evaluasi bk

38
EVALUASI BK MODEL-MODEL EVALUASI YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING A. Model Evaluasi Goal Attainment Menurut Tyler pada tahun (1950), ia mengemukakan bahwa pengertian evaluasi perlu ditekankan pada pemerolehan presepsi mengenai efektifitas system pendidikan yang mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan pembelajaran. Evaluasi harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara berkelanjutan. Langkah-langkah evaluasi Tyler mengembangkan langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan sebuah evaluasi : 1. Menentukan tujuan seluas-luasnya atau sasaran-sasaran 2. Mengklasifikasikan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran 3. Menegaskan sasaran dalam bentuk prilaku 4. Menemukan situasi-situasi dalam pencapaian tujuan yang dapat dicapai 5. Mengembangkan atau memilih teknik pengukuran 6. Mengumpulkan hasil data 7. Membandingkan hasil data dengan prilaku berdasarkan tujuan Goodlad dalam sanders pada tahun (2004), presepsi bahwa tyler mempermudah evaluasi karena adanya tujuan umum untuk menemukan tujuan lebih baik daripada penentuan khusus (prilaku) yang tidak tepat. Goodlad (1979), mencatat bahwa Tyler menggambarkan enam kategori dari tujuan di amerika : 1. Tambahan informasi 2. Perkembangan dari kebiasaan kerja dan kemampuan belajar 3. Perkembangan cara berfikir yang efektif 4. Internalisasi, sikap, minat, apresiasi, dan sensitivitas social

Upload: septa-andriani

Post on 19-Jan-2016

321 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hojoo

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Bk

EVALUASI BK

MODEL-MODEL EVALUASI YANG DAPAT DIGUNAKAN DALAM EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

A.    Model Evaluasi Goal AttainmentMenurut Tyler pada tahun (1950), ia mengemukakan bahwa pengertian

evaluasi perlu ditekankan pada pemerolehan presepsi mengenai efektifitas system pendidikan yang mempengaruhi pencapaian tujuan pendidikan pembelajaran.

Evaluasi harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan terus menerus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai secara berkelanjutan.

   Langkah-langkah evaluasiTyler mengembangkan langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan sebuah evaluasi :

1.      Menentukan tujuan seluas-luasnya atau sasaran-sasaran2.      Mengklasifikasikan tujuan-tujuan atau sasaran-sasaran3.      Menegaskan sasaran dalam bentuk prilaku4.      Menemukan situasi-situasi dalam pencapaian tujuan yang dapat dicapai5.      Mengembangkan atau memilih teknik pengukuran6.      Mengumpulkan hasil data7.      Membandingkan hasil data dengan prilaku berdasarkan tujuan

Goodlad dalam sanders pada tahun (2004), presepsi bahwa tyler mempermudah evaluasi karena adanya tujuan umum untuk menemukan tujuan lebih baik daripada penentuan khusus (prilaku) yang tidak tepat. 

Goodlad (1979), mencatat bahwa Tyler menggambarkan enam kategori dari tujuan di amerika :

1.      Tambahan informasi2.      Perkembangan dari kebiasaan kerja dan kemampuan belajar3.      Perkembangan cara berfikir yang efektif4.      Internalisasi, sikap, minat, apresiasi, dan sensitivitas social5.      Pemeliharaan kesalahan fisik6.      Perkembangan filosofi hidup

Satu publikasi yang menyatakan pemikiran mengenai tujuan pendidikan yaituHandbook Education variables. Pedoman tersebut membagi perkembangan siswa tingkat dasar dan siswa tingkat dua dalam tujuh kategori:

1.      Kecerdasan2.      Emosi

Page 2: Evaluasi Bk

3.      Fisik dan reaksi4.      Estesis dan kebudayaan5.      Moral6.      Kejujuran7.      Social

   Kelebihan Dan Keterbatasan Model Evaluasi Goal AttainmentModel evaluasi goal attainment merupakan model evaluasi yang sederhana.

Perkenaan evaluasi hanya pada aspek hasil saja membuat evaluasi lebih mudah dipahami, diikuti dan diimplementasikan. Model evaluasi ini sudah disimulasikan selama bertahun-tahun sehingga menghasilkan tindakan dan instrument yang sudah diperhalus. Literature evaluasi berorientasi tujuan banyak, serta diisi dengan ide yang kreatif untuk mengaplikasikan pendekatan ini.

   Kekurangan Model Evaluasi Goal Attainment1.      Mengabiakan aspek perencana dan proses pada proses pembelajaran2.      Banyak kekurangan standar penilaian yang penting untuk diobservasi3.      Ketidaksesuaian antara tingkat tujuan dan pelaksanaannya4.      Pembagian nilai tujuan pendekatan evaluasi itu sendiri5.      Membagikan alternative-alternatif penting yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan

program6.      Melakukan konteks yang memiliki wewenag evaluasi7.      Membagikan hasil penting lainnya yang ditutupi oleh tujuan (hasil yang sengaja didapatkan dari

kegiatan)8.      Membagikan fakta-fakta dari nilai program yang tidak dapat digambarkan dengan tujuan itu

sendiri

B.     Model Evaluasi Formative Dan SummativeScriven mendefenisikan evaluasi sebagai proses pengumpulan dan

mengkobinasikan data ferformance dengan seperangkat alat tujuan yang telah ditetapkan.

   Evaluasi FormativeScriven (1991), mendefenisikan evaluasi formative sebagai suatu evaluasi yang

biasanya dilakukan ketika suatu produk atau program tertentu sedang dikembangkan biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan.

   Evaluasi SummativeEvaluasi summative merupakan evaluasi yang menilai hasil program atau

akibatnya, untuk menentukan efektifitas program, maka evaluasi perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil.

Evaluasi summative adalah model pelaksanaan evaluasi yang dilakukan setelah berakhirnya kegiatan belajar mengajar.

  

Page 3: Evaluasi Bk

C.    Model evaluasi responsifEvaluasi responsive adalah sebuah pendekatan untuk evaluasi pendidikan dan

program lainnya. evaluasi responsive lebih berorientasi pada aktivitas, keunikan dan keragaman social dari program.

   Model Judgment Dari StakeEvaluasi menurut stake adalah usaha mendeskripsi dan memberikan judgment

pada program-program. Stake mengistilahkan pembuatan keputusan sebagai proses judgment. Judgment (Suharsimi arikunto , 1988) di artikan sebagai pertimbangan. Model ini berpandangan bahwa kegiatan penilaian tidak hanya berakhir pada suatu deskripsi tentang keadaan, peristiwa, kejadian atau objek, melainkan harus sampai kepada judgment mengenai baik-buruknya, efektif tidaknya proses dan akhirnya pada program.

Stake menawarkan 3 fase dalam evaluasi, yakni antecedent(pendahuluan atau persiapan), transaction-process(transaksi, proses implementasi) dan outcomes(keluaran atau hasil).

1.      Antecedent dimaksudkan untuk menilai sumber/modal/input, seperti tenaga keuangan, karakteristik siswa dan tujuan yang ingin dicapai.

2.      Transaction dimaksudkan untuk menilai rencana kegiatan dan proses pelaksanaanya, termasuk kedalamnya urutan kegiatan, penjadwalan waktu, bentuk interaksi yang terjadi seterusnya.

3.      Outcomes dimaksudkan untuk menilai efek dari program setelah selesai dilaksanakan.Kriteria dalam sebuah responsive berasal dari pokok persoalan dari semua stake holders yang terkait. stake holders adalah sekelompok orang yang tertarik pada kekuasaan. Evaluasi responsive stake holders seharusnya berpartisifasi aktif dalam proses evaluasi tersebut. Fase-fase evaluasi responsive yang telah oleh stake :

1.      Pendahuluan, tansaksi, dan hasil2.      Penemaan ‘tema’ : memepersiapkan evaluasi dan studi kasus3.      Pengesahan/konfirmasi4.      Memisahkan format yang digunakan untuk audience5.      Memasang laporan formal, jika ada6.      Berbicara dengan klien, stap program dan audience7.      Identifikasi bidang program8.      Meninjau aktivitas program9.      Menemukan tujuan dan focus pada tujuan10.  Mengonsep persoalan dan masalah11.  Identifikasi kebutuhan dan mengulang persoalan pokok12.  Memilih observasi, memutuskan dan pemberian instrument (jika ada)

Pendekatan kepada peserta evaluasi dengan mengelaborasi informasi penting dan teknik pengumpulan data secara rasional. Stake menyerukan untuk mengikuti pendekatan ini dengan beberapa alasan.

1.      Membantu audience untuk mengerti evaluasi program ini dapat dilakukan melalui interaksi yang alamia antara efaluator dan audience.

Page 4: Evaluasi Bk

2.      Mendapatkan pengetahuan dari pengalaman manusia.3.      Pengamatan yang alami.4.      Mempelajari suatu objek secara mendalam.

  Kelebihan dan kekurangankelebihan responsif adalah kepekaan terhadap berbagai titik pandangan,

kemampuannya mengakomodasi pendapat yang ambigu dan tidak focus. Demikian juga evaluasi responsive dapat mendorong proses perumusan masalah dengan cara menyediakan informasi yang dapat membantu kita memahami isu secara lebih baik.

Keterbatasan pendekatan responsive adalah keengganannya membuat prioritas atau penyederhanaan informasi untuk pemegang keputusan dan kenyataan yang praktis tidak mungkin menampung semua sudut pandang dari berbagai kelompok.

D.    Model Evaluasi CippStufflebeam merupakan ahli evaluasi yang mengusulkan evaluasi melalui

pendekatan yang berorientasi kepada pengambilan keputusan. Committee mendefinisikan evaluasi program dalam pendidikan yang memberikan tekananya pada 3 hal.

1.      Menyatakan pertanyaan yang menuntut jawaban dan informasi yang digali2.      Membangun data yang relevan3.      Menyediakan informasi akhir (kesimpulan) yang menjadi bahan pertimbangan mengambil

keputusanKetiga evaluasi memberikan dukungan pada proses mengambil keputusan dengan

memilih salah sattu alternative pilihan dan melakukan tindak lanjut atas keputusan tersebut.Stufflebeam berpendapat bahwa evaluasi seharusnya memiliki tujuan untuk

memperbaiki (to inprove) bukan untuk membuktikan (to prove).1.      Evaluasi konteks (context evaluasi)

Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu objek, seperti intitusi, program, populasi target, atau orang dan juga untuk menyediakan arahan untuk perbaikan.

2.      Evaluasi input (input evaluation)Orientasi utama dari evaluasi input adalah untuk membantu menentukan program

yang membawa pada perubahan yang dibutuhkan.3.      Evaluasi proses (proses evaluation)

Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan program sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Evaluasi proses ini dapat dilakukan dengan memonitor kegiatan, berinteraksi terus-menerus, serta dengan mengobservasi kegiatan dan staf.

4.      Evaluasi produk (produk evaluation)Evaluasi produk adalah evaluasi yang bertujuan untuk mengukur,

menginterprestasikan, dan menilai pencapaian program.Evaluasi produk juga bertujuan mengumpulkan deskripsi dan penilaian terhadap luaran(outcome) dan menghubungkan itu semua

Page 5: Evaluasi Bk

dengan objektif, konteks, serta untuk menginterprestasikan kelayakan dan keberhargaan program.

EVALUASI PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGANA.    Evaluasi tujuan program bimbingan

1.      konsep Evaluasi tujuan program bimbinganuntuk mengidentifikasikan berbagai kebutuhan peserta didik, dan juga untuk menyediakan arahan untuk perbaikan.

2.      Prosedur pelaksanaa evaluasi tujuan

a.       Menentukan tujuan evaluasiTahap pertama melakukan evalluasi adalah menentukan tujuan evaluasi.Penentuan tujuan ini merupakan hal yang sangat penting karena berdasarkan tujuan inilah guru BK/konselor sekolah akan evaluasi.

b.      Menentukan kriteria evaluasiSebuah program akan dikatan berhasil dan sukses (proses penilaian) apabila memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan.

c.       Memilih desain evaluasiDesain evaluasi program merupakan suatu rencana yang menunjukkan bila evaluasi akan dilakukan, dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan.

d.      Menyusun tabel perencanaan evaluasiBerdasarkan tujuan evaluasi yang sudah kita tetapkan, maka kita menyusun tabel perencanaan evaluasi.  

Komponen Indikator Sumber Data Teknik pengumpulan Data

Perencanaan(tujuan)

Tugas perkembagan

siswasiswa

Memberikan inventori mengenai tugas perkembangan siswa

Permasalahan siswa Siswa

Melakukan survei terhadap permasalahan siswa

e.       Menentukan instrument evaluasi

Page 6: Evaluasi Bk

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi pada aspek tujuan ini adalah dengan menyabarkan angket dan memberikan inventori.

f.       Menentukan teknik analisis dataEvaluasi program bimbingan pada aspek tujuan ini menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif.Analisis data pertama melakukan penelaahan terhadap tugas perkembangan siswa dan tingkat permasalahan siswa. Data pencapaian tugas perkembangan siswa dan tingkat permasalahan siswa dianalisis menggunakan rumus presentase mennurut Ana Sudiyono (1989).

Keterangan :E = deskriftif presentaseX = frekuensi yang dicariN = jumlah total responden

3.      Penyusunan laporan evaluasi tujuan program bimbingan

Kegiatan akhr dalam kegiatan evaluasi yang dilakukan adalah membuat hasil laporan evaluasi sejau mana penulis ketahui.

B.     Evaluasi input program bimbingan

1.      KonsepUntuk membantu menentukan program yang membawa pada perubahan yang dibutuhkan.

                  Trotter etal (1998) ia mengatakan bahwa evaluasi input, bertujuan untuk mengidentifikasi dan menelaah kapabilitas system, alternative strategi program, desain prosedur dimana strategi akan diimplementasikan.

Dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang di miliki, strategi akan realistis, dan didukung dengan kemampuan yang ada. Sehingga evaluasi program bimbingan pada aspek input perlu di arahkan untuk melihat sejauh mana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan program bimbingan, termasuk di dalamnya menelaah sumber-sumber yang mendukungnya.

1)      Strategi dalam program bimbingan

Page 7: Evaluasi Bk

program bimbingan merupakan program yang bertujuan untuk membantu siswa dapat mencapai tugas perkembangannya.

a.       Materi yang ditetapkan dalam program bimbinganprogram bimbingan merupakan salah satu program dalam program bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk membangun kompetensi tertentu sesuai dengan tugas perkembangannya.

b.      Metode yang digunakan dalam program bimbinganPencapaian terhadap kompetensi yang diharapkan dalam program bimbingan tidak hanya ditentukan oleh materi dan media yang tepat dan baik.

c.       Media yang digunakan dalam program bimbinganPenyelenggaraan program bimbingan bertujuan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangannya secara optimal.

2)      Sumber-sumber dalam program bimbinganPemilihan strategi yang tidak mempertimbangkan sumber-sumber yang dimiliki tentunya dapat membuat strategi sulit diterapkan karena mungkin tidak atau kurang realistis.

2.      Prosedur pelaksanaan evaluasi

a.       Menentukan tujuan evaluasiTahap pertama dalam melakukan evaluasi adalah menentukan tujuan evaluasi. Penentuan tujuan ini merupakan hal yang sangat penting karena berdasarkan tujuan inilah guru BK/konselor sekolah akan melakukan evaluasi.

b.      Menentukan kriteria evaluasiSebuah program akan dikatakan berhasil dan sukses apabila memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Membahas mengenai kriteria keberhasilan sebagai patokan evaluasi tidak terlepas membahas standard an indicator.

c.       Memilih desain evaluasiDesai evaluasi program merupakan suatu rencana yang menunjukan waktu evaluasi akan dilakukan dan dari siapa evaluasi atau diinformasi akan dikumpulkan.

d.      Menyusun tabel perencanaan evaluasi

Page 8: Evaluasi Bk

Berdasarkan kriteria evaluasi yang sudah kita tetapkan, maka kita menyusun tabel perencanaan evaluasi. Tabel perencanaan evaluasi terdiri atas empat kolom yang terdiri atas, kolom komponen, kolom indicator, kolom sumberdata dan kolom teknik pengumpulan data.

e.       Menentukan instrument yang digunakanTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi ini adalah dengan menggunakan wawancara, angket, revew ahli studi dokumentasi, memberikan tes, serta obsevasi.

f.       Menentukan teknik analisis dataTeknik analisis data yang digunakan dalam evaluasi program bimbingan pada aspek input adalah teknik analisis kualitatif.

3.      Penyusunan laporan evaluasi inout program bimbinganEvaluasi input merupakan evaluasi yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah strategi yang ditetapkan sudah tepat dalam mencapai tujuan dalam evaluasi ini.

KONSEP EVALUASIA.    Konsep

Banyak ahli yang berpendapat bahwa evaluasi proses penting di lakukan:Gysbers menggunakan istilah program evaluation untuk evaluasi terhadap aspek proses dalam program.

Stufflebeam mengatakan bahwa evaluasi proses merupakan pengecekan yang berkelanjutan atas implementasi perencanaan dan dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan program sesuai dengan strategi yang telah di rencanakan.dalam ungkapan yang lain,evaluasi proses bertujuan mengidentifikasikan atau memprediksi  dalam proses pelaksanaan, seperti cacat dalam desain prosedur atau implementasinya.

Secara umum scriven mengatakan bahwa evaluasi proses(formative) dilakukan untuk membantu staf memperbaiki apapun yang mereka laksanakan bangun /kembangkan. Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan bahwa evaluasi proses bertujuan untuk menyediakan informasi sebagai dasar memperbaiki orogram,serta untuk mencatat,dan menilai prosedur kegiatan dan peristiwa. Bagian terpenting yang harus di pahami dalam evaluasi proses program bimbingan adalah penekananya pada usaha perbaikanya yang dapat di lakukuan berkenan dengan aspek proses program bimbingan.sebagaimana kita ketahui bahwa dalam melaksanakan program bimbingan,guru bimbingan dan konseling memiliki perencanaan bimbingan yang di sebut satuan layanan(satlan).

•      Keberadaan evaluasi proses yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling sesungguhnya memberrikan jaminan bahwa pelaksanaan program bimbingan secara berkelanjutan mengalami perbaikan terus menerus.selain itu,dengan adanya evaluasi proses memperbaikan terhadap pelkasanaan terhadap bimbingan dapat dilakukan segera, tidak usah menunggu satu semester atau satu tahun baru melakukan perbaikan. Misalkan saja, guru bimbingan dan konseling di satu kelas.

Page 9: Evaluasi Bk

•      Dalam evaluasi proses ini,guru bimbingan dan konseling perlu memonitor kegiatan, berinteraksi terus menerus, serta dengan mengobservasi kegiatan.kegiatan monitoring tentunya memerlukan berbagai macam intrumen. Pada evaluasi prose,instrument yang dapat digunakan banya sekali yang misalnya angket,pedoman observasi,tes,dan lain sebagainya.

B.     Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pada Aspek Proses1.      Menentukan tujuan evaluasi         Penentuan tujuan ini merupakan hal yang sangat penting karena berdasarkan tujuan  inilah guru

BK/konselor sekolah akan melakukan evaluasi .tujuan evaluasi secara umumberkaitan dengan dua hal,pertama berkaitan dengan aspek yang akan dievaluasi dan dengan objek evaluasi.

         Objek evaluasi yaitu program bimbingan mengarahkan bahwa proses yang dimaksud terbatas pada lingkup bimbingan .berdasarkan dua halite,maka pada aspek  proses evaluasi bertujuan untuk menggambarkan analisis masalahyang berkaitan dengan komponen prroses,meliputi :kesesuaian antara perencanaan program dengan pelaksanaan.

2.      Menentukan kriteria evaluasi         Sebuah program akan dikatakan berhasil dan sukses apabila memenuhi kriteria keberhasilan

yang ditetapkan.         Mutrofin dan Hadimenjelaskan kriteria merupakan karakteristik program yang dianggap basis

penting untuk melakukan riset evaluasi pada  program tersebut.         Pendapat ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Winkel dan Hatuti  bahwa kriteria

adalah patokan dalam evaluasi program.         Kriteria merupakan karakteristik program yng dianggap sebagai basis relevan dan penting untuk

melakukan riset evaluasi.3.      Memilih desain evaluasi         Desain evaluasi  program merupakan suatub rencana  yang menunjukan bila evaluasi akan

dilakukan.4.      Menyusun tabel perencanaan evaluasi         Tabel perencanaan evaluasi terdiri atas 4 kolom yang terdiri atas ,kolom komponen ,kolom

indicator, koom sumber data ,dan teknik pegumpulan data.

5.      Menentukan instrumen evaluasi         Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi ini adalah dengan menggunakan

wawancara, angket, review ahli,studi dokumentasi, memberikan tes, serta observasi. untuk lebihb jelas dibawah ini dapat dilihat mengenai  teknik pengumpulan data dan instrument yang digunakan.

          EVALUASI HASIL PROGRAM BIMBINGAN

A.    KONSEPEvaluasi hasil adalah evaluasi yang bertujuan untuk mengukur,

menginterprestasikan, dan menilai pencapaian program (Hadi & Murtrofin, 2006).

Page 10: Evaluasi Bk

Evaluasi hasil juga, bertujuan untuk mengumpulkan deskripsi dan penilaian terhadap luaran (outcome) dan menghubungkan itu semua dengan objek, tujuan ,input, dan informasi proses, serta untuk menginterprestasikan kelayakan dan keberhargaan program.Selain itu beberapa ahli mengajukan berbagai konsep mengenai hal ini:

   Pusat kurikulum (2004) mengajukan adanya :  Penilaian segera (laiseg)  Penilaian jangka pendek (laijapen) dan  Penilaian jangka panjang (laijapan).

B.     POSEDUR PELAKSANAAN EVALUASI HASIL PROGRAM BIMBINGAN1.      Menentukan Tujuan Evaluasi

Tahap pertama dalam melakukan evaluasi adalah menentukan tujuan evaluasi. Tujuan evaluasi secara umum berkaitan dengan dua hal yaitu:

  Aspek yang akan dievaluasi dan  Objek evaluasi2.      Menentukan Kriteria Evaluasi

Kriteria merupakan karakteristik program yang dianggap sebagai basis relevan dan penting untuk melakukan riset evaluasi.

Menetapkan kriteria sebagai patokan dalam evaluasi program memang tidak mudah. Maka kriteria yang digunakan untuk menentukan evektivitas program bimbingan pada aspek hasil adalah sebagai berikut:

Kriteria Keberhasilan Program Bimbingan Pada Aspek Hasil

3.      Memilih Desain EvaluasiSebelum program dilaksanakan

Desain evaluasi program merupakan suatu rencana yang menunjukan waktu evaluasi akan dilakukan, dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan. Adapuan dalam bentuk diaggram desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Sesudah program dilaksanakan

Evaluasi program bimbingan pada aspek hasil

Komponen Indikator Kriteria

Hasil Tujuan Layanan Tercapai

Terdapat perbedaan kompotensi/tujuan layanan sebelum dan sesudah diberikan program bimbingan.

Page 11: Evaluasi Bk

Pencapaian kompotensi/tujuan layanan

PERBEDAAN

  

4.      Menyusun Tabel Perencanaan EvaluasiTabel perencanaan evaluasi terdiri atas empat kolom yang terdiri atas, kolom

komponen, kolom indikator, kolom sumber data, dan kolom teknik pengumpulan data. lebih jelasnya kita lihat tabel perencanaan evaluasi berikut ini:

Perencanaan Evaluasi Pada Aspek HasilKomponen Indikator Sumber Data Teknik Pengumpulan Data

Produce Pencapaian Kompotensi/tujuan layanan

Siswa Memberikan Instrumen Tingkat Pecapaian Hasil

5.      Menentukan Instrumen EvaluasiTeknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi ini adalah dengan

memberikan instrumen berupa angket. Untuk lebih jelas dapat dilihat dibawah ini mengenai teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data Pada Aspek HasilKomponen Teknik Pengumpulan

DataInstrumen Yang Digunakan

Hasil Memberikan angket mengenai pencapaian kompotensi/tujuan layanan di awal semester dan akhir semester.

Angket pencapaian kompetensi/tujuan layanan program bimbingan

6.      Menentukan Teknik Analisis DataAnalisis data pada aspek hasil menggunakan teknik analisis kuantitatif untuk

mengetahui pengharuh program bimbingan pada pencapaian kompotensi/tujuan layanan siswa.Hal tersebut dilakukan melalui membandingkan pencapaian siswa terhadap

kompotensi /tujuan layanan pada awal semester dan akhir semester.

C.    PENYUSUNAN LAPORAN EVALUASI HASIL PROGRAM BIMBINGAN

Evaluasi hasil program bimbingan merupakan evaluasi yang memiliki dua (2) manfaat.1.      Evaluasi memberikan informasi capaian tujuan program secara umum.2.      Hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk membuat laporan perkembangan siswa.

Page 12: Evaluasi Bk

Selain itu laporan hasil  evaluasi terdiri dari tiga komponen yaitu:1.      Deskripsi data hasil evaluasi,2.      Analisis data hasil evaluasi, serta3.      Keputusan.

Laporan perkembangan siswa (individu) adalah laporan yang berisi perkembangan siswa setelah diberikan program bimbingan.

MODEL EVALUASI FORMATIVE DAN SUMMATIVEModel evaluasi formative dan summative dikemukakan oleh scriven yang memberikan

definisi berbeda mnegenai evaluasi. Scriven mendefinisikan evaluasi sebagai proses mengumpulkan dan mengkombinasikan data performance dengan seperangkat tujuan yang telah ditetapkan ( Isaac & William, 1984:8). Definisi Scrinven ini, tidak hanya memberikan tekanan pada pencapaian hasil, akan tetapi juga memberikan perhatian pada aspek proses.

1.      Evaluasi formatifScrinven (1991) mendefinisikan evaluasi formatif sebagai suatu evaluasi yang biasanya

dilakukan ketika suatu produk atau program tertentu dikembangkan dan biasanya dilakukan lebih dari sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan.Sementara Weston, Mc Alpine dan Bordonaro (1995) menjelaskan bahwa tujuan evaluasi formatif adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan suatu produk atau program. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan oleh Worthen dan Sanders (1997) bahwa evaluasi formatif dilakukan untuk memberikan inforasi evaluatif yang bermanfaat untuk memperbaiki program.

Dalam konteks bimbingan dan konseling, evaluasi formatif dapat didefinisikan sebagi suatu proses pengumpulan data untuk menentukan keberhasilan atau menilai tentang kelebihan dan kelemahan suatu program ketika program tersebut masih dalam tahap pengembangan (proses kegiatan sedang berjalan). Kekuatan dan kelemahan yang teridentifikasi melalui evaluais foratif kemudian digunakan sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan (revisi). Tujuan evaluasi formatif adalah untuk merefisi program layanan yang sedang dikembangkan dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber dengan menggunakan berbagai metode dan alat pengumpulan data tertentu.

Evaluasi formatif dapat menanggapi program dalam konteks yang dinamis, dan berusaha memperbaiki keadaan kerumitan yang merupakan bagian yang tidak dapat dihindarkan dari berbagai bentuk dalam lingkungan kebijakan yang berubah-ubah.Kesesuaian antara perncanaan dan pelaksanaan program baik peda konteks organisasi, personel struktur dan prosedur menjadi fokus evaluasi ini. Beberapa ketidak cocokan antara petunjuk dan kelemahan, menemukan halangan, rintangan, serta peluang yang ada untuk menimbulkan pemahaman tentang bagaimana program dapat dapat diimplementasikan secara lebih baik.

Page 13: Evaluasi Bk

Evaluasi dilakukan denagn mengumpulkan dan menganalisis dapat dari seluruh pelaksanaan program dan timbal baik yang tepat dari evaluasi . hal ini dimaksudkan agar terdapat informasi yang akurat bagi pelaku program dalam rangka pengambilan keputusan dan tindak lanjut. Barker (1978) mengatakan ada dua faktor yang mempengaruhi keguanaan evaluasi formatif, diperlukan sebagai kontrol. Informasi yang diberikan menjadi jaminan apakah kelemahan dapat diperbaiki. Apabila informasi mengenai kelemahan tersebut terlambat sampai kepada pengambilan keputusan, maka evaluasi akan bersifat sia-sia.

2.      Teknik evaluasi formatifEvaluasi formatif terdiri dari beragam bentuk. Menurut Martin Tessmer (1996) evaluasi

formatif dapat dilakukan sebagai berikut:1)      Review ahli (Expert Review); yakni evaluasi dimana ahli mengkaji ulangprogram layanan

dengan atau tanpa kehadiran evaluator. Ahli ini bisa ahli materi, ahli teknis, pernacang, atau instruktur.

2)      Evaluasi orang per orang (one-to-one Evaluation); yaitu wawancara yang dilakukan secara perorangan oleh evaluator terhadap beberapa siswa dimana secara satu persatu sisa diminta untuk memebrikan komentarnya.

3)      Evaluais kelompok kecil (small group); yaitu evaluasi diaman evalatpr mengujicobakan suatu program layanan pada suatu kelompok siswa dan mencatat performance dan komentar-komentarnya.

4)      Uji lapangan (field test); yaitu evaluasi di mana evaluator mengobservasi program layanan ynag diujicobakan kepada sekelompok siswa tertentu dalam suatu situasi nyata.

3.      Review ahliReview ahli adalah proses dimana seorang atau beberapa ahli melakukan riview terhadap

muatan program layanan yang masih kasar atau masih dalam rancangan (draft) untuk menentukan kelebihan dan kelemahannya. Hal ini biasa dilakukan dalam tahap pertama pada proses evaluasi formatif. Evaluasi bersama ahli ikut bersamaan dan mencatat komentar-kom91entar ahli serta menanyakan informasi yang lain.

Review ahli memiliki kelebihan, antara lain: (1) review menghasilkan tipe informasi yang berbeda jika dibandingkan dengan iformasi yang diperoleh dari evaluasi orang per orang, kelompok kecil, atau uji lapangan, (2) kadang-kadnag ahli yang dibutuhkan telah ada dan dibayanr denga murah. Sedangkan kelemahannya antara lain: (1) riview ahli tidak memberikan pandangan atau pendapat dari sudut pandang siswa, (2) review ahli memerlukan biaya yang tinggi jika orang lain harus didatngkan dari wilayah yang jauh.

Informasi yang dapat digali dari pelaksanaan review ahli anatar lain: (1) informasi yang berkaitan dengan materi (content), seperti kelengkapan, akurasi, kepentingan, serta kedalaman,

Page 14: Evaluasi Bk

(2) informasi yang berkaitan dengan desain intruksional, seperti kesesuaian karakteristik dan, tugas perkembangan siswa, kesesuaian antara tujuan-materi-evaluasi, ketepatan pemilihan media, ketertariakn bagi siswa (3) informasi yang berkaitan dengan implementasi, sperti kemudahan penggunaan, kesesuaian dengan lingkungan belajar sebenarnya, kesesuaian denga lingkungan (4) informasi kualitas teknis seperti kualitas layout, grafis, audio, visual, dll.

4.      Evaluasi satu-satuAdalah evaluasi yang melibatkanseorangsiswauntukmereview draft kasar program

layanan yang sedangdikembangkandengandidampingiolehseorang evaluator. Evaluator dudukbersamasiswaketikasiswaakanmereview program programlayanan, mengamatibagaimanasiswatersebut “merasakan” program layanan ,mencatatkomentarsiswa, bertanyakepadasiswaselamadansetelahpenggunaanlayanan.

Salah satu keuntungandarievaluasi sati-satuadalahbahwaevaluasiinimemberikaninformasidarisudutpandangsiswa.Informasiinidapatdiperolehdarievaluasisatu-satumeliputibeberapaaspek, antaralain ;

1.      Materi( content) ; sepertitingkatkesulitan , kejelasan, dayatarik, sertakekinianmateri.2.      Desaininstruksional ;sepertikejelasantujuan ,kelogisansistematikapenyampaianmateri.3.      Implementasi ;sepertitingkatkesulitanpenggunaaan , tingkatkemudahandana,

kemungkinankesulitan yang dihadapi.4.      Kualitasteknis ;sepertikualitasanimasi ,video, serta layout.

MenuturTessmer (1996), untukmemilihsubyekdalamevaluasisatu-satu ,adabeberapakarakteristik yang bias dijadikanpatokan,yakni :

1.      Pengetahuansiswa ;meliputiseberapajauhmerekamengetahuikemampuanawalataupenilaian guru BK

2.      Kemampuansiswa ; apakahsiswamempunyaikemampuanintelektualdanstrategi yang menunjukanbahwadirinyasebagaisiswa yang dapatbelajarcepat/lambat

3.      Minatsiswa; meliputiapakahmerekaakanmenunjukkanmotivasi yang kuatuntukmempelajaridanmereview program layanan yang sedangdikembangkan

4.      Keterwakilansiswa ; seberapabanyakjumlahsiswadaripopulasi yang memilikikemampuanketrampilandanmotivasi

5.      Kepribadiansiswa; apakahcukuppercayadiridanterbukauntukmengekspresikankritiknyaselamaevaluasi.

5.      Uji LapanganAdalah evaluasi yang dilakukan terhadap suatu  program  layanan  yang sudah selesai

dikembangkan,  tapi masih membutuhkan atau memungkinkan untuk direvisiakhir, dengan tujuan untuk mengkonfirmasi akhir, memperoleh pendapat akhir dan menguji keefektifan serta kemampuan untuk diimplementasikan terhadap program  layanan yang   sudah dalam tahap akhir pengembangan.

Page 15: Evaluasi Bk

Salah satu kelebihan umum dari uji lapangan adalah bahwa dengan evaluasi ini akan diperolehin formasi apakah program  layanan dengan menggunakan metode ditentuakan benar-benar berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Menurut Tessmer (1996) ,ada beberapa focus penggalian informasi  yang perludi jdikan patokan dalam uji lapangan ,diantaranya adaalah :

1.      Kemampuanuntukdilaksanakan2.      Kesinambungan3.      Efektifitas4.      Kecocokandenganlingkungan5.      Hal-halapasaja yang menyebabkan program layananitumembosankan?

6.      Evaluasi SumatifMerupakan evaluasi  yang  menilai hasil program atau akibatnya. Evaluasi sumatif adalah

model pelaksanaan evaluasi yang  dilakukan setelah berakhirny asetelah berakhirnya kegiatan belajar-mengajar.  Polaevaluasi ini dilakukan jika  guru  bermaksud untuk mengetahui tahap perkembangan terakhir dari tingkat pengetahuan atau penguasaan materi  yang  telah dicapai oleh siswa.

Beberapa keuntungan dari evaluasi sumatif adalah :1.      Mereka bisa, jika dirancang dengan tepat, ,menyediakan bukti untuk sebuah hubungan sebab-

akibat.2.      Menilai efek jangka panjang3.      Menyedikan data mengenai dampak program

C   EVALUASI RESPONSIF          Evaluasi menurut stake adalah usaha untuk mendeskripsi program-program dan memberikan judgment kepadanya . Evaluasi responsive adalah sebuah ependekatan untuk evaluas penddikan dan program lainya . Di bandingkan dengan pendekata lainya , evaluasi responsive lebih berorientasi kepada aktivitas  , keunikan dan keragaman social dari suatu program . Keistimewaan dari pendekatan ini adalah kemampuan reaksi terhadap isu kunci atau masalah yang di kenal masyarakat di lapangan . Tujuan evaluasi di rancang secara perlahan da terus berkembang selama proses pengumpulan data berlangsung .        Evaluasi responsive di tandai leh ciri- ciri penelitian kualitatif naturalistik . Evaluasi responsive percaya bahwa evaluasi yang berarti yaitu mencari pengertian isu terhadap sudut pandang orang yang terlibat, yang berminat, dan yang berkepentingan dalam program . Data lebih banyak di kumpulkan dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi daripada tes dan angket . kKeberadaan data yang kualitatif ini membuat analisis dan interpretasi data bersifat impresionistik. Bentuk laporan evaluasi adalah studi kasus atau gambaran yang diskriptif . Fokus utama evaluasi responsive adalah menunjukan perhatian dan isu peserta .       Tujuan kerangka dan focus evauasi responsive muncul dai interaksi dengan unsur, dan pengamatan terhadap interaksi . Kondisi ini mengakibatjkan evaluais berkembang secara

Page 16: Evaluasi Bk

progresif. Artinya isu dalam evaluasi responsif berkembang sepanang evaluasi di lakukan , sepanjang data-data di kumpulkan .      Kunci dalam evaluasi responsive adalah evaluator harus mau mendengarkan audienya . Penilai responsive tentu saja mengerjakan banyak berbagai hal. Ia membuat suatu rencana pengamatan dan negoisasi.

1.      Model judgment dari stake   Evaluasi menurut stake adalah usaha mendiskripsi dan memberikan judgment pada program-program . Model ini berpandangan bahwa kegiatan penilaian tidak hanya berakhir dengan suatu diskribsi tentang keadaan , peristiwa, kejadian atau objek , meainkan harus sampai mengenai judgment mengenai baik-buruknya , efektif atau tidaknya dan akhirnya pada program. Stake mengatakan bahwa evaluasi tidak sempurna jika tidak memberikan judgment .Strake menawarkan tiga fase daam evaluasi yaitu :  1 . Anecedents(pendahuluan ) di maksudkan untuk menilai sumber ,modal, input,seperti tenaga keuangan, karakteristik siswa dan tuujuan yang ingin di capai  2 . Tahap transaksi di maksudkan dalam meniai rencana kegiatan dan proses pelaksanaanya , termasuk dalam urutan kegiatan penjadwaan waktu, bentuk interaksi yang terjadi dan seterusnya .  3 . Outcomes di maksudkan untuk menilai efek dari program setelah selesai di laksanakan .        Kriteria dalam sebuah evaluasi responsive berasal dari pokok persoalan dari semua stakeholders yang terkait. Pokok persoaan tersebut secara berangsur-angsur muncul dalam pembicaraan dengan stakeholders dan seharusnya di hubungkan dengan system nilai yang mendasari supaya memudahkan proses negoisasi dan salig pengertian. Stakeholders adalah sekelompok orang yang tertarik pada kekuasaan. Seorang evauator dalam mode responsive ini harus melakukan evaluasi berdasarkan fase-fase evaluasi responsive yang tlah di kembangkan oleh Stake yaitu :

1.      Pendahuluan, transaksi, hasil2.      Penamaan (tema) , mempersiapkan evaluasi dan studi kasus3.      Pengesahan (konfirmasi)4.      Memisahkan format yang di gunakan untuk audien5.      Memasamg laporan formal (jika ada)6.      Bicara dengan klien , staft program dan audien7.      Identifikasi bidang program8.      Meninjau aktiftas program9.      Menemukan tuuan dan focus pada tujuan10.  Mengonsep persoalan dan masalah11.  Identifikasi kebutuan dan mengulang persoalan pokok12.  Memilih observasi, memutuskan dan pemberian instrument (jika ada)

Page 17: Evaluasi Bk

Stake selalu meningkatkan ketepatan hasil evaluasi respondif melalui pendektan kepada peserta evaluasi drengan mengolaborasi informasi penting dan teknik pengumpulan data secara rasional . stake menyerukan untuk mengikuti pendektan dng alsan sebagai berikut :

1.      Membantu audien untuk mengerti evaluasi program ini dapat dilakukan melalui interaksi yang alamiah antara evaluator dan audien

2.      Mendpatkan pengetahuan dari pengalaman manusia3.      Pengamat yang alami. Interaksi yang alami membuat evaluator mengenal kemiripan dari objek

dan pokok persoalan di dalam dan di luar konteks evaluasi4.      Mempelajari satu objek secara mendalam evaluasi responsive memberikan jalan kepada

evaluator untuk mempelajari audiens secara mendalam.

2.      Kelebihan dan Kekurangan      Kelebihan pendektan responsive adalah kepekaan terhadap berbagai titik pandang , dan kemampuanya mengakomodasi pendapat yang ambigu dan tidak focus .      Keterbatasan pendekatan ini adalah keenggannya terhadap membuat prioritas  atau penyederhanaan informasi untuk memegang keputusan dan kenyataan yang praktis tidak mungkin menampung semua sudut pandang dari berbagai kelmpok                D. MODEL EVALUASI CIPPS

Stufflebeam  merupakan ahli evaluasi yang mengusulkan evaluasi melaliu pendekatan yang beriorentasi kepada pengambilan keputusan ( a decision oriented evaluation approach structured ) . Stufflebeam merumuskan evaluasi as a process of providing useful information for decision making ( Stufflebeam & Shienfieled, 1985 : 155 ). Definisi tersebut kemudian sedikit revisi pada tahun 1973 oleh Stufflebeam yang mendefinisikan evaluasi sebagai ‘the process of dilineting,obtaining, dan providing useful information for judging decision alternative  (fitz petrick, et,al, 2004:89) Definisi ini memberikan twkananya pada tiga hal , pertama bahwa evaluasi merupakan proses sistematis yang terus menerus. Kedua proses ini terdiri atas 3 langkah, yaitu (1) menyatakan pernyataan yang menentukan jawaban dan informasi yang spesifik untuk di gali, (2) membangun data yang relevan, dan  (3) menyediakan informasi akhir (kesimpulan) yang menjadi bahan pertimbangan mengmbil keputusan. Ketiga evaluasi memberikan dukungn pada proses mengmbil keputusan dengan memilih salah satu alternatif pilihan dan melakukan tindak lanjut atas keputusan tersebut.

1.      Evaluasi Konteks (context Evaluasi)Orientasi utama dari evaluasi konteks adalah untuk mengidentifikasi kekuatan dan

kelemahan suatu objek, seperti institusi, program, populasi target, atau orang, dan juga untuk menyediakan arahan untuk perbaikan . stufflebeam mengemukakan bahwa objektifitas utama dari tipe ini adalah untuk menelaah status objek secara keseluruhan, untuk mengidentifikasi kekurangan , untuk mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki yang dapat di gunakan untuk memperbaiki kekurangan untuk mendiagnosis masalah sehingga dapat di temukan solusi yang dapat di perbaikinya, dan secara umum dapat untuk memberikan gambaran karakteristik

Page 18: Evaluasi Bk

lingkungan / setting program ( Stufflebeam & shienfild ). Evaluasi konteks juga bertujuan untuk melihat apakah tujuan yang lama dari perioritas terhadapnya telah sesuai dengan kebutuhan yang seharusnya dilayani. Apapun yang menjadi fokos objeknya, hasil dari evaluasi konteks harus menyediakan dasar untuk penyesuaian ( pemantapan ) tujuan dan perioritas, serta target perubahan yang dibutuhkan.

Tujuan evaluai  konteks dilakukan untuk menyediakan alasan yang rasional bagi konselor dan administrator dalam menentukan tujuan dan kompetensi siswa, yang mana semua itu akan membantu membentuk program dan haighlight berbagai elemen struktur dalam kebutuhan akan perhatian. 

2.      Evaluasi Input (Input Evaluation) apakah strategi yang dipilih untuk mencapai tujuan program adalah tepat. Evaluasi ini

dilakukan deengan menelah dan menilai program sudah tepat. Evaluasi ini dilakukan dengan menelan dan menilai secara kritis pendekatanya yang relevan yang dapat di gunakan ( stufflebeam & shinfield, 1985 : 173 ). Evaluasi ini merupakan pendahuluan atau tanda kesuksesan, kegagalan, dan efisiensi atas usaha untuk melakukan perubahan. Evaluasi input bertujuan untuk mengidentifikasi dan menelaah kapabilitas system, alternative strategi program, desain prosedur dimana strategi akan di implementasikan. Input dalam program bimbingan dan konseling dapat berupa jumlah sumber daya manusia dalam devisi bimbingan dan konseling. Dukungan keungan, ruangan, peralatan seperti computer, softwere, serta media bimbinmgan.

3.      Evaluasi Proses (Proses Evaluasi)Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan

program sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Dalam ungkapan yang lain, Stufflebeam mengatakan bahwa evaluasi proses merupakan pengecekan yang berkelanjutan atas implementasi perencanaan (Stufflebeam& Shinfield, 1985:175). Evaluasi proses bertujuan untuk mengidentifikasikan atau memprediksi dalam proses pelaksanaan, seperti cacat dalam desain prosedur kegiatan dan peristiwa.Evaluasi proses ini dapat dilakukan dengan memonitor kegiatan, berinteraksi terus menerus, serta dengan mengobservasi kegiatan, dan staf. Hal ini dapat melibatkan pengukuran pre-test dan post-test terhadap pengetahuan dan keterampilan, mengobservasi perilaku tertentu pada siswa,self-report mengenai perbaikan tingkah laku, penilaian perforormance rutin ( tingkat, tester standard, portofolio ), self-study yang terus menerus, stady kasus individual, kehadiran dan data kedisiplinan, kesesuaian antara program dengan pelaksanaan, keterlakasanaan program, pengukuran sosiometri, serta hambatan – hambatan yang di temui.

4.      Evaluasi produk (Product Evaluation)Evaluasi produk adalah evaluasi yang bertujuan untuk mengukur, menginterpretasikan, dan

menilai pencapaian program (Stufflebeam& Shinfield, 1985:175).. Feedback atas pencapaian atau prestasi ini penting selama pelaksanaan program dan sebagai sebuah kesiimpulan. Evaluasi produk juga bertujuan mengumpulkan deskripsi dan penilaian terhadap luaran ( outcome ) dan

Page 19: Evaluasi Bk

menghubungkan itu semua dengan obyektif, konteks, input, informasi proses, serta untuk menginterpretasikan kelayakan dan keberhargaan program.

Evaluasi  produk dapat dilakukan dengan membuat definisi operasional dan mengukur kriteria objektif, melalui mengumpulkan penilaian dari stakeholder,dengan unjuk kerja (perfoming) baik dengan menggunakan analisis secara kuantitatif, maupun kualitatif (Trotter et al., 1998:136).

Berdasarkan diagram di atas, maka keempat komponen dalam model evaluasi CIPP dapat kita kelompokkan berdasarkan pelaksanaan program, dan penekanan masing masing komponen tersebut. Pada diagram di atas dapat terlihat garis putus-putus vertikal yang membagi diagram menjadi dua bagian.Bagian sebelah kiri merupakan kelompok komponen CIPP yang termasuk dalam kelompok tujuan, artinya evaluasi konteks dan evaluasi input merupakan evaluasi yang dilakukan dalam rangka mengevaluasi bagian dari program yang masih bersifat perencanaan dan pelaksanaan. Sedangkan bagian sebelah kanan, yaitu komponen evaluasi proses dan produk merupakan evaluasi yang dilakukan dalam rangka mengevaluasi bagian yang sedang atau sudah dilaksanakan.Garis putus-putus horizontal yang menjadi dua bagian menunjukkan bahwa keempat komponen model evaluasi CIPP dapat dikelompokkan pada dua bagian.Bagian pertama adalah bagian atas, dimana evaluasi konteks dan evaluasi produk merupakan evaluasi yang memilki penekanannya pada hasil, sedangkan bagian bawah, dimana terdapat evaluasi input dan evaluasi proses menunjukkan bahwa kedua evaluasi tersebut memberikan fokusnya pada proses.

Berdasarkan alur yang ada pada diagram diatas, dapat dipahami bahwa evaluasi konteks merupakan evaluasi yang dilakukan untuk merencanakan keputusan melalui penelahan kebutuhan untuk menetapkan tujuan.Setelah tujuan ditetapkan, maka untuk menstrukturisasikan keputusan dalam arti agar tujuan dapat tercapai maka diperlukan stragi.Menentukan strategi yang tepat dilakukan melalui evaluasi.Strategi yang telah diterapkan dalam pelaksanaan untuk mencapai tujuan.Hal inilah yang membuat dalam diagram terdapat keterangan bahwa evaluasi

Page 20: Evaluasi Bk

konteks dan evaluasi produk dilakukan secara simultan.Evaluasi proses untuk melihat implementasi dari strategi yang dipilih, Sedangkan evaluasi produk untuk melihat apakah tujuan telah tercapai.Evaluasi produk ini kemudian menjadi dasar untuk menentukan keputusan mengenai program.

E.     KRITERIA YANG DITERAPKANPenetapan criteria relevan sebagai patokan dalam evaluasi program sudah lama

merupakan persoalan yang belum terpecahkan secara tuntas.banyak ciri yang melekat pada progam bimbingan yang baik tetapi semua cirri itu belum merupakan criteria relevan yang memenuhi persyaratan sebagai patokan dalam studi evaluative.ciri-ciri itu masih bersifat subyektif  dalam arti bersumber pada pandangan pendapat dan penafsiran oleh ahli bimbingan sendiri meskipun banyak ahli bimbingan mungkin sepakat tentang ciri-ciri itu.ciri itu dibedakan atas cirri yang bersifat eksternal dan yang bersifat internal.

Ciri eksternal mudah diamati beberapa contoh ciri eksternal:1.      terdapat seorangtenaga ahli bimbingan untuk setiap 250-300 siswa,2.       semua tenaga bimbingan mempunyai klasifikasi yang memadai dalam hal pendidikan

prajabatan di bidang bimbingan dan konseling,3.       terdapat system kartu pribadi yang memuat data relevan setiap siswa

Ciri internal :1.      Program bimbingan bersumber pada kebutuhan -kebutuhan siswa nyata dan realistis2.      sifat-sifat bimbingan yang menonjol ialah sifat prefentif dan development sehingga lebih banyak

dicurahkan perhatian pada usaha bimbingan pencegahan3.      seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan.

Seperti dikatakan diatas adanya cirri eksternal dan internal belumlah dapat membuktikan bahwa progam bimbingan memang efisien dan efektif.

Pembahasan tentang tujuan khusus efek atau hasil dan rumpun criteria tertentu terutama menyangkut pelayanan bimbingan langsung kepada populasi siswa,tujuan dalam program bimbingan yang ditentukan dan evek yang diharapkan serta criteria relevan yang ditetapkan harus bersifat realistis.

Evaluasi terhadap program bimbingan harus memperhitungkan keadaan kongkret di institusi pendidikan tertentu.

Perubahan yang dihasilkan oleh program kegiatan bimbingan dapat pula mencakup bebrapa efekyang tidak langsung dituju,tetapi merupakan suatu efek samping misalnya hubungan yang lebih baik antara staf guru dan para siswa beserta hubungan yang lebih baik antara orang tua dan anak,dalam hal ini dihadapi kesukaran yang sama dengan penetapan criteria untuk evaluasi produk terhadap pelayanan langsung kepada para siswa.

Page 21: Evaluasi Bk

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto)

----> R E S U M E <-----BAB I

KONSEP EVALUASI PROGRAM

A.    Pengertian Program dan Evaluasi Program

Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit  yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu.

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan.

Evaluasi program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan yang bertujuan mengumpulkan informasi tentang  realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang guna pengambilan keputusan.

 B.     Kaitan antara Penelitian dengan Evaluasi program

Dalam kegiatan penelitian  peneliti ingin mengetahui gambaran tentang sesuatu kemudian dideskripsikan, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu sebagai hasil pelaksanaan program, setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu.

Dalam kegiatan penelitian, peneliti dituntun oleh rumusan masalah, sedangkan dalam evaluasi program, pelaksana (evaluator) ingin mengatahui tingkat ketercapaian program, dan apabila tujuan belum tercapai pelaksana (evaluator) ingin mengetahui letak kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil.

 C.    Ciri-ciri dan Persyaratan Evaluasi Program

Ciri dan persyaratan evaluasi program mengacu pada kaidah yang berlaku, dilakukan secara sistematis, teridentrifikasi penentu keberhasilan dan kebelumberhasilan program, menggunakan tolok ukur baku, dan hasil evaluasi dapat digunkan sebagai tindak lanjut atau pengambilan keputusan.

 D.    Komponen, Subkomponen, dan Indikator Program

Program merupakan  satu kesatuan dari beberapa bagian atau komponen yang saling berkait untuk mencapai tujuan yang ditentukan oleh sistem tersebut.  Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-masing komponen terdiri atas beberapa subkomponen dan masing-masng subkomponen terdapat beberapa indikator.

Dalam kegiatan evaluasi program, indikator merupakan petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Perlu diketahui bahwa

Page 22: Evaluasi Bk

ketidakberhasilan suatu kegiatan dapat juga dipengaruhi oleh komponen atau subkomponen yang lain.

 E.     Tujuan Evaluasi Program

Evaluasi program bertujuan untuk mengetahui pencapaian tujuan program yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, hasil evaluasi program digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tindak lanjut atau untuk melakukan pengambilan keputusan berikutnya.

F.     Manfaat Evaluasi Program

Evaluasi  sama artinya dengan kegiatan supervisi. Kegiatan evaluasi/supervisi dimaksudkan untuk mengambil keputusan atau melakukan tindak lanjut dari program yang telah dilaksanakan. Manfaat dari evaluasi program dapat berupa penghentian program, merevisi program, melanjutkan program, dan menyebarluaskan program.

G.    Evaluator Program

Evaluator program harus orang-orang yang memiliki kompetensi yang mumpuni, di antaranya mampu melaksanakan, cermat, objektif, sabar dan tekun, serta hati-hati dan bertanggung jawab. Evaluator dapat berasal dari kalangan internal (evaluator dan pelaksana program) dan kalangana eksternal (orang di luar pelaksana program tetapi orang yang terkait dengan kebijakan dan implementasi program).  H.    Hakikat antara Tujuan Program dengan Tujuan Evaluasi Program

Program adalah suatu rencana yang melibatkan berbagai unit  yang berisi kebijakan dan rangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk diimplementasikan di lapangan. Sedangkan evaluasi program bertujuan  untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan implementasi program yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan tindak lanjut atau pengambilan keputusan.

BAB IIPENGEMBANGAN KRITERIA DALAM EVALUASI PROGRAM

A.    Pengertian Kriteria

Kriteria diartikan sebagai patokan yang digunakan sebagai ukuran atau tolok ukur. Dalam evaluasi program, kriteria digunakan untuk mengukur ketercapaian suatu program berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan.

B.     Perlunya Disusun Kriteria

Kriteria disusun sebagai pedoman evaluator dalam melaksakan evaluasi program. Disusunnya kriteria, evaluator menjadi lebih mantap karena ada patokan, dapat digunakan sebagai bukti pertanggungjawaban dari hasil evaluasi, untuk menghindari subjektivitas evaluator, dan hasil evaluasi sama walaupun evaluator berbeda.

 C.    Dasar Penyusunan Kriteria

Penyusun kriteria adalah calon-calon evaluator. Hal ini mengingat merekalah orang-orang yang memahami tentang program yang akan dievaluasi. Dasar penyusunan kriteria adalah, peraturan atau ketetentuan yang melatarbelakangi dikeluarkannya program,

Page 23: Evaluasi Bk

pedoman pelaksanaan program, dokumen dan sumber-sumber ilmiah yang umum digunakan, hasil penelitian yang relevan, petunjuk atau pertimbangan ahli evaluasi, tim evaluator, evaluator sendiri dengan menggunakan daya nalar dan kemampuan yang dimilikinya.

D.    Cara Menyusun Kriteria

Wujud kriteria berupa tingkatan atau gradasi kondisi sesuatu yang dapat ditransfer menjadi nilai.

Wujud kriteria berupa kriteria kuantitatif (angka-angka) dan kriteria kualitatif (menghitung jumlah indikator yang telah tercapai).

Kriteria kuantitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tanpa pertimbangan, yaitu membagi rentangan (mis. 10-100) dalam  kategaori secara sama, dan (2) banyaknya rentangan dalam tiap kategori tidak sama karena petimbangan tertentu.

Kriteria kualitatif dibedakan menjadi dua, yaitu (1) kriteria kualitatif tanpa pertimbangan, yaitu  menghitung jumlah indikator yang telah memenuhi persyaratan, dan (2) kriteria kualitatif dengan pertimbangan, yaitu dengan cara menghitung indikator yang telah memenuhi persyaratan dengan mempertimbangkan skala prioritas atau pembobotan.

Page 24: Evaluasi Bk

BAB IIIMODEL DAN RANCANGAN EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

 A.    Berbagai Model Evaluasi Program

Pada buku inidisajikan model evaluasi menurut Kaufan dan Thomas yang membedakan model evluasi program menjadi delapan, yaitu:

1.      Goal Oriented Eavaluation Model

Objek pengamatan model ini adalah tujuan dari program. Evaluasi dilaksanakan berkesinambungan, terus-menerus untuk mengetahui ketercapaian pelaksanaan program.

2.      Goal Free Eavaluation Model

Dalam melaksanakan evaluasi tidak memperhatikan tujuan khusus program, melainkan bagaimana terlaksananya program dan mencatat hal-hal yang positif maupun negatif.

3.      Formatif Summatif Evaluation Model

Model evaluasi ini dilaksanakan ketika program masih berjalan (evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai (evaluasi sumatif).

4.      Countenance Evaluation Model

Model ini juga disebut model evaluasi pertimbangan. Maksudnya evaluator mempertimbangkan program dengan memperbandingkan kondisi hasil evaluasi program dengan yang terjadi di program lain, dengan objek ssaran yang sama dan membandingkan kondisi hasil pelaksanaan program dengan standar yang ditentukan oleh program tersebut.

5.      Responsif Evaluation Model

Model ini tidak dijelaskan dalam buku ini karena model ini kurang populer.6.      SSE-UCLA Evaluation Model

Model ini meliputi empat tahap, yaitua.       Needs assessment, memusatkan pada penentuan masalah hal-hal yang perlu

dipetimbangkan dalam program, kebutuhan uang dibutuhkan oleh program, dan tujuan yang dapat dicapai.

b.      Program planning, perencanaan program dievaluasi untuk mengetahui program disusun sesuai analisis kebutuhan atau tidak.

c.       Formative evaluation, evaluasi dilakukan pada saat  program berjalan.

d.      Summative program, evaluasi untuk mengetahui hasil dan dampak dari program serta untuk mengetahui ketercapaian  program.

7.      CIPP Evaluation Model (Context   Input   Process   Product)a.       Evaluasi Konteks

Evaluasi konteks adalah evaluasi terhadap kebutuhan, tujuan pernenuhan dan karakteristik individu yang menangani. Seorang evaluator harus sanggup menentukan prioritas kebutuhan dan memilih tujuan yang paling menunjang kesuksesan program.

b.      Evaluasi Masukan

Page 25: Evaluasi Bk

Evaluasi masukan mempertimbangkan kemampuan awal atau kondisi awal yang dimiliki oleh institusi untuk melaksanakan sebuah program.

c.       Evaluasi ProsesEvaluasi proses diarahkan pada sejauh mana program dilakukan dan sudah terlaksana sesuai dengan rencana. 

d.      Evaluasi HasilIni merupakan tahap akhir evaluasi dan akan diketahui ketercapaian tujuan, kesesuaian proses dengan pencapaian tujuan, dan ketepatan tindakan yang diberikan, dan dampak dari program.

8.      Discrepancy ModelModel ini ditekankan untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi pada setiap

komponen program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara standar yang sudah ditentukan dalam program dengan penampilan aktual dari program tersebut.

 B.     Ketepatan Penentuan Model Evaluasi Program

Program dibedakan dibedakan menjadi berdasarkan jenis kegiatannya, yaitu program pemrosesan (mengubah sesuatu yang dianggap bahan mentah menjadi sesuatu yang dianggap barang jadi), program layanan (program yang bertujuan memberikan kepuasan pada pihak lain), dan program umum (program yang yang bersifat umum, tidak memiliki spesifikasi sebagaimana program pemprosesan dan program layanan).

Ketepatan penentuan model evaluasi program bergantung pada jenis kegiatannya. Oleh karena itu tidak semua model evaluasi program dapat diterapkan.

 C.    Rancangan Evaluasi Program

Hal-hal yang dicantumkan dalam rancangan program adalah (1) judul kegiatan, (2) alas an dilaksanakannya evaluasi, (3) tujuan  evaluasi, (4) pertanyaan evaluasi, (5) metodologi yang digunakan, dan (6) prosedur kerja dan langkah-langkah kegiatan.

BAB IVPERENCANAAN EVALUSI PROGRAM

Membicarakan tentang analisis kebutuhan adalah merupakan sarana atau alat yang konstruktif dan positif untuk melakukan sebuah perubahan, yakni perubahan yang didasarkan atas logika yang bersifat rasional sehingga kemudian perubahan ini menunjukkan upaya formal yang sistematis menentukan dan mendekatkan jarak kesenjangan antara “seperti apa yang ada” dengan “bagaimana seharusnya” dengan sasarannya adalah siswa, kelas dan sekolah.            Dalam sistem pendidikan, karena pendidikan itu sendiri hanya merupakan alat belaka, sedangkan prestasi belajar siswa adalah hal yang menjadi tujuan, maka membuat rencana mengajar  merupakan proses penting untuk menentukan alat yang tepat dalam mencapai tujuan akhir. Setelah guru berhasil menentukan materi yang akan diajarkan, perlu secara hati-hati meninjau kembali apakah dalam pemilihan materinya  sudah tepat, dalam arti sudah sesuai benar dengan kebuituhan siswa.            Ada dua cara yang lazim dilakukan dalam melakukan analisis kebutuhan, yaitu secara obyektif dan subyektif. Kedua cara tersebut dimulai dari identifikasi lingkup tujuan penting dalam program, menentukan indikator dan cara pengukuran tujuan-tujuan,

Page 26: Evaluasi Bk

menyusun kriteria (standar) untuk tiap-tiap indikator dan membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria. Ciri khas dalam cara melakukan analisis kebutuhan secara subjektif adalah mengumpulkan semua evaluator untuk bersama-sama menentukan skala prioritas kebutuhan.            Selain dua cara tersebut evaluator dapat juga menggunakan gabungan dari keduanya, yaitu sebagian menggunakan cara obyektif, sebagian yang lain mernggunakan cara subyektif. Di samping itu, seorang evaluator dapat juga menambahkan bahan lain yang diambil dari pihak laur dirinya. Yang dimaksud dengan pihak luar diantaranya adalah kawan-kawan dekat atau anggota keluarga lain dari responden yang diperkirakan pihak tersebut memang diperlukan dan data yang diberikan dapat dipercaya.            Evaluasi program tidak lain adalah penelitian, dengan cirri-ciri khusus. Oleh karena evaluasi program sama dengan penelitian maka sebelum memulai kegiatan,seperti juga penelitian, harus membuat proposal. Isi dan langkah-langkah dalam penyusunan proposal sama dengan proposal dalam penelitian.            Dalam pembahasan kali ini hanya tiga hal yang akan dijelaskan secara khusus. Ketiga hal dimaksud, sekaligus butir yang rawan adalah sebagai berikut :

1.      Bagian pendahuluan, menentukan garis besar isi bagian ini.2.      Bagian metodologi berisi tiga hal pokok, yaitu penentuan sumber data, metode

pengumpulan data, dan penentuan instrumen pengumpulan data. Ada tiga sumber data yang didahului dengan huruf P (kata bahasa Inggris), yaitu :Person ( manusia), Place (tempat) dan paper (kertas dan lain-lain). Penentuan metode pengumpulan data harus disesuaikan dengan sumber data.

3.      Bagian cara menentukan evaluasi. Instrumen pengumpul data evaluasi adalah alat yang diperlukan untuk mempermudah pengumpulan data.Jenis instrument sebanyak jenis metode yang digunakan dan selanjutnya pemilihan jenis instrument pengumpulan data harus disesuaikan dengan metode yang sudah ditentukan oleh evaluator. Instrumen merupakan alat untuk mempermudah penggunaan metode dalam pengumpulan data.Ada lima langkah yang harus dilalui dalam menyusun instumen yaitu :

(a)    Identifikasi indikator sebagai obyek sasaran evaluasi.(b)   Membuat tabel hubungan antara komponen-indikator-sumber data-metode-instrumen,(c)    Menyusun butir-butir instrumen(d)   Menyusun kriteria-kriteria penilaian,dan(e)    Menyusun pedoman pegerjaan

Di dalam kisi-kisi yang merupakan alat bantu penyusunan instrumen tertentu secara khusus tidak lagi mencantumkan sumber data dan metode, tetapi langsung hubungan antara indikator dengan nomor-nomor instrumen. Di antara langkah-langkah penyusunan instrumen, yang merupakan alat bantu yang paling bermanfaat bagi penyusunan instrumen adalah kisi-kisi. Itulah sebabnya, kisi-kisi harus disusun secara cermat dan hati-hati. Petunjuk pengerjaan jangan terlupakan, agar responden tidak salah dalam membantu mengisi instrumen bagi evaluator.

BAB VLANGKAH-LANGKAH EVALUASI PROGRAM

Page 27: Evaluasi Bk

Dalam bab ini dibicarakan mengenai beberapa langkah atau tahapan dalam melaksanakan evaluasi program. Secara garis besar tahapan tersebut meliputi : tahapan persiapan evaluasi program, tahap pelaksanaan, dan tahap monitoring. Penjelasan tentang langkah-langkah tersebut dapat dilihat dalam bagan dibawah ini :A. Persiapan Evaluasi Program- Penyusunan evaluasi- Penyusunan instrumen evaluasi- Validasi instrumen evaluasi- Menentukan jumlah sampel yang diperlukan- Penyamaan persepsi antar evaluator sebelum data di ambil

Penyusunan terkait dengan model diantaranya; model CIFF, model Metfessel and Michael, model Stake, model Kesenjangan, model Glaser, model Michael Scriven, model Evaluasi Kelawanan, dan model Need Assessment.

Langkah langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrument evaluasi :-    Merumuskan tujuan yang akan dicapai-    Membuat kisi-kisi-    Membuat butir-butir instrument-    Menyunting instrument     -    Instrumen yang telah tersusun perlu di validasi-    Dapat dilakukan dengan metode Sampling-    Beberapa hal yang perlu disamakan : tujuan program, tujuan evaluasi, kriteria keberhasilan

program, wilayah generalisasi, teknik sampling, jadwal kegiatan B.  Pelaksanaan Evaluasi Program

            Evaluasi program dapat dikategorikan evaluasi reflektif, evaluasi rencana, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Keempat jenis evaluasi tersebut mempengaruhi evaluator dalam mentukan metode dan alat pengumpul data yang digunakan.            Dalam pengumpulan data dapat menggunakan berbagai alat pengumpul data antara lain : pengambilan data dengan tes, pengambilan data dengan observasi ( bias berupa check list, alat perekam suara atau gambar ), pengambilan data dengan angket, pengambilan data dengan wawancara, pengambilan data dengan metode analisis dokumen dan artifak atau dengan teknik lainya.

C.  Tahap Monitoring (Pelaksanaan)       Monitoring pelaksanaan evaluasi berfungsi untuk mengetahui kesesuaian

pelaksanaan dengan rencana program. Sasaran monitoring adalah seberapa pelaksaan program dapat diharapkan/ telah sesuai dengan rencana program, apakah berdampak positif atau negatif.Teknik dan alat monitoring dapat berupa :

-            Teknik pengamatan partisipatif-            Teknik wawancara-            Teknik pemanfaatan dan analisis data dokumentasi-            Evaluator atau praktisi atau pelaksana program-            Perumusan tujuan pemantauan-            Penetapan sasaran pemantauan-            Penjabaran data yang dibutuhkan-            Penyiapan metode/alat pemantauan sesuai dengan sifat dan sumber/jenis data

Page 28: Evaluasi Bk

-            Perencanaan analisis data pemantauan dan pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan monitoring

Melanjutkan mengenai sampel ada 7 jenis sampel yang dapat dijadikan sebagai metode dalam evaluasi program diantaranya adalah : (1). Proportional sampel, (2). Startified sampel, (3). Purposive sampel, (4). Quota sampel, (5). Double sampel, (6). Area probability sampel, (7). Cluster sampel. 

BAB VIANALISIS DATA DALAM EVALUASI PROGRAM

Dalam penelitian data di bagi dua yaitu data kuantitatif dan kualitatif, dengan kedua jenis ini kemudian data diolah. Jenis pertama terkait dengan statistika sedangkan yang kedua sebaliknya atau nonstatistika. Dalam menganalisis dan mengolah data kuantitatif hendaknya dilakukan dengan tabulasi data. Tabulasi merupakan coding sheet untuk memudahkan peneliti dalam mengolah dan menganalisis data. Karena memahami secara tabulasi lebih mudah dibandingkan dengan bentuk uraian narasi yang panjang. Analisis data kuantitatif dapat dilakukan dengan dua cara, Pertama. Statistik Deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang tujuannya melukiskan dan menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi yang diamati. Kedua, Statistik Inferensial yaitu mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data yang dilakukan untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atas data dan akan berlaku bagi keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Statistik ini juga disebut dengan statistik parametrik berlaku untuk data interval atau rasional jika datanya normal. Dan apabila datanya tidak normal serta berbentuk ordinal atau nominal, maka jenis statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik.

Tidak semua data dilapangan berbentuk simbol-simbol yang bisa dikuantifikasi dan dihitung secara matematis. Ada kalanya datanya abstrak yang tidak dapat dimanipulasi menjadi numerik sehingga data jenis ini hanya dapat dilakukan dengan analisis kualitatif.Kegiatan dalam menganalisis data kualitaitif dapat melalui tahapan-tahapan berikut :1. Dengan mereduksi/menyiangi data2. Display data3. Menafsirkan data4. Menyimpulkan dan verifikasi5. Meningkatkan keabsahan hasil6. Narasi hasil analisis.

Pengolahan data kan lebih mudah dengan menggunakan bantuan computer sehingga hasilnya akan dapat. diperoleh lebih cepat

BAB VIIMENYUSUN KESIMPULAN DAN RUMUSAN REKOMENDASI

            Kesimpulan adalah sesuatu yang merupakan inti dari sederetan informasi atau sajian yang menyatakan tentang status program yang sedang dievaluasi.            Kesimpulan berbentuk kalimat pernyataan kualitatif yang menunjukkan keadaan atau sifat sesuatu sehingga di dalam gerak kegiatan programdengan cepat dapat diketahui dimana posisinya.Kesimpulan sangat penting kedudukan dan isi rumusannya untuk dilanjutkan menjadi rekomendasi.

Page 29: Evaluasi Bk

            Rekomendasi disusun setelah kesimpulan dibuat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rekomendasi, yaitu mengenai perlunya melihat dengan cermat alas an yang diusulkan responden tentang upaya peningkatan kualitas program yang dievaluasi dimasa yang akan datang  

BAB VIII

MENYUSUN LAPORAN EVALUASI            Menyusun laporan evaluasi adalah kegiatan akhir dari evaluasi program. Laporan hasil evaluasi disusun dalam bentuk tulisan dan dapat dipublikasikan.            Secara garis besar laporan evaluasi program terdiri dari empat pokok hal yaitu : permasalahan, metodologi evaluasi, hasil evaluasi dan kesimpulan hasil evaluasi.            Laporan evaluasi tidak ubahnya seperti laporan penelitian, ada yang menggunakan pendekatan kuantitatif, dan ada yang menggunakan pendekatan kualitatif.            Laporan evaluasi menggunakan pendekatan kuantitatif umumnya tersusun dari lima atau enam bab, yaitu : pendahuluan, pembahasan kepustakaan, metodologi evaluasi, hasil evaluasi dan pembahasan (hasil evaluasi, pembahasan ), serta kesimpulan dan rekomendasi.            Laporan evaluasi menggunakan pendekatan kualitatif umumnya tersusun dari beberapa bab dan sub bab yang dapat diidentifikasi menjadi tiga bagian pokok, yaitu : pendahuluan, inti pembahasan dan kesimpulan.            Secara garis besar laporan hasil evaluasi diharapkan diususun secara ringkas, padat, jelas dan paling tidak memuat hal-hal berikut : ringkasan eksekutif, pendahuluan, kajian pustaka, komponen dalam metodologi evaluasi, hasil evaluasi, kesimpulan dan rekomendasi yang terakhir adalah daftar pustaka.  

 BAB IX

TATA TULIS LAPORAN EVALUASI         Tata tulis laporan mencakup ketentuan tentang kertas, naskah, sampul, pengetikan, penomoran, ilustrasi, pengutipan, penulisan lampiran, penulisan daftar pustaka dan bahasa.1. Kertas naskah dan sampulNaskah laporan sebaiknya menggunakan jertas kwarto (21x28,5 cm) HVS 80 gram, sampul laporan sebaiknya dibuat dari kertas buffalo dengan warna disesuaiakan.2. PengetikanPengetikan mencakup penggunaan huruf, penulisan bilangan, spasi, batas tepi naskah, pengetikan alenia baru, pengisian halaman naskah, pengetikan bab sub bab.3. PenomoranPenomoran halaman diletakkan di sebelah kanan atas dua spasi di atas baris pertama teks. Nomor halaman menggunakan angka arab.4. Ilustrasi

Ilustrasi dapat terdiri dari foto, grafik, diagram, bagan, peta dan denah serta tabel.5. PengutipanKutipan harus sama dengan sumber aslinya, baik bahasa maupuin ejaannya. Penulisan kutipan diawali dan diakhiri dengan tanda kutip (“ )6. Penulisan lampiran

Page 30: Evaluasi Bk

Lampiran seperti tabel, carta, dokumen, transkip wawancara dan sejenisnya ditempatkan setelah daftar pustaka7. Penulisan daftar pustakaPenulisan daftar pustaka meliputi buku, artikel, laporan atau karangan dalam jurnal atau majalah ilmiah dan penerbitan lain.8. BahasaBahasa yang digunakan untuk penulisan laporan evaluasi adalah bahasa Indonesia ragam ilmiah.

------>>> Gambaran umum kandungan buku Evaluasi Program Pendidikan Pengarang Prof.Dr. Suharsimi Arikunto dan cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd, edisi kedua, penerbit Bumi Aksara, jakarata, bahwa Dalam setiap kegiatan manajemen akan dikatakan sempurna jika dalam prosesnya dilaksanakan suatu evaluasi, tidak terkecuali dalam manajemen pendidikan. Program pendidikan sebagai penjabaran dari perencanan pendidikan harus dievaluasi dengan saksama, menggunakan strategi yang tepat sehingga hasilnya dapat di pertanggungjawabkan.

Evaluasi terhadap program pendidikan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu program pendidikan dan hasil evaluasi dapat dijadikan informasi sebagai masukan untuk menentukan tindak lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.

Dalam buku ini disusun untuk membantu siapa saja yang sedang belajar mengevaluasi program atau yang saat ini sedang menyiapkan langkah melakukan program evaluasi.

Pada bab I diuraikan tentang konsep dasar  evaluasi program, ciri-ciri evaluasi program, komponen evaluasi program, tujuan evaluasi program, syarat evaluator, dan keterkaitan antara tujuan program dan tujuan evaluasi program. Bagian ini memberikan gambaran umum secara teoretis tentang evaluasi program.   Uraian ini mampu memberikan penjelasan dan konsep dasar yang harus dipahami oleh penyusun program dan calon evaluator; khususnya bagi praktisi pendidikan. Namun, yang tampak ditonjolkan dalam uraian ini adalah program dan evaluasi program yang berkenaan dengan program pembelajaran. Padahal buku ini berjudul Evaluasi Program Pendidikan. Memang, implementasi dari program pendidikan akan sangat tampak pada pelaksanaan pembelajaran. 

Yang perlu ditambahkan dalam bab ini, menurut saya, perlu diuraikan tentang ruang lingkup program-program  pendidikan. Hal ini mengingat program pendidikan bukan hanya tentang pelaksanaan pembelajaran saja. Konsep program manajemen pengelolaan pendidikan (misalnya di tingkat satuan pendidikan) belum tampak pada bab ini. Konsep manajemen program pendidikan perlu disajikan agar pembaca mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang program-program pendidikan. Jika pembaca telah memiliki pemahaman yang relatif lengkap tentang program manajeman pendidikan barulah disajikan uraian tentang evaluasi program pendidikan.

Page 31: Evaluasi Bk

Bab II menguraiakan tentang pengembangan kriteria dalam evaluasi program. Sebagaimana lingkup pembahasan pada bab I, pada bab ini juga belum tampak implementasi teknik penyusunan kriteria pada program pendidikan.

Bab III menguraikan tentang berbagai model evaluasi program dan cara menentukan model evaluasi yang tepat, dan cara menyusun rancangan evaluasi program. Pada bab ini masih berupa gambaran umum tentang model dan rancangan evalusi program. Uraian secara detail tentang model dan implementasi dalam evaluasi program pendidikan masih belum tampak. Bagi pembaca yang belum memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentu masih membutuhkan penjelasan yang lebih rinci. Demikian juga pada cara penyusunan rancangan evaluasi program.

Bab IV menguraikan tentang perencanaan evaluasi program. Sebagaimana uraian pada bab-bab sebelumnya, bab ini juga belum memberikan gambaran secara lebih lengkap tentang perencanaan evaluasi program pendidikan sebagaimana judul buku ini. Yang tampak masih terbatas pada perencanaan evaluasi program secara umum saja.

Bab V membahas tentang Langkah langkah Evaluasi Program, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu : Persiapan Evaluasi Program, yang harus dilakukan dengan cermat oleh Evaluator. Pelaksanaan Evaluasi Program dan Monitoring (pemantauan) pelaksanaan Evaluasi.

Bab VI Membahas tentang Analisis data dalam evaluasi program, membahas tentang analisis data yang diperoleh dari lapangan bisa berbentuk kualitatif dan kuantitatif. Untuk data kuantitatif biasanya menggunakan teknik statistic sedangkan untuk data kualitatif menggunakan teknik nonstatistik. Dalam pengolaan data kuantitatif langkah pertamanya adalah melakukan tabulasi data, setelah itu barulah pengolahan data.teknik pengolahan dengan statistic terbagi dua jenis yaitu deskriptif dan inferensial.

Bab VII membahas tentang menyusun kesimpulan dan rumusan rekomendasi, dan pada bab VIII membahas tentang Susunan loporan evaluasi biasanya memuat empat hal pokok, yaitu: (1) permasalahan, (2) metodologi evaluasi, (3) hasil evaluasi, (4) kesimpulan atas hasil evaluasinya.

Bab IX membahas tentang tata tulis laporan evaluasi. Penulisan laporan evaluasi memiliki beberapa tujuan yaitu untuk memberikan keterangan, memulai suati tindakan, mengoordinasi proyek, menyarankan suatu langkah atau tindakan, dan merekam kegiatan. Perlu kita ketahui tata tulis laporan mencakup ketentuan tentang kertas, naskah, sampul, pengetikan, penomoran, ilustrasi, pengutipan, penulisan lampiran, penulisan daftar pustaka, dan bahasa.