kel 3 manajemen informasi data agregat sistem pelaporan pelayanan kesehatan
TRANSCRIPT
MANAJEMEN INFORMASI DATA
AGREGAT SISTEM PELAPORAN
PELAYANAN KESEHATAN
Kelompok 3
NIA LESTARI (713701S 013018)
NOVA JULYA (713701S 013019)
MURNI FARIZA (713701S 013015)
JIHAN AMALIA (713701S 013009)
PENGERTIAN
•Manajemen adalah suatu proses yangdilakukan oleh satu orang /lebih untukmengkoordinasikan kegiatan-kegiatan oranglain guna mencapai hasil (tujuan) yang tidakdapat dicapai oleh hanya satu orang saja.(Evancevich).
•Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatanatau suatu seni untuk mengatur para petugaskesehatan dan nonpetugas kesehatan gunameningkatkan kesehatan masyarakat melaluiprogram kesehatan.”
•Agregat adalah fakta atau datasebagai sumber data kesehatan didalam pelayanan kesehatan,contohnya data indikator rumahsakit.
•Manajemen informasi data agregatpelayanan kesehatan adalahmanajemen informasi data sebagaisumber penelitian dari sebuahpelayanan kesehatan.
Sumber Data Pelaporan Di Pelayanan
Kesehatan
1. Data Primer (Primary Data) : ialah datayang dikumpulkan dari sumber-sumberasli untuk tujuan tertentu melalui surveilapangan dengan menggunakan semuametode pengumpulan data original.
2. Data Sekunder (Secondary Data) : ialahdata yang telah dikumpulkan oleh lembagapengumpul data dan dipublikasikan kepadamasyarakat pengguna data.
INDIKATOR PELAPORAN RUMAH SAKIT
Statistik rumah sakit adalah gambarantentang kedaan pelayanan dirumah sakit. Biasanyabisa dilihat dari berbagi segi:• a. Tingkat pemanfaat sarana pelayanan• b. Mutu pelayanan• c. Tingkat efisiesi pelayanan.
Untuk mengetahui tingkat tingkatpemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayaanan dirumahsakit diperlukan berbagai indikator. Indikatoradalah nilai parameter yang akan dipakai sennagainilai banding antara fakta dengan standard yangdiinginkan. Indikator untuk menilai rumah sakit yangsering digunakan adalah:
1. BOR (Bed Occupancy Ratio)
•BOR = (Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the
ratio of patient service days to inpatient bed
count days in a period under consideration”.
•Sedangkan menurut Depkes RI (2005), BOR
adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu.
1. BOR (Bed Occupancy Ratio
• Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur
rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal
adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
Jumlah hari perawatan rumah sakit
• BOR = X 100%
Jmlh t4 tidur X Jmlh hari dlm satu periode
Contoh : Pasien yang dirawat tgl 1 sep = 97 pasien; 2 sep = 98 pasien; 3 sep = 100 pasien; tgl 4 sep = 89 pasien. Maka Jumlah Hari Perawatan dari tgl 1 – 4 Sep adalah 384. Selama 4 hari (periode)
Jumlah Tempat Tidur = Banyaknya tempat tidur yang ada/yang beroperasional di RS
Misalnya jumlah TT kita ada 200 TT.
Maka BORnya adalah :
Jumlah HP = 384BOR = ————————————————– X 100 %
(Jumlah TT = 200) X (Periode = 4 hr)
384BOR = ——— X 100 %
200 X 4
384BOR = ——— X 100 %
800
BOR = 48 %
2. AVLOS (Average Length of Stay)
•AVLOS = Rata-rata lamanya pasien dirawat).
AVLOS menurut Huffman (1994) adalah “The
average hospitalization stay of inpatient
discharged during the period under
consideration”.
•AVLOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-
rata lama rawat seorang pasien.
2. AVLOS (Average Length of Stay)
• Indikator ini disamping memberikan gambarantingkat efisiensi, juga dapat memberikangambaran mutu pelayanan, apabila diterapkanpada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yangperlu pengamatan yang lebih lanjut.
• Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).Rumus :
Jumlah lama dirawatAVLOS =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Contoh : Pada tanggal 4 Sep ini ada 5 orang pasien pulang.
Pasien A pulang dengan lama dirawat 4 hari
Pasien B pulang paksa dengan lama dirawat 2 hari
Pasien C meninggal dengan lama dirawat 10 hari
Pasien D pulang dengan lama dirawat 3 hari
Pasien E pulang dengan lama dirawat 6 hari
Jadi Jumlah Lama Dirawat pada tanggal 4 sep tersebut adalah 25 hari dan pasien yang pulang (baik hidup ataupun meninggal) ada 5 orang. Maka pada tanggal 4 Sep tersebut ALOSnya adalah :
Jumlah Lama Dirawat = 25 hariALOS = ————————–-------------------------------------------
Jumlah Pasien Keluar hidup & meninggal = 5 orang
25ALOS = ——
5
ALOS = 5 hari
Untuk mendapatkan lama dirawat pada setiap pasien dihitung dari kapan pasien pulang dan pasien tersebut masuk. Misalnya. Pasien A masuk tanggal 31 Agustus dan pulang tanggal 4 Sep, maka lama dirawat Pasien A adalah 4 hari.
3. TOI (Turn Over Interval
•TOI (Turn Over Interval = Tenggang
perputaran).
•TOI menurut Depkes RI (2005) adalah
rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi
berikutnya.
3. TOI (Turn Over Interval)
• Indikator ini memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada
kisaran 1-3 hari.
Rumus :
(Jmlh t4 tidur x Periode) – Hari perawatan)
TOI =
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
Contoh : Jumlah TT = 200 TT
Jumlah periode = 1 hari
Jumlah hari Perawatan = 90
Jumlah pasien keluar hidup & meninggal = 5 orang
Maka TOInya adalah :
(jmlh TT = 200 X jmlh periode =1) – Hari perawatan = 90
TOI = —————————————————————————-
Jumlah pasien keluar hidup & meninggal = 5
(200 X 1) – 90
TOI = —————–
5
110
TOI = ———
5
TOI = 22 hari
Jumlah pasien meninggal > 48 jam dirawat
4. BTO (Bed Turn Over)
•BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran
tempat tidur). BTO menurut Huffman (1994)
adalah “...the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay”.
•BTO menurut Depkes RI (2005) adalah
frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam
satu satuan waktu tertentu.
4. BTO (Bed Turn Over)
• Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50
kali.
Rumus :
Jmlh pasien keluar (hidup + mati)
BTO =
Jumlah tempat tidur
Contoh : Pasien keluar hidup & meninggal ada 5
orang pada tanggal 4 Sep
Jumlah Tempat tidur ada 200 TT
Maka BTOnya adalah :
Jmlh Pasien Keluar Hidup & Meninggal = 5
BTO = ——————————————————
Jumlah Tempat Tidur = 200 TT
5
BTO = ——
200
BTO = 0.025 kali
5. NDR (Net Death Rate)
• NDR (Net Death Rate)
NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka
kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000
penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran
mutu pelayanan di rumah sakit.
Rumus :
Jumlah pasien mati > 48 jam
NDR = X 1000 ‰
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
6. GDR (Gross Death Rate)
• GDR (Gross Death Rate)
GDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka
kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.
Rumus :
Jmlh pasien mati slruhnya
GDR = x1000 ‰
Jmlh pasien keluar (hidup + mati)
Penyajian Indikator Pelayanan Kesehatan
Dengan Menggunakan Grafik Barber
Johnson
•Grafik Barber Johnson merupakansalah satu alat untuk mengukurtingkat efisiensi pengelolaan rumahsakit. Grafik barber Johnson sendiridiperoleh dari hasil perhitunganbeberapa data statistic rumah sakit.Dan dalam hal ini, tentu saja medicalrecorder memegang peran penting.