bk kommprehensif

24
BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF MAKALAH Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah survey permasalahan bk Dosen pengampu : Muslikah S.Pd., M.Pd. Disusun oleh Atik permanasari (1301411072) Unik prilintia (1301411036) Bondan sawung.p (13014110 ) Alif gema.A (13014110 ) Rombel 2 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Upload: miftahussurur

Post on 27-Nov-2015

650 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bk

TRANSCRIPT

Page 1: Bk Kommprehensif

BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah survey permasalahan bk

Dosen pengampu : Muslikah S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh

Atik permanasari (1301411072)Unik prilintia (1301411036)Bondan sawung.p (13014110 ) Alif gema.A (13014110 )

Rombel 2

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: Bk Kommprehensif

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan Tujuan Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003)

setiap satuan pendidikan tidak hanya memberikan pembekalan ilmu

pengetahuan dan teknologi (perkembangan aspek kognitif) namun juga

memfasilitasi perkembangan peserta didik secara optimal. Upaya untuk

memberikan pembekalan ilmu pengetahuan dan teknologi (perkembangan

aspek kognitif) merupakan tugas dari guru bidang studi sedangkan upaya

untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik merupakan tugas guru

bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis

data tentang perkembangan peserta didik beserta faktor yang

mempengaruhinya. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya layanan

bimbingan dan konseling memerlukan kolaborasi antara konselor dengan

pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, staf administrasi, orang tua peserta

didik dan pihak-pihak terkait begitu juga sebaliknya.

Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan program bimbingan

dan konseling yang mewadahi seluruh kegiatan bimbingan dan konseling

yang akan diberikan kepada peserta didik dalam rangka menunjang

tercapainya tujuan pendidikan nasional pada umumnya dan visi/misi yang

ada di sekolah secara khusus. Penyusunan program bimbingan dan

konseling hendaknya merujuk pada pedoman kurikulum dan berdasarkan

kondisi objektif yang berkaitan dengan kebutuhan nyata di sekolah yang

disesuaikan dengan tahapan perkembangan peserta didik. Sehingga program

yang dilaksanakan merupakan program yang realistik dan layak untuk

diimplementasikan  dan dapat mengembangkan potensi peserta didik secara

optimal di sekolah-sekolah.

Sugiyo, (2011:16) mengemukakan bahwa komponen bimbingan dan

konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan,

yaitu: (1) kurikulum bimbingan dan konseling; (2) layanan responsif; (3)

Page 3: Bk Kommprehensif

layanan perencanaan individual; dan (4) dukungan system. Dalam makalah

ini akan dibahas mengenai struktur-struktur bimbingan dan konseling

komprehensif tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Bimbingan dan konseling komprehensif?

2. Apa saja komponen-komponen yang terdapat pada Bimbingan dan

konseling komprehensif?

3. Bagaimana sejarahnya BK komprehensif?

4. Apa perbedaan antara Bk Komprehensif dengan Pola 17+?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bimbingan dan

konseling komprehensif

2. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen yang terdapat pada

Bimbingan dan konseling komprehensif

3. Untuk mengetahui bagaimana lahirnya BK Komprehensif

4. Untuk mengetahui apa perbedaan antara Bk Komprehensif dengan

Pola 17+

Page 4: Bk Kommprehensif

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian BK Komprehensif

Bimbingan dan konseling merupakan sistem kegiatan yang dibuat guna

membantu klien dalam mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin.

Namun dalam prosesnya, siswa tidak selalu mengalami perkembangan yang

baik, namun terkadang sifatnya fluktuatif atau tak stabil. Oleh sebab itulah,

guna membantu siswa dalam perkembangannya perlu diberikan layanan

bimbingan dan konseling yang komprehensif.

Bimbingan dan konseling komprehensif diprogramkan bagi seluruh

siswa, artinya bahwa semua peserta didik wajib mendapatkan layanan

bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, menurut Suherman bimbingan

dan konseling komprehensif perlu memperhatikan: (1) ruang lingkup yang

menyeluruh, (2) dirancang untuk lebih berorientasi pada pencegahan, dan,

(3) tujuannya pengembangan potensi peserta didik (Sugiyo, 2011:16).

Ruang lingkup bimbingan dan konseling komprehensif tidak hanya

berorientasi pada peserta didik sebagai pribadi saja, namun semua aspek

kehidupan siswa sejak usia dini sampai usia remaja (SMA/SMK). Dimana

focus utamanya adalah teraktualisasinya potensi peserta didik dan

berkembang optimal sehingga peserta didik dapat meraih sukses di sekolah

maupun masyarakat.

Titik berat bimbingan dan konseling komprehensif adalah

mengarahkanpeserta didik agar mampu mencegah berbagai hal yang dapat

menghambat perkembangannya. Selain itu, melalui hal preventif peserta

didik mampu memutuskan dan memilih tindakan-tindakan tepat ang dapat

mendukung perkembangannya.

Agar pelaksanaan program bimbingan dan konseling komprehensif

berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka harus dipahami 5

Page 5: Bk Kommprehensif

premis dasar Bimbingan dan konseling komprehensif. Menurut Gysbers dan

Henderson dalam Sugiyo, (2011:16) lima presmis tersebut adalah:

a. Tujuan Bimbingan dan konseling bersifat kompatibel dengan tujuan

pendidikan.

b.   Fokus utama layanan bimbingan dan konseling adalah mengawal

perkembangan peserta didik melalui pemenuhan fasilitas peserta didik

agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi mandiri dan lebih optimal.

c. Program bimbingan dan konseling merupakan Team

Building approach artinya merupakan suatu tim yang bersifat

kolaboratif antar staff.

d. Program bimbingan dan konseling merupakan sebuah proses yang

tersusun secara sistematis dan dikemas melalui tahap-tahap

perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan tindak lanjut.

e. Program bimbingan dan konseling harus dikendalikan oleh

kepemmimpinan yang memiliki visi dan misi yang kuat mengenai

bimbingan dan konseling.

2. Komponen Bimbingan dan Konseling Komprehensif

Menurut Gybers dan Henderson dalam Sugiyo, (2011:16) pelayanan

bimbingan dan konseling komprehensif dikemas dalam empat komponen

yaitu: (a) kurikulum bimbingan, (b) perencanaan incividual, (c) pelayanan

responsif, dan (d) dukungan sistem.

a.       Kurikulum bimbingan dan konseling

Kurikulum bimbingan dan konseling merupakan seperangkat aktifitas

yang dirancang secara sistematis untuk memfasilitasi perkembangan peserta

didik yang mencakup perkembangan akademis, karir, pribadi dan sosial.

Strtegi yang dilakukan konselor dalam pelaksanaan bimbingan dan

pelayanan dasar ini dikemukakan oleh Departemen Pendidikan Nasional

(2008: 224-230) sebagai berikut:

Page 6: Bk Kommprehensif

1)   Bimbingan kelas, merupakan suatu strategi yang digunakan konselor

untuk memberikan layanan kepada peserta didik dengan jalan

berinteraksi secara langsung didalam kelas.

2)   Pelayanan orientasi, salah satu kegiatan kkonselor dalam membantu

peserta didik agar dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan

situasi dan kondisi yang baru.

3)   Pelayanan informasi, berupa layanan yang mennitikberatkan pada

pemberian informasi kepada peserta didik agar bisa memahami dirinya

dan lingkungannya.

4)   Bimbingan kelompok, merupakan bentuk layanan bimbingan yang

diberikan kepada kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5

sampai 12 peserta didik. Hal ini dimaksudkan untuk membantu peserta

didik agar dapat merespon kebutuhan dan minatnya.

5)  Pelayanan pengumpulan data, berupa layanan yang bermaksud untuk

mengumpulkan berbagai data/informasi mengenai peserta didik secara

lengkap dan komprehensif.

 Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh

perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh

keterampilan dasar hidupnya. Tujuan layanan ini dapat juga dirumuskan

sebgai upaya membantu siswa agar:

1.      memiliki kesadaran pemahaman tentang diri dan lingkungannya

(pendidikan,  pekerjaan, sosial-budaya, dan agama);

2.      mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi

tanggung jawab atau seperangkat tingkah laku tepat (memadai) bagi

penyesuaian dirinya dengan lingkungannya;

3.      mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya, serta

mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kepada para siswa disajikan materi

layanan yang menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karier

yang kesemuanya terkait dengan pencapaian tugas-tugas perkembangannya.

Page 7: Bk Kommprehensif

Secara rinci materi aspek-aspek tugas-tugas perkembangan itu dapat

dirumuskan sebagai berikut.

a) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

b) Pengembangan kemandirian emosional.

c) Pengembangan kemampuan individual (problem solving/ decision

making)

d) Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang positif atau

keterampilan belajar yang efektif.

e) Pengembangan perilaku sosial yang bertanggung jawab (sikap altruis,

sikap toleran dalam suasana kehidupan yang heterogen: multi budaya,

etnis, ras dan agama.

f) Pengembangan upaya pencapaian peran sosial sebagai pria atau wanita.

g) Pengembangan sikap penerimaan diri secara objektif dan

pengembangan secara tepat.

h) Pengembangan sikap dan kemampuan mempersiapkan karier di masa

depan.

i) Pengembangan upaya pencapaian hubungan baru yang lebih matang

dengan teman sebaya, baik pria maupun wanita

j) Pengembangan sikap positif terhadap pernikahan dan hidup

berkeluarga.

b.      Perencanaan individual

Layanan perencanaan individual dapat diartikan sebagai layanan bantuan

kepada semua siswa agar mampu membuat dan melaksanakan perencanaan

masa depannya, berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan

dirinya. Layanan perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang

bertujuan membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-

rencana dalam hal pendidikan, karir, social pribadinya. Dapat juga

dikemukakan bahwa layanan ini bertujuan untuk membimbing seluruh

siswa agar (a) memiliki kemampuan untuk merumuskan tujuan,

Page 8: Bk Kommprehensif

perencanaan, atau pengelolaan terhadap pengembangan dirinya, baik

menyangkut aspek pribadi, soaial, belajar maupun karir, (b) belajar dapat

memantau dan memehami perkembangan dirinya, (c) dapat melakukan

kegiatan atau tindakan berdasarkan pemahamannya atau tujuan yang telah

dirumuskan secara proaktif.

Teknik bimbingannya adalah konsultasi dan konseling. Isi layanan

perencanaan individual adalah:

(1) bidang pendidikan dengan topic-topik belajar yang efektif, belajar

memanfaatkan program keahlian yang sesuai dengan bakat, minat, dan

karakteristik kepribadian lainnya,

(2) bidang karir dengan topic-topik mengidentifikasi kesempatan karir yang

ada di lingkungan masyarakat, mengembangkan sikap yang positif

terhadap dunia kerja , dan merencanakan kehidupan karirnya,

(3) bidang social-pribadi dengan topic-topik mengembangkan konsep diri

yang positif, mengembangkan keterampilan-keterampilan social yang

tepat, belajar menghindari konflik dengan teman, dan belajar

memahami perasaan orang lain.

Satu hal yang perlu dilakukan konselor adalah memahami klien/peserta

didik /konseli secara mendalam beserta aspek kepribadiannya melalui

berbagai assesmen dan menyajikan informasi yang akurat tentang potensi

diri dan lingkungan serta peluang yang tersedia sehingga klien dapat:

1) Menganalisis kekuatan dan kelemahannya baik yang berkaitan dengan

potensi, bakat, minat, kepribadian dan lingkungannya.

2)  Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan yang sesuai

dengan dirinya sehingga dapat mengikuti pendidikan lanjutan dengan

suasana yang kondusif.

3) Mengukur dan menilai ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan.

4)  Mempertimbangkan dan selanjutnya memilih serta menentukan pilihan

melalui keputusan yang tepat dan bijak, sehingga apa yang nantinya

dilakukan adalah buah dari perencanaan yang matang.

Page 9: Bk Kommprehensif

Strategi yang dikembangkan oleh Gysber dan Henderson dalam Sugiyo,

(2011:16) meliputi: (1) Individual appraisal, yaitu suatu strategi dimana

konselor membantu peserta didik untuk dapat menilai dan menafsirkan

potensi-potensi yang dimilikinnya, minat, keterampilan, prestasi dan aspek

kepribadiannya. (2) Individual advisement, yaitu suatu strategi yang

mebantu klien agar dapat menggunakan segala informasi untuk

mengarahkan dirinya snndiri. (3) Transition planning, yaitu suatu strategi

yang dimaksudkan untuk mebantu peserta didik dalam memahami dunia

kerja melalui transisi dari dunia sekolah ke dunia kerja. (4) Follow up, yaitu

suatu stategi guna memberikan layanan tindak lanjut melalui berbagai

kumpulan datauntuk evaluasi dan perbaikan program mendatang.

c.       Pelayanan responsif

Layanan responsif merupakan “layanan bantuan bagi para siswa yang

memiliki kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan (pertolongan)

dengan segera.”

        Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhannya

yang dirasakan pada saat ini, atau para siswa yang dipandang mengalami

hambatan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya. Indikator

dari kegagalan itu berupa ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri atau

perilaku bermasalah, atau malasuai (maladjustment).

Layanan responsif merupakan layanan yang bersifat kuratif/langsung,

sehingga berbagai strategi yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

1)      Konseling individual dan kelomppok

2)      Referal (alih tangan atau rujukan)

3)      Kolaborasi dengan guru mata pelajaran dan wali kelas

4)      Kolaborasi dengan orang tua

5)      Kolaborasi dengan pihak luar sekolah

6)      Konsultasi

7)      Konferensi kasus

8)      Kunjungan rumah

Page 10: Bk Kommprehensif

d. Dukungan sistem

Dukungan system merupakan komponen layanan dan kegiatan

manajemen yang secara tidak langsung memberaikan bantuan kepada siswa,

atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa.

Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan

memantapkan, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh

melalui pengembangan professional, hubungan masyarakat dan staf,

konsultasi dengan guru, staf ahli/ penasehat, masyarakat yang lebih luas,

manajemen program, penelitian dan pengembangan (Thomas Ellis, 1990).

Program ini memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam

rangka memperlancar penyelenggaraan ketiga program layanan di atas.

Sedangkan bagi personel pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar

penyelenggaraan program pendidikan di sekolah.

Komponen dukungan system mencakup dua bagian: (1) program

bimbingan dan konseling, dan (2) layanan pendukung. Strategi yang

digunakan dalam dukungan system ini berupa:

(a) Pengembangan jejaring (networking) yaitu upaya menjalin kerjasama

dengan guru, orang tua dan masyarakat serta seluruh personil sekolah agar

tercipta suasana kondusif dalam proses pembelajaran dan layanan

bimbingan dan konseling.

(b) Pengembangan konselor yang meliputi: pelatihan-pelatihan yang tekait

dengan bimbingan dan konseling, aktif dalam organisasi seperti ABKIN,

aktif dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop, dan lain

sebagainya.

3. Sejarah lahirnya BK Komprehensif

Selama empat hari (11-14 Desember 2007) ada pelatihan ‘Keterampilan

Manajemen Bimbingan dan Konseling“, bertempat di Cikole Lembang

Bandung, yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan

dan Konseling Indonesia (PB-ABKIN) bekerja sama dengan Direktorat

Page 11: Bk Kommprehensif

Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Depdiknas. Dalam pelatihan, setiap anggota yang megikuti pelatihan

menerima berbagai materi dan penjelasan dari para nara sumber seputar

penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah yang tampaknya

akan menjadi cikal bakal untuk lahirnya kebijakan penyelenggaraan

Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Dalam ppertemuan ini disampaikan keprihatinan atas ketidakpastian

dalam penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling selama ini, seperti :

ketidakjelasan dalam sertifikasi guru bimbingan dan konseling, standar

kompetensi konselor, Standar Kompetensi Lulusan atau sekarang dikenal

dengan istilah Standar Kompetensi Kemandirian (SKK), dan hal-hal lainnya

tentang praktik Bimbingan dan Konseling, melalui kegiatan pelatihan ini

sebagian besar terjawab sudah. Hanya mungkin ada beberapa persoalan

teknis yang belum bisa terjawab dan perlu ada tindaklanjut tertentu.

Ketika membuka kegiatan pelatihan, Prof. Dr. Sunaryo, M.Pd. selaku

ketua PB- ABKIN, dalam sambutannya mengatakan bahwa dalam satu

tahun terakhir ini, ABKIN telah bekerja secara intensif untuk mencari

formulasi terbaik tentang bagaimana seharusnya penyelenggaraan

Bimbingan dan Konseling di sekolah, yang dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan belum terakomodir dengan baik. Hasil kerja keras

ABKIN dalam satu tahun terakhir ini telah menghasilkan draft Naskah

Akademik berupa “Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal“, yang sekarang sedang dikaji

oleh pihak yang kompeten untuk dijadikan sebagai kebijakan resmi

penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah.

Salah satu rencana yang dibuat bahwa depannya Bimbingan dan

Konseling di Indonesia tidak lagi bersandar pada Konsep Pola 17 yang

selama ini digunakan dalam praktik bimbingan dan konseling di sekolah,

tetapi justru akan lebih mengembangkan model bimbingan dan konseling

yang komprehensif dan

Page 12: Bk Kommprehensif

Jika kita perhatikan komponen-komponen program di atas, tampaknya

ada upaya dari ABKIN untuk mengelaborasi konsep bimbingan dan

konseling sebelumnya, baik dalam Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, mau

pun Kurikulum 1994. Selain itu, keempat komponen program bimbingan

dan konseling di atas tampaknya menggunakan rujukan model

penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang saat ini sedang

dikembangkan di Amerika Serikat. Perbedaannya, untuk komponen layanan

dasar di Amerika cenderung menggunakan istilahguidance curriculum.

Kolaborasi antarprofesi dalam satuan pendidikan (sekolah). Unjuk kerja

profesi guru di sekolah, termasuk BK belum sepenuhnya

mengimplementasikan pola kerja yang bersifat komprehensif yang sangat

menekankan pada aspek hubungan kolaboratif dan saling mendukung

antarguru yang terlibat. Premis utama yang ingin dikembangkan dalam

paradigm layanan komprehensif, yakni: tujuan layanan BK pada dasarnya

selaras dan sejalan dengan tujuan pendidikan pada umumnya, layanan BK

hanya dapat tercapai optimal bila terjadi kolaborasi profesional antarguru,

dan implementasi layanan

4. Perbedaan pola 17 plus dengan BK Komprehensif

No Aspek pembanding

Pola 17+ Komprehensif Persamaan Perbedaan

1. Pengertian Pemberian bantuan kepada peserta didik melalui, enam bidang bimbingan, sembilan layanan, dan enam layanan pendukung yang sesuai dengan norma yang berlaku.

Pemberian bantuan kepada peserta didik melalui layanan dasar bimbingan, layanan responsive, layanan perencanaan individual dan dukungan system sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Sama-sama proses pemberian bantuan kepada peserta didik.

Perbedaan ada dalam hal layanannya.

Page 13: Bk Kommprehensif

2. Tujuan Membantu peserta didik mengenal bakat , minat , dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja.

Membantu peserta didik mengenal bakat , minat , dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan kesempatan, pendidikan, dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja. Serta mengembangkan pola 17+

Sama-sama Membantu peserta didik untuk mengenal dirinya

Bimbingan komprehensif mengembangkan pola 17+

3. Fungsi Pemahaman-Pencegahan-Perbaikan -PemeliharaanPengembangan-Penyaluran-Penyesuaian -Adaptasi

PemahamanPencegahanPenyesuaian -Pemecahan

Sama-sama memiliki fungsi:

  Pemahaman  Pencegahan  Penyesuaian  pemecahan

Pada bimbingan komprehensif tidak ada fungsi:

  perbaikan  pemeliharaan  pengembangan  penyaluran  penyesuaian  adaptasi

Sementara pola 17+ tidak punya fungsi pemecahan

4. Layanan       Orientasi      Informasi

      Penempatan dan         penyaluran      Pembelajaran

      Konseling perorangan       Bimbingan kelompok      Konseling kelompok      Konsultasi      Mediasi

      Layanan dasar bimbingan

      Layanan responsive

      Layanan perencanaan individual      Dukungan sistem

Tidak ada persamaan

Berbeda jenis layanannya

5. Bimbingan   Pribadi   Social  Karier  Belajar  Keberagamaan  Keberkeluargaan

  Pribadi   Social  Karier  Belajar  Keberagamaan  Keberkeluargaan

Mempunyai bimbingan yang sama

Tidak ada perbedaanya

6. Kegiatan pendukung

Aplikasi instrumentasi

Himpunan data Konferensi kasus

Aplikasi instrumentasi

Himpunan data Konferensi kasus

Mempunyai kegiatan pendukung yang sama

Tidak ada perbedaanya

Page 14: Bk Kommprehensif

Kunjungan rumah Alih tangan kasus Terapi kepustakaan

Kunjungan rumah Alih tangan kasus Terapi kepustakaan

7. Tempat kegiatan

Dapat dilaksanakan diluar maupun didalam kelas

Dapat dilaksanakan diluar maupun didalam kelas

Mempunyai tempat kegiatan yang sama

Tidak ada perbedaanya

Page 15: Bk Kommprehensif

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian mengenai struktur bimbingan dan konseling

komprehensif, maka struktur tersebut dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu

Kurikulum bimbingan dan konseling, layanan responsif, perencanaan layanan

individual, dan dukungan sistem. Layanan dasar bimbingan berkaitan dengan

layanan bantuan bagi peserta didik melalui kegiatan-kegiatan kelas atau di luar

kelas, yang disajikan secara sistematis, dalam rangka membantu siswa

mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk layanan responsif layanan ini

merupakan layanan bantuan bagi para siswa yang memiliki kebutuhan atau

masalah yang memerlukan bantuan (pertolongan) dengan segera dan bertujuan

untuk membantu siswa memenuhi kebutuhannya yang dirasakan pada saat ini,

atau para siswa yang dipandang mengalami hambatan dalam menyelesaikan

tugas-tugas perkembangannya.

Mengeani Layanan perencanaan individual, layanan ini dapat diartikan

sebagai layanan bantuan kepada semua siswa agar mampu membuat

dan melaksanakan perencanaan masa depannya, berdasarkan pemahaman akan

kekuatan dan kelemahan dirinya, selain itu juga bertujuan untuk membantu

individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana pendidikan, karir,

dan social pribadinya.  Sedangkan dukungan system merupakan komponen

layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung memberaikan

bantuan kepada siswa, atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa yang

meliputi dua layanan yaitu pemberian layanan dan kegiatan manjemen.

Page 16: Bk Kommprehensif

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyo. 2011. Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya.

Yusuf,S.,& Nurishan,J. 2009. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Lidyasari, Aprilia Tina. Tanpa tahun. http://staff.uny.ac.id/sites /default/files/pendidikan/Aprilia%20Tina%20Lidyasari,%20M.Pd./BK%20KOMPREHENSIF.pdf. diunduh pada tanggal 04 November 2013 pukul 23:28