lp pk ok.doc

13
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS KEPERAWATAN JIWA LAPORAN PENDAHULUAN I. Masalah Utama Perilaku kekerasan/amuk. II. Proses Terjadinya Masalah Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain. Pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya perubahan sensori persepsi berupa halusinasi, baik dengar, visual maupun lainnya. Klien merasa diperintah oleh suara-suara 1

Upload: musadiryanto

Post on 15-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LP PK OK.doc

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGOROPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERSKEPERAWATAN JIWA

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Masalah Utama

Perilaku kekerasan/amuk.

II. Proses Terjadinya Masalah

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan

kesal atau marah yang tidak konstruktif.

Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut,

manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik

emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga

menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan

pada orang lain.

Pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya

perubahan sensori persepsi berupa halusinasi, baik dengar, visual maupun

lainnya. Klien merasa diperintah oleh suara-suara atau bayangan yang dilihatnya

untuk melakukan kekerasan atau klien merasa marah terhadap suara-suara atau

bayangan yang mengejeknya.

Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan

berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang

orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.

III.Pohon Masalah

1

Page 2: LP PK OK.doc

Pohon masalah pada masalah keperawatan perilaku kekerasan sebagai berikut.

Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji

a. Masalah keperawatan:

1). Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

2). Perilaku kekerasan / amuk

3). Gangguan konsep diri harga diri rendah.

b. Data yang perlu dikaji:

1). Perilaku kekerasan / amuk

Data Subyektif :

a). Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

b). Klien suka membentak dan menyerang orang yang

mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

c). Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

Data Obyektif :

a). Mata merah, wajah agak merah.

b). Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.

c). Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

d). Merusak dan melempar barang-barang.

2). Gangguan konsep diri harga diri rendah.

Data Subjektif:

Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,

bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu

terhadap diri sendiri, destruktif yang diarahkan pada orang lain,

2

Perilaku kekerasan/amuk

Harga diri rendah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Page 3: LP PK OK.doc

gangguan dalam berhubungan, rasa diri penting yang berlebihan,

perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah tersinggung atau

marah berlebihan, perasaan negatif mengenai dirinya sendiri,

ketegangan peran yang dirasakan, penolakan terhadap kemampuan

personal, penurunan produktivitas, khawatir, penyalahgunaan zat.

Data Objektif:

Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih

alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

D. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan

perilaku kekerasan/amuk.

2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah..

D. Rencana Tindakan

Rencana tindakan keperawatan dibagi dua yaitu:

1. Rencana tindakan keperawatan kepada klien

a. Manajemen perilaku kekerasan

b. Manajemen krisis saat terjadi perilaku kekerasan

2. Rencana tindakan keperawatan pada keluarga klien

a. Pertemuan ke 1

Kontrak dengan keluarga

Identifikasi masalah keluarga

Informasi tentang perilaku kekerasan

Informasi tentang cara merawat klien perilaku kekerasan

b. Pertemuan ke 2 dan 3

Penerapan cara merawat klien selama dirawat di rumah sakit

c. Pertemuan ke 4

Perencanaan pulang tentang cara merawat klien dirumah

Cara mengevaluasi perilaku kekerasan di rumah

Cara mengevaluasi jadual kegiatan

3

Page 4: LP PK OK.doc

Rencana tindakan keperawatan pada klien: manajemen perilaku

kekerasan

1. Diagnosa keperawatan: Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

berhubungan dengan perilaku kekerasan/amuk.

TujuanUmum

Klien tidak mencederai dengan melakukan maanjemen perilaku kekerasan.

Tujuan Khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan:

1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati,

sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

1.2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

1.3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

Tindakan:

2.1.Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

2.2.Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.

2.3.Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien

dengan sikap tenang

3. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.

Tindakan:

3.1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan

dirasakan saat jengkel/kesal.

3.2. Observasi tanda perilaku kekerasan.

3.3. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang

dialami klien.

4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

Tindakan:

4.1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan.

4

Page 5: LP PK OK.doc

4.2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan

yang biasa dilakukan.

4.3. Tanyakan "Apakah dengan cara yang dilakukan

masalahnya selesai?".

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Tindakan:

5.1. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.

5.2. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang

digunakan.

5.3. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon

terhadap kemarahan.

Tindakan :

6.1. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.

6.2. Diskusikan cara lain yang sehat secara fisik : tarik nafas

dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.

6.3. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau

kesal / tersinggung

6.4. Secara spiritual: berdo'a, sembahyang, memohon kepada

Tuhan untuk diberi kesabaran.

7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.

Tindakan:

7.1. Bantu memilih cara yang paling tepat.

7.2. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.

7.3. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.

7.4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai

dalam simulasi.

7.5. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel /

marah.

8. Klien mendapat dukungan dari keluarga.

Tindakan :

5

Page 6: LP PK OK.doc

8.1 Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui

pertemuan keluarga.

8.2 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga.

9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).

Tindakan:

9.1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis,

frekuensi, efek dan efek samping).

9.2. Bantu klien mengpnakan obat deng-an prinsip 5 benar

(nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).

9.3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat

yang dirasakan.

2. Diagnosa keperawatan: Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri

rendah.

a. Tujuan umum

Kien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan

dengan orang lain.

b. Tujuan khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

1.1. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip

komunikasi terapeutik:

Sapa klien dengan ramah secara verbal dan nonverbal

Perkenalkan diri dengan sopan

Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang

disukai klien

Jelaskan tujuan pertemuan

Jujur dan menepati janji

Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar

klien

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki.

6

Page 7: LP PK OK.doc

2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

2.2. Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.

2.3. Utamakan memberi pujian yang realistik.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

3.1. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.

3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan

penggunaannya.

4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki.

4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan

setiap hari.

4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien

lakukan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan

kemampuannya.

5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang

telah direncanakan.

5.2. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah

6. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang

dimiliki

6.1. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

6.2. Klien dapat menetapkan/merencanakan kegiatan sesuai

kemampuan yang dimiliki

6.3. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai sesuai kondisi sakit

dan kemampuan

6.4. Klien dapat memanfaatkan system pendukung yang ada

c. Hasil yang diharapkan

1) Klien mengungkapkan perasaannya terhadap penyakit yang

diderita.

7

Page 8: LP PK OK.doc

2) Klien menyebutkan aspek positif dan kemampuan dirinya(fisik,

intelektual, system pendukung).

3) Klien berperan serta dalam perawatan dirinya.

4) Percaya diri klien menetapkan keinginan atau tujuan yang realistik.

DAFTAR PUSTAKA

Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003

Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia : Lipincott-Raven Publisher. 1998

Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999

Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998

Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000

Semarang, 19 September

2005

Praktikan,

ANI KUSWATINIM. G6B 205 003

8

Page 9: LP PK OK.doc

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PERILAKU KEKERASAN

OLEH:

ANI KUSWATIG6B 205 003

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGK VIPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNDIPSEMARANG

2005

9