askep typoid abdomalis siap

37
DEMAM THYFOID A. KONSEP DASAR 1. Pengertian a. Thypoid abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran (Arief, Mansjoer, 2000). b. Thypoid abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran. (Nursalam, M. Nurs dkk, 2005) c. Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 2002) 2. Anatomi Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar) yaitu tubamuskular panjang yang merentang dari mulut sampai anus dan organ-organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kandung empedu, dan pankreas (Sloane, 2004 : 281). Menurut Brunner and Suddarth (2002 : 984) saluran gastrointestinal adalah jalur (panjang totalnya 23 sampai 26 kaki) yang berjalan dari mulut melalui esofagus. Lambung dan usus sampai anus. Organ saluran cerna (gastrointestinal) adalah membentuk suatu lumen kontinyu yang berawal di mulut dan berakhir di anus, fungsi utama saluran cerna adalah mencerna makanan dan menyerap cairan dan zat gizi yang

Upload: puguh-armansyah

Post on 13-Feb-2015

65 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

askep typoid abdomalis

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Typoid Abdomalis Siap

DEMAM THYFOID

A.  KONSEP DASAR

1.    Pengertian

a.       Thypoid abdominalis  adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 7 hari, gangguan pada pencernaan dan

gangguan kesadaran (Arief, Mansjoer, 2000).

b.      Thypoid abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran

pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan,

dan gangguan kesadaran. (Nursalam, M. Nurs dkk, 2005)

c.       Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan

bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus, pembentukan

mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum. (Soegeng Soegijanto, 2002)

2. Anatomi

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan (alimentar) yaitu tubamuskular panjang

yang merentang dari mulut sampai anus dan organ-organ aksesoris seperti gigi, lidah, kelenjar saliva,

hati, kandung empedu, dan pankreas (Sloane, 2004 : 281). Menurut Brunner and Suddarth (2002 :

984) saluran gastrointestinal adalah jalur (panjang totalnya 23 sampai 26 kaki) yang berjalan dari

mulut melalui esofagus. Lambung dan usus sampai anus. Organ saluran cerna (gastrointestinal) adalah

membentuk suatu lumen kontinyu yang berawal di mulut dan berakhir di anus, fungsi utama saluran

cerna adalah mencerna makanan dan menyerap cairan dan zat gizi yang diperlukan untuk energi dan

sebagai bahan dasar (building bloks) untuk pertumbuhan (Alpers, 2006 : 1099).

1.   Rongga oral

Rongga oral adalah jalan masuk menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesoris yang berfungsi

dalam proses awal pencernaan.

a.   Bibir tersusun dari otot rangka (orbikularis mulut) dan jaringan ikat organ ini berfungsi untuk

menerima makanan dan produksi wicara.

Page 2: Askep Typoid Abdomalis Siap

b.   Pipi

Mengandung otot buksinator mastikasi lapisan epitelial pipi merupakan subject abrasi dan sel secara

konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru yang membelah dengan cepat.

c.   Lidah

Diletakkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua, lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saat

dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan dalam produksi wicara.

d.   Kelenjar saliva atau ludah

Mensekresi saliva ke dalam rongga oral, saliva terdiri dari cairan encer yang mengandung enzim dan

cairan kental yang mengandung mukus, fungsi saliva adalah melarutkan makanan secara kimia,

melembabkan dan melumasi makanan, sebagai zat anti bakteri dan antibody yang membantu

memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.

e.   Gigi

Tersusun dalam kantong-kantong (alveoli) pada mandibula dan maksila. Manusia memiliki 2 susunan

gigi : gigi primer (desiduous, gigi susu) yang totalnya 20 gigi, dan gigi sekunder (permanen) yang

total keseluruhan 32 gigi, yang digunakan untuk pengunyahan (mastikasi) (Sloane, 2004 : 284).

2.   Faring

Faring merupakan penghubung rongga mulut dengan esofagus, aksi penelanan meliputi tiga fase

(volunter, faring, esofagus) (Sloane, 2004 : 2850.

3.   Esofagus

Esofagus menggerakkan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristaltik, mukosa esofagus

memproduksi sejumlah besar mukus untuk melumasi dan melindungi esofagus, esofagus tidak

memproduksi enzim pencernaan.

4.   Lambung

Page 3: Askep Typoid Abdomalis Siap

Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen di bawah

diafragma. Semua bagian kecuali bagian kecil terletak pada bagian sisi garis tengah. Regia-regia

lambung terdiri dari bagian-bagian jantung, fundus, badan organ dan bagian pilorus.

a.       Bagian jantung lambung adalah area di sekitar pertemuan esofagus dan lambung (pertemuan

gastroesofagus).

b.      Fundus adalah bagian yang menonjol ke sisi kiri atas mulut esofagus.

c.       Badan lambung adalah bagian yang terdilatasi di bawah fundus yang membentuk dua pertiga

bagian lambung.

d.      Bagian pilorus lambung menyempit di ujung bawah lambung dan membuka ke duodenum.

Fungsi lambung terdiri dari penyimpanan makanan, produksi kismus, digesti protein, produksi mukus,

produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vitamin B12 dan absorpsi (Sloane, 2004 : 288).

5.   Usus halus

Keseluruhan usus halus adalah tuba terlilit yang merentang dari sfingter pilorus sampai ke katup

ileosekal, tempatnya menyatu dengan usus besar. Diameter usus halus kurang lebih 2,5 cm dan

panjangnya 3 sampai 5 meter saat bekerja. Panjang 7 meter pada mayat dicapai saat lapisan

muskularis eksterna berelaksasi. Divisi usus halus ada 3 yaitu : duodenum yaitu bagian yang

terpendek (25 cm sampai 30 cm), yeyenum adalah bagian yang selanjutnya, panjangnya kurang lebih

1 meter sampai 1,5 meter, ileum (2 m sampai 2,5 m) merentang sampai menyatu dengan usus besar.

Dan gerakan usus ada 2 jenis yaitu segmentasi irama adalah gerakan pencampuran utama, segmentasi

mencampur kismus dengan cairan pencernaan dan memaparkannya ke permukaan absorptif. Gerakan

peristaltis adalah kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkular. Kontraksi ini adalah daya

dorong utama yang menggerakkan kimus ke arah bawah di sepanjang saluran (Sloane, 2004 : 289).

6.   Usus besar

Begitu materi dalam saluran pencernaan masuk ke usus besar, sebagian besar nutrien telah dicerna

dan diambil dan hanya menyisakan zat-zat yang tidak tercerna. Makanan biasa memerlukan waktu 2

Page 4: Askep Typoid Abdomalis Siap

sampai 5 hari untuk menempuh ujung saluran pencernaan yang satu ke ujung lainnya. Bagian-bagian

usus besar antara lain sekum, apendik, dan  kolon terdiri dari asenden, tranversum, desenden dan

sigmoid. Usus besar berfungsi sebagai tempat absorbsi air, natrium, dan mineral lain, sebagai tempat

tinggal bakteri colli dan tempat feses (Sloane, 2004 : 295).

7.   Rectum

Rectum terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus,

terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum dan os koksigis. Fungsi rektum adalah sebagai

jalannya feses dari kolon menuju anus.

8.   Anus

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia luar. Fungsi

anus adalah mengeluarkan feses. Dinding anus di perkuat oleh 3 sfingter antara lain sfingter ani

internus, levator ani, dan sfingter ani eksternus.

Dalam membantu terlaksananya pencernaan makanan secara kimiawi dibutuhkan organ-organ

aksesoris yang meliputi hati, kantong empedu dan pankreas.

1.   Hati

Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, permukaan atas berbentuk cembung, dan terletak di

bawah diafragma, terdapat lobus kanan dan kiri yang berfungsi memecah steroid, membuat empedu,

membantu katabolisme karbohidrat, protein, lemak dan vitamin, memecah obat-obatan tertentu

(Inayah, 2004 : 14).

2.   Kantong empedu

Getah empedu adalah cairan yang dihasilkan oleh hati bersifat alkali untuk mencerna lemak 80 %

getah empedu adalah pigmen zat warna antara lain strekobillin yang merupakan warna feses,

Page 5: Askep Typoid Abdomalis Siap

berfungsi sebagai diabsorbsi kembali oleh darah dan memberi warna pada urin (urobilin) (Inayah,

2004 : 14).

3.   Pankreas

Pankreas mempunyai dua kelenjar utama yaitu endokrin yang mengeluarkan insulin dan eksokrin

yang meneruskan salurannya ke saluran pankreatik interna lalu ke saluran pankreatik eksterna yaitu

duktus wirsung dan santorini (Inayah, 2004 : 11).

3. Fisiologi

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut :

menerima makanan (Mulut)

memecah makanan menjadi zat-zat gizi (Mulut, Tenggorokan, Kerongkongan &

Lambung)

menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah (Usus)

membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan, kerongkongan, lambung, usus halus, usus

besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar

saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.

Mulut, Tenggorokan & Kerongkongan

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut

dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di

permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit.

Page 6: Askep Typoid Abdomalis Siap

Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai

macam bau.

Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang

(molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari

kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim

pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya

lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan

dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.

Lambung

Lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang

keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan masuk ke dalam

lambung dari kerongkonan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan

menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke

dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk

mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3

zat penting :

lendir

asam klorida (HCl)

prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada

lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak

lambung.

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna

Page 7: Askep Typoid Abdomalis Siap

memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang

terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.

Usus Halus

Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang

merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui

sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan

megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.

Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati

melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang

membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga

melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.

Pankreas

Pankraes merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar :

Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan

Pulau pankreas, menghasilkan hormon

Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke

dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan

lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh

dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran

pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi

melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.

Hati

Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya

berhubungan dengan pencernaan.

Page 8: Askep Typoid Abdomalis Siap

Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah

yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung

dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta.

Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang

masuk diolah.

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-

zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.

Kandung Empedu & Saluran Empedu

Empedu memiliki 2 fungsi penting :

membantu pencernaan dan penyerapan lemak

berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb)

yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol

Page 9: Askep Typoid Abdomalis Siap

Usus Besar

Usus besar terdiri dari :

Kolon asendens (kanan)

Kolon transversum

Kolon desendens (kiri)

Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan

dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.

Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa

menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi

yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

Rektum & Anus

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon

sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat

yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk

ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Orang dewasa dan

anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda

mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari

tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus.

Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup

4.      Etiologi

Etiologi thypoid abdominalis adalah salmonella typhi yang berhasil diisolasi pertama

kali dari seorang pasien thypoid abdominalis oleh Gaffkey di Jerman pada tahun 1884,

mikroorganisme ini merupakan bakteri gram negatif yang motil dan bersifat aerob. Kuman

Page 10: Askep Typoid Abdomalis Siap

Salmonella thypii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang

tercemar. (Soegeng Soegijanto, 2002)

Insiden

Thypoid abdominalis merupakan penyakit infeksi yang dijumpai secara luas didaerah

tropis dan subtropis terutama didaerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai

dengan standar hygiene dan sanitasi yang rendah. Beberapa hal yang mempercepat terjadinya

penyebaran thypoid abdominalis di negara sedang berkembang adalah urbanisasi, kepadatan

penduduk, sumber air minum dan standar hygiene industri pengelolahan makanan yang masih

rendah. Menurut PANG, selain karena meningkatnya urbanisasi, thypoid abdominalis masih

terus menjadi masalah karena faktor lain yaitu penyediaan air bersih yang tidak memadai.

(Soegeng Soegijanto, 2002)

Di Indonesia, thypoid abdominalis terdapat dalam keadaan endemik, pasien anak yang

ditemukan berumur diatas satu tahun. (Ngastiyah, 2005).

Selama ini penyakit thypoid abdominalis masih merupakan masalah kesehatan

diberbagai negara tropis, terutama Indonesia, kejadian tifus didunia sekitar 16 juta kasus

setiap tahunnya. Di Indonesia kejadian thypoid abdominalis mencapai 760-810 kasus per 100

ribu penduduk per tahun. (Anonim, 2007).

5. Gejala Gejala awalnya perlu dikenali sebelum terlambat diobati. Selain itu, tipus kasus

infeksi perut yang banyak di sini. Diawali demam lebih dari seminggu. Mulanya seperti

orang mau flu. Bedanya, demam tipus umumnya muncul sore dan malam hari. Tidak disertai

gejala batuk pilek. Demamnya sukar turun walau minum obat dan disertai nyeri kepala hebat.

Perut terasa tidak enak, dan tidak bisa buang air beberapa hari, Demam naik teratur, bila

naiknya menjelang malam, selama seminggu, akan terus seperti itu, bisa juga naiknya selalu

disiang hari, malamnya agak mereda. Kenali gejala tipus (thypus abdominal atau typhoid

fever) yang tergolong berat dan berbahaya.

Gejala awalnya perlu dikenali sebelum terlambat diobati. Selain itu, tipus kasus infeksi perut

yang banyak di sini. Diawali demam lebih dari seminggu. Mulanya seperti orang mau flu.

Bedanya, demam tipus umumnya muncul sore dan malam hari. Tidak disertai gejala batuk

pilek. Demamnya sukar turun walau minum obat dan disertai nyeri kepala hebat. Perut terasa

Page 11: Askep Typoid Abdomalis Siap

tidak enak, dan tidak bisa buang air beberapa hari, Demam naik teratur, bila naiknya

menjelang malam, selama seminggu, akan terus seperti itu, bisa juga naiknya selalu disiang

hari, malamnya agak mereda.

Pada paratipus – jenis tipus yang lebih ringan – mungkin sesekali mengalami buang-buang

air . Jika diamati, lidah tampak berselaput putih susu, bagian tepinya merah terang. Bibir

kering, dan kondisi fisik tampak lemah, serta nyata tampak sakit. Jika sudah lanjut, mungkin

muncul gejala kuning, sebab pada tipus organ hati bisa membengkak seperti gejala hepatitis.

Pada tipus limpa juga membengkak.

Kuman tipus tertelan lewat makanan atau minuman tercemar. Bisa jadi sumbernya dari

pembawa kuman tanpa ia sendiri sakit tipus. Kuman bersarang di usus halus, lalu

menggerogoti dinding usus. Usus luka, dan sewaktu-waktu tukak tipus bisa jebol, dan usus

jadi bolong.

Ini komplikasi tipus yang paling ditakuti. Komplikasi tipus umumnya muncul pada minggu

kedua demam. Yaitu jika mendadak suhu turun dan disangka sakitnya sudah menyembuh,

namun denyut nadi meninggi, perut mulas melilit, dan pasien tampak sakit berat. Kondisi

begini membutuhkan pertolongan gawat darurat, sebab isi usus yang tumpah ke rongga perut

harus secepatnya dibersihkan. Untuk tahu benar kena tipus harus periksa darah. Setelah

minggu pertama demam tanda positif tipus baru muncul di darah (Uji Widal).

Jika tes Widal negatif padahal pasien menunjukkan gejala tipus, tes perlu diulang sambil

menunggu tes Gaal atau biakan kuman. Tanpa tes Widal diagnosis tipus tidak bisa ditegakkan

hanya dari pemeriksaan fisik dan melihat gejalanya semata. Penyakit tipus mudah

disembuhkan. Jika tak mempan obat konvensional golongan chloramphenicol, kini sudah ada

beberapa generasi obat baru.

Haruskah Rawat Inap? Jika kondisi pasien tidak berat, dan penyakitnya masih awal, yaitu

sudah didiagnosis sebelum demam lebih dari 3 minggu, umumnya masih bisa dirawat di

rumah. Namun mesti diawasi jika mendadak suhuturun, nadi meninggi, dan perut mulas

melilit. Makanan tak selalu harus lunak, asal jangan jenis yang merangsang. Waspadai jika

buang air ada darahnya, tanda awal usus jebol, dan demamnya muncul lagi, dan kondisi

pasien cepat menurun setelah sebelumnya tampak menyembuh. Tipus bisa kambuh.

Tandanya, demam yang sama muncul lagi setelah mereda. Kemungkinan kuman tipusnya

Page 12: Askep Typoid Abdomalis Siap

tersasar ke kandung empedu. Tipus begini biasanya lebih sukar disembuhkan. Sebagian dari

kasus tipus menjadi pembawa kuman tipus.

Pembawa kuman ini berbahaya jika profesinya pramusaji atau orang yang kerjanya

menyiapkan makanan dan minuman jajanan (food handler). Sekarang tipus bisa dicegah

dengan imunitas tipus. Penyakit tipus di Indonesia masih banyak. Mereka yang punya risiko

tertular, tidak salahnya ikut vaksinasi.

6.      Patofisiologi

Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap diusus halus melalui pembuluh

limfe lalu masuk kedalam peredaran darah sampai diorgan-organ lain, terutama hati dan

limfa. Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe sehingga organ-

organ tersebut akan membesar (hipertropi) disertai nyeri pada perabaan, kemudian basil

masuk kembali kedalam darah (bakteremia) dan menyebar keseluruh tubuh terutama kedalam

kelenjar limfoid usus halus, sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada mukosa

diatas plak peyeri. Tukak tersebut dapat menimbulkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala

demam disebabkan oleh endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan

oleh kelainan pada usus. (Ngastiyah, 2005).

7.      Manifestasi Klinik

a.       Masa tunas 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan,

sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.

b.      Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak enak

badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang.

c.       Demam. Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan

suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik setiap

hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam

minggu kedua pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu

berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

d.      Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap, bibir

kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue), ujung

dan tepinya kemerahan.

Page 13: Askep Typoid Abdomalis Siap

e.       Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak dalam yaitu

apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma (kecuali penyakitnya berat dan

terlambat mendapatkan pengobatan).

f.       Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik kemerahan

karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada minggu pertama demam.

6.         Komplikasi

Komplikasi demam thypoid dibagi dalam :

a.       Komplikasi Intestinal

1.   Pendarahan usus

2.    Perforasi usus

3.    Ileus paralitik

b.      Komplikasi ektra-intestinal

1.      Komplikasi kardiovaskuler

Kegagalan sirkulasi perifel (renjatan sepsis) miokarditis, trombosis dan

tromboflebitis.

2.       Komplikasi darah

Anemia hemolitik, trombositoperia dan sidroma uremia hemolitik.

c.       Komplikasi paru

Pneumonia, emfiema, dan pleuritis

d.      Komplikasi hepair dan kandung empedu

Hepatitis dan kolesistitis

e.       Komplikasi ginjal

Glomerulonefritis, periostitis, spondilitis, dan arthritis

f.       Komplikasi neuropsikiatrik

Delirium, meningismus, meningistis, polyneuritis perifer, sindrom, katatoni

8.    Test Diagnostik

        a.   Pemeriksaan darah

      Pemeriksaan darah untuk kultur (biakan empedu)

Page 14: Askep Typoid Abdomalis Siap

Salmonella typhosa dapat ditemukan dalam darah penderita pada minggu pertama sakit, lebih

sering ditemukan dalam urine dan feces dalam waktu yang lama.

      Pemeriksaan widal

Pemeriksaan widal merupakan pemeriksaan yang dapat menentukan diagnosis thypoid

abdominalis secara pasti. Pemeriksaan ini perlu dikerjakan pada waktu masuk dan setiap

minggu berikutnya. (diperlukan darah vena sebanyak 5 cc untuk kultur dan widal)

b.      Pemeriksaan sumsum tulang belakang

Terdapat gambaran sumsum tulang belakang berupa hiperaktif Reticulum Endotel System

(RES) dengan adanya sel makrofag.

9.      Penatalaksanaan Medik

a.       Perawatan

Pasien thypoid perlu dirawat di Rumah Sakit untuk mendapatkan perawatan, observasi dan

diberikan pengobatan yakni :

      Isolasi pasien.

      Desinfeksi pakaian.

      Perawatan yang baik untuk menghindari komplikasi, mengingat sakit yang lama,

lemah, anoreksia dan lain-lain.

         Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu setelah suhu normal kembali

(istirahat total), kemudian boleh duduk jika tidak panas lagi, boleh berdiri kemudian

berjalan diruangan.

                        b.      Diet

Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein. Bahan makanan tidak

boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, susu 2 gelas

sehari, bila kesadaran pasien menurun diberikan makanan cair melalui sonde lambung. Jika

kesadaran dan nafsu makan anak baik dapat juga diberikan makanan biasa.

                    

     c.      Obat

Obat anti mikroba yang sering digunakan :

         Cloramphenicol

Page 15: Askep Typoid Abdomalis Siap

Cloramphenicol masih merupakan obat utama untuk pengobatan thypoid.

Dosis untuk anak : 50 – 100 mg/kg BB/dibagi dalam 4 dosis sampai 3 hari bebas

panas/minimal 14 hari.

         Kotrimaksasol

Dosis untuk anak : 8 – 20 mg/kg BB/hari dalam 2 dosis sampai 5 hari bebas panas/minimal

10 hari.

         Bila terjadi ikterus dan hepatomegali : selain Cloramphenicol juga diterapi dengan

ampicillin 100 mg/kg BB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.

B.     KONSEP KEPERAWATAN

1.       Pengkajian

a.       Pengumpulan data

1)      Identitas klien

Nama: “N”

Umur: 20 tahun

Tanggal /lhr: 23-maret 1992

Jenis kelamin: laki-laki

Alamat: bangkalan madura

Suku bangsa :indonesia

2)      Keluhan utama

Px mengatakan jika demam tifoid kambuh sering merasakan panas atau demam yang tidak

turun-turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan

kesadaran.

3)      Riwayat penyakit sekarang

Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi  ke dalam tubuh.

4)      Riwayat penyakit dahulu

   Px mengatakan dia memang mempunyai riwayat tyipoit

Page 16: Askep Typoid Abdomalis Siap

5)      Riwayat penyakit keluarga

  Keluarga px mengatakan bahwa tidak memiliki penyakit turunan

6)      Pola-pola fungsi kesehatan

a)      Pola nutrisi dan metabolisme

Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah  saat makan 

sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan  sama sekali.

b)      Pola eliminasi

Eliminasi alvi.  Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama.  Sedangkan

eliminasi urine tidak mengalami gangguan, hanya warna urine menjadi kuning kecoklatan.  

Klien dengan demam tifoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak

keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh. 

c)      Pola aktivitas dan latihan

Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak terjadi komplikasi

maka segala kebutuhan klien dibantu.

d)     Pola tidur dan istirahat

Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh.

e)      Pola persepsi dan konsep diri

Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya.

f)       Pola sensori dan kognitif

Pada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya tidak

mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu waham pad klien. 

g)      Pola hubungan dan peran

Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di rawat di rumah sakit dan klien

harus bed rest total.

Page 17: Askep Typoid Abdomalis Siap

h)      Pola penanggulangan stress

Biasanya orang tua akan nampak cemas

7)      Pemeriksaan fisik

a)      Keadaan umum

Didapatkan  klien   tampak   lemah,   suhu   tubuh   meningkat     38 – 410 C, muka

kemerahan.

b)      Tingkat kesadaran

 Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis).

c)      Sistem respirasi

Pernafasan rata-rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran seperti

bronchitis.

d)     Sistem kardiovaskuler

Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin rendah.

e)      Sistem integumen

Kulit kering, turgor kullit menurun, muka tampak pucat, rambut agak kusam

f)       Sistem gastrointestinal

Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas), mual, muntah, anoreksia,

dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat.

g)      Sistem muskuloskeletal

Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.

h)      Sistem abdomen

Saat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan konsistensi lunak serta nyeri tekan

pada abdomen.  Pada perkusi didapatkan perut kembung serta pada auskultasi peristaltik usus

meningkat.

2.      Diagnose keperawatan

a.       Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen dengan

kebutuhan, dispnea.

Page 18: Askep Typoid Abdomalis Siap

b.      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses inflamasi kuman salmonella thypii.

c.       Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses peradangan.

d.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, demam

3.      Intervensi Keperawatan

no

Masalah keperawatan Tujuan dan KH intervensi rasional

1Pola napas tidak efektif

berhubungan dengan

ketidakseimbangan suplai oksigen

dengan kebutuhan, dispnea.

DS:

- Px mengatakan sering

merasakan terenga-engah

pada saat bernafas ketika

panas

- Px mengatakan merasakan

terganggu dan tertekan

Setelah diberikan

tindakan

keperawatan dengan

selama 3X24 jam

pola napas efektif

  Kriteria hasil  :  -

Pola napas efektif

- RR normal 18-

24

- TTV normal:

TD:

  observasi frekuensi, kedalaman, dan upaya pernapasan dan TTV px sehari 2x

Untuk mengetahui tingkat sistematis keadaan pada px

Selidiki kesadaran pada px

Perubahan mental dapat menunjukkan hipoksemia dan gagal  pernapasan

   Pertahankan kepala

tempat tidur tinggi.

Posisi miring

Memudahkan pernapasan dengan menurunkan tekanan pada diafragma

   anjurkan px untuk

Dorong penggunaan

teknik napas dalam

Membantu memaksimalkan

ekspansi paru

Page 19: Askep Typoid Abdomalis Siap

DO:

- Px mengalami dispneu

- TTV:

TD:110/80,S:40c,RR:33x/

mnit

120/90,N:60-

100 x/m, S:36,5-

37,5

Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen danlam indikasinya

Perlu untuk mengatasi/mencegah

hipoksia. Bila

pernapasan/oksigenasi

tidak adekuat, ventilasi

mekanik sesuai kebutuhan.

No

Masalah keperawatan Tujuan dan KH Intervensi Rasional

2Hihipertermi berhubungan

dengan proses infeksi,

proses peradangan

jjgDS:

- Px mengatakan tidak

tahan terhadap panas

tubuh yg di rasakan

- Px mengatakan jika

merasakan panas dia

tidak tahan dan

terengah-engah

DO:

- Suhu px mencapai 40c

Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 3 X

24 jam, suhu tubuh normal

KH:

- Suhu normal 36,5-37,5

- Tidak ada keluhan

panas

     TTV dalam batas normal

   TD : 120/80 mmhg

   N   : 80-100x/i

   S    : 36,5-370 C

   P    : 18-24

.)    1. Observasi tanda-

tanda vital sehari

2x

R

1. Tanda-tanda vital berubah sesuai tingkat perkembangan penyakit dan  menjadi indikator untuk melakukan intervensi selanjutnya

Se 2. Beri kompres air

hangat pada daerah

dahi,xilia

R/

2. Pemberian kompres dapat menyebabkan peralihan panas secara konduksi dan membantu tubuh untuk menyesuaikan terhadap panas

3. 3. Anjurkan untuk 3. Peningkatan suhu

Page 20: Askep Typoid Abdomalis Siap

- Px sering meringis

karna panasnya

banyak minum air

putih

R/

tubuh mengakibatkan penguapan sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak

4. 4. Kolaborasi

pemberian

antiviretik,

antibiotik dengan

dokter

R/:

4. Mempercepat proses penyembuhan, menurunkan demam. Pemberian antibiotik menghambat pertumbuhan dan proses infeksi dari bakteri

No Masalah keperawatan Tujuan dan KH Intervensi Rasional3.

N Nyeri berhubungan dengan

proses peradangan ditandai

dengan merasakan

ketidaknyamanan dalam

tubuh.

DS:

- px mengatakan tidak

tahan terhadap nyeri

tubuh yg dirasakan

- Px mengatakan gerah

dan nyilu-nyilu

terhadap semua

tubuhnya

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam nyeri hilang/berkurang

KH :

- Tidak ada keluhan

nyeri

Wajah tampak tampak

rileks

Skala nyeri 0-1

 TTV dalam batas

normal

TD  : 120/80 mmhg

N     : 80-100x/i

S     : 36,5-370C     

1. Observasi tingkat nyeri, lokasi, sifat dan lamanya nyeri dan TTV

1. Sebagai indikator dalam melakukan intervensi selanjutnya dan untuk mengetahui sejauh mana nyeri dipersepsikan

2. Berikan posisi yang nyaman sesuai keinginan klien

2. Posisi yang nyaman akan membuat klien lebih rileks sehingga merelaksasikan otot-otot

3 Ajarkan   tehnik  nafas dalam

Ajarkan kepada orang tua untuk menggunak

3. Tehnik nafas dalam dapat merelaksasi otot-otot sehingga mengurangi nyeri

Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian

Page 21: Askep Typoid Abdomalis Siap

DO:

- Skala nyeri px 7-9

- Px sering merontak

akibat nyeri panas

TTV: TD :90/70, N:110,

S:40c

D

P     : 18-24x/i an tehnik relaksasi misalnya visualisasi, aktivitas hiburan yang tepat

3. Kolaborasi obat-obatan analgetik

4. Dengan obat analgetik akan menekan atau mengurangi rasa nyeri

No Masalah Keperawatan Tujuan dan KH Intervensi Rasional

4. Gangguan pola tidur

berhubungan dengan nyeri,

demam ditandai dengan px

selalu terjaga pada malam

hari

DS:

- Px mengatakan susah

tidur

- Px mengatakan

merasakan nyeri dan

panas sehingga

mengakibatkan

terbangun pada malam

Tujuan       Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3X24 jam,

pola tidur efektif

Kriteria hasil   :    

tidur nyenyak

  - Klien tidur 8-10 jam

semalam

  - Klien tampak segar

- Kunjung tiva mera

segar

TTV: TD  : 120/80

mmhg

1. Observasi

pola tidur

klien,dan

TTV

2xsehari

1. Mengetahui kebiasaan

tidur klien, mengetahui

gangguan yang dialami,

memudahkan intervensi

selanjutnya

2. Berikan

bantal yang

nyaman

2. Meningkatkan

kenyamanan

meningkatkan

pemenuhan istirahat

tidur

Be3. Memberikan

lingkungan yang

nyaman, batasi

3. Mengurangi stimulus

yang dapat

mengganggu istirahat

Page 22: Askep Typoid Abdomalis Siap

ha ri.

DO:

- Kunjungtiva px pucat

- Terdapat kehitaman

pada kantong mata

N     : 80-100x/i

S     : 36,5-370C     

P     : 18-24x/i

:

pengunjung tidur

4. Lakukan

kolaborasi

dengan

dokter dalam

pemberian

CTM

4.agar px dapat tudur

tenang sampai batas

normal tidur

Page 23: Askep Typoid Abdomalis Siap

implementasi

No.DX Masalah kep Tgl/waktu Implementasi Paraf1. Intoleran aktifitas - 20-03-

2013/06.00- 20-03-

2013/08.00- 20-03-

2013/10.00- 20-13-

2013/12.00- 20-03-

2013/14.00- 20-03-

2013/16.00- 20-03-

2013/18.00- 20-03-

2013/20.00- 20-03-

2013/22.00- 20-03-

2013/24.00

- Mengkaji nyeri saat klien bergerak- Mengkaji pergerakan kaki kanan- Melatih klien menggerakkan

persendian di bawah gips- Memberi motivasi pada klien untuk

berlatih dengan memakai tongkat- Menganjurkan klien

mengoptimalkan bagian yang sehat- Menganjurkan keluarga membantu

klien beraktifitas- Melakukan kolaborasi dengan

dr.psikotrapist

2

3.

Nyeri akut

Resiko infeksi

- 20-03-2013/03.00

- 20-03-2013/06.00

- 20-03-2013/08.00

- 20-13-2013/10.00

- 20-03-2013/12.00

- 20-03-2013/15.00

- 20-03-2013/18.00

- 20-03-2013/20.00

- 20-03-2013/06.00

- 20-03-2013/08.00

- 20-03-2013/10.00

- 20-03-

- Melakukan observasi TTV setiap 2x sehari

- Berikan pertahanan imobilisasi bagian yg sakit dengan tirah baring.

- Tinggikan dan dukung ekstrimitas yg terkena

- Tinggikan penutup tempat tidur.pertahankan line terbuka pada ibu jari kaki

- Evaluasi keluhan nyeri/ketidaknyamanan ,perhatikan lokasi dan karakteristik,termasuk intensitas (skala 0-10). Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan pada tanda vital dan emosi/prilaku)

- Ajak bicara px dengan sifat terbuka dan saling kepercayaan

- Alihkan persepsi px tentang penyakitnya

- Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik

- Melakukan obsevasi pada px dengan TTV sehari 2x

- Menganjurkan keluarga memberi bedak anti gatal

Page 24: Askep Typoid Abdomalis Siap

2013/12.00- 20-03-

2013/14.00- 20-03-

2013/16.00- 20-03-

2013/18.00- 20-03-

2013/20.00- 20-03-

2013/22.00- 20-03-

2013/24.00

- Menganjurkan klien agar tidak memasukkan benda kecil ke tepi gips

- Mengkaji tanda-tanda infeksi- Menganjurkan keluarga untuk

memberi perawatan kebersihan yang cukup pada klien

Page 25: Askep Typoid Abdomalis Siap

EVALUASI

No.Dx Tgl/jam Catatan prkembangan paraf1 S:

- px mengatakan sedikit merasakan keadaan nyaman pada saat pernafasan- Px mengatakan tidak merasakan

nafas dangkal dan cepat seperti sebelumnya

O:- RR px normal 20x/m- Tidak terdapat disneu- Pola nafas px teratur tanpa ada

gangguan pada pola inspirasiA: masalah teratasi sebagianP:lanjutkan interfensi

2 S:- Px mengatakan panasnya sudah

lumayan turun- Px mengatakan sudah lumayan

merasakan nyaman dengan keadaan suhu yg mulai turun

O:- Suhu px mulai stabil dari 40 turun ke

38c- Keadaan px mulai stabil A: masalah teratasi sebagianP: lanjutkan interfensi

3 S:- Px mengatakan xeri yg dirasakan

sudah mulai turun- Px mengatakan nyeri hanya sebentar

saja pada saat-saat tertentuO:- Skala px yg awal 7-9 dan sekarang

lebih membaik yaitu skala 1-3- Tidak terdapat ringisan px akibat rasa

nyerinyaA: masalah teratasi sebagianP: lanjutkan interfensi

Page 26: Askep Typoid Abdomalis Siap

4 S:- Px mengatakan tidurnya sudah

nyenyak- Px mengatakan tidak pernah terjaga

pada malam hariO- Pola tidur px normal 5-6 jam pada

malam dan 2-3 jam pada siang hari- Kunjungtiva px normalA: masalah teratasiP: lanjutkan intervensi jika di butuhkan

Page 27: Askep Typoid Abdomalis Siap

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2007), Defenisi Typhoid Abdominalis, (online) (http://www.laboratorium klinik

prodia.com, diakses 07 Agustus 2011

Anonim, (2007), Epidemiologi Typhoid Abdominalis, (online) (http://www.pontianak

post.com, diakses 07 Agustus 2011

Hidayat AA, (2006), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, (Edisi 2), Jakarta, Salemba

Medika.

Hidayat AA, (2006), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, (Edisi 1), Jakarta, Salemba

Medika.

Ngastiyah, (2005), Perawatan Anak Sakit. Edisi 2, Jakarta, EGC.

Nursalam dkk, (2005), Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta, Salemba Medika.

Pearce C, (2004), Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta, PT. Gramedia.

Saifuddin, (2006), Anatomi Fisilogi Untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC.

Page 28: Askep Typoid Abdomalis Siap

KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur alhamdulillah atas kehadirat

allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun

dan menggerjakan makalah sistem pencernaan, dan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam melaksanakan makalah ini yang berjudul “Thypoid “

Makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang bagaimana thypoid penyakit infeksi

akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu

minggu, gangguan pada pencernaan, dan gangguan kesadaran

Akhir kata sebagai mana manusia yang tidak jauh dari sifat salah dan lupa, maka

penulis mengharapkan saran dan kritik untuk membangun/memperbaiki dari semua pihak

agar makalah ini menjadi lebih baik

Demikian kata pengantar dari penulis,semoga makalah ini bermanfaat dan berkesan di

hati pembaca serta menambah pengetahuan pada masyarakat luas, khususnya bidang

kesehatan kususnya keperawatan.

Surabaya, 25 maret 2013

Page 29: Askep Typoid Abdomalis Siap

TUGAS SISTEM PENCERNAAN

“THYPOID”

Oleh:

1. A SALLY ADAM (20111660001)

2. DWI ARIE HERMAWAN (20111660023)

3.LINAILIL HIDAYATI (20111660040)

4.RATNA SEFRIDA (20111660060)

5.ZAINUL FATAHILLAH (20111660078)

FAKULTAS ILM U KESEHATAN ( S1 KEPERAWATAN )

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

TAHUN AJARAN 2013