jurnal gilut (dental caries dm tipe 1,2).docx

25

Click here to load reader

Upload: ruditacitrahaha

Post on 21-Oct-2015

73 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Karies Dentin pada Pasien dengan Diabetes Mellitus Tipe 1 dan 2

Abstrak

Pendahuluan: diabetes, khususnya bagi penderita dengan pengontrolan gula darah

yang buruk, memiliki komplikasi yang tidak hanya sistemik tetapi juga local, seperti

komplikasi pada rongga mulut. Komplikasi ini sebagian besar disebabkan oleh

hiperglikemia. Penurunan produksi saliva dan konsentrasi glukosa yang tinggi pada

air liur mempercepat pertumbuhan bakteri patogenik di rongga mulut yang

menyebabkan tingginya prevalensi karies pada pasien diabetes meskipun dengan diet

rendah kariogenisitas.

Tujuan: untuk mempelajari insiden karies dentin pada pasien dengan diabetes tipe 1

dan 2 yang dihubungkan dengan kadar glukosa darah dan durasi dari penyakit.

Sampel dan metode: terdapat 156 pasien, yang terdiri dari 34 orang tipe 1, 59 orang

tipe 2 dan 63 orang sehat sebagai kelompok control. Sampel dianalisa berkaitan

dengan tipe dari diabetes, kadar glukosa darah dan durasi dari penyakit.

Hasil: indeks DMF didapatkan lebih tinggi pada kelompok diabetes tipe 2 bila

dibandingkan dengan kelompok diabetes tipe 1 dan kelompok sehat. Hasil yang

serupa juga dilihat pada pasien dengan HbA1c ≤ 8.5% dan HbA1c ≥ 8.5% yang sama

juga pada pasien dengan durasi menderita penyakit diabetes lebih lama (> 10 tahun)

dan lebih pendek (<10 tahun). Pada semua penganalisaan subgroup dari pasien

diabetes tipe 1 didapatkan indeks DMF rendah bila dibandingkan dengan kelompok

diabetes tipe 2 dan kelompok sehat.

Kesimpulan: walaupun dengan diet bebas kariogenik dan gaya hidup yang sehat,

pasien diabetes sangat rentan untuk mengalami karies. Program khusus untuk

pencegahan karies sebaiknya dapat diberikan pada pasien-pasien diabetes.

Kata kunci: diabetes mellitus tipe 1, diabetes mellitus tipe 2, karies dentin

1

Page 2: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

PENDAHULUAN

Diabetes adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan hiperglikemia, yang

disebabkan oleh defisiensi insulin yang relative atau absolute. Defisiensi insulin

absolute disebabkan oleh gangguan dari biosintesisnya itu sendiri dan ekresi sel beta

dari pulau Langerhans pancreas, sementara defisiensi insulin relative disebabkan oleh

gangguan pada reaksi dari sel, jaringan atau organ peripheral untuk aktivitas insulin.

WHO mengklasifikasikan 4 tipe dasar dari penyakit ini, dimana dua pertama

merupakan yang paling sering terjadi. Diabetes mellitus tipe 1 secara umum

memberikan gejala pada masa kanak-kanak atau masa remaja, dan merupakan 10%

dari semua kasus. Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan secara autoimmune pada

sel beta dari pulau kecil pancreas disertai dengan faktor lingkungan yang belum

teridentifikasi. Diabetes mellitus tipe 2 biasanya terjadi pada pasien berusia diatas 30

tahun dan jarang pada anak dan remaja. Secara klinis, tipe ini memiliki karakterisitik

hiperglikemia dan pada beberapa kasus dengan adanya ketoasidosis. Seringnya, tipe

ini berhubungan dengan obesitas abdominoviseral.

Dalam perjalanan penyakit diabetes, komplikasi yang memberikan masalah

paling serius seperti: mikroangiopati (nefropati diabetic dan retinopati),

makroangiopati (atherosclerosis, khususnya pada jantung, otak dan ekskremitas

bawah). Munculnya komplikasi ini, sebagai konsekuensi adanya control yang buruk

dari penyakit ini mengarah pada hiperglikemia jangka panjang. Untuk itu,

memelihara control metabolisme jangka panjang dari penyakit ini akan menurunkan

risiko komplikasi. Hal ini telah dibuktikan bahwa pengontrolan diabetes yang baik

akan memperlambat timbulnya komplikasi dan progresivitas dari komplikasi kronik

yang telah ada. Pemeriksaan kadar hemoglobin glikasi yang terdapat dalam darah

(hbA1c) merupakan pemeriksaan dasar dari kontrol diabetes. Hemoglobin glikasi

diproduksi selama masa hidup dari sel darah merah dan konsentrasinya berbanding

lurus dengan durasi hiperglikemia dan konsentrasi glukosa pada serum darah. Kadar

HbA1c menggambarkan konsentrasi rata-rata dari glukosa dalam 2-3 bulan

2

Page 3: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

sebelumnya. Terdapat korelasi antara kadar HbA1c dan risiko dari komplikasi. Kadar

HbA1c>6,5% memiliki risiko yang tinggi untuk sklerosis, dimana pada kadar

HbA1c>7,5% memiliki risiko yang tinggi untuk mikroangiopati.

Pada diabetes, khususnya bila tidak terkontrol, lesi mulut dapat terjadi karena

peningkatan kadar glukosa dalam darah selain adanya beberapa patologi sistemik.

Hiperglikemia dipercaya sebagai penyebab dari komplikasi ini yang menyebabkan

adanya penumpukan produk akhir glikasi (AGEs) pada jaringan dan plasma. AGEs

akan meningkatkan sensitivitas dari sel endotel dan monosit untuk menstimulus,

dimana akan memicu produksi mediator inflamasi. Pada jaringan periodontal, proses

ini akan bermanifestasi dengan peningkatan permeabilitas vascular, disintegrasi

kolagen, serta percepatan penghancuran dari jaringan penghubung dan osseous.

Banyak penelitian yang mengindikasikan bahwa diabetes lebih sering

menyebabkan penyakit periodontal yang berat, oportunistik, khususnya jamur,

infeksi, xerostomia dan stomatopyrosis. Selanjutnya, destruksi dari kelenjar saliva

pernah dilaporkan, dimana akan mengurangi aliran air liur yang menyebabkan lesi

pada jaringan keras maupun lunak. Penurunan sekresi air liur dan peningkatan

konsentrasi glukosa pada darah dan air liur mempercepat pertumbuhan bacteria

patogenik dalam mulut, hasilnya akan meningkatkan prevalensi karies pada pasien

diabetes meskipun dengan diet rendah kariogenisitas.

Hasil dari penelitian ini dalam mempengaruhi pasien mengenai perkembangan

karies tidak begitu jelas. Hal ini mungkin disebabkan bahwa korelasi antara diabetes

dan karies begitu rumit, dan bergantung pada banyak faktor seperti tipe, durasi dan

kontrol dari diabetes, adanya reduksi aliransaliva dan kebersihan mulut. Faktor ini

tidak diikutsertakan dalam setiap penelitian.

3

Page 4: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk memeriksa korelasi antara prevalensi pada

penderita caries dengan diabetes tipe 1 dan 2, kadar glycated hemoglobin (HbA1c)

dan lama penyakit.

Materi dan Metode

Penelitian ini diikutsertakan 156 pasien (tabel.1) terdiri dari 34 pasien dengan

diabetes tipe 1 (grup C1), 59 dengan diabetes tipe 2 (grup C2) dan 63 individual yang

sehat sebagai control (grup K0). Retan usia pada grup C1 antara 21 hingga 57 tahun,

pada C2 antara 45 hingga 79 tahun, dan K0 antara 21 hingga 79 tahun. Selain itu

pasien juga digolongkan menjadi subgroup berdasarkan tipe diabetes dan kadar

HbA1c (subgroup A1, A2, B1, B2) dan lama penyakit (subgroup D1, D2, E1, E2).

Pengolongan subgroup lain tidak berdasarkan tipe diabetes namun berdasarkan kadar

HbA1c (G1 dan G2) dan lama penyakit (H1 dan H2). Sama dengan grup C1 dan C2,

grup control K0 juga dibentuk subgroup menjadi (K1, K2, K3, K4) dibagi

berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Pemeriksaan intraoral dilakukan pada setiap pasien dalam cahaya artificial dengan

mengunakan sebuah kaca gigi dan a WHO 626 probe (sonde). Penilaian lain meliputi

: status gigi, jumlah gigi dan pemukaan yang terkena proses caies, gigi tambalan dan

hilang (DMF/T, DMF/S). data dianalisis dengan regard dari tipe penyakit, kadar

HbA1c (HbA1c≤8,5% dan HbA1c>8,5%) lama penyakit (kurang dari 10 tahun atau

lebih dari 10 tahun). data dianalisis dengan Mann-Whitney test, dengan p<0,05.

4

Page 5: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Tabel 1. Jumlah pasien pada masing-masing grup

Gruptotal (jumlah

pasien)

Perempuan Laki-laki

n % n %

C1 34 18 52,94 16 47,06

C2 59 28 47,45 31 52,55

K0 63 34 53,96 29 46,04

Hasil

Penilaian caries yang berhubungan dengan tipe diabetes dihasilkan bahwa

nilai DMF/T dan DMF/S tertinggi pada pasien dengan diabetes tipe 2 (grup C2), dan

kelompok tersebut signifikan lebih tinggi dari pada pasien dengan diabetes tipe 1

(grup C1) dan control (tabel.2). selain itu, jumlah gigi yang hilang karena karies

secara statistic menunjukkan bahawa signifikan lebih tinggi dari pada kedua

kelompok tersebut (p<0,001). Kelompok grup pasien C2 menujukkan hasil lebih

rendah pada jumlah gigi yang ditambal dan secara statistic, perbedaan tersebut

menunjukkan hasil yang signifikan bila dibandingkan dengan grup control (p<0,001).

Terdapat hasil secara statistik, menunjukkan tidak signifikan pada nilai DMF/T dan

parameter tersebut antara diabetes tipe 1 dan individu sehat. Pada diabetes tipe 1 nilai

kedua DMF lebih rendah (perbedaan secara statistic signifikan bila dibandingkan

dengan grup C2). Jumlah gigi yang decayed atau hilang juga lebih rendah.

5

Page 6: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Tabel 2. Intesitas dari caries pada mahkota dan akar pada diabetes tipe 1 dan 2

dibandingkan dengan grup kontrol

Grup C1 (n=34) C2 (n=59) K0 (n=63)

Perbedaan signifikan

statistik anatar grup

Index x SD x SD x SD

C1 vs

C2

C1 vs

K0

C2 vs

K0

DMF/

T 17,32 8,84 23,54 7,37 20,30 8,65

p=0,00

1 NS p=0,04

D/T 1,29 2,23 1,38 2,03 2,01 3,09 NS NS NS

M/T 8,67 11,62 17,55 10,86 9,63 10,7

p<0,00

1 NS

p<0,00

1

F/T 7,35 6,02 4,93 4,98 8,57 6,4 NS NS

p<0,00

1

DMF/S 59,23 53,11 102,20 47,14 71,01 49,73

p<0,00

1 NS

p<0,00

1

Cl – pasien dengan diabetes tipe 1, C2 – pasien dengan deiabetes tipe 2, K0 – subjek

grup kontrol, X – rata-rata aritmatik, SD – standar defiasi, NS – perbedaan statistic

yang tidak signifikan (p>0,05)

Analisis lain terarah pada intensitas caries yang berhubungan dengan kadar

glycated hemoglobin dalam darah dan tipe penyakit (tabel.3). Pada pasien dengan

HbA1c dibawah 8,5% pada DMF/T dan DMF/S lebih tinggi pada pasien dengan

diabetes tipe 2 (subgrup A2), dan lebih randah pada pasien dengan diabetes tipe 1

(subgrup A1), dengan hasil statistic signifikan antara subgrup A1 dan A2, dan

subgrup A1 dan K1 sebagai control (p<0,05). Pasien dengan diabetes tipe 2 (subgrup

6

Page 7: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

A2) memiliki hasil signifikan lebih tinggi pada jumlah gigi yang hilang sebagai

pembanding dengan diabetes tipe 1 (p<0,001) atau dibandingkan dengan subgrup

kontrol K1 (p<0,05). Jumlah gigi yang ditambal karena lesi caries dihasilkan jumlah

tertinggi pada subgrup kontrol K1. Ini juga dititikberatkan pada pasien diabetes tipe

1, nilai DMF/T, DMF/S, D/T,M/T lebih rendah pada grup lain. Pada subgrup, pasien

dengan kadar glycated hemoglobin diatas 8,5%, nilai DMF/T dan DMF/S lebih tinggi

pada diabetes tipe 2 (subgrup B2), dan lebih rendah pada pasien dengan diabetes tipe

1 (subgrup B1); perbedaaan ini secara statistic signifikan (p<0,0001). Pada diabetes

tipe 2, jumlah gigi yang hilang signifikan lebih tinggi (p<0,001) tidak dapat diukur

dengan kadar HbA1c.

Tabel 3. Intensitas caries mahkota dan akar pada pasien diabetes tipe 1 dan 2 yang

berkorelasi dengan kadar glycated hemoglobin.

Subgrup pasien diabetes terkontrol (HbA1c ≤ 8,5%)

Grup A1 (n=14) A2 (n=28) K1 (n=40)

Perbedaan signifikan statistik anatar

grup

index x SD X SD x SD A1 vs A2 A1 vs K1 A2 vs K1

DMF/T 15.64 9.93 22.03 7.29 21.45 7.63 p=0.04 p=0.04 NS

D/T 0.85 1.09 1.96 2.48 2.675 3.55 NS NS NS

M/T 7.21 11.19 15.07 10.23 9.77 9.55 p=0.005 NS p=0.02

F/T 7.57 5.48 5.71 4.64 9 6.34 NS NS p=0.04

DMF/S 51.57 55.57 90.89 48.19 74.375 44.56 p=0.01 p=0.05 NS

7

Page 8: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Subgrup pasien diabetes tidak terkontrol (HbA1c > 8,5%)

Grup B1 (n=14) B2 (n=28) K2 (n=40)

Perbedaan signifikan statistik anatar

grup

index x SD X SD x SD B1 vs B2 B1 vs K2 B2 vs K2

DMF/T 18.5 8.04 24.9 7.29 21.46 8.74 p=0.005 NS NS

D/T 1.6 2.76 0.87 1.35 2.675 3.55 NS NS NS

M/T 9.7 12.09 19.8 11.1 11.32 10.97 p=0.001 NS p=0.001

F/T 7.2 6.5 4.22 5.25 7.93 6.47 NS NS NS

DMF/S 64.6 50.77 112.4 43.75 78.85 49.49 p=0.001 NS p=0.003

A1 – dibetes tipe 1 dan kadar HbA1c ≤8,5%, A2 – dibetes tipe 2 dan kadar HbA1c

≤8,5%, K1 – subjek grup kontrol, B1 – dibetes tipe 1 dan kadar HbA1c >8,5%, B2 –

dibetes tipe 2 dan kadar HbA1c >8,5%, K2 - subjek grup kontroL, X – rata-rata

aritmatik, SD – standar defiasi, NS – perbedaan statistic yang tidak signifikan

(p>0,05).

Intensitas caries juga diperiksa dengan regard pada tipe dan lama penyakit

(tabel.4). pada pasien dengan penyakit kurang dari 10 tahun nilai indeks DMF / T dan

DMF / S lebih tinggi p <0,01) pada penderita diabetes tipe 2 dibandingkan tipe 1 (D1

subkelompok), pada penderita diabetes tipe 2, jumlah gigi yang dicabut paling

8

Page 9: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

banyak, yang secara significan lebih dari penderita diabetes tipe 1 (p <0,001) dan

subkelompok kontrol K3 (p <0,05). Namun, jumlah gigi yang carries lebih tinggi

pada subkelompok kontrol K3. Pada penderita diabetes tipe 1 (subkelompok D1)

jumlah gigi yang sudah ditambal hanya sedikit lebih tinggi. Pada sub kelompok

pasien yang menderita diabetes selama lebih dari 10 tahun nilai indeks DMF / T dan

DMF / S lebih tinggi pada penderita diabetes tipe 2 ( subkelompok E2 ) , dan rendah

pada penderita diabetes tipe 1 ( subkelompok E1 ) ; . Perbedaan ini bermakna secara

statistik ( p < 0,05 ). Penderita diabetes tipe 2 memiliki jumlah gigi yang telah dicabut

( p < 0,05 ) lebih tinggi dari subkelompok lainnya. Pasien subkelompok kontrol K4

memiliki jumlah gigi yang caries dan ditambal paling banyak. Berdasarkan statistik

secara signifikan nilai D/T berbeda antara penderita diabetes tipe 2 ( subkelompok E2

) dan control K4 ( p < 0,05 ) . Hal yang sama diterapkan pada nilai F/T penderita

diabetes tipe 1 ( subkelom

pok E1 ) dan control K4 (p<0,001).

9

Page 10: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Intensitas karies juga diperiksa dalam kaitannya dengan tingkat kontrol dan

durasi penyakit tidak terkecuali dari tipe diabetes. Semua subjek dibagi menjadi dua

subkelompok sesuai dengan tingkat HbA1C : G1 ( HbA1c ≤ 8,5% ) dan G2 ( HbA1c

> 8,5% ) . Sementara menganalisa DMF/ T dan DMF/S nilai indeks pada

subkelompok G1 dan G2 tercatat ka lebih tinggi pada subkelompok G2.

Subkelompok yang sama juga memiliki jumlah gigi yang hilang dan yang ditambal

sedikit lebih tinggi( gambar 1 ) .

Untuk mengetahui durasi penyakit , pasien dibagi menjadi kelompok H1 (

kurang dari 10 tahun ) dan H2 ( lebih dari 10 tahun ) tidak terkecuali dari tipe

diabetes . Ditemukan bahwa nilai indeks DMF/T , DMF/S dan D/T lebih tinggi pada

pasien yang menderita diabetes untuk jangka waktu yang lama (subkelompok H2 ) ,

sedangkan pada subkelompok pasien dengan riwayat diabetes yang singkat jumlah

gigi yang carries dan ditambal lebih tinggi . Perbedaan antara parameter D/ T dan

M/T r secara statistik signifikan ( Gbr.2 )

10

Page 11: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Pembahasan

Ada perbedaan pendapat dalam literatur mengenai kejadian karies antara

penderita diabetes. Hal ini dikaitkan dengan kompleksitas dari etiopathogenesis

11

Page 12: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

proses karies dan perlu untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang berhubungan

dengan perjalanan penyakit yang mempengaruhi perkembangan lesi karies. Di satu

sisi, pasien diabetes seharusnya memiliki kebiasaan untuk makan makanan

noncariogenic, diwajibkan untuk menghindari karbohidrat dari diet mereka, mereka

juga harus makan secara teratur dan dalam jumlah yang sedikit . Terlebih lagi,

mereka sadar akan risiko jika mereka gagal untuk mengikuti rekomendasi diet

mereka. Di sisi lain, bagaimanapun, ada beberapa karateristik spesifik yang dikaitkan

dengan progresifitas diabetes yang menjadi presdiposisi caries. Ini telah dibuktikan

bahwa diabetes memiliki kondisi patologi pada kelenjar saliva yang menyebabkan

berkurangnya sekresi saliva. Dan juga, peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah

dan air liur bersamaan dengan perubahan dalam mikroflora bakteri mungkin

mempengaruhi proses terbentuknya caries. Akan tetapi, beberapa peneliti belum

melaporkan peningkatan kejadian karies diantara penderita diabetes , mereka juga

tidak pernah mencatat perbedaan dalam intensitas karies antara penderita diabetes dan

individu sehat.

Bacic dkk, yang memeriksa pasien dewasa dengan diabetes tipe 1 dan 2 , tidak

melaporkan perbedaan statistik nilai DMF secara signifikan antara individu sehat dan

sakit. Tidak ada perbedaan signifikan dalam jumlah gigi yang ditambal. Akan tetapi,

pasien yang sakit secara signifikan memiliki banyak jumlah gigi yang hilang akibat

caries. Ketika mereka membandingkan pasien diabetes dengan menekankan pada tipe

diabetesnya, dilaporkan bahwa jumlah gigi yang hilang pada penderita diabetes tipe

2 lebih tinggi secara signifikan, dan jumlah gigi yang ditambal pada penderita

diabetes tipe 1 lebih tinggi secara signifikan.

Moor dkk, memeriksa derajat karies koronal dan karies akar pada penderita

dewasa diabetes tipe 1. Mereka melaporkan nilai DMF/S lebih tinggi secara

signifikan dan jumlah gigi yang hilang juga lebih tinggi dibandingkan individu yang

sehat. Akan tetapi komponen DF/ S dan D/ S pada penderita diabetes lebih tinggi tapi

tidak signifikan. Mereka juga mencatat bahwa wanita yang lebih tua dengan nefropati

12

Page 13: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

diabetes memiliki insiden yang lebih tinggi terjadinya karies koronal , mereka juga

mengamati bahwa peningkatan konsentrasi glukosa dalam saliva, usia pasien dan

penyakit periodontal merupakan faktor predisposisi terjadinya karies akar.

Bakhshandeh dkk, mempelajari pengaruh dari berbagai faktor ( umur,

pendidikan , tipe diabetes , durasi penyakit , level HbA1c , adanya komplikasi

diabetes ) terhadap intensitas karies. Sebaliknya pada penelitian kami , mereka tidak

melaporkan perbedaan yang signifikan nilai DMF antara pasien diabetes tipe 1 dan

tipe 2, mereka mencatat, bahwa pada penderita dengan riwayat diabetes yang lama

dan kontrol diabetes yang buruk , khususnya dengan nilai HbA1c di atas 8,5%,

sejumlah gigi hilang dan index DMF meningkat, sementara pasien dengan komplikasi

diabetes jumlah gigi yang hilang atau karies juga meningkat. Korelasi ini lebih jelas

pada laki-laki daripada wanita.

Srijaya,dkk23 , sebagaimana dikutip dalam penelitiannya, tidak menegaskan

hubungan langsung antara kontrol diabetes yang buruk (HbA1c>8,5%) dan

peningkatan kejadian karies; mereka menekankan, akan tetapi, level kontrol

merupakan faktor perantara, dan mempengaruhi perubahan komposisi saliva yang

dapat menjadi predisposisi karies. Pada pasien dengan kontrol yang buruk terhadap

penyakitnya terdapat peningkatan yang lebih tinggi secara signifikan dari titer

Streptococcus mutans dan Lactobacillus telah dilaporkan menyebabkan peningkatan

sejumlah permukaan gigi yang terkena caries, dibandingkan pasien dengan level

HbA1c<8,5%.

Penelitian kami telah mengungkapkan bahwa nilai dari DMF/T lebih tinggi

pada pasien dengan diabetes tipe 2 dibandingkan dengan diabetes tipe 1 atau subjek

yang sehat. Hubungan yang sama juga diteliti pada subkelompok pasien dengan

diabetes tipe 2 tidak terkecuali terhadap level hemoglobin terglikolasi atau durasi

penyakitnya. Pada pasien dengan diabetes tipe 1, nilai indeks DMF/T lebih rendah

pada semua subkelompok yang diperiksa daripada diabetes tipe 2 atau individu yang

13

Page 14: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

sehat. Hal ini dapat ditekankan bahwa semua analisa nilai indeks DMF/T lebih rendah

secara signifikan pada diabetes tipe 1 daripada diabetes tipe 2.

Berdasarkan statistik, perbedaan yang signifikan dalam hubungannya dengan

individu yang sehat menegaskan bahwa hanya pada diabetes tipe 2 (kelompok C2)

dimana nilai indeks DMF/T lebih tinggi secara signifikan, dan pada subkelompok

pasien dengan diabetes tipe 1dan kontrol dengan baik nilai indeks DMF/T lebih

rendah secara signifikan daripada kelompok kontrol. Ketika semua pasien diperiksa

tidak terkecuali dari tipe penyakitnya tidak ada perbedaan yang signifikan secara

statistik pada nilai indeks DMF/T teramati pada subkelompok yang berbeda pada

level kontrol dan durasi penyakit. Sama halnya, tidak ada perbedaan yang signifikan

secara statistik dalam jumlah gigi dengan karies aktif yang terjadi pada diabetes tipe 1

dan diabetes tipe 2 yang dikonfirmasi terkait dengan tipe, level kontrol, dan durasi

penyakit. Pada semua analisis, jumlah gigi yang paling banyak tidak ada lesi karies

dilaporkan pada subjek yang sehat tetapi perbedaan-perbedaan ini tidak signifikan

secara statistik. Hanya pada subkelompok pasien diabetes tipe 1 yang memiliki

riwayat penyakit sudah lama lebih dari 10 tahun memiliki nilai indeks D/T lebih

rendah secara signifikan daripada individu yang sehat. Jumlah gigi yang paling

banyak hilang dilaporkan pada pasien diabetes tipe 2 pada semua subkelompok yang

diperiksa. Jumlah gigi yang hilang secara signifikan lebih tinggi pada diabetes tipe 2

dibandingkan pasien diabetes tipe 1, korelasi yang identik ditegaskan pada

subkelompok pasien dengan kontrol penyakit yang teratur dan yang buruk, dan juga

pada pasien yang memiliki durasi penyakit yang bervariasi. Jumlah gigi yang utuh

paling banyak dimiliki oleh subjek yang sehat pada semua analisis, dengan

pengecualian pada subkelompok D1-diabetes tipe 1 dengan riwayat penyakit kurang

dari 10 tahun-dimana nilai indeks F/T paling tinggi tercatat. Pada diabetes tipe 2, nilai

indeks F/T lebih rendah yang signifikan secara statistik dibanding individu sehat;

hubungan yang sama dikonfirmasi pada pasien dengan level HbA1c<=8,5% dan

pada pasien yang memiliki riwayat penyakit lebih dari 10 tahun.

14

Page 15: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Hintao dkk14 menafsirkan dampak diabetes pada perkembangan karies yang

terkait dengan lokasinya (pada permukaan mahkota gigi atau akar gigi); mereka juga

berusaha untuk menentukan faktor-faktor yang sebagai tamabahan dapat

mempercepat dan memfasilitasi perkembangan lesi karies. Mereka membatasi pada

makalah ini dalam mengobservasi peningkatan signifikan kerentanan terhadap karies

akar gigi pada diabetes tipe 2 kemungkinan karena peningkatan insiden resesi gusi

yang mendukung perkembangan karies segmental. Pasien-pasien ini memiliki Ph

saliva yang lebih rendah, kandungan buffer saliva lebih rendah, indeks plak yang

lebih tinggi, dan level yang lebih tinggi dari S.mutans dan Lactobacilli juga

mempengaruhi perkembangan karies. Hintao dkk 14 tidak menegaskan bahwa faktor-

faktor seperti durasi penyakit dan level HbA1c>8,5% mempunyai pengaruh terhadap

kerentanan karies.

Saat Hintao dkk24 memeriksa profil mikrobiologi dari plak supra-dan

subginggiva pada pasien diabetes tipe 2 dan pengaruhnya terhadap perkembangan

karies, mereka melaporkan bahwa peningkatan level glukosa di dalam darah disertai

oleh peningkatan level glukosa dalam saliva dan cairan ginggiva menghasilkan

peningkatan jumlah bakteri pembentuk asam oral. Hal ini menjadi pertimbangan

pentingnya faktor risiko karies (beratnya metabolisme dari glukosa oleh plak bakteri

dan sekresi sejumlah besar asam mungkin mengawali adanya proses demineralisasi

permukaan enamel, dan kemudian terbentuk lesi kavitas karies). Peneliti ini juga

melaporkan jumlah yang lebih banyak pada permukaan akar gigi yang ditambal atau

terdapat lesi karies dibandingkan pada individu yang sehat; mereka tidak mengamati

adanya perbedaan dengan mempertimbangkan jumlah permukaan gigi yang terkena

oleh proses karies pada area korona. Mereka juga mencatat perbedaan yang signifikan

pada komposisi plak supraginggiva. Pasien diabetes memiliki peningkatan level dari

Treponema denticola, Prevotella nigrescens, Streptococcus oralis, dan Streptococcus

intermedium. Mereka juga menyebutkan bahwa karies akar gigi dikaitkan dengan

peningkatan jumlah Streptococcus mutant, Lactobacillus dan Candida albicans di

dalam saliva, sebagaimana halnya dengan Streptococcus mutant dalam plak ginggiva.

15

Page 16: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Lactobacillus dan Candida Albicans dalam saliva berhubungan dengan caries

coronal. Hal ini harus diingat bahwa Candida albicans mungkin merupakan faktor

dalam perkembangan karies sementum karena aktivitasnya yang kuat dalam

pembentukan asam yang mengawali proses demineralisasi pada permukaan gigi.

Kesimpulan

Meskipun kebiasaan diet nonkariogenik dan gaya hidup yang sehat merupakan

suatu hal yang direkomendasikan pada penderita diabetes, mereka tetap berisiko

menderita karies. Oleh karena itu, program profilaksis karies secara personal harus

mencakup kelompok-kelompok ini dengan penekanan khusus pada upaya preventif

karies akar.

16

Page 17: JURNAL GILUT (dental caries dm tipe 1,2).docx

Lampiran 1. Dental Caries in Adult Patients with Type 1 and 2 Diabetes Mellitus”

17