makalah gangguan mood

38
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MOOD

Upload: igadyahrs

Post on 11-Feb-2016

101 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan No. 23 th 1992 ). Sedangkan kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain (UU No. 3 th 1966 pasal 1 ).Dengan melihat kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan diantaranya mengenai jiwa yang merupakan bagian integral dari bagian lainnya baik fisik, sosial maupun ekonomi. Dan ketika seseorang dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak optimal baik fisik, intelektual dan emosionalnya dalam keselarasan dengan orang lain maka dapat dikatakan bahwa individu tersebut mengalami kelainan jiwa.Dalam kenyataannya, ada individu yang mampu mencapai derajat kesehatan secara optimal sehingga bisa selaras dan beradaptasi dengan lingkungannya. Namun terdapat pula individu yang tidak mampu mencapai derajat kesehatan secara optimal dalam pertumbuhan dan perkembangannya sehingga terjadilah konflik dalam dirinya dan dengan ketidakmampuannya tersebut membawa dampak pada kelainan jiwa.

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Gangguan Mood

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN MOOD

Page 2: Makalah Gangguan Mood

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

taufik, serta hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah

mata kuliah Keperawatan Jiwa tentang “Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan

mood”tepat pada waktunya.

Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh

pembelajaran di semester ini, kami mengucapkan terimah kasih kepada :

Semua pihak yang ikut serta berpartipasi dalam pembuatan makalah ini.

Kiranya makalah ini bisa bermanfa’at bagi pihak yang membaca. Meski begitu, kami

sadar bahwa makalah ini perlu perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, saran dan kritik

yang membangun dari pembaca akan diterima dengan senang hati. Akhirnya, kami ucapkan

terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.

maret 2014

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Page 3: Makalah Gangguan Mood

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan No. 23 th 1992 ).

Sedangkan kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan

fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu

berjalan selaras dengan keadaan orang lain (UU No. 3 th 1966 pasal 1 ).

Dengan melihat kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan diantaranya mengenai

jiwa yang merupakan bagian integral dari bagian lainnya baik fisik, sosial maupun

ekonomi. Dan ketika seseorang dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak optimal

baik fisik, intelektual dan emosionalnya dalam keselarasan dengan orang lain maka dapat

dikatakan bahwa individu tersebut mengalami kelainan jiwa.

Dalam kenyataannya, ada individu yang mampu mencapai derajat kesehatan secara

optimal sehingga bisa selaras dan beradaptasi dengan lingkungannya. Namun terdapat

pula individu yang tidak mampu mencapai derajat kesehatan secara optimal dalam

pertumbuhan dan perkembangannya sehingga terjadilah konflik dalam dirinya dan

dengan ketidakmampuannya tersebut membawa dampak pada kelainan jiwa.

1.2 TUJUAN PENULISAN

Page 4: Makalah Gangguan Mood

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi

Page 5: Makalah Gangguan Mood

Alam perasaan(mood) adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang

mempengaruhi seluruh kepribadian dan fungsi kehidupan seseorang. Gangguan

alam perasaan adalah gangguan emosional yang disertai gejala mania atau depresi

Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya

kegairahan hidup. (Hawari, 2001, hal. 19)

Depresi adalah suatu mood sedih (disforia) yang berlangsung lebih dari empat

minggu, yang disertai perilaku dari perubahan tidur, gangguan konsentrasi,

iritabilitas, sangat cemas, kurang bersemangat, sering menangis, waspada

belebihan, pesimis, merasa tidak berharga, dan mengantisipasi kegagalan. (DSM-

IV-TR, 2000 dalam Videback, 2008, hal.388)

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen

psikologik : rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta

komponen somatik: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan

darah dan denyut nadi sedikit menurun.

2. Macam-Macam Gangguan Mood dan Ciri-Cirinya

Ada beberapa jenis dalam gangguan mood yang terjadi pada manusia ini umumnya

digolongkan sesuai dengan tingkat seberapa lamanya gangguan ini terjadi, yaitu :

1.      Episode manic

Periode ini biasanya muncul secara tiba-tiba, mengumpulkan kekuatan dalam

beberapa hari. Selama satu episode manic ornag tersebut mengalami elevasi atau

ekspansi mood yang tiba-tiba dan merasakan kegembiraan, euphoria, atau optimism

yang tidak biasa. Orang yang mengalami episode manic ini akan memperolok orang

lain dengan memberikan lelucon yang keterlaluan atau bahkan cenderung

memperlihatkan penilaian yang buruk dan menjadi argumentative, dan terkadang

bertindak afektif. Tak hanya itu orang yang mengalami episode manic ini umumnya

mengalami self-esteem yang meningkat, mulai berkisar dari self-confidance yang

ekstreem hingga delusi total akan kebesaran diri sendiri (Nevid, 2003: 237-238).

Page 6: Makalah Gangguan Mood

Dalam episode manic terdapat kesamaan karakteristik dalam afek yang meningkat

disertai dengan peningkatan dalam jumlah dan kecepatan aktivitas fisik dan mental

dalam berbagai derajat keparahan. Dalam episode manic terdapat tipe hipomania

dimana pada gangguan ini derajat gangguan yang lebih ringan dari mania. Tipe

hipomania ini dapat ditandai dengan adanya afek yang meninggi atau berubah disertai

dengan aktivitas, menetap selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut,

dan tidak disertai halusinasi atau waham.

2.      Gangguan Depresi (gangguan Unipolar)

Depresi merupakan suatu perasaan yang bias muncul dalam berbagai cara dan

mempunyai sejumlah penyebab,tidak memedulikan jenis kelamin dan pekerjaan, dan

bias menyerang kapanpun dari remaja sampai paruh baya. Dimana usia paruh baya ini

merupakan usia puncak dari depresi. Pada setiap orang depresi ini berbeda-beda

bentuknya. Kondisi ini bisa disertai dengan kecemasan, gelisah, dan berbicara gugup

atau bias beralih menjadi periode mania (mood yang meningkat), berbicara terputus-

putus, serta aktivitas kompulsif yang dinamakan pasien “manic depresif”. Namun,

ada juga yang bersikap apatis dan cenderung menutupi kekhawatirannya. Penderita

sering mengeluh tidak mampu berfikir dengan jelas, sulit berkonsentrasi, atau

membuat keputusan (Jacoby, 2009:34). Dalam proses berjalannya gangguan depresi,

depresi ini merupakan gangguan yang dapat dibagi menjadi tiga tahap yang dimulai

dari gejala yang ringan, sedang hingga berat.

Gejala atau ciri-ciri utama seseorang dengan depresi adalah afek depresif,

kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju

meningkatnya keadaan yang mudah lelah dan menurunnya aktivitas.

Gejala atau cirri lainnya :

a) Konsentrasi dan perhatian berkurang,

b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang,

c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna,

d)    Pandangan tentang masa depan yang suram dan pesimistis,

e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri,

f) Tidur terganggu,

g) Nafsu makan berkurang (Maslim, 2003: 64)

Page 7: Makalah Gangguan Mood

Depresi ringan

Depresi ringan ini di identikkan dengan depresi minor yang merupakan perasaan

melankolis yang berlangsung sebentar dan disebabkan oleh sebuah kejadian yang tragis

atau mengandung ancaman, atau kehilangan sesuatu yang penting dalam kehidupan si

penderita (Meier, 2000: 20-21). Orang dengan depresi ringan ini setidaknya memiliki 2

dari gejala lainnya dan 2-3 dari gejala utama. (Maslim, 2003, 64).

Depresi sedang

Depresi sedang ini di alami oleh penderita selama kurang 2 minggu, dan orang

dengan depresi sedang ini mengalami kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan social,

pekerjaan dan urusan rumah tangga. Orang dengan depresi sedang ini setidaknya

memiliki 2-3 dari gejala utama dan 3-4 dari gejala lainnya (Maslim, 2003: 64)

Depresi mayor

Depresi mayor merupakan salah satu gangguan yang prevalensinya paling tinggi

di antara berbagai gangguan (Davidson, 2006: 374). Depresi mayor adalah kemurungan

yang dalam dan menyebar luas. Perasaan murung ini mampu menyedot semangat dan

energy serta menyelubungi kehidupan si penderita seperti asap yang tebak dan

menyesakkan dada. Depresi mayor ini dapat berlangsung cukup lama mulai dari empat

belas hari sampai beberapa tahun. Hal ini menyebabkan penderita akan sangat sulit utnuk

berfungsi dengan baik di lingkungannya. Orang dengan depresi mayor ini juga terkadang

disertai dengan keinginan untuk bunuh diri atau bahkan keinginan untuk mati. Orang

yang sangat tertekan, mereka akan mengalami dampak hal-hal yang mengganggu

kejiwaan mereka seperti gila, paranoia atau halusinasi pendengaran (Meier, 2000: 25-26).

3. Gangguan distimik atau distimia

Gangguan distimik ini merupakan gangguan mood yang berpola depresi ringan

(tetapi nungkin saja menjadi mood yang menyulitkan pada anak-anak atau remaja) yang

terjadi dalam suatu rentang waktu—pada orang dewasa, biasanya dalam beberapa tahun

(Nevid, 2003: 229). Gangguan distimik pada anak-anak dan remaja terdiri dari mood

yang terdepresi atau mudah tersinggung untuk sebagaian besar hari, lebih banyak hari

dibandingkan tidak, selama periode sekurangnya satu tahun. Pada anak-anak dan remaja,

mood yang mudah tersinggung dapat menggantikan criteria mood terdepresi untuk orang

Page 8: Makalah Gangguan Mood

dewasa dan bahwa criteria durasi adalah bukan dua tahun tetapi satu tahun utnuk anak-

anak dan remaja (Kaplan, dkk, 1997: 813).

Ada beberapa gejala atau cirri yang dapat ditandai saat gejala ini muncul, yaitu :

a)      Kehilangan nafsu makan atau justru makan berlebihan,

b)      Sulit tidur atau kebanyakan tidur (sulit bangun),

c)      Tingkat energy rendah atau mudah lelah,

d)     Citra diri yang rendah,

e)      Daya konsentrasi yang rendah atau sulit mengambil keputusan,

f)       Perasaan putus asa.

Penderita gangguan ini setidaknya mengalami gejala-gejala diatas paling lama 2

bulan sekali. Pada gangguan ini tidak terjadi depresi mayor selama dua tahun terakhir,

tidak pernah menderita akibat perubahan naik turun antara periode kegairahan yang

membumbung tinggi dan depresi yang melankolis. Gangguan distimia ini tidak

disebabkan oleh penyalahgunaaan obat atau bahan kimiawi. Namun, gejala ini

mengakibatkan kerusakan klinis yang signifikan dalam fungsi social, pekerjaan atau area-

area penting lain dalam kehidupan si penderita (Meier, 2000: 22).

4. Gangguan perubahan mood (bipolar)

Gangguan bipolar adalah gangguan mental berat, tanpa memandang apakah ada

perubahan mental antara mania dan depresi secara full brown. Gangguan bipolar

merupakan suatu psikosis afektif, ada gangguan emosi, baik akibat kebiasaan maupun

menyembunyikan kecemasan dan perasaan malu. Pada fase depresi, pendiam,

mendendam perasaan, emosional sensitive. Pada fase mania perilakunya sangat

berlawanan, sangat ekstrover. Pada beberapa kasus keadaaan ini mengandung unsure

fanatic dan religious (Jacoby, 2009: 27).

Gangguan bipolar ini sendiri dibagi menjadi dua, yaitu gangguan bipolar 1 dan

gangguan bipolar 2. Gangguan bipolar 1 ini terjadi pada seseorang yang mengalami

setidaknya satu episode manic secara penuh. Di mana seseorang mengalami perubahan

mood antara rasa girang dan depresi dnegan diselingi periode antara berupa mood yang

normal. Sedangkan, gangguan bipolar 2 ini diasosiasikan dengan suatu bentuk maniak

yang lebih ringan. Pada gangguan bipolar 2 ini sesorang mengalami satu atau lebih

Page 9: Makalah Gangguan Mood

episode-episode depresi mayor dan paling tidak satu episode hipomanik (Nevid, 2003:

237).

5. Gangguan Siklotimik

Gangguan siklotimik ini berasal dari kata Yunani kyklos “lingkaran” dan thymos

“spirit”. Jadi dapat diartikan bahwa siklotimik ini merupakan spirit yang bergerak secara

berputar di mana dapat diartikan sebagai suatu deskripsi yang tepat dari siklotimik karena

gangguan ini melibtatkan suatu pola melingkar yang kronis dari gangguan mood yang

ditandai oleh perubahan mood ringan paling tidak selama 2 tahun (1 tahun untuk anak-

anak dan remaja)(Nevid, 2003: 239). Pada gangguan siklotimik anak dan remaja

diperlukan periode satu tahun adanya sejumlah pergeseran mood. Dan pada beberapa

remaja siklotimik dapat memungkinkan untuk menjadi gangguan bipolar 1(Kaplan, dkk,

1997: 814).

Pada penderita gangguan siklotimik, penderita mengalami pergantian suasana

perasaan senang dan depresi yang bersifat kronis yang tidak sampai pada tingkat

keparahan seperti episode manic atau depresi berat. Pada para gangguan siklomatik

cenderung berada di salah satu keadaan suasana perasaan selama bertahun-tahun dengan

relative sedikit periode suasana netral (eutimia). Penderita gangguan siklomatik ini secara

berganti-ganti akan mengalami gejala-gejala keadaan depresi ringan dan umumnya

disebut sebagai moody(Durand, 2006: 282).

6. Kehilangan

Kehilangan adalah keadaan duka cita yang berhubungan dengan kematian seseorang

yang dicintai yang dapat ditemukan dengan gejala yang karakteristik dari episode

depresif berat. Orang dengan kehilangan ini umumnya dapat dikenali dari gejala-gejala

berikut :

a)      Perasaan sedih,

b)      Insomnia,

c)      Menghilangnya nafsu makan,

d)     Dan di beberapa kasus terjadi penurunan berat badan.

Dan jika pada anak-anak umumnya mereka lebih menarik diri dan terlihat sedih;

dan mereka tidak mudah ditarik meskipun aktivitas itu merupakan aktivitas yang mereka

sukai (Kaplan, dkk, 1997: 815).

Page 10: Makalah Gangguan Mood

7. Bunuh Diri

Perilaku bunuh diri bukanlah suatu gangguan psikologis, tetapi sering merupakan

cirri atau symptom dari gangguan psikologis yang mendasarinya, dan biasanya adalah

gangguan mood yang menjadi alasan dibalik perilaku percobaan bunuh diri. Orang yang

mempertimbangkan untuk bunuh diri pada saat stress kemungkinan kurang memiliki

keterampilan memecahkan masalah dan kurang dapat menemukan cara-cara alternative

untuk copping dengan stressor yang mereka hadapi. Dalam kaitannya, bunuh diri ini

terkait dengan suatu jaringan yang kompleks dari beberapa factor. Namun, jelas bahwa

kebanyakan kasus bunuh diri ini dapat dicegah bila orang dengan perasaan ingin bunuh

diri menerima penanganan untuk gangguan yang mendasari perilaku bunuh diri, termasuk

didalamnya adalah depresi, skizofrenia, serta penyalahgunaan alcohol dan zat (Nevid,

2003: 262-266)

3.    Etiologi

Dilihat dari beberapa sudut pandang, ada beberapa hal ynag menyebabkan seseorang itu

mengalami gangguan mood, dan diantara factor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor Biologis

a. Pengaruh Keluarga dan Genetik

Dalam kaitannya dengan gangguan mood adalah dalam studi keluarga, para

peneliti melihat adanya prevaliansi gangguan tertentu pada anggota-anggota keluarga

keluarga tingkat-pertama dari orang-orang yang diketahui memiliki gangguan. Dan

mereka menemukan bahwa angka anggota keluarga yang memiliki gangguan suasana

perasaan secara konsisten dua sampai tiga kali lebih tinggi fibanding anggota

keluarga kelompok control yang tidak memiliki gangguan perasaan. Namun, perlu

diketahui bahwa jika salah satu di antara pasangan memiliki gangguan unipolar, maka

kemungkinan pasangan kembarnya untuk memiliki gangguan bipolar yang sangat

tipis atau sama sekali tidak ada. Dan tingkat keparahan mungkin juga terkait dengan

banyaknya concordance (sejauhmana sesuatu dimiliki bersama).

b.   Sistem Neurotransmiter

Gangguan suasana perasaan telah menjadi subjek studi neurobiologist yang lebih

intens. Penelitian mengimplikasikan pada tingkat serotonin yang rendah dalam

Page 11: Makalah Gangguan Mood

etiologi gangguan suasana perasaan. Hal ini dikarenakan, fungsi primer serotonin

adalah mengatur reaksi-reaksi emosional pada manusia. Dalam hipotesis “permisif”

penelitian ini mengatakan bahwa ketika tingkat serotonin rendah, neurotransmitter

lainnya diizinkan (mood irregularities), termasuk depresi. Anjloknya norepineferin

akan menjadi salah satu akibat terjadinya gangguan mood.

c. Ritme Tidur dan Sirkadian

Gangguan mood yang dialami oleh seseorang ini umumnya dapat dilihat

dari pertambahan jam tidur yang semakin meningkat. Dan dalam beberapa tahun

telah diketahui bahwa gangguan tidur merupakan salah satu pertanda bagi

kebanyakan gangguan perasaan. Hal ini terjadi karena, pada orang-orang yang

mengalami depresi hanya ada waktu yang lebih pendek secara signifikan sepelum

repid eye movement (REM) sleep dimulai. REM sleep atau non-REM sleep. Pada

saat seseorang tetidur, mereka akan melalui beberapa subtahapan tidur yang

secara progresif menjadi lebih nyenyak, di mana pada saat itu mereka mencapai

tingkat istirahat yang sesungguhnya. Pada prosesnya, setelah 90 menit seseorang

mulai mengalami REM sleep, di mana otak terjaga dan kita mulai bermimpi. Mata

akan bergerak maju-mundur dengan cepatdi balik kelopak mata, sehingga dinamai

dengan repid eye movement sleep. Dan ketika semakin larut, maka banyaknya

REM sleep akan semakain bertambah. Sedangkan, pada orang yang menderita

depresi akan kehilangan tidur gelombang-lambat mereka.

Selain memasuki periode REM sleep yang jumlah yang jauh lebih cepat, orang

dengan depresi ini akan mengalami aktvitas REM yang lebih intens. Tak hanya

itu, tahapan tidur yang paling nyenyak hanya berlangsung pendek atau bahkan

tidak terjadi sama sekali. Karena ada beberapa karakteristik tidur hanya terjadi

pada saat seseorang sedang mengalami depresi dan tidak terjadi pada saat lainnya.

d.   Aktivitas Gelombang Otak

Ada beberapa indicator yang dapat dilihat dari aktivitas gelombang otak yang

menunjukkan adanya kerentanan biologis seseorang terhadap depresi. Hal ini

Page 12: Makalah Gangguan Mood

ditunjukkan oleh aktivitas gelombang otak yang didemonstrasikan oleh peneliti bahwa

para penderita depresi menunjukkan aktivasi lebih besar pada anterior sebelah kanan

(dan lebih kecil pada aktivasi sebelah kiri) disbanding orang-orang yang tidak

mengalami depresi (Durand, 2006: 295-299).

2.      Faktor Psikologis

Dalam mengulas kontribusi genetic terhadap penyebab depresi dapat dinyatakan bahwa

60%-80% penyebab depresi dapat diatribusikan pada pengalaman-penagalaman psikologis.

Selain itu pengalaman itu bersifat unik untuk masing-masing individu.

a.    Peristiwa Kehidupan yang Stressful

Peristiwa hidup yang penuh dengan tekanan seperti kehilangan orang-orang yang

divintai, putusnuya hubungan romantic, lamanya hidup menganggur, sakit fisik, masalah

dalam pernikahan dan hubungan, kesulitan ekonomi, dan lain sebagainya ini dapat

meningkatkan resiko berkembangnya gangguan mood atau kambuhnya sebuah gangguan

mood, terutama depresi mayor. Dan pada orang-orang dengan depresi mayor ini sering kali

kurang memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah interpersonal

dengan teman, teman kerja atau supervisor.

b.   Teori Humanistic

Menurut teori ini, seseornag menjadi depresi saat mereka tidak dapat mengisi keberadaan

mereka dengan makna dan tidak dapat membuat pilihan-pilihan autentik yang menghasilkan

self-fulfillment. Kemudian dunia dianggap sebagai tempat yang menjemukan (Nevid, 2003:

240-243).

c.    Learned Helplessness

Learned helplessness merupakan kedaan diri yang selalu membuat atribusi bahwa mereka

tidak memiliki kontrol atas stress dalam kehidupannya (baik sesuai kenyataan maupun

tidak).

d.   Negative Cognitive Styles

Negative cognitive styles adalah kesalahan berfikir yang difokuskan secara negative pada

tiga hal, yaitu dirinya sendiri, dunian terdekatnya, dan masa depannya. Di mana menurut

Beck, penderita depresi memandang yang terburuk dari segala hal. Bagi mereka,

kemunduran terkevil sekalipun merupakan bencana besar.

3.      Faktor Sosial dan Kultural

Page 13: Makalah Gangguan Mood

Sejumlah faktor social cultural memberikan kontribusi pada onset atau bertahannya dperesi.

Faktor yang paling menonjol antara lain adalah hubungan perkawinan, gender, dan

dukungan social.

a.    Hubungan Perkawinan

Maksudnya adalah hubungan perkawinan yang tidak memuaskan yang bisa menyebabkan

individu bisa mengalami gangguan perasaan seperti depresi.

b.   Perbedaan Gender

Menurut Cyranowski, dkk (2000) Sumber perbedaan ini bersifat cultural, karena peran

jenis yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan di masyarakat. Di mana laki-laki

sangat di dorong mandiri, masterful, dan asertif, sedangkan perempuan sebaliknya

diharapkan lebih pasif, lebih sensitive terhadap orang lain, dan mungkin lebih banyak

bergantung pada orang lain.

c.    Dukungan Social

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Johnson, Winett, dkk (1999) tentang efek-

efek dukungan social di dalam kesembuhan yang pesat dari episode manic maupun

depresif pada pasien gangguan bipolar, mereka menemukan hasil yang mengejutkan

bahwa, jaringan pertemanan, dan keluarga yang suportif secara social membantu

terjadinya kesembuhan cepat dari episode depresif, tetapi tidak pada episode manic. Dari

hasil penelitian ini dan juga studi-studi prospektif yang dilakukan menguatkan tentang

pentingnya dukungan social (atau kekurangan dukungan social) dalam memprediksi

onset atau gejala-gejala depresi yang muncul kemudian (Durand, 2006: 303-308).

4. Manifestasi klinis

Menurut Hawari (2001) secara lengkap gejala klinis depresi adalah sebagai berikut :

Page 14: Makalah Gangguan Mood

a) Afek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah hidup menurun, tidak semangat, merasa tidak berdaya;

b) Perasaan bersalah, berdosa, penyesalan;

c) Nafsu makan menurun;

d) Berat badan menurun;

e) Konsentrasi dan daya ingat menurun

f) Gangguan tidur: insomnia (sukar/tidak dapat tidur) atau sebaliknya hipersomnia (terlalu banyak tidur). Gangguan ini sering kali disertai dengan mimpi – mimpi yang tidak menyenangkan, misalnya mimpi orang yang telah meninggal;

g) Agitasi atau retardasi psikomotor (gaduh gelisah atau lemah tak berdaya);

h) Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan hobi, kreativitas menurun, produktivitas juga menurun;

i) Gangguan seksual (libido menurun);

j) Pikiran – pikiran tentang kematian, bunuh diri.

5. Patofisiologi

Page 15: Makalah Gangguan Mood

6. Penatalaksanaan

Menurut (Tomb, 2003, hal.61)

Page 16: Makalah Gangguan Mood

Semua pasien depresi harus mendapatkan psikoterapi, dan beberapa memerlukan

tambahan terapi fisik. Kebutuhan terapi khusus bergantung pada diagnosis, berat

penyakit, umur pasien, respon terhadap terapi sebelumnya.

a. Terapi Psikologik

Psikoterapi suportif selalu diindikasikan. Berikan kehangatan, empati, pengertian

dan optimistic. Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal – hal yang

membuatnya prihatin dan melontarkannya. Identifikasi factor pencetus dan bantulah

untuk mengoreksinya. Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan,

menyewa rumah), arahkan pasien terutama selama periode akut dan bila pasien tidak

aktif bergerak. Latih pasien untuk mengenal tanda – tanda dekompensasi yang akan

dating. Temui pasien sesering mungkin (mula – mula 1 – 3 kali per minggu) dan secara

teratur, tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untuk selamanya. Kenalilah bahwa

beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda (melalui kemarahan,

hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll.). psikoterapi berorientasi tilikan jangka

panjang, dapat berguna pada pasien depresi minor kronis tertentu dan beberapa pasien

dengan depresi mayor yang mengalami remisi tetapi mempunyai konflik.

Terapi Kognitif – Perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang

dan ringan. Diyakini oleh sebagian orang sebagai “ketidakberdayaan yang dipelajari”,

depresi diterapi dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan memberikan

pengalaman – pengalaman sukses. Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal

dan menghilangkan pikiran – pikiran negative dan harapan – harapan negative. Terapi ini

mencegah kekambuhan.

Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga

sampai malam berikutnya), dapat membantu mengurangi gejala – gejala depresi mayor

buat sementara. Latihan fisik (berlari, berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan

mekanisme biologis yang belum dimengerti dengan baik.

b. Terapi Fisik

Page 17: Makalah Gangguan Mood

Semua depresi mayor dan depresi kronis atau depresi minor yang tidak membaik

membutuhkan antidepresan (70 – 80 % pasien berespon terhadap antidepresan),

meskipun yang mencetuskan jelas terlihat atau dapat diidentifikasi. Mulailah dengan

SSRI atau salah satu antidepresan terbaru. Apabila tidak berhasil, pertimbangkan

antidepresan trisiklik, atau MAOI (terutama pada depresi “atipikal”) atau kombinasi

beberapa obat yang efektif bila obat pertama tidak berhasil. Waspadalah terhadap efek

samping dan bahwa antidepresan “dapat” mencetuskan episode manik pada beberapa

pasien bipolar (10 % dengan TCA, dengan SSRI lebih rendah, tetapi semua koonsep

tentang “presipitasi manic” masih diperdebatkan). Setelah semuh dari episode depresi

pertama, obat dipertahankan untuk beberapa bulan, kemudian diturunkan, meskipun

demikian pada beberapa pasien setelah satu atau lebih kekambuhan, membutuhkan obat

rumatan untuk periode panjang. Antidepresan saja (tunggal) tidak dapat mengobati

depresi psikosis unipolar.

Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin

bermanfaat dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar. Obat

ini cukup efektif pada bipolar serta untuk mempertahankan remisi dan begitu pula pada

pasien unipolar. Antikonvulsan tampaknya juga sama baik dengan litium untuk

mengobati kondisi akut, meskipun kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium

dapat dimulai secara bersama – sama dan litium diteruskan setelah remisi. Psikotik,

paranoid atau pasien sangat agitasi membutuhkan antipsikotik, tunggal atau bersama –

sama dengan antidepresan, litium atau ECT – antidepresan antipikal yang baru saja

terlihat efektif.

ECT mungkin merupakan terapi terpilih :

a) Bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,

b) Bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut),

c) Pada beberapa depresi psikotik,

d) Pada pasien yang tidak dapat mentoleransi obat (misal pasien tua yang

berpenyakit jantung). Lebih dari 90 % pasien memberikan respons.

Page 18: Makalah Gangguan Mood

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN MOOD

A.    Pengkajian

Pengkajian dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor presdisposisi,perubahan

perilaku,sumber stressor,mekanisme koping,sumber koping dan penilaian stressor.

1. Faktor predisposisi dan presipitasi

A. Faktor predisposisi

Beberapa teori di temukan untuk menjelaskan gangguan alam perasaan.Faktor

predisposisi yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan adalah:

a. Faktor genetik.

Mengemukakan transmisi gangguan alam perasaan diteruskan mulai garis keturunan.

b. Teori agresi berbalik pada diri sendiri.

Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah yang dialihkan pada

diri sendiri.

c. Teori kehilangan.

Menunjukkan adanya perpisahan yang bersifat traumatis dengan orang yang di cintai

d. Teori kepribadian.

Mengambarkan bagaimana konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah

mempengaruhi kepercayaan dan penilaian terhadap stressor

e. Teori kognitif

Mengemukakan bahwa depresi adalah masalah kognitif yang di dominasi oleh penilaian

negatif terhadap diri sendiri,lingkungan dan masa depan.

f. Model ketidak berdayaan yang dipelajari

Mengemukakan bahwa bukan trauma yang menghasilkan depresi,tetapi keyakinan

individu akan ketidakmampuanya mengontrol kehidupanya

g. Model perilaku

Belajar dari pengalaman belajar di masa lalu,depresi di anggap terjadi karena kurangnya

reinforcement positif selama berinteraksi dengan lingkungan

Page 19: Makalah Gangguan Mood

h. Model biologi

Menggambarkan perubahan kimiawi di dalam tubuh yang terjadi pada keadaan

depresi,termasuk defisiensi dari katekolamin,tidak berfungsinya endokrin dan

hipersekresi cortisol.

B.      Faktor presipitasi

Ada empat faktor yang menyababkan gangguan alam perasaan :

1. Kehilangan kasih sayang secara nyata atau bayangan,termasuk kehilangan cinta

seseorang,fungsi tubuh,status atau harga diri.

2. banyaknya peran dan konflik peran mempengaruhi berkembangnya depresi terutama

pada wanita

3. kejadian penting dalam kehidupan,sering kali sebagai keadaan yang mempengaruhi

episode depresi dan mempunyai dampak pada individu untuk menyelesaikan masalah.

4. sumber koping termasuk status sosial ekonomi,keluarga,hubungan interpersonal dan

organisasi kemasyarakatan.

2.      Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang di gunakan pada reaksi berduka yang tertunda adalah

penyangkalan dan supresi yang berlebihan unyuk menghindari distress hebat yang berhubungan

dengan berduka. Pada depresi menggunakan mekanisme denial, represi, supresi dan disosiasi.

Mania merupakan cerminan dari depresi walaupun perilajunya tidak sama namun dinamika dan

mekanisme koping yang digunakan saling berhubungan.

3.      Perilaku.

Pasien mania sering tidak mengeluh gejala-gejala mereka. Beberapa pasien merasa terlalu

senang dan gembira sehingga tidak mengeluh; pasien lainnya angitasi dan tidak senang tetapi

memperhatikan perilaku yang berlebihan. Pada pasien depresi cukup banyak yang mengeluhkan

depresinya, tetapi ada juga yang tidak mengeluh.

Page 20: Makalah Gangguan Mood

4.      Sumber koping

Sumber yang dapat menjadi individu yaitu keluarga,sekelompok sosial, status sosial-

ekonimi, dan lingkungan. Kurangnya sistem pendukung tersebut dapat meningkatkan stress

personal.

B.     Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan pada gangguan alam perasaan dipahami adanya konsep yang saling

berkaitan antar kecemasan,konsep diri dan bermusuhan.

Berikut ini diagnosa keperawatan primer Nanda :

1. Koping individu yang tidak efektif

2. Disfungsi proses berduka

3. Distress spiritual

4.   Ketidakberdayaan

5. Amuk

6. Merusak diri

Contoh diagnosa keperawatan lengkap :

1. Inefektif koping individu/tidak efektif koping individu berhubungan dengan di dapatkan

pasangan yang menyeleweng,yang di manifestasikan dengan keadaan euphoria,hiperaktif

gangguan mengemukakan pendapat

2. Disfungsi proses berduka berhubungan dengan kematian pasangan yang dimanifestasikan

dengan kesedihan dan hilangnya perhatian pada kegiatan kejadian sehari-hari

3.   Distress spiritual berhubungan dengan kematian janin dalam kanduangan yang di

manifestasikan dengan menyalahkan diri sendiri,pesimis akan masa depan dan slalu

menyalahkan Allah.SWT

Page 21: Makalah Gangguan Mood

C.    Perencanaan

A.    Tujuan umum

Mengajarkan kliean untuk memiliki respon emosional yang adaptif dan meningkatkan

kepuasan diri yang dapat diterima oleh lingkungan untuk mencapai tujuan tersebut pengobatan

yang diberikan terdiri adari 3 fase yaitu :

1.      fase akut

tujuan fase ini untuk menghilangkan gejala.fase ini memerlukan waktu 6-12 hari.keberhasilan

fase ini ditandai dengan individu mulai berespon,bebas dari gejala ( priode remisi) dan status

kesehatan kembali pada tingkat sebelum sakit.

2.      Fase kesinambungan

Tujuan keperawatan pada fase ini yaitu untuk mencegah timbul kembali gejala (relaps).resiko

timbulnya relaps meningkat dalam waktu 4 sampai 6 bulan pertama setelah masa pemulihan.

3.      Pemeliharaan

Tujuan adalah mencegah terjadinya kembali episode baru dari penyakit (rekurensi).

B.     Tujuan keperawatan

Tujuan umum atau jangka pendek mengajarkan klien untuk merespon emosional yang adiktif

dan meningkatkan rasa puas serta kesenangan yang dapat diterima oleh lingkungan.

C.     Tujuan jangka panjang.

1.      Klien dapat mengekspresikan perasaan mengingkari ketidakberdayaan,putus asa,mara dan

bersalah.

2.      Klien dapat menganalisa streesor kekuatan yang dapat dimilikinya.

3.      Klien dapat meningkatkan kontrol,tanggung jawab dan kesadaran diri.

4.      Klien dapat membina hubungan interpersonal yang sehat.

5.      Klien dapat meningkatkan pengertian tentang respon mal adiktif dan mengembangkan koping

yang adaktif.

D.    Tindakan keperawatan

Pada dasarnya intervensi di fokuskan pada

1.      Lingkungan

Page 22: Makalah Gangguan Mood

Prioritas utama dalam merawat klien mania dan depresi adalah mencegah terjadinya kecelakaan,

karena klien mania memiliki daya nilai yang rendah, hiper aktif, senang tindakan yang beresiko

tinggi. Maka klien di tempatkan di lingkungan yang aman yaitu:

1.      Di lantai dasar

2.      Ruangan dengan prabotan sederhana

3.      Kurangi rangsangan/batasi rangsangan lingkungan

4.      Suasana tenang

2.      Hubungan perawat dengan klien

Hubungan yang saling percaya yang terapetik perlu dibina dan diperhatikan. Bekerja

dengan klien depresi perawat harus bersifat:

1.      Hanggat

2.      Menerima

3.      Jujur pengharapan pada klien.

4.      Bicara lambat sederhana

5.      Beri waktu pada klien untuk berfikir dan menjawab.

3.      Afektif

Kesadaran dan kontrol diri perawat pada dirinya merupakan sarat utama. Merawat klien

depresi, perawat harus mempunyai harapan bahwa klien akan lebih baik, sikap perawat yang

menerima klien dengan baik, sederhana akan mengekspresikan pengharapan pada klien. Prinsip

intervensi yang afektif adalah:

1.      Menerima dan menenangkan klien

2.      Bukan menggembirakan atau mengatakan bahwa klien tidak perlu khawatir.

3.      Klien di dorong untuk mengekspresikan pengalaman yang menyakitkan dan menyedikan secara

verbal, sehingga akan mengurangi intensitas masalah yang dihadapi.

4.      Kongnitif

Intervensi yang kongnitif bertujuan untuk meningkatkan kontrol diri klien terhadap

tujuan dan perilakunya, meningkatkan harga diri dan memdbantu klien memodifikasi harapan

yang negatif.

Berikut cara untuk meribah fikiran yang negatif:

Page 23: Makalah Gangguan Mood

1.      Identifikasi semua ide, pikiran yang negatif

2.      Identifikasi aspek positif yang dimiliki klien (kemampuan, keberhasilan)

3.      Dorong klien menilai persepsi,logika,rasional

4.      Bantu klien mengubah persepsi yang salah/negatif ke ke positif dan tidak realitas ke realitas

5.      Sertakan klien pada aktifitas yang memperlihatkan hasil dan beri penguatan dan pujian akan

keberhasilan yang dicapai klien

5.      Perilaku.

Intervensi perilaku bertujuan untuk mengaktifkan klien pada tujuan yang realitas yaitu

dengan memberi tanggung jawab secara bertahap dalam kegiatan diruangan. Klien depresi berat

dengan penurunan motivasi perlu dibuat kegiatan yang terstruktur,tugas yang diberikan tidak

sulit dan tidak memerlukan waktu yang lama untuk mencegah rasa bosan,berikan pujian jika

klien berhasil melakukan kegiatan dengan baik.pada klien mania diberikan tugas yang sederhana

dan cepat selesai.

6.      Sosial

Intervensi sosial bertujuan untuk meningkatkan berhubungan dengan sosial dengan cara

o   Kaji kemampuan,dukungan dan minat klien

o   Observasi dan kaji sumber dukungan yang ada pada klien

o   Bimbing klien melakukan hubungan interpersonal yang positif

o   Beri reinforcement positif terhadap keterampilan sosial yang efektif

o   Dorong klien memulai hubngan sosial yang lebih luas (perawat,klien lain ).

7.      Fisiologis

Intervensi fisiologis bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien. Bila klien

tidak mampu merawat diri, bantu klien tidak mampu merawata diri,bantu klien memenuhi

kebetuhan dasarnya seperti makanan,minum istirahat dan kebersihan diri. Terapi somatik

diberikan pada klien yang mengalami depresi berulang dan resisten terhadap obat.

1.      Evaluasi

Adanya perubahan respon emosi maladaptif kearah adaptif, dimana klien dapat:

Page 24: Makalah Gangguan Mood

1.      Menerima dan mengakui perasaannya dan perasaan orang lain

2.      Memulai komunikasi

3.      Mengontrol perilaku sesuai keterbatasannya

4.      Menggunakan proses pemecahan masalah.

Page 25: Makalah Gangguan Mood

BAB IV

PENUTUP

A.    Ksimpulan

Alam perasaan adalah keadaan emosional yang berkepanjangan yang mempengaruhi

seluruh kepribadiaan dan fungsi kehidupan seseorang ( Stuart 2006).

Gangguan alam perasaan adalah kelainan psikologis yang ditandai meluasnya irama

emosional seseorang, mulai dari rentang depresi sampai gembira yang berlebihan (euphoria) dan

gerak yang berlebihan (agitation). Depresi dapat terjadi secara tunggal dalam bentuk mayor

depresi atau dalam bentuk lain seperti mania sebagai gangguan tipe bipolar. Depresi terdapat

klasifikasi dan tingkatan nya. Tanda dan gejala yang timbul pada depresi bisa bermacam-macam

karena tiap individu itu unik.

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya depresi. Bisa karena faktor prepitasi

maupun faktor prediposisi. Asuhan keperawatan yang dibeikan pada pasien berbeda-beda. Hal

ini dikarenakan pasien dengan gangguan alam perasaan menunjukkan pribadi yang unik.

B.     Saran

Sebagai tenaga profesional tindakan perawat dalam penangan masalah keperawatan

khusunya klien dengan Gangguan Alam Perasaan harus memiliki pengetahuan yang luas dan

tindakan yang dilakukan harus rasional sesuai gejala penyakit dan asuhan keperawatan

hendaknya diberikan secara komprehensif, biopsikososial cultural dan spiritual.

Kesehatan jiwa dapat didapatkan dengan jalan ada kesinkronan antara pasien, keluarga

dan tenaga medis dalam upaya proses penyembuhan. Jika salah satu dari komponen tersebut,

maka akan menghambat proses penyembuhan.

Page 26: Makalah Gangguan Mood

Daftar Pustaka

Wahyu. P. 2010. “Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Keperawatan Jiwa”. Jakarta : FIK-UI

Keliat B.A. 2005. “Proses Keperawatan Jiwa”. Jakarta : EGC

Marilynn E Doenges. 2006. “Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri”. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran: EGC

Gibbson Towsend , M C, 1995. “Kumpulan Keperawatan Jiwa”. Jakarta : Buku Kedokteran

Purwaningsih w. Dkk, 2010. “Asuhan Keperawatan Jiwa”. Bantul Yogyakarta”: Nuha Medika.