bab i sd v ok.doc
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan bagian dari aktifitas fisik sehari-hari manusia yang
berguna untuk membentuk jasmani dan rohani yang sehat bagi semua manusia
hidup. Sampai sekarang olahraga memberikan sisi positif terhadap peningkatan
kesehatan masyarakat, selain itu olahraga juga dapat meningkatkan nama
bangsa dan mengharumkannya.
Di Indonesia, olahraga tidak hanya untuk kepentingan pendidikan
disekolah, rekreasi, dan bukan hanya sekedar untuk kesegaran jasmani saja,
akan tetapi olahraga juga sebagai ajang pembentukan prestasi dan sumber
pencarian. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam Undang-Undang
Sistem Keolahragaan Nasional Republik Indonesia nomor: 3 tahun 2005.
Tentang pembinaan dan perkembangan olahraga pada pasal 21 (2005: 12) yang
menyatakan
1. Pemerintahan dan pemerintahan daerah wajib melakukan pembinaan dan pengembangan olahraga sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. 2. Pembinaan dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengolahraga, ketenagaan, pengorganisasian, pendanaan, metode, prasarana dan sarana, serta penghargaan keolahragaan. 3. Pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui tahap pengenalan olahraga, pemantauan, pemanduan, serta pengembangan bakat dan peningkatan prestasi. 4. Pembinaan dan pengembangan keolahragaan dilaksanakan melalui jalur keluarga, jalur pendidikan, dan jalur masyarakat yang berbasis pada pengembangan olahraga untuk semua orang yang berlangsung sepanjang hayat.
1
2
Berdasarkan kutipan di atas demi tercapainya pembinaan dan
pengembangan olahraga yang baik, maka perlu dilakukan perkumpulan
olahraga yang dapat memotivasi seseorang. Salah satu olahraga yang juga
melakukan pembinaan prestasi terhadap pengembangan olahraga adalah
cabang olahraga sepakbola. Sepakbola adalah permainan yang dimainkan
oleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain,
yang lazim disebut keseblasan. Didalam penyelangaraan suatu perkumpulan
olahraga sepakbola, haruslah memiliki faktor-faktor yang mendukung
pencapaian pengembangan dan pembinaan olahraga sepakbola yang baik,
seperti kemampuan teknik yang baik dari pemain, dukungan pelatih,
keadaan sarana dan prasarana, termasuk pelatih yang bisa memotivasi siswa
yang dilatihnya dalam latihan, yang mana sebuah motivasi dapat merubah
seseorang menjadi semakin kuat untuk bertindak dan berprilaku yang baik.
Salah satu pembinaan dan pengembangan olahraga yang
diperhatikan adalah siswa sekolah sepakbola anak bangsa yang berada di
parak laweh kecamatan lubuk begalung kota padang. Dari segi keseriusan
dan keinginannya terlihat ketidak fokusan siswa dalam mengikuti latihan
pada saat latihan. Semua itu dapat dilihat pada saat mereka melakukan
latihan di lapangan sekolah sepakbola anak bangsa. Ini dapat dilihat banyak
siswa yang hanya sekedar bermain tanpa ada keseriusan dalam
melaksanakan latihan dan jika pelatih tidak mengawasi mereka hanya
bercanda kepada teman sebayanya, dan sebagian dari siswa sering datang
terlambat pada saat latihan. Padahal sepakbola adalah olahraga yang
3
popolar di dunia, yang mana sepakbola banyak digemari masyarakat
Indonesia. Dalam olahraga sepakbola para pemain memerlukan kualitas
fisik yang baik karena sebagian besar gerakan yang dilakukan dalam
sepakbola adalah gerakan dasar (basic movement), baik gerak atau teknik
tanpa bola maupun gerak atau teknik dengan bola. Sedangkan menurut
Herwin (2004: 21-22) seorang pemain harus mampu berlari dengan
langkah pendek maupun panjang, karena harus merubah kecepatan lari.
Gerakan lainnya seperti berjalan, berjingkat, melompat, meloncat,
berguling, berputar, dan berhenti tiba-tiba yang semua ini harus dimiliki
oleh pemain. Sedangkan menurut Soewarno (2001: 3) bahwa gerakan dasar
tersebut terdiri dari: gerakan berlari, gerakan berbelok dan gerakan
berputar, gerakan meloncat atau melompat. Menurut pendapat para ahli
diatas siswa harus bisa menguasai dan memahami teknik- teknik berlatih
yang benar agar mencapai hasil yang maksimal.
Didalam latihan motivasi merupakan suatu hal yang sangat
penting, yang didalamnya terdapat berbagai macam teknik, misalnya
kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan prestasi, pujian, dan
celaan telah dipergunakan untuk mendorong siswa agar mau belajar dan
berlatih dalam latihan. Ada kalanya pelatih mempergunakan teknik-teknik
tersebut secara tidak tepat. Begitu juga dengan pelatih, bagaimana cara
pelatih harus bisa meningkatkan motivasi yang dimiliki siswa sekolah
sepakbola anak bangsa.
4
Berdasarkan pengamatan penulis melihat pelaksanaan latihan
yang dilakukan oleh siswa sekolah sepakbola anak bangsa dalam
melakukan latihan ini, menurut dugaan peneliti disebabkan karena
kurangnya motivasi siswa sekolah sepakbola anak bangsa dalam latihan,
kurangnya keseriusan siswa dalam pelaksanaan latihan, dalam latihan siswa
terlihat kurang bersemangat, mereka menjalankan latihan dengan tidak
fokus dan main-main. Disini yang mempengaruhi motivasi siswa dalam
melakukan latihan sepakbola diduga disebabkan oleh kurangnya semangat
juang yang dimiliki siswa dalam latihan, kurangnya minat siswa dalam
mengikuti latihan, kurangnya keyakinan siswa dalam menampilkan
kemampuannya, ketidak fokusan siswa dalam melakukan latihan. Untuk
mengetahui lebih jauh secara pasti keadaan motivasi diri siswa dalam
melakukan latihan sepakbola maka penulis tertarik untuk mengadakan
sebuah penelitian. Untuk itulah penulis mengangkat judul penelitian
“Motivasi Siswa Mengikuti Latihan pada Sekolah Sepakbola (SSB) Anak
Bangsa di Parak Laweh Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang berhubungan dengan
topik penelitian maka perlu mengidentifikasi masalah yaitu:
1. Gambaran motivasi siswa pada sekolah sepakbola anak bangsa di Parak
Laweh Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang
2. Gambaran motivasi siswa mengikuti latihan sepakbola di SSB Anak bangsa
5
3. Gambaran faktor-faktor yang memotivasi siswa mengikuti latihan sepakbola
C. Pembatasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang disampaikan diatas, agar
penelitian ini lebih fokus dan terarah maka penelitian ini membatasi untuk
mengetahui motivasi siswa sekolah sepakbola anak bangsa mengikuti latihan
sepakbola di sekolah sepakbola (SSB) anak bangsa
D. Perumusan Masalah
Masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, seberapa
besar motivasi siswa mengikuti latihan di sekolah sepakbola (SSB) Anak
Bangsa Parak Laweh Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
gambaran motivasi siswa mengikuti latihan sepakbola di sekolah sepakbola
(SSB) Anak Bangsa Parak Laweh Pulau Aie Kecamatan Lubuk Begalung Kota
Padang.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains di Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Padang.
2. Sebagai masukan bagi siswa untuk mengetahui motivasinya dalam
mengikuti latihan sepakbola.
3. Sebagai bahan masukan bagi pelatih untuk mengetahui Motivasi Siswa di
SSB Anak Bangsa.
6
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori
1. Hakekat Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi dalam pengertian ini berasal dari kata motif yang berarti
dorongan atau kehendak sebelum membahas pengertian motivasi terlebih
dahulu dibahas pengertian motif. Gunarsa dalam Komarudin (2013: 23)
menyatakan “motif” sebagai pendorong atau penggerak dalam diri
manusia yang diarahkan pada tujuan tertentu. Berdasarkan pernyataan
Gunarsa tersebut, dapat disimpulkan motif bersal dari dalam diri yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Begitu juga pernyataan
dari Uno (2006: 3) bahwa “motif adalah daya penggerak dalam diri
seseorang untuk melakukan aktifitas tertentu, demi mencapai tujan
tertentu”. Selanjutnya Uno menjelaskan “motif tidak dapat diamati tetapi
dapat di interprestasikan dalam tingkah laku tertentu”.
Berdasrkan menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
motif adalah pendorong atau penggerak dari dalam diri manusia yang
tidak dapat diamati tetapi dapat di interprestasikan dalam tingkah laku
tertentu”.
Menurut para ahli motif terbagi beberapa macam. Woodworth
dalam Purwanto (1990: 62) motif dibedakan menjadi dua bagian
6
7
unlearned motives ( motif-motif pokok yang tidak di pelajari) dan
learned motives ( motif-motif yang di pelajari).
Motif yang tidak di pelajari merupakan motif yang pokok yang
biasa disebut drive (dorongan). Yang termasuk di dalam nya
motif-motif yang timbul disebabkan oleh kekurangan-kekurangan
atau kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh seperti : lapar, haus, sakit,
dan sebagainya yang semua nya itu menimbulkan dorongan
dalam diri untuk minta supaya dipenuhi, atau menjauhkan diri
dari padanya.
Selanjutnya Woodworth menyatakan bawa motif-motif pada
seseorang berkembang melalui kematangan, latihan, dan melalui belajar.
Selanjutnya Uno (2006: 4) menyatakan motif dibedakan menjadi
dua macam yaitu motif intrinsik dan motif ekstrinsik.Motif intrinsik
timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah
ada di dalam diri individu itu sendiri.Motif ekstrik timbulnya karena ada
rangsangan dari luar.
Secara umum motivasi dapat di artikan daya yang menggerakan
aktifitas keseharian seseorang. Dengan kata lain motivasi juga dapat di
pahami sebagai pendorong yang menjadikan terealisasinya aktifitas.
Munculnya keinginan untuk beraktifitas menunjukan adanya motif
pendorong pelaku untuk aktifitas tersebut.
Motivasi adalah bagian dan beberapa aspek psikis manusia. Dan
karena itu, setiap manusia normal walaupun tingkat pengetahuannya
8
rendah pasti memiliki motivasi. Hanya saja seseorang tidak menyadari
bahwa dalam aktifitasnya itu mengandung motif. Sebagai contoh dalam
aktifitas bermain sepakbola yang dilakukan oleh siswa, paling tidak
siswa sebagai pelakunya dalam permainan akan merasakan kepuasan dan
kesenangan dalam permainannya.
Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat di
simpulkan bahwa motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat di
artikan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan
aktifitas-aktifitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Ada tiga elemen
atau ciri pokok dalam motivasi itu yakni motivasi mengawali terjadinya
perubahan energi ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena
adanya tujuan.
2. Macam-Macam Motivasi
a. Motivasi Instrinsik
Menurut Sardiman (2010: 89)
“Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan nya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri.Sebagai contoh konret, seorang siswa itu melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuannya, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain.Instrinsik motivations are inherent in the learning situations and meet pupil-needs and purposes.Itulah sebabnya motivasi instrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas
9
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktifitas belajarnya.Seperti tadi dicontohkan bahwa seseorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.”
menurut Kamal (2012: 90) Ada dua jenis motivasi, yaitu motivasi
instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah
motiasi yang berasal dari dalam diri individu yang bersangkutan.
Seseorang yang memiliki motivasi instrinsik akan relative tetap
melakukan tindakannya karena ia menikmati tingkah laku nya.
Sekalipun tidak ada dorongan atau hadiah dari luar.Individu yang
memiliki motivasi instrinsik biasanya ulet dalam melaksanakan
latihan. Karena dengan adanya motivasi instrinsik mahasiswa akan
mengetahui latihan secara bena, teratur, disiplin, dan tidak
tergantung kepada orang lain. Karena apa yang dilakukan
mahasiswa merupakan kesadaran yang timbul dari dalam diri
sendiri berdasarkan dengan adanya keinginan dan tekad yang kuat.
Selanjutnya menurut Harsono dalam Komarudin (2013: 26)
menyatakan: “Bahwa motivasi instrinsik berfungsi karena adanya
dorongan-dorongan yang berasal dari dalam diri individu sendiri”.
Selanjutnya menurut Abraham H. Maslow dalam Syahrastani
(1999: 68) mengemukakan kebutuhan-kebutuhan manusia yang
harus dipenuhi agar perkembangan secara kejiwaan atau psikis
dapat berlangsung dengan baik adalah sebagai berikut: a)
Kebutuhan fisiologis, b) Kebutuhan akan perasaan aman
10
(safety). c) Kebutuhan akan cinta kasih (love and belonging). d)
Kebutuhan untuk mengetahui dan mengartikan sesuatu (desire
to know and understand). e) Kebutuhan akan penghargaan atau
harga diri (esteem). f) Kebutuhan akan kebebasan bertingkah
laku (self actual ization).”
Menurut L.J. Cronbach macam-macam kebutuhan manusia
menjelaskan Kebutuhan akan afeksi, dimana seseorang ingin
memperoleh respon atau perlakuan hangat dari orang lain,
misalnya dari orang tua, guru, atasan dan sebagainya. b)
Kebutuhan untuk diterima di lingkungan kawan-kawan yang
sebaya, atau dalam kelompoknya sehingga ia tidak merasa
tersisihkan atau terkucil dari lingkungannya. c) Kebutuhan
untuk diterima oleh tokoh-tokoh otoriter, dalam arti dimengerti
pendapat-pendapatnya, kemampuan maupun prestasinya. d)
Kebutuhan akan rasa bebas tidak terkenang dalam bertingkah
laku, sejauh tidak bertentangan dengan norma yang berlaku. e)
Kebutuhan akan harga diri sangat diperlukan untuk
menumbuhkan kepercayaan diri.
Dengan memperhatikan beberapa pendapat tersebut di atas,
maka dapatlah disimpulkan bahwa indikator motivasi intrinsik
adalah: sikap, perasaan, minat, bakat, kebutuhan. Dalam
pembahasan selanjutnya dijelaskan indikator-indikator yang
diuraikan diatas.
11
1) Sikap
Sikap merupakan suatu manifestasi diri seseorang individu
dalam menerima dan menolak suatu kesan objek berdasarkan
pertimbangan yang baik dan tidak.
Menurut Edward dalam Husdarta (2010: 24) sikap
berkaitan dengan afeksi (perasaan yang mendalam) yang
bersifat positif dan negatif, dan berhubungan dengan objek
tertentu, kesiapan berbuat itu selalu disertai perasaan senang
atau tidak senang simpati atau antipasti.Krech, Crutchfield
dalam ballchey (1963) berpendapat bahwa sikap berhubungan
dengan komponen; ‘’evaluation”, “Emotional feeling”, dan
“action tendency.”
Menurut Raymond B. Cattel dalam Husdarta (2010:24)
sebenarnya sikap bukan suatu tindakan atau action tetapi
merupakan cara bertindak, “course of action” dalam situasi
tertentu dan menghadapi objek tertentu.
Dengan mengkaji beberapa pendapat para ahli tersebut,
maka dikemukakakn bahwa sifat dari sikap sebagai berikut
Husdarta (2010: 24):
a) Sikap bukan pembawaan b) Dapat berubah melalui
pengalaman c) Merupakan organisasi-organisasi keyakinan
d) Merupakan kesiapan untuk mereaksi e) Relatif bersifat
tetap f) Hanya cocok untuk situasi tertentu g) Selalu
12
berhubungan dengan objek atau subjek tertentu h)
Merupakan penilalaian dan penafsiran terhadap sesuatu i)
Bervariasi dalam kualitas dan intesitasnya j) Mengandung
komponen kognitif, afektif, dan konatif
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa sikap dapat berubah dan dipengaruhi,
serta dapat dibina untuk dikembangkan dalam bidang olahraga,
untuk menjadi olahragawan yang baik maka sikap tertentu
perlu dikembangkan untuk melandasi kerja sama, sportif,
berprilaku positif pada saat kealahan dan kemenangan,
kebanggaan, kelompok dan sebagainya.
2) Perasaan
Menurut Winkell (1989: 30) menjelaskan,”perasaan sebagai
aktifitas psikis yang didalamnya subyek menghayati nilai-
nilai dari suatu objek.
3) Minat
Minat merupakan salah satu aspek psikis yang terdapat
dalam diri manusia yang sangat mempengaruhi prilaku
seseorang dalam menjalani aktifitasnya sehari-hari, seorang
individu manusia tidak akan pernah memperoleh prestasi dalam
hal jika ia tidak memiliki minat terhadap hal tersebut,
disamping itu seseorang tidak akan bersemangat untuk
melakukan hal tertentu jika semua tidak didasari dengan minat.
13
4) Bakat
Menurut Winkel (1989: 27) mengemukakan, “keberhasilan
dalam jenjang dan jenis studi tertentu, mungkin menurut
adanya suatu bakat “khusus.Antara individu dengan individu
lainnya memiliki bakat yang berbeda-beda untuk dapat
dikembangkan.
5) Kebutuhan
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia
untuk mempertahankan hidup serta untuk memperoleh
kesejahteraan dan kenyamanan.Semua ini dapat kita lihat
berdasrakan dngan adanya kebutuhan pokok manusia yang
dikemukakan oleh Ralph Linton dalam Syahrastani (1999: 42)
kebutuhan psikologi yang harus dipenuhi sebagai kebutuhan
yang penting agar seseorang bisa hidup bahagia dan sejahtera
tanpa hambatan dalam perkembangan psikisnya. Kebutuhan-
kebutuhan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1). Respons emosional, misalnya pujian, perhatian,
kasih sayang dan sebagainya. 2). Perasaan aman,
misalnya merasa tidak ada tekanan atau kekangan dalam
menampikan diri atau menyampaikan pendapat atau
yang memberikan kesempatan untuk untuk mengetahui
dan mempelajari sesuatu yang baru. Keinginan belajar ,
14
mendengarkan radio, membaca Koran dan sebagainya,
tidak lain adalah manifestasi dari kebutuhan jenis ini.
Maslow dalam Syahrastani (1999: 43) mengemukakan,
kebutuhan-kebutuhan manusia yang harus dipenui agar
perkembangan secara kejiwaan atau psikis dapat berlangsung
dengan baik adalah sebagai berikut:
a) Kebutuhan fisiologis b) Kebutuhan akan perasaan
aman (safety). c) Kebutuhan akan cinta kasih. d)
Kebutuhan untuk mengetahui dan mengartikan sesuatu.
e) Kebutuhan akan penghargaan dan harga diri. f)
Kebutuhan akan kebebasan tingkah laku.
Dengan demikian jelaslah bahwa kebutuhan dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun rangsangan-
rangsangan dari alam sekitar.
b.Motivasi Ekstrinsik
Menurut Sardiman (2010: 90) menyatakan:
“motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai
contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan
ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik, atau agar
mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukan nya,tidak secara langsung bergayut dengan
esensi apa yang dilakukannya itu. Oleh karena itu, motivasi
15
ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di
dalam aktifitas belajar dimulai dan di teruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan
aktifitas belajar.”
Menurut Komarudin (2013: 27) : Motivasi ekstrinsik
merupakan motivasi yang timbul karena adanya faktor luar yang
mempengaruhi dirinya. Atlet berpartisipasi dalam aktifitas
olahraga tidak didasari dengan kesenangan dan kepuasaan,
tetapi keterlibatan atlet dalam aktivitas itu didasri oleh keinginan
untuk perolehan sesuatu.
Berdasarkan kutipan menurut para ahli diatas jadi Perlu
ditegaskan, bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak
penting. Dalam kegiatan belajar-mengajar tetap penting. Sebab
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah, dan
juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar
mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga
diperlukan motivasi ekstrinsik.
Bertitik tolak dari pendapat beberapa ahli tersebut ternyata
banyak memiliki kesamaan. Karena itu penulis disimpulkan
indikator motivasi ekstrinsik atas; pujian, hadiah, hukuman,
penghargaan, persaingan.
16
1) Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian.
Pujian ini adalah bentuk reinforcement yan positif dan
sekaligus merupakan motivasi yang baik.Oleh karena itu,
supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus
tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang
menyenangkan akan mempertinggi gairah belajar sekaligus
akan membangkitkan harga diri. Sardiman (2010: 94)
2) Hadiah
Pemberian hadiah kepada atlet yang berhasil memperoleh
medali diajang tertentu akan dapat menimbulkan dan
mendorong tingkah laku positif yang telah dilakukannya
sehingga memiliki kecendrungan untuk mengulanginya lagi.
3) Hukuman
Menurut Sardiman (2010: 94) Hukuman sebagai
reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat
dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru harus
memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
4) Penghargaan
Menurut Prayitno (1989:65) ada beberapa syarat yang
efektif untuk meningkatkan motivasi dengan penghargaan
antara lain:
17
1) Hendaknya diberikan kpada setiap atlet yang
menempatkan usaha-usaha yang mengikat dalam
penyelesaian tugas latihan, jangan memberikan
penghargaan secara atau random. 2) Penghargaan
hendaknya diberikan kepada prestasi usaha amat hebat,
bukan untuk sekedar reaksi-reaksi yang positif secara
umum. 3) Penghargaan yang diberikan pihak sekolah
hendaklah spontan, bermacam-macam bentuknya dan
menunjukan keyakinan pihak pelatih dan daerah atas
keberhasilan atlet. 4) Penghargaan hendaklah
diberikan atlet yang menunjukan peningkatan prestasi
yang memenuhi criteria yang telah ditentukan. Tujuan
memberikan penghargaan hendaknya menggambarkan
kesuksesan usaha.
5) Persaingan
Dalam rangka pengembangan motivasi pada seseorang atlet
penggunaan metode-metode dan sugesti yang negatif serta
bersifat asocial perlu dihindarkan. Tapi yang penting adalah
bagaimana melakukan pembinaan pribadi atlet agar terbentuk
konsep-konsep yang mulia, luhur, dan dapat diterima oleh
masyarakat. Menurut Suryabrata (1984: 76), “persaingan yang
sehat baik antara individu maupun antara kelompok, dapat
meningkatkan motivasi untuk berlatih”. Pembangkitan motivasi
18
dengan rasa persaingan menurut pandangan beberapa ahli dapat
berakibat negatif terhadap kepribadian atlet yang terlibat dalam
proses tersebut, karena adanya dengan forum yang kompetitif
menimbulkan pertentangan antara atlet, rasa iri, persaingan
ingin mengalahkan, dan konflik yang terjadi dalam diri atlet itu
sendiri.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Bermain Sepakbola
Pada dasarnya orang melakukan aktifitas olahraga terutama
sepakbola didasari dengan adanya motivasi, motivasi yang dikembangkan
akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Muhaimin (1994) Faktor-
faktor yang mempengaruhi bermain sepakbola sebagai berikut:
a. Motivasi dan Cita-cita
Motivasi dan cita-cita dalam olahraga merupakan suatu aplikasi
dalam fungsinya sebagai siswa yang mempunyai cita-cita dan
motivasi dalam hidup. Seseorang siswa akan menekuni olahraga yang
di motivasi dan akan mendalami olahraga sesuai dengan cita-cita.
Latihan diberikan sesuai dengan perkembangan keterampilan.Salah
satunya untuk memperkuat motivasi adalah jika mungkin olahraga di
jadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dengan ketekunan dalam
berlatih cita-cita akan dapat terwujud, dengan kata lain cita-cita dan
motivasi yang kuat dari diri seseorang maka akan dapat
membersarkan motivasi orang itu terhadap suatu obyek.
19
b. Sikap Terhadap Pelatih dan Olahraga Sepakbola
Sikap terhadap pelatih dan olahraga adalah interaksi timbal balik
dalam hal ini pelatih berperan penting sebab dari pelatihan itu dapat
dibuat sebagai suatu proses penyampaian pesan dan informasi yang
sistematis, terarah, terpadu, sehingga siswa penuh perhatian terhadap
metode pelatihan teknik-teknik sepakbola yang disampaikan pelatih.
c. Keluarga
Keluarga dalam hubungannya dengan pengaruh motivasi
terhadap olahraga sepakbola sangat berperan penting karena adanya
pelatihan, dukungan dan bimbingan dari orang tua atau saudaranya
dapat menimbulkan motivasi yang semakin besar. Mereka akan terus
mendorong siswa untuk lebih semangat dan menyukai latihan yang
berkelanjutan dan apabila orang tua dan saudara tidak memperhatikan
apa yang telah dilakukan siswa maka akan membuat latihan semakin
lemah dan menurun.
d. Mass Media
Bentuk media antara lain buku-buku tentang sepakbola
majalah, surat kabar, radio, televise, dan bentuk yang sangat
berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam menekuni dan
mempraktikan latihan yang telah didapat saat latihan dan diwujudkan
dalam permainan sesame teman dilingkungan rumah atau sekolah.
Siswa yang mempunyai motivasi tinggi akan menjadi sumber
20
informasi untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, semakin
berkembangnya jalur informasi untuk memperoleh wawasan yang
lebih luas, semakin berkembangnya jalur informasi yang
berhubungan dengan olahraga sepakbola akan semakin meningkatkan
motivasi siswa terhadap olahraga tersebut.
Selain faktor-faktor di atas ada faktor lain yang sangat
mempengaruhi motivasi dan tidaknya siswa terhadap permainan
sepakbola yaitu pengalaman bermain sepakbola itu sendiri misalnya
seorang siswa dalam suatu klub sepakbola atau sekolah sepakbola
(SSB) ketika latihan berjalan didalam klub siswa mengikuti
kompetisi dan pertandingan. Dalam pertandingan siswa begitu
menikmati permainan sepakbola dan siswa menyatakan bahwa
sepakbola sangat menyenangkan sesuai dengan cita-cita. Dari
pengalaman itulah siswa dapat tertarik dengan permainan sepakbola
dengan begitu siswa dapat bercerita tentang pengalaman kepada
siswa yang tidak menyukai sepakbola sehingga ia akan ikut tertarik
dalam permainan sepakbola.
4. Pengukuran Motivasi
Motivasi tidak dapat di observasi secara langsung namun harus
diukur. Pada umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan
motivasi biologis. Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu
dengan 1) tes proyektif, 2) kuesioner, dan 3) perilaku. (Notoadmodjo, 2010)
a. Tes Proyektif
21
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada
dalam diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan
orang, maka kita beri stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah satu
teknik proyektif yang banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test
(TAT). Dalam test tersebut klien diberikan gambar dan klien diminta
untuk membuat cerita dari gambar tersebut. Dalam teori Mc Celand
dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu kebutuhan untuk
berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (n-power), kebutuhan untuk
berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut kita dapat menelaah motivasi
yang mendasari diri klien berdasarkan konsep kebutuhan diatas.
(Notoatmodjo, 2010)
b. Kuesioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner adalah
dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien. Sebagi contoh adalah
EPPS (Edward’s Personal Preference Schedule). Kuesioner tersebut
terdiri dari 210 nomer dimana pada masing-masing nomor terdiri dari dua
pertanyaan. Klien diminta memilih salah satu dari dua pertanyaan tersebut
yang lebih mencerminkan dirinya. Dari pengisian kuesioner tersebut kita
dapat melihat dari ke-15 jenis kebutuhan yang dalam tes tersebut,
kebutuhan mana yang paling dominan dari dalam diri kita. Contohnya
antara lain, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan keteraturan,
kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang lain, kebtuhan untuk membina
22
hubungan dengan lawan jenis, bahakan kebutuhan untuk bertindak agresif.
(Notoatmodjo, 2010)
c. Observasi Perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi
sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan
motivasinya. Misalnya, untuk mengukur keinginan untuk berprestasi, klien
diminta untuk memproduksi origami dengan batas waktu tertentu. Perilaku
yang diobservasi adalah, apakah klien menggunakan umpan balik yang
diberikan, mengambil keputusan yang berisiko dan mementingkan kualitas
dari pada kuantitas kerja. (Notoatmodjo, 2010)
5. Motivasi Berprestasi
Dalam olahraga prestasi terdapat upaya pengerahan kemampuan fisik
dan psikis yang setinggi-tingginya dalam meraih prestasi puncak, baik
dalam fase latihan maupun fase pertandingan yang sebenarnya.
Straub dalam Husdarta (2010: 38) mengatakan, “Pestasi adalah sama
dengan keterampilan plus motivasi.
Menurut Mc Clelland dalam Uno (2006: 47) menekankan pentingnya
kebutuhan berprestasi, karena yang berhasil dalam bisnis dan industri adalah
orang yang berhasil menyelesaikan segala sesuatu.Ia menandai tiga motivasi
utama, yaitu: 1) penggabungan, 2) kekuatan, 3) prestasi.
Maslow dalam Hamzah (2006: 47), McClelland tidak
mengklasifasikan motivasi dalam hierarki, tetapi sebagai keragaman
23
diantara orang dan kedudukan. Ia menandai sifat-sifat dasar orang awam
berikut dengan kebutuhan pencapaian yang tinggi, yaitu : 1) selera akan
keadaan yang menyebabkan seseorang dapat bertanggung jawab secara
pribadi; 2) kecendrungan menetukan sasaran-sasaran yang pantas (sedang)
dan memperhitungkan resikonya; 3) keinginan untuk mendapatkan umpan
balik yang jelas atas kinerja. Terhadap manajemen dan pengembangan para
manajer, pengaruhnya adalah motivasi prestasi dapat dikembangkan. Orang-
orang belajar cepat dan lebih baik apabila mereka sangat termotivasi untuk
mencapai sasarannya, mereka selalu mau menerima nasehat dan saran
tentang cara meningkatkan kinerjanya.
Menurut pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan motivasi
berprestasi merupakan suatu dorongan yang terjadi dalam diri individu
untuk senantiasa meningkatkan kualitas tertentu dengan sebaik-baiknya atau
lebih dari biasa dilakukan.
6. Latihan
Latihan merupakan aktifitas olahraga secara sistematik dalam waktu
yang lama, ditingkatkan secara progresif dan individual yang mengarah
kepada cirri-ciri fungsi dan psikologis manusia untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan.Melalui latihan seseorang untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan, melalui latihan seseorang mencapai tujuan tertentu.
Dalam istilah fisiologisnya, seseorang mengejar tujuan perbaikan sistem
24
organism dan fungsinya untuk mengoptimalkan prestasi dan penampilan
olahraganya Bompa dalam Bafirman 2012: 117).
Menurut Maidarman (2012:10) latihan olahraga adalah merupakan
suatu proses pendidikan yang kompleks, karena dalam proses latihan
tersebut tidak hanya berkaitan dengan ilmu yang berkaitan dengan latihan
itu sendiri, tapi juga memperhatikan beberapa bidang ilmu yang lain.
Seperti ilmu kedokteran, ilmu gerak, ilmu social, ilmu jiwa serta ilmu-ilmu
lain yang ikut menunjang terhadap pencapaian prestasi.Ilmu yang
berkaitan langsung dengan latihan adalah ilmu melatih atau disebut juga
dengan ilmu coaching yang membicarakan semua aspek yang berkaitan
dengan proses latihan .dan juga termasuk didalam nya prinsip-prinsip
latihan.
Selanjutnya menurut Harsono dala Lutan (1991: 89): Latihan atau
training adalah suatu proses berlatih yang sistematis yang dilakukan secara
berulang-ulang, dan yang kian hari jumlah beban latihannya kian
bertambah.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa latihan adalah
suatu proses kerja yang sistematis yang berulang-ulang dengan
peningkatan beban latihan, untuk mencapai tujuan yang diharapkan, yang
dimaksud dengan sistematis adalah berencana, menurut jadwal, dari hal-
hal yang sukar, latihan secara teratur dari hal-hal yang sederhana ke hal
yang kompleks. Sedangkan berulang-ulang artinya latihan tersebut
25
dilakukan berkali-kali dan terus-menerus sehingga yang semula sukar
dilakukan akan menjadi mudah dan menuju gerak otomatis.
Latihan memiliki pengertian yang sama dengan latihan fisik, yang
menyangkut bermacam-macam program. Latihan fisik yang benar harus
diawali dengan peregangan otot kemudian dilanjutkan dengan pemanasan,
baru ke latihan inti, disamping itu latihan fisik yang baik harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar latihan khusus.
B. Kerangka Konseptual
Berdasarkan kajian teori di atas yang telah diuraikan pada bagian
terdahulu sebagai landasan berfikir, yang berhubungan dengan motivasi yang
merupakan kondisi-kondisi atau keadaan yang mengaktifkan atau memberi
dorongan untuk bertingkah dalam mencapai tujuan. Motivasi siswa mengikuti
latihan sepakbola pada Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa sangat
diperhatikan dalam bermain sepakbola, karena mana mungkin siswa dalam
mengikuti latihan sepakbola tanpa ada dukungan motivasi dalam diri siswa
tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada kerangka konseptual di
bawah ini :
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Motivasi Siswa Mengikuti Latihan Sepakbola
26
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual, maka pertanyaan
dalam penelitian ini adalah : Bagaimana gambaran tingkat motivasi yang di
miliki siswa mengikuti latihan sepakbola di sekolah sepakbola (SSB) anak
bangsa di Parak Laweh Kecamatan Lubuk Begalung Kota padang
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
penelitian deskriptif, Arikunto (2010:234) “Penelitian ini adalah jenis
penelitian yang tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi
mengambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan“.
Berdasarkan kutipan di atas , dapat dikemukakan bahwa penelitian deskriptif
adalah suatu bentuk penelitian yang di gunakan untuk melihat,mengetahui dan
mengungkapkan data atau keadaan sebagai mana adanya.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Parak Laweh Kecematan Lubuk
Begalung Kota Padang. Waktu penelitian ini di lakukan pada bulan April tahun
2015.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian Arikunto (2002:
108). Populasi adalah keseluruhan penduduk yang dimaksud untuk
diselidiki disebut populasi. Berdasarkan pengertian di atas maka populasi
dalam penelitian ini adalah atlet Siswa SSB Anak bangsa yang berjumlah
60 orang siswa yang terdiri dari tiga kategori umur.
27
28
Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian
No Kelompok Umur Jumlah
1 U-18 11 Siswa
2 U-16 30 Siswa
3 U-12 19 Siswa
Jumlah 60 Siswa
Sumber: Data dari pelatih SSB anak bangsa
2. Sampel
Sampel secara sederhana di artikan sebagai bagian dari populasi
yang akan dijadikan sebagai sumber data dalam suatu penelitian Arikunto
(2010: 174). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Purposive Sampling dengan pertimbangan sampel
yang akan diambil dalam penelitian ini dengan kriteria: 1) usia 16 tahun
yang berjumlah 30 siswa, 2) sudah mengetahui dasar-dasar keterampilan
sepakbola, 3) sudah mengikuti latihan di Sekolah Sepakbola minimal
satu tahun dan aktif mengikuti latihan.
29
Tabel 2. Daftar Nama Usia 16 Siswa Sekolah Sepakbola Anak Bangsa Parak Laweh Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang
No. Nama Usia
1 Ilham jusar 16 tahun
2 Aditya Alfyas 16 tahun
3 Imam Trio Abadi 16 tahun
4 Juninho Alco 16 tahun
5 M. Alhwa 16 tahun
6 Ardiansyah Prima 16 tahun
7 Kevin Fitra 16 tahun
8 David Septian Hadi 16 tahun
9 Claudio Dovandel 16 tahun
10 Rino Prima 16 tahun
11 Veri Saputra 16 tahun
12 Fikri Mabrul 16 tahun
13 Hendrik 16 tahun
14 Riki Putra 16 tahun
15 Robi Mandala 16 tahun
16 Kardinal 16 tahun
17 Arif Budiman 16 tahun
18 Bobi Satria 16 tahun
19 Ridho Handoko 16 tahun
20 Yogi Putra 16 tahun
21 Muhamad Putra Ramadhan 16 tahun
22 Hendra Neldi 16 tahun
30
23 Willy Gusri Afriko 16 tahun
24 Aditya 16 tahun
25 Wahyu Kurnia 16 tahun
26 Raditia Sanjaya 16 tahun
27 Frans Putra 16 tahun
28 Adi Yatma 16 tahun
29 Tedy Amanda 16 tahun
30 Budi Septian 16 tahun
D. Jenis Data dan Sumber Data
31
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diambil dari responden melalui angket dan data sekunder dari
berbagai sumber (data yang tidak langsung diperoleh pada objek
penelitian)
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang berumur 16
Tahun di SSB Anak Bangsa yang terpilih menjadi sampel penelitian.
E. Instrument Penelitian
Sesuai dengan data yang di perlukan dalam penelitian ini maka
teknik dan alat pengumpulan data penelitian ini adalah mengunakan angket.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan angket yaitu memasukan
variabel kepada indikator-indikator dan membuat kisi-kisi sesuai dengan data
yang diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan adalah
dengan pengisian angket (kuesioner), wawancara, dan observasi langsung.
Namun data yang diolah hanya data dari pengisian angket. Sedangkan
wawancara dan observasi hanya berfungsi sebagai tambahan informasi untuk
menguatkan data yang ada. Untuk lebih jelasnya gambaran angket dapat
dilihat dari kisi-kisi angket yang akan dibuat. Angket tersebut merupakan
( angket tertutup) yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa
sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang tersedia. Skala
pengukuran yang digunakan adalah skala Gutman dengan dua alternativ
jawaban “ya” dan “tidak”. Sebagaimana diungkapkan oleh Riduwan (2002:
32
016) yaitu “skala” Gutman adalah skala yang digunakan untuk jawaban yang
bersifat jelas (tegas) dan konsisten untuk jawaban “ya” di beri skor “1”
sedangkan jawaban “tidak “ diberi skor “0”. Pengukuran yang digunakan
dengan skala Guttman adalah dua option yaitu:
Ya : Skor 1
Tidak : Skor 0
F. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan data yang diperlukan dalam penelitian ini maka teknik
dan alat pengumpul data penelitian ini adalah mengunakan angket. Langkah-
langkah yang dilakukan dalam pembuatan angket yaitu memasukan variabel
kepada indikator-indikator dan membuat kisi-kisi sesuai dengan data yang
diperlukan dalam penelitian ini, maka teknik yang digunakan adalah dengan
pengisian angket (kuesiner), wawancara, dan observasi langsung.Namun data
yang diolah hanya data dari pengisian angket. Sedangkan wawancara dan
observasi hanya berfungsi sebagai tambahan informasi untuk menguatkan
data yang ada. Untuk lebih jelasnya gambaran angket dapat di lihat pada kisi-
kisi angket yang akan dibuat. Angket tersebut merupakan angket tertutup
(angket berstruktur) yaitu angket yang di sajikan dalam bentuk sedemikian
rupa sehinga responden diminta untuk memilih satu jawaban.
33
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengambilan data
adalah sebagai berikut.
a. Menentukan indikator dari masing variabel penelitian berdasarkan kajian
teori yang yang telah ada.
b. Membuat kisi-kisi instrument berdasarkan indikator variabel yang telah
ada.
c. Melakukan uji coba angket terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan
alat ukur.
d. Mengkonsultasikan hasil uji coba kepada dosen pembimbing untuk di
revisi kembali.
Pada Hasil uji coba angket dikemukakan deskripsi data penelitian
dengan pertanyaan penelitian yang diajukan. Sebelum dilakukan analisis
terhadap data “Motivasi Siswa Mengikuti Latihan Sepakbola di Sekolah
Sepakbola (SSB) Anak Bangsa Parak Laweh Kecamatan Lubuk Begalung
Kota Padang”. Yang ditinjau dari aspek motivasi. Peneliti melakukan uji
coba angket di sekolah sepakbola Taruna Mandiri dengan mengambil
sampel usia 16 yang berjumlah 20 siswa. Maka di lakukan verifikasi
(seleksi) terhadap data yang telah diperoleh. Tujuan dilakukan verifikasi
data adalah apabila data yang tidak lengkap yang diisi oleh responden
dalam instrumen, maka data tersebut tidak dapat diolah. Kriteria
lengkapnya data yang diisi responden terhadap instrumen apabila seluruh
pertanyaan dijawab sesuai dengan instruksi yang ada dalam instrumen
tersebut. Berdasarkan hasil coba angket terhadap data yang diperoleh,
34
ternyata semua data dapat diolah. Untuk lebih jelasnya hasil coba coba
angket dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel 3. Kisi-Kisi Angket (+) (-)
1. Motivasi a)Instrinsik
1. Sikap 1,2,3,4 5,6 6
2. Perasaan 7,8,9,10,11,12,
13
14,
15
9
3. Minat 17,18,19,20 16 5
4. Bakat 21,22,23,24 4
5. Kebutuhan 25,26,27,28,29
,30
31 7
b) Ekstrinsik
1. Pujian 32,33,34,35,36
,37
6
2. Hadiah 38,39,40,41,42 5
3. Hukuman 43,44,45,46,47 48,
49
7
4. Penghargaan 50,51,52,53 4
5. persaingan 55,56 54,
57,
58,
59
6
6.Keluarga 60,62,63,64 4
35
G. Teknik Analisa Data
Sesuai tujuan serta pertanyaan penelitian yang diajukan , maka penguji
data yang sudah diperoleh akan dianalisa dengan mengunakan statistik
deskriptif (tabulasi frekuensi).
Dengan cara mendeskripsikan hasil penelitian yang diperoleh dari
berbagai pertanyaan terhadap Motivasi Siswa Mengikuti Latihan Sepakbola di
Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa Parak Laweh Kecamatan Lubuk
Begalung Kota Padang. Menggunakan rumus seperti dikemukakan menurut
Eko Budiarto ( 2002: 37) sebagai berikut:
Keterangan :
P= persentase
F= Nilai yang di angap betul
N= Jumlah Total Nilai Keseluruhan
Riduwan, (2002: 15) mengemukakan tabel tingkat Copaian Responden
Tabel 4. Tingkat Capaian RespondenKualifikasi Presentasi (%)
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Tidak
81-100
61-80
41-60
0-20
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Verifikasi Data
Pada bab ini dikemukakan deskripsi data dan pembahasan hasil
penelitian dengan pertanyaan penelitian yang diajukan. Sebelum dilakukan
analisis terhadap data “Motivasi Siswa Mengikuti Latihan Sepakbola di
Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa Parak Laweh Kecamatan Lubuk
Begalung Kota Padang”. Yang ditinjau dari aspek motivasi. Maka
dilakukan verifikasi (seleksi) terhadap data yang telah diperoleh.
Tujuan dilakukan verifikasi data adalah apabila data yang tidak
lengkap yang diisi oleh responden dalam instrumen, maka data tersebut
tidak dapat diolah. Kriteria lengkapnya data yang diisi responden terhadap
instrumen apabila seluruh pertanyaan dijawab sesuai dengan instruksi yang
ada dalam instrumen tersebut. Berdasarkan hasil verifikasi terhadap data
yang diperoleh, ternyata semua data dapat diolah.
2. Deskripsi Data
Deskripsi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk
melihat karakteristik distribusi data dari variabel pertanyaan yang meliputi
a. Motivasi
1) Faktor Instrinsik
Untuk melihat keadaan motivasi pada siswa dalam mengikuti latihan
sepakbola di Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa Parak Laweh
36
37
Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang berdasarkan faktor instrinsik,
penulis memberikan 16 butir pertanyaan yang terdiri dari 6 butir indikator
sikap (pertanyaan No 1-6), 9 butir indikator perasaan (pertanyaan 7-15), 5
butir indikator minat (pertanyaan 16-20), 4 butir indikator bakat
(pertanyaan 21-24), dan 7 butir indikator untuk kebutuhan (pertanyaan 25-
31), Jadi total pertanyaan adalah 31 buah.
a) Sikap
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai
motivasi instrinsik tentang sikap di sajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Motivasi Instrinsik tentang Sikap
NO PERNYATAAN Frekuensi Persentase(%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
1 Saya memakai pakaian
olahraga sepakbola
sebelum latihan dimulai.
14 16 46,66 53,33 Cukup
2 Saya tidak bersungguh-
sungguh pada saat
mengikuti latihan
sepakbola.
12 18 40 60 Kurang
3 Saya sering bicara
dengan teman sebelah
saya pada saat pelatih
(coach) memberikan
arahan atau gerakan
teknik sepakbola.
8 22 26,66 73,33 Kurang
38
4 Saya selalu datang tepat
waktu pada saat latihan
sepakbola.
13 17 43,33 56,66 Cukup
5 Apakah sewaktu pelatih mengajarkan teknik gerakan sepakbola kamu selalu memperhatikan dengan sungguh-sungguh
16 14 53,33 46,66 Cukup
6 Apakah kamu selalu mengikuti instruksi pelatih dengan sungguh-sungguh
9 21 30 70 Kurang
JUMLAH 84 96 46,66 53,33 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 5 distribusi frekuensi di atas terlihat
bahwa dari 6 pertanyaan, skor tertinggi adalah pada butir pertanyaan No 5
dan yaitu membahas tentang Apakah sewaktu pelatih mengajarkan teknik
gerakan sepakbola kamu selalu memperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Sedangkan skor terendah terdapat pada butir pertanyaan No 3, yang
menanyakan tentang “Saya sering bicara pada teman sebelah saya pada
saat pelatih (coach) memberikan arahan atau gerakan teknik sepakbola”,
skor yang didapat adalah 8 dengan tingkat capaian 26,66 %. Ini artinya
39
tidak banyak siswa bicara pada saat pelatih memberikan arahan atau
gerakan teknik sepakbola.
Tabel 6. Deskripsi Hasil Data Motivasi Instrinsik Tentang Sikap
No. Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
1. Ya 84 46,66
46,66 %2. Tidak 96 53,33
Jumlah 180 100
Pada Tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 Orang
responden dan dari 6 buah pertanyaan, total jawaban “Ya” adalah
sebanyak 85 atau 46,66 %. Dan total jawaban “Tidak” adalah 96 atau
53,33 %. Secara keseluruhan tingkat capaian Motivasi Instrinsik tentang
sikap yang diperoleh dari 30 Orang responden untuk 6 butir pertanyaan
adalah sebesar 46,66 %, itu artinya bahwa tingkat capaian Motivasi
Instrinsik tentang sikap Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa
yang mengikuti latihan sepakbola berada pada klasifikasi Cukup.
b) Perasaan
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pertanyaan
mengenai motivasi instrinsik tentang perasaan di sajikan dalam tabel
dibawah ini :
40
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Motivasi Instrinsik tentang PerasaanNO PERNYATAAN Frekuensi Persentase(%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
7 Olahraga sepakbola
olahraga yang sangat
disukai semua orang
14 16 46,66 53,33 Cukup
8 Saya sungguh senang
mempelajari ilmu olahraga
sepakbola karena tubuh
menjadi sehat
18 12 60 40 Cukup
9 Apakah menurut kamu dalam latihan sepakbola tidak dibutuhkan keseriusan
11 19 36,66 63,33 Kurang
10 Apakah dengan tidak berhasil nya kamu dalam latihan sepakbola akan mengurangi keseriusan
13 17 43,33 56,66 Cukup
11 Apakah kamu suka olahraga sepakbola seandainya pelatih kurang ramah
16 14 53,33 46,66 Cukup
12 Apakah kamu senang mendapat nilai yang diberikan pelatih dengan kemampuan kamu walaupun rendah
6 24 20 80 Kurang
41
13 Apakah dalam olahraga sepakbola kamu mendapat kepuasan sendiri
9 21 30 70 Kurang
14 Saya malas mempelajari ilmu olahraga sepakbola jika tidak ada pelatih yang mengajar
17 13 56,66 43,33 Cukup
15 Saya tidak menyukai latihan sepakbola karena membuat tubuh saya menjadi letih
8 22 26,66 73,33 Kurang
Jumlah 112 158 41,48 58,51 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 7 distribusi frekuensi di atas terlihat
bahwa dari 9 pernyataan, skor tertinggi adalah pada butir pertanyaan No 8
dan yaitu membahas tentang Saya sungguh senang mempelajari ilmu olahraga
sepakbola karena tubuh menjadi sehat. Ini terbukti dengan jawaban responden
yang mencapai skor 18 dan dengan tingkat capaian 60 % . Sedangkan skor
terendah terdapat pada butir pertanyaan No 12, yang menanyakan tentang
“Apakah kamu senang mendapat nilai yang diberikan pelatih dengan
kemampuan kamu walaupun rendah”. Skor yang didapat adalah 6 dan
dengan tingkat capaian 24 %. Ini artinya tidak banyak siswa mendapat
nilai yang diberikan pelatih dengan kemampuan siswa walaupun rendah.
42
Tabel 8. Deskripsi Hasil Data Motivasi Instrinsik tentang PerasaanNo. Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
1. Ya 112 41,48
41,48 %2. Tidak 158 58,51
Jumlah 270 100
Pada Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 9 butir pernyataan, total jawaban “Ya” adalah
sebanyak 112 atau 41,48 %. Dan total jawaban “Tidak” adalah 158 atau
58,51 %. Secara keseluruhan tingkat capaian responden motivasi instrinsik
tentang perasaan yang diperoleh dari 30 responden untuk 9 butir
pernyataan adalah sebesar 41,48 %, itu artinya bahwa tingkat capaian
motivasi instrinsik tentang perasaan Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak
Bangsa dalam Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi
cukup.
c) Minat
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pernyataan
mengenai motivasi instrinsik tentang minat di sajikan dalam tabel di
bawah ini:
43
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Motivasi Instrinsik Tentang MinatNO PERNYATAAN Frekuensi Persentase(%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
16
Saya kurang tertarik dengan olahraga sepakbola
18 12 60 40 Cukup
17
Saya sangat bersemangat mengikuti latihan sepakbola
17 13 56,66 43,33 Cukup
18 Didalam olahraga, saya hanya berkeinginan untuk menjadi atlet sepakbola
11 19 36,66 63,33 Kurang
19 Apakah kamu selalu mengikuti latihan sepakbola karena memberikan kesenangan sendiri
4 26 13,33 86,66 Kurang
20 Apakah kamu suka olahraga sepakbola karena yang diajarkan pelatih selalu menarik
27 3 90 10 Sangat
Baik
Jumlah 77 73 51,33 48,66 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 9 distribusi frekuensi di atas terlihat
bahwa dari 5 pernyataan, skor tertinggi adalah pada butir pernyataan No
20 dan yaitu yang membahas tentang Apakah kamu suka olahraga
44
sepakbola karena yang diajarkan pelatih selalu menarik. Ini terbukti
dengan jawaban responden yang mencapai skor 27 dan dengan tingkat
capaian 90 %. Sedangkan skor terendah terdapat pada butir pernyataan No
19, yang menyatakan tentang “Apakah kamu selalu mengikuti latihan
sepakbola karena memberikan kesenangan sendiri”, skor yang di dapat
adalah 4 dengan tingkat capaian reponden 13,30 %. Ini artinya tidak
banyak siswa mengikuti latihan karena memberikan kesenangan sendiri.
Tabel 10. Deskripsi Hasil Data Motivasi Instrinsik tentang MinatNo. Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
1. Ya 77 51,33
51,33%2. Tidak 73 48,66
Jumlah 150 100
Pada Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 5 butir pernyataan, total jawaban “Ya” adalah 77 atau
51,33 %. Dan total jawaban “Tidak” adalah 73 atau 48,66 %. Secara
keseluruhan tingkat capaian Motivasi Instrinsik tentang minat yang
diperoleh dari 30 orang responden untuk 5 butir pernyataan adalah sebesar
51,33 %, itu artinya bahwa tingkat capaian motivasi instrinsik tentang
45
minat Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa dalam mengikuti
Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi Cukup.
d) Bakat
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pernyataan
mengenai motivasi instrinsik tentang bakat di sajikan dalam tabel 11 :
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Motivasi Instrinsik Tentang BakatNO PERNYATAAN Frekuensi Persentase(%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
21
.
Saya memiliki potensi
yang baik dalam olahraga
sepakbola
17 13 56,66 43,33 Cukup
22
Saya lebih menguasai
olahraga sepakbola
dibandingkan olahraga
lainnya
16 14 53,33 46,66 Cukup
23 Apakah kamu sering 22 8 73,33 26,66 Baik
46
2 menonton pertandingan sepakbola untuk menambah pengetahuan bermain sepakbola kamu
24 Apakah kamu suka olahraga sepakbola karena pandai dalam bermain sepakbola
28 2 93,33 6,66 Sangat
Baik
Jumlah 83 37 69,16 30,83 Baik
Dari hasil penelitian pada tabel 11 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 4 pernyataan, skor tertinggi adalah pada butir
pernyataan No 24 dan yaitu yang membahas tentang Apakah kamu suka
olahraga sepakbola karena pandai dalam bermain sepakbola. Ini terbukti
dengan jawaban responden yang mencapai skor 28 dan dengan tingkat
capaian 93,33 %. Sedangkan skor terendah terdapat pada butir pertanyaan
No 22, yang menyatakan tentang “Saya lebih menguasai olahraga
sepakbola dibandingkan olahraga lainnya”, skor yang didapat adalah 16
dengan tingkat capaian reponden 53,33 %. Ini artinya tidak banyak siswa
SSB Anak Bangsa yang menguasai olahraga sepakbola dibandingkan
olahraga lainnya.
Tabel 12. Deskripsi Hasil Data Motivasi Instrinsik tentang Bakat
47
No Kategori Jawaban Jumlah
Jawaban
responden
Persentase % Tingkat
Capaian
1 Ya 83 69,16
69,16 %2 Tidak 37 30,83
Jumlah 60 100
Pada tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 4 buah pernyataan, total jawaban “Ya” adalah
sebanyak 83 atau 69,16 %. Dan total jawaban “Tidak” adalah 37 atau
30,83 %. Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi instrinsik tentang
bakat yang diperoleh dari 30 orang responden untuk 4 butir pernyataan
adalah sebesar 69,16 %, itu artinya bahwa tingkat capaian motivasi
instrinsik tentang bakat Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa
dalam Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi Baik.
e) Kebutuhan
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pernyataan
mengenai motivasi instrinsik tentang kebutuhan di sajikan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Motivasi Instrinsik Tentang KebutuhanNO PERNYATAAN Frekuensi Persentase(%) Kriteria
48
Ya Tidak Ya Tidak
25
.
Kegiatan olahraga
sepakbola itu suatu
kebutuhan bagi saya
14 16 46,66 53,33 Cukup
26
Dengan mengikuti olahraga
sepakbola saya memiliki
banyak teman
9 21 30 70 Baik
27 Apakah kamu suka olahraga sepakbola karena ingin memiliki tubuh sehat
12 18 40 60 Cukup
28 Apakah olahraga sepakbola dapat menyehatkan jasmani dan rohani
27 3 90 10 Sangat
Baik
29 Apakah kamu merasa kurang segar kalau tidak mengikuti latihan sepakbola
26 4 86,66 13,33 Sangat
Baik
30 Apabila kamu berhasil dalam olahraga sepakbola akan menambah rasa percaya dirimu
23 7 76,66 23,33 Baik
49
31 Saya rajin mengikuti latihan olahraga sepakbola agar dimainkan dalam setiap pertandingan
24 6 80 20 Baik
Jumlah 135 75 64,28 35,71 Baik
Dari hasil penelitian pada tabel 13 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 7 pernyataan, skor tertinggi adalah pada butir
pernyataan No 28 dan yaitu yang membahas tentang Apakah olahraga
sepakbola dapat menyehatkan jasmani dan rohani. Ini terbukti dengan
jawaban responden yang mencapai skor 27 dan dengan tingkat capaian 90
%. Sedangkan skor terendah terdapat pada butir pernyataan No 26, yang
menanyakan tentang “Dengan mengikuti olahraga sepakbola saya
memiliki banyak teman”, skor yang didapat adalah 9 dan dengan tingkat
capaian 30 %. Ini artinya tidak banyak siswa dengan mengikuti olahraga
sepakbola memiliki banyak teman.
Tabel 14. Deskripsi Hasil data Motivasi Instrinsik tentang kebutuhanNo Kategori Jawaban Jumlah
Jawaban
responden
Persentase % Tingkat
Capaian
1 Ya 135 64,28
50
64,28 %2 Tidak 75 35,71
Jumlah 210 100
Pada Tabel 14 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 7 buah pernyataan, total jawaban “Ya” adalah
sebanyak 135 atau 64,28. Dan total jawaban “Tidak” adalah 75 atau 35,71
%. Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi instrinsik tentang
kebutuhan yang diperoleh dari 30 orang responden untuk 7 butir
pernyataan adalah sebesar 64,28 %, itu artinya bahwa tingkat capaian
motivasi instrinsik tentang kebutuhan Siswa Sekolah Sepakbola (SSB)
Anak Bangsa dalam Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi
Baik.
Untuk melihat Motivasi secara instrinsik Siswa sekolah Sepakbola
(SSB) dalam Mengikuti Latihan Sepakbola penulis memberikan 5
indikator dengan dengan 31 butir pernyataan. Adapun hasil dari jawaban
responden terhadap pernyataan mengenai motivasi instrinsik di sajikan
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Motivasi InstrinsikNO Indikator Frekuensi Persentase (%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
1 Sikap 84 96 46,66 53,33 Cukup
51
2 Perasan 112 158 41,48 58,51 Cukup
3 Minat 77 73 51,33 48,66 Cukup
4 Bakat 83 37 69,16 30,83 Baik
5 Kebutuhan 135 75 64,28 35,71 Baik
Jumlah 491 439 52,79 47,20 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 15 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 5 indikator, skor tertinggi adalah pada indikator No 4
yaitu yang membahas tentang bakat siswa sekolah sepakbola (SSB) Anak
Bangsa. Ini terbukti dengan jawaban responden yang mencapai skor 83
dan dengan tingkat capaian 69,16 % kategori cukup.
Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator No 3, yang
membahas tentang “minat” , skor yang di dapat adalah 77 dan dengan
tingkat capaian 51,33 % kategori cukup. Ini artinya Motivasi secara
instrinsik Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa dalam Mengikuti
Latihan Sepakbola yang perlu menjadi perhatian khusus adalah indikator
minat karena lebih rendah dibandingkan dengan indikator yang lainnya.
Gambaran lebih jelasnya deskripsi motivasi secara instrinsik Siswa
Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa dalam Mengikuti latihan
Sepakbola dapat di lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 16. Deskripsi Hasil Data Motivasi InstrinsikNo Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Persentase (%) Tingkat
52
Responden Capaian
1 Ya 491 52,79
52,79 %2 Tidak 439 47,20
Jumlah 480 100
Pada Tabel 16 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 5 indikator dengan 31 buah pernyataan, total jawaban
“Ya” adalah sebanyak 491 atau 52,79 %. Dan total jawaban “Tidak”
adalah 439 atau 47,20 %. Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi
instrinsik siswa yang diperoleh dari 30 orang responden untuk 5 indikator
dengan 31 butir pernyataan adalah sebesar 52,79 %, itu artinya bahwa
tingkat capaian Motivasi secara instrinsik Siswa Sekolah Sepakbola dalam
Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi Cukup. Untuk lebih
jelasnya pada gambar histogram di bawah ini:
53
Grafik 1. Distribusi Hasil motivasi Instrinsik
2) Faktor Ekstrinsik
Untuk melihat keadaan motivasi Siswa Mengikuti Latihan
Sepakbola di Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa berdasarkan faktor
ekstrinsik, penulis memberikan butir pernyataan yang terdiri dari 6 butir
indikator pujian (pernyataan No 32-37), 5 butir indikator hadiah
(pernyataan 38-42), 7 butir indikator hukuman (pernyataan 43-49), 4 butir
indikator penghargaan (pernyataan 50-53), dan 6 butir indikator untuk
persaingan (pernyataan 54-59), dan 5 butih indikator keluarga (pernyataan
60-64) Jadi total pernyataan adalah 32 buah.
a) Pujian
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pertanyaan
mengenai motivasi ekstrinsik tentang pujian di sajikan dalam tabel 17.
54
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik tentang Pujian
No PERNYATAAN Frekuensi Persentase (%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
32 Pelatih yang mengajarkan saya
olahraga sepakbola selalu
memberikan pujian dan
semangat pada saat latihan
sepakbola
13 17 43,33 56,66 Cukup
33 Orang tua dirumah selalu
memberikan dukungan kepada
saya untuk mengikuti olahraga
sepakbola
20 10 66,66 33,33 Baik
34 Orang disekitar tempat tinggal
saya memuji saya pada saat
memakai baju olahraga
sepakbola
14 16 46,66 53,33 Cukup
35 Apakah kamu senang
ditunjuk sebagai kapten
dalam olahraga sepakbola
16 14 53,33 46,66 Cukup
36 Apakah kamu senang apabila
pelatih memberikan
semangat dan dorongan
13 17 43,33 56,66 Cukup
55
dalam latihan sepakbola
37 Apakah kamu senang dipuji
oleh teman-teman apabila
kamu bias bermain bagus
pada saat latihan sepakbola
15 15 50 50 Cukup
Jumlah 91 89 50,55 49,44 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 17 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 6 pertanyaan, skor tertinggi adalah pada butir
pertanyaan No 33 dan yaitu yang membahas tentang Orang tua dirumah
selalu memberikan dukungan kepada saya untuk mengikuti olahraga
sepakbola. Ini terbukti dengan jawaban responden yang mencapai skor 20
dan dengan tingkat capaian 66,66 %. Sedangkan skor terendah terdapat
pada butir pertanyaan No 32, yang menanyakan tentang “Pelatih yang
mengajarkan saya olahraga sepakbola selalu memberikan pujian dan
semangat pada saat latihan sepakbola”, skor yang didapat adalah 13 dan
dengan tingkat capaian 43,33 %.
56
Tabel 18. Deskripsi Hasil Data Motivasi Ekstrinsik tentang PujianNo Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
1 Ya 91 50,55
50,55 %2 Tidak 89 49,44
Jumlah 90 100
Pada tabel 18 di atas dapat di ketahui bahwa dari 30 orang responden
dan dari 6 buah pernyataan, total jawan “Ya” adalah sebanyak 47 atau
52,22 %. Dan total jawaban “Tidak” adalah 43 atau 47,77 %.
Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi ekstrinsik tentan pujian
yang diperoleh dari 30 orang responden untuk 6 butir pernyataan adalah
sebesar 52,22 %, itu artinya bahwa tingkat capaian Motivasi Ektrinsik
tentang Pujian Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa dalam
Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi Cukup.
b) Hadiah
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pertanyaan
mengenai motivasi ekstrinsik tentang hadiah di sajikan dalam tabel di
bawah ini:
57
Tabel 19. Distribusi frekuensi Motivasi Ekstrinsik tentang Hadiah
No PERNYATAAN Frekuensi Persentase (%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
38 Orang tua saya akan
memberikan saya hadiah pada
saat saya menang dalam
pertandingan apapun
16 14 53,33 46,66 Cukup
39 Orang tua memberikan apa
yang saya inginkan jika saya
bisa menguasai olahraga
sepakbola
9 21 30 70 Kurang
40 Orang tua memberikan saya
uang saku tambahan jika saya
bias menjadi atlet sepakbola
yang professional
17 13 56,66 43,33 Cukup
41 Setiap kegiatan dalam
latihan olahraga sepakbola
yang kamu lakukan, apakah
kamu selalu mengharapkan
hadiah dari pelatih
18 12 60 40 Cukup
42 Apakah kamu selalu melakukan gerakan yang
26 4 86,6 13,33 Sangat
58
benar karna ingin mendapatkan kepercayaan dari pelatih
Baik
Jumlah 86 64 57,33 42,66 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 19 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 5 pertanyaan, skor tertinggi adalah pada butir No 42
dan yaitu yang membahas tentang Apakah kamu selalu melakukan gerakan
yang benar karna ingin mendapatkan kepercayaan dari pelatih. Ini terbukti
dengan jawaban responden yang mencapai skor 26 dan dengan tingkat
capaian 56,66 %. Sedangkan skor terendah terdapat pada butir pertanyaan
No 40, yang menanyakan tentang “Orang tua memberikan apa yang saya
inginkan jika saya bisa menguasai olahraga sepakbola”, skor yang di dapat
adalah 9 dan dengan tingkat capaian 30 %.
Tabel 20. Deskripsi Hasil Data Motivasi Ekstrinsik tentang HadiahNo Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
1 Ya 86 57,33
57,33 %2 Tidak 64 42,66
Jumlah 90 100
Pada tabel 20 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 5 buah pernyataan, total jawaban “Ya” adalah
59
sebanyak 86 atau 57,33 % dan total jawaban “Tidak” adalah 64 atau 42,66
%. Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi ekstrinsik tentang hadiah
yang diperoleh dari 30 orang responden untuk 5 butir pernyataan adalah
sebesar 57,33 %, itu artinya bahwa tingkat capaian motivasi ekstrinsik
tentang hadiah, Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa pada Saat
Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi Cukup.
c) Hukuman
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pertanyaan
mengenai motivasi ekstrinsik tentang hukuman di sajikan dalam tabel 21.
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik tentang Hukuman
No PERNYATAAN Frekuensi Persentase (%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
43 Pelatih mengajarkan saya
olahraga sepakbola
memberikan saya sanksi jika
saya datang terlambat pada
saat latihan sepakbola
12 18 40 60 Kurang
44 Pelatih yang mengajarkan
saya olahraga sepakbola
memarahi saya jika saya
tidak serius dalam latihan
sepakbola
19 11 63,33 36,66 Baik
60
45 Hukuman yang diberikan
pelatih kepada saya membuat
saya tambah bersemangat
dan bersungguh sungguh
melakukan latihan sepakbola
14 16 46,66 53,33 Cukup
46 Orang tua dirumah akan
memarahi saya jika tidak
mengikuti latihan olahraga
sepakbola
11 19 36,66 63,33 Kurang
47 Pelatih yang mengajarkan
saya ilmu olahraga sepakbola
akan memberikan saya
hukuman jika tidak bias
menguasai teknik yang
diajarkan
9 21 30 70 Kurang
48 Apakah kamu senang bila
ada siswa yang melanggar
atau melakukan kesalahan,
dan mendapatkan hukuman
dari pelatih
12 18 40 60 Cukup
49 Apakah kamu mengikuti 26 4 86,66 13,33 Sangat
61
proses latihan sepakbola
dengan benar karna takut
mendapatkan hukuman dari
pelatih
Baik
Jumlah 103 107 49,04 50,95 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 21 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 7 pertanyaan, skor tertinggi adalah pada butir
pertanyaan No 49 dan yaitu yang membahas tentang Apakah kamu
mengikuti proses latihan sepakbola dengan benar karna takut mendapatkan
hukuman dari pelatih. Ini terbukti dengan jawaban responden yang
mencapai skor 26 dan dengan tingkat capaian 86,66 %. Sedangkan skor
terendah terdapat pada butir pertanyaan No 47 yang menanyakan tentang
“Pelatih yang mengajarkan saya ilmu olahraga sepakbola akan
memberikan saya hukuman jika tidak bisa menguasai teknik yang di
ajarkan”, skor yang di dapat adalah 13 dan dengan tingkat capaian 43,33
%.
Tabel 22. Deskripsi Hasil Data Motivasi Ekstrinsik tentang HukumanNo Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
62
1 Ya 103 49,04
49,04%2 Tidak 107 50,95
Jumlah 150 100
Pada tabel 22 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 7 buah pernyataan, total jawaban “Ya” adalah
sebanyak 103 atau 49,04 % dan total jawaban “Tidak” adalah 107 atau
50,95 %. Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi ekstrinsik tentang
hukuman yang di peroleh dari 30 orang responden untuk 7 butir
pernyataan adalah sebesar 49,04 %, itu artinya bahwa tingkat capaian
motivasi ekstrinsik tentang hukuman, Siswa Sekolah Sepakbola (SSB)
Anak Bangsa dalam Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi
Cukup.
d) Penghargaan
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pertanyaan
mengenai motivasi ekstrinsik tentang penghargaan disjikan dalam tabel di
bawah ini
:
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Motivasi Ektrinsik tentang PenghargaanNO PERNYATAAN Frekuensi Persentase(%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
. 16 14 53,33 46,66 Cukup
63
50 Siswa yang berprestasi
dalam olahraga sepakbola
diberi penghargaan
51
Pelatih yang mengajarkan
saya olahraga sepakbola
akan memberikan
penghargaan kepada siswa
yang rajin, aktif dalam
olahraga sepakbola
21 9 70 30 Baik
52
2
Apakah kamu bangga
jika menang dalam
pertandingan sepakbola
24 6 80 20 Baik
53 Apakah kamu tertarik
untuk rajin latihan
sepakbola karna sering
mendapatkan
perhanrgaan dalam
olahraga sepakbola
25 5 83,33 16,66 Sangat
Baik
Jumlah 86 34 71,66 28,33 Baik
Dari hasil penelitian pada tabel 23 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 4 pertanyaan skor tertinggi adalah pada butir
64
pertanyaan No 53 dan yaitu yang membahas tentang Apakah kamu tertarik
untuk rajin latihan sepakbola karna sering mendapatkan perhanrgaan
dalam olahraga sepakbola. Ini terbukti dengan jawaban responden yang
mencapai skor 25 dan dengan tingkat capaian 83,33 %. Sedangkan skor
terendah terdapat pada butir pertanyaan No 50, yang menanyakan tentang
“Siswa yang berprestasi dalam olahraga sepakbola diberi penghargaan”,
skor yang didapat adalah 16 dan dengan tingkat capaian 53,33 %.
Tabel 24. Deskripsi Hasil Data Motivasi Ekstrinsik tentang PenghargaanNo Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
1 Ya 86 71,66
71,66 %2 Tidak 34 28,33
Jumlah
Pada tabel 24 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 4 buah pernyataan, total jawaban “Ya” adalah
sebanyak 86 atau 71,66 dan total jawaban “Tidak” adalah 34 atau 28,33 %.
Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi ekstrinsik tentang
penghargaan yang diperoleh dari 30 orang responden untuk 4 butir
pernyataan adalah sebesar 71,66 %, itu artinya bahwa tingkat capaian
motivasi ekstrinsik tentang penghargaan, Siswa Sekolah Sepakbola (SSB)
65
Anak Bangsa dalm Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi
Baik.
e) Persaingan
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pertanyaan
mengenai motivasi ekstrinsik tentang persaingan di sajikan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 25. Distribusi frekuensi Motivasi Ekstrinsik tentang PersainganNo PERNYATAAN Frekuensi Persentase (%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
54 Didalam latihan olahraga
sepakbola sering terjadi
konflik pada saat melakukan
latihan sepakbola
7 23 23,33 76,66 Kurang
55 Pelatih yang mengajar
olahraga sepakbola akan
memberikan nilai plus hanya
kepada yang rajin dan aktif
latihan
22 8 73,33 26,66 Baik
56 Didalam latihan olahraga
sepakbola saya selalu
bersaing agar selalu menjadi
yang terbaik
12 18 40 60 Kurang
66
57 Apakah kamu rajin berlatih
sepakbola agar bisa
mengalahkan teman-teman
kamu
16 14 53,33 46,66 Cukup
58 Apakah kamu ingin latihan
lebih giat kalau ada teman-
teman mendapatkan pujian
dari pelatih
22 8 73,33 26,66 Baik
59 Apakah kamu merasa malu
jika ada teman kamu yang
lain ditunjuk sebagai kapten
dalam olahraga sepakbola
17 13 56,66 43,33 Cukup
Jumlah 96 84 53,33 46,66 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 25 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 6 pertanyaan, skor tertinggi adalah pada butir
pertanyaan No 55 dan 58 dan yaitu yang membahas tentang Pelatih yang
mengajar olahrga sepakbola akan memberikan nilai plus hanya kepada
yang rajin dan aktif latihan, dan Apakah kamu ingin latihan lebih giat
67
kalau ada teman-teman mendapatkan pujian dari pelatih. Ini terbukti
dengan jawaban responden yang mencapai skor 22 dan dengan tingkat
capaian 73,33 %. Sedangkan skor terendah terdapat pada butir
pertanyaan No 54, yang menanyakan tentang “Didalam latihan olahraga
sepakbola sering terjadi konflik pada saat melakukan latihan sepakbola”,
skor yang di dapat adalah 7 dan dengan tingkat capaian 23,33 %.
Tabel 26. Deskripsi Hasil Data Motivasi Ekstrinsik tentang PersainganNo Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
1 Ya 96 53,33
53,33 %2 Tidak 84 46,66
Jumlah 180 100
Pada tabel 26 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 6 buah pernyataan, total jawaban “Ya” adalah
sebanyak 96 atau 53,33 % dan total jawaban “Tidak” adalah 84 atau 46,66
%.
Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi ekstrinsik tentang
persaingan yang di peroleh dari 30 orang responden untuk 6 butir
pernyataan adalah sebesar 53,33 %, itu artinya bahwa tingkat capaian
motivasi ekstrensik tentang persaingan, Siswa Sekolah Sepakbola (SSB)
68
Anak Bangsa dalam Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi
Cukup.
f. Keluarga
Adapun hasil dari jawaban responden terhadap pertanyaan
mengenai motivasi ekstrinsik tentang keluarga di sajikan dalam tabel di
bawah ini:
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik tentang KeluargaNo PERNYATAAN Frekuensi Persentase (%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
60 Orang Tua selalu
memberikan dukungan
kepada saya untuk mengikuti
olahraga sepakbola
14 16 46,66 53,33 Cukup
61 Dengan berolahraga
sepakbola saya bisa
berkumpul dengan keluarga
4 26 13,33 86,66 Kurang
62 Saya berlatih lebih giat lagi
karena saya ingin menjadi
pemain yang professional
6 24 20 80 Kurang
69
seperti kakak saya
63 Saya merasa bangsa karena
keluarga saya semua nya
menyukai olahraga
sepakbola
19 11 63,33 36,66 Baik
64 Orang tua selalu
mengingatkan saya untuk
mengikuti latihan olahraga
sepakbola
18 12 60 40 Cukup
Jumlah 61 89 40,66 59,33 Kurang
Dari hasil penelitian pada tabel 27 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 5 pertanyaan, skor tertinggi adalah pada butir
pertanyaan No 63 yang membahas tentang saya merasa bangga karena
keluarga saya menyukai olahraga sepakbola. Ini terbukti dengan jawaban
responden yang mencapai skor 19 dan dengan tingkat capaian 63,33 %.
Sedangkan skor terendah terdapat pada butir pertanyaan No 61, yang
menanyakan tentang “Dengan berolahraga sepakbola saya bisa
berkumpul dengan keluarga ”, skor yang didapat adalah 4 dan dengan
tingkat capaian 13,33 %.
70
Tabel 28. Deskripsi Hasil Data Motivasi Ekstrinsik tentang KeluargaNo Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
1 Ya 61 40,66
40,66 %2 Tidak 89 59,33
Jumlah 180 100
Pada tabel 28 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 5 buah pernyataan, total jawaban “Ya” adalah
sebanyak 61 atau 40,66 % dan total jawaban “Tidak” adalah 89 atau 59,33
%. Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi ekstrinsik tentang
keluarga yang diperoleh dari 30 orang responden untuk 5 butir pernyataan
adalah sebesar 40,66 %, itu artinya bahwa tingkat capaian motivasi
ekstrensik tentang keluarga, Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa
dalam Mengikuti Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi Cukup.
Untuk melihat motivasi secara ekstrinsik Siswa Sekolah Sepakbola
(SSB) Anak Bangsa Dalam Mengikuti Latihan Sepakbola penulis
memberikan 6 indikator dengan 32 butir pertanyaan. Adapun hasil dari
jawaban responden terhadap pertanyaan mengenai motivasi ekstrinsik
disajikan dalam tabel 29 :
71
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Motivasi EkstrinsikNo Indikator Frekuensi Persentase Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
1 Pujian 91 89 50,55 49,44 Cukup
2 Hadiah 86 64 57,32 42,66 Cukup
3 Hukuman 103 107 49,04 50,95 Cukup
4 Penghargaan 86 34 71,66 28,33 Baik
5 Persaingan 96 89 40,66 59,33 Kurang
6 Keluarga 61 89 40,66 59,33 Kurang
Jumlah 523 472 52,56 47,43 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 29 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 6 indikator , skor tertinggi adalah pada indikator No
yaitu membahas tentang Hukuman. Ini terbukti dengan jawaban responden
yang mencapai skor 103 dan dengan tingkat capaian 49,04 % dengan
kategori cukup. Sedangkan skor terendah terdapat pada indikator No 6,
yang membahas tentang keluarga, skor yang di dapat adalah 61 dan
dengan tingkat capaian 40,66 % kategori kurang. Gambaran lebih jelasnya
deskripsi motivasi secara ekstrinsik Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak
72
Bangsa Dalam Mengikuti Latihan Sepakbola dapat di lihat pada tabel 30
berikut ini:
Tabel 30. Deskripsi Hasil Data Motivasi Ekstrinsik
No Kategori Jawaban
Jumlah Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat Capaian
1 Ya 523 52,56
52,56 %2 Tidak 472 47,43
Jumlah 995 100
Pada tabel 30 di atas dapat di ketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 6 indikator dengan 64 butir pernyataan, total jawaban
“Ya” adalah sebanyak 523 atau 52,56 % dan total jawaban “Tidak” adalah
472 atau 47,43 % Secara keseluruhan tingkat capaian motivasi ekstrinsik
siswa yang diperoleh dari 30 orang responden untuk 2 indikator dengan 64
butir pernyataan adalah sebesar 52,56 %, itu artinya bahwa tingkat capaian
motivasi secara ekstrinsik Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa
dalam Melakukan Latihan Sepakbola berada pada klasifikasi Cukup.
73
Untuk Lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar histogram di bawah ini:
Grafik 2. Distribusi Hasil Motivasi EkstrinsikBerdasakan data yang telah diuraikan di atas, adapun secara
keseluruhan hasil mengenai motivasi Siswa Mengikuti Latihan Sepakbola
di Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa adalah sebagai berikut:
Tabel 31. Distribusi Frekuensi MotivasiNo Sub Variabel Frekuensi Persentase (%) Kriteria
Ya Tidak Ya Tidak
1 Motivasi Instrinsik 491 439 52,79 47,20 Cukup
2 Motivasi Ekstrinsik 523 472 52,56 47,43 Cukup
Jumlah 1014 911 52,67 47,32 Cukup
Dari hasil penelitian pada tabel 31 distribusi frekuensi di atas
terlihat bahwa dari 2 sub variabel, skor tertinggi adalah pada sub variabel
motivasi ekstrinsik, yaitu dengan skor 523 dan dengan tingkat capaian
52,56 % dengan kategori cukup. Sedangkan skor terendah terdapat pada
74
sub variabel untuk motivasi instrinsik, yaitu dengan skor 491 dan dengan
tingkat capaian 52,79 %. Gambaran lebih jelasnya deskripsi motivasi
Siswa Mengikuti Latihan Sepakbola di Sekolah Sepakbola Anak Bangsa
dapat di lihat pada tabel 32 berikut:
Tabel 32. Deskripsi Hasil Data MotivasiNo Kategori
Jawaban
Jumlah
Jawaban
Responden
Persentase (%) Tingkat
Capaian
1 Ya 1014 52,67
52,67 %2 Tidak 911 47,32
Jumlah 1925 100
Pada tabel 32 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 orang
responden dan dari 2 sub variabel dengan 64 buah pernyataan, total
jawaban “Ya” adalah sebanyak 1014 atau 52,67 % dan total jawaban
“Tidak” adalah 911 atau 47,32 %. Secara keseluruhan tingkat capaian
motivasi yang diperoleh dari 30 orang responden untuk 2 sub variabel
dengan 64 butir pernyataan adalah sebesar 52,67 %, itu artinya bahwa
tingkat capaian Motivasi Siswa Mengikuti latihan Sepakbola di Sekolah
Sepakbola (SSB) Anak Bangsa berada pada klasifikasi Cukup. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar histogram dibawah ini:
75
Grafik 3. Distribusi Hasil MotivasiSelain uraian secara kelompok variabel terhadap indikator indikator
yang telah diuraikan sebelumnya, berikut ini juga akan diuraikan
gambaran tingkat capaian motivasi siswa mengikuti latihan sepakbola di
sekolah sepakbola (SSB) anak bangsa Parak Laweh Kecamatan Lubuk
Begalung Kota Padang. Gambaran tersebut dapat di lihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 33. Tingkat Capaian Motivasi yang Dimiliki Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa Parak Laweh Kecamatan Lubuk Begalun Kota Padang
No
Nama Motivasi Persentase Tingkat Capaian
Siswa SSB Anak Bangsa Ya Tidak Ya Tidak
1 Ilham jusar 38 22 63,33 36,66 Baik
2 Aditya Alfyas 36 24 60 40 Cukup
3 Imam Trio Abadi 34 26 56,66 43,33 Cukup
76
4 Juninho Alco 40 20 66,66 33,33 Baik
5 M. Alhwa 32 28 53,33 46,66 Cukup
6 Ardiansyah Prima 34 26 56,66 43,33 Cukup
7 Kevin Fitra 37 23 61,66 38,33 Baik
8 David Septian Hadi 34 26 56,66 43,33 Cukup
9 Claudio Dovandel 36 24 60 40 Cukup
10 Rino Prima 32 28 53,33 46,66 Cukup
11 Veri Saputra 32 28 53,33 46,66 Cukup
12 Fikri Mabrul 34 26 56,66 43,33 Cukup
13 Hendrik 29 31 48,33 51,66 Cukup
14 Riki Putra 35 25 58,33 41,66 Cukup
15 Robi Mandala 37 23 61,66 38,33 Baik
16 Kardinal 36 24 60 40 Cukup
17 Arif Budiman 38 22 63,33 36,66 Baik
18 Bobi Satria 36 24 60 40 Cukup
19 Ridho Handoko 35 25 58,33 41,66 Cukup
20 Yogi Putra 27 33 45 55 Cukup
77
21 Muhamad Putra Ramadhan 29 31 48,33 51,66 Cukup
22 Hendra Neldi 23 37 38,33 61,66 Kurang
23 Willy Gusri Afriko 33 27 55 45 Cukup
24 Aditya 25 35 41,66 58,33 Cukup
25 Wahyu Kurnia 28 32 46,66 53,33 Cukup
26 Raditia Sanjaya 27 33 90 55 Sangat Baik
27 Frans Putra 24 36 40 60 Kurang
28 Adi Yatma 26 34 43,33 56,66 Cukup
29 Tedy Amanda 24 36 90 60 Sangat Baik
30 Budi Septian 30 30 50 50 Cukup
Berdasarkan tabel di atas, dapat kita lihat dari 30 orang responden
yang menjadi sampel yang memiliki motivasi yang cukup hanya 21 orang
dan hanya 4 orang yang memiliki motivasi baik, dan 2 orang yang
memiliki motivasi yang sangat baik.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan di atas tentang
motivasi yang terdiri dari dua sub variabel motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik merupakan faktor yang mendukung dalam Memotivasi Siswa
78
mengikuti Latihan Sepakbola di Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa Parak
laweh Kecamatan lubuk Begalung kota padang, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran motivasi siswa sekolah sepakbola anak bangsa dalam
mengikuti latihan sepakbola di sekolah sepakbola anak bangsa. Pengambilan
data di analisa dengan mengunakan statistik deskriptif (tabulasi frekuensi).
Berdasarkan temuan atau hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya,
dapat diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat capaian motivasi siswa yang
diperoleh dari 30 orang responden untuk motivasi yang terdiri dari dua sub
variabel Instrinsik dan ekstrinsik dengan 64 butir pertanyaan adalah sebesar
52,67 % dan masuk pada kategori cukup. Sub variabel mengenai motivasi
instrinsik berada pada klasifikasi cukup dengan rincian: 1) Sikap, dengan
tingkat capaian 46,66 %, 2) Perasaan, dengan tingkat capaian 41,48 %, 3)
Minat, dengan tingkat capaian 51,33 %, 4) Bakat, dengan tingkat capaian
69,16 %, dan 5) Kebutuhan dengan tingkat capaian sebesar 52,79 %. Tidak
jauh berbeda dengan motivasi instrinsik, motivasi ekstrinsik juga berada pada
kategori cukup, yakni dengan tingkat capaian sebesar 52,56 %, dengan
rincian: 1) Pujian dengan tingkat capaian 50,55 %, 2) Hadiah dengan tingkat
capaian 57,32, 3) Hukuman dengan tingkat capaian 49,04 %, 4) Penghargaan
dengan tingkat capaian 71,66 %, 5) Persaingan dengan tingkat capaian sebesar
40,66 %, 6) Keluarga dengan tingkat capaian 40,66 %.
Dari hasil penelitian gambaran motivasi intrinsik siswa sekolah
sepakbola anak bangsa secara keseluruhan berada dalam kategori cukup.
bahwa motivasi dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa yang
79
menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan. Siswa
yang memiliki motivasi tinggi dalam latihan menampakkan minat yang besar
dan perhatian yang penuh tehadap latihan-latihan yang diberikan oleh pelatih.
Jadi, sebagian siswa di sekolah sepakbola anak bangsa yang mengikuti latihan
sepakbola karena keinginan yang ada dalam diri mereka memiliki tujuan
sendiri untuk peningkatan dalam olahraga sepakbola. Dari hasil penelitian
tingkat motivasi ekstrinsik gambaran siswa sekolah sepakbola (SSB) anak
bangsa dalam mengikuti latihan sepakbola secara keseluruhan, siswa termasuk
dalam kategori cukup. Motivasi ekstrinsik mempunyai peranan yang juga
sangat penting bagi siswa. Jadi sebagian siswa sekolah sepakbola (SSB) anak
bangsa Parak Laweh dalam mengikuti latihan sepakbola karena ingin
mendapatkan sesuatu yang diluar dari keinginan diri mereka untuk
peningkatan olahraga sepakbola yang dijalani siswa itu sendiri. Dari hasil
penelitian gambaran tingkat motivasi mana yang lebih tinggi antara motivasi
intrinsik dan ekstrinsik siswa sekolah sepakbola (SSB) anak bangsa Parak
Laweh kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang, menunjukan bahwa
motivasi ektrinsik lebih tinggi dari pada motivasi intrinsik. Hal ini rangsangan
dari luar sangat berpengaruh kepada siswa dalam mengikuti latihan sepakbola
di sekolah sepakbola (SSB) anak bangsa parak Laweh Kecamatan Lubuk
Begalung Kota Padang.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang untuk
meraih prestasi tertentu, termasuk pada bidang olahraga sepakbola, khususnya
80
pada Sekolah Sepakbola (SSB) Anak Bangsa di Parak Laweh Kecamatan
Lubuk Begalung Kota padang.
.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dalam bab ini akan
dikemukakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah ditemui,
81
adapun kesimpulan dan saran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Motivasi Siswa Mengikuti Latihan
Sepakbola di Sekolah Sepakbola Anak Bangsa Parak Laweh kecamatan
Lubuk Begalung kota padang maka dapat ditarik kesimpulan: Tingkat capaian
motivasi siswa mengikuti latihan sepakbola di sekolah sepakbola (SSB) anak
bangsa berada pada klasifikasi cukup yaitu sebesar 52,67 %. Jadi setelah
dilihat ternyata motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik merupakan suatu
hal yang berjalan secara bersamaan, dan saling berhubungan. Jika kita tidak
memiliki motivasi dalam melakukan sesuatu maka kita tidak akan bisa
mengikuti latihan dalam olahraga sepakbola. Jadi segala sesuatu yang kita
kerjakan itu berdasarkan karna adanya motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik yang kita miliki, dan begitu juga sebaliknya. Jadi setelah kita lihat
ternyata gambaran tingkat motivasi siswa bermain sepakbola di Sekolah
Sepakbola (SSB) Anak Bangsa parak Laweh Kecamatan Lubuk Begalung
Kota padang berada pada klasifikasi cukup.
B. Saran
Berdasarkan temuan penelitian ini, maka peneliti mengemukakan
beberapa saran yaitu kepada :
1. Pelatih Sekolah Sepakbola Anak Bangsa di Parak Laweh kecamatan
Lubuk Begalung kota Padang diharap bisa memberikan motivasi pada
81
82
siswa sekolah sepakbola anak bangsa untuk meningkatkan pencapaian
dalam berlatih sepakbola.
2. Siswa Sekolah Sepakbola (SSB) Anak bangsa yang mengikuti latihan
Sepakbola diharapkan untuk lebih meningkatkan motivasi dalam
mengikuti latihan sepakbola untuk mencapai hasil latihan yang baik.
3. Semua pihak terkait diharapkan dapat bekerjasama, memberi bantuan dan
dukungan dalam berlatih sepakbola pada Siswa Sekolah Sepakbola (SSB)
Anak Bangsa yang mengikuti latihan Sepakbola.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Pendek.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Bafirman, 2013.Fisiologi Olahraga. Malang: Wineka Media
Budiarto. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat., Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
83
Hamzah B, 2009.Teori Motivasi dan pengukurannya Analisis di bidang Pendidikan.Jakarta: PT. Bumi Aksara
Husdarta, 2010.Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta
Hidayat, A.A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Komarudin, 2013.Psikologi Olahraga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Nusufi, Maimun. Oktober 2012, “Evaluasi Keterampilan Dasar Bermain Sepakbola Atlet Tunas Baru Kecamatan Suka Karya Koota Sabang.Volume 6, No. 2, http :// journal.ppsunj.org , 2 Oktober 2012.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Maidarman, 2012.Ilmu Melatih Dasar. Padang: Universitas Negeri Padang
Purwanto, 1990.Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya
Irawadi, 2014.Kondisi Fisik dan Pengukurannya. Padang: UNP Press
Rusli Lutan dkk, 1991.Manusia dan Olahraga. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Riduwan, 2002.Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Syahrastani, 1999. Psikologi Olahraga. Padang: Universitas Negeri Padang
Syahrastani, Julman. 1999. Psikologi Olahraga. Padang: Universitas Negeri Padang
Sardiman, 2010.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rajawali Pers
Tim Mata Kuliah Sepakbola, 2010. Buku Ajar Sepak Bola.Padang: Sukabina
Yulifri, 2010.Permainan Sepak Bola. Padang: Universitas Negeri Padang