makalah pk pemicu 1 hg 8

Upload: andika

Post on 07-Jul-2018

333 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    1/38

     

    MAKALAH PEMICU 1

    PERPINDAHAN KALOR KONDUKSI

    MATA KULIAH PERPINDAHAN KALOR

    Disusun oleh:

    KELOMPOK 7

    Adinda Diandri Putri (1406553013)

    Alver B. Mahdapati (1406607754)Andika Putra Brahma (1406607893)

    Nur Safitrah Setiawati (1406607741)

    Reza Adhitya (1406608006)

    DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    2/38

     

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya tim penulis dapat

    menyelesaikan laporan perpindahan kalor pemicu 1 mengenai perpindahan kalor konduksi.

    Sebagai calon insinyur teknik kimia sudah semestinya mempelajari berbagai hal terkait

     perpindahan kalor, termasuk didalamnya perpindahan kalor konduksi. Hal tersebut dipandang

    sangat penting, untuk menjadi dasar mempelajari proses pada teknik kimia nantinya.

    Walaupun banyak kendala yang dihadapi sepanjang pembuatan laporan ini, tim penulis

    tetap bertekad untuk menyelesaikan laporan ini sebagai komitmen dan tanggung jawab demi

    memenuhi tugas mata kuliah perpindahan kalor. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih

    kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.Tim penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

    itu, tim penulis mengharapkan adanya kritik serta saran supaya laporan ini lebih baik lagi untuk

    kedepannya.

    Tim penulis berharap agar laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menambah

    wawasan kami khususnya mahasiswa teknik kimia.

    Depok, 22Maret 2016

    Tim penulis

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    3/38

    2

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

    BAB I : PENDAHULUAN...................................................................................................................... 1

    BAB I : LANDASAN TEORI .........................................................................................................3

    BAB II : JAWABAN PERTANYAAN .........................................................................................12

    Soal Kasus ..................................................................................................................................12

    Soal 1 ..........................................................................................................................................18

    Soal 2 ..........................................................................................................................................20

    Soal 3 ..........................................................................................................................................24

    Soal 4 ..........................................................................................................................................25

    Soal 5 ..........................................................................................................................................30

    DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................34

    LAMPIRAN...................................................................................................................................35  

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    4/38

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Konduksi adalah peristiwa perpindahan kalor yang membutuhkan medium perambatandan kontak langsung. Adanya gradien suhu menyebabkan perpindahan kalor dari suatu benda ke

     benda lainnya. Konduksi bisa dianalisis dari sudut pandang satu dimensi ataupun multidimensi.

    Prinsip mengenai konduksi sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam

    makalah ini, pembahasan mengenai konduksi akan dititikberatkan pada konduksi tunak dan tak

    tunak serta aplikasinya dalam sistem insulasi. Secara umum perpindahan kalor secara konduksi

    dapat dibagi menjadi dua berdasarkan berubah atau tidaknya suhu terhadap waktu, yaitu

    konduksi tunak ( steady) dan konduksi tak tunak (unsteady). Konduksi tunak dapat dijelaskan

    sebagai konduksi ketika suhu yang dihantarkan tidak berubah atau distribusi suhu konstan

    terhadap waktu. Sebaliknya, konduksi tak tunak jika suhu berubah terhadap waktu.

    Makalah ini juga dibuat untuk mendalami perpindahan kalor konduksi baik secara tunak

    maupun tak tunak. Dengan memahami pengetahuan mengenai perpindahan kalor konduksi

    secara tunak dan tak tunak, penulis berharap konsep di atas dapat diaplikasikan dalam kehidupan

    sehari-hari serta dalam proses industri.

    1.2. RUMUSAH MASALAH

    a) Apa yang dimaksud perpindahan kalor konduksi pada kondisi tunak dan tak tunak?

     b) Bagaimana cara menganalisis perpindahan kalor dalam berbagai kondisi?

    c) Bagaimana cara menyelesaikan kasus perpindahan panas konduksi dengan berbagai metodedan sudut pandang?

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    5/38

    4

    1.3. TUJUAN PENULISAN

    Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

    a) Mengetahui dan memahami mengenai perpindahan kalor konduksi tunak dan tak tunak beserta

     prinsipnya.

     b) Mengetahui dan dapat mengaplikasikan cara-cara untuk menganalisis perpindahan kalor

    kondisi dalam berbagai kondisi.

    c) Mengetahui dan dapat menjelaskan aplikasi konduksi dalam sistem insulasi.

    d) Menjelaskan fenomena perpindahan konduksi panas

    e) Menerapkan Hukum Fourier

    f) Menyelesaikan kasus perpindahan panas konduksi dengan berbagai metode dan menentukan

    sudut pandang

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    6/38

    5

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Perpindahan Kalor Konduksi

    Perpindahan kalor secara umum terjadi karena adanya gradien suhu pada suatu benda,

    dimana kalor tersebut berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang lebih rendah. Perpindahan kalor

    secara konduksi terjadi apabila laju perpindahan kalor sebanding dengan gradien suhu.  ~ atau = − (2.1-1) Dimana q merupakan laju perpindahan kalor dan  adalahgradien suhu pada arah x. Persamaan inilah yang disebut dengan Hukum Fourier tentang kalor

    konduksi. Persamaan ini juga merupakan persamaan dasar untuk konduktivitas termal.

    Konduktivitas termal setiap bahan berbeda-beda, nilai-nilai tersebut menunjukkan seberapa cepat

    kalor dapat mengalir di dalam bahan tersebut. Nilai dari konduktivitas termal tersebut

     bergantung pada kecepatan suatu molekul bergerak dan juga medan gaya molekul tersebut dalam

     proses tumbukan.

    2.2.Perpindahan Kalor Konduksi Tunak

     Hukum Fourier Berdasarkan Bentuk Benda

    Hukum Fourier adalah hukum empiris laju perpindahan kalor dengan sistem konduksi.

    Hukum ini menyatakan bahwa laju aliran panas (dq/dt) melalui homogen padat berbanding lurus

    dengan luas perpindahan kalor pada arah aliran kalor (A) dan beda suhu di pangkal dan ujung

    lapisan (dT), namun berbanding terbalik dengan ketebalan lapisan (dx). Rumus hukum Fourier

    adalah persamaan (1). = − (2.1-2)Konstanta positif k disebut konduktivitas termal atau kehantaran termal benda.

    Sedangkan alasan pemberian tanda minus dalam rumus Fourier adalah untuk memenuhi hukum

    nol termodinamika dimana kalor akan berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Hukum Fourier

     berdasarkan bentuk benda digambarkan dalam tabel berikut:

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    7/38

    6

    Tabel 1. Hukum Fourier berdasarkan pada bentuk benda

    (Sumber: Holman, J. P. 2010. Heat Transfer 10th Edition. New York: McGraw-Hill)

    2.2.1. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh pada Bidang Datar

    Pada satu sisi bidang datar di bawah terdapat fluida panas A, dan pada sisi lainnya fluida B yang

    lebih dingin. Perpindahan kalor dinyatakan oleh

    = ℎ  = ∆ = ℎ   

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    8/38

    7

    Perpindahan kalor menyeluruh dihitung dengan jalan membagi beda suhu menyeluruh

    dengan jumlah tahanan termal :

    = + ∆ +

    =   + ∆ +

     

     Nilai

     menunjukkan tahanan konveksi. Aliran kalor menyeluruh sebagai hasil gabungan proses konduksi dan konveksi bias dinyatakan dengan koefisien perpindahan kalor

    menyeluruh ( U ), yang dirumuskan dalam hubungan

    = ∆  dimana A ialah luas bidang aliran kalor. Sehingga koefisien kalor menyeluruh ialah:

    = 1 + ∆ +

     

    U sendiri memiliki nilai yang sebanding dengan nilai resistansi termal dipangatkan satu,

    atau

    = 1 

    2.2.2. Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh pada Silinder

    Untuk silinder bolong yang terkena lingkungan konveksi di permukaan bagian dalam dan

    luarnya, analogi tahanan listriknya seperti gambar di bawah ini, di mana T Adan TBialah suhu

    kedua fluida. Dalam hal ini luas bidang konveksi tidak sama untuk kedua fluida. Luas bidang

    ini bergantung dari diameter dalam tabung dan tebal dinding.

    Gambar 1. Analogi listrik seri pada aliran plat

     berlapis

    (Sumber: Holman, J. P. 2010. Heat Transfer

    10th Edition. New York: McGraw-Hill)

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    9/38

    8

    Perpindahan panas menyeluruh dari zat alir di dalam pipa ke zat alir di luar pipa adalah

    = + +  

    Luas permukaan untuk perpindahan panas zat alir :

      di dalam pipa,   =2   di luar pipa,   =2 

    sehingga,

    = + + = 2

    + +

     

    Koefisien perpindahan panas menyeluruh dapat didasarkan atas bidang dalam atau bidang

    luar tabung.

      Bidang dalam,

    =   +

    +

    = 2 +

    +

     

      = 1 +

    +  

    Gambar 2. Analogi listrik seri pada aliran silinder bolong

    (Sumber: Holman, J. P. 2010. Heat Transfer 10th Edition.

     New York: McGraw-Hill)

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    10/38

    9

      Bidang luar,

    =   +

    +

    = 2 +

    +

     

      = 1 +

    +  

    Hubungan nilai koefisien U terhadap resistansi termal R menjadi

    = 1Σ =

    1Σ, 

    2.2.3. Sistem Insulasi

    Sistem insulasi atau insulasi termal ialah sistem yang bertujuan untuk mengurangi laju

     pengurangan kalor. Insulasi mengendalikan aliran panas pada suatu benda dengan sifat

    material tertenu. Bahan yang digunakan disebut insulator atau isolator.  Nilai R Kemampuan

    suatu bahan insulasi untuk menahan atau mengurangi perpindahan dari satu sisi ke sisi yang

    lain ditunjukkan dengan nilai R. Semakin besar nilai R maka semakin baik suatu bahan

    dijadikan isolator. Nilai R dirumuskan

    R =∆

    /  (2.1-17)dengan Δ merupakan perbedaan suhu, qadalah laju perpindahan kalor, dan A adalah luasarea. Tebal Kritis Insulasi Suatu pipa sirkular yang membawa suatu cairan panas diselubingi

    oleh insulator yang berfungsi untuk mempertahankan temperatur cairan tersebut atau untuk

    memilimalisasi kalor yang keluar dari cairan dalam pipa. Jika pipa tidak diberi selubung,

    maka kalor cairan akan banyak berpindah ke lingkungan sehingga suhu cairan akan mudah

    turun. Dalam dunia industri, peristiwa ini akan memberi dampak negatif dan tidak efisien.

    Selubung yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan. Apabila berlebih, maka menjadi

    kurang efisien. Apabila kurang dari tebal minimal, maka insulasi justru mempercepat proses

     pelepasan kalor dari cairan di dalam pipa.

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    11/38

    10

    Gambar 3. Tebal kritis insulasi

    (Sumber: Holman, J. P. 2010. Heat Transfer 10th Edition. New York: McGraw-Hill) 

    Perpindahan kalor yang terjadi dirumuskan sebagai berikut :

    dimana

    ro= jari-jari kritis insulator terhadap pusat pipa

    ri = jari-jari pipa

    L = panjang pipa

    h = koefisien perpidahan kalor konveksi di luar pipa

    Ti= suhu di dalam insulator (di dalam sistem)∞ = suhu lingkunganSistem insulasi akan efektif apabila turunan dari total laju perpindahan kalor di dalam pipa

    terhadap jari-jari (tebal) kritis insulator bernilai nol. Persamaannya ialah :

    (2.1-19)

    yang kemudian menghasilkan persamaan seperti berikut :

    R 0= h 

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    12/38

    11

    2.3. Perpindahan Kalor Konduksi Tidak Tunak

    2.3.1. Sistem Kapasitas Kalor Tergabung

    Metode kapasitas kalor tergabung atau tergumpal (lumped-heat-capacity method )

    merupakan metode untuk menganalisis perpindahan kalor konduksi tak tunak dengan cara suhu

    system dianggap seragam. System ini merupakan suatu idealisasi karena di dalam setiap bahan

    selalu ada gradient suhu (temperature gradient ) apabila pada bahan tersebut ada kalor yang

    dikonduksi ke dalam atau ke luar. Pada umumnya, makin kecil ukuran benda makin realistic pula

     pengandaian tentang suhu seragam itu; dan pada limitnya kita dapat menggunakan diferensial

    volume sebagaimana dalam penurunan persamaan umum konduksi kalor.

    Jika sebuah boleh baja panas dicelupkan ke dalam air dingin, kita boleh menggunakan

    metode analisis kapasitas-kalor-tergabung apabila kita dapat membenarkan pengandaian suhu

    seragam di dalam bola, selama proses pendinginan itu berlangsung. Distribusi suhu di dalam

     bola bergantung dari konduktivitas termal (thermal conductivity) bahan bola itu, dan kondisi

     perpindahan kalor dari muka bola ke fluida lingkungan, yaitu koefisien perpindahan-kalor

    konveksi-permukaan ( surface-convection heat-transfer coefficient ). Distribusi suhu yang cukup

    seragam di dalam bola bisa kita dapatkan jika tahanan terhadap perpindahan kalor konduksi kecil

     bila dibandingkan dengan tahanan konveksi pada permukaan, sehingga gradient suhu terdapat

    terutama pada lapisan fluida di permukaan bola. Analisis kapasitas-kalor-tergabung

    mengandaikan bahwa tahanan dalam benda dapat diabaikan terhadap tahanan luar.

    Convection heat loss suatu benda terlihat dari penurunan energy dalam ( internal energy)

     benda tersebut, seperti pada gambar 1.

    = ∞

    =   (1) A = luas permukaan konveksi

    V = volume

    Keadaan awal adalah =  pada = 0.Sehingga penyelesaian persamaan (1) adalah

    −∞

    −∞ = −[/]  (2) ∞

     = suhu lingkungan konveksi

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    13/38

    12

    Gambar 5. Nomenklatur untuk analisis kapasitas-kalor satu gabungan

    (Sumber: Holman, J. P. 2010. Heat Transfer 10th Edition. New York: McGraw-Hill)

    Jaringan termal untuk kapasitas-tunggal ( single-capacitysystem) ditunjukan pada gambar

    1 (b). Dalam jaringan ini terlihat ahwa kapasitas termal system mula –  mula dimuati oleh

     potensial T0 dengan menutup sakelar S. Kemudian bila sakelar itu dibuka, energy yang tersimpan

    dalam kapasitas termal dibuang melalui tahanan

    . Analogi antara system termal ini dengansystem listrik cukup ketara dan kita dengan mudah dapat menyusun system listrik yang tingkah

    lakunya sama dengan system termal, yaitu dengan membuat perbandingan

      =   =   =  

    Sama dengan

      dimana   ialah tahanan dan   adalah kapasitansi. Dalam systemtermal kita menyimpan energis edangkan dalam system listrik kita menyimpan muatan listrik.

    Aliran energy dalam system termal disebut kalor, aliran muatan listrik diebut arus listrik.

    Besaran  disebut konstanta waktu (time constant ) dari system itu, karena mempunyai dimensi

    waktu.

    Bila

    =    Terlihat bahwa beda suhu ∞mempunyai nilai 36,8 persen dari beda awal ∞.

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    14/38

    13

    Penerapan Anal iti s Kapasitas Tergabung

    Telah diketahui bahwa analisis seperti kapasitas-tergabung mengandaikan distribusi suhu

    seragam pada seluruh benda padat tersebut, dan pengandaian itu sama artinya dengan

    mengatakan bahwa tahanan konveksi –  permukaan ( surface – 

    convection resistance) lebih besardaripada tahanan konduksi – dalam (internal conduction resistance). Analisis demikian dapat

    diharapkan menghasilkan perkiraan yang memadai apabila kondisi di bawah ini dipenuhi

     

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    15/38

    14

    BAB II

    JAWABAN PERTANYAAN

    A.  Soal Kasus 

    Gelombang Mikro Pada Microwave 

    Oven microwave menggunakan gelombang mikro untuk memasak atau memanaskan

    makanan. Gelombang mikro yang digunakan oven microwave untuk memanaskan makanan

    mempunyai panjang gelombang 12.2 cm dan frekuensi 2.45 Gigahertz (2.45 juta getaran per

    detik). Spektrum gelombang ini terletak antara gelombang radio FM (frequency modulation) dan

    sinar infra merah.

    Gelombang radio pada rentang frekuensi ini mempunyai sifat yang menarik, Karena

    dapat diserap oleh air, lemak, dan gula. Saat gelombang ini terserap suatu benda, gelombang ini

    langsung berubah menjadi panas gerakan atom. Gelombang mikro pada frekuensi ini mempunyai

    sifat menarik lainnya yaitu gelombang ini tidak terserap oleh kebanyakan jenis plastik, gelas atau

    keramik. Logam memantulkan gelombang mikro sehingga wadah yang terbuat dari logam tidak

    cocok untuk digunakan sebagai wadah dalam microwave.

    Prinsip Kerja Microwave 

    Berikut adalah cara kerja dari sebuah microwave oven dalam memanaskan sebuah makanan:

    1. Arus listrik bolak-balik dengan beda potensial rendah dan arus searah dengan beda

     potensial tinggi diubah dalam bentuk arus searah.

    2. Magnetron menggunakan arus ini untuk menghasilkan gelombang mikro dengan

    frekuensi 2.45 GHz.

    3. Gelombang mikro diarahkan oleh sebuah antenna pada bagian atas magnetron ke dalam

    sebuah waveguide.

    4. Waveguide meneruskan gelombang mikro ke sebuah alat yang menyerupai kipas, disebut

    dengan stirrer. Stirrer menyebarkan gelombang mikro di dalam ruang oven.

    5. Gelombang mikro ini kemudian dipantulkan oleh dinding dalam oven dan diserap oleh

    molekul-molekul makanan.

    6. Karena setiap gelombang mempunyai sebuah komponen positif dan negatif, molekul-

    molekul makanan didesak kedepan dan kebelakang selama 2 kali kecepatan frekuensi

    gelombang mikro, yaitu 4,9 juta kali dalam setiap detik.

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    16/38

    15

    Gelombang mikro merupakan hasil radiasi yang dapat ditransmisikan, dipantulkan atau

    diserap tergantung dari bahan yang berinteraksi dengannya. Oven microvawe memanfaatkan 3

    sifat dari gelombang mikro tersebut dalam proses memasak. Gelombang mikro dihasilkan oleh

    magnetron, gelombang tersebut ditransmisikan ke dalam waveguide, lalu gelombang tersebut

    dipantulkan ke dalam fan stirrer dan dinding dari ruangan didalam oven, dan kemudian

    gelombang tersebut diserap oleh makanan. Microwave oven dapat membuat air berputar, putaran

    molekul air akan mendorong terjadinya tabrakan antar molekul. Tabrakan antar molekul inilah

    yang akan membuat molekul-molekul tersebut memanas.

    Perlu diingat bahwa sebagian besar makanan memiliki kadar air didalamnya dan jika

    makanan tersebut memiliki kadar air berarti efek yang sama akan terjadi jika makanan tersebut

    dimasukan dalam microwave oven. Selain itu harus dingat juga bahwa molekul makanan yang

    lain akan menjadi panas karena ada kontak langsung antara molekul tersebut dengan molekul air

    yang memanas.

    Melalui perpindahan energi, panas disebabkan oleh pergerakan molekul-molekul.

    Perpindahan energi ini dapat terjadi dengan 3 cara berbeda, yaitu:

    1. Konduksi  

    Terjadi karena adanya kontak langsung dengan sumber panas, contoh papan pengorengan yang

    menjadi panas setelah bersentuhan dengan sumber api pada kompor.

    2. Konveksi  

    Konveksi terjadi ketika uap panas naik atau uap berputar di dalam ruangan tertutup seperti oven.

    Panas uap ini akan memanaskan bagian luar makanan dan diteruskan sampai bagian dalam

    makanan tersebut.

    3. Radiasi

    Terjadi karena adanya gelombang elektromagnetik yang membuat molekul-molekul air

     bergerak. 

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    17/38

    16

    Komponen-komponen utama sebuah oven microwave

    1.  Pertimbangan-pertimbangan dalam mendesain alat pemanas masakan

    a.  Fungsi alat pemanas masakan

    Seperti yang kita tahu bahwa fungsi dari alat pemanas masakan adalah untuk

    mematangkan masakan ataupun hanya sekadar untuk memanaskan masakan. Salah

    satu alat pemanas masakan yaitu oven. Oven berfungsi untuk mematangkan masakan

    yang akan diolah menjadi makanan. Pertimbangan dalam mendesain alat pemanas

    yaitu alat pemanas masakan harus memiliki fungsi umum dari alat pemanas masakan

    tersebut.

     b.  Masakan cepat matang dan hasilnya memuaskan

    Dalam memasak, tentu saja kita mengharapkan masakan yang kita masak cepat

    matang. Maksudnya adalah untuk menghemat materi dan juga waktu. Oleh karena itu,

    alat pemanas masakan yang mampu membuat masakan lebih cepat perlu menjadi

     pertimbangan dalam mendesain alat.

    c.  Bahan dapat menghantarkan panas dengan baik

    Bahan yang akan dibentuk menjadi oven harus memiliki daya hantar panas yang

     baik. Hal ini ditujukan agar tingkat efisiensi oven atau alat pemanas masakan lainnya

    menjadi tinggi sehingga bahan pembuatan pun dapat menjadi bahan pertimbangan.d.  Bentuk alat pemanas yang praktis

    Bentuk alat pemanas yang praktis dapat memudahkan kita dalam proses

     pemasakan. Hal ini karena sesuatu yang bersifat praktis di masa modern ini sangat

    diperlukan agar tidak memakan space yang terlalu banyak di dapur.

    e.  Harga

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    18/38

    17

    Dalam membeli sesuatu, pasti yang menjadi pusat perhatian adalah harga dari

    sesuatu yang akan yang kita beli tersebut. Harga yang relatif murah dengan bahan alat

    yang baik akan menjadi incaran dari semua orang. Oleh karena itu harga wajib

    dipertimbangkan.

    2.  Langkah –  langkah yang ditempuh dalam mendesain alat

    Dalam menciptakan inovasi alat pemanas masakan, diperlukan banyak tahapan untuk dapat

    mewujudkan inovasi tersebut menjadi produk yang bisa diproduksi missal dan diterima oleh

    masyarakat. Langkah - langkah yang dibutuhkan yang ditempuh untuk merancang produk

    inovasi alat pemanas adalah sebagai berikut:

    1.  Market Research  dan Feasibi li ty Study Market Research  

    Pada tahap ini kita bisa mencari tahu kekurangan atau kelebihan dari produk yang

    telah beredar di masyarakat sekarang. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui selera

     pasar pada umumnya. Dari market research ini bisa didapatkan produk seperti apa yang

    konsumen butuhkan atau inginkan.

    Pada langkah ini kita bisa mencari tahu dan mendapatkan data bagaimana

     perkembangan alat pemanas sekarang ini, apa saja kekurangan atau kelemahan dari alat -

    alat pemanas yang sudah ada sekarang dan alat pemanas jenis apakah yang menjadi

    selera pasar sekarang dalam lingkup bentuk, harga, fungsi dan lain-lain.

    2.  Brainstorming  

     Brainstorming , atau dalam bahasa Indonesia juga disebut sebagai curah pendapat,

    adalah proses mengumpulkan ide-ide untuk mencari solusi/jalan keluar dari masalah yang

    didapat dari hasil market research. Dari proses berdiskusi ini akan didapatkan garis besar

     barang yang akan dibuat, cara kerja, komponen yang akan dipakai, dan lain sebagainya.

    Pada tahap ini kita sudah mulai mengolah data - data tentang permasalahan yang

    telah didapatkan pada tahap selanjutnya mengenai alat pemanas dan dari hal itu kitasudah dapat mendapatkan gambaran bagaimana produk inovasi alat pemanas yang akan

    dibuat. Kita sudah memiliki gambaran fungsi alat pemanas tersebut, material alat

     pemanas yang digunakan, alat - alat atau suku cadang yang dibutuhkan dalam alat

     pemanas makanan tersebut.

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    19/38

    18

    3.  Menentukan Tujuan dan Batasan Produk

    Tujuan dan batasan diperlukan agar kita tidak berlebihan dalam merancang

     produk tersebut yang akan berakibat mahalnya harga jual ke konsumen. Konsumen tentu

    saja menginginkan nilai tambah yang ditawarkan dalam produk tersebut sepadan dengan

     biaya yang dikeluarkannya (reasonable price). Tentu saja market research diperlukan

    untuk mengetahui selera pasar. Dari menentukan tujuan dan batasan ini kita memperoleh

    spesifikasi komponen-komponen dan material apa saja yang akan dipakai.

    Misal dalam alat pemanas yang akan kita rancang kita membatasi bahwa produk

    alat pemanas ini hanya sebatas digunakan untuk memanaskan makanan, bukan untuk

    memasak makanan mentah menjadi matang. Dari hal itu kita bisa memperkirakan kira-

    kira material yang dipakai seperti apa.

    4. 

    Menggambar Produk

    Dengan menggambarkan produk berdasarkan hubungan dimensi komponen-

    komponen yang sudah ditentukan dalam tahap - tahap di atas, kita akan mendapatkan

    ilustrasi produk jadi. Produk bisa digambar dalam 2 dimensi atau 3 dimensi, biasanya

    gambar 3 dimensi lebih mudah dimengerti oleh sebagian besar orang. Merancang produk

    dalam 3 dimensi bisa dilakukan dengan menggunakan software SolidWorks, Inventor,

    Catia dan lain - lain. Dari tahap - tahap sebelumnya kita bisa mulai mengilustrasikan

     produk alat pemanas yang akan kita buat.

    5.  Review  Produk

    Produk review  dilakukan untuk mengevaluasi apakah ada kekurangan pada

    rancangan yang sudah dibuat desainnya sampai tahap gambar ini. Diskusi dengan melihat

    gambar produk biasanya lebih mudah berkembang daripada hanya membayangkannya

    saja. Pada tahap ini kembali dilakukan brainstorming   untuk mendapatkan hasil yang

    optimal dan meminimalisir masalah yang akan timbul ketika produksi masal nanti. Pada

    tahap ini pula biasanya produk yang sedang dirancang perlu akan dibenahi.

    Pada tahap ini ilustrasi produk alat pemanas yang akan kita buat kita evaluasi

    kira-kira dengan desain produk seperti ini apakah akan menimbulkan masalah - masalah

    tertentu. Dari masalah - masalah yang bisa kita temukan, kita bisa memperbaiki

    rancangan desain produk yang telah kita buat.

    6.  Membuat Prototype/Sample  

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    20/38

    19

    Pembuatan prototype/sample diperlukan untuk mengetahui apakah produk yang kita

     buat benar-benar dapat diwujudkan dan untuk memberikan gambaran fisik bagi kita

    maupun bagi masyarakat tentang produk yang akan dibuat. Untuk produk-produk yang

    sudah umum tidak perlu sampai membuat sample barangnya (produk-produk dari besi),

    seperti produk alat pemanas, namun memerlukan ketelitian dalam menggambar dan tidak

     boleh ada kesalahan gambar yang bisa berakibat fatal: barang reject.

    7.  Uji Coba

    Sebelum dipasarkan tentu kita perlu menguji apakah barang yg kita buat ini benar-

     benar dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Untuk alat pemanas kita mengujinya dari

    mengukur besar panas yang dikeluarkan dari pengukuran temperatur pada sekian waktu

    apakah telah sesuai dengan yang telah dirancang sebelumnya, dan lain - lain.

    Jika ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan tentu saja produk tersebut perlu

    didesain ulang (kembali ke tahap 3). Hal-hal yang memuaskan tentu saja harus dilihat

    dari sudut pandang konsumen, bukan produsen. Begitulah produsen-produsen besar saat

    ini mengkaji terus menerus produk mereka agar nama produk yang mereka buat tetap

    terjaga.

    8.  Produksi Massal

    Dalam produksi masal perlu adanya kontrol kualitas agar konsumen tidak sampai

    menerima barang yang rusak.

    9.  Garansi

    Garansi adalah layanan purna jual yang diberikan oleh perusahaan yang membuat

     produk tersebut agar konsumen tenang jika sewaktu-waktu ada kerusakan pada barang

    tersebut.

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    21/38

    20

    B.  Soal Hitungan 

    1.  Sebuah peti es dibuat dari bahan busa styrofoam (k = 0,033 W/m oC) dengan dimensi dalam

    25 x 40 x 100 cm dan tebal dinding 5,0 cm. Bagian luar peti berada dalam udara yang

    suhunya 25  oC dengan h = 10 W/m2oC. Jika peti berisi penuh dengan es, hitunglah waktu

    yang diperlukan sampai seluruh es mencair.

    Penyelesaian :

    Diketahui:

      K styrofoam = 0,03 W/m. °C

      P x L x T styrofoam = dimensi 25 x 40 x 100 cm

      Tebal styrofoam = 5 cm

      T˷ = 25 °C 

    Ditanya: Waktu (t) untuk es mencair?

    Jawab:

    Gambar Sistem Soal Nomor 1:

    Gambar 1. Ilustrasi pada sistem dan ilustrasi peti es 

    Asumsi:

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    22/38

    21

      Suhu styrofoam= 25 °C.

      Peti terisi penuh dengan es maka udara sangat sedikit, hampir tidak ada, sehingga konveksi

    dengan udara di dalam peti bisa diabaikan

      Suhu permukaan dalam dan luar styrofoam konstan, yaitu 0 °C dan 25 °C.

      Es merupakan benda yang besar sehingga tidak dapat dimasukan pada analisis kalor

    tergabung, dapat dipastikan bilangan biot es lebih dari 0,1.

      Perpindahan kalor pada dasar peti diabaikan.

      Sistem tunak.

      Suhu es = 0 °C.

      Kalor lebur es suhu 0 °C = 333,7 kJ/kg.

      ρ es pada suhu 0 °C = 0,9987 g/cm3.

    (dari appendix A.2-3 buku Transport Process and Unit Operation, Christie J. Geankopolis).

    Tahap 1: Mencari luas permukaan (area) perpindahan kalor

    A = 2(30 cm x 15 cm) + 2(15 cm x 90 cm) + 2(30 cm x 90 cm)

    A = 9000 cm2 = 0,9 m2 

    Tahap 2: Mencari laju perpindahan kalor pada peti

    Laju Q′ = kA∆TL  

    ′ = 0,03Wm . °C 0,9 2250°C0,05  

    ′ = 13.5 WTahap 3: Mencari massa es

    =  m = (30 x 15 x 90)cm3 x 0,99987 kg/m3

    m = 40447.35 g

    m = 40.447 kg

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    23/38

    22

    Tahap 4: Menghitung total kalo yang dibutuhkan untuk mencairkan es

    Q = mL

    Q = (40.447 kg)(333,7 kJ/kg)

    Q = 13497,164 kJ

    Q = 13497164 J

    Tahap 5: Menghitung waktu perpindahan kalor

    ∆ = ′ 

    ∆ = 13497164 kJ13.5 /  ∆ = 999789.926  

    ∆t = 11.57 hari

    Jadi, waktu yang dibutuhkan untuk es sepenuhnya mencair adalah 11.57 hari.

    2.  Suatu sistem isolasi dipilih untuk dinding tanur yang suhunya 1000o

    C dengan menggunakan

    lapisan blok wol mineral dan diikuti dengan lapisan papan kaca serat. Bagian luar isolasi

     berada dalam lingkungan dengan suhu 40oC dan h = 15 W/m2.oC. Hitunglah tebal masing-

    masing lapisan isolasi, jika suhu antar lapisan tidak lebih dari 400oC dan suhu bagian luar

    tidak lebih dari 55oC!

    Diketahui:

      Temperatur wol mineral = 400 oC

      Temperatur Tanur = 1000 oC

      Temperatur papan kaca serat = 55 oC

      T∞ = 40 oC

      h = 15 W/m2.oC

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    24/38

    23

    Ditanya  

    Tebal masing-masing lapisan isolasi ?

    Penyelesaian:

    Pertama kita harus menentukan asumsi dan mengumpulkan data yang kita dapatkan dari soal:

    Data batas suhu dan konduktivitas :

      Batas suhu bawah-atas Wol Mineral = 450oC –  1000oC

      Batas suhu bawah-atas Papan kaca serat = 20oC –  450oC

      Batas k bawah-atas wol mineral = 52 mW/m2 .oC –  130 mW/m2 .oC

      Batas k bawah-atas papan kaca serat = 33 mW/m2 .oC –  52 mW/m2 .oC

    wm ks

    T∞ = 40oC Ttanur  =1000oC 

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    25/38

    24

    Gambar 1. Sistem Isolasi Dinding Tanur

    Asumsi yang dapat dibuat

       Nilai k pada fluida tanur tidak diketahui, sehingga perhitungan dimulai dari konduksi isolasi

    wol mineral.

    Setelah menentukan asumsi yang akan kita gunakan dalam penyelesaian masalah,

     berikutnya kita mencari persamaan umum untuk menyelesaikan masalah matematis ini.

    Rumus umum yang paling menggambarkan keadaan ini adalah sebagai berikut :

    h

    T T k  X 

    T T k  X 

    T T k  A

    q ks A

     B

    kswm B

     A

    wmur  A 1

    tan  

    ..........(i)

    Kita tinggal mensubstitusikan dengan k A merupakan k wm (konduktivitas wol mineral) dan

    k A merupakan k ks (konduktivitas papan kaca serat). Persamaan menjadi:

    ks

    kswmks

    wm

    wmur  A

     X 

    T T k 

     X 

    T T k 

     A

    q

      tan

    ........(ii)

    Pertama-tama, kita mencari nilai acuan konduksi dengan cara menghitung kalor

    konveksinya :

    2

    2

    225

    15

    1

    4055

    1   mW 

    C mW 

    C C 

    h

    T T 

     A

    q ks

     

     

    Kemudian, kita mencari konduktivitas dari setiap bahan isolasi dengan menghitung suhurata-rata dan melihat konduktivitasnya pada tabel. Bila tidak ada angka yang tepat sama, kita

    dapat melakukan interpolasi

      k wm (konduktivitas wol mineral)

    Suhu rata-rata: C C C  

    7002

    4001000

     

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    26/38

    25

    C mmW k 

    C mmW 

    C mmW  x

    C mmW C mmW 

    C mmW  x

    C C 

    C C 

    wm

    2

    2

    2

    22

    2

    /08745,0

    /78

    /52

    550

    250

    /52/130

    /52

    4501000

    450700

     

      k ks (konduktivitas papan kaca serat)

    Suhu rata-rata: C C C 

     

    5,2272

    55400

     

    C mmW 

    C mmW 

    C mmW  x

    C mmW C mmW 

    C mmW  x

    C C 

    C C 

    2

    ks

    2

    2

    22

    2

    /042,0k 

    /19

    /33

    430

    5,207

    /33/52

    /33

    20450

    205,227

     

    Setelah kita mendapatkan konduktivitasnya, kita dapat menghitung tebal isolasi dari

    setiap bahan dengan menggunaka rumus (ii)

      Tebal isolasi wol mineral :

    m x

    mW 

    C C C mW 

     Aq

    T T  X  X 

    wm

    wmur kmwm

    24,0

    /225

    4001000/09,0

    2

    2tan

     

      

       

     

      Tebal isolasi papan kaca serat :

    m x

    mW 

    C C C mW 

     Aq

    T T  X  X 

    ks

    kswm

    kmks

    0644,0

    /225

    55400/042,0

    2

    2

     

      

       

     

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    27/38

    26

    Jadi,tebal masing-masing isolasi adalah : 0.24 m untuk tebal isolasi wol minera dan

    0,0644 m untuk tebal isolasi papan kaca serat 

    3.  Sebuah pipa uap ditanam di dalam tanah tanpa lokasi. Diameter pipa 4 inci, panjang 100

    yard, dan di dalamnya mengalir uap pada suhu tidak kurang dari 300F. Pipa ditanam pada

    kedalaman 9 inci diukur dari sumbu pipa. Asumsi: konduktivitas termal tanah = 1.2 W/m 2C.

    Menurut anda, amankah instalasi pipa tersebut?

    Asumsi dan Diketahui :

    -  Konduktivitas termal tanah = 1,2 W/m.C

    -  Suhu permukaan tanah = 5C

    -  Suhu uap = 300F = 148,89C = 422,038K

    - Kedalaman pipa (D) = 9 inci = 0,2286 m = 22,86 cm

    -  Diameter pipa (d) = 4 inci = 0,1016 m = 10,16 cm

    -  Jari-jari pipa (r) = 2 inci = 0,0508 m = 5,08 cm

    -  Panjang pipa (L) = 100 yard = 91,44 m = 9144 cm

    Pipa memiliki dimensi L >> r dan D > 3r maka berdasarkan Tabel 3-1 mengenai faktor

     bentuk konduksi pada buku Heat Transfer 8th edition oleh J. P. Holman,

      Faktor bentuk konduksi dapat kita cari dengan rumus :

    =

    (

    = 2 × 3,14 × 91,44 ln ,,  

    = 574,243 1,947 = ,  

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    28/38

    27

      Sehingga perhitungan heat flow pada pipa tersebut,

    = × × ∆  = 1 , 2

    .° × 381,8 × 148,89 ° 5° 

    = , = ,   =,  Apabila uap yang mengalir pada pipa adalah uap jenuh, maka energy yang dibawa oleh 10 kg

    uap (asumsi) pada suhu 300F berdasarkan steam table adalah ( hv = 1180 Btu/lbm =2744,68

    kJ/kg )

    =2744,68   10 = 27446,8  Instalasi pipa tergolong aman atau baik apabila energi yang hilang akibat heat loss  tidak

    melebihi 30 % dari energy total yang dibawa uap, dengan kata lain heat loss maksimum yang

    diperbolehkan adalah

    =0,3 2744,68 = 8234,04  Dengan memperhitungkan laju heat loss yaitu 50,937  maka waktu tempuh minimum yangdiperlukan oleh uap agar heat loss yang terjadi tidak melebihi batas maksimum adalah

    = 8234,04

    65,929

    = 124,9  

    Dengan kata lain kecepatan minimum uap adalah, , =0,73 = 2,628 . Nilai

    kecepatan uap ini masuk akal dalam kehidupan nyata sehingga kesimpulannya adalah

    sistem instalasi pipa uap ini tergolong aman dan baik.

    4.  Sebuah bola kuarsa-lebur mempunyai difusivitas termal 9 x 10-7 m2/s, diameter 2,5 cm, dan

    konduktivitas termal 1,52 W/m.C. Bola tersebut mula-mula berada pada suhu seragam

    25C, dans secara tiba-tiba dberi lingkungan konveksi dengan suhu 200

    C. Jika koefisien

     perpindahan kalor konveksi sebesar 110 W/m2.C, hitunglah suhu pada pusat bola setelah 4

    menit. Dapatkah system di atas dianggap sebagai system dengan kapasitas kalor tergabung?

    Metode penyelesaian mana yang paling tepat untuk soal diatas?

    Diketahui:

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    29/38

    28

    -  Difusivitas termal = 9,5 x 10-7 m2/s

    -  Diameter bola = 2,5 cm = 0,025 m

    -  Jari –  jari bola = 1,25 cm = 0,0125 m

    -  Konduktivitas termal = 1,52 W/m.C

    -  Suhu bola awal (uniform) = 25C

    -  Suhu lingkungan konveksi = 200C

    -  Koefisien perpindahan kalor konveksi = 110 W/m2.C

    Ditanya:

    a.  Hitung suhu pada pusat bola setelah 4 menit!

     b.  Dapatkah system dianggap system dengan kapasitas kalor tergabung?

    c.  Metode penyelesaian apa yang paling tepat untuk soal?

    Jawab:

      Tahap pertama adalah menghitung Angka Biot untuk mengetahui dapatkah system pada

    soal diatas dianggap system kapasitas kalor tergabung. Jika < 0, 1maka sistemmemenuhi syarat sebagai sistem kapasitas kalor tergabung.

    =

     

    = 1102 .°   0,0125 1,52 .°

    = , > ,  1 =

    10,9046 =1,1055 

    Angka Biot yang didapat lebih besar dari 0,1 sehingga dapat disimpulkan untuk

    menjawab pertanyaan (b) bahwa sistem bukan sistem kapasitas kalor tergabungdan

    soal diatas tidak dapat diselesaikan menggunakan analisis kapasitas kalor

    tergabung. 

    Karena Angka Biot yang didapat pada tahap pertama lebih besar dari 0,1 maka untuk

    meyelesaikan soal diatas kita menggunakan Analisis Transien.

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    30/38

    29

      Tahap kedua adalah menghitung Angka Fourier. Jika < 0 , 2 maka tahap selanjutnyakita menggunakan Bagan Fourier, jika > 0 , 2  maka tahap selanjutnya kitamenggunakan Bagan Heisler.

    = =  

    = =9,5   240 0,0125 =,>0,2 

    Angka Fourier yang didapat lebih dari 0,2 sehingga kita dapat menggunakan Bagan

    Heisler.

      Tahap ketiga adalah membaca grafik atau Bagan Heisler untuk mengetahui suhu pada

     pusat bola setelah 4 menit. Grafik yang digunakan adalah grafik 4.9 pada buku  Heat

    Transfer 8th  edition  oleh J. P. Holman. Grafik ini adalah grafik yang menghubungkan

    suhu pusat bola dan jari-jari bola. Jadi, untuk menjawab pertanyaan (c) Metode yang

    digunakan adalah metode grafik  karena metode ini merupakan yang paling tepat dan

     paling mudah dilakukan pada kasus ini. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan

    digunakan metode perhitungan lain yang lebih akurat sehingga perbandingan hasil yang

    diperoleh antara metode grafik dengan metode yang lain sangatlah diperlukan. 

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    31/38

    30

     Nilai yang ingin didapatkan dari pembacaan grafik adalah

    . Grafik 4.9 pada buku Holman

    halaman 134 merupakan grafik dengan skala logaritmik. Nilai  yang didapat adalah 0,05.

     Nilai ini kemudian dimasukkan ke dalam rumus:

    = ∞ ∞ 

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    32/38

    31

    = 200 ℃25200℃ 

    0,05= 200 ℃175 ℃  

    = 191,25 ℃ Jadi, jawaban untuk pertanyaan (a) yaitu suhu pusat bola setelah 240 detik adalah 191,25°C.  Cara lain untuk mencari suhu pusat bola setelah 240 detik adalah dengan menggunakan

    table Koefisien untuk Solusi Heisler yang terdapat pada Appendix C di buku  Heat

    Transfer 8th edition oleh J. P. Holman.

    -  Difusivitas termal = 9,5 x 10-7 m2/s

    -  =0,9046 -  Waktu = 240 detik  

    -  Jari –  jari =0,0125 m 

    -  Dari table diatas didapatkan nilai   dan  dengan menggunakan interpolasi pada dataAngka Biot 0,9 dan 1,0

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    33/38

    32

    Untuk nilai  :10,9046

    1 0 , 9 =1,2558

    1,25581,2048 

    = 1,207146 Untuk nilai  : 10,90461 0 , 9 =

    1,20711,20711,1902 

    = 1,1909774 -   Nilai  ,  , Difusivitas termal, waktu, dan jari –  jari dimasukan ke dalam persamaan

     berikut

    = exp   =1,1909774exp1,207146 9,5 10−240

    0,0125   =0,142050  =

    ∞ ∞ 

    0,142050= 200 ℃175 ℃   = 175,14 ℃ 

    Jadi, jika kita menggunakan Tabel Heisler suhu pusat bola setelah240 detik adalah 175,14°C.

    5.  Sepotong bahan keramik yang cukup tebal berada pada suhu seragam 30 °C. Untuk menguji

    ketahanan bahan tersebut, dilakukan dengan menaikkan suhu permukannya menjadi 2 kali

    lipat semula secara tiba - tiba. Metode apakah yang anda gunakan untuk menyelesaikan

     problem di atas? Jelaskan dasar anda dalam memilih metode tersebut. Gambarkan grafik

    distribusi suhu sebagai fungsi waktu pada kedalaman 1 cm, selama proses pengujian

     berlangsung?

    Jawab 

    Diketahui: = 30 ° ; = 60 ° (suhu permukaan dinaikkan dua kali dari semula).

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    34/38

    33

    Ditanya: Tujuan dari soal di atas adalah untuk menguji ketahanan suatu bahan dengan

    kenaikan suhu permukaan dua kali lipat dari suhu awal dan mengukur temperatur bahan

    tersebut pada kedalaman bahan tertentu selama proses kenaikan temperatur dengan

    menggambarkannya dalam grafik distribusi suhu.

    Asumsi:

      Benda padat semi-tak-hingga karena di dalam soal tidak diketahui ukuran keramik yang

    sebenarnya. Di dalam soal hanya diberitahukan bahwa bahan keramik cukup tebal.

      To konstan, karena tidak ada fluks kalor tertentu yang ditambahkan.

      Distribusi suhu fungsi waktu selama 150 s.

      Konduktivitas termal keramik sebesar 3.0 W/m.°C, massa jenis keramik sebesar 1600

    kg/m3, c = 0.8 kJ/kg.

    Metode yang dipakai untuk menyelesaikan problem di atas adalah metode aliran transien karena

    kita mengasumsikan bendanya sebagai benda semi-tak-hingga.

    Penghitungan:

    Tahap 1. Menghitung difusivitas termal:

    = /. 

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    35/38

    34

    = 31600.800= 2.344  10−6 ²/ Tahap 2. Karena To diasumsikan konstan, kita menggunakan persamaan sebagai berikut:

    , =erf

    √ 2 

    , = +erf √ 2  

    , =60+erf 0.01 22.344×10− 3060 

    , =60erf 4.62√  30 Untuk memudahkan perhitungan dan memudahkan dalam membuat grafik distribusi suhu,

     persamaan di atas bisa dibuat dengan tabel seperti berikut:

    Untuk menghitung error function, kita menggunakan referensi Tabel A-1 Appendix A pada buku

    Perpindahan Kalor J. P. Holman. Untuk prosedur dalam mendapatkan nilai error function akan

    dijelaskan di bawah ini :

      Pertama-tama kita hitung terlebih dulu nilai =2  dalam tabel adalah nilai 4.62 .

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    36/38

    35

      Lalu, kita cari nilai error function pada Tabel A-1 Appendix A. Sebagai contoh, kita

    ambil ketika τ = 5 s di dalam tabel dimana, =2 =2.07.  Karena 2.07 berada pada titik di antara 2.00 dan 2.10, untuk mendapatkan nilai error

     function pada titik 2.07 kita harus melakukan interpolasi antara titik 2.00 dan 2.10.

      Hasil interpolasi memberikan nilai y=0.9965

    Setelah kita melengkapi Tabel 1 (Tabel Penghitungan Distribusi Suhu), untuk mendapatkan

    suatu grafik distribusi suhu pada waktu tertentu pada kedalaman 1 cm. Plot τ sebagai sumbu x

    dan T(x, τ) sebagai sumbu y. 

    Didapatkan persamaan garisnya adalah y=0.1155x + 32.73 

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    37/38

    36

    DAFTAR PUSTAKA

      Cengel, Y. 2006. Heat Transfer 2nd  Edition. New York: Mc. Graw-Hill.

      Kern, Donald Q. 1965. Process Heat Transfer. New York: Mc.Graw-Hill Company, Inc.

      Incropera, Frank P.; David P. DeWitt; Theodore L. Bergman; Adrienne S. Lavine

    (2007). Fundamentals of Heat and Mass Transfer  (6th ed.). John Wiley & Sons. pp. 260 – 

    261 

      Halliday and Resnick. 1991. Fisika Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga. 

      McAdams, W.H., “Heat Transmision”, 3rd edition, McGraw Hill Book Company, Inc., New York.

      Holman, J.P., “Heat Transfer ”, sixth edition, McGraw Hill, Ltd., New York, 1986. 

      Buchori, L. “Perpindahan Panas (Heat Transfer)”. Semarang: Universitas Diponegoro 

  • 8/18/2019 Makalah Pk Pemicu 1 Hg 8

    38/38

    LAMPIRAN