merkuri (hg), toksikologi lingkungan.docx

28
MAKALAH TOLSIKOLOGI VETERINER Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan OLEH : NUR ALIF BAHMID O11111266 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Upload: nuralifbahmid

Post on 28-Dec-2015

259 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

MAKALAH

TOLSIKOLOGI VETERINER

Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan

OLEH :

NUR ALIF BAHMID

O11111266

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Alla SWT. Karena

dengan izin dan ridho-Nya, makalah ini dapat penyusun rampungkan. Sholawat

dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

yang telah membawa kedamaian dan rahmat bagi semesta alam.

Makalah Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan ini disusun untuk

memenuhi tugas mandiri dari mata Kuliah Toksikologi Veteriner. Dan

terimakasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam

penyusunan makalah ini.

Kami berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan manfaat

khususnya bagi penyusun sendiri umumnya bagi semuanya. Akhirnya kepada

Allah jua kami memohon ampun, kalau sampai terjadi kesalahan dan kekurangan

dalam penyusunan makalah ini. Besar harapan kami atas masukan guna

perbaikan isi materi dari makalah ini. Semoga apa yang kami susun bermanfaat.

Aamiin ya Robal’alamin.

Makassar, Mei 2014

Peny

usun

Page 3: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Merkuri (Hg)...................................................................................................3

B. Cara Merkuri Mencemari Lingkungan............................................................4

C. Cara Merkuri Masuk ke Dalam Tubuh Manusia.............................................6

D. Cara Mendeteksi Merkuri................................................................................11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

Page 4: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengaruh bahan-

bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup dan cara kerja racun.

Sehingga terjadi respon-respon antara unsur-unsur tersebut dengan sistem

biologi yang dapat menyebabkan kerusakan pada sistem biologi tersebut.

Salah satunya adalah unsur logam berat, yang merupakan unsur yang

mempunyai densitas lebih dari 5 gr/cm3. Diantara semua unsur logam berat,

Hg atau merkuri memiliki densitas sekitar 13,55. Merkuri atau Hg merupakan

logam berat yang sangat beracun diantara semua logam bert lainnya. Yang

kemudian diikuti oleh logam berat lain yaitu Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn.

Bahan Berbahaya dan Beracun atau B3 merupakan setiap bahan yang

karena sifat atau konsentrasi, jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak

langsung dapat mencemari atau merusak lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. B# dapat berupa

bahan biologis atau zat kimia. Zat kimia B3 dapat berupa senyawa logam

(anorganik) atau senyawa organik. Disini merkuri merupakan B3 logam.

Merkuri dapat berasal dari alam, industri, maupun dari transportasi. Secara

alami merkuri dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan dari air

laut. Sedangkan industri yang menghasilkan limbah merkuri antara lain

industri pengecoran logam dan semua industri yang menggunakan merkuri

sebagai bahan baku maupun bahan penolong. Macam-macam industrinya

antara lain, industri klor alkali, peralatan listrik, cat, termometer, tensimeter,

industri pertanian dan pabrik detonator. Selain itu, sumber pencemaran

merkuri juga dapat berasal dari tempat praktek dokter gigi yang menggunakan

amalgam sebagai bahan penambal gigi. Hasil pembakaran bahan bakar fosil

juga merupakan sumber merkuri.

Page 5: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

B. Rumusan Masalah

1. Apa merkuri (Hg) itu?

2. Bagaimana merkuri (Hg) dapat mencemari lingkungan?

3. Bagaimana merkuri (Hg) dapat masuk ke dalam tubuh manusia?

4. Bagaimana cara mendeteksi merkuri (Hg) tersebut?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dan hal-hal tentang merkuri (Hg)

2. Mengetahui cara merkuri (Hg) dapat mencemari lingkungan

3. Mengetahui cara merkuri (Hg) masuk ke dalam tubuh

4. Mengetahui cara mendeteksi merkuri (Hg)

Page 6: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Merkuri (Hg)

Merkuri (Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di

alam dan tersebar dalam batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara

sebagai senyawa anorganik dan organik. Secara alami merkuri dapat berasal

dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut.

Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA= 80) serta

memiliki massa molekul relatif (MR= 200,59). Bentuk fisik dan kimianya

sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam yang berbentuk

cair dalam suhu kamar (25oC), titik bekunya paling rendah (-39oC),

mempunyai kecenderungan untuk menguap lebih besar, mudah tercampur

dengan logam-logam lainnya dan menghasilkan logam campuran

(Amalgam/Alloi), juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik

tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah.

Merkuri merupakan logam berat urutan pertama dalam sifat racunnya.

Metil merkuri merupakan bentuk dari merkuri yang penting yang bermanfaat

bagi manusia. Industri yang berperan dalam pencemaran merkuri ke

lingkungan adalah pabrik tinta, kertas, kimia, kosmetik, farmasi dan tekstil.

Merkuri memiliki efek toksisitas pada susunan saraf pusat dan ginjal.

Merkuri (Hg) atau air raksa sering diasosiasikan sebagai polutan bagi

lingkungan. Setiap tahun berton-ton merkuri dilepaskan ke atmosfir karena

pemakaiannya yang luas baik di industri, pertanian, kedokteran gigi, rumah

sakit, laboratorium penelitan. Kontributor yang signifikan adalah pembakaran

batu-bara pada pembangkit listrik yang juga menghasilkan polutan merkuri.

Sifat yang dimiliki oleh logam mercuri antara lain :

- Berujud cair

- Merupakan logam yang paling mudah menguap dibanding logam lain

- Logam yang paling baik untuk mengantar daya listrik

- Dapat melarutkan bermacam-macam logam kecuali besi,nikel dan

kadmium,kobalt,platinum

Page 7: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

- Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua mahluk hidup baik

dalam bentuk tunggal (logam) maupun senyawanya

Berbagai jenis senyawa merkuri.(Sumber : National Institute of Minamata Disease, NIMD - Jepang)

B. Cara Merkuri Mencemari Lingkungan

Diketahui hasil dari epidemiologi bahwa keracunan metil dan etil merkuri

sebagian besar dikarenakan oleh konsumsi ikan yang diperoleh dari daerah

tercemar atau makanan yang berbahan baku tumbuhan tang disemprot dengan

pestisida jenis fungisida alkil merkuri. Pada tahun 1953-1965 di teluk

Minamata, Kyushu, Jepang dilaporkan adanya keracunan merkuri sehingga

menyebabkan beberapa malformasi pada janin yang dikandung. Pada tahun

1959 ditemukan bahwa penyebab keracunan tersebut adalah berasal dari

limbah Chisso Corporation yang mengandung metil merkuri yang dibuang ke

perairan. Kemudian pada tahun 1967 terjadi pencemaran merkuri di sungai

Agano, Nigata. Di Irak pun terjadi keracunan alkil merkuri akibat

mengkonsumsi gandum yang disemprot dengan alkil merkuri sehingga

menyebabkan 500 orang meninggal dunia dan 6000 orang memerlukan

perawatan di rumah sakit. Penelitian Eto (1999), telah menyimpulkan bahwa

efek keracunan merkuri tergantung dari kepekaan individu dan faktor genetik.

Individu yang peka tehadap merkuri antara lain adalah janin, bayi, anak-anak

dan orang tua.

Merkuri atau Hg dapat berasal dari alam, industri, maupun hasil

pembakaran dari transportasi. Di alam merkuri dapat ditemukan pada gas

gunung berapi dan penguapan dari air laut. Macam-macam industrinya antara

lain, industri klor alkali, peralatan listrik, cat, industri pengecoran logam,

Page 8: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

termometer, tensimeter, industri pertanian, pabrik detonator dan semua indutri

yang menggunakan merkuri sebagai bahan baku utama atau bahan penolong.

Selain itu, sumber pencemaran merkuri juga dapat berasal dari tempat praktek

dokter gigi yang menggunakan amalgam sebagai bahan penambal gigi. Hasil

pembakaran bahan bakar fosil juga merupakan sumber merkuri.

Mekanisme kerja suatu bahan kimia terhadap suatu organ sasaran pada

umumnya melewati suatu rantai reaksi yang dapat dibedakan menjadi 3 fase

utama, yaitu fase eksposisi, fase toksokinetik dan fase toksodinamik. Fase

eksposisi adalah ketersediaan biologis suatu polutan di lingkungan dan hal ini

erat kaitannya dengan perubahan sifat-sifat fisikomikianya. Selama fase

eksposisi, zat beracun dapat diubah melalui berbagai reaksi kimia atau fisika

menjadi senyawa yang lebih toksik atau lebih kurang toksik. Jalur

intoksikasinya lewat oral, saluran pernafasan dan kulit. Polutan pada fase

eksposisi di lingkungan industri memiliki sifat fisik berupa padatan, larutan

dan gas. Paparan di industri terbanyak melalui inhalasi, karena bahan kimia

pencemar berada di udara ambien sebagai airbone toxicant, yaitu gas, uap,

debu, fume, kabut dan asap. Fase toksokinetik merupakan fase dimana

sebagian dari jumlah zat yang diabsorbsi mencapai organ target suatu zat

toksik di dalam tubuh organisme. Prosesnya dibedakan dengan menjadi,

absorbsi dan distribusi (invasi), biotransformasi, akumulasi dan ekskresi. Fase

toksodinamik merupakan suatu fase dari hasil interaksi dari sejumlah proses

yang sangat rumit dan kompleks.

Sudah ada sejak orang mengenal ikan dan memakannya (ikan, udang,

tiram) yang sudah tercemar dgn merkuri.

- Merkuri bersifat racun bagi tubuh bila berlangsung lama dan dapat

bersifat akumulasi.

- Contoh, Kasus penyakit Minamata dijepang disebabkan oleh keracunan

senyawa merkuri ini dimulai dari pembuangan metil merkuri yang

mencemari air laut dan termakan oleh ikan dan biota laut lainnya. Akibat

sering menyantap ikan sehingga terjadi akumulasi logam dan

menyebabkan terjadinya keracunan

Page 9: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

- Wanita hamil yang terpapar dapat memberikan kerusakan otak bayi dan

melahirkan bayi cacat bawaan

- Pengaruh utama yg ditimbulkan oleh merkuri ad / menghalangi kerja

enzim dan merusak kerja dinding sel

- Chemical pneumonia ad keracunan akut karena terjadi melalui inhalasi

uap merkuri dan menyebabkan iritasi paru dan edema paru

- Bersifat menahun, terjadi gangguan pada sistem syaraf dgn segala

kelainannya dan kerusakan ginjal bila dlm harga air seni melebihi 50mg/1

- Kadar Maksimum konsentrasi yang diijinkan

- Harga merkuri yang diperkenankan dalam darah sebaiknya tidak melebihi

3,0 μg/100cc atau air seni dgn harga 50 μg / 1

- Pekerja yang terpapar merkuri sebaiknya diadakan pemeriksaan sebelum

kerja (pre employment medical examination)

- Sebaiknya karyawan yang sudah mengalami gangguan kulit, peradangan

pada mulut, saraf (tremor) a / kelainan ginjal sebaiknya perlu dilakukan

pengawasan

C. Cara Merkuri Masuk ke Dalam Tubuh Manusia

Bentuk racun dari merkuri yang masuk pada tubuh manusia adalah metil

merkuri (CH 3 Hg + dan CH 3 -Hg-CH 3 ) dan garam organik, mercuric khlor

(HgCl 2 ). Metil merkuri dapat dibentuk oleh bakteri pada sedimen dan air

yang bersifat asam. Elemen merkuri memiliki waktu tinggal yang relatif

pendek pada tubuh manusia tetapi senyawa metil merkuri terakumulasi di

dalam tubuh 10 kali lebih lama. Metil merkuri terakumulasi pada rantai

makanan, misal merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan

mengkonsumsi ikan yang hidup di perairan yang telah tercemar merkuri.

Merkuri juga dapat dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai kegiatan manusia,

terutama dari pembakaran sampah rumah tangga, limbah industri, dan

pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara. Asap yang mengandung

merkuri dapat ditransportasikan melalui udara dan mengendap di daratan

maupun air. Asap merkuri dapat dihisap melalui pernapasan.

Page 10: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

Merkuri yang masuk lewat kulit, biasanya merkuri yang terkandung dalam

kosmetik yang dipakai. Merkuri yang masuk melalui kulit, setelah diabsorbsi

di jaringan akan teroksidasi menjadi merkuri divalent (Hg 2 + ) yang dibantu

oleh enzim katalase. Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat

mengakibatkan:

1. Memperlambat pertumbuhan janin

2. Keguguran dan mandul

3. Flek hitam pada kulit akan memucat, seakan pudar dan bila pemakaian

dihentikan, flek tersebut akan timbul kembali dan akan semakin bertambah

parah

4. Memberikan efek rebound atau respon berlawanan saat pemakaian

kosmetik tersebut dihentikan

5. Untuk wajah yang awalnya bersih, lama kelamaan akan timbul flek yang

sangat parah

6. Dapat menyebabkan kanker kulit

Merkuri yang masuk melalui pernapasan akan diabsorbsi melalui sel darah

merah, kemudian ditransformasikan menjadi merkuri divalent yang sebagian

akan menuju otak dan kemudian diakumulasikan di dalam jaringan. Senyawa

phenyl mercury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun moderat

dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh tetapi senyawa ini dapat

berubah bentuk menjadi merkuri organik dengan cepat pada lingkungan. Metil

merkuri 50 kali bersifat racun daripada merkuri organik. Dalam Peraturan

Menteri Kesehatan, kadar maksimum merkuri di dalam aor adalah 0,001 mg/l.

Toksikokinetik merkuri

1. Absorbsi

Dari beberapa data pada manusia maupun hewan menunjukan bahwa

metilmerkuri segera diserap melalui saluran cerna. Aberg et. al. (1969)

melaporkan bahwa dosis tunggal metilmerkuri nitrat pada manusia 95%

dapat diserap. Absorbsi yang efiesien dari metilmerkuri ini juga ditunjukan

dari penelitian lain yang menggunakan sukarelawan manusia yang

menerima dosis oral metilmerkuri terikat protein. Sampai 80% uap

Page 11: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

senyawa metilmerkuri seperti uap metilmerkuri klorida dapat diserap

melalui pernafasan. Penyerapan metilmerkuri dapat juga melalui kulit

namun data kuantitatifnya tidak tersedia.

Garam merkuri klorida absorbsinya buruk pada saluran cerna, efek

serius dari merkuri klorida adalah gastroenteritis. Logam merkuri bila

tertelan tidak diserap oleh saluran cerna, namun uapnya lebih berbahaya

karena menyebabkan kerusakan paru-paru dan otak.

2. Distribusi

Dari segi toksisitas, konsentrasi dalam darah merupakan indikator

yang sesuai dari dosis yang diserap dan jumlah yang ada secara sistemik.

Metilmerkuri terikat pada hemoglobin, dan daya ikatnya yang tinggi pada

hemoglobin janin berakibat pada tingginya kadar merkuri pada darah uri

dibandingkan dengan darah ibunya. Dari analisis, konsentrasi total merkuri

termasuk bentuk merkuri anorganik, merkuri pada darah tali uri hampir

seluruhnya dalam bentuk termetilasi yang mudah masuk ke plasenta

Metilmerkuri sangat mudah melintas batas sawar darah-otak maupun

plasenta. Hal ini lebih disebabkan oleh sifat lifopilisitas yang tinggi dari

metilmerkuri.

Metilmerkuri sendiri mudah berdifusi melalui membran sel tanpa

perlu sistem transport tertentu. Kerena reaktifitasnya yang tinggi terhadap

gugus sulfhidril yang terdapat pada berbagai protein, maka jumlah

metilmerkuri bebas dalam cairan biologis menjadi sangat kecil. Suatu

transpor aktif pada sawar darah otak diperkirakan membawa metilmerkuri

masuk ke dalam otak. Dalam darah, logam yang sangat neurotoksik ini

terikat secara eksklusif pada protein dan sulfhidril berbobot molekul

rendah seperti sistein. Kompleks MeHg-sistein yang terbentuk beraksi

sebagai analog asam amino, mempunyai struktur mirip metionin, sehingga

dapat diangkut oleh pembawa Sistem-L untuk asam amino bebas untuk

melintas melalui sawar darah otak.

Asam amino yang penting pada rambut adalah sistein. Metilmerkuri

yang bereaksi dan terikat dengan gugus sulfhidril pada sistein kemudian

terserap dalam rambut, ketika pembentukan rambut pada folikel. Tetapi,

Page 12: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

membutuhkan waktu paling tidak sebulan untuk dapat terdeteksi dalam

sampel potongan rambut pada pengguntingan mendekati kulit kepala.

Tergantung dari panjang rambut pada sampel, konsentrasi merkuri dapat

merefleksikan pemaparan merkuri dimasa lalu. Namun, karena waktu

paruh merkuri dalam tubuh kira-kira 1,5 – 2 bulan, sampel rambut dekat

kulit kepala merefleksikan pemaparan merkuri yang baru terjadi yang juga

terkait pada konsentrasi dalam darah pada saat ini.

Kadar merkuri dalam darah dan rambut merupakan biomarker

pencemaran merkuri. Hubungan kedua biomarker tersebut sangat

individual pada setiap orang maupun kelompok umur. Menurut US EPA

(2001), dalam kondisi tetap terpapar oleh merkuri, kadar dalam rambut

(mg/g) rata-rata 250 kali kadar dalam darah (mg/mL).

3. Metabolisme

Metilmerkuri dapat dimetabolisme menjadi merkuri anorganik oleh

hati dan ginjal. Metilmerkuri dimetabolisme sebagai bentuk Hg++.

Metilmerkuri yang ada dalam saluran cerna akan dikonversi menjadi

merkuri anorganik oleh flora usus.

4. Ekskresi

Metilmerkuri dikeluarkan dari tubuh terutama melalui tinja sebagai

merkuri anorganik. Proses ini sebagai hasil dari ekskresi empedu dari

senyawa dan konversi menjadi bentuk anorganik oleh flora usus.

Kebanyakan metilmerkuri yang diekskresi empedu diserap kembali

melalui sirkulasi enterohepatik dalam bentuk organiknya.

Kurang dari 1% metilmerkuri dapat dikeluarkan dari tubuh setiap

harinya, hal ini karena waktu paruh biologisnya yang kira-kira 70 hari.

Metilmerkuri juga dikeluarkan melalui ASI dengan kadar kira-kira 5%

dari kadar dalam darah. Pengeluaran merkuri anorganik melalui ekshalasi,

ludah, dan keringat yang berasal dari metabolisme merkuri organik.

Target Organ

Metil merkuri menyerang susunan saraf pusat dengan target organ utama

adalah otak. Data yang ada menunjukkan bahwa otak janin yang sedang

Page 13: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

berkembang mempunyai sensitivitas yang lebih tinggi dibanding orang

dewasa. Perbedaan seks sering ditemui pada studi toksisitas pada tikus dan

mencit. Akumulasi merkuri pada ginjal hewan betina secara statistik lebih

tinggi dari jantan. Konsentrasi yang tinggi pada betina diduga karena

tingginya kadar metalothionein pada ginjal betina.

Gambar 2 mengilustrasikan adanya daerah lesi di beberapa zona pada

system saraf yang menunjukkan gejala dari penyakit Minamata. Lesi pada

cerebellum (1) berakibat pada hilang keseimbangan (ataxia) dan gangguan

bicara (dysarthria). Gangguan penglihatan terjadi pada penyempitan bidang

padang, kesulitan penglihatan pada daerah tepi akibat dari kerusakan di

daearah occipital lobe (2). Gangguan sensasi atau stereo anesthesia terjadi

karena kerusakan pada postcentral gyrus (3). Kelemahan otot, kram atau

gangguan pergerakan merupakan tanda dari kerusakan pada precentral gyrus

(4). Kesulitan pendengaran disebabkan adanya gangguan pada daerah

temporal transverse gyrus (5). Keluhan pada kesulitan dan gangguan indera

perasa baik rasa nyeri, sentuhan ataupun suhu akibat adanya gangguan pada

saraf sensorik (6).

Cedera pada sistem saraf akibat metilmerkuri. Daerah terjadinya perubahan patologis akibat

metilmerkuri ditandai dengan warna merah yang ditunjukkan dengan keterangan pada gejala dan

tanda pada penyakit Minamata.

(Sumber : National Institute of Minamata Disease, NIMD – Jepang)

Page 14: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

D. Cara Mendeteksi Merkuri

Berdasarkan hasil penelitian dari Diner dan Brenner (1998) serta

Frackelton dan Christensen (1998) bahwa diagnosa klinis dari keracunan

merkuri tidaklah mudah dan sering disalah artikan dengan diagnosa kelainan

psikiatrik dan autisme. Sulitnya diagnosa merkuri karena panjangnya periode

laten dari mulai terpapar sampai timbulnya gejala dan tidak jelasnya bentuk

gejala yang timbul, yang hampir serupa dengan kelainan psikiatrik. Untuk

memudahkan diagnosa klinis dari keracunan merkuri, maka Vroom dan Greer

(1972) memebuat kriteria sebagai berikut:

1. Observasi kemunduran fungsi, yang berupa: kerusakan motorik,

abnormalitas sensorik, keminduran psikologi dan perilaku, kemunduran

nerologik dan kognitif, kelainan bicara, pendengaran, kemunduran

penglihatan, kelainan kulit serta gangguan reflek.

2. Waktu tampilan oleh merkuri bersifat akut atau kronis.

Gejala yang disebabkan oleh merkuri yaitu gangguan psikologis berupa

rasa cemas dan kadang timbul sifat agresif. Keracunan merkuri sering disebut

dengan mercurialism yang banyak ditemukan pada negara maju. Deteksi

merkuri dapat melalui urine, darah, kuku dan rambut. Kadar merkuri di udara

daerah yang tidak tercemar sekitar 20-50 ng/m3. Jika kadar merkuri di udara

sebesar 50 ng/m3, maka dalam waktu 3 hari banyaknya paru-paru menghisap

merkuri sebesar 1 μg/hari. Gejala klinis yang ditimbulkan oleh merkuri

tergantung banyaknya merkuri yang masuk ke dalam tubuh, dengan gejala

yang paling ringan berupa parastesia yaitu hilangnya rasa pada anggota gerak

dan sekitar mulut serta dapat pula terjadi pengurangan penglihatan dan

pendengaran sampai gejala yang paling berat berupa ataxia, dysarthria bahkan

kematian. Paparan merkuri pada janin akan tampak setelah bayi lahir yang

dapat berupa cerebraly palsy maupun retardasi mental. Hal ini dapat terjadi

karena jika ibu hamil mengkonsumsi daging binatang yang diberi pakan padi-

padian yang disemprot fungisida mengandung metil merkuri atau yang

tercemar merkuri melalui perairan dan lain-lain. Pada pemeriksaan

laboratorium terlihat adanya denaturasi protein enzim yang tidak aktif dan

kerusakan membran sel pada kasus keracunan merkuri.

Page 15: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

Metil merkuri merupakan racun yang mampu mengganggu susunan saraf

pusat maupun saraf perifer. Keracunan merkuri dapat pula berpengaruh

terhadap fungsi ginja yaitu mengakibatkan proteinuria. Selain memiliki efek

pada susuna saraf, merkuri juga dapat menyebabkan kelainan kejiwaan

berupa insomnia, nervus, pusing, mudah lupa, tremor dan depresi. Pada

dasarnya besar resiko akibat terpapar merkuri tergantung dari sumber merkuri

di lingkungan, tingkat paparan, teknik pengambilan sampel, analisis sampel

dan hubungan dosis dengan respon.

Page 16: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Merkuri merupakan salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam

dan tersebar dalam batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai

senyawa anorganik dan organik, serta logam berat urutan pertama dalam sifat

racunnya.

2. Mekanisme merkuri mencemari lingkungan dengan 3 fase, yaitu fase

eksposisi, fase toksokinetik dan fase toksodinamik. Merkuri dapat mencemari

lingkungan dengan adanya limbah dari industri yang mengandung merkuri

dan dibuang ke lingkungan sekitar. Sumber merkuri dapat berasal dari alam,

industri maupun dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.

3. Merkuri dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara melalui kulit, setelah

diabsorbsi di jaringan akan teroksidasi menjadi merkuri divalent (Hg2+) yang

dibantu oleh enzim katalase. Metil merkuri terakumulasi pada bahan makanan

yang dikonsumsi, misal ikan. Merkuri juga dapat dilepaskan ke atmosfer

melalui berbagai kegiatan manusia terutama proses pembakaran, bahan bakar

fosil, maupun dari fenomena alam yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui

inhalasi.

4. Cara mendeteksi merkuri dengan kriteria yang dibuat Vroom dan Greer (1972)

untuk memudahkan diagnosa klinis dari keracunan merkuri:

a. Observasi kemunduran fungsi, yang berupa: kerusakan motorik,

abnormalitas sensorik, keminduran psikologi dan perilaku, kemunduran

nerologik dan kognitif, kelainan bicara, pendengaran, kemunduran

penglihatan, kelainan kulit serta gangguan reflek.

b. Waktu tampilan oleh merkuri bersifat akut atau kronis.

Page 17: Merkuri (Hg), Toksikologi Lingkungan.docx

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Zul. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi

Kesehatan Manusia dan Lingkungan. USU Repository.

Darmoni. 2009. Farmasi Forensik dan Toksikologi. Jakarta: Universitas Indonesia

Press.

Darmono, 2008. Lingkungan hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan

Toksikologi Senyawa Logam, Universitas Indonesia , UI-Press, Jakarta.

Hamdani, S. Toksisitas Merkuri. http://catatankimia.com/catatan/toksisitas-

merkuri.html

Soemirat, Juli, dkk. 2007. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Sudarmaji, J.Mukono, dan Corie I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan

Dampaknya terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 2 (2): 129 -

142

Toksikologi Industri. 2011. Apa Penyebab Keracunan Mercury.

http://www.ilmukesker.com/apa-penyebab-keracunan-mercury-34.html

Toksikologi Industri. 2011. Logam Berat: Air Raksa (Mercury).

http://www.ilmukesker.com/logam-beratair-raksa-mercury-29.html

Yanuar, Arry. 2008. Toksisitas di sekitar kita.

http://staff.blog.ui.ac.id/arry.yanuar/files/2008/03/mercuri.pdf