dental clasp

35
LATAR BELAKANG Pada zaman dahulu, gigi tiruan yang digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang hanya menggunakan bantuan benang dan kawat logam. Baru pada perkembangan abad 17 hingga 18, ilmu kedokteran gigi dalam hal pembuatan gigi tiruan mengalami kemajuan yang berarti. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman sekarang, manusia telah mampu membuat berbagai gigi tiruan dengan berbagai bahan cetak dan bahan pendukung. Hingga sekarang, gigi tiruan sudah menggunakan akrilik sebagai basis yang dibantu dengan klamer. Klamer atau “dental clasp” merupakan bagian dari gigi tiruan yang berfungsi sebagai retainer. Adapun, retainer dalam gigi tiruan berfungsi meretensi (menahan) gigi tiruan agar tidak lepas, menstabilisasi gaya-gaya dalam pergerakan geligi tiruan, serta mendukung sandaran oklusal, singulum, atau insisal. Klamer menahan gigi tiruan secara langsung sehingga gigi tiruan terasa nyaman digunakan pada pasien. Pada zaman sekarang, telah diproduksi berbagai jenis klamer sesuai dengan fungsinya masing-masing. Sebagai contoh, untuk gigi tiruan sebagian lepasan digunakan klamer yang berdiameter 0,8 mm. Atau untuk mahkota tuang logam digunakan klamer yang berdiameter 0,7 mm. Berbagai macam klamer dapat dibentuk dari sebuah klamer 1 | Dental Clasp

Upload: lisa-chan

Post on 14-Aug-2015

2.185 views

Category:

Documents


168 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dental Clasp

LATAR BELAKANG

Pada zaman dahulu, gigi tiruan yang digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang

hanya menggunakan bantuan benang dan kawat logam. Baru pada perkembangan abad 17 hingga

18, ilmu kedokteran gigi dalam hal pembuatan gigi tiruan mengalami kemajuan yang berarti.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman sekarang, manusia telah mampu

membuat berbagai gigi tiruan dengan berbagai bahan cetak dan bahan pendukung. Hingga

sekarang, gigi tiruan sudah menggunakan akrilik sebagai basis yang dibantu dengan klamer.

Klamer atau “dental clasp” merupakan bagian dari gigi tiruan yang berfungsi sebagai

retainer. Adapun, retainer dalam gigi tiruan berfungsi meretensi (menahan) gigi tiruan agar tidak

lepas, menstabilisasi gaya-gaya dalam pergerakan geligi tiruan, serta mendukung sandaran

oklusal, singulum, atau insisal. Klamer menahan gigi tiruan secara langsung sehingga gigi tiruan

terasa nyaman digunakan pada pasien.

Pada zaman sekarang, telah diproduksi berbagai jenis klamer sesuai dengan fungsinya

masing-masing. Sebagai contoh, untuk gigi tiruan sebagian lepasan digunakan klamer yang

berdiameter 0,8 mm. Atau untuk mahkota tuang logam digunakan klamer yang berdiameter 0,7

mm. Berbagai macam klamer dapat dibentuk dari sebuah klamer sesuai dengan fungsi dan sesuai

dengan yang ingin kita gunakan untuk gigi tiruan kita. Misalnya, dari klamer yang berukuran 0,8

mm dapat dibentuk klamer C interdental, klamer C paradental, klamer Jackson, dan berbagai

macam bentuk klamer lainnya.

Pentingnya fungsi klamer bagi gigi tiruan dan bagi kepentingan pasien, maka sebagai

mahasiswa kedokteran gigi sudah layak dan sepantasnya kita mempelajari secara khusus

mengenai klamer, fungsi, dan jenis-jenisnya. Makalah ini khusus membahas mengenai seputar

klamer, mulai dari fungsi-fungsinya, jenis dan macam-macamnya, serta hal-hal lainnya. Makalah

ini sudah patut dan sepantasnya dibaca oleh para mahasiswa fakultas kedokteran gigi yang kelak

akan menjadi seorang dokter gigi, apalagi bila mahasiswa tersebut akan mengambil spesialisasi

prosthodonsi. Dengan demikian, itulah secara garis besar mengapa makalah ini dibuat.

1 | D e n t a l C l a s p

Page 2: Dental Clasp

Sejak abad ke-17, semenjak Dr. W. Frantz menemukan berbagai macam variasi model

desain gigi tiruan lepasan, klamer menjadi sangat penting dalam pembuatan gigi tiruan sebagian

lepasan. Klamer atau cengkeram merupakan kelompok penahan (retensi) langsung pada gigi

tiruan sebagian lepasan, dimana berarti klamer berkontak langsung dengan permukaan gigi

penyangga. Klamer merupakan konektor minor dalam gigi tiruan. Adapun retensi adalah

kemampuan menahan gaya pemindah yang cenderung mengubah hubungan antara permukaan

geligi tiruan dengan jaringan mulut dimana protesa tersebut berada, baik pada saat istirahat

ataupun saat berfungsi.

DENTAL CLASPKLAMER / CENGKERAM

Klamer atau cengkeram (dental clasp) merupakan bagian dari prothesa sebagian yang

dibuat dari logam tahan karat dan memeluk gigi pada bagian bukal, mesial, dan lingual atau

seluruh gigi yang berfungsi sebagai retensi terhadap gigi yang masih ada. Bahan untuk klamer

terbuat dari stainless steel (vitalin) dan tersedia di dalam macam – macam diameter dari 0,2 – 1,0

mm. Yang banyak digunakan adalah ukuran 0,6 – 0,8 mm. Untuk menentukan besar klamer

yang dipakai tergantung dari indikasi klinis. Misalnya, untuk gigi C, P, dan M yang kecil,

biasanya 0,7 mm (wanita) sedangkan untuk gigi C, P, dan M yang besar biasanya 0,8 mm

(pria).

Fungsi sebuah klamer pada gigi tiruan adalah :

Sandaran oklusal (oklusal rest) : gigi tiruan mempunyai dukungan gigi geligi, beban yang

diterima / tekanan pada oklusal dibantu oleh gigi tetangganya. Manfaatnya, klamer

mampu menahan gaya kunyah vertical, dan titik tumpu yang ideal akan terletak di tengah

permukaan oklusal.

Retensi : penahan agar gigi tiruan tidak lepas. Manfaat, gigi tiruan akan mampu melawan

gaya grativitasi, gaya tarik langsung, gaya ungkit (gaya pada sisi kiri dan kanan), dan

2 | D e n t a l C l a s p

Page 3: Dental Clasp

terletak pada daerah undercut. Adapun, retensi dipengaruhi oleh kedalaman undercut dan

daya lentur dari lengan retensi.

Daya lentur/ fleksibilitas klamer tergantung dari :

Diameter : semakin kecil diameter lengan retensi, semakin besar daya lenturnya.

Panjang : semakin panjang lengan retensi, semakin besar dayanya.

Penampang : bentuk bulat bersifat fleksibel dalam semua jurusan.

Bahan : cengkeram tuang kurang lentur dibanding cengkeram yang dibengkokkan.

Stabilitas : agar gigi tiruan tidak bergeser. Manfaatnya, gigi tiruan mampu melawan

pergerakan dalam arah horizontal, lengan retensi dan lengan penunjang melingkari gigi

penyangga 180o.

Klamer dapat digolongkan berdasarkan beberapa pertimbangan, sebagai berikut :

1. Menurut Konstruksinya :

Cengkeram Tuang atau Cot ( cast clasp )

Cengkeram Kawat ( wrought wire clasp )

Cengkeram Kombinasi ( combination clasp )

2. Menurut Desainnya :

Cengkeram Sirkumferensial ( Circumferential clasp or circumferential type clasp )

Cengkeram Batang ( bar arm or bar type clasp )

3. Menurut Arah Datangnya Lengan :

Cengkeram Oklusal ( occlusally approaching clasp )

Cengkeram Gingival ( gingivally approaching clasp )

Selain pembagaian seperti tersebut di atas, sebuah cengkeram bisa pula terdiri dari

berbagai kombinasi dari jenis- jenis tadi.

Prinsip mendesain sebuah klamer adalah dalam mendesain sebuah klamer, kita harus

memperhatikan pemelukan, pengimbangan, retensi dukungan, stabilitasi, dan pasifitas.

Pemelukan ( encirlement )

Sebuah cengkeram harus memeluk permukaan gigi lebih dari 180 tetapi kurang dari 360

derajat, dapat secara kontinu seperti pada jenis cengkeram sirkumferensial atau terputus-

putus seperti pada cengkeram batang, Sedikitnya ada tiga permukaan gigi yang dilewati

cengkeram, yaitu sandaran oklusal, terminal retentive dan terminal pengimbang .

Pengimbangan ( reciprocation )

3 | D e n t a l C l a s p

Page 4: Dental Clasp

Pengimbangan dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bagian geligi tiruan untuk

mengimbangi atu melawan gaya yang ditimbulkan oleh bagian-bagian lain. Dalam hal

ini, gaya yang timbul karena lengan retentive harus diimbangi oleh lengan pengimbang

pada permukaan yang berlawanan. Hal ini harus ditinjau dalam arah horizontal maupun

vertical. Dalam pengimbangan horizontal, sebuah lengan harus diimbangi oleh lengan

lain yang terletak pada permukaan berlawanan. Bila sebuah lengan retentive dipaksa

melewati kontur terbesar gigi, ada tendensi gigi tersebut akan tertekan atau terputar oleh

lengan tadi. Hal ini tak akan terjadi bila ada lengan lain sebagai pengimbang pada

permukaan yang berlawanan.

Retensi.

Sudah dijelaskan bahwa retensi merupakan kemampuan geligi tiruan melawan gaya-gaya

pemindah yang cenderung memindahkan protesa ke arah oklusal. Contoh gaya pemindah

adalah aktivitas otot-otot pada saat bicara, mastikasi, tertawa, menelan, batuk, bersin,

makanan lengket atau gravitasi untuk geligi tiruan atas.

Retensi ini biasanya diberikan lengan retentif, karena ujung lengan ini ditempatkan pada

daerah gerong. Pada saat gaya pemindah bekerja, lengan ini akan melawannya dan pada

saat itu pula timbul gesekan dengan permukaan gigi. Besarnya retensi cengkeram

bergantung dari :

a. Besar gerong yang ditempati lengan cengkeram. Retensi lengan cengkeram

tergantung dari besar gerong horizontal yang ditempatinya.

b. Modulus Elastisitas dari logam campur bahan cengkeram. Makin tinggi modulus

makin tegar logam campurannya. Berarti Aloi Kobalt Khromium lebih tegar dari

pada Aloi Emas sendiri lebih tegar dari pada Kawat Jadi Emas. Bila digunakan

logam dengan modulus lebih tinggi berarti lengan cengkeram harus lebih panjang.

c. Penampang Lengan Cengkeram, dalam hal ini diameter dan bentuk penampangnya.

Diameter lebih besar dengan sendirinya menjadikan lengan tambah tegar, sehingga

retensi yang diperoleh lebih besar pula. Lengan yang terbuat dari kawat jadi

penampangnya bulat lebih fleksibel dibanding yang penampangnya setengah bulat

atau oval.

d. Panjang Lengan Cengkeram. Makin panjang lengan, makin lentur pula cengkeram

tersebut, sehingga menjadi kurang retentif.

4 | D e n t a l C l a s p

Page 5: Dental Clasp

e. Arah datang lengan menuju gerong. Cengkeram Oklusal memberi retensi sama

besar dengan gaya friksi yang dibutuhkan untuk menarik lengan retentive melewati

gerong. Itulah sebabnya cengkeraman ini disebut pula Cengkeram Jenis Tarik ( Pull

Type Clasp ). Sebaliknya dengan Cengkeram Gingival, dimana retensinya sama

besar dengan gaya friksi untuk mendorong lengan melewati gerong ; karena itu

cengkeram ini disebut juga Cengkeram Jenis Dorong ( Push Type Clasp ). Dari

penelitian ternyata Cengkeram Jenis Dorong memberi retensi lebih besar dari pada

Cengkeram Jenis Tarik. Bandingkan hal ini dengan tenaga yang dibutuhkan

seseorang untuk menarik atau mendorong sebuah gerobak.

f. Letak Cengkeram terhadap Garis Fulkrum. Ambillah contoh kasus kehilangan gigi

anterior dimana sandaran oklusal ditempatkan pada bagian mesial Premolar-1.

Pada waktu fungsi akan terjadi rotasi pada garis fulcrum melalui kedua sandaran.

Untuk melawan gaya ini, ditempatkan cengkeram Akers pada sisi distal gigi

Molar-2. Fungsi sandaran disini adalah sebagai penahan tak langsung. Kalau gaya

pemindah yang bekerja pada geligi tiruan adalah W dan jarak garis fulcrum ke gigi

adalah d ; lalu reaksi cengkeram sama dengan w, sedangkan jarak cengkeram –

garis fulkrum = d’ . Menurut Hukum Keseimbangan, maka W x d =w x d’.

Stabilisasi

Stabilisasi ( bracing or reciprocation ) merupakan gaya untuk melawan pergerakan geligi

tiruan dalam arah horizontal. Dalam hal ini semua bagian cengkeram berperan, kecuali

bagian terminal ( ujung ) lengan retentive. Dibanding yang berbentuk batang, cengkeram

sirkumferensial memberikan stabilisasi lebih baik, karena mempunyai sepasang bahu

yang tegar dan lengan retentive yang lebih fleksibel.

Dukungan

Cengkeram harus sanggup melawan gaya oklusal atau vertikal yang terjadi pada waktu

berfungsi atau mastikasi. Hal ini merupakan fungsi utama dari sandaran oklusal,

singulum, atau insisal dan dibantu oleh badan dan bahu cengkeram yang merupakan

bagian yang tegar dan terletak di atas garis survei.

Pasifitas

Lengan retentif pada daerah gerong retentive gigi penyangga harus bersifat pasif,

sehingga tidak menekan gigi, sampai diaktifkan oleh pergerakan-pergerakan geligi tiruan

5 | D e n t a l C l a s p

Page 6: Dental Clasp

pada saat fungsi atau waktu keluar-masuk mulut. Bila lengan cengkeram menekan gigi,

maka akan terjadi gaya ortodontik yang membahayakan gigi penyangga. Pada saat

fungsi, gerakan-gerakan menyebabkan gigi penyangga tertekan sehingga gigi tergerak

atau tergeser, apa lagi pada orang usia lanjut, dimana daya tahan jaringan sudah menurun.

Karena itulah, adanya lengan pengimbang akan sangat membantu mencegah hal ini.

Syarat – syarat sebuah klamer yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan adalah

1. Harus cukup elastis dan kuat.

2. Diameter klamer harus sesuai indikasi klinis contoh 0,7, 0,8, 0,9.

3. Klamer tidak boleh menyentuh oklusi.

4. Klamer tidak boleh penyangga.

5. Letak klamer harus dibentuk lengkung terhadap gigi ±2 mm di atas garis.

6. Harus ada kontak yang baik dengan sebuah klamer.

7. Ujung klamer tidak boleh ada gigitan tang.

8. Permukaan klamer tidak boleh ada bekas gigitan tang.

9. Klamer tidak boleh dari bahan berkarat, tidak berasa, dan tidak bereaksi secara kimia di

dalam mulut.

10. Ujung klamer tidak boleh menyentuh gigi tetangga atau tidak boleh terletak interdental.

11. Bagian retensi haruslah sedemikian rupa sehingga klamer dan basis merupakan satu

kesatuan (unit).

Cengkeram merupakan penahan langsung ekstra koronal dan berfungsi menahan,

mendukung dan menstabilkan geligi tiruan sebagian lepasan, sehingga cengkeram atau klamer

mempunyai beberapa bagian penting.

Secara struktural, cengkeram terdiri dari bagian – bagian :

1. Badan Cengkeram ( body ) :

Terletak antara lengan dan sandaran oklusal

2. Lengan Cengkeran ( arm ):

Terdiri dari bahu dan terminal

3. Bahu Cengkeram ( Shoulder ) :

bagian lengan yang berada diatas garis survai, biasanya tegar.

4. Ujung Lengan ( terminal ):

bagian ujung lengan cengkeram.

6 | D e n t a l C l a s p

Page 7: Dental Clasp

5. Sandaran ( rest ) :

bagian yang bersandar pada permukaan oklusal/insisal gigi penahan.

6. Konektor Minor ( Minor Connector ) :

Bagian yang menyatukan cengkeram dengan kerangka logam geligi tiruan.

Walaupun demikian, klamer hanya dapat berfungsi dengan baik bila merupakan suatu

kesatuan yang terdiri dari:

o Satu lengan retentive dengan ujung yang berada di bawah garis survai atau pada daerah

gerong retentive.

o Satu lengan pengimbang yang secara keseluruhan berada di daerah non-retentif.

o Satu sandaran oklusal

o Satu atau lebih konektor minor.

Lengan Retentif

Lengan ini dibuat sedemikian rupa, sehingga bagian sepertiga terminalnya fleksibel dan

terletak di bawah garis survai. Bagian sepertiga tengah semi-fleksibel dan bagian pangkal

lengannya tegar.

Fungsinya:

Melawan pergerakan geligi tiruan kearah vertical atau oklusal dan ini diperoleh melalui

ujung lengan yang berada dibawah garis survei.

Menetralisasi gaya yang akan memutar atau memiringkan gigi penyangga.

Stabilisasi protesa dengan mengurangi pergerakan horizontal.

Lengan Pengimbang

Lengan ini biasanya ditempatkan pada daerah bukan gerong diatas garis survei, serta

pada permukaan berlawanan dengan lengan retentif. Lengan ini akan berfungsi dengan baik, bila

semua bagiannya tegar.

Fungsi lengan ini:

Pengimbangan atau Stabilisasi terhadap pergerakan horizontal, atau gaya yang di

timbulkan lengan retentif pada saat fungsi , atau gaya ortodontik yang timbul.

Membantu fungsi penahan tak langsung, apabila ditempatkan anterior atau posterior dari

garis fulkrum.

7 | D e n t a l C l a s p

Page 8: Dental Clasp

Membantu retensi, walaupun amat terbatas, karena adanya friksi lengan cengkeram

dengan gigi.

Membantu dukungan protesa karena adanya bagian yang terletak diatas baris survei.

Sandaran Oklusal

Bagian ini harus ditempatkan pada kedudukannya (rest seat atau recess) yang memang

dipreparasi untuk itu.

Konektor Minor

Bagian ini menyatukan badan dan lengan dan lengan cengkeram dengan kerangka logam

geligi tiruan.

Cengkeram / Klamer Kawat

Cengkeram kawat merupakan jenis cengkeram yang lengan-lengannya terbuat dari kawat

jadi ( wrought wire ). Pada masa sekarang ini, terutama dinegara-negara yang sudah maju, jenis

cengkeram ini sudang jarang sekali digunakan. Salah satu alasannya adalah karena sandaran

oklusal dan lengan pengimbang dari kawat jadi tidak dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.

Itulah sebabnya, sering digunakan cengkeram kombinasi kawat – tuang sebagai alternatif.

Pilihan lain yang sering dipakai adalah mengganti lengan cengkeram dengan kawat aloi

emas atau kawat khrom kobalt, yang disolder pada sandaran oklusal tuang. Ada pula yang

membuat konstruksi cengkeram kawat, dimana lengan dari kawat jadi tidak disolder pada

sandaran cor.

Di Indonesia, sebagaimana halnya di Negara – Negara berkembang jenis cengkeram

kawat masih sering digunakan, karena protesa resin masih sering dibuat. Cengkeram kawat

sebetulnya lebih banyak dipakai untuk keperluan Ortodonti, yang lebih lazim disebut crib, seperti

Jackson Crib, Half Jackson Crib dan sebagainya.

Kawat jadi yang sering dipakai biasanya terbuat dari Kawat Aloi Khrom Nikel dan dapat

diperoleh dalam tiga jenis ketegaran, yaitu Soft ( 500 – 650 N/mm2 ), Hard ( 1400 – 1600

N/mm2 ) dan Springhard ( 1800 – 2000 N/mm2 ). Bentuk penampangnya bisa bulat, setengah

Bulat atau Oval. Ukuran dan Jenis yang sering dipakai untuk keperluan pembuatan geligi tiruan

sebagian adalah yang Bulat dengan Garis Tengah 0,7 mm untuk gigi Anterior dan Premolar dan

0,8 mm untuk gigi Molar.

8 | D e n t a l C l a s p

Page 9: Dental Clasp

Selain dari itu, dikenal juga kawat jenis Baja Tahan Karat ( stainles steel ). Jenis terakhir

ini tersedia dalam bentuk jadi dan tinggal mengadaptasikan saja pada permukaan gigi

penyangga. Bentuk jadi ini diperoleh dalam bentuk Sirkumferensial dengan atau tanpa sandaran

oklusal mirip Akers Clasp, untuk gigi Kaninus, Premolar dan Molar.

Kawat jadi yang akan digunakan sebagai cengkeram harus kuat, permukaannya licin dan

mengkilat, tahan terhadap pengaruh dalam mulut, seperti tak berkarat, tak memberi rasa dan

netral dalam arti tidak menimbulkan aliran listrik galvanis.

Keutungan Pemakaian Cengkeram Kawat :

Lentur. Penampang bulat lengan cengkeram lebih lentur dalam segala arah, sehingga

mengurangi gaya torsi pada gigi penyangga. Dengan demikian cengkeram ini dapat

dipakai pada kasus dimana dibutuhkan kelenturan maksimal, seperti pada gigi penyangga

yang berdekatan dengan sadel berujung bebas, lemah ataupun miring.

Retensinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Sesuai dengan struktur kawatnya, cengkeram dapat dibuat dengan diameter lebih kecil

tanpa resiko mudah patah. Diameter kecil ini juga memberi efek estetik lebih baik .

Penutupan permukaan gigi lebih minim dibandingkan cengkeram tuang.

Indikasi pemakaian lengan retentive cengkeram kawat lebih luas, misalnya pada gigi

penyangga yang berdekatan dengan basis ujung bebas, miring, lemah atau banyak

gerong.

Teknik pembuatan lebih mudah, kecuali pada penyoldiran lengan pada sandaran oklusal.

Kerugian Pemakaian Cengkeram Kawat :

Mudah terjadi distorsi. Ada kecenderungan penderita melepas geligi tiruan dari mulut

dengan menarik lengan retentifnya. Kebiasaan ini memudahkan cengkeram berubah

bentuk atau patah.

Mudah patah, bila manipulasi pembuatannya kurang hati-hati sehingga banyak bekas

tang pada permukaan kawat.

Kelenturan dan tidak dipreparasinya sandaran oklusal kurang memberi dukungan yang

memuaskan, sehingga geligi tiruan seolah-olah menjdai protesa dukungan jaringan. Bila

mendapat tekanan, basis jadi tertekan kearah jaringan lunak. Dalam jangka waktu

panjang, hal ini menyebabkan terkupasnya tepi gingival ( gum stripping ), gigi jadi

goyang dan makanan mudah terjebak.

9 | D e n t a l C l a s p

Page 10: Dental Clasp

Lengan kawat yang lentur kurang atau tak mampu menahan Gaya horizontal atau lateral.

Macam-macam Cengkraman / Klamer Kawat :

Secara garis besar dikenal dua kelompok cengkeram kawat, yaitu Cengkeram Oklusal

dan Cengkeram Gingival yang masing-masing terdiri lagi dari beberapa bentuk.

Kelompok Cengkeram Kawat Oklusal

Kelompok ini disebut juga Circumferential Type Clasp dan merupakan bentuk umum

kelompok ini. Bentuk-bentuk berikut ini termasuk dalam kelompok ini.

1. Cengkeram 3 jari

Berbentuk seperti Akers Clasp, cengkeram ini di bentuk dengan jalan menyoldir lengan-

lengan kawat pada sandaran atau menanamnya ke dalam basis. Tersedia pula bentuk jadi

dari kawat baja tahan karat, yang tinggal disesuaikan dengan bentuk anatomi gigi.

2. Cengkeram 2 jari

Berbentuk sama seperti Akers Clasp tetapi tanpa sandaran, yang bila perlu dapat

ditambahkan berupa sandaran cor. Tanpa sandaran, cengkeram ini dengan sendirinya

berfungsi retentive saja pada protesa dukungan jaringan.

3. Cengkeram Jackson

Sebetulnya cengkeram ini merupakan Penahan Langsung Ortodontik.

4. Cengkeram Setengah Jackson

Cangkolan ini disebut pula Cengkeram Satu Jari atau Cengkeram C.

5. Cengkeram S

Berbentuk seperti huruf S, cengkeram ini bersandaran pada Singulum gigi Kaninus. Biasa

dipakai untuk Kaninus bawah, dapat pula digunakan untuk Kaninus atas, bila ruang

interoklusalnya cukup.

6. Cengkeram Panah

Disebut Panah, karena berbentuk anak panah yang ditempatkan pada interdental gigi, dan

diperuntukkan bagi anak-anak dimana retensi kurang. Itulah sebabnya cengkeram ini

dipakai untuk protesa sementara selama masa pertumbuhan. Nama lain: Arrow Crib.

7. Cengkeram Adam

8. Rush Angker Crib

10 | D e n t a l C l a s p

Page 11: Dental Clasp

Kelompok Cengkeram Kawat Gingival

Cengkeram yang disebut pula Bar Type Clasp ini berawal dari basis geligi tiruan atau

dari arah gingival. Dalam kelompok ini termasuk bentuk-bentuk cengkeram berikut ini.

1. Cengkeram Meacock

Cengkeram yang khusus untuk bagian interdental, terutama pada Molar-1 ini, merupakan

cengkeram protesa dukungan jaringan. Dipakai pada anak-anak pada masa pertumbuhan,

cengkeram ini menambah retensi untuk Spoon Denture.

2. Cengkeram Panah Angker

Dikenal sebagai Arrow Anchor Clasp dalam literature Inggris, dan merupakan cengkeram

interdental atau proksimal. Tersedia juga dalam bentuk siap pakai, untuk disoldir pada

kerangka atau ditanam dalam basis.

3. Cengkeram Penahan Bola

Sering disebut Ball Retainer Clasp.

4. Cengkeram C

Lengan retentif cengkeram ini seperti Cengkeram Setengah Jackson dengan standar

(Pangkal) ditanam pada basis.

Cengkeram / Klamer Tuang

Cengkeram yang dikenal pula dengan nama Cengkeram Cor ( coast clasp ) ini dibuat

dengan jalan pengecoran logam ke dalam cetakan ( mold space ) yang diperoleh setelah

penguapan pola malam (wax pattern ). Di Negara yang sudah maju, pemakaian cengkeram jenis

ini sudah sangat banyak, bahkan di Amerika Serikat mencapai 95 persen dari seluruh pemakaian

cengkeram. Di Negara berkembang penggunaan cangkolan seperti ini masih terbatas.

Secara garis besar, cengkeram ini dapat dikelompokkan dalam dua golongan besar, yaitu

Cengkeram Oklusal dan Gingival.

Kelompok Cengkeram Tuang Oklusal

Ciri khas cengkeram yang dikenal juga dengan nama Circumferential Type Clasp ini,

lengan-lengannya berasal dari arah permukaan oklusal gigi.

Kelompok ini merupakan cengkeram yang paling sesuai untuk kasus-kasus geligi tiruan

dukungan gigi, karena kontruksinya sederhana dan efektif. Bila gerong retentive dapat

11 | D e n t a l C l a s p

Page 12: Dental Clasp

dimanfaatkan lebih baik dengan Cengkeram Gingival. dan faktor estetik diabaikan maka yang

terakhir inilah yang dipilih.

Kekurangan Cengkeram Sirkumferensial :

1. Lebih banyak menutupi permukaan gigi penyangga dibanding cengkeram gingival,

sehingga makin banyak pula logam yang tampak.

2. Menambah dimensi permukaan oklusal gigi penyangga, karena cengkeram berawal di

permukaan oklusal. Hal ini terlihat jelas pada permukaan lingual gigi atas dan permukaan

bukal gigi bawah.

3. Bertambah luasnya permukaan oklusal menambah kemungkinan besarnya beban oklusal.

4. Retensi yang diperoleh dengan cengkeram ini tak dapat ditambah atau dikurangi, bila

pada suatu hari hal ini di butuhkan.

Mudah dimengerti bahwa perubahan retensi dapat dicapai bila letak lengan cengkeram

diubah terhadap garis survey. Pada cengkeram kawat hal ini dapat dengan mudah dikerjakan,

tetapi sebaliknya pada cengkeram tuang.

Walaupun menunjukkan beberapa kekurangan, cengkeram sirkumferensial tetap dapat

digunakan dengan efektifitas cukup tinggi. Untuk mencapai hal ini, perlu desain yang benar dan

bisa dicapai dengan preparasi mulut dan survey yang baik, sehingga penempatan terminal lengan

dapat diatur supaya tidak mengganggu estetik. Secara umum dapat dikatakan bahwa cengkeram

ini relative lebih superior dari pada cengkeram gingival.

Macam-macam Cengkeram Oklusal:

1. Cengkeram Akers ( Akers Clasp )

Merupakan bentuk dasar dari jenis sirkumferensial, cengkeram ini terdiri dari lengan

bukal, lengan lingual dan sebuah sandaran oklusal. Kesalahan kadang-kadang terjadi

karena kedua lengan dibuat retentive, dengan menempatkan kedua ujung lengan dibawah

garis survei. Hendaknya diperhatikan desain yang benar, dimana sebuah lengan

seharusnya retentif sedangkan yang lain hanya sebagai pengimbang. Karena bentuknya

sederhana, efektif dan cukup kuat, cengkeram Akers paling sering dipakai. Cengkeram

jenis ini memang memenuhi semua persyaratan suatu cengkeram, karena mempunyai :

Sandaran oklusal yang berfungsi mencegah pergerakan geligi tiruan kearah gingival.

12 | D e n t a l C l a s p

Page 13: Dental Clasp

bagian pengimbang yang berfungsi menahan pergerakan horizontal.

Lengan retentif yang berfungsi mencegah pergerakan vertical ke arah oklusal.

Akers merupakan pilihan pertama untuk gigi Molar dan Premolar, terutama bila gigi

tidak miring, estetik tidak penting dan letak gerong retenti f jauhj dari daerah tak bergigi.

2. Cengkeram Kail Ikan ( Fish Hook, Reverse Loop, Hairpin Clasp )

Sebetulnya bentuk ini merupakan modifikasi Cengkeram Akers, dimana satu atau kedua

lengannya diputar membalik untuk menempati gerong retentif dekat daerah tak bergigi.

3. Cengkeram Mengarah Kebelakang ( Back Action Clasp )

Jenis cengkeram ini digunakan pada gigi posterior dengan retensi sedikit, dengan

memanfaatkan gerong retentive pada bagian distal dan mesiobukal, seperti pada Molar

atas. Konektor minor cengkeram ini ditempatkan pada permukaan mesiopalatal dengan

sandaran dibagian distal. Menurut Mc.Cracken, gerong retentif lebih mudah dicapai oleh

cengkeram Akers, selain penutupan permukaan gigi juga lebih sedikit. Penempatan

sandaran oklusal pada bagian lengan yang relatif lebih fleksibel ( karena panjang ), juga

dinilai kurang efektif.

4. Cengkeram Mengarah Kebelakang Membalik ( Reverse Back Action Clasp )

Cengkeram ini sebetulnya merupakan modifikasi dari jenis terdahulu dan memanfaatkan

gerong mesiolingual dengan konektor minor pada permukaan mesiobukal dan sandaran di

sebelah distal. Molar bawah yang sering miring ke lingual karenanya cocok ditempati

cengkeram ini.

5. Cengkeram Setengah – Setengah ( Half and half Clasp )

Cengkeram Setengah Setengah terutama digunakan untuk gigi Premolar yang berdiri

sendiri dan terdiri dari 2 buah lengan dan 2 buah sandaran. Ujung lengan bukalnya biasa

ditempatkan pada gerong mesiobukal dengan pertimbangan estetik.

6. Cengkeram Kaninus ( Cuspid Universal Clasp )

Lebih banyak dipakai untuk Kaninus bawah, cengkeram ini bisa pula digunakan untuk

Kaninus atas, bila faktor estetik diabaikan. Sandaran diletakkan pula pada bagian

mesioinsisal. Kenektor minornya berjalan ke bawah dari sisi mesiolingual, sedangkan

lengannya dari singulum ke arah distol lalu membelok ke bukal dan berakhir pada gerong

mesiolabial.

7. Cengkeram Akers Ganda ( Double Akers Clasp )

13 | D e n t a l C l a s p

Page 14: Dental Clasp

Penahan ini digunakan pada sisi rahang yang tidak kehilangan gigi, misalnya pada Kasus

Kelas I dan II Kennedy tanpa modifikasi, serta berdesain bilateral. Sesuai namanya,

cengkeram ini terdiri dari dua buah cengkeram Akers yang bersatu; dengan demikian

mempunyai dua lengan bukal, dua lengan lingual dan dua sandaran oklusal.

8. Cengkeram Embrasur ( Embrassure Clasp )

Sepintas lalu, cengkolan ini seperti cengkeram Akers Ganda karena mempunyai 4 lengan

dan dua sandaran. Perbedaan hanya terletak pada lengan bukal, yang pada cengkeram ini

terletak pada embrasur gigi dan pendek saja.

9. Cengkeram Multiple ( Multiple Clasp )

Cengkeram multiple merupakan dua buah Akers, tetapi dalam hal ini ditempatkan saling

berhadapan dan lengan lingualnya disatukan.

10. Cengkeram Cincin ( Ring Clasp )

Bentuk ini diperuntukkan bagi gigi Molar terakhir yang berdiri sendiri. Bila diletakkan

pada Molar bawah, konektor minornya ada di mesial dengan lengan memutari permukaan

bukal dan distal serta berakhir pada gerong mesiolingual. Pada Molar atas, konektor ada

di mesial, lalu lengannya memutari bagian palatal dan distal serta berakhir pada gerong

mesiobukal. Karena panjangnya cengkeram ini harus disertai Lengan Penguat

(reinforcement arm or supporting struf ) pada permukaan non-retentif , dengan atau tanpa

sandaran oklusal tambahan. Adanya sandaran di bagian distal ini dapat mencegah

pergerakan ke arah mesial dari gigi penyanggah yang miring. Selanjutnya lengan penguat

harus dianggap sebagai konektor minor, dari mana lengan retentif berasal. Lengan

Pengimbang disini adalah bagian antara sandaran utama dan lengan penguat.

11. Cengkeram Cincin Membalik ( Reverse Ring Clasp )

Cengkolan ini digunakan untuk gigi penyangga yang terletak anterior dari daerah tak

bergigi,. Sebetulnya cengkeraman ini efektif, tetapi karena banyak menutupi permukaan

gigi penyangga, maka secara estetik tidak menguntungkan. Cengkeram ini digunakan bila

gerong retentif di bagian distobukal atau distolingual tak bisa dicapai langsung dari

sandaran oklusal atau adanya gerong jaringan sehingga menghalangi penempatan

Cengkeram Gingival.

12. Cengkeram Lengan Panjang (Long arm Clasp)

14 | D e n t a l C l a s p

Page 15: Dental Clasp

Bila letak garis survai sedemikian mudahnya sehingga perlu digunakan gerong gigi

tetangga, maka lengan cengkeram Akers dapat diperpanjang sampai masuk ke gerong

tetangga tadi.

13. Cengkeram Kombinasi (Combination Clasp)

Cengkeram sirkumferensial sering dikombinasikan dengan cengkeram gingival . Tujuan

penggunaan cengkeram ini adalah memanfaatkan kelebihan dari masing-masing tipe

cengkeram.

Kombinasi ini bisa meliputi beberapa kesatuan, yakni :

Lengan retentif cengkeram tuang sirkumferensial dengan lengan non-retentif cengkeram

gingival sebagai pengimbang.

Lengan retentif cengkeram kawat dikombinasikan dengan lengan non-retentif cengkeram

gingival sebagai pengimbang.

Lengan retentive cengkeram gingival dengan lengan non-retentif cengkeram tuang

sirkumferensial sebagai pengimbang.

Kelompok Cengkeram Tuang Gingival

Cengkeram Gingiva adalah semua jenis cengkeram yang lengannya berawal dari rangka

atau basis geligi tiruan dan mencapai gerong retentive dari arah giginya.

Indikasinya:

1. Penderita dengan frekuensi karies tinggi. Luas permukaan yang tertutup cengkeram jenis

ini relatif lebih kecil, dibanding cengkeram sirkumferensial.

2. Faktor estetik menjadi prioritas. Jenis cengkeram ini relatif kurang terlihat, karena datang

dari arah gingival.

3. Gerong retentive yang terdapat pada bagian sepertiga gingival terbatas dan ini dapat

dicapai lebih baik dari arah gingival.

4. Geligi tiruan yang akan dibuat merupakan protesa dukungan gigi, kecuali bila letak

gerong retentif gigi penyangga berdekatan dengan basis berujung bebas.

5. Letak gigi penyangga yang abnormal dalam lengkung gigi.

Kontra Indikasinya:

1. Gerong cervical yang dalam pada gigi penyangga.

2. Gerong jaringan yang dalam.

15 | D e n t a l C l a s p

Page 16: Dental Clasp

Hadirnya kedua macam gerong dalam tersebut di atas membutuhkan penutupan (bloking)

cukup besar, sehingga adanya cengkeram ini akan mengganggu lidah dan pipi serta

estetik dan jadi jebakan makanan.

Kelebihan Cengkeram Gingival:

1. Karena retensi tipe dorong yang dimilikinya, retensi cengkeram ini lebih baik dibanding

jenis oklusal.

2. Penutupan jaringan gigi relative lebih kecil.

3. Dimensi permukaan oklusal tidak bertambah karena adanya cengkeram ini, sehingga

beban fungsional pada gigi penyangga tidak bertambah.

4. Letak cengkeram ini memenuhi faktor estetik lebih baik, dibanding cengkeram oklusal

yang permukaannya lebih luas dan lebih terlihat.

Kekurangan Cengkeram Gingival:

1. Lengannya relatif panjang, sehingga efek pengimbangannya jadi kurang.

2. Pada gigi penyangga yang letaknya abnormal dan gerongnya dalam sehingga sisa

makanan mudah terjebak, dan mengganggu pipi dan lidah.

3. Retensinya tidak bisa disesuaikan.

Macam-macam Bentuk Cengkeram Gingival

1. Cengkeram Proksimal de Van (de Van Infrabulge Clasp)

Jelas ini memanfaatkan gerong retentive proksimall. Cengkeram ini berawal dari tepi

basis protesa dan dapat berupa perluasan rangka logam atau ditanam dalam basis resin

akrilik. Cangkolan ini memiliki beberapa kelebihan, umpamanya dapat digunakan pada

garis survai rendah pada permukaan lingual, bukal maupun labial. Dari segi estetik

cengkeram ini juga lebih unggul, karena letaknya tersembunyi di bagian proksimal, apa

lagi bila diletakkan pada gigi Premolar atau Kaninus. Selanjutnya, retensi dapat

diperbesar tanpa menyebabkan gigi penyangga tergeser. Kerusakan cengkeram karena

penanganan tidak cermat, lebih sedikit karena bentuknya yang lebih kompak. Akhirnya,

gaya atau tekanan yang timbul pada saat pengunyahan atau waktu protesa keluar masuk

mulut, akan ditahan oleh sejumlah gigi tetangga serta bagian cengkeram lain.

2. Cengkeram Batang Roach (Roach Bar Clasp)

16 | D e n t a l C l a s p

Page 17: Dental Clasp

Macam-macam desain cengkeram jenis ini dinamai menurut bentuk ujungnya, seperti

Cengkeram T, Y, L, C, I, U dan S. Sebetulnya berbagai bentuk ini pada hakekatnya

merupakan modifikasi dari bentuk T. Cengkeram bentuk T dan Y paling sering disalah

gunakan dengan anggapan seluruh ujungnya dipakai untuk retensi. Karena seluruh

permukaan ujung ini berkontak dengan gigi, maka diharapkan friksi jadi lebih besar pula.

Sebetulnya bentuk yang benar adalah salah satu ujung berada di daerah gerong, sedang

ujung lainnya bertindak sebagai pengimbang dank arena itu harus berada daerah non-

gerong. Dengan demikian, cengkeram ini sebetulnya lebih superior, karena dapat

memberikan retensi dan sekaligus pengimbangan kepada geligi tiruan.

Cengkeram Batang T ( T bar Clasp )

Walaupun retensinya cukup pengimbangannya sering dianggap kurang; karena itu

kerap dikombinasikan dengan Cengkeram Sirkumferensial. Lebih banyak digunakan

pada gigi Premolar atas, cengkeram ini cukup memenuhi persyaratan estetik.

Cengkeram Batang U ( U bar Clasp )

Bentuk ini digunakan pada gigi posterior, bila garis survai tidak terataus dan letaknya

diagonal.

Cengkeram Batang L ( L bar Clasp )

Bentuk L ini sebenarnya modifikasi bentuk T yang diperkecil dan dipakai bila tidak

cukup tempat untuk bentuk T.

Cengkeram Batang I ( I bar Clasp )

Bila cengkeram L diperkecil lagi, maka jadilah cengkeram I dan banyak digunakan

untuk pencengkeraman protesa berujung bebas, dengan maksud untuk memperkecil

gaya torsional pada gigi penyangga.

Bentuk lain, seperti S, R, C, dan E.

3. Cengkeram Mesio-distal ( Mesio-distal Clasp )

Ada dua macam cengkeram jenis ini, yaitu untuk gigi Kaninus dan untuk gigi posterior.

Cengkeram mesio-distal untuk Kaninus

Bila Kaninus perlu dicengkerami, bentuk inilah pilihannya, dengan syarat ada sedikit

diastema atau gigi ini berdiri sendiri. Dari arah labial cengkeram ini hanya terlihat

sebagai tumpatan metal kecil saja. Pada permukaan lingual, kedua lengan bersatu dan

bersandaran pada singulum. Kedua lengan cengkeram harus cukup fleksibel agar bisa

17 | D e n t a l C l a s p

Page 18: Dental Clasp

membuka dan menutup pada saat menempati gerong proksimal gigi kaninus.

Cengkeram ini tak dapat digunakan pada gigi penyangga protesa berujung bebas,

kecuali dengan peredam stress.

Cengkeram mesio-distal untuk Posterior

Desain cangkolan ini dibuat oleh Countessy Saddle Lock Inc. dan dipakai untuk gigi

Premolar dengan alasan estetik.

Cengkeram / Klamer Kombinasi Tuang-Kawat

Cengkeram kombinasi tuang-kawat merupakan jenis cengkeram dengan lengan retentif

dibuat dari kawat jadi, sedangkan lengan pengimbanganya dari jenis tuang. Walaupun dapat

berupa Cengkeram Oklusal dan Gingival, pada umumnya cengkeram kombinasi ini berjenis

sirkumferensial.

Pembuatan cengkeram ini bisa dilakukan dengan jalan menyoldir lengan retentif kawat

jadi pada bahan cengkeram tuang, atau menanamnya pada pola malam, lalu dicor bersama-sama

kerangka logam geligi tiruan. Cara lain dilakukan dengan memperluas basis geligi tiruan. Bahan

yang biasa dipakai adalah kawat aloi emas dan aloi tuang emas atau aloi khrom kobalt. Bisa pula

antara kawat jadi dengan aloi khrom kobalt.

Bila digunakan kawat jadi Ticonium, harganya cukup ekonomis, fleksibel, dan baik aloi

emas maupun aloi Ticonium dapat dicor bersamanya.

Kelebihan cengkeram kombinasi tuang-kawat:

Disamping memiliki kelebihan-kelebihan seperti cengkeram kawat, kombinasi ini dapat

mencegah rotasi gigi penyangga karena adanya lengan pengimbang yang tegar. Dengan

demikian gaya ortodontik yang timbul karena lengan retentif dapat diimbangi. Selain itu, lengan

pengimbang yang tegar dapat melawan gaya horizontal lebih baik dibanding cengkeram kawat.

Sebagai kelebihan lain cengkeram jenis ini adalah bahwa lengan retentifnya dapat dibentuk lagi

setelah pengecoran selesai, sehingga bila perlu posisi lengan bisa lebih cepat.

Kekurangan cengkeram kombinasi tuang-kawat:

Selain ke empat kekurangan cengkeram kawat, tingkatan pekerjaan untuk jenis ini lebih

banyak karena adanya proses penyoldiran. Kawat jadi dapat menjadi rapuh pula pada

pemanasan terlalu lama dengan temperature terlalu tinggi karena terjadinya rekristalisasi.

18 | D e n t a l C l a s p

Page 19: Dental Clasp

Tang Yang Digunakan Dalam Pembuatan Klamer

Dalam membentuk klamer, kita tidak mungkin menggunakan tangan kosong disebabkan

mengingat kekuatan klamer yang kuat dan elastis. Oleh karenanya, kita gunakan alat bantu

seperti tang. Dengan tang kita dapat membentuk klamer sesuka hati bahkan dapat membentuk

garis klamer. Garis klamer adalah garis yang menghubungkan 2 buah klamer yang letaknya

berhadapan dan membagi dua prothesa sama besar sehingga terdapat kestabilan pada

keseluruhannya.

Ada 4 jenis tang yang digunakan:

1. Spring Forming Plier ( Tang Bulat )

Tang Klamer dimana kedua paruhnya agak menyempit dan meruncing kearah ujungnya

(ujungnya berbentuk bulat). Digunakan untuk membengkokkan kawat.

2. Universal Plier ( Tang gepeng )

Tang Klamer dimana ujung kedua paruhnya lebih pendek dari spring forming plier dan

penampang kedua paruhnya empat persegi. Ini juga digunakan untuk membengkokkan

kawat namun dalam sudut lebih siku-siku.

3. Aderer Plier ( Tang 3 jari )

Tang yang mempunyai saluran ( groove ) yang melintang pada kedua ujung paruhnya.

Biasanya digunakan untuk menjepit kawat bila sedang dibengkokkan.

4. Cutting Plier ( Tang Pemotong )

Digunakan untuk memotong klamer.

Cara memegang tang yang baik dan benar:

Tang Klamer harus berada di dalam posisi yang stabil sehingga mudah dikuasai. Ini

diperoleh bila kedua tangkai tang klamer di tekan kearah sentral, seperti halnya bila kita berjabat

tangan. Bersamaan itu ujung klamer akan tertekan keras diantara kedua ujung tang klamer

tersebut. Bila cara memegang tang tidak stabil maka klamer akan tergelincir dan sukar dikuasai

yang mengakibatkan klamer akan rusak atau patah atau sukar dibentuk.

Cara membentuk Klamer:

I. Buatlah “ klamer design “ pada model gips.

II. Tangan kanan memegang tang dan tangan kiri memegang klamer.

III. Kemudian ujung klamer diletakkan pada bagian ujung corona model gips dan diberi

tanda dengan pensil, dimana klamer ini tidak menyentuh permukaan corona.

19 | D e n t a l C l a s p

Page 20: Dental Clasp

IV. Pada tempat tersebut klamer dibengkokkan sedikit demi sedikit sampai membentuk

bulatan dan klamer sudah sesuai dengan gambaran klamer pada model gips.

V. Buat retensi yang berbentuk kaitan yang masuk ke dalam basis acrylic.

VI. Ujung klamer harus dibulatkan supaya tidak memberikan iritasi dan merusak permukaan

corona gigi.

VII. Klamer - klamer tersebut satu demi satu dilekatkan dengan malam merah di regio retensi

pada model kerja.

Syarat-syarat Penempatan Klamer :

Bagian kaku di sisi oklusal garis survey.

Bagian lentur tidak boleh terlalu masuk undercut.

Bagian lentur di bagian gingival dari garis survey.

Ujung cengkraman kontak rapat pada gigi.

Tiap gaya harus ditahan gaya sama besarnya.

Tidak boleh menekan gigi hanya pada satu sisi yang tidak ditahan.

Single arm harus menahan lebih dari ½ lingkaran gigi.

Bila tidak rest, maka tidak boleh terlalu dekat gingival.

Kesalahan pada waktu penempatan klamer :

Klamer C diletakkan pada gigi anterior, akibatnya dapat mengganggu gigi anterior karena

masih ada gigi posterior.

Ujung klamer diletakkan interdental. Akibatnya dapat mengganggu atau melukai gigi

tetangga.

Retensi terlalu panjang, dapat mengganggu proses mastikasi.

Terbentuk sudut pada klamer, dapat menyebabkan retensi makanan.

Klamer pada servikal line, dapat terjadi iritasi.

Klamer menyentuh dan melukai gigi tetangga.

Klamer terlalu cekat pada gigi sehingga menjadi aktif.

Klamer sudah berlekuk-lekuk, dapat menyebabkan klamer cepat patah.

Retensi pendek, akibatnya dapat menyebabkan klamer mudah terlepas dari basis.

20 | D e n t a l C l a s p

Page 21: Dental Clasp

Klasifikasi Penempatan Klamer

A. Klasifikasi Miller

Kelas I: Jumlah klamer ada 2 buah dan letaknya membuat garis lurus yang tegak lurus

garis median.

Kelas II: Jumlah klamer ada 2 buah tetapi letaknya berhadapan diagonal.

Kelas III: Jumlah klamer ada 3 buah yang letaknya sedemikian rupa sehingga membentuk

segitiga yang terletak di tengah-tengah gigi tiruan.

Kelas IV: Jumlah klamer 4 buah yang diletakkan sedemikian rupa sehingga membentuk

segiempat yang terletak di tengah-tengah gigi tiruan.

B. Klasifikasi Cummer

i. Class I Diagonally Opposed 2 klamer dan letaknya berhadapan diagonal.

ii. Class II Diametrically Opposed: 2 klamer dan letaknya berhadapan diametric.

iii. Class III Unilateral Opposed: 2 klamer dan letaknya unilateral / pada 1 sisi saja.

iv. Class IV Multilateral Opposed: 3 klamer dan letaknya multilateral ( 2 sisi ).

21 | D e n t a l C l a s p

Page 22: Dental Clasp

Klamer atau cengkeram (dental clasp) merupakan bagian dari prothesa sebagian yang

dibuat dari logam tahan karat dan memeluk gigi pada bagian bukal, mesial, dan lingual atau

seluruh gigi yang berfungsi sebagai retensi terhadap gigi yang masih ada. Bahan untuk klamer

terbuat dari stainless steel (vitalin). Diameter klamer yang diproduksi pun sesuai dengan indikasi

klinis dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Adapun, fungsi kegunaan klamer adalah

menstabilisasi gigi tiruan, retensi, dan sebagai sandaran oklusal.

Klamer dapat digolongkan berdasarkan beberapa pertimbangan, sebagai berikut :

1. Menurut Konstruksinya :

Cengkeram Tuang atau Cot ( cast clasp )

Cengkeram Kawat ( wrought wire clasp )

Cengkeram Kombinasi ( combination clasp )

2. Menurut Desainnya :

Cengkeram Sirkumferensial ( Circumferential clasp or circumferential type clasp )

Cengkeram Batang ( bar arm or bar type clasp )

3. Menurut Arah Datangnya Lengan :

Cengkeram Oklusal ( occlusally approaching clasp )

Cengkeram Gingival ( gingivally approaching clasp )

Klamer terdiri dari lengan retentive, lengan pengimbang, sandaran oklusal, dan konektor

minor. Penempatan klamer ada 4 menurut miller, yakni secara sejajar, diagonal, membentuk

segitiga, dan membentuk segiempat. Adapun, klamer dapat dibentuk menggunakan tang. Dan

tang yang paling sering digunakan adalah tang bulat, tang 3 jari, tang gepeng, dan tang potong.

Beberapa syarat klamer adalah tidak boleh ada gigitan tang, tidak boleh menghalangi

oklusi dan artikulasi, tidak boleh aktif, tidak boleh menyentuh gigi tetangga, diameter sesuai

indikasi klinis, harus kuat dan elastis, harus ada kontak yang baik, klamer tidak boleh berasa,

tidak boleh bereaksi dalam mulut, dan tidak boleh berkarat, terletak di bawah lengkung terbesar

gigi atau 2 mm di atas garis servikal gigi.

22 | D e n t a l C l a s p