laporan kasus jiwa 1-1

Upload: luvita-ronteltap

Post on 03-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    1/21

    LAPORAN PSIKIATRI

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. M

    Umur : 38 tahun (25 mei 1973)Alamat : Jln. Kelapa II Wetan No. 17 Ciracas. Jakarta Timur

    Suku : NTB

    Agama : Islam

    Status : Menikah

    Pekerjaan : TKW

    Pendidikan : SMP

    Tgl masuk : 17 Mei 2012

    Tgl pemeriksaan : 20-22 April 2012

    II. RIWAYAT PSIKIATRI

    (Autoanamnesis pada tanggal

    2.1 Keluhan Utama :

    Pasien mengejar mobil dan pesawat udara di bandara sehingga ia ditangkap

    dan dibawa ke bangsal Ebony RS Polri oleh 2 petugas bandara.

    Keluhan Tambahan :

    Pasien tidak mau berbicara.

    2.2 Riwayat Gangguan Sekarang

    Pasien perempuan berusia 38 tahun, pertama kali dibawa ke bangsal

    oleh petugas bandara pada tanggal 17 mei 2012 karena pasien mencurigai

    mobil dan pesawat udara di bandara, Menurutnya, orang-orang yang berada di

    pesawat dan mobil itu adalah guru dari majikannya dan datang untuk

    membunuhnya dari Arab. Sehingga ia ditangkap oleh petugas bandara dan

    dibawa ke RS Polri. Pada saat dibawa pasien mengakui keadaan dirinya yang

    menurut pasien tidak waras karen a pasien merasa dirinya pucat, akibat

    belum makan selama 2 bulan dan dalam kondisi stress berat karena ingin

    bertemu dengan suami dan anak-anaknya. Saat tiba di ruang IGD RS Polri

    asien mencoba kabur, karena ia mengakui ia melihat setan yang akan

    membantunya untuk kabur, tapi kemudian pasien mengurungkan niatnya

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    2/21

    karena pemilik RS Polri yang ia namakan ibu pemilik PT. Lapindo telah

    berhasil menemukannya, sehingga ia kembali, dan ditangkap oleh petugas RS

    lalu dibawa ke bangsal Ebony. Pasien telah dua kali bekerja di Arab Saudi,

    pertama kali ia dikirim sebagai TKW ke Jaeddah, dan ia bekerja di sana

    selama 15 bulan, ia menerangkan bahwa pada saat itu perlakuan yang ia

    dapatkan tidak terlalu baik, karena istri majikannya agak cemburu padanya,

    karena takut majikannya berselingkuh dengannya. Setelah itu, ia kembali ke

    kampung halamannya di NTB, Indonesia. Kedua kalinya ia dikirim kembali

    sebagai TKW ke Al Madinah di Arab Saudi, dan ia bekerja di sana selama 22

    bulan sejak tahun 2010 yang disponsor oleh PT Bughsan Abarindo. Pada saat

    bekerja, menurutnya dia tidak disukai oleh kedua majikan ataupun anak

    majikannya dengan penyebab pasti yang tak jelas, sehingga mereka mencoba

    untuk meracuninya setiap hari dan menyuntik ia dengan jarum ke bagian

    kedua paha dan menyebabkan ia mimisan dan muntah darah. Ia mengatakan

    bahwa ia tidak berani menolak hal tersebut karena ia akan dipaksa jika tidak

    menuruti permintaan majikannya untuk menghabiskan makanan yang

    diberikan. Ia merasa bahwa semua itu dikarenakan oleh suatu perang agama

    yang ia menangkan melawan 30 ustat atau kiai pada saat ia berada di Arab

    Saudi. Pasien menerangkan bahwa ketika ia berperang ia memakai mukenah

    dan ia melawan 30 ustat atau kiai yang memakai baju berwarna hijau, putih,

    dan merah di kantor polisi, dan ia dipandu oleh suara saudara sepupunya dari

    kampung halamannya bahwa ia harus berperang dengan cara memegang

    bagian dadanya denan kedua tangan sambil membaca ayat Qulholla, sehingga

    akhirnya ia berhasil memenangkan perang tersebut, tetapi hal itu membuat

    para ustat dan kiai membencinya, sehingga menurutnya mereka ingin

    membalas dendam dan berniat membunuhnya. Setelah berperang ia

    mendengar suara sepupunya menyuruh ia untuk kembali ke Indonesia,

    sehingga ia pulang dengan perasaan curiga bahwa mereka akan menyusulnya

    ke Indonesia untuk tetap membalaskan dendam. Dan ketika di bandara, pasien

    mengakui bahwa ia melihat 3 kapal atau pesawat terbang yang menurutnya

    dikirim untuk membunuhnya, dan salah satu pesawat terbang tersebut ia

    yakini dikendarai oleh guru dari majikannya. D an dengan dibawa ke bangsal

    Ebony RS Polri, pasien merasa bahwa ini sudah merupakan hukuman dariAllah karena perang yang telah dijalaninya semasa di Arab dan ia mengaku

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    3/21

    telah diberitahu hal ini akan terjadi oleh suara sepupunya sejak awal, tapi ia

    belum mengerti maksud sepupunya tersebut.

    Pasien telah menikah sebanyak 3x. Pernikahan dengan suami pertama

    selama 15 tahun, ia dikaruniai 3 anak laki-laki. Anak pertama berusia 25 tahun,

    anak kedua berusia 20 tahun, dan anak ketiga berusia 19 tahun. Semuanya

    berada di kampung, NTB. Ia bercerai dengan suami pertamanya, lalu ia pergi

    menjadi TKW di Jaeddah. Dengan suami kedua yang ia nikahi ketika ia

    berusia 30 tahun, ia dikaruniai anak laki-laki pula, namun anaknya meninggal

    saat berusia 5 tahun. Suami keduanya tidak pernah dijumpainya lagi selama 5

    tahun, dikarenakan suaminya pernah mencuri uang dari atasan sehingga

    suaminya dipenjarakan. Pasien menikah lagi untuk ketiga kalinya, dengan

    suaminya yang tidak kelihatan, dan ia mengatakan bahwa suaminya yang tidak

    kelihatan itu dan anak ketiganya sedang berada di sampingnya pada saat

    wawancara dilakukan. Pasien mendengar suara dari saudaranya di kampung

    bahwa anaknya bungsunya telah tinggal bersama Allah karena anaknya itu

    termasuk anak yang nakal dan setelah itu anaknya turun dari langit ke bumi,

    dan sekarang anaknya telah hidup dan meninggal kembali sebanyak 3x. Pasien

    meyakini bahwa sepupunya itu berteman baik dengan Allah. Pasien juga yakin

    ia telah memberitahu Allah agar membunuh ibunya saja jika ibunya menangis

    ketika ia sedang berperang, dan ia mendengar dari sepupunya, bahwa ibunya

    telah meninggal, dan hidup kembali, dan setelah itu kembali meninggal

    sebanyak dua kali. Menurut pasien saudaranya di kampung dalam melihat

    semua yang psien lakukan dimanapun papsien berada.

    2.3 Riwayat Gangguan Sebelumnya

    Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya disangkal Riwayat gangguan medic sebelumnya disankal Riwayat minum alcohol disangkal Riwayat penggunaan NAPZA disangkal Riwayat trauma kepala disangkal

    2.4 Riwayat Penyakit Keluarga

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    4/21

    Pasien menyangkal adanya anggota keluarga yang mempunyai keluhan

    seperti pasien.

    2.5 Riwayat Kehidupan Pribadi

    2.5.1 Riwayat Prenatal

    Pasien lahir di kampung tanpa bantuan medis, tapi dengan

    bantuan dukun beranak, spontan dalam keadaan cukup bulan.

    2.5.2 Masa kanak-kanak dan remaja

    Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)

    Pasien mengaku masa kecilnya ia lewatkan di kampung

    halamannya di NTB dan ia bahagia karena ia merasa disayangi

    oleh orang tuanya.

    Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

    Pasien bersekolah di SD Impress di kampung

    halamannya di NTB, ia mengakui bahwa ia memiliki banyak

    teman.

    Riwayat masa kanak akhir (pubertas) dan remaja

    Pada masa remaja, pasien menduduki bangku SMA tapi

    tidak ia tamatkan. Ia mengaku sering ditaksir oleh pria, baik

    teman sejawatnya ataupun gurunya di sekolah. Hingga 5 pria

    pernah datang ke rumahnya untuk melamar. Ia merasa itu

    dikarenakan titk hitam di mata kirinya yang ia yakini sebagai

    symbol kecantikan.

    2.5.3 Riwayat Pendidikan

    Pasien mengaku ia hanya menduduki bangku pendidikan

    hingga tahap SMA kelas 2. Untuk melanjutkan sekolah orang tuanya

    tidak mampu membiayainya.

    2.5.4 Riwayat Pekerjaan

    Pasien bekerja sebagai TKW pertama kali di Jaeddah saat ia

    berusia sekitar 30 tahun, menurut pasien istri majikannya

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    5/21

    mencemburui dirinya karena mencurigai perselingkuhan majikannya

    dengan pasien sendiri. Pasien dikirim untuk kedua kalinya sebagai

    TKW ke Al Madinah Arab Saudi 2 tahun yang lalu, dan pasien merasa

    bahwa majikan beserta istri dan anak majikan berniat meracuni untuk

    membunuhnya.

    2.5.5 Riwayat Pernikahan

    Setelah ia meyelesaikan kelas 2 SMA, pasien langsung

    menikah. Menurut pengakuan pasien, ia telah menikah sebanyak 3x.

    Pernikahan dengan suami pertama selama 15 tahun, ia dikaruniai 3

    anak laki-laki. Anak pertama berusia 25 tahun, anak kedua berusia 20

    tahun, dan anak ketiga berusia 19 tahun. Semuanya berada di kampung,

    NTB. Ia bercerai dengan suami pertamanya, karena suami pertamanya

    berselingkuh, lalu ia pergi menjadi TKW di Jaeddah. Dengan suami

    kedua yang ia nikahi ketika ia berusia 30 tahun, ia dikaruniai anak laki-

    laki pula, namun anaknya meninggal saat berusia 5 tahun. Suami

    keduanya tidak pernah dijumpainya lagi selama 5 tahun, dikarenakan

    suaminya pernah mencuri uang dari atasan sehingga suaminya

    dipenjarakan. Pasien menikah lagi untuk ketiga kalinya, dengan

    suaminya yang tidak kelihatan, dan ia mengatakan bahwa suaminya

    yang tidak kelihatan itu dan anak ketiganya sedang berada di

    sampingnya pada saat wawancara dilakukan. Ia meyakini bahwa ia

    sedang mengandung anak perempuan dari suami yang tidak kelihatan

    di bagian punggungnya.

    2.5.6 Riwayat Keluarga

    Pasien merupakan anak ke-5 dari 8 bersaudara. Ayah pasien

    meninggal sejak dulu dan ibu pasien baru meninggal bulan lalu.

    Anakbungsunya meninggal pada usia 5 tahun.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    6/21

    GENOGRAM

    Keterangan:Laki-laki

    Perempuan

    Pasien

    2.5.7 Riwayat Sosial EkonomiPasien bekerja sebagai TKI atas kemauan sendiri tanpa paksaan

    dari pihak lain. Tujuan Pasien berangkat adalah untuk membantu

    menafkahi keluarganya karena menurut pengakuannya bahwa pada

    saat itu suaminya sudah tidak bekerja lagi

    2.5.8 Riwayat Kehidupan Beragama

    Menurut pengakuan pasien bahwa dirinya selalu sholat 5 waktu,

    dan selalu berpuasa pada bulan Ramadhan.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    7/21

    2.5.9 Riwayat Pelanggaran Hukum

    Menurut pengakuannya, pasien selama ini tidak pernah terlibat

    maupun melakukan pelanggaran hukum.

    2.5.10 Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

    Pasien merasa bahwa dirinya mempunyai banyak teman, dan

    menurutnya ia merupakan orang yang baik, rendah hati, dan juga tegas

    jika ada yang berbuat kesalahan. Maksud pasien di sini bahwa ia berani

    menegur jika ia melihat ada yang berbuat kesalahan pada diri atau

    sesama.

    III. STATUS MENTAL

    3.1 Deskripsi umum

    3.1.1 Penampilan

    Ketika dibawa ke bangsal ebony, pasien wanita usia 40

    tahun, kulit agak kecoklatan khas orang timur, penampilan fisik

    pasien sesuai dengan umurnya, berpakaian tidak rapi, dan

    perawatan diri yang sangat minim. Tetapi ketika dianamnesa pada

    tanggal 20, 21, 22 mei pasien terlihat rapi, dan perawatan diri yang

    cukup.

    3.1.2 Perilaku dan aktivitas psikomotor

    Saat awal dibawa ke bangsal Ebony, pasien tidak berbicara

    sama sekali, tidak makan, tidak tidur, tidak beraktifitas, dan tidak

    kooperatif, hanya duduk diam. Pada saat pemeriksaan pasien sudah

    terlihat lebih tenang dan menjawab pertanyaan dengan baik.

    3.1.3 Sikap terhadap pemeriksa

    Selama wawancara pasien menunjukkan sikap kooperatif

    dan dapat menjawab semua pertanyaan dengan cukup jelas.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    8/21

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    9/21

    Derealisasi : tidak ada

    3.5 Proses Berpikir

    3.5.1 Arus Pikiran Produktivitas : Pasien menjawab secara spontan bila

    diajukan pertanyaan.

    Kontinuitas : Tidak terganggu Hendaya bahasa : Tidak ada

    3.5.2 Isi Pikiran Preokupasi Pikiran : Pasien mencurigai bahwa orang-orang

    di sekelilingnya ada yang berniat untuk membunuhnya.

    Wahamo Waham Bizzare (Aneh)

    Pasien meyakini bahwa anak bungsunya tinggal bersama

    Allah dan turun dari langit serta meninggal dan hidup

    kembali hingga 3x, sampai akhirnya anaknya benar-

    benar meninggal. Pasien juga meyakini hal yang sama

    terjadi pada ibunya oleh karena permintaan dari dirinya

    sendiri kepada Allah.

    Pasien merasa bahwa sekarang ia sedang hamil oleh

    suaminya yang tidak kelihatan di bagian punggungnya

    o Waham kebesaran

    Menurut pasien, ia telah menang melawan 30 kiai yang

    ia hadapi sendiri pada saat peperangan yang ia lewati di

    Arab.

    o Waham kejaran (persekutorik)

    Pasien merasa ia dikejar oleh guru majikannya, dan kiai-

    kiai yang kalah dalam perang dengan dirinya dan berniat

    untuk membunuhnya.

    o Waham rujukan (delusion of reference)

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    10/21

    Pasien selalu merasa curiga dengan orang-orang yang

    didekatnya, karena menurutnya banyak orang yang tidak

    ia ketahui ingin membunuhnya.

    o Waham siar ( thought broadcasting )

    Pasien merasa saudara sepupunya di kampung dapat

    melihat apapun yang ia lakukan, dimanapun ia berada,

    dan apapun yang akan terjadi pada dirinya.

    Obsesif-kompulsif, fobia social/spesifik, Ide/Usaha percobaan

    membunuh diri/membunuh : tidak ada

    3.6 Sensorium & Kognisi

    3.6.1 Taraf Kesadaran : Compos Mentis

    3.6.2 Orientasi : Waktu : Tidak terganggu. Pasien masih ingat tahun-tahun yang

    berkaitan dengan kejadian

    Tempat : Terganggu, karena menurutnya tempat yang sedang ia

    huni adalah penjara yang dimiliki oleh PT. Lapindo yang

    terletak di Surabaya

    Situasi : Tidak terganggu. Pasien mengerti bahwa dirinya

    sedang diwawancara.

    Orang : Tidak terganggu. Pasien mengerti dirinya sedang

    diwaancara oleh pemeriksa

    3.6.3 Daya Ingat

    Daya ingat jangka pendek (recent memory)

    Tidak terganggu, pasien masih mengingat lauk

    makan pagi, dan dapat mengingat hal-hal yang telah

    dilakukan sepanjang hari.

    Daya ingat segera (immediate memory)

    Tidak terganggu. Pasien dapat mengulang kata-kata

    yang disebutkan pemeriksa.

    Daya ingat jangka panjang (remote memory)

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    11/21

    Tidak terganggu, pasien dapat mengingat kejadian

    semenjak ia tiba di bandara dan dapat mengingat kejadian-

    kejadian penting dalam hidupnya.

    3.6.4 Konsentrasi dan Perhatian

    Konsentrasi pasien tergolong baik, pada saat ditanya,

    pasien mampu focus melihat pemeriksa walau pada pemeriksaan

    awal, pasien tidak mau membuat kontak mata dengan pemeriksa.

    3.6.5 Kemampuan Visuospasial

    Pasien dapat berjalan dengan baik tanpa menabrak benda-

    benda yang ada di sekelilingnya

    3.6.6 Pikiran Abstrak : tidak terganggu

    3.6.7 Kemampuan Menolong Diri Sendiri

    Cukup baik, pasien mandi sendiri tanpa disuruh namun

    pasien hanya memiliki beberapa baju unuk berganti pakaian.

    3.7 Pengendalian Impuls

    Tidak terganggu, selama wawancara sikap pasien tenang.

    3.8 Tilikan (Insight)

    Derajat I (pasien menyangkal dirinya sakit).

    3.9 Judgement

    3.9.1 Daya Nilai Sosial : tidak terganggu, pasien masih terlihat bergauldengan pasien-pasien lainnya.

    3.9.2 Uji Daya Nilai : tidak terganggu, pasien masih dapat

    membedakan perilaku yang benar dan yang salah. Seperti mencuri

    itu hal salah, dan berderma adalah hal yang baik.

    3.10 Taraf dapat dipercaya

    Keterangan yang diberikan pasien saat wawancara dalam taraf dapatdipercaya.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    12/21

    3.11 Observasi Tingkah Laku Pasien

    Pada awal masuk ke bangsal Ebony, pasien terlihat tidak rapi

    dalam berpakaian, cenderung duduk dan tidak ingin berbicara, tidak ada

    kontak mata dengan pemeriksa, tidak makan, tidak minum, tidak mandi.

    Setelah anamnesa dilakukan pada tanggal 20 Mei 2012 pasien terkesan

    lebih banyak duduk diam ataupun tidur, tapi sudah mau berbicara, dan

    pasien terlihat lebih rapi, tetapi pasien tetap tidak ingin makan, dan hanya

    minum air. Pada wawancara terakhir pasien tidak ingin makan makanan

    yang diberikan di bangsal Ebony, ia hanya makan kacang yang ia bawa dari

    Arab ataupun pisang dan minum air saja, karena pasien mengaku ia tidak

    memiliki nafsu makan. Pasien terlihat enggan berbaur dengan pasien-pasien

    lain karena menganggap pasien lain aneh dan gila.

    IV. PEMERIKSAAN FISIK

    4.1 Status Generalisata

    Kesadaran : Compos mentis

    Keadaan umum : Baik

    Tanda vital

    Tekanan darah : 90/60 mmHg Frekuensi nadi : 64 x/menit Frekuensi nafas : 20 x/menit Suhu : 36.0 C

    Kepala : Deformitas (-), Normocephaly

    Mata : CA -/-, SI -/-

    Sistem kardiovaskular : Bunyi jantung I-II regular, gallop (-), murmur (-)

    Sistem respiratorik : Bunyi nafas vesikuler, wheezing (-), ronchi (-)

    Sistem musculoskeletal: Tidak ditemukan kelainan

    Sistem gastrointestinal: Supel. bising usus (+) meningkat, nyeri tekan (-)

    Sistem urogenital : Tidak diperiksa

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    13/21

    Gangguan khusus : Tidak ditemukan kelainan

    4.2 Status Neurologis

    4.2.1 Saraf Cranial : Dalam batas normal

    Gejala rangsangan selaput otak : Tidak ada kaku kuduk Gejala peningkatan TIK : Tidak diperiksa Mata

    o Gerakan : Dalam batas normal

    o Pupil : Pupil isokor 3 mm

    o Reaksi cahaya : (+/+) No Reaksi konvergensi : Tidak ada kelainano Refleks kornea : Tidak diperiksa

    o Pemeriksaan oftalmoskopi : Tidak diperiksa

    4.2.2 Motorik Tonus : Normotonus Koordinasi : Tidak ada gangguan koordinasi

    Turgor : Cukup Refleks : Fisiologis (+) normal, patologis (-) Sensibilitas : Dalam batas normal Susunan saraf vegetative: BAK/BAB (+) normal

    4.3 Pemeriksaan Laboratorium

    Tidak dilakukan

    V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien perempuan berusia 38 tahun, pertama kali dibawa ke bangsal oleh

    petugas bandara pada tanggal 17 Mei 2012 karena mengejar mobil dan

    pesawat terbang di bandara karena ia mencurigai bahwa pesawat dan

    mobil merupakan guru dari majikannya yang datang untuk membunuhnya.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    14/21

    Pasien menganggap bahwa tempat yang ia huni sekarang merupakan

    penjara yang dimiliki oleh PT. Lapindo di Surabaya yang harus dijalaninya

    selepas perang yang ia lalui di Arab ketika menjadi TKW pada tahun 2010.

    Selama bekerja di Arab untuk kedua kalinya sejak tahun 2010 selama 22

    bulan, pasien merasa bahwa ia selalu diracuni oleh majikannya dan

    disuntik dengana jarum berkali-kali di kedua pahanya tanpa sebab yang

    jelas. Dan ia tidk dapat memberontak karena ia tetap akan dipaksa oleh

    majikannya.

    Pada wawancara awal, pasien terlihat tidak rapi, tidak ingin berbicara,

    tidak ingin makan ataupun minum, tidak mandi, tidak bersosialisasi,

    cenderung terlihat seperti katatonik, dan tidak ada kontak mata sama sekali

    dengan pemeriksa. Sekarang pasien terlihat lebih rapi, terawat, berkontak

    mata dengan pemeriksa ketika diwawancarai, dan lebih bersosialisasi

    dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, walaupun pasien tetap tidak

    ingin mengkonsumsi makanan yang diberikan kepada dirinya di bangsal

    Ebony, dan hanya mengkonsumsi air, pisang, atau makanan yang ia bawa

    dari Arab berupa kacang, karena pasien merasa ia tidak bernafsu makan.

    Pasien mengaku mempunyai banyak teman ketika kecil, dan pada masa

    remaja pasien merasa banyak pria yang tertarik pada dirinya karena

    symbol kecantikan yang ia miliki berupa titik hitam di mata kirinya.

    Ayah pasien meninggal sejak dahulu. Dan ibu pasien meninggal sebulan

    yang lalu. 2 adik pasien telah meninggal, yang satu merupakan TKW juga

    dan satu meinggal di kampung karena sakit.

    Pasien mengakui bahwa ia menyuruh Allah untuk membunuh ibunya jika

    ibunya menangis pada saat pasien sedang berperang. Dan hal itu

    dikabulkan Allah ketika ibu pasien meninggal, hidup kembali selama 2x

    tetapi pada akhirnya meninggal.

    Pasien sudah menikah 3x dan telah mempunyai 4 anak laki-laki berusia 25,

    20, 19 dan 5 tahun. Tetapi anak bungsu hasil pernikahannya dengan suami

    ke-2 telah meninggal yang ia yakini awalnya berada bersama dengan Allah

    karena anaknya nakal, turun dari langit, meninggal lalu hidup kembali

    selama 3x kemudian pada akhirnya tetap meninggal. Pasien meyakini

    bahwa ia memiliki suami yang tidak kelihatan sekarang yang selalu

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    15/21

    menemaninya, dan bahwa ia sedang mengandung anak perempuan hasil

    pernikahannya dengan suaminya yang tidak kelihatan ini di bagian

    punggungnya.

    Halusinasi berupa suara dari sepupu pasien yang berada di kampung

    halamannya di NTB, yang menuntun pasien dalam berperang di Arab dan

    kembali ke Indonesia. Dan pasien meyakini bahwa apapun yang

    dilakukannya sekarang dapat dilihat oleh sepupu pasien tsb. Halusinasi

    visual yang pasien alami berlangsung selama lebih dari dua tahun dan

    sifatnya menetap. Berupa halusinasi pasien mengenai peristiwa

    kemenangannya dalam berperang melawan 30 kiai pada saat ia bekerja di

    Arab, setan yang membantunya untuk kabur dari IGD Polri, serta ia

    mengaku dapat melihat suami beserta anaknya selalu menemaninya.

    Halusinasi terakhir yang ia dengar dan lihat terjadi saat wawancara

    berlangsung.

    Status mental

    i. Observasi keseharian pasien: pasien cenderung menarik diri dari

    aktivitas, kurang bergaul

    ii. Pembicaraan lancar tapi tidak dapat dimengerti alur ceritanya

    iii. Status mental didapatkan: afek hipotim, ekspresi sesuai dan empati

    dapat diraba rasakan oleh pemeriksa.

    iv. Pasien mengalami gangguan persepsi: halusinasi auditorik yang

    sifatnya menetap. Halusinasi visual yang menetap. Waham

    menetap.

    v. Tilikan derajat 1, yaitu pasien menyangkal kalau dia sakit. Status fisik dan neurologis dalam batas normal

    Faktor stressor yang berkaitan adalah situasi keuangan yang dialami pasien

    dan keluarganya serta keadaan yang jauh dari orang-orang yang ia cintai.

    VI. FORMULASI DIAGNOSTIK Diagnostik aksis I :

    Berdasarkan hierarki diagnosis gangguan jiwa pada PPDGJ III serta ikhtisar

    penemuan bermakna, maka diagnosis pasien mengarah ke Gangguan

    Schizofrenia Paranoid F20 dengan hal-hal berikut yang menunjang diagnosis

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    16/21

    1. Halusinasi dan waham yang menonjol

    a. Suara-suara yang memberi perintah pada pasien.

    b. Halusinasi visual yang jelas.

    c. Waham yang hampir setiap jenis, tetapi lebih menonjol pada waham

    kejar, dan waham dikendalikan

    2. Gangguan afektif yang cenderung depresi, dorongan kehendak dan

    pembicaraan, serta gejala katatonik yang relatif tidak nyata.

    Diagnostik aksis II

    Gangguan kepribadian paranoid F60 dengan cirri-ciri yang ada pada pasien

    sebagai berikut

    o Kepekaan berlebihan terhadap penolakan dan kegagalan

    o Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendisorsikan

    pengalaman dengan menyalah-artikan tindakan orang lain yang netral

    atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan.

    o Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak

    substantif dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien

    sendiri maupun dunia pada umumnya.

    Diagnostik aksis III

    Tidak ada kelainan/gangguan pada kondisi medis umum

    Diagnostik aksis IV

    Pada pasien ditemukan masalah yang berkaitan dengan masalah ekonomi dan

    lingkungan keluarga yang hidup terpisah dengan pasien

    Diagnostik aksis V

    GAF scale 70-61 yaitu beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

    dalam fungsi, secara umum masih baik.

    VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

    Aksis I : F20 Gangguan Schizofrenia Paranoid

    Aksis II : F60 Gangguan Kepribadian Paranoid

    Aksis III : Tidak ada diagnosis

    Aksis IV : Faktor stressor berkaitan dengan masalah pekerjaan dan keluarga

    Aksis V : GAF Scale 70-61

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    17/21

    VIII. TERAPI Psikofarmaka

    o Awal masuk pasien diberikan Abilify 1x10 g (Aripiprazole)o Anti psikosis atipikal:

    Risperidone 2 x 3 mg

    Terapi psikososial

    o Terapi perilaku, terapi kelompok, psikoterapi individual

    IX. PROGNOSIS Faktor yang meringankan

    o Penyakitnya bukan merupakan disebabkan oleh retardasi mentalo Tidak ada tanda atau gejala neurologiso Kurangnya gejala penurunan fungsi kognitif o Tidak ada riwayat gangguan jiwa dalam keluarga pasien

    o Pasien dapat melakukan perawatan diri yang mendasar tanpa dibantuo Pasien patuh minum obat.

    Faktor yang memperberat: - Maka disimpulkan prognosis pasien:

    o Ad vitam : dubia ad bonam

    o Ad fungsionam : dubia ad bonamo Ad sanantionam : dubia ad bonam

    X. PEMBAHASAN

    Pada kasus ini, diagnosis Gangguan Schizofrenia Paranoid (F20)ditegakkan karena memenuhi criteria untuk diagnosis tersebut berdasarkan

    PPDGJ-III, dimana criteria tersebut harus ada setidaknya 1 gejala di bawah ini

    yang sangat jelas (atau 2 gejala atau lebih jika gejala-gejala tersebut kurang jelas)

    A.

    thought echo = isi pikiran dirnya sendiri yang berulang atau

    bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulanganwalaupun isinya sama, namun kualitasnya berbeda. Atau

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    18/21

    thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang tidak

    asing, dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi

    pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar diriya

    (withdrawal).

    thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga

    orang lain atau umum mengetahuinya.

    B.

    delusion of control = waha m tentang dirinya dikendalikan

    oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau

    delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhioleh suatu kekuatan tertentu dari luar.

    delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya

    dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar

    delusion of perception = pengalaman inderawi yang tak wajar,

    yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat

    mistik atau mukjizat

    C. Halusinasi Auditorik

    Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus

    terhadap perilaku pasien, atau

    Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di

    antara berbagai suara yang berbicara

    Jenis suara halusinasi yang berasal dari salah satu bagian tubuh

    D. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya

    setempat dianggap tidak wajar dan seustau yang mustahil, misalnya

    perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan atau

    kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan

    cuaca, atau berkomunikasi dengan mahkluk asing dari dunia lain).

    Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas:

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    19/21

    E. halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja,

    apabila disertai oleh waham yang mengambang

    walaupun setengah berbentu tanpa kandungan

    afektif yang jelas, ataupun disertai ole hide-ide

    berlebihan (over-valued ideas) yang menetap, atau

    apabla terjadi setiap hariselama berminggu-minggu

    atau berbulan-bulan terus menerus.

    F. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang

    mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat

    inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan,

    atau neologisme.

    G. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah

    (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau

    fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.

    H. Gejala- gejala negatif, seperti sikap sangat apatis,

    bicara yang jarang, dan respons emosional yang

    menumpul atau tidak wajar, biasanya yang

    mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan social

    da menurunnya kinerja social ; tetapi harus jelas

    bahwa semua hal tersebut harus disebabkan oleh

    depresi atau medikasi neuroleptika.

    Selain itu, individu harus memenuhi kriteria skizofrenia paranoid,

    yaitu :

    1. Halusinasi dan waham yang menonjol

    a. Suara-suara yang memberi perintah pada pasien.

    b. Halusinasi visual yang jelas.

    c. Waham yang hampir setiap jenis, tetapi lebih menonjol pada waham

    kejar, dan waham dikendalikan

    2. Gangguan afektif yang cenderung depresi, dorongan kehendak dan

    pembicaraan, serta gejala katatonik yang relatif tidak nyata.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    20/21

    Selain itu, individu harus tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia

    dalam stadium manapun serta riwayat skizofrenia pada salah seorang anggota

    keluarga terdekat memberikan bobot tambahan pada diagnosis ini walaupun

    tidak merupakan suatu prasyarat.

    Penatalaksanaan pada pasien ini berupa perawatan di rumah sakit,

    medikasi, dan terapi psikososial. Untuk terapi psikofarmaka, pasien diberikan

    obat antipsikosis atipikal golongan Benzisoxazole yaitu Aripiprazole ( Abilify ).

    Selain cara kerjanya yang efektif untuk gejala positif seperti halusinasi dan

    waham, Aripiprazole juga mempunyai efek pada reseptor serotonin 5HT2

    sehingga dapat dipakai untuk mengurangi gejala negative pada pasien ini. Untuk

    terapi psikososial, pada pasien ini dapat diterapkan terapi kelompok dan terapi perilaku untuk mengurangi isolasi sosial serta berfungsi bagi pasien agar dapat

    bersifat ventilasi, bimbingan dan konseling.

  • 7/28/2019 Laporan Kasus Jiwa 1-1

    21/21

    PRESENTASI KASUS

    Pembimbing:

    dr. Henny Riana, SpKJ

    dr. Soehendro, SpKJ

    Disusun oleh:

    Luvita Peilouw

    07120080086

    Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa

    Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto

    Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan

    12 Mei 2012 Juni 2012