ltm makalah agama

21
Makalah MPK Agama Buddha Peran Bakti Sosial bagi Umat Buddha Home Group I Haswin Atmadi Hardjoprakoso Mangkoesoebroto (1006717464) Jaya Wardhana (1206260734) Julianto Putra K. (1206223202) Nicholas Giovanni (1206261730) Prayogo Hartono Surya (1206252070) Wiliam Horizon (1206262600) Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Upload: julianto-putra-kanggeyan

Post on 25-Nov-2015

83 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Makalah MPK Agama BuddhaPeran Bakti Sosial bagi Umat Buddha

Home Group IHaswin Atmadi Hardjoprakoso Mangkoesoebroto (1006717464)Jaya Wardhana (1206260734)Julianto Putra K. (1206223202)Nicholas Giovanni (1206261730)Prayogo Hartono Surya (1206252070)Wiliam Horizon (1206262600)

Fakultas Teknik Universitas Indonesia2013

Kata Pengantar

Namo Buddhaya,

Makalah ini merupakan salah satu tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Agama Buddha di program studi Fakultas Teknik pada Universitas Indonesia. Selanjutnya penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ir. Soelyono M.M. selaku dosen pembimbing MPK Agama Buddha dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penyusunan makalah ini.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mahasiswa mengenai peran bakti sosial bagi umat Buddha. Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan kepada rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah ini.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, 23 Mei 2013

Tim penyusun makalah

Abstrak

Dalam agama Buddha yang didasarkan pada hukum karma kita mempelajari dua karakter utama, yakni welas asih (compassion) dan kebijaksanaan (sensible). Dalam menjalani kehidupan ini kita diajarkan untuk berbuat kebaikan dan kebajikan dengan tujuan memancarkan kebahagiaan dan melenyapkan penderitaan. Pelaksanaan hal tersebut tidak hanya ditujukan kepada orang-orang dekat di sekitar kita, namun harus tertuju kepada semua makhluk baik berwujud ataupun tidak. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai bakti sosial dan berbagai bentuknya beserta perannya bagi umat Buddhis.

PendahuluanDalam agama Buddha dimana ajaran agamanya didasarkan pada hukum karma, juga ditekankan untuk melakukan perbuatan kebajikan. Dalam kesempatan kali ini, kita membahas tentang peran bakti sosial menurut agama Buddha. Menurut kelompok kami, bakti sosial memiliki bagian yang sangat besar dalam agama Buddha, yang akan dijelaskan dalam makalah ini.Pengertian bakti sosial adalah dari kata sosial setara dengan masyarakat. Di dalamnya tercakup perorangan dan kelompok-kelompok. Bakti dapat di kata sebagai pengikatan (mengikatkan) diri kepada diri atau diri-diri lainnya. Ikatan ini berupa kepedulian, perasaan tanggungjawab terhadap kehidupan sesama. Berbakti dapat berarti memberi sesuatu (kepada yang butuh pemberian).Dalam masyarakat Barat modern, kegiatan bakti sosial, dalam bentuknya yang berbeda-beda, itu dilihat sebagai cara untuk menghapus penderitaan dan meningkatkan kesejahteraan manusia, dan dalam waktu yang bersamaan, sebagai contoh ideal pengorbanan, bagi semua manusia dari kepercayaan apapun.Namun Buddhisme adalah suatu ajaran dimana kebebasan yang sebenarnya adalah tujuan akhir. Untuk Buddhisme, kebebasan sempurna adalah untuk meraih pelepasan penuh dari akar segala penderitaan: keserakahan, kebencian dan khayalan, yang jelas-jelas adalah akar dari segala kejahatan sosial. Dasar dari etika Buddhist adalah untuk menghilangkan semua itu dari diri sendiri, dan sejauh mungkin menghilangkannya juga di masyarakat. Disinilah dimana Bakti Sosial Buddhist berperan.Buddhist atau non-Buddhist, sifat kemanusiaan dasar kita lah yang menggerakkan kita menuju kasih sayang dan untuk bertindak menghilangkan penderitaan. Perasaan ini timbul dari keterikatan terhadap semua makhluk hidup, karena kita bersaudara satu sama yang lain.

Perumusan masalah1. Apakah itu bakti sosial?2. Apa hubungan antara bakti sosial dengan ajaran Buddha?3. Apa hubungan antara bakti sosial dengan umat Buddha?Tujuan pembuatan makalah1. Menjelaskan mengenai bakti sosial.2. Menghubungkan antara bakti sosial dengan ajaran Buddha dan umat Buddha.3. Meningkatkan kepedulian pembacanya.4. Menambah wawasan pembacanya.Metode pembuatan makalahPenulisan makalah dibuat dengan mengumpulkan informasi-informasi dari berbagai macam sumber, baik media elektronik maupun media cetak

ISIBakti sosialPerwujudan dari penderitaan di dunia lah yang memicu kegiatan bakti sosial yang bersifat kemanusiaan dan penuh kasih sayang dalam bentuk yang berbeda-beda. Bakti sosial merupakan perwujudan kepedulian dan rasa kemanusiaan antara sesama manusia. Bakti sosial ini dilakukan dengan tulus hati tanpa mengharapkan adanya balasan/pamrih. Melalui bakti sosial ini, masyarakat dari kalangan dan tingkat ekonomi yang berbeda saling berinteraksi.Kegiatan bakti sosial ini dilakukan untuk memberikan bantuan dan membangun hubungan kekeluargaan kepada masyarakat yang memerlukan. Dalam bakti sosial ini, para pelakunya akan untuk membantu sesama yang secara nyata.Tujuan bakti sosialBakti sosial bukannya sebuah kegiatan yang tanpa arahan. Terdapat tujuan-tujuan mulia yang terkandung dalam kegiatan bakti sosial1. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk membantu sesama.2. Memberi motivasi dan inspirasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesadaran dalam meningkatkan wawasan.3. Mempererat hubungan kekeluargaan dengan masyarakat.Bentuk-bentuk bakti sosiala. Bakti sosial kebutuhan sehari hariBakti sosial ini dilakukan dengan menyumbangkan barang-barang pokok kebutuhan sehari-hari, seperti beras, minyak goreng, garam, sabun, dan barang-barang pokok lainnya.b. Bakti sosial danaBakti sosial ini dilakukan pertama-tama dengan melakukan penggalangan /pengumpulan dana. Setelah dana yang diperoleh cukup banyak, maka dana tersebut akan diberikan kepada komunitas/lembaga yang dipercaya untuk menggunakan dana tersebut, seperti panti asuhan, panti jompo dan lain-lain. Selain dilakukan penggalangan dan pemberian dana, dilakukan juga pengawasan terhadap dana tersebut agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.c. Bakti sosial PengobatanBakti sosial ini dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang kurang mampu berobat ke rumah sakit. Bakti sosial ini dilakukan dengan menghadirkan dokter yang akan melakukan pemeriksaan dan menyediakan obat-obatan secara gratis. d. Bakti sosial PencerdasanBakti sosial ini dilakukan dengan melakukan penyuluhan terhadap isu-isu yang dekat dengan masyarakat, namun kurang dipahami oleh masyarakat. Contoh dari bakti sosial ini adalah melakukan penyuluhan mengenai seks bebas dan penyakit menular seksual, pentingnya melakukan program KB, dan lain-lain.e. Baksos PembangunanBakti sosial ini dilakukan dengan melakukan pembangunan terhadap fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk memajukan suatu daerah. Contoh dari bakti sosial ini adalah pembangunan rumah sakit dan sekolah di daerah-daerah yang masih agak terbelakang. Selain melakukan pembangunan, juga dilakukan perawatan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada.Manfaat Bakti sosial1. Untuk masyarakata. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan lain-lain.b. Memperoleh pelayanan yang secara langsung menolong memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan2. Untuk pelaku bakti sosiala. Ladang bagi seseorang untuk melakukan pengabdian masyarakat secara nyata dengan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang dimilikinya dalam bakti sosial.b. Sarana pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat sebelum turun ke masyarakatc. Meningkatkan kepedulian pelaku bakti sosial terhadap sesamanya yang kurang beruntungPelaku bakti sosial dan masyarakatBakti sosial dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kepedulian terhadap sesamanya dan memiliki keterampilan untuk membantu sesamanya. Pelaku bakti sosial pada saat ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah orang-orang yang sebenarnya mampu untuk melakukan bakti sosial ini. Dari hal ini dapat diperhatikan bahwa tingkat kepedulian terhadap masyarakat kalangan kurang mampu masih sangat rendah.Sebagian masyarakat berpendapat bahwa bakti sosial yang dilakukan sangat bermanfaat bagi mereka. Manfaat ini diperoleh baik secara langsung, seperti baksos kebutuhan sehari-hari, maupun secara tidak langsung seperti baksos pencerdasan yang dapat menghindarkan mereka dari masalah-masalah dan hal-hal yang tidak diharapkan.Bakti sosial sebagai perwujudan karakter BuddhisKarakter merupakan segi-segi dari kepribadian yang ditampilkan keluar oleh seorang individu. Karakter ini akan disesuaikan dengan norma dan nilai yang berlaku di lingkungannya. Karakter dimiliki oleh setiap individu tanpa terkecuali, termasuk didalamnya adalah seorang Buddhis. Seorang Buddhis memiliki karakternya masing-masing dibentuk melalui karmanya dan melalui praktik Dharma. Karakter-karakter utama yang ingin dibentuk melalui praktik Dharma adalah sebagai berikut: Sikap welas asih yang non-diskriminatif, bijaksana, objektif, tidak memihak, tidak melekat, penuh kasih, berperikemanusiaan, bertanggungjawab, etis, pantas, beradabKarakter-karakter ini dapat diwujudkan melalui sebuah bakti sosial. Bakti sosial merupakan ladang yang tersedia bagi seorang Buddhis untuk melakukan praktik Dharma. Melalui bakti sosial, seseorang meningkatkan kualitas-kualitas baik seorang Buddhis seperti sikap kepedulian, toleransi, dan lain-lain.Bakti sosial sebagai bagian dari berdanaBakti sosial merupakan bagian dari berdana. Berdasarkan bentuknya, bakti sosial termasuk dalam Amisadana yaitu dana dalam bentuk materi yang diberikan kepada orang yang membutuhkan. Berdasarkan yang patut menerima dana, kegiatan bakti sosial termasuk didalamnya yaitu jenis ke-13 yaitu persembahan yang diberikan kepada seorang duniawi biasa yang tanpa moralitas. Sang Buddha mengatakan persembahan yang diberikan kepada seorang duniawi biasa yang tanpa moralitas ini akan menghasilkan seribu bagian manfaat. Sedangkan jika persembahan itu diberikan kepada seorang duniawi biasa yang diberkahi moralitas atau jenis ke-12, maka akan menghasilkan seratus ribu bagian manfaat. Seorang duniawi yang dimaksud disini adalah seorang yang memiliki perilaku yang baik. Bakti sosial juga termasuk dalam Anuggaha Dana yaitu pemberian kepada orang yang lebih rendah. Jika dilakukan dengan Cetana atau tekad yang kuat maka akan membawa hasil akibat yang besar. Tidak hanya termasuk dalam bagian yang disebutkan di atas, bakti sosial termasuk dalam berbagai jenis dana lainnya seperti Ucchita Dana, Vatthu Dana, dan lain sebagainya tergantung dengan seberapa bernilai yang diberikan dan seberapa besar tekadnya.Bakti sosial dalam Vanaropa SuttaSang Buddha sendiri mengajarkan kepada murid-muridnya untuk melakukan enam macam dana yang sangat bermanfaat bagi kelestarian dan kesejahteraan semua mahluk. Enam macam dana tersebut antara lain:1. Melestarikan hutan dan lingkungannya untuk kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan mahluk-mahluk di darat dan di udara2. Melestarikan danau, sungai dan laut untuk kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan bagi mahluk-mahluk di air3. Membangun sumur dan irigasi untuk kemudahan kehidupan dan kesejahteraan bagi manusia dan mahluk lainnya4. Membangun jalan dan jembatan untuk kemudahan transportasi dan meningkatkan kehidupan ekonomi dan sosial5. Membangun kebun buah dan taman bunga untuk kenyamanan dan kesejahteraan mahluk-mahluk yang memerlukannya6. Membangun rumah, baik rumah tinggal, rumah ibadah, rumah sakit, rumah singgah, bangunan sekolah dan lain-lain bagi masyarakat umum dan semua mahluk yang memerlukannya.Dapat dicermati kemiripan dari enam dana tersebut diatas dengan kegiatan bakti sosial pembangunan. Bakti sosial macam ini lebih umum dilakukan di daerah-daerah perdesaan. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa Buddha sendiri mengharapkan umat Buddha untuk meningkatkan kualitas hidup masing-masing melalui pembangunan fasilitas-fasilitas umum ini.Pelayanan kesehatan menurut BuddhisMemberikan pelayanan kesehatan juga merupakan praktik kebajikan yang dapat dilakukan oleh seorang Buddhis. Sang Buddha sendiri pernah berkata Ladang kebajikan besar ada delapan, menjaga orang sakit menempati posisi pertama. Pahala dari menjaga orang sakit berupa menjadi terlahir di alam Surga Caturmaharajakayika (kadang sering juga disebut Caturmaharajika), Surga Trayastrimsa, Surga Yama, Surga Tusita, Surga Nirmanarati, Surga Paranirmita Vasavartin, Surga Brahma.Melalui ajarannya, sang Buddha mengajarkan pentingnya melayani orang-orang sakit. Ia pernah bersabda Seseorang yang merawat orang sakit, berarti ia telah merawat Saya. Lebih dari sebatas kata-kata atau ajaran, Sang Buddha sendiri pernah memberikan teladan dalam perawatan orang sakit. Hal ini bisa diingat dari cerita ketika Sang Buddha merawat seorang bhikku yang menderita penyakit dan tidak mau dirawat oleh bhikku-bhikku lainnya.Sang Buddha mengajarkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pelayanan kesehatan. Pertama-tama adalah memberikan obat yang bermanfaat bagi pasien dan menghindarkan hal-hal yang tidak bermanfaat. Obat disini tidak hanya berarti obat dalam arti sebenarnya, namun juga melalui perkataan dan perbuatan yang dapat memberikan semangat kepada masyarakat.Metode Buddhis dalam melayani orang sakit dapat dikatakan berbeda dibandingkan metode umum yang dilakukan. Dalam menyelenggarakan pengobatan, seorang Buddhis tidak hanya melakukan pengobatan fisik, namun juga mengendalikan dan mengarahkan pikiran pasien ke pikiran-pikiran baik. Perhatian terhadap kebajikan-kebajikan yang telah dikembangkan memiliki sifat-sifat penyembuhan.Dalam melakukan pelayanan ini, seseorang harus bermurah hati, berbelas kasih dan memancarkan cinta kasih. Ia tidak boleh jijik terhadap penyakit apapun yang diderita oleh masyarakat yang kurang beruntung. Ia harus melakukan kewajibannya atas kesadaran untuk melayani dan bukan hanya untuk imbalan (mettacitto gilanam upatthati no amisantaro).Peran Bakti Sosial bagi Umat BuddhisPada umumnya kegiatan sosial bagi umat Buddha terdiri dari pelepasan satwa, meditasi, pelimpahan jasa, serta kegiatan bakti sosial, seperti donor darah, kunjungan ke panti jompo/asuhan, pengobatan massal, pembagian beras/sembako, ataupun bantuan untuk korban bencana.Dalam pelepasan satwa, atau biasa dikenal dengan istilah fangsen, misalnya pelepasan burung pipit, keceriaan para burung pipit terlihat saat prosesi fangsen tersebut. Mereka beterbangan dengan bebas saat sangkar dibuka. Demikian pula kegiatan donor darah memperoleh antusiasme dari umat Buddhis. Juga kegiatan bakti sosial di panti jompo terpancar kebahagiaan di wajah para lansia. Begitu pula dengan kunjungan ke panti asuhan kita dapat merasakan kebahagiaan ketika kita datang berkunjung dan menghibur para yatim piatu. Kegiatan sosial seperti donor darah dan bakti sosial ke panti jompo/asuhan merupakan proses pembelajaran agar generasi muda memiliki kepedulian sosial terhadap orang lain.Pada saat ini momentum Waisak yang akan segera tiba merupakan saat yang tepat untuk berbagi cinta kasih dan kasih sayang. Akan sangat disayangkan apabila kita melewatkan Waisak tanpa melakukan sesuatu hal yang berguna, karena pada momen inilah terbuka bagi kita ladang untuk berbuat kebaikan dan kebajikan supaya kelak karma baik kita berbuah. Sebagai umat Buddhis kita harus meneladani kesempurnaan jiwa Sang Buddha dengan cara memiliki kesadaran diri agar bebas dari penderitaan batin. Penyebab penderitaan adalah kesalahan manusia dalam menggunakan panca indera dengan pikiran, perbuatan, perkataan, dan perasaan secara negatif. Bila tak ingin menderita berusahalah berubah dengan berpikir secara positif sehingga memperoleh ketenangan dan kebahagiaan batin.Tubuh jasmani seperti bentuk pikiran, perasaan, panca indera bersifat tidak kekal dan tanpa keakuan. Cara melepaskan penderitaan adalah dengan kesadaran diri untuk mencapai yang tersadarkan dalam diri kita masing-masing. Dengan kejujuran terhadap diri sendiri akan mengurangi penderitaan batin tersebut.Bakti sosial dengan jelas menempatkan sang pelaku di hadapan penderitaan orang lain dan juga dengan perasaan kuat yang pada umumnya timbul ketika sedang berbakti sosial, baik itu perasaan kasihan, rasa bersalah, atau apapun. Dengan begini bakti sosial menjadi aksi sosial yang efektif dan relevan untuk meringankan beban karma sosial yang kita semua sama-sama pikul.

Contoh artikel mengenai bakti sosial yang dilakukan oleh BuddhisRabu (14/12/2013); sumber: http://www.tzuchi.or.id/view_berita.php?id=2663Diadakan bakti sosial pembagian beras dan pelayanan kesehatan gratis dalam rangka Hari Juang Kartika kerjasama antara Yayasan Buddha Tzu Chi Kantor Penghubung Bandung dengan TNI AD yang bertempat di lapangan Brigif 15 Kujang, Cimahi, Bandung.Pada bakti sosial ini melibatkan 112 relawan Tzu Chi yang dibantu oleh 30 relawan medis yang berhasil memberikan pelayanan kesehatan kepada 554 pasien yang membutuhkan layanan kesehatan. Selain itu, relawan Tzu Chi pun berhasil membagikan beras cinta kasih Tzu Chi sebanyak 2.225 karung beras kepada warga Kecamatan Batujajar, Padalarang, Cisarua, Cimahi Tengah, Selatan, dan Utara Kota Cimahi.Di hari yang sama, di Rumah Sakit Dustira Cimahi turut diadakan pula operasi gratis kepada 43 pasien penderita katarak, 1 bibir sumbing, dan 33 pasien penderita mayor-minor yang meliputi hernia dan tumor yang telah lolos screening pada tanggal 5 - 9 Desember 2011.

Minggu (12/05/2013); sumber: http://bimasbuddha.kemenag.go.id/index.php/berita/baca/BAKTI-SOSIAL-MENYAMBUT-HARI-RAYA-TRI-SUCI-WAISAK-2557-BE2013Diselenggarakan Gema Waisak Sangha Theravada Indonesia yang berpusat di kawasan wisata Kota Tua Jakarta. Acara ini berupa kegiatan bakti sosial yang diawali dengan Pindapata yaitu berdana makanan kepada Bhikkhu Sangha. Hasil dana makanan ini akan disumbangkan kembali bagi masyarakat yang membutuhkan sebagai bentuk cinta kasih dan belas kasih terhadap sesama. Setelah berdana makanan kepada anggota Sangha, masyarakat umum dapat mendapatkan pelayanan pengobatan gratis yang digelar di halaman Museum Fatahillah.Di tempat berbeda masyarakat dan umat Buddha dapat mengikuti kegiatan sosial membersihkan Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata Jakarta yang diselenggarakan oleh DPP WALUBI. Kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan wujud kesetiaan dan kemanusiaan kita terhadap para pahlawan yang telah berdarma bakti untuk kesejahteraan bangsa dan Negara. Dalam ajaran Buddha disebut Katannu Katavedhi yang merujuk kepada wujud terima kasih atas jasa besar orang lain.KesimpulanJadi dari bacaan di atas dapat disimpulkan bahwa bakti sosial jelas sangat berperan penting bagi umat Buddha. Bakti sosial dengan jelas menempatkan sang pelaku di hadapan penderitaan orang lain dan juga dengan perasaan kuat yang pada umumnya timbul ketika sedang berbakti sosial, baik itu perasaan kasihan, rasa bersalah, atau apapun. Dengan begini, bakti sosial menjadi aksi sosial yang efektif dan relevan untuk meringankan beban karma sosial yang kita semua pikul bersama sama. Bakti sosial dapat menjadi perwujudan karakter Buddhis yang dalam praktiknya dapat menjadi ladang melakukan praktik Dharma. Kemudian bakti sosial juga merupakan bagian dari berdana.

Daftar PustakaChandara, Ariya dan Soelyono. 2013. Buku Ajar & Rancangan Pengajaran MPK Agama Buddha. Jakarta : Universitas IndonesiaGrand Master Sheng-Yen Lu. Menjaga dan merawatorangyangsakit. http://meilindaxu.wordpress.com/2010/09/22/menjaga-dan-merawat-orang-yang-sakit/ (21 Mei 2013)Silva, Lily de. Pelayanan kepada orang sakit dan sakit menjelang kematian. http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/pelayanan-kepada-orang-sakit-dan-sakit-menjelang-kematian/ (21 Mei 2013)Sinaga, Ilham Mahesa. Berbagi cinta kasih saat waisak 2556 BE. http://www.beritakaget.com/berita/34/berbagi-cinta-kasih-saat-waisak-2556-be.html (22 Mei 2013)http://bimasbuddha.kemenag.go.id/index.php/berita/baca/BAKTI-SOSIAL-MENYAMBUT-HARI-RAYA-TRI-SUCI-WAISAK-2557-BE2013 (22 Mei 2013)http://proktab.wordpress.com/bakti-sosial/ (21 Mei 2013)http://www.tzuchi.or.id/view_berita.php?id=2663 (22 Mei 2013)