makalah audit kelompok 7.docx

28
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP HUTANG JANGKA PANJANG DISUSUN OLEH: KELOMPOK 7 No Nama dan NIM Tanda Tangan 1 Dona Karlina (22.2012.403) 2 Monic Novri Zona (22.2012.142) 3 Merryana (22.2012.098) 4 Hani Fatir Raihani (22.2012.193) Dosen Pembimbing : H.M. Basyaruddin R, S.E, Ak., M.Si

Upload: dona-karlina-tj

Post on 22-Dec-2015

493 views

Category:

Documents


92 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah audit kelompok 7.docx

AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF

TERHADAP HUTANG JANGKA PANJANG

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

No Nama dan NIM Tanda Tangan

1 Dona Karlina (22.2012.403)

2 Monic Novri Zona (22.2012.142)

3 Merryana (22.2012.098)

4 Hani Fatir Raihani (22.2012.193)

Dosen Pembimbing : H.M. Basyaruddin R, S.E, Ak., M.Si

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2014

Page 2: makalah audit kelompok 7.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Audit terhadap siklus pengeluaran mencakup dua pendekatan yaitu pengujian kepatuhan dan pengujian substansi. Pengujian kepatuhan bertujuan untuk memahamai struktur pengendalian intern terhadap siklus penjualan, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar pengujian substansi. Pengujian substansi dimaksudkan untuk melakukan verifikasi terhadap kelayakan jumlah rupiah serta kesesuaian penyajiannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan di Indonesia. Kedua pendekatan ini sangat berbeda dalam implementasinya, sehingga program audit untuk yang kedua pendekatan tersebut juga sangat berbeda.

Sesuai tugas yang telah diberikan kepada kami, dengan demikian kami disini akan membahas salah satu aspek yaitu, Audit terhadap siklus Pengeluaran: Pengujian substantif terhadap utang jangka panjang.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa yang di maksud dengan Utang Jangka Panjang?b. Apa saja yang termasuk prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia dalam

penyajian utang jangka panjang?c. Apa saja tujuan audit terhadap utang jangka panjang?d. Apa saja asersi dalam akun utang jangka panjang dan akun penilainnya?e. Apa saja Program Pengujian Substantif Terhadap Utang Jangka Panjang?f. Prosedur apa saja yang ada pada pengujian subtantif terhadap utang usaha?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menjelaskan mengenai utang jangka panjangb. Memaparkan PABU dalam penyajian utang jangka panjang di neraca.c. Memaparkan tujuan pengujian substantif terhadap utang jangka panjnag.d. Memaparkan asersi-aseri dalam akun utang jangka panjang dan akun penilainyae. Memaparkan program pengujian substantive terhadap utang jangka panjangf. Menjelaskan prosedur-prosedur dalam tahapan program pengujian substantif

terhadap utang jangka panjang.

1

Page 3: makalah audit kelompok 7.docx

1.4 Manfaat Penulisan

Tulisan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan akuntansi, agar nantinya dapat lebih memahami serta mendalami tentang materi yang akan dibahas pada kesempatan kali ini.

2

Page 4: makalah audit kelompok 7.docx

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Utang Jangka Panjang

Utang Jangka Panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari kegiatan atau transaksi yang lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari tanggal neraca. Contoh kewajiban yang termasuk dalam kelompok utang jangka panjang adalah utang jangka panjang dari bank (berupa kreditan investasi), utang obligasi, utang kepada induk perusahaan, utang sewa jangka panjang, utang pension, utang wesel jangka panjang.

Utang jangka panjang merupakan alternative pembelanjaan perusahaan disamping penarikan tambahan penyertaan dari pemegang saham dan penggunaan laba yang diperoleh dari usaha perusahaan. Utang jangka panjang timbul dari penarikan utang dari bank atau lembaga keuangan lain atau dari pengeluaran obligasi. Umumnya cara yang digunakan oleh perusahaan untuk membelanjai kegiatannya adalah dengan: (1) menjual saham; (2) menggunakan laba hasil kegiatan usaha perusahaan; (3) menarik utang jangka pendek atau utang jangka panjang. Ada beberapa alsan mengapa perusahaan memilih cara pembelanjaan kegiatannya dengan menarik utang jangka panjang:

1. Seringkali perusahaan tidak dapat melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya, sehingga alternative yang masih menguntungkan untuk dipilih adalah dengan menarik utang jangka panjang guna melunasi utang jangka pendek tersebut.

2. Utang jangka panjang seringkali timbul sebagai akibat dari kebutuhan dana yang besar, yang pemegang saham tidak menghendaki pemenuhannya dengan menambah saham yang beredar. Biasanya hal ini terjadi bila biaya bunga diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan dengan taksiran tingkat laba yang akan diperoleh dari penggunaan tambahan dana tersebut.

3. Kemungkinan pemenuhan kebutuhan dana kana lebih murah bila diperoleh dari penarikan utang jangka panjang karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam perhitungan pajak penghasilan, sedangkan dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak dapat diperlakukan sebagai biaya dalam laporan rugi laba, sehingga tidak dapat mengurangi besarnya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh perusahaan.

4. Seringkali lebih menguntungkan jika aktiva tetap diperolah dengan cara menyewa (lease) daripada membeli.

Penarikan utang jangka panjang didasari dengan surat perjanjian antara kreditur dengan debitur, yang biasanya memuat berbagai pasal yang mengatur mengenai penggunaan dana, batasan-batasan yang dikenanak oleh kreditur kepada debitur, jaminan, asuransi terhada aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang tersebut, pelunasan pokok pinjaman, pembayaran bunga, penyelesaian yang dikehendaki kedua

3

Page 5: makalah audit kelompok 7.docx

belah pihak jika debitur gagal dalam memenuhi kewajibannya pada saat utang tersebut jatuh tempo, dan lain-lain persyaratan. Dengan demikian kreditur berkepentingan terhadap laporan auditor mengenai informasi apakah debiturnya mematuhi semua pasal yang tercantum dalam surta perjanjian penarikan utang jangka panjang tersebut. Oleh karena itu, dalam pengujian substantive terhadap utang jangka panjang, auditor memusatkan pengujian substantifnya terhadap apakah kliennya mematuhi semua pasal yang tercantum dalam surta perjnajian penarikan utang jangka panjang yang telah disepakati oleh klien dan krediturnya.

2.2 Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Utang Jangka Panjang di NERACA

Sebelum membahas pengujian substantive terhadap utaang jangka panjang, perlu diketahui lebih dahulu prinsip akuntanisi berterima umum dalam penyajian utang jangka panjang di neraca berikut ini:1. Utang jangka panjang harus dijelaskan dengan cukup dalam neraca. Setiap jenis

hutang jangka panjang harus disajikan secara terpisah di dalam neraca dan diberi catatan kaki yang cukup jika hal ini diperlukan. Penjelasan yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang meliputi: nama hutang, jumlah hutang yang disetujui, jumlah hutang yang telah ditarik, tanggal jatuh tempo, tarif bunga, pembatasan dalam pembagian dividen, keharusan mempertahankan jumlah modal kerja tertentu, dan penjelasan jumlah dan jenis aktiva yang dijaminkan.

2. Umumnya hutang jangka panjang dipisahkan menjadi dua kelompok : hutang jangka panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis dan hutang jangka panjang yang tidak disertai dengan perjanjian tertulis. Contoh hutang kelompok pertama adalah hutang bank dan hutang obligasi, sedangkan contoh hutang kelompok kedua adalah pengkreditan yan ditangguhkan (deferred credits), jaminan dari pelanggan (customer's deposit), hutang garansi produk.

3. Hutang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya, dan dicantumkan pada tanggal jatuh tempo serta tarif bunganya. Alternatif lain adalah hutang obligasi disajikan pada nilai nominalnya ditambah dengan premi obligasi yang belum diamortisasi atau dikurangi dengan diskonto obligasi yang belum diamortisasi.

4. Obligasi yang dilunasi, yang dibeli sebagai treasury bond, dan yang belum dikeluarkan lagi, harus disajikan dalam neraca sebagai pengurang jumlah obligasi yang diizinkan untuk dikeluarkan (authorized bond) sebesar nilai nominalnya. Treasury bond tidak boleh disajikan sebagai aktiva.

4

Page 6: makalah audit kelompok 7.docx

2.3 Tujuan Pengujian Substantif Terhadap Hutang Jangka Panjang

a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang.

b. Membuktikan bahwa saldo hutang jangka panjang mencerminkan kepentingan kreditur yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang selama tahun yang diaudit.

c. Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan kelengkapan saldo hutang jangka panjang yang disajikan di neraca.

d. Membuktikan bahwa hutang jangka panjang yang dicantumkan di neraca merupakan klaim kreditur terhadap aktivitas entitas.

e. Membuktikan kewajaran penilaian hutang jangka panjang yang dicantumkan di neraca.

f. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca.

Berikut kerangka tujuan pengujian substantive terhadap utang jangka panjang. dalam kerangka tersebut terlihat bahwa tujuan utama pengujian substantive terhadap utang jangka panjang adalah membuktikan bahwa saldo akun utang jangka panjang dan akun penilaiannya (valuation accounts) yang dicantunkan di neraca mencerminkan saldo akun utang jangka panjang bank, akun utang obligasi, akun premi dan diskonto obligasi, akun utang wesel jangka panjang, akun utang sewa, akun utang pensiun, yang sesungguhnya pada tanggal neraca tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut dirancang pengujian substantive digolongkan kedalam lima kelompok; (1) prosedur audit awal, (2) prosedur analitik, (3) pengujian terhadap transaksi rinci, (4) pengujian terhadap saldo akun rinci, (5) verifikasi terhadap penyajian dan pengungkapan. Kelima kelompok pengujian substantive tersebut ditujukan untuk memverifikasi lima asersi manajemen yang terkadang dalam akun utang jangka pangjang dan akun penilaiannya: (1) ,keberadaan atau keterjadian, (2) kelengkapan, (3) penilaian, (4) kewajiban, dan (5) penyajian dan pengungkapan.

5

Page 7: makalah audit kelompok 7.docx

2.4 Asersi dalam akun hutang jangka panjang dan akun penilainnya

a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan utang jangka panjang

Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo utang jangka panjang yang dicantumkan di dalam neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatn akuntansi yang mendukung informasi utang jangka panjang yang disajikan dalam neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo utang jangka panjang bank, utang obligasi, premi dan diskonto obligasi, utang sewa, utang pension yang dicantumkan di neraca dengan akun utang jangka panjang bank, akun utang obligasi, aku premi dskonto obligasi, akun utang wesel jangka panjang, akun utang sewa, akun utang pension, dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal penerimaan kas, check register.

b. Membuktikan asersi Keberadaan atau Keterjadianutang jangka panjang yang dicantumkan neraca.

Auditor membuktikan apakah saldo hutang jangka panjang mencerminkan kepentingan transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang selam tahun yang diaudit. Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini: Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap otorisasi & kontrak penarikan hutang jangka panjang, dan konfirmasi dari kreditur & bond trustee

c. Membuktikan asersi kelengkapan utang jangka panjang yang divantunkan di neraca

Untuk membuktikan bahwa hutang jangka panjang yang dicantumkan di neraca mencakup semua kepentingan kreditur terhadap aktiva entitas pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang dalam tahun yang diaudit, auditor melakukan berbagai pengujian substantif berikut ini: Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal-pasal yang terdapat di dalamnya, dan Konfirmasi dari kreditur & bond trustee.

d. Membuktikan asersi penilaian utang jangka panjang yang dicantumkan di neraca.

Penyajian di dalam neraca harus dengan penjelasan sebagaimana diatur dalam prinsip akuntansi tersebut. Dengan demikian untuk membuktikan asersi penilaian hutang jangka panjang yang dicantumkan pada neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini: Prosedur audit awal, Pengujian analitik, Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka

6

Page 8: makalah audit kelompok 7.docx

panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal-pasal yang terdapat di dalamnya, Konfirmasi dari kreditur & bond trustee, dan Penghitungan kembali biaya bunga.

e. Membuktikan asersi kepentingan (Stockholder's Interest) yang dicantunkan di neraca.

Untuk membuktikan klaim kreditur atas aktiva entitas pada tanggal neraca, auditor melakukan pengujian substantif berikut ini: Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan hutang jangka panjang & biaya bunga, Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal-pasal yang terdapat di dalamnya, dan Konfirmasi dari kreditur & bond trustee

f. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan yang dicantumkan di neraca.Penyajian dan pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan harus didasarkan

pada PABU. Pengujian substantif terhadap hutang jangka panjang diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsur hutang jangka panjang telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan PABU. Satu-satunya pengujian substantif untuk membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca adalah dengan membandingkan penyajian dan pengungkapan hutang jangka panjang di neraca yang diaudit dengan PABU melalui berbagai prosedur berikut ini: Review terhadap perjanjian hutang jangka panjang & pelajari pasal-pasal yang terdapat di dalamnya, Pemeriksaan terhadap klasifikasi hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo di dalam neraca, dan Pemeriksaan terhadap pengungkapan yang berangkutan dengan hutang jangka panjang

2.5 Program Pengujian Substantif Terhadap Hutang Jangka Panjang

Program pengujian sebustantif terhadap utang jangka panjang berisi prosedur audit yang dirancnag untuk mencapai tujuan audit seperti yang telah diuraikan diatas. Oleh karena itu pada kerangka di atas, berbagai prosedur audit diklasifikasikan sesuai dengan tujuan audit terhadap utang jangka panjang tersebut.

Program AuditKertas Kerja

Tanggal Pelaksanaan

Pelaksana

Prosedur Audit Awal1. Lakukan prosedur audit awal atas

saldo akun utang usaha yang akan diuji lebih lanjut.a. Usut saldo utang jangka panjang

yang tercantum di dalam neraca ke saldo akun utang jangka panjang yang bersangkutan di dalam buku besar.

b. Hitung kembali saldo akun utang

7

Page 9: makalah audit kelompok 7.docx

jangka panjang didalam buku besar

c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun jangka panjang.

d. Usut saldo awal akun utang jangka panjang kertas kerja tahun yang lalu.

e. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang jangka panjang ke dalam jurnal yang bersangkutan.

Pengujian Analitik2. Lakukan prosedur analitik.

a. Hitung ratio berikut ini:- Utang dengan total aktiva- Utang dengan modal- Time interest earned- Biaya bungan dengan utang

b. Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan yang didasarkan pada data masa lalu, data industry, jumlah yang dianggarkan atau data lain.

Pengujian terhadap transaksi rinci3. Usut penerimaan uang dari

penarikan utang jangka panjang4. Mintalah konfirmasi mengenai utang

jangka panjang dari bank dan trust company.

5. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran bunga.

6. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok pinjaman.

7. Periksa aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang jangka panjang

8. Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan hutang jangka panjang

9. Periksa kepatuhan klien terhadap batasan - batasan yang dikenakan oleh kreditur

10. Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond

11. Verifikasi perhitungan bunga,

8

Page 10: makalah audit kelompok 7.docx

amortisasi premi dan diskonto obligasi, dan hutang bunga obligasi

Pengujian Terhadap Akun Rinci

12. Minta atau buatlah daftar hutang jangka panjang

13. Minta atau pelajari copy trust indenture dan surat perjanjian penarikan kredit jangka panjang

14. Periksalah kesesuaian penilaian hutang jangka panjang dengan PABU

15. Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi

16. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan

17. Periksa klasifikasi hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo di dalam neraca

18. Mintalah perjanjian hutang jangka panjang dan pelajari pasal - pasal yang terdapat di dalamnya

19. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan hutang jangka panjang

Prosedur Audit AwalSebelum membuktikan apakah saldo utang jangka panjang yang dicantumkan oleh

klien dalam rencananya sesuai dengan utang jangka panjang yang benar-benar ada pada tanggal neraca auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi utang jangka panjang yang dicantumkan di dalam neraca dengan catatn akuntansi yang mendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan untuk agar auditor memperoleh keyakinan bahwa informasi ekuitas pemegang saham yang dicantumkanndi dalam neraca didukung oleh catatan akuntansi yang dapat dipercaya. Oleh karena itu, auditor melakukan prosedur audit awal yang terdiri dari lima prosedur audit berikut ini:

1. Usut saldo utang jangka panjang yang tercantum didalam neraca ke saldo akun utang jangka panjang yang bersangkutan didalam buku besar.

Untuk memperolah keyakinan bahwa saldo utang jangka panjang yang tercantum didalam neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo utang jangka panjang yang dicantumkan di dalam neraca diusut kea kun buku besar berikut ini:Utang Jangka Panjang Bank: Merupakan akun yang digunakan untuk menampung

transaksi timbulnya dan pelunasan utang jangka panjang dari penarikan kredit jangka panjang bank.

9

Page 11: makalah audit kelompok 7.docx

Utang Obligasi: Merupakan akun yang digunakan untuk mencari pengeluaran obligasi dan pelunasannya.

Premi dan Diskonto Obligasi: Merupakan akun penilai untuk mengurangi nilai nominal utang obligasi menjadi saldo utang obligasi bersih.

Utang Wesel Jangka Panjang: Merupakan akun untuk mencatat timbulnya hutang wesel jangka panjang dan pelunasannya.

Utang Sewa: Merupakan akun untuk mencatat timbulnya kewajiban sewa dalam transaksi leasing dan pelunasannya.

Utang Pensiun: Merupakan akun untuk mencatat kewajiban pembayaran pension kepada karyawan dan pelunasannya.

2. Hitung kembali saldo akun utang jangka panjang di dalam buku besar.Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun hutang

jangka panjang, auditor menghitung kembali saldo akun utang jangka panjang dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pengkreditan dan menguranginya dengan jumlah pendebitan tiap-tiap akun tersebut.

3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun utang jangka panjang

Ketidakberesan dalam transaksi penarikan utang jangka panjang, pembayaran angsuran dan pelunasannya dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam utang jangka panjang bank, utang obligasi, premi dan diskonto obliglasi, utang wesel jangka panjang, utang sewa, utang pension.

4. Usut saldo awal akun utang jangka panjang ke kertas kerja tahun yang laluSebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut

akun ekuitas pemegang saham, ia perlu memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal kedua akun-akun utang jangka panjang bank, uatng opbligas, premi dan diskonto obligasi, utang wesel jangka panjang, utang sewa, utang pension. Untuk mecapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal ke akin-akun kertras kerja tahun yang lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun yang lalu, sehingga auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalam menanggapi koreksi yang diajukan oleh auditor tersebut.

5. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun utang jangka panjang ke dalam jurnal yang bersangkutan.

Pengkreditan di dalam akun utang jangka panjang diusut ke jurnal penerimaan kas dan pendebitan kea kun tersebut diusut ke jurnal pengeluaran kas untuk memperoleh keykinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan utang jangka panjang berasal dari jurnal-jurnal yang bersangkutan.

Pengujian Analitik

10

Page 12: makalah audit kelompok 7.docx

Pada tahap awal pengujian substantive terhadap utang jangka panjang, pengujian analisis dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dam dalam menentukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Untuk itu, auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini:

o Hitung Ratio

1. Ratio Hutang dengan Total Aktiva

Rumus = Total HutangTotal Aktiva

2. Ratio Hutang dengan Ekuitas

Rumus = Total HutangTotal Ekuitas

3. Ratio Times Interest Earned

Rumus = Laba Bersih Usaha

Biaya Bunga Obligas

4. Ratio Biaya Bunga dengan Hutang

Rumus : Biaya BungaRerata Bunga

Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya ratio tahun lalu, rerata ratio, atau ratio yang dianggarkan. Pembanding ini membantu auditor untuk mengungkapkan:a. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasab. Perubahan akuntansic. Perubahan entitasd. Fluktuasi acake. Salah saji

Pengujian Terhadap Transaksi Rinci1. Usut penerimaan kas dari penarikan utang jangka panjang.Penarikan kredit dari bank umumnya diterima oleh klien dengan cara membuka

akun di bank yang bersangkutan. Untuk mengetahui berapa jumlah utang yang telah dicairkan, auditor meminta dari klien rekening koran bank untuk akun yang digunakan untuk menampung pencairan kredit bank tersebut dalam periode sejak saat kredit tersebut disetujui sampai dengan tanggal neraca. Untuk mengetahui apakah penggunaan dana yang diperoleh dari kredit tersebut sesuai dengan yang disetujui oleh klien dan bank di dalam perjanjian penarikan kredit, auditor melakukan analisis terhadap pengeluaran uang dari akun yang digunakan untuk menampung dana dari kredit tersebut. Dengan memeriksa bukti yang mendukung pengeluaran kas dari akun tersebut auditor akan dapat

11

Page 13: makalah audit kelompok 7.docx

mengetahui apakah klien menggunakan dana dari kredit tersebut sesuai dengan pasal yang bersangkutan di dalam perjanjian penarikan kredit.

Pengeluaran obligasi mungkin dilakukan oleh klien secara tunai, ditukar dengan aktiva tetap atau ditukar dengan utang jenis lain. Jika obligasi dijual dengan tunai, auditor harus mengusut penerimaan uang tersebut ke dalam buku jurnal penerimaan kas. Auditor juga harus menverifikasi pencatatan premi dan diskonto obligasi yang timbul dalam pengeluaran obligasi. Jika obligasi dikeluarkan dengan ditukar aktiva tetap, auditor harus memeriksa nilai aktiva yang diterima dalam pertukaran tersebut serta otorisasi mengenai penerimaan aktiva tersebut serta pencatatannya. Pengeluaran obligasi dengan cara mengubah utang jenis lain umumnya terjadi dalam peristiwa reorganisasi perusahaan. Dalam hal ini auditor haru mereview perjanjian reorganisasi dan pencatatannya.

2. Mintalah konfirmasi dari trust companyJika pengurusan obligasi diserahkan kepada trust company, auditor harus

mengirimkan konfirmasi kepada perusahaan tersebut mengenai jumlah obligasi yang beredar pada tanggal neraca, jumlah obligasi yang dikeluarkan dan dilunasi dalam tahun yang diperiksa dan berbagai informasi yang lain seperti jumlah sinking fund.

3. Priksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran bunga.Auditor berkepentingan untuk mengetahui apakah klien malkukan pembayaran

bunga sesuai dengan yang disanggupinya pada saat penandatanganan perjanjian penarikan kredit. Untuk itu auditor melakukan pemeriksaan terhadap bukti-bukti yang mendukung transaksi pembayaran bunga yang terjadi dalam tahun yang diperiksa. Informasi yang dikumpulkan dari pemeriksaan bukti ini adalah mengenai: apakah otorisasi yang tercantum di dalam bukti kas keluar untuk pembayaran bunga sesuai dengan system otorisasi yang berlaku; apakah tanggal pembayaran bunga sesuai dengan yang tercantum dalam surat perjanjian penarikan kredit; apakah perhitungan bunga yang menjadi kewajiban klien telah dilakukan dengn teliti.

Bunga obligasi dilakukan sendiri oleh klien secara periodic, atau dapat diserahkan pengurusan pembayarannya kepada bank. Untuk mengetahui beban bunga obligasi periode akuntansi tertentu, disamping tariff bunga obligasi dan tanggal pembayaran bunganya, juga harus ditentukan amortisasi premi dan diskonto obligasi.

Jika pembayaran bunga obligasi dilakukan sendiri oleh klien, jumlah bukti kas keluar untuk pembayaran bunga ini harus dicocokkan dengan daftar nama pemegang saham obligasi pada tanggal pembayaran bung. Jika pembayaran bunga obligasi dilakukan oleh disbursing agent, klien mengirimkan uang kepada agent tersebut untuk sejumlah bunga yang harus dibayar. Auditor harus meminta surat pernyataan dari agent tersebut mengenai berapa jumlah uang klien yang masih berada di tangan agen tersebut pada tanggal neraca.

4. Periksa dokumen yang mendukung transaksi pembayaran pokok pinjaman.Auditor berkepentingan untuk mengetahui apakah klien memenuhi kewajiban

pelunasan utang jangka panjangnya sesuai yang tercantum didalam perjanjian kredit. Untuk itu auditor memeriksa dokumen-dokumen yang mendukung transaksi pelunasan

12

Page 14: makalah audit kelompok 7.docx

atau angsuran kredit jangka panjang yang terjadi dalam tahun yang diperiksa. Dalam pemeriksaan terhadap dokumen pendukung transaksi pembayaran pokok pinjaman ini auditor mengumpulkan informasi mengenai; otorisasi yang tercantum di dalam bukti kas keluar; tanggal pembayaran dan jumlah pokok pinjaman yang dibayar dalam tahun yang diperiksa.

Obligasi yang telah dilunasi harus dibedakan dari obligasi yang belum dikeluarkan dan dari obligasi yang dimiliki sebagai treasury bond. Oleh karena itu pengendalian yang baik mewajibkan klien untuk memberikan tanda khusus (dengan profesi atau tanda yang lain) atas obligasi yang telah dilunasi. Jika obligasi dilunasi sebelum saat jatuh temponya, akan terjadi laba atau rugi pelunasan tersebut. Auditor harus memverifikasi apakah klien telah menghitung laba atau rugi pelunasan obligasi tersebut. Semua akun yang bersangkutan dengan obligasi yang dilunasi tersebut harus di adjust dengan adanya transaksi pelunasan tersebut.

5. Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang.

Dalam pemeriksaan terhadap aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang, auditor berkepentingan untuk mengetahui informasi berikut ini:- Jenis aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang- Nilai aktiva yang dijaminkan tersebut- Cukup atau tidaknya penjelasan di dalam laporan keuangan mengenai jenis dan nilai

aktiva yang telah dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang.- Ccukup atau tidaknya jumlah pertanggungan asuransi yang ditutup oleh klien dalam

rangka memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh kredit di dalam surat perjanjian penarikan kredit.6. Periksa polis asuransi aktiva yang dijaminkan dalam penarikan utang jangka

panjang.Auditor harus mereview besarnya jumlah pertanggungan asuransi aktiva yang

dijaminkan dalam penarikan utang jangka panjang. biasanya yang dipakai sebagai pedoman auditor dalam penilaian cukup tidaknya jumlah pertanggungan adalah jumlah pertanggungan yang tercantum didalam surat perjanjian kredit atau trust indenture. Disamping itu, auditor juga harus melihat cukup tidaknya jumlah pertanggungan tersebut dari sudut taksiran nilai pasar aktiva yang dijamiinkan tersebut pada saat pemeriksaan auditor dilakukan.

7. Periksa kepautahn klien terhadap batasan yang dikenakan oleh kreditur.Para kreditur dan calon kreditur berkepentingan untuk mengetahui informasi

mengenai dipatuhinya batasan-batasan yang telah disanggupi oleh klien didalam surat perjanjian penarikan kredit atau trust indenture. Oleh karena itu didalam pengujian substantive terhadap utang jangka panjang, auditor berkewajiban untuk mengumpulkan informasi mengenai apakah klien mematuhi batasan-batasan yang dikenakan terhadpa klien selama jangka waktu kredit. Jika batasan tersebutu mengenai larangan bagi klien untuk membagikan dividen selama jangka waktu kredit, maka auditor melakukan pemeriksaan terhadap notulen rapat pemegang saham untuk memperoleh keyakinan

13

Page 15: makalah audit kelompok 7.docx

bahwa dalam jangka waktu kredit tersebut tidak terjadi keputusan pemegang saham untuk mebagikan dividen. Jika batasan tersebut menyangkut kewajiban klien untuk mempertahankan modal kerja dalam jumlah tertentu, maka auditor harus memeriksa rata-rata jumlah modal kerja klien dalam tahun yang diperiksa, apakah memenuhi jumlah tertentu yang diminta tersebut.

8. Periksa dokumen yang mendukung transaksi treasury bond.Seringkali klien membeli kembali obligasi yang telah dikeluarkannya. Obligasi ini

disebut dengan istilah treasury bond; tidak boleh diperlakukan sebagai kativa perusahaan, tetapi disajikan didalam neraca sebagai pengurang utang obligasi sebesar nilai nominalnya. Meskipun bukan merupakan aktiva perusahaan namun demikian treasury bond ini dapat dipakai oleh perusahaan jaminan penarikan utang.

Transaksi yang berhubungan dengan treasury bond harus memperoleh otorisasi dari dewan komisaris. Oleh karena itu, dalam melakukan pemeriksaan terhadap transaksi treasury bond auditor harus mereview notulen rapat dewan komisaris yang bersangkutan dengan pembelian dan penjualan treasury bond. Auditor harus membuat daftar obligasi yang ada di tangan klien sebagai treasury bond. Jika treasury bond berada di tangan pihak luar, auditor harus mengirimkan konfirmasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan. Bunga treasury bond tidak boleh diperlakukan sebagai biaya bunga, karena perusahaan tidak mungkin membayar bunga atas obligasi yang dikeluarkannya sendiri dan yang berada di tangannya sendiri.

9. Verifikasi perhitungan bunga, amortisasi premi dan diskonto dan utang bunga obligasi.

Jika daftar obligasi diperoleh auditor dari klien, auditor harus melakukan verifikasi perhitungan bunga obligasi yang tercantum didalam daftar tersebut. Jika bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 April dan 1 Oktober, maka beban bunga obligasi untuk tahun tertentu hanya meliputi periode 12 bulan. Bunga yang dibayarkan tanggal 1 Oktober adalah untuk periode peminjaman 6 bulan sebelumnya. Dengan demikian pada tanggal neraca harus dicantumkan adanya utang bunga obligasi untuk periode 1 Oktober sampai dengan 31 Desember (3 bulan). Auditor harus mengadakan verifikasi terhadap perhitungan utang bunga obligasi yang dicantumkan oleh klien di dalam daftar tersebut.

Dalam pengeluaran obligasi, klien tidak selalu dapat memperoleh harga obligasi sebesar nilai nominalnya. Jika obligasi dikeluarkan di bawah nilai nominalnya, timbul diskonto obligasi. Jika dikeluarkan di atas nilai nominalnya, timbul premi obligasi. Diskonto obligasi ini pada dasarnya merupakan persekot pembayaran biaya bunga obligasi, sedangkan premi obligasi merupakan pengurang beban bunga obligasi yang diterima di muka oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut. Dengan demikian diskonto dan premi obligasi harus diamortisasi selama umur obligasi dan diperlakukan sebagai adjustment terhadap beban bunga.

Disamping premi dan diskonto obligasi, adjustment terhadao beban bunga obligasi dapat juga berasal dari biaya pengeluaran obligasi. Dalam pengeluaran obligasi, perusahaan harus membayar trustee, biaya pencetakan sertifikat obligasi, biaya promosi, biaya auditor, biaya penasehat hokum. Biaya-biaya tersebut dapat dibebankan sekaligus

14

Page 16: makalah audit kelompok 7.docx

dalam periode terjadinya, tetapi dapat pula diamortisasi selama umur obligasi. Jika obligasi dijual dengan menghasilkan premi, biaya pengeluaran obligasi ini dapat dikurangkan dari jumlah premi tersebut, dan jumlah premi bersih ini kemudian diamortisasi sebagai adjustment terhadap beban bunga obligasi. Auditor harus melakukan verifikasi perhitungan amortisasi premi, diskonto dan baiya pengeluaran obligasi menjadi beban tahun yang diperiksa.

Pengujian Terhadap Akun Rinci1. Minta atau buatlah daftar utang jangka panjang bank.Dalam pengujian substantive terhadap utang jangka panjang kepada bank, langkah

pertama yang ditempuh oleh auditor adalah membuat atau meminta klien untuk membuat daftar utang jangka panjang kepada bank. Sumber informasi yang digunakan oleh auditor untuk membuat daftar tersebut adalah buku pembantu utang jangka panjang kepada bank. Jika daftar tersebut dibuat oleh klien, auditor harus memverifikasi semua informasi yang tercantum di dalam daftar tersebut ke buku pembantu yang bersangkutan dan mencocokkan jumlah saldo utang jangka panjang yang tercantum didalam daftar tersebut ke akun control utang yang bersangkutan didalam buku besar.

Dalam pengujian substantive terhadap utang obligasi, auditor membuat atau meminta kepada klien untuk membuat daftar obligasi yang beredar, bunga yang dibayar dan yang terutang diskonto obligasi yang belum diamortisasi. Jika daftar tersebut dibuat oleh klien, auditor harus memverifikasi informasi yang terdapat di dalam daftar tersebut kedalam buku pembantu utang obligasi. Auditor harus memeriksa apakah jumlah obligasi yang beredar menurut daftar tersebut sesuai dengan otorisasi dari dewan komisaris atau rapat pemegang saham.

2. Mintalah copy surat perjanjian penarikan kredit dan trust indenture.Penarikan kredit dari bank didasari dengan surat perjanjian yang ditandatangani oleh

klien dengan bank. Auditor harus mempelajari pasal-pasal yang tercantum di dalam surat perjanjian penarikan kredit tersebut, yang umumnya pasal-pasalnya meliputi:- Jumlah kredit yang disepakati untuk ditarik klien- Penggunaan dana yang diperoleh dari kredit tersebut- Jangka waktu kredit- Tanggal jatuh tempo kredit- Tarif bunga dan tanggal pembayaran bunga- Kewajiban klien untuk memelihara aktiva yang dijaminkan dalam penarikan kredit,

seperti kewajiban mengasuransikan aktiva tersebut- Jenis dan nilai aktiva yang dijaminkan dalam penarikan kredit tersebut- Batasan yang dikenakan terhadap klien dalam hal;

a. Penarika kredit jangka panjang dari pihak lainb. Pembagian dividenc. Kewajiban klien untuk mempertahankan modal kerja dalam jumlah tertentu

15

Page 17: makalah audit kelompok 7.docx

Jika klien mengeluarkan obligasi, auditor harus meminta copy trust indenture. Dokumen ini berisi pasal-pasal yang harus dipatuhi oleh perusahaan yang mengeluarkan obligasi bagi masyarakat umum. Dalam pengujian substantive terhadap obligasi, auditor harus mempelajari semua pasal yang ada di dalam trust indenture. Hal penting yang perlu diketahui oleh auditor dari trust indenture ini adalah:- Jumalh lembar obligasi yang diizinkan untuk dikeluarkan dan nilai nominalnya- Tanggal pengeluaran obligasi- Tanggal jatuh tempo obligasi- Tanggal pembayaran dan tariff bunga- Aturan mengenai pelunasan obligasi sebelum saat jatuh temponya dan harga obligasi

tersebut pada saat dilunasinya nanti- Aturan mengenai kemungkinan perubahan obligasi menjadi saham- Penjelasan mengenai kekayaan yang dijaminkan dalam penarikan utang obligasi- Pasal yang berhubungan dengan persyaratan jumlah modal kerja minimum t]yang

harus dipertahaknkan selama jangka waktu utang obligasi dan perbandingan antara jumlah obligasi dengan modal saham pada saat tertentu

- Pasal mengenai penggunaan uang yang diperoleh dari pengeluaran obligasi- Nama trustee, tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya

3. Periksalah kesesuaian penilaian utang jangka panjang dengan prisnsip akuntansi berterima umum di Indonesia,

Menurut prinsip akuntansi berterima umum di Indonesai, utang obligasi dan utang wesel jangka panjang harus disajikan dalam neraca sebesar nilai nominal dikurangi dengan diskonto atau ditambah dengan premi yang belum diamortisasi. Auditor melakukan pemeriksaan terhadap penyajian obligasi dan wesel jangka panjang untuk menentukan apakah klien telah menyajikan ke dua tipe utang tersbut dengan salah satu dari dua metode penyajian: (1) utang obligasi dan utang wesel jangka panjang disajikan dalam jumlah neto sedangkan premi atau diskonto obligasi dan wesel jangka panjang dicantumkan di dalam tanda kurung, atau (2) utang obligasi dan utang wesel jangka panjang disajikan dalam nilai nominalnya sedangkan premi atau diskonto obligasi dan wesel jangka panjang dicantumkan secara terpisah sebagai pengurang atau penambah nilai nominal tersebut.

4. Hitung kembali amortisasi premi obligasi dan diskonto obligasi dan wesel jangka panjang.

Auditor harus memeriksa ketelitian perhitungan amortisasi premi atau diskonto obligasi dan wesel taguh jangka panjang untuk menentukan ketelitian nilai ke dua tipe utang jangka panjang tersebut.

Verifikasi Penyajian Utang Jangka Panjang di Dalam Neraca1. Periksa klasifikasi utang jangka panjang yang segera jatuh tempo di dalam

neraca.Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo harus disajikan sebagai utang lancer,

jika pelunasannya diambilkan dari aktiva lancar. Jika pelunasan utang jangka panjang

16

Page 18: makalah audit kelompok 7.docx

tersebut diambilkan dari sinking fund, utang jangka panjang yang segera jatuh tempo tersebut tetap disajikan dalam kelompok utang jangka panjang.

2. Mintalah perjanjian utang jangka panjang dan pelajari pasal-pasal yang terdapat didalamnya.

Untuk menilai apakah klien telah membuat penjelasan yang memadai dalam menyajikan utang jangka panjangnya, auditor perlu mempelajari semua pasal yang tercantum didalam surat perjanjian penarikan kredit atau trust indenture.

3. Periksa penjelasan yang bersangkutan dengan utang jangka panjang.Umumnya penjelasan mengenai utang jangka panjang menyangkut nama utang

tersebut, tanggal jatuh tempo, tariff bunga, prioritas untuk diubah menjadi saham, batasan yang dikenakan terhadap debitur aktiva yang dijaminkan. Berdasarkan informasi dalam surat perjanjian penarikan kredit dan trust indenture auditor memeriksa apakah penjelasan yang dibuat oleh klien mengenai utang jangka panjang telah memadai.

17

Page 19: makalah audit kelompok 7.docx

BAB IIIDAFTAR PUSTAKA

http://ratnamuslimah.blogspot.com/2013/06/pengujian-substantif-terhadap-

hutang_5570.html

Mulyadi, Auditing. Edisi ke-6 Jakarta: Pt. Salemba Empat, 2002

Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi ke-3 Jakarta: PT. Salemba Empat, 2001

http://ropeng-watun.blogspot.com/2011/06/pengujian-substantif-terhadap-hutang.html

18