dental office

21
LO 1 Penatalaksanaan GTJ di Dental Office A. Kunjungan I Untuk mencapai suatu keberhasilan perawatan dental sangat di butuhkan ketelitian dari operator dalam melakukan suatu anamnesa, menentukan diagnose dan rencana perawatan. Kepedulian operator dalam menangani dan menganalis keluhan yang di alami pasien sangat berpengaruh pula terhadap kelengkapan dan keberhasilan dari suatu perawatan yang di lakukan. Bedasarkan study kasus yang telah dilakukan didapatkan bahwa suatu masalah yang timbul selama atau setelah perawatan dapat terjadi karena kelalaian yang di lakukan saat menganamnesa pasien. Berikut ini adalah beberapa tahapan yang dilakukan untuk pembuatan gigi tiruan cekat pada dental office 1. Anamnesa dan Pemeriksaan Klinis a. Data Pribadi Pasien Pengisian di lakukan pada rekam medic pasien meliputi nama, alamat, nomor telepon yang mudah di hubungi, jenis pekerjaan, dan lain lain. Dari pengisian data diri ini seorang dokter gigi dapat memperkirakan penyakit endemic dari suatu daerah, kondisi dan latar belakang pasien yang nantinya berkaitan dengan pemilihan bahan yang akan digunakan dan biaya yang akan di keluarkan.

Upload: cici-widya-anggraini

Post on 29-Sep-2015

27 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

perawatan gtc

TRANSCRIPT

LO 1Penatalaksanaan GTJ di Dental OfficeA. Kunjungan IUntuk mencapai suatu keberhasilan perawatan dental sangat di butuhkan ketelitian dari operator dalam melakukan suatu anamnesa, menentukan diagnose dan rencana perawatan. Kepedulian operator dalam menangani dan menganalis keluhan yang di alami pasien sangat berpengaruh pula terhadap kelengkapan dan keberhasilan dari suatu perawatan yang di lakukan. Bedasarkan study kasus yang telah dilakukan didapatkan bahwa suatu masalah yang timbul selama atau setelah perawatan dapat terjadi karena kelalaian yang di lakukan saat menganamnesa pasien. Berikut ini adalah beberapa tahapan yang dilakukan untuk pembuatan gigi tiruan cekat pada dental office1. Anamnesa dan Pemeriksaan Klinisa. Data Pribadi PasienPengisian di lakukan pada rekam medic pasien meliputi nama, alamat, nomor telepon yang mudah di hubungi, jenis pekerjaan, dan lain lain. Dari pengisian data diri ini seorang dokter gigi dapat memperkirakan penyakit endemic dari suatu daerah, kondisi dan latar belakang pasien yang nantinya berkaitan dengan pemilihan bahan yang akan digunakan dan biaya yang akan di keluarkan. b. History (Anamnesa)Merupakan tanya jawab yang dilakukan oleh pasien dengan dokter gigi secara langsung. Sebaiknya di lakukan di hadapan orang tua atau wali pasien. Hal hal yang di tanyakan meliputi semua alasan pasien mencari pengobatan, dan juga perawatan medis dan gigi yang sebelumnya pernah di jalani. Percakapan ini dilakukan secara santai dan terbuka tanpa ada ketegangan antara pasien dan dokter gigi. Hal ini bertujuan untuk membangun kepercayaan pasien terhadap dokter gigi yang menanganic. Keluhan UtamaKeluhan utama merupakan suatu keadaan yang di anggap pasien sebagai masalah utama. Dalam penyampainya biasanya pasien mengungkapkannya dalam empat kategori yaitu: Kenyamanan (nyeri, sensitive, bengkak) Fungsi (sulit mengunyah, dan berbicara) Social (rasa tidak enak, bau) Penampilan (gigi fraktur dan berubah warna)Pada saat pasien menyampaikan keluhan utama yang di rasakan, dokter gigi harus mampu menganalisa masalah yang terjadi, dan care terhadap pasien serta menjelaskan rencana perawatan yang akan di lakukan secara jelas.d. Riwayat Kesehatan UmumData riwayat kesehatan umum pasien harus akurat dan relefan, jika perlu hubungi dokter yang merawat pasien untuk klarifikasi kesehatan umum pasien. Dalam kondisi kesehatan umum pasien terdapat empat klasifikasi yang memiliki keterkaitan dengan perawatan yang di lakukan, yaitu : Kondisi yang mempegaruhi metodelogi pengobatan, yaitu setiap gangguan yang menentukan penggunaan premedikasi antibiotic, steroid, antikoagulan atau alergi terhadap obat tertentu. Kondisi yang mempengaruhi rencana perawatan , contohnya adalah kelainan perdarahan Kondisi sistemik dengan manifestasi oral, contohnya adalah periodontitis yang diakibatkan oleh diabetes mellitus, menopause, kehamilan dan penggunaan obat antikonvulsane. Riwayat Dental Berikut adalah keadaan keadaan dental yang perlu di pertimbangkan dan di perhatikan oleh dokter gigi : riwayat periodontal terkait dengan penilaian control plaknya riwayat restorasi terkait dengan jenis restorasi dan bahan yang digunakan. riwayat bedah terkait dengan informasi pasien tentang kehilangan gigi dan komplikasi selama dilakukan tindakan bedah riwayat endo dapat dilihat dengan foto rontgen untuk melihat kondisi periapikalnya dan keadaan gigi Riwayat orto Riwayat prostodonsia terkait apakah pasien merasa nyaman dengan gigi tiruan sebelumnya, apakah terdapat keluhan pada pemakaian gigi tiruan yang lama sehingga dapat di buat pertimbangan oleh dokter gigi untuk pembuatan gigi tiruan yang baru. riwayat radiografi riwayat disfungsi tmj, jika terdapat suatu kelainan pada temporo mandibular jointnya maka harus disembuhkan terlebih dahulu sebelum dilakukan perawatan gigi tiruan2. Pemeriksaan KlinisMeliputi pemeriksaan visual, fisik (sentuhan), dan pendengaran a. Pemeriksaan umum, meliputi vital signb. Pemeriksaan ekstra oral, dalam pemeriksaan ini yang perlu di perhatikan adalah kondisi asimetri wajah yang biasanya menimbulkan kelainan yang serius, selain itu juga kondisi otot otot pengunyahannya, kelenjar getah bening ,tmj dan bibirc. Pemeriksaan intra oral meliputi keadaan periodontal, gingiva, kondisi gigi geligi, dan relasi gigi geligi d. Pemeriksaan radiografi berguna untuk melihat keadaan gigi geligi dan gigi penyangganya3. Diagnosa dan PrognosisKetepatan diagnose di dapatkan dari hasil anamnesa dan pemeriksaan yang telah di lakukan. Prognosa dari pasien sangat di pengaruhi dengan keadaan keadaan tertentu pada pasien misalnya control plak pada pasien, resiko pasien terkait dengan penyakit sistemik yang di derita pasien, sejarah keberhasilan perawatan yang di terima sebelumnya yang akan menunjukkan pasien tersebut tipe kooperatif atau tidak, faktor local yaitu impaksi di dekat gigi penyangga dan relasi deep bite.4. Pencetakan diagnostic Pencetakan diagnostic ini bertujuan untuk mendapatkan model study dengan menggunakan bahan alginate dengan alat sendok cetak. Model study merupakan hasil tiruan yang akurat dari gigi dan batas-batas jaringan sehingga dalam pencetakan diagnostic ini harus tercetak semua anatomical landmark sehingga dapat membantu dalam diagnosa dan rencana perawatan. Tujuan lain dari pencetakan diagnostic yakni untuk pemeriksaan oral yang meliputi oklusi, derajat overclosure, dan besarnya ruang interoklusal yang ada, serta untuk pemilihan gigi penyangga serta preparasi yang akan dilakukan.

B. Kunjungan II (Preparasi Gigi Tiruan Jembatan Porcelain fused to Metal)Untuk preparasi gigi tiruan jembatan porcelain fused to metal dibutuhkan lapisan yang tipis dari opak porselen untuk menutupi metal dan dibutuhkan lapisan yang lebih tebal dari porselen translusen untuk menghasilkan ilusi seperti enamel asli. Ketebalan preparasi yang dibutuhkan untuk metal yaitu sekitar 0,3-0,5 mm (noble metal alloy) dan jika menggunakan base metal alloy yang lebih rigid dibutuhkan ketebalan 0,2 mm. Kedalaman preparasi untuk porcelain fused to metal yaitu 1,2 mm dan 1,4 mm jika menggunakan noble metal alloy. Jika reduksi yang dilakukan kurang adekuat, maka dapat menyebabkan terjadinya over contouring sehingga terjadi inflamasi gingival. Tepi servikal sebaiknya berbentuk shoulder sehingga bahan metal tertutup.1. Preparasi gigi penyanggaTujuan dari preparasi yakni untuk memberikan tempat bagi bahan retainer atau mahkota, menyesuaikan sumbu mahkota dengan arah pemasangan jembatan, dan membangun bentuk retensi.Tahap-tahap preparasi gigi penyangga :a. Preparasi bagian insisalPengurangan bagian insisal adalah sebesar 1,5-2 mm dengan sudut 45o. Tujuannya adalah untuk memberi ketebalan mahkota jaket antara inti dengan gigi antagonis, mencegah patahnya mahkota jaket, dan oklusi dapat diperbaiki.b. Preparasi bagian proksimalPreparasi pada bagian proksimal dilakukan dengan menggunakan round end tapered cylindrical diamond bur dengan ketebalan 1,5-2mm dengan kemiringan 3-5o. Tujuannya untuk membuat bidang mesial dan distal preparasi sesuai dengan arah pasang jembatannya.c. Preparasi permukaan labialPreparasi pada 2/3 insisal sebesar 1-1,5 mm dengan round end tapered cylindrical diamond bur. Tujuannya untuk pengurangan permukaan labial yang digunakan untuk ketebalan mahkota jaket bagian labial.d. Preparasi permukaan lingual atau palatalPreparasi pada bagian lingual/palatal mengikuti kontur gigi dengan tidak menghilangkan singulum. Preparasi sebesar 1,5-2 mm dengan round end tapered cylindrical diamond bur.e. Pembulatan sudut preparasi bidang aksialf. Preparasi akhiran servikalAda beberapa jenis akhiran yaitu shoulder dan chamfer.a. shoulder dengan bevel merupakan desain awal porselen fused to metal. menurut Rosner, pembukaan bagian tepi pengercoran emas dapat dikurangi dengan penggunaan bevel pada akhiran. bevel yang efektif adalah lebih dari sama dengan 45 derajat.b. flat shoulder mudah diidentifikasi oleh teknisi dan dapat terjadi pengumpulan porselen di tepi akhiran.. pada bagian axial line angle dibentuk membulat untuk mengurangi 50% konsentrasi stress sehingga preparasi dapat dilakukan dengan mudah, minimun undercut, dan dapat resisten terhadap distorsi.c. chamfer biasanya banyak digunakan. pada pengecoran alloy emas tidak dapat menggunakan akhiran ini karena tidak memberikan kekuan yang cukup terhadapa resiko deformasi dari marginal mahkota logam bagian fasial yang tipis selama porselen ditembakkan. oleh karena itu, nikel-chromium lebih diunggulkan untuk penggunaan akhiran ini.Preparasi SubgingivaKonsep ini tumbuh dari kepercayaan yang salah bahwa sulkus gingival merupakan zona yang bebas karies. Sehingga preparasi dibawah margin gingival sampai setengah dari sulkus gingival bahkan sampai epithelial attachment. Namun, menurut penelitian didapatkan inflamasi gingival 83% dari 219 crown dengan margin subngiva. Jika margin restorasi terletak di subgingiva maka dapat mengakibatkan terjadinya inflamasi dan memicu aktivitas osteoklas sehingga terjadi resorpsi tulang alveolar. Resorpsi ini nantinya dapat mengakibatkan terbentuknya poket. Inflamasi ini terjadi akibat iritasi langsung maupun retensi plak. Preparasi margin sebaiknya dibuat supragingiva / berada diatas gingiva. Karena margin yang berada pada supragingiva dapat memudahkan dalam pembersihannya, mudah dibentuk, mudah dicetak dan dievaluasi. Namun memang kekurangannya adalah estetiknya kurang. Terdapat beberapa pendapat mengenai margin yang dibuat pada subgingiva. Margin yang dibuat pada subgingiva dapat menyulitkan pembersihan, sehingga plak akan mudah berkembang dan rentan untuk terjadinya inflamasi atau peradangan. Preparasi margin subgingiva dapat dilakukan pada keadaan dimana terjadi erosi servikal, restorasi yang meluar ke arah subgingiva, pada kasus dibutuhkan retensi tambahan, serta untuk modifikasi bentuk aksial.2. Pencetakan fungsionalPencetakan gigi yang telah dipreparasi untuk pembuatan gigi tiruan jembatan diperlukan untuk mendapatkan duplikasi dari keadaan gigi geligi pasien, yang kemudian akan dicor dengan gips dan dihasilkan model kerja untuk membuat kerangka gigi tiruan jembatan. Sebelum dilakukan pencetakan fungsional, semua debris, sisa2 dari preparasi dibersihkan dengan semprotan udara dan air kemudian dikeringkan. Adapun syarat untuk pemilihan sendok cetak untuk pencetakan fungsional adalah sebagai berikut :a. Harus sesuai dengan bentuk lengkung rahang, bila diletakkan di mulut harus ada selisih kira-kira 4-5 mmb. Harus sesuai dengan bahan cetaknyac. Sayap sebelah lingual sendok cetak rahang bawah dapat diperpanjang dengan malam untuk memperluas bagian posteriorSebelum pencetakan, keadaan gigi geligi dan jaringan lunak rongga mulut perlu dicek apakah semua dalam keadaan sehat dan bebas dari radang. Tepi retainer jembatan harus rapi dan garis batas gusi harus tampak dengan jelas. Oleh karena itu, dilakukan pembukaan sela-sela gusi gigi penyangga (retraksi gingiva).Cara retraksi gingiva :a. Daerah preparasi harus kering, dengan menggunakan saliva ejector dan isolasi dengan cotton rollb. Benang retraksi direndam dengan bahan kimia selama dua menit (epinefrin 8% dan alumunium pottasium sulfat)c. Potong benang 5 cm, dipegang dengan jari dan ibu jari pada kedua ujungnya dan dipilin lalu dibengkokkan berbentuk huruf Ud. Tempatkan melingkar pada gigi penyanggae. Tekan benang ke dalam celah gusi dengan plastis filling instrumenf. Penekanan dimulai dari mesio-proksimal ke palatal lalu bagian distal dan bukal, pada akhirnya kembali ke mesio-proksimalg. Potong kelebihan benangUntuk pencetakan dengan rubber base diperlukan sendok cetak perseorangan yang jarak antara dinding dan gigi yang dicetak adalah 2-3 mm, dapat dibuat dari bahan akrilik khusus untuk sendok cetak dengan ketebalan 3 mm. Pencetakan untuk rahang antagonisnya dapat digunakan bahan alginat.3. Pembuatan GTJ sementaraInstruksi GTJSa. Jika dilakukan anastesi, hindari menggigit lidahb. Jangan mengunyah makanan hingga efek anastesi hilangc. Pastikan GTJS tetap berada ditempatnya dan jika lepas jangan sampai diberi lem atau bahan perekat lainnya. instruksikannjika lepas segera datang ke dokter gigi.4. Tahap Pemilihan Warna Dental Porselena. Pencatatan warna/penyesuaian warnaTahap ini sangat penting untuk menentukan kesesuaian material dengan struktur gigi. Untuk menetapkan suatu warna tanpa kesalahan perlu digunakan tiga parameter yaitu hue, chroma, dan value yang menjadi standar untuk menggambarkan warna gigi. Hue berhubungan terhadap karakteristik warna yang memberika suatu identifikasi dan perbedaan dari suatu warna terhadap warna lainnya. merah adalah hue, demikian juga kuning, dan warna lain yang telah diketahui namanya. Chroma adalah suatu kualitas yang memberikan warna yang kuat dari satu warna yang lemah. Chroma merupakan intensitas warna yang memisahkan hue dari hue. Chroma menunjukkan sejumlah warna dalam hue, dihubungkan sebagai lingkaran dari pusat seperti jari-jari dalam kumparan. Value adalah kualitas warna yang digambarkan dengan istilah gelap dan terang yang berhubungan dengan pencahayaan. hal ini merupakan tingkat kecerahan. Value merupakan parameter fotometrik yang diasosiasikan dengan pemantulan total yaitu kecerahan atau kegelapan warna. hue yang diukur dari putih absolut disebut value.a. Hue, merupakan warna dasar seperti: biru, hijau, kuning, atau merah.b. Chroma merupakan intensitas atau saturasi dari warna, pengukuran tingkat kemurnian seperti biru menjadi biru terang.c. Value, jumlah dari warna abu-abu. Value yang tinggi menunjukan warna keabua-abuannya berkurang (warna menuju putih). Sebaliknya value rendah maka warna akan lebih kehitam-hitaman.Kesesuaian antara warna porselen dengan warna gigi merupakan titik terpenting dalam keberhasilan restorasi menggunakan dental porselen. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan warna antara lain, sumber cahaya, mata operator, lama waktu pengamatan, dan latar belakang atau kondisi ruangan. Sumber cahaya merupakan faktor yang dominan dalam melakukan pemilihan warna. Sumber cahaya dari lampu seringkali menimbulkan metamerisme, sehingga warna yang kita pilih ternyata tidak sesuai dengan warna gigi asli yang menjadi acuannya. Sumber cahaya yang paling baik, yang akan memberikan hasil yang sesuai dengan gigi asli adalah cahaya matahari, yang berwarna putih pada tengah hari antara pukul 12.00 siang sampai 13.00. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi, pada saat ini sudah banyak tersedia lampu yang dapat menghasilkan cahaya yang memiliki karakteristik seperti cahaya matahari pada tengah hari. Operator juga berperan dalam keberhasilan pemilihan warna, kualitas penglihatan mata operator, kelelahan mata dan lamanya pengamatan juga berperan dalam menghasilkan warna yang tepat. Selain itu latar belakang juga berpengaruh dalam menimbulkan metamerisme. Latar belakang yang dimaksud tidak hanya warna cat ruangan, namun termasuk warna baju pasien, dan warna lipstik.b. Teknik pemilihan/pencocokan warna : 1. Shade guide sesuai dengan bahan facing gigi tiruan yang akan digunakan.2. Pencocokan warna harus dilakukan di bawah sinar yang memenuhi syarat.3. Kosmetik dihapus terlebih dahulu.4. Gigi disebelahnya dibersihkan terlebih dahulu dengan rubber.5. Posisi duduk pasien tegak, mulut pasien sejajar dengan mata dokter gigi, observasi dilakukan selama 5 detik.6. Keputusan dalam memilih warna gigi dibuat dengan menempatkan dua shade tab yang hampir sama warnanya diantara gigi yang akan dibuatkan gigi tiruan, pilih salah satu yang tepat.7. Selesai pencocokan warna, shade tab yang telah dipergunakan disterilkan.Teknik pemilihan/pencocokan warna ini menggunakan beberapa shade guide yang disusun berdasarkan hue, chroma, value cincin tabung enamel dan dentin yang merupakan standar satuan shade guide yang berasal dari pabrik. pemilihan warna dengan sistem Munsell dijulai dengan langkah hue, value, chroma.1. langkah huea) dilakukan ketika pasien pertama kali duduk di dental chair dan pilih sumber cahayab) perhatikan sekeliling mulut secara detail, buat taksiran warna coklat, kunong atau keabuan.c) gunakan shade guide dengan pilihan A,B,C, dan D.d) mata operator diistirahatkan dengan melihat warna biru karena merupakan komplementer dari warna kuning.2. langkah chromaa) pemilihan warna berdasarkan hue yang telah ditetapkan. chroma dari hue dipilih dengan membandingkan shade guide dengan bagian tengah gihi, bila tidak sesuai warna dapat diturunkan.b) gunakan shade guide yang disusun berdasarkan hue dibagi lagi atas chroma, misal A terbagi atas A1, A2, A3, atau A4. begitu pula pada B, C, dan D.c) mata operator diistirahatkan3. langkah valuea) pilih value dengan memicingkan mata agar mata lebih sensitif terhadap warna.b) gunakan shade guide c) value yang telah dipilih digunakan untuk penentuan warna inti porselen. bila value ini salah, efeknya akan kurang baik untuk warna bagian servikal gigi.

C. Kunjungan III (Try in)Hal-hal yang dilakukan saat try in adalah :1. Pengepasan gigi tiruan jembatan harus memperhatikan retensi, stabilisasi, dan oklusi. Perhatikan pula kontak proksimal antara gigi tiruan jembatan dengan gigi sebelahnya dan tepi gigi tiruan jembatan yang tidak boleh menekan gingiva.a. RetensiAdalah kemampuan gigi tiruan jembatan untuk melawan gaya pemindah yang cenderung memindahkan gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan adalah dengan memasang gigi tiruan tersebut kedalam mulut pasien. Apabila tidak memiliki retensi, maka gigi tiruan tersebut akan terlepas setelah dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan tersebut sudah mempunyai retensi.b. StabilisasiMerupakan perlawanan atau ketahanan gigi tiruan jembatan terhadap gaya yang menyebabkan pemindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat dalam kedaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi tiruan dengan cara menekan bagian gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan tidak boleh menunjukkan pergerakan pada saat tes ini.c. Oklusi Pemeriksaan oklusi dilakukan pada posisi sentrik, lateral dan ateroposterior. Diperiksa balancing side, working side, serta ada tidaknya prematur kontak. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan articulating paper yang diletakkan di antara gigi atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah. Setelah itu articulating paper diangkat dan oklusi gigi diperiksa. Apabila terlihat warna yang tidak merata pada permukaan oklsal gigi, maka dilakukan pengurangan pada oklusal gigi yang bersangkutan. Pengecekan dilakukan sampai tidak terdapat trauma oklusid. Marginal fitness & integrityDiperiksa pada bagian tepi servikal restorasi menggunakan sonde bengkok. Dilihat apakah ada bagian yang terlalu pendek atau terbuka serta dilakukan pemeriksaan mengelilingi servikal. Kemudian dilihat juga kondisi gusi, apakah mengalami kepucatan (menandakan tepi servikal yang terlalu panjang sehingga menekan gusi). Disini perlu dilakukan pengurangan panjang.e. Kontak proksimalKontak tidak boleh terlalu menekan, overhanging, atau overkontur. Pengecekan dilakukan dengan menggunakan benang gigi dan dilewatkan di proksimal gigi tetangga ataupun antar GTC. Disini benang harus mengalami hambatan ringan namun tidak sampai merobek benang.f. EstetikaSyarat estetis selalu menjadi poin utama dalam setiap restorasi, khususnya pada masa kini dimana pasien menginginkan restorasinya sewarna gigi dan seideal mungkin, maka pada bagian yang terlihat saat tersenyum (anterior dan sebagian kecil posterior) maka restorasi harus sewarna gigi tetangganya dan harus mengikuti kontur, anatomi, dan bentuk normal gigi tersebut.2. Setelah gigi tiruan jembatan pas pada tempatnya, dilakukan pemasangan sementara dengan freegenol. Tahap pemasangan gigi tiruan jembatan :a. Gigi tiruan jembatan dibersihkan, disterilkan lalu dikeringkan. Gigi abutment juga dikeringkan dan daerah sekitar gigi yang akan dipasang gigi tiruan diisolasi dengan cotton roll.b. Freegenol diaduk dengan konsistensi yang tepat, kemudan dioleskan pada gigi abutmet dan bagian dalam gigi tiruan jembatan.c. Gigi tiruan jembatan lalu dipasangkan dan pasien dinstuksikan menggigit tampon beberapa menitd. Sisa-sisa freegenol dibersihkan3. Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan rongga mulut dan tidak makan atau mengigit makanan keras terlebih dahulu.

D. Kunjungan IV (Insersi)Pada kunjungan ini dilakukan pemeriksaan pada pasien, apakah ada keluhan maupun peradangan pada jaringan sekitar. Apabila tidak ada keluhan, maka dapat dilakukan menyemenan permanen dengan menggunakan semen GI tipe 1. Cara penyemenan permanen gigi tiruan jembatan adalah :a. Daerah sekitar gigi yang akan dipasangi gigi tiruan jembatan diisolasi dengan cotton roll.b. Gigi tiruan jembatan dibersihkan, disterilkan lalu dikeringkan. Gigi abutment juga dikeringkan.c. Glass Ionomer tipe 1 diaduk dengan konsistensi yang tepat, lalu dioleskan pada gigi abutmet dan bagian dalam gigi tiruan jembatan.d. Gigi tiruan jembatan dipasang dengan tekanan maksimal, kemudian pasien disuruh menggigit beberapa menit.e. Sisa-sisa semen dibersihkan.Instruksi pasien :a. Menjaga kebersihan rongga mulut. b. Tidak makan atau mengigit makanan keras terlebih dahulu, seperti mengunyah es karena adanya resiko porselen fraktur.c. Gunakan pasta gigi untuk gigi sensitif karena gigi penyangga dapat menjadi sensitif akibat adanya penyemenan.d. Gunakan pasta gigi berflouride karena untuk menanggulangi terjadinya karies akibat kebocoran tepi.e. Apabila ada keluhan, rasa sakit segera kembali untuk di kontrol.

E. Kunjungan V (Kontrol)Pada saat kontrol, dilakukan pemeriksaan subjektif dan objektif :a. Pada pemeriksaan subjektif, ditanyakan apakah ada keluhan setelah gigi tiruan jembatan dipasang dan dipakai.b. Pada pemeriksaan objektif, dilihat keadaan jaringan keras dan jaringan lunak di daerah sekitar gigi tiruan jembatan. Apakah ada peradangan atau tidak. Retensi, stabilisasi dan oklusi gigi tiruan juga perlu diperiksa.

Prajitno, H.R. 1994. Ilmu Geligi Tiruan Jembatan: Pengetahuan Dasar dan Rancangan Pembuatan. Jakarta: EGCRosenstiel, S.F., et al.2001. Contemporary Fixed Prosthodontics 3rdEd. USA: Mosby Inc.Hebert,Shillingburg. 1987. Fundamentals of Tooth Preparations. Chicago : QiuhtessenceRonald, Boldstein. 1998. Estetic in Dentistry 2nd Ed. Vol. 1. Ontario : BC DeckerSoratur. 2002. Essentials of Dental Materials. New Delhi : Jaypee