tesis asi revisi sidang ok.doc

Upload: normayanti141189

Post on 14-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAir Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi segera setelah lahir, karena mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi dan daya kekebalan tubuh. Bayi yang mendapat ASI akan lebih baik, sehat tumbuh lebih kuat karena ASI memiliki keseimbangan yang lebih baik akan bahan yang diperlukan bayi.

Rendahnya cakupan pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) secara umum karena sebesar 80% perkembangan otak anak dimulai sejak masih di dalam kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas.1Pemberian ASI pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai tinggi dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayi.2 Meskipun manfaat-manfaat dari ASI eksklusif telah didokumentasikan di seluruh dunia, hanya 39 persen anak-anak di bawah enam bulan mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2012. Cina dengan penduduk terpadat di dunia memiliki tingkat menyusui hanya 28 persen, negara Tunisia tingkat pemberian ASI eksklusif hanya 6,2 persen, Nigeria tidak ada perbaikan selama bertahun-tahun, dan beberapa angka terendah di dunia adalah di Somalia, Chad dan Afrika selatan.3 ASI eksklusif adalah istilah untuk menyebutkan bayi yang hanya diberi ASI, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat misalnya pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur, nasi tim, atau makanan lain selain ASI. Di dalam ASI sudah terkandung semua zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh bayi .2

Millenium Development Goals (MDGs) adalah deklarasi millenium persatuan bangsa-bangsa dari 188 negara di dunia yang menghasilkan sekumpulan tujuan dan kebijakan, di Indonesia menargetkan pada tahun 2015 angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKABA) menurun sebesar dua pertiga dalam kurun waktu 1990-2015. AKB dan AKABA menurut SDKI tahun 2012 menurun dibandingkan SDKI tahun 2007 dari jumlah 34 bayi menjadi 32 bayi dan AKABA dari jumlah 44 balita ke 40 balita. Hal ini terjadi terkait program kesehatan anak dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian, yaitu program gizi, program ASI eksklusif, dan penyediaan konsultasi ASI eksklusif baik di puskesmas maupun di rumah sakit.3World Health Organization (WHO) tahun 2012 dalam dokumen Global Strategy for infant and Young Child Feeding (IYFC) merekomendasikan pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak adalah ASI eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan sampai usia 2 tahun.2 Pemberian ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan memberi banyak manfaat bagi kesehatan mental anak. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan semakin lama menyusui, maka gangguan mental pada anak semakin berkurang dan anak yang diberi ASI lebih cerdas dan tinggi skor IQ-nya. Namun berdasarkan hasil penelitian World Breastfeeding Trends Initiative (WBTI) tahun 2012, hanya 27,3 % saja ibu di Indonesia yang memberikan ASI eksklusif. Cakupan tersebut masih rendah dan jauh dari target yang diharapkan oleh Kementerian Kesehatan yaitu sebesar 80% pada tahun 2014.4 Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan sistem syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukkan bahwa IQ bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.5Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, menyatakan pada Pasal 128 ayat (1), (2) dan (3) setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan kecuali atas indikasi medis, menyatakan selama pemberian ASI pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus, serta fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua) diadakan di tempat kerja dan sarana umum.6Menurut Riskesdas tahun 2013 cakupan pemberian ASI di Indonesia baru mencapai 42% masih kurang jika dibandingkan dengan target WHO yaitu sebesar 50%. Bersasarkan hasil tersebut, Indonesia berada di peringkat 49 dari 51 negara yang mendukung pemberian ASI eksklusif. Pada tahun 2014 ditargetkan jumlah ibu di Indonesia yang memberi ASI eksklusif adalah 80%.7 Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif menurut Utami Roesli disebabkan beberapa faktor, di antaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos yang kurang baik, serta kesibukan ibu bekerja, tidak cukup fasilitas untuk menyusui dan singkatnya cuti melahirkan merupakan alasan yang diungkapkan oleh ibu yang tidak menyusui secara eksklusif sangat sulit dilaksanakan sesuai harapan.8Hasil penelitian Hariawan tahun 2010 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan pada tingkat pengetahuan ibu, tingkat konsumsi ibu dan status gizi bayi pada ibu yang memberikan ASI eksklusif maupun tidak ASI eksklusif.9 Penelitian Alveriza tahun 2012 mengungkapkan pengetahuan ibu yang memberi ASI eksklusif lebih baik dari pada yang tidak memberikan ASI eksklusif.10Perilaku menyusui berkaitan dengan pengetahuan yang kurang, kepercayaan atau persepsi dan sikap yang salah dari ibu mengenai ASI. Dukungan suami, keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat sangat diperlukan agar ibu dapat menyusui secara eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian Lisma Evareny dkk, menunjukkan bahwa dukungan suami mempunyai hubungan bermakna secara statistik maupun secara praktis yaitu lebih tinggi 2,35 dibandingkan suami yang tidak mendukung pemberian ASI secara eksklusif.11 Provinsi Riau cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan pada tahun 2013 sebesar 46,2 % meningkat dibandingkan tahun 2012 sebesar 45,9 %. Cakupan pemberian ASI eksklusif menurut kabupaten/kota tertinggi adalah cakupan Kota Dumai sebesar 61,3%, Kabupaten Pelalawan sebesar 54,5% dan Kota Pekanbaru sebesar 54,2%. Capaian terendah adalah Kabupaten Kampar 39,0%, Kabupaten Siak sebesar 39,5% dan Kabupaten Bengkalis sebesar 40,9 %. Untuk cakupan pemberian ASI Eksklusif ini baik secara provinsi maupun kabupaten/kota masih di bawah target renstra sebesar 70%.12Berdasarkan data yang diperoleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru sejak tahun 2011 dari jumlah bayi sebesar 16.715 yang mendapat ASI eksklusif 5.734 (34,30%) dan tahun 2012 dari jumlah bayi sebesar 17.656 yang mendapat ASI eksklusif 6.666 (37,8%) dan sampai tahun 2013 data terakhir jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif yaitu berjumlah bayi 14.066 yang diberi ASI eksklusif hanya sebanyak 7.247 bayi (54,2%).13 Hal ini masih jauh dari target pencapaian pemberian ASI eksklusif di Indonesia yaitu 80%.Puskesmas Sail yang berada di bawah jajaran Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dengan luas wilayah 3.26 km2. Terdiri dari 76 RT, 18 RW dan 3 kelurahan yaitu : Kelurahan Suka Mulia, Kelurahan Suka Maju dan Kelurahan Cinta Raja. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sail pada tahun 2013 adalah 23.254 jiwa yang terdiri dari 11.540 jiwa laki-laki, dan 11.714 jiwa perempuan, yang terdiri dari 6.270 KK, dengan kepadatan penduduk rata-rata 7133 penduduk/KM2. Mayoritas penduduk Kecamatan Sail beragama Islam. Tingkat pendidikan penduduk sebagian besar adalah tamat SMA. Mata pencaharian penduduk pada umumnya adalah Pegawai Negeri (31%), sebagian lagi berdagang, wiraswasta, petani , dll.14 Berdasarkan survey awal yang dilakukan dengan melihat profil Puskesmas Sail, dari tahun 2011 jumlah bayi 563 yang mendapatkan ASI eksklusif berjumlah 122 (21,67%), tahun 2012 dari jumlah bayi 487 yang mendapatkan ASI eksklusif berjumlah 121 bayi dengan persentase 24,8 %, dan pada tahun 2013 dari jumlah bayi 563 yang mendapatkan ASI eksklusif sebanyak 158 bayi dengan persentase 19,64 %.14 Berdasarkan data 3 tahun terakhir tidak ada perubahan signifikan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Hal ini berkaitan dengan status gizi kurang pada balita di Puskesmas Sail pada tahun 2013 berjumlah 46 balita yang berada dibawah garis merah, termasuk tertinggi ke tiga di wilayah dinas kesehatan kota Pekanbaru.Berdasarkan wawancara langsung yang dilakukan di Puskesmas Sail terhadap 10 orang ibu menyusui didapatkan hasil 4 orang ibu (40%) memberikan ASI eksklusif, 3 orang ibu rumah tangga dan satu orang bekerja sebagai pegawai swasta. 6 orang (60%) ibu tidak memberikan ASI eksklusif dengan alasan 3 orang ibu tidak tahu pentingnya pemberian ASI eksklusif, 1 orang ibu tidak mendapatkan dukungan dari keluarga pada saat membutuhkan bantuan dalam pemberian ASI, dan 2 orang ibu lebih tertarik dengan pemberian susu formula karena gencarnya promosi PASI di media massa.Berdasarkan uraian data-data di atas, peneliti merasa tertarik untuk meneliti Pengaruh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, pekerjaan), pemungkin (sumber informasi produk PASI), dan pendorong (dukungan keluarga) terhadap pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sail Kota Pekanbaru tahun 2014.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang yang menjadi rumusan masalah adalah: Pengaruh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, pekerjaan), pemungkin (sumber informasi produk PASI), dan pendorong (dukungan keluarga) terhadap pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sail Kota Pekanbaru tahun 2014.1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, pekerjaan), pemungkin (sumber informasi produk PASI), dan pendorong (dukungan keluarga) terhadap pemberian ASI eksklusif oleh ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Sail Kota Pekanbaru tahun 2014.1.4 Manfaat Penelitian1) Bagi institusi kesehatanSebagai bahan referensi kepada Puskesmas Sail agar lebih meningkatkan promosi tentang ASI eksklusif kepada masyarakat.2) Pengembangan ilmu kesehatan reproduksiUntuk pengembangan khasanah ilmu pengetahuan tentang ASI Eksklusif.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1.

ASI Eksklusif

Menurut WHO, Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes dan sirup sampai usia 6 bulan.2Pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman, kecuali apabila si bayi menderita sesuatu penyakit sehingga diperlukan pemberian obat yang sebagian besar terbuat dalam kemasan sirup. ASI eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi.1 Menurut laporan dari Expert Consultation on The Optimal Duration of Exclusive Breastfeeding, bayi yang disusui eksklusif selama 6 bulan memiliki daya perlindungan yang lebih tinggi terhadap penyakit infeksi dibandingkan bayi dengan bayi dengan ASI eksklusif selama 4 bulan. 2 WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada ibu, dengan menerapkan langkah-langkah:41) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) selama kurang lebih 1 jam segera setelah kelahiran bayi.2) ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.3) ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari selama 24 jam.4) ASI sebaiknya diberikan tidak menggunakan botol, cangkir, ataupun dot.2.2 Air Susu Ibu (ASI) 2.2.1 Manfaat ASI1) Manfaat ASI bagi Ibu(1) Aspek Kesehatan Ibu

Isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi dan mencegah terjadinya perdarahan post partum, dan mengurangi prevalensi anemia dan mengurangi angka kejadian carsinoma mammae.(2) Aspek Keluarga Berencana

Merupakan KB alami, sehingga dapat menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian jarak kehamilan pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11 bulan.(3) Aspek Psikologis

Ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya karena menyusui.142) Manfaat ASI bagi Bayi (1) Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi. Mengandung lemak, karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin.(2) Mengandung zat protektif. Terdapat zat protektif berupa laktobasilus bifidus, laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan alergi.(3) Mempunyai aspek psikologis yang menguntungkan. Sewaktu menyusui kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan rasa aman dan sayang.(4) Menyebabkan pertumbuhan yang baik. Bayi yang mendapatkan ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.(5) Mengurangi kejadian caries dentis. Insiden karies dentis pada bayi yang mendapatkan susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI. Karena menyusui denagn botol dan dot pada waktu tidur akan menyebabkan gigi lebih lama kontak denagan sisa susu formula dan menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.(6) Mengurangi kejadian maloklusi. Penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol.142.2.2 Komposisi ASI

Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:141) Kolostrum, yaitu ASI yang dihasilkan hari pertama sampai hari ke tiga setelah bayi lahir. Berikut beberapa manfaat kolostrum menurut BMSG:2(1) Kolostrum berkhasiat khusus untuk bayi dan komposisinya mirip dengan nutrisi yang diterima bayi selama di dalam rahim.

(2) Kolostrum bermanfaat untuk mengenyangkan bayi pada hari-hari pertamanya.

(3) Seperti imunisasi, kolostrum memberi antibodi kepada bayi (perlindungan terhadap penyakit yang sudah pernah dialami sang ibu sebelumnya)

(4) Kolostrum mengandung sedikit efek pencahar untuk menyiapkan dan membersihkan sistem pencernaan bayi dari mekonium.

(5) Kolostrum juga mengurangi konsentrasi bilirubin (yang menyebabkan bayi kuning) sehingga bayi lebih terhindar dari jaundice.

(6) Kolostrum juga membantu pembentukan bakteri yang bagus untuk pencernaan.Tabel 2.1 Kandungan dan Manfaat KolostrumKandunganKegunaan

Kaya antibodiMelindungi dari infeksi dan alergi

Banyak sel darah putihMelindungi dari infeksi

PencaharMembersihkan dari mekonium, mengurangi kuning

Faktor pertumbuhanMembantu usus berkembang lebih matang, mencegah alergi, intoleransi

Kaya vitamin AMengurangi keparahan infeksi, mencegah penyakit mata

Dikutip dari: Dit Bina Gizi Kemenkes RI.142) ASI transisi, adalah ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.3) ASI mature, adalah ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai seterusnya. 2.2.3 Penyimpanan ASI PerahanASIP (air susu ibu perahan) yang sudah diperah dapat dipindahkan dari wadah pemerahan ke wadah penyimpanan. ASIP bisa disimpan dan bertahan cukup lama sesuai metode penyimpanannya.15Tabel 2.2 Tata Cara Menyimpan Air Susu Ibu Perahan (ASIP)ASISuhu RuanganLemari EsFreezer

ASI yang baru saja diperah (ASI SegarKolostrum :

Hari ke 5 (12-24 jam dalam suhu 75% dari

seluruh pertanyaan

2) Cukup : apabila responden menjawab dengan nilai 60 75%

dari seluruh pertanyaan

3) Kurang : apabila responden menjawab dengan nilai < 60% dari

seluruh pertanyaan2. Sikap menggunakan skala pengukuran skala Linkert hasil ukur positif (pertanyaan no.1,2,4, 5) hasil ukur negatif (pertanyaan no. 3,6,7,8).3. Pekerjaan alat ukur nominal, hasil ukur 1 = bekerja, 0 = tidak bekerja.4. Informasi produk promosi PASI skala pengukuran nominal, hasil ukur 0 = tertarik 1 = tidak tertarik5. Dukungan keluarga skala ukur nominal, hasil ukur 1 = mendukung 0 = tidak mendukung.3.6 Analisis Data

Setelah data diolah kemudian dianalisis. Analisis berguna untuk menyederhanakan, sehingga mudah ditafsirkan. Analisis data penelitian ini dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan software Statistical Program for Social Science. 1) Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.362) Analisis Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh antara dua variabel yaitu variabel independen dengan variabel dependen

Untuk mengetahui pengaruh antara variabel yang menggunakan data kategorik dengan data kategorik digunakan uji chi square/kai kuadrat.373) Analisis MultivariatUntuk melakukan analisa multivariat terhadap variabel yang menggunakan data kategorik dengan kategorik digunakan uji regresi logistik. Analisis multivariat yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Regresi Logistik Ganda dengan model faktor prediksi.37DAFTAR PUSTAKA1. Depkes RI. Paket advokasi peningkatan pemberian air susu ibu (PP-ASI) di provinsi dan kabupaten kota Jakarta. Jakarta: Dirjen Bina Kesmas Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2005.2. World Health Organization, The optimal duration of exclusive Breastfeeding, Report of an Expert Consultation Geneva, Switzerland. Geneva: WHO; 2002.3. Kinanti AA. Hanya 27% ibu memberikan ASI eksklusif [dokumen di internet]. 2012 [di unduh 10 Desember 2014]. Tersedia dari: m.detik. com health/read/2013/06/13/155601/2272641/763/wbti-hanya-275-persen-ibu-indonesia-yang-memberi-asi-eksklusif-untuk.html. 4. Unicef. Indonesia ASI adalah penyelamat hidup yang paling murah dan efektif di dunia[dokumen di internet].2014 [di unduh 10 Desember 2014]. Tersedia dari http://www.unicef.org/Indonesia/id/reallives_19398.htm.5. Depkes. Manjemen Laktasi: buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jendral Bina Kesehatan masyarakat; 2005.6. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan terkait ASI pasal 128,129, 200 dan 201 dalam Pengertian dan Dasar Hukum terkait ASI Eksklusif [dokumen dari internet] tersedia dari http://www.indonesian-publichealth.com/2012/10/eksklusif-nya-air-susu-ibu. 7. Mari dukung ASI Ekslusif untuk generasi Bangsa yang cerdas dan kuat. [dokumen dari internet] [di unduh tanggal 10 Desember 2014] tersedia dari (www.dianka-network.com/2013/01/mari-dukung-asi-eksklusif-untuk.html?m=1)8. Hariawan E R. Perbedaan tingkat pengetahuan ibu, tingkat komsumsi ibu, dan status gizi bayi (o-6) bulan pada ibu yang memberikan ASI ekslusif. Tesis 2010.

9. Alveriza F. Perbedaan pengetahuan ibu yang memberikan ASI ekslusif dan yang tidak memberikan ASI ekslusif di Puskesmas Tenayan Raya [sripsi] Pekanbaru: FKM UR ; 2012.10. Lisma Evareny,dkk. Peran ayah dalam praktik menyusui [Berita kedokteran masyarakat, vol 26, N0. 4, Desember] Yogyakarta: IKM, FK UGM; 201011. Dinas Kesehatan Propinsi Riau. Profil Dinas Kesehatan Propinsi Riau Pekanbaru; 2013. 12. Dinas kesehatan Kota Pekanbaru Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Pekanbaru; 2013.13. Profil Puskesmas Sail Kota Pekanbaru tahun 2013. Pekanbaru; 201314. Marni. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2013.15. Umar Nia, Multitasking Breastfeeding Mama, Jakarta Pustaka Bunda Grup Puspa Swara; 2014.16. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku; Jakarta Rineka Cipta; 2012.17. Notoatmodjo S. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.18. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta ; 2010.19. Yuliandarin, Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif di Wilayah UPTD Puskesmas Bekasi Barat. [Skripsi]. Depok: FKM-UI; 2009.20. Weni K. ASI, Menyusui & SADARI. Yogjakarta: Nuha Medika; 200921. Astuti Isroni. Determinan Pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui [Jurnal Health Quality Vol 4 No.1, November hal 1-76]. Jakarta: Poltekkes Kemenkes; 2013.22. Roesli Utami. Inisiasi menyusui dini plus ASI ekslusif. Jakarta: Pustaka Bunda; 2008.23. Hartuti. Pemberian ASI ekslusif dan faktor-faktor yang berhubungan di Puskesmas Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat [tesis] Depok: FKM-UI; 2006.24. Azwar Saifuddin. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar ; 2012.25. Lestari Dian. Faktor-faktor ibu bayi yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif di Indonesia [jurnal] Depok: FKM-UI; 2009.

26. Umar Halimah,dkk. Faktor determinan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di kota Parepare[Tesis].Makasar:FKM. Universitas Hasanuddin; 2013 [di unduh 18 Desember 2014]. www.Libraryusu.com/htm.27. Kurniawan Bayu. Determinan keberhasilan pemberian ASI eksklusif [Jurnal kedokteran Brawijaya, Vol. 27, No. 4, Agustus] Rumah Sakit Lamongan; 2013.28. Rimandhini. Asuhan kebidanan masa nifas (Postnatal Care) Jakarta: CV Trans Info Media; 2014.29. Bayu Maharani. Pintar ASI dan Menyusui. Pandamedia, Jakarta; 2014.30. Josefa Gafriela. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif pada ibu. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2011.31. Nirwana Ade Benih, ASI dan Susu Formula, Yogyakarta Medical Book. Nuha Medika. 201432. Prasetyo. Buku pintar merawat bayi 0-12 bulan panduan bagi ibu baru untuk menjalani hari-hari bahagia dan menyenangkan bersama bayinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;200933. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta; 2012.34. Friedman. Buku ajar keperawatan keluarga riset, teori, dan praktek, edisi kelima. Jakarta: FKUI;2002.35. Suharsimi Arikunto. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta; 201036. Muhammad Iman. Pemanfaatan SPSS dalam Penelitian Bidang Kesehatan. Bandung: Cita pustaka Media Perintis; 2012.37. Hidayat AA. Metode penelitian kebidanan teknik analisa data. Jakarta: Salemba medika;2011. Lampiran 1KUESIONER

PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN PENDORONG TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF OLEH IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAIL KOTA PEKANBARU

TAHUN 2014

No. Responden:

1. Umur responden

: tahun

2. Jumlah anak yang sudah dilahirkan (paritas): orang

3. Pendidikan responden

:

4. Status Pekerjaan

Bekerja Tidak bekerja

Jenis pekerjaan ()

5. ASI Eksklusif

Usia berapa bayi ibu diberikan susu formula atau makanan tambahan

...............

Apakah ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa memberikan makanan tambahan lainnya kepada bayi

Ya Tidak

6. Pengetahuan

Petunjuk: Ceklist kotak jawaban yang dianggap benar

1) ASI adalah jenis makanan terbaik bagi bayi

Benar Salah 2) ASI sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi

Benar Salah

3) Kolostrum adalah cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada hari ke 1-4 setelah melahirkan

Benar Salah

4) Kolostrum sangat berguna bagi bayikarena mengandung antibodi

Benar Salah

5) ASI segera diberikan setelah bayi lahir

Benar Salah

6) ASI ekslusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi secara penuh tanpa makanan/minuman lain selama 6 bulanBenar Salah

7) ASI ekslusif diberikan kepada bayi sampai umur 4 bulan

Benar Salah 8) Anak disapih pada umur 1 tahun

Benar Salah

9) ASI diberikan setiap saat bayi membutuhkan

Benar Salah

10) Bila bayi sedang diare ASI sebaiknya dihentikan

Benar Salah

7. Sikap

1) Menurut ibu apakah ASI adalah makanan yang paling tepat untuk bayi

Sangat Setuju Setuju Tidak setuju 2) Ketika ASI pertama kali keluar yang berwarna kekuning-kuningan harus tetap diberikan kepada bayi Sangat Setuju Setuju Tidak setuju 3) Bila ibu lelah dimalam hari lebih baik suami memberi susu formula untuk bayiSangat Setuju Setuju Tidak setuju 4) Sebaiknya ibu mencuci tangan terlebih dahulu menggunakan sabun sebelum menyusui bayinyaSangat Setuju Setuju Tidak setuju 5) Sebelum ASI diberikan biasanya saya melakukan pemijitan payudara terlebih dahulu untuk merangsang kelancaran ASISangat Setuju Setuju Tidak setuju 6) Ketika saya mengalami sakit ringan (suhu tubuh panas, diare, dll) maka pemberian ASI akan saya hentikan

Sangat Setuju Setuju Tidak setuju

7) Memberikan susu formula yang mahal lebih bagus daripada ASI karena menurut saya mengikuti kemajuan jaman Sangat Setuju Setuju Tidak setuju 8) Menurut saya Ibu yang bekerja tidak perlu memberikan ASI karena bisa diganti dengan susu formula

Sangat Setuju Setuju Tidak setuju

8. Dukungan Keluarga

1) Apakah Suami mengizinkan ibu untuk menyusui.

Ya Tidak

2) Apakah keluarga selalu menunjukkan wajah yang menyenangkan yang saat membantu ibu selama memberikan ASI

Ya Tidak

3) Apakah keluarga memotivasi ibu untuk memberikan ASI pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa diberikan makanan lain

Ya Tidak

4) Apakah keluarga menganjurkan ibu menggonsumsi makanan bargizi agar ibu dan bayi selalu dalam keadaan sehat

Ya Tidak

5) Apakah keluarga membimbing ibu cara memerah dan menyimpan ASI perah

Ya Tidak

6) Apakah keluarga mencari informasi dari luar (seperti buku,majalah, dan lain-lain) tentang cara pemberian ASI eksklusifYa Tidak7) Apakah keluarga memberikan informasi bahwa bayi usia 0-6 bulan hanya diberikan ASI saja tanpa boleh makanan lain seperti pisang, susu botol, atau nasi Tim Ya Tidak8) Apakah keluarga membimbing ibu untuk memberikan ASI saja kepada bayi tanpa makanan lainnya YaTidak9) Apakah keluarga mendengarkan keluhan ibu ketika mengalami masalah selama masa menyusui Ya Tidak

10)Apakah keluarga memembantu ibu dengan tulus dan ikhlas Ya Tidak

9. Informasi Promosi PASI

1) Bayi yang tampil pada iklan susu formula kelihatan sehat, namun produk yang ditawarkan belum waktunya dikonsumsi anak saya

Ya Tidak

2) Walaupun bagi saya sudah cocok dengan satu jenis merek susu, namun bila ada iklan susu yang lebih unggul biasanya saya akan mengganti susu formula dengan yang lebih unggul tersebut.Ya Tidak

3) Iklan susu formula sangat kratif dan menarik sehingga membuat saya mempunyai keinginan untuk mencobakan pada bayi saya walaupun saya tetap susukan.Ya Tidak

4) Susu formula selalu lebih menonjolkan kepraktisan dalam penyajiannya, sehingga menimbulkan keinginan untuk mencobanyaYa

Tidak

5) Keunggulan susu formula selalu lebih diutamakan produsen, hal ini membuat saya bingung memilihnyaYa Tidak

6) Apakah ibu mengetahui keunggulan susu formula dari media cetak atau media elektronikYa TidakFaktor Predisposisi

Pengetahuan

Sikap

Umur

Pendidikan

Paritas

Status pekerjaan

Budaya

Pemberian ASI Eksklusif

Faktor Pemungkin

Fasilitas

Pendidikan/informasi kesehatan

Faktor Penguat

Dukungan Suami dan Keluarga

Komitmen Pemerintah

Faktor Predisposisi

Pengetahuan

Sikap

Pekerjaan

Faktor Pemungkin

Sumber Informasi Promosi PASI

Pemberian ASI Eksklusif

Faktor Penguat

Dukungan Keluarga