ltm agama islam topik 1
DESCRIPTION
bnidnviwueTRANSCRIPT
NAMA : Muhammad Irfan
NPM : 1406528724
FAKULTAS : Kedokteran Gigi
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap agama mempunyai karakteristik dan substansi yang membedakannya dari
agama-agama yang lain. Apa sajakah karakteristik dan substansi ajaran islam?
Agama yang kita dakwahkan dengan sungguh-sungguh dan diharapkan bisa
menyelamatkan dunia yang telah terpecah-pecah dalam beberapa blok yang saling
mengintai dan dilanda berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara
mengatasinya.
Oleh pembahasan yang terbatas lingkup dan halamannya ini. Kami mengkaji
karakteristik dan substansi islam, yang membuatnya menjadi risalah Tuhan yang
terakhir dan menjadi agama yang diridhoi Allah untuk dunia dan seluruh umat
manusia sampai datangnya hari kiamat.
Oleh karena itu, di sini kami mencakupkan diri untuk membahas secara ringkas
beberapa karakteristik dan substansi yang dimiliki islam. Yaitu mengajarkan
kesatuan agama, kesatuan politik, kesatuan sosial, agama yang sesuai dengan akal
dan fikiran, agama fitrah dan kejelasan, agama kebebasan dan persamaan, serta
agama kemanusiaan. Karena semua karaktristik dan substansi inilah islam
merupakan agama untuk seluruh alam yang rahmatan lil alamin. Islamlah yang
menetapkan hak-hak manusia.
2. Rumusan Masalah
A. Macam-Macam Arti Atau Makna Islam
B. Karakteristik Ajaran Islam
C. Substansi Islam
BAB II
A. Macam-Macam Arti Atau Makna Islam
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata “salima” yang
mengandung art selamat,sentosa dan damai. Dari kata “salima” yang selanjutnya
diubah menjadi bentuk aslam yang berarti berserah diri masuk dalam
kedamaian. (Prof.Dr. H. Abuddin Nata,M.A. 2004. Hlm.61-62)
Islam adalah agama kebenaran, melingkupi segala kode kehidupan, yang
diwahyukan oleh Tuhan Yang Maha Menciptakan dan penguasa Seluruh Alam
kepada manusia agara dijadikan tuntunan hidup. (Khurshid Ahmad dkk.1989.
hlm. 14)
Dengan itu maka islam pada asasnya adalah agama perdamaian dan ajarannya
yang pokok adalah keesaan Tuhan dan keesaan semua umat manusia. (H.A. Mukti
Ali. 1990. Hlm. 50)
Nama islam bukan nama yang lahir berdasarkan nama pendirinya seperti agama
budha karena tokoh yang mendirikan Budha adalah Budha Gautama atau yang
lainnya. Nama islam bukan berdasarkan nama tempat kelahiran tokoh seperti
halnya agama Hindu karena lahir di India, Hindia, Hindustan, yakni lembah atau
seberang sungai Indus juga bukan berdasarkan kebangsaan, kesukuan atau dinasti.
Tetapi nama Islam itu khusus pemberian dari Allah dan telah menjadi nama
sebuah Rasul terkhir. Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Bukanlah sebuah agama yang baru karena semua agama yang diturunkan dari
Allah SWT. Memiliki nama Islam yang intinya adalah “ menyerahkan diri secara
bulat hanya kepada Allah”. Para nabi atau para Rasul sebelumnya juga beragama
Islam. Karena bertauhid pada yang satu yaitu kepada Allah SWT. Jadi Islam
merupakan agama yang universal ,karena berasal dari Dzat yang menguasainya,
mengatur dan memelihara sekalian alam. Ajaran islam dimaksudkan untuk
seluruh umat manusia bukan hanya untuk kelompok tertentu saja, karena nabi
Muhammad diutus untuk seluruh umat manusia dimana diterangkan dalam Q.S
Al-Anbiya’ ayat 107 yang artinya “ Dan Kami tidak mengutus engkau wahai
Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”.
(Prof.Dr.Muhaimin.2005. hlm.66-67). Syariat islam merupakan ajaran islam yang
mengajarkan amalan manusia sebagai makhluk ciptaan Allah maupun hamba
Allah S.W.T. Islam juga berarti mentauhidkan Allah, patuh dan tunduk kepada-
Nya serta mematuhi semua ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W dan
Islam mencakup antara Aqidah-Syariat-Akhlak.
Karena Islam adalah agama yang rahmatan lil alamin maka universalitas ajaran
Islamdapat pula ditempuh melalui analisis dan kajian tentang pengertian islam,
karena yang pertama-tama menjadi sumber ide tentang universitas Islam adalah
pengertian islam itu sendiri. Kata Islam mengandung arti dan makna yang
bermacam-macam tetapi mengandung satu kesatuan makna diantaranya meliputi:
a. Pertama, “Islam” berasal dari kata al-salamu , al-salmu dan al-sihmu yang
berarti: menyerahkan diri, pasrah, tunduk dan patuh. Dengan demikian Islam
mengandung sikap penyerahan diri, pasrah, tunduk dan patuh dari manusia
terhadap Tuhannya atau makhluk terhadap sang Khalik, Tuhan Yang Maha Esa.
Hal ini diterangkan Dalam Q.S Fushilat:11, Q.S An-Nahl:49 juga Q.S Al-
Imron:83. Menjalankan ajaran Islam bagi umat manusia adalah sama nilainya
dengan berjalannya alam mengikuti hukum-hukumnya sendiri yang ditetapkan
oleh Allah. Bagi Manusia yang melanggarnya maka akan mengakibatkan
kesengsaraan dan malapetaka, baik bagi umat manusia itu sendiri maupun alam
sekitarnya terdapat dalam Q.S. Fathir:39.(Prof.Dr.Muhaimin.2005. hlm.70-71).
b. Kedua, islam berasal dari kata al-silmu atau as-salmu yang berarti damai atau
aman. Hal ini mengandung makna bahwa orang yang beragama islam berarti
orang yang masuk dalam perdamaian dan keamanan. Seorang muslim adalah
orang yang membuat perdamaian dan keamanan dengan Tuhannya,
manusia ,dirinya sendiri dan alam. Damai dengan tuhan berarti tunduk dan patuh
secara menyeluruh kepada segala kehendak-Nya. Dengan kepasrahan kepada
Tuhan maka seseorang akan mampu mengembangkan seluruh kepribadiannya
secara menyeluruh untuk berdamai dan membuat kedamaian serta keamanan di
muka bumi ini. Hal ini disebabkan karena Allah mengajarkan kepada umat
manusia. Untuk menciptakan perdamaian dan keamnan di muka bumu seperti
dalm Q.S Al-Baqoroh:208. Dengan memerhatikan substansi ajarannya dan realitas
sejarah dari dakwah Nabi Muhammad SAW. Maka merupakan tugas Islam untuk
menciptakan perdamaian di dunia ini dengan menegakkan persaudaraan semua
agama di dunia, menghimpun kebenaran yang terdapat dalam agama yang dulu,
membetulkan ajaran yang salah, mengganti yang palsu dengan yang benar,
mengajarkan kebajikan yang abadi yang dulu belum pernah diajarkan dan
akhirnya perlu sekali mengajarkan tuntunan moral dan spiritual bagi kemajuan
umat manusia. (Prof.Dr.Muhaimin.2005. hlm.72-74).
c. Ketiga, “Islam” berasal dari kata-kata as-salmu dan salamatu yang berarti bersih
dan selamat dari kecacatan-kecacatan lahir batin. Pengertian ini dapat difahami
dari firman Allah dalam Q.S As-Syua’ra ayat 89 dimana manusia terdiri dari dua
substansi yaitu jasad dan ruh. Jasad manusia itu tunduk , patuh dan pasrah kepada
sunnatullah atau ajaran-ajaran Allah yang berlaku di alam sedangkan ruh manusia
sudah melakukan perjanjian dengan Tuhan dan siap untuk tunduk, patuh dan
pasrah kepada Allah. Semuanya ini merupakan fitrah dari manusi. Selama
manusia senantiasa menjaga diri dan memelihara fitrahnya serta pilihannya
mengarah kepada diri dan memelihara fitrahnya serta pilihannya mengarah pada
pilihan pahalanya, maka dia akan selamat dan bersih dari kecacatan-kecacatan
lahir dan batin serta selamat di dunia dan akhirat. Sebaliknya ,jika manusia dalam
perjalanan hidupnya menyimpang dari fitrahnya dan pilihan hidupnya mengarah
pada pilihan buruknya (dosa) maka dia akan sengsara, tidak selamat dan tidak
bahagia hidupnya lahir batin dan dunia akhiratnya. (Prof.Dr.Muhaimin.2005.
hlm.74-75)
d. Keempat, “islam” berasal dari kata aslama-yuslimu-islaman (diambil dari kata
dasarnya salima, artinya selamat, sentosa). Kata selamat dalam bahasa Indonesia
sesungguhnya juga diambil dari rumpun kata bahasa Arab ini, selain bermakna
selamat dan damai juga memiliki arti tunduk, patuh, atau berserah diri. Dengan
demikian Islam memeiliki arti yang luas, yaitu selamat, dami, sentosa, juga suci,
yang diraih dari ketundukan dan kepatuhan yang penuh kepada pencipta, Allah
SWT. Islam membawa arti “damai kepada pencipta dan tunduk, patuh, berserah
diri sepenuhnya kepada-Nya”. Damai, sentosa ditengah kehidupan sesama dan
lingkungannya dengan menyebarkan kedamaian dan keselamatan. Kedamaian
secara pasif tidak mengganggu orang lain, dan damai secara aktif dengan
menyebarkan manfaat bagi sesamanya dan lingkungannya. Nabi melukiskan
“orang Islam itu adalah orang yang selamat orang lain dari tangan dan lidahnya”.
Dari berbagai uraian di atas dapat difahami bahwa walaupun kata islam itu
mempunyai arti atau makna yang banyak tetapi pada hakikatnya semua pengertian
yang dikandung kata islam itu menunjuk pada pengertian umum yang mendasar
dan lengkap serta menuju kepada yang satu yaitu penyerahan diri atau pasrah
kepada Tuhan dengan bentuk dan realisasinya. Dengan demikian Islam adalah
sikap hidup yang mencerminkan penyerahan diri,ketundukan,kepasrahan dan
kepatuhan kepada Allah. Dengan sikap yang demikian akan dapat mewujudkan
kedamaian, keselamatan, kesejahteraan serta kesempurnaan hidup lahir-batin dan
selamat didunia serta akhirat.
Tauhid merupakan karakteristik yang menonjol dalam setiap agama yang
dibawaoleh setiap rasul dari sisi Allah. Sebab agama berarti menghadapkan diri
hanya kepada Allah, hanyamengikuti sistem Allah dalam segala urusan
kehidupan, hanya menerima petunjuk dari Allah dalam urusan, berubadah hanya
kepada allah dengan menaati sistemnya, syariatnya dan tatanannya, dan hanya
beribadah kepada Allah. (Sayyid Qutb. 1990.hlm.239)
B. Karakteristik Ajaran Islam
Apabila meneliti sumber kepustakaan Islam yang ditulis oleh para cendekiawan
atau para ulama, kita akan mengetahui bahwa ajaran-ajaran Islam memiliki
karakteristik yang khas, yang berbeda dari ajaran-ajaran agama lainnya. Dimana
karakteristik islam diantaranya meliputi:
a. Ajarannya selain sederhana, rasional, dan praktis, juga membangkitkan
kemampuan berpikir dan mendorong manusia untuk menggunakan penalarannya
(QS 39:9 ; 6:98 ; 2:296)
b. Kesatuan antara kebendaan dan kerohanian. Menurut manusia berada ditengah
manusia lain di dunia dan keselamatan spiritual baru dapat dicapai dengan
memanfaatkan sumber daya mineral.
c. Islam memberikan petunjuk bagi seluruh kehidupan manusia meskipun
sebagian petunjuk bersifat umum untuk kehidupan dunia maupun akhirat (QS
2:208)
d. Keseimbangan antara individu dan masyarakat. Islam mengakui keberadaan
manusia sebagai individu dan memebela hak – hak asasinya (QS 53:39 ; 51:19)
e. Islam bersifat menyeluruh dan universal. Mengakui dan menganggap setiap
orang mempunyai tanggung jawab pribadi kepada Tuhan. Bahakan Islam
menjamin bahwa Tuhan dalam Islam adalah Tuhan seluruh alam (QS 1:2) dan
Muhammad SAW adalah Rasul-Nya untuk semua manusia (QS 7:158 ; 21:107).
Dalam Islam seluruh manisia adalah sama kedudukannya.
f. Ketetapan dan perubahan. Al-Quran dan Al-Sunnah berisi pedoman yang abadi
dari Tuhan dan Rasul-Nya. Tidak terikat dari batas ruang dan waktu. Namun
pedoman tersebut sering bersifat umum dan garis besar sehingga memberi
kebebasan manusia untuk berijtihad dan mengaplikasikannya sesuai dengan
situasi, kondisi, ruang, waktu dan geografisnya
g. Kesatuan Agama. Islam merupakan agama kesatuan , bukan agama tauhid
semata. Kata tauhid telah mempunyai pengertian khusus yang tidak akan
dilewatinya, yakni kepercayaan bahwa Tuhan itu Esa, menciptakan langit dan
bumi serta segala sesuatu yang ada diantara keduanya dan kepada Allah-lah segala
urusan itu dikembalikan. Pengertian ini merupakan kebalikan dari kepercayaan
bahwa Tuhan itu dua atau banyak. Disamping itu , islam tidsak hanya meyerukan
tauhid saja melainkan ia berlandaskan pada kesatuan dalam segala hal yang
meliputi:segi ketuhanan, segi politik, segi sosial, segi-segi dunia dan kehidupan
yang lain. Islam tidak hanya menetapkan kesatuan tentang Tuhan yang berhak
disembah melainkan juga menjelaskan bahwa agama ini dengan agama-agama
samawi yang sebelumnya merupakan satu kesatuan. Risalah allah bagi umat
manusia bersifat universal, sebagaian yang satu melengkapi sebagian yang lain,
sesuai dengan hulum perkembangan dalam pengajaran dan pendidikan. Karena
semua agama itu semua menuju satu tujuan meskipun nerbeda-berbeda cara yang
ditempuh untuk mencapainya, karena perbedaan waktu dan manusianya. (Prof.
Dr.Muhammad Yusuf Musa. 1991.hlm.14-16)
h. Kesatuan Politik. Dari segi politik bahwa Allah telah menganugerahkan Islam
kepada bangsa Arab. Mereka terdiri dari suku-suku yang mengalami disintegrasi.
Sebagian yang satu memusuhi dan memerangi sebagian yang lain. Karena itu
sejarah mengenal apa yang dinamakan “hari-hari arab” (ayyam al-‘arab), yakni
peperangan mereka di zaman jahiliyah. Dari orang-orang arab ini secara nyata
Islam telah membentuk satu ummat dengan satu pemimpin yang mengikuti satu
politik dan mempunyai satu tujuan yaitu menyebarkan agamayang hak kepada
umat manusia seluruhnya untuk dijadikan petunjuk jalan mereka menuju kebaikan
di dunia dan akhirat. Kesatuan politik yang diajarkan Islam itu dipraktekkan oleh
Nabi Muhammmad dan para pengikutnya, antara lain mempunyai pengaruh pada
waktu pemilihan khalifah yang pertama. (Prof. Dr.Muhammad Yusuf Musa.
1991.hlm.17-18)
i. Kesatuan Sosial. Kita melihat kesatuan yang ditetapkan Islam dalam segi sosial
ini telah mencapai satu tingkatan yang mengagumkan dan menjadi contoh yang
menantang sejarah dan umat manusia seluruhnya. Di India umpamanya tempat
persemaian salah satu agama dunia yang tertua ,kita melihat agama Hindu Brahma
membagi-bagi para pemeluknya ke dalam empat kasta. Kaum Brahmana
menempati kasta tertinggi dan rakyat jelata (Paria) menempati kasta terendah.
Sedangkan dalam Islam tidak mengenal adanya kasta dalm pembagian masyarakat
sosialnya. Karena pada hakekatnya manusia itu semua sama dihadapan Allah yang
membedakan hanya ketaqwaannya kepada Allah. Itulah indahnya Islam. (Prof.
Dr.Muhammad Yusuf Musa. 1991.hlm.19)
j. Agama Akal dan Fikiran. Islam adalah agama akal dan fikiran. Hal ini tidak
dapat diragukan lagi dan mendapat kesaksian dan Al-Qur’an dan Rasul yang
dalam banyak ayat dan hadistnya menguatkan kedudukan akal. Hal ini juga
ditunjukkan oleh akidah-akidah dan pokok-pokok ajaran agama islam.
Banyak ayat Al-Qur’an yang dengan keras menyuruh mencampakkan taklid
kepada para pendahulu, nenek moyang dan tokoh-tokoh yang lain. Dalam surat
Luqman, Allah mencela orang yang membantah keesaan Allah dan ajaran yang
dibawa Rasul tanpa berdasarkan ilmu dan bukti yang kuat, hanya karena
mengikuti warisan nenek moyang.
Jika di dalam Al-Qur’an , Allah melarang taklid dan mencela orang-orang yang
melakukannya, maka di dalam banyak ayat Dia menyuruh untuk menggunakan
akal, perhatian dan fikiran sebagai jalan untuk mencapai kebenaran dan iman yang
benar kepada Pencipta yang Esa dan seluruh ajaran yang dibawa Rasul-Nya.
k. Agama Fitrah dan Kejelasan. Islam, disamping mempunyai karakteristik-
karakteristik tersebut di depan, juga berkarakteristik sebagai agama fitrah dan
kejelasan. Fitrah yang sempurna dan sejati, dan kejelasan yang tidak membuat
akal mengalami kesuliatan untuk memahami ajaran-ajarannya. Karena itu, Islam
berbicara kepada akal , hati dan intuisi secara bersamaan.
Islam dalam segi akidah hanya menyuruh kita untuk menyembah satu Tuhan,
yang tidah beranak dan tidak mempunyai sekutu di dalam kekuasaan-Nya. Dia
tidak mengatakan ada dua tuhan yang salang bertengkar, seperti yang dikatakan
agam dualistik yang menyatakan bahwa kehidupan itu merupakan pertarungan
yang terus menerus antara tuhan kebaikan dengan tuhan kejahatan.
l. Agama Kebebasan dan Persamaan. Islam menetapkan kebebasan dan persamaan
dengan segala maam corak dan warnanya. Islam telah membebaskan manusia dari
penyembahan berhala yang tidak bisa mengindera dan memberikan keuntukan dan
bahaya kepada seseorang pun, juga mempersamakan seseorang dengan yang
lainnya.
C. Substansi Islam
Substansi dari agama islam terdapat dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Rosulullah
saw. bersabda yang artinya : …Islam adalah bahwa engkau mengakui tiada Illah
yang sebenarnya kecuali Allah SWT. dan Nabi Muhammad, saw.adalah utusan
Allah SWT, engkau menegakkan sholat, engkau menunaikan zakat, engkau
berpuasa di bulan ramadhan, dan engkau beribadah haji ke baitullah jika mampu.
(HR Muslim)
Rosulullah SAW Bersabda yang artinya: “islam adalah engkau yang mengabdi
kepada Allah saja tidak menyekutu-Nya dengan suatu yang lain dalam
pengabdian, engkau menegakkan sholat, engkau menunaikan zakat wajib, dan
engkau berpuasa di bulan ramadhan. (HR muslim)
Islam tidak hanya terdiri dari beberapa perkara seperti yang di sebutkan dalam
hadist diatas, karena islam itu sangat tegas, mencakup berbagai segi kehidupan.
Yang disebut dua perkara dalam hadist diatas adalah landasan dari suatu bangunan
yang disebut islam. Kita dikatakan mengabdi kepada Allah jika,
a. pertama, kita mengakui dan menetapkan Allah sebagai Rabb berkaitan dengan
kedudukan dan perbuatanya seperti, penguasa alam semesta, pengatur,
pemelihara, penentu halal dan haram, yang mengabulkan do’a dan lain-lain.
Semuanya itu bagi Allah, mengakui dan menetapkan Allah sebagai Illah yang haq
yang berkaitan dengan semua perbuatan kita seperti, berdo’a, cinta, takut, minta
tolong, minta perlindungan, niat dalam seluruh amal, dan lain-lain yang semua itu
hanya ditujukan hanya kepada Allah.
b. Kedua, kita membenarkan seluruh yang berasal dari Allah, contohnya yaitu
yang berupa wahyu (Al Qur’an, Injil, Taurot, Zabur, Suhuf-Suhuf, dan lain-lain).
Dan menolak salah satu kitab yang disebutkan diatas atau bahkan satu ayat saja
maka akan merusak pengabdian kita kepada Allah.
c. Ketiga, kita menaati Allah. Ini berjenjang mulai dari yang paling ringan dan
sepele sampai yang menyeluruh yakni semua yang dilakukan Rosulullah Saw.
Dalam sejumlah argumentasi substansi atau misi ajaran islam adalah pembawa
rahmat untuk seluruh alam yang meliputi berbagai bidang diantaranya:
a. Bidang Sosial, Islam memperkenalkan ajaran yang bersifat egaliter atau
kesetaraan dan kesederajatan antara manusia dengan manusia lain.
b. Bidang Ekonomi, Dimana dalam ekonomi bersendikan asas keseimbangan dan
pemerataan. Dalam ajaran islam seseorang diperbolehkan memiliki kekayaan
tanpa batas, namun dalam jumlah tertentu dalam hartanya itu dapat milik orang
lain yang harus dikeluarkan dalam bentuk zakat, infaq dan shodaqoh.
c. Bidang Politik, Terlihat dari perintah Al-Qur’an agar seorang pemerintah
bersikap adil, bijaksana terhadap rakyat yang dipimpinnya, mendahulukan
kepentingan rakyat daripada kepentingan dirinya, melindungi rakyat, memberikan
keamanan dan ketentraman masyarakat.
d. Bidang Hukum, Terlihat dari perintah Al-Qur’an QS.An-Nisa’ ayat 58 yang
artinya “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya dan menyuruh kamu apabila menerapkan hukum
diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya allah adalah
maha mendengar lagi maha melihat”.
Ayat tersebut memerintahkan seorang hakim agar berlaku adil dan bijaksana
dalam memutuskan perkara dengan tidak memandang perbedaan pada orang yang
sedang berperkara.
e. Bidang pendidikan. Hal ini terlihat dari ajaran islam yang memberikan
kebebasan kepada manusia untuk mendapatkan hak-haknya dalam bidang
pendidikan. Islam menganjurkan belajar dengan sungguh-sungguh dalam keadaan
perang dan menuntut ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat serta
melakukannya sepanjang hayat
BAB III
PENUTUP
Islam adalah agama yang sederhana dan memiliki makna serta definisi
yang luas. Didalamnya terdapat banyak sumber pedoman hidup yang berasal dari
Allah SWT dan Rasulnya yang terwujud dalam Al-Quran dan Al-Sunnah yang
ajaran dan isinya tak terpisahkan oleh dimensi ruang dan waktu serta bersifat
fleksibel lagi berkesinambungan. Islam mempunyai karakteristik yang mudah
dipahami dan dikenali dan menjadi ciri khas tersendiri sebagai penuntun umat
manusia menuju ridha Allah SWT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat
menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan
agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai
akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap
seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa
mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka,
demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik,
mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap
positif lainnya.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Memenuhi salah satu tugas MPK Agama Islam Universitas Indonesia
2. Mengetahui peranan mahasiswa dalam pembelajaran Metodologi Islam di
Indonesia
3. Menumbuhkembangkan dan memantapkan sikap profesional yang
diperlukan
BAB II
SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM
A. SUMBER AJARAN ISLAM PRIMER
1. Al Qur’an
Secara etimologi Alquran berasal dari kata qara’a, yaqra’u, qiraa’atan, atau
qur’anan yang berarti mengumpulkan (al-jam’u) dan menghimpun (al-dlammu).
Sedangkan secara terminologi (syariat), Alquran adalah Kalam Allah ta’ala yang
diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-
Naas. Dan menurut para ulama, Alquran adalah Kalamullah yang diturunkan pada
rasulullah dengan bahasa arab, merupakan mukjizat dan diriwayatkan secara
mutawatir serta membacanya adalah ibadah
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat alquran terkandung kandungan yang
secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama
beserta pengertian atau arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya,
yaitu sebagaimana berikut ini :
1. Aqidah / Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti
wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid
kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang
tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah SWT adalah
salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap
rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2.Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian
"fuqaha" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan
untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran
agama islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum islam.
Mengucapkan dua kalimah syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di
bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu
menjalankannya.
3. Akhlaq / Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau
akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT
mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan adalah untuk
memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkanNya
dan menjauhi laranganNya.
4. Hukum-Hukum
Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang
yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada
sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur'an
ada beberapa jenis atau macam seperti jinayat, mu'amalat, munakahat, faraidh dan
jihad.
5. Peringatan / Tadzkir
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia
akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzkir juga bisa
berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepadaNya dengan balasan
berupa nikmat surga jannah atau waa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang
menyenangkan di dalam alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya
gambarang yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.
6. Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang
mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang
mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah SWT. Dalam
menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang
baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain ikibar.
7. Dorongan Untuk Berpikir
Di dalam al-qur'an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang
memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga
membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta..
Al-Quran mengandung tiga komponen dasar hukum, sebagai berikut:
1. Hukum I’tiqadiah, yakni hukum yang mengatur hubungan rohaniah manusia
dengan Allah SWT dan hal-hal yang berkaitan dengan akidah/keimanan. Hukum
ini tercermin dalam Rukun Iman. Ilmu yang mempelajarinya disebut Ilmu Tauhid,
Ilmu Ushuluddin, atau Ilmu Kalam.
2. Hukum Amaliah, yakni hukum yang mengatur secara lahiriah hubungan
manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesama manusia, serta
manusia dengan lingkungan sekitar. Hukum amaliah ini tercermin dalam Rukun
Islam dan disebut hukum syara/syariat. Adapun ilmu yang mempelajarinya
disebut Ilmu Fikih.
3. Hukum Khuluqiah, yakni hukum yang berkaitan dengan perilaku normal
manusia dalam kehidupan, baik sebagai makhluk individual atau makhluk sosial.
Hukum ini tercermin dalam konsep Ihsan. Adapun ilmu yang mempelajarinya
disebut Ilmu Akhlaq atau Tasawuf.
Sedangkan khusus hukum syara dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni:
1. Hukum ibadah, yaitu hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Allah
SWT, misalnya salat, puasa, zakat, dan haji
2. Hukum muamalat, yaitu hukum yang mengatur manusia dengan sesama
manusia dan alam sekitarnya. Termasuk ke dalam hukum muamalat adalah
sebagai berikut:
Ø Hukum munakahat (pernikahan).
Ø Hukum faraid (waris).
Ø Hukum jinayat (pidana).
Ø Hukum hudud (hukuman).
Ø Hukum jual-beli dan perjanjian.
Ø Hukum tata Negara/kepemerintahan
Ø Hukum makanan dan penyembelihan.
Ø Hukum aqdiyah (pengadilan).
Ø Hukum jihad (peperangan).
Ø Hukum dauliyah (antarbangsa).
2. Hadist
Kedudukan Hadist sebagai sumber ajaran Islam selain didasarkan pada
keterangan ayat-ayat Alquran dan Hadist juga didasarkan kepada pendapat
kesepakatan para sahabat. Yakni seluruh sahabat sepakat untuk menetapkan
tentang wajib mengikuti hadis, baik pada masa Rasulullah masih hidup maupun
setelah beliau wafat.
Menurut bahasa Hadist artinya jalan hidup yang dibiasakan terkadang jalan
tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Pengertian Hadist seperti ini
sejalan dengan makna hadis Nabi yang artinya : ”Barang siapa yang membuat
sunnah (kebiasaan) yang terpuji, maka pahala bagi yang membuat sunnah itu dan
pahala bagi orang yang mengerjakanny; dan barang siapa yang membuat sunnah
yang buruk, maka dosa bagi yang membuat sunnah yang buruk itu dan dosa bagi
orang yang mengerjakannya.
Sementara itu Jumhurul Ulama atau kebanyakan para ulama ahli hadis
mengartikan Al-Hadis, Al-Sunnah, Al-Khabar dan Al-Atsar sama saja, yaitu
segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik dalam
bentuk ucapan, perbuatan maupun ketetapan. Sementara itu ulama Ushul
mengartikan bahwa Al-Sunnah adalah sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad
dalam bentuk ucapan, perbuatan dan persetujuan beliau yang berkaitan dengan
hukum.
Sebagai sumber ajaran Islam kedua, setelah Alquran, Hadist memiliki fungsi
yang pada intinya sejalan dengan alquran. Keberadaan Al-Sunnah tidak dapat
dilepaskan dari adanya sebagian ayat Alquran :
a. Yang bersifat global (garis besar) yang memerlukan perincian.
b. Yang bersifat umum (menyeluruh) yang menghendaki pengecualian.
c. Yang bersifat mutlak (tanpa batas) yang menghendaki pembatasan,
d. Isyarat Alquran yang mengandung makna lebih dari satu (musytarak) yang
e. menghendaki penetapan makna yang akan dipakai dari dua makna tersebut,
bahkan terdapat sesuatu yang secara khusus tidak dijumpai keterangannya di
dalam Alquran yang selanjutnya diserahkan kepada hadis nabi.
B. SUMBER AJARAN ISLAM SKUNDER
1. Ijtihad
Ijtihad dari aspek bahasanya berarti mengerjakan sesuatu dengan penuh
kesungguhan. Dari aspek terminologi, ijtihad ialah menggunakan seluruh
kemampuan untuk menetapkan hukum syariat dengan berdasarkan al-Qur`an dan
hadis. Orang yang melakukan ijtihad disebut Mujtahid.
Dasar hukum ijtihad adalah hadis Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh
Turmuzi dan Abu Dawud yang mengungkapkan dialog Nabi dengan Muadz bin
Jabal ketika Muadz akan menjadi gubernur Yaman:
Nabi : “Wahai Muadz! Bagaimana caranya engkau menyelesaikan masalah
yang diajukan kepadamu?”
Muadz : “Saya akan memutuskannya berdasarkan kitabulla (al-Qur`an)”
Nabi : “Bagaimana jika engkau tidak menemukannya dalam al-Qur`an?”\
Muadz : “Saya akan memutuskannya dengan sunah Nabi”
Nabi : “Bagaimana jika engkau tidak menemukannya dalam sunahku?”
Muadz : “Saya akan berusaha memutuskannya dengan akal pikiran atau
pendapatku tanpa keraguan (Berijtihad)”
Nabi : “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada utusan
Rasul-Nya atas apa yang diridhai Allah.”
Masalah agama yang berhubungan dengan furu` atau sudah jelas
hukumnya, seperti salat, zakat, haji, dan puasa tidak boleh diijtihadkan.
Sedangkan masalah seperti bayi tabung, keluarga berencana, salat di kapal laut
atau di pesawat, itulah yang harus diijtihadkan.
SYARAT ORANG BERIJTIHAD
· Mengetahui isi al-Qur`an dan hadis. Untuk hadis yang harus diketahui, ada
yang mengatakan 3000 buah, ada pula yang mengatakan 12000 buah, termasuk
kesahihan hadis (hadis sahih) dan kelemahan hadis (hadis dafi).
· Mengetahui soal-soal ijma (kebulatan/kesepakatan semua ahli ijtihad pada
suatu masa atas suatu hukum syara), sehingga mujtahid mujtahid tidak
memberikan fatwa yang berlainan dengan hasil ijma terdahulu.
· Memahami bahasa Arab dengan baik.
· Memahami ilmu Usul Fiqih (cara mengambil hukum syariat berdasarkan al-
Qur`an dan hadis) dengan baik.
· Memahami nasikh dan mansukh sehingga seorang mujtahid tidak
mengeluarkan hukum berdasarkan dalil yang sudah dibatalkan (mansukh)
Ijtihad Pada Masa Rasulullah dan Imam-imam Mujtahid
Pada masa Rasullullah ijtihad tidak sering dilakukan karena jika ada
permasalahan bisa langsung ditanyakan kepada Rasulullah saw. Ijtihad hanya
dilakukan jika berada jauh dari Rasul dan setelahnya selalu meminta nasihat pada
Rasul. Ijtihad yang dilakukan ialah setelah Rasul wafat yaitu pengangkatan Abu
Bakar Siddiq ra, pengkondifikasian al-Qur`an, dan sebagainya.
Dalam hal ijtihad muncullah para ulama besar ahli fiqih. Namun, empat
sebagian besar umat muslim lebih beruntung karena karyanya merupakan karya
pustaka yang masih terpelihara dengan baik sampai sekarang.
Keempat orang imam tersebut ialah: Imam Hanafi yang hasil ijtihadnya
dinamai Mazhab Hanafi Imam Maliki yang hasil ijtihadnya dinamai Mazhab
Maliki; Imam Syafi`i; dan Imam Hambali yang hasil ijtihadnya dinamai Mashab
Hambali.Ijtihad berasal dari kata ijtihada yang berarti mencurahkan tenaga dan
pikiran atau bekerja semaksimal mungkin.
BENTUK-BENTUK IJTIHAD
1. Qiyas,
Qiyas yaitu berarti mengukur sesuatu dengan yang lain dan
menyamakannya. Dengan kata lain Qiyas dapat diartikan pula sebagai suatu upaya
untuk membandingkan suatu perkara dengan perkara lain yang mempunyai pokok
masalah atau sebab akibat yang sama. Contohnya adalah pada surat Al isra ayat
23 dikatakan bahwa perkataan ‘ah’, ‘cis’, atau ‘hus’ kepada orang tua tidak
diperbolehkan karena dianggap meremehkan atau menghina, apalagi sampai
memukul karena sama-sama menyakiti hati orang tua.
2. Istihsan, yaitu suatu proses perpindahan dari suatu Qiyas kepada Qiyas
lainnya yang lebih kuat atau mengganti argumen dengan fakta yang dapat diterima
untuk mencegah kemudharatan atau dapat diartikan pula menetapkan hukum suatu
perkara yang menurut logika dapat dibenarkan. Contohnya, menurut aturan
syarak, kita dilarang mengadakan jual beli yang barangnya belum ada saat terjadi
akad. Akan tetapi menurut Istihsan, syarak memberikan rukhsah (kemudahan atau
keringanan) bahwa jual beli diperbolehkan dengan system pembayaran di awal,
sedangkan barangnya dikirim kemudian.
3. Mushalat Murshalah, yaitu menurut bahasa berarti kesejahteraan umum.
Adapun menurut istilah adalah perkara-perkara yang perlu dilakukan demi
kemaslahatan manusia. Contohnya, dalam Al Quran maupun Hadist tidak terdapat
dalil yang memerintahkan untuk membukukan ayat-ayat Al Quran. Akan tetapi,
hal ini dilakukan oleh umat Islam demi kemaslahatan umat.
4. Sududz Dzariah, yaitu menurut bahasa berarti menutup jalan, sedangkan
menurut istilah adalah tindakan memutuskan suatu yang mubah menjadi makruh
atau haram demi kepentingan umat.
Contohnya adalah adanya larangan meminum minuman keras walaupun hanya
seteguk, padahal minum seteguk tidak memabukan. Larangan seperti ini untuk
menjaga agar jangan sampai orang tersebut minum banyak hingga mabuk bahkan
menjadi kebiasaan.
5. Istishab, yaitu melanjutkan berlakunya hukum yang telah ada dan telah
ditetapkan di masa lalu hingga ada dalil yang mengubah kedudukan hukum
tersebut. Contohnya, seseorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu atau
belum. Di saat seperti ini, ia harus berpegang atau yakin kepada keadaan sebelum
berwudhu sehingga ia harus berwudhu kembali karena shalat tidak sah bila tidak
berwudhu.
6. Urf, yaitu berupa perbuatan yang dilakukan terus-menerus (adat), baik berupa
perkataan maupun perbuatan. Contohnya adalah dalam hal jual beli. Si pembeli
menyerahkan uang sebagai pembayaran atas barang yang telah diambilnya tanpa
mengadakan ijab kabul karena harga telah dimaklumi bersama antara penjual dan
pembeli.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulkan Makalah ini adalah bahwa sumber-sumber ajaran islam terdiri dari
ajaran islam primer dan skunder
Primer terdiri dari Al-Qur’an dan Hadist sedangkan Skunder terdiri Ijtihad
B. SARAN
Kajian tentang makalah SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM ini akan
memberikan pengetahuan dan wawasan. Hal ini sangat penting agar para pendidik
dapat memahami dan pada giliranya kelak terhadap dinamika pendidikan itu
sendiri. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa dengan pengetahuan
SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM itu sendiri.
Demikianlah makalah yang berjudul SUMBER-SUMBER AJARAN ISLAM.
Saya menyadari makalah ini masih banyak kekuranganya, karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun kami terima. Semoga makalah ini sangat berguna
bagikita semua . Amin
Kepustakaan Makalah Pertama dan Kedua
Al-Qur’an al-Karim
H.A. Mukti Ali. 1990. Hlm. 50
Khurshid Ahmad dkk.1989. hlm. 14
Prof.Dr. H. Abuddin Nata,M.A. 2004. Hlm.61-62
Prof.Dr.Muhaimin.2005. hlm.70-75
Sayyid Qutb. 1990.hlm.239
Prof. Dr.Muhammad Yusuf Musa. 1991.hlm.14-19
Dr. Kaelany HD,. MA, Islam Agama Universal