laporan kasus jiwa

26
Case Report SKIZOFRENIA PARANOID Disusun oleh: Novi Septiani 1102010210 Pembimbing: dr. Ismoyowati Putri Utami, Sp KJ SMF Ilmu Kesehatan Jiwa RSJ dr. Soeharto Heerdjan Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Upload: novi-septiani

Post on 12-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

laporan kasus jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: laporan kasus jiwa

Case Report

SKIZOFRENIA PARANOID

Disusun oleh:

Novi Septiani

1102010210

Pembimbing:

dr. Ismoyowati Putri Utami, Sp KJ

SMF Ilmu Kesehatan Jiwa RSJ dr. Soeharto Heerdjan

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Periode Mei – Juni 2015

Page 2: laporan kasus jiwa

STATUS PSIKIATRI

Nama: Novi Septiani

NPM : 1102010210 (YARSI)

Tanda Tangan

Pembimbing : dr. Ismoyowati Putri Utami, SpKJ

Nomor Rekam Medik : 02. 91. xx

Nama Pasien : Tn. R

Nama Dokter yang Merawat : dr. Ismoyowati Putri Utami, SpKJ

Tanggal Masuk RS : 20 Mei 2015

Rujukan/datang sendiri/keluarga : Keluarga

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : Tn. R

Tempat, Tanggal Lahir : Lebah, 23 Mei 1975

Usia : 40 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Kp Cipacung, Pandeglang

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Tidak bekerja

Status Perkawinan : Belum Nikah

II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Autoanamnesis dilakukan pada:

Sabtu, 06 Juni 2015 pukul 10.00 – 11.00 WIB (Bangsal Perkutut).

Senin, 08 Juni 2015 pukul 10.00 – 11.00 WIB (Bangsal Perkutut).

Alloanamnesis:

Terhadap Paman pasien (Tn. S) via telepon pada hari Senin, 08 Juni 2015

pukul 12:00–12:40 WIB.

Data lainnya didapat dari rekam medis pasien dan perawat ruangan.

1

Page 3: laporan kasus jiwa

A. KELUHAN UTAMA

Pasien mengamuk dan marah – marah sejak 2 bulan yang lalu.

B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

Pasien dibawa oleh kedua kakak ipar nya ke IGD RSJSH pada tanggal 20 Mei

2015 karena mengamuk dan marah - marah sejak 2 bulan yang lalu. Karena pasien

merasa curiga dengan saudaranya sendiri, dia merasa saudaranya menggunjing dia,

karena itu ia menjadi marah dan mengamuk. Beberapa hari yang lalu, pasien terlibat

dalam suatu adu mulut dengan kakaknya karena kakaknya pasien menyuruh untuk

minum obat tetapi pasien tidak mau karena merasa dirinya tidak sakit.

Di kesehariannya, pasien biasa membantu pekerjaan rumah tangga seperti

menyapu, mengepel, mencuci piring. Di siang hari pasien bekerja membatu

membangun rumah yang letaknya tidak jauh dari rumahnya, di sore hari pasien

bekerja menjadi tukang ojek Pasien memiliki seorang kakak laki-laki yang merupakan

sosok yang diseganinya dan selalu mengingatkan ia unuk minum obat, tetapi suatu

ketika pasien tidak mau mengkonsumsi obat karena merasa dirinya tidak sakit dan

memiliki tiga adik perempuan yang sangat ia sayang. tetapi terkadang mereka tidak

akur karena pasien merasa saudaranya sering menggunjingnya. Sampai pada suatu

ketika, ketika pasien melihat semua saudaranya sedang mengumpul, dan pasien

merasa bahwa ia sedang di bicarakan dan digunjing oleh saudaranya sendiri. Setelah

itu pasien langsung menjadi marah – marah, mengamuk dan membanting pintu dengan

sangat keras.

Menurut pasien, alasannya melakukan hal tersebut adalah karena saudaranya

sedangang membicarakan dia, menggunjing dia dan memiliki niat jahat terhadap

dirinya. Hal tersebut dirasakan karena saudara pasien selalu memata-matainya hampir

setiap hari dan sering mengolok-oloknya. Karena alasan-alasan tersebut, pasien

menjadi mudah marah dan mengamuk.

Pasien juga suka mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar oleh orang

lain, suara-suara itu mengomentari bahwa saudaranya memiliki niat jahat kepada

dirinya. Dan pasien melihat pohon kelapa berubah menjadi bayangan putih tinggi dan

besar yang orang lain tidak melihat bayanga tersebut.

Sebelum diwawancara pasien tenang dan bersahabat dengan teman yang ada

dilingkungan sekitarnya. Pasien terlihat kurang rapi, mengenakan pakaian dari RS,

pasien mengenakan kaos coklat dan celana pendek berwarna coklat. Saat dilakukan

2

Page 4: laporan kasus jiwa

pemeriksaan pasien pasien tenang dan bersahabat. Selama diwawancara pasien

nampak bersemangat, cara berbicara pasien spontan, lancar, volume sedang, dan tidak

memiliki gangguan berbicara. Pasien mengingat alasan awal dibawa ke RS hingga

pertama kali mengalami sakit, sarapan pagi hari, dan kegiatan sebelum dilakukan

wawancara.

Selama dirawat di RS pasien mengatakan perasaannya sudah mulai tenang,

tidak lagi mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain, dan dapat

meredam amarahnya. Keyakinan kalau saudaranya memiliki niat jahat kepadanya

semakin berkurang walaupun masih ada perasaan bahwa keluarganya dengan sengaja

menelantarkannya di RS dan tidak peduli kepadanya.

Kemampuan membaca dan menulis pasien baik, dapat menulis nama saudara-

saudaranya dan dapat membaca satu kalimat yang diberikan pemeriksa. Pengetahuan

umum pasien terbilang baik karena mengetahui nama presiden Indonesia, kecerdasan

pasien cukup baik karena tidak dapat mengetahui arti pribahasa “ada udang di balik

batu”, konsentrasi pasien baik karena dapat menjawab pertanyaan seratus dikurangi

tujuh sebanyak dua kali, orientasi waktu, tempat, dan orang pada pasien baik karena

mengetahui tahun kini, dapat menyebutkan bahwa sedang di RS, dan mengetahui

bahwa sedang diwawancara oleh dokter muda. Kemampuan menolong diri sendiri

pasien baik karena dapat makan, mandi, dan berpakaian sendiri. Pasien mampu

membantu perawat di ruangan untuk membagikan snack, Pasien mengetahui bahwa

dia sakit namun sekaligus menyangkal.

Obat yang diberikan di RS dirasa pasien cocok karena membuat pasien dapat

meredam amarahnya, dan tidur nyenyak. Walaupun terkadang pasien malas untuk

mengkonsumsi obat karena merasa dirinya tidak sakit. Pasien tidak merasa bahwa

obatnya menyebabkan efek samping yang membuatnya tidak nyaman. Pasien merasa

betah berada di RS karena terhindar dari keluarganya yang sirik dan benci kepadanya,

namun ada perasaan rindu terhadap keluarga walaupun perasaan tersebut disangkal

kembali olehnya dengan keyakinan bahwa keluarganya membenci dirinya dan

menelantarkannya. Namun pasien berkali-kali mengatakan ingin dijenguk oleh

keluarganya.

C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

1. Riwayat Gangguan Psikiatrik

3

Page 5: laporan kasus jiwa

Pada tahun 2014 pasien pertama kali di bawa ke di RSJ yang ada di Bogor

tetapi tidak dirawat, karena pasien marah – marah dan mengamuk

2. Riwayat Gangguan Medik

Riwayat trauma kepala (+) saat umur 9 tahun, pasien jatuh dari motor.

Riwayat kejang, dan penurunan kesadaran tidak ada.

Riwayat nyeri dada dan sesak napas disangkal.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien adalah seorang perokok. Dalam sehari, pasien dapat menghabiskan satu

bungkus rokok sendirian. Pasien pertama kali merokok pada saat usia sekolah

SMA, saat itu pasien membeli sendiri rokoknya. Ayah dan kakak pasien

merupakan seorang perokok juga.

Pasien mengatakan pernah mengkonsumsi alkohol saat masih sekolah di SMA,

karena saat itu dia ditawari oleh temannya, tapi sejak 5 tahun terakhir Tn. R

sudah tidak mengkonsumsi alkohol lagi.

4. Riwayat Perjalanan Penyakit

2014 2015

D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Pranatal dan Perinatal

Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.

Pasien merupakan anak yang diinginkan dan merupakan anak ke dua dari lima

bersaudara. Pasien lahir spontan, cukup bulan, dan ditolong oleh paraji. Tidak ada

komplikasi persalinan, trauma lahir, dan cacat bawaan.

4

Page 6: laporan kasus jiwa

2. Riwayat Perkembangan Fisik dan Kepribadian

a. Masa Kanak

i. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Masa ini dilalui dengan baik, pasien tergolong anak yang sehat,

dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak

seusianya. Pasien tidak pernah sakit yang serius (berat), dan

tidak pernah mengalami kejang.

ii. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien merupakan anak yang ceria, dengan banyak teman

disekelilingnya, prestasi belajarnya cukup baik, tidak pernah

tinggal kelas, selain itu biasa – biasa saja, pasien tumbuh dan

berkembang dengan baik, seperti anak – anak lain sebayanya.

Pasien tergolong anak yang baik dan mudah bergaul.

iii. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)

Pasien tidak mempunyai banyak teman dilingkungan sekolah

dan rumahnya, kurang suka bergaul. Prestasi belajarnya cukup

baik, tidak pernah tinggal kelas.

iv. Masa dewasa

Pasien cenderung tertutup kepada keluarga, mengenai masalah

pribadinya (pergaulan dan percintaanya).

3. Riwayat Pendidikan

SD (6-12 tahun)

Pasien bersekolah SD didaerah Pandeglang. Prestasi akademik pasien biasa

saja, pasien selalu naik kelas dan tidak ada masalah dengan teman – teman ataupun

staff pengajar.

SMP (12-15 tahun)

Pasien bersekolah SMP didaerah pandeglang. pasien selalu naik kelas dan

tidak pernah ada masalah dengan teman – teman ataupun staff pengajar.

SMA (15-18 tahun)

5

Page 7: laporan kasus jiwa

Pasien bersekolah SMP didaerah pandeglang. pasien selalu naik kelas dan

tidak pernah ada masalah dengan teman – teman ataupun staff pengajar.

4. Riwayat Pekerjaan

Setelah lulus dari SMA, pasien bekerja sebagai petani, selama ± 4 tahun dan

Pasien merasa nyaman dengan perkerjaannya. Setelah 4 tahun pasien sudah tidak

bekerja lagi sebagai petani, pasien kerja sebagai tukang ojek ± 3 tahun dan kadang

kadang pasien kerja serabutan yaitu membantu membuat rumah.

5. Kehidupan Beragama

Pasien adalah penganut agama Islam, pasien taat beribadah. Pasien beragama Islam

dan keluarga mengatakan pasien taat beribadah. Namun setelah mengalami gangguan

jiwa, pasien tidak mau mendirikan sholat 5 waktu, apabila diingatkan oleh keluarganya,

pasien hanya diam saja dan tidak mau menghiraukan.

6. Kehidupan Sosial dan Perkawinan

Pasien tinggal bersama ayah, ibu, kakak dan tiga orang adiknya. Ayahnya

sudah lanjut usia dan Ibunya sudah lanjut usia sehingga memiliki berbagai

keterbatasan aktifitas dan tidak dapat menjaga pasien dengan baik, oleh karena itu

kakak tertuanya memantau perkembangan dan menyuruh pasien meminum obat.

Hubungan pasien dengan ayah, ibu, kakak dan adiknya terkadang akrab. Pasien

belum menikah dan penah bergonta – ganti pacar.

D. RIWAYAT PELANGGARAN HUKUM

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak pernah

berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses

peradilan yang terkait dengan hukum.

6

Page 8: laporan kasus jiwa

E. RIWAYAT KELUARGA

Keterangan:

Laki-laki Pasien

Perempuan Laki-laki (meninggal)

III. STATUS MENTAL

Pemeriksaan status mental dilakukan pada hari Senin, 08 Juni 2015.

A. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Pasien memakai baju dari RS, berperawakan rata-rata dengan tinggi badan

sekitar 162 cm dan berat badan 51 kg. Pasien berambut hitam dengan potongan

catam kumis dan jenggot tampak tumbuh jarang-jarang, penampilan fisik sesuai

dengan usia.

2. Kesadaran sensorium/neurologik : compos mentis

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

a. Sebelum wawancara : tenang

b. Selama wawancara : tenang

c. Sesudah wawancara : tenang

4. Sikap Terhadap Pemeriksa: kooperatif.

7

Page 9: laporan kasus jiwa

5. Pembicaraan

a. Cara berbicara : artikulasi jelas, intonasi baik, volume sedang,

kecepatan sedang.

b. Gangguan berbicara : tidak ada.

B. ALAM PERASAAN (EMOSI)

1. Suasana perasaan/mood : eutime

2. Afek : menyempit, serasi.

C. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi : ada auditorik (+) berupa komenting

2. Ilusi : ada, melihat pohon kelapa berubah menjadi bayangan

putih besar.

3. Depersonalisasi : tidak ada

4. Derealisasi : tidak ada

D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)

1. Taraf Pendidikan : SMA.

2. Pengetahuan Umum : baik (menyebutkan nama presiden Indonesia kini).

3. Kecerdasan : Cukup baik (kurang dapat menjawab arti pribahasa

“ada udang dibalik batu”)

4. Konsentrasi : baik (serial sevens).

5. Orientasi

a. Waktu : baik (dapat menyebut bulan dan tahun kini).

b. Tempat : baik (mengetahui sedang berada di RS).

c. Orang : baik (mengenali dokter muda yang sedang

mewawancarainya).

6. Daya Ingat

a. Jangka panjang : baik (menceritakan perjalanan hidup secara singkat).

b. Jangka pendek : baik (mampu menyebutkan menu sarapan tadi pagi).

c. Segera : baik (menyebutkan nama lawan bicara setelah

berkenalan).

7. Pikiran Abstraktif : baik (dapat menyebutkan perbedaan dan persamaan

antara pulpen dan pensil).

8

Page 10: laporan kasus jiwa

8. Visuospasial : baik (menggambar sesuai perintah).

9. Bakat Kreatif : bisa menyanyi.

10. Kemampuan menolong diri sendiri: baik (masih dapat makan dan mandi sendiri).

E. PROSES PIKIR

1. Arus Pikir

a. Produktivitas : cukup, tidak berlebihan.

b. Kontinuitas : koheren

c. Hendaya bahasa : tidak ada.

2. Isi Pikir

a. Preokupasi : tidak ada.

b. Waham : (+) meyakini bahwa keluarganya selalu

menggunjingnya

c. Obsesi : Kepingin sekali mempunyai motor, sehingga pasien

dapat mengojek kembali.

d. Fobia : tidak ada.

e. Gagasan rujukan : tidak ada.

f. Gagasan pengaruh : tidak ada.

F. PENGENDALIAN IMPULS: terganggu.

G. DAYA NILAI

1. Daya nilai sosial : baik (mengakrabkan diri dengan pasien lain dengan cara

menyapa dan berkenalan, membantu perawat di ruangan untuk membagikan

merapihkan tempat tidur).

2. Uji daya nilai : baik (akan mengembalikan dompet hilang).

3. Daya nilai realitas : terganggu.

H. TILIKAN : 1, pasien tidak merasa dirinya sakit.

I. RELIABILITAS : dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

9

Page 11: laporan kasus jiwa

A. STATUS INTERNUS

1. Keadaan Umum : baik.

2. Kesadaran : compos mentis.

3. Tekanan Darah : 110/70 mmHg.

4. Frekuensi Nadi : 80x/menit.

5. Frekuensi Napas : 20x/menit.

6. Suhu Badan : 36,5oC.

7. Bentuk Tubuh : normal.

8. Kepala dan leher : normocephal, deformitas (-).

9. Sistem Kardiovaskular : bunyi jantung I/II normal, murmur (-), gallop (-)

10. Sistem Respiratorius : bunyi napas vesikuler (+/+), ronkhi (-), wheezing (-).

11. Sistem Gastrointestinal : abdomen cembung, lembut, bising usus (+) normal,

nyeri tekan epigastrium (-).

12. Sistem Muskuloskeletal : ekstremitas akral hangat, capillary refill time <1”,

kekuatan motorik ekstremits atas 5555|5555

ekstremitas bawah 5555|5555

tremor (-), cockwheel phenomenon (-), bradikinesia (-).

B. STATUS NEUROLOGIK

1. Saraf kranialis (I–XII) : tidak ada kelainan.

2. Tanda rangsang meningeal: (-).

3. Mata : konjungtiva anemi (-), sklera ikterik (-).

4. Pupil : bulat, isokor, diameter 3 mm.

5. Oftalmoskopi : tidak dilakukan.

6. Motorik : baik, gerak involunter (-).

7. Sensibilitas : baik.

8. Vegetatif : baik.

9. Fungsi luhur : baik.

10. Gangguan khusus : tidak ada.

10

Page 12: laporan kasus jiwa

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Parameter Hasil Nilai Normal Satuan

Hematologi

Hemoglobin

Hematokrit

Leukosit

Trombosit

Eritrosit

Laju endap darah

16,1

51

8.700

218000

5.6

5

11,3 – 16,0

33 – 48

4.000 – 10.000

130.000 – 450.000

3,6 – 5,3

<15

g/dL

g%

/mm3

/mm3

juta/mm3

mm/jam

Kimia Darah

Glukosa sewaktu

SGOT

SGPT

Ureum

Kreatinin

119

26

22

26

0,8

< 180

< 38

< 41

15 – 45

0,7 – 1,2

mg/dL

U/L

U/L

mg/dl

mg/dl

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien adalah Tn. R, seorang pria berusia 40 tahun.

Dibawa oleh kedua kakak iparnya dan bersama dengan pihak dari RSJSH ke

IGD RSJSH pada tanggal 20 Mei 2015 karena mengamuk dan marah - marah

sejak 2 bulan yang lalu.

Pasien juga dikatakan mengalami perubahan perilaku, seperti misalnya sering

marah – marah dan sulit tidur.

Beberapa hari yang lalu, pasien terlibat dalam suatu adu mulut dengan

saudaranya karena saudara menggunjing pasien.

Pasien jarang mengkonsumsi obat, dikarenakan merasa dirinya tidak sakit

Pasien juga merasa saudaranya membenci dirinya.

Pasien juga suka mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar oleh orang

lain, suara-suara itu mengomentari bahwa saudaranya memiliki niat jahat kepada

dirinya.

Sebelum diwawancara pasien terlihat kurang rapi, mengenakan pakaian dari RS,

dan memakai baju kaos coklat dan celana pendek berwarna coklat. Saat

dilakukan pemeriksaan pasien cukup tenang dan bersahabat.

11

Page 13: laporan kasus jiwa

Selama diwawancara pasien nampak tenang, cara berbicara pasien spontan,

lancar, volume tidak tinggi, dan tidak memiliki gangguan berbicara. Pasien

mengingat alasan awal dibawa ke RS hingga pertama kali mengalami sakit,

sarapan pagi hari, dan kegiatan sebelum dilakukan wawancara.

Selama dirawat di RS pasien mengatakan perasaannya sudah mulai tenang, tidak

lagi mendengar suara-suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain, dan dapat

meredam amarahnya.

Keyakinan kalau keluarganya memiliki niat jahat kepadanya semakin berkurang

walaupun masih ada perasaan bahwa keluarganya dengan sengaja

menelantarkannya di RS dan tidak peduli kepadanya.

Kemampuan membaca dan menulis pasien baik, dapat menulis nama saudara-

saudaranya dan dapat membaca satu kalimat yang diberikan pemeriksa.

Pengetahuan umum pasien terbilang baik karena mengetahui nama presiden

Indonesia, kecerdasan pasien kurang baik karena tidak dapat mengetahu arti

pribahasa “ada udang di balik batu”.

Konsentrasi pasien baik karena dapat mengurangi angka 100 dengan angka 7

sebanyak dua kali berturut-turut.

Orientasi waktu, tempat, dan orang pada pasien baik karena mengetahui tahun

kini, dapat menyebutkan bahwa sedang di RS, dan mengetahui bahwa sedang

diwawancara oleh dokter muda.

Kemampuan menolong diri sendiri pasien baik karena dapat makan, mandi, dan

berpakaian sendiri. Pasien mampu membantu perawat di ruangan untuk

membagikan snack, pasien juga mengatakan bahwa kalau menemukan dompet di

jalan akan mengembalikan ke pemiliknya.

Pasien berkali-kali mengatakan ingin dijenguk oleh keluarganya.

Pasien mengetahui bahwa dia sakit namun sekaligus menyangkal.

Obat yang diberikan di RS dirasa pasien cocok karena membuat pasien dapat

meredam amarahnya, dan tidur nyenyak. Pasien tidak merasa bahwa obatnya

menyebabkan efek samping yang membuatnya tidak nyaman.

Pasien mengatakan pernah mengkonsumsi alcohol saat bersekolah di SMA

(sudah lama tidak mengkonsumsinya).

Pasien pernah dibawa ke RSJ yang ada di bogor 1 kali, tapi hanya dirawat jalan.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

12

Page 14: laporan kasus jiwa

AKSIS I (Gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis)

Gangguan jiwa menurut PPDGJ-III ditandai dengan adanya: 1) adanya gejala

klinis yang bermakna berupa sindrom perilaku dan/atau psikologik; 2) gejala klinis

tersebut menimbulkan penderitaan (distress), antara lain dapat berupa rasa nyeri, tidak

nyaman, disfungsi organ tubuh, dll; dan 3) gejala klinis tersebut menimbulkan

disabilitas dalam aktivitas kehidupan sehari-hari yang biasa dan diperlukan untuk

perawatan diri dan kelangsungan hidup (mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri,

dll). Berdasarkan pengertian tersebut, pasien ini termasuk dalam kriteria gangguan

jiwa karena mengalami sindrom perilaku berupa mudah marah dan pendiam. Hal

tersebut menimbulkan distres berupa menarik diri dari pergaulan (disfungsi sosial)

Riwayat trauma kepala saat berusia 9 tahun yaitu jatuh dari motor, riwayat

kejang, dan penurunan kesadaran tidak ada, sehingga kemungkinan adanya gangguan

mental organik dapat disingkirkan. Riwayat penggunaan alkohol (+) tetapi pasien

sudah lama tidak mengonsumsinya. Pasien adalah seorang perokok, tetapi sindrom

ketergantungan terhadap tembakau tidak terlihat pada pasien. Sindrom ketergantungan

terhadap tembakau tersebut ditandai dengan adanya kecemasan, iritabilitas, gelisah,

marah, rasa lapar meningkat.

Pasien mengalami halusinasi auditorik, suara-suara halusinasi yang

mengomentari pasien, dan terdapat kecurigaan terhadap saudaranya sendiri, dan

adanya suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari

beberapa aspek perilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak

bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, dan penarikan diri

secara sosial, yang termasuk dalam kriteria diagnosis dari skizofrenia paranoid. satu

tahun sebelumnya, pasien juga mengalami hal yang sama, sehingga episode kali ini

dikatakan sebagai episode yang berulang.

AKSIS II (Gangguan kepribadian dan retardasi mental)

Pada pasien ini tidak dapat dinilai ciri kepribadian schizoid yaitu terdapat

emosional, sikap yang dingin terhadap keluarga dan tidak terdapat perasaan yang

hangat atau lembut terhadap keluarganya, hubungan dekat hanya dengan satu atau dua

orang saja, tidak terdapat perilaku dan pikiran yang aneh yang merupakan ciri khas

dari kepribadian skizotipal.

AKSIS III (Kondisi medik umum)

13

Page 15: laporan kasus jiwa

Tidak ada diagnosis

AKSIS IV (Masalah psikososial dan lingkungan)

Karena ayah dan ibu pasien sudah usia lanjut, jadi ibu dan ayah pasien kurang

peduli terhadap pengobatan pasien sendiri, tetapi terkadang kakak pasien yang

mengingatkan pasien untuk mengkonsumsi obat, tetapi pasien tetap saja jarang

mengkonsumsi obat dikarenakan merasa dirinya tidak sakit. sehingga insight-nya 1

dan pasien menolak untuk minum obat. Masalah tersebut termasuk dalam masalah

dengan keluarga (primary support group).

AKSIS V (Penilaian fungsi secara global)

Sewaktu masuk RS, pasien mengalami hendaya berupa mudah marah,

menjadikan pasien mengalami gejala sedang dengan disabilitas berat (50–41).

Kurun waktu satu tahun lalu sebelum halusinasi auditorik muncul, pasien

masih dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti makan dan mandi sendiri

pasien mengalami beberapa gejala ringan yang menimbulkan disabilitas ringan dalam

fungsi, secara umumnya masih baik (70–61).

Kini pasien merasa lebih baik setelah dirawat di RS. perasaan curiga juga

sudah jarang muncul, pasien dapat makan dan mandi secara mandiri, sehingga nilai

GAF nya saat ini adalah (70–61).

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

AKSIS I : Skizofrenia paranoid (F20.0).

AKSIS II : tidak ada diagnosis.

AKSIS III : Tidak ada diagnosis.

AKSIS IV : Masalah dengan keluarga.

AKSIS V : GAF masuk RS : 50–41.

GAF HLPY : 70–61.

GAF current : 70–61.

IX. PROGNOSIS

14

Page 16: laporan kasus jiwa

a. Quo ad vitam : dubia ad bonam.

b. Quo ad functionam : dubia ad bonam.

c. Quo ad sanactionam : dubia ad malam.

Faktor - faktor yang mempengaruhi

a. Faktor Yang Memperingan :

Tidak ada riwayat keluarga dengan skizofrenia.

Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid (sebelum sakit) baik.

Pernah bersekolah.

Gejala timbul didahului oleh stresor yang cukup jelas.

b. Faktor Yang Memperberat :

Pasien adalah laki – laki.

Hubungan dengan keluarga yang kurang mendorong pasien untuk

sembuh.

X. DAFTAR MASALAH

Organobiologis Tidak ditemukan kelainan organik maupun herediter.

Psikologi/Psikiatrik Ilusi (+), Waham Curiga.

Sosial/

Keluarga

Hendaya dalam fungsi lingkungan dan keluarga.

XI. TERAPI

Psikofarmaka

Risperidone 2 mg 2x1 tab.

Adalah salah satu lini pertama pengobatan pasien dengan skizofrenia. Risperidone

merupakan obat antipsikotik generasi 2 yang bekerja pada reseptor D2 dan 5HT2A,

dengan efek samping yang relatif lebih rendah daripada obat antipsikotik generasi

pertama. Dosis optimal sebagai dosis terapi adalah 2–4 mg per hari.

Apabila kepatuhan pasien terhadap obat masih buruk, direncanakan injeksi obat

antipsikotik long acting flufenazine dekanoat 25 mg/cc per intramuskular setiap

2–4 minggu.

Psikoterapi

15

Page 17: laporan kasus jiwa

Memberikan pengertian untuk rajin minum obat secara teratur dan

memberikan dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali seperti

sebelum sakit.

Psikoedukasi

Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat memahami

keadaan pasien sekarang ini dengan memberikan dukungan.

Memberikan kepada keluarga pasien bahwa penyakitnya adalah

dikarenakan ketidak seimbangan neurotransmiter dalam otak, bukan

karena kerasukan makhluk gaib saat pasien naik gunung seperti yang

dipercayai keluarga.

Memotivasi keluarga untuk bisa berperan dalam pengawasan pasien,

memberikan pengertia bahwa dukungan keluarga terhadap pasien akan

membantu kesembuhan pasien secara optimal.

Rehabilitasi

Melibatkan pasien dalam kegiatan di RSJSH seperti kegiatan terapi

kelompok.

Memberikan aktivitas sesuai dengan kemampuan pasien di RSJSH.

16