satuan acara penyuluhan demam typoid kel 2.doc

23
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Demam Tyfoid Sub pokok bahasan : Demam Tyfoid Pada Anak Sasaran : Semua keluarga pasien di Ruangan Anak Hari/tanggal : Jumat, 03 Januari 2014 Waktu : 10.00 s/d 10.30 wib (30 menit) Tempat : Ruangan Penyuluhan Anak A. Latar belakang Demam tifoid menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi di negara yang sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air bersih yang dapat diminum. Diagnose dari pelubangan penyakit tipus dapat sangat berbahaya apabila terjadi selama kehamilan atau pada periode setelah melahirkan. Kebanyakan penyebaran penyakit demam tifoid ini tertular pada manusia pada daerah – daerah berkembang, ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang belum baik, hygiene personalyang buruk. Salah satu contoh yaitu di Negara Nigeria, dimana terdapat 467 kasus dari tahun 1996 sampai dengan 2000. Pada beberapa dekade terakhir demam tifoid sudah jarang terjadi di negara-negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di sebagian wilayah dunia, seperti bekas negara Uni Soviet, anak benua India, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Afrika. Menurut WHO, diperkirakan terjadi 16 juta kasus per tahun

Upload: arick-frendi-andriyan

Post on 20-Jan-2016

63 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

cxg

TRANSCRIPT

Page 1: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Demam Tyfoid

Sub pokok bahasan : Demam Tyfoid Pada Anak

Sasaran : Semua keluarga pasien di Ruangan Anak

Hari/tanggal : Jumat, 03 Januari 2014

Waktu : 10.00 s/d 10.30 wib (30 menit)

Tempat : Ruangan Penyuluhan Anak

A. Latar belakang

Demam tifoid  menjadi masalah kesehatan, yang umumnya terjadi di negara

yang sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air

bersih yang dapat diminum.  Diagnose dari pelubangan penyakit tipus dapat sangat

berbahaya apabila terjadi selama kehamilan atau pada periode setelah

melahirkan. Kebanyakan penyebaran penyakit demam tifoid ini tertular pada manusia

pada daerah – daerah berkembang, ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang belum

baik, hygiene personalyang buruk. Salah satu contoh yaitu di Negara Nigeria, dimana

terdapat 467 kasus dari tahun 1996 sampai dengan 2000.

Pada beberapa dekade terakhir demam tifoid sudah jarang terjadi di negara-

negara industri, namun tetap menjadi masalah kesehatan yang serius di sebagian

wilayah dunia, seperti bekas negara Uni Soviet, anak benua India, Asia Tenggara,

Amerika Selatan dan Afrika. Menurut WHO, diperkirakan terjadi 16 juta kasus per

tahun dan 600 ribu diantaranya berakhir dengan kematian. Sekitar 70 % dari seluruh

kasus kematian itu menimpa penderita demam tifoid di Asia.

Demam tifoid merupakan masalah global terutama di negara

dengan higieneburuk. Etiologi utama di Indonesia adalah Salmonella enterika

subspesies enterika serovar Typhi (S.Typhi) dan Salmonella enterika subspesies

enterika serovar Paratyphi A (S. Paratyphi A). CDC Indonesia melaporkan prevalensi

demam tifoid mencapai 358-810/100.000 populasi pada tahun 2007 dengan 64%

penyakit ditemukan pada usia 3-19 tahun, dan angka mortalitas bervariasiantara 3,1 –

10,4 % pada pasien rawat inap.

Dua dekade belakangan ini, dunia digemparkan dengan adanya

laporan MultiDrug Resistant (MDR) strains S.Typhi. strain ini resisten dengan

Page 2: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

kloramfenikol, trimetropim-sulfametoksazol, dan ampicillin. Selain itu strain ressisten

asam nalidixat juga menunjukan penurunan pengaruh ciprofloksasin yang menjadi

endemik di India. United State, United Kingdom dan juga beberapa negara

berkembang pada tahun 1997 menunjukan kedaruratan masalah globat akibat MDR.

Morbiditas di seluruh dunia, setidaknya 17 juta kasus baru dan hingga

600.000 kematian dilaporkan tiap tahunnya. Di negara berkembang, diperkirakan

sekitar 150 kasus/ juta populasi/ tahun di Amerika Latin. Hingga 1.000 kasus/ juta

populasi/ tahun di beberapa negara Asia. Penyakit ini jarang dijumpai di Amerika

Utara, yaitu sekitar 400 kasus dilaporkan tiap tahun di United State, 70% terjadi pada

turis yang berkunjung ke negara endemis. Di United Kingdom, insiden dilaporkan

hanya 1 dalam 100.000 populasi.

Di Indonesia, demam tifoid masih tetap merupakan masalah kesehatan

masyarakat, berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas penyakit ini

tampaknya belum memuaskan. Di seluruh dunia WHO memperkirakan pada tahun

2000 terdapat lebih dari 21,65 juta penderita demam tifoid dan lebih dari 216 ribu

diantaranya meninggal . Di Indonesia selama tahun 2006, demam tifoid dan demam

paratifoid merupakan penyebab morbiditas peringkat 3 setelah diare dan Demam

Berdarah Dengue.

Kejadian demam tifoid meningkat terutama pada musim hujan.Usia penderita

di Indonesia (daerah endemis) antara 3-19 tahun (prevalensi 91% kasus). Dari

presentase tersebut, jelas bahwa anak-anak sangat rentan untuk mengalami demam

tifoid. Demam tifoid sebenarnya dapat menyerang semua golongan umur, tetapi

biasanya menyerang anak usia lebih dari 5 tahun. Itulah sebabnya demam tifoid

merupakan salah satu penyakit yang memerlukan perhatian khusus. Penularan

penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor kebiasaan makan, kebiasaan jajan,

kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya tahan tubuh dan derajat kekebalan

anak.

Perlu penanganan yang tepat dan komprehensif agar dapat memberikan

pelayanan yang tepat terhadap pasien. Tidak hanya dengan pemberian antibiotika,

namun perlu juga asuhan keperawatan yang baik dan benar serta pengaturan diet yang

tepat agar dapat mempercepat proses penyembuhan pasien dengan demam tifoid.

Berdasarkan uraian di atas, maka kelompok tertarik untuk melakukan

penyuluhan tentang demam tifoid.

Page 3: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

B. Tujuan

Tujuan Umum:

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta mampu mengerti dan memahami

tentang pencegahan demam typoid pada anak.

Tujuan Khusus :

Setelah diberikan penjelasan tentang pencegahan demam typoid, klien mampu:

1. Menyebutkan defenisi demam typoid

2. Menyebutkan penyebab demam typoid

3. Menyebutkan gejala demam typoid

4. Menyebutkan cara penularan typoid

5. Menjelaskan cara perawatan demam typoid

6. Mengetahui cara pencegahan demam typoid

1. Pengorganisasian

Pemateri :

- Fitri Mulyani

- Cinthya Gabriella Aldrin

- Retno Astrini

- Lily Resdianiati

- Rima Handayani

Moderator : Istanto

Notulen :

- Puji Rahayu

- Romi Elvia

- Dian Armelisa

- Melisa Oktavia

- Tri Mulya Sari Dewi

Observer :

- Rahmat Ali

- Revi Wahyuni

Page 4: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

- Sylvia Gunita

- Nanda Nurli Agus

FASILITATOR :

- Amin begi prasetia - Marsal Wendi - Wuna Yulanda .W

- Istanto - Indra Alfalah - Reni Faliza

- Wira selvia - Gusnita - Wanda Gusti .N

- Zakiah putriyani - Ezi Siswanti - Wenda herli

- Siska septriyani - Deswira Novita - Lola asmi

- Tajri adnan - Ferwita Sari

Uraian Tugas

1. Penanggung jawab / pembimbing

Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.

2. Moderator

a. Membuka acara

b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing

c. Menjelaskan tujuan

d. Kontrak waktu dengan peserta penyuluhan

e. Menyerahkan kepresentator untuk presentasi

f. Mengatur jalannya penyuluhan

g. Mengatur jalannya sesi tanya jawab

h. Menutup acara

3. Presentator

Memberikan penjelasan / penyuluhan.

4. Fasilitator

a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.

b. Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.

5. Observer

Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.

Page 5: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

2. Pelaksanaan Kegiatan

a. Topik

Cara pencegahan demam typoid

b. Sasaran dan Target

Sasaran : Keluarga pasien di ruangan anak

Target : 10 orang

c. Metode

1) Ceramah

2) Tanya Jawab

3) Diskusi

d. Media dan Alat

1) LCD

2) Leaflet

e. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal: Jumat, 03 Januari 2013

Waktu : 10.00 s/d selesai

Tempat : Ruangan Penyuluhan Anak

Setting Tempat

gggggggggggggggggggggg

Keterangan:

= Dosen pembimbing

= Peserta

Page 6: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

= Pemateri

= Fasilitator/ mahasiswa

= Moderator

= Notulen

= Observer

3. Tahap Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta Metode dan

media

Pembukaan

(5 menit)

Mengucapkan

salam

Memperkenalkan

diri dan dosen

Memberikan

kesempatan kepada

audiens untuk

memperkenalkan

diri

Menyampaikan

maksud dan tujuan

dilaksanakannya

penyuluhan

Kontrak waktu dan

menyampaikan

topik penyuluhan

Menyepakati

bahasa yang

digunakan

Menyamakan

persepsi tentang

penyakit demam

Menjawab

salam

Memperhatikan

dan menjawab

pertanyaan

Audiens

memperkenalka

n diri

Memperhatikan

dan menyetujui

Audiens

menyetujui

kontrak waktu

yang telah

disepakati

Menyetujui

bahasa yang

akan

digunakan

Menjawab

Ceramah dan

tanya jawab

Page 7: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

tifoid berdasarkan

yang diketahui

Penyajian

(20 menit)

Mengkaji

pengetahun klien

tentang pengertian

demam tifoid

Memberi

reinforcement (+)

Menjelaskan

pengertian demam

typoid

Mengkaji

pengetahuan pasien

tentang penyebab

demam tifoid

Memberi

reinforcement (+)

Menjelaskan

penyebab typoid

Mengkaji

pengetahuan

audiens tentang

gejala demam

tifoid

Memberi

reinforcement (+)

Menjelaskan gejala

demam typoid

Mengkaji

pengetahuan

audiens tentang

penularan tyfoid

Memberi

Menyampaika

n pengertian

demam tyfoid

Memperhatika

n dan

mendengarkan

Menyampaika

n penyebab

tyfoid

Memperhatika

n dan

mendengarkan

Menyampaika

n gejala tyfoid

Memperhatika

n dan

mendengarkan

Menyampaika

n cara

penularan

tyfoid

Ceramah dan

tanya jawab

- LCD

-Leaflet

Page 8: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

reinforcement (+)

Menjelaskan

tentang cara

penularan tyfoid

Mengkaji

pengetahuan

audiens tentang

perawatan typoid

Memberi

reinforcement (+)

Menjelaskan

perawatan typoid

Mengkaji

pengetahuan

audiens tentang

pencegahan tyfoid

Memberi

reinforcement (+)

Menjelaskan cara

pencegahan typoid

Memperhatika

n dan

mendengarkan

Menyampaika

n perawatan

tyfoid

Memperhatika

n dan

mendengarkan

Menyampaika

n cara

pencegahan

tyfoid

Memperhatika

n dan

mendengarkan

Penutup

(5 menit)

Memberikan

kesempatan pada

audiens untuk

bertanya

Memberi

reinforcement (+)

Menjawab semua

pertanyaan audiens

Melakukan

evaluasi

Menyimpulkan

Mengajukan

pertanyaan

Memperhatika

n dan

mendengarkan

Memperhatika

n dan

mendengarkan

Ceramah dan

tanya jawab

Page 9: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

bersama-sama

Mengucapkan

salam Menjawab

salam

4. Evaluasi

Evaluasi diberikan dengan cara memberikan pertanyaan kepada sasaran

mengenai hal-hal yang telah dijelaskan oleh penyuluh. Adapun kriteria dari

evaluasi sebagai berikut:

a. Evaluasi struktur

1. Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana

2. > 75% peserta menghadiri penyuluhan

3. Tempat, media dan alat penyuluhan sesuai rencana

b. Evaluasi proses

1. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan

2. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan

3. 50% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan

4. 75% peserta tidak meninggalkan ruangan selama penyuluhan

c. Evaluasi hasil

1. 50 % peserta aktif menjawab

2. Peserta memahami pertanyaan dan jawaban

3. 50% peserta mampu memahami apa itu demam typoid

4. 50% peserta mampu memahami penyebab demam typoid

5. 50% peserta mampu memahami gejala demam typoid

6. 50% peserta mampu memahami cara penularan demam typoid

7. 50% peserta mampu memahami perawatan demam typoid

8. 50% peserta mampu memahami pencegahan demam typoid

Page 10: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

Lampiran

DEMAM TYPOID

A. DEFENISI DEMAM TYPOID

Demam tifoid atau typoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

salmonella enterica, khususnya turunnya yaitu salmonella Typhi. Penyakit ini dapat

ditemukan di seluruh dunia, dan disebarkan melalui makanan dan minuman yang

telah tercemar oleh tinja.( Hidayat AA, 2006)

Page 11: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai

dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus,

pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng

Soegijanto, 2002)

B. PENYEBAB

Salmonella typhi yang menyebabkan infeksi invasif yang ditandai oleh

demam, toksemia, nyeri perut, konstipasi/diare. Komplikasi yang dapat terjadi antara

lain: perforasi usus, perdarahan, toksemia dan kematian. (Ranuh, Hariyono, dan dkk.

2001)

Etiologi demam tifoid dan demam paratipoid adalah S.typhi, S.paratyphi A,

S.paratyphi b dan S.paratyphi C. (Arjatmo Tjokronegoro, 1997).

C. PATOFISIOLOGI (WOC)

Salmonella typhosa

Saluran pencernaan

Diserap oleh usus halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Page 12: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

Kelenjar limfoid Hati Limpa Endotoksin

usus halus

Tukak Hepatomegali Splenomegali Demam

Pendarahan dan Nyeri perabaan

perforasi Mual/tidak nafsu makan

Perubahan nutrisi

Resiko kurang volume cairan

(Suriadi & Rita Y, 2001)

D. GEJALA DEMAM TYPOID

Gejala klinis demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan

dengan orang dewasa. Masa tunas rat – rata 10 – 20 hari. Yang tersingkat 4 hari jika

infeksi yang terjadi melalui makanan, sedangkan yang terlama infeksi selama 30 hari

jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala

prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak

bersemangat.

Kemudian muncul gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :

1. Demam

Page 13: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

Pada kasus – kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris

remiten dan suhu tidak berapa tinggi, selam mingu pertam, suhu tibu berangsur –

angsur meningkat setiap hari, biasanya menurun setiap pagi hari dan meningkat

pada sore dan malam hari. Dalam minggu ketiga suhu badan berangsur – angsur

turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga

2. Gangguan pada saluran pencernaan

Pada mulut berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah- pecah. Lidah ditutupi

selaput kotor, ujung dan tepi nya kemerahan, jarang disertai tremor.

Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut kembung (distensi). Hati dan

limpa membesar disertai pada perabaan.

3. Gangguan Kesadaran

Umumnya kesadaran penderita menurun walaupun tidak berapa dalam, yaitu

apatis sampai somnolen, jarang terjaedi spoor, koma atau gelisah. Kadang –

kadang ditemukan bradikardia pada anak besar dan mungkin pula ditemukan

epistaksi. Pada tipe congenital, kuman dapat di temukan pada darah, hati, linfa

serta kelainan patologis pada kasus tidak didapatkan, hal ini menjelaskan bahwa

pada tifoid congenital penularannya lewat darah dan secara cepat menimbulkakn

gejala – gejala tifoid seperti papda janin. Demam tifoid pada anak dibawah usia 3

tahun jarang dilaporkan, bila terjadi biasanya gambaran klinisnya berbeda dengan

anak yang lebih besarr. Kejadiannya sering mendadak disertai dengan panas

tinggi, muntah, kejang – kejang, dan tanda – tanda rangsang meningen. Pada

pemeriksaan darah, terlihat leukositosis (20.000 – 25.000/mm), limpa sering

teraba pada pemeriksaan fisik. Perjalanan penyakit lebih pendek, lebih variasi,

sering tidak melebihi 2 minggu dengan angka kematian yang tinggi (12,5%).

Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya kuman Salmonella typhii dalam

darah dan feces.

Setelah infeksi terjadi akan muncul stu atau beberapa gejala berikut ini :

Demam tinggi dari 390 - 400c (1030 – 1040F) yang meningkat secara perlahan

Tubuh menggigil

Denyut jantung melemah

Badan lemah

Nyeri otot myalgia

Page 14: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

Kehilangan nafsu makan

Konstipasi

Sakit perut

Pada kasus tertentu muncul penyebaran plek merah muda

E. CARA PENULARAN DEMAM TYPOID

Melalui makanan yang sudah tercemar oleh bakteri salmonella. Pada penderita

tipus, terdapat bakteri salmonella pada aliran darah dan usus yang kemudian

dikeluarkan melalui kotoran.

Penderita dapat menularkan penyakit ini apabila penderita menyajikan dan

memasak makanan atau memangang barang – barang yang biasanya digunakan

untuk makan tanpa mencuci tangan dengan bersih terlebih dahulu.

Bisa juga disebabkan karena air yang dipakai untuk mencuci peralatan makan

seperti piring, gelas, dan sebagainya atau mencuci sayur dan buah – buahan sudah

tercemar oleh bakteri.

F. CARA PERAWATAN DEMAM TYPOID

1. Pisahkan anak penderita demam tifoid dari saudara-saudaranya untuk menghindari

penularan. Bahkan bila ibu menemani, tidak disarankan untuk tidur bersama

dengan anak yang sakit. Sebaiknya tempatkan anak yang sakit di kamar tersendiri,

tentunya dengan perhatian penuh dari kedua orang tua untuk menghindari perasaan

terisolir/kesepian pada anak tersebut.

2. Upayakan klien dengan demam tifoid beristirahat total di tempat tidur sampai

demamnya turun. Demam bisa berlangsung selama dua minggu. Setelah demam

turun, teruskan istirahat sampai suhu normal kembali. Jelaskan pada anak bahwa

untuk mandi, buang air besar dan kecil harus meminta pertolongan kepada ibu atau

orang dewasa lainnya yang ada di rumah.

3. Ingatkan kepada siapa saja yang membantu untuk selalu mencuci tangan dengan

desinfektan sebelum dan sesudah kontak dengan anak yang sakit.

4. Seperti halnya di rumah sakit, orang tua perlu mengukur suhu tubuh anak dan

mencatatnya. Catatan suhu tubuh ini sangat penting untuk dikonsultasikan ke

dokter dan bila ada peningkatan suhu tubuh yang tinggi.

Page 15: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

5. Biasanya dokter memberikan obat yang sudah diperhitungkan sampai suhu tubuh

turun. Jika obat hampir habis, sementara suhu tubuh makin tinggi, konsultasikanlah

ke pelayanan medis atau dokter karena mungkin membutuhkan perawatan yang

lebih intensif di rumah sakit.

6. Untuk membantu mempercepat penurunan suhu tubuh, upayakan agar anak banyak

minum air putih, dikompres dengan air hangat, dan jangan menutupinya dengan

selimut agar penguapan suhu lebih lancar.

7. Berikan makanan yang mengandung banyak cairan dan bergizi seperti sop dan sari

buah, juga makanan lunak, seperti bubur.

8. Pembuangan feses dan urine harus dipastikan dibuang ke dalam WC dan disiram

dengan air sebanyak-banyaknya. WC dan sekitarnya pun harus bersih agar tidak

ada lalat yang akan membawa kuman ke mana-mana. Bila anak menggunakan pot

atau urinal untuk BAK dan BAB, jangan lupa untuk merendamnya dengan cairan

desinfektan setelah dipakai.

9. Rendam pakaian anak dengan desinfektan sebelum dicuci, dan jangan

mencampurnya dengan pakaian yang lain.

G. CARA PENCEGAHAN DEMAM TYPOID

Pencegahan penyakit typoid yan paling utama adalah dengan menjaga higine

pribadi dan kebersihan sanitasi lingkungan.

1. Lingkungan hidup

a. Sediakan air minum yang memenuhi syarat, misalnya di ambil dari tempat

yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan

gunakan air yang tercemar. Jangan lupa, masak air terlebih dahulu hingga

mendidih (1000C)

b. Pembuangan kotor manusia harus pada tempatnya. Juga jangan pernah

membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat

akan membawa bakteri salmonella typhi.

c. Bila di rumah banyak lalat, basmi hingga tuntas.

2. Diri sendiri

a. Lakukan vaksinasi terhadap seluruh keluarga. Vaksinasi dapat mencegah

kuman masuk dan berkembang biak. Saat ini pencegahan terhadap kuman

salmonella sudah bisa di lakukan dengan vaksinasi bernama chotipa (cholera-

Page 16: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

typoid- paratypoid) atau tipa (typoid- paratypoid). Untuk anak usia 2 tahun yan

masih rentan, bisa juga di vaksinasi.

b. Menemukan dan mengawasi pengidap kuman (carrier). Pengawasan di lakukan

agar dia tidak lengah terhadap kuman yang di bawanya. Sebab jika dia lemah

sewaktu waktu penyakitnya akan kambuh.

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo Tjokronegoro & Hendra Utama. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I.

Edisi ke Tiga. FKUI. Jakarta. 1997

Ranuh, Hariyono dan Soeyitno, dkk. Buku Imunisasi Di Indonesia, edisi pertama.

Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 2001.

Soegeng Soegijanto. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa dan Penatalaksanaan. Salemba

Medika. Jakarta. 2002.

Hidayat AA, (2006), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, (edisi 1), Jakarta,

Salemba Medika.

Page 17: SATUAN ACARA PENYULUHAN DEMAM TYPOID kel 2.doc

Hidayat AA, (2006), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, (edisi 2), Jakarta,

Salemba Medika.