laporan kasus jiwa ulin.doc

36
Laporan Kasus F41. 2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi DD F32.1 Gangguan Depresif Sedang dengan Gejala Insomnia Oleh : Akhmad Fauzan NIM I1A008045 Pembimbing Dr. Hj. Mardiana, Sp.KJ

Upload: muhammad-akbar-anifa

Post on 16-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lapsus jiwa ulin

TRANSCRIPT

Laporan Kasus F41. 2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi DD F32.1 Gangguan Depresif Sedang dengan Gejala Insomnia

Oleh :

Akhmad FauzanNIM I1A008045

Pembimbing

Dr. Hj. Mardiana, Sp.KJUPF/Lab Ilmu Kedokteran Jiwa

FK Unlam-RSUD Ulin

Banjarmasin

April, 2013LAPORAN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

I. IDENTITAS PASIEN

Nama:Ny. SUsia:32 tahun

Jenis Kelamin:PerempuanAlamat:Aspol Binabrata Blok H No 27 BanjarmasinPendidikan

:D3 KeperawatanPekerjaan :PerawatAgama :Islam

Suku :JawaBangsa :Indonesia

Status Perkawinan :MenikahBerobat Tanggal :11 April 2013II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Diperoleh dari autoanamnesa dan alloanamnesis dengan teman pasien pada hari Kamis tanggal 11 April 2013, pukul 11.20 WITA.

A. KELUHAN UTAMA

Susah tidur.B. KELUHAN TAMBAHAN

Sering khawatir berlebihan menderita kanker.C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGAlloanamnesia dengan teman pasien:

Orang sakit (Os) merasa sulit tidur sekitar 1 minggu terakhir. Os mengeluhkan sulit sekali untuk memulai tidur dan kalau tidur tidak nyenyak. Os merasa masih terjaga walaupun mata terpejam.

Os terlihat tidak bersemangat saat bekerja, lesu dan mengeluh sakit kepala. Os sering bercerita tentang takut menderita penyakit kanker seperti yang diderita almarhumah ibunya. Os sering menyatakan seperti itu ketika menerima pasien di IGD.

Os menurut temannya tidak terlihat punya masalah keluarga, tidak ada masalah dalam pekerjaan. Os tidak terlihat tanda-tanda menyakiti diri sendiri, tidak melukai orang lain, tidak merusak lingkungan. Os tidak terlihat melihat hal-hal aneh, tidak mendengar bisikan-bisikan. Os juga tidak terlihat berperilaku aneh.

Os sebelumnya diketahui setelah pulang dinas malam kemudian merawat anaknya, setelahnya tidak bisa tidur sampai sekarang. Os ada meminum obat alprazolam tablet dua kali pada pada 2 hari dan 1 hari yang lalu, dan Os bisa tidur tapi tetap merasa lelah ketika bangun pagi.

Autoanamnesa:

Menurut pengakuan pasien, pasien sulit tidur sejak 5 hari yang lalu. Tidur terasa tidak berkualitas, tidak nyenyak. Os memejamkan mata sepanjang malam tapi masih terjaga dan sadar tentang keadaan sekitar. Pada siang hari Os pun tidak bisa tidur. Os terus-menerus merasa mengantuk tapi tidak bisa tidur. Badan Os terasa lemah, lesu, dan Os juga mengeluh sakit kepala.

Os sebelumnya telah mendapat alprazolam tab dua kali, pada 2 hari yang lalu dan 1 hari yang lalu. Setelah minum alprazolam Os bisa tertidur, namun saat bangun Os tetap merasa tidurnya tidak berkualitas dan Os merasa tidak mau bergantung kepada obat untuk tidur.

Sekitar 1 minggu yang lalu Os pulang dari dinas malam, kemudian merawat dan membuat susu untuk anaknya yang belum tertidur. Setelahnya anak Os tertidur dan Os tidak bisa tidur. Sejak saat itu Os merasa sulit tidur. Sebelumnya Os juga sering pulang dinas malam dan membuatkan susu untuk anaknya tapi biasanya Os bisa tertidur.

Os sering memikirkan keadaan pasien-pasien kanker yang masuk lewat IGD tempat Os bekerja. Os merasa khawatir dan takut Os juga mengalami hal serupa. Ibu Os meninggal 2 tahun yang lalu karena kanker, dan sejak saat itu Os sering berpikir hal itu juga akan terjadi pada dirinya.

Os tidak ada melihat hal-hal aneh, tidak ada mendengar bisikan-bisikan. Os memang sering sulit tidur sebelumnya tapi tidak seberat seperti 5 hari terakhir. Os mengatakan tidak ada masalah dalam keluarga dan lingkungan pekerjaan.

.

D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Sering sulit tidur sejak 2 tahun terakhir tapi tidak seberat 5 hari iniE. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal

Selama pasien dalam kandungan, ibu pasien tidak pernah mengalami masalah kesehatan yang serius. Lahir cukup bulan, dilahirkan spontan dan langsung menangis, tidak ada cacat bawaan

2. Riwayat Masa Bayi (0-1.5 Tahun)

Tumbuh kembang normal seperti bayi seusianya. Pasien diberikan ASI oleh ibunya sampai berumur 1 tahun. 3. Riwayat usia 1,5- 3 tahunRiwayat tumbuh kembang baik seperti anak seusianya. Tidak ada keterlambatan dalam tumbuh kembangnya, gizi cukup. 4. Riwayat usia 3 - 6 tahunPasien suka bermain dengan mainan dan juga dengan teman sebayanya. 5. Riwayat usia 6 12 tahun

Pasien sudah bersekolah di Sekolah Dasar, saat sekolah prestasi pasien biasa-biasa saja dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien termasuk anak yang suka bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempunyai cukup banyak teman. 6. Riwayat usia 12 18 tahunPasien mulai menyukai lawan jenis. Pasien bukan seseorang yang suka melanggar peraturan dan suka mencari perhatian,bukan pencuriga dan pendendam, tidak sombong, tidak perfeksionis, tidak suka berdandan berlebihan. Pasien mengaku hubungannya dengan keluarga cukup dekat, tidak ada hal yang disembunyikan oleh pasien kepada keluarganya.7. Riwayat PendidikanPasien bersekolah dari sampai tingkat perguruan tinggi D3 keperawatan. Saat bersekolah prestasi pasien biasa saja, dan tidak pernah tinggal kelas. Pasien juga selalu mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan dari sekolah.8. Riwayat Pekerjaan

Pasien bekerja perawat IGD di RSUD Ulin.9. Riwayat Perkawinan

Pasien menikah sejak 7 tahun yang lalu. Pasien dikaruniai 2 orang anak. Pasien mengaku berbahagia dengan kehidupan rumah tangganya. Jarang ada perkelahian yang berarti dalam pernikahannya dan tidak pernah ada perceraian.F. RIWAYAT KELUARGA

Penderita adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Tidak terdapat riwayat penyakit jiwa dalam keluarga.Genogram:

Herediter (-)

Keterangan :

Laki-laki :Pasien :

Perempuan :Meninggal :

G. RIWAYAT SITUASI SEKARANG

Pasien tinggal bersama suami dan 2 anaknya dalam sebuah rumah yang terletak di daerah yang padat penduduk. H..PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN LINGKUNGANNYA

Pasien sadar bahwa dirinya sakit. Dan ingin segera sembuh, Os sangat ingin bisa tidur dengan nyenyak. Pasien mengaku memikirkan penyakit kanker dan takut menderita kanker. Hubungan dengan orang disekitarnya tidak terganggu, tapi Os terlihat tidak bersemangat dalam hubungan sosial. . III.STATUS MENTAL

A.DESKRIPSI UMUM

1.Penampilan

Pasien seorang wanita, memakai seragam putih perawat, berjilbab, dan tampak terawat. Penampilan tidak berlebihan. Berat pasien terlihat ideal. Wajahnya terlihat agak cemas. Selama diberi pertanyaan, pasien menjawab dengan lancar. Setiap kali diberi pertanyaan pasien selalu mendengarkan dengan baik, pasien kooperatif. 2. Kesadaran

Komposmentis3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Normoaktif4. Pembicaraan

Koheren.5. Sikap terhadap Pemeriksa

Kooperatif 6. Kontak PsikisKontak ada, wajar dan dapat dipertahankan.H. KEADAAN AFEKTIF, PERASAAN EKSPRESI AFEKTIF KESERASIAN SERTA EMPATI

1. Afek (mood) : Hyperthym2. Ekspresi afektif : Cemas3. Keserasian: Serasi4. Empati : Dapat dirabarasakan.

I. FUNGSI KOGNITIF

1. Kesadaran : komposmentis, jernih2. Orientasi

-Waktu:Baik

-Tempat:Baik

-Orang:Baik

-Situasional :Baik

3.Konsentrasi:Baik 4.Daya Ingat

Jangka pendek:Baik

Jangka panjang:Baik

Segera:Baik5.Intelegensi dan Pengetahuan Umum : sesuai tingkat pendidikan6.Pikiran abstrak:BaikJ. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi :

Auditorik :Tidak ada Visual:Tidak ada Olfaktorik:Tidak ada Ilusi :Tidak ada

2. Depersonalisasi dan derealisasi : Tidak ada.

K. PROSES PIKIR

1. Arus pikir

a. Produktivitas:Lancarb.Kontinuitas:Jawaban sesuai pertanyaanc. Hendaya berbahasa:Tidak ada2. Isi Pikir

a. Preocupasi : Tidak adab. Gangguan pikiran: Tidak adaL. PENGENDALIAN IMPULS

TerkendaliM. DAYA NILAI

1. Daya nilai sosial:Baik2. Uji Daya nilai:Baik3. Penilaian Realita:BaikN. TILIKAN

Terganggu derajat 6O. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Dapat dipercayaIV.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

1. STATUS INTERNUS

Keadaan umum:Tampak baikGizi:BaikTanda vital :

TD=120/70 mmHg

N=84 kali/menit

RR=18 kali/menitT=36,3 oCKepala :

Mata: Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, refleks cahaya (+/+)

Telinga:Bentuk normal, sekret tidak ada, serumen minimal

Hidung:Bentuk normal, tidak ada epistaksis, tidak ada tumor, kotoran hidung minimal

Mulut:Bentuk normal dan simetris, mukosa bibir tidak kering dan tidak pucat, pembengkakan gusi tidak ada dan tidak mudah berdarah, lidah tidak tremor. Gigi geligi baik.

Leher :

Pulsasi vena jugularis tidak tampak, tekanan tidak meningkat, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Thoraks :

Inspeksi:Bentuk dan gerak simetris

Palpasi:Fremitus raba simetris

Perkusi

Pulmo:Sonor

Cor:Batas jantung normalAuskultasi-Pulmo:Suara napas vesikuler

-Cor:S1~ S2 tunggalAbdomen Inspeksi

: cembung Palpasi : Tidak nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba

Perkusi: Timpani

Auskultasi: Bising usus (+) normal

Ekstemitas : Pergerakan bebas, tonus baik, tidak ada edema dan atropi, tremor (-).2. STATUS NEUROLOGIKUS

N I XII:Tidak ada kelainan

Gejala rangsang meningeal:Tidak ada

Gejala TIK meningkat:Tidak ada

Refleks fisiologis:Normal

Refleks patologis:Tidak adaV.IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Anamnesis : Os mulai mengalami gangguan tidur sejak 5 hari yang lalu. Stressor psikososial diduga karena : Os terlalu memikirkan keadaan kanker dan takut untuk menderita kanker. Os mulai merasa khawatir menderita kanker sejak ibunya meninggal 2 tahun yang lalu karena menderita kanker.

Os jadi tidak bersemangat, lemah, lesu dan mengantuk dalam beraktivitas Pernah menjalani pengobatan sebelumnya, alprazolam 1 x tab diberikan 2 malam berturut-turut. Setelahnya Os bisa tertidur. Tidak pernah dirawat karena sakit keras lainnya..Pemeriksaan Psikiatri : Perilaku dan aktifitas psikomotor : normoaktif Kontak psikis : Ada, wajar, dan dapat dipertahankan

Pembicaraan : Koheren

Afek : Euthym Ekspresi afektif : Cemas Penilaian realita : Baik Tilikan : Derajat 6 Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya VI.EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I:Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi (F41.2) DD Gangguan Depresi Sedang (F32.1) dengan gejala insomnia Aksis II:None Aksis III:None

Aksis IV:None Aksis V:GAF scale 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah,dll).)VII.DAFTAR MASALAH

1. ORGANOBIOLOGIK

Tidak ada2. PSIKOLOGIK

Perilaku dan aktivitas psikomotor normoaktif, afek euthym, ekspresi cemas, kontak ada, wajar, dapat dipertahankan, empati dapat dirabarasakan, tidak terdapat halusinasi auditorik dan olfaktorik, taraf kepercayaan dapat dipercaya, penilaian realitas baik dan tilikan derajat 6. Pasien merasa takut akan menderita kanker.. Sulit tidur dalam 5 hari terakhir. Pasien sering memikirkan kanker dalam 1 tahun terakhir Pengobatan dengan alprazolam tab 1 x 1 2 malam berturut-turut. Bisa tidur setelah meminum obat tapi tidak berkualitas.. 3. SOSIAL/KELUARGA

Tidak adaVIII.PROGNOSIS

Diagnosa penyakit

:Baik

Perjalanan penyakit

:Baik

Ciri kepribadian

:Baik Stressor psikososial

:Baik Riwayat Herediter

:Baik

Usia saat menderita

:Buruk

Pola keluarga : Baik

Pendidikan

: Baik

Aktivitas pekerjaan

:Baik

Perkawinan

:Baik

Ekonomi

:Baik

Lingkungan sosial

:Baik

Organobiologik

:Baik

Pengobatan psikiatrik

:Baik

Ketaatan berobat

:Baik

Kesimpulan

:Dubia ad bonam

IX. RENCANA TERAPI

Psikofarmaka Po. Kalxetin 10 mg 3 x 100 mg tablet

Stelosi 1 mg tablet

2 x 1 da in capsDiazepam2 mg tabletEsilgan 1 x 1

Psikoterapi: support terhadap penderita dan keluarga

Usul pemeriksaan penunjang: -X. DISKUSIBerdasarkan hasil anamnesa serta pemeriksaan status mental, dan merujuk pada kriteria diagnostik dari PPDGJ III, penderita dalam kasus ini dapat didiagnosa gangguan campuran antara anxietas dan depresi waham organik (F41.2).Untuk menegakkan diagnosis gangguan campura anxietas dan depresi maka harus memenuhi hal berikut.1 Terdapat gejala-gejala ansietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis tersendiri. Untuk ansietas, beberapa gejala autonomik harus ditemukan walaupun tidak terus eerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan. Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus dipertimbangkan kategori gangguan ansietas lainnya atau gangguan anxietas fobik.

Bila ditemukan sindrom depresi lain dan ansietas yang cukup berat untuk menegakkan masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal hanya dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.

Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.Anxietas dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar indvidu sendiri), yang sebenarnya pada saaat kejadian ini tidak membahayakan. Kondisi lain (dari individu itu sendiri) seperti perasaan takut akan adanya penyakit (nosofobia) dan ketakutan akan perubahan bentuk badan (dismorfofobia) yang tak realistik dimasukkan ke dalam klasifikasi F45.2 (gangguan hipokondrik). 1Sebagai akibatnya, objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam. Secara subjektif, fisiologik dan tampilan perilaku, anxietas fobik tidak berbeda dari anxietas yang lain dan dapat dalam bentuk yang ringan sampai yang berat (serangan panik). Anxietas fobik seringkali berbarengan (coexist) dengan depresi. Suatu episode depresif seringkali memperburuk keadaan anxietas fobik yang sudah ada sebelumnya. Beberapa episode depresif dapat disertai anxietas fobik yang temporer, sebaliknya afek depresif seringkali menyertai berbagai fobia, khususnya agorafobia. Pembuatan diagnosis tergantung dari mana yang jelas-jelas timbul lebih dahulu dan mana yang lebih dominan pada saat pemeriksaan. 1Depresi dibagi menjadi dua gejala, gejala utama dan gejala lainnya. Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) yaitu:1 Afek depresif

Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah( rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas.

Gejala lainnya:

Konsentrasi dan perhatian berkurang

Harga diri dan kepercayaan diri berkurang

Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna

Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis

Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri

Tidur terganggu

Nafsu makan berkurang

Untuk episde depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat. Untuk kategori diagnosis episode depresif ringan, sedang, dan berat hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasikan di bawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang.1Gejala yang ada pada penderita telah memenuhi pedoman umum diagnostik untuk gangguan campuran anxietas dan depresi. Pasien menunjukkan gejala-gejala cemas dan depresi tapi tidak cukup kuat dklasifikasikan secara sendiri-sendiri.Gangguan anxietas adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak pada tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu, atau takut. Kata anxietas berasal dari bahasa Latin, angere, yang berarti tercekik atau tercekat. Respon anxietas seringkali tidak berkaitan dengan ancaman yang nyata,namun tetap dapam membuat seseorang tidak mampu bertindak dan bahkan menarik diri. 2Perkiraan prevalensi gangguan anxietas di masyarakt (per1000 orang) adalah: gangguan anxietas menyeluruh 30, gangguan panik 15, agorafobia 20, fobia sosial 30, fobia sederhana 45, dan gangguan obsesif-ompulsif (yang tidak berkomorbid dengan gangguan anxietas lain) 10. 2Gejala-gejala anxietas terdiri atas dua komponen, yaitu komponen psikismental dan komponen fisik. Gejala psikis berupa anxietas atau kecemasan itu sendiri; ada berbagai istilah yang sering digunakan oleh orang banyak, misalnya khawatir atau was-was. Komponen fisik merupakan manifestasi dari keterjagaan yang berlebihan ((hyperarousal syndrome): jantung berdebar, napas mencepat (hiperventilasi, yang sering dikatakan sebagai sesak), mulut kering, keluhan lambung (maag), tangan dan kaki merasa dingin dan ketegangan otot (biasanya di pelipis, tengkuk atau punggung). Hiperventilasi sering tidak disadari oleh penderita anxietas, yang dikeluhkan adalah gejala-gejala akibat berubahnya keseimbangan asam basa di darah, terjadi hipokapnea; yang paling sering terjadi adalah perasaan pusing seperti melayang, rasa kesemutan di tangan dan kaki, kalau parah dapat terjadi spasme otot tangan dan kaki (spasme karpopedal). 2Ciri utama sindrom anxietas terdiri atas meningkatnya keterjagaan (hyperarousal syndrome), meningkatnya aktivitas simpatik dan perasaan subjektif kecemasan dan ketakutan. 2Jenis saraf asendens yang mengandung noradrenalis dan 5-hidroksitriptamin menginervasi lobus limbik dan neokorteks. Meningkatnya aktivitas sarat noradrenergik akan menimbulkan meningkatnya keterjagaan, meningkatnya aktivitas araf 5-hidrositriptamin akan meningkatkan respons terhadap stimulus yang bersifat aversif. 2Antagonis reseptor serotonin (5-HTZ) terbukti bersifat anxiolitik. Efek ini didapat dengan menurunkan sensitivitas reseptor 5-HTZ. 2Saraf yang mengandung gamma-amino butiryc acid (GABA) merupakan inhibisi utama di otak. Ia menurunkan aktivitas neuron lain termasuk neuron monoamin. Obat yang meningkatkan fungsi GABA (barbiturat dan benzodiazepin) merupakan anxiolitik yang poten. Benzodiazepin bekerja melalui reseptor yang berada di lobus limbik dan neokorteks, memodulasi reseptor GABA-A postsinaps sehingga meninkatkan efek GABA.2 Depresi mempunyai komponen psikologis seperti rasa sedih, susah, rasa tak berguna,gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang patologis, dan komponen somatik, misalnya anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah, dan nadi menurun. Ingatlah akan adanya depresi bila terdapat gangguan tidur, anoreksia, serta semangat bekerja/bergaul dan nafsu sexual menurun. Ada jenis depresi dengan penarikan diri dan ada pula dengan kegelisahan atau agitasi. 2

Obat kelompok antianxietas biasanya dipakai pada pasien dengan gejala kecemasan yang bukan karena psikosis. Antianxietas khususnya benzodiazepin, banyak sekali diberikan oleh para dokter atau dipakai sendiri oleh pasien tanpa konsultasi pada dokter, seperti halnya pemakaian analgetika. Dalam hal ini kita harus menerangnkan kepada pasien, bahwa obat itu tidak dapat menyelesaikan masalah psikologis atau masalah sosialnya, akan tetapi hanya sekadar membantu (untuk sementara waktu) agar ia menjadi lebih tenang, sehingga ia sendiri lebih sanggup menyelesaikan masalahnya.Benzodiazepin mempunyai kecenderungan mengakibatkan ketergantungan obat (drug dependency) terlebih pada orang dengan kepribadian dependent dan tidak mantap. 2Efek samping untuk golongan antianxietas, khususnya benzodiazepin adalah (1) reaksi yang lazim: kelelahan, mengantuk, ataksia (2) reaksi yang jarang terjadi: konstipasi, inkontinesia, retensio urin, disartria, mata kabur, diplopia, hipotensi, nausea, mulut kering, ruam kulit, tremor ; (3) efek paradoksikal: kebingungan, depresi, nyeri kepala, perubahan libido, vertigo, gangguan memori, insomnia, halusinasi,eksitasi dan anxietas. 2Pemilihan benzodiazepin tergantung tujuan pemakaiannya, Apabila dimaksudkan untuk mengobati episode anxietas hebat, dipergunakan benzodiazepn dengan potensi tinggi seperti alprazolam dan clonazepam. Penggunaan jangka panjang obat antianxietas tidak dianjurkan karena risiko terjadinya toleransi dan ketergantungan. Dianjurkan pembatasan penggunaan benzodiazepin hanya selama 2-4 minggu saja dan selama itu pasien akan lebih mudah menerima bentuk terapi lain (misalnya terapi perilaku, terapi sosial).2Obat antidepresi terbagi banyak golongan. Tiga golongan terbesar adalah golongan trisiklik, inhibitor monoaminoiksidase, dan ihibitor ambilan kembali serotonin (SSRI). Golongan trisiklik contohnya amitriptillin, imipramin, klomipramin, maprotilin dan amoksapin. Golongan inhibitor monoaminoksidase contohnya moklobemid, sedangkan SSRI yang beredar contohnya fluoxetin, sertralin, paroxetin.2Efek samping obat antidepressan terbagi atas (1) efek antikolinergik: mulut kering, mata kabur, gangguan akomodasi, meningkatnya tekanan intraokular, konstipasi, hipotensi postural, retensi urine,berkeringat, ileus (2) efek susunan saraf pusat:pusing, kelelahan, tremor, bingung, disartria, insomnia, kejang, mendadak jatuh, eksaserbasi gejalan psikotik.(3) kardiovaskular : hipotensi, takikardia sinus, aritmia, konduksi atrioventrikular terganggu (4) hematologis : depresi sumsum tulang, leukopenia, agranulositosis, purpura, trombositopenia, anemia hemolitik, hiponatremia (jarang pada SSRI) dan (5) lain-lain : hipo atau hipernatremia, gangguan pernapasan, gangguan libido, eksantema, tinitus, keluhan gastrointestinal, gangguan fungsi hepar, berat badan bertambah.2Pada keadaan overdosis/intoksikasi trisiklik dapat timbul Atropine toxic syndrome dengan gejala eksitasi SSP,hipertensi, hiperpireksia, konvulsi, toxic confusional state.3Pada pasien ini diberikan kalxetin (fluoxetine HCl), stelosi (trifluoperazine HCl), diazepam, dan esilgan (estazolam). Fluoxetin merupakan golongan antidepressan SSRI. Trifluoperazine merupakan golongan antipsikosis, bekeja sebagai antagonis terhadap reseptor dopaminergik D2 pada postsinaptik mesolimbik di otak, menurunkan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisis.Diazepam merupakan anticemas golongan benzodiazepin, bekerja dengan memodulasi pengaruh postsinaptik dari transmisi GABA, mengakibatkan peningkatan inhibisi presinaps. Bekerja pada bagian dari sistem limbik, yaitu pada talamus dan hipotalamus, memicu efek menenangkan. Estizolam merupakan obat yang sering dipakai pada gangguan tidur. Bekerja dengan meningkatkan permeabilitas membran terhadap ion klorida, mengakibatkan peningkatan efek inhibisi GABA pada eksitabilitas neuronal.4DAFTAR PUSTAKA1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkasan dari PPDGJ-III. Jakarta : PT Nuh Jaya, 2001.

2. Maramis WF, Albert AM. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press, 2009..

3. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Obat Psikotropik Edisi Ketiga. Jakarta: PT Nuh Jaya, 2007.

4. Yates WR. Anxiety Disorder. Medscape.com. Diakses tanggal 4 April 2013.1124