laporan kasus gangguan mood (jiwa)

Upload: awang-wibisono

Post on 11-Oct-2015

109 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

merupakan suatu bentuk dari presentasi kasus pasien dengan gangguan kejiwaan. yaitu gangguan mood. untuk membantu teman sejawat dalam mendapatkan ilmu terbaru dan referensi.

TRANSCRIPT

  • Pembimbing :Dr. Abdul Wahid, Sp. KJ

    Disusun oleh:Belanny Dwi D.1102008052GANGGUAN MOOD/AFEKTIF

  • PRESENTASI KASUS

  • IDENTITASNama: Ny. RUmur: 23 TahunAlamat : Kejaksan , CirebonPekerjaan: Ibu Rumah TanggaStatus Perkawinan: MenikahPendidikan Terakhir: SMPAgama: IslamTanggal Masuk: 27 Agustus 2013

  • ANAMNESISKeluhan Utama: Perasaan dan pikiran tidak menyatuKeluhan Tambahan: Sering melamun, sulit tidurRPS :Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUD Gunung Jati dengan keluhan perasaan dan pikiran tidak menyatu sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu, tepatnya setelah pasien melahirkan anak pertamanya. Pasien juga mengeluh sering melamun dan sulit untuk memulai tidur, serta malas mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci dan menyetrika pakaian. Nafsu makan diakui pasien baik, makan 3 kali sehari.

  • Pasien mengaku menjadi tidak punya perasaan senang selayaknya ibu-ibu lain yang telah melahirkan, dan pasien mengatakan anak yang dilahirkannya 2 bulan lalu itu seperti bukan anak kandungnya sendiri. Pasien mengaku tidak pernah menunda kehamilan setelah menikah, dan kehamilannya itu merupakan kehamilan yang diinginkan. Perasaan ingin membunuh anaknya disangkal. Pasien mengaku ASInya tidak dapat keluar sehingga pasien tidak dapat menyusui anaknya. Pasien mengaku jarang keluar rumah dan hampir tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga. Pasien juga mengaku tidak mempunyai masalah dengan keluarga ataupun dengan suami. Perasaan cemas disangkal, berdebar-debar dan keluar keringat dingin disangkal. Pasien mengatakan ingin kembali menjadi pribadi sebelum 2 bulan ini.

  • Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien tidak pernah merasakan keluhan yang seperti ini sebelumnya.

    Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama.

  • STATUS MENTALDeskripsi Umum :Kesadaran : Kuantitatif : Compos mentisKualitatif: JernihPenampilan : - Postur tubuh: Biasa- Cara berpakaian: Rapi sesuai usia- Kontak mata: BaikPembicaraan : WajarPerilaku : HipoaktifSikap : Kooperatif

  • Alam Persepsi :Afek: DatarMood: HipotimikGangguan Pikiran :* Bentuk Pikiran: Derealistis* Arus Pikiran: Sirkumstansial* Isi Pikiran: Miskin isi- Waham: tidak ada- Obsesi: tidak ada- Alogia: tidak adaGangguan Persepsi :Halusinasi: tidak adaIlusi: tidak ada

  • Fungsi Kognitif dan Sensorium :Inteligensi: Sesuai pendidikanTaraf: RinganOrientasi : - tempat: baik - waktu: baik - orang: baikDaya ingat: baik

    Gangguan Pola TidurInsomnia: ada

  • PEMERIKSAAN FISIKKesadaran: Compos mentisTekanan Darah: 110/70 mmHgNadi: 86 x/menitRespiratory rate: 20 x/menit

  • RESUMEPasien datang dengan keluhan perasaan dan pikiran tidak menyatu sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu, tepatnya setelah pasien melahirkan anak pertamanya. Pasien juga mengeluh sering melamun, sulit untuk memulai tidur, serta malas mengerjakan pekerjaan rumah. Perasaan ingin membunuh anaknya disangkal. Pasien mengaku ASInya tidak dapat keluar sehingga pasien tidak dapat menyusui anaknya. Pasien mengaku tidak mempunyai masalah dengan keluarga ataupun dengan suami. Pasien mengatakan ingin kembali menjadi pribadi sebelum 2 bulan ini.Terdapat arus pikiran sirkumstansial dan bentuk pikiran derealistis. Afek datar dan mood hipotimik. Daya ingat baik dan terdapat gangguan tidur pada malam hari. Pada status generalis keseluruhannya dalam batas normal, tidak ada penyakit penyerta dan tidak ditemukan kelainan fisik yang lain. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal.

  • DIAGNOSIS MULTIAKSIALAksis I : Gangguan Mood Bipolar II Fase Depresi Ringan Tanpa Gejala SomatikAksis II: Gangguan kepribadian cemas (menghindar)Aksis III: Tidak ada kelainan organikAksis IV: Masalah kepribadianAksis V: GAF 70-61

  • Diagnosis KerjaF.32.0.00Gangguan Mood Bipolar II Fase Depresi Ringan Tanpa Gejala Somatik

    Diagnosis BandingNeurosa DepresiGangguan cemas menyeluruh

  • DASAR DIAGNOSIS2 gejala utama dan 3 gejala lainnya : kehilangan minat dan kegembiraan, menurunnya aktivitas, sering melamun, sulit tidur, dan kurang percaya diri.Gejala dirasakan sejak 2 bulan yang lalu.Gangguan kepribadian cemas (menghindar) : jarang bersosialisasi, malas keluar rumah, malas mengerjakan pekerjaan rumah.Masalah kepribadian: ASInya tidak dapat keluar sehingga pasien tidak dapat menyusui anaknya.GAF 70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik

  • TATALAKSANATerapi KognitifTujuan terapi ini adalah menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurensinya.Terapi Interpersonal Terapi ini memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal yang sekarang dialami oleh pasien.Terapi KeluargaTerapi keluarga dapat membantu seorang pasien dengan gangguan mood untuk menurunkan stress dan menerima stress serta menurunkan kemungkinan relaps.

  • FarmakoterapiNudep 50 mg0-0-1N.E0-0-1

    PrognosisQuo ad vitam : Ad bonamQuo ad functionam: Ad bonam

  • TINJAUAN PUSTAKAGANGGUAN MOOD/AFEKTIF

  • DEFINISIMenurut PPDGJ III, gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) merupakan sekelompok penyakit yang bervariasi bentuknya. Kelainan fundamental dari kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat).

  • EPIDEMIOLOGIWanita 2x lebih besar daripada laki-lakiGolongan usia muda (remaja dan dewasa awal)Onset gangguan bipolar I dari usia 5 tahun sampai usia 50 tahun.

  • ETIOLOGIFAKTOR BIOLOGISKekurangan neurotransmiter serotonin, norepinefrin dan dopamin.Obat-obatan : Calsium channel blocker, DexamethasoneGangguan tidur : perlambatan onset tidur, pemendekan latensi rapid eye movement (REM), peningkatan panjang periode REM pertama dan tidur delta yang abnormal. Hipotesis : gangguan mood melibatkan patologis pada sistem limbik, ganglia basalis dan hipotalamus.

  • FAKTOR PSIKOSOSIALHubungan antara fungsi keluarga dengan onset serta perjalanan gangguan mood.Tipe kepribadian tertentu seperti dependen, obsesif kompulsif, histerikal, antisosial dan paranoid beresiko mengalami depresi.Menurut teori kognitif, interpretasi yang keliru dalam menilai pengalaman hidup, penilaian diri yang negatif, pesimis dan keputusasaan yang terus-menerus berhubungan dengan depresi.

  • MANIFESTASI KLINIK DAN DIAGNOSISF30Episode ManikF30.0Hipomania F30.1Mania Tanpa Gejala PsikotikF30.2Mania Dengan Gejala PsikotikF30.8Episode Manik LainnyaF30.9Episode Manik YTT

  • F31. Gangguan Afektif Bipolar : terdapat episode mania-depresi yang berulang (sekurangnya 2 episode).Khas : terjadipenyembuhan sempurna antar episodeEpisode manik: 2minggu-5bulanEpisode depresi : rata-rata 6bulan

    F31.1.Bipolar kinimanik tanpaciri psikotikF31.2.Bipolar kinimanik dengan ciri psiotikF31.4.Bipolar kini depresi berat tanpa ciri psikotikF31.5.Bipolar kini depresi berat dengan ciri psikotikF31.6.Bipolar episode kini campuran

  • F32. Episode DepresiGejala utama :-Afek depresi-Kehilangan minat dan kegembiraan-Berkurangnya energiGejala lainnya :-Konsentrasi dan perhatian berkurang-Harga diri dan kepercayaan diri berkurang-Ide rasa bersalah dan tidak berguna-Pandangan masa depan suram dan pesimis-Tidur terganggu-Nafsu makan tergangguWaktu sekurangnya 2 minggu

  • F32.0. Episode depresi ringan (2 utama, 2 tambahan)F32.1. Episode depresi sedang (2 utama, 3-4 tambahan)F32.2. Episode depresi berat tanpa gejalapsikotik (3 utama, 4 tambahan)F32.3. Episode depresi berat dengan gejalapsikotik (disertai adanya waham atau halusinasi)

    F33.Gg. Depresi BerulangF34. Gg. Mood Menetap : siklotimia, distimiaF38. Gg. Mood Lainnya

  • TERAPITERAPI PSIKOSOSIALTerapi Kognitif : menghilangkan episode depresif dan mencegah rekurensinya.Terapi Interpersonal : memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal yang sekarang dialami oleh pasien.Terapi Perilaku : belajar untuk berfungsi dengan cara tertentu sehingga mereka akan mendapat dorongan yang positif.Terapi Keluarga : untuk menurunkan stress dan menerima stress serta menurunkan kemungkinan relaps.

  • FARMAKOTERAPIANTIDEPRESANAntidepresan merupakan obat yang paling sesuai untuk pasien depresi dengan gangguan vegetatif yang jelas, retardasi psikomotor, gangguan tidur, nafsu makan menurun, penurunan berat badan, dan penurunan libido. Menghambat ambilan neurotransmiter aminergic dan menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxydase (MAO)

  • ANTIDEPRESAN TRISIKLIK (TCA)Amitriptyline (generik, Elvail)Clomipramine (generik, Anafranil)Desipramine (generik, Norpramin, Pertofrane)Doxepine (generik, Sinequan)Imipramine (generik, Tofranil)Nortriptyline (generik, Aventyl, Pamelor)Protriptyline (generik, vivactil)Trimipramine (Surmontil)

  • ANTIDEPRESAN HETEROSIKLIK Amoxapine (generik, Asendin)Bupropion (Wellbutrin)Maprotiline (generik, Ludiomil)Mitrazapine (Remeron)Nefazodone (generik, Desyrel)Venlafaxine (Effecxor)

  • SELECTIVE SEROTONIN REUPTAKE INHIBITOR (SSRI)Menghambat ambilan serotonin.Memiliki efek antikolinergik dan kardiotoksisitas lebih rendah.

    Citalopram (Celexa)Fluoxetine (Prozac)Fluvoxamine (Luvox)Paraxetine (Paxil)Sertraline (Zoloft)

  • MONOAMINE OXYDASE INHIBITOR (MAOI)MAO : enzim yang menonaktifkan neurotransmiter yang berlebihan di celah sinaptik saat neuron istirahat.MAOI dapat menonaktifkan enzim MAO secara reversible atau irreversibel --- efek antidepresan.Digunakan untuk pasien depresi yang tidak responsif dan alergi terhadap TCA atau menderita ansietas hebat.

    Phenelzine (Nardil)Tranylcypromine (Parnate)

  • ObatSedasiAntimuskarinikHipotensi OrtostatikPenyakat pompa amine untukSerotoninNorepinefrinDopaminAmitriptyline++++++++++++++-Amoxapine++++++++++Bupropion---+/-+/-?Citalopram--+/-+++--Clomipramine+++++++++++++-Desipramine++++-+++-Doxepine+++++++++++-Fluoxetine+++/-++++/-+/-Fluvoxamine--+/-+++--Imipramine+++++++++++-Maprotiline+++++-+++-Mirtazapine+++-+---Mianserin++++-+++-Nortriptyline+++++++++++-Paroxetine+-+/-+++++-Protriptyline-++++?+++?Setraline+-+/-+++--Trazodone+++-+++--Venlafaxine---++++++/-

  • ANTIMANIADigunakan untuk mengatasi gejala sindrom mania dan mencegah berubah-ubahnya suasana hati pasien.Episode berubahnya mood pada umumnya tidak berhubungan dengan peristiwa-peristiwa kehidupan.

    Lithium : pengobatan yang paling disukai pada gangguan bipolar khusunya fase manik.- Lithium carbonate (generik, Eskalith)

  • ASAM VALPROATValproate telah diakui sebagai pengobatan lini pertama untuk mania.Valproic acid (generik, Depakene)

    CARBAMAZEPINEAlternatif jika lithium kurang optimal.Mengobati mania akut dan juga untuk terapi profilaksis.Carbamazepine (generic, Tegretol)

  • PROGNOSISPrognosa baik apabila:Episodenya ringan, tidak ada gejala psikotikPerawatan di rumah sakit hanya singkat, tidak lebih dari sekali perawatanSelama masa remaja memiliki riwayat persahabatan yang erat dan baikPasien mempunyai hubungan psikososial yang baik dan kokohFungsi keluarga yang stabil dan baikTidak ada gangguan psikiatri komorbidTidak ada gangguan kepribadian.

  • Prognosa buruk apabila:Adanya penyerta gangguan distimikPenyalahgunaan alkohol dan zat-zat lainnyaGejala gangguan kecemasanRiwayat lebih dari satu episode depresif sebelumnya.Laki-laki lebih sering menjadi kronis dan mengganggu dibandingkan perempuan.

  • DAFTAR PUSTAKARusdi M. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2001. p. 58-69.Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis edisi 7. Jakarta: Binarupa Aksara. 1997. p. 777-858Medicastore. Mania. [Online]. 2010 [cited 2010 June 11]; Available from: URL: http://medicastore.com/penyakit/262/Mania.htmlLubis NL. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2009. p. 61-85.Soreff S, McInnes LA. Bipolar Affective Disorder. [Online]. 2010 Feb 9 [cited 2010 June 4]; Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/286342-overviewRusdi M. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik edisi 3. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya. 2007. p. 23-35.Baldwin DS, Birtwistle J. An Atlas of Depression. New York: The Parthenon Publishing Group. 2002. Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology 10th ed: Antipsychotic Agents and Lithium, Antidepressant Agents. San Fransisco: McGraw-Hill. 2006.Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta: Widya Medika. 2001. p. 120-6Brunton LL, Blumenthal DK, Parker KL, Buxton ILO. Goodman and Gilman's Manual of Pharmalogical and Therapeutics: Drug Therapy of Depression and Anxiety Disordes, Pharmacotherapy of Psychosis and Mania. San Francisco: McGraw-Hill. 2008. p. 278-318.Rang HP, Dale MM, Ritter JM, Flower RJ. Rang and Dales Pharmacology 6th ed: Antidepressant Drugs. New York: Elsevier. 2007.Sulistia GG. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. p.171-8.Lullmann L, Mohr K, Ziegler A, Bieger D. Color Atlas of Pharmacology 2nd ed. New York: Thieme. 2000. p. 230-5.