ltm-2. bone healing

4
Lembar Tugas Mandiri Pemicu 2 Modul Muskuloskeletal Bone Healing Melissa Lenardi, 0906508296 Pendahuluan Tulang merupakan organ yang memiliki banyak peranan penting, mulai dari pembentukan mineral, pemberi bentuk dan kekuatan tubuh, serta melindungi organ-organ visceral. Ketika tulang mengalami kerusakan, termasuk fraktur, maka berbagai proses dalam tubuh akan terganggu. Sebagai reaksi tubuh terhadap sebuah jejas, maka akan terjadi proses repair 1 . Isi Sesaat setelah terjadi fraktur, terdapat berbagai kerusakan pada lokasi tersebut, diantaranya rupturnya pembuluh darah, kerusakan matrix tulang, kematian sel, robeknya periosteum dan endosteum, dan perubahan posisi ujung tulang yang fraktur 2 . Selanjutnya akan terjadi perdarahan di jaringan sekitarnya, membentuk hematoma. Benang-benang fibrin dan platelet yang berkumpul membantu memperbaiki keadaan dengan membentuk bekuan darah untuk melindungi membrran periosteal. Fase ini disebut Fase Hematoma (1-24 jam) 1,2,3 Pembentukan bekuan darah mengakibatkan penurunan vaskularisasi di daerah tersebut, sehingga menyebabkan kerusakan hingga kematian osteosit di seluruh bagian tulang, meninggalkan lakuna-lakuna kosong. Sesaat kemudian, mulai terjadi invasi pembuluh darah dan mulai terjadi pemulihan jaringan. 1,2,3 Selanjutnya, terjadi Fase Proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal selama 1-3 hari. Pada fase ini suplai darah meningkay, 1

Upload: melissa-lenardi

Post on 30-Jun-2015

173 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: LTM-2. Bone Healing

Lembar Tugas Mandiri Pemicu 2 Modul MuskuloskeletalBone Healing

Melissa Lenardi, 0906508296

Pendahuluan

Tulang merupakan organ yang memiliki banyak peranan penting, mulai dari pembentukan mineral, pemberi bentuk dan kekuatan tubuh, serta melindungi organ-organ visceral. Ketika tulang mengalami kerusakan, termasuk fraktur, maka berbagai proses dalam tubuh akan terganggu. Sebagai reaksi tubuh terhadap sebuah jejas, maka akan terjadi proses repair1.

Isi

Sesaat setelah terjadi fraktur, terdapat berbagai kerusakan pada lokasi tersebut, diantaranya rupturnya pembuluh darah, kerusakan matrix tulang, kematian sel, robeknya periosteum dan endosteum, dan perubahan posisi ujung tulang yang fraktur2. Selanjutnya akan terjadi perdarahan di jaringan sekitarnya, membentuk hematoma. Benang-benang fibrin dan platelet yang berkumpul membantu memperbaiki keadaan dengan membentuk bekuan darah untuk melindungi membrran periosteal. Fase ini disebut Fase Hematoma (1-24 jam) 1,2,3

Pembentukan bekuan darah mengakibatkan penurunan vaskularisasi di daerah tersebut, sehingga menyebabkan kerusakan hingga kematian osteosit di seluruh bagian tulang, meninggalkan lakuna-lakuna kosong. Sesaat kemudian, mulai terjadi invasi pembuluh darah dan mulai terjadi pemulihan jaringan. 1,2,3

Selanjutnya, terjadi Fase Proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal selama 1-3 hari. Pada fase ini suplai darah meningkay, membawa kalsium, fosfat dan fibroblas yang akan membentuk jaringan granulasi di sekitar fraktur. Selain itu, datang pula sel osteoprogenitor ke daerah sumsum tulang dan mulai bermitosis membentuk kalus internal dalam seminggu. Pembentukan sel osteoprogenitor yang diakibatkan peningkatan aktivitas mitosis lapisan osteogenik periosteum dan edosteum membentuk sel sumsum tulang yang belum berdiferensiasi. 1,2,3

1

Page 2: LTM-2. Bone Healing

Pada hari ke 6-21, terjadi Fase Pembentukan Kalus yang menjembatani 2 fragmen tulang yang terpisah. Bagian terdalam osteoprogenitor yang mulai tervaskularisasi tersebut berdiferensiasi menjadi osteoblas, mulai membentuk tulang di daerah yang mengalami kerusakan, sedangkan bagian tengah yang kurang tervaskularisasi membentuk sel kondrogenik, yang membentuk kondroblas dan pada akhirnya membentuk kartilago di bagian luar bagian tersebut, sedangkan bagian terluarnya tetap menjadi sel osteoprogenitor yang sedang berpoliferasi. Hasil proliferasi osteoprogenitor ini membentuk kalus eksternal dan internal. Pada tahap ini, secara klinis sudah terlihat bersatu, namun masih belum dapat menyangga berat tubuh. 1,2,3

Tahap selanjutnya adalah tahapan ossifikasi pada minggu ke 3-10, matriks tulang rawan yang berdekatan dengan matriks tulang yang baru terbentuk, di wilayah terdalam mengalami osifikasi, dan akhirnya membentuk tulang cancellous. Pada akhirnya, seluruh lapisan tulang rawan berdiferensiasi menjadi tulang primer dengan pembentukan endochondral. 1,2,3

Setelah terjadi penyatuan tulang oleh tulang cancellous, terjadi proses penulangan, yakni penggantian tulang primer dengan tulang sekunder dan pemecahan kalus. Terjadi proses penulangan intramembranosa, trabekula baru menjadi kuat karena terjadi ossifikasi. Matriks tulang mati tadi kemudian diresorpsi, digantikan oleh tulang yang baru, sampai semua tulang yang rusak tergantikan. Proses ini mengakibatkan perbaikan fraktur dengan tulang cancellous yang dikelilingi oleh kalus-kalus. 1,2,3

Tahap yang terakhir adalah remodelling, setelah sekitar 9 bulan. Tulang primer yang terbentuk melalui proses intramembranosa digantikan oleh tulang sekunder memperkuat area fraktur tadi, terjadi resorbsi kalus-kalus. Proses penyembuhan telah mencapai tahap akhir dimana lokasi fraktur dapat dikembalikan pada bentuk dan kekuatan aslinya, telah tedapat sumsum dan tulang kompak asal1,2,3

2

Page 3: LTM-2. Bone Healing

Gambar 1. Proses bone healing2

Daftar Pustaka1. Dorlan, W.A. Newman. Kamus kedokteran Dorland. Andy Setiawan dkk., penerjemah; Herni

Koesoemawati, penyunting. Ed ke-29. Jakarta: ECG; 2002. Terjemahan dari: Dorland’s Illustrated Medical Dictionary

2. Gartner LP, Hiatt JL. Color textbook of histology. 3rd ed. Philadelphia: Sauders Elsevier; 20073. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 8th

ed. Philadelphia: Sauders Elsevier; 2010

3