laporan kasus jiwa

25
LAPORAN KASUS I. Identitas Pasien No. Rekam Medik : 80-33-75 Nama Inisial : Tn. HM Jenis Kelamin : Laki-laki TTL : 20 – 03 - 1985 Usia : 30 Tahun Alamat : Jl. Kayu Manis Barat no. 11 RT 001/RW 002 Kayu Manis, Matraman. Pendidikan : SMA Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Islam Status Pernikahan : Belum menikah Suku Bangsa : Betawi Tanggal Masuk : 25 Maret 2015 Identitas Keluarga Nama : Ny. Juhairiah Alamat : Kayu Manis Barat, Matraman, JakTim Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga No. Telp : 082113197882 Hubungan dengan pasien: Kakak Kandung II. Riwayat Psikiatri Autoanamnesa: 9, 10 , 11 April 2015 Alloanamnesa: 10 April 2015 dengan Kakak Kandung Pasien Gangguan Mental Organik (Demensia YTT) Paviliun Amino RSPAD GS Fakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 1

Upload: steven-lia

Post on 10-Apr-2016

44 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

laporan tugas kasus jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KASUS Jiwa

LAPORAN KASUSI. Identitas Pasien

No. Rekam Medik : 80-33-75

Nama Inisial : Tn. HM

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : 20 – 03 - 1985

Usia : 30 Tahun

Alamat : Jl. Kayu Manis Barat no. 11 RT 001/RW 002 Kayu

Manis, Matraman.

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum menikah

Suku Bangsa : Betawi

Tanggal Masuk : 25 Maret 2015

Identitas Keluarga

Nama : Ny. Juhairiah

Alamat : Kayu Manis Barat, Matraman, JakTim

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

No. Telp : 082113197882

Hubungan dengan pasien : Kakak Kandung

II. Riwayat Psikiatri

Autoanamnesa : 9, 10 , 11 April 2015

Alloanamnesa : 10 April 2015 dengan Kakak Kandung Pasien

A. Keluhan Utama

Sering kaget – kaget an.

B. Keluhan Tambahan

Pasien tampak sesekali berbicara ngaco dan tertawa sendiri.

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 1

Page 2: LAPORAN KASUS Jiwa

C. Riwayat Gangguan Sekarang

Dari hasil alloanamnesa dengan kakak pasien, pasien datang ke

paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto Jakarta pada tanggal 25 April 2015

dibawa oleh keluarganya karena pasien menonjok ibunya yang menganggap

ibunya adalah musuh tentara Belanda. Serta ingin menusuk keponakannya

dengan pisau gunting kuku sehari sebelum masuk rumah sakit. Jika di tanya

apa yang membuat pasien hingga melakukan hal tersebut, pasien menjawab

jika tidak tahu bahkan pasien menyangkal telah melakukan hal tersebut.

Pasien mengalami gangguan terhadap dirinya semenjak 10 tahun yang

lalu, namun keadaan nya masih jauh lebih baik dari sekarang, pasien masih

mau keluar rumah dan bergaul dengan teman – temannya meski tidak seaktif

sebelum pasien mengalami gangguan, namun sekarang semakin memburuk

tiga minggu sebelum masuk rumah sakit pasien lebih sering menyendiri di

kamar, malas berkumpul dengan keluarga dan teman - temannya, malas

merawat diri dan jarang makan dan keluar rumah. Bicara pun sudah sangat

melantur.

Pasien sering mondar – mandir di ruang bangsal, tidak kooperatif

terhadap pemeriksa. Pada saat diajak berkomunikasi, pasien menjawab

pertanyaan pemeriksa namun sering kali jawabannya ngaco atau bahkan

hanya diam saja. Pasien juga kadang tiba – tiba tertawa sendiri, namun jika di

tanya apa yang membuatnya tertawa, pasien bilang tidak ada apa – apa.

Pasien juga sering tiba – tiba ngomong sendiri dengan sesekali menoleh ke

samping. Pasien pernah menyatakan jika dirinya bisa melakukan telepati

terhadap keluarga dan teman – temannya.

Pasien menyatakan jika dirinya sekarang sering merasa kaget –

kagetan. Namun setelah di tanya lebih dalam apa yang membuatnya kaget –

kagetan, dan pada saat apa pasien merasa seperti itu, pasien hanya menjawab

tidak tahu. Sehingga tidak bisa di gali lebih dalam.

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 2

Page 3: LAPORAN KASUS Jiwa

1. Riwayat Gangguan Psikiatrik

Awal mula keluarga merasa jika pasien mulai berubah pada tahun 2005

sejak pasien kelas 2 SMA. Keluarga mengatakan jika pasien sehabis

mempelajari sebuah Ilmu namun keluarga tidak tahu Ilmu apa dan

dimana pasien mempelajarinya. Keluarga pasien tahu setelah diberitahu

oleh tetangga nya jika pasien diajak oleh temannya untuk mempelajari

sebuah Ilmu. Pulang – pulang pasien mulai berubah seperti sering

berbicara sendiri, jika diajak bicara lama – lama melantur serta merasa

tidak suka dengan bapaknya. Sebelumnya, hubungan pasien dengan

bapaknya tidak ada masalah. Kakak pasien juga mengatakan jika sehabis

pulang mencari Ilmu tersebut, teman pasien juga mengalami hal serupa

dengan pasien namun sekarang sudah sembuh dan bisa bekerja.

Pasien pernah bercerita ke kelurga jika ada yang membisikkan ke

telinga pasien untuk menyuruhnya berjuang oleh tentara. Bahkan pernah

ada yang menyuruhnya untuk loncat dari atas genteng dan pasien

melakukannya namun bisa di gagalkan oleh warga sekitar. Kakak pasien

mengatakan, jika pasien juga bisa melihat mahkluk halus, suatu ketika

pasien duduk di warung lalu di hampiri oleh temannya, pasien menyuruh

pergi sosok yang mengikuti temannya. Sosoknya wanita dengan rambut

panjang dengan jubah putih panjang.

Karena hal tersebut, pasien sering di bawa rukiyah oleh keluarganya,

namun pada saat rukiyah pasien tidak teriak dan muntah – muntah, hanya

tenang saja bahkan pasien mengatakan bahwa buat apa dirinya di bawa

ketempat seperti itu sedangkan dirinya tidak gila maka dari itu pasien

tidak mau lagi di bawa untuk rukiyah.

Kehidupan pasien setelah mengalami sakit, pasien jadi menarik diri.

Sudah jarang bergaul atau mengikuti kegiatan dengan teman – teman

sebayanya. Pasien lebih senang menyendiri, namun menurut kakaknya

sesekali pasien kadang keluar rumah untuk berkumpul namun tidak lama

pulang kerumah. Serta pasien masih bisa diajak berbicara meski kadang

setelahnya pembicaraan pasien mengacau lagi.

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 3

Page 4: LAPORAN KASUS Jiwa

Malam takbiran tahun lalu, pasien pernah menonjok bapaknya tanpa

alesan yang jelas. Jika di tanya pasien juga tidak tahu kenapa pasien

berbuat hal tersebur, maka dari itu bapak pasien diungsikan ke rumah

kakaknya untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan lagi.

Pasien belum pernah dirawat di bagian jiwa ataupun memiliki keluhan

serupa sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medik

Riwayat trauma kepala (-), penyakit saraf (-), riwayat kejang/ epilepsi (-),

tumor otak (-), riwayat nyeri kepala (-).

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif dan Alkohol

Kakak pasien mengatakan pasien seorang perokok namun tidak pernah

menggunakan obat – obatan terlarang.

III. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Ibu pasien mengatakan pasien dilahirkan secara normal di Rumah Sakit Tentara.

Pertumbuhan dan perkembangan pasien sama dengan anak sebayanya.

2. Riwayat Masa Kanak (0-3 tahun)

Dari alloanamnesa dengan Kakak pasien, didapatkan bahwa pasien merupakan

anak ketiga dari lima bersaudara. Pasien bertumbuh kembang sama dengan anak

sebayanya. Bahkan anak paling disayang karena anak pertama laki – laki di

keluarganya.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Kakak pasien mengatakan sejak SD hingga SMP pasien anak yang ramah dan

senang bergaul, teman pasien banyak karena pasien anak yang mudah bergaul

dengan siapa saja. Kakak pasien juga mengatakan sejak kecil pasien anak yang

hiperaktif, suka mengotak atik benda apa saja yang ada disekitarnya. Dan sejak

SMP pasien sudah bisa memperbaiki elektronik yang rusak seperti radio sehingga

tetangganya jika ada elektronik yang rusak, suka meminta tolong kepada pasien

untuk diperbaiki.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja

Menurut Kakak pasien, pasien merupakan anak yang aktif dalam sosialisasi,

serta sering mengikuti kegiatan seperti sepak bola. Pasien juga anak yang tidak

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 4

Page 5: LAPORAN KASUS Jiwa

suka berantam atau tawuran. Namun pernah pasien terlibat penangkapan tawuran.

Pasien sedang berjalan pulang dari sekolah sendiri kemudian ada temannya yang

menitipkan senjata tajam kepadanya, karena tidak tahu apa – apa pasien pun hanya

nurut saja. Atas bantuan kakak dan keluarga, akhirnya pasien terbukti tidak

bersalah dan bisa bebas. Karena hal tersebut dan takut terjadi tawuran lagi,

akhirnya pasien memutuskan untuk pindah sekolah.

5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Pasien bersekolah dari TK hingga SMA. Prestasi pasien biasa saja namun

selalu lulus tepat waktu. Namun pasien berhenti sekolah kelas 2 SMA karena

pasien mulai mengalami gangguan.

b. Riwayat Pekerjaan

Pasien tidak bekerja

c. Riwayat Pernikahan dan Hubungan

Pasien belum pernah menikah.

d. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien beragama Islam. Menurut kakaknya pasien beribadah namun tidak 5

waktu

e. Riwayat Hukum

Pasien pernah tersangkut masalah hukum karena dijebak oleh temannya.

f. Riwayat Aktivitas Sosial

Sebelum sakit 10 tahun yang lalu, pasien adalah orang yang mudah bergaul,

supel dengan teman – temannya. Namun setelah sakit pasien lebih sering

menyendiri dan jarang bergaul dan semakin parah semenjak 3 minggu sebelum

masuk rumah sakit pasien jadi sangat tertutup oleh siapapun dan lebih memilih

di kamar saja.

g. Riwayat Psikoseksual

Pasien memiliki orientasi seksual normal, yaitu heteroseksual.

h. Riwayat Keluarga

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 5

Page 6: LAPORAN KASUS Jiwa

WANITA PRIA PASIEN

Pasien merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Karena pasien

merupakan anak pertama laki – laki, maka pasien sangat disayang dan paling

diharapkan oleh kedua orang tuanya. Hubungan pasien dengan keluarga baik.

Tetapi semenjak 10 tahun terakhir, pasien dengan ayahnya tidak dekat bahkan

pasien cenderung membenci ayahnya. Tidak ada riwayat keluarga yang

menderita gejala yang sama.

i. Situasi Kehidupan Sekarang

Sebelum dirawat pasien tinggal dengan ibu dan adiknya. Pasien lebih suka

menyendiri di kamar, jarang sekali mau keluar rumah bahkan jarang makan.

Serta tidak mau mengurus diri

j. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupan

Menurut keluarga pasien, pasien menyangkal penuh terhadap penyakitnya.

Pasien menyatakan bahwa dirinya sering dibisikkan oleh suara – suara yang

menyuruhnya untuk berperang, meloncat dari atap genteng serta pernah

melihat mahkluk halus.

k. Persepsi Keluarga terhadap Pasien

Orangtuanya sangat sedih dan ingin pasien cepat sembuh agar dapat

beraktivitas seperti sedia kala

l. Mimpi, Fantasi, dan Nilai-nilai

Pasien berkeinginan ingin menjadi seorang penulis dan pengarang buku.

IV. Status Mental

1. Deskripsi Umum

a. Penampilan

Seorang laki-laki berusia 30 tahun, tampak kurang rapi, penampilan sesuai

usia, tinggi badan 165 cm, berat badan 55 kg, kulit berwarna kuning langsat.

potongan rambut pendek, kuku pendek dan rapi, postur tubuh kurang tegap,

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 6

Page 7: LAPORAN KASUS Jiwa

perut datar. Pasien mengenakan baju biru dengan celana abu – abu pendek

tanpa menggunakan alas kaki.

b. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Pasien tampak sering berjalan mondar mandir. Tidak ada gerakan involunter.

c. Sikap terhadap Pemeriksa

Pasien kurang kooperatif dengan pertanyaan yang diajukan oleh pemeriksa.

2. Alam Perasaan (Mood dan Afek)

a. Mood

Anhedonia. Suasana perasaan yang diwarnai dengan kehilangan minat dan

kesenangan terhadap berbagai aktifitas kehidupan.

Afek

Terbatas. Penurunan intensitas irama perasaan yang kurang parah dari efek

tumpul tetapi jelas menurun

b. Keserasian

Serasi antara afek dan mood.

3. Pembicaraan

Cara bicara tidak spontan, artikulasi jelas dan volume suara jelas. Tidak

ditemukan gangguan bicara. Kadang pasien menjawab pertanyaan mengacau

4. Gangguan Persepsi

Pasien memiliki gangguan halusinasi, yaitu halusinasi auditorik.

5. Pikiran

a. Proses Pikir dan Alur Berpikir

Terdapat adanya inkoherensi. Pikiran yang biasanya tidak dapat dimengerti

berjalan bersama pikiran atau kata – kata dengan hubungan yang tidak logis

atau tanpa tata bahasa yang menyebabkan disorganisasi/ terputusnya asosiasi

antara ide – ide yang ekstrim sehingga tidak dapat dimengerti sama sekali.

b. Isi Pikir

Kemiskinan isi pikiran. Pikiran yang memberikan sedikit informasi karena

tidak ada pengertian atau frase yang tidak jelas.

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 7

Page 8: LAPORAN KASUS Jiwa

6. Sensorium dan Kognisi

a. Kesiagaan dan Taraf Kesadaran

Kompos mentis dan kesiagaan baik

b. Orientasi

Waktu : Pasien menjawab waktu namun jawabannya kacau.

Tempat : Pasien salah menyebutkan nama tempat. Pasien menyatakan jika

berada di kantor polisi.

Orang : Pasien menyebutkan orang namun jawabannya salah.

Ingatan

Ingatan Jangka Panjang : Pasien menyebutkan nama sekolah nya dari TK

hingga SMA namun jawabnnya kacau.

Ingatan Jangka Sedang : Pasien tidak tahu siapa yang mengantarkannya

kerumah sakit.

Ingatan Jangka Pendek : Pasien lupa menyebutkan menu makanan sebelum

wawancara, menu makanan pagi harinya, dan menu makanan kemarin.

Ingatan Jangka Segera : Pasien dapat menyebutkan 5 kata yang dikatakan

pemeriksa dan mengulangnya dengan baik dan berurutan.

c. Konsentrasi dan Perhatian

Pasien dapat menjawab perhitungan 100-7 namun jawabannya salah

d. Kemampuan membaca dan menulis

Pasien dapat membaca tulisan namun untuk menulis tidak sesuai dengan apa

yang diminta oleh pemeriksa, yaitu menulis nama pasien

e. Kemampuan Visuo-spasial

Ketika pemeriksa bertanya saat ini jam berapa pasien tidak dapat

menyebutkannya dengan benar serta tidak dapat menggambarkan dengan

benar.

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 8

Page 9: LAPORAN KASUS Jiwa

f. Pikiran Abstrak

Pasien tidak dapat membedakan antara bola dan jeruk. Jeruk adalah sebuah

benda. Bola adalah sepak bola.

g. Intelegensi dan Daya Informasi

Pasien dapat menjawab nama Presiden dan wakil presiden namun jawabnnya

salah.

7. Pengendalian Impuls

Selama wawancara pasien tampat tenang dan tidak agresif, dapat mengendalikan diri.

8. Daya Nilai dan Tilikan

a. Daya Nilai Sosial : Sikap pasien hanya diam saja, menyendiri dan tidak mau

berbaur dengan yang lain.

b. Penilaian Realita : RTA terganggu.

c. Tilikan : Derajat 1. Penyangkalan penuh terhadap penyakitnya.

9. Taraf Dapat Dipercaya

Secara umum, keterangan yang diberikan pasien tidak dapat dipercaya, karena pasien

kebanyakan berbicara mengacau serta jawabannya berbeda dari hari pertama dan

kedua wawancara.

Pemeriksaan Fisik

A. Status Interna

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Kompos Mentis

Status Gizi : Normal

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Frekuensi Nadi : 80 x/ menit

Frekuensi Nafas : 18 x/ menit

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 9

Page 10: LAPORAN KASUS Jiwa

Suhu : Afebris

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik

THT : Tidak ada gangguan

Mulut dan Gigi : Gigi lengkap, warna kekuningan

Thorax : Jantung paru dalam batas normal

Abdomen : Datar, Bunyi Usus normal

Ekstremitas : Akral hangat, perfusi perifer baik, tidak ada edema

B. Status Neurologis

Tanda Rangsang Meningeal : Negatif

Tanda-tanda Efek Ekstrapiramidal :Negative

Motorik : Baik

Sensorik : Baik

C. Pemeriksaan Lab darah lengkap : Tidak dilakukan

D. Pemeriksaan lab Kimia klinik : Tidak dilakukan

E. Usulan Pemeriksaan : CT Scan, ECG

V. Ikhtisar Penemuan Hasil Bermakna

Pemeriksaan dilakukan pada Tn. HY, 30 tahun, tidak bekerja, suku Betawi,

pendidikan terakhir SMA kelas 2, masuk Paviliun Amino pada tanggal 25 Maret 2015

diantar oleh keluarganya karena pasien menonjok ibunya karena menganggap ibunya

adalah musuh tentara Belanda. Serta ingin menusuk keponakannya dengan pisau

gunting kuku sehari sebelum masuk rumah sakit.

Keadaan pasien semakin memburuk tiga minggu sebelum masuk rumah sakit,

pasien lebih sering menyendiri di kamar, malas berkumpul dengan keluarga dan

teman - temannya, malas merawat diri dan jarang makan dan keluar rumah. Bicara

pun sudah sangat melantur.

Awal mula keluarga merasa jika pasien mulai berubah pada tahun 2005 sejak

pasien kelas 2 SMA. Keluarga mengatakan jika pasien sehabis mempelajari sebuah

Ilmu namun keluarga tidak tahu Ilmu apa dan dimana pasien mempelajarinya.

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 10

Page 11: LAPORAN KASUS Jiwa

Keluarga pasien tahu setelah diberitahu oleh tetangga nya jika pasien diajak oleh

temannya untuk mempelajari sebuah Ilmu. Pulang – pulang pasien mulai berubah

seperti sering berbicara sendiri, jika diajak bicara lama – lama melantur serta merasa

tidak suka dengan bapaknya. Sebelumnya, hubungan pasien dengan bapaknya tidak

ada masalah. Kakak pasien juga mengatakan jika sehabis pulang mencari Ilmu

tersebut, teman pasien juga mengalami hal serupa dengan pasien namun sekarang

sudah sembuh dan bisa bekerja.

Pasien pernah bercerita ke kelurga jika ada yang membisikkan ke telinga

pasien untuk menyuruhnya berjuang oleh tentara. Bahkan pernah ada yang

menyuruhnya untuk loncat dari atas genteng dan pasien melakukannya namun bisa di

gagalkan oleh warga sekitar. Kakak pasien mengatakan, jika pasien juga bisa melihat

mahkluk halus, suatu ketika pasien duduk di warung lalu di hampiri oleh temannya,

pasien menyuruh pergi sosok yang mengikuti temannya. Sosoknya wanita dengan

rambut panjang dengan jubah putih panjang.

Karena hal tersebut, pasien sering di bawa rukiyah oleh keluarganya, namun

pada saat rukiyah pasien tidak teriak dan muntah – muntah, hanya tenang saja bahkan

pasien mengatakan bahwa buat apa dirinya di bawa ketempat seperti itu sedangkan

dirinya tidak gila maka dari itu pasien tidak mau lagi di bawa untuk rukiyah.

Kehidupan pasien setelah mengalami sakit, pasien jadi menarik diri. Sudah

jarang bergaul atau mengikuti kegiatan dengan teman – teman sebayanya. Pasien lebih

senang menyendiri, namun menurut kakaknya sesekali pasien kadang keluar rumah

untuk berkumpul namun tidak lama pulang kerumah. Serta pasien masih bisa diajak

berbicara meski kadang setelahnya pembicaraan pasien mengacau lagi.

Malam takbiran tahun lalu, pasien pernah menonjok bapaknya tanpa alesan

yang jelas. Jika di tanya pasien juga tidak tahu kenapa pasien berbuat hal tersebut,

maka dari itu bapak pasien diungsikan ke rumah kakaknya untuk menghindari

kejadian yang tak diinginkan lagi.

Berdasarkan pemeriksaan status mental, pasien tampak kurang bersih,

penampilan sesuai usia, tinggi badan 165 cm, berat badan 55 kg, kulit kuning langsat,

potongan rambut pendek cepak, kuku pendek dan rapi, postur tubuh kurang tegap,

perut datar. Pasien tampak sesuai usia. Mood anhedonia, afek terbatas, dan serasi.

Bicara sedikit, bicara tidak spontan. Dari pemeriksaan di dapatkan halusinasi auditorik

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 11

Page 12: LAPORAN KASUS Jiwa

karena pasien suka tertawa sendiri, serta berbicara sendiri sesekali menoleh ke

samping, proses pikir inkoheren, isi pikir kemiskinan isi pikir, dalam orientasi pasien

kacau menjawab, dalam pemeriksa daya ingat pasien hanya mengingat daya ingat

segera, konsentrasi, kemampuan menulis, visuospasial, pikiran abstrak dan intelegensi

kacau, dan taraf dipercaya tidak dapat karena pasien kebanyakan berbicara mengacau

serta jawabannya berbeda dari hari pertama dan kedua wawancara.

Dari alloanamnesa didapatkan ada halusinasi visual yaitu pasien dapat melihat

mahkluk halus sosok wanita berambut panjang dengan jubah putih. Pasien juga

terdapat halusinasi auditorik yaitu bisikan untuk menyuruh pasien berjuang serta

menyuruhnya untuk loncat dari genteng rumah.

Penilaian RTA terganggu. Nilai tilikan pasien adalah derajat 1, dimana pasien

menyangkal penuh terhadap penyakitnya.

VI. Formulasi Diagnostik

Aksis I

Berdasarkan riwayat penyakit, pasien mengalami sakit seperti ini sudah selama 10

tahun namun belum pernah sekali di rawat atau di bawa ke dokter. Pada pasien

terdapat penurunan cukup besar dalam fungsi luhur (fungsi kortikal yang multiple)

seperti daya ingat daya pikir daya orientasi, daya pemahaman, berhitung, kemampuan

belajar, berbahasa dan kemampuan menilai, dan terganggunya kegiatan sehari – hari

seperti merawat diri. Dimana pada pasien tidak terdapat gangguan kesadaran dan

gejala tersebut sudah berlangsung lebih dari 6 bulan

Aksis II

Pada aksis II tidak dapat didiagnosa

Aksis III

Pasien tidak mengalami kondisi klinis yang terganggu.

Aksis IV

Pada pasien tidak terdapat masalah psikososial dengan primary support group yaitu

keluarga, dimana pasien tidak mengalami peristiwa perceraian kedua Orangtuanya.

Aksis V

Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assesment of

Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan HLPY (Highest Level Past Year)

adalah 45, yaitu terdapat beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 12

Page 13: LAPORAN KASUS Jiwa

fungsi secara umum masih baik. GAF saat ini adalah 55, dimana terdapat gejala

sedang dan disabilitas sedang. GAF pada saat masuk ke RSPAD adalah 35, dimana

terdapat beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi,

disabilitas berat dalam beberapa fungsi.

VII. Diagnosa Multi Aksial

Aksis I : F03 Demensia YTT

Aksis II : Tidak dapat didiagnosa

Aksis III : Tidak terdapat gangguan

Aksis IV : tidak terjadi Masalah primary support group

Aksis V : HLPY 45 ; GAF Masuk : 35 ; GAF saat ini : 55

VIII. Diagnosa

Gangguan mental organik – Demensia YTT

IX. Daftar Masalah

- Orgagobiologik

Tidak ditemukan permasalahan

- Psikologis

Mood / afek : Anhedonia / terbatas

Proses pikir : Inkoherensi

Isi pikir : Waham dikendalikan

RTA : Terganggu

Tilikan : 1

X. Prognosis

Ad Vitam : ad bonam

Fungsi – fungsi vital pasien masih baik.

Ad Sanationam : ad bonam

Dukungan dari Orangtua pasien sangat baik.

Ad Fungsionam : dubia ad malam

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 13

Page 14: LAPORAN KASUS Jiwa

Penyakit pasien sudah kronik. Dimana sudah

berlangsung selama 10 tahun.

XI. Timeline2005 2006-2013 20014 2015 (25-3-15) 2015 (9,10,11 – 3 -15)

Gejala -Penurunan aktifitas

-Mood : disforik

-Persepsi : Halusinasi

visual dan auditorik

-Bicara : Vol cukup,

artikulasi jelas, spontan

-Proses pikir : inkoheren,

asosiasi longgar

-Isi pikir : Waham

terkendali

-RTA : Terganggu

Penurunan aktifitas

-Mood : anhedonia

-Persepsi : Halusinasi

visual dan auditorik

-Bicara : Vol cukup,

artikulasi jelas, spontan

-Proses pikir :

inkoheren, asosiasi

longgar

-Isi pikir : Waham

terkendali

-RTA : Terganggu

Mengamuk hingga ingin menonjok ayahnya

-Penurunan aktifitas

-Mood : Disforik

-Persepsi :

Halusinasi visual

dan auditorik

-Bicara : Vol cukup,

artikulasi jelas,

tidak spontan

-Proses pikir :

inkoheren

-Isi pikir : Waham

-RTA : Terganggu

Penurunan aktifitas

-Mood : Anhedonia

-Persepsi : Halusinasi

visual dan auditorik

-Bicara : Vol cukup,

artikulasi jelas, tidak

spontan

-Proses pikir : inkoheren

-Isi pikir : Waham

-RTA : Terganggu

Stressor Sehabis mencari Ilmu dengan temannya

-

Diagnosa Skizofrenia paranoid Skizofrenia paranoid Skizofrenia paranoid

Skizofrenia paranoid

Skizofrenia paranoid

Terapi Rukiyah - - Risperidone 2 x 2 mgTrihexyphenidyl 2x2

mg

Clozapine 1 x 25 mg

Risperidone 2 x 2 mgTrihexyphenidyl 2x2 mg

Clozapine 1 x 25 mg

Catatan

XII. Penatalaksanaan

a. Psikofarmaka

Risperidone 2 x 2 mg PO

Trihexyphenidyl 2 x 2 mg PO

Clozapine 1 x 25 mg PO

b. Psikoedukasi

1. Kepada pasien :

Berempati dan memberikan perhatian pada pasien, menerima pasien tanpa

menghakimi, menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya dan mengingatkan

pasien setiap hari untuk lebih rajin merawat diri, terutama lebih rajin mandi.

2. Kepada Orangtua pasien:

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 14

Page 15: LAPORAN KASUS Jiwa

Psikoedukasi mengenai penyakit pasien dengan memberikan penjelasan yang

bersifat komunikatif, informatif dan edukatif mengenai penyebab penyakit pasien,

gejala-gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan, dan bagaimana cara

pencegahannya. Edukasi untuk memberi tahu kepada keluarga dan tetangga pasien

agar tidak menjauhi atau mengisolir pasien sendirian. Dan pesan kepada Orangtua,

jika pasien diperbolehkan pulang agar pasien selalu diatur minum obat sesuai

anjuran dokter.

XIII. Diskusi

Menurut PPDGJ III, yang Demensia adalah suatu sindrom akibat penyakit

otak, biasanya bersifat kronik atau progresif seeta terdapat gangguan fungsi luhur

(fungsi kortikal yang multiple) termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi

daya pemahaman, berhitung, belajar, berbahasa, dan daya kemampuan menilai.

Kesadaran tidak berkabut biasanya disertai hendaya fungsi kognitif dan ada

kalanya diawali kemerosotan dalam pengendalian emosi, perilaku sosial, atau

motivasi tumpul.

Pedoman diagnostik untuk demensia adalah:

Harus ada setidaknya satu gejala berikut yang amat jelas :

a. Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir yang sampai mengganggu

kegiatan harian seseorang seperti mandi, makan, kebersihan diri, buang air besar dan

kecil.

b. Tidak ada gangguan kesadaran

c. Gejala dan disabiliti sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan

Pada pasien ditarik kesimpulan diagnosis F03 Demensia YTT. Selain gejala –

gejala tersebut, Demensia pasien ini disertai dengan gejala lain seperti adanya waham

dan halusinasi.

Gejala pada pasien berlangsung 10 tahun yang lalu, dan ada perubahan

konsisten dalam mutu keseluruhan dari aspek pasien, terutama hilangnya minat,

apatis, tidak berbuat sesuatu, dan penarikan diri secara sosial.

Pada pasien tidak terdapat gangguan kepribadian karena sebelum pasien

mengalami sakit, pasien merupakan anak yang mudah bergaul, supel, ramah dan

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 15

Page 16: LAPORAN KASUS Jiwa

senang bersosalisasi serta tidak terdapat gangguan kepribadian yang sesuai dengan

acuan pedoman diagnostik PPDGJ III.

Diagnosis pada pasien ini adalah F03 Demensia YTT dengan gejala adanya

waham dan halusinasi.

Diagnosis banding pasien adalah F20.0 Skizofrenia paranoid dimana pada

alloanamnesa, pasien merupakan seseorang yang dirinya dikendalikan oleh suara

bisikan yang menyuruhnya berjuang melawan tentara Belanda serta pernah menyuruh

nya untuk melompat dari atas genteng. Selain itu pasien juga adanya halusinasi visual

dimana pasien melihat sosok mahkluk halus seorang wanita dengan rambut panjang

dan jubah putih.

Untuk terapi pasien diberikan Trihexyphenidyl. Trihexilphenidil termasuk ke

dalam golongan obat antikolinergik yang mempunyai efek sentral yaitu mengurangi

aktivitas kolinergik yang berlebihan di ganglia basalis dengan cara menghambat

pelepasan asetil kolin endogen dan eksogen. Kadar puncak Trihexilphenidil tercapai

setelah 1-2 jam. Obat antikolinergik bermanfaat terhadap parkinsonisme terhadap

obat.

Pasien juga diberikan Risperidone. Risperidone termasuk antipsikotik turunan

benzisoxazole. Risperidone merupakan antagonis monoaminergik selektif dengan

afinitas tinggi terhadap reseptor serotonergik 5-HT2 dan dopaminergik D2, dimana

dapat memperbaiki gejala positif skizofrenia, hal tersebut menyebabkan berkurangnya

depresi aktivitas motorik dan induksi katalepsi dibanding neuroleptik klasik.

Antagonisme serotonin dan dopamin sentral yang seimbang dapat mengurangi

kecenderungan timbulnya efek samping ekstrapiramidal, obat ini memperluas

aktivitas terapeutik terhadap gejala negatif dan afektif dari skizofrenia. Kadar puncak

Risperidone tercapai setelah 1-2 jam.

Selain itu pasien juga diberikan clozapine 25mg sejenis obat penghalang

penerima beberapa macam reseptor di otak (neurotransmiter). Ada pun

neurotransmitter yang dimaksud adalah dopamine, serotonin, norephinefrine,

acetylcoline, dan histamine. Clozapine termasuk obat jenis anti physicotic. Clozapine

digunakan untuk pasien yang mengalami schizoprenia yang tidak bisa disembuhkan

dengan obat standart.

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 16

Page 17: LAPORAN KASUS Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

1. Agus, Dharmady, 2003. Psikopatologi, Dasar di Dalam Memahami Tanda dan

Gejala dari Suatu Gangguan Jiwa. UNIKA Atma Jaya : Jakarta.

2. Kaplan, HI dan Sadock BJ, Grebb JA, 2010. Sinopsis Psikiatri. Jilid 1. Edisi ke-7.

Binarupa Aksara: Jakarta.

3. Depkes RI, 1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di

Indonesia III Cetakan Pertama. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta

4. Maslim, Rusdi, 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik Edisi

Ketiga. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.

5. Maslim, Rusdi, 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari

PPDGJ-III. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya: Jakarta.

Gangguan Mental Organik (Demensia YTT)Paviliun Amino RSPAD GSFakultas Kedokteran UPN “Veteran” Jakarta 17