gangguan jiwa adalah

Upload: shinta-purnamasari

Post on 10-Oct-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gangguan jiwa adalah

TRANSCRIPT

  • a. Mental attidue

    House mengklasifikasikan pasien : philosophical (well motivated), exacting (distributed),

    indifferent (frustrated), hysterical (anxious)

    1. Philosophical

    The best mental attitude, these patient are rational, sensible, calm n composed in

    difficult situation, motivasinya generalized, as they desire denture for the maintenance the

    health n appearance n feel that having teeth replace is normal, acceptable prosedur.

    Overcome conflict n organize their time n habbit in orderly manner, they eliminate

    frustrations n learn to adjust rapidly

    2. Exacting patient

    Have all of the good attributes of the philosophical patient,, meskipun pasien ini

    membutuhkan extreme care, effort n patience dari dokter gigi.

    Methodical precise n accurate n make severe demands. They like each step in the procedure

    explained detail,, jika pasiennya pinter dan dapat mengerti maka akan dapat menjadi pasien

    yang paling baik.. jika tidak maka akan membutuhkan extra hour spent, prior to treatment,

    sampai dia mengerti.

    3. Indifferent patient

    Present questionable or unfavorable prognosis.. evidence little if any concern,,

    apathetic n uninterested n lack motivation,

    Pay no attention to instruction, will not cooperate, n are prone to blame the dentist fot poor

    dental health (many young patient at this type)

    Education program dental treatment is recommended treatment before denture construction.

    Jika interest ga bisa distimulasi maka ditolak saja pasien ini.. sapa tau drg lain bisa

    4. Hysterical patient

    Emosional, ga stabil, excitable, excessively apprehensive n hypertensive..

    prognosisnya seringnya unfavotable dan membutuhkan additional professional (psychiatric)

    sebelum perawatan.

    b. Sistemik status

    No prosthodontic procedure should be planned until the systemic status of the patient is

    evaluated

    1. Debilitating diseases

    Ex: diabetes, tuberculosis, blood dyscrasias must be under medical control.

  • Require extra instruction in oral hygiene, eating habits, and tissue rest. Diabetes

    biasa terjadi pada lansia. Penyakit ini cenderung menyebabkan infeksi di dalam mulut oleh

    Candida albicans, merupakan penyebab mulut serasa terbakar dan dapat berakhir dengan

    kekeringan yang mengganggu. Consult the physician n determine the health status before

    denture construction. Krn supporting bone may be affected by the disease frequent recall

    appointments should be arranged to keep the denture bases adapted n the occlusion

    corrected

    2. Diseases of the joint

    Ex: osteoarthritis present a different problem.

    Sering pada terminal joints of the finger difficult for the patient to insert n clean

    denture. Jarang pada TMJ problem in complete denture construction, for mandibular

    movement are painf

    ul, surgery may be indicated.

    Pasien lansia mungkin menderita osteoarthritis atau arthritis rematoid. Masing-

    masing keadaan tersebut dapat mencapai tingkatan lanjut sehingga pasien merasa sangat

    sulit atau bahkan sama sekali tidak bisa pergi ke dokter gigi. Bila salah satu dari keadaan ini

    mengenai tangan, menjadi lebih sulit bagi pasien untuk membersihkan gigi tiruannya dengan

    baik

    3. Cardiovascular diseases

    Konsultasi dengan patient cardiologist diindikasikan. Denture procedure of any

    nature may be contraindicated. Short appointment with premedication may be required.

    4. Diseases of the skin

    Dermatologic diseases, ex: pemphigus sering menimbulkan manifestasi oral. Dan itu

    sangat sakit. Harus diberikan perawatan medical. Penggunaan denture adalah kontraindikasi.

    5. Neurologic disorder

    Bells palsy n Parkinson disease, harus dirawat terlebih dahulu. Denture retention,

    maxilomandibular relation records n supporting the musculature are some of the added

    denture problem. Parkinson, seperti halnya tremor yang lain, yang cenderung terjadi pada

    orang lansia, memberikan pengaruh buruk pada pengendalian yang tepat dari mandibula,

    sehingga lebih sulit untuk mendapatkan pencatatan hubungan antar rahang secara akurat.

    Penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan, sehingga

    mengakibatkan penetesan saliva(ngiler), yang sangat mengganggu bagi pasien.

  • 6. Oral malignancies

    Eradication of the lesion by surgery or by radiation therapy is the primary important

    factor. The radiation therapist should be consulted n no denture should be constructed

    unless approved by him,

    - Prognosis unfavorable denture may be constructed to bolster the patient morale

    - Prognosis favorable but the tissue still have a bronze color n lack tonus denture

    should delayed

    - When denture is constructed tissue should be watched carefully

    7. Menopause

    The glandular functional changes that occur have varying effects on different

    individuals. bone change, generalized osteoporosis.

    Hot flashes, burning palate. Burning tongue, n tendency to gag, inability to adjust, vague

    area of pain adalah simptomp2 pada pasien menopause. Dibantu dengan medikasi

    (transquilizers) dan psychiatric.

    8. Angina

    Angina dapat menyebabkan nyeri yang dirasakan di sekitar rahang bawah sebelah

    kiri atau bahkan sisi kiri palatum. Biasanya ini terjadi dalam kaitannya dengan nyeri dada dan

    awalnya umumnya berkaitan dengan kegiatan fisik.

    9. Gagal Jantung Kongestif, Bronkitis Kronis, dan Emfisema

    Pasien lansia dengan keadaan-keadaan ini cenderung sesak nafas bila kursi gigi

    dimiringkan ke posisi berbaring.

    10. Kerusakan Serebrovaskular

    Terjadinya stroke dapat menyebabkan kelumpuhan unilateral dari otot-otot wajah,

    sehingga lebih menyulitkan bagi pasien untuk mengendalikan gigi tiruannya, khususnya gigi

    tiruan bawah. Pasien dapat pula mengalami kesulitan dalam mengangkat makanan yang

    terselip di sulkus bukalis. Bicara dapat terpengaruh, hingga menyulitkan pasien dalam

    berkomunikasi dengan dokter gigi.

    11. Gangguan Ntrisi

    Kekurangan vitamin B kompleks, asam folat, dan zat besi lazim pada lansia.

    Gangguan ini dapat menyebabkan patologi mukosa serta penyebaran rasa panas yang tidak

    enak.

    c. Faktor Lokal (Kondisi Ideal Anatomi)

  • 1. Ridge harus lebar atau luas, tanpa adanya undercut dan keabnormalan tulang

    2. Terdapat cuspid eminence dan alveolar tubercle; palatum luas dengan kedalaman

    yang sama pada lengkung rahang atas

    3. Buccal shelf luas dan retromolar pad kuat pada lengkung rahang bawah

    4. Terdapat vestibular fornix, tanpa adanya perlekatan otot

    5. Perlekatan frenum pada maksila tinggi, sedangkan pada mandibula rendah

    6. Terdapat sulkus lingual yang berkembang dengan baik

    7. Bentuk lateral tenggorokan sesuai dengan perluasan sampai ruang retromylohyoid

    8. Terdapat mukosa yang kuat yang menutupi seluruh daerah yang berbatasan dengan

    gigi tiruan

    9. Membran mukosa pada vestibular fornix dan dasar mulut dapat bergerak bebas

    sehingga dapat meningkatkan denture seal

    10. A gradually sloping palate with a passive reflection at the junction of the hard and

    soft palate

    11. Ukuran, posisi dan fungsi lidah dalam batas normal

    12. Relasi antara maksila dan mandibula dalam keadaan normal

    13. Koordinasi dan tonus otot dalam keadaan baik pada pergerakan mandibula

    14. Terdapat ruang inter-ridge yang adekuat untuk penempatan gigi yang baik

    15. Viskositas dan kuantitas saliva sesuai / cocok

    16. Pada jaringan keras dan jaringan lunak tidak terdapat tanda-tanda kelainan patologis

    d. Riwayat Pemakaian Gigi Tiruan

    Pentingnya pengalaman pemakain gigi tiruan yang lama dapat dilihat dari 2 keadaan

    yang biasa tetapi sangat berlawanan.

    Ada pasien yang menginginkan gigi tiruan baru untuk menggantikan gigi tiruan yang

    telah lama dipakai bertahun-tahun. Sering kali terlihat gigi tiruannya longgar, dan oklusi tidak

    seimbang, tetapi pasien masih dapat menerima, kekurangan dari gigi tiruan yang telah lama

    meningkat. Tingkat adaptasi pada gigi tiruan ini membahayakan karena mempercepat

    resorpsi tulang di bawahnya dan menimbulkan perubahan patologis pada mukosa. Contoh

    kelompok stoicisme, yaitu kelompok yang tidak mempedulikan keadaan yang enak atau rasa

    sakit.

    Kelompok kedua terdiri atas pasien yang telah mempunyai beberapa pasang gigi

    tiruan dalam waktu singkat.

  • Bila pasien beberapa kali menerima perawatan yang salah dan dikatakan kesalahan

    terletak pada diri pasien, kepercayaan terhadap perawatan prostodontik akan hilang dengan

    cepat dan akan terbentuk hambatan mental terhadap gigi tiruan.

    PERTIMBANGAN FISIOLOGIS DASAR GTP

    Penuaan

    - Proses penuaan mempengaruhi pembuatan GTP, terutama pada pasien yang sudah

    tua.

    - Kemampuan untuk mengontrol kontraksi otot seperti m. Masseter dan m. Pterygoid

    medial berkurang sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam mengontrol

    gigi tiruan (penurunan di area crossectional dan pengurangan ketebalan dari otot

    terutama pada orang yang edontulous)

    - Semakin usia bertambah maka kekuatan jaringan pendukung gigi berkurang:

    epitelium menjadi tipis, jaringan ikat menjadi lebih kenyal dan kemampuan

    penyembuhan mukosa juga berkurang.

    - Kerentanan terhadap berbagai penyakit meningkat seiring pertambahan usia:

    Congestive heart diseases, chronic bronchitis, dan emphysema. Orang yang

    sudah tua bisa sesak napas jika diposisikan telentang pada dental chair

    Cerebrovascular-accident: pada orang yang stroke bisa menyebabkan paralisis

    pada otot-otot wajah sehingga sulit mengontrol denure, terutama pada regio

    rahang bawah. Pasien mungkin juga kesulitan membersihkan sisa-sisa makanan

    pada sulkus bukal serta menurunnya fungsi bicara.

    Sistem imun

    - Limfosit pada sistem sirkulasi mengalami penurunan siring dengan bertambahnya

    usia.

    - Sedangkan autoimun antibodi meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia.

    Metabolisme kalsium dan fosfor

    Berhubungan dengan tulang alveolar: tulang alveolar yang ada mempengaruhi

    keberhasilan penggunaan GTP

    Nutrisi

    Kekurangan nutrisi dpat menyebabkan menurunnya kondisi mental dan fisik . Faktor-

    faktor yang mempengaruhi nutrisi seseorang:

    Kualitas dan kuantitas makanan

  • Proses makan yang tergantung mastikasi dan penelanan makanan

    Mastikasi

    Mastikasi dan penelanan dipengaruhi oleh

    Denture yang tidak menimbulkan rasa sakit

    Jumlah saliva, sensasi rasa dan penciuman

    Koordinasi neuromuskular yang adekuat

    Saliva dan dry mouth

    Fungsi saliva antara lain:

    - Membantu retensi denture, melindungi dan mencegah pergerakan denture

    - Membersihkan debris

    - Antibakteri, antifungi, antiviral

    - Membantu perasa

    - Lubrication

    - Meindungi iritasi digesti

    Kalkulus

    Jika pada pasien ditemukan banyak kalkulusnya maka perlu instruksi khusus untuk

    rajin membersihkan denturenya

    Perasa

    - Taste bud: Pada papilla fungiformis dan sirkumvalata dan papilla folat pada aspek

    postero-lateral dan palatum lunak uvula, epiglotis, bibir serta pipi tidak ditutup oleh denture

    - Semakin usia bertambah, sensasi perasa juga mengalami penurunan

    - Pada pemakaian denture:

    Mempengaruhi apresiasi terhadap tekstur makanan yang dapat

    mempengaruhi rasa

    Memrlukan adaptasi untuk memindahkan makan ke bagian yang sensitif

    terhadap rasa

    PERUBAHAN PADA PASIEN LANJUT USIA

    a. Perubahan fisiologis

    Proses penuaan dijabarkan sebagai gabungan dari fenomena fisiologis normal dan

    degenatif patologis. Perubahan fisiologis yang dapat diprediksi :

    1) Regresi fungsi tubuh dimulai pada usia 25-30 th sampai seterusnya

  • 2) Penurunan metabolism selular sehingga kemampuan sel untuk bertumbuh dan

    reparasi akan menurun

    3) Laju mitosis sel menurun sehingga pada usia 65 tha terjadi deplesi selular mendekati

    30%

    4) Kemunduran pertumbuhan tulang

    5) Resorpsi merata pada maksila dan mandibula

    6) Perubahan Mental

    Perubahan mental bisa terjadi karena :

    1) Perubahan dalam kemampuan fisik, penampilan dan peranan dalam keluarga

    serta masyarakat bisa menimbulkan stress pada pasien lanjut usia

    2) Perubahan pada indera tertentu dalam sistem syaraf sehingga terjadi penurunan

    kemampuan untuk menyimpan informasi.

    b. Perubahan sistemik dan degradasi

    1) Sistem saraf

    Kecepatan transmisi rangsang sepanjang serabut saraf menurun

    20% neuron tubuh hilang pada usia 70 th

    Penurunan sensor taktik, sensitivitas persepsi dan peningkatan ambang rasa

    sakit

    Lansia tetap sigap dan terus mempunyai penilaian yang kuat, tetapi terjadi

    sedikit penurunan dalam kecerdasan mentalnya.

    Dengan bertambahnya usia, secara progresif terjadi kehilangan neuron dan

    sinapsis dalam korteks serebri. Akibatnya, terjadilah kelambanan dalam

    fasilitas pemrosesan pusat dengan akibat perpanjangan waktu reaksi serta

    respons terhadap stimulus sensoris.

    Didalam sistem sensoris, umur menyebabkan kemunduran dalam indera

    perasa, dan khususnya penciuman.

    Berkenaan dengan sistem motorik, ada kecenderungan akan terganggunya

    keseimbangan serta sedikit tremor postural, keduanya menunjukkan

    gangguan pada fungsi serebelum dan fungsi sistem ekstrapiramida

    2) Sistem otot

    Pergantian serat-serat kontraktil otot-otot oleh jaringan ikat kolagen

    sehingga terjadi kemunduran kekuatan, stamina, kelenturan dan tonus otot

  • Perubahan pada saraf menyebabkan kekenyalan otot, kaku dan tak

    terkendali

    3) Sistem peredaran darah

    Penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah dan degenerasi lemak

    serat-serat otot jantung menyebabkan penurunan suplai darah yang

    mengandung oksigen

    4) Sistem pernafasan

    Kapasitas menghirup maksimum berkurang karena melemahnya otot dinding

    dada dan diafragma

    Kemampuan pertukaran O2 dan CO2 berkurang

    5) Sistem tubuh lain

    Kapasitas ekskresi ginjal berkurang 50%

    Penurunan sekresi asam dan enzim

    Dinding usus menjadi kurang permeable terhadap nutrisi sehingga

    berkurangnya pencernaam makanan dan absorbs molekuler

    c. Pengaruh Nutrisi

    1) Manula memiliki kecenderungan konsumsi karbohidrat daripada protein

    2) Penurunan sensasi pengecap dan pembau dikaitkan dengan kehilangan selera

    3) Perubahan pada usus besar menurunkan kemampuan pencernaan dan absorbs

    makanan

    4) Kekurangan protein, karena protein perlu untuk mempertahankan dan memperbaiki

    jaringan lunak dan jaringan keras. Nitrogen dan asam amino pada protein diperlukan

    untuk sintesis hormone, enzim, plasma protein dan hemoglobin.

    5) Efek kekurangan protein pada rongga mulut :

    Degenerasi jaringan ikat gingival

    Degenerasi membrane periodontal dan mukosa pendukung basis gigi tiruan

    Percepatan kemunduran tulang alveolar dan ridge

    d. Perubahan anatomi rongga mulut

    1. Mukosa oral

    Mukosa yang halus, kering dan tipis disertai kehilangan elastisitas dan stipling

    Tidak ada lapisan keratin sehingga lebih mudah cedera bila terkena iritasi

    Jaringan ikat lebih sukar menutup bila terjadi luka

    2. Gigi

  • Diskolorisasi gigi dan kehilangan enamel karena atrisi, abrasi dan erosi

    Dentin yang terekspos karena tekanan mastikasi, karies dan trauma

    Usia bertambah terjadi penurunan sensitivitas terhadap perubahan suhu,

    tekanan osmotic dan nyeri

    Penurunan ketebalan sementum dan dimensi pulpa

    Oh menurun sehingga penumpukan plak meningkatkan risiko karies

    3. Periodontium

    Resesi ginggiva dan kehilangan ligament periodontal serta tulang alveolar

    Osteoporosis yang parah menurunkan mineral pada tulang rahang sehingga

    terjadi kehilangan gigi

    DM juga menyebabkan penyakit periodontal

    4. Kelenjar saliva

    Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa sekresi saliva berkurang dengan

    bertambahnya umur.

    Tetapi seperti akan tampak nanti, terapi obat berpengaruh buruk pada saliva

    normal

    Bila produksi saliva menurun menyebabkan karies, infeksi mukosa oral,

    gangguan sensori, penurunan intake nutrisi,, kesulitan mengunyah,

    menelan, dan retensi protesa.

    5. Rasa dan bau

    Beberapa pasien mengeluhkan rasa dan bau makanan yang berkurang

    Medikasi kemoterapi, trauma, radioterapi, dan bedah neurologi bisa

    menyebabkan perubahan sensasi rasa yang sementara maupun permanen

    6. Mastikasi dan menelan

    Perubahan kemampuan mastikasi bisa mempengaruhi keadaan pasien

    manula dengan edentulous penuh atau sebagian, mobilitas gigi karena

    penyakit periodontal, nyeri, dan penurunan sekresi saliva

    Penyakit serebrovaskuler dan syaraf (Parkinson dan Alzheimer), kanker

    kepala dan leher, dan terapi pada kelainan sistemik (arthritis dan DM) bisa

    menyebabkan penurunan sekresi saliva dan menyulitkan proses menelan.

  • 7. Orofacial pain

    Sensasi nyeri pada pasien tua berhubungan dengan penurunan kemampuan

    fungsional komponen neurofisiologis. Paling sering terjadi pada gigi dan jaringan

    periodontal.

    GAMBARAN RADIOLOGI RAHANG EDENTULOUS

    1. Edentulous Maksila

    Periksa hubungan antara tepi tulang dan jaringan

    Ketebalam mukosa diatas tulang penting untuk stabilisai denture

    Masalah terjadi bila mukosa terlalu tipis

    Mukosa yang tebal atau attached gingival bisa memberikan basis denture

    yang stabil

    2. Edentulous Mandibula

    Resorpsi mandibula yang minimal diketahui dengan cara melihat ketinggian

    alveolar

    Periksa posisi foramen mentale

  • DAFTAR PUSTAKA

    AO Rahn, CM Heartwell. Textbook of Complete Dentures. 5th ed, 1993. Lea & Febiger Pub, London.

    Basker, R.M, et al. 1996. PERAWATAN PROSTODONTIK BAGI PASIEN TAK BERGIGI Edisi III. Jakarta: EGC.

    Geering, A. H., et al. 1993. COMPLETE DENTURE and OVERDENTURE PROSTHETICS. New York: Thieme Medical Publishers

    Grant AA; Heath JR; McCord JF. Complete Prosthodontics: Problems, Diagnosis and Management. 1994. Wolfe.

    Harty, F.J, R.Ogston.1993.Kamus Kedokteran Gigi.Jakarta:EGC.

    Nallaswamy, Deepak.2003. Textbook of Prosthodontic. New Delhi : Jaypee Brother Medical Publisher Ltd.

    Neville BW, Damn DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral & Maxillofacial Pathology. 3nd ed. 2009. Philadelphia: WB Saunders

    Muraoka H. A Colour Atlas of Complete Denture Fabrication: A Clinical Techniques Using Interim Dentures. 1989. Quintessence. M.Watt, David dan Mc Gregor, A.Roi. 1992. Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap. Jakarta :

    Hiprokrates

    Tarigan, Slamat. 2005. Pasien Prostodonsia Lanjut Usia: Beberapa Pertimbangan Dalam

    Perawatan. Universitas Sumatera Utara: FKG.

    e. Mental attidue

    House mengklasifikasikan pasien : philosophical (well motivated), exacting (distributed),

    indifferent (frustrated), hysterical (anxious)

    5. Philosophical

    The best mental attitude, these patient are rational, sensible, calm n composed in

    difficult situation, motivasinya generalized, as they desire denture for the maintenance the

    health n appearance n feel that having teeth replace is normal, acceptable prosedur.

    Overcome conflict n organize their time n habbit in orderly manner, they eliminate

    frustrations n learn to adjust rapidly

    6. Exacting patient

  • Have all of the good attributes of the philosophical patient,, meskipun pasien ini

    membutuhkan extreme care, effort n patience dari dokter gigi.

    Methodical precise n accurate n make severe demands. They like each step in the procedure

    explained detail,, jika pasiennya pinter dan dapat mengerti maka akan dapat menjadi pasien

    yang paling baik.. jika tidak maka akan membutuhkan extra hour spent, prior to treatment,

    sampai dia mengerti.

    7. Indifferent patient

    Present questionable or unfavorable prognosis.. evidence little if any concern,,

    apathetic n uninterested n lack motivation,

    Pay no attention to instruction, will not cooperate, n are prone to blame the dentist fot poor

    dental health (many young patient at this type)

    Education program dental treatment is recommended treatment before denture construction.

    Jika interest ga bisa distimulasi maka ditolak saja pasien ini.. sapa tau drg lain bisa

    8. Hysterical patient

    Emosional, ga stabil, excitable, excessively apprehensive n hypertensive..

    prognosisnya seringnya unfavotable dan membutuhkan additional professional (psychiatric)

    sebelum perawatan.

    f. Sistemik status

    No prosthodontic procedure should be planned until the systemic status of the patient is

    evaluated

    12. Debilitating diseases

    Ex: diabetes, tuberculosis, blood dyscrasias must be under medical control.

    Require extra instruction in oral hygiene, eating habits, and tissue rest. Diabetes

    biasa terjadi pada lansia. Penyakit ini cenderung menyebabkan infeksi di dalam mulut oleh

    Candida albicans, merupakan penyebab mulut serasa terbakar dan dapat berakhir dengan

    kekeringan yang mengganggu. Consult the physician n determine the health status before

    denture construction. Krn supporting bone may be affected by the disease frequent recall

    appointments should be arranged to keep the denture bases adapted n the occlusion

    corrected

    13. Diseases of the joint

    Ex: osteoarthritis present a different problem.

  • Sering pada terminal joints of the finger difficult for the patient to insert n clean

    denture. Jarang pada TMJ problem in complete denture construction, for mandibular

    movement are painf

    ul, surgery may be indicated.

    Pasien lansia mungkin menderita osteoarthritis atau arthritis rematoid. Masing-

    masing keadaan tersebut dapat mencapai tingkatan lanjut sehingga pasien merasa sangat

    sulit atau bahkan sama sekali tidak bisa pergi ke dokter gigi. Bila salah satu dari keadaan ini

    mengenai tangan, menjadi lebih sulit bagi pasien untuk membersihkan gigi tiruannya dengan

    baik

    14. Cardiovascular diseases

    Konsultasi dengan patient cardiologist diindikasikan. Denture procedure of any

    nature may be contraindicated. Short appointment with premedication may be required.

    15. Diseases of the skin

    Dermatologic diseases, ex: pemphigus sering menimbulkan manifestasi oral. Dan itu

    sangat sakit. Harus diberikan perawatan medical. Penggunaan denture adalah kontraindikasi.

    16. Neurologic disorder

    Bells palsy n Parkinson disease, harus dirawat terlebih dahulu. Denture retention,

    maxilomandibular relation records n supporting the musculature are some of the added

    denture problem. Parkinson, seperti halnya tremor yang lain, yang cenderung terjadi pada

    orang lansia, memberikan pengaruh buruk pada pengendalian yang tepat dari mandibula,

    sehingga lebih sulit untuk mendapatkan pencatatan hubungan antar rahang secara akurat.

    Penyakit Parkinson juga dapat menyebabkan kesulitan dalam menelan, sehingga

    mengakibatkan penetesan saliva(ngiler), yang sangat mengganggu bagi pasien.

    17. Oral malignancies

    Eradication of the lesion by surgery or by radiation therapy is the primary important

    factor. The radiation therapist should be consulted n no denture should be constructed

    unless approved by him,

    - Prognosis unfavorable denture may be constructed to bolster the patient morale

    - Prognosis favorable but the tissue still have a bronze color n lack tonus denture

    should delayed

    - When denture is constructed tissue should be watched carefully

  • 18. Menopause

    The glandular functional changes that occur have varying effects on different

    individuals. bone change, generalized osteoporosis.

    Hot flashes, burning palate. Burning tongue, n tendency to gag, inability to adjust, vague

    area of pain adalah simptomp2 pada pasien menopause. Dibantu dengan medikasi

    (transquilizers) dan psychiatric.

    19. Angina

    Angina dapat menyebabkan nyeri yang dirasakan di sekitar rahang bawah sebelah

    kiri atau bahkan sisi kiri palatum. Biasanya ini terjadi dalam kaitannya dengan nyeri dada dan

    awalnya umumnya berkaitan dengan kegiatan fisik.

    20. Gagal Jantung Kongestif, Bronkitis Kronis, dan Emfisema

    Pasien lansia dengan keadaan-keadaan ini cenderung sesak nafas bila kursi gigi

    dimiringkan ke posisi berbaring.

    21. Kerusakan Serebrovaskular

    Terjadinya stroke dapat menyebabkan kelumpuhan unilateral dari otot-otot wajah,

    sehingga lebih menyulitkan bagi pasien untuk mengendalikan gigi tiruannya, khususnya gigi

    tiruan bawah. Pasien dapat pula mengalami kesulitan dalam mengangkat makanan yang

    terselip di sulkus bukalis. Bicara dapat terpengaruh, hingga menyulitkan pasien dalam

    berkomunikasi dengan dokter gigi.

    22. Gangguan Ntrisi

    Kekurangan vitamin B kompleks, asam folat, dan zat besi lazim pada lansia.

    Gangguan ini dapat menyebabkan patologi mukosa serta penyebaran rasa panas yang tidak

    enak.

    g. Faktor Lokal (Kondisi Ideal Anatomi)

    17. Ridge harus lebar atau luas, tanpa adanya undercut dan keabnormalan tulang

    18. Terdapat cuspid eminence dan alveolar tubercle; palatum luas dengan kedalaman

    yang sama pada lengkung rahang atas

    19. Buccal shelf luas dan retromolar pad kuat pada lengkung rahang bawah

    20. Terdapat vestibular fornix, tanpa adanya perlekatan otot

    21. Perlekatan frenum pada maksila tinggi, sedangkan pada mandibula rendah

    22. Terdapat sulkus lingual yang berkembang dengan baik

    23. Bentuk lateral tenggorokan sesuai dengan perluasan sampai ruang retromylohyoid

  • 24. Terdapat mukosa yang kuat yang menutupi seluruh daerah yang berbatasan dengan

    gigi tiruan

    25. Membran mukosa pada vestibular fornix dan dasar mulut dapat bergerak bebas

    sehingga dapat meningkatkan denture seal

    26. A gradually sloping palate with a passive reflection at the junction of the hard and

    soft palate

    27. Ukuran, posisi dan fungsi lidah dalam batas normal

    28. Relasi antara maksila dan mandibula dalam keadaan normal

    29. Koordinasi dan tonus otot dalam keadaan baik pada pergerakan mandibula

    30. Terdapat ruang inter-ridge yang adekuat untuk penempatan gigi yang baik

    31. Viskositas dan kuantitas saliva sesuai / cocok

    32. Pada jaringan keras dan jaringan lunak tidak terdapat tanda-tanda kelainan patologis

    h. Riwayat Pemakaian Gigi Tiruan

    Pentingnya pengalaman pemakain gigi tiruan yang lama dapat dilihat dari 2 keadaan

    yang biasa tetapi sangat berlawanan.

    Ada pasien yang menginginkan gigi tiruan baru untuk menggantikan gigi tiruan yang

    telah lama dipakai bertahun-tahun. Sering kali terlihat gigi tiruannya longgar, dan oklusi tidak

    seimbang, tetapi pasien masih dapat menerima, kekurangan dari gigi tiruan yang telah lama

    meningkat. Tingkat adaptasi pada gigi tiruan ini membahayakan karena mempercepat

    resorpsi tulang di bawahnya dan menimbulkan perubahan patologis pada mukosa. Contoh

    kelompok stoicisme, yaitu kelompok yang tidak mempedulikan keadaan yang enak atau rasa

    sakit.

    Kelompok kedua terdiri atas pasien yang telah mempunyai beberapa pasang gigi

    tiruan dalam waktu singkat.

    Bila pasien beberapa kali menerima perawatan yang salah dan dikatakan kesalahan

    terletak pada diri pasien, kepercayaan terhadap perawatan prostodontik akan hilang dengan

    cepat dan akan terbentuk hambatan mental terhadap gigi tiruan.

    PERTIMBANGAN FISIOLOGIS DASAR GTP

    Penuaan

    - Proses penuaan mempengaruhi pembuatan GTP, terutama pada pasien yang sudah

    tua.

  • - Kemampuan untuk mengontrol kontraksi otot seperti m. Masseter dan m. Pterygoid

    medial berkurang sehingga memerlukan waktu yang lebih lama dalam mengontrol

    gigi tiruan (penurunan di area crossectional dan pengurangan ketebalan dari otot

    terutama pada orang yang edontulous)

    - Semakin usia bertambah maka kekuatan jaringan pendukung gigi berkurang:

    epitelium menjadi tipis, jaringan ikat menjadi lebih kenyal dan kemampuan

    penyembuhan mukosa juga berkurang.

    - Kerentanan terhadap berbagai penyakit meningkat seiring pertambahan usia:

    Congestive heart diseases, chronic bronchitis, dan emphysema. Orang yang

    sudah tua bisa sesak napas jika diposisikan telentang pada dental chair

    Cerebrovascular-accident: pada orang yang stroke bisa menyebabkan paralisis

    pada otot-otot wajah sehingga sulit mengontrol denure, terutama pada regio

    rahang bawah. Pasien mungkin juga kesulitan membersihkan sisa-sisa makanan

    pada sulkus bukal serta menurunnya fungsi bicara.

    Sistem imun

    - Limfosit pada sistem sirkulasi mengalami penurunan siring dengan bertambahnya

    usia.

    - Sedangkan autoimun antibodi meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia.

    Metabolisme kalsium dan fosfor

    Berhubungan dengan tulang alveolar: tulang alveolar yang ada mempengaruhi

    keberhasilan penggunaan GTP

    Nutrisi

    Kekurangan nutrisi dpat menyebabkan menurunnya kondisi mental dan fisik . Faktor-

    faktor yang mempengaruhi nutrisi seseorang:

    Kualitas dan kuantitas makanan

    Proses makan yang tergantung mastikasi dan penelanan makanan

    Mastikasi

    Mastikasi dan penelanan dipengaruhi oleh

    Denture yang tidak menimbulkan rasa sakit

    Jumlah saliva, sensasi rasa dan penciuman

    Koordinasi neuromuskular yang adekuat

    Saliva dan dry mouth

    Fungsi saliva antara lain:

  • - Membantu retensi denture, melindungi dan mencegah pergerakan denture

    - Membersihkan debris

    - Antibakteri, antifungi, antiviral

    - Membantu perasa

    - Lubrication

    - Meindungi iritasi digesti

    Kalkulus

    Jika pada pasien ditemukan banyak kalkulusnya maka perlu instruksi khusus untuk

    rajin membersihkan denturenya

    Perasa

    - Taste bud: Pada papilla fungiformis dan sirkumvalata dan papilla folat pada aspek

    postero-lateral dan palatum lunak uvula, epiglotis, bibir serta pipi tidak ditutup oleh denture

    - Semakin usia bertambah, sensasi perasa juga mengalami penurunan

    - Pada pemakaian denture:

    Mempengaruhi apresiasi terhadap tekstur makanan yang dapat

    mempengaruhi rasa

    Memrlukan adaptasi untuk memindahkan makan ke bagian yang sensitif

    terhadap rasa

    PERUBAHAN PADA PASIEN LANJUT USIA

    e. Perubahan fisiologis

    Proses penuaan dijabarkan sebagai gabungan dari fenomena fisiologis normal dan

    degenatif patologis. Perubahan fisiologis yang dapat diprediksi :

    7) Regresi fungsi tubuh dimulai pada usia 25-30 th sampai seterusnya

    8) Penurunan metabolism selular sehingga kemampuan sel untuk bertumbuh dan

    reparasi akan menurun

    9) Laju mitosis sel menurun sehingga pada usia 65 tha terjadi deplesi selular mendekati

    30%

    10) Kemunduran pertumbuhan tulang

    11) Resorpsi merata pada maksila dan mandibula

    12) Perubahan Mental

    Perubahan mental bisa terjadi karena :

  • 3) Perubahan dalam kemampuan fisik, penampilan dan peranan dalam keluarga

    serta masyarakat bisa menimbulkan stress pada pasien lanjut usia

    4) Perubahan pada indera tertentu dalam sistem syaraf sehingga terjadi penurunan

    kemampuan untuk menyimpan informasi.

    f. Perubahan sistemik dan degradasi

    6) Sistem saraf

    Kecepatan transmisi rangsang sepanjang serabut saraf menurun

    20% neuron tubuh hilang pada usia 70 th

    Penurunan sensor taktik, sensitivitas persepsi dan peningkatan ambang rasa

    sakit

    Lansia tetap sigap dan terus mempunyai penilaian yang kuat, tetapi terjadi

    sedikit penurunan dalam kecerdasan mentalnya.

    Dengan bertambahnya usia, secara progresif terjadi kehilangan neuron dan

    sinapsis dalam korteks serebri. Akibatnya, terjadilah kelambanan dalam

    fasilitas pemrosesan pusat dengan akibat perpanjangan waktu reaksi serta

    respons terhadap stimulus sensoris.

    Didalam sistem sensoris, umur menyebabkan kemunduran dalam indera

    perasa, dan khususnya penciuman.

    Berkenaan dengan sistem motorik, ada kecenderungan akan terganggunya

    keseimbangan serta sedikit tremor postural, keduanya menunjukkan

    gangguan pada fungsi serebelum dan fungsi sistem ekstrapiramida

    7) Sistem otot

    Pergantian serat-serat kontraktil otot-otot oleh jaringan ikat kolagen

    sehingga terjadi kemunduran kekuatan, stamina, kelenturan dan tonus otot

    Perubahan pada saraf menyebabkan kekenyalan otot, kaku dan tak

    terkendali

    8) Sistem peredaran darah

    Penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah dan degenerasi lemak

    serat-serat otot jantung menyebabkan penurunan suplai darah yang

    mengandung oksigen

    9) Sistem pernafasan

    Kapasitas menghirup maksimum berkurang karena melemahnya otot dinding

    dada dan diafragma

  • Kemampuan pertukaran O2 dan CO2 berkurang

    10) Sistem tubuh lain

    Kapasitas ekskresi ginjal berkurang 50%

    Penurunan sekresi asam dan enzim

    Dinding usus menjadi kurang permeable terhadap nutrisi sehingga

    berkurangnya pencernaam makanan dan absorbs molekuler

    g. Pengaruh Nutrisi

    6) Manula memiliki kecenderungan konsumsi karbohidrat daripada protein

    7) Penurunan sensasi pengecap dan pembau dikaitkan dengan kehilangan selera

    8) Perubahan pada usus besar menurunkan kemampuan pencernaan dan absorbs

    makanan

    9) Kekurangan protein, karena protein perlu untuk mempertahankan dan memperbaiki

    jaringan lunak dan jaringan keras. Nitrogen dan asam amino pada protein diperlukan

    untuk sintesis hormone, enzim, plasma protein dan hemoglobin.

    10) Efek kekurangan protein pada rongga mulut :

    Degenerasi jaringan ikat gingival

    Degenerasi membrane periodontal dan mukosa pendukung basis gigi tiruan

    Percepatan kemunduran tulang alveolar dan ridge

    h. Perubahan anatomi rongga mulut

    8. Mukosa oral

    Mukosa yang halus, kering dan tipis disertai kehilangan elastisitas dan stipling

    Tidak ada lapisan keratin sehingga lebih mudah cedera bila terkena iritasi

    Jaringan ikat lebih sukar menutup bila terjadi luka

    9. Gigi

    Diskolorisasi gigi dan kehilangan enamel karena atrisi, abrasi dan erosi

    Dentin yang terekspos karena tekanan mastikasi, karies dan trauma

    Usia bertambah terjadi penurunan sensitivitas terhadap perubahan suhu,

    tekanan osmotic dan nyeri

    Penurunan ketebalan sementum dan dimensi pulpa

    Oh menurun sehingga penumpukan plak meningkatkan risiko karies

    10. Periodontium

    Resesi ginggiva dan kehilangan ligament periodontal serta tulang alveolar

  • Osteoporosis yang parah menurunkan mineral pada tulang rahang sehingga

    terjadi kehilangan gigi

    DM juga menyebabkan penyakit periodontal

    11. Kelenjar saliva

    Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa sekresi saliva berkurang dengan

    bertambahnya umur.

    Tetapi seperti akan tampak nanti, terapi obat berpengaruh buruk pada saliva

    normal

    Bila produksi saliva menurun menyebabkan karies, infeksi mukosa oral,

    gangguan sensori, penurunan intake nutrisi,, kesulitan mengunyah,

    menelan, dan retensi protesa.

    12. Rasa dan bau

    Beberapa pasien mengeluhkan rasa dan bau makanan yang berkurang

    Medikasi kemoterapi, trauma, radioterapi, dan bedah neurologi bisa

    menyebabkan perubahan sensasi rasa yang sementara maupun permanen

    13. Mastikasi dan menelan

    Perubahan kemampuan mastikasi bisa mempengaruhi keadaan pasien

    manula dengan edentulous penuh atau sebagian, mobilitas gigi karena

    penyakit periodontal, nyeri, dan penurunan sekresi saliva

    Penyakit serebrovaskuler dan syaraf (Parkinson dan Alzheimer), kanker

    kepala dan leher, dan terapi pada kelainan sistemik (arthritis dan DM) bisa

    menyebabkan penurunan sekresi saliva dan menyulitkan proses menelan.

    14. Orofacial pain

    Sensasi nyeri pada pasien tua berhubungan dengan penurunan kemampuan

    fungsional komponen neurofisiologis. Paling sering terjadi pada gigi dan jaringan

    periodontal.

    GAMBARAN RADIOLOGI RAHANG EDENTULOUS

    3. Edentulous Maksila

    Periksa hubungan antara tepi tulang dan jaringan

  • Ketebalam mukosa diatas tulang penting untuk stabilisai denture

    Masalah terjadi bila mukosa terlalu tipis

    Mukosa yang tebal atau attached gingival bisa memberikan basis denture

    yang stabil

    4. Edentulous Mandibula

    Resorpsi mandibula yang minimal diketahui dengan cara melihat ketinggian

    alveolar

    Periksa posisi foramen mentale

    DAFTAR PUSTAKA

    AO Rahn, CM Heartwell. Textbook of Complete Dentures. 5th ed, 1993. Lea & Febiger Pub, London.

    Basker, R.M, et al. 1996. PERAWATAN PROSTODONTIK BAGI PASIEN TAK BERGIGI Edisi III. Jakarta: EGC.

    Geering, A. H., et al. 1993. COMPLETE DENTURE and OVERDENTURE PROSTHETICS. New York: Thieme Medical Publishers

  • Grant AA; Heath JR; McCord JF. Complete Prosthodontics: Problems, Diagnosis and Management. 1994. Wolfe. Harty, F.J, R.Ogston.1993.Kamus Kedokteran Gigi.Jakarta:EGC.

    Nallaswamy, Deepak.2003. Textbook of Prosthodontic. New Delhi : Jaypee Brother Medical Publisher Ltd.

    Neville BW, Damn DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral & Maxillofacial Pathology. 3nd ed. 2009.

    Philadelphia: WB Saunders

    Muraoka H. A Colour Atlas of Complete Denture Fabrication: A Clinical Techniques Using Interim Dentures. 1989. Quintessence.

    M.Watt, David dan Mc Gregor, A.Roi. 1992. Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap. Jakarta : Hiprokrates

    Tarigan, Slamat. 2005. Pasien Prostodonsia Lanjut Usia: Beberapa Pertimbangan Dalam Perawatan. Universitas Sumatera Utara: FKG.