ltm buku ajar ii hg(contoh)

30
LAPORAN BACAAN Subbab 3, BAB I Apakah Manusia Itu? Buku Manusia Sebagai Individu, Kelompok dan Masyarakat A. PENDAHULUAN Judul : Perbedaan Individual Penulis : Evita E. Singgih, Miranda D.Z, Ade Solihat, Jossy P. Moeis Penerbit : Universitas Indonesia, 2013 Kota Terbit : Depok, 2013 Jumlah Halaman : 19 Halaman (19-37) B. LAPORAN BACAAN Setiap manusia adalah unik, sekalipun mereka kembar. Perbedaan-perbedaan yang ada pada tipa diri individu dapat membawa keberagaman dalam cara memandang sesuatu. Selain itu, keanekaragaman individual dalam kelompok dapat memberi sinergi yang kaya, namun dapat juga menimbulkan konflik yang menguras tenaga kita sebagai manusia. Dalam konteks ini, penulis menguraikan dalam bacaan, sebuah teori kepribadian yang dapat membantu kita memahami keanekaragaman kepribadian individu serta menciptakan sinergi daripadanya. Teori tersebut adalah Teori Kepribadian Myers-Briggs yang dikembangkan kemudian menjadi Model Myers-Briggs Type Indicator (MBTI®). Empat Dimensi Tipe Keribadian Model Myers-Briggs Type Indicator (MBTI®) adalah satu model pengukuran kepribadian manusia yang didasarkan pada empat dimensi tipe kepribadian yang bukan mutlak melainkan kontinum sifatnya. Sehingga, dari hasil pengukurannya nanti, kita akan mengetahui kecendrungan-kecendrungan yang terdapat dalam kepribadian seseorang berdasar pada keempat dimensinya tersebut, yakni: 1. Ekstraversion (E) / Interversion (I) Dimensi yang melihat bagaimana individu berinteraksi dengan dunia dan dari mana asal energi yang dimilikinya. Seseorang dengan tipe extravert (E) akan

Upload: nesyfitria

Post on 21-Dec-2015

63 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

LAPORAN BACAANSubbab 3, BAB I Apakah Manusia Itu?

Buku Manusia Sebagai Individu, Kelompok dan Masyarakat

A. PENDAHULUAN

Judul          : Perbedaan Individual Penulis         : Evita E. Singgih, Miranda D.Z, Ade Solihat, Jossy P. MoeisPenerbit        : Universitas Indonesia, 2013Kota Terbit     : Depok, 2013Jumlah Halaman : 19 Halaman (19-37)

B. LAPORAN BACAAN

Setiap manusia adalah unik, sekalipun mereka kembar. Perbedaan-perbedaan yang ada pada tipa diri individu dapat membawa keberagaman dalam cara memandang sesuatu. Selain itu, keanekaragaman individual dalam kelompok dapat memberi sinergi yang kaya, namun dapat juga menimbulkan konflik yang menguras tenaga kita sebagai manusia. Dalam konteks ini, penulis menguraikan dalam bacaan, sebuah teori kepribadian yang dapat membantu kita memahami keanekaragaman kepribadian individu serta menciptakan sinergi daripadanya. Teori tersebut adalah Teori Kepribadian Myers-Briggs yang dikembangkan kemudian menjadi Model Myers-Briggs Type Indicator (MBTI®).

Empat Dimensi Tipe Keribadian

Model Myers-Briggs Type Indicator (MBTI®) adalah satu model pengukuran kepribadian manusia yang didasarkan pada empat dimensi tipe kepribadian yang bukan mutlak melainkan kontinum sifatnya. Sehingga, dari hasil pengukurannya nanti, kita akan mengetahui kecendrungan-kecendrungan yang terdapat dalam kepribadian seseorang berdasar pada keempat dimensinya tersebut, yakni:

1. Ekstraversion (E) / Interversion (I)Dimensi yang melihat bagaimana individu berinteraksi dengan dunia dan dari mana asal energi yang dimilikinya. Seseorang dengan tipe extravert (E) akan lebih tertarik dengan objek di luar dirinya serta lebih senang mengerjakan sesuatu secara berkelompok karena mereka merasa akan lebih berenergi ketika bersama-sama. Sebaliknya seseorang yang intravert (I) lakan ebih tertarik dengan objek yang berasal dari dalam diri serta melakukan sendiri berbagai hal mengingat orang yang memiliki tipe kepribadian ini justru merasa energinya akan cepat terkuras bila terlalu lama berada diantara orang-orang banyak.

Page 2: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

2. Sensing (S)/Intuition (N),Dimensi yang berkaitan dengan jenis informasi yang mudah ditangkap oleh seseorang. Bagi yang bertipe sensing (S), mereka akan lebih mudah menangkap informasi berupa fakta melalui panca indera namun agak sulit ketika harus mengartikan makna yang berada dibaliknya. Sebaliknya, bagi yang bertipe intuition (N), mereka akan lebih mudah menangkap informasi berupa makna dibalik fakta namun kurang jeli atau teliti saat menangkap fakta itu sendiri dengan inderanya.

3. Thingking (T)/Feeling (F)Dimensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan. Orang yang memiliki kecendrungan thingking (T), pengambilan keputusannya selalu didasari atas alasan-alasan objektif seperti halnya: benar-salahnya, baik-buruknya, dan lain sebagainya. Sedangkan bagi orang yang memiliki kecendrungan feeling (F), maka pengambilan keputusan akan lebih didasari pada alasan-alasan afektif seperti halnya perasaan dirinya dan orang lain.

4. Judging (J)/Perceiving (P)Dimensi yang berkaitan dengan gaya hidup. Dimensi ini membagi orang kedalam dua tipe yaitu: Tipe judging (J), yang lebih suka hidup secara teratur dan senang mengendalikan hidupnya, dan tipe perceiving (P), yang lebih suka hidup secara spontan dan lebih menyukai pencarian makna dari kehidupan ketimbang mengendalikannya.

Tempramen

Berdasarkan pengembangan yang dilakukan oleh David Kiersey melalui berbagai penelitiannya (Tieger dan Barron-Tieger, 2001), dapat diketahui kemudian bahwa ternyata Model Myers-Briggs Type Indicator atau MBTI bisa digunakan juga sebagai alat untuk menjelaskan tempramen seseorang. Dimana dengan dengan menggabungkan seluruh dimensi MBTI dan mengujikannya kemudian pada perilaku manusia melalui perkataan dan perbuatannya, Kiersey menciptakan kategorisasi tempramen yang diklasifikasinya menjadi:

1. Pembimbing/Tradisionalis (Sensing Judgers /SJ)Orang dengan tipe tempramen Pembimbing/Tradisionalis adalah orang yang menurut Keirsey sangat menghargai keteraturan, bersifat konservatif, serta selalu berusaha melakukan hal yang benar. Moto dari orang bertipe ini adalah “Cepat tidur, bangun pagi”. Jika dibagi menurut ciri (T) Thingking/Feeling (F) nya, maka orang yang bertipe ESFJ atau ISFJ tidak akan sekuat orang yang bertipe ESTJ dan ISTJ, karena bagi orang bertipe ESFJ dan ISFJ, tidak peduli apapun gaya hidup dan struktur pekerjaannya, faktor

Page 3: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

pengambilan keputusan mereka cendrung dilandasi oleh sikap feeling (F) yang bertujuan membangun harmonisasi dengan orang lain ketimbang menerapkan kebenaran yang objektif sifatnya.

(a)Kekuatan Orang-orang yang bertipe Pembimbing/Tradisionalis adalah orang-orang yang praktis, terorganisasi, teliti, serta sistematis. Mereka sangat memperhatikan keteraturan. Mereka senang bekerja dengan fakta-fakta yang telah terbukti dan menggunakannya kemudian untuk mengarahkan diri pada sasaran organisasi tempat mereka menjadi anngotanya. Dalam keadaan terbaik, mereka adalah orang-orang yang solid, dapat dipercaya dan diandalkan.

(b)Kemungkinan KelemahanPembimbing/Tradisionalis tidak tertarik pada teori atau hal-hal abstrak. Mereka kurang memperhatikan masa depan dibanding masa kini. Mereka kadang-kadang terlalu cepat dalam mengambil keputusan serta cendrung melihat secara hitam putih dan sulit melihat area abu-abu. Dengan ini mereka enggan pula untuk mencoba berbagai pendekatan baru yang berbeda, apalagi yang belum teruji. Kelemahan utama mereka adalah kurang luwes, cendrung dogmatis, dan kurang imajinatif. Contoh tokoh dengan tempramen ini adalah: Mother Theresa, Jendral Washington, Ir. Ciputra, dan sebagainya

2. Artis/ Experiencers (Sensing Perceivers/SP)Artis /Experiences adalah tipe tempramen orang-orang yang bersikap responsif dan spontan. Motto mereka adalah “makan, minum, dan bergembiralah!” Mereka mudah menyesuaikan diri, easy going, dan pragmatis. Tipe tempramen Artis/Experiencers dapat dikelompokan secara garis besar menjadi dua macam. Yaitu yang bertipe thingking atau STP dan yang bertipe feeling atau SFP. berbeda dengan STP yang lebih sesuai gambarannya dengan tipe Artis/Experiences, maka orang bertipe SFP tidak sepenuhnya sesuai dengan gambaran tempramen ini, karena kebebasan mereka (orang bertipe SFP) akan lebih terbatas pada sikap atau keinginan orang lain yang ingin diresponnya.

(a) Kekuatan Mereka sangat unggul mengenali masalah praktis dan melakukan pendekatan secara luwes, berani, dan banyak akal. Selain itu, orang-orang bertipe ini sangat senang melakukan perubahan demi kebutuhan atau krisis mendesak. Mereka juga sangat efisien dalam menggunakan perhitungan ekonomi.

Page 4: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

(b) Kemungkinan KelemahanArtis/experiences sering sulit ditebak oleh orang lain, kadang-kadang tidak berfikir secara cermat sebelum bertindak. Mereka tidak suka teori-teori, hal-hal abstrak maupun konsep. Karena menyukai pilihan-pilihan terbuka, mereka tidak suka mengikuti aturan-aturan yang baku dan terkadang menghindari komitmen dan rencana. Contoh tokoh dengan tempramen ini adalah:Ernest Hemmingway, Barbara Streissant, Gusdur, dan sebagainya

3. Idealis (Intuitive Feelers)Intiutive feelers atau juga yang biasa disebut dengan idealis adalah tipe tempramen orang-orang yang peduli terhadap tumbuh kembang orang lain serta mau memahami secara terus menerus makna kehidupan. Motto mereka adalah: “Jujurlah pada diri sendiri”. Seringkali tipe idealis dianggap sebagai komunikator ulung yang dapat menjadi katalisator bagi perubahan yang positif.

(a)KekuatanIdealis mengetahui bagaimana mengeluarkan potensi terbaik orang dan memahami cara memotivasi orang lain untuk bekerja sebaik-baiknya. Mereka ahli dalam menyelesaikan konflik dan membangun tim yang dapat bekerjasama dengan efektif, dan pandai mengidentifikasi solusi kreatif bagi berbagai masalah.

(b)Kemungkinan KelemahanIdealis memiliki kecendrungan mengambil keputusan berdasarkan perasaannya dan mudah larut pada masalah orang lain sehingga membuatnya kewalahan. Mereka juga kadang kadang jadi terlalu idealis sehingga terkesan kurang praktis. Kelemahan terbesar mereka adalah mungkn angin-anginan, tidak dapat diterka, dan terlalu emosional. Contoh tokoh dengan tempramen ini adalah: Mahatma Gandhi, Putri Diana, Romo Magnis, dan sebagainya.4. Konseptualis (Intuitive Thingkers)

Orang-orang dengan tipe tempramen ini sering disebut juga sebagai Conseptualizer atau konseptor yang memiliki kompetensi tinggi dalam menghasilkan pemahaman serta solusinya atas berbagai permasalahan, baik yang berbentuk riil maupun hipotesis. Orang-orang dengan tipe tempramen ini memiliki motto: “Unggulah dalam segala sesuatu” yang berarti mereka memiliki motivasi untuk mendapatkan pengetahuan serta menetapkan standar yang tinggi bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

(a)KekuatanOrang-orang yang memiliki tipe Rasional/Konseptualis memiliki visi dan dapat menjadi inovator yang hebat.

Page 5: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

Mereka dapat melihat berbagai kemungkinan maupun gambaran besar dari situasi, Mudah mengkonseptualisasi dan merancang perubahan-perubahan yang diperlukan. Selain itu, meraka unggul dalam membuat strategi, rencana, dan membangun system untuk mencapai sasaran. Mereka juga senang akan tantangan dan menuntut dirinya atau orang lain untuk mencapai standard yang tinggi.

(b)Kemungkinan kelemahanOrang-orang bertipe tempramen ini terkadang terlalu rumit untuk dipahami orang lain. Mereka juga memiliki kecenderungan mengabaikan detil-detil yang penting. Selain itu mereka juga senang menantang aturan,asumsi, atau adat istiadat yang berlaku dan dapat menjadi arogan. Sering menarik diri, dan asyik dalam dunianya sendiri. Contoh tokoh dengan tempramen ini adalah: Einstein, Thatcher, Bung Hatta, dan sebagainya.

C. KOMENTAR

Melalui tulisan diatas, kiranya kita dapat memahami maksud penulis menjelaskan Model Myers-Briggs Type Indicator (MBTI®) yang berguna untuk memahami keanekaragaman kepribadian individu dengan tujuan menciptakan sinergi dalam kehidupan bermasyarakat. Kendati demikian, ada beberapa catatan penting yang dapat kami komentari dari tulisan tersebut:

1. Penulis hanya menggambarkan secara garis besar tipe-tipe tempramen dalam MBTI seperti halnya: Pembimbing/Tradisionalis, Artis/ Experiencers, Idealis, dan Konseptualis melalui gabungan dua dimensi tanpa menjabarkan secara detil gambaran keenambelas tipe tempramen melalui penggabungan seluruh dimensi yang ada.

2. Keberadaan gaya bahasa yang bertele-tele kurang layak untuk disajikan dalam tulisan yang mengangkat teori ilmiah berciri kuantitatif seperti halnya Myers-Briggs Type Indicator (MBTI®) yang memerlukan gaya eksplanasi dengan kata-kata yang lebih definitif ketimbang metafora.

RINGKASAN BAB 2 HAL 39-45

Individu dan Kelompok

Page 6: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

1. Tahap Perkembangan Kelompok

Kelompok tumbuh dan berkembang melalui serangkaian tahapan, mulai dari tahap forming

(pembentukan), storming (goncangan), norming (pembentukan norma), performing (melakukan atau

melaksanakan), dan adjourning (penangguhan).

1.1. Tahap Pertama: Pembentukan (Forming)

Kelompok dibentuk untuk menyelesaikan tugas tertentu. Aktivitas yang dilakukan di tahap

pembentukan yaitu: mendefinisikan tugas awal, membahas pembagian tugas, memahami ruang

lingkup tugas, tujuan tugas, dan belajar memahami tentang sumber daya yang tersedia untuk

menyelesaikan tugas. Peran anggota kelompok adalah mendorong kelompok untuk memantapkan misi

dan tujuan, mengatur jadwal dan menetapkan norma awal untuk bekerja sama.

1.2. Tahap Kedua: Goncangan (Stroming)

Pada tahap ini diantara anggota kelompok mulai terjadi konflik. Peran anggota kelompok atau

pemimpin adalah menahan diri, menahan kelompok untuk mengembangkan saluran komunikasi dan

membantu anggota kelompok lain agar terpusat pada tugas dan bukan pada perbedaan pribadi. Sebuah

kelompok yang tidak dapat belajar bagaimana menangani konflik tidak pernah dapat mencapai

tujuannya.

1.3. Tahap Ketiga : Pembentukan Norma (Norming)

Pada tahap ini para anggota kelompok berusaha menetapkan dan mematuhi pola perilaku yang

dapat diterima dan dalam bekerja sama mereka belajar untuk menggabungkan metode dan prosedur

baru yang telah disepakati sebelumnya. Anggota/pemimpin kelompok berperan mendorong anggota

kelompok untuk mengambil tanggung jawab lebih, bekerja sama untuk menciptakan cara dalam

memecahkan masalah, menetapkan tujuan dan mengambil tanggung jawab pribadi untuk keberhasilan

kelompok.

1.4. Tahap Keempat : Melakukan atau Melaksanakan (Performing)

Status anggota kelompok sudah stabil, tugas sudah jelas dan perhatian anggota kelompok lebih

pada ganjaran. Pada tahap ini, anggota terlibat dalam perubahan diri yang konstruktif demi kebaikan

kelompok.

Peran anggota dan pemimpin kelompok pada tahap ini adalah untuk mendorong anggota

memberikan dukungan dan berfungsi sebagia sumber daya satu sama lain, juga agar kelompok

melanjutkan kemajuan yang sudah dicapai dan mempertahankan kohesi dan moral, dan memandu

agar tetap sukses.

Page 7: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

1.5. Tahap Kelima : Penangguhan (Adjourning)

Tugas pada tahap ini adalah untuk mengendurkan ikatan kelompok untuk kemudian

menindaklanjuti tugas-tugasnya. Sebagai anggota/pemimpin kelompok, peranan pada tahap akhir ini

adalah memberikan dorongan dan mengakui prestasi, kerja keras, dan upaya kelompok berarti

membantu untuk melanjutkan momentum dan membangun motivasi.

Adalah sehat bagi kelompok untuk bergerak melalui beberapa atau semua tahap ini. Akan tetapi,

tidak semua kelompok berkembang melalui semua tahap, dan beberapa berkembang melalui langkah

yang berbeda. Sebagaimana halnya dengan hubungan, kelompok juga memiliki siklus perkembangan.

2. Kelompok Formal dan Kelompok Informal

Kelompok formal adalah kelompok yang mempunyai struktur organisasi dan peraturan tegas.

Kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu.

Kelompok formal dan informal mempunyai kaitan. Setelah seseorang menjadi anggota

organisasi formal biasanya ia mulai menjalin hubungan persahabatan dengan anggota lain, sehingga

tampak dalam organisasi formal akan terbentuk kelompok informal. Apabila kelompok persahabatan

mempunyai nilai dan norma sejalan, akan mendukung tujuan kelompok formal. Apabila tujuan

kesetiakawanan kelompok itu bertentangan dengan aturan organisasi tujuan institusi pendidikan

sebagai organisasi formal.

3. Tipe Kelompok Berdasarkan Efektivitasnya

Berdasarkan efektivitasnya, Johnson dan Johnson (2006) membedakan empat macam

kelompok yaitu kelompok pseudo, tradisional, efektif, dan kinerja tinggi.

3.1. Kelompok Pseudo

Kelompok pseudo adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerjasama,

namun sebenarnya tidak berminat untuk melaksanakannya. Di antara anggota kelompok terdapat

persaingan. Kelompok semacam ini tidak akan mencapai kematangan karena anggotanya tidak

berminat dan tidak komit akan masa depan kelompoknya.

3.2. Kelompok Tradisional

Kelompok tradisional adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk berkerja sama

dan mereka sadar harus bekerja sama. Namun, anggota kelompok percaya bahwa mereka akan dinilai

secara individu. Anggota kelompok bertanggung jawab atas pekerjaannya masing-masing tetapi

Page 8: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

bukan sebagai tim. Kelompok tradisional banyak ditemui pada kelas-kelas yang ditetapkan oleh guru

atau dosennya.

3.3 Kelompok Efektif

Kelompok efektif adalah kelompok yang anggota-anggotanya komit untuk memaksimalkan

keberhasilan dirinya maupun keberhasilan anggota-anggota yang lain. Karakteristik kelompok efektif

adalah saling bergantung secara positif, mampu menyatukan para anggota kelompok untuk mencapai

sasaran operasional yang jelas,

3.4 Kelompok Kinerja-Tinggi

Kelompok ini memiliki komitmen keberhasilan individu dan kelompok yang tinggi.

anggotanya respek satu sama lain, termasuk pada pengembangan pribadi tiap anggota kelompok.

Mereka selalu siap membantu anggota kelompoknya. Kelompok ini masih jarang ditemui

RINGKASAN BAB 2 HAL 46-71

4. Peran Persepsi dalam Hubungan Antarpribadi

Page 9: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

Persepsi adalah sebuah proses mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi sehingga

mengjadi berarti (Kiing, 2011). Dalam mempersepsi, individu mengorganisasi dan

menginterpretasikan apa ytang ditangkap oleh inderanya..

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi:

a. Karakteristik dari individu yang mempersepsi (perceiver).

b. Karakteristik dari target

c. Situasi.

Dalam menilai orang lain seringkali kita menggunakan jalan pintas untuk membantu

mempercepat individu mengumpulkan apa yang dipersepsi. Jalan pintas yang sering diambil

ini adalah sebagi berikut:

a. Persepsi yang selektif

b. Proyeksi.

c. Setreotip.

d. Halo Effect.

5. Peran Komunikasi dalam Hubungan Antarpribadi

Sebagai makhluk sosial, individu harus berhubungan satu sama lainnya. Oleh karena itu,

individu-individu saling mengirim dan menerima pesan yang bermakna satu sama lain.

5.1 Pentingnya Komunikasi

Komunikasi memiliki tujuh keuntungan, yaitu (1) meningkatkan cara kita memandang diri

sendiri, (2) meningkatkan cara kita memangdang diri sendiri dengan cara kedua, (3)

meningkatkan pengetahuan tentang hubungan antarmanusia, (4) mengajarkan seseorang dan

pentingnya keterampilan hidup, (5) membantu kita menggunakan kebebasan konstitusional,

membentuk kehidupan politik dan memiliki kesempatan untuk menjadi anggota yang

berfungsi di dalam suatu masyarakat demokratis, (6) membantu kita sukses secara profesional

sepanjang rentang kehidupan kerja,dan (7) membantu mengendalikan dunia yang semakin

beragam.

5.2 Pengertian Komunikasi

Komunikasi didefinisikan sebagai proses menggunakan pesan untuk menghasilkan makna.

Page 10: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

5.3 Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi menentukan bagaimana komunikasi dalam tindakan benar-benar

bekerja. Berikut beberapa komponen komunikasi.

a. Orang: Sebagai penyampai pesan maupun penerima pesan.

b. Pesan: Bentuk verbal dan nonverbal ide, pikiran, atau perasaan.

c. Saluran atau Media: Sarana peyampaian pesan dari sumber ke penerima.

d. Umpan Balik: Respon penerima baik verbal maupun nonverbal.

e. Kode: Susunan sistematis simbol yang digunakan untuk membuat makna dalam

pikiran orang lain. Kode verbal dan nonverbal adalah dua jenis kode yang digunakan

dalam komunikasi.

f. Encoding dan Decoding: Encoding didefinisikan sebagai proses menerjemah ide atau

pemikiran ke kode. Sementara decoding adalah proses untuk menempatkan ide atau

pemikiran.

g. Kebisingan: Setiap gangguan pada proses encoding dan decoding yang mengurangi

kejelasan pesan.

5.4 Jenis Komunikasi

5.4.1 Komunikasi Verbal

Meliputi suara, kata, bahasa dan wicara. Dasar-dasar pembentukan bahasa adalah gender,

kelas, profesi, wilayah geografis, kelompok umur, dan elemen sosial lainnya.

5.4.2 Komunikasi Nonverbal

Melibatkan cara-cara fisik dari komunikasi, seperti, nada, sentuhan, suara dan gerak tubuh.

Simbol dan bahasa isyarat juga termasuk dalam komunikasi nonverbal.

5.4.3 Komunikasi Tertulis

Dapat dipraktikkan dalam berbagai bahasa, e-mail, laporan, artikel, dan memo dalam bidang

pendidikan dan bisnis.

5.4.4 Komunikasi Visual

Tampilan visual dari informasi, seperti topografi, fotografi, dan desain.

5.5 Tingkat Komunikasi

5.5.1 Komunikasi Intrapersonal

Komunikasi yang menggunakan bahasa atau pemikiran internal sebagai komunikator.

5.5.2 Komunikasi Interpersonal

Page 11: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

Melibatkan peserta yang saling bergantung satu sama lain dan menuntut ketrampilan

berbicara dan mendengar. Saluran komunikasi dibagi dalam 2 kategori utama yaitu saluran

komunikasi langsung dan tidak langsung.

5.5.3 Komunikasi Kelompok

Merupakan komunikasi yang beranggotakan 3 sampai 12 orang.

5.5.4 Komunikasi Publik

Sebuah proses menggunakan pesan untuk menghasilkan makna dalam situasi dimana satu

sumber mengirimkan pesan ke banyak penerima yang disertai komunikasi nonverbal dan

kadang – kadang dengan mengajukan pertanyaan dan jawaban atau umpan balik.

5.5.5 Komunikasi Massa

Proses penyampaian pesan yang melibatkan beberapa sistem transmisi (mediator).

5.5.6 Komunikasi melalui Komputer

Komunikasi manusia dan berbagai informasi melalui jaringan komputer.

5.6 Hambatan dalam Komunikasi

a) Hambatan Fisik

a. Wilayah yang membentuk eksklusivitas.

b. Wilayah yang terpisah untuk orang yang berbeda status.

c. Wilayah kerja yang secara fisik terpisah dari orang lain.

b) Hambatan Persepsi

c) Hambatan Emosional

d) Hambatan Budaya

e) Hambatan Bahasa

6. Kepemimpinan dan Kelompok

6.1 Pengertian Kepemimpinan

(1) Suatu proses pengaruh sosial untuk memindahkan individu dan kelompok menuju

pencapaian tujuan tertentu, (2) berbagi visi dan pengikut yang terlibat dalam visi itu, (3)

kemampuan menggerakkan organisasi ke arah tingkat kinerja yang lebih tinggi dengan

mengubah visi menjadi tindakan yang signifikan, dan (4) suatu hubungan; kepemimpinan ada

jika ada pengikut dan efektivitas hubungan langsungnya bervariasi hingga tingkat

kepercayaan dalam hubungan itu.

6.2 Karakterisitik Kepemimpinan yang Efektif

Page 12: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

6.2.1 Tertantang pada proses

Organisasi dan kelompok adalah tempat terjadinya konflik. Ketegangan yang terjadi dapat

meningkatkan produktivitas. Keahlian adalah proses, bukan produk. Keahlian jika tidak

meningkat maka menurun.

6.2.2 Menginspirasi Visi Bersama secara Jelas

Untuk mencapai visi bersama, pemimpin harus (1) memiliki visi yang dapat dicapai

organisasi, (2) mengomunikasikan visi tersebut dengan komitmen dan antusiasme, (3)

membuat visi bersama yang dapat diadopsi oleh anggota sebagai milik mereka, (4) membuat

visi yang rasional dan prosedural sesuai kesepakatan bersama.

6.2.3 Memungkinkan Orang Lain untuk Bertindak

Pemimpin yang efektif akan berbagi informasi dan anggota kelompok perlu tahu di mana

mereka cocok dan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dalam rangka

memberikan konstribusi untuk kepentingan kelompok.

6.2.4 Model Bagaimana Kelompok Berfungsi

Seorang pemimpin adalah bagian yang tidak terlepas dari kelompok. Dengan kata lain,

kekuatan seorang pemimpin tidak begitu efektif tanpa peran anggota nya.

6.2.5 Mendorong Berkembangnya Semangat Kebersamaan

Pemimpin hendaknya mampu menemukan cara untuk menghargai anggota dan kelompok

untuk mencapai kemajuan dan sukses menuju tujuan bersama

7. Membangun Kelompok yang Efektif

Agar dapat menjada kelompok efektif, sebuah kelompok harus melakukan tiga hal yaitu (1)

mencapai sasaran, (2) mempertahankan hubungan yang baik antara anggota, dan (3)

menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dari lingkungannya. Berikut adalah tujuh

pedoman untuk membangun kelompok yang efektif :

1. Tetapkan sasaran kelompok yang jelas, operasional, dan relevan.

2. Bangun komunikasi dua arah yang efektif.

3. Setiap anggota berkesempatan untuk menjadi pemimpin dan berpartisipasi.

4. Kekuasaan dibagi di antara anggota kelompok dan ada pola pengaruh yang variatif

sesuai dengan kebutuhan dari kelompok.

5. Sesuaikan prosedur pengambilan keputusan dengan situasinya.

Page 13: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

6. Libatkan kontroversi yang konstruktif melalui ketidaksetujuan dan tantangan terhadap

pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang kreatif.

7. Hadapi dan pecahkan konflik secara konstruktif.

Lima strategi dasar berikut dapat digunakan untuk menangani konflik kepentingan.

1. Strategi burung hantu (kolaborasi): Menghargai tujuan maupun hubungan.

2. Startegi boneka beruang (akomodasi): Hubungan dianggap sangat penting.

3. Strategi hiu (konfrontasi): Hubungan tidak penting sedangkan tujuannya sangat

penting.

4. Rubah (kompromi): Rubah menganggap tujuan dan hubungan dengan anggota

kelompok lain sama pentingnya.

5. Kura-kura (menghindar): Cenderung menarik diri untuk menghindari konflik

RINGKASAN BAB 3 HALAMAN 75-92

Memahami Konsep Masyarakat

Page 14: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

Secara etimologi, masyarakat diartikan sebagai sekelompok manusia yang saling

berpartisipasi, berteman dan bergaul. Menurut tokoh Sosiologi Indonesia, Selo Soemardjan,

yaitu suatu sistem sosial yang menghasilkan kebudayaan. Menurut definisi tersebut,

masyarakat merupakan suatu sistem karena mencakup berbagai komponen dasar yang saling

berkaitan secara fungsional; selain itu dijelaskan fungsi masyarakat sebagai wadah bagi

ekspresi individu-individu dalam menghasilkan kebudayaan.

Ciri-ciri masyarakat adalah sebagai berikut

1. Kumpulan manusia yang hidup bersama; meskipun secara teori jumlah manusia itu

bisa dua atau lebih, namun pada umumnya sebutan masyarakat ditujukan pada

sekumpulan manusia yang cukup besar.

2. Bergaul dalam jangka waktu yang relatif lama.

3. Setiap anggotanya menyadari sebagai satu kesatuan.

4. Bersama membangun sebuah kebudayaan yang membuat keteraturan dalam kelompok

bersama.

Fungsi masyarakat bagi individu antara lain:

a. Sebagai wadah bagi individu-individu berkumpul dan berinteraksi.

b. Sebagai tempat di mana individu dapat menunjukkan eksistensinya dan menemukan

makna dalam kehidupannya, termasuk untuk melakukan reproduksi dan regenerasi.

c. Sebagai tempat individu berekspresi dan berkreasi mengembangkan kebudayaan.

Menurut plato, masyarakat terbentuk secara kodrati. Masyarakat tumbuh dan berkembang

secara mandiri dalam keteraturan dan hukum alam yang terlepas dari tanggungjawab

individu-individu dalam masyarakat itu. Cara pandang ini lebih mementingkan masyarakat

daripada individu, di mana kepentingan masyarakat berada di atas kepentingan individu.

Sehingga dikenal dengan paradigma kolektivisme. Paradigma kolektivisme ditentang oleh

pandangan individualisme yang berpendapat bahwa masyarakat terbentuk karena manusia.

Baik atau buruknya seorang individu dapat mempengaruhi baik atau buruknya masyarakat.

Prinsip-prinsip kesamaan yang dapat membentuk kesatuan masyarakat adalah sebagai berikut

a. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh suatu desa atau lebih;

b. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang menciptakan satu bahasa atau

satu logat bahasa;

Page 15: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

c. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politis administratif;

d. Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh rasa identitas penduduknya

sendiri;

e. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografi yang merupakan

kesatuan daerah fisik;

f. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologi;

g. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah

yang sama;

h. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya satu dengan yang

lain tingginya merata;

i. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam.

Berikut adalah bentuk masyarakat dari beberapa perspektif

1. Masyarakat berdasarkan matapencahariannya

Masyarakat berburu dan meramu

Masyarakat ini masih mengandalkan alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup

anggota kelompoknya. Kegiatan berburu binatang biasanya dilakukan oleh

laki laki, sedangkan perempuan melakukan kegiatan meramu. Masyarakat ini

hidupnya berpindah-pindah.

Masyarakat berladang dan beternak

Kebudayaan berladang masih mengandalkan alam dengan menanti hujan

untuk menyuburkan tanaman mereka dan menggunakan teknik pengolahan

tanah yang sederhana. Biasanya kegiatan berladang ini dilakukan dengan

menebang dan membakar pohon di hutan, kemudian menanaminya dengan

tumbuh-tumbuhan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Mereka melakukan kegiatan bercocok tanam secara temporal dan berpindah-

pindah, sehingga disebut juga kegiatan berladang pindah.

Adapun kegiatan bertenak adalah kegiatan memelihara binatang seperti sapi,

domba, dan unggas. Mereka yang memelihara sapi atau domba biasanya

memiliki binatang dalam jumlah yang sangat besar sehingga membutuhkan

daerah yang subur yang menyediakan rerumputan untuk binatang-binatang itu.

Oleh karena itu, mereka juga cenderung hidup berpindah-pindah dan menetap

dengan mendirikian kemah-kemah.

Masyarakat pertanian

Page 16: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

Masyarakat pertanian cenderung hidup menetap. Masyarakat yang telah

menemukan sistem pertanian ini memiliki banyak waktu untuk

mengembangkan unsur-unsur kebudayaan yang lainnya. Kebudayaan

masyarakat pertanian semakin berkembang dan selanjutnya membawa

masyarakat ke dalam tahapan budaya yang lebih tinggi.

Masyarakat industri

Kehadiran masyarakat industri tidak terlepas dari kemajuan iptek. Kegiatan

ekonomi yang pada awalnya dikerjakan oleh tangan-tangan manusia kemudian

digantikan oleh mesin-mesin. Dampaknya adalah kemajuan di bidang

perekonomian dan meningkatnya kemakmuran masyarakat.

Masyarakat post-industri

Masyarakat post-industri disebut juga masyarakat informatika. Keberadaan

media massa menjadi ciri utama masyarakat post-modernisme.

2. Masyarakat berdasarkan lingkungan

Masyarakat agraris

Masyarakat yang sebagian besar bercocok tanam. Kesuburan tanah dan cuaca

yang memungkinkan turunnya hujan secara teratur adalah faktor utama

kegiatan masyarakat petani ini.

Masyarakat maritim

Masyarakat yang mengandalkan lingkungan alam berupa laut sebagai sumber

kegiatan ekonomi mereka.

Masyarakat pedalaman

Masyarakat yang berada di suatu tempat yang terisolasi, baik secara geografis

maupun secara mental masyarakat itu sendiri yang ingin memisahkan diri dari

perubahan zaman. Mereka pada umumnya masih mempertahankan tradisi

tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang mereka sebagai suatu bentuk

mempertahankan kebudayaan lama.

3. Masyarakat tradisional dan modern

Masyarakat tradisional

Masyarakat yang masih mempertahankan kebudayaan lama. Masyarakat

tradisional dapat saja memiliki semangat menerima kebudayaan baru yang

datang dari luar, namun dengan batas-batas tertentu yang tidak menghilangkan

ketradisionalannya.

Masyarakat modern

Page 17: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

Masyarakat yang telah menerima perubahan zaman disertai kebudayaan-

kebudayaan baru yang lebih fleksibel.

Ciri masyarakat modern antara lain:

a. Masyarakat yang bersikap terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru

maupun penemuan baru.

b. Senantiasa siap untuk menerima perubahan-perubahan, setelah menilai

kekurangan-kekurangan yang dihadapi mereka pada saat itu.

c. Mempunyai kepekaan terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya

dan mempunyai kesadaran bahwa masalah-masalah tersebut berkaitan

dengan dirinya.

d. Senantiasa memiliki informasi yang lengkap mengenai pendiriannya.

e. Lebih banyak berorientasi ke masa kini dan mendatang.

f. Senantiasa menyadari potensi-potensi yang ada pada dirinya dan yakin

bahwa potensi itu dapat dikembangkan.

g. Berpegang pada perencanaan.

h. Tidak pasrah pada nasib.

i. Percaya pada keampuhan iptek dalam meningkatkan kesejahteraan umat.

j. Menghargai dan menghormati hak-hak, kewajiban-kewajiban serta

kehormatan pihak lain.

Manfaat memahami konsep masyarakat antara lain untuk membangun rasa nasib

sepenanggungan di antara sesama manusia, menanamkan kesadaran saling ketergantungan

antaranggota masyarakat sehingga tercipta harmonisasi di dalam masyarakat, menanamkan

rasa toleransi, mengukur keberartian individu, menanamkan nilai demokrasi, memupuk

semangat untuk menjadi individu yang peka terhadap masalah sosial dan berupaya

mengambil peran sebagai agen perubahan yang dapat membawa kemajuan bagi masyarakat

sekitar kita, masyarakat bangsa, dan juga masyarakat dunia.

Memahami Konsep Kebudayaan Halaman 93-117

Nama: Bakhitah Mauludina

NPM: 1406619810

2.1 Pengertian Kebudayaan

Page 18: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

Secara etimologi, kata “kebudayaan” berasal dari bahasa Sansekerta buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, yang berarti “budi” atau “akal”. Dari asal kata itulah kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. (Koentjaraningrat, 2009:146).

Pengertian kebudayaan yang umumnya dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah yang dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Suleman Sumardi, yaitu semua hasil karya, rasa,cipta,dan karsa masyarakat (Soekanto, 1990:189).

2.2 Fungsi dan Hakekat Kebudayaan

Secara ringkas Soekanto (1990:214), mengemukakan kegunaan kebudayaan bagi manusia, yaitu melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia, dan sebagai wadah segenap perasaan manusia. Lebih lanjut Soekanto menjelaskan hakekat kebudayaan yaitu:

1.kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia

2. kebudayaan telah ada lebih dahulu

3. kebudayaan diperlukan manusia

4. kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, diterima atau ditolak, tindakan yang dilarang atau diizinkan

5. kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis, sebagai mana manusia dan masyarakat yang melahirkan kebudayaan itu bersifat dinamis.

2.3. Wujud dan Unsur Kebudayaan

2.3.1 Wujud Kebudayaan

Dari pengertian yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud: ide, tindakan, artefak

a. Wujud pertama, yaitu komplek dar ide,gagasan, nilai, norma,peraturan,dsb. Wujud ini bersifat abstrak karena berada dalam alam pikiran manusia (masyarakat).

b. Wujud kedua meliputi kompleks dari aktivitas serta tindakan berpola dari manusia. Disebut sistem sosial (social system), meliputi seluruh aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, bergaul,dsb.

c. Wujud ketiga, berupa hasil karya manusia yang berwujud benda-benda fisik atau artefak. Wujud kebudayaan ini paling kongkret dan paling nampak

2.3.2 Unsur Universal Kebudayaan

Terdapat 7 unsur universal kebudayaan itu (Koentjaraningrat, 2009:299)

Page 19: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

1. Sistem organisasi sosial: sistem ini berfungsi untuk mengatur harmonisasi kehidupan masyarakat

2. Sistem matapencaharian: kebudayaan ini dihasilkan manusia dalam rangka pemenuhan kebutuhan manusia

3. Sistem teknologi; dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan mereka, masyarakat mengembangkan alat-alat teknologi

4. Sistem pengetahuan: penemuan teknologi tidak terlepas dari sistem pengetahuan yang dimiliki dan dikembangkan oleh masyarakat

5. Kesenian: adalah unsur kebudayaan yang mengandung nilai keindahan. Pada dasarnya manusia menyukai keindahan

6. Bahasa: interaksi antarmanusia atau antarmasyarakat dapat berlangsung karena adanya media komunikasi, yaitu bahasa.

7. Religi: kepercayaan terhadap adanya suatu kekuatan gaib di luar manusia, yang disebut religi dapat dijumpai pada setiap masyarakat

2.3.3 Hubungan Wujud dan Unsur Universal Kebudayaan

Wujud dan unsur universal kebudayaan ini digambarkan dalam kerangka kebudayaan:

a. Lapisan paling dalam adalah wujud pertama kebudayaan, yaitu gagasan dan ideb. Lapisan tengah adalah wujud kedua kebudayaan yaitu, keseluruhan aktivitas

manusia disebut sistem sosialc. Lapisan terluar adalah wujud fisik kebudayaan atau artefak

Setiap unsur kebudayaan memilki tiga wujudnya, yaitu ide, tingkah laku, dan wujud fisik. Dalam suatu masyarakat, unsur-unsur kebudayaan tersebut tidak memiliki perkembangan yang serentak. Apabila terdapat ketimpangan perubahan dalam ketiga wujud kebudayaan tersebut sering terjadi culture lag atau keterlambatan kebudayaan

Maka pada hakekatnya seseorang selalu dituntut untuk belajar tentang kebudayaan, baik melalui proses internalisasi,sosialisasi, dan enkulturasi

2.4 Belajar Kebudayaan

Kebudayaan diartikan sebagai learning behavior atau kelakuan yang diperoleh melalui proses belajar. Kebudayaan bukanlah milik sendiri melainkan milik kelompok. Manusia mempelajari kebudayaan itu sejak ia lahir sampai menjelang ajal tiba melalui proses internalisasi,sosialisasi, dan eksternalisasi.

3. Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan

Kebudayaan yang dimiliki dapat terus berkembang dan didukung oleh anggota masyarakat lainnya. Kebudayaan itu diwariskan, baik secara vertikal maupun secara horizontal.

3.1. Difusi & Migrasi Manusia

Page 20: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

Beberapa ahli kebudayaan mengemukakan teori difusi, yaitu proses penyebaran kebudayaan yang dibawa oleh masyarakat yang bermigrasi dari satu tempat ketempat lain. Migrasi adalah suatu proses perpindahan sekelompok atau beberapa kelompok manusia dari satu tempat ketempat yang lain. Kebudayaan disebarkan melalui kontak budaya, yang dilakukan melalui media komunikasi salah satunya adalah bahasa

Adanya migrasi inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor tersebarnya kebudayaan, sehingga kita menemukan adanya kesamaan-kesamaan kebudayaan yang dimiliki masyarakat yang terpisahkan oleh gunung dan samudera.

3.2 Asimilasi dan Akulturasi

Oleh karena itulah teori difusi dikritik oleh banyak peneliti kebudayaan. Ada mekanisme asimilasi dan akulturasi. Kebudayaan yang datang bersifat dominan bertemu dengan kebudayaan masyarakat lokal, di mana masyarakat berkebudayaan lokal dalam proses panjang dan perlahan-lahan menerima kebudayaan yang baru dan terjadi asimilasi. Adapun akulturasi adalah pertemuan dua kebudayaan atau lebih di mana masing-masing kebudayaan itu melebur membentuk kebudayaan yang baru dan unik.

3.3 Inovasi dan Penemuan

Sifat manusia adalah merasa tidak puas dengan kondisi yang sudah ia dapatkan. Salah satu faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan pengembangan dan penemuan-penemuan, yang dikenal dengan istilah inovasi. Proses inovasi meliputi proses penemuan (discovery) dan penyebaran (invention). Discovery ini berkembang menjadi invention setelah diterima, diakui, dan diterapkan oleh masyarakat. Individu- individu yang melakukan kegiatan inovasi ini disebut inovator.

Kebudayaan menurut waktunya, dapat dipandang sebagai kebudayaan masa lalu dan masa sekarang. Selain itu, dikenal juga istilah kebudayaan klasik, yang mengacu kepada kebudayaan masal lalu, dan kebudayaan modern yang mengacu kepada kebudayaan terkini.

3.4 Manusia sebagai Makhluk Budaya

Berikut ini adalah keutamaan manusia yang memiliki akal budi atau sebagai makhluk budaya ( Widagho,dkk. 32-33).

a. Manusia dapat menguasai dan memanfaatkan unsur-unsur yang terdapat di alam semesta untuk keperluan hidupnya.

b. Manusia mampu mengatur perkembangan spesies lainnya dan bahkan dapat berupaya menghindarkannya dari kepunahan, meskipun hal itu tidak dapat dilakukan untuk dirinya sendiri.

c. Manusia mampu mengusahakan agar apa yang ada di alam ini dari yang bermanfaat menjadi bermanfaat, baik bagi keperluan hidup manusia sendiri maupun kehidupan pada umunya.

d. Manusia memiliki kreativitase. Manusia memiliki rasa indah

Page 21: Ltm Buku Ajar II Hg(Contoh)

f. Manusia memiliki alat komunikasi dengan sesama, yang disebut dengan bahasa.

g. Manusia memiliki sarana pengatur kehidupan bersama yang disebut sopan santun atau tata susila

h. Manusia memiliki ilmi pengetahuan yang memungkinkan hidup mereka semakin berkembang

i. Manusia memiliki pegangan hidup antarsesama demi kesejahteraan hidupnya.

3.5 Mencapai Peradaban

Istilah kebudayaan sering disamakan dengan istilah peradaban. Namun sebenarnya kebudayaan dan peradaban berbeda. Dapat dikatakan bawa tidak ada satu masyarakat pun yang tidak memiliki kebudayaan, namun tidak semua masyarakat dapat atau telah mencapai peradaban.

Koentjaraningrat (2009: 146) menggunakan istilah peradaban, yang disepadankan dengan “civilization” untuk menyebut bagia dan unsur dari kebudayaan yang halus,maju, dan indah. Dengan demikian, peradaban merupakan bagian dari kebudayaan, yang keduanya dibedakan dalam hal kualitas.