jiwa-laporan kasus cimahi ppt.pptx

69
F25.2 Skizoafektif tipe Campuran STEAFFIE EUNIKE CASSANDRA 11.2014.169 Pembimbing: dr. Susi Wijayanti, Sp.KJ

Upload: steaffieeunike

Post on 18-Dec-2015

259 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

F25.2 Skizoafektif Campuran

F25.2 Skizoafektif tipe Campuran

STEAFFIE EUNIKE CASSANDRA11.2014.169

Pembimbing: dr. Susi Wijayanti, Sp.KJNOMOR REKAM MEDIS: 057481Nama Pasien: Nn. HSNama Dokter yang Merawat: dr. Elly, Sp.KJMasuk RS pada Tanggal: 06 Mei 2015Rujukan/Datang Sendiri/Keluarga: Pasien diantar keluargaRiwayat Perawatan: Dirawat jalan Oktober 2014 oleh Psikiater di Jatinangor

2I. IDENTITAS Nama (inisial): Nn. HSTempat & Tanggal Lahir : Sumedang, 15 Januari 1994 (21 tahun)Jenis Kelamin: PerempuanSuku Bangsa: SundaAgama: IslamPendidikan: SMK jurusan Ilmu KomputerPekerjaan: Guru TKStatus Perkawinan: Belum MenikahAlamat: Dusun Banjarsari, Jatinangor

II. RIWAYAT PSIKIATRIKAutoanamnesis: 07/05/2015 jam 09.00Heteroanamnesis: Kakak kandung pasien, 06/05/2015 jam 11.30

Keluhan UtamaPasien mengamuk sejak 1 minggu SMRS

Riwayat Penyakit SekarangSatu bulan SMRS, saat pasien sedang sholat tiba-tiba pasien sholat dengan marah-marah, berteriak-teriak (agresivitas motorik dan verbal). Pasien banyak bicara (logorea) dan berbicara sendirian (autistik), selalu mondar-mandir tidak bisa diam ketika berada di dalam rumah (autistik). Dan pasien memarahi semua orang yang lewat di depan rumah (agresivitas verbal), pasien juga suka menghina orang lain (agresivitas verbal-low manner). RPS (2)Seminggu SMRS gejala semakin bertambah, pasien mengamuk sambil berteriak dan membanting barang pada semua orang (agresivitas verbal dan motorik), pasien juga tidak mau makan (abulia) dan sulit tidur (insomnia), pasien ketika mandi sering berlama-lama dikamar mandi untuk main air (autistik), pasien juga sering tertawa sendiri sambil cekikikan (austistik-giggling). Pasien juga sering merasa sedih hingga tiba-tiba menangis (emosi labil), pasien juga terkadang tiba-tiba menyendiri dan terdiam seperti merenung (autistik).

RPS (3)Tiga hari yang lalu pasien memukul anggota keluarga, dan merusak barang-barang di rumah (agresivitas motorik) sehingga akhirnya membuat keluarga membawa pasien ke RS Jiwa Cimahi.Riwayat Gangguan SebelumnyaGangguan Psikiatrik

Sepuluh bulan yang lalu pasien menunjukan gejala banyak bicara, bicara ngelantur (logorea), histeris (agresivitas verbal), bila sedih akan sangat sedih dan menangis, bila senang akan sangat gembira, tertawa sendiri, bicara sendiri (autistik). Pasien sering mendengar ada yang memanggil-manggil untuk masuk ke dalam sumur (halusinasi auditorik), pasien juga melihat ada ular yang sering mengikutinya (halusinasi visual), pasien tidak merasa takut, tetapi menjadi marah-marah (agresivitas verbal). Pasien sering tiba-tiba sedih dan menangis (emosi labil). Pasien sering menyendiri dikamarnya (autistik).Keluarga pasien tidak membawanya ke dokter, hanya dibawa ke orang pintar, hingga ada salah satu anggota keluarga yang menyarankan untuk datang ke dokter. Tujuh bulan yang lalu keluarga pasien membawa pasien ke psikiater di Jatinangor dan pasien melakukan pengobatan 2 bulan, setelah melakukan pengobatan rawat jalan selama 2 bulan atau kira-kira di bulan ke 5 keadaan pasien membaik dan tidak mengalami gejala lagi. Obat yang diberikan oleh dokter tersebut ialah Chlorpromazin, Haloperidol, Heximer; keluarga pasien hanya mengingat nama obatnya saja. Setelah melakukan kontrol dan mengikuti pengobatan, pasien dapat melakukan aktivitas kembali seperti semula.Riwayat Gangguan Medik

Sebelas bulan yang lalu pasien mengalami kecelakaan lalu-lintas, pasien ditabrak oleh mobil yang mengakibatkan kepala bagian belakang terbentur sehingga pasien pingsan beberapa saat, pada saat kejadian pasien sendirian dan tidak ada saksi mata yang bersama pasien sehingga tidak ada yang mengetahui keadaan pasti setelah kecelakaan. Pasien tidak datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan obat-obatan terlarang, riwayat konsumsi alcohol.

Riwayat Gangguan SebelumnyaRiwayat Kehidupan PribadiRiwayat Perkembangan Fisik

Pasien lahir normal, cukup bulan dalam kondisi baik di rumah sakit tanpa cacat bawaan maupun gangguan saat masih dalam kandungan. Pasien juga tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak-anak seusianya. Pasien juga tidak pernah mengalami kejang, kecelakaan, operasi, maupun dirawat di rumah sakit atas indikasi tertentu.

Riwayat Perkembangan Kepribadian

Masa Kanak-kanak

Bertumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya Disodomi oleh keluarga kerbabat nenek nyaMasa Remaja

Pribadi yang memiliki banyak teman, jadi panutan Aktif dalam keorganisasian Sering dipukul dan dihukum bila tidak taat Ibu nya menikah lagi tanpa ijin dari anak-anaknya

Masa Dewasa:

Lulus SMK bekerja berpindah-pindah tempat Mengikuti organisasi HTI (ajaran radikal) Keluarga tidak mendukung pasien mengkuti organisasi HTI

Riwayat Pendidikan Lulus SMK jurusan Ilmu Komputer Selalu berekspektasi melebihi kemampuannya

Riwayat Pekerjaan: Sering berganti-ganti pekerjaan >>> bosanKehidupan Beragama

Sholat 5 waktu Rajin berpuasa, mengaji Rajin membaca Al-quran Panutan dalam beribadah Mengikuti organisasi islam radikal

Kehidupan Sosial dan Perkawinan

Banyak teman, ramah, supel 7 th yll setelah pasien dipermaikan dan dimanfaatkan >>> trauma pada laki-laki dan etnis cina Banyak pasangan/teman dekat Situasi Kehidupan Sosial Sekarang

Pasien tinggal dirumah kakak perempuan tertuanya bersama dengan suami kakaknya, dan seorang keponakannya.

Riwayat KeluargaIII. STATUS MENTALDeskripsi Umum

Penampilan

Pasien seorang perempuan berusia 21 tahun, berpenampilan fisik sesuai usianya, postur tubuh proporsional, tidak terlalu tinggi, warna kulit sawo matang, rambut hitam. Rambut tampak berantakan, kuku bersih, gigi tampak kekuningan, pakaian seragam RSJ pasien tampak bersih. Pasien terlihat marah.

KesadaranKesadaran sensorium/neurologis: Kompos mentisKesadaran psikiatrik: Tampak tergangguPerilaku dan Aktivitas Psikomotor Sebelum wawancara: Pasien sedang duduk di pinggir ranjang dengan tatapan sinis. Selama wawancara: Pasien berdiri di dekat ranjang, terkadang sambil jalan bolak-balik dengan tatapan sinis, terkadang sambil tertawa sendiri, marah-marah, menghina orang lain dan melempar barang. Setelah wawancara: Pasien duduk kembali di pinggir ranjang sambil marah-marah, tertawa, dan mengejek orang disekitarnya.

Sikap terhadap PemeriksaPasien bersikap kurang kooperatif dengan pemeriksa, terkadang menjawab dengan marah, terkadang sambil tertawa sendiri, terkadang menjawab sambil melempar-lempar barang dan pasien juga terkadang menjawab dengan kasar.Pembicaraan Cara berbicara: Spontan, jelas, intonasi tinggi, volume bicara tinggi, produktivitas banyak, dan artikulasi jelas Gangguan berbicara : Tidak ada

Alam Perasaan (Emosi)

Suasana Perasaan (Mood): Irritable, labilAfek Ekspresi AfektifArus: CepatStabilisasi: LabilKedalaman: DangkalSkala diferensiasi: SempitKeserasian: Tidak serasiPengendalian Impuls: LemahEkspresi: Tidak wajar Dramatisasi: AdaEmpati: Tidak dapat dinilai

Gangguan Persepsi

Halusinasi: Halusinasi auditorik (mendengar ada suara yang suka mengganggu membisikan untuk membanting barang dan memukul orang, mendengar ada yang mengajak pasien berbicara sehingga pasien sering berbicara sendiri) Halusinasi visual (melihat teman kecil nya, melihat bayangan besar, melihat ada orang-orang yang ingin menjahati, melihat ada orang yang menertawakan) Ilusi: Tidak adaDepersonalisasi: Tidak adaDerealisasi: Tidak adaSensorium dan Kognitif (Fungsi Intelektual)

Taraf Pendidikan: Sekolah Menengah Kejuruan (Ilmu Komputer) Pengetahuan Umum: Baik (sesuai dengan tingkat kemampuan dasarnya) Kecerdasan: Baik (rata-rata) Konsentrasi & Kalkulasi: Baik (pasien dapat beronsentrasi dan dapat menghitung untuk hal sederhana OrientasiWaktu: Baik (pasien dapat membedakan waktu siang dengan malam)Tempat: Baik (pasien mengetahui dirinya berada di rumah sakit jiwa)Orang: Baik (pasien mengetahui sedang di wawancara oleh dokter) Situasi: Baik

Daya Ingat

Tingkat Jangka panjang: Baik (pasien dapat mengingat usianya, tahun kelahirannya, dan tempat tinggalnya, kebiasaan, pekerjaannya dan kesukaannya) Jangka pendek: Baik (pasien dapat mengingat menu makanan yang ia makan beberapa jam sebelumnya dan siapa dokter yang memeriksanya) Segera: Baik (pasien dapat mengulangi apa yang disampaikan oleh pemeriksa)

Gangguan: Tidak ditemukan

Pikiran Abstraktif: Baik (pasien beberapa kali menggunakan peribahasa dalam berbicara dengan pemeriksa)

Visuospatial: Baik (pasien dapat menggambar jam sesuai permintaan)

Bakat Kreatif: Pasien suka memasak serta mencipatakan resep baru

Kemampuan Menolong Diri Sendiri: Baik (pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari)

Proses Pikir

Arus PikirProduktifitas: Ide meluap-luap, flight of idea, berpikir cepat, pasien berbicara spontan.Kontinuitas: Irrelevansi, asosiasi longgar, kadang-kadang terdapat asosiasi longgar di mana pasien tidak menjawab pertanyaan sesuai konteksnya, dan terdapat perseverasi dimana pasien menjawab dengan jawaban yang sama untuk pertanyaan yang berbedaHendaya Bahasa: Tidak ditemukanIsi Pikir

Preokupasi dalam pikiran: Tidak ditemukanWahamWaham kendali (pasien merasa ada yang mengontrol pikirannya sehingga pasien suka marah-marah dan memukul orang lain padahal dia tau itu tidak boleh)Waham kebesaran (pasien merasa bahwa dirinya dapat membaca pikiran orang lain dan dapat mengetahui isi hati orang lain)Waham curiga (pasien merasa ada orang yang ingin mencelakainya)Obsesi: Tidak ditemukanFobia: Tidak ditemukanGagasan rujukan: Pasien merasa dirinya dibicarakan oleh orang lainGagasan pengaruh: Tidak ditemukan

Pengendalian Impuls

Kurang baik, berdasarkan kesimpulan dari pengakuan keluarganya bahwa bila sedang mengamuk pasien dapat marah-marah pada semua orang, memecahkan kaca di rumah dan memukul anggota keluarga.

Daya Nilai Daya Nilai Sosial: Baik (pasien dapat menilai bahwa memukul orang lain adalah perbuatan yang tidak baik) Uji Daya Nilai: Baik (pasien dapat menilai tindakan yang ia lakukan pada suatu situasi imajiner tertentu misalnya memukul orang adalah hal yang tidak baik sehingga harus minta maaf dan tidak melakukannya lagi) Daya Nilai Realitas: Terganggu (pada pasien ditemukan halusinasi, asosiasi longgar, irrelevan, autistik)TilikanTilikan derajat 1, dimana pasien menyangkal dirinya sakitReliabilitasBaik

IV. PEMERIKSAAN FISIKStatus Internus

Keadaan Umum: BaikKesadaran: Kompos mentisTensi: 110/70 mmHgNadi: 76 x/menitSuhu Badan: 36,7oCFrekuensi Pernafasan: 17x/menitBentuk Tubuh: NormalSistem Kardiovaskular: Tidak dilakukanSistem Respiratorius: Tidak dilakukanSistem Gastrointestinal: Tidak dilakukanSistem Muskuloskeletal: Tidak dilakukanSistem Urogenital: Tidak dilakukanStatus Neurologik

Saraf Kranial (I-XII): Tidak dilakukanGejala Rangsang Meningeal: Tidak dilakukanMata: Dalam batas normalPupil: Dalam batas normalOftalmoskopi: Tidak dilakukanMotorik: Dalam batas normalSensibilitas: Dalam batas normalSistem Saraf Vegetatif: BaikFungsi Luhur: BaikGangguan Khusus: Tidak ditemukan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANGTidak dilakukan

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNAPasien Perempuan berumur 21 tahun, agama Islam, belum menikah, pendidikan sekolah menengah kejuran jurusan ilmu computer, bertempat tinggal di Dusun Banjarsari, Jatinangor. Dibawa oleh keluarga ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat pada tanggal 6 Mei 2015.

Tujuh bulan yang lalu pasien pernah berobat ke psikiater yang berada di dekat rumah nya, pasien melakukan pengobatan selama 2 bulan, setelah tidak timbul gejala dan pasien dapat beraktivitas seperti semula, pasien dan keluarga menghentikan pengobatan dengan inisiatif sendiri hingga akhirnya 1 bulan SMRS pasien menimbulkan gejala yang seperti dahulu.

Satu bulan SMRS pasien timbul gejala berupa agresivitas motorik dan verbal, logorea, autistic, low-manner, abulia, insomnia, giggling, emosi labil, halusinasi auditorik dan visual, delusion of control, waham curiga, waham kebesaran. Tiga hari SMRS pasien memukul anggota keluarga dan merusak barang dirumah (agresivitas motorik dan verbal) sehingga pasien di bawa ke RS Jiwa Cimahi.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIKAxis IBerdasarkan iktisar penemuan bermakna, pasien pada kasus ini termasuk gangguan jiwa karena adanya:Gangguan jiwa karena adanya:Gejala kejiwaan berupa waham kendali (insersi pikiran dan kendali pikiran). Ditemukan pula adanya halusinasi auditorik, halusinasi visual. Suasana perasaan (mood) adanya logorea, insomnia, abulia, labil dan iritabel. Dengan ditemukannya pola perilaku atau psikologis klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan penderitaan dan hendaya dalam berbagai fungsi psikososial dan pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan pasien mengalami suatu gangguan jiwa.

Gangguan ini sebagai bukan sebagai gangguan mental organik (F00-09) karena tidak adanya: - Gangguan kesadaran (pasien kompos mentis)- Gangguan kognitif (orientasi dan memori)- Gangguan fungsi intelektual- Gangguan daya ingat- Kelainan faktor organik spesifik- Berdasarkan anamnesis riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala gangguan jiwa. Pada pasien juga tidak didapatkan riwayat penggunaan zat psikoaktif sebelum timbul gejala penyakit yang menyebabkan perubahan fisiologis otak, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif juga dapat disingkirkan (F10-19). Menurut PPDGJ-III, diagnosis kerja GMNO psikosis ini termasuk F25.2 Skizoafektif Tipe Campuran, karena memenuhi kriteria:

Memenuhi kriteria skizofrenia yaitu gejala kejiwaan berupa waham kendali (insersi pikiran dan kendali pikiran), gagasan rujukan, waham kebesaran, waham kejar, irrelevansi, asosiasi longgar, halusinasi visual, halusinasi auditorik, giggling, low manner, agresivitas verbal dan morotik, serta berbagai gejala lainnya. Gejala diatas memenuhi kriteria pedoman diagnosis Skizofrenia. Selain gejala di atas, pada pasien juga ditemukan adanya suasana perasaan (mood) hiperthym, adanya logorea, insomnia dan iritabel; hal ini mendukung adanya gangguan suasana perasaan (Gangguan afektif/mood) dengan tipe manik. Selain gejala diatas terdapat pula oada pasien gejala berkurangnya energy dan minat, menurunnya aktivitas, konsentrasi dan perhatian berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, tidur terganggu, nafsu makan berkurang; hal ini mendukung adanya gangguan suasana perasaan tipe depresi yang sama-sama mencolok dengan gejala tipe manik. Diagnosa banding dari kasus ini adalah:

F31.6 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Campuran Episode yang sekarang menunjukan gejala-gejala manik, hipomanik, dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu. Dan sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik, atau campuran di masa lampau.

F20.1 Skizofrenia HebefrenikMemenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Diagnosis hebefrenia untuk pertama kalinya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa (onset biasanya mulai 15-25 tahun). Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis. Adanya gambaran yang khas berupa perilaku tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan, serta mannerism. Afek pasien dangkal dan tidak wajar, sering disertai cekikian atau perasaan puas diri, senyum sendiri, atau sikap tinggi hati, mengibuli serta bersendau gurau. Halusinasi dan waham tidak begitu menonjol, terdapat perilaku tanpa tujuan, tanpa maksud. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak yang mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.

Episode harus berlangsung sekurang-kurangnya 1 minggu, dan cukup berat sampai mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan dan aktivitas social yang biasa dilakukan. Perubahan afek harus disertai dengan energy yang bertambah sehingga terjadi aktivitas berlebihan, percepatan dan kebanyakan bicara, kebutuhan tidur yang berkurang, ide-ide perihal kebesaran atau grandiose ideas dan terlalu optimistic. Harga diri yang membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur), iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of presecution). Waham dan halusinasi sesuai dengan keadaan afek tersebut (mood-congruent).

Axis IITidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental.Axis IIITidak ditemukan adanya kelainan pada kondisi medik umum.Axis IVProblem psikososial kasus ini adalah berkaitan dengan lingkungan sosial (putus cinta, cinta palsu, harapan palsu), pendidikan (pasien selalu berekspektasi melebihi kemampuannya), kepatuhan dari minum obat (pasien berhenti minum obat dikarenakan tidak mengetahui bagaimana proses pengobatan penyakitnya).Axis VBerdasarkan skala GAF, kasus ini saat dievaluasi memiliki skala GAF 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang) karena terdapat episode mengamuk yang menyebabkan pasien dibawa ke RSJVII. EVALUASI MULTIAKSIALAxis I: F 25.2 Skizoafektif Tipe CampuranAxis II: Tidak ada (none)Axis III: Tidak ada (none)Axis IV: Putus cinta, dalam pendidikan pasien selalu berekspektasi melebihi kemampuannya, kepatuhan minum obat.Axis V: GAF 60-51

IX. PROGNOSISFaktor yang memperbaiki prognosis:Presipitasi jelasOnset akutRiwayat premorbid baikSymptom (+)Pertama kali relapsAda dukungan dari keluargaTidak ada riwayat trauma perinatal

Faktor yang memperburuk prognosis:Usia mudaAutistikSingle

Riwayat keluarga skizofrenia Ad vitam: Ad bonamAd functionam: Dubia ad bonamAd sanationam: Ad bonamX. DAFTAR PROBLEMOrganobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan

Psikiatri: Agresifitas verbal dan motorik, logorea, autistik, abulia, asosiasi longgar, low manner, giggling, insomnia, waham kebesaran, gagasan rujukan, halusinasi auditorik, halusinasi visual, irrelevan, irritable, labil, tilikan derajat 1

Psikososial: Putus cinta, sering dimarahi dan dihukum keluargaXI. TERAPIR/ Olanzapine 10 mg vial No. IS imm------------------------------------------------- SECR/ Haloperidol tab 2 mg No. XXIS 3 dd tab 1 (pagi, siang, malam) ------------------------------------------------- SECR/ Chlorpromazine tab 100 mg No. XIV S 2 dd tab 1------------------------------------------------- SECPro: Nn. HS Umur: 21 tahun

Psikoterapi Memberikan informasi pasien terhadap penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan, efek samping pengobatan. Memberi bimbingan kepada pasien untuk mengatasi stressor yang mungkin akan didapat oleh pasien.

Edukasi Edukasi keluarga mengenai penyakit pasien Edukasi keluarga agar belajar menerima kondisi pasien dan tidak mengucilkan pasien Edukasi minum obat teratur dan kontrol teratur bila sudah lepas rawatXII. Follow Up8 Mei 2015S: Pasien merasa disiksa, diperlakukan tidak adil oleh perawat karena merasa tidak sakit dan mau pulang. Sehingga pasien menjadi marah, memaki-maki orang, melempar barang-barang nya dan merusak barang-barang yang ada di ruang rawat gelatik. Ketika tidur kemarin malam pasien sulit tidur karena ada suara yang sering membisikan pada dia, pasien juga melihat tali pocong sehingga pasien takut untuk tidur. Pasien juga mengaku banyak orang di dalam ruangan nya yang mengajaknya berbicara. Pasien juga terkadang menyebut-nyebut tentang kemampuan baca pikiran dan membaca hati orang lain, pasien menyatakan keluarga yang berniat menyingkirakan dia dari rumah, keluarganya bertindak tidak adil terhadap dirinya. Pasien juga berkata bahwa perawat-perawat yang ada disana berniat buruk terhadap dirinya, sehingga pasien marah, memaki-maki perawat dan melempar barang.O: Pasien menangis-nangis, berteriak-teriak, ngamuk, menghina perawat, membanting barang karena ingin pulang untuk kumpul bersama keluarga, bicara sendiri, merasa tidak berguna dan dibuang keluarga, pasien tertawa sendiri, nyengir sendiri, pasien juga menghina perawat dan orang-orang disekitarnya. Halusinasi (+), autistic (+), waham (+), labil (+), agresivitas (+).A: SR. HebefrenikP: Terapi lanjut. Olanzapine tidak diberikan lagi

11 Mei 2015 - PagiS: Pasien merasa senang. Merasa segar, senang, gembira sekali. Pasien hanya merasa sedikit bosan karena hanya didalam ruangan tidak bisa jalan-jalan untuk melihat pemandangan. Pasien menyatakan tidur nya cukup, sudah enak untuk makan. Pasien juga mengatakan bahwa semua perawat baik pada dirinya, orangtua dan keluarga juga sangat baik pada dirinya. Pasien masih melihat ada tali pocong yang menggatung di jendela kamarnya. Pasien mengaku bisa membaca pikiran pemeriksa dan semua orang yang ada di dalam ruangan. Pasien sudah tidak melihat lagi orang-orang yang sering mengajaknya berbicara di kamar rawatnya.O: Pasien merasa senang dan gembira, pasien banyak berbicara, pasien tidak lelah, sangat bersemangat. Eforia, halusinasi (+), waham kebesaran, logorea.A: Skizoafektif tipe ManikP: Terapi lanjut11 Mei 2015 SoreS: Pasien mengatakan bahwa dirinya sedang merenung, merasa sedih dan bersalah karena sudah marah-marah terhadap perawat, teman-teman satu bangsal dan terhadap pemeriksa. Pasien merasa sudah men zholimi orang banyak dan merasa sangat berdosa terhadap keluarga dan teman-temannya. Dia merasa sangat bersalah dan merasa bahwa orang-orang yang sudah pasien jahati tidak akan mungkin mengampuni dirinya lagi. Pasien merasa Allah tidak mau menerima dirinya, pasien merasa sangat berdosa. Pasien sudah tidak mendengar-dengar suara lagi dan sudah tidak melihat adanya banyak orang yang mengajaknya bicara diruang kamarnya. Pasien masih melihat adanya gantungan tali pocong di jendela kamarya.

O: Pasien terlihat murung, sedih, pandangan kosong. Pasien diam saja, cara bicara suara pelan, seperti tidak ada semangat. Pasien merasa tidak lapar saat ditanya pemeriksa. Pasien merasa kepala pusing. Pasien merasa ingin tidur. Pasien tidak mau berbicara dengan teman lainnya yang ada di bangsal. Hipotimia, mood kosong, afek tumpul, serasi, halusinasi (+).A: Skizoafektif tipe CampuranP: Terapi lanjut

XIII. WAWANCARAD: Halo selamat pagi, saya dokter muda steaffie. Boleh ngobrol ga?HS: (pasien mengangguk)D: Nama nya siapa?HS: HeniD: Heni umurnya berapa?HS: 21 tahunD: Heni berapa bersaudara? Anak ke berapa?HS: Anak ke 99 (irrelevan, pasien sambil tertawa)D: Heni bukan nya anak ke 5?HS: Bukan saya anak ke 99D: Ibu kamu kan anaknya cuma 5HS: (pasien diam)D: Heni tinggal dimana?HS: Di Jatinangor D: Heni di Jatinangor tinggal sama siapa?HS: Sama ibuD: Bukan nya heni tinggal sama teteh nya?HS: Sama teteh, sama ibu jugaD: Heni gimana dirumah? Semua nya baik ga sama heni?HS: Ga, saya dikecewa sama ibu saya, kan dia janda, bapak saya udah meninggal, bapak saya meninggal, ibu saya menikah lagi, tapi ibu saya ga ijin, tiba-tiba menikah aja, saya aja tau nya pas hari H mereka menikah. Saya kecewa. (pasien tampak sedih)

D: Jadi heni kecewa ya sama ibu. Tapi ibu heni baik? Bapak nya baik?HS: Saya bisa baca pikiran mereka (waham kebesaran), mereka mau buang saya, diungsiin saya, makanya saya dibawa kesiniD: Kamu emangnya punya kemampuan baca pikiran? Kamu yakin?HS: Punya, saya dapet kemampuan ini dari allah, saya yakin, kan udah sering baca pikiran orang.D: Kamu yakin itu benar?HS: Yakin lah, pokoknya pasti gituD: Emang heni kesini sama siapa?HS: Sama teteh dianter, sama ibu, bapak, kakak iparD: Heni tau ga ini dimana?

HS: Di rumah sakit jiwa sakit (tilikan 1)D: Heni sebelumnya , kata nya saya sakit jiwa, tapi saya ga tau kenapa di bawa kesini, saya ga merasa udah pernah ke sini? Di rawat disini gitu?HS: Ga (sambil membentak pemeriksa, agresivitas verbal), itu dibelakang dokter, dia ngeliatin saya (halusinasi visual, sambil tertawa)D: Di belakang saya? Siapa yang ngeliatin heni?HS: Iya itu, dia, si suciatiD: Siapa sih suciati?HS: Iya, dia si suciati temen kecil sayaD: Dia ngapain? Cuma ngeliatin aja? HS: Iya dia cuma ngeliatin ajaD: Dia baik ga? Dia ngomong sesuatu ga sama kamu?

HS: Dia baik, dia temen kecil saya, ga, dia ga bilang apa-apa, diem. Dia baik sama saya, cuma dia yang baik sama saya yang lain pada jahat, saya udah lama temenan sama dia, dia suka nemenin dan nolongin saya (logorea)D: Oh..begitu. Emang dulu heni di jahatin apa sama temen-temen yang lain sampe cuma suciati aja temen kamu yang baik?HS: Iya saya pendiem ga suka ngobrol rame-rame, suka ga boleh keluar main lama-lama sama orang tua, makanya mereka ga mau nemein saya, cuma suciati suka main ke rumah jadi cuma dia aja temen main saya. Saya dulu tuh sama dia deket banget, dia baik sekali sama saya (logorea) saya sedih kalo, inget dia (pasien menangis tiba-tiba, labil)D: Jadi cuma suciati ya yang baik sama kamu?HS: Hahaha iya cuma dia aja yang baik (tertawa sambil menunjuk ke arah belakang pemeriksa; halusinasi visual, labil) Itu dia kaya hitut hahaha bulet kaya bakso, itu ibu saya dia yang gendut, itu perempuan itu (logorea, agresivitas verbal)D: Siapa itu? Kok di bilang kaya?HS: (pasien hanya tertawa)D: Heni, dokter boleh tanya ngobrol-ngobrol sama heni lagi?HS: (pasien mengangguk)D: Heni, tadi malem tidurnya gimana? Sekarang ini udah pagi atau masih malem ya?HS: Ga bisa, ga enak (pasien menjawab berteriak, agresivitas verbal) saya juga ga perlu tidur (insomnia, abulia) , udah pagi lah (agresivitas verbal)D: Kenapa ga bisa? Emang ada apa?HS: Ada suara kaya yang jahat sama yang baik, yang satu suruh berbuat jahat sebelah kiri, yang satu suruh baik sebelah kanan (halusinasi auditorik)D: Suara siapa itu? Kenal ga heni sama suaranya?

HS: Ga tau, ga kenal siapa itu. Dokter saya takut, ada tali pocong itu di jendela (halusinasi visual)D: Ada tali? Warna apa talinya? Ada yang ngegantunga ga disitu?HS: Warna putih, ga ada, tapi saya takut ada tali pocong, saya ga bisa tidur ke ganggu. D: Oh gitu, tadi sholat subuh ga?HS: (pasien menggeleng)D: Udah mandi belum? HS: Ga saya ga mau, dingin, ga suka (abulia)D: Kan supaya bersih dan wangiHS: Ga mau, saya ga suka mandi (pasien mejawab dengan berteriak, agresivitas verbal)

D: Heni tau ga sekarang jam berapa ya? HS: Jam 9 an tuh ada jam nya disanaD: Oh iya bener. Heni, tadi kan kamu bilang umurnya 21 tahun, berarti kamu lahir tahun 2015 dikurangin 21 berapa ya?HS: (pasien kebingungan)D: Bingung ya? Lupa nih heni, 1994 ya kan? Oh iya, udah makan belum heni nya? HS: Ga mau ga suka, ga mau pokoknya (sambil berteriak, agresivitas verbal, abulia) D: Kenapa? Nanti perutnya sakit, kalo heni sakit gimana?HS: Ga mau, biarin aja, pokoknya ga mauD: Iya, ga mau iya. Heni udah minum obat belum?HS: (pasien tertawa)

D: Eh kok ketawa, kenapa ketawa? Udah belum minum obatnya?HS: Itu yang ngeliatin saya bikin saya ketawa, dia gedut bulet kaya donat (halusinasi visual)D: Siapa dia yang bikin kamu ketawa, kenal ga kamu?HS: Ga tau siapa dia, ga usah tanya-tanya (menjawab ketus) D: Oh iya. Jadi gimana, tadi udah minum obat belum?HS: Udah, yang abu-abu kaya sebesar kelingking, ga deh setengahnya itu.D: Tau ga obatnya untuk apa?HS: (pasien diem)D: Heni ga tau ya obatnya buat apa?HS: Ga, ga tauD: Heni, terakhir sekolah apa?HS: SMKD: Jurusan apa?HS: Ilmu Komputer

D: Susah ga belajarnya?HS: Iya, tapi saya harus pinter, saya mau pinter, saya suka belajar, saya selalu mau lebih, saya lebih pinter dari yang lain, jadi saya belajar (logorea)D: Jadi heni, suka belajar ya? Supaya bisa lebih pinter dari temen yang lainnya?HS: Iya, saya harus lebih pinter dari yang lainnya.D: Itu heni yang mau harus lebih pinter atau orang tua yang suruh kamu?HS: Saya yang mau, karena saya bisa baca pikiran orang, saya bisa tahu suara hati mereka (waham kebesaran) mereka semua mau ngejelikin saya tuh mereka lagi ngomongin saya (gagasan rujukan), mau nge jatuhin saya, mereka iri saya (waham curiga)D: Buktinya apa mereka mau ngejahatin kamu?HS: (pasien diem sesaat seperti berpikir) saya tau aja, kan saya bisa baca hati merekaD: Emang kamu punya kemampuan membaca pikiran dan hati orang?HS: Punya lah ga usah nanya-nanya terus ah tadi udah. Males saya. Pengen keluar jalan-jalan liat pemandangan asik ya. Keluarin saya! (asosiasi longgar, agresivitas verbal)D: Heni kamu (pasien memberhentikan pembicaraan dengan menyela)HS: Sana jangan pergi (sambil membanting alat mandi dan melempar selimut kepada pendamping pemeriksa) agresivitas verbal dan motorikD: Iya heni, ini saya pergi ya. Terima kasih ya udah mau ngobrol-ngobrol