makalah layanan bk

71
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembangan individu secara optimal. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara teratur, sistematik dan terarah atau berencana, agar benar-benar berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa. Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses pendidikan sebagai suatu sistem. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah 1

Upload: -ummy-fitriya-

Post on 09-Aug-2015

562 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Layanan Bk

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak

terpisahkan (integral) dari keseluruhan program pendidikan. Program

bimbingan menunjang tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembangan

individu secara optimal. Oleh karena itu, kegiatan bimbingan dan konseling

harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang untuk mencapai

suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara teratur, sistematik dan

terarah atau berencana, agar benar-benar berdaya dan berhasil guna bagi

pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam

proses pendidikan sebagai suatu sistem. Bimbingan merupakan bantuan kepada

individu dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam

hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah, supaya

setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan

demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam keseluruhan

kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam

bidang tersebut.

Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, bahwa

pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi,

penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan

kelompok, dan konseling kelompok.

Dalam ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut dilakukan agar

setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin

sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian

siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami

hambatan dan permasalahan pembelajaran yang cukup berarti.

1

Page 2: Makalah Layanan Bk

Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam

pelaksanaan bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal

mengingat tugas dan tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban

sehingga tugas memberikan layanan bimbingan konseling kurang membawa

dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar siswa.

Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan

Konseling tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling

berbasis kompetensi tidak mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik

apabila tidak adanya kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Artinya,

hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah, tidak hanya dengan

layanan saja, tetapi harus ada kegiatan pendukungnya.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dari manusia untuk

manusia dan oleh manusia (Prayitno, 1994). Proses Bimbingan dan Konseling

seperti itu melibatkan manusia dan kemanusiaan sebagai totalitas yang

menyangkut potensi-potensi dan kecenderungan-kecenderungannya,

Perkembangannya dinamika kehidupannya, permasalahan-permasalahannya

dan interaksi dinamis antar berbagai unsur yang ada. Maka untuk dapat

tercapainya pelayanan Bimbingan dan Konseling dibutuhkan pemahaman

terkait pelayanan-pelayanan yang ada dalam pelayanan Bimbingan dan

Konseling. Pelayanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan terhadap

sasaran layanan baik secara individu maupun kelompok.

Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik

dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan,

serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya

untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik.

Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik

tertentu  atau yang perlu  ‘dipanggil’  saja”, melainkan untuk seluruh peserta

didik.

2

Page 3: Makalah Layanan Bk

B. Rumusan Masalah

Dari tinjauan uraian diatas dapat dirumuskan :

1. apa saja jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling?

2. Apa dan bagaimana pelayanan Orientasi dan pelayanan Informasi?

3. Apa dan bagaimana pelayanan konseling?

4. Evaluasi bimbingan

C. Metode Pembahasan

Dalam penulisan makalah ini, kami menggunakan metode studi pustaka

dari beberapa literatur terkait pembahasan ini.

D. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah diharapkan untuk memahami

seperti apa dan bagaimana pelayanan-pelayanan dalam bimbingan dan

konseling, agar dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan pendidikan.

E. Sistematika Penulisan

Makalah ini tersusun atas empatbab. Bab I merupakan Pendahuluan,

Bab II Tinjauan Teoritis, Bab IIIAnalisis dan Bab IV sebagai Penutup.

3

Page 4: Makalah Layanan Bk

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Jenis-jenis layanan pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari konsep

bimbingan dan konseling dalam rangka memenuhi berbagai asas, prinsip,

fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling. Dalam perspektif kebijakan

pendidikan nasional saat ini terdapat tujuh jenis layanan. Namun sangat

mungkin ke depannya akan semakin berkembang, baik dalam jenis layanan

maupun kegiatan pendukung. Para ahli bimbingan di Indonesia saat ini sudah

mulai meluncurkan dua jenis layanan baru yaitu layanan konsultasi dan

layanan mediasi. Namun, kedua jenis layanan ini belum dijadikan sebagai

kebijakan formal dalam sistem pendidikan di sekolah.Untuk lebih jelasnya, di

bawah ini akan diuraikan ketujuh jenis layanan bimbingan dan konseling yang

saat ini diterapkan dalam pendidikan nasional.

Macam-macam layanan bimbingan dan konseling 1 :

1. Layanan Orientasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru

dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan memperlancar

berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.

2. Layanan Informasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai informasi

(seperti informasi pendidikan dan jabatan) yang dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk

kepentingan peserta didik (klien).

1 http://noorholic.wordpress.com/2008/06/09/jenis-jenis-layanan-dalam-bk/

4

Page 5: Makalah Layanan Bk

Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:259-260)layanan informasi

adalah kegiatan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang

berkepentingan tentang berbagai hal  yang diperlukan untuk menjalani suatu

tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah  suatu tujuan atau rencana

yang dikehendaki. Dengan demikian, layanan informasi itu pertama-tama

merupakan perwujudan dari fungsi pemahaman dalam bimbingan dan

konseling.

Menurut Budi Purwoko (2008:52) penyajian informasi dalam rangka

program bimbingan ialah kegiatan membantu siswa dalam mengenali

lingkungannya, terutama tentang kesempatan-kesempatan yang ada

didalamnya, yang dapat dimanfaatkan siswa baik untuk masa kini maupun

masa yang akan datang. Penyajian informasi itu dimaksudkan untuk

memberikan wawasan kepada para siswa sehingga ia dapat menggunakan

informasi itu baik untuk mencegah atau mengatasi kesulitan yang dihadapinya,

serta untuk merencanakan masa depan. Perencanaan kehidupan ini mencakup,

kehidupan dalam studinya, dalam pekerjaannya, maupun dalam membina

keluarga.

SedangkanWinkel &Sri Hastuti (2006: 316-317) menjelaskan bahwa

layanan informasi adalah usaha untuk membekali para siswa dengan

pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan sekolah, bidang

pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial, supaya mereka dengan

belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu mengatur dan

merencanakan kehidupannya sendiri. Program bimbingan yang tidak

memberikan layanan pemberian informasi akan menghalangi peserta didik

untuk berkembang lebih jauh, karena mereka membutuhkan kesempatan untuk

mempelajari data dan fakta yang dapat mempengaruhi jalan hidupnya.

Namun,mengingat luasnya informasi yang tersedia dewasa ini, mereka harus

mengetahui pula informasi manakah yang relevan untuk mereka dan mana

yang tidak relevan, serta informasi macam apa yang menyangkut data dan

fakta yang tidak berubah dan yang dapat berubah dengan beredarnya roda

waktu.

Dari beberapa pengertian tentang layanan informasi diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa layanan informasi adalah suatu kegiatan atau usaha

5

Page 6: Makalah Layanan Bk

untuk membekali para siswa tentang berbagai macam pengetahuan supaya

mereka mampu mengambil keputusan secara tepat dalam kehidupannya.

3. Layanan Penempatan dan penyaluran

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat

(misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,

jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan

ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi

pribadinya.

4. Layanan pembelajaran

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang

baik dalam menguasai meteri pelajaran yang cocok dengan kecepatan

dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan

belajar lainnya.

5. Layanan Konseling Individual

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien) mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara

perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan

pengentasan permasalahan pribadi yang dideritanya.

6. Layanan Bimbingan Kelompok

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui dinamika kelompok

memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu (teruama dari

guru pembimbing) dan/atau membahas secara bersama-ama pokok

bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang

untuk  pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk

pengembangan kemampuan sosial, baik sebagai individu maupun

sebagai pelajar, serta untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan

dan/atau tindakan tertentu.

6

Page 7: Makalah Layanan Bk

7. Layanan Konseling Kelompok

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan

peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan

pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika

kelompok, masalah yang dibahas itu adalah maalah-masalah pribadi

yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

8. Layanan Mediasi

Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan

permasalahan atau perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain

dapat terentaskan dengan konselor sebagai mediator.

9. Layanan Konsultasi

Pengertian konsultasi dalam program BK adalah sebagai suatu

proses penyediaan bantuan teknis untuk konselor, orang tua,

administrator dan konselor lainnya dalam mengidentifikasi dan

memperbaiki masalah yang membatasi efektivitas peserta didik atau

sekolah. konseling atau psikoterapi sebab konsultasi tidak merupakan

layanan yang langsung ditujukan kepada klien, tetapi secara tidak

langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan orang lain.

Kegiatan Pendukung diantaranya :

1. Aplikasi Instrumentasi

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk

mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien),

keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih

luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan denagn berbagai cara melalui

instrumen baik tes maupun nontes.

2. Himpunan Data

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk

menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan

pengembangan peserta didik (klien). Himpunan data perlu dielenggarakan

secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya

tertutup.

7

Page 8: Makalah Layanan Bk

3. Konferensi Kasus

Yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk

membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam

suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan

dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi

terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan ini dalam rangka

konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

4. Kunjungan Rumah

Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk

memperoleh data, keteranang, kemudahan dan komitmen bagi

terentaskannya permasalahan peserta didik (klien) melalui kunjungan ke

rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua

dan anggota keluarga klien yang lainnya.

5. Alih tangan kasus

Yaitu kegiatan pendukudng bimbingan dan konseling untuk

mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang

dialami peserta didik (klien) dengan memindahkan penanganan kasus dari

satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat

dan amntap antara berbagi pihak yang dapat memberikan bantuan dan atas

penanganan masalah tersebut (terutama kerjasama dari ahli lain tempat

kasus itu dialihtangankan).

Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling ini,

kesemuanya saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun

tidak langsung. Saling keterkaitan dan tunjang menunjang antara layanan

dan pendukung itu menyangkut pula fungsi-fungi yang diemban oleh

masing-masing layanan/kegiatan pendukung.2

B. Layanan Konseling

2 http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm

8

Page 9: Makalah Layanan Bk

Layanan konseling yaitu layanan kepada peserta didik yang

menghadapi masalah-masalah pribadi melalui teknik konseling. Tuan layanan

ini agar peserta didik yang menghadapi masalahpribadi mampu

memecahkannya sendiri. Berbagai teknik konseling yang dapat digunakan oleh

konselor di antaranya3:

1. Teknik raport

2. Perilaku attending

3. Teknik structuring

4. Empati

5. Refleksi perasaan

6. Teknik eksplorasi

7. Teknik paraphrasing (menangkap pesan utama)

8. Teknik bertanya

9. Dorongan minimal (minimal encouragement)

10. Interpretasi

11. Teknik mengarahkan (directing)

12. Teknik menyimpulkan sementara (summarizing)

13. Teknik- teknik memimpin

14. Teknik focus

15. Teknik konfrontasi

16. Penjernihan (Clarifying)

17. Memudahkan (Fasilitating)

18. Diam sebagai suatu teknik

19. Mengambil inisiatif

20. Memberi nasihat

21. Pemberian informasi

22. Merencanakan

3 Bimo walgito bimbingan dan konseling di perguruan tinggi. Yayasan penerbitan fakultas psikologi UGM Yokyakarta. 1982. hal: 96

http://ibnsyam.blogspot.com/2012/06/teknik-teknik-konseling.html

9

Page 10: Makalah Layanan Bk

23. Menyimpulkan

24. Teknik mengakhiri

C. Layanan Referal

Layanan referal yaitu layanan untuk melimpahkan kepada pihak lain

yang lebih mampu dan berwenang apabila masalah yang ditangani itu diluar

kemampuan dan kewenangan personal/guru pembimbing di sekolah tersebut.

Dalam memberikan referal, konselor menyiapkan berbagai data tentang siswa

yang akan direferal diantaranya data tentang: kecerdasan, bakat, minat,

kepribadian, latar belakang siswa, ekonomi, dan sejarah kesehatan serta

pendidikannya.

D. Layanan Penilaian (Evaluasi) dan Tindak Lanjut

Layanan penilaian dan tindak lanjut yaitu layanan untuk menilai

keberhasilan usaha bimbingan yang telah diberikan. Sekaligus secara tidak

langsung layanan ini dapat berfungsi untuk menilai keberhasilan program

pendidikan secara keseluruhan. Dari hasil penilaian ini selanjutnya dianalisis

dan direncanakan tindak lanjut bimbingan berikut.

Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program

bimbingan. Tanpa penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan

mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan yang telah

direncanakan. Penilaian program bimbingan merupakan usaha untuk menilai

sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan kata lain bahwa keberhasilan program dalam pencapaian tujuan

merupakan suatu kondisi yang hendak dilihat lewat kegiatan penilaian.

Sehubungan dengan penilaian ini, Shertzer dan Stone (1966)

mengemukakan pendapatnya: “Evaluation consist of making systematic

judgements of the relative effectiveness with which goals are attained in

relation to special standards“.

Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi

(data) untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian)

10

Page 11: Makalah Layanan Bk

kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan.

Pengertian lain dari evaluasi ini adalah suatu usaha mendapatkan berbagai

informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses

dan hasil dari perkembangan sikap dan perilaku, atau tugas-tugas

perkembangan para siswa melalui program kegiatan yang telah dilaksanakan.

Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah adalah segala upaya, tindakan

atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang

berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan di sekolah dengan mengacu

pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan

yang dilaksanakan.

11

Page 12: Makalah Layanan Bk

BAB III

ANALISIS PEMBAHASAN

A. Layanan Pengumpul Data

Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan pengertian yang lebih

luas, lebih lengkap, dan lebih mendalam tentang masing-masing peserta didik,

serta membantu siswa dan mahasiswa memperoleh pemahaman akan diri

sendiri. Alat pengumpulan data dapat berupa:

1. Alat tes. Alat tes digunakan untuk meramalkan (memperkirakan),

mengadakan seleksi, mengadakan klasifikasi, dan melakukan evaluasi.

Adapun pembagian alat tes menurut aspek isi, sebagai berikut:

Tes hasil belajar,mengukur apa yang telah dipelajari seseorang di berbagai

bidang studi.

Tes kemampuan intelektual,mengukur taraf kemampuan berpikir, terutama

berkaitan dengan potensi untuk mencapai taraf prestasi tertentu dalam

belajar.

Tes kemampuan khusus atau tes bakat khusus, mengukur taraf

kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang studi tertentu, bidang

pekerjaan tertentu.

Tes minat,mengukur kegiatan yang paling disukai seseorang.

Tes perkembangan vokasional,mengukur taraf perkembangan individu

dalam menduduki suatu pekerjaan atau jabatan.

Tes kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian seperti sifat karakter, gaya

temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan mental.

2. Alat non tes, digunnakan dalam rangka teknik dan metode non tes, yang

lebih menyoroti dimensi kualitatif tingkah laku dan kondisi kehidupan

seseorang. Bentuk-bentuk alat non tes sebagai berikut: 

Angket tertulis,

Wawancara,

12

Page 13: Makalah Layanan Bk

Otobiografi, merupakan karangan yang ditulis oleh siswa mengenai

riwayat hidupnya pada saat sekarang.

Anekdota,merupakan laporan singkat tentang perilaku seseorang dan

memuat deskripsi obyektif tentang tingkah laku siswa pada saat tertentu.

Skala penilaian, merupakan daftar yang berisi sejumlah aitem yang

menunjukkan sejauh mana individu dinilai memiliki sifat atau sikap

tertentu.

Sosiometri, merupakan suatu metode untuk memperoleh data tentang

jaringan hubungan sosial dalam suatu kelompok.

Kunjungan rumah, bertujuan untuk lebih mengenal lingkungan hidup

siswa, jika informasi yang dibutuhkan tidak dapat diperoleh melalui

angket atau wawancara.

Kartu pribadi,

Studi kasus.

B. Layanan Orientasi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian layanan

orientasi adalah:

Program orientasi yang efektif mempercepat proses adapatasi, dan

memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan

memecahkan masalah.

Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang

berhasil disekolah.

Anak-anak dari lelas sosial ekonomi yang rendah memerlukan waktu yang

lebih lama untuk menyesuaikan diri, dari pada anaak-anak dari kelas sosial

ekonomi yang lebih tinggi.

Ada baiknya layanan orientasi juga diberkan kepada orang tua siswa

juga,hal ini dikarenakan pemahaman orang tua terhadap berbagai materi

orientasi akan membantu mereka dalam memberikan kemudahan dan

pelayanan kepada anak-anaknya untuk dapat mengikuti pendidikan di sekolah

dengan sebain-baiknya.

13

Page 14: Makalah Layanan Bk

Yang dimaksud dengan orientasi disini ialah pusat perhatian atau titik

berat pandangan. Menurut Prayitno, 2004 ada tiga orientasi yaitu :

1. Orientasi perorangan

Orientasi perorangan maksudnya adalah guru pembimbing dalam

kegiatan bimbingan dan konseling selalu menitikberatkan pandangannya

pada siswa secara individual. Satu persatu siswa yang menjadi tanggung

jawab guru pembimbing perlu mendapat perhatian, dikenali secara

perorangan dan didekati serta dilayani secara perorangan. Guru

pembimbinglah orang atau pendidik disekolah yang paling mengetahui

siapa, bagaimana, mengapa siswa asuhnya secara perorangan guru

pembimbinglah yang paling dekat dan paling peduli kepada siswa

asuhnya.

Sehubungan dengan orientasi dalam pimbingan dan konseling ada

beberapa kaidah  atau ketentuan yang perlu diketahui, prayitno (1994)

mengemukakan sebagai berikut :

semua kegiatan yang di selenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan

dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap

individu yang menjadi sasaran layanan.

Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan

individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-

motivasinya dan kemampuan-kemampuan potensialnya, yang semuanya

unik, serta untuk membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan,

motivasi dan potensinya itu kearah pengembangannya yang optimal, dan

pemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungannya.

Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara

individu.

Merupakan tanggung jawab konselor untuk memahami minat, kemampuan

dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan program-program pelayanan

dengan kebutuhan klien secepat mungkin.

14

Page 15: Makalah Layanan Bk

2. Orientasi perkembangan

Perkembangan individu merupakan konsep inti serta menjadi

tujuan dari segenap layanan bimbingan dan konseling. Ivey dan Rigazio-

digilio4 menekankan bahwa orientasi perkembangan merupakan ciri khas

yang menjadi inti gerakan bimbingan.

Merupakan suatu kewajiban bagi guru pembimbing di sekolah

untuk mendorong, meransang dan meningkatkan perkembangan siswa,

meransang dan hendaknya peduli terhadap perkembangan siswa yang

optimal secara peroranganlah yang menjadi tujuan upaya guru

pembimbing untuk semua siswa asuhnya.

3. Orientasi permasalahan

Diketahui dan diyakini bahwa perjalanan hidup manusia dan proses

perkembangannya ternyata tidak mulus, banyak mengalami hambatan dan

rintangan. Padahal tujuan umum bimbingan dan konseling sejalan dengan

tujuan  hidup dan perkembangan itu sendiri yaitu kebahagian. Hambatan

dan rintngan dalam perjalan hidup  pastilah akan menganggu tercapainya

kebahagian itu. Oleh sebab itu kemungkinan timbulnya hambatan dan

rintangan perlu diwaspadai.

Orientasi masalah secara langsung bersangkut paut dengan fungsi

pencegahan dan fungsi pengentasan. Sehubungan dengan kegiatan

bimbingan dan konseling di sekolah maka guru pembimbing sebagai orang

yang bertanggung jawab dalam perkembangan siswa memperhatikan

permasalahan siswa asuhnya secara perorangan terutama yang sedang

dialami siswa. Jika siswa bermasalah, guru pembimbing bertanggung

jawab membantu pengentasannya. Jika ia tidak bermasalah, guru

pembimbing tetap waspada melakukan berbagai upaya pencegahan agar

siswa tersebut tidak mengalami masalah. Guru pembimbing teramat peduli

terhadap permasahan seluruh siswa asuhnya secara perorangan. Semua

masalah yang di alami oleh siswa secara peroramgan tertangani secara

baik oleh guru pembimbing. Guru pembimbingan adalah “sang pembebas”

4 (dalam prayitno 1994 : 240)15

Page 16: Makalah Layanan Bk

bagi setiap siswa asuhnya : orang yang paling terpercaya dan yang paling

diharapkan untuk memberikan “pencerahan” manakala siswa mengalami

keadaan suram. Gurupembimbing adalah tumpuan harapan, mana kala

siswa menalami kebuntuan, kegoncangan ataupun keputusasaan.

Sedangkan Sofyan. S. Willis (2004) mengemukakan landasan-landasan

filosofis dari orientasi baru bimbingan dan konseling, yaitu:

Pedagogis

Ini berarti menciptakan kondisi sekolah yang kondusif bagi

perkembangan peserta didik dengan memperhatikan perbedaan individual

diantara peserta didik.

Potensial

Ini berarti setiap peserta didik adalah individu yang memiliki potensi

untuk dikembangkan, sedangkan kelemahannya secara berangsur-angsur akan

diatasinya sendiri.

Humanistik-religius

Ini berarti pendekatan terhadap peserta didik haruslah manusiawi

dengan landasan ketuhanan. peserta didik sebagai manusia dianggap sanggup

mengembangkan diri dan potensinya.

Profesional

Ini berarti proses bimbingan dan konseling harus dilakukan secara

profesional atas dasar filosofis, teoritis, yang berpengetahuan dan

berketerampilan berbagi teknik bimbingan dan konseling.

1. Dasar-Dasar Orientasi Bimbingan dan Konseling

Dari segi lain, Prayitno(1982) menyatakan bahwa layanan bimbingan

dan konseling harus berpusat/berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh

klien. Dengan istilah lain disebutkan asas kekinian. Ini berarti bahwa layanan

bimbingan dan konseling harus berorientasikan pada masalah-masalah yang

dihadapi oleh klien pada saat ia berkonsultasi.Berdasarkan pendapat-pendapat

di atas Soetjipto dan Kosasi dalam bukunya Profesi Keguruan (2007)

menyimpulkan bahwa layanan bimbingan dan konseling hendaknya

menekankan pada orientasi individual, perkembangan dan masalah. Senada

16

Page 17: Makalah Layanan Bk

dengan hal ini, Prayitno dan Amti dalam bukunya Dasar-Dasar Bimbingan dan

Konseling(2004) orientasi bimbingan dan konseling ada tiga yaitu orientasi

perseorangan, perkembangan, dan permasalahan. Berikut diuraikan ketiga

orientasi tersebut.

1) Orientasi Perseorangan

Dalam hal ini individu diutamakan dan kelompok dianggap sebagai

lapangan yang dapat memberikan pengaruh tertentu terhadap individu.

Dengan kata lain, kelompok dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk

kepentingan dan kebahagiaan individu, dan bukan sebaliknya. Pemusatan

perhatian terhadap individu itu sama sekali tidak berarti mengabaikan

kepentingan kelompok; dalam hal ini kepentingan kelompok diletakkan

dalam kaitannya dengan hubungan timbal balik yang wajar antarindividu

dan kelompoknya. (Prayitno dan Amti, 2004:234-235) sejumlah kaidah

yang berkaitan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan konseling

dapat dicatat sebagai berikut:

a. Semua kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan

dan konseling diarahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap

individu yang menjadi sasaran layanan.

b. Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan

individu untuk memahami kebutuhan-kebutuhan, motivasi-motivasinya, dan

kemampuan-kemampuan potensialnya, yang semuanya unik, serta untuk

membantu individu agar dapat menghargai kebutuhan, motivasi, dan

potensinya itu kea rah pengembangannya yang optimal, dan pemanfaatan

yang sebesar-besarnya bagi diri dan lingkungan.

c. Setiap klien harus diterima sebagai individu dan harus ditangani secara

individual5.

d. Adalah menjadi tanggungjawab konselor untuk memahami minat,

kemampuan, dan persaan klien serta untuk menyesuaikan program-program

pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mungkin. Tylor (1956) juga

menyatakan bahwa kelas social keluarga dapat menimbulkan terjadinya

5 (Rogers, dalam McDaniel, 1956).17

Page 18: Makalah Layanan Bk

perbedaan individu. Perbedaan latar belakang kehidupan individu dapat

mempengaruhinya dalam cara berpikir, cara berperasaan, dan cara

menganalisis data. Dalam layanan dan bimbingan konseling ini harus

menjadi perharian besar. Inilah yang dimaksud dengan orientasi individual.

2) Orientasi Perkembangan

Salah satu fungsi bimbingan dan konseling adalah fungsi tersebut

adalah pemeliharaan dan pengembangan. Orientasi perkembangan dalam

bimbingan dan konseling lebih menekankan lagi pentingnya peranan

perkembangan yang terjadi dan yang hendaknya diterjadikan pada diri

individu. Peranan bimbingan dan konseling adalah memberikan

kemudahan-kemudahan bagi gerak individu menjalani alur

perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung dan

dipusatkan untuk menunjang kemampuan inheren individu bergerak menuju

kematangan dalam perkembangannya. Ivey dan Rigazio(dalam Mayers,

1992) menekankan bahwa orientasi perkembangan justru merupakan ciri

khas yang menjadi inti gerakan bimbingan. Perkembangan merupakan

konsep inti dan terpadukan, serta menjadi tujuan dari segenap layanan

bimbingan dan konseling. Selanjutnya ditegaskan bahwa, praktek

bimbingan dan konseling tidak lain adalah memberikan kemudahan yang

berlangsung perkembangan yang berkelanjutan. Permasalahan yang

dihadapi oleh individu harus diartikan sebagai terhalangnya perkembangan,

dan hal itu semua mendorong konselor dan klien bekerjasama untuk

menghilangkan penghalang itu serta mempengaruhi lajunya perkembangan

klien.

Secara khusus, Thompson&Rudolph(1983) melihat perkembangan

individu dari sudut perkembangan kognisi. Dalam perkembangannya, anak-

anak berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan kognisi dalam

empat bentuk:

a) Hambatan egosentrisme, yaitu ketidakmampuan melihat kemungkinan

laindi luar apa yang dipahaminya,

18

Page 19: Makalah Layanan Bk

b) Hambatan konsentrasi, yaitu ketidakmampuan untuk memusatkan

perhatian pada lebih dari satu aspek tentang sesuatu hal,

c) Hambatan reversibilitas, yaitu ketidakmampuan menelusuri alur yang

terbalik dari alur yang dipahami semula,

d) Hambatan transformasi, ketidakmampuan meletakkan sesuatu pada

susunan urutan yang ditetapkan.

Thompson & Rudolph menekankan bahwa tugas bimbingan dan

konseling adalah menangani hambatan-hambatan perkembangan itu.

3) Orientasi Permasalahan

Dalam kaitannya dengan fungsi-fungsi bimbingan dan konseling

yang telah dibicarakan, orientasi masalah secara langsung bersangkut-paut

dengan fungsi pencegahan dan fungsi pengentasan. Fungsi pencegahan

menghendaki agar individu dapat terhindar dari masalah-masalah yang

mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi pengentasan menginginkan

agar individu yang sudah terlanjur mengalami maslaah dapat terentaskan

masalahnya. Melalui fungsi pencegahan, layanan dan bimbingan konseling

dimaksudkan mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga

mereka terhindar dari bernagai permasalahan yang dapat menghambat

perkembangannya. Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau

konselor dengan merumuskan program bimbungan yang sistematis sehingga

hal-hal yang dapat menghambat perkembangan siswa kesulitan belajar,

kekurangan informasi, masalah sosial, dan sebagainya dapat dihindari. Roos

L. Mooney (dalam Prayitno, 1987) mengidentifikasi 330 masalah yang

digolongkan ke dalam sebelas kelompok masalah, yaitu kelompok masalah

yang berkenaan dengan :

a. perkembangan jasmani dan kesehatan (PJK)

b. keuangan, keadaan lingkungan, dan pekerjaan (KLP)

c. kegiatan sosial dan reaksi (KSR)

d. hubungan muda-mudi, pacaran, dan perkawinan (HPP)

e. hubungan social kejiwaan (HSK)

f. keadaan pribadi kejiwaan (KPK)

19

Page 20: Makalah Layanan Bk

g. moral dan agama (MDA)

h. keadaan rumah dan keluarga (KRK)

i. masa depan pendidikan dan pekerjaan (MPP)

j. penyesuaian terhadap tugas-tugas sekolah (PTS)

k. kurikulum sekolah dan prosedur pengajaran (KPP)

Frekuensi dialaminya masalah-masalah tersebut juga bervariasi. Satu

jenis masalah barangkali lebih banyak dialami, sedangakan jenis masalah lain

lebih jarana muncul. Frekuensi munculnya masalah-masalah itu diwarnai oleh

berbagai kondisi lingkungan.

2. Aktualisasi Orientasi Layanan dan Bimbingan Konseling di Sekolah

Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan

Schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan

yang saling terkait. Bidang-bidang tersebut hendaknya secara lengkap ada

apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik-

baiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan peserta didik dalam proses

perkembangannya. Bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut :

1) Bidang kurikulum dan pengajaran meliputi semua bentuk pengembangan

kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan

pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemampuan

berkomunikasi peserta didik.

2) Bidang administrasi atau kepemimpinan, yaitu bidang yang meliputi

berbagai fungsi berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan

kebijaksanaann, serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan administrasi

sekolah, seperti perencanaan, pembiayaan, pengadaan, dan pengembangan

staf, prasarana dan sarana fisik, dan pengawasan.

3) Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi dan kegiatan

yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual agar masing-

masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan bakat, potensi,

dan minat-minatnya, serta tahap-tahap perkembangannya. Bidang ini

dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan dan konseling.

20

Page 21: Makalah Layanan Bk

Kendatipun ketiga bidang tersebut tampaknya terpisah anatra satu

dengan yang lain, namun semuanya memiliki arah yang sama, yaitu

memberikan kemudahan bagi pencapaian perkembangan yang optimal peserta

didik. Antara bidang yang satu dengan yang lain terdapat hubungan yang saling

isi mengisi.

Rumusan lain mengenai ruang lingkup bimbingan dikemukakan oleh

Depdikbud RI, melalui Badan Pengembangan Pendidikan, dalam “Pola Dasar

dan Pengembangan Program Bimbingan dan Penyuluhan Melalui Proyek-

proyek Perintis Sekolah Pembangunan” (1974) adalah sebagai berikut:

1) Bimbingan melayani semua peserta didik, Dengan perkataan lain ia tidak

hanya melayani peserta didik yang mempunyai masalah saja.

2) Bimbingan membantu peserta didik membuat perencanaan dan mengambil

keputusan-keputusan. Bahkan tugas bimbingan buat menyiapkan nasehat

dan rencana semacam barang jadi bagi peserta didiknya/kliennya. Konseling

bukan pekerjaan memberikan nasehat-nasehat.

3) Bimbingan membantu guru dan staf sekolah yang lain, akan tetapi ia tidak

melakukan,apalagi ia mnegambil alih tugas-tugas pekerjaan guru dan staf

sekolah itu, mislanya mengajar menggantikan tempat guru yang

berhalangan, mengawasi ulangan, mengabsen peserta didik, mendisiplinkan

dan semacamnya. Demikian pun konselor tidak melakukan sendiri

pekerjaan karena penempatan tenaga.

4) Bimbingan tidak melakukan pekerjaan bantuan yang menuntut keahlian di

luar keahlian yang dimilikinya, tidak mengangani masalah-masalah

gangguan kepribadian yang semestinya menjadi garapan ahli psikologi

klinik, ahli psikologi terapi, ahli pekerjaan sosial tau ahli penyakit jiwa.

5) Bimbingan menjalankan tugasnya dalam ruang lingkup waktu kegiatan

kurikuler yang resmi baik baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah.

6) Otoritas dan tanggung jawab bimbingan adalah sejauh itu menyangkut

bidang layanan (pelayanan) bantuan profesional perorangan di sekolah

21

Page 22: Makalah Layanan Bk

sebagaimana disepakati bersama dnegan peserta didik yang mendapat

layanan.6

C. Layanan Informasi

1. Tujuan Layanan Informasi

Menurut Budi Purwoko (2008:52) tujuan yang ingin dicapai dengan

penyajian informasi adalah sebagai berikut:

a) Para siswa dapat mengorientasikan dirinya kepada informasi yang

diperolehnya terutama untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah

maupun setelah menamatkan sekolah.

b) Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.

c) Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana

memperoleh informasi.

d) Para siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada

dalam lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuanya.

Sementara Ifdil menjelaskan tujuan layanan informasi ada dua macam

yaitu secara umum dan khusus.Secara umum agar terkuasainya informasi

tertentu sedangkan secara khusus terkait dengan fungsi pemahaman (paham

terhadap informasi yang diberikan) dan memanfaatkan informasi dalam

penyelesaian masalahnya. Layanan informasi menjadikan individu mandiri

yaitu memahami dan menerima diri dan lingkungan secara positif, objektif

dan dinamis, mampu mengambil keputusan, mampu mengarahkan diri sesuai

dengan kebutuhannya tersebut dan akhirnya dapatmengaktualisasikan dirinya

(konselingindonesia. com/2008).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan

informasi adalah  supaya para siswa memperoleh informasi yang relevan

dalam rangka memilih dan mengambil keputusan secara tepat guna

pencapaian pengembangan diri secara optimal. Dalam penelitian ini tujuan

dari layanan informasi adalah membekali siswa dengan berbagai informasi

tentang potensi diri sehingga siswa mampu meningkatkan pemahaman potensi

diri guna mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

6 (Ahmadi dan Rohani, 1991)22

Page 23: Makalah Layanan Bk

2. Alasan Penyelenggaraan Layanan Informasi

Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:260-261)ada tiga alasan

utama mengapa layanan informasi perlu diselenggarakan.

a) Membekali individu dengan berbagai macam pengetahuan tentang

lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi

berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial

budaya.

b) Memungkinkan individu dapat menentukan arah  hidupnya “kemana dia

ingin pergi”. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup adalah

apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta

bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas

informasi-informasi yang ada itu.

c) Setiap individu adalah unik.

Sedangkan Winkel &Sri Hastuti (2006:317) menjelaskan, ada tiga alasan

pokok mengapa layanan pemberian informasi merupakan usaha vital

dalam keseluruhan program bimbingan yang terencana dan terorganisasi.

d. Siswa membutuhan informasi yang relevan sebagai masukan dalam

mengambil ketentuan mengenai pendidikan lanjutan sebagai persiapan

untuk memangku jabatan  dimasyarakat.

e. Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berfikir lebih

rasional tentang perencanaan masa depan dan tuntutan penyesuaian diri

dari pada mengikuti sembarang keinginan saja tanpa memperhitungkan

kenyataan  dalam lingkungan hidupnya.

f. Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan

hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan

bertambahnya umur dan pengalaman.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa alasan

penyelenggaraan layanan informasi adalah karena siswa membutuhkan

informasi yang relevan sebagai bekal dalam menghadapi berbagai macam

dinamika kehidupan secara positif dan rasional, baik sebagai pelajar

maupun anggota masyarakat. Terkait dengan penelitian ini, ada dua alasan

23

Page 24: Makalah Layanan Bk

penyelenggaraan layanan informasi.Pertama, untuk membuktikan bahwa

layanan informasi bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap potensi

diri.Kedua, disadari atau tidak siswa sangat membutuhkan informasi

tentang pemahaman potensi diri sebagai modal awal dalam menggapai

cita-cita dan tujuan hidup yang mereka inginkan.

3.   Jenis-jenis Informasi

Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:261-268)pada dasarnya

jenis dan jumlah informasi tidak terbatas. Namun, khusunya dalam rangka

pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan dibicarakan tiga jenis

informasi, yaitu (a) informasi pendidikan, (b) informasi pekerjaan, (c)

informasi sosial budaya.

(a) Informasi pendidikan

Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa

atau calon siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah

atau kesulitan. Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan

dengan (a) pemilihan program studi, (b) pemilihan sekolah fakultas dan

jurusannya, (c) penyesuaian diri dengan program studi, (d) penyesuaian

diri dengan suasana belajar, dan (e) putus sekolah. Mereka membutuhkan

adanya keterangan atau informasi untuk dapat membuat pilihan dan

keputusan yang bijaksana.

(b) Informasi jabatan

Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering

merupakan masa yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu

terletak tidak saja dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi

juga dalam penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan

pengembangan diri selanjutnya.

(c) Informasi sosial budaya

Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya

yang meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan

kepercayaan, bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat

atau daerah tertentu.

24

Page 25: Makalah Layanan Bk

Budi Purwoko (2008:53) juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang

penting bagi para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:

Kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para

karyawan, bagian administrasi, dan sebainya.

Informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari

kurikulum yang berlaku.

Informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para

pembimbingnya.

Informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari doktor,

para perawat kesehatan

Sedangkan Winkel &SriHastuti (2006:318) memberikan gambaran

bahwa data dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya

dibedakan atas tiga tipe dasar, yaitu :

1) Informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data

mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan

dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai

dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat.

2) Informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai

jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi

dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis

pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek

masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan/corak

pekerjaan tertentu.

3) Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman

terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai tahap-

tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis, bersama

dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian dan

pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.

Informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta

pemahaman terhadap sesama manusia meliputi, pemahaman diri dan orang

lain, pembinaan jalinan hubungan yang sehat dengan teman sebaya,

25

Page 26: Makalah Layanan Bk

pendidikan seks, fase-fase dalam kehidupan manusia dewasa, pemahaman

dan penyesuain diri terhadap kondisi dalam lingkungan keluarga dan

perawatan kesehatan jasmani dan penampilan diri (Winkel & Sri Hastuti,

2006).

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa materi

layanan informasi pada dasarnya tidak terbatas.Khusus dalam pelaksanaan

bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa

dibedakan menjadi empat tipe yaitu, informasi dalam bidang pribadi,

sosial, belajar dan karier.Namun demi tercapainya tujuan dari layanan

informasi maka materi informasi sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari

pelaksanaan layanan informasi itu sendiri. Kaitannya dengan penelitian ini

maka materi layanan informasi yang akan diberikan adalah  informasi

tentang berbagai macam jenis potensi diri yang dimiliki oleh siswa yang

sangat mungkin untuk dikembangkan guna mencapai prestasi dan kualitas

hidup yang terbaik.

4. Metode Layanan Informasi

Menurut Prayitno &Erman Amti (2004:269-271) Pemberian

informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai

berikut:

a) Ceramah

Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling

sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat

dilakukan hampir oleh setiap petugas bimbingan disekolah.

b) Diskusi

Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui

diskusi. Diskusi semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri

mapun oleh konselor, atau guru.

c) Karya Wisata

Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan

pokok. Pertama, membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai

sumber yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan

26

Page 27: Makalah Layanan Bk

mereka. Kedua, memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat

membantu pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan dan

berbagai masalah dalam masyarakat.

d) Buku panduan

Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan

tinggi, buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam

mendapatkan informasi yang berguna.

e) Konferensi karier

Selain melalui teknik-teknik yang diutarakan diatas, penyampaian

informasi kepada siswa dapat juga dilakukan melalui konferensi karier.

Dalam konferensi karier para nara sumber dari kelompok-kelompok usaha,

jawatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang,

mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan  dan

latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.

Sedangkan menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang

(1993: 82) menjelaskan bahwa teknik yang digunakan dalam layanan

informasi adalah sebagai berikut:

Ceramah

Diskusi atau Tanya jawab

Bacaan buku, selebaran dan brosur

Gambar, slide, pemutaran film

Karyawisata

Melalui mata pelajaran tertentu

Melalui kelas khusus

Hari karier

Hari perguruan tinggi

Wawancara dalam rangka konseling

Dari berbagai jenis metode yang digunakan dalam pemberian

layanan informasi maka dalam penelitian ini metode yang akan digunakan

adalah ceramah, diskusi/tanya jawab dan audio visual.

D. Layanan konseling

27

Page 28: Makalah Layanan Bk

Seperti yang telah dijelaskan bahwa didalam menjelaskan konseling

seseorang tidak akan lepas dari teknik apa yang digunakan dalam konseling

tersebut. 7 Yang dimaksud teknik konseling di sini adalah cara- cara tertentu

yang digunakan oleh seorang konselor dalam proses konseling untuk

membantu klien agar berkembang potensinya serta mampu mengatasi

masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkan kondisi- kondisi di

lingkungannya yakni nilai- nilai sosial, budaya, dan agama.

Bagi seorang konselor, menguasai teknik- teknik konseling merupakan

suatu keniscayaan. Dalam proses konseling, penguasaan terhadap teknik

konseling merupakan kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan konseling.

Seorang konselor yang efektif harus mampu merespons klien secara baik dan

benar sesuai keadaan klien saat itu. Rsespons yang baik berupa pertanyaan-

pertanyaan verbal dan non verbal yang dapat menyentuh, merangsang, dan

mendorong sehingga klien terbuka untuk menyatakan secara bebas perasaan,

pikiran, dan pengalamannya (Sopyan, S. Wilis, 2004: 157).

Sebagai suatu proses, implementasi teknik- teknik konseling akan

melalui beberapa tahap kegiatan. Tahap- tahap tersebut adalah:

a. Persiapan konseling

Pada tahap ini, ada tiga hal yang harus dilakukan oleh konselor

untuk memulai proses konseling yaitu, membentuk kesiapan untuk

konseling, memperoleh riwayat kasus, dan evaluasi psikodiagnostik.

1) Kesiapan untuk konseling

Untuk dapat melakukan konseling secara efektif dan agar

konseling berhasil dan berdaya guna, konselor harus melakukan

persiapan. Begitu juga klien, agar dapar berpartisipasi secara aktif

sesuai tuntutan konseling, harus siap untuk mengikuti konseling.

Tanpa partisipasi dari klien atau tanpa kesiapan klien, proses

konseling bisa gagal. Hal- hal yang berkenaan dengan kesiapan

konseling terutama yang berhubungan dengan klien adalah:

7 Bimo walgito bimbingan dan konseling di perguruan tinggi. Yayasan penerbitan fakultas psikologi UGM Yokyakarta. 1982. hal: 96

28

Page 29: Makalah Layanan Bk

1. Memotivasi klien untuk memperoleh bantuan

2. Pengetahuan klien tentang konseling

3. Kecakapan intelektual

4. Tingkat tilikan terhadap masalah dan dirinya sendiri

5. Harapan- harapan terhadap peran konselor

6. Sistem pertahanan diri

Motivasi klien untuk memperoleh bantuan akan menentukan

jalannya proses konseling. Klien yang mengikuti sesi konseling

karena mengikuti keinginan guru wali kelas atau orang lain termasuk

konselornya sendiri (terpaksa), akan berbeda partisipasinya dalam

konseling jika motivasi mereka benar- benar ingin memperoleh

bantuan. Begitu pun klien yang mengetahui tentang konseling. Klien

yang tidak mengetahui tentang konseling, ia tidak akan maksimal

memanfaatkan jasa konselor.

Dalam proses konseling harus ada respons- respons tertentu

dari klien. Klien yang kemampuan intelektualnya rendah, akan sulit

merespons proses konseling. Ada klien yang mampu melihat

masalahnya sendiri dan ada yang tidak. Klien yang mampu melihat

masalahnya sendiri, akan mampu berpartisipasi secara aktif dalam

konseling sehingga proses konseling akan berjalan secara lancar.

Sebaliknya, klien yang tidak mampu melihat masalahnya sendiri, akan

sulit untuk berpartisipasi dalam proses konseling. Klien yang banyak

berharap dan mengerti peran- peran konselor, ia akan memanfaatkan

jasa konselor secara maksimal, sebaliknya yang tidak mengerti

tentang peran- peran konselor, maka ia tidak akan banyak berharap

bahwa konselor dapat membantunya untuk memecahkan masalah.

Agar klien siap dalam mengikuti konseling, disarankan kepada

konselor agar melakukan hal- hal berikut:

1. memulai pembicaraan dengan berbagai pihak tentang berbagai

topik masalah dan pelayanan konseling yang diberikan,

29

Page 30: Makalah Layanan Bk

2. menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif sehingga

merangsang siswa untuk memperoleh bantuan,

3. menghubungi sumber- sumber referal (rujukan) misalnya dari

organisasi dan sekolah,

4. memberikan informasi kepada klien tentang dirinya dan

prospeknya,

5.  melalui proses pendidikan itu sendiri, dan

6. melakukan orientasi pra konseling.

2) Riwayat kasus

Riwayat kasus adalah suatu kumpulan fakta yang sistematis

tentang kehidupan klien sekarang dan masa lalu. Secara sederhana

riwayat kasus bisa dikatakan melakukan identifikasi terhadap

masalah- masalah yang dialami klien. Menurut Surya (1988: 160),

riwayat kasus dapat dibuat dalam bentuk:

a. Riwayat konseling psikoterapeutik, yang lebih memusatkan pada

masalah- masalah psikoterapeutik dan diperoleh melalui

wawancara konseling,

b. Catatan komulatif (commulative record), yaitu suatu catatan

tentang berbagai aspek yang menggambarkan perkembangan

seseorang,

c. Biografi dan autobiografi,

d. Tulisan- tulisan yang dibuat sendiri oleh siswa yang berkasus

sebagai dokumen pribadi (mungkin dalam bentuk catatan anekdot),

e. Grafik waktu tentang kehidupan siswa yang berkasus.

3) Evaluasi psikodiagnostik

Dalam bidang medis, diagnosis diartikan sebagai suatu proses

memeriksa gejala, memperkirakan sebab- sebab, mengadakan observasi,

menempatkan gejala dalam kategori, dan memperkirakan usaha- usaha

penyembuhannya. Dalam bidang psikologis, proses diagnosis mempunyai

beberapa arti dan sulit dipisahkan secara tegas sebagaiman halnya dalam

bidang medis. Secara umum diagnosis dalam bidang psikologis berarti

30

Page 31: Makalah Layanan Bk

pernyataan tentang masalah klien, perkiraan sebab- sebab kesulitan,

kemungkinan teknik- teknik konseling untuk memcahkan masalah, dan

memperkirakan hasil konseling dalam bentuk tingkah laku klien di masa

yang akan datang. (Surya, 1988: 162)

Selanjutnya menurut Surya (1988) psikodiagnostik mempunyai dua

arti yaitu, pertama sebagai suatu klasifikasi deskriptif masalah- masalah

yang sama dengan klasifikasi psikiatris untuk gangguan neurosis, psikosis,

dan karakter yang selanjutnya disebut diagnosis diferensial. 

Kedua, psikodiagnosis sebagai suatu prosedur menginterpretasikan data

kasus, yang selanjutnya disebut diagnosis struktural. Penggunaan

tes psikodiagnosis dalam konseling berfungsi untuk:

menyeleksi data yang diperlikan bagi konseling

meramalkan keberhasilan konseling

memperoleh informasi yang lebih terinci

merumuskan diagnostic yang lebih tepat

Dalam proses konseling memerlukan teknik- teknik tertentu

sehingga konseling bisa berjalan secara efektif dan efisien atau berdaya

guna dan berhasil guna. Adapun teknik dalam konseling adalah sebagai

berikut:

1).Teknik rapport

Teknik rapport dalam konseling merupakan suatu kondisi

saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuan utama teknik

ini adalah untuk menjambatani hubungan antara konsleor dengan

klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan

masalahnya. Implementasi teknik ini dalam konseling adalah:

pemberian salam yang menyenangkan

menetapkan topik pembicaraan yang sesuai

susunan ruang konseling yang menyenangkan

sikap yang ditandai dengan: kehangatan emosi, realisasi tujuan

bersama, dan menjamin kerahasiaan klien

kesadaran terhadap hakekat klien secara alamiah

31

Page 32: Makalah Layanan Bk

2).Perilaku attending

Attending merupakan upaya konselor menghampiri klien yang

diwujudkan dalam bentuk perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh,

dan bahasa lisan.

Perilaku attending berkenaan dengan teknik penerimaan konselor

terhadap klien. Teknik penerimaan menggambarkan cara bagaimana

konselor menerima klien dalam proses atau sesi konseling. Atau cara

bagaimana konselor bertindak agar klien merasa diterima dalam

proses konseling. Teknik ini dalam proses konseling bisa diwujudkan

melalui ekspresi wajah (misalnya ceria atau cemberut). Selanjutnya

juga bisa diwujudkan dalam bentuk tekanan atau nada suara dari

konselor (tinggi, mendatar, rendah) dan jarak duduk antara konselor

dan klien.

3).Teknik structuring

Structuirng adalah proses penetapan batasan oleh konselor tentang

hakikat, batas- batas, dan tujuan proses konseling pada umumnya dan

hubungan tertentu pada khususnya. Structuring memberikan kerangka

kerja atai orientasi terapi kepada klien.Structuring ada yang bersifat

implisit di mana secara umum peranan konselor diketahui oleh klien

dan ada yang bersifat formal berupa pernyataan konselor untuk

menjelaskan dan membatasai proses konseling.

4).Empati

Empati merupakan kemampuan konselor untuk merasakan apa yang

dirasakan oleh klien, merasa dan berpikir bersama klien dan bukan

untuk atau tentang klien. Empati dilakukan bersamaan

dengan attending, karena tanpa attending tidak akan ada empati.

5).Refleksi perasaan

Refleksi perasaan merupakan suatu usaha konselor untuk menyatakan

dalam bentuk katap- kata yang segar dan sikap yang diperlukan

terhadap klien. Refleksi perasaan juga merupakan teknik penengah

yang bermanfaat untuk digunakan setelah hubungan permulaan (tahap

32

Page 33: Makalah Layanan Bk

awal konseling) dilakukan dan sebelum pemberian informasi serta

tahap interpretasi dimulai.

6).Teknik eksplorasi

Eksplorasi merupakan keterampilan konselor untuk menggali

perasaan, pengalaman, dan pikiran klien. Eksplorasi ada tiga macam

yaitu, eksplorasiperasaan, eksplorasi pikiran,

dan eksplorasi pengalaman.

7).Teknik paraphrasing (menangkap pesan utama)

Tujuan paraphrase antara lain adalah mengatakan kembali esensi atau

inti ungkapan klien, untuk mengatakan kembali kepada klien bahwa

konselor bersama dia dan berusaha untuk memahami apa yang

dikatakan klien, mengendapkan apa yang dikemukakan klien dalam

bentuk ringkasan, memberi arah wawancara konseling, mengecek

kembali persepsi konselor tentang apa yang dikemukakan klien.

8).Teknik bertanya

Teknik bertanya ada dua macam yaitu bertanya terbuka (open

question) dan bertanya tertutup (closed question).

9).Dorongan minimal (minimal encouragement)

Dorongan minimal yaitu suatu dorongan langsung yang singkat

terhadap apa yang telah dikatakan klien.

10). Interpretasi

Interpretasi merupakan upaya konselor mengulas pikiran, perasaan,

dan perilaku atau pengalaman klien berdasarkan atas teori- teori

tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan rujukan, pandangan

atau tingkah laku klien, agar klien mengerti dan berubah melalui

pemahaman dari hasil rujukan baru.

11). Teknik mengarahkan (directing)

12). Teknik menyimpulkan sementara (summarizing)

Tujuan dari teknik ini adalah memberikan kesempatan kepada klien

untuk mengambil kilas balik (feed back) dari hal- hal yang telah

dibicarakan bersama konselor, untuk menyimpulkan kemajuan hasil

33

Page 34: Makalah Layanan Bk

pembicaraan secara bertahap, untuk meningkatkan kualitas diskusi,

mempertajam atau memperjelas fokus atau arah wawancara konseling.

13). Teknik- teknik memimpin

Memimpin dalam konseling bisa memiliki dua arti,

pertama menunjukkan keadaan di mana konselor berada di dalam

atau di luar pikiran klien.

Kedua, keadaan di mana konselor mengarahkan pikiran klien

kepada penerimaan perkataan konselor. Teknik ini bertujuan agar

pembicaraan klien tidak menyimpang dari fokus yang dibicarakan

dan agar arah pembicaraan terfokus pada tujuan konseling.

14). Teknik fokus

Fokus akan membantu klien untuk memusatkan perhatiannya pada

pokok pembicaraan. Ada empat fokus dalam konseling, pertama fokus

pada diri klien. Kedua, fokus pada orang lain. Ketiga, fokus pada

topik. Keempat, fokus mengenai budaya.

15). Teknik konfrontasi

Dalam konseling dikenal juga dengan “memperhadapkan”. Teknik

konfrontasi adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat

adanya inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan

perbuatan, ide awal dengan ide berikutnya, senyum dengan kepedihan.

Tujuannya adalah mendorong klien untuk mengadakan penelitian diri

secara jujur (introspeksi diri secara jujur), meningkatkan potensi klien,

membawa klien kepada kesadaran adanya diskrepansi (kondisi

pertentangan antara harapan seseorang dengan kondisi nyata di

lingkungan) dari klien dengan, inkonsistensi, konflik atau kontradiksi

dalam dirinya.

16). Penjernihan (Clarifying)

Tujuannya adalah pertama mengundang klien untuk menyatakan

pesanya secara jelas, ungkapan kata- kata yang tegas, dan dengan

34

Page 35: Makalah Layanan Bk

alasan- alasan yang logis.Kedua, agar klien menjelaskan, mengulang

dan mengilustrasikan perasaannya.

17). Memudahkan (Fasilitating)

Fasilitating adalah suatu teknik membuka komunikasi agar klien

dengan mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan,

pikiran, dan pengalamannya secara bebas.

18). Diam sebagai suatu teknik

Diam dalam konseling bisa dijadikan sebagai suatu teknik. Dalam

konseling, diam bukan berarti tidak ada komunikasi. Komunikasi tetap

ada, yaitu melalui perilaku non verbal.

Dalam konseling, diam bisa memiliki beberapa makna, 

- pertama penolakan atau kebingungan klien. 

- Kedua, klien atau konselor telah mencapai akhir suatu ide dan ragu

mengatakan apa selanjutnya. 

- Ketiga, kebingungan yang didorong oleh kecemasan atau

kebencian. 

- Keempat, klien mengalami perasaan sakit dan tidak siap untuk

berbicara.

- Kelima, klien mengharapkan sesuatu dari konselor. 

- Keenam, klien sedang memikirkan apa yang dikatakan. 

- Ketujuh, klien baru menyadari kembali dan ekspresi emosional

sebelumnya (Surya, 1988: 165).

Tujuan teknik ini adalah menanti klien yang sedang berpikir, sebagai

protes apabila klien berbicara berbelit- belit (nglantur), menunjang

perilaku attending dan empati sehingga klien bebas berbicara (Surya,

1988: 165).

19). Mengambil inisiatif

35

Page 36: Makalah Layanan Bk

Teknik ini diterapkan apabila: (1) untuk mengambil inisiatif apabila

klien kurang bersemangat, (2) klien lambat berpikir untuk mengambil

keputusan, dan (3) klien kehilangan arah pembicaraan.

20). Memberi nasihat

21). Pemberian informasi

22). Merencanakan

Rencana yang baik harus merupakan hasil kerja sama antara konselor

dengan klien.

23). Menyimpulkan

Pada akhir sesi konseling, bersama klien konselor membuat suatu

kesimpulan.

24). Teknik mengakhiri

Untuk mengakhiri sesi konseling, dapat dilakukan konselor dengan

cara: (1) mengatakan bahwa waktu sudah habis, (2) merangkum isi

pembicaraan, (3) menunjukkan kepada pertemuan yang akan datang

(menetapkan jadwal pertemuan sesi berikutnya), (4) mengajak klien

berdiri dengan isyarat gerak tangan, (5) menunjukkan catatan- catatan

singkat hasil pembicaraan konseling, (6) memberikan tugas- tugas

tertentu kepada klien yang relevan dengan pokok pembicaraan apabila

diperlukan.

E. Evaluasi Bimbingan dan Konseling

Kriteria atau patokan yang dipakai untuk menilai keberhasilan

pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah adalah

mengacu pada terpenuhi atau tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan

siswa dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung

berperan membantu siswa memperoleh perubahan perilaku dan pribadi ke

arah yang lebih baik.

Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling,

penilaian diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan

layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat

diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan

36

Page 37: Makalah Layanan Bk

bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah

tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program

selanjutnya. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan

kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.

Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di

sekolah adalah:

a) Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing

konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program

bimbingan dan konseling.

b) Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata

pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan

perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa,

agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas

implementasi program BK di sekolah.

1. Aspek-aspek yang Dievaluasi

Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan

bimbingan, yaitu penilain proses dan penilaian hasil. Penilaian proses

dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektivan layanan

bimbingan dilihat dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan

untuk memperoleh informasi keefektivan layanan bimbingan dilihat dari

hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain:

Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;

Keterlaksanaan program;

Hambatan-hambatan yang dijumpai;

Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;

Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap

layanan bimbingan;

Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan

bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar; dan

37

Page 38: Makalah Layanan Bk

keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan

ataupun pada kehidupannya di masyarakat.

Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan

konseling lebih bersifat “penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan

dengan cara berikut ini.

a) Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan

bimbingan.

b) Mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau

pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya.

c) Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa

sebagai hasil dari partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan layanan

bimbingan.

d) Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih

lanjut.

e) Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama

dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan).

f) Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan

layanan.

Berbeda dengan hasil evaluasi pengajaran yang pada umumnya

berbentuk angka atau skor, maka hasil evaluasi bimbingan dan konseling

berupa deskripsi tentang aspek-aspek yang dievaluasi

(seperti partisipasi/aktivitas dan pemahaman siswa; kegunaan layanan

menurut siswa; perolehan siswa dari layanan; dan minat siswa terhadap

layanan lebih lanjut; perkembangan siswa dari waktu ke waktu; perolehan

guru pembimbing; komitmen pihak-pihak terkait; serta kelancaran dan

suasana penyelenggaraan kegiatan). Deskripsi tersebut mencerminkan sejauh

mana proses penyelenggaraan layanan/pendukung memberikan sesuatu yang

berharga bagi kemajuan dan perkembangan dan/atau memberikan bahan atau

kemudahan untuk kegiatan layanan terhadap siswa.

2. Langkah-langkah Evaluasi

Dalam melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut.

38

Page 39: Makalah Layanan Bk

1) Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. Karena tujuan

evaluasi adalah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk

mengambil keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan

pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal yang akan

dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua

aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program

(aspek proses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan program (aspek

hasil).

2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk

memperoleh data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat

keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor perlu

menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut.

Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara,

pedoman observasi, dan studi dokumentasi.

3) Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka

data itu dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah

dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum

tercapai.

4) Melakukan tindak lanjut (Follow Up). Berdasarkan temuan yang

diperoleh, maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini

dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang

dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan yang

ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara merubah

atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan

kualitas atau efektivitas program.

Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung jawab kepala

sekolah yang dibantu oleh pembimbing khusus dan personel sekolah

lainnya. Di samping itu penilaian kegiatan bimbingan dilakukan juga oleh

pejabat yang berwenang (pengawas bimbingan dan konseling) dari instansi

yang lebih tinggi (Departemen Pendidikan Nasional Kota atau kabupaten).

39

Page 40: Makalah Layanan Bk

Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain siswa,

kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh

masyarakat, para pejabat depdikbud, organisasi profesi bimbingan, sekolah

lanjutan, dan sebagainya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan

berbagai cara dan alat seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi,

angket, tes, analisis hasil kerja siswa, dan sebagainya.

Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu.

Kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis

untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan

pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian

secara komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi

tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Data

dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban/

akuntabiltas pelaksanaan program bimbingan dan konseling.

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dalam bentuk

mendorong konselor dan personil layanan bimbingan dan konseling untuk

melakukan evaluasi program dan keterlaksanaan program. Minimal

evaluasi dilakukan pada akhir tahun ajaran dan menjadi slaah satu dasar

pengembangan program untuk tahun ajaran berikutnya. Evaluasi proses

sebaiknya dilakukan setiap bulan melalui forum pertemuan staf (MGBK di

sekolah) dan dapat dihadiri oleh unsur pimpinan sekolah. Konselor dapat

mengembangkan instrumen yang dapat menjaring umpan balik secara

triangulasi yaitu dari siswa sebagai objek dan subjek bimbingan, dari

pendidik di sekolah sebagai person yang terlibat dan berinteraksi langsung

dengan siswa, pimpinan sekolah terkait dengan ketercapaian tujuan dan

dukungan terhadap program sekolah, orang tua terkait dengan perubahan

perilaku dan perkembangan siswa. Dokumen pelaksanaan evaluasi

menjadi salah satu indikator unjuk kerja konselor.8

8 Sumber: Diambil dari Bahan Belajar Mandiri Kegiatan Pelatihan Pengawas Sekolah. Direktorat Tenaga

Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik  dan Tenaga Kependidikan Departemen

Pendidikan Nasional. 2008

40

Page 41: Makalah Layanan Bk

BAB III

PEMUTUPAN

A. Kesimpulan

A. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

41

Page 42: Makalah Layanan Bk

Macam-macam layanan bimbingan dan konseling 9 :

1. Layanan Orientasi

2. Layanan Informasi

3. Layanan Penempatan dan penyaluran

4. Layanan pembelajaran

5. Layanan Konseling Individual

6. Layanan Bimbingan Kelompok

7. Layanan Mediasi

8. Layanan Konseling Kelompok

9. Layanan mediasi

10. Layanan Konsultasi

Kegiatan Pendukung diantaranya :

1. Aplikasi Instrumentasi

2. Himpunan Data

3. Konferensi Kasus

4. Kunjungan Rumah

5. Alih tangan kasus

B. Layanan Konseling

Berbagai teknik konseling yang dapat digunakan oleh konselor di

antaranya10:

25. Teknik raport

26. Perilaku attending

27. Teknik structuring

9

10 Bimo walgito bimbingan dan konseling di perguruan tinggi. Yayasan penerbitan fakultas psikologi UGM Yokyakarta. 1982. hal: 96

http://ibnsyam.blogspot.com/2012/06/teknik-teknik-konseling.html

42

Page 43: Makalah Layanan Bk

28. Empati

29. Refleksi perasaan

30. Teknik eksplorasi

31. Teknik paraphrasing (menangkap pesan utama)

32. Teknik bertanya

33. Dorongan minimal (minimal encouragement)

34. Interpretasi

35. Teknik mengarahkan (directing)

36. Teknik menyimpulkan sementara (summarizing)

37. Teknik- teknik memimpin

38. Teknik focus

39. Teknik konfrontasi

40. Penjernihan (Clarifying)

41. Memudahkan (Fasilitating)

42. Diam sebagai suatu teknik

43. Mengambil inisiatif

44. Memberi nasihat

45. Pemberian informasi

46. Merencanakan

47. Menyimpulkan

48. Teknik mengakhiri

C. Layanan Referal

D. Layanan Penilaian (Evaluasi) dan Tindak Lanjut

A. Layanan Pengumpul Data

B. Layanan Orientasi

1. Orientasi perorangan

2. Orientasi perkembangan

3. Orientasi permasalahan

43

Page 44: Makalah Layanan Bk

1. Dasar-Dasar

Orientasi Bimbingan dan Konseling

1. Orientasi

Perseorangan

2. Orientasi

Perkembangan

3. Orientasi

Permasalahan

2. Aktualisasi Orientasi Layanan

dan Bimbingan Konseling di Sekolah

Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan Schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait. Bidang-bidang tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bidang kurikulum

2. Bidang administrasi atau kepemimpinan,

3. Bidang kesiswaan

C. Layanan Informasi

1. Jenis-jenis

Informasi

E. Informasi pendidikan

F. informasi jabatan

G. Informasi sosial budaya

2. Metode Layanan Informasi

a) Ceramah

b) Diskusi

c) Karya Wisata

d) Buku panduan

e) Konferensi karier

H. Layanan konseling

44

Page 45: Makalah Layanan Bk

Sebagai suatu proses, implementasi teknik- teknik konseling akan

melalui beberapa tahap kegiatan. Tahap- tahap tersebut adalah:

1. Persiapan konseling

2. Kesiapan untuk konseling

3. Riwayat kasus

4. Evaluasi psikodiagnostik

Dalam proses konseling memerlukan teknik- teknik tertentu

sehingga konseling bisa berjalan secara efektif dan efisien atau berdaya

guna dan berhasil guna. Adapun teknik dalam konseling adalah sebagai

berikut:

1. Teknik rapport

2. Perilaku attending

3. Teknik structuring

4. Empati

5. Refleksi perasaan

6. Teknik eksplorasi

7. Teknik paraphrasing (menangkap pesan

utama)

8. Teknik bertanya

9. Dorongan minimal (minimal

encouragement)

10. Interpretasi

11. Teknik mengarahkan (directing)

12. Teknik menyimpulkan sementara

(summarizing)

13. Teknik- teknik memimpin

14. Teknik focus

15. Teknik konfrontasi

16. Penjernihan (Clarifying)

17. Memudahkan (Fasilitating

18. Diam sebagai suatu teknik

45

Page 46: Makalah Layanan Bk

19. Diam dalam konseling bisa

20. Mengambil inisiatif

21. Memberi nasihat

22. Pemberian informasi

23. Merencanakan

24. Menyimpulkan

25. Teknik mengakhiri

I. Evaluasi Bimbingan dan Konseling

1. Aspek-aspek yang Dievaluasi

Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilain proses dan penilaian hasil.

2. Langkah-langkah Evaluasi

1. Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan.

2. Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data.

3. Mengumpulkan dan menganalisis data.

4. Melakukan tindak lanjut (Follow Up). 

B. Rekomendasi

Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraan tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi dan system manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dala memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-cita.

Sebagai konselor atau pendidik perlunya memahami dan menguasai berbagai konseling, agar dapat membantu pencapaian mutu pendidikan dan menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar akademis yang di harapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan ooptimal.

46