makalah pk

136
MAKALAH SEMINAR PERILAKU KEKERASAN Memenuhi Tugas Mata Perkuliahan Keperawatan Jiwa II Nama Kelompok 1. Ismaningsih (05201011053) 2. Muhammad Najib Al Haritsi (05201011150) 3. Samsul Bahri ` (05201011068) 4. Selvia Leli Agus A (05201011017) 5. Sinta Eva Herlinah (05201011062) PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO TAHUN AJARAN 2012/2013

Upload: chelvi-enggar

Post on 06-Aug-2015

246 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pk

MAKALAH SEMINAR

PERILAKU KEKERASAN

Memenuhi Tugas Mata Perkuliahan Keperawatan Jiwa II

Nama Kelompok

1. Ismaningsih (05201011053)

2. Muhammad Najib Al Haritsi (05201011150)

3. Samsul Bahri ` (05201011068)

4. Selvia Leli Agus A (05201011017)

5. Sinta Eva Herlinah (05201011062)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2012/2013

MOJOKERTO

Page 2: Makalah Pk

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb

Tiada kalimat yang dapat penulis ucapkan selain puji syukur kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat hidayah serta karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan

masalah ini dengan judul “Makalah Perilaku Kekerasan”.

Selain itu dengan penyusunan makalah ini juga dimaksudkan untuk menambah

pemahaman pengetahuan, sikap dan keterampilaan terus bertambah dan berkembang. Dalam

proses penyusunan makalah ini, kami juga mendapatkan konstribusi dari berbagai pihak

berupa bantuan, dorongan, bimbingan serta sumbangan pikiran yang sangat besar arti dari

nilainya.

Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen

selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa II serta teman teman yang telah

membantu memberikan masukan dan saran sarannya yang bermanfaat bagi terwujudnya

makalah ini.

Sebagai penulis maka kami masih memiliki keterbatasan dan kekurangan, sehingga

kami tetap berharap mudah-mudahan segenap pembaca dapat memberikan saran dan kritik

dalam pembuatan makalah ini dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca

sekalian , akhir kata dari kami semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridhonya untuk

kita semua, Amin.

Wassalamualaikum Wr Wb

Mojokerto, 08 November 2012

Penyusun

i

Page 3: Makalah Pk

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah......................................................................................... 21.3 Tujuan........................................................................................................... 31.4 Ruang Lingkup.............................................................................................. 31.5 Metode Penulisan.......................................................................................... 31.6 Sistematika Penulisan................................................................................... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................. 4

2.1 Definisi.......................................................................................................... 4

2.2 Faktor Predisposisi........................................................................................ 5

2.3 Faktor Precipitasi.......................................................................................... 7

2.4 Tanda dan Gejala.......................................................................................... 8

2.5 Proses Terjadinya Masalah........................................................................... 9

2.6 Rentang Respon............................................................................................ 10

2.7 Mekanisme Koping....................................................................................... 11

2.8 Konsep Asuhan Keperawatan....................................................................... 12

BAB III : TINJAUAN KASUS...................................................................................... 24

3.1 Contoh Kasus................................................................................................ 24

3.2 Asuhan Keperawatan.................................................................................... 24

3.3 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan............................................... 43

3.4 Terapi Aktifitas Kelompok........................................................................... 55

BAB IV : PEMBAHASAN & SKENARIO................................................................... 57

4.1 Pembahasan kasus ........................................................................................ 57

4.2 Skenario ....................................................................................................... 58

BAB V : PENUTUP....................................................................................................... 61

5.1 kesimpulan.................................................................................................... 61

5.2 Saran............................................................................................................. 61

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 62

ii

Page 4: Makalah Pk

PROPOSAL.................................................................................................................... 63

I. Latar Belakang .............................................................................................. 63

II. Tujuan ............................................................................................................ 64

III. Sesi yang Digunakan ..................................................................................... 64

IV. Klien .............................................................................................................. 64

V. Kriteria Hasil ................................................................................................. 65

VI. Pengorganisasian ........................................................................................... 66

VII. Proses Pelaksanaan ........................................................................................ 67

iii

Page 5: Makalah Pk

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perkembangan zaman adalah hal yang tidak dapat terelakan dalam kehidupan.

Perkembangan zaman kian hari kian pesat. Mempunyai dampak secara menyeluruh

dalam kehidupan. Banyak orang berpikir perkembangan yang sangat pesat ini

membawa banyak hal positif kepada umat manusia. Tetapi tidak menutup

kemungkinan hal yang positif ini berjajar dengan hal yang negatif juga. Fenomena ini

bisa kita tilik dengan sudut pandang dunia kesehatan.

Dengan semakin berkembangnya kehidupan dan mordenisasi disemua bidang

kehidupan menimbulkan gejolak sosial yang cukup terasa dalam kehidupan manusia.

Terjadinya perang, konflik dan lilitan krisis ekonomi berkepanjangan salah satu pemicu

yang memunculkan stress, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa, salah satu

contohnya yaitu perilaku kekerasan.

Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit

jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan

pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi.

Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluarga/ orang lain, merusak

alat rumah tangga dan marah-marah merupakan alasan utama yang paling banyak

dikemukakan oleh keluarga. Penanganan yang dilakukan oleh keluarga belum

memadai sehingga selama perawatan klien seyogyanya sekeluarga mendapat

pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien.

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan

kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)

1

Page 6: Makalah Pk

Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang di tujukan untuk

melukai atau melecahkan individu lainnya yang tidak menginginkan datangnya

tingkah laku tersebut

Perilaku kekerasan menjadi masalah di banyak negara seperti amerika,

australia dan negara maju lainnya. Bentuk kekerasan yang sering terjadi seperti

perkelahian, pemukulan, penyerangan dengan senjata, twuan, perampoan,

pemerkosaan, penganiayaan dan pembunuhan.

Menurut Towesend, terdapat beberapa teori yang menyebabkan terjadinya

perilaku kekerasan. Salah satunya adalah berdasarkan teori psikologik yaitu teori

psikoanalitik dan teori pembelajaran. Pada teori psikoanalitik menjelaskan bahwa

tidak terpenuhinya kebutuhan untuk mendapatkan kepuasan dan rasa aman dapat

mengakibatkan tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri rendah.

Agresi dan tindak kekerasan memberikan kekuatan yang dapat

meningkatkan citra diri dan memerikan arti dalam kehidupannya, sedangkan

berdasarkan teori pembelajaran, arah belajar melalui perilaku meniru dari contoh

peran orang tuanya sendiri. Individu yang di aniaya ketika masih kanak-kanak atau

mempunyai orang tua yang mendisiplinkan anak mereka dengan hukuman fisik

bahkan cenderung untuk berperan atau berperilaku kekerasan setelah dewasa.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Apakah definisi dari perilaku kekerasan?

2.      Bagaimana factor predisposisi klien dengan perilaku kekerasan?

3.      Bagaimana factor presipitasi klien dengan perilaku kekerasan?

4.      Bagaimana tanda dan gejala klien dengan perilaku kekerasan?

5.      Bagaimana proses terjadinya masalah klien dengan perilaku kekerasan?

6.      Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan perilaku kekerasan?

7. Bagaimana mekanisme koping klien dengan perilaku kekerasan?

8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan klien dengan perilaku kekerasan?

2

Page 7: Makalah Pk

1.3  Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Menjelaskan tentang konsep perilaku kekerasan serta pendekatan asuhan

keperawatannya.

b. Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi definisi dari perilaku kekerasan.

2. Mengidentifikasi factor predisposisi klien dengan perilaku kekerasan.

3. Mengidentifikasi factor presipitasi klien dengan perilaku kekerasan.

4. Mengidentifikasi tanda dan gejala klien dengan perilaku kekerasan.

5. Mengidentifikasi proses terjadinya masalah klien dengan perilaku kekerasan.

6. Mengidentifikasi rentang respon klien dengan perilaku kekerasan.

7. Mengidentifikasi mekanisme koping klien dengan perilaku kekerasan.

8. Mengidentifikasi konsep asuhan klien dengan perilaku kekerasan.

1.4 Ruang Lingkup

Dalam penyusunan kasus laporan ini, penulis melakukan dan membatasi serta

memilih satu asuhan keperawatan yaitu : gangguan perilaku kekerasan pada Sdr. T

1.5 Metode Penulisan

Metode yang di gunakan penulis dalam penulisan laporan ini adalah :

1. Wawancara/autonamnesi , mengumpulkan data dari pasien2. Observasi : mengadakan pengamatan langsung pada pasien dengan

pemeriksaan fisik3. Studi dokumentasi : mengumpulkan data-data dan perkembangan klien dari

status dan rekam medik

1.6 Sistematika PenulisanPenulisan makalah ini terdiri dari 5 BAB yaitu:Bab I : terdiri dari latar belakang , tujuan , ruang lingkup , metode penulisan, dan

sistematika penulisanBab II : tinjauan pustaka terdiri dari : definisi, factor predisposisi, factor presipitasi,

tanda dan gejala, proses terjadinya masalah, rentang respon, mekanisme koping, konsep asuhan keperawatan

Bab III : tinjauan kasus : contoh kasus, asuhan keperawatan, strategi pelaksanaan tindakan keperawatan, dan terapi aktifitas kelompok

Bab IV : pembahasan & skenarioBab V : penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

3

Page 8: Makalah Pk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan

yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun

lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah

yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 1995).

Menurut Carpenito 2000, Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-

individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang

lain

Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang dihadapi oleh

seseorang, yang ditunjukkan dengan perilaku aktual melakukan kekerasan, baik pada

diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara verbal maupun nonverbal, bertujuan

untuk melukai orang lain secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 2000).

Suatu keadaan di mana seorang individu mengalami perilaku yang dapat melukai

secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain (Towsend, 1998).

Sedangkan menurut Maramis (2004), perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di

mana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan klien sendiri, lingkungan

termasuk orang lain dan barang-barang.

Individu melakukan kekerasan akibat adanya frustasi yang dirasakan sebagai

pemicu dan individu tidak mampu berpikir serta mengungkapkan secara verbal

sehingga mendemostrasikan pemecahan masalah dengan cara yang tidak adekuat

(Rawlins and Heacoco, 1998).

Sedangkan menurut Keliat (1999), perilaku kekerasan adalah perasaan marah dan

bermusuhan yang kuat disertai dengan hilangnya kontrol diri atau kendali diri.

4

Page 9: Makalah Pk

2.2 Faktor Predisposisi

a. Teori Biologik

1. Faktor neurologis, beragam komponen dari sistem syaraf seperti sinaps,

neurotransmitter, dendrit, axon terminalis mempunyai peran memfasilitasi atau

menghambat rangsangan dan pesan-pesan yang akan memengaruhi sifat agresif.

Sistem limbik sangat terlibat dalam menstimulasi timbulnya perilaku bermusuhan

dan respon agresif.

2. Faktor genetik, adanya faktor gen yang diturunkan melalu orang tua,

menjadi potensi perilaku agresif. Menurut riset Kazuo Murakami (2007) dalam gen

manusia terdapat potensi agresif yang sedang tidur dan akan bangun jika

terstimulasi oleh faktor eksternal. Menurut penilitian genetik tipe karyo-type XYY,

pada umumnya dimiliki oleh penghuni pelaku tindak kriminal serta orang-orang

yang tersangkut hukum akibat perilaku agresif.

3. Irama sirkadian tubuh, memegang peranan pada individu. Menurut

penelitian pada jam-jam tertentu manusia mengalami peningkatan cortisol terutama

pada jam-jam sibuk seperti menjelang masuk kerja dan menjelang berakhirnya

pekerjaan sekitar jam 9 dan jam 13. Pada jam tertentu orang lebih mudah

terstimulasi untuk bersikap agresif.

4. Faktor biokimia tubuh, seperti neurotransmitter di otak (epinephrin,

norepinephrin, dopamin, asetilkolin, dan serotonin) sangat berperan dalam

penyampaian informasi melalui sistem persyarafan dalam tubuh, adanya stimulasi

dari luar tubuh yang dianggap mengancam atau membahayakan akan dihantar

melalui impuls neurotransmitter ke otak dan meresponnya melalui serabut efferent.

Peningkatan hormon androgen dan norepinephrin serta penurunan serotonin dan

GABA pada cairan serebrospinal vertebra dapat menjadi faktor predisposisi

terjadinya perilaku agresif.

5. Brain Area disorder, gangguan pada sistem limbik dan lobus temporal,

sindrom otak organik, tumor otak, trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsi

ditemukan sangat berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak kekerasan.

b. Teori Psikologik

1. Teori Psikoanalisa

Agresivitas dan kekerasan dapat dipengaruhi oleh riwayat tumbuh kembang

seseorang (life span hystori). Teori ini menjelaskan bahwa adanya ketidakpuasan 

5

Page 10: Makalah Pk

fase oral antara usia 0-2 tahun dimana anak tidak mendapat kasih sayang dan

pemenuhan air susu yang cukup cenderung mengembangkan sikap agresif dan

bermusuhan setelah dewasa sebagai kompensasi adanya ketidakpercayaan pada

lingkungannya. Tidak terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan

tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang rendah. Perilaku agresif

dan tindak kekerasan merupakan pengungkapan secara terbuka terhadap rasa

ketidakbedayaannya dan rendahnya harga diri pelaku tindak kekerasan.

2. Imitation, modeling, and information processing theory

Menurut teori ini perilaku kekerasan bisa berkembang dalam lingkungan

yang menolelir kekerasan. Adanya contoh, model dan perilaku yang ditiru dari

media atau lingkungan sekitar memungkinkan individu meniru perilaku tersebut.

Dalam suatu penelitian beberapa anak  dikumpulkan untuk menonton tayangan

pemukulan pada boneka dengan reward positif (makin keras pukulannya akan

diberi coklat). Setelah anak-anak keluar dan diberi boneka ternyata masing-masing

anak berperilaku sesuai dengan tontonan yang pernah dialaminya.

3.      Learning theory

Perilaku kekerasan merupakan hasil belajar individu terhadaop lingkungan

terdekatnya. Ia mengamati bagaimana respons ayah saat menerima kekecewaan dan

mengamati bagaimana respons ibu saat marah. Ia juga belajar bahwa dengan

agresivitas lingkungan sekitar menjadi peduli, bertanya, menanggapi, dan

menganggap bahwa dirinya eksis dan patut untuk  diperhitungkan.

c. Teori Sosiokultural    

Dalan budaya tertentu  seperti rebutan berkah, rebutan uang receh, sesaji

atau kotoran kerbau di keraton, serta ritual-ritual yang cenderung mengarah pada

kemusyrikan secara tidak langsung turut memupuk sikap agresif  dan ingin menang

sendiri. Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku

kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan faktor

predisposisi terjadinya perilaku kekerasan. Hal ini dipicu juga dengan maraknya

demonstrasi, film-film kekerasan, mistik, tahayul dan perdukunan (santet, teluh)

dalam tayangan televisi.   

6

Page 11: Makalah Pk

d. Aspek Religiusitas

Dalam tinjauan religiusitas, kemarahan dan agresivitas merupakan dorongan

dan bisikan syetan yang sangat menyukai kerusakan agar manusia menyesal (devil

support). Semua bentuk kekerasan adalah bisikan syetan melalui pembuluh darah

ke jantung, otak dan organ vital manusia lain yang dituruti manusia sebagai bentuk

kompensasi bahwa kebutuhan dirinya terancam dan harus  segera dipenuhi tetapi

tanpa melibatkan akal (ego) dan norma agama (super ego).

2.3 Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan eksternal.

Internal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan, menurunnya

percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol dan lain-lain.

Eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis, dan lain-

lain.

Menurut Shives()1998) hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau

penganiayaan antara lain sebagai berikut :

1. Kesulitan kondisi social ekonomi

2. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu.

3. Ketidakesiapan seseorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakemampuannya

dalam menempatkan diri sebagai orang dewasa.

4. Pelaku mungkin mempunyai riiwayat antisosial seperti penyalahgunaan obat dan

alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat menghadapi rasa frustasi.

5. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan tahap

perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.

Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan seringkali berkaitan dengan :

1. Ekspresi diri, ingin menunjukkan eksistensi diri atau simbol solidaritas seperti

dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah, perkelahian massal dan

sebagainya.

2. Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi.

3. Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta tidak

membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan kekerasan

dalam menyelesaikan konflik.

7

Page 12: Makalah Pk

4. Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan ketidakmampuan

menempatkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.

5. Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan

alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat menghadapi rasa

frustasi.

6. Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan, perubahan

tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan keluarga.

2.4 Tanda dan Gejala

1.      Fisik

a)      Muka merah dan tegang

b)      Mata melotot atau pandangan tajam

c)      Tangan mengepal

d)     Rahang mengatup

e)      Wajah memerah dan tegang

f)       Postur tubuh kaku

g)      Pandangan tajam

h)      Mengatupkan rahang dengan kuat

i)        Mengepalkan tangan

j)        Jalan mondar-mandir

2.      Verbal

a)      Bicara kasar

b)      Suara tinggi, membentak atau berteriak

c)      Mengancam secara verbal atau fisik

d)     Mengumpat dengan kata-kata kotor

e)      Suara keras

f)       Ketus

3.      Perilaku

a)      Melempar atau memukul benda/orang lain

b)      Menyerang orang lain

c)      Melukai diri sendiri/orang lain

d)     Merusak lingkungan

e)      Amuk/agresif

8

Page 13: Makalah Pk

4.      Emosi

Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan

jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi, menyalahkan dan

menuntut.

5.      Intelektual

Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.

6.      Spiritual

Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain,

menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar.

7.      Sosial

Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.

8.      Perhatian

Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

2.5 Proses Terjadinya Masalah

Depkes (2000) mengemukakan bahwa stress, cemas dan marah

merupakan bagian kehidupan sehari -hari yang harus dihadapi oleh setiap

individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan

tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan

yang mengarah pada perilaku kekerasan. Respon terhadap marah dapat

diekspresikan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal dapat berupa

perilaku kekerasan sedangkan secara internal dapat berupa perilaku depresi dan

penyakit fisik.

Mengekspresikan marah dengan perilaku konstruktif dengan

menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti

orang lain, akan memberikan perasaan lega, menu runkan ketegangan, sehingga

perasaan marah dapat diatasi (Depkes, 2000).

Apabila perasaan marah diekspresikan dengan perilaku kekerasan, biasanya

dilakukan individu karena ia merasa kuat. Cara demikian tentunya tidak akan

menyelesaikan masalah bahkan dapat menimbulkan kemarahan yang

berkepanjangan dan dapat menimbulkan tingkah laku destruktif, seperti

tindakan kekerasan yang ditujukan kepada orang lain maupun lingkungan.

9

Page 14: Makalah Pk

Perilaku yang tidak asertif seperti perasaan marah dilakukan individu karena

merasa tidak kuat. Individu akan pura-pura tidak marah atau melarikan diri dari rasa

marahnya sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan demikian

akan menimbulkan rasa bermusuhan yang lama dan pada suatu saat dapat

menimbulkan kemarahan destruktif yang ditujukan kepada diri sendiri (Depkes,

2000).

2.6 Rentang Respon

Respon adaptif Respon maladaptif

Asertif frustasi pasif agresif

kekerasan

Rentang Respons Perilaku Kekerasan

Sumber: keliat (1999).

Keterangan:

1. Aserif: individu dapat mengungkapkan marah tanpa menylahkan orang

lain dan memberikan ketenangan.

2. Frustasi: inndividu gagal dalam mencapai tujuan kepuasan saat marah

dan tidak dapat menemukan alternatif.

3. Pasif: individu tidak dapat mengungkapkann perasaannya.

4. Agresif: perilaku yang menyertai marah, trdapat dorongan untuk

menuntut tapi masih terkontrol.

5. Kekerasan: perasaan marah dan permusuhan yang kuat serta hilangnya

kontrol.

Perbandingan antara perilaku asertif, pasif, dan agreesif/ kekerasan

Pasif Asertif Agresiif

Isi

pembicaraan

Negtif dan

merendahkan diri,

Positif dam

menawarkan

Menyombonga

n diri,

10

Page 15: Makalah Pk

contohnya

perkataan:

“ dapatkah saya?”

“ dapatkah kamu?”

diri,

contohnya

perkataan:

“saya

dapat......”

“ saya

akan....”

meendahkan

orang lain,

contohnya

perkataan:

“ kamu

selalu....”

“ kamu tidak

pernah....”

Tekanan suara Cepat lambat,

mengeluh

Sedang Keras dan

ngotot

Posisi badan Menundukan kepala Teegap dan

santai

Kaku, condong

ke depan

Jarak Menjaga jarak

dengan sikap acuh/

mengabaikan

Mempertaha

nkan jarak

yang nyaman

Siap dengan

jarak akan

menyerangkan

orang lain

Penampilan Loyo tidak dapat

tenang

Sikap tenang Mengancam,

posisi

menyerang

Kontak mata Sedikit/sama sekali

tidak

Mempertaha

nkan kontak

mata sesuai

dengan

hubungan

Mata melotot

dan

dipertahankan.

Sumber: keliat (1999)

2.7 Mekanisme KopingPerawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien. Sehingga dapat membantu

klien untuk mengembngkan mekanisme koping yang kontruktif dalam mengekspresikan

11

Page 16: Makalah Pk

kemarahannya. Mekanisme koping yang umum digunakan adalah mekanisme pertahanan

eog seperti displacement, sublimasi, proyeksi, represif, denial, dan reaksi formasi.

Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang berkepanjangan dari

seseorang karena ditinggal oleh orang yang sangat berpengaruh dalam hidupnya. Bila

kondisi tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan seseorang rendah diri (harga diri

rendah), sehinggasulit ntuk bergaul dengan orang lain. Bila ketidakmampuan bergaul

dengan orang lain ini tidak diatasi akan memunculkan hausinasi berupa suara-suara atau

bayangan yang meminta klien untuk melakukan tindak kekerasan. Hal tersebut dapat

berdampak pada keselamatan dirinya dan orang lain (resiko tinggi mencederai diri, orang

lain, dan lingkungan).

Selain diakibatkan oleh berduka berkepanjangan, dukungan keluarga yang kurang

baik dalam menghadapi kondisi klien dapat mempengaruhi perkembangan klien (koping

keluarga tidak efektif). Hal ini tentunya menyebabkan klien sering keluar masuk RS atau

menimbulkan kekambuhan karena dukungan keluarga tidak maksimal (regimen terapiutik

inefektif).

2.8 Konsep Asuhan Keperawatan PENGKAJIAN

1. Data demografia. Perawat mengkaji identitas klien dan melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.b. Usia dan nomor rekam medikc. Perawat menuliskan sumber data yang didapat

2. Alasan masukTanyakan pada klien atau keluarga:a. Apa yang menyebabkan klien atau keluarga datang ke rumah sakit?b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini?c. Bagaimana hasilnya?

3. Tinjau kembali riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data signifikan tentang:a. Kerentanan genetika-biologik (misal, riwayat keluarga)

12

Page 17: Makalah Pk

b. Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan kehilangan yang baru dialamic. Episode-episode perilaku kekerasan di masa lalud. Riwayat pengobatane. Penyalahgunaan obat dan alkoholf. Riwayat pendidikan dan pekerjaan

4. Catat ciri-ciri respon fisiologik, kognitif, emosional dan perilaku dari individu dengan gangguan mood5.  Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan lelalitas perilaku bunuh diri kliena. Tujuan klien (misal, agar terlepas dari stress solusi masalah yang sulit)b. Rencana bunuh diri, termasuk apakah klien memiliki rencana tersebutc. Keadaan jiwa klien (misal, adanya gangguan pikiran, tingkat kegelisahan, keparahan gangguan mood)d. Sistem pendukung yang adae. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain (baik psikiatrik maupun medik), kehilangan yang baru dialami, dan riwayat penyalahgunaan zat.6. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar klien atau keluarga tentang gejala, medikasi, dan rekomendasi pengobatan, gangguan mood, tanda-tanda kekambuhan serta tindakan perawatan sendiri.

ANALISA DATA

Data Masalah Keperawatan

DS: klien

merasa tidak berguna,

merasa kosong

DO: kehilangan

minat melakukan

aktivitas

Gangguan konsep diri:

harga diri rendah

DS: klien

merasa minder kepada

kedua adiknya, sedih

yang berlebihan

DO: klien

menghindar dan

mengurung diri

Isolasi sosial: menarik diri

DS: Klien perilaku kekerasan terhadap

13

Page 18: Makalah Pk

mengatakan benci atau

kesal pada seseorang.

Klien suka membentak

dan menyerang orang

yang mengusiknya

jika    sedang kesal atau

marah.

DO : Mata

merah, wajah agak

merah, nada suara

tinggi dan keras,

pandangan tajam.

orang lain

DS : Klien

mengatakan benci atau

kesal pada seseorang.

Klien suka membentak

dan menyerang orang

yang mengusiknya

jika    sedang kesal atau

marah.

DO : Mata

merah, wajah agak

merah, nada suara

tinggi dan keras,

pandangan tajam.

Risiko tinggi mencederai

orang lain

POHON MASALAHRisiko Tinggi Mencederai Diri, Orang Lain, Dan Lingkungan

PPS:

halusinasi

14

Perilaku kekerasan

Page 19: Makalah Pk

Regimen terapeutik

Inefektif harga diri rendah kronis isolasi sosial

Koping keluarga berduka disfungsional

Tidak efektif

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Perilaku kekerasan

2. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.

3. Perubahan persepsi sensori: halusinasi.

4. Harga diri

5. Isolasi sosial

6. Berduka disfungsional

7. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif

8. Koping keluarga inefektif.

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Diagnosa keperaw

atan

Perncanaan IntervensiTujuan Kriteria hasil

1 3 4 5 6Resiko perilaku mencederai diri berhubungan dengan perilaku kekerasan

TUMKlien tidak mencederai diriTUK1. Klien

dapat membina hubungan saling percaya.

1.1 klien mau membalas salam.

1.2 Klien mau menjabat tangan

1.3 Klien mau menyebutkan nama.

1.4 Klien mau tersenyum.

1.5 Klien mau kontak mata.

1.6 Klien mau mengetahui nama perawat.

1. Beri salam/ panggil nama.

Sebutkan nama perawat

Jelaskan maksud hubungan interaksi.

Jelskan akan kontrak yang akan dibuat.

Beri rasa aman dan sikap empati.

Lakukan kontak singkat tapi sering.

2. Klien dapat mengidentifikasi penyeba

2.1 klien dapat mengungkapkan perasaannya

2.2 klien dapat mengungkapkan

2.1 berikan kesempatan untuk untuk mengungkapkan perasaannya.

2.2 bantu klien untuk

15

Page 20: Makalah Pk

b perilaku kekerasan

penyebab perasaan jengkel/ kesak (dari diri sendiri, lingkungan atau orang lain).

mengungkapkan penyebab perasaan jengkel / kesal.

3. Klien dpat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.

3.1 klien dapat mengungkapkan perasaan sangat marah atau jengkel.

3.2 Klien dapat menyimpulkan tanda dan gejala jengkel/ kesal. Yang dialaminya.

3.1.1 anjurkan klien mengungkapkan apa yangdi alami dan dirasakan ssaat marah atau jengkel.

3.1.2 observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien.

3.2.1 simpulkan bersama klien tanda dan gejala jenglel/ kesal yang akan dialami.

. 4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

4.1 klien dapat mengungkapkan periaku kekerasan yang biasanya dilakukan.

4.2 Klien dapat bermain peran sesuai perilaku kekerasan yang biasanya dilakukan.

4.3 Kien dapat mengetahui cara yang biasa dilakukan untuk menyeselesaikan masalah.

4.1.1 anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien(verbal, pada orang lain, paa lingkungan, pada diri sendiri).

4.2.1 bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerrasan yang biasa dilakukan.

4.3.1. bicarakan denggan klien, apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai.

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

5.1 kien dapatt menjelaskan akibat dari cara yangg digunnakan klien: akibat dari klien

sendiri akiibat pada orang

lain akibat pada

lingkungan

5.1.1bicarakan akibat/ kerugian dari cara yang dilakukan klien..

5.1.2bersama klien menyimpulkann akibat dari cara yang dilakukan oleh klien.

5.1.3Tanyakan pada klien “ apakah i ingin

16

Page 21: Makalah Pk

mempelajari carra baru yang sehat”.

6. Klien dapat mendemontrrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan.

6.1 klien dapat meyebutkan contoh penceghan perilaku kekerasan secara fisik: tarik napas dalam. Pukul kasur dan

bantal. Dll: keiatan fisik.

6.1.1diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

6.1.2Beri pujian atas kegiatan isik kliien yang biasa dilakukan.

6.1.3Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah perilaku kekerasan : tarik nafas dalam pukul kasur serta bantal.

6.2 klien mempunyi jadwal uuntuk melatih cara pencegahan fisik yang telah dipellajari sebelumnya.

6.2.1 diskusikan cara melakukan nafas dalam dengan klen.

6.2.2 beri contoh klien tentang menarik nafas dalam.

6.2.3 mintah klien mengikuti contoh yang diberikan sebanyak 5 kali.

6.2.4 beri pujian positif atas kemampuan klien mendemontrasikan cara menarik nafas dalam.

6.2.5 tanyyakan perasaan klien setelah selesai.

6.2.6 anjurkan klien menggunakan cara yang telah di pelajari saat marah atau jengkel.

6.2.7 lakukan hal yang sama dengan 6.2.1 sampai 6.2.6 untuk cara fisik lain di pertemuan yang lain.

6.3 klien mempunyai jadwal untu melatih cara pencegahan fisik yang telah dipelajari

6.3.1 diskusikan dengan klien mengenai frekuuensi latihan yang akan dilakukan

17

Page 22: Makalah Pk

sebelumnya. sendiri oleh kilen.6.3.2 susun jadwal

kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari.

6.4 klien mengevaluasi kemampuan dalam melakukan cara fisik sesuai jadwal yang telah disusun.

6.4.1 kliem mengevaluasi pelaksanaan latihan, cara encegahan perilaku kekerasan yang telah yang telah dilakukan mengisi jadwal kegiatan harian (slf-evolution).

6.4.2 validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan.

6.4.3 berikan puujian atas keberhasilan klien.

6.4.4 tanyakan kapada klien “ apkah kegiatan cara penncegahan perilau kekerasan dapt mengurangi perasaaan marah”.

7. Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan

7.1 klien dapat menyebutkan cara bicara (verbal) yang baik daam dalam mencegah perilaku kekerasan.

Meminta dengan baik Menolak dengan

baik. Mengungkapkan

perasaan dengan baik.

7.1.1 diskusikan cara bicara yang baik dengan klien. Meminta dengan

baik Menolak dengan

baik. Mengungkapkan

perasaan dengan baik.

7.2 klien dapat mendemonstrasikan cara verbal yang baik.

7.2.1 meminta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik.

Meminta dengan baik:“ saya minta uang untuk beli makan”.

Menolak dengan baik:“ maaf, saya tidak

18

Page 23: Makalah Pk

bisa melakukan karena ada kegiatan lain”.

Mengungkapkan perasaan dengan baik“ saya kesal karena permintaan saya tidak dikabulkan” disertai nada suara rendah.

7.2.2 minta klien mengulang sendiri.

7.2.3 beri pujian atas keberhasilan klien.

7.3 klien mempunyai jadwal untuk melatih cara bicara yang baik.

7.3.1 diskusiikan dengan klien tentang waktu dan kondisi cara bicara yang dapat dilatih diruangan, misalnya: meminta obat, baju,dll,;menolak ajakan merokok, tidur tidak tepat pada waktunya; menceritakan kekesalan pada perawat.

7.3.2 susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari.

7.4 klien melakukan evaluasi terhadap kemampuan cara bicara yang sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

7.4.1 klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik dengan mengiisi jadwal kegiatan (self-evaluation).

7.4.2 validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan.

7.4.3 berikan pujian atas keberhasilan klien.

7.4.4 tanyakan kapada klien” bagaimana perasaan budi setelah latihan bicara yang baik apakah keinginan bekurang?”

19

Page 24: Makalah Pk

8. Klien mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku kekerasan.

1.1 klien dapat menyebutkan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan.

8.1.1 diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan.

2.2.2 bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang perawat.

2.2.3 bantu klien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan.

1.1.1 minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang di pilih.

2.2.2 beri pujian atas keberhasilan klien.

1.2 klien dapat mendemonstrasikan cara beribadah yang dipilih.

1.1.1 klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan mengisi jadwal kegiatan(self- evaluation).

1.1.2 susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah.

1.3 klien mempunyai jadwal untuk melatih kegiatan ibadah.

8.4.1 klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan harian (self-evaluation).

8.4.2 validasi kemampuan klien dalam melakukan validasi.

8.4.3 berikan pujian atas keberhasilan klien.

8.4.4 tanyakan kepada klien:” bagaimana perasaan budi setelah teratur melakukan ibadah? Apakah keinginan marah berkurang?”

9. Klien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat

8.4 klien melakukan evaluasi terhadap kemampuan melakukan kegiatan ibadah.

9.1.1 diskusikan dengan klien tentng jenis obat yang diminumnya (nama, warna, besarnya); waktu minum obat (jika 3 kali: pkl.07.00,

20

Page 25: Makalah Pk

untuk mencegah perilaku ekerasan.

13.00, 19.00); cara minum obat.

9.1.2 diskusikan dengan kien tentang manfaat minum obat secara teratur: Beda perasaan

sebelum minum obat dan seesudah minum obat.

Jelaskan bahwa dosis obat hanya boleh diubah oleeh dokter.

Jelaskan mengenai akibat minum obat yang tidak teratur, misalnya penyakitnya kambuh.

10. Klien dapat mengikuti TAK: stimulasi persepsi pencegehan perilaku kekerasan.

9.1 klien dapat menyebutkan jenis, dosis, dan waktu minum obat serta manfaat dari obat itu(prinsip 5 benar: benar orang, obat, dosis, waktu, dan cara pemberian).

9.2.1 diskusiikan tentang proses minum obat: Klien meminta

obat kepada perawat (jika di rumah sakit), kepada keluarga (jika dirumah).

Klien memeriksa obat sesuai dosisnya.

Kliien meminum obat pada waktu yang tepat.

9.2.2 susun jadwal minum obat bersama klien.

11. Klien mendapatkan dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegahan perilaku kekerasan.

9.2 klien mendemontrasikan kepatuhan minum obat sesuai jadwal yang ditetapkan.

1.1.1 klien mengevaluasi pelaksanaan obat dengan mengisi jadwal kegiatan harian (self- evaluatin).

1.1.2 validasi pelaksanaan minum obat klien.

1.1.3 beri pujian atas keberhasilan klien.

1.1.4 tanyakan kepada klien: “ bagaimana perasaan budi dengan minum obat

21

Page 26: Makalah Pk

secara teratur?.Apakah keinginan untuk marah berkurang?”.

9.3 klien mengevaluasi kemampuannya dalam mematuhi minum obat.

10.1.1 anjurkan klien untuk ikut TAK: stimulasi persepsi pecegahan perilaku kekerasan

10.1.2 klien mengikuti TAK: stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan (kegiatan mandiri).

10.1.3 diskusikan dengan klien tentang kegiatan selama TAK.

10.1.4 fasilitasi klien untuk mempraktikkan hasil kegiatan TAK dan beri pujian atas keberhasilannya.

10.1 klien mengikuti TAK: stimulasi persepsi pencegahan perilaku kekerasan.

10.2.1 diskusikan dengan klien tentang jadwal TAK.

10.2.2 masukkan jadwal TAK ke dalam ke jadwal kegiatan harian.

10.2.3 beri pujian atas kemampuan megikuti TAK.

10.2.4 tanyakan kepada klien : “ bagaimana perasaan budu setelah ikut TAK?”

10.2 klien mempunyai jadwal klien melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan TAK.

11.1.1 identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan yang telah dilakukan keluarga terhadap selama ini.

11.1.2 jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat klien.

11.1.3 jelaskan cara-cara

22

Page 27: Makalah Pk

merawat klien: Terkait dengan cara

mengontrol perilaku marah secara konstruktif.

Sikap dan cara bicara.

Membantuu klien mengenal penyebab marah dan pelaksanaan cara pencegahan perilaku kekerasan.

11.1 keluarga dapat mendemonstrasikan cara merawat klien.

11.1.4 bantu kelurga mendemontrasikan cara merawat klien.

11.1.5 bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demontrasi.

11.1.6 anjurkan keluarga mempraktikkannya pada klien selama dirumah sakit dan melanjutkan setelah pulang ke rumah.

23

Page 28: Makalah Pk

BAB III

CONTOH KASUS

3.1 Contoh kasus

Ny. F (40 tahun) masuk ke RSJ Lawang karena di rumah ia sering menyendiri,

merasa tidak berguna, marah-marah dan sering memukul-mukul diri ke dinding. Di

awal pengkajian Ny. F sering mondar-mandir, mengepalkan tinju, pandangan mata

tajam, wajah merah dan tegang. Klien mengatakan “aku ini sangat bodoh dan sangat

memalukan”, semua keluarga ku menjadi orang yang sukses, sedangkan aku hanya

menjadi buruh pabrik. Sejak di rumah klien sering di pukuli oleh suami karena

dianggap tidak bejus menjadi seorang istri. 2 minggu sebelum MRS Ny F suka

menyendiri dikamar, tak mau berinteraksi dengan orang lain, tak mau makan minum

dan mandi. Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang, klien suka membentak

dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

3.2  Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN1. Identitas Klien

a. Nama : Ny. Fb. Alamat : Mojokertoc. Umur : 40 tahund. Jenis Kelamin : Perempuane. Agama : Islamf. Pendidikan : SDg. Status : Sudah Menikahh. No.Register : 05201011017i. Tgl MRS : 19 Oktober 2012

Faktor Predisposisi :

1. Kegagalan pendidikan2. Kegagalan peran sebagai istri

24

Page 29: Makalah Pk

3. Perilaku kekerasan suami

Faktor Presipitasi

1. Klien suka membentak dan meyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah

ANALISA DATA

Data Masalah Keperawatan

DS: klien

merasa tidak berguna,

merasa kosong

DO: kehilangan

minat melakukan

aktivitas

Gangguan konsep diri:

harga diri rendah

DS: klien

merasa minder kepada

keluarga keluarganya,

sedih yang berlebihan

DO: klien

menghindar dan

mengurung diri, mondar

mandir

Isolasi sosial: menarik diri

DS: Klien

mengatakan benci atau

kesal pada seseorang.

Klien suka membentak

dan menyerang orang

yang mengusiknya

jika    sedang kesal atau

marah.

DO : Mata

merah, wajah agak

merah, nada suara

tinggi dan keras,

Resiko tinggi mencederai

orang lain

25

Page 30: Makalah Pk

pandangan tajam.

DS : Klien

mengepalkan tinju,

sering tampak

memukul-mukul

dindind, suka

membentak dan

menyerang orang yang

mengusiknya jika   

sedang kesal atau

marah.

DO : Mata

merah, wajah agak

merah, nada suara

tinggi dan keras,

pandangan tajam.

Perilaku kekerasan

POHON MASALAH

Resiko Tinggi Mencederai Orang Lain Affect

Perilaku Kekerasan Core Problem

Isolasi Sosial : Menarik Diri Causa 1

Gangguan Konsep Diri Causa 2

26

Page 31: Makalah Pk

Kegagalan Pendidikan Perilaku kekerasan suami Kegagalan Peran(sbg istri)

DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko tinggi mencederai orang lain2. Perilaku kekerasan3. Isolasi social : Menarik diri4. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

INTERVENSI KEPERAWATAN

O

Diagnosis

Keperawatan

Perencanaan Intervensi

Tujuan Kriteria Hasil

perilaku

kekerasan

TUM:

Klien

tidak

mencederai

diri sendiri

TUK:

1.     

Klien dapat

membina

hubungan

saling

percaya

1.1   

Klien mau

membalas

salam

1.2   

KLien mau

menjabat

tangan

1.3   

Klien mau

menyebutkan

nama

1.4   

Klien mau

tersenyum

1.5   

Klien mau

kontak mata

1.1.1  Beri

salam atau panggil

nama

1.1.2 

Sebutkan nama

perawat sambil

jabat tangan

1.1.3 

Jelaskan maksud

hubungan

interaksi

1.1.4 

Jelaskan tentang

kontrak yang akan

dibuat

1.1.5  Beri

rasa aman dan

sikap empati

27

Page 32: Makalah Pk

1.6   

Klien mau

mengetahui

nama perawat

1.1.6 

Lakukan kontak

singkat tapi sering

2.     

Klien dapat

mengidentifi

kasi

penyebab

perilaku

kekerasan

2.1   

Klien

mengungkapk

an

perasaannya

2.2   

Klien dapat

mengungkapk

an perasaan

jengkel

ataupun kesal

2.1.1 Beri

kesempatan untuk

mengungkapkan

perasaannya

2.1.2

Bantu klien

mengungkapkan

penyebab

perasaan jengkel

atau kesal

3.     

Klien dapat

mengidentifi

kasi tanda

dan gejala

perilaku

kekerasan

3.1   

Klien dapat

mengungkapk

an perasaan

saat marah

atau jengkel

3.2   

Klien dapat

menyimpulka

n tanda dan

gejala jengkel

atau kesal

yang

dialaminya

3.1.1

Anjurkan klien

mengungkapkan

apa yang dialami

dan dirasakannya

saat jengkel atau

marah

3.1.2

Observasi tanda

dan gejala

perilaku kekerasan

pada klien

3.2.1

Simpulkan

bersama klien

yanda dan gejala

jengkel atau kesal

yang dialami klien

28

Page 33: Makalah Pk

4.     

Klien dapat

mengidentifi

kasi perilaku

kekerasan

yang biasa

dilakukan

4.1   

Klien dapat

mengungkapk

an perilaku

kekerasan

yang biasa

dilakukan

4.2   

Klien

dapatbermain

peran sesuai

perilaku

kekerasan

yang biasa

dilakukan

4.3   

Klien dapat

menngetahui

cara yang

biasa

dilakukan

untuk

menyelesaika

n masalah

4.1.1

Anjurkan klien

untuk

mengungkapkan

perilaku kekeraan

yang biasa

dilakukan klien

4.2.1

Bantu klien

bermain peran

sesuai perilaku

kekerasan yang

biasa dilakukan

4.3.1

Bicarakan dengan

klien apakah

dengan cara klien

lakukan

masalahnya

selesai

5.     

Klien dapat

mengidentifi

kasi akibat

perilaku

kekerasan

5.1

Klien dapat

menjelaskan

akibat dari

cara yang

digunakan

klien: akibat

pada klien

sendiri, akibat

5.1.1

Bicarakan akibat

atau kerugian dari

cara yang

dilakukan klien

5.1.2

bersama klien

menyimpulkan

akibat dari cara

29

Page 34: Makalah Pk

pada orang

lain, dan

akibat pada

lingkungan

yang dilakukan

klien

5.1.3

Tanyakan pada

klien apakah dia

ingin mempelajari

cara baru yang

sehat

6.     

Klien dapat

mendemonstr

asikan cara

fisik untuk

mencegah

perilaku

kekerasan

6.1   

klien dapat

menyebutkan

contoh

pencegahan

perilaku

kekerasan

secara fisik:

tarik napas

dalam, pukul

kasur, dan

bantal

6.2   

klien dapat

mendemonstr

asikan cara

fisik untuk

mencegah

perilaku

kekerasan

6.3   

Klien

mempunyai

jadwak untuk 

melatih cara

6.1.1 

diskusikan

kegiatan fisik

yang biasa

dilakukan klien

6.1.2  beri

pujian atas

kegiatan fisik

yang biasa

dilakukan klien

6.1.3 

diskusikan dua

cara fisik yang

paling mudah

untuk mencegah

perilaku kekerasan

6.2.1

Diskusikan cara

melakukan tarik

napas dalam

dengan klien

6.2.2  Beri

contoh klien cara

menarik napas

dalam

30

Page 35: Makalah Pk

pencegahan

fisik yang

telah

dipelajari

sebelumnya

6.4   

Klien

mengevaluasi

kemampuann

ya dalam

melakukan

cara fisik

sesuai jadwal

yang disusun

6.2.3 

Minta klien untuk

mengikuti contoh

yang diberikan

sebanyak 5 kali

6.2.4  Beri

pujian positif atas

kemampuan klien

mendemonstrasika

n cara menarik

napas dalam

6.2.5 

Tanyakan

perasaan klien

setelah selesai

6.3.1

diskusikan dengan

klien mengenai

frekuensi latihan

yang akan

dilakukan sendiri

oleh klien

6.3.2 susun

jadwal kegiatan

untuk melatih cara

yang dipelajari

 6.4.1 klien

mengevaluasi

peaksanaan

latihan

6.4.2

validasi

kemampuan klien

31

Page 36: Makalah Pk

dalam

melaksanakan

latihan

6.4.3

beikan pujian atas

keberhasilan klien

6.4.4

Tanyakan pada

klien apakah

kegiatan cara

pencegahan

perilaku kekerasan

dapat mengurangi

perasaan marah

7.  

Klien dapat

mendemonstr

asikan cara

social untuk

mencegah

perilaku

kekerasan

7.1   

Klien dapat

menyebutkan

cara bicara

yang baik

dalam

mencegah

perilaku

kekerasan

      

Meminta

dengan baik

      

Menolak

dengan baik

      

Mengungkapk

an perasaan

dengan baik

7.1.1.

diskusikan cara

bicara yang baik

dengan klien

7.1.2. Beri

contoh cara bicara

yang baik :

    

Meminta dengan

baik

    

Menolak dengan

baik

    

Mengungkapkan

perasaan dengan

baik

7.2.1.

Minta klien

32

Page 37: Makalah Pk

7.2   

Klien dapat

mendemonstr

asikan cara

verbal yang

baik

7.3   

Klien

mumpunyai

jadwal untuk

melatih cara

bicara yang

baik

7.4   

Klien

melakukan

evaluasi

terhadap

kemampuan

cara bicara

yang sesuai

dengan

jadwal yang

telah disusun

mengikuti contoh

cara bicara yang

baik

    

Meminta dengan

baik : “Saya minta

uang untuk beli

makanan”

    

Menolak dengan

baik : “ Maaf,

saya tidak dapat

melakukannya

karena ada

kegiatan lain.

    

Mengungkapkan

perasaan dengan

baik : “Saya kesal

karena permintaan

saya tidak

dikabulkan”

disertai nada suara

yang rendah.

7.2.2.

Minta klien

mengulang sendiri

7.2.3. Beri

pujian atas

keberhasilan klien

7.3.1.

Diskusikan

dengan klien

33

Page 38: Makalah Pk

tentang waktu dan

kondisi cara bicara

yang dapat dilatih

di ruangan,

misalnya :

meminta obat,

baju, dll, menolak

ajakan merokok,

tidur tidak pada

waktunya;

menceritakan

kekesalan pada

perawat

7.3.2.

Susun jadwal

kegiatan untuk

melatih cara yang

telah dipelajari.

7.4.1.

Klien

mengevaluasi

pelaksanaa latihan

cara bicara yang

baik dengan

mengisi dengan

kegiatan jadwal

kegiatan ( self-

evaluation )

7.4.2.

Validasi

kemampuan klien

dalam

melaksanakan

34

Page 39: Makalah Pk

latihan

7.4.3

Berikan pujian

atas keberhasilan

klien

7.4.4

Tanyakan kepada

klien : “

Bagaimana

perasaan Budi

setelah latihan

bicara yang baik?

Apakah keinginan

marah

berkurang?”

8.     

Klien dapat

mendemonstr

asikan cara

spiritual

untuk

mencegah

perilaku

kekerasan

8.1   

Klien dapat

menyebutkan

kegiatan yang

biasa

dilakukan

8.2   

Klien dapat

mendemonstr

asikan cara

ibadah yang

dipilih

8.3   

Klien

mempunyai

jadwal untuk

melatih

8.1.1.

Diskusikan

dengan klien

kegiatan ibadah

yang pernah

dilakukan

8.2.1.

Bantu klien

menilai kegiatan

ibadah yang dapat

dilakukan di ruang

rawat

8.2.2.

Bantu klien

memilih kegiatan

ibadah yang akan

dilakukan

35

Page 40: Makalah Pk

kegiatan

ibadah

8.4   

Klien

melakukan

evaluasi

terhadap

kemampuan

melakukan

kegiatan

ibadah

8.2.3.

Minta klien

mendemonstrasika

n kegiatan ibadah

yang dipilih

8.2.4. Beri

pujian atas

keberhasilan klien

8.3.1

Diskusikan

dengan klien

tentang waktu

pelaksanaan

kegiatan ibadah

8.3.2.

Susun jadwal

kegiatan untuk

melatih kegiatan

ibadah

8.4.1.

Klien

mengevaluasi

pelaksanaan

kegiatan ibadah

dengan mengisi

jadwal kegiatan

harian (self-

evaluation)

8.4.2.

Validasi

kemampuan klien

dalam

melaksanakan

36

Page 41: Makalah Pk

latihan

8.4.3.

Berikan pujian

atas keberhasilan

klien

8.4.4

Tanyakan kepada

klien :

“Bagaimana

perasaan Budi

setelah teratur

melakukan

ibadah? Apakah

keinginan marah

berkurang

9.     

Klien dapat

mendemonstr

asikan

kepatuhan

minum obat

untuk

mencegah

perilaku

kekerasan

9.1   

Klien dapat

menyebutkan

jenis, dosis,

dan waktu

minum obat

serta manfaat

dari obat itu

(prinsip 5

benar: benar

orang, obat,

dosis, waktu

dan cara

pemberian)

9.2   

Klien

mendemonstr

asikan

9.1.1

Diskusikan

dengan klien

tentang jenis obat

yang diminumnya

(nama, warna,

besarnya); waktu

minum obat (jika

3x : pukul 07.00,

13.00, 19.00); cara

minum obat.

9.1.2

Diskusikan

dengan klien

tentang manfaat

minum obat secara

teratur :

   Beda

37

Page 42: Makalah Pk

kepatuhan

minum obat

sesuai jadwal

yang

ditetapkan

9.3   

Klien

mengevaluasi

kemampuann

ya dalam

mematuhi

minum obat

perasaan sebelum

minum obat dan

sesudah minum

obat

   Jelaskan

bahwa dosis hanya

boleh diubah oleh

dokter

   Jelaskan

mengenai akibat

minum obat yang

tidak teratur,

misalnya, penyakit

kambuh

9.2.1

Diskusikan

tentang proses

minum obat :

   Klien

meminat obat

kepada perawat

( jika di rumah

sakit), kepada

keluarga (jika di

rumah)

   Klien

memeriksa obat

susuai dosis

   Klien

meminum obat

pada waktu yang

tepat.

9.2.2.

38

Page 43: Makalah Pk

Susun jadwal

minum obat

bersama klien

9.3.1 Klien

mengevaluasi

pelaksanaan

minum obat

dengan mengisi

jadwal kegiatan

harian (self-

evaluation)

9.3.2

Validasi

pelaksanaan

minum obat klien

9.3.3 Beri

pujian atas

keberhasilan klien

9.3.4

Tanyakan kepada

klien : “Bagaiman

perasaan Budi

setelah minum

obat secara

teratur? Apakah

keinginan untuk

marah

berkurang?”

10. 

Klien dapat

mengikuti

TAK :

stimulasi

10.1

Klien

mengikuti

TAK :

stimulasi

10.1.1

Anjurkan klien

untuk mengikuti

TAK : stimulasi

persepsi

39

Page 44: Makalah Pk

persepsi

pencegahan

perilaku

kekerasan

persepsi

pencegahan

perilaku

kekerasan

10.2

Klien

mempunyai

jadwal TAK :

stimulasi

persepsi

pencegahan

perilaku

kekerasan

10.3

Klien

melakukan

evaluasi

terhadap

pelaksanaan

TAK

pencegahan

perilaku kekerasan

10.1.2

Klien mengikuti

TAK : stimulasi

persepsi

pencegahan

perilaku kekerasan

(kegiatan

tersendiri)

10.1.3

Diskusikan

dengan klien

tentang kegiatan

selama TAK

10.1.4

Fasilitasi klien

untuk

mempraktikan

hasil kegiatan

TAK da beri

pujian atas

keberhasilannya

10.2.1

Diskusikan

dengan klien

tentang jadwal

TAK

10.2.2

Masukkan jadwak

TAK ke dalam

jadwal kegiatan

harian (self-

40

Page 45: Makalah Pk

evaluation).

10.3.2

Validasi

kemampuan klien

dalam mengikuti

TAK

10.3.3 Beri

pujian atas

kemampuan

mengikuti TAK

10.3.4

Tanyakan pada

klien: “Bagaimana

perasaan Ibu

setelah mengikuti

TAK?”

11. 

Klien

mendapatkan

dukungan

keluarga

dalam

melakukan

cara

pencegahan

perilaku

kekerasan

11.1

Keluarga

dapat

mendemonstr

asikan cara

merawat klien

11.1.1

Identifikasi

kemampuan

keluarga dalam

merawat klien

sesuai dengan

yang telah

dilakukan

keluarga terhadap

klien selama ini

11.1.2

Jelaskan

keuntungan peran

serta keluarga

dalam merawat

41

Page 46: Makalah Pk

klien

11.1.3

Jelaskan cara- cara

merawat klien :

     Terkait

dengan cara

mengontrol

perilaku marah

secara konstruktif

     Sikap

dan cara bicara

    

Membantu klien

mengenal

penyebab marah

dan pelaksanaan

cara pencegahan

perilaku kekerasan

11.1.4

Bantu keluarga

mendemonstrasika

n cara merawat

klien

11.1.5

Bantu keluarga

mengngkapkan

perasaannya

setelah melakukan

demonstrasi

11.1.6

Anjurkan keluarga

mempraktikannya

pada klien selama

42

Page 47: Makalah Pk

di rumah sakit dan

melanjutkannya

setelah pulang  ke

rumah.

3.3 Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SPTK)

Masalah: perilaku kekerasan

Pertemuan: ke-1 (pertama).

A. Fase prainteraksi

Tanggal: 20 april 2012

Jam: 08.00WIB

Biodata keperawatan

Nama : Ny. Fatimah

Umur : 40 Tahun

Status : Sudah Menikah

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Alamat : Mojokerto

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi

Klien tampak mondar-mandir, berbicara sambil mengepalkan tinju, pandangan mata tajam, wajah merah dan tegang, serta sesekali tampak memukul-mukul dinding, suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

2. Diagnosa keperawatan

Perilaku kekerasan

3. TUK

a. Klien dapat membina saling hubungan saling percaya.

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

4. Rencana Tindakan

a. TUK 1

Beri salam / panggil nama.

Sebutkan nama perawat

43

Page 48: Makalah Pk

Jelaskan maksud hubungan interaksi.

Jelskan akan kontrak yang akan dibuat.

Beri rasa aman dan sikap empati.

Lakukan kontak singkat tapi sering.

b. TUK 2

Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya

Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau kesal

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

“Selamat pagi ibu? , Perkenalkan nama saya Muhammad najib al haritsi, ibu bias pangil saya haris, saya mahasiswa dari STIKES BINA SEHAT PPNI mojokerto, saya akan merawat ibu hari ini. Nama ibu siapa?, senang dipanggil siapa? (mengulurkan tangan sambil tersenyum menunjukkan sikap terbuka)”

b. Evaluasi validasi

“ saya perhatikan ibu mondar- mandir sambil memukul –mukul dinding, apa bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan ibu memukul-mukul dinding?”.

c. Kontrak

Topik

“Bagaimana kalau kita ngobrol tentang kemampuan/ hobi atau hal-hal yang biasa anda lakukan?”

Tempat

“Mau dimana kita bercakap-bercakap? Bagaimana kalau di kamar perawat?”

Waktu

“Mau berapa lama “bagaimana kalau 10 menit?”B. Fase kerja

“ Sekarang ibu bisa mulai menceritakan apa yang menyebabkan ibu memukul dinding?, apa yang ibu rasakan saat ini?”apa yang ibu lakukan jika ibu merasa kesal atau marah sperti ini?” bagaimana menurut ibu dengan tindakan ibu tersebut?”

C. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap? Apakah sudah merasa nyaman dan tenang kah?”

b. Evaluasi obyektif

44

Page 49: Makalah Pk

“Sekarang ibu bisa istirahat dulu di kamar ibu,sambil ibu memikirkan masalah yang ibu alami saat ini”

c. Kontrak

“Bagaimana kalau besok saya datang kembali untuk menemui ibu?, jam berapa sebaiknya saya datang kembali?, bagaimana kalau nanti kita bicarakan tentang cara menyalurkan marah secara fisik?, selama dua hari tidak bertemu coba ibu fikirkan bagaimana menurut ibu cara menyalurkan marah secara fisik.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

Masalah: perilaku kekerasan

Pertemuan: ke-1 (ke-satu).

Tanggal: 20 april 2012

Jam: 08.00WIB

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien :

Klien tampak mondar-mandir, berbicara sambil mengepalkan tinju, pandangan mata tajam, wajah merah dan tegang, serta sesekali tampak memukul-mukul dinding.

2. Diagnosa keperawatan : Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus :

a. Klien mendapat dukungan keluarga dalam melakukan cara pencegahan

prilaku kekerasan.

4. Rencana tindakan

a. Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien sesuai dengan

yang telah dilakukan keluarga terhadap selama ini.

b. Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat klien.

c. Jelaskan cara-cara merawat klien

d. Bantu kelurga mendemontrasikan cara merawat klien.

e. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan

demontrasi.

f. Anjurkan keluarga mempraktikkannya pada klien selama dirumah sakit

dan melanjutkan setelah pulang ke rumah.

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

45

Page 50: Makalah Pk

1. Fase Orientasi

a. Salam terapeutik

“Assalamualaikum pak,perkenalkan nama saya Muhammad najib al haritsi, bapak bias pangil saya haris, saya mahasiswa dari STIKES BINA SEHAT PPNI mojokerto. Saya yang akan merawat ibu hari ini. Nama bapak siapa? Senangnya di panggil apa?

b. Evaluasi/validasi

“bagaimana keadaan ibu saat ini?”c. “Kontrak

Topik

Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan bapak marah dan cara mengatasinya?”

Tempat

Mau dimana kita bercakap-bercakap? Bagaimana kalau di kamar perawat?”

Waktu

Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?

2. Fase kerja

“Pak, marah merupakan satu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan membahayakan diri nya sendiri, orang lain, lingkiungan.yang menyebabkan istri bapak marah dan mengamuk adalah kalau dia direndahkan kalau nanti wajah istri bapak tampak tegang dan merah lalu kelihatan gelisah ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan malampiaskan dengan membanting-banting perabot rumah tangga. Bila hal tersebut terjadi sebaiknya bapak tetap tenang bicara lembut tetapi tegas jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar ibu seperti:gelas dan pisau. Jauhkan juga dari anak –anak kecil dari ibu. Bila ibu masih marah dan mengamuk juga segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit jiwa setelah sebelumnya difiksasi dulu. Jangan lupa minta bantuan orang lain untuk mengikat ibu ya pak, lakukan dengan tidak menyakiti ibu dan jelaskan alasan mengikat yaitu agar ibu tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Nah pak, bapak sudah lihat kan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda –tanda kemarahan muncul bapak bisa bantu ibu dengan cara mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat. Kalau ibu sudah melakukan latihan dengan baik jangan berikan pujian ya pak.

3. Evaluasi subjektif

Bagaimana perasaan bapak setelah bercakap-cakap tentang cara merawat ibu?

46

Page 51: Makalah Pk

4. Evaluasi objektif

Coba bapak sebutkan lagi cara merawat ibu! Setelah ini coba bapak ingatkan jadwal tyang telah dibuat untuk ibu ya pak. Kalau ibu marahnya sampai memukul atau merusak barang, segera hubungi saya di puskesmas atau di no ni 0814xxxxxxx karena dalam kondisi seperti itu ibu butuh bantuan lebih lanjut.

5. Rencana tindak lanjut

Setelah ini coba ibu bertemu dengan seseorang yang pernah membuat ibu kesal, sesuai jadwal yang kita buat tadi.6. Kontrak

Topik

Pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah ibu, setuju bu?

Tempat

Bagaimana kalau tempatnya sama seperti sekarang ini saja, setuju? Waktu

Besok, insyaallah saya akan mengunjungi ibu lagi.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah: perilaku kekerasan

Pertemuan: ke-2 (kedua).

Tanggal: 21 april 2012

Jam: 08.00WIB

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien tampak mondar-mandir, sesekali tampak memukul dinding,

wajah merah dan tegang, pandangan mata tajam

2. Diagnosa keperawatan : Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus :

a. Klien dapat dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

b. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

c. Klien dapat mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku

kekerasan

4. Rencana Tindakan

a. TUK 1

Anjurkan klien mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan saat

marah atau jengkel

47

Page 52: Makalah Pk

Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada klien

Simpulkan bersama klien tanda dan gejala jengkel atau kesal yang akan

dialami

b. TUK 2

Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan klien (verbal, pada orang lain, pada lingkungan dan pada

diri sendiri)

Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa

dilakukan

Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan

masalahnya selesai

c. TUK 3

Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien

Beri pujian atas kegiatan fisik klien yang biasa dilakukan

Diskusikan dua cara fisik yang paling mudah dilakukan untuk mencegah

perilaku kekerasan, yaitu tarik nafas dalam dan pukul kasur serta bantal

Beri contoh klien tentang cara menarik nafas dalam

Minta klien mengikuti contoh yang diberikan sebanyak 5 kali

Beri pujian positif atas kemampuan klien mendemonstrasikan cara menarik

nafas dalam

Tanyakan perasaan klien setelah selesai

Anjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari saat marah atau

jengkel

B. STRATEGI PELAKSAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

1. Orientasi

a. Salam terapeutik

“Assalamu’alaikum, saya yang kemarin berbincang-bincang dan menemani ibu. Sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi”

b. Evaluasi/validasi

Bagaimana perasaan ibu hari ini?, Apakah ibu sudah memikirkan kira- kira bagaimana cara menyalurkan marah secara fisik

c. Kontrak

Topik:

48

Page 53: Makalah Pk

“Masih ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang?, bagaimana kalau kita bicarakan cara tersebut sekarang”

Tempat

“Dimana enaknya kita berbincang- bincang tentang hal tersebut” Waktu:

“Berapa lama ibu mau berbincang- bincang tentang hal tersebut”2. Fase kerja

“ kalau tanda –tanda marah yang ibu sebutkan kemarin seperti mata melotot, dada berdebar-debar,dan perasaan kesal, hal pertama yang ibu bisa lakukan adalah memukul-mukul kasur dan bantal. Kedua, ibu bisa menarik dalam untuk menyalurkan perasaan –perasaan tersebut. Sekarang kita kekamar disana nanti saya akan memperagakan cara memukul kasur dan bantal. “begini caranya bu......(perawat memperagakan cara memukul kasur dan bantal)Coba ibu ulangi! ya...........bagus sekali cara ibu memukul kasur dan bantal. Sekarang saya ajarkan cara menarik nafas dalam. Begini ibu, tarik nafas melalui hidung, tahan sampai hitungan ketiga lalu hembuskan perlahan-lahan melalui mulut. Lakukan berulang-ulang sampai perasaan kesal dan dada berdebar-debar tadi hilang atau berkurang, kurang lebih selama 5 kali. Sekarang kita buat jadwalnya ya bu,berapa kali dalam sehari ibu mau melakukan latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam ini?”

3. Fase terminasi.

a. Evaluasi subjektif.

“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara menyalurkan marah secara fisik?”

b. Evaluasi objektif.

“Coba ibu sebutkan lagi cara-cara memukul kasur dan bantal serta latihan tarik nafas dalam tadi!”

c. Rencana tindak lanjut.

“Setelah ini coba ibu lakukan latihan memukul kasur bantal dan tarik nafas dalam sesuai dengan jadwal yang kita buat tadi”

d. Kontrak.

Topik

“Nanti kita bicarakan tentang bicara yang baik bila sedang marah,setuju?”

Tempat

“Tempatnya mau dimana ? bagaimana kalau disini saja?” Waktu

“Bagaiman kalau wakyunya seperti ini saja, ibu setuju?”

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

49

Page 54: Makalah Pk

Masalah: perilaku kekerasan

Pertemuan: ke-3 (ketiga).

Tanggal: 22 april 2012

Jam: 08.00WIB

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien sudah bisa mengontrol amarahnya namun tetap tegang

2. Diagnosa keperawatan : Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus :

a. Klien dapat mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah prilaku

kekerasan.

4. Rencana tindakan

a. diskusikan cara bicara yang baik dengan klien.

b. meminta klien mengikuti contoh cara bicara yang baik.

c. minta klien mengulang sendiri.

d. beri pujian atas keberhasilan klien.

e. diskusiikan dengan klien tentang waktu dan kondisi cara bicara yang

dapat dilatih diruangan, misalnya: meminta obat, baju,dll,;menolak ajakan

merokok, tidur tidak tepat pada waktunya; menceritakan kekesalan pada

perawat.

f. susun jadwal kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari

g. klien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik dengan

mengiisi jadwal kegiatan (self-evaluation).

h. validasi kemampuan klien dalam melaksanakan latihan.

i. berikan pujian atas keberhasilan klien.

j. tanyakan kapada klien” bagaimana perasaan budi setelah latihan bicara

yang baik apakah keinginan bekurang?”

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Orientasi

a. Salam terapeutik

Assalamualaikum ibu, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi.

b. Evaluasi/validasi

50

Page 55: Makalah Pk

“Bagaimana ibu, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, dan bicara yang baik?”“Apa yang ibu rasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”

c. Kontrak

Topik

Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk menyalurkan marah ibu, yaitu dengan cara mengungkapkan sesuatu dengan cara yang baik kepada orang yang dianggap bermasalah dengan ibu?

Tempat

dimana enaknya kita berbincang –bincang tentang hal tersebut? Waktu

Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?2. Fase kerja

Ibu, kalau ibu sedang marah coba ibu langsung duduk dan tarik nafas dalam, jika tidak reda juga marahnya, bisa pukul bantal atau guling atau juga tidak reda juga dan ibu masih kesal dengan orang yang menyebabkan ibu marah, coba ketemu dengan yang bersangkutan kemudian sampaikan dengan kata-kta yang sopan, jelas maksudnya dan tidak menyalahkan. Atau jika ibu merasa dipaksa oleh orang lain untuk melakukan sesuatu padahal ibu tidak mau coba ibu sampaikan juga penolakan ibu dengan cara yang sopan, tidak menggurui dan berikan penjelasan mengapa ibu mengambil sikap demikian?Bagaimana bu, bisa ibu coba carain?, bagaimana kalau ibu sekarang kita buat jadwal untuk menggungkapkan kepada seseorang yang telah membuat ibu kesal

3. fase terminasi

a. evaluasi subjektif

bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara melakukan cara menyalurkan marah dengan mengungkapkan kepada seseorang yang telah membuat ibu kesal?

b. Evaluasi subjektif

Coba ibu sebutkan kembali cara menyalurkan marah dengan mengungkapkan kepada seseorang yang telah membuat ibu kesal?

c. Rencana tindak lanjut

Setelah ini coba ibu bertemu dengan seseorang yang pernah membuat ibu kesal, sesuai jadwal yang kita buat tadi.

d. Kontrak

Topik

Pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan cara menyalurkan marah melalui ibadah.

Tempat

Bagaimana kalau tempatnya sama seperti sekarang ini saja, setuju?

51

Page 56: Makalah Pk

Waktu

Besok, insyaallah saya akan mengunjungi ibu lagi.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Masalah: perilaku kekerasan

Pertemuan: ke-4 (ke-empat).

Tanggal: 23 april 2012

Jam: 08.00WIB

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien terlihat lebig segar, lebih tenang dan sudah dapat

menguasai dirinya sendiri.

2. Diagnosa keperawatan : Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus :

1) Klien mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah prilaku

kekerasan.

4. Rencana tindakan

a. diskusikan dengan klien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan.

b. bantu klien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di ruang

perawat.

c. bantu klien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan.

d. minta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang di pilih.

e. beri pujian atas keberhasilan klien.

f. klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan mengisi

jadwal kegiatan(self- evaluation).

g. susun jadwal kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah

h. klien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan harian (self-evaluation).

i. validasi kemampuan klien dalam melakukan validasi.

j. berikan pujian atas keberhasilan klien.

k. tanyakan kepada klien:” bagaimana perasaan budi setelah teratur

melakukan ibadah? Apakah keinginan marah berkurang?”

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Orientasi

a. Salam terapeutik

52

Page 57: Makalah Pk

“Assalamualaikum ibu, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi”.

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana ibu, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, dan bicara yang baik?”“Apa yang ibu rasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”

c. Kontrak

Topik

“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk menyalurkan marah ibu, yaitu dengan ibadah?”

Tempat

dimana enaknya kita berbincang –bincang tentang hal tersebut? Waktu

Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?2. Fase kerja

Ibu, kalau ibu sedang marah coba ibu langsung duduk dan tarik nafas dalam, jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan lalu rileks, jika tidak reda juga ambil air wudhu’ kemudian shalat.Bagaimana ibu mencoba cara ini? Bagaimana kalau sekarang kita buat jadwal shalatnya bu?

3. Fase terminasi

a. evaluasi subjektif

Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap tentang cara melakukan cara menyalurkan marah melalui melakukan ibadah?

b. Evaluasi subjektif

Coba ibu sebutkan kembali cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila ibu merasa marah?

c. Rencana tindak lanjut

Setelah ini coba ibu tunaikan shalat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi.

d. Kontrak

Topik

Pertemuan selanjutnya kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah ibu, setuju bu?

Tempat

Bagaimana kalau tempatnya sama seperti sekarang ini saja, setuju? Waktu

Besok, insyaallah saya akan mengunjungi ibu lagi.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

53

Page 58: Makalah Pk

Masalah: perilaku kekerasan

Pertemuan: ke-5 (ke-lima).

Tanggal: 24 april 2012

Jam: 08.00WIB

A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi klien : klien sudah dapat memahami dan mengaplikasikan apa yang

telah disampaikan oleh perawat

2. Diagnosa keperawatan : Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus

a) Klien mendemonstrasikan kepatuhan minum obat untuk mencegah prilaku

kekerasan

4. Rencana Tindakan

a) Diskusikan dengan klien tentng jenis obat yang diminumnya (nama,

warna, besarnya); waktu minum obat (jika 3 kali: pkl.07.00, 13.00, 19.00);

cara minum obat.

b) Diskusikan dengan kien tentang manfaat minum obat secara teratur

c) Diskusikan tentang proses minum obat

d) Susun jadwal minum obat bersama klien

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Orientasi

a. Salam terapeutik

“Assalamualaikum ibu, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi”.

b. Evaluasi/validasi

“Bagaimana ibu, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, dan bicara yang baik serta shalat dan baca doanya?”“Apa yang ibu rasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”

c. Kontrak

Topik

Sekarang saya akan jelaskan tentang pentingnya minum obat Tempat

Dimana enaknya kita berbincang –bincang tentang hal tersebut? Waktu

Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?2. Fase kerja

54

Page 59: Makalah Pk

Ibu perlu minum obat ini secara teratur agar pikiran menjadi lebih tenang dan tidurnya juga tenang. Obatnya ada tiga macam ibu, yang warnanya orange namanya CPZ, yang putih namanya THP, dan yang merah jambu namanya HLP. Semuanya ini harus ibu minum 3 kali sehari yaitu pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Bila nanti setelah minum obat mulut ibu terasa kering, untuk membantu mengatasinya ibu bisa mengisap-isap es batu. Bila terasa berkunang-kunang, ibu sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas. Sebelum minum obat ini ibu lihat dulu label di kotak obat, apakah benar nama itu tertulis disana, berapa dosis yang harus di minum dan jam berapa saja harus di minum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar?

3.4 Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Tujuan

1. Tujuan umum

Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya

2. Tujuan khusus

a) Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.

b) Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.

c) Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.

d) Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang

biasa dilakukannya.

e) Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat.

Sesi yang Digunakan

Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi,

yaitu:

1. Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

2. Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

3. Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial

4. Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual

5. Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat

Klien

Kriteria klien

55

Page 60: Makalah Pk

1. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan

perawat.

2. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.

Proses seleksi

1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

3. Mengumpulkan klien yng masuk kriteria.

4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi:

menjelaskan tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan

aturan main dalam kelompok.

Kriteria Hasil

Evalusi struktur

1. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan

klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.

2. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.

3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.

4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.

5. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

Evalusi proses

1. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.

2. Leader mampu memimpin acara.

3. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

4. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

5. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab

dalam antisipasi masalah.

6. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok

yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.

7. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.

Evalusi hasil

Diharapkan 80% dari kelompok mampu:

1. Memperkenalkan diri

2. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami.

56

Page 61: Makalah Pk

3. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami.

4. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi.

5. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.

BAB IV

PEMBAHASAN & SKENARIO

4.1 Pembahasan kasus

Perilaku kekerasan merupakazn suatu bentuk ekspresi kemarahan yang tidak sesuai

dimana seseorang melakukan tindakan-tindakan yang dapat membahayakan/mencederai diri

sendiri, orang lain bahkan dapat merusak lingkungan. Seseorang yang mengalami masalah ini

harus diberikan rencana dan tindakan yang sesuai sehingga pola ekspresi kemarahannya

dapat diubah menjadi bentuk yang bisa diterima yaitu perilaku yang sesuai, yaitu ekspresi

kemarahan.

Factor pencetus perilaku kekerasan dapat bersumber dari klien maupun lingkungan itu

sendiri.

Klien berupa : kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, kurang percaya diri.

Lingkungan berupa : kehilangan orang atau objek yang berharga, konflik inetraksi social.

            Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengarhi oleh dua insting. Yaitu insting

hidup yang di ekspresikan dengan seksualitas dan insting kematian yang di ekpresikan

dengan agresivitas. Frustation-agression theory : teori yang dikembangkan oleh pengikut

Freud ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan

mengalami hambatan maka akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan

memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau objek yang menyebabkan

frustasi. Jadi hampir semua orang melakukan tindakan agresif mempunyai riwayat perilaku

agresif

Dari contoh kasus di atas terlihat bahwa saudara T melakukan perilaku kekerasan

yang mencederai diri sendiri dengan memukul-mukul diri ke tembok hal ini terjadi

berhubungan dengan faktor psikologis yaitu berupa kegagalan yang di alami dapat

menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk.  karena kopingnya

yang tidak efektif dalam menerima hasil ujiannya yang menyatakan dirinya tidak lulus

sedangkan kesehariannya dia pandai dalam semua bidang.

57

Page 62: Makalah Pk

Hal ini menyebabkab saudara T begitu frustasi sehingga melampiaskan kemarahannya

dengan perilaku kekerasan mencederai diri sendiri.

Oleh karena itu, klien perlu disadarkan tentang cara marah yang baik serta bagaimana

berkomunikasi merupakan cara yang efektif untuk mencegah terjadinya perilaku kekerasan.

Bahwa marah bukan suatu yang benar atau salah, harus di sadari oleh klien. Sehingga klien

dapat di berikan pemahaman untuk mencegah terjadinya perilaku kekerasan berupa :

1. Bantu klien mengidentifikasi marah.

2. Berikan kesempatan untuk marah.

3. Praktekkan ekspresi marah.

4. Terapkan ekspresi marah dalam situasi nyata.

5. Identifikasi alternatif cara mengeksprasikan marah.

Dengan diberikannya pemahaman ini di harapkan tindakan perilaku kekerasan dapat teratasi,

dukungan keluarga juga sangat di butuhkan dalam hal ini.

4.2 SKENARIO

Di sebuah kamar pasien Pav I no 3. Datanglah seorang perawat.

Suster : “Selamat pagi mas? Perkenalkan nama saya ners Gabby nur inayah, biasa dipanggil

ners Gabby, kalo boleh tau mas namanya siapa?suka di panggil apa?”

Pasien : (Diam saja sambil melotot)

Suster : “Mas, perkenalkan nama saya ners Gabby, mas namanya siapa?”

Pasien : “TARMIN”(dengan nada ketus)

Suster : “Ooh.. mas Tarmin, mas Tarmin hari ini kabarnya bagaimana?”

Pasien: (diam)

Suster : “mas Tarmin, suster nanya nih”

Pasien : (Diam)

Suster : “Kenapa mas Tarmin? Lagi tidak enak badan ta? Kok diam saja?”

Pasien : (Diam)

Suster : “yaudah kalo mas Tarmin tidak mau berbicara sekarang, 10 menit lagi suster

kembali, suster harap mas Tarmin sudah mau bicara”

10 menit kemudian

Suster : “Loh(muka kaget) mas Tarmin kok kepalanya dibentur2in, jangan dong mas..”

Pasien: (sambil membentak suster) “Biarin, Percuma saya hidup, saya ini orang yang gak

berguna, orang bodoh”

58

Page 63: Makalah Pk

Suster : (Berusaha menarik pasien dari tembok) “Siapa yang bilang mas Tarmin ini tidak

berguna?”

Pasien: “Saya ini gak berguna!!!!”(sambil teriak)

Suster : “Di dunia ini tidak ada yang tidak berguna mas Tarmin, semua yang di ciptakan oleh

Tuhan pasti ada manfaatnya. Apalagi mas Tarmin masih mempunyai tubuh yang lengkap”.

Pasien: (tertunduk)

Suster :”Begini saja mari suster ajak mas Tarmin jalan-jalan ke  taman, bagaimana?”

Pasien: “ngapain?”

Suster: “biar pikiran mas Tarmin tenang tidak marah-marah lagi.”

Pasien: (pasien mau menerima ajakan suster).

Di Taman

Suster: mas gimana uda bisa merasa tenang belum perasaannya sekarang?

Pasien: (termenung)

Suster: mas kalau boleh suster tau sebenarnya ada apa kok mas mengatakan bahwa mas itu

tidak berguna?

Pasien: saya merasa malu dan tidak berguna sus sebab saya tidak lulus UAN..bodoh soal

begitu saja saya tidak lulus..

Suster: mas kegagalan itu bukan akhir segalanya tapi kegagalan itu adalah keberhasilan yang

tertunda.

Pasien: tapikan tetep aja gagal. (lalu mengepalkan tangan dan seolah ingin memukul tanah)

Suster:  tenang ya Mas Tamin ! apa yang membuat Tamin kesal?

Pasien : saya kesal kalau ada yang tanya-tanya sama saya tentang ketidaklulusan saya.

Rasanya ingin saya pukul saja mereka.

Suster : ooh, begitu. Mas Tamin ini kesal kalau ada yang menanyakan tentang ketidaklulusan

itu ya. sekarang coba dipikirkan, memukul seseorang yang tidak bersalah itu perilaku yang

baik atau tidak?

Pasien : tidak sus.

Suster : yaa bagus. Itu perilaku yang tidak baik. Itu kan bisa melukai orang itu. Selain itu,

tangan Mas Tamin kan bisa jadi sakit atau luka. Bagaimana menurut Tamin?

Pasien : iya ya sus. Tidak ada gunanya juga memukul orang lain. Malah membuat tangan

saya pegal pegal.

Suster : baiklah, kalau begitu.. mari suster ajarkan cara untuk mencegah Mas Tamin

melakukan kekerasan. Kalau timbul rasa kesal pada diri Mas Tamin, sesegera mungkin tarik

napas dalam. Instruksikan diri Mas Tamin untuk tenang. Ayo sekarang dicoba ¡

59

Page 64: Makalah Pk

Pasien : (mempraktekkan nafas dalam)

Suster : ya bagus. Sekarang bagaimana perasaan Tamin?

Pasien : Kalau saya masih merasa kesal bagaimana, Sus?

Suster : Kalau Tamin masih kesal, cobalah untuk mengekspresikannya ke benda yang tidak

bahaya. Memukul bantal misalnya. Ayo sekarang dicoba !

Pasien : begini sus? Iya sus, saya lega sekarang

Suster : naaah.. bagus. Begitu kan lebih baik. Tamin bisa mempraktekkan 2 cara tadi kalau

Tamin sedang kesal. Apakah Tamin sudah mengerti?

Pasien : iya sus (menganggukkan kepala)

Suster : Oke. ¡ suster yakin Tamin bisa mengendalikan emosi dengan baik. Kalau begitu,

sesuai kontrak tadi bahwa kita mengobrol 10 menit saja. Sekarang sudah 10 menit, suster

melanjutkan pekerjaan suster ya. Tamin bisa mencari kesibukan yang lain.

Pasien : baik sus.

Suster : besok suster akan menemui Tamin lagi untuk menanyakan 2 cara yang tadi sudah

suster ajarkan sudah Tamin kerjakan atau belum. Tamin mau kita bertemu kapan dan di

mana?

Pasien : pagi jam 9 sus. Di taman.

Suster : baik pagi jam 9, di taman ya. Sampai bertemu besok.

 ---

60

Page 65: Makalah Pk

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain

maupun lingkungan. Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim

dari marah atau ketakutan (panic). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri

dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku

kekerasan (violence) di sisi yang lain.

Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :

1.Menyerang atau menghindar (fight of flight)

2.Menyatakan secara asertif (assertiveness)

3.Memberontak (acting out)

4.Perilaku kekerasan

Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain maupun

lingkungan

5.2 Saran

Perawat hendaknya menguasai asuhan keperawatan pada klien dengan

masalah perilaku kekerasan sehingga bisa membantu klien dan keluarga dalam

mengatasi masalahnya.

Kemampuan perawat dalam menangani  klien dengan masalah perilaku

kekerasan meliputi keterampilan dalam pengkajian, diagnose, perencanaan, intervensi

dan evaluasi. Salah satu contoh intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada

klien dengan masalah perilaku kekerasan adalah dengan mengajarkan teknik napas

dalam atau memukul kasur/bantal agar klien dapat meredam kemarahannya.

61

Page 66: Makalah Pk

DAFTAR PUSTAKA

Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama

Keliat, Budi Anna, dkk.2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.EGC:Jakarta

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi

Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Jallo, Harnawati A. 2008 Perilaku Kekerasan. 9 Maret 2008.

Www.Harnawatiaj.Wordpress.Comm, 11 Mei 2009, Pukul 19.05.

Keliat, B.A.1999. Proses Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC.

Maramis, W.F.1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Jakarta: EGC.

Shives,R.L. 1998. Basic Concept Psychiatric-Mental Health Nursing. 4th Ed.Philadelphia:

Lippincott.

Stuart, G.W. Dan Sundeen, S.J. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC.

Stuart, G.W. Dan Sundeen, S.J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Tim

Pengembang MPKP. 2006. Modul Model Praktek Keperawatan Jiwa. .Jakarta:WHO Dan

FIK-UK

Townsend, Mary C.1998. Diagnosa Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta:EGC.

http://darsananursejiwa.blogspot.com/2009/10/laporan-pendahuluan-perilaku-kekeraan.html

http://wayanpuja.blinxer.com/?page_id=203

Keliat, Budi Anna dan Akemat.2005.Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas

Kelompok.Jakarta:EGC

62

Page 67: Makalah Pk

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN

I.       Latar Belakang

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun

orang lain (Yosep, 2007; hal, 146).

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai

seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes, RI, 2000 ; hal. 147 )

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain

maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal

atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)

Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi

atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum

dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman,

kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain.

Pasien jiwa yang mengalami perilaku kekerasan umumnya tidak dapat

mengendalikan kemarahannya dengan baik. Sehingga emosinya sangat labil dan

membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya.

63

Page 68: Makalah Pk

Namun pada pasien jiwa dengan perilaku kekerasan yang sudah mampu

bekerja sama dengan perawat hendaknya diajarkan tentang perilaku kekerasan yang

pasien alami, mulai dari stimulasi penyebab kemarahannya, tanda dan gejala

kemarahannya, yang dilakukannya saat marah atau perilaku kekerasannya,  dan akibat

dari perilaku kekerasan yang dilakukannya dan juga cara mencegah perilaku

kekerasan baik dengan cara kegiatan fisik, interaksi sosial, kegiatan spiritual maupun

dengan cara patuh minum obat agar perilaku kekerasan yang dilakukannya dapat

terkendali dengan baik.

II.    Tujuan

3. Tujuan umum

Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya

4. Tujuan khusus

f) Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.

g) Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.

h) Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.

i) Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang

biasa dilakukannya.

j) Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat.

III. Sesi yang Digunakan

Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi,

yaitu:

6. Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

7. Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

8. Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial

9. Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual

10. Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat

IV. Klien

Kriteria klien

3. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan

perawat.

4. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.

64

Page 69: Makalah Pk

Proses seleksi

5. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

6. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

7. Mengumpulkan klien yng masuk kriteria.

8. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi:

menjelaskan tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan

aturan main dalam kelompok.

V.    Kriteria Hasil

Evalusi struktur

6. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan

klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.

7. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.

8. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.

9. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.

10. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

Evalusi proses

8. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.

9. Leader mampu memimpin acara.

10. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

11. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

12. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab

dalam antisipasi masalah.

13. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok

yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.

14. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.

Evalusi hasil

Diharapkan 80% dari kelompok mampu:

6. Memperkenalkan diri

7. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami.

8. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami.

65

Page 70: Makalah Pk

9. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi.

10. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.

VI. Pengorganisasian

1. Leader, bertugas :

a) Mengkoordinasi seluruh kegiatan.

b) Memimpin jalannya terapi kelompok.

c) Memimpin diskusi

2. Co-Leader, bertugas :

a) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.

b) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.

c) Membantu memimpin jalannya kegiatan.

d) Menggantikan leader jika terhalang tugas.

3. Fasilitator, bertugas           :

a) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

b) Memotivasi anggota dalm ekspresi perasaan setelah kegiatan.

c) Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk melaksanakan

kegiatan.

d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.

e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.

f) Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah.

4. Observer, bertugas            :

a) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,

tempat, dan jalannya acara.

b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota

kelompok dengan evaluasi kelompok.

5. Setting tempat

Keterangan :   

a) Leader:

b) Co-leader:

c) Pasien:

d) Fasilitator:

66

Page 71: Makalah Pk

e) Observer:

VII.    Proses Pelaksanaan

Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.

2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan

gejala marah).

3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku

kekerasan).

4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Senin/12 November 2012            

Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai

Alokasi waktu :

- Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

- Terapi kelompok (25 menit)

- Penutup (10 menit)

Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lawang Jawa Timur

Tim Terapis

Leader : Muhammad Najib Al Haritsi

Co-Leader                   : Samsul Bahri

Fasilitator                    : Ismaningsih

Selvia Leli Agus Anika

Observer                      : Sinta Eva Herlinah

Alat

1.      Papan tulis/flipchart/whiteboard

2.      Kapur/spidol

3.      Buku catatan dan pulpen

67

Page 72: Makalah Pk

4.      Jadwal kegiatan klien

Metode

1.      Dinamika kelompok

2.      Diskusi dan tanya jawab

3.      Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1.      Persiapan

a.       Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif.

b.      Membuat kontrak dengan klien.

c.       Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasi

a.       Salam terapeutik

a) Salam dari terapis kepada klien.

b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).

c) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).

b.      Evaluasi/validasi

a) Menanyakan perasaan klien saat ini.

b) Menanyakan masalah yang dirasakan.

c.       Kontrak

a) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan

yang biasa dilakukan.

b) Menjelaskan aturan main berikut

1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta

izin kepada terapis.

2) Lama kegiatan 45 menit.

3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

d. Tahap kerja

a) Mendiskusikan penyebab marah.

1) Tanyakan pengalaman tiap klien.

68

Page 73: Makalah Pk

2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard

b) Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh

penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.

1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda

dan gejala).

2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard

c) Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,

merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, dan memukul diri

sendiri.

1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.

2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard

d) Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering

dilakukan untuk diperagakan.

e) Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak

berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dank lien yang melakukan

perilaku kekerasan).

f) Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.

g) Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan.

1)      Tanyakan akibat perilaku kekerasan.

2)      Tuliskan di Papan tulis/flipchart/whiteboard

h) Memberikan reinforcement pada peran serta klien.

i) Dalam menjalankan a sampai h, upayakan klien terlibat.

j) Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan; dan

akibat perilaku kekerasan.

k) Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat

menghadapi kemarahan.

e. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1)      Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2)      Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang

positif.

b. Tindak lanjut

69

Page 74: Makalah Pk

1)      Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi

penyebab marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan

yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan.

2)      Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala;

perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.

c. Kontrak yang akan datang

1)      Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah

perilaku kekerasan.

2)      Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan

adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan

yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.

No Nama

Klien

Penyebab

PK

Memberi Tanggapan Tentang

Tanda&Gejal

a PK

Perilaku

Kekerasan

Akibat PK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

70

Page 75: Makalah Pk

b. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab

perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang

dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri

tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulasipersepsi

perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya

(disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala yang dirasakan

(“gregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang dilakukan  (memukul meja),

akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien

mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama di rumah sakit.

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

Tujuan

a. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

b. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku

kekerasan.

c. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat

mencegah perilaku kekerasan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Selasa/13 November 2012

Waktu : Pkl. 11.00 s.d selesai

Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

                                      Terapi kelompok (25 menit)

                                      Penutup (10 menit)

Tempat : Rumah Sakit Jiwa Lawang Propinsi Jawa Timur

Tim Terapis

LeadeR : Muhammad Najib Al Haritsi

Co-Leader                   : Samsul Bahri

Fasilitator                    : Ismaningsih

Selvia Leli Agus Anika

71

Page 76: Makalah Pk

Observer                      : Sinta Eva Herlinah

Alat

1.      Kasur/kantong tinju/gendang

2.      Papan tulis/flipchart/whiteboard

3.      Buku catatan dan pulpen

4.      Jadwal kegiatan klien

Metode

1.      Dinamika kelompok

2.      Diskusi dan tanya jawab

3.      Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapana. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasia. Salam terapeutik

1)      Salam dari terapis kepada klien.

2)      Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini.

2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan; penyebab;

tanda dan gejala; perilaku kekerasan dan akibatnya.

c.       Kontrak

a. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku

kekerasan.

b. Menjelaskan aturan main berikut

1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta

izin kepada terapis.

2) Lama kegiatan 45 menit.

3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap kerjaa. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

72

Page 77: Makalah Pk

1) Tanyakan kegiatan: rumah tangga, harian, dan olahraga yang

biasa dilakukan klien.

2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard

b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan

kemarahan secara sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul

kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul

bantal pasir tinju, dan memukul gendang.

c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang yang dapat dilakukan.

d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang dipilih.

1. Terapis mempraktikkan.

2. Klien melakukan redemonstrasi.

e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara penyaluran

kemarahan.

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

g. Upayakan semua klien berperan aktif.

4. Tahap terminasia. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku

kekerasan.

b. Tindak lanjut

1) Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika

stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2) Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah

dipelajari.

3) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c.       Kontrak yang akan datang

1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial

yang asertif.

2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

73

Page 78: Makalah Pk

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang diharapkan

adalah mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut.

No Nama Klien Mempraktikkan cara

fisik yang pertama

Mempratekkan cara fisik

yang kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua cara 

fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda  jika klien mampu dan beri

tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi persepsi

perilaku kekerasan, klien mampumempraktikkan tarik napas dalam, tetapi belum

mampu mempraktikkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien

mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial

Tujuan

1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa.

74

Page 79: Makalah Pk

2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Rabu, 14 November 2012

Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai

Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

                                      Terapi kelompok (25 menit)

                                      Penutup (10 menit)

Tempat : Rumah Sakit Jiwa Lawang Propinsi Jawa Timur

Tim Terapis

LeadeR : Muhammad Najib Al Haritsi

Co-Leader                   : Samsul Bahri

Fasilitator                    : Ismaningsih

Selvia Leli Agus Anika

Observer                      : Sinta Eva Herlinah

Alat

1.      Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2.      Buku catatan dan pulpen

3.      Jadwal kegiatan klien

Metode

1.      Dinamika kelompok

2.      Diskusi dan tanya jawab

3.      Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1.      Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasi

a. Salam terapeutik

1)      Salam dari terapis kepada klien.

2)      Klien dan terapis pakai papan nama.

75

Page 80: Makalah Pk

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini.

2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala

marah, serta perilaku kekerasan.

3) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku

kekerasan sudah dilakukan.

c.       Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara sosial untuk mencegah

perilaku kekerasan.

2) Menjelaskan aturan main berikut

a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

minta izin kepada terapis.

b) Lama kegiatan 45 menit.

c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3.      Tahap kerja

a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu

dari orang lain.

b. Menuliskan cara-cara yang yang disampaikan klien.

c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan,

yaitu “saya perlu/ingin/minta . . ., yang akan saya gunakan

untuk. . .”.

d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang

cara poin c.

e. Ulangi d sampai semua klien mencoba.

f. Memberikan pujian pada peran serta klien.

g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa

sakit hati pada orang lain, yaitu “saya tidak dapat melakukan. . .”

atau ”saya tidak menerima dikatakan. . .” atau “saya kesal dikatakan

seperti. . .”.

h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang

cara poin d.

i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.

j. Memberikan pujian pada peran serta klien.

4.      Tahap terminasi

76

Page 81: Makalah Pk

a. Evaluasi1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang

telah dipelajari.

3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi

sosial yang asertif, jika stimulus penyebab perilaku kekerasan

terjadi.

2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial

yang asertif secara teratur.

3) Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan

harian klien.

c. Kontrak yang akan datang1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.

2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang diharapkan

adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi sebagai berikut.

No Nama

Klien

Memperagakan

cara meminta

tanpa paksa

Memperagakan

cara menolak yang

baik

Memperagakan cara

mengungkapkan

kekerasan yang baik

1.

2.

3.

4.

77

Page 82: Makalah Pk

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan

perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,

mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda  jika klien mampu dan beri

tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 3,TAK stimulasi persepsi

perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa paksa, menolak

dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien mempraktikkan di ruang

rawat (buat jadwal).

Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual

Tujuan

Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal               : Kamis, 15 November 2012

Waktu                         : Pkl. 11.00 s.d selesai

Alokasi waktu             : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

                                      Terapi kelompok (25 menit)

                                      Penutup (10 menit)

Tempat                        : Rumah Sakit Jiwa Lawang Propinsi Jawa Timur

Tim Terapis

LeadeR : Muhammad Najib Al Haritsi

78

Page 83: Makalah Pk

Co-Leader                   : Samsul Bahri

Fasilitator                    : Ismaningsih

Selvia Leli Agus Anika

Observer                      : Sinta Eva Herlinah

Alat

1.      Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2.      Buku catatan dan pulpen

3.      Jadwal kegiatan klien

Metode

1.      Dinamika kelompok

2.      Diskusi dan tanya jawab

3.      Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1.      Persiapan

a.       Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 3.

b.      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasi

a.       Salam terapeutik

1)      Salam dari terapis kepada klien.

2)      Klien dan terapis pakai papan nama.

b.      Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini.

2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala

marah, serta perilaku kekerasan.

3) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif

untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.

c.       Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk

mencegah perilaku kekerasan.

2) Menjelaskan aturan main berikut

79

Page 84: Makalah Pk

a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

minta izin kepada terapis.

b) Lama kegiatan 45 menit.

c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3.      Tahap kerja

a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.

b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing

klien.

c. Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.

d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.

e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.

f. Memberikan pujian pada penampilan klien.

4.      Tahap terminasi

a. Evaluasi1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang

telah dipelajari.

3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b. Tindak lanjut1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial

yang asertif, dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku

kekerasan terjadi.

2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang

asertif, dan kegiatan ibadah secara teratur.

3) Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak yang akan datang1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat

teratur.

2) Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

80

Page 85: Makalah Pk

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 4, kemampuan klien yang diharapkan

adalah kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan. Formulir evaluasi sebagai

berikut.

No Nama Klien Mempraktikkan

kegiatan ibadah

pertama

Mempraktikkan

kegiatan ibadah

kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua

kegiatan ibadah saat TAK. Beri tanda  jika klien mampu dan beri tanda jika

klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4,TAK stimulasi persepsi

perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah. Anjurkan klien

melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).

Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat

Tujuan

1.      Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat.

81

Page 86: Makalah Pk

2.      Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat.

3.      Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal :Jumat, 17 November 2012

Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai

Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

                                      Terapi kelompok (25 menit)

                                      Penutup (10 menit)

Tempat                        : Rumah Sakit Jiwa Lawang Propinsi Jawa timur

Tim Terapis

LeadeR : Muhammad Najib Al Haritsi

Co-Leader                   : Samsul Bahri

Fasilitator                    : Ismaningsih

Selvia Leli Agus Anika

Observer                      : Sinta Eva Herlinah

Alat

1.      Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2.      Buku catatan dan pulpen

3.      Jadwal kegiatan klien

4.      Beberapa contoh obat.

Metode

1.      Dinamika kelompok

2.      Diskusi dan tanya jawab

Langkah kegiatan

1.      Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasi

a. Salam terapeutik

82

Page 87: Makalah Pk

1) Salam dari terapis kepada klien.

2) Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi1) Menanyakan perasaan klien saat ini.

2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala

marah, serta perilaku kekerasan.

3) Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif dan

kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan sudah

dilakukan.

c. Kontrak1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk

mencegah perilaku kekerasan.

2) Menjelaskan aturan main berikut

a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

minta izin kepada terapis.

b) Lama kegiatan 45 menit.

c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3.      Tahap kerja

a. Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna

(upayakan tiap klien menyampaikan).

b. Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.

c. Tuliskan di whiteboard hasil a dam b.

d. Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu

minum obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat,

benar dosis obat.

e. Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secar

bergiliran.

f. Berikan pujian pada klien yang benar.

g. Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di

whiteboard).

h. Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di

whiteboard).

i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara

mencegah perilaku kekerasan/kambuh.

83

Page 88: Makalah Pk

j. Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu

kejadian perilaku kekerasan/kambuh.

k. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan

kerugian tidak patuh minum obat.Memberi pujian setiap kali klien

benar.

4.      Tahap terminasi

a.       Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang

telah dipelajari.

3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b.      Tindak lanjut

1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi

sosial yang asertif, kegiatan ibadah, dan patuh minum obat

untuk mencegah perilaku kekerasan.

2) Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.

c.       Kontrak yang akan datang

Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati

jika klien perlu TAK yang lain

.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk

TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan klien yang diharapkan

adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat

tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.

No Nama klien Menyebutkan lima

benar minum obat

Menyebutkan keuntungan minum obat

Menyebutkan

akibat tidak patuh

minum obat

1.

2.

84

Page 89: Makalah Pk

3.

4.

5.

6

7.

8

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar

cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.

Beri tanda  jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5,TAK stimulasi persepsi

perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan lima benar cara minum obat, belum

dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh minum obat.

Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu klien merasakan

keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.

85