lpm kelompok 3.docx

104
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Kelapa Gading A. Keadaan Geografis Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri atas tiga kelurahan, yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan Dua. Populasi warga Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara. Hampir 65 % penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa. Batas wilayah kecamatan Kelapa Gading : a) Sebelah utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu Selatan dan Rawa Badak Kecamatan Koja – JakartaUtara. b) Sebelah selatan : Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung – Jakarta Timur. c) Sebelah timur : Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan Cakung – Jakarta Timur. d) Sebelah barat : Jl. Raya Yos Sudarso Kec. Tanjung Priok – Jakarta Utara. B. Keadaan Demografi 1

Upload: adheliakusuma1569

Post on 20-Jan-2016

208 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LPM Kelompok 3.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Kelapa Gading

A. Keadaan Geografis

Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri

atas tiga kelurahan, yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading

Timur, dan Pegangsaan Dua. Populasi warga Kelapa Gading sekitar

5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara.

Hampir 65 % penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa.

Batas wilayah kecamatan Kelapa Gading :

a) Sebelah utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu

Selatan dan Rawa Badak Kecamatan Koja – JakartaUtara.

b) Sebelah selatan : Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung –

Jakarta Timur.

c) Sebelah timur : Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan

Cakung – Jakarta Timur.

d) Sebelah barat : Jl. Raya Yos Sudarso Kec. Tanjung Priok –

Jakarta Utara.

B. Keadaan Demografi

Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara periode

Januari – Agustus 2012, Kecamatan Kelapa Gading mempunyai

jumlah penduduk sebanyak 134.113 jiwa, dengan kepadatan

penduduk 67/Ha. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di

kecamatan Kelapa Gading periode Januari – Desember 2012.

1

Page 2: LPM Kelompok 3.docx

Tabel 1.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2012

No. KelurahanLuas Wilayah

(km2)Jumlah

PendudukKepadatan Penduduk

(per km2)

1. Kelapa Gading Timur 355,13 41.053 11.560

2. Kelapa Gading Barat 650,12 38.645 7.681

3. Pegangsaan Dua 628,45 54.415 8.659

Jumlah 1633,70 134.113 27.900

Sumber :Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan

Kelapa Gading tahun 2012

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Desember 2012

No Keterangan Jumlah

1. Laki-laki 67.326

2. Perempuan 66.787

Jumlah 134.113

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil

Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012

Tabel.1.3 Jumlah penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan

Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012

No.

KelurahanJumlah Penduduk

Jumlah KK

Jumlah RW

Jumlah RT

1.Kelapa Gading Timur 41.053 13.065 21 241

2.Kelapa Gading Barat 38.645 10.235 21 208

3. Pegangsaan Dua 54.415 13.615 25 231

2

Page 3: LPM Kelompok 3.docx

Jumlah 134.113 34.074 67 680

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan

Kelapa Gading tahun 2012

Berikut merupakan data demografi kecamatan Kelapa Gading :

a) Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah

Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan

1. Tidak sekolah 10.695 9.802

2. Tidak tamat sekolah 6.869 6.055

3. Tamat SD 10.695 14.093.

4. Tamat SLTP 10.714 12.021

5. Tamat SLTA 18.189 16.347

6. Tamat Akademi / Perguruan tinggi 15.623 14.259

Sumber : Laporan Bulan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan

Kelapa Gading tahun 2012

3

Page 4: LPM Kelompok 3.docx

b) Data Penduduk Menurut Pekerjaan

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan

Kelapa Gading tahun 2012

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan

1. Tani 416 342

2. Karyawan swasta/pemerintah/ABRI 23.430 23.140

3. Pedagang 6.867 6.321

4. Nelayan 442 252

5. Buruh tani 284 195

6. Pensiunan 4.793 4.279

7. Pertukangan 643 0

8. Pengangguran 4.449 4.354

9. Fakir miskin 2.406 1.918

10. Lain-lain 10.241 10.613

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan

Kelapa Gading tahun 2012

c) Data Sarana Peribadatan

Tabel 1.6 Sarana Peribadatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading

Tahun 2012

No. Sarana peribadatan Jumlah

1. Masjid 28

2. Mushola 43

3. Gereja 36

4. Wihara 2

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun

2012

4

Page 5: LPM Kelompok 3.docx

d) Data Sarana Kesehatan

Tabel 1.7 Sarana Kesehatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading

Tahun 2012

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

tahun 2012

e) Data Sarana Perdagangan dan Hiburan

Tabel 1.8 Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Kecamatan

Kelapa Gading Tahun 2012

No. Sarana perdagangan dan hiburan Jumlah

1. Hotel 5

2. Pasar tradisional 7

3. Pasar swalayan 9

4. Rumah makan 72

5. Jasa boga 21

6. Salon 53

5

No. Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah

1 Rumah Sakit 2

2 Puskesmas 5

3 RB Puskesmas 1

4 Klinik 24 jam 3

5 Praktek Dokter Umum 119

6 Praktek Dokter Gigi 79

7 Praktek Dokter Spesialin 241

8 Praktek Bidan Swasta 9

9 Balai Pengobatan 24

10 Apotik 64

11 Laboratorium Klnik 5

12 Posyandu 42

Page 6: LPM Kelompok 3.docx

7. Konveksi 1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun

2012

1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas

A. Definisi Puskesmas

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas

merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai

misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang

melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja

tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan

kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.

Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas

dituntut untuk mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya

yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh

pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang

dimiliki puskesmas juga meliputi : kewenangan merencanakan

kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan

menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods

serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi

geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan

pada tiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan

sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap melaksanakan

kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam

mewujudkan kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak terbatas

pada aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.

6

Page 7: LPM Kelompok 3.docx

Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat

dirasakan oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat

reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi perubahan yang

mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan

paradigma pembangunan kesehatan menjadi “Paradigma Sehat”.

Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep

yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :

a) Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan

pada upaya kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus

padaupaya preventif dan kuratif tanpa mengabaikan

kuratif-rehabilitatif,

b) Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat

terpilah-pilah (fragmented) berubah menjadi kegiatan yang

terpadu (integrated),

c) Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak

dari pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan

lebih banyak dari masyarakat

d) Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan

yang semula fee for service menjadi pembayaran secara

pra-upaya,

e) Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan

konsumtif menjadi investasi,

f) Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh

pemerintah, akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh

masyarakat sebagai “mitra” pemerintah (partnership),

g) Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat

(centralization), menjadi otonomi daerah

(decentralization),

h) Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi

bottom up seiring dengan era desentralisasi.

B. Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau

sebagian dari kecamatan.Faktor kepada kepadatan penduduk, luas

daerah, keadaan geografik, dan keadaan infrastruktur lainnya

7

Page 8: LPM Kelompok 3.docx

merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja

puskesmas.Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah

Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan

oleh Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota.Sasaran penduduk yang dilayani oleh

satu puskesmas adalah sekitar 30.000 penduduk. Untuk jangkauan

yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas Pembantu dan Puskesmas

Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk

150.000 jiwa atau lebih, merupakan ”Puskesmas Pembina” yang

berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga

mempunyai fungsi koordinasi.

C. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas

meliputi:

a) Promotif (peningkatan kesehatan)

b) Preventif (upaya pencegahan)

c) Kuratif (pengobatan)

d) Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak

membedakan jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam

kandungan sampai meninggal.

D. Peran Puskesmas

Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas

mempunyai peran yang vital sebagai institusi pelaksana teknis,

dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke

depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan

kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang,

tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan

pemantauan yang akurat.

8

Page 9: LPM Kelompok 3.docx

E. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang

ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta

mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan

masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh setiap

puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

a) Promosi kesehatan masyarakat

b) Kesehatan lingkungan

c) KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak)

d) KB (Keluarga Berencana)

e) Perbaikan gizi masyarakat

f) P2M (Pengendalian Penyakit Menular)

g) Pengobatan dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk

tabel, yaitu :

Tabel 1.9 Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas

No. Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator

1. Promosi Kesehatan Penyuluhan di

Dalam dan di Luar

Gedung, PHBS

Tatanan sehat

Perbaikan

perilaku sehat

2. Kesehatan Lingkungan Penyehatan

pemukiman

Cakupan air

bersih

Cakupan jamban

keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah

sehat

3. Kesejahteraan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4

Pertolongan

persalinan

Cakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

Imunisasi Cakupan

9

Page 10: LPM Kelompok 3.docx

imunisasi

4. Keluarga Berencana Pelayanan

Keluarga Berencana

Cakupan MKET

5. Pemberantasan penyakit

menular

Diare Cakupan kasus

diare

ISPA Cakupan kasus

ISPA

Malaria Cakupan kasus

malaria

Cakupan

kelambunisasi

Tuberkulosis Cakupan

penemuan kasus

Angka

penyembuhan

6. Gizi Distribusi vit A /

Fe / cap yodium

Cakupan vit A /

Fe / cap yodium

PSG % gizi kurang /

buruk, SKDN

Promosi Kesehatan % kadar gizi

7. Pengobatan Medik dasar Cakupan

pelayanan

UGD Jumlah kasus

yang ditangani

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

F. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya

yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang

ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan

puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya

kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :

a) Upaya Kesehatan Sekolah

b) Upaya Kesehatan Olahraga

10

Page 11: LPM Kelompok 3.docx

c) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

d) Upaya Kesehatan Kerja

e) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

f) Upaya Kesehatan Jiwa

g) Upaya Kesehatan Mata

h) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

i) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula

bersifat upaya inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas

tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan dan

pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat

tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh

puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan

mempertimbangkan masukan dari Konkes/BPKM/BPP.Upaya

kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib

puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan

serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai.Penetapan upaya

kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas

kesehatan kabupaten/kota.Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan

pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan

oleh dinas kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya

kesehatan pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan

masyarakat, maka dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggung

jawab dan wajib menyelenggarakannya.Untuk itu dinas kesehatan

kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional

lainnya.

11

Page 12: LPM Kelompok 3.docx

G. Azas Puskesmas

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya

pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas

secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari

ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya

menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam

menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan

wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah

kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan berbagai

kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat

kecamatan sehingga berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap

kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang

diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah

kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)

secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga

dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan

setiap program puskesmas.Untuk ini, berbagai potensi

masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan

Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus

dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan

masyarakat antara lain :

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)

12

Page 13: LPM Kelompok 3.docx

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi

(Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),

Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos

Kesehatan Pesantren (Poskestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat

(TPKJM)

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat

Keluarga (TOGA), Pembinaan Pengobatan Tradisional

(Battra).

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta

diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap

program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya

kesehatan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas.

Contoh keterpaduan lintas program antara lain :

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) :

keterpaduan KIA dengan P2M, gizi, promosi

kesehatan & pengobatan.

2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan

promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi,

kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.

3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan

dengan KIA/KB, Gizi, promosi kesehatan, &

kesehatan gigi.

13

Page 14: LPM Kelompok 3.docx

4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M,

kesehatan jiwa & promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya memadukan penyelenggaraan program

puskesmas dengan program dari sektor terkait tingkat

kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan

dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara

lain :

1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan & agama.

2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan

dengan dengan camat, lurah/kepala desa,

pendidikan, agama dan pertanian.

3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi

kemasyarakatan, PKK dan PLKB.

4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan

dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan,

agama, pertanian, koperASI, dunia usaha dan

organisasi kemasyarakatan.

5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan

dengan dengan camat, lurah, kepala desa, tenaga

kerja dan dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,

kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal

puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan

berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas

menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga

untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap

program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung

jawab atas penyakit atau masalah kesehatan yang

14

Page 15: LPM Kelompok 3.docx

diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal dalam

arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana

pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam

arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu

penyakit tertentu, maka puskesmas tersebut dapat

merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih

mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan

upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :

1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik,

pengobatan tindakan medis (contoh : operasi) dan

lain-lain.

2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk

pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.

3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain

mendatangkan tenaga yang lebih kompeten untuk

melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau

menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di

puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga

macam :

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman

peralatan fogging, peminjaman alat laboratorium

kesehatan, peminjaman alat audio visual, bantuan

obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.

2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk

penyidikan kejadian luar biasa, bantuan

penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan

kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan

sepenuhnya kewenangan dan tanggung jawab

15

Page 16: LPM Kelompok 3.docx

penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan

atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke

periode dinas kesehatan kabupaten/kota. Rujukan

operasional diselenggarakan apabila puskesmas

tidak mampu.

Gambar 1.1 Sistem Rujukan Puskesmas

16

Page 17: LPM Kelompok 3.docx

H. Fungsi Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas

memerlukan evaluasi untuk menilai apakah program yang

dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat indikator

keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan dapat dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-

kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan

warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks

Potensi Tatanan Sehat (IPTS). Ada tiga tatanan yang bisa

diukur yaitu :

a. Tatanan sekolah

b. Tatanan tempat kerja

c. Tatanan tempat-tempat umum

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Segala upaya fasilitasi yang bersifat non-instruktif guna

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar

mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan & melakukan

pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan

fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM

dan tokoh mayarakat.

Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM)

17

Page 18: LPM Kelompok 3.docx

b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan

c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan

atau BPKM (Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau

BPP (Badan Penyantun Puskesmas).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan

ke dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang

terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS

minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan

wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.

1.1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di Jalan Pelepah

Elok No.7 berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4000 m². Berupa bangunan

empat lantai didirikan pada tahun 2000 dan siap dipergunakan awal tahun

2001. Puskesmas ini merupakan pindahan dari Puskesmas Pegangsaan Dua.

Puskesmas ini membawahi empat Puskesmas yang tersebar di 3 (tiga)

kelurahan :

Gambar 1.2. Peta Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas Kelapa Gading

Keterangan :

18

Page 19: LPM Kelompok 3.docx

1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di Jalan Pelepah Elok

No.7 berlokasi di Kelapa Gading Barat.

2. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat beralamat di Jalan Merah

Jambu No. 20 berlokasi di Kelurahan Kelapa Gading Barat.

3. Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua A beralamat di Jalan Kepu No.

32 berlokasi di Kelurahan Pegangsaan Dua.

4. Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua B beralamat di Jalan Gamelan

No. 23 berlokasi di Kelurahan Pegangsaan Dua.

5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur beralamat di Jalan

Puskesmas No. 1 berlokasi di Kelurahan Kelapa Gading Timur.

19

Page 20: LPM Kelompok 3.docx

Diagram 1.1. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Sumber : Laporan Hasil Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Tahun 2013

20

KEPALA PUSKESMAS KECAMATANdr. Siti Rachmi

KA. SEKSI PELAYANAN KA. SEKSI PENUNJANG & KESMAS

KA. TATA USAHA

UNIT PELAYANAN

1. Unit Kesehatan Umum2. Unit Kesehatan Gigi &

Mulut3. Unit Kesehatan Ibu & Anak4. Unit Kesehatan Spesialis5. Unit Rumah Bersalin6. Unit Pelayanan 24 Jam &

Ambulans7. Unit Pelayanan Keluarga

Berencana8. Unit Kamar Operasi

UNIT PENUNJANG1. Unit Farmasi2. Unit Gizi3. Unit Laboratorium4. Unit Radiologi5. Unit Pemeliharaan Peralatan

Kesehatan6. Kesehatan Masyarakat

Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular Penyehatan Lingkungan &

Kesehatan Kerja Gizi & PPSM Kesehatan Jiwa &NAPZA

PUSKESMAS KELURAHAN

KELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL

Page 21: LPM Kelompok 3.docx

A. Visi Puskesmas

a) Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, mandiri melalui

penyelenggara pemeliharaan pelayanan kesehatan prima yang

profesional dan manusiawi sejajar dengan kota besar lainnya di dunia.

b) Dalam kaitannya dengan peran puskesmas sebagai suatu unit

organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan yamg

melaksanakan, pembinaan dan juga memberikan pelayanan para

kesehatan upaya kesehatan secara menyuluruh dan terpadu di wilayah

kerjanya.

B. Misi Puskesmas

a) Membina komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan.

b) Mengembangkan upaya sistem pelayanan kesehatan paripurna yang

bermutu prima dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kemampuan

masyarakat DKI Jakarta.

c) Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan berprilaku hidup

bersih dan sehat.

d) Menjalin kerukunan dengan organisasi kesehatan yang lain dan non

kesehatan, serta masyarakat.

C. Tugas Puskesmas

Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan

upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan

secara terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan

(promotif) serta melaksanakan pemberdayaan puskesmas keluruhan.

D. Fungsi Puskesmas

1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.

2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.

4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.

5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.

6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.

7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

21

Page 22: LPM Kelompok 3.docx

8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,

kesehatan anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan

tenggorokan.

9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.

10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi,

gizi, farmasi dan optik.

11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.

12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.

13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.

14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.

15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.

17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.

18. Penyelenggaraan pencatatan medis.

19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran,

peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis

lainnya.

20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.

21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.

22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat

dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.

23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.

24. Pemeriksaan Jenazah.

25. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan

fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.

26. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas

kecamatan.

27. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku

Kepala Dinas Kesehatan.

22

Page 23: LPM Kelompok 3.docx

E. Sumber Daya Manusia

Potensi tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012 berjumlah 105 orang, dapat dilihat

dalam tabel berikut:

Tabel 1.10 Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa

Gading tahun 2012

Puskesmas

MedisParamedi

sUmum

Jumla

hNo

PN

S

Non

PN

S

PN

S

Non

PN

S

PN

S

Non

PN

S

1 Kec. Kelapa Gading 6 1 22 10 9 12 60

2 Kel.Kelapa.Gading

Timur2 0 7 0 1 1 11

3 Kel.Kelapa.Gading

Barat2 0 5 0 0 1 8

4 Kel.Pegangsaan Dua 2 1 12 1 1 2 19

Jumlah 12 2 46 11 11 16 98

Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2012

F. Sarana dan Prasarana

Di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading juga dilengkapi fasilitas

perlengkapan medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis

adalah perlengkapan dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada

puskesmas.

Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :

a) Basic Equipment

b) Public Health Nursing and Midwifery kit.

c) Diagnostic and Surgical Equipment.

d) Physician kit.

e) Health Education Equipment.

23

Page 24: LPM Kelompok 3.docx

f) Laboratory Equipment.

g) Nebulizer.

h) Screening kit bagi UKS di Puskesmas.

i) Alat-alat Imunisasi.

j) Alat-alat penyuluhan

k) Perangkat peralatan gigi.

l) Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan

m) USG

n) EKG

o) Treadmill

p) Slitlam

q) Optotip snellen/snellen chart

r) Optik kaca mata

s) Alat-alat KB

t) Bangku ginekologi

u) Rontgen

v) Klinik jiwa

w) Test Ishihara

x) Akupunktur

y) Inkubator neonatus

Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading adalah:

a) Meubel

1. Meja periksa 16 buah

2. Meja rapat 2 buah

3. Meja kerja 40 buah

4. Kursi 60 buah

5. Bangku tunggu 60 buah

b) Kendaraan/transportasi

1. Mobil puskesmas keliling 2 buah

2. Sepeda motor 9 buah

c) Perlengkapan kantor

1. Administrasi (formulir,kertas,map,dll)

24

Page 25: LPM Kelompok 3.docx

2. Mesin ketik (portable, elektronik)

3. Mesin hitung

4. Brankas

5. Personal komputer 3 (tiga) unit

6. LCD 1 buah

d) Alat komunikASI : Telepon, intercom

e) Alat penerangan : PLN dan generator diesel

f) Alat Rumah Tangga Kantor :

1. Televisi

2. Radio kaset/radio

3. Kulkas

4. Peralatan dapur

5. Kasur, bantal, gorden, taplak

6. Alat-alat kebersihan

G. Program Kesehatan Dasar Di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

a) Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM)

b) Program Kesehatan Lingkungan

c) Program Kesehatan Ibu dan Anak

d) Keluarga Berencana (KB)

e) Program Gizi

f) Pengendalian Penyakit menular (P2M)

g) Program Pengobatan Dasar

Pada laporan Pemecahan Masalah ini dilakukan pembahasan tentang

program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.

H. Program Kesehatan Lingkungan

Keadaan lingkungan baik fisik dan biologis pemukiman penduduk

Indonesia belum baik, baru sebagian kecil penduduk yang menikmati air

bersih dari fasilitas penyehatan lingkungan. Hal ini berakibat masih

tingginya angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit.

Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk perbaikan mutu

lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui kegiatan

peningkatan sanitasi dasar serta pencegahan dan penanggulangan kondisi

25

Page 26: LPM Kelompok 3.docx

fisik dan biologis yang tidak baik, termasuk berbagai akibat sampingan

pembangunan. Semua kegiatan penyehatan lingkungan dan pemukiman

yang dilakukan oleh staf puskesmas, sebaiknya dilaksanakan dengan

mengikutsertakan masyarakat secara bergotong-royong.

Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi

dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk

pengendalian pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta

masyarakat dan keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis

dampak lingkungan.

Secara umum, kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan

pemukiman bertujuan untuk mengendalikan semua unsur fisik dan

lingkungan yang terdapat di masyarakat, yang dapat memberi pengaruh

jelek terhadap kesehatan mereka. Secara khusus, program ini bertujuan

untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin

masyarakat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal serta

mencapai terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat, dan sektor

lain yang berkaitan serta bertanggung jawab atas upaya peningkatan dan

pelestarian lingkungan hidup.

a) Definisi

Program Kesehatan lingkungan adalah suatu program untuk

memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar

terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup

didalamnya.

b) Tujuan

Tujuan kegiatan kesehatan lingkungan adalah menanggulangi dan

menghilangkan unsur-unsur pada lingkungan sehingga faktor lingkungan

yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko timbulnya penyakit menular

di masyarakat.

c) Indikator Kerja

Penulisan laporan ini terbatas pada kegiatan program penyehatan

lingkungan di Puskesmas kecamatan Kelapa Gading yang berfokus pada

kegiatan Pemantauan kualitas air bersih, Pemantauan kualitas air minum,

26

Page 27: LPM Kelompok 3.docx

Pemantauan TTU, serta Usaha Pengendalian Vektor DBD, Pemeriksaan

Jentik Berkala.

d) Sasaran

1) Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP)

2) Pengendalian Vektor dan Binatang Pengganggu (PVBP)

3) Pemantauan Air Bersih dan Air Minum

4) Penyehatan Tempat - Tempat Umum (TTU)

5) Tempat Umum Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat

e) Kegiatan program kesehatan lingkungan

Program kesehatan lingkungan di Puskesmas meliputi :

1) Pembinaan TTU

2) Pembinaan TPM

3) Pemantauan Kualitas Air Bersih

4) Pengendalian Vektor

1.1.4 Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa

Gading

Kesehatan lingkungan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan

dari Sistem Kesehatan Masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari

masih tingginya kasus-kasus penyakit yang berbasis lingkungan yang

endemis seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), TBC Paru,

Penyakit Diare, Demam Berdarah Dengue (DBD), maupun timbulnya

penyakit baru seperti Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) ataupun

Flu Burung / Avian Influenza (A1)

Kesehatan lingkungan menentukan derajat kesehatan masyarakat,

bahkan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam

penentuan derajat kesehatan masyarakat. Dengan demikian pengendalian

faktor lingkungan yang baik akan sangat berguna dalam upaya penurunan

angka kesakitan (morbidity rate) maupun menurunkan angka kematian

(mortality rate) yang berhubungan dengan penyakit-penyakit yang

berbasis lingkungan.

27

Page 28: LPM Kelompok 3.docx

Tingginya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan disebabkan

oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar terutama air bersih, air minum,

jamban, meningkatnya pencemaran, kurang higienesnya cara pengolahan

makanan, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat,

serta buruknya penatalaksanaan bahan kimia yang kurang memperhatikan

Blum (1974) menyampaikan bahwa faktor lingkungan dan perilaku

mempunyai pengaruh terbesar terhadap status kesehatan masyarakat

disamping faktor pelayanan kesehatan dan generik. Keempat faktor

tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain seperti : Sumber daya

alam, keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem budaya, dan

populasi sebagai satu kesatuan. Faktor lingkungan itu sendiri meliputi

lingkungan fisik, lingkungan biologis, lingkungan sosio cultular. Untuk

itu cara pencegahan dan pengendalian penyakit-penyakit tersebut harus

melalui upaya perbaikan lingkungan / sanitasi dasar dan perubahan

perilaku ke arah yang lebih baik.

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading merupakan salah satu

Puskesmas yang memasukkan kesehatan lingkungan ke dalam program

wajib Puskesmas dan melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif masalah kesehatan lingkungan yang terdapat di wilayah

kerjanya.

Program kesehatan lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa

Gading tahun 2013 meliputi :

1) Pembinaan TTU

2) Pembinaan TPM

3) Pemantauan Kualitas Air Bersih

4) Pengendalian Vektor

1) Pembinaan Tempat – Tempat Umum

Kegiatan pemantauan TTU ini dilaksanakan agar TTU yang ada

memenuhi syarat kesehatan terutama tersedianya sarana sanitasi dasar

seperti air bersih, jamban sehat, tempat pembuangan sampah serta

memenuhi syarat dari segi kebersihan, pencahayaan, kebisingan,

kelembapan dan yang lebih penting agar TTU yang ada tidak berfungsi

28

Page 29: LPM Kelompok 3.docx

sebagai sarana penularan penyakit tertentu terutama yang penularannya

melalui vektor seperti DBD.

29

Page 30: LPM Kelompok 3.docx

Tujuan :

1. Terciptanya rumah dan perumahan/pemukiman/TTU yang

memenuhi sarat kesehatan, terutama pada aspek penyehatan air

bersih, pengelolaan limbah dan kotoran, pengelolaan sampah,

konstruksi bangunan, intensitas, pencahayaan, kapasitas

kebisingan, penghawaan dan penyehatan makanan dan minuman,

serta sarana dan prasarana pemukiman.

2. Membantu masyarakat menolong dirinya sendiri agar terhindar

dari penyakit yang ditularkan ditempat-tempat umum.

3. Membantu pengusaha dan pengelola tempat-tempat umum (TTU)

dengan memberikan penyuluhan, pembinaan dan pengawasan

sehingga TTU tidak menjadi sumber penularan penyakit.

Landasan Hukum

SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang kewajiban

memiliki sertifikat laik sehat bagi restoran dan usaha rumah makan

bagi usaha jasa boga di DKI Jakarta.

Tolak Ukur

Jumlah TTU yang memenuhi syarat kesehatan.

Ruang lingkupnya

Penyehatan air bersih, kualitas hidup, konstruksi/ bangunan,

pengelolaan air limbah, pengolahan sampah, pembuangan kotoran,

intensitas kebisingan, intensitas pencahayaan, penghawaan, dan

penyehatan makanan serta minuman.

Sasaran TTU

Tempat sarana pendidikan, tempat ibadah, sarana olahraga, pasar,

salon, sarana kesehatan, sarana transportasi, terminal, sarana

pariwisata, hotel, tempat penginapan.

Parameter rumah sehat sebagai berikut :

- Tersedia air bersih, ada penampungan air bekas, ada tempat

sampah, ada jamban, ada saluran pembuangan air hijau

- Kandang ternak terpisah paling tidak 10 m jaraknya dari rumah

- Ada jalan keluar untuk asap dapur melalui lubang langit-langit

- Halaman rumah harus selalu dibersihkan, pekarangan ditanami

tumbuh-tumbuhan bermanfaat

30

Page 31: LPM Kelompok 3.docx

- Ruangan rumah cukup luas dan tidak padat penduduknya

- Dinding dan lantai harus kering dan tidak lembab

- Kamar-kamar harus berjendela, ada lubang angin dan sinar

matahari dapat masuk ruangan rumah

- Dimana pun tidak terdapat jentik-jentik nyamuk, kecoa dan tikus

Kegiatan yang dilaksanakan dalam Pembinaan Tempat-Tempat

Umum meliputi pembinaan dan pengawasan terhadap sejumlah

tempat-tempat umum, namun kegiatan tidak dapat dilaksanakan

karena keterbatasan sumber daya manusia, waktu dan dana.

2) Pembinaan Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

Tujuan :

a. Membantu masyarakat agar terhindar dari penyakit bawaan

makanan, yang menyertai dan makanan sebagai tempat

berkembangnya bibit penyakit.

b. Membantu pengusaha tempat pengolahan makanan (TPM)

dalam menyiapkan makanan sehat dengan memberikan

penyuluhan, pembinaan dan pengawasan terhadap makanan

yang diperdagangkan.

Landasan Hukum

a. Permenkes RI No. 304/Menkes/Per/IV/1989 tentang

Persyaratan Rumah Makan dan Restoran.

b. SK Gubernur DKI Jakarta No. 502 Tahun 1996 tentang

kewajiban memiliki sertifikat laik sehat bagi hotel, restoran dan

usaha rumah makan bagi usaha jasa boga di DKI Jakarta.

Tolak Ukur

- Jumlah Restoran dan Rumah Makan yang memiliki sertifikat

Laik Sehat.

- Angka Keracunan Makanan dari Tempat Pengolahan Makanan.

- Jumlah TPM yang memenuhi syarat kesehatan.

Ruang Lingkup

31

Page 32: LPM Kelompok 3.docx

Mencakup pemeriksaan terhadap perilaku penjamah makanan dan

air, sarana dan prasarana TBM, etalase makanan jadi, bahan baku di

jasa boga, catering, hotel, restoran makanan atau rumah makan.

Dalam kegiatan TPM di lingkungan Puskesmas Kecamatan Kelapa

Gading meliputi Pembinaan dan Pengawasan Tempat Pengolahan

Makanan.

Kegiatan penyehatan tempat pengolahan makanan di

puskesmas wilayah kecamatan Kelapa Gading meliputi pembinaan

dan pengawasan tempat pengolahan makanan. Namun pada periode

Januari 2013 sampai Agustus 2013 tidak dijalankan dikarenakan

keterbatasan sumber daya manusia.

3) Pemantauan Kualitas Air Bersih

Sektor kesehatan dalam program pemantauan sumur pompa

tangan dan sumur pompa gali bertanggung jawab atas penyehatan air

yang meliputi pengamanan dan penetapan kualitas air untuk berbagai

kebutuhan dalam kehidupan manusia, dengan demikian maka

seharusnya air minum harus mencakup kuantitas, kualitas, serta

keadaan ini tidak terlepas dari sumber air bakunya yang harus

mendapat perhatian, terutama dari pengaruh pencemaran secara

alamiah dan pencemaran oleh karena aktifitas manusia. Akibat

kemajuan teknologi, pertumbuhan industri dan penggunaan bahan

kimia termasuk pestisida.

Meningkatnya penyediaan depo air minum di kalangan

masyarakat, maka perlu dilaksanakan pemantauan dan pemeriksaan

laboratorium depo air minum yang diselenggarakan secara berkala dan

berkesinambungan. Agar air yang digunakan oleh masyarakat dari air

minum isi ulang tersebut dapat terjamin kualitasnya sesuai dengan

persyaratan kualitas air minum yang memenuhi syarat.

Sasaran kegiatan:

1. Sumur pompa tangan di wilayah kecamatan Kelapa Gading.

2. Depo Air Minum (DAM) di wilayah kecamatan Kelapa Gading.

Tujuan :

Umum :

32

Page 33: LPM Kelompok 3.docx

Terlindunginya masyarakat darri penggunaan air bersih dan air

minum secara fisik , kimia dan bakteriologi.

Khusus :

- Terpantaunya kualitas air bersih dan air minum secara fisik kimia

dan bakteriologi

- Diketahuinya penyeba sumber pencernaan air.

- Tertanggulanginya masalah menurunnya kualitas air bersih dan air

minum.

Kegiatan:

- Pengawasan sumur pompa tangan

- Pengawasan Depo Air Minum (DAM)

Kegiatan pemantauan kualitas air minum ini tidak dapat

dilaksanakan dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia, waktu

dan dana.

4) Pengendalian Vektor

Tujuan :

Kegiatan Pemeriksaan Jentik berkala (PJB) ini dilakukan bertujuan

mengetahui besarnya resiko populasi di suatu wilayah terhadap

kemungkinan terkena penyakit DBD, di samping untuk memutuskan

mata rantai penularan Penyakit DBD.

Sasaran :

Dari kegiatan ini sasarannya antara lain pemukiman dan sekolah.

Melalui Pemeriksaan Jentik Berkala (jumantik), abatisasi

selektif, dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Kegiatan program

33

Page 34: LPM Kelompok 3.docx

Pengendalian Vektor ini meliputi Pemeriksaan Jentik Berkala ke

rumah-rumah warga serta pemberian abatisasi ke Puskesmas Kelurahan

di wilayah kecamatan dilaksanakan setiap hari Jum’at oleh tim

Jumantik Sukarela. Indikator untuk ABJ yaitu > 95%.

a. Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

- Target kegiatan

Pemberantasan sarang nyamuk ke pemukiman penduduk

kecamatan Kelapa Gading setiap hari jumat pukul 09.00 WIB

sampai dengan pukul 09.30 WIB.

b. Pemeriksaan jentik berkala/abatisasi

- Target kegiatan

Pemeriksaan jentik berkala dan abatisasi, dengan pemeriksaan

jentik berkala setiap jumat dimulai pukul 09.00 WIB.

- Pembahasan hasil kegiatan

Jika terjadi peningkatan jumlah kasus, maka hal tersebut merupakan

tanggung jawab tujuh tatanan, yaitu :

Fasilitas kesehatan

Institusi pendidikan

Pemukiman

Industri dan perkantoran

Tempat-tempat umum (TTU)

Tempat pengelolaan makanan (TPM)

Fasilitas olahraga

Kegiatan program pengendalian jentik Aedes telah dilaksanakan oleh

puskesmas kecamatan, namun karena tidak adanya pelaporan kegiatan

kesehatan lainnya akibat dari pergantian kepengurusan puskesmas

sehingga kegiatan yang telah direncanakan banyak yang belum

terlaksana. Selain itu, adanya pelimpahan beberapa program puskesmas

ke masing-masing kelurahan mengakibatkan pelaporan data di

puskesmas tidak lengkap. Oleh karena itu, hanya data dari program

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di pemukiman pada periode

Januari 2013 – Agustus 2013 yang dapat disajikan.

34

Page 35: LPM Kelompok 3.docx

Tabel 1.11 Laporan Angka Bebas Jentik (ABJ) Bersumber Jumantik Kelurahan

di Kecamatan Kelapa Gading Bulan Januari – Agustus 2013

Puskesmas Jumlah RumahRumah yang

diperiksa

Hasil pemantauan

Rumah

bebas jentikABJ (%)

Kelapa Gading Barat - 2265 2170 95,8

Kelapa Gading Timur - 7888 7505 95,14

Pegangsaan Dua - 57744 38785 67,16

Total 67897 48460 71,37

Sumber : Laporan Bulanan Program Kesehatan Lingkungan Periode Januari -

Agustus 2013

Dari tabel 1.11 pada laporan periode Januari 2013 – Agustus 2013,

diketahui nilai rata-rata Angka Bebas Jentik (ABJ) Kelurahan Kelapa

Gading Barat adalah 95,8%, ABJ Pegangsaan Dua 67,16%, dan ABJ

Kelapa Gading Timur adalah 95,14 %.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Dari lima program kegiatan tersebut, terdapat empat program kegiatan

yang tidak dapat dijalankan dengan alasan keterbatasan sumber daya manusia,

waktu dan dana. Program tersebut, yaitu Pembinaan TTU, Pembinaan TPM,

Pemantauan Kualitas Air Bersih. Sedangkan program yang aktif dilaksanakan

dari program kesehatan lingkungan Puskesmas kecamatan Kelapa Gading pada

periode Januari 2013 – Agustus 2013 adalah program Pengendalian Vektor.

Dari berbagai laporan program kegiatan kesehatan lingkungan yang

dievaluasi di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –

Agustus 2013, dari program pengendalian vektor yaitu kegiatan pemberantasan

sarang nyamuk (PSN) yang dijalankan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

ternyata di ketiga kelurahan yang diperiksa, angka bebas jentiknya masih belum

mencapai target yaitu 95%. Program tersebut dievaluasi karena adanya masalah

pada program yaitu belum mencapai target yang sudah ditetapkan dan data yang

cukup lengkap.

35

Page 36: LPM Kelompok 3.docx

Adapun identifikasi masalah yang didapatkan antara lain :

1. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman

di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari

2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8%.

2. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman

di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013

– Agustus 2013 sebesar 67,16%.

3. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman

di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur Periode Januari

2013 – Agustus 2013 sebesar 95,14%.

36

Page 37: LPM Kelompok 3.docx

1.3 RUMUSAN MASALAH

Setelah identifikasi masalah dari program pemeriksaan jentik berkala (PJB) pada

tatanan pemukiman di Puskesmas kecamatan Kelapa Gading periode Januari 2013 –

Agustus 2013 terdapat satu kelurahan yang belum mencapai target yaitu kelurahan

Pegangsaan Dua, sedangkan kedua kelurahan lainnya melebihi target yaitu kelurahan

Kelapa Gading Barat dan Kelapa Gading Timur. Kemudian dilakukan perhitungan dan

pembandingan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

telah terjadi (observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang

baik sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan.

Rumusan masalah dari program kesehatan lingkungan di puskesmas kecamatan

Kelapa Gading adalah sebagai berikut :

1. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman di

wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari 2013 –

Agustus 2013 sebesar 95,8% sehingga melebihi dari target yaitu 95%.

2. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman di

wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua periode Januari 2013 – Agustus

2013 sebesar 67,16% sehingga kurang dari target yaitu 95%.

3. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman di

wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari 2013 –

Agustus 2013 sebesar 95,14% sehingga kurang dari target yaitu 95%.

37

Page 38: LPM Kelompok 3.docx

BAB II

PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH

Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang

aktual terjadi (observed). Perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas karena

keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan

dapat dipecahkan sekaligus. Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka

dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas

masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif,

objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.

Pada Bab I, telah dirumuskan 3 masalah yang terdapat pada program kesehatan

lingkungan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading. Idealnya, setiap masalah yang ada

tersebut dicarikan solusi pemecahan masalahnya. Dalam penetapan prioritas masalah,

digunakan tehnik scoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria,

pembobotan dan scoring perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan

dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok

diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang

dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:

1. Menetapkan kriteria

2. Memberikan bobot masalah

3. Menentukan scoring setiap masalah

Berdasarkan hasil analisis program kesehatan lingkungan Puskesmas Kecamatan

Kelapa Gading yang diangkat, maka di dapatkan 3 permasalahan. Adapun permasalahan

tersebut meliputi :

4. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 –

Agustus 2013 sebesar 95,8% kurang dari target sebesar 95%.

5. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 – Agustus

2013 sebesar 67,16% kurang dari target sebesar 95%.

38

Page 39: LPM Kelompok 3.docx

6. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur Periode Januari 2013 –

Agustus 2013 sebesar 95,14% kurang dari target sebesar 95%.

Dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode MCUA (Multiple Criteria

Utility Assessment). Keuntungan metode MCUA yaitu hasil perhitungan setiap masalah

lebih objektif, sedangkan kerugiannya proses untuk mendapatkan hasil dibutuhkan waktu

yang lebih lama karena harus menggunakan perhitungan bobot.

Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang

lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi.

Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang

mempunyai bobot lima.

a) Bobot 5 yaitu bobot yang paling penting.

b) Bobot 4 yaitu bobot yang sangat penting sekali.

c) Bobot 3 yaitu bobot yang sangat penting.

d) Bobot 2 yaitu bobot yang penting.

e) Bobot 1 yaitu bobot yang cukup penting

A. Emergency

Emergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga

menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini

adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun

jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif

berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh

permasalahan tersebut. Nilai proxy ditentukan berdasarkan hasil diskusi, argumentasi,

serta justifikasi. Nilai CFR yang digunakan untuk Demam Berdarah Dengue adalah

0,84% (Depkes,2011).

Tahap-tahap melakuan perhitungan skor emergency :

1. Mengidentifikasi besarnya target dari setiap indikator program kesehatan

lingkungan.

2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil yang tercapai dari tiap-

tiap progam Kesehatan Lingkungan).

39

Page 40: LPM Kelompok 3.docx

3. Hitung selisih dari target dan cakupan, lalu kemudian hasil tersebut

dijumlahkan dengan angka proxy yang telah ditetapkan.

4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan score

emergency yang telah ditetapkan.

Untuk menentukan score pada Emergency digunakan range. Range

didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score

dari 1 - 5 dengan jarak tiap range sebesar 0,99 agar mendapatkan nilai Emergency

yang bervariasi.

Tabel 2.1 Range pada Score Emergency

40

Range Score

0 – 5,99 1

6 – 10,99 2

11 – 15,99 3

16 – 20,99 4

21 – 25,99

26 – 30,99

5

6

Page 41: LPM Kelompok 3.docx

Tabel 2.2 Penentuan Score Emergency Terhadap Masalah Kesehatan

Lingkungan yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. Daftar Masalah Proxy

RUMUS

(Target-Cakupan)

+Proxy

Score

1.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

sebesar 95,8%.

CFR Demam

Berdarah

Dengue (DBD)

(95-95,8) + 0,84

= 0,8 + 0,84

= 1,64

1

2.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

sebesar 67,16%.

CFR Demam

Berdarah

Dengue (DBD)

(95-67,16) + 0,84

= 27,84 + 0,84

= 28,68

6

3.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

sebesar 95,14%

CFR Demam

Berdarah

Dengue (DBD)

( 95 – 95,14 ) + 0,84

= 0,14 + 0,84

= 0,98

1

Pada Emergency, daftar masalah program kesehatan lingkungan

didapatkan Score terbesar adalah 5, yaitu pada cakupan tatanan

pemukiman yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat.

41

Page 42: LPM Kelompok 3.docx

B. Greetest Member

Greetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah

atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar selisih

antara target dan cakupan maka akan semakin besar score yang didapatkan. Tahap-

tahap melakukan perhitungan Score Greetest Member :

1. Mengidentifikasi besarnya target dari tiap indikator program kesehatan

lingkungan.

2. Mengidentifikasi seberapa besar angka cakupan (hasil) yang tercapai dari tiap-

tiap program kesehatan lingkungan.

3. Hitung selisih dari target dan cakupan.

4. Sesuaikan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut dengan Score

Greetest Member yang telah ditetapkan.

Untuk menentukan score pada Greetest Member digunakan range. Range

didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan score

dari 1 - 5 dengan jarak tiap range sebesar 0,99 agar mendapatkan nilai Greetes

Member yang bervariasi.

Tabel 2.3 Range pada Score Greetest Member

Tabel 2.4 Daftar Masalah Program Kesehatan Lingkungan di

Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –

Agustus 2013

Cakupan Target Selisih Score

42

Range Score

0 – 5,99 1

6 – 10,99 2

11 – 15,99 3

16 – 20,99 4

21 – 25,99

26 – 30,99

5

6

Page 43: LPM Kelompok 3.docx

No Program dan Kegiatan (a) (b) (b-a)

1 Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading

Barat Periode Januari 2013 –

Agustus 2013 sebesar 95,8%.

95,8 % 95% 0,8% 1

2 Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan Dua

Periode Januari 2013 –

Agustus 2013 sebesar

67,16%.

67,16 % 95% 27,84% 6

3 Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading

Timur Periode Januari 2013

– Agustus 2013 sebesar

95,14%.

95,14% 95% 0,14% 1

Pada Greetest Member daftar masalah program kesehatan lingkungan

didapatkan Score terbesar adalah 5, yaitu pada cakupan tatanan

pemukiman yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk Aedes di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat.

C. Expanding Scope

Expanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan

terhadap sektor lain di luar kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah

tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan

43

Page 44: LPM Kelompok 3.docx

dengan masalah tersebut. Untuk Jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang

memiliki penduduk terkecil sampai yang terbanyak.

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope

Berdasarkan Jumlah Penduduk Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. Kelurahan Jumlah Penduduk

Nilai

1. Kelapa Gading Barat 38.645 jiwa 1

2. Pegangsaan Dua 54.415 jiwa 3

3. Kelapa Gading Timur 41. 053 jiwa 2

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope

Berdasarkan Luas Wilayah Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. KelurahanLuas Wilayah

(Km2)Nilai

1. Kelapa Gading Timur 355,13 1

2. Pegangsaan Dua 628,45 2

3. Kelapa Gading Barat 650,12 3

44

Page 45: LPM Kelompok 3.docx

Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan

Keterpaduan Lintas Sektoral Periode Januari 2013 – Juli 2013

Nilai Lintas Sektor

1 Tidak ada keterpaduan lintas sector

2 Ada keterpaduan lintas sector

Untuk keterpaduan lintas sektoral, dalam hal ini puskesmas kecamatan menjalankan

keterpaduan lintas sektoral.

Tabel 2.8 Penentuan Nilai Expanding Scope Program Kesehatan Lingkungan di

Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Periode Januari 2013 – Agustus 2013

45

No. Daftar MasalahJumlah

Penduduk

Luas

Wilayah

Lintas

SektorJumlah

1.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode Januari

2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8%.

1 3 2 6

2.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua Periode Januari

2013 – Agustus 2013 sebesar

67,16%.

3 2 2 7

3.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur Periode Januari

2013 – Agustus 2013 sebesar

95,14%.

2 1 2 5

Page 46: LPM Kelompok 3.docx

Expanding scope tertinggi terdapat pada cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes

pada tatanan pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua yaitu 7.

D. FEASIBILITY

Feasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin

suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria

kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian

terhadap kriteria ini menjadi obyektif.

Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat

diselesaikan meliputi:

1. Rasio tenaga kesehatan Puskesmas terhadap jumlah penduduk. Semakin

banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka

kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh

karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas

kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan

di masing – masing wilayah Puskesmas.

Tabel 2.9 Range pada Scoring Rasio Tenaga Kesehatan

Tabel 2.10 Scoring Rasio

Juru Pemantau Jentik dengan Jumlah Penduduk Sasaran Program

Kesehatan Lingkungan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa

Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. PuskesmasJuru

Pemantau Jentik

Jumlah Rumah yang diperiksa

Rasio Score

1. Kelurahan Kelapa 33 2265 1 : 68 1

46

Range Score1: 1 – 1:200 1

1: 201 – 1: 400 2

1: 401 – 1: 600 3

1 : 601 – 1: 800 4

1: 801 – 1: 1000 5

1: 1001 – 1:1200 6

Page 47: LPM Kelompok 3.docx

Gading Barat

2.

3.

Kelurahan

Pegangsaan Dua

Kelurahan Kelapa

Gading Timur

243

204

57744

7888

1 : 237

1 : 38

2

1

2. Ketersediaan fasilitas (material), fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan

untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan

cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasilitas yang dibutuhkan oleh setiap

kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuatkan kategori untuk fasilitas

yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut.

Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua yaitu ketersediaan alat/obat

dan ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi,

ada namun kurang mencukupi dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup

bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah yaitu selalu tersedia

dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang,

atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu.

Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.

47

Page 48: LPM Kelompok 3.docx

Tabel 2.11 Scoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013

Kategori Ketersediaan Score

Tempat

Tidak ada 0

Ada tetapi kurang 1

Ada dan cukup 2

Alat/ Obat

Tidak ada 0

Ada tetapi kurang 1

Ada dan cukup 2

3. Ketersediaan dana, Scoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan

Puskesmas penilaian dibagi tiga yaitu “tidak ada”, “cukup” dan “kurang”.

Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program terkait.

Tabel 2.12 Scoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus

2013

Dana Score

Tidak ada 0

Ada tetapi kurang 1

Ada dan cukup 2

48

Page 49: LPM Kelompok 3.docx

Tabel 2.13 Penentuan Score Feasibility Program Kesehatan Lingkungan

terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

No Daftar Masalah SDMFasilitas

(Alat/Obat)Dana Jumlah

1.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

sebesar 95,8 %.

6 1 2 9

2.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua Periode Januari

2013 – Agustus 2013 sebesar

67,16%.

2 1 2 5

3.

Cakupan Angka Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

sebesar 95,14 %.

1 1 2 4

Feasibility program kesehatan lingkungan di wilayah kerja puskesmas

kecamatan Kelapa Gading pada periode Januari 2013 – Agustus 2013 tertinggi pada

cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman yang

diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat, dengan jumlah

score masing-masing 9.

49

Page 50: LPM Kelompok 3.docx

E. POLICY

Untuk dapat menyelesaikan masalah ini, maka aspek lain yang harus

dipertimbangkan dari suatu masalah tersebut menjadi concern masyarakat dan

pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana kebijakan yang dibuat oleh

pemerintah terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan sebagai hasil

justifikasi ditentukan bahwa untuk mengetahui hal tersebut dilihat dari ada tidaknya

kebijakan dan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah.

Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy tentang kebijakan Terhadap Kegiatan

Puskesmas di Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 - Agustus 2013

Tabel 2.15 Penentuan Nilai Policy tentang undang- undang Terhadap Kegiatan

Puskesmas di Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No. Parameter Score

1 Tidak ada perundang-undangan 1

2 Ada perundang-undangan 2

50

No. Parameter Score

1 Tidak ada kebijakan 1

2 Ada kebijakan 2

Page 51: LPM Kelompok 3.docx

Tabel 2.16 Penentuan Score Policy Program Kesehatan Lingkungan pada

Puskesmas di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari 2013 –

Agustus 2013

51

Page 52: LPM Kelompok 3.docx

52

No Daftar Masalah

Ada

kebijakan

Tidak

ada

kebijakan

Ada

perundang-

undangan

Tidak ada

perundang-

undangan

Jumlah

1 Cakupan Angka

Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada

tatanan pemukiman

yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa

Gading Barat

Periode Januari 2013

– Agustus 2013

sebesar 90,63%.

2 0 2 0 4

2 Cakupan Angka

Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada

tatanan pemukiman

yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan

Pegangsaan Dua

Periode Januari 2013

– Agustus 2013

sebesar 93,28%.

2 0 2 0 4

3 Cakupan Angka

Bebas Jentik

nyamuk Aedes pada

tatanan pemukiman

yang diperiksa di

Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa

Gading Timur

periode Januari 2013

– Agustus 2013

sebesar 94,39%.

2 0 2 0 4

Page 53: LPM Kelompok 3.docx

Score Policy pada program kesehatan lingkungan memiliki score yang sama pada

seluruh cakupan masalah.

Setelah diklasifikasikan berdasarkan 5 kriteria, keseluruhan hasil penghitungan

dari kriteria tersebut dimasukan kedalam tabel penentuan masalah program kesehatan

lingkungan menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing

kriteria, kemudian hasil perkaliaannya di jumlahkan.

No Kriteria BobotMS 1 MS2 MS3

N BN N BN N BN

1 Emergency 5 1 5 6 30 1 5

2 Greatest Member 4 1 4 6 24 1 4

3 Expanding Scope 3 6 18 7 21 5 15

4 Feasibility 2 9 18 5 10 4 8

5 Policy 1 4 4 4 4 4 4

Jumlah 49 89 36

Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program Kesehatan Lingkungan menurut

Metode MCUA di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

Keterangan :

MS 1 : Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 – Agustus 2013

sebesar 95,8%.

MS 2 : Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar

67,16%.

MS 3 : Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan

pemukiman yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur Periode Januari 2013 – Agustus 2013

sebesar 95,14%.

Bedasarkan scoring MCUA, maka dipilih dua prioritas masalah yaitu :

53

Page 54: LPM Kelompok 3.docx

1. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman

yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat

Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8%, dengan score 49.

2. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman

yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode

Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 67,16%, dengan score 89.

2.2 Mencari Kemungkinan Penyebab Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas terhadap masalah yang ada, selanjutnya

ditentukan kemungkinan penyebab masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang ada

terlebih dahulu. Pada tahap sebelumnya telah dicoba mencari apa yang menjadi akar

permasalahan dari setiap masalah yang merupakan prioritas. Pada tahap ini digunakan

diagram sebab-akibat yang disebut juga dengan diagram tulang ikan (fishbone) atau

diagram Ishikawa. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan dibantu dengan data yang

tersedia, dapat disusun berbagai penyebab masalah secara teoritis.

Penyebab masalah dapat timbul dari bagian input maupun proses. Input, yaitu sumber

daya atau masukan oleh suatu sistem. Sumber daya antara lain man (sumber daya

manusia), money (dana), material (sarana), method (cara). Sedangkan proses merupakan

kegiatan sistem. Melalui proses, input akan diubah menjadi output, yang terdiri dari:

a. Planning (perencanaan)

Sebuah proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan organisasi sampai

dengan menetapkan alternatif kegiatan untuk mencapainya.

b. Organizing (pengorganisasian)

Rangkaian kegiatan manajemen untuk menghimpun semua sumber daya

(potensi) yang dimiliki organisasi dan memanfaatkannya secara efektif dan

efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Actuating (pelaksanaan)

Proses bimbingan kepada staf agar mereka mampu bekerja secara optimal

menjalankan tugas-tugas pokoknya sesuai dengan keterampilan yang telah

dimiliki dan dukungan sumber daya yang tersedia.

d. Controlling (monitoring)

54

Page 55: LPM Kelompok 3.docx

Proses untuk mengamati secara terus-menerus pelaksanaan kegiatan sesuai

dengan rencana kerja yang sudah disusun dan mengadakan koreksi (evaluating)

jika terjadi penyimpangan.

55

Page 56: LPM Kelompok 3.docx

Berikut ini adalah prioritas masalah yang akan ditetapkan penyebab masalahnya dengan

menggunakan diagram fishbone :

1. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman

yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat

Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8%.

2. Cakupan Angka Bebas Jentik nyamuk Aedes pada tatanan pemukiman

yang diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua

Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 67,16%.

Masing masing cakupan tersebut dapat dilihat pada digaram fishbone yang tergambar

pada diagram 2.1 dan diagram 2.2.

56

Page 57: LPM Kelompok 3.docx

BAB III

MENETAPKAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

3.1 Menetapkan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menentukan akar penyebab masalah yang paling dominan, untuk mengurangi

atau bahkan menghilangkan akar penyebab masalah yang paling dominan tersebut

maka ditentukan beberapa alternatif pemecahan masalah. Penetapan alternatif

pemecahan masalah dengan menggunakan metode MCUA ( Multiple Criteria Utility

Assassement ), yaitu dengan memberikan skoring 1 dan 5 pada bobot berdasarkan

hasil diskusi, argumentasi dan justifikasi kelompok.

Tabel 3.1 Skoring Bobot Penetapan Alternatif Masalah dengan MCUA

Skor Keterangan

1 Sulit Dilaksanakan, Biaya Mahal, Butuh

Waktu Lama, Tidak Dapat Menyelesaikan

Masalah Dengan Sempurna.

5 Mudah Dilaksanakan, Tidak Butuh Biaya

Mahal, Tidak Butuh Waktu Lama, Dapat

Menyelesaikan Masalah Dengan Sempurna.

Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom dan masalah- masalah yang dicari

prioritasnya diletakkan pada baris. Pengisian dilakukan dari atas ke bawah. Hasilnya

didapat dari perkalian parameter tersebut. Masalah yang mempunyai skor tertinggi,

dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria dalam penetapan alternatif masalah yang

terbaik adalah :

1. Mudah dilaksanakan.

Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling mudah

dilaksanakan dan skor 1 adalah masalah yang paling sulit dilaksanakan.

2. Murah biayanya.

57

Page 58: LPM Kelompok 3.docx

Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling murah

biaya pelaksanaannya dan skor 1 adalah masalah yang paling mahal biaya

pelaksanaannya.

3. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama.

Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 adalah masalah yang paling dapat

diselesaikan dengan cepat dan skor 1 adalah masalah yang memerlukan

waktu paling lama dalam penyelesaiannya.

4. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna

Diberi nilai 1 dan 5, di mana nilai 5 merupakan masalah yang paling

mungkin diselesaikan dengan sempurna dan skor 1 merupakan masalah yang

sulit diselesaikan dengan sempurna.

58

Page 59: LPM Kelompok 3.docx

3.1.1 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk

Aedes Pada Tatanan Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 –

Agustus 2013 Sebesar 95,8 %.

Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif

masalah sebagai berikut :

1. Terbatasnya petugas jumantik pelaksana program PJB.

Alternatif pemecahan masalah :

Menambah petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat kelurahan

dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar tentang

program pemeriksaan jentik berkala.

2. Kurangnya penyuluhan tentang program PJB.

Alternatif pemecahan masalah :

Meningkatkan promosi dan penyuluhan secara aktif program pemeriksaan

jentik berkala bagi seluruh masyarakat di kelurahan.

3. Kurangnya pelatihan petugas tentang sistem pendataan kesehatan yang

benar.

Alternatif pemecahan masalah :

Menambah pelatihan kepada petugas kesehatan mengenai cara dan

pentingnya pendataan kesehatan yang baik dan benar.

Tabel 3.2 MCUA Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada

Tatanan Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa

Gading Barat Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No Parameter BobotAL – 1 AL – 2 AL – 3

N BN N BN N BN

1 Mudah dilaksanakan 4 5 20 5 20 5 20

2 Murah biayanya 3 1 3 5 15 1 3

3

Waktu penerapannya sampai

masalah terpecahkan tidak

terlalu lama

2 1 2 1 2 1 2

4 Dapat menyelesaikan dengan 1 5 5 5 5 1 1

59

Page 60: LPM Kelompok 3.docx

sempurna

Jumlah 30 42 26

Keterangan :

AL–1 : Menambah petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat kelurahan

dan

kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar tentang

program pemeriksaan jentik berkala.

AL–2 : Meningkatkan promosi dan penyuluhan secara aktif program

pemeriksaan

jentik berkala bagi seluruh masyarakat di kelurahan.

AL–3 : Menambah pelatihan kepada petugas kesehatan mengenai cara dan

pentingnya pendataan kesehatan yang baik dan benar.

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan

metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:

1) Meningkatkan promosi dan penyuluhan secara aktif program

pemeriksaan jentik berkala bagi seluruh masyarakat di kelurahan.

2) Menambah petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat

kelurahan dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan

dasar tentang program pemeriksaan jentik berkala.

3) Menambah pelatihan kepada petugas kesehatan mengenai cara dan

pentingnya pendataan kesehatan yang baik dan benar.

3.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk

Aedes Pada Tatanan Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah

Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 –

Agustus 2013 Sebesar 67,16 %.

Dari tiga akar penyebab masalah yang paling dominan ditetapkan alternatif

masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya petugas jumantik yang turun ke lapangan dan kurangnya

pelatihan untuk petugas jumantik.

Alternatif pemecahan masalah :

60

Page 61: LPM Kelompok 3.docx

Menambah tenaga petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat

kelurahan, dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar

tentang program pemeriksaan jentik berkala.

2. Kurangnya komunikasi antar petugas tentang penggunaan metode yang

benar.

Alternatif pemecahan masalah :

Meningkatkan kerja sama antar petugas dengan menerapkan jadwal

pembagian kerja yang adil dan merata, serta menerapkan sanksi bagi yang

tidak melaksanakan tugasnya.

61

Page 62: LPM Kelompok 3.docx

3. Kurangnya promosi kesehatan terhadap warga mengenai pentingnya

Pemeriksaan Jentik Berkala.

Alternatif pemecahan masalah :

Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai program Pemeriksaan

Jentik Berkala.

Tabel 3.3 MCUA Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada

Tatanan Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 – Agustus 2013

No Parameter BobotAL – 1 AL – 2 AL – 3

N BN N BN N BN

1 Mudah dilaksanakan 4 5 20 5 20 5 20

2 Murah biayanya 3 1 3 5 15 5 15

3

Waktu penerapannya sampai

masalah terpecahkan tidak

terlalu lama

2 1 2 1 2 5 10

4Dapat menyelesaikan dengan

sempurna1 5 5 5 5 5 5

Jumlah 30 42 50

Keterangan :

AL–1 : Menambah tenaga petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat

kelurahan, dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan

dasar

tentang program pemeriksaan jentik berkala.

AL–2 : Meningkatkan kerja sama antar petugas dengan menerapkan jadwal

pembagian kerja yang adil dan merata, serta menerapkan sanksi bagi

yang tidak melaksanakan tugasnya.

AL–3 : Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai program Pemeriksaan

Jentik Berkala.

Dari hasil penetapan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan

metode MCUA, berdasarkan peringkat didapatkan hasil sebagai berikut:

62

Page 63: LPM Kelompok 3.docx

1) Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai program

Pemeriksaan Jentik Berkala.

2) Meningkatkan kerja sama antar petugas dengan menerapkan jadwal

pembagian kerja yang adil dan merata, serta menerapkan sanksi bagi

yang tidak melaksanakan tugasnya.

3) Menambah tenaga petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat

kelurahan, dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan

dasar tentang program pemeriksaan jentik berkala.

63

Page 64: LPM Kelompok 3.docx

BAB IV

RENCANA DAN PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH

4.1 Menyusun Rencana Usulan Kegiatan

Setelah ditemukannya alternatif pemecahan masalah maka sampailah pada

tahap penyusunan rencana pemecahan masalah. Dalam tahap ini, diharapkan dapat

mengambil keputusan-keputusan untuk memecahkan akar penyebab masalah yang

dianggap paling dominan. Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan

yang bersifat pokok yang dipandang paling penting dan akan dilakukan menurut

urutannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah tabel yang

menjelaskan rencana memecahkan masalah.

4.1.1 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman

yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat

Periode Januari 2013 – Agustus 2013

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan

meningkatkan Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan

Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading

Barat Periode Januari 2013 – Agustus 2013 yang didapatkan pada BAB III, maka

dibuat rencana usulan kegiatan yang diusulkan untuk masuk dalam perencanaan

program kerja puskesmas kelurahan Kelapa Gading Barat pada bulan September

2013 – Desember 2013. Adapun usulan kegiatan yang diajukan dapat dilihat pada

tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rencana Usulan Kegiatan Program Kerja Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat Periode September 2013 - Desember 2013

64

Page 65: LPM Kelompok 3.docx

No

.Keputusan

Rencana

KegiatanTarget

Volume

KegiatanBiaya Keterangan

1. Meningkatkan

promosi dan

penyuluhan program

PJB

1. Melakukan

pendataan atribut

yang dibutuhkan

untuk kegiatan

pelaksanaan

penyuluhan dan

jumlah warga di

kelurahan sekitar

1. Perlengkapan

dan keperluan

untuk

penyuluhan

dapat terdata

secara

terperinci

2x setahun

2. Menentukan

anggaran yang

dibutuhkan dan

mengajukan

proposal

2. Dana

penyuluhan

dapat

terkumpul

sesuai dengan

dana yang

dibutuhkan

2x setahun

3. Mengajukan

proposal

pelaksanaan

penyuluhan

kepada Kepala

Puskesmas

3. Proposal

disetujui oleh

Kepala

Puskesmas

1x setahun

4. Menyusun jadwal

kegiatan

penyuluhan

4. Kegiatan

penyuluhan

terjadwal

1x sebulan

5. Melakukan

penyuluhan

mengenai PJB ke

warga

5. Warga

memahami

dengan baik

tentang PJB

1x sebulan

2. Menambah petugas

kesehatan dengan

melibatkan

masyarakat

kelurahan dan kader

yang telah diberikan

pembekalan

pengetahuan dasar

mengenai program

pemeriksaan jentik

1. Mengajukan

permohonan

tambahan petugas

kesehatan yang

berasal dari warga

(kader) ke Kepala

Puskesmas dan

Kelurahan

setempat

1. Permohonan

perekrutan

petugas baru

sampai ke

Kepala

Puskesmas

dan Lurah

1x setahun

65

Page 66: LPM Kelompok 3.docx

berkala. 2. Mengadakan

rapat untuk

menetapkan

kriteria dan

anggaran untuk

perekrutan tenaga

kesehatan baru

2. Kriteria dan

anggaran untuk

petugas

kesehatan yang

dibutuhkan

telah ditetapkan

1x setahun

3. Mengajukan

proposal ke

Kepala

Puskesmas dan

Kelurahan untuk

perekrutan

petugas baru

3. Proposal

disetujui oleh

Kepala

Puskesmas

dan Kelurahan

1x setahun

4. Membuka

lowongan petugas

jumantik yang

baru

4. Mendapatkan

calon petugas

jumantik yang

baru

2x setahun

5. Seleksi tenaga

kesehatan baru

oleh kepala

puskesmas dan

petugas

sebelumnya

5. Mendapatkan

petugas

jumantik yang

sesuai dengan

kriteria

2x setahun

6. Pembekalan

tenaga kesehatan

baru tentang PJB

6. Tenaga

kesehatan

yang baru

direkrut

memahami

program PJB

dengan baik

2x setahun

7. Mengevaluasi

kegiatan

7. Kegiatan PJB

berjalan

dengan baik

dan benar

1x setahun

3. Menambah

pelatihan kepada

petugas kesehatan

mengenai cara dan

pentingnya

pendataan kesehatan

yang baik dan benar.

1. Mengadakan

rapat untuk

membahas

rencana pelatihan

bagi petugas

kesling mengenai

pendataan yang

baik dan benar

1. Mendapat

persetujuan

untuk

mengadakan

pelatihan bagi

petugas kesling

mengenai

pendataan yang

baik dan benar

1x setahun

66

Page 67: LPM Kelompok 3.docx

2. Perencanaan

pembuatan

proposal rencana

kerja dan

anggaran

pelatihan

mengenai

pendataan yang

baik dan benar

2. Proposal

terselesaikan

dengan baik

1x setahun

3. Menyusun dan

mengajukan

proposal

pengajuan

pelatihan petugas

mengenai

pendataan yang

baik dan benar

3. Proposal

disetujui oleh

kepala

puskesmas

1x setahun

4. Pengaturan

jadwal pelatihan

petugas kesling

4. Jadwal

pelatihan

petugas kesling

terbentuk

2x setahun

5. Melaksanakan

pelatihan

pendataan yang

baik dan benar

5.Bertambahnya

pemahaman dan

pengetahuan

petugas kesling

mengenai

pendataan yang

baik dan benar

2x setahun

6. Menerapkan apa

saja yang telah

didapat dari

pelatihan

mengenai

pendataan yang

baik dan benar

6. Pelaporan

pelaksanaan

program tiap

bulan terdata

dengan rapi

1x sebulan

4.1.2 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman

yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode

Januari 2013 – Agustus 2013

Agar dapat melaksanakan alternatif pemecahan masalah dari kegiatan

meningkatkan Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan

67

Page 68: LPM Kelompok 3.docx

Pemukiman yang Diperiksa di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua

Periode Januari 2013 – Agustus 2013 yang didapatkan pada BAB III, maka dibuat

rencana usulan kegiatan yang diusulkan untuk masuk dalam perencanaan program

kerja puskesmas kelurahan Pegangsaan Dua pada bulan September 2013 –

Desember 2013. Adapun usulan kegiatan yang diajukan dapat dilihat pada tabel

4.2.

Tabel 4.2 Rencana Usulan Kegiatan Program Kerja Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan Dua Periode Agustus 2013 - Desember 2013

No. KeputusanRencana

KegiatanTarget

Volume

KegiatanBiaya Keterangan

1. Memberikan

penyuluhan

kepada warga

mengenai

program

Pemeriksaan

Jentik Berkala.

1) Melakukan

rapat pendataan

atribut yang

dibutuhkan

untuk

pelaksanaan

penyuluhan dan

jumlah warga

yang mengikuti

penyuluhan

1) Keperluan untuk

penyuluhan dapat

terdata secara

lengkap

2x setahun

2) Menentukan

anggaran yang

dibutuhkan

serta menyusun

proposal

2) Dana penyuluhan

dan proposal

tersusun dengan

rapih

2x setahun

3) Mengajukan

proposal

pelaksanaan

penyuluhan

kepada Kepala

Puskesmas

3) Proposal disetujui

kepala puskesmas

1x setahun

4) Mengatur

jadwal

penyuluhan

4) Jadwal kegiatan

tersusun

1x sebulan

5) Melaksanakan

penyuluhan

mengenai PJB

ke warga

5) Warga lebih

mengerti dan

paham tentang

PJB

1x sebulan

68

Page 69: LPM Kelompok 3.docx

2. Meningkatkan

kerja sama antar

petugas dengan

menerapkan

jadwal

pembagian kerja

merata, serta

menerapkan

sanksi bagi yang

tidak

melaksanakan

tugasnya.

1. Mengadakan

rapat untuk

membahas rencana

pembagian tugas

setiap petugas

program

1. Mendapat

persetujuan untuk

pembagian tugas

setiap petugas

program

2x setahun

2. Perencanaan

pembuatan

proposal rencana

kerja dan anggaran

yang dibutuhkan

2. Proposal dan

anggaran dana

terselesaikan dengan

baik

1x setahun

3. Menyusun dan

mengajukan

proposal pengajuan

pelatihan petugas

mengenai

pembagian tugas

program kesling

3. Proposal diterima

oleh Kepala

Puskesmas sehingga

dapat melaksanakan

kegiatan pelatihan

petugas kesling

1x setahun

4. Pengaturan

jadwal pelatihan

petugas kesling

terhadap tugas

baru

4. Jadwal pelatihan

petugas kesling

terbentuk

2x setahun

5. Menerapkan apa

saja yang telah

didapat dari

pelatihan mengenai

pengaturan tugas

pembagian kerja

5. Peningkatan

pelaksanaan

program kesling

dengan baik dan

benar

1x sebulan

6. Rapat evaluasi

kerja

6. Cakupan program

memenuhi target

1x sebulan

3. Menambah

tenaga petugas

kesehatan

dengan

melibatkan

masyarakat

kelurahan, dan

kader yang telah

diberikan

pembekalan

pengetahuan

1) Mengajukan

permohonan

tambahan

petugas

kesehatan baru

berasal dari

warga ke Kepala

Puskesmas dan

Kelurahan

setempat

1) Permohonan

perekrutan

petugas baru

disetujui Kepala

Puskesmas dan

Lurah setempat

1x setahun

69

Page 70: LPM Kelompok 3.docx

dasar tentang

program

pemeriksaan

jentik berkala.

2) Mengadakan

rapat untuk

menetapkan

kriteria dan

anggaran untuk

perekrutan

tenaga

kesehatan baru

2) Mendapatkan

kriteria dan

anggaran untuk

petugas kesehatan

yang dibutuhkan

1x setahun

3) Mengajukan

proposal ke

Kepala

Puskesmas dan

Kelurahan untuk

perekrutan

petugas baru

3) Proposal disetujui

Kepala

Puskesmas dan

Lurah setempat

1x setahun

4) Membuka

lowongan

petugas baru

4) Mendapatkan

petugas baru

yang sesuai

dengan kriteria

2x setahun

5) Pembekalan

tenaga

kesehatan baru

tentang PJB

5) Tenaga kesehatan

yang baru

direkrut

memahami

program PJB

dengan baik

2x setahun

6) Mengevaluasi

kegiatan

6) ABJ mencapai

target

1x setahun

70

Page 71: LPM Kelompok 3.docx

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Terdapat satu program kesehatan dasar Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang

dievaluasi yaitu program Kesling (Kesehatan Lingkungan). Berdasarkan data yang

didapatkan dari Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading didapatkan 2 masalah yang

teridentifikasi, sehingga kedua masalah tersebut menjadi prioritas masalah utama, yaitu :

3. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013 –

Agustus 2013 sebesar 95,8%.

4. Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 –

Agustus 2013 sebesar 67,16%.

Setelah mencari kemungkinan penyebab masalah dengan diagram sebab akibat dari

Ishikawa atau fishbone didapatkan akar-akar masalah dari setiap program di atas, seperti

yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Setelah ditemukan akar-akar masalah setiap

program, didapatkan akar penyebab masalah yang dominan serta alternatif cara

pemecahan masalah, yaitu :

5.1.1 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat Periode Januari 2013

– Agustus 2013 sebesar 95,8%

Akar penyebab masalah paling dominan :

3. Terbatasnya petugas jumantik pelaksana program PJB

4. Kurangnya penyuluhan tentang program PJB

5. Kurangnya pelatihan petugas tentang sistem pendataan kesehatan yang

benar

5.1.2 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua Periode Januari 2013 –

Agustus 2013 sebesar 67,16%.

Akar penyebab masalah paling dominan :

71

Page 72: LPM Kelompok 3.docx

4. Kurangnya petugas jumantik yang turun ke lapangan dan kurangnya

pelatihan untuk petugas jumantik

5. Kurangnya komunikasi antar petugas tentang penggunaan metode yang

benar.

6. Kurangnya promosi kesehatan terhadap warga mengenai pentingnya

Pemeriksaan Jentik Berkala.

5.2 Saran

Berdasarkan permasalahan program kesehatan dasar tersebut disarankan atau

direkomendasikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading sebagai

berikut :

5.2.1 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas Kelurahan Puskesmas Kelapa Gading Barat Periode

Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 95,8 %.

4) Meningkatkan promosi dan penyuluhan secara aktif program pemeriksaan

jentik berkala bagi seluruh masyarakat di kelurahan.

5) Menambah petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat kelurahan dan

kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar tentang program

pemeriksaan jentik berkala.

6) Menambah pelatihan kepada petugas ke sehatan mengenai cara dan

pentingnya pendataan kesehatan yang baik dan benar.

5.2.2 Cakupan Angka Bebas Jentik Nyamuk Aedes Pada Tatanan Pemukiman di

Wilayah Puskesmas di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pegangsaan Dua

Periode Januari 2013 – Agustus 2013 sebesar 67,16%.

4) Memberikan penyuluhan kepada warga mengenai pentingnya program

Pemeriksaan Jentik Berkala.

5) Meningkatkan komunikasi antar petugas dengan mengadakan pelatihan

berkala mengenai penggunaan metode yang benar dalam program

72

Page 73: LPM Kelompok 3.docx

Pemeriksaan Jentik Berkala.

6) Menambah tenaga petugas kesehatan dengan melibatkan masyarakat

kelurahan, dan kader yang telah diberikan pembekalan pengetahuan dasar

tentang program pemeriksaan jentik berkala.

73