makalah bk sosial

53
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah 1.2.1. Strategi BK Sosial 1.2.2. Teknik-Teknik BK Sosial 1.3. Tujuan Penulisan

Upload: riski-febriadi-je

Post on 09-Jan-2017

1.346 views

Category:

Internet


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah bk sosial

Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

1.2. Rumusan Masalah1.2.1. Strategi BK Sosial

1.2.2. Teknik-Teknik BK Sosial

1.3. Tujuan Penulisan

Page 2: Makalah bk sosial

Bab II

Pembahasan

2.1. Strategi Layanan BK Sosial

2.1.1. Layanan Konseling Individual

A. Pengertian Konseling Individual

Konseling individual yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam

mengentaskan masalah pribadinya. Layanan konseling individual merupakan layanan

yang diselenggarakan oleh seorang guru Bimbingan dan Konseling (konselor)

terhadap seorang konseli (dibaca: siswa) dalam rangka pengentasan masalah pribadi

konseli.  Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi langsung antara konseli

dan konselor, membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami konseli.

Pembahasan tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang diri

konseli (bahkan sangat penting yang boleh jadi menyangkut rahasia pribadi konseli)

bersifat meluas meliputi berbagai sisi yang menyangkut permasalahan konseli, namun

juga bersifat spesifik menuju kearah pengentasan masalah.

Dalam konseling individual guru BK (konselor) memberikan ruang dan

suasana yang memungkinkan konseli membuka diri setransparan mungkin. Dalam

suasana seperti itu, ibaratnya konseli sedang berkaca. Melalui “kaca” itu konseli

memahami kondisi diri sendiri dan lingkungannya serta permasalahan yang dialami,

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta kemungkinan upaya untuk mengatasi

masalahnya itu. Hasil “berkaca” itu mengarahkan dan menggerakkan konseli untuk

segera dan secermat mungkin melakukan tindakan pengentasan atas kekurangan dan

kelemahan yang ada pada dirinya. Menciptakan suasana “berkaca” dan membawa

konseli ke hadapan kaca sehingga konseli memahami kondisi diri dan mengupayakan

perbaikan bagi dirinya, seringkali tidak mudah. Untuk itu guru BK perlu melengkapi

diri dengan berbagai teknik konseling, baik itu teknik umum untuk pengembangan

proses konseling maupun teknik khusus untuk intervensi dan pengubahan tingkah

laku konseli. Teknik-teknik tersebut disinergikan dengan asas-asas konseling, akan

Page 3: Makalah bk sosial

membentuk operasional layanan konseling individual oleh guru BK yang

professional.

B. Tujuan Konseling Individual

Tujuan layanan konseling individual adalah  terentaskannya masalah yang

dialami konseli. Apabila masalah konseli itu dicirikan sebagai: (a) sesuatu yang tidak

disukai adanya, (b) suatu yang ingin dihilangkan, dan/atau (c) sesuatu yang dapat

menghambat atau menimbulkan kerugian, maka upaya pengenatasan masalah konseli

melalui konseling individual akan mengurangi intensitas ketidaksukaan atas

keberadaan sesuatu yang dimaksud atau meniadakan keberadaan sesuatu yang

dimaksud, dan/atau mengurangi intensitas hambatan dan/atau kerugian yang

ditimbulkan oleh suatu yang dimaksudkan itu. Dengan layanan konseling individual

beban konseli diringankan, kemampuan konseli ditingkatkan, potensi konseli

dikembangkan.

C. Fungsi Konseling Individual

Fungsi utama layanan konseling individual yang sangat dominan adalah fungsi

pengentasan. Namun secara menyeluruh konseling individual  meliputi juga fungsi-

fungsi lainnya:  pemahaman. (b) fungsi pengembangan/pemeliharaan, (c) fungsi

pencegahan,  (d) fungsi advokasi.

D. Azas Konseling Individual

Azas-azas dalam konseling individual dimaksud untuk memperlancar proses

dan memperkuat bangunan hubungan antara konselor dan konseli.  Asas-asas

konseling itu meliputi :

Kerahasiaan

Kesukarelaan dan keterbukaan

Keputusan diambil oleh konseli sendiri

Kekinian dan kegiatan

Kenormatifan dan keahlian

Page 4: Makalah bk sosial

2.1.2. Layanan Bimbingan Kelompok

A. Pengertian Bimbingan Kelompok

Prayitno (1995: 178) mengemukakan bahwa Bimbingan kelompok adalah

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan

dinamika kelompok. Artinya, semua peserta dalam kegiatan kelompok saling

berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain-lain

sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang

bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya. Sementara Romlah (2001: 3)

mendefinisikan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan

yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara

optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang dianutnya dan

dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk

mencagah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi siswa.

Dari beberapa pengertian bimbingan kelompok di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah Suatu kegiatan kelompok yang

dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu

adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan

sebagainya, dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang

bermanfaat agar dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.

B. Tujuan Bimbingan Kelompok

Ada beberapa tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh beberapa ahli,

adalah sebagai berikut:

Menurut amti (1992: 108) bahwa tujuan bimbingan kelompok terdiri dari

tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum bimbingan kelompok betujuan untuk

membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain

itu juga menembangkan pribadi masing-masing anggota kelompok melalui berbagai

suasana yang muncul dalam kegiatan itu, baik suasana yang menyenangkan maupun

yang menyedihkan. Secara khusus bimbingan kelompok bertujuan untuk:

1. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat di hadapan teman-

temannya.

2. Melatih siswa dapat bersikap terbuka di dalam kelompok

Page 5: Makalah bk sosial

3. Melatih siswa untuk dapat membina keakraban bersama temanteman dalam

kelompok khususnya dan teman di luar kelompok pada umumnya.

4. Melatih siswa untuk dapat mengendalikan diri dalam kegiatan kelompok.

5. Melatih siswa untuk dapat bersikap tenggang rasa dengan oran lain.

6. Melatih siswa memperoleh keterampilan sosial

7. Membantu siswa mengenali dan memahami dirinya dalam hubungannya

dengan orang lain.

Tujuan bimbingan kelompok seperti yang dikemukakan oleh (Prayitno, 1995: 178)

adalah:

1. Mampu berbicara di depan orang banyak

2. Mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain

sebagainya kepada orang banyak

3. Belajar menghargai pendapat orang lain,

4. Bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya.

5. Mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat

negatif).

6. Dapat bertenggang rasa

7. Menjadi akrab satu sama lainnya,

8. Membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi

kepentingan bersama

Layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara

bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari nara sumber (terutama guru

pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai individu

maupun sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat. (Sukardi, 2003: 48).

Layanan bimbingan kelompok merupakan media pengembangan diri untuk

dapat berlatih berbicara, menanggapi, memberi menerima pendapat orang lain,

membina sikap dan perilaku yang normatif serta aspek-aspek positif lainnya yang

pada gilirannya individu dapat mengembangkan potensi diri serta dapat meningkatkan

perilaku komunikasi antarpribadi yang dimiliki.

Page 6: Makalah bk sosial

C. Fungsi Bimbingan Kelompok

Fungsi dari layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Memberi kesempatan yang luas untuk berpendapat dan memberikan tanggapan

tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sekitar.

2. Mempunyai pemahaman yang efektif, objektif, tepat, dan cukup luas tentang

berbagai hal tentang apa yang mereka bicarakan.

3. Menimbulkan sikap yang positif terhadap keadaan sendiri dan lingkungan

mereka yang berhubungan dengan hal-hal yang mereka bicarakan dalam

kelompok.

4. Menyusun progran-program kegiatan untuk mewujudkan penolakan terhadap

sesuatu hal yang buruk dan memberikan dukungan terhadap sesuatu hal yang

baik.

5. Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang nyata dan langsung untuk membuahkan

hasil sebagaimana apa yang mereka programkan semula.

D. Azas Bimbingan Kelompok

Asas-asas yang ada dalam layanan bimbingan kelompok diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Asas kerahasiaan; Para anggota harus menyimpan dan merahasiakan informasi apa

yang dibahas dalam kelompok, terutama hal-hal yang tidak layak diketahui orang lain

2. Asas keterbukaan;Para anggota bebas dan terbuka mengemukakan pendapat,ide,

saran, tentang apa saja yang yang dirasakan dan dipikirkannyatanpa adanya rasa malu

dan ragu-ragu.

3. Asas kesukarelaan;Semua anggota dapat menampilkan diri secara spontan tanpamalu

atau dipaksa oleh teman lain atu pemimpin kelompok

4. Asas kenormatifan;Semua yang dibicarakan dalam kelompok tidak bolehbertentangan

dengan norma-norma dan kebiasaan yang berlaku

Page 7: Makalah bk sosial

2.1.3. Layanan Konseling Kelompok

A. Pengertian Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan

permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok

ialah suasana yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang ditandai dengan

adanya interaksi antar sesama anggota kelompok (Prayitno dalam Vitalis, 2008:63).

Layanan konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis,

terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina, dalam suatu kelompok kecil

mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi antar

pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan

diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku

tertentu ke arah yang lebih baik (Winkel dan Hastuti, 2004:198).

B. Tujuan Konseling Kelompok

Tujuan konseling kelompok antara lain (Prayitno dalam Vitalis, 2008:63):

1. Melatih siswa agar berani bicara dihadapan orang banyak

2. Melatih siswa dapat bertoleransi dengan temannya

3. Mengembangkan bakat dan minat masing-masing

4. Mengentaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kelompok

5. Melatih siswa untuk berani melakukan sharing dalam kelompok

Tujuan konseling kelompok adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi

siswa, khususnya kemampuan berkomunikasinya. Melalui konseling kelompok hal-

hal yang dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi siswa

diungkap dan didinamikakan melalui berbagai teknik, sehingga kemampuan

sosialisasi dan berkomunikasi siswa berkembang secara optimal (Tohirin, 2007:181).

Page 8: Makalah bk sosial

C. Fungsi Konseling Kelompok

Dari pengertian di atas bimbingan konseling kelompok dilihat dari fungsinya,

sekalipun tidak secara tegas dapat dipisahkan, dapat disimpulkan bahwa orientasi

bimbingan kelompok lebih mengarah pada upaya pencegahan terjadinya suatu masalah,

sekaligus mengandung fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Sementara itu, konseling

kelompok lebih berorientasi pada upaya pengentasan suatu masalah. Sekalipun orientasi

utama pada pengentasan masalah, akan tetapi tidak berarti, proses pencegahan terjadinya

masalah, tidak menjadi sasaran dari layanan konseling kelompok.

1. Fungsi Pencegahan, merupakan fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan

tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahn yang mungkin

timbul, yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan

kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. Sekalipun fungsi pencegahan

ini memiliki nilai yang strategis, akan tetapi program bimbingan yang secara khusus

mengarah pada fungsi ini masih sangat jarang dilakukan secara khusus.

2. Fungsi Pengentasan, merujuk pada fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh

peserta didik. Fungsi pengentasan hendaknya tetap dilakukan dengan memberdayakan

seluruh kemampuan siswa dan/atau pihak-pihak yang dekat dengan siswa, sehingga

keputusan yang diambil merupakan keputusan siswa dan/atau pihak-pihak yang dekat

dengan siswa, dan bukan keputusan guru yang dipaksakan pada siswa. Untuk mendukung

itu, keterampilan guru, terutama yang terkait dengan fungsi pengentasan, baik melalui

kegiatan konseling konseling kelompok perlu terus ditingkatkan.

3. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, dalam layanan bimbingan kelompok,

mengandung makna bahwa upaya bimbingan kelompok diarahkan pada terpelihara dan

terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka

perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Fungsi pemeliharaan dan

pengembangan dalam pelaksanaannya tidak akan terlepas dari fungsi pemahaman.

Artinya fungsi ini akan secara efektif dilaksanakan jika guru memahami betul peserta

didik yang dimbimbingnya, sehingga berbagai jenis layanan yang diberikan untuk

Page 9: Makalah bk sosial

terpelihara dan terkembangkan potensi para siswa sesuai dengan kebutuhan dan keadaan

siswa itu sendiri.

D. Azas Konseling Kelompok

Dalam penyelenggaraan konseling kelompok, menganut tiga etika dasar

konseling (Munro, Manthei dan Smal, 1979). Ketiga asas tersebut adalah kerahasiaan,

kesukarelaan, dan keputusan diambil oleh klien sendiri.

1. Kerahasiaan

Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan kelompok hendaknya

menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh diketahui oleh anggota kelompok dan

tidak disebarluaskan ke luar kelompok. Seluruh anggota kelompok hendaknya

menyadari benar dan bertekad untuk melaksanakannya. Aplikasi asas kerahasiaan

lebih dirasakan pentingnya dalam konseling kelompok mengingat pokok bahasan

adalah masalah pribadi yang dialami anggota kelompok. Dalam hal ini posisi asas

kerahasiaan sama posisinya seperti dalam layanan konseling perorangan. Pemimpin

kelompok/fasilitator dengan sunguh-sungguh memantapkan asas ini sehingga seluruh

anggota kelompok berkomitmen penuh untuk melaksanakannya.

2. Kesukarelaan

Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal rencana pembentukan kelompok

oleh pemimpin kelompok (guru BK). Kesukarelaan terus menerus dibina melalui

upaya pemimpin kelompok agar dapat mengembangkan suasana kelompok yang

dinamis. Dengan kesukarelaan itu, anggota kelompok akan dapat mewujudkan peran

aktif diri mereka masing-masing untuk mencapai tujuan layanan.

3. Keterbukaan

Anggota kelompok menampilkan diri tanpa rasa takut, malu  atau ragu.

4. Kegiatan

Anggota kelompok mengikuti konseling kelompok dengan aktif. Dinamika kelompok

dalam konseling kelompok semakin intensif dan efektif apabila semua anggota

kelompok secara penuh menerapkan asas kegiatan.

Page 10: Makalah bk sosial

5. Kekinian

Asas kekinian memberikan isi aktual dalam pembahasan yang dilakukan. Anggota

kelompok diminta mengemukakan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang ini. Hal-

hal atau pengalaman yang telah lalu dianalisis dan diangkut-pautkan kepentingan

pembahasan hal-hal yang terjadi dan berlaku sekarang. Hal-hal yang akan datang

direncanakan sesuai dengan kondisi yang ada sekarang.

6. Kenormatifan

Asas kenormatifan dipraktikkan berkenaan dengan cara-cara berkomunikasi dan

bertatakrama dalam kegiatan kelompok, dan dalam mengemas isi bahasan. Dinamika

kelompok akan semakin tinggi apabila banyaknya masukan dan pendapat dari anggota

kelompok yang saling melakukan sentuhan dengan bahasa , gaya, dan sikap yang

sangat normatif.

7. Keahlian

Asas keahlian diperlihatakan oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan

kelompok dalam mengembangkan proses dan isisi pembahasan secara keseluruhan

dalam konseling kelompok

2.1.4. Pengajaran Remedial

A. Pengertian Pengajaran Remedial

Dilihat dari arti katanya, remedial berarti mengobati atau menyembuhkan atau

membuat menjadi lebih baik. Sehingga pengajaran remedial merupakan suatu bentuk

pengajaran yang bersifat menyembuhkan atau membetulkan, pengajaran yang

membuat agar hasil yang dicapai lebih baik dari pengajaran yang diberikan

sebelumnya. Secara garis besarnya pengajaran ini merupakan pengajaran mengulang

dari pengajaran yang telah diberikan sebelumnya terutama terhadap materi yang

dianggap belum dikuasai oleh siswa. Sebab hasil yang telah dicapai belum

memuaskan. Yang dapat diperbaiki adalah semua bidang studi yang dianggap kurang

baik hasilnya. Oleh sebab itu pengajaran ini dapat dilakukan untuk bidang studi

bahasa Inggris, misalnya matematika, Ilmu Kimia, Biologi, Fisika, dan lain lain.

Sehingga timbul pengajaran remedial Bahasa Inggris, Matematika, Kimia, dan

sebagainya.

Page 11: Makalah bk sosial

Dalam menyembuhkan kesulitan belajar siswa, secara tidak langsung juga akan

membantu kesulitan atau masalah yang dihadapi oleh siswa yaitu masalah pribadinya.

Sehingga pengajaran remedial juga bersifat terapeu. Artinya memberikan terapi

masalah pribadi yang dialami oleh siswa. Sebab suatu kesulitan belajar tidak akan

terlepas dari masalah pribadi.

B. Tujuan Pengajaran Remedial

Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai dalam pengajaran remidi tidak berbeda

dengan tujuan instruksional umum. Tetapi karena sasarannya adalah siswa yang

mempunyai kesulitan, maka diharapkan melalui proses penyembuhan, perbaikan

maupun pelajaran tambahan, tujuannya :

1. Memahami akan kekurangan dirinya, kelemahannya maupun kesulitannya dan

bersedia untuk menerima “uluran” pelajaran remidi dari guru. Kegagalan

pengajaran remidi bilamana siswa merasa bahwa dirinya merasa malu untuk

menghadapi kenyataan tersebut.

2. Mempunyai sikap terbuka untuk dapat merubah dirinya dalam belajar,

bersikap dalam menekuni pelajaran tersebut. Hal ini perlu untuk prestasi yang

lebih baik.

3. Para siswa dapat memilih materi dan fasilitas belajar yang sesuai dengan yang

diperlukan. Misalnya buku teks tambahan. Alat belajar dan sebagainya.

4. Siswa dapat mengatasi hambatan belajar yang dialaminya, sesuai dengan latar

belakang kesulitan belajar yang dihadapi. Sebab setiap siswa mempunyai

sebab-sebab kesulitan yang berbeda.

5. Sesudah terbiasa mengatasi kesulitan, akan menimbulkan sikap baru dalam

belajar yang dianggap ada pengaruhnya terhadap prestasi, misalnya sekarang

membiasakan diri belajar pada waktu dini hari, dimana sebelumnya tak pernah

dilakukan.

6. Dengan adanya perubahan sikap dan prestasinya maka siswa dengan mudah

dapat menyelesaikan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diterimanya. 

7. Sesudah tercapai hasil yang lebih baik, akan menimbulkan kepuasan diri

sehingga dapat mempertebal harga diri dan menambahkan motivasi baru.

Page 12: Makalah bk sosial

C. Fungsi Pengajaran Remedial

Sesudai dengan pengertiannya maka pengajaran remidi mempunyai fungsi yang

amat penting dalam proses belajar secara keseluruhan. Sebab dapat menjangkau

masalah yang bersifat individual. Hal ini biasnaya terlupakan dalam proses belajar

secara klasikal.

Fungsi pengajaran remidi adalah :

1. Fungsi Korektif

Korektif berarti membetulkan atau perbaikan terhadap sesuatu yang tidak

wajar, yaitu masih rendahnya prestasi yang dicapai siswa. Sasaran korektif

baik untuk siswa maupun untuk guru. Perbaikan yang dimaksud meliputi

antara lain cara belajar, penggunaan metode mengajar, materi, media yang

dipergunakan guru, cara penilaian, dan sebagainya.

2. Fungsi Pemahaman

Baik guru maupun siswa akan memahami tentang langkah yang telah

dilakukan perlu diperbaiki dan menyadari akan kekurangannya, sehingga

baik guru maupun siswa harus membuka diri untuk melihat kenyataan

tersebut. Selanjutnya berusaha untuk merubahnya sehingga akan

memperoleh hasil yang lebih baik. Tidak setiap orang mengakui

kekurangan dan kelemahan yang dimiliki. Guru juga akan lebih mengenal

dan memahami siswa tersebut secara lebih baik, hubungan guru-siswa

akan menjadi lebih erat.

3. Fungsi penyesuaian

Dengan pengajaran remidi siswa dituntut untuk dapat menyesuaikan diri

dengan kondisi lingkungan sekitarnya, terutama yang berhubungan

langsung dengan proses belajar mereka. Mereka dituntut untuk

menyesuaikan tuntutan kurikulum, cara mengajar guru, lingkungan teman

belajar maupun fasilitas belajar yang tersedia dengan kondisi seperti itu

diharapkan dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Bagi mereka

yang terpaksa harus meninggalkan lingkungan orang tuanya untuk belajar

di kota hal tersebut merupakan hambatan yang benar.

4. Fungsi Pengayaan

Fungsi pengayaan dimaksudkan bahwa pengajaran remedial dapat

memperkaya proses belajar mengajar. Karena materi yang tidak

disampaikan dalam pengajaran yang biasa (reguler) akan ditambahkan

Page 13: Makalah bk sosial

melalui remidi. Selain itu juga dalam bidang metode guru akan

menggunakan metode lain bahkan buku maupun alat pelajaran lain

sehingga akan memperjelas konsep yang diberikan.d engan cara tersebut

maka hasil yang akan dicapai lebih banyak dari yang diberikan secara

reguler. Pelajaran yang diperoleh akan lebih banyak. Dengan demikian

akan memperkaya pengalaman.

5. Fungsi Akselerasi

Dengan pengajaran remidi, siswa yang lambat belajar akan dipercepat

proses belajarnya. Dengan demikian siswa tersebut memperoleh manfaat

dengan percepatan waktu yang dipergunakan dalam belajar. Kalau tidak

maka dia akan tertinggal, bahkan mungkin akan tinggal kelas.

6. Fungsi Terapeutik

Baik secara langsung atau tidak langsung pengajaran remidi dapat

menyembuhkan atau mengobati kondisi-kondisi kepribadian siswa yang

sedikit banyaknya dapat mengalami penyimpangan-penyimpangan

(abnormalitas). Perbaikan terhadap kondisi yang demikian akan dapat

mempertinggi prestasi belajar. Bahkan dapat mengembalikan kepada

kepercayaan pada diri sendiri. Jika tidak akan membohongi diri sendiri

dengan menyontak atau bertanya kepada teman duduknya pada waktu

mengerjakan ulangan atau tugas pekerjaan rumah misalnya, sikap tersebut

merupakan sikap positif terhadap pembentukan pribadinya. Dengan

demikian fungsi terapi dapat dicapai.

D. Strategi Pengajaran Remedial

Beberapa teknik dan strategi yang dipergunakan dalam pelaksanaan

pembelajaran remedial antara lain, (1) pemberian tugas/pembelajaran individu (2)

diskusi/tanya jawab (3) kerja kelompok (4) tutor sebaya (5) menggunakan sumber

lain. (Ditjen Dikti, 1984; 83).

1. Pemberian Tugas

Dalam pemberian tugas dapat dilakukan dengan berbagai jenis antara lain

dengan pemberian rangkuman baik dilakukan secara individual maupun secara

kelompok, pemberian advance organizer dan yang sejenis.

Page 14: Makalah bk sosial

2. Melakukan aktivitas fisik, misal demosntrasi, atau praktek dan diskusi

Ada konsep-konseps yang lebih mudah dipahami lewat aktivitas fisik, missal

contoh, memahai bahwa volume fluida tidak beuabah kalau berada di dalam wadah

yang berbeda bentuknya. Anda sebaiknya menggunakan berbagai media dan alat

pembelajaran sehingga dapat mengkonkritkan konsep yang dipelajarinya, selain itu

hendaknya Anda banyak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengunakan

media terebut, karena siswa pada umumnya perkemangan berpikir mereka berada

pada tingkat operasional konkrit. Mereka akan dapat mencerna dengan baik konsep

yang divisualisasikan atau dikonkritkan.

3. Kegiatan Kelompok

Diskusi kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa yang

mengalamikesulitan belajar. Yang perlu diperhatikan guru dalam menetapkan

kelompok dalam kegiatan remedial adalah dalam menentukan anggota kelompok.

Kegiatan kelompok dapat efektif dalam membantu siswa, jika diantara anggota

kelompok ada siswa yang benar-benar menguasai materi dan mampu memberi

penjelasan kepada siswa lainnya.

4. Tutorial Sebaya

Kegiatan tutorial dapat dipilih sebagai kegiatan remedial. Dalam kegiatan ini

seorang guru meminta bantuan kepada siswa yang lebih pandai untuk membantu

siswa yang mengalami kesulitan belajar. Siswa yang dijadikan tutor bisa berasal dari

kelas yang sama atau dari kelas yang lebih tinggi. Apabila menggunakan tutor yang

sebaya sangat membantu sekalai, karena tingkat pemahaman dan penyampaian tutor

yang sebaya lebih dimengerti oleh siswa yang bermasalah, selain itu mereka tidak

merasa canggung dalam menanyakan setiap permasalahan karena usia mereka sama

sehingga mudah dimengerti olehnya.

5. Menggunakan Sumber Lain

Selain dengan pembelajaran ulang, kegiatan kelompok, tutorial, guru juga dapat

menggunakan sumber belajar lain yang relevan dalam membantu siswa yang

mengalami kesulitan memahami materi pelajaran. Misalanya guru meminta untuk

mengunjungi ahli atau praktisi yang berkaitan dengan materi yang dibahas, misalnya

Page 15: Makalah bk sosial

”bagaimana cara mencangkok ” siswa dapat mendatangi tukang kebun yang kegiatan

sehari-hari memang mencakok. Atau juga siswa diminta membaca sumber lain dan

bahkan kalau mungkin mendatangkan anggota masyarakat yang mempunyai keahlian

yang sesuai dengan materi yang dipelajari.

2.1.5. Layanan Konsultasi

A. Pengertian Layanan Konsultasi

Menurut Prayitno (2004: 1), ”layanan konsultasi adalah layanan konseling oleh

konselor terhadap pelanggan (konsulti) yang memungkinkan konsulti memperoleh

wawasan, pemahaman dan cara yang perlu dilaksanakan untuk menangani masalah

pihak ketiga”. Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam

format tatap muka antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti. Konsultasi

dapat juga dilakukan terhadap dua orang konsulti atau lebih kalau konsulti- konsulti

itu menghendakinya.Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006: 6)

dijelaskan bahwa”layanan konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik atau

pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu

dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik”.Dalam

program bimbingan di sekolah, Brow dkk (dalam Marsudi, 2003:124) menegaskan

bahwa ’konsultasi itu bukan konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak

merupakan layanan yang langsung ditujukan kepada siswa(klien), tetapi secara tidak

langsung melayani siswa melalui bantuan yang diberikan oleh orang lain’.Layanan

konsultasi juga didefinisikan bantuan dari konselor ke klien dimanakonselor sebagai

konsultan dan klien sebagai konsulti,yang membahas tentang masalah pihak ketiga.

Pihak ketiga yang dibicarakan adalah orang yang merasa dipertanggungjawabkan

konsulti, misalnya anak, murid atau orang tuanya.Bantuan yang diberikan untuk

memandirikan konsulti sehingga ia mampu menghadapi pihak ketiga yang

dipermasalahkannya (http://konselingindonesia.com).

Dari beberapa pengertian, dapat kami disimpulkan bahwa layanan konsultasi

adalah layanan konseling oleh konselor sebagai konsultan kepada konsulti dengan

tujuan memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan

konsulti dalam rangka membantu terselesaikannya masalahyang dialami pihak ketiga

(konseli yang bermasalah). Pada layanan konsultasi,dilakukan melalui dua tahap yaitu

Page 16: Makalah bk sosial

tahap konsultasi yang dilakukan oleh konselor kepada konsulti, dan tahap penanganan

yang dilakukan oleh konsulti kepada konseli/pihak ketiga. Maka petugas pada tahap

konsultasi adalah konselor,sedangkan petugas pada tahap penanganan adalah konsulti.

B. Tujuan Layanan Konsultasi

Pada dasarnya setiap kegiatan tidak akan terlepas dari tujuan yang ingin dicapai.

”Tujuan diberikannya bantuan yaitu supaya orang-perorangan atau kelompok orang yang

dilayani menjadi mampu menghadapi semua tugas perkembangan hidupnya secara sadar

dan bebas” (Winkel, 2005: 32). Layanan konsultasi merupakan bagian dari layanan

Bimbingan dan Konseling, maka tujuan dari layanan ini sepenuhnya akan mendukung

tercapainya tujuan BK.Fullmer dan Bernard (dalam Marsudi, 2003: 124-125)

merumuskan tujuan layanan konsultasi sebagai bagian tujuan bimbingan di sekolah

adalah sebagai berikut:

1. Mengambangkan dan menyempurnakan lingkungan belajar bagi siswa, orang tua,

dan   administrator sekolah.

2. Menyempurnakan komunikasi dengan mengembangkan informasi di antara orang

yang penting.

3. Mengajak bersama pribadi yang memiliki peranan dan fungsi bermacam-macam

untuk menyempurnakan lingkungan belajar.

4. Memperluas layanan dari para ahli.

5. Memperluas layanan pendidikan dari guru dan administrator.

6. Membantu orang lain bagaimana belajar tentang perilaku.

7. Menciptakan suatu lingkungan yang berisi semua komponenlingkungan belajar yang

baik.

8. Menggerakkan organisasi yang mandiri.Tujuan layanan konsultasi sebagaimana

dikemukakan oleh Prayitno (2004:2) adalah:

Tujuan umum Layanan konsultasi bertujuan agar konsulti dengan kemampuannya

sendiri dapat menangani kondisi dan atau permasalahan yangdialami pihak ketiga.

Dalam hal ini pihak ketiga mempunyai hubungan yang cukup berarti dengan konsulti,

sehingga permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga itu setidaknya sebagian menjadi

tanggung jawab konsulti.

Page 17: Makalah bk sosial

C. Azas Layanan Konsultasi

1. Etika Dasar Konseling

Tiga etika dasar konseling, yaitu kerahasiaan,kesukarelaan,dan keputusan di

ambil oleh klien sendiri (Munro, dkk,) sepenuhnya berlaku pada proses konsultasi

dalam layanan KSI.Ketiga etika ini terkait langsung dengan asas-asas konseling.

Kerahasiaan konsulti dan pihak ketiga,hal-hal yang menyangkut diri dan masalah

mereka, dirahasiakan dengan ketat oleh konsultan (Konselor). Dengan jaminan untuk

terjaganya rahasia konsulti dan pihak ketiga itu, konsulti di harapkan bersikap

sukarela datang sendiri kepada konselor untuk melakukan konsultasi. Selanjutnya

konsulti juga terbuka mengemukakan dan mendiskusikan berbagai hal,baik berkenaan

dengan diri konsulti sendiri maupun permasalahan pihak ketiga,untuk suksesnya

proses konsultasi.

Sebagaimana dalam proses konseling pada umumnya,dalam

konsultasi,konsulti di beri kebebasan sepenuhnya untuk menyimpulkan dan

mengambil keputusan sendiri,yaitu keputusan yang di anggapnya paling tepat.

Keputusan konsulti itu di ambil tentu saja setelah di lakukannya analisis dan diskusi

mendalam tentang hal-hal yang menjadi isi dari keputusannya itu.Apapun yang

menjadi keputusannya konsulti, konsultan (konselor) harus menghargainya. Konsultan

tidak boleh membantahnya atau berusaha mengubahnya, karena konsultan mengaggap

kurang tepat atau kurang sesuai dengan hal-hal yang telah di diskusikan. Namun

demikian, terhadap keputusan konsulti itu konsultan tidak beleh serta merta

menyatakan “bagus”; “itu keputusan yang tepat” dan lain-lain. Apabila suatu

keputusan telah diambil oleh konsulti baik keputusan itu sudah tepat,apalagi kalau

tampaknya kurang tepat,hal yamg perlu dilakukan oleh konsultan ialah mendiskusikan

lebih lanjut keputusan yang diambil konsulti itu. Konsulti dibawa untuk dapat melihat

kedepan dan mengantisipasi hal-hal yang akn terjadi apabila keputusan itu di

laksanakan. Hal-hal positif apa yang dapat di raih atau hal-hal negatif dan hambatan

apa yang akan terjadi. Di samping itu perlu didiskusikan pula apa yang akan konsulti

apabila pelaksanaan keputusan itu tidak mulus,jikalau pelaksanaannya terkendala atau

apabila ada unsur-unsur tertentu menghalangi implementasi keputusan itu.

Page 18: Makalah bk sosial

2. Kemandirian

Apa yang di lakukan  oleh konsultan dalam layanan (KSI) terhadap keputusan

yang diambil konsuti,sama sengan yang di lakukan konselor dalam layanan konsulti

perorangan terhadap keputusan yang diambik klien,hal ini dilakukan baik dalam

layanan konsultasi maupun konseling perorangan,dengan maksud agar konsulti atau

klien benar-benar mandiri dengan keputusannya itu. Konsulti atau kliennya di

harapkan mencapainya tahap-tahap kemandirian berikut :

a. Memahami dan menerima diri sendiri secara positif dan dinamis,melalui analisis dan

diskusi yang terselenggara dalam proses konsultasi (konseling) tahap ini dapat di

capai.

b. Memahami dan menerima lingkungan secara objektif,positif dan dinamis,melalui

analisis dan diskusi yang terselenggara dalam proses konsultasi (konseling) tahap ini

dapat di capai dalam konsultasi, termasuk unsur lingkungan adalah pihak ketiga dan

permasalahannya serta hal-hal yang terkait di dalamnya.

c. Mengambil keputusan secara positif dan tepat,melalui analisis dan diskusi lebih

lanjut,setelah konsulti atau klien mencapai kedua tahap di atas khisusnya masalah

yang di bahas dalam konsultasi (konseling),konsulti (klien) di harapkan dapat

mengambil keputusan secara positif dan tepat. Dalam konsultasi keputusan yang di

maksud adalah apa yang hendak di lakukan konsulti terhadap pihak ketiga dengan

permasalahannya itu.

d. Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang di ambil,melalui analisis dan diskusi

terhadap keputusan yang di ambil konsulti (klien),konsulti selanjutnya di harapkan

mampu melaksanakan keputusannya itu.Keputusan itu di laksanakan dengan penuh

tanggung jawab dan berani menanggung resiko atas di laksanakannya keputusan itu.

e. Mewujudkan diri sendiri,tahap ini merupakan tahap lanjut,dimana konsulti telah

benar-benar mampu berdiri sendiri,tanpa bantuan pihak lain mengatasi permasalahan

pihak lain yang di hadapi,memenuhi kebutuhan yang di kehendaki,serta

mengembangkan diri ke arah yang di kehendaki.Tahap ini adalah tahap tertinggi dari

kemandirian

Page 19: Makalah bk sosial

2.2. Teknik-Teknik BK Sosial

2.2.1. ROLE PLAYING

A. Pengertian Model pembelajaran Role Playing :

Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang

didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang (Jill Hadfield,

1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas,

meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu, role playing sering

kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan

dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri

Syamsu, 2000).

Model Pebelajaran Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan

pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan

imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh

hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang,

hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.

Pada metode bermain peranan, titik tekanannya terletak pada keterlibatan

emosional dan pengamatan indera ke dalam suatu situasi masalah yang secara nyata

dihadapi. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan

praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab) bersama teman-temannya pada

situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid

(Departemen Pendidikan Nasional, 2002). Lebih lanjut prinsip pembelajaran

memahami kebebasan berorganisasi, dan menghargai keputusan bersama, murid akan

lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan memainkan peran dalam

bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak dan bersikap mau menerima

kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif

berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari

(Boediono, 2001). Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya

aktivitas, maka proses pembelajaran tidak mungkin terjadi.

Page 20: Makalah bk sosial

Model pembelajaran Role Playing juga dikenal dengan nama model

pembelajaran Bermain Peran. Pengorganisasian kelas secara berkelompok, masing-

masing kelompok memperagakan/menampilkan scenario yang telah disiapkan guru.

Siswa diberi kebebasan berimprofisasi namun masih dalam batas-batas scenario dari

guru.

B. Langkah-Langkah Model Role Playing

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.

2. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari

sebelum pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar.

3. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang.

4. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.

5. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah

dipersiapkan.

6. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang

sedang diperagakan.

7. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk

membahas/memberi penilaian atas penampilan masing-masing kelompok.

8. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.

9. Guru memberikan kesimpulan secara umum.

10. Evaluasi.

11. Penutup.

Page 21: Makalah bk sosial

C.  Keunggulan Metode Role Playing

1. Keunggulan Model Role Playing 

 Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan metode role playing, di antaranya adalah:

a. Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping

merupakan pengalaman yang menyenangkan yang sulit untuk dilupakan.

b. Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan

penuh antusias.

c. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta

menumbuhkan rasa kebersamaan.

d. Siswa dapat terjun langsung untuk memerankan sesuatu yang akan di bahas dalam

proses belajar.

2. Kelemahan Metode Role Playing

Disamping memiliki keunggulan, metode role playing juga mempunyai kelemahan, di

antaranya adalah :

a. Bermain peran memakan waktu yang banyak.

b. Siswa sering mengalami kesulitan untuk memerankan peran secara baik khususnya

jika mereka tidak diarahkan atau tidak ditugasi dengan baik. Siswa perlu mengenal

dengan baik apa yang akan diperankannya.

c. Bermain peran tidak akan berjalan dengan baik jika suasana kelas tidak mendukung.

d. Jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik ada kemungkinan tidak akan melakukan

secara sungguh-sungguh.

e. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

Page 22: Makalah bk sosial

2.2. 2. SOSIODRAMA

A. Pengertian Sosiodrama

1. Sosiodrama merupakan salah satu tehnik dalam bimbingan kelompok yaitu

role playing atau tehnik bermain peran.

2. Sosiodrama dipergunakan sebagai salah satu teknik untuk memecahkan

masalah – masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran. Di dalam

sosiodrama ini sesorang akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi

masalah sosial. (Djumhur & Muh Surya,2001 :109)

3. Sosiodrama merupakan dramatisasai dar persoalan – persoalan yang dapat

timbul dalam pergaulan dengan orang lain,tingkat konflik- konflik yang

dialami dalam pergaulan sosial. (Wingkel,2004 :470).

4. Sosiodrama adalah permainan peran yang ditujukan untuk memecahkan

masalah sosial yang timbul dalam hubungan anatar manusia.

(Romlah,1999:104)

Jadi tehnik sosiodrama adalah tehnik bermaian  peran dalam rangka untuk

memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan interpersonal (rasa cemburu,

dilem,dll) yang dilakukan dalam kelompok.

B. Konsep Dasar Role Playing

Dicetuskan oleh JL Moreno tahun 1920an s/d 1930an.Teori dasar, role playing

(bersifat sandiwara, sosiologis / sesuai normas, tiruan, imajinatif (pemahaman diri). Individu

mempelajari peranan-peranan berbeda sejak lahir karena orang dilahirkan dengan

kemampuan untuk bereaksi terhadap stimulu-stimulus dari luar dirinya secara spontan dan

pada dasarnya menurut terknik role playing ini mengemukakan bahwa manusia itu spontan

dan kreatif.

C. Tujuan Sosiodrama

Sosiodrama ini bertujuan untuk mendidik atau mendidik kembali dari pada

penyembuhan. Kegiatan ini dilaksanakan bila anggota kelompok mempunyai masalah sosial

yang hampir sama.

Page 23: Makalah bk sosial

D. Langkah-langkah Sosiaodrama

1. Persiapan, dari mulai mempersiapkan konselor, tokoh-tokoh, topik yang akan di

bawakan, tujuan dari topic yang dibawakan pada sosiodrama itu.

2. Membuat skenario

3. Menentukan kelompok sesuai naskah

4. Menentukan kelompok penonton untuk observasi

5. Pelaksanaan

6. Evaluasi dan diskusi, evaluasi dapat dilakukan dengan refleksi atau dengan cara laiseg

(layanan segera), laijapan (layanan jangka panjang).

7. Ulangan permainan (rehersal), jika masih ada waktu permainan dapat diulang kembali

dengan pertukaran peran pemain.

E. Kelemahan metode sosiodrama

1. Sosiodrama dan bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak

2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid.

Dan ini tidak semua guru memilikinya

3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan

suatu adegan tertentu

4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan

saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak

tercapai

5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini

6. Pada pelajaran agama masalah keimanan, sulit disajikan melalui metode sosiodrama

dan bermain peranan ini.

2.2.3. PSIKODRAMA

A. Pengertian Psikodrama

1. Psikodrama merupakan permainan peranan yang dimaksudkan agar individu yang

bersangkutan dapat memperoleh pengertian lebih baik tentang dirinya, dapat

menemukan konsep pada dirinya, menyatakan kebutuhannya-kebutuhannya, dan

menyatakan reaksinya terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya.( Gerald Corey)

Page 24: Makalah bk sosial

2. Drama dalam bahasa Yunani berarti aksi atau melakukan sesuatu dengan dorongan

jiwa. Jadi, psikodrama adalah ilmu yang mengeksplor suatu masalah dengan metode

drama.( Jacob L Moreno)

3. Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak

dari permasalahan – permasalahan psikologis.Psikodrama bisanya digunakan untuk

terapi, yaitu agar siswa memperoleh  pemahaman yang lebih baik tentang dirinya,

menemukan konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanan–tekanan yang

dialaminya (http://dhaoedbolonk.blogspot.com/2009/04/metode-pembelajaran.html)

4. Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui

drama. (http://belajarpsikologi.com/)

Jadi definisi psikodrama adalah tehnik bermain peran guna upaya pemecahan masalah

psikis yang dialami oleh individu dan dituangkan dalam bentuk permainan peran dengan

menggunakan metode drama.

B. Konsep Dasar

Teknik ini dikembangkan oleh JL Moreno pada tahun 1920an s/d 1930an. Moreno

mengungkapkan bahwa permainan drama pada psikodrama ini tanpa naskah dan bagian-

bagian yang tidak diulang adalah suatu katarsis (bentuk mengekspresikan/meluapkan

perasaan) ketika ia melakonkan suatu peran dalam kehidupan sehari-hari. 

Psikodrama yaitu suatu cara mengekplorasi jiwa manusia melalui aksi dramatik

artinya memainkan sebuah peran tetapi tidak bersungguh-sungguh.

C. Manfaat

1. Manfaat katasis atau melepaskan emosi

2. Bisa melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain

D. Tujuan Psikodrama

Untuk memperoleh pengertian yang baik tentang dirinya sehingga dapat menemukan konsep

dirinya, kebutuhan-kebutuhannya dan reaksi-reaksi terhadap tekanan yang dialaminya

Page 25: Makalah bk sosial

E. Teknik – Teknik dalam Psikodrama

1. Creative imagery, pembayaran kreatif merupakan teknik pemanasan untuk

mengundang peserta psikodrama membayangkan adegan dan objek yang

menyenangkan dan netral.

2. The magic shop, ini merupakan teknik pemanasan yang berguna bagi

3. protagonis yang tidak dapat memutuskan atau ragu tentang nilai dan tujuan mereka.

4. Teknik berbicara-sendiri (soliloquy), teknik ini melibatkan protagonis (klien)

menyajikan suatu monolog tentang situasi dirinya.

5. Monodrama (autodrama), teknik ini merupakan bentuk inti terapi gestalt. Dalam

taknik ini, ptotagonis memainkan semua bagian peranan atau tidak menggunakan ego

pembantu.

6. The double and multiple double technique. Teknik double adalah suatu teknik yang

sangat penting dalam psikodrama. Teknik ini terdiri atas pengambilan peran aktor dari

ego protagonis dan membantu protagonis mengekspresikan perasaan terdalam yang

sesungguhnya secara lebih jelas. Jika protagonist memiliki perasaan ragu, maka

teknik multiple double dapat digunakan

7. Role reverals (pemindahan peran). Dalam teknik ini protagionist memindahkan peran

dengan orang lain di pentas dan memainkan bagian orang itu. Teknik ini mendorong

ekspresi konflik-konflik secara maksimum, dan merupakan teknik inti dari

psikodrama.

8. Teknik cermin. Dalam aktivitas ini, protagonis memperhatikan dari luar pentas,

sementara cermin ego pembantu memantulkan kata-kata, gerak tubuh, dan postur

protagonis. Teknik ini dipakai pada fase tindakan untuk membantu protagonis melihat

dirinya secara lebih akurat.

F. Komponen-komponen Psikodrama

1. Panggung permainan (Stage)

Tempat untuk beraksi atau tempat sebagai permainan psikodrama berlangsung.

Untuk panggung permainan hendaknya cukup luas untuk member ruang gerak bagi

pemeran dalam permainan psikodrama.

Tempat tiruan harus merupakan tiruan atau paling tidak secara simbolis mewakili

adegan-adegan yang diuraikan klien.

Jika tidak ada panggung untuk permainan psikodrama, dapat juga memanfaatkan

sebagian ruang untuk tempat permainan.

Page 26: Makalah bk sosial

2. Pemimpin Psikodrama

Dalam psikodrama yang menjadi pemimpin kelompok adalah konselor atau terapis,

pemimpin kelompok bisa dikatakan sebagai sutradara.

Peranan pemimpin kelompok ini sebagai fasilitas, procedure dan

pengamat/penganalisis.

Pemimpin kelompok memiliki sifat kreatif, berani dan memiliki kharisma.

Tugas dari pemimpin kelompok ini adalah membantu pemegang peran utama,

merencanakan pelaksanaan, mengamati dengan cermat perilaku pemain utama selama

psikodrama berlangsung, membantu klien mengungkapkan perasaan secara bebas dan

membuat interpretasi.

3. Pemeran Utama (Protagonist)

Peran utama (protagonist) disini sebagai subjek utama dalam pemeran psikodrama.

Peran utama ini memiliki sifat yang spontan dalam memainkan dramanya.

Tugas dari pemain utama ini adalah memainkan kembali kegiatan penting yang

dialami waktu lampau, sekarang, dan situasi yang diperkirakan akan terjadi,

menentukan kejadian atau masalah yang akan dimainkan, melakukan peran secara

spontan, memilih dan mengejar pemain lain yan terpilih terhadap peran apa yang

dimainkan berdasarkan masalah protagonist.

4. Pemeran Pembantu (Auxilari egos)

Pemeran pembantu sebagai objek lain atau orang lain yang berarti dalam permainan

tersebut bisa pula disebut sebagai actor.

Fungsi pemeran pembantu untuk menggambarkan peranan-peranan tertentu yang

mempunyai hubungan dekat dengan protagonist dalam kehidupan sebenarnya.

5. Penonton (Audience)

Yang menjadi penonton (audience) yaitu anggota-anggota kelompok yang tidak

menjadi pemeran utama atau pemeran pembantu.

Memiliki tugas memberikan dukungan/feedback  dan memberikan bahkan kepada

protagonist.

Penonton juga membantu peran utama (protagonist) dalam memahami akibat perilaku

protagonist.

Page 27: Makalah bk sosial

G. Langkah-langkah Psikodrama

1. Persiapan  (warm-up)

Pemimpin kelompok memberikan uraian singkat mengenai hakikat dan tujuan

psikodrama.

Mewawancarai anggota kelompok tentang kejadian-kejadian pada saat ini atau

lampau.

Meminta anggota kelompok untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan

mendiskusikan kelompok-kelompok yang pernah mereka alami, yang ingin mereka

kemukakan dalam psikodrama.

2. Pelaksanaan

Protagonist dan peran pembantu memainkan peranannya dalam psikodrama.

Lama pelaksanaan tergantung pada penilaian pemimpin kelompok terhadap tingkat

keterlibatan emosional protagonist dan pemain lainnya.

3. Diskusi

Pemimpin kelompok meminta para anggota kelompok untuk memberikan tanggapan

dan brainstorm terhadap permainan pemeran protagonis.

Pemimpin kelompok memimpin diskusi dan mendorong sebanyak mungkin anggota

kelompok memberikan balikannya.

Pemimpin kelompok menetralisir balikan yang bersifat menyerang atau menjatuhkan

protagonis

2.2.4. Story Telling

Story telling merupaka sebuah seni bercerita yang dapat digunakan sebagai sarana

menanamkan nilai – nilai pada anak yang dilakukan tanpa perlu menggurui anak sang anak

( Asfandiyar, 2007:2 ) Story telling merupakan suatu proses kreatif anak – anak dalam

Page 28: Makalah bk sosial

perkembangannya dan imajinasi anak yang tidak hanya mengutamakan kemampuan otak kiri

tetapi juga otak kanan.

A. Tujuan dari  Story Telling

Menumbuhkan jiwa patriotisme.

Melatih daya tangkap dan daya konsentrasi anak didik.

Melatih daya pikir dan fantasi anak.

Menciptakan suasana senang di sekolah.

Menanamkan nilai-nilai budi pekerti.

Disamping memiliki tujuan, story telling juga mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:

a. Memberi kesenangaan, kegembiraan, kenikmatan mengembangakan imajinasi anak.

Member pengalaman baru dan mengembangakan wawasan anak.

Dapat memberikan pemahaman yang baik tentang diri mereka sendiri dan orang lain

di sekitar mereka

b. Dapat memberi pengalaman baru termasuk di dalamnya masalah kehidupan yang ada

di lingkungan anak

c. Anak belajar berbicara dalam gaya yang menyenangakan serta menambah

pembendaharaan kata dan bahasanya

B. Kelebihan dan Kekurangan Story Telling

Kelebihan dari Story Telling

Dapat menumbuh dan mengembangkan daya imajinasi anak

Menanamkan nilai-nilai moral sejak dini

Mengembangkan intelektual pada anak

Melatih daya tangkap dan konsentrasi pada anak

Menumbuhkan jiwa patriotic

Kelemahan dari Story Telling atau bercerita adalah:

Seringkali kesulitan dalam menyusun cerita

Seringkali kesulitan dalam penggunaan media.

Page 29: Makalah bk sosial

Dapat membuat anak pasif.

Apabila alat peraga tidak menarik anak kurang aktif.

Anak belum tantu bisa mengutarakan kembali cerita yang disampaikan

C. Proses Strory Telling

Dalam proses story telling inilah terjadi interaksi antara pendongeng dengan

audiecenya. Melalui proses story telling inilah dapat terjalin komunikasi antara pendongeng

dengan audiencenya. Adanya tahapan-tahapan dalam story telling, teknik yang yang

digunakan dalam story telling untuk menentukan lancar tidaknya proses story telling ini

berjalan.

1. Tahap Story Telling

(Bunanta 2005 : 37) menyebutkan ada tiga tahapan dalam story telling, yaitu

persiapan sebelum acara story telling dimulai, saat proses story telling berlangsung.

a.    Persiapan sebelum story telling

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memilih judul buku yang menarik dan

mudah diingat.  Melalui judul audience maupun pembaca akan bermanfaat.

b.    Saat story berlangsung

Saat proses terpenting dalam proses story telling adalah pada tahap story telling

berlangsung. saat akan memasuki sesi acara story telling, pendongeng harus

menunggu kondisi sehingga audience siap untuk menyimak dongeng yang akan

disampaikan.

Ada beberapa faktor yang dapat menunjang berlangsungnya proses story telling agar

menjadi menarik untuk disimak.

1. Kontak mata

Saat story telling berlangsung, pendongeng harus melakukan kontak mata

dengan audience. Pandanglah audience dan diam sejenak. Dengan melakukan

kontak mata audience akan merasa dirinya diperhatikan dan diajak untuk

berinteraksi, selain itu dengan melakukan kontak mata kita dapat melihat apakah

Page 30: Makalah bk sosial

audience menyimak jalan cerita yang didongengkan. Dengan begitu, pendongeng

dapat mengetahui reaksi dari audience.

2. Mimik wajah

Pada waktu story telling sedang berlangsung, mimik wajah pendongeng dapat

menunjang hidup atau tidaknya sebuah cerita yang disampaikan. Pendongeng

harus dapat mengekspresi wajahnya sesuai dengan yang di dongengkan.

3. Gerak tubuh

Geraka tubuh pendongeng waktu proses story telling berjalan dapat turut pula

mendukung menggambarkan jalan cerita yang lebih menarik. Cerita yang di

dongengkan akan terasa berbeda jika mendongeng akan terasa berbeda jika

mendongeng melakukan gerakan-gerakan yang merefleksikan apa yang

dilakukan tokoh-tokoh yang didongengkannya. Dongeng akan terasa

membosankan, dan akhirnya audience tidak antusias lagi mendengarkan

dongeng.

4. Suara

Tidak rendahnya suara yang diperdengarkan dapat digunakan pendongeng untuk

membawa audience merasakan situasi dari cerita yang didongengkan. 

Pendongeng akan meninggikan intonasi suaranya untuk mereflekskan cerita yang

mulai memasuki tahap yang menegangkan. Pendongeng profesiaonal biasanya

mampu menirukan suara-suara dari karakter tokoh yang didongengkan. Misalnya

suara ayam, suara pintu yang terbuka.

5. Kecepatan

Pendongeng harus dapat menjaga kecepatan atau tempo pada saat story telling.

Agar kecepatan yang dapat membuat anak-anak manjadi bingung ataupun terlalu

lambat sehingga menyebabkan anak-anak menjadi bosan.

6. Alat Peraga

Unutk menarik minat anak-anak dalam proses story telling, perlu adanya alat

peraga seperti misalnya boneka kecil yang dipakai ditangan untuk mewakili

tokoh yang menjadi materi dongeng. Selain boneka, dapat juga dengan cara

Page 31: Makalah bk sosial

memakai kostum-kostum hewan yang lucu, intinya membuat anak merasa ingin

tahu dengan materi dongeng yang akan disajikan.

c. Sesudah kegiatan story telling selesai

Ketika proses story telling selesai dilaksanakan, tibalah saatnya bagi pengdongeng

untuk mengevaluasi cerita. Melalui cerita tersebut kita dapat belajar tentang apa saja.

Setelah itu pendongeng dapat mengajak audience untuk gemar membacadan

merekomendasikan buku-buku dengan tema lain yang isinya menarik.

D. Teknik dalam Story Telling

Ada beberapa teknik yang menjadi pengetahuan dasar kita bercerita kepada anak-

anak:

1. Banyak membaca dari buku-buku cerita atau dongeng yang benar – benar

sesuai untuk anak – anak serta banyak membaca dari pengalaman.

2. Biasakan untuk ngobrol dengan anak karna dengan mengobrol kita bisa

mengetahui dan mengetahui banyak bahasa anak.

3. Berikan penekanan pada dialog atau kalimat tertentu dalam cerita yang kita

bacakan atau kita utarakan kemudian lihat reaksi anak.

4. Ekspresikan ungkapan emosi dalam cerita, seperti marah, sakit, terkejut,

bahagia, gembira.

5. Berceritalah pada waktu yang tepat, yaitu di waktu anak kita bisa

mendengarkan dengan baik.

Page 32: Makalah bk sosial

Bab III

Penutup

3.1. Kesimpulan

Page 33: Makalah bk sosial

Daftar Pustaka

Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran

Remedial.

Djumhur & Moh. Surya.2001. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung : C.V ILMU

Prayitno. 1995. “Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil)” Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Prayitno dan Amti, Erman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka

Cipta.

http://belajarpsikologi.com/ diunduh pada 2 Juni 2015

http://dhaoedbolonk.blogspot.com/2009/04/metode-pembelajaran.html diunduh pada 3 Juni

2015

Vitalis DS, 2008. Layanan Konseling Kelompok. Diktat Mata Kuliah Bimbingan Konseling

IKIP PGRI Madiun. 

Winkel dan Sri Hastuti, 2008. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta : Rineka Cipta

Wingkel .2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT. Gramedia

Wibowo, Mungin Edi. 2005. “Konseling Kelompok Perkembangan”. Semarang: UNNES

Press.

Winkel, W.S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia

Page 34: Makalah bk sosial

SATUAN LAYANAN

BIMBINGAN KONSELING

Kegiatan Awal

1. Guru menciptakan kondisi kelas yang kondusif sebelum memulai melaksanakan kegiatan bimbingan.

2. Guru melakukan kegiatan apersepsi. Guru menyampaikan topik dan tujuan yang akan dibahas pada 

pertemuan ini

Kegiatan Inti

Eksplorasi :

1.      Guru menyampaikan tujuan penyampaian materi

2.      Guru memberikan ceramah tentang macam-macam gaya belajar

 Elaborasi :

1.      Siswa memperhatikan materi yang akan dibahas

2.      Siswa melakukan tanya jawab tentang masalah macam-macam gaya belajar

Konfirmasi :

1.      Guru memberikan arahan serta motivasi kepada siswa dalam rangka mengenali macam-macam 

gaya belajar

Kegiatan Akhir

-         Siswa diminta menyampaikan manfaat yang diperoleh setelah menerima layanan

-         Pembimbing menyampaikan harapan setelah siswa menerima materi layanan.

E.      Alat dan Media  : LCD Projector, Laptop 

F.      Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut

Page 35: Makalah bk sosial

Penilaian Proses

Mengamati perhatian, respon dan aktifitas siswa saat kegiatan layanan berlangsung

Penilaian Hasil

Laiseg

Memberikan  pertanyaan  pada   siswa   secara   lisan  untuk  mengetahui   seberapa   jauh  kemampuan 

siswa dalam memahami materi yang telah diberikan 

Laijapen

Bekerja sama dengan guru mata pelajaran untuk memantau perkembangan siswa dalam hal cara 

belajar

Laijapan

Melakukan komunikasi dengan siswa dalam jangka waktu tertentu 

G. Sumber : http://ririen-ardhiatik.blogspot.com/2012/03/satuan-layanan-bimbingan belajar.html

H. Biaya    : Rp 4000,- (print materi)

LAPORAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR

Judul : Motivasi Belajar

Kelas : VIII B

Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 13 April 2013

Hasil : Tidak ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menerapkan gaya yang 

efektif dan efisien di sekolah maupun di rumah. Namun, guru tetap memantau perkembangan siswa 

dan terus memotivasi siswa dalam belajar.

Kegiatan Awal:

Guru memasuki ruangan dengan wajah yang ramah dan dengan tersenyum manis. Kemudian guru 

mengucapkan salam (selamat pagi) dan menanyakan kabar siswa. Setelah itu, guru mengambil buku 

Page 36: Makalah bk sosial

absensi   siswa   dan  mulai  memanggil   nama   siswa   satu   persatu   untuk   diabsen.   Kemudian   guru 

menyampaikan judul materi yang akan di bahas pada pertemuan itu.

Kegiatan Inti:

Guru menyampaikan materi tentang pengertian Gaya Belajar dan menjelaskan mengenai Macam-

Macam Gaya Belajar. Kemudian siswa diminta untuk mengisi angket lembar pertanyaan mengenai 

pola/cara belajar siswa di rumah maupun di sekolah. Guru melaksanakan sesi Tanya jawab kepada 

siswa untuk  mengetahui   sejauh  mana  tingkat  pemahaman  siswa   terhadap  materi   yang   telah  di 

berikan.  Setelah  itu,  guru menganalisis  hasil  pertanyaan cara belajar  siswa di  rumah maupun di 

sekolah untuk menentukan siswa yang telah baik cara belajarnya dan yang perlu di  benahi  cara 

belajarnya agar menjadi efektif dan efisien.

Kegiatan Akhir:

Guru  meminta   siswa  untuk  menyampaikan  manfaat   yang  diperoleh   dengan   adanya  pemberian 

materi   layanan   tentang  Macam-Macam   Gaya   Belajar.   Kemudian   guru  menyampaikan   harapan 

kepada siswa mengenai materi tersebut.

Penilaian:

Selama   kegiatan   pemberian  materi   layanan   tentang  Macam-Macam  Gaya   Belajar,   kondisi   atau 

suasana   kelas   tidak   kondusif/   tidak   nyaman   karena   ada  murid   yang  memprovokasi  membuat 

kegaduhan  di   dalam kelas.   Saat   diadakan   sesi   Tanya   jawab,   banyak   siswa   yang   antusias   untuk 

bertanya seputar materi yang telah diberikan.

Lampiran 1