpulan data dalam rangka pelaksanaan program bimbingan disekolah ialah merupakan suatu usaha untuk memperoleh keterangan sebanyak mungkin dan selengkap mungkin tentang diri individu siswa beserta lingkungannya. Pengumpulan data ini penting sekali artinya dalam pelaksanaan program bimbingan disekolah. Tanpa pengetahuan dan pengenalan yang lengkap dan mendalam tentang diri individu siswa dan lingkungannya, guru pembimbing disekolah tidak akan dapat membantu siswa secara efektif dan efisien. Maka dari itu untuk dapat memahami kelebihan dan kekurangan atau kekuatan dan kelemahan diri individu siswa, maka usaha yang maksimal untuk memperoleh keterangan sebanyak mungkin tentang individu siswa dan lingkungannya mutlak diperlukan.3.1

Jenis-jenis lingkungannya

data

yang

dikumpulkan

tentang

individu

siswa

dan

(Prayitno, 2004:78)

a) Jenis-jenis data yang dikumpulkan tentang indidu siswa

Ada berbagai jenis data yang diperlukan dan harus dikumpulkan tentang individu siswa, di antarannya 1. Kemampuan dan bakat a. Bakat khusus b. Bakat sekolah c. Inteligensi 2. Aspek-aspek kepribadian (termasuk ciri-ciri kpribadian dan masalah) 3. Minat 4. Prestasi belajar 5. Sejarah pesekolah siswa 6. Keadaan sekolah 7. Penggunaan waktu senggang 8. Penyesuaian social dan emosional 9. Cita-cita/hobi

b) Jenis-jenis data yang dikumpulkan tentang lingkungan individu siswa 1. Lingkungan keluarga siswa 2. Lingkungan teman sebaya 3. Lingkungan sekolah 4. Lingkungan pekerjaan5. Sumber pelayanan di luar sekolah.

3.2

Sumber-sumber data individu dan lingkungan siswa (Prayitno, 2004:79)

a) Sumber data individu siswa 1. Individu siswa sendiri 2. Keluarga siswa sendiri

3. Anggota kelompok sebaya 4. Lembaga-lembaga pelayanan di luar sekolah 5. Sekolah yang pernah diikuti sebelumnya 6. Lembaga kerja yang pernah dihuni sebelumnya

b) Sumber data tentang lingkungan siswa 1. Keluarga siswa sendiri 2. Kelompok teman sebaya 3. Departemen tenaga kerja 4. Sekolah-sekolah yang lain 5. Lembaga-lembaga atau individu-individu yang menyelenggarakan pelayanan di luar sekolah

3.3

Alat-alat / instrument pengumpul data (Prayitno, 2004:79)

a) Tes dan/atau inventori 1. Tes inteligensi 2. Tes bakat khusus 3. Tes bakat sekolah 4. Tes dan/atau inventori kepribadian 5. Inventori minat 6. Tes prestasi

b) Non-tes 1. Observasi 2. Catatan anekdot (anecdotal record) 3. Daftar cek

4. Daftar cek masalah 5. Skala penilaian (rating scale) 6. Alat-alat mekanis (mechanical devices) 7. Wawancara 8. Angket 9. Biografi 10. Sosiomentri 11. Kartu pribadi

3.4 Kriteria penilaian keberhasilan layanan pengumpulan data

Kriteria penilaian keberhasilan layanan pengumpulan data dapat dilakukan apabila a) Data tentang individu siswa dan lingkungan telah dapat dikumpulkan secara lengkap, dengan mempergunakan cara alat-alat/instrument pengumpulan data yang tepatb) Telah dapat menyusun, memilih dan mengembangkan alat-alat/instrument pengumpul

data, sesuai dengan data yang hendak diperoleh. Mengumpulkan dan mengolah data sumber daya pendidikan, proses, bimbingan, dan lingkungan sekolah a. Data sumber daya pendidikan 1. Mengumpulkan dan mengolah data tentang personel bimbingan dan konseling, meliputi hal tersebut. a. Jumlah guru pembimbing kelas (di SD atau sekolah-sekolah yang sederajat) 1) Jenis kelamin 2) Pangkat dan golongan/jabatan 3) Kualifikasi pendidikan: bimbingan dan konseling atau non-bimbingan dan konseling; sarjana atau bukan sarjana; pendidikan / pelatihan khusus, 4) Masa kerja,

b.

c. d.

e.

5) Status, 6) Jabatan structural. Penugasan guru pembimbing atau guru kelas: 1) Rasio guru pembimbing/ guru kelas dan siswa asuh, 2) Daftar siswa asuh Keadaan guru pembimbing/ guru kelas dan angka kreditnya Kegiatan pengembangan guru pembimbing (guru kelas) meliputi 1) Menyelenggarakan diskusi profesional antar-guru pembimbing 2) Mengikuti pertemuan musyawarah guru pembimbing (MGP) 3) Mengikuti seminar serta lokakarya bimbingan dan konseling 4) Mengikuti penataran bimbingan dan konseling 5) Mengikuti lomba bimbingan dan konseling 6) Menyusun karya tulis Kinerja guru pembimbing (guru kelas) 1) Kehadiran sehari-hari di sekolah 2) Kegiatan sehari-hari di sekolah 3) Penyusunan program tahunan, cawuran, bulanan, dan mingguan, serta keterlaksanaan

2. Mengumpulkan dan mengolah data tentang pengelolaan dan administrasi kegiatan bimbingan dan konseling, meliputi hal berikut: a. Peranan kordinator bimbingan dan konseling b. Peranan guru pembimbing atau guru kelas (di SD atau sekolah-sekolah lain yang sederajat) c. Peranan personil sekolah lainnya dalam kegiatan bimbingan dan konseling 1) Kepala sekolah 2) Guru mata pelajaran/ praktik 3) Wali kelas b. Data fasilitas bimbingan 1. Mengumpulkan dan mengolah data tentang ruangan bimbingan dan konseling, meliputi hal berikut: a. Ruang bimbingan dan konseling secara menyeluruh 1) Letaknya 2) Bentuknya 3) Ukurannya 4) Suasanannya b. Ruang kerja masing-masing guru pembimbing: 1) Bentuknya 2) Ukurannya 3) Suasannya c. Ruang pelayanan khusus, seperti 1) Ruang untuk konseling perorangan : bentuk, ukuran, dan suasannya

2) Ruang bimbingan / konseling kelompok: bentuk, ukuran, dan suasannya 3) Ruang lainnya: bentuk, ukuranya, dan suasananya serta digunakan untuk apa 2. Mengumpulkan dan mengolah data tentang perlengkapan kegiatan administrasi bimbingan dan konseling, meliputi berikut ini a. Himpunan data 1) Bentuk dan perlengkapannya 2) Isinya : data pribadi siswa, data tentang, masalah siswa, hasil belajar, dan sebagainya 3) Mekanisme pengisian data dan pengelolaannya; manual dan/ atau memakai program computer 4) Pemeliharaan dan pengembangannya b. Instrumentasi bimbingan dan konseling 1) Jenis instrument dan jumlahnya (seperti tes, AUM, angket dan format, serta inventory lainya 2) Pengadministrasiannya (pelaksanaannya) 3) Pengolahan datanya; manual dan / atau memakai program computer 4) Pemanfaatan gasil-hasilnya, dan 5) Pengolahannya c. Kelengkapan kantor/ kerja 1) Meja 2) Kursi 3) Lemari 4) Filing cabinet 5) Rak 6) Papan tulis, dan sebagainya d. Kelengkapan elektronik 1) Radio 2) Tv/video 3) Computer/internet 4) Pengelola dan pengelolaannya e. Kelengkapan tertulis 1) Keputusan dan peraturan tentang bimbingan dan konseling di sekolah 2) Buku-buku teks tentang bimbingan dan konseling 3) Buku pedoman dan panduan bimbingan dan konseling di sekolah 4) Buku bimbingan dan konseling tertulis 5) Buku-buku untuk terapi kepustakaan 6) Pengelola dan pengelolaaannya 3. Mengumpulkan dan mengelola data tentang pelaksanaan dan administrasi kegiatan bimbingan dan konseling, meliputi hal berikut;

a. Kegiatan bimbingan dan konseling tersebar ke dalam empat bidang bimbingan 1) Bimbingan pribadi 2) Bimbingan social 3) Bimbingan belajar 4) Bimbingan karierb. Satuan layanan bimbingan dan konseling, disertai bukti fisik, meliputi tujuh layanan

: 1) Layanan orientasi 2) Layanan informasi 3) Layanan penempatan dan penyaluran 4) Layanan pembelajaran 5) Layanan konseling perorangan 6) Layanan bimbingan kelompok 7) Layanan konseling kelompok c. Satuan kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan konseling, disertai bukti fisiknya, meliputi lima kegiatan pendukung 1) Aplikasi instrumentasi 2) Himpunan data 3) Konferasi kasus 4) Kunjungan rumah 5) Alih tangan kasus d. Laporan pelaksanaan layanan dan kegiatan pendukung (laperplog), disertai bukti fisiknya 1) Pelaksanaan layanan/kegiatan pendukung 2) Penilaian layanan/kegiatan pendukung 3) Tindak lanjut layanan/kegiatan pendukung

4. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam menguraikan metode mendapatkan data untuk bimbingan dan konseling, H.M. Umar dan Santono (1998: 113-145) mengungkapkan metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dalam rangka merealisasikan bimbingan dan konseling, khususnya disekolah. Menurut H.M. Umar dan Santono, pengumpulan data ini sangat penting dalam penyelidikan-penyelidikan pada umumnya maupun dalam bimbingan dan konseling. Hal ini karena konseling baru dapat diberikan dengan baik kalau data sekitar individu yang akan dibimbing telah diketahui. Dalam proses pengumpulan data tentu diperlukan sebuah alat atau instrument pengumpul data. Alat pengumpul data dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertama alat pengumpul data dengan menggunakan metode test dan metode non test. I. Pengumpulan Data Dengan Metode Test Test merupakan suatu metode penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement) yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti. Tes ialah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan dengan menggunakan soal-soal yang telah dipilih dengan seksama, artinya dengan standar tertentu karena suatu tes bergantung pada Validitas dan Reliabilitas suatu tes tersebut Keunggulan metode ini adalah : a. Lebih akurat karena test berulang-ulang direvisi. b. Instrument penelitian yang objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah : a. Hanya mengukur satu aspek data. b. Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang. c. Hanya mengukur keadaan siswa pada saat test itu dilakukan.

Jenis-jenis Tes 1) Tes Intelegensi

Tes kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berfikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam belajar di sekolah (Mental ability Test; Intelegence Test; Academic Ability Test; Scholastic Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil dari tes ini adalah kemampuan intelektual atau kemampuan akademik. 2) Tes Bakat Tes kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of Specific Ability; Aptitude Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup unsurunsur intelegensi, hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama memungkinkan untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu. 3) Tes Minat Mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya paling sesuai baginya (Test of Vocational Interest). 4) Tes Kepribadian Mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif, seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri. Tes Proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian seseorangmelalui reaksi-reaksinya terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian, meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap, bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu. Kelemahan Tes Proyektif hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman dalam menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya. 5) Tes Perkembangan Vokasional Tes vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan hubungan antara memangku suatu jabatan dan ciri-ciri kepribadiannya serta tuntutantuntutan social-ekonomis dan dalam menyusun serta mengimplementasikan rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam dunia pekerjaan. 6) Tes Hasil Belajar (Achievement Test)

Tes yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data yang dapat diambil menggunakan tes hasil belajar (Achievement Test) ini adalah taraf prestasi dalam belajar. II. Jenis-jenis Alat Pengumpul Data Non-Testing Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes. Jenis-jenis alat pengumpul data yang dapat digolongkan kepada non-testing, ialah sebagai berikut : a) Observasi Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan observasi : (Sukardi & Dewa Ketut, 1995:110) Keunggulan metode ini adalah : 1. Banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah. 2. Banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuisioner. 3. Kejadian yang serempak dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer. 4. Banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian. Kelemahan metode ini adalah : 1. Observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan mengingat. 2. Kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan. 3. Banyak kejadian dan keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan peribadi yang sangat rahasia. 4. Oberservasi sering menjumpai observee yang bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi. 5. Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan. 1) Catatan Anekdot (Anecdotal Record ) Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut. Keuntungan :

a. Catatan ini menggambarkan perilaku individu, biasanya dalam berbagai situasi yang berbeda, sehingga dapat menyumbangkan pemahaman yang lebih besar tentang kepribadian individu tersebut. b. Catatan tentang perilaku yang jelas akan menghasilkan pemahaman yang lebih tepat mengenai subyek, daripada generalisasi yang tidak jelas, terlalu luas, dan tidak dilengkapi bukti kuat. c. Catatan ini mendorong guru untuk tertarik dan mendapatkan informasi tentang individu. d. Catatan ini melengkapi data kuantitatif dan memperkaya penafsiran perilaku. Kelemahan : a. Catatan ini dapat berguna hanya jika penggambaran pengamatannya akurat dan komprehensif. b. Catatan ini bisa menciptakan masalah serius bagi personel sekolah berkaitan dengan undang-undang yaitu (Undang-Undang dan Privasi Pendidikan Keluarga 1974) yang diciptakan untuk melindungi hak privasi siswa. c. Pencatatan data tentang orang tua atau anak dapat berdampak sangat berbahaya. d. Beberapa kejadian yang dialami subyek sehari-hari cenderung menjadi bahan observasi dan dicatat. Kejadian ini menimbulkan kesan tentang subyek itu diluar proporsi kepentingannya. e. Pencatatan dan penggambaran perilaku yang tidak representative mungkin akan mempengaruhi perilaku individu yang lain. f. Catatan anecdotal banyak memakan waktu dalam penulisan dan pemrosesannya. Hal ini jelas menambah beban konselor, guru, dan petugas sekolah. 2) Catatan Berkala (Incidental Record) Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk tiap-tiap kali pengamatan. 3) Daftar Chek (Check List ) Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan jenis gejala yang diamati. 4) Skala Penilaian (Rating Scale) Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti chek list. Perbedaannya terletak pada kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejal tersebut. Keuntungan : Kelebihan skala pengukuran adalah karena merupakan alat perhitungan observasi dan merupakan alat yang bagi pengamat dapat digunakan untuk menilai

individu yang sama, dengan demikian akan memperbesar reliabilitas penilaian. Penilaian yang sama dari beberapa penilai, asalkan mereka memiliki pengetahuan yang sama tentang individu yang sedang dinilai, biasanya hasilnya lebih baik daripada penilaian yang hanya dilakukan satu orang. Kelemahan: Kesalahan bias personal, efek halo, kecenderungan sentral, dan kesalahan logis. Karena skala penilaian telah digunakan secara luas selama bertahun-tahun, kekurangan itu cukup dikenal oleh mereka yang merancang dan menggunakannya. Namun, jenis-jenis kesalahan itu bisa saja terjadi dengan berbagai bentuk berdasarkan observasi yang dilakukan. 5) Peralatan Mekanis (Mechanical Device) Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan alat elektronik sesuai dengan keperluan. b) Angket Tertulis Alat ini memuat sejumlah item atau pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa secara tertulis juga. Dengan mengisi angket ini siswa memberikan keterangan tentang sejumlah hal yang relevan bagi keperluan bimbingan, seperti keterangan tentang keluarga, kesehatan jasmani, riwayat pendidikan, pengalaman belajar sekolah dan dirumah, pergaulan social, rencana pendidikan lanjutan, kegiatan diluar sekolah, hobi dan mungkin kesukaran yang mungkin dihadapi (Sukardi & Dewa Ketut, 1995:112). Keunggulan : 1. Dalam waktu singkat diperoleh banyak keterangan. 2. Pengisiannya dapat dilakukan dikelas, siswa dapat menjawab sesuai dengan keadaannya tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Kelemahan 1. Siswa tidak dapat memberikan keterangan lebih lanjut karena jawaban terbatas pada hal-hal yang ditanyakan. 2. Siswa dapat menjawab tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya jika dia menghendaki demikian. 3. Jawaban hanya mengungkap keadaan siswa pada saat angket diisi. c) Wawancara Wawancara informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara tatap muka secara langsung dengan siswa. Selama proses wawancara petugas bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari

pertanyaan yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya. (Sukardi & Dewa Ketut, 1995:113). Keunggulan : 1. Diperoleh informasi dalam suasana komunikasi secara langsung, yang memungkinkan siswa selain memberikan data factual seperti yang ditulis dalan angket, juga mengungkapkan sikap, pikiran, harapan, dan perasaan. 2. Rumusan pertanyaan dapat disesuaikan dengan daya tangkap siswa. Dapat ditanyakan hal-hal yang bersifat sensitive, seperti suasana keluarga, corak pergaulan dengan saudara kandung dan teman sebaya, penggunaan bahan narkotika, pengalaman seksual, dsb. 3. Interview penting untuk memperoleh informasi, tidak hanya merngenai item-item yang factual seperti yang biasa tercakup pada kuesioner pengumpul data-siswa, namun juga mengenai sikap, ambisi dan hal afektif lain yang menyusun studi kasus ini. 4. Fact-Finding interview dapat digunakan karena data sebelumnya tidak jelas atau karena perasaan yang mendasari perlu ditemukan dan dipahami. Kelemahan : 1. Memakan banyak waktu bagi petugas bimbingan. 2. Siswa berprasangka terhadap petugas bimbingan dan memberikan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. 3. Petugas bimbingan mendengarkan terlalu selektif atau bertanya-tanya dengan cara yang sugestif. 4. pembuatan catatan memberikan kesan kepada siswa bahwa dia sedang berhadapan dengan petugas kepolisian. 5. Interview mungkin mengubah informasi mengenai interview mereka sendiri, reaksi mereka, dan pengalaman mereka. 6. Interview dapat menjadikan sumber kesalahan. Mereka dapat mencatat informasi karena pendengaran yang selektif. Mungkin mereka hanya gagal mendengarkan pernyataan interviewee yang bertentangan dengan opini,reaksi, sikap atau ide tentang situasi mereka sendiri. d) Otobiografi Otobiografi merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat hidupnya sampai pada saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup keseluruhan hidupnya dimasa lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja. (Sukardi & Dewa Ketut, 1995:115)

Keunggulan :

1. Disamping menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut. 2. Menolong Konselor memahami kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari garis besar riwayat perkembangannya sampai sekarang. Berunsur subjektifitas sehingga siswa menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of reference). Kelemahan : 1. Unsur sujektifitas juga menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan orang lain secara berat sebelah. 2. Memerlukan waktu yang lama. e) Sosiometri Sosiometri merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang jaringan sosial dalam suatu kelompok, yang berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi antara anggota kelompok. (Sukardi & Dewa Ketut, 1995:116) Keunggulan : Kelebihan terbesar teknik sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat diperoleh dari sumber yang lain. Kelemahan : 1. Perlu diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti. Tes 2. ini hanya bisa memberikan indikasi struktur social atau petunjuk bagi peneliti tentang individu pada periode tertentu. 3. Seluruh teori sosiometri atau postulatnya belum dites dan dikembangkan sampai pada tingkat yang tak tersangkal kebenarannya. 4. Siswa cenderung memilih bukan atas dasar pertimbangan dengan siapa dia akan paling berhasil dalam melakukan kegiatan (sosiogroup) melainkan atas dasar simpati dan antipati (psychogroup)

5. PENGOLAHAN DATA 5.1 Definisi Pengolahan data adalah Pengubahan atau transformasi simbol-simbol seperti nomor dan huruf untuk tujuan peningkatan kegunaannya. Sistem Pengolahan Data adalah Sistem yang melakukan pengolahan data. Contoh : sistem pengolahan data sekolah dan siswa. 5.2 Tujuan dan Fungsi Pengolahan Data

Tujuan Pengolahan Data : Untuk mengambil informasi asli (data) dan darinya menghasilkan informasi lain dalam bentuk yang berguna (hasil). Fungsi Pengolahan Data : 1. Mengambil program dan data (masukan / input) 2. Menyimpan program dan data serta menyediakan untuk pemrosesan 3. Menjalankan proses aritmatika dan logika pada data yang disimpan 4. Menyimpan hasil antara dan hasil akhir pengolahan. 5. Mencetak atau menampilkan data yang disimpan atau hasil pengolahan. 5.3 Langkah-langkah Pengolahan Data Dalam proses pengolahan data, ada sejumlah langkah-langkah ilmiah yang perlu dilakukan untuk memudahkan proses pengolahan data. Dari beberapa referensi tentang metode penelitian ilmiah, ada sejumlah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu: (1) editing; (2) mengkode data atau kodefikasi data; dan (3) membuat tabulasi. a. Editing Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Dengan perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan (record book), daftar pertanyaan ataupun pada interview guide (pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keragu-raguan data dinamakan mengedit data. b. Kodefikasi Data Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang,ataupun ya atau tidak. Untuk memudahkan pengolahan, maka jawaban-jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban. Kode dan Jenis Pertanyaan/Pernyataan Pemberian kode dapat dilakukan dengan melihat jenis pertanyaan, jawaban, atau pernyataan. Dalam hal ini dapat dibedakan: a) Jawaban yang berupa angka b) Jawaban dari pertanyaan tertutup c) Jawaban dari pertanyaan semiterbuka d) Jawaban pertanyaan terbuka e) Jawaban pertanyaan kombinasi

6. ANALISIS DAN PENGARSIPAN DATA

6.1 Pengertian Analisis Data Analisis data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. Step pertama dalam analisa adalah membagi data atas kelompok atau kategori-kategori. Kategori tidak lain dari bagian-bagian. Berkas adalah himpunan arsip yang disusun secara logis dan sistematis berdasarkan sistem filing tertentu. Dalam pembentukan berkas sistem pemberkasan yang digunakan disesuaikan dengan jenis, tipe dan kegunaan berkas (Yayan Daryan, 1998:31). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menyebabkan perubahan di segala aspek kehidupan, begitu pula pada arsip yang dahulunya merupakan arsip bermedia kertas namun sekarang berkembang menjadi arsip yang medianya tersaji dalam bentuk media baru seperti film, kaset, video, elektrik, CD, DVD, Fash disk, Hard disk, dan lain-lain. Saat ini banyak pihak yang menggunakan media elektronik dalam pengelolaan dokumen yang dimilikinya. Penggunaan media elektronik diharapkan dapat membantu pihak pengelola arsip untuk dapat mengelola arsipnya secara efektif dan efisien. Dengan menggunakan media elektronik dalam pengelolaan arsip akan diperoleh manfaat kecepatan, kemudahan dan hemat. Dua cara pengarsipan a. Elektronik Cara pengarsipan data dengan cara elektronik adalah bentuk/cara pengarsipan data yang dilakukan secara modern, dengan mengunakan teknologi, seperti komputer. Didalam pengarsipan data, data yang telah terkumpul disimpan ke dalam perangkat didalam komputer dengan menggunakan program-program dan penyimpanan data yang tersedia didalam computer, atau kita dapat membuat folder tersendiri untuk membuat kumpulan (pengarsipan) data yang kita butuhkan. Cara pengarsipan data dengan elekronik ini lebih rapi, dalam bentuk penyusunan dan tulisan. Mudah dibawa dan ringan. Tidak seperti cara pengarsipan data secara konvebsional. Akan tetapi pengarsipan data secara elekronik ini harus menyiapkan salinan dari tiap data yang kita kumpulkan karena salah satu kelemahan pegarsipan dengan cara ini yaitu perangkat dan program computer yang sering terjadi kesalahan teknis seperti rusaknya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer dan injeksi virus, dimana hal tersebut dapat menghapus sebagian, atau bahkan seluruh kumpulan data yang ada. b. Konfensional Pengarsipan dengan cara konvensional (umum) adalah cara pengarsipan data atau penyimpanan kumpulan data yang dilakukan secara manual. Biasanyapengarsipan dengan cara ini dilakukan dengan menulis, data-data yang telah dikumpulkan kedalam buku atau arsip arsip yang tertulis didalam kertas. Data-data yang dikumpulkan ditulis oleh manusia. Pengarsipan dengan cara ini mungkin terbilang kuno atau ketinggalan zaman, dimana saat ini perkembangan teknologi berkembang

pesat. Kita dapat memafaatkan atau mendesain, serta menciptakan programprogram dikomputer yang kita inginkan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu dapat memudahkan kita mencari dan menulis data. Baik kumpulan data yang lama atau kita masukkan kumpulan data terbaru. Selain itu juga penulisan huruf yang rapid an data-data yang telah diarsipkan dapat dimasukkan ke dalam salah satu tempat penyimpanan yang ringan dan mudah untuk dibawa. Berbeda dengan pengarsipan secara konvensional data-data ditulis ke dalam lembaran-lembaran kerts, sehingga berat dan sedikit menyulitkan bagi kita, terlebih lagi jika ada kesalahan, kekurangan dan tidak kesesuaian data. Kita harus menulis ulang dari awal. Berbeda jika kita menggunakan komputer, dimana kita hanya menghapus data yang bermasalah tanpa menghapus data-data yang benar dan mengubah susunan data yang telah ada.

C. KESIMPULAN

Penyelenggaraan himpunan data merupakan kegiatan yang mendukung bimbingan dan konseling untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komperenshif, terpadu dan sifatnya tertutup. Penyelenggaran himpunan data bermaksud menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa dalam berbagai aspeknya. Data yang terhimpun merupakan hasil dari upaya aplikasi instrumentasi, dan apa yang menjadi isi himpunan data dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan . Tujuan secara umum dari penyelenggaraan himpunan data adalah menyediakan data yang valid dan realistis dalam menunjang pelaksanaan konseling disekolah juga menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan membuat kegiatan layanan

menjadi efektif. sedangkan tujuan secara khusus dari penyelenggaraan adalah menyediakan data yang valid, reliable, dan berkualitas yang berrtujuan untuk penunjang penyelenggaraan pelayanan konseling sehingga menciptakan suasana yang kondusif dalam penyelengaraan konseling di sekolah. Alat pengumpulan data dalam konseling klinikal adalah Teknik observasi. Observasi adalah teknik pengumpul data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Observasi itu sendiri mempunyai pengertian yang sempit dan juga pengertian yang luas, dalam arti yang sempit observasi berarti mengamati secara langsung terhadap gejala yang ingin diselidiki. Sedangkan observasi dalam artian yang luas berarti mengamati secara langsung dan tidak langsung terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa observasi adalah proses mengamati tingkah siswa dalam suatu situasi tertentu, situasi yang dimaksud bisa berupa situasi sebenarnya (alamiah), dan juga bisa situasi yang sengaja diciptakan (eksperimental). Alat pengumpul data yang bisa dipergunakan dalam melakukan observasi ialah dengan menggunakan catatan anekdot atau lebih popular disebut blanko observasi (contoh blanko observasi lihat lampiran : 1). Blanko observasi (catatan anekdot) dapat digunakan oleh pembimbing sebagai alat pembantu dalam mencatat dan mendeskripsikan tingkah laku siswa yang sedang diamati. Hal yang perlu diperhatikan dalam observasi oleh pembimbing ialah mencatat hanya apa yang nyata-nyata terjadi, dan tidak mencampuradukan dengan berbagai komentar atau interprestasinya terhadap tingkah laku siswa yang diamatinnya

DAFTAR PUSTAKA

Sukardi, Dewa Ketut. 1984. Pengantar Teori Konseling. Denpasar : Ghalia Indonesia.

Sukardi, Dewa Ketut. 1995. Proses Bimbingan Dan Penyuluhan. Tabanan : Rineka Cipta.

Prayitno. 2001. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm

http://www.belajarkonseling.com/berita-126-himpunan-data.html

LAPORAN HASIL DISKUSIKelompok VI Rabu / 11 April 2012

SESI 1

Pertanyaan Surgeni Avisha (06091013010) Jelaskan mengenai jenis data yang merupakan komponen dari himpunan data ?

Dijawab oleh Citra Amalia Misnur Yanti (06091013004) Jenis Data Pada dasarnya jenis data yang terhimpun di dalam HD tidak dibatasi. Oleh karena itu, jenisnya bermacam-macam sesuai dengan proyeksi variasi kebutuhan mereka yang dilayani melalui program pelayanan konseling. Dari sekian banyak data yang volume dan jenis dapat ters berkembang dikenal tiga pengelompokan data, yaitu : a. Data Pribadi Semua data yang bersangkut paut dengan pribadi seseorang disebut data pribadi, meliputi 1) Identitas pribadi : nama, tempat dan tanggal lahir, alamat, kewarganegaraan, agama 2) Kondisi fisik dan kesehatan 3) Potensi diri : kemampuan dasar, bakat, minat dan kecenderungan pribadi, cita-cita 4) Hasil karya 5) Status dan kondisi keluarga 6) Status dan kondisi pekerjaan atau karir 7) Kondisi kehidupan sehari-hari dan permasalahannya b. Data Kelompok Data kelompok, yaitu data yang mengenai sekelompok individu (dalam jumlah yang terbatas). Data ini menyangkut misalnya, hubungan sosial antar individu dalam kelompok, kondisi kebersamaan dan kerjasama mereka, hasil perhitungan statistik tentang diri mereka. c. Data Umum Data umum, yaitu data yang tidak mengenai diri seseorang dan tidak pula berkenaan dengan kelompok (terbatas) individu tertentu. Data umum berasal dari luar diri pribadi atau kelompok. Data ini berbicara tentang hal-hal yang bersifat umum, mengenai fakta atau keterangan tentang hal-hal yang bersifat umum, mengenai fakta atau keterangan tentang apa saja yang dapat diakses oleh siapa saja. Data umum ini dapat berbentuk buku, kumpulan lamflet, informasi karir dan pendidikan, data tentang lingkungan yang lebih luas. Bahan-bahan ensiklopedia, pedoman dan panduan umum atau khusus, sumber informasi dan latihan dan sebagainya.

Pertanyaan Emilia Damayanti (060910130

)

Jelaskan maksud dari data individu yang bersifat dinamis,dan seperti apa contohnya ? Dijawab oleh Mesa Almarisa Putri (06091013008) Jawab : Data tentang individu bersifat dimanis merupakan data dari individu yang bersifat berubah. Karena kumpulan data itu diadakan untuk kepentingan individu yang bersangkutan, bukan kepentingan orang lain. Data yang dikumpulkan itu hendaknya mampu mendukung program-program pengembangan dan pencapaian tujuan-tujuan individu yang bersangkutan.

Contoh :Data dari seorang siswa misalnya hasil pemerolehan nilai akademiknya disekolah (lapor),pastinya hasil / nilai dalam hal akademik siswa setiap semester / tahun bisa berubah,bisa naik dari nilai sebelumnya,dan sebaliknya nilainya bisa turun.Dalam hal ini guru penting mengumpulkan atau mempunyai catatan tersendiri untuk mengumpulkan nilai-nilai yang diperoleh siswa.karena dapat berguna untuk kepentingan siswa itu sendiri seabagai arsip hasil masing-masing individu untuk menegetahui tingkat pencapaian siswa dan pengembangan diri dari siswa.

Pertanyaan Siska Jelaskan apa yang dimaksud dengan tes perkembangan vokasional ? Dijawab oelh Stefani Wulandari (06091013001) Jawab : Tes perkembangan vokasional adalah tes yang digunakan untuk mengukur taraf perkembangan seseorang khususnya kaum muda dalam hal kesadaran masa depannya. Jika akan memangku suatu jabatan (vocation) atau pekerjaan sesuai dengan ciri-ciri kepribadiannya dan tuntutantuntutan social ekonominya serta pengimplementasian rencana pembangunan masa depannya.

SESI II Pertanyaan Nurfitri (060910130) Jelaskan jenis-jenis tes ? Dijawab oleh Ria Citra Melanie (06091013006) Jawab :a. Tes intelegensi : tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual dan taraf

kemampuan berfikir, terutama berkaitan dengan potensi untuk mencapai taraf prestasi tertentu dalam belajar di sekolah. b. Tes bakat : tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu. c. Tes minat : tes yang digunakan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan seperti apa yang paling disukai seseorang, yang bertujuan untuk membantu orang dalam memilih pekerjaan yang tepat.d. Tes kepribadian : tes yang digunakan untuk meneliti sifat-sifat kepribadian seseorang

melalui reaksinya terhadap suatu kisah, gambar, dan angket kepribadian. Untuk

menentukan kepribadian seseorang dengan melihat jawaban-jawabannya serta pola bersikapnya, reaksi emosional yang khas dari orang tersebut. e. Tes perkembangan vokasional : tes yang digunakan untuk mengukur taraf perkembangan anak muda dalam keadaan sadar untuk memangku sebuah jabatan / pekerjaan dengan melihat ciri kepribadiannya. f. Tes hasil belajar : tes yang digunakan untuk mengukur taraf prestasi dalam belajar.

Pertanyaan Rizty Aprionita (060910130) Bagaimana tindak lanjut dari contoh-contoh kasus yang disampaikan ? Dijawab oleh Citra AMY dan ditambahkan oleh Kalbudari Jawaban : Dari contoh-contoh kasus yang telah disampaikan, sebagai tindak lanjut yang dilakukan dalam kasus tersebut adalah guru mencari penyebab atau yang melatarbelakangi terjadinya kasus. Setelah guru menemukan penyebabnya, guru kemudian mencari solusi atau pemecahan masalah. Didalam penyelesaian kasus guru tidak hanya sendiri, guru bisa meminta masukan atau bantuan dari pihak-pihak lain yang terkait, seperti orang-orang terdekat dari anak yang bermasalah, orang tua, guru dan juga konselor.

Pertanyaan Trie Utari Apakah kita bisa membuat batasan permasalahan dari kasus-kasus yang telah disampaikan ? Dijawab oleh Kalbudari (06091013003) Jawaban Batasan masalah dari kasus-kasus yang telah disampaikan adalah masalah yang terjadi selama anak masih dilingkungan sekolah. Didalam proses belajar mengajar pasti menemui maalah dan kendala yang berkaitan dengan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa.