dental material kelompok 2.docx

22
Tugas kelompok Dental Material Resin Akrilik Kuring Dingin Kelompok 2 Di Susun Oleh Fanni Virgianti Marinda Siti Vellanita Ayu Rahmadhani Intan Permata Sari Dura Atika Suri Dwi Lestari Suci Ria Zizty Geistia Fad’ha Reztu Azwar Falkutas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah Padang 2012/2013

Upload: fanni-marinda

Post on 10-Dec-2015

272 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: dental material kelompok 2.docx

Tugas kelompok

Dental Material

Resin Akrilik Kuring Dingin

Kelompok 2

Di Susun Oleh

Fanni Virgianti Marinda Siti Vellanita Ayu Rahmadhani Intan Permata Sari Dura Atika Suri Dwi Lestari Suci Ria Zizty Geistia Fad’ha Reztu Azwar

Falkutas Kedokteran GigiUniversitas Baiturrahmah Padang

2012/2013

Page 2: dental material kelompok 2.docx

Kata Pengantar

Assalamuaikum Wr.Wb

Puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya,tanpa rahmat dan hidayah-Nya makalah ini tidak dapat selesai tepat pada waktunya

Salawat serta salam kamu ucapkan untuk Nabi besar kita Muhammad S.a.w yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju alam yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini

Dalam proses pembuatan makalah ini penulis di bantu oleh berbagai pihak,atas partisipasinya penulis mengucapkan banyak terima kasih,adapun pihak-pihak yang ikut membantu penulis antara lain :

Dosen pembimbing mata kuliah dental material bapak Drg Darmawangsa,M.kes

Teman-teman dalam kesempatan kali ini teman-teman kelompok 2 yang telah ikut berpartisipasi dalam proses pembuatan makalah

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran guna memperbaiki dimasa yang akan datang

Wassalamuaikum Wr.Wb

Padang,2 juni 2013

Penulis

Page 3: dental material kelompok 2.docx

Daftar Isi

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………………………………. 2

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………………………… 3

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………….. 4B. Tujuan …………………………………………………………………………………………………………………. 4

Bab II Isi

1.1 Resin Arlikik ………………………………………………………………………………………………………. 5 1.2 Klasifikasi Resin Arlikik ……………………………………………………………………………………….. 71.3 Kegunaan Resin Arlikik ………………………………………………………………………………………. 101.4 Resin Arlikik Dingin …………………………………………………………………………………………… 13

Bab III Penutup

A. Daftar pustaka ………………………………………………………………………………………………………. 16

Page 4: dental material kelompok 2.docx

Bab IPendahuluan

A. Resin akrilik merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang telah banyak aplikasikan untuk pembuatan anasir dan basis gigi tiruan, pelat ortodonsi, sendok cetak khusus, serta restorasi mahkota dan jembatan dengan hasil memuaskan, baik dalam hal estetik maupun dalam hal fungsinya. Oleh karena itu alangkah baiknya kita mengetahui lebih lanjut tentang cara manipulasi ataupun sifat sifat dari resin akrilik dengan melakukan serangkaian studi praktikum, dan nantinya dalam penggunaan atau aplikasinya bisa tercapai dengan baik. Resin akrilik adalah jenis resin termoplastik, di mana merupakan senyawa kompon non metalik yang dibuat secara sintesis dari bahan bahan organik. Resin akrilik dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis, dan mengeras apabila dipananskan. Pengerasan terjadi oleh karena terjadinya reaksi polimerisasi adisi antara polimer dan monomer.

Acrylic berasal dari asam acrolain atau gliserin aldehid. Secara kimia dinamakan polymethyl methacrylate yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau arang batu. Bahan ini disediakan dalam kedokteran gigi berupa ciaran (monomer) mono methyl methacrylate dan dalam bentuk bubuk (polymer) polymthtyl methacrylate.Berdasarkan reaksinya, resin acrylic dibedakan menjadi dua macam, yaitu: 1. Heat Cured Acrylic ( membutuhkan pemasakan pada pengolahannya untuk membantu proes polimerisasinya).

2. Self Cured Acrylic ( dapat berpolimerisasi pada temperature ruang ).3. Light Cured Acrylic Resin.

B. Tujuan

1. Mengerti, memahami dan bisa melakukan cara manipulasi resin akrilik.2. Mengerti dan memahami sifat-sifat resin akrilik.3. Mengetahui nilai Resin Akrilik sebagai bahan restorasi.

Page 5: dental material kelompok 2.docx

Bab II

Isi

1.1 Acrylic

Acrylic berasal dari bahasa latin yaitu acrolain yang berarti bau yang tajam. Bahan ini berasal dari Asam Acrolain atau gliserin aldehida. Secara kimia dinamakan polymetil metakrilat yang terbuat dari minyak bumi, gas bumi atau arang batu. Bahan ini disediakan untuk kedokteran gigi berupa cairan (monomer) monometil metakrilat dan dalam bentuk bubuk (polimer) polimetil metakrilat.Penggunaan resin akrilik ini biasa dipakai sebagai bahan denture base, landasan pesawat orthodontik (orthodontik base), basis gigi tiruan, pembuatan anasir gigi tiruan (artificial teeth) dan sebagai bahan restorasi untuk mengganti gigi yang rusak.

Resin acrylic adalah resin termoplastis, merupakan persenyawaan kompon non metalik yang dibuat secara sintetis dari bahan-bahan organic. Resin ini dapat dibentuk selama masih dalam keadaan plastis dan mengeras apabila dipanaskan karena tejadi reaksi polymerisasi adisi antara polymer dan monomer. Berdasarkan polimerisasinya, resin acrylic dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Heat Cured Acrylic (membutuhkan pemasakan pada pengolahannya untuk membantu proses polimerisasinya).2. Self Cured Acrylic (dapat berpolymerisasi sendiri pada temperatur ruang).3. Light Cured Acrylic Resin.

HEAT CURED ACRYLIC

Heat cured acrylic resin, komposisinya terdiri dari dua kemasan yaitu:

1. Polymer (Bubuk):

i. Polymer; poly (methyl methacrylate).

Polimer, polimethyl metacrylate, baik serbuk yang diperoleh dari polimerisasi methyl metacrylate dalam air maupun pertikel yang tidak teratur bentuknya yang diperolah dengan cara menggerinda batangan polimer.

ii. Initiator Peroxide; berupa 0,2-0,5% benzoil peroxide.

iii. Pigmen; sekitar 1% tercampur dalam partikel polymer.

2. Cairan (Monomer):

i. Monomer: methyl methacrylate.

Page 6: dental material kelompok 2.docx

ii. Stabilizer; sekitar 0,006% hydroquinone untuk menccegah polymerisasi selama penyimpanan.

iii. Terkadang terdapat bahan untuk memacu cross-link; seperti ethylene glycol dimethacrylate.

Manipulasi Heat Cured Acrylic

Perbandingan monomer dan polymer akan menentukan sturktur resin. Perbandingan monomer dan polymer, biasanya 3 sampai 3,5/1 satuan volume atau 2,5/1 satuan berat. Bila ratio terlalu tinggi, tidak semua polymer sanggup dibasahi oleh monomer akibatnya acrylic yang digodok akan bergranula. Selain itu juga tidak boleh terlalu rendah karena sewaktu polmerisasi monomer murni terjadi pngerutan sekitar 21% satuan volume. Pada adonan acrylic yang berasal dari perbandingan monomer dan polymer yang benar, kontraksi sekitar 7%. Bila terlalu banyak monomer, maka kontraksi yang terjadi akan lebih besar.Pencampuran polymer dan monomer harus dilakukan dalam tempat yang terbuat dari keramik atau gelas yang tidak tembus cahaya (mixing jar). Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi polymerisasi awal. Bila polymer dan monomer dicampuur, akan terjadi reaksi dengan tahap-tahap sebagai berikut:

Tahap 1 : Adonan seperti pasir basah (sandy stage).

Tahap 2 : Adonan seperti Lumpur basah (mushy stage).

Tahap 3 : Adonan apabila disentuh dengan jari atau alat bersifat lekat, apabila ditarik akan membentuk serat (stringy stage). Butir-butir polimer mulai larut, monomer bebas meresap ke dalam polimer.

Tahap 4 : Adonan bersifat plastis (dough stage). Pada tahap ini sifat lekat hilang dan adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang kita inginkan.

Tahap 5 : Kenyal seperti karet (rubbery stage). Pada tahap ini lebih banyak monomer yang menguap, terutama pada permukaannya sehingga terjadi permukaan yang kasar.

Tahap 6 : Kaku dan keras (rigid stage). Pada tahap ini adonan telah menjadi keras dan getas pada permukaannya, sedang keadaan bagian dalam adukan masih kenyal.Waktu dough (waktu sampai tercapainya konsistensi liat) tergantung pada:

1. Ukuran partikel polymer; partikel yang lebih kecil akan lebih cepat dan lebih cepat mencapai dough.

2. Berat molekul polymer; lebih kecil berat molekul lebih cepat terbentuk konsistensi liat.

3. Adanya Plasticizer yang bisa mempercepat terjadinya dough.

Page 7: dental material kelompok 2.docx

4. Suhu; pembentukan dough dapat diperlambat dengan menyimpan adonan dalam tempat yang dingin.

5. Perbandingan monomer dan polymer; bila ratio tinggi maka waktu dough lebih singkat.

Pengisian Ruang Cetak (Mould Space) dengan Acrylic

Ruang cetak adalah rongga/ruangan yang telah disiapkan untuk diisi dengan acrylic. Ruang tersebut dibatasi oleh gips yang tertanam dalam kuvet (pelat logam yang biasanya terbuat dari logam). Sebelum rongga tersebut diisi dengan acrylic, lebih dulu diulasi dengan bahan separator/pemisah, yang umumnya menggunakan could mould seal (CMS). Ruang cetak diisi dengan akrilik pada waktu adonan mencapai tahap plastis (dough stage). Pemberian separator tersebut dimaksudkan untuk:

a. Mencegah merembesnya monomer ke bahan cetakan (gips) dan ber-polimerisasi di dalam gips sehingga menghasilkan permukaan yang kasar dan merekat dengan bahan cetakan/gips.

b. Mencegah air dari bahan cetakan masuk ke dalam resin acrylic.Sewaktu melakukan pengisian ke dalam cetakan pelu diperhatikan :

- Cetakan terisi penuh.

- Sewaktu dipress terdapat tekanan yang cukup pada cetakan, ini dapat dicapai dengan cara mengisikan dough sedikit lebih banyak ke dalam cetakan. Selama polimerisasi terjadi kontraksi yang mengakibatkan berkurangnya tekanan di dalam cetakan. Pengisian yang kurang dapat menyebabkan terjadi shrinkage porosity.

Ruang cetak diisi dengan acrylic pada tahap adonan mencapai tahap plastis (dough). Agar merat dan padat, maka dipelukan pengepresan dengan menggunakan alat hydraulic bench press. Sebaiknya pengepresan dilakukan dilakukan berulang-ulang agar rongga cetak terisi penuh dan padat. Cara pengepresan yang benar adalah:

1. Adonan yang telah mencapai tahap dough dimasukkkan ke dalam rongga cetak, kemudian kedua bagian kuvet ditutup dan diselipi kertas selofan. Pengepresan awal dilakkukan sebesar 900psi, kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model. Kedua bagian kuvet dikembalikan, diselipi kertas selofan.

2. Pengepresan dilakukan lagi seperti di atas, tetapi tekanan ditingkatkan menjadi 1200 psi. Kelebihan acrylic dipotong dengan pisau model. Kedua bagian kuvet dikembalikan tanpa diselipi kertas selofan.

Page 8: dental material kelompok 2.docx

3. Pengepresan terakhir dilakukan dengan tekanan 1500 psi, kemudian kuvet diambil dan dipindahkan pada begel

Pemasakan (Curing)

Untuk menyempurnakan dan mempercepat polimerisasi, maka setelah pengisian (packing) dan pengepresan perlu dilakukan pemasakan (curing) di dalam oven atau boiling water (air panas). Di dalam pemasakan harus diperhati-kan, lamanya dan kecepatan peningkatan suhu/temperature. Metode pemasakan dapat dilakukan dengan cara cepat atau lambat. Ada tiga metode pemasakan resin acrylic, yaitu:1. Kuvet dan Begel dimasukkan ke dalam waterbath, kemudian diisi air setinggi 5 cm diatas permukaan kuvet. Selanjutnya dimasak diatas nyala api hingga mencapai temperature 700C (dipertahankan selama 10 menit). Kemudian temperaturnya ditingkatkan hingga 1000C (dipertahankan selama 20 menit). Selanjutnya api dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai temperature ruang.2. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih (1000C), kemudian kuvet dan beugel dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih kembali (dipertahankan selama 20 menit), api dimatikan dan dibiarkan mendingin sampai temperature ruang.

3. Memasak air sesuai kebutuhan hingga mendidih (1000C), kemudian kuvet dean beugel dimasukkan dan ditunggu hingga mendidih kembali. Setelah mendidih api segera dimatikan dan dibiarkan selama 45 menit.

Kuvet dan begel yang terletak dalam water bath harus dibiarkan dingin secara perlahan-lahan. Selama pendinginan terdapat perbedaan kontraksi antara gips dan acrylic yang menyebabkan timbulnya stress di dalam polimer. Pendinginan secara perlahan-lahan akan akan memberi kesempatan terlepasnya stress oleh karena perubahan plastis.

Selama pengisian mould space, pengepresan dan pemasakan perlu dikontrol perbandingan antara monomer dan polimer. Karena monomer mudah menguap, maka berkurangnya jumlah monomer dapat menyebabkan kurang sempurnanya polimerisasi dan terjadi porositas pada permukaan acrylic. Hal-hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah monomer adalah: Perbandingan monomer dan polimer yang tidak tepat. Penguapan monomer selama proses pengisisan rongga cetak. Pemasakan yang terlalu panas, melebihi titik mdidih monomer (100,30C).Secara normal setelah pemasakan terdapat sisa monomer 0,2-0,5%. Pemasakan pada temperature yang terlalu rendah dan dalam waktu singkat akan menghasilkan sisa monomer yang lebih besar. Ini harus dicegah, karena:

a. Monomer bebas dapat lepas dari gigi tiruan dan mengiritasi jaringan mulut.b. Sisa monomer akan bertindak sebagai plasticizer dan membuat resin menjadi lunak dan lebih flexible.

Page 9: dental material kelompok 2.docx

Porositas dapat memberi pengaruh yang tidak menguntungkan pada kekuatan dan sifat-sfat optic acrylic. Porositas yang terjadi dapat berupa shrinkage porosity (tampak geleembung yang tidak beraturan pada permukaan acrylic) dan gaseous porosity (berupa gelembung uniform, kecil, halus dan biasanya terjadi pada bagian acrylic yang tebal dan jauh dari sumber panas).Permasalahan yang sering timbul pada acrylic yang telah mengeras adalah terjadinya crazing (retak) pada permukaannya. Hal ini disebabkan adanya tensile stress ysng menyebabkan terpisahnya moleku-molekul primer. Retak juga dapat terjadi oleh karena pengaruh monomer yang berkontak pada permukaan resin acrylic, terutama pada proses reparasi. Keretakan seperti ini dapat terjadi oleh karena :

1. Stress mekanis oleh karena berulang-ulang dilakukan pengerigan dan pembasahan denture yang menyebabkan kontraksi dan ekspansi secara berganti-ganti. Dengan menggunakan bahan pengganti tin-foil untuk lapisan cetakan maka air dapat masuk ke dalam acrylic sewaktu pemasakan; selanjutnya apabila air ini hilang dari acrylic maka dapat menyebabkan keretakan.

2. Stress yang timbul karena adanya perbedaan koefisien ekspansi termis antara denture porselen atau bahan lain seperti klamer dengan landasan denture acrylic;retak-retak dapat terjadi di sekeliling bahan tersebut.

3. Kerja bahan pelarut; missal pada denture yang sedang direparasi, sejumlah monomer berkontak dengan resin dan dapat menyebabkan keretakan.

Denture dapat mengalami fraktur atau patah karena:

1. Impact; missal jatuh pada permukaan yang keras.

2. Fatigue; karena denture mengalami bending secara berulang-ulang selama pemakaian.

SELF CURED ACRYLIC

Komposisi serupa dengan bahan heat cured acrylic, kecuali bahwa cairannya mengandung bahan activator seperti dimethyl-p-toluidine. Perbandingan bahan akrilik heat cured dengan bahan akrilik self cured sebagai berikut :

a. Berbeda dalam metode aktivasinya.

b. Komposisinya sama tapi pada bahan self cured cairannya mengandung bahan activator seperti dimethyl paratoluidin.

Page 10: dental material kelompok 2.docx

c. Porositas bahan self cured lebih daripada bahan heat cured, meskipun tidak mudah dilihat pada resin yang diberi pigmen. Hal ini disebabkan oleh karena terlarutnya udara dalam monomer yang tidak larut dalam polimer pada suhu kamar.

d. Secara umum bahan self cured mempunyai berat molekul yang lebih rendah dan mengandung lebih banyak sisa monomer, yaitu sekitar 2-5%.

e. Bahan self cured tidak sekuat heat cured; transverse strength bahan ini kira-kira 80% dari bahan heat cured. Ini mungkin berkaitan dengan berat molekulnya yang lebih rendah.f. Mengenai sifat-sifat rheologinya; bahan heat cured lebih baik dari self cured karena bahan self cured menunjukkan distorsi yang lebih besar dalam pemakaian. Pada pengukuran creep bahan poly (polymethyl methacrylate), polimer heat cured mempunyai deformasi awal yang lebih kecil, juga lebih sedikit creep, dan lebih cepat kembali dibandingkan dengan bahan self cured.g. Stabilitas warna bahan self cured jelek, bila dipakai activator amina tertier dapat terjadi penguningan setelah beberapa lama.

Polimerisasi Polimerisasi adalah proses penggabungan satu molekul (monomer) menjadi molekul yang berantai panjang (polimer). Polimerisasi dapat terjadi karena panas, cahaya, oksigen, dan zat kimia. Resin acrylic dapat berolimerisasi oleh karena panas atau cahaya.

Polimerisasi merupakan proses yang lama dan sesungguhnya tidak pernah selesai. Polimerisasi pada suhu tinggi menghasilkan berat jenis yang lebih rendah daripada bahan yang dihasilkan polimerisasi pada suhu rendah. Ada dua tipe polimerisasi, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.

Bila molekul sejenis bergabung menjadi ikatan yang lebih panjang, maka disebut polimrisasi adisi. Tipe ini banyak dipakai pada kedokteran gigi, missal: resin acrylic. Bila molekul yang berlainan bergabung dan membentuk molekul ketiga yang sama sekali berbeda pada keadaan awal, disebut polimerisasi kondensasi.Polimerisasi sempurna terjadi dalam empat tahap:a. Initiation Tahap pembentukan molekul monomer aktif oleh initiator benzoil peroxide yang dibantu dengan activator (zat kimia, sinar ultraviolet,atau pemanasan).

b. Propagation Tahap terbentukknya rantai polimer.

c. Termination Tahap pembentukan polimer dimana reaksinya terhenti, yang ditandai dengan pertukaran sebuah atom hydrogen dari satu rantai yang terbentuk pada rantai lain.d. Chain Transfer Proses dimana pertumbuhan rantai menjadi aktif kembali untuk pertumbuhan selanjutnya.

LIGHT CURED ACRYLIC RESIN

Page 11: dental material kelompok 2.docx

Reaksi polimerisasi free radikal addition dapat dilakukan dengan menggunakan sinar tampak (visible light). Dengan cara ini terjadinya polimerisasi tidak mengalami hambatan, terutama oleh karena adanya oksigen pada bagian permukaan akrilik. Alat yang digunakan adalah curing unit, didalamnya terdapat empat buah lampu halogen yang dapat menghasilakan panjang gelombang 400-500 nm.

Syarat-syarat yang dibutuhkan resin acrylic :

a. Tidak toxis dan tidak mengiritasi.

b. Tidak terpengaruh cairan rongga mulut.

c. Mempunyai modulus elastisitas tinggi sehingga cukup kaku pada bagian yang tipis.

d. Mempunyai proporsional limits yang tinggi, sehingga jika terkena stress tidaak mudah mengalami

perubahan bentuk yang permanent.

e. Mempunyai kekuatan impact tinggi sehingga tidak mudah patah atau pecah jika terbentur atau jatuh.f. Mempunyai fatigue strength tinggi sehinnga acrylic dapat dipakai sebagai bahan restorai yang cukup lama.

g. Keras dan memiliki daya tahan yang baik terhadap abrasi.h. Estetis cukup baik, hendaknya transparan atau translusen dan mudah dipigmen. Warna yang diperoleh hendaknya tidak luntur.

i. Radio-opacity, memungkinkan bahan dapat dideteksi dengann sinar x jika tertelan.j. Mudah direparasi jika patah.

k. Mempunyai densitas rendah untuk memudahkan retensinya di dalam mulut.

l. Mudah dibersihkan.

Sifat-sifat fisik resin acrylic antara lain:

a. Hardness sebesar 16-22 KHN yang artinya acrylic mudah terkikis dan tergores.b. Thermal conductivity resin acrylic rendah dibandingkan logam. Penghantaran panasnya sebesar c. Acrylic mengalami pengerutan waktu polimerisasi dan pendinginan. Penerutannya liniernya sebesar d. Acrylic tidak larut dalam pelarut asam, basa lemah, dan pelarut organic, tetapi larut dalam keton dan ester.

Page 12: dental material kelompok 2.docx

e. Adhesi acrylic terhadap logam rendah sehingga perlu suatu ikatan mekanis seperti undercut atau permukaan yang kasar.

f. Acrylic menyerap air sebesar 0,45 mg/cm2 yang bias menyebabkan ekspansi linier.g. Sifat estetika cukup baik karena dapat diberi warna sesuai kebutuhan.h. Acrylic tidak mempunyai warna serta bau serta tidak menimbulkan gejala alergi sehingga jaringan mulut dapat menerima dengan baik.

i. Acrylic mempunyai sifat cold flow, yaitu apabila acrylic mendapat beban atau tekanan terus menerus dan kemudian ditiadakan, maka akan berubah bentuk secara permanen.j. Retak (crazing), dapat timbul retak retak di permukaan akrilik. Hal ini bisa disebabkan tensile stress yang menyebabkan terpisahnya molekul molekul polimer.

D. Kegunaan Lain Resin Akrilik

1. Untuk perbaikan (repair) bila terjadi kepatahan pada basis gigitiruan. Resin perbaikan dapat diaktivasi oleh sinar, panas, maupun kimia.

2. Sebagai pelapik (relining), yaitu mengganti permukaan gigitiruan yang menghadap ke jaringan lunak mulut.

3. Sebagai rebasing basis gigitiruan, yaitu mengganti keseluruhan basis gigitiruan4. Sebagai pelapis (liner) lunak jangka panjang dan pendek yang bertujuan untuk menyerap

energi yang dihasilkan oleh gaya pengunyahan.5. Sebagai sendok cetak resin dan bahan sendok cetak yang digunakan pada prosedur

pencetakan dalam kedokteran gigi.

 

E. Pemanipulasian Resin Akrilik

A. Cara Mencampur Resin Akrilik

a)      Cara pasif, yaitu tidak dilakukan pengadukan atau pencampuran dengan spatula, tetapi dilakukan penaburan bubuk akrilik diatas pot porselen yang telah dituangkan monomer secukupnya, sehingga setiap powder dibasahi oleh liquid.

b)      Cara aktif, yaitu dilakukan pengadukan dengan spatula pada bubuk akrilik yang telah ditaburkan diatas monomer didalam pot.

B. Cara Memasukkan Resin Akrilik ke Dalam Mold

Setelah terdapat campuran akrilik yang baik, maka dapat dimasukkan kedalam mold dengan cara ditekan dengan ibu jari. Kemudian kuvet ditutup dengan antagonisnya serta dipress. Kuvet dibuka kembali, lalu akrilik yang berlebih dapat dibuang dengan lecron mass. Setelah itu dilakukan pengepresan kembali dan tidak dibuka sampai penggodokan.

Page 13: dental material kelompok 2.docx

C. Cara Menggodok Resin Akrilik

Kuvet dimasukkan kedalam water-bath yang berisi air dan dipanaskan sampai 700C dalam wakti ½ jam. Kemudian dibiarkan pada temperatur tersebut selama ½ jam. Lalu temperatur dinaikkan kembali menjadi 1000C selama ¼ jam dan dibiarkan pada temperatur tersebut selama ½ jam. Jika pemanasan telah selesai, kuvet dibiarkan dingin.

F. Kesalahan Pemanipulasian

Kesalahan pada pemanipulasian resin akrilik dapat menyebabkan terjadinya porositi. Ada dua macam porositi, yaitu porositi internal dan porositi eksternal. Porositi internal disebabkan karena pemanasan yang tingi dan cepat, panas eksotermal juga menjadi tinggi dan cepat meningginya, sehingga monomer tidak sempat berpolimer dan menguap membentuk bubles (bola uap). Porositi eksternal disebabkan oleh ketidak homogenan bahan tersebut selama polimerisasi. Juga dapat disebabkan oleh pengepresan yang salah, penekanan yang kurang lama atau terlalu cepat digodok.

Page 14: dental material kelompok 2.docx

Resin arliki kuring dingin

Resin akrilik kuring dingin atau resin akrilik kimiawi mirip dengan resin akrilik

kuring panas. Perbedaan utamanya adalah reaksi polimerisasi yang di aktivasi oleh bahan

kimia seperti N,N-dihyroxyethyl-para-toluidine. (Craig, 2009)

Menurut Chung (1995), hal-hal yang perlu diperhatikan pada polimerisasi resin

akrilik kuring dingin adalah :

1. Rasio Pencampuran

- Resin akrilik kuring dingin diproses pada suhu ruang

- Rasio pencampuran harus diperhatikan. Semakin banyak monomer yang

digunakan, semakin besar tingkat penyusutan polimer dan monomer sisa yang

dihasilkan.

- Jika terlalu banyak monomer akan menghasilkan lekukan dan stress internal pada

cetakan

- Jika monomer kurang maka resin akrilik tidak terpolimerisasi dengan sempurna

dan campuran tidak homogen serta menghasilkan struktur yang bergranular

2. Polimerisasi

- Jika terjadi kurangnya tekanan saat polimerisasi dapat menyebab porositas

- Jika suhu polimerisasi terlalu tinggi maka akan terjadi gelembung dan

depolimerisasi

- Pendinginan yang tiba-tiba dapat menyebabkan stress internal

Menurut Annusavice (2003), waktu yang diperlukan pada pencampuran resin untuk

mencapai fase dough disebut sebagai dough-forming time. Berdasarkan American National

Standards Institute/American Dental Association (ANSI/ADA) spesifikasi no. 12 untuk resin

basis gigi tiruan mensyaratkan bahwa konsistensi dapat dicapai dalam waktu kurang dari 40

menit. Pada penggunaan klinis, sebagian besar resin mencapai konsistensi dough dalam wak

tu kurang dari 10 menit.

Hasil kami menunjukkan pencapaian fase dough dalam waktu 2 menit 25 detik, hasil ini

sesuai dengan ketentuan ANSI/ADA yang menyatakan pencapaian fase dough dalam waktu

kurang dari 10 menit. Pada hasil praktikum tidak terlihat adanya porositas, hal ini mungkin

dikarenakan rasio pencampuran yang kami lakukan sudah benar dan tekanan saat

Page 15: dental material kelompok 2.docx

polimerisasi cukup. Dalam memproses bahan pada resin akrilik kuring dingin diperlukan

waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan resin akrilik kuring panas.

Sifat - sifat resin akrilik kuring dingin bila dibandingkan dengan akrilik kuring panas :1. Waktu sangat singkat dan caranya mudah.2. Konsentrasi monomer sisa agak tinggi 3-5 %3. Banyak terjadi porositas.4. Penyerapan air dan kelarutan banyak.5. Berat molekul kecil6. Kekuatan mekanik 80 % 7. Agak lunak.8. Ketepatan dimensi kurang baik ( kelarutan banyak )9. Digunakan untuk memperbaiki prothesa gigi tiruan ( relining, rebasing )

Page 16: dental material kelompok 2.docx

DAFTAR PUSTAKA1. Phillips. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10th ed, Jakarta. EGC, 2003: 197-2182. Syafiar L, Rusfian, Sumadhi S, Yudhit A, Harahap KI, Adiana ID. Bahan Ajar Ilmu

Material dan Teknologi Kedokteran gigi. 1st ed, Medan. USU Press, 2011: 103-16.3. Anonymous. Basis Gigi Tiruan. <http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/

21739/4/Chapter%20II.pdf>. (14 Januari 2012)