tugas makalah seminar bk

Upload: munadir-almukmin

Post on 14-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

education

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah Permasalahan atau kendala yang sering dihadapi oleh siswa di lingkungan sekolah maupun dilingkungan lain dalam meningkatkan konsentrasi belajarnya memang sangat mempengeruhi terhadap hasil dari prestasi yang akan diperoleh ketika telah selesai suatu ujian maupun tes dalam proses pembelajaran. Sampai detik ini, masalah konsentrasi merupakan salah satu faktor utama juga sebagai penunjang yang akan menentukan masa depan seseorang siswa dalam menempuh pendidikan di bangku persekolahan.Secara umum tidak semua individu memiliki konsentrasi yang penuh dalam belajar. Banyak juga siswa-siawa yang mengalami kesulitan konsentrasi dalam belajar. Kejadian semacam ini sudah merupakan sebuah fenomena umum yang hingga sekarang menjadi persoalan krusial untuk diselesaikan. Tidak mengherankan jika kemudian banyak sekali siswa-siswa yang meskipun sudah belajar selama berjam-jam namun belum bisa memahami dan fokus terhadap apa yang diajarkan oleh guru atau yang dipelajarinya sendiri. Kejadian semacam ini tentunya tidak bisa dianggap sebagai suatu persoalan kecil, meskipun juga tidak langsung dianggap sebagai masalah yang terlalu besar dalam proses belajar mengajar. Rendahnya perhatian terhadap proses belajar mengajar menyebabkan prestasi siswa menurun. Terkadang banyak pula ditemui siswa-siswa yang tadinya memiliki prestasi baik, tiba-tiba kehilangan minat dalam belajar. Sebagaimana harapan orang tua agar prestasi siswa semakin meningkat, justru sebaliknya, ternyata siswa tersebut memiliki permasalahan dalam berkonsentrasi. Kesulitan konsentrasi pada siswa dapat diindikasi bila perhatian mereka mudah terpecah atau mudah teralih kepada yang lain. Siswa sulit untuk fokus dalam memperhatikan suatu hal. Untuk suatu pekerjaan misalnya soal, tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru mereka tidak dapat menyelasaikannya dengan baik. Sedikit demi sedikit perhatian siswa mulai berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi orang tua baru dapat menyimpulkan bahwa anaknya mengalami sulit konsentrasi, setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya.Sebenarnya kunci untuk meningkatkan konsentrasi adalah sikap relaksasi, yaitu yang membuka pusat persepsi yang lebih tinggi dari otak. Apabila siswa benar-benar mampu untuk menguasainya dan memiliki konsentrasi secara optimal, maka secara langsung tanpa disadari konsentrasi memiliki manfaat yang luar biasa terhadap prsoses belajar siswa. Bukan hanya konsentrasi dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan ketenangan pikiran. Akan tetapi lebih dari itu, dengan memiliki konsentrasi maka ketika sedang belajar, siswa mudah dan mampu menyerap berbagai pelajaran yang diberikan kepadanya oleh guru. Selain itu tentunya masih banyak lagi berbagai manfaat yang akan didapatkan dengan memiliki konsentrasi yang bagus dalam diri siswa.Kemudian selain dari pejalasan tersebut ada faktor lain yang dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa yaitu dari faktor dalam yang meliputi psikis atau suasana keadaan/kondisi kejiwaan siswa. Apabila suasana kondisi atau keadaan siswa sangat baik maka meningkat pula kosentrsai siwa dalam belajar, sebaliknya apabila suasana kondisi jiwa siswa sedang mengalami keadaan yang kurang baik maka akan membuat menurunnya tingkat konsentrasi siswa. Bahkan apabila jiwa siswa sedang mengalami kondisi yang sangat buruk, seperti mininggalnya orang tua atau patah hati atau lainnya maka bisa jadi bukan saja tidak bisa berkonsentrasi tetapi yang lebih buruk lagi yaitu hilangnya konsentrasi siwa dan faktor luar yaitu lingkungan seperti Lingkungan dapat mempengaruhi kemampuan dalam berkonsentrasi, siswa akan dapat memaksimalkan kemampuan konsentrasi. Jika kita dapat mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi, kita mampu menggunakan kemampuan kita pada saat dan suasana yang tepat. Faktor lingkungan yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah suara, pencahayaan, temperatur, dan desain belajar dan lainnya.Jadi dari sebab itu maka untuk dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa diperlukan faktor dalam dan luar diri siswa yang mendukang dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa, sehingga dari dukungan yang baik akan membuat hasil prestasi belajar siswa yang baik pula. Maka dari penjelasan diatas, penulis merasa tertarik untuk membahas tentang Hubungan Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa Dengan Prestasi.

2. Rumusan Masalah1) Bagaimana hubungan meningkatkan konsentrasi belajar siswa terhadap prestasi ?2) Apa saja faktor yang mendukung untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa terhadap prestasi ?3) Bagaimana cara meningkatkan konsentrasi belajar siswa terhadap prestasi ?3. Tujuan 1) Untuk mengetahui hubungan meningkatkan konsentrasi belajar siswa terhadap prestasi. 2) Untuk mengetahui apa saja faktor yang mendukung untuk meningkatkan konsentrasi belajar siswa terhadap prestasi. 3) Untuk mengetahui cara meningkatkan konsentrasi belajar siswa terhadap prestasi.4. Manfaat Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini dapat membuat penulis serta pembaca bisa paham terhadap hubungan meningkatkan konsentrasi belajar siswa dengan prestasi, serta bisa menambah pengetahuan bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya dalam ruang lingkup pendidikan yang sedang dijalani sekarang ini dan dapat menerapkannya dengan profesional di lapangan dikemudian hari.

BAB IIPEMBAHASAN1. Konsentrasi Belajara. Pengertian Konsentrasi Pengertian konsentrasi adalah pemusatan atau memfokuskan pikiran ke sesuatu hal, agar sesuatu yang dipelajari ataupun dilakukan hasilnya menjadi lebih optimal. Sedangkan pengertian lain dari konsentrasi adalah pemusatan perhatian, pikiran dan jiwa dan fisik pada sebuah objek. Konsentrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal. Berikut ini ada beberapa pengertian konsentrasi yang penulis kutip dari berbagai sumber, diantaranya adalah :1) Maulana (2011:239), menjelaskan bahwa konsentrasi merupakan pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu hal.2) Hornby dan Siswoyo (1993:69), yang mendefinisikan konsentrasi (concentration) adalah pemusatan atau pengerahan (perhatiannya ke pekerjaannya atau aktivitasnya).3) Scholz (2006), menyatakan Konzentration ist eine Fhigkeit, die sich in vielen Leistungen des tglichen Lebens widerspiegelt, so z .B. bei der Arbeit, in der Schule, beim Fhren eines Fahrzeugs oder beim Leseneines Buches. Pendapat tersebut berarti bahwa Konsentrasi merupakan suatu kemampuan yang tercermin di berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam pekerjaan, di sekolah, dalam berkendara, atau dalam membaca buku.4) Mierke (Scholz, 2006), menyatakan Konzentration als aus der Umgangssprache stammend mit verschiedensten Bedeutungen: Sammlung und Anreicherung, Gruppierung umeinen Mittelpunkt, Zusammenfassung und Vereinigung, Einengung und Beschrnkung, Ausrichtung und Anspannung. Dengan kata lain, dijelaskan Scholz, bahwa Konsentrasi yang berasal dari bahasa pergaulan memiliki pengertian yang berbeda-beda, yaitu: Kumpulan, pengayaan, pengelompokan berdasarkan satu titik fokus, penyimpulan dan penggabungan, penyempitan dan pembatasan, penyampaian dan penegangan.

b. Pengertian Belajar Hakekat belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, dan aspek-aspek lain yang ada pada individu tersebut. Berikut ini ada beberapa pengertian konsentrasi yang penulis kutip dari berbagai sumber, diantaranya adalah :1) Sagala (2011:37) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. 2) Suyono dan Hariyanto (2011:9) menyatakan bahwa Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.3) Hamalik (1995:36) mendefinisikan belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Sejalan dengan perumusan itu, berarti pula belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.c. Macam-Macam Teori Belajar Ada tiga katagori utama atau filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu teori belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme, dan teori belajar konstruktivisme. Penjelasan yang lebih rinci yaitu sebagai berikut : 1) Teori belajar BehaviorismeTeori behavioristikadalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.Teori ini lalu berkembang menjadialiran psikologibelajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan danpembelajaranyang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristikdengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakanmetodepelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.2) Teori Belajar kognitivismeTeoribelajar kognitifmulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.Peneliti yang mengembangkanteori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.3) Teori Belajar KonstruktivismeKontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)pembelajarankonstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Dengan teori konstruktivisme siswa dapatberfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsungdalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.d. Pengertian Konsentrasi Belajar Kosentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar yang artinya suatu proses pemusatan pikiran pada sesuatu hal dalam rangka mempelajari hal tertentu untuk merubah sesuatu hal dari yang tidak bisa menjadi bisa. Berikut ini pengertian konsentrasi belajar yang yang dikemukakan oleh Daud (2010), menjelaskan bahwa konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian dalam proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.2. Ciri-ciri Siswa Yang Dapat Berkonsentrasi Belajar Ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar berkaitan dengan perilaku belajar yang meliputi perilaku kognitif, perilaku afektif, dan perilaku psikomotor. Karena belajar merupakan aktivitas yang berbeda-beda pada berbagai bahan pelajaran, maka perilaku konsentrasi belajar tidak sama pada perilaku belajar tersebut. Engkoswara dalam Tabrani (1989:10) menjelaskan klasifikasi perilaku belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar sebagai berikut :1) Perilaku kognitif, yaitu perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai dengan: (1) kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan, (2) komprehensif dalam penafsiran informasi, (3) mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh, (4) mampu mengadakan analisis dan sintesis pengetahuan yang diperoleh.2) Perilaku afektif, yaitu perilaku yang berupa sikap dan apersepsi. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1) adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu, (2) respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan, (3) mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagai integrasi dari suatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.3) Perilaku psikomotor. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai: (1) adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru, (2) komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh arti.4) Perilaku berbahasa. Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditengarai adanya aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri siswa yang dapat berkonsentrasi belajar tampak pada perhatiannya yang terfokus pada hal yang diterangkan guru atau pelajaran yang sedang dipelajari.

3. Cara Untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar Menurut Ranis (2013), ada banyak hal yang dapat membantu orang tua dan guru untuk meningkatkan konsentrasi siswa atau anak, beberapa diantaranya yaitu :1) Waktu istirahat yang cukupBila tubuh anak sudah lelah, jangan dipaksakan untuk terus belajar. Biarkan anak beristirahat yang cukup, karena bila dipaksakan pun belajarnya akan menjadi kurang optimal. Misalnya ketika mereka pulang sekolah, biasakan agar anak tidur siang walau hanya 1-2 jam. Ini membuat otak dan fisik mereka istirahat, sehingga bila bangun tidur anak akan lebih segar untuk diajak berpikir. Selain itu mengatur waktu tidur malam mereka, jangan sampai terlalu larut malam. Anak yang tidak cukup tidur di malam harinya, akibatnya akan mempengaruhi konsentrasi anak pada keesokan harinya.2) Mengontrol asupan makananPola makan sehat sangat berpengaruh terhadap daya konsentrasi anak. Hindari mengkonsumsi makanan yang mengandung kadar gula terlalu tinggi. Karena apabila kadar gula tinggi dapat menyebabkan sistem tubuh mudah terganggu. Misalnya mudah mengantuk dan lesu. Kurangi makanan yang berlemak, pertinggi protein tanpa lemak seperti telur. Dengan protein tinggi akan berpengaruh pada fungsi otak dopamin, yakni untuk meningkatkan konsentrasi lebih mudah. Selain itu, sebagai penunjang untuk kecerdasan otak anak, berikan mereka nutrisi yang baik dan seimbang. Zat-zat yang terkadung dalam makanan seperti L-aspartat, asam lemak omega 3 dan kalsium adalah zat yang dapat membantu untuk meningkatkan konsentrasi anak. Usahakan agar anak menghindari makanan siap saji yang mengandung bahan perwarna, vetsin, kafein, dan zat-zat pengawet. Perbanyak makan buah dan sayur karena akan sangat berguna untuk menunjang kesegaran dan kesehatan tubuh mereka. Minuman yang sehat, seperti air putih dapat juga membantu untuk meningkatkan konsentrasi. Biasakan agar anak mau minum banyak air putih.Bila anak kurang minum, mereka akan dehidrasi sehingga otak merekapun akan menjadi lesu.3) Olah raga teraturTingkatkan aktifitas fisik anak atau siswa. Tetapi tidak harus dengan olah raga yang berat, melainkan aktifitas yang menyenangkan bagi mereka, seperti bersepeda dan bermain bola. Ketika anak atau siswa melakukan aktifitas fisik, darah akan dipompa dan kirim ke otak, sehingga otak anak tidak mudah lesu dan dapat meningkatkan konsentrasi pada mereka4) Menegendalikan menonton televisi dan elektronik lainnyaSegala sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Itulah yang dialami oleh sebagian besar anak atau siswa jaman sekarang, yaitu gadget mania dan senang menghabiskan waktu di depan televisi. Terlalu banyak main games dan menonton televisi dapat membuat anak pasif dari melakukan kegiatan intelektual dan fisik mereka, seperti membaca, mengerjakan PR, bermain di luar, dan berinteraksi dengan teman-teman serta keluarga. Bahkan mereka cenderung menjadi anak yang tidak peduli dengan lingkungannya. Sampai-sampai terlalu keenakan nonton atau main games, bila dipanggil oleh orang tuanya sendiri acuh tak acuh saja. Mereka bisa sampai tidak makan dan minum demi games tercinta. Sebaiknya ayah dan bunda juga jangan meletakkan televisi di kamar. Apalagi anak atau siswa sampai tertidur dan televisi dibiarkan terus menyala. Suara dan radiasi televisi akan mempengaruhi kualitas tidur anak sehingga dapat berpengaruh pada konsentrasi mereka.

5) Deteksi dini kesehatan anak atau siswaAnak atau siswa yang mengalami kesulitan konsentrasi sebaiknya juga diteliti dan diperiksa mengenai kesehatannya. Tidak menutup kemungkinan ternyata mereka sedang merasa lapar dan haus tetapi tidak diungkapkan. Atau terkadang masalah kecil, seperti sariawan juga dapat mengganggu konsentrasi mereka. Orang tua juga harus peka dengan kondisi anak, apakah ada anemia atau masalah dengan kelenjarnya. Masalah pendengaran dan penglihatan juga perlu diwaspadai. Jangan-jangan anak atau siswa sulit konsentrasi karena ada sesuatu hal di telinganya sehingga mereka membutuhkan alat bantu dengar atau anak sulit untuk melihat tulisan di papan tulis sehingga mereka butuh kaca mata. Selain itu, hal lain yang perlu orang tua amati apakah si anak mengalami gangguan hiperaktif defisit perhatian atauAttention Deficit Hyperactive Disorder(ADHD).Anak atau siswa yang mengalami ADHD sulit untuk berkonsentrasi dan membutuhkan terapi khusus dibandingkan dengan anak atau siswa normal yang mengalami kesulitan konsentrasi. Tetapi orang tua jangan khawatir, bahwa anak dinilai hiperaktiftidak selalu berarti mereka menderita ADHD. Untuk dapat disebut menderita ADHD, anak hiperaktif perlu memiliki karakteristik yang lebih banyak.6) Buat topik menarik, kaitkan dengan minatMungkin anak orang tua termasuk salah satu anak yang berprestasi di sekolah, tetapi tiba-tiba menjadi menurun prestasinya. Hal ini bisa jadi karena anak bosan dengan materi pelajarannya atau mereka gagal dalam mata pelajaran itu. Sebaiknya, orang tua tetap memberi motivasi ke anak untuk bertahan. Tunjukkan kepadanya bahwa orang tua memiliki keyakinan penuh bahwa anaknya mampu melakukannya. Bantu mereka dengan cara apapun yang orang tua bisa. Misalnya, seperti yang saya alami, anak saya sering mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam menghapal. Terkadang ia hampir menangis karena sering terbalik-balik dengan apa yang sudah ia hapalkan. Karena ia senang menggambar, maka materi yang harus dihafalkan orang tua arahkan agar digambar olehnya. Gambar apapun yang mereka sukai, yang penting masih berkaitan dengan materi hapalannya. Memang jadi membutuhkan waktu lebih lama, tetapi metode ini mempermudahnya untuk berkonsentrasi lebih baik.

7) Berikan penghargaanKeberhasilan anak atau siswa dalam melakukan sesuatu, mulai dari hal sekecil apapun sebaiknya diberikan penghargaan. Tidak harus berupa barang, tetapi pujian, ekspresi wajah dan gerakan tubuh orang tua akan membantu anak atau siswa semakin termotivasi untuk melakukan yang lebih baik lagi. Suatu hal yang berhasil dilakukan anak, mungkin akan tampak biasa apabila dilakukan oleh orang dewasa, tetapi bagi mereka, usahanya tersebut khususnya dalam berkonsentrasi, adalah hal yang sangat bermakna. Misalnya, anak usia sekitar 4-5 tahun jika berhasil menyelesaikan tugasnya, baik itu mewarnai, mengerjakan PR dan hal lainnya akan sangat senang bila diberi pengakuan oleh orang tuanya. Karena anak pada usia ini jika dapat berkonsentrasi selama 5 menit saja, secara umum dapat dikatakan konsentrasinya cukup baik. Oleh karena itu hargai keberhasilan usaha mereka.8) Komunikasi dua arahSama halnya orang dewasa. Salah satu penyebab anak sulit berkonsentrasi karena adanya masalah yang mengganggu pikiran mereka. Hal ini dapat menyumbat konsentrasinya, dan akan cair sampai mereka berhasil untuk mengeluarkan hal yang sedang dipikirkannya tersebut. Buatlah komunikasi dua arah yang baik. Telusuri apa yang mengganjal pikiran mereka. Orang tua dapat menjadi pendengar yang baik dan penanya aktif. Misalnya apa yang terjadi hari ini di sekolah.Komunikasi juga dapat dilakukan dalam hal menggali mimpi anak. Pemahaman kenapa konsentrasi, khususnya dalam belajar dibutuhkan oleh mereka harus disampaikan oleh orang tua. Setiap anak harus berani bermimpi dan harus memiliki mimpi. Jika anak ingin menjadi dokter, ingin jadi menteri yang jujur, ingin jadi anggota dewan yang luhur, atau ingin menjadi guru yang memiliki banyak anak didik, maka anak akan fokus untuk menggapai mimpinya itu. Ajak mereka berpacu untuk meraih masa depan yang dicita-citakan.9) Tempat dan posisi tubuh yang tepatKonsentrasi belajardapat dipengaruhi dengan situasi dan lingkungan yang kondusif. Buatlah tempat belajar anak yang nyaman dan sesuai dengan tipe belajarnya. Ada anak yang senang belajar dengan diiringi musik tetapi ada juga yang dapat berkonsentrasi bila suasana hening, sunyi, tidak ada gangguan suara apapun. Posisi tubuh juga mempengaruhi konsentrasi belajar. Sebaiknya jangan dengan posisi yang salah, seperti tiduran, badan membungkuk sambil meletakkan kepala diatas meja atau sambil nonton tv. Belajarlah dengan posisi duduk di meja belajar dan kursi yang membuat anak nyaman untuk belajar.Kekhawatiran orang tua dengan anak yang sulit konsentrasi bukanlah harga mati yang tidak dapat terselesaikan. Ini dapat ditangani asalkan orang tua mau berusaha dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan anak atau siswa Jangan sia-siakan usia emas mereka. Seperti diungkapkan oleh Ellen Galinsky dalam bukunya Mind in, Make bahwa anak yang memiliki konsentrasi baik dan kontrol diri pada usia sekolah akan lebih penting dalam mencapai keberhasilan akademisnya dibandingkan dengan inteligent quetion (IQ)4. Siswa Pengertian Siswa Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, siswa/idiistilah bagipeserta didikpada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif atau pedagogis. Sedangkan peserta didik itu sendiri adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. 5. Prestasi Belajar Pengertian prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dau suku kata yaitu prestasi dan belajar. Maka dari itu dibawah ini akan dikemukakan beberapapengertian prestasi dan belajar menurut para ahli yaitu sebagai berikut.Menurut Djamarah (1994:19), prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok. Sedangkan menurut Masud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21), bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.Menurut Slameto (1995:2), bahwabelajaradalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertianbelajarsebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu.Sedangkan menurut Nurkencana (1986:62), mengemukakan bahwaprestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.Jadi setelah menelusuri penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwaprestasi belajaradalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajara. Faktor dari dalam diri siswa (internal)Sehubungan dengan faktor internal ini ada tingkat yang perlu dibahas menurut Slameto (1995:54) yaitu faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan.1. Faktor JasmaniDalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.2. Faktor psikologisDalam faktor psikologis ini juga terdapat beberapa faktor yaitu intelegensi, perhatian, bakat, minat,motivasi, kematangan, kesiapan.3. Faktor kelelahanAda beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhiprestasi belajarsiswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (1995:59) sebagai berikut :Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena ada substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian tertentu. Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus karena memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa, tidak sesuai dengan minat dan perhatian. Dari penjelasan diatas, maka kelelahan jasmani dan rohani/psikologis dapat mempengeruhi prestasi belajar dan agar siswa belajar dangan baik hauslah menghindari faktor tersebut.

b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal)Faktor eksternal yang berpengaruh terhadapprestasi belajardapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktorsekolahdan faktor masyarakat (Slameto, 1995 : 60).

1. Faktor KeluargaFaktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.a. Cara orang tua mendidikCara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar anak, hal ini dipertegas oleh Wirowidjojo dalam Slameto (2003 : 60) mengemukakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan negara. Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya. Cara orang mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.

b. Relasi antar anggota keluargaMenurut Slameto (2003 : 60) bahwa yang penting dalam keluarga adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap acuh tak acuh, dan sebagainya.

c. Keadaan keluargaMenurut Hamalik (2002 : 160) mengemukakan bahwa keadaan keluarga sangat mempengaruhi prestasi belajaranak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga, pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa keadaan keluarga dapa mempengaruhi prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan pengalaman kepada anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap dan pemahamannya sehingga proses belajar yang dicapai oleh anak itu dapat dipengaruhi oleh orang tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuannya.

d. Keadaan ekonomi keluargaMenurut Slameto (2003 : 63) bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya.

e. Latar belakang kebudayaanTingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar (Roestiyah, 1989: 156). Oleh karena itu perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal.

f. Suasana rumahSuasana rumah sangat mempengaruhiprestasi belajar, hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003 : 63) yang mengemukakan bahwa suasana rumah merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak-anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, bising dan semwarut tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar. Suasana ini dapat terjadi pada keluarga yang besar terlalu banyak penghuninya. Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara anggota keluarga yang lain yang menyebabkan anak bosan tinggal di rumah, suka keluar rumah yang akibatnya belajarnya kacau serta prestasinya rendah.

2. FaktorSekolahFaktor sekolah dapat berupa caragurumengajar, ala-alat pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksigurudan murid, disiplin sekolah, dan media pendidikan, yaitu :

a. Guru dan cara mengajarMenurut Purwanto (2004 : 104) faktorgurudan cara mengajarnya merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadianguru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki olehguru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Sedangkan menurut Nana Sudjana dalam Djamarah (2006 : 39) mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses , yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar.Dalam kegiatan belajar,guruberperan sebagai pembimbing. Dalam perannya sebagai pembimbing,guruharus berusaha menhidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan demikian cara mengajarguruharus efektif dan dimengerti oleh anak didiknya, baik dalam menggunakan model, tehnik ataupun metode dalam mengajar yang akan disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajarb. Model pembelajaranModel atau metodepembelajaransangat penting dan berpengaruh sekali terhadapprestasi belajar siswa,terutama pada pelajaranmatematika. Dalam hal ini model atau metodepembelajaranyang digunakan olehgurutidak hanya terpaku pada satu modelpembelajaransaja, akan tetapi harus bervariasi yang disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa, terutama padagurumatematika. Dimana gurumatematikaharus bisa menilih dan menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalampembelajaran. Adapun model-modelpembelajaranitu, misalnya : modelpembelajaran kooperatif, pembelajaran kontekstual, realistikmatematikaproblem solvingdan lain sebagainya. Dalam hal ini, model yang diterapkan adalahmodel kooperatif tipe STAD, dimana model atau metode ini berpengaruh terhadap proses belajar siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Alat-alat pelajaranUntuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkanprestasi belajar siswa, misalnya perpustakaan, laboratorium, dan sebagaianya. Menurut Purwanto (2004 : 105) menjelaskan bahwa sekolah yang cukup memilikialat-alatdan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak.

d. KurikulumKurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa, kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Menurut Slameto (2003 : 63) bahwa kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap proses belajar maupun prestasi belajar siswa.

e. Waktu sekolahWaktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu sekolah dapat pagi hari, siang, sore bahkan malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa (Slameto, 2003 : 68).

f. Interaksi guru dan muridMenurut Roestiyah (1989 : 151) bahwa guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Oleh karena itu, siswa merasa jenuh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif di dalam belajar.g. Disiplin sekolahKedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar (Slameto, 2003 : 67). Kedisiplinan sekolah ini misalnya mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata tertib, kedisiplinan pengawas atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.

h. Media pendidikanKenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belaajr anak dalam jumlah yang besar pula (Roestiyah, 1989 : 152). Media pendidikan ini misalnya seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya yang dapat mendukung tercapainyaprestasi belajardengan baik.

3. Faktor Lingkungan MasyarakaFaktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain teman bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di lingkungan keluarganya.

a. Kegiatan siswa dalam masyarakatMenurut Slameto (2003 : 70) mengatakan bahwa kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang telalu banyak misalnya berorganisasi, kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.

b. Teman BergaulAnak perlu bergaul dengan anak lain, untik mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan tidak baik mudah berpengaruh terhadap orang lain, maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul. Menurut Slameto (2003 : 73) agar siswa dapat belajar, teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek perangainya pasti mempengaruhi sifat buruknya juga, maka perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus bijaksana.

c. Cara Hidup LingkunganCara hidup tetangga disekitar rumah di mana anak tinggal, besar pengaruh terhadap pertumbuhan anak (Roestiyah, 1989 : 155). Hal ini misalnya anak tinggal di lingkungan orang-orang rajib belajar, otomatis anak tersebut akan berpengaruh rajin juga tanpa disuruh.

BAB IIIPENUTUP1. Kesimpulan1) Kosentrasi belajar berasal dari kata konsentrasi dan belajar yang artinya suatu proses pemusatan pikiran pada sesuatu hal dalam rangka mempelajari hal tertentu untuk merubah sesuatu hal dari yang tidak bisa menjadi bisa, sehingga ketika sedang berlangsungnya proses belajar mengajar siswa dapat menyerap apa yang diajarkan oleh guru atau pekerjaan dan tugas yang diberikan oleh guru.2) Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam meningkatkan konsentrasi belajar siswa terhadap prestasi terbagi atas dua faktor, yaitu foktor internal dan eksternal. Faktor yang berasal dari internal meliputi faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktorsekolahdan faktor masyarakat.3) Ada banyak hal yang dapat membantu orang tua dan guru untuk meningkatkan konsentrasi siswa atau anak, beberapa diantaranya yaitu : waktu istirahat yang cukup, mengontrol asupan makanan, olah raga teratur, menegendalikan menonton televisi dan elektronik lainnya, deteksi dini kesehatan anak atau siswa, buat topik menarik, kaitkan dengan minat, berikan penghargaan, komunikasi dua arah, tempat dan posisi tubuh yang tepat.4) Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dan juga peserta didik atau siswa itu sendiri adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.5) Prestasi belajaradalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2. SaranMudah-mudah dengan adanya karya ilmiah ini akan menambah pengatahuan bagi kita semua dalam kehidupan ini. Saya sebagai penulis mengharapkan sudi kiranya para pembaca serta dosen bisa memberikan kritik serta saran yang dapat memperbaiki segala kekurangan yang ada pada makalah ini, agar di kedepannya nanti akan mumbuat penulis lebih tiliti dalam dalam menyusun makalah ini sesuai dengan yang diharapkan oleh dosen dan pembaca sekalian.

DAFTAR PUSTAKADaud, Abu. (2010). Pengertian Dab Ciri-Ciri Konsentrasi. http//abudaud2010.blogspot.com. Diakses Tanggal 29 September 2013.Djamarah, S.B. (2006). Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya : Usaha Nasional.Engkoswara. (2012). Ciri-ciri Siswa yang Dapat Berkonsentrasi Belajar. www.gadis.co.id Diakses Tanggal 28 September 2013Horby & siswoyo (1999), Hamalik (1995), Engkoswara dalam Tabrani (1989), Scholz (2006), Roestiyah (1989), Purwanto (2004), http//abudaud2010.blogspot.com. Diakses Tanggal 28 September 2013.Maulana, A. (2011).Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: AbsolutNurkencana. (2005).Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.Pedoman Penulisan Skipsi. (2012). Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Syaih Kuala. Banda Aceh.Ranis, Bunda. (2013). Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Anak.http//www.bimba.aiueo.com. Diakses Tanggal 27 September 2013.Sagala, Syaiful. (2011).Konsep dan Makna Pembalajaran. Bandung: Alfabeta.Slameto.( 2003).Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.Suyono dan Hariyanto. (2011).Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.Wikipedia.(2013). Peserta didik. http//id.wikipedia.org/wiki/peserta didik. www.google.com. Diakses tanggal 28 September 2013.

4