makalah gangguan jiwa remaja

38
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ANAK DAN REMAJA Gangguan jiwa pada anak-anak merupakan hal yang banyak terjadi, yang umumnya tidak terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat. Masalah kesehatan jiwa terjadi pada 15% sampai 22% anak-anak dan remaja, namun yang mendapatkan pengobatan jumlahnya kurang dari 20% (Keys, 1998). Gangguan hiperaktivitas-defisit perhatian (ADHD/ Attention Deficit- Hyperactivity Disorder) adalah gangguan kesehatan jiwa yang paling banyak terjadi pada anak-anak, dimana insidensinya diperkirakan antara 6% sampai 9%. Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah perilaku yang tidak sesuai dengan tingkat usianya, menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya, yang mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi adaptasi (Townsend, 1999). Dasar untuk memahami gangguan yang terjadi pada bayi, anak- anak, dan remaja adalah dengan menggunakan teori perkembangan. Penyimpangan dari norma-norma perkembangan merupakan tanda bahaya penting adanya suatu masalah. Gangguan spesifik dengan awitan pada masa kanak-kanak meliputi retardasi mental, gangguan perkembangan, gangguan eliminasi, gangguan perilaku destruktif, dan gangguan ansietas. Gangguan yang terjadi pada anak-anak dan juga terjadi pada masa dewasa adalah gangguan mood dan gangguan psikotik. Gejala-gejala gangguan jiwa pada anak-anak atau remaja berbeda dengan orang dewasa yang mengalami gangguan serupa. Menurutnya, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyatakan, bahwa prevalensi gangguan mental, seperti depresi 1

Upload: ik-ben-echa-cakti

Post on 12-Aug-2015

709 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA ANAK DAN REMAJA

Gangguan jiwa pada anak-anak merupakan hal yang banyak terjadi, yang umumnya

tidak terdiagnosis dan pengobatannya kurang adekuat. Masalah kesehatan jiwa terjadi pada

15% sampai 22% anak-anak dan remaja, namun yang mendapatkan pengobatan jumlahnya

kurang dari 20% (Keys, 1998). Gangguan hiperaktivitas-defisit perhatian (ADHD/ Attention

Deficit-Hyperactivity Disorder) adalah gangguan kesehatan jiwa yang paling banyak terjadi

pada anak-anak, dimana insidensinya diperkirakan antara 6% sampai 9%.

Diagnosis gangguan jiwa pada anak-anak dan remaja adalah perilaku yang tidak

sesuai dengan tingkat usianya, menyimpang bila dibandingkan dengan norma budaya, yang

mengakibatkan kurangnya atau terganggunya fungsi adaptasi (Townsend, 1999). Dasar untuk

memahami gangguan yang terjadi pada bayi, anak-anak, dan remaja adalah dengan

menggunakan teori perkembangan. Penyimpangan dari norma-norma perkembangan

merupakan tanda bahaya penting adanya suatu masalah.

Gangguan spesifik dengan awitan pada masa kanak-kanak meliputi retardasi mental,

gangguan perkembangan, gangguan eliminasi, gangguan perilaku destruktif, dan gangguan

ansietas. Gangguan yang terjadi pada anak-anak dan juga terjadi pada masa dewasa adalah

gangguan mood dan gangguan psikotik. Gejala-gejala gangguan jiwa pada anak-anak atau

remaja berbeda dengan orang dewasa yang mengalami gangguan serupa.

Menurutnya, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menyatakan, bahwa

prevalensi gangguan mental, seperti depresi dan kecemasan emosional penduduk Indonesia

usia 15 tahun mencapai 11,6 persen. Ini berarti, jika total populasi di dalam kelompok

tersebut pada tahun 2010 adalah sekitar 169 juta orang, maka jumlah ODGJ kurang lebih

mencapai 19,6 juta orang.

Sedangkan menurut WHO, sambung Noriyu, hingga tahun 2003, terdapat 25 persen

negara-negara dengan hampir 31 persen dari populasi dunia yang belum memiliki UU

KesehatanJiwa. Setengah dari UU Kesehatan Jiwa yang berlaku di seluruh dunia saat ini,

disahkan setelah tahun 1990, sementara sekitar 15 persennya –undang itu, diberlakukan

sebelum 1960.

A. KEPERAWATAN JIWA PADA REMAJA

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Haber, Hoskins, Leach, dan Sideleau (1987) menentukan usia remaja antara 12-18 tahun,

sementara Wilson dan Kneils (1988) menggunakan usia 12-20 tahun sebagai batasan remaja.

1

Page 2: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

Landasan Teoritis

Menurut Wilson dan Kneils (1988) dua teori yang menjadi landasan utama untuk

memahami tentang perkembangan remaja adalah teori perkembangan dan teori humanistic.

Stuart dan Sundeen (1995) mengemukakan teori biologis, teori psikoanalisis, teori

perkembangan intelektual, teori budaya, dan teori multidimensional.

Teori Perkembangan

Teori perkembangan memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi penyimpangan

yang terjadi pada proses tumbuh-kembang remaja. Teori Sigmund Freud, Erik Erikson, dan

Sulivan member penghayatan kepada kita tentang perjuangan remaja dalam mencapai

kedewasaan.

Proses perkembangan identitas diri remaja memerlukan citra diri juga hubungan

antarperan yang akan dating dengan pengalaman masa lalu. Untuk mendapatkan kesamaan

dan kesinambungan pada umumnya remaja harus mengulangi penyelesaian krisis masa lalu

dengan mengintegrasikan elemen masa lalu dan membina identitas akhir. Periode krisis yang

perlu ditinjau kembali adalah rasa percaya, otonomi, rasa inisiatif, dan rasa industry.

Pada tahap pertama, remaja perlu mencari ide dan objek untuk tempat melimpahkan

rasa percaya (sense of rust). Konflik yang tidak terselesaikan pada tahap pertama ini

membuat remaja merasa ditinggalkan. Biasanya, dimanifestasikan melalui pertilaku makan

yang berlebihan serta ucapan kasar dan bermusuhan. Tahap kedua adalah ras otonomi, remaja

belajar bertindak dan membuat keputusan secara mandiri. Konflik masa lalu yang tidak

terselesaikan membuat remaja takut mengikuti kegiatan yang akan membuat ia ragu akan

kemampuannya. Tahap ketiga adalah rasa inisiatif, ketika anak tidak lagi mementingkan

bagaimana berjalan, tetapi apa yang dapatdilakukan dengan kemampuan tersebut. Pada

tahapan ini, mereka mengujicoba apa yang mungkin dilakukan dan bukan apa yang dapat

dilakukan. Konflik masa ini akan terbawa pada saat remaja, yaitu ketidakmampuan untuk

mengambil inisiatif. Tahap keempat adalah rasa inbdustrim yang menuntut remaja untuk

memiliuh karier yang tidak saja menjamin secara financial, tetapi juga member kepuasan

karena penampilan kerja yang baik.

2

Page 3: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

Teori Interaksi Humanistik

Interaksi perlu mengintegrasikan prinsip-prinsip interaksi humanistic dalam

pengkajian dan asuhan keperawatan untuk mengembangkan hubungan rasa percaya dengan

remaja. Perawat perlu memerhatikan dampak tahapan perkembangan, factor social budaya,

pengaruh keluarga, dan konflik psikodinamika yang dimanefestasikan melalui perilaku

remaja. Pertanyaan yang perlu diperhatiakan perawat adalah sebagai berikut :

1. Apa arti perilaku atau masalah ini bagiu remaja?

2. Apa yang dikatakan remaja tentang perilakunya?

3. Apa dampak masalh ini pada remaja? Apakah ini suatu masalah yang biasa terjadi pada

kelompok usia remaja?

4. Bagaimana perubahan ini mempengaruhi remaja dan hubungannya dengan orang lain?

5. Apa tujuan yang dimiliki remaja dalam waktu dekat dan yang akan dating?

6. Apa kekuatan personal yang dimiliki remaja untuk mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya ?

7. Pertimbangan apa yang telah dibuat (perawat dan remaja) berkaitan dengan factor

perkembangan, keluarga, biologis, atau social budaya ?

Perkembangan remaja

1. Perkembangan kognisi

Perkembangan kognisi pada masa ini disebut operasional formal yaitu kemampuan

berpoikir abstrak dan logis dengan cirri-ciri :

Mampu mengembangkan, mempertimbangkan dan mengetes hipotesa. Pada masa remaja

terdapat keterbatasan perkembangan pemikiran remaja, yaitu :

a. Argumentativeness : remaja secara terus menerus mencari kesempatan untuk mencoba

dan menunjukkan kemampuan berargumentasinya.

b. Indicesiveness : oleh karena remaja mulai menyadari betapa banyak pilihan hidup

yang ditawarkan, mereka mengalami kebingungan untuk memutuskan sesuatu yang

sederhana.

c. Hipokrit : remaja kadang-kadang tidak mengenali perbedaan antara idealism dengan

kenyataan yang ada.

d. Imaginary audience : remaja mengasumsikan bahwa orang lain memiliki pemikiran

yang sama dengan apa yang sedang dia pikirkan tentang dirinya,.

3

Page 4: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

e. Personal fable : remaja merasa dirinya special, memiliki pengalaman unik yang tidak

pernah dimiliki oleh orang lain, dan tidak terkena aturan-aturan yang ada.

2. Perkembangan sosioemosional

Identitas diri.

Pada masa remaja tugas utama perkembangan adalah menghadapi krisis antara

pencapaian identitas diri dengan kebingungan identitas (role confution). Jika identitas diri

berhasil di capai maka remaja menjadi dewasa yang matang dimana terdapat

keseimbangan antara perkembangan diri dengan keadaan sosialnya.

Sebaliknya jika remaja gagal mencapai identitas dirinya maka remaja akan menghadapi

kebingungan peran/identitas.

Terdapat 4 keadaan identitas diri, yaitu :

a. Identity diffusion, suatu keadaan dimana belum mengalami krisis atau membuat

komitmen akan melakukan sesuatu

b. Identity foreclosure, suatu keadaan dimana remaja telah membuat komitmen namun

belum mengalami krisis.

c. Identity moratorium, suatu keadaan dimana remaja telah emngalami krisis namun

belum membuat komitmen.

d. Identity achivement, suatu keadaan dimana remaja telah mengalami krisis dan telah

membuat komitment.

Karakteristik bermain bagi remaja:

1. Game dan athletic adalah yang paling umum dan penting

2. Aktivitas teman sebaya

3. Membatasi aturan dalam suatu tempat

4. Kompetitif adalah hal yang penting.

Contoh permainan dan aktifitas:

1. Olah raga

2. Video game

3. Mendengarkan radio, cd

4. Mencoba dengan gaya rambutnya, pakaian dan make up

5. Membaca majalah

6. Bercakap lewat thelepone.

4

Page 5: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

B. JENIS GANGGUAN JIWA ANAK-ANAK

a) Gangguan perkembangan pervasif.

Ditandai dengan masalah awal pada tiga area perkembangan utama: perilaku, interaksi sosial,

dan komunikasi.

1.      Retardasi mental

Muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan dengan keterbatasan substandar dalam

berfungsi, yang dimanifestasikan dengan fungsi intelektual secara signifikan berada dibawah

rata-rata (mis., IQ dibawah 70) dan keterbatasan terkait dalam dua bidang keterampilan

adaptasi atau lebih (mis., komunikasi, perawatan diri, aktivitas hidup sehari-hari,

keterampilan sosial, fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri, kesehatan dan keselamatan,

fungsi akademis, dan bekerja

2.      Autisme

Dicirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial dan komunikasi, serta

aktivitas dan minat yang terbatas (Johnson, 1997). Gejala-gejalanya meliputi kurangnya

responsivitas terhadap orang lain, menarik diri dari hubungan sosial, kerusakan yang

menonjol dalam komunikasi, dan respon yang aneh terhadap lingkungan (mis.,tergantung

pada benda mati danger akan tubuh yang berulang-ulang seperti mengepakkan tangan,

bergoyang-goyang, dan memukul-mukulkan kepala)

3.      Gangguanperkembanganspesifik

Dicirikan dengan keterlambatan perkembangan yang mengarah pada kerusakan fungsional

pada bidang-bidang, seperti membaca, aritmetika, bahasa, danartikulasi verbal.

b) Defisit perhatian dangan ganguan perilaku destruktif

1.      Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Di cirikan dengan tingkat gangguan perhatian, impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak

sesuai dengan tahap perkembangan. Menurut DSM IV, ADHD pasti terjadi di sedikitnya dua

tempat (mis., di sekolahdan di rumah) dan terjadi sebelum usia 7 tahun (DSM IV, 1994).

2.      Gangguan perilaku

Dicirikan dengan perilaku berulang, disruptif, dan kesengajaan untuk tidak patuh, termasuk

melanggar norma dan peraturan sosial. Sebagian besar anak-anak dengan gangguan ini

mengalami penyalahgunaan zat atau gangguan kepribadian antisosial setelah berusia 18

tahun. Contoh perilaku pada anak-anak dengan gangguan ini meliputi mencuri, berbohong,

5

Page 6: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

menggertak, melarikan diri, membolos, menyalahgunakan zat, melakukan pembakaran,

bentuk vandalisme yang lain, jahat terhadap binatang, dan serangan fisik terhadap orang lain.

3.      Gangguan penyimpangan oposisi

Gangguan ini merupakan bentuk gangguan perilaku yang lebih ringan, meliputi perilaku yang

kurang ekstrim. Perilaku dalam gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang lain sampai

tingkat yang terlihat dalam gangguan perilaku. Perilaku dalam gangguan ini menunjukkan

sikap menentang, seperti berargumentasi, kasar, marah, toleransi yang rendah terhadap

frustasi, dan menggunakan minuman keras, zat terlarang, atau keduanya).

c) Gangguan ansietas sering terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja dan

berlanjut ke masa dewasa.

1 Gangguan obsesif kompulsif, gangguan ansietas umum, dan fobia banyak terjadi pada

anak-anak dan remaja, dengan gejala yang sama dengan yang terlihat pada orang

dewasa. Misalnya : Anoreksia Nervosa.

2 Gangguan ansietas akibat perpisahan adalah gangguan masa kanak-kanak yang

ditandai dengan rasa takut berpisah dari orang yang paling dekat dengannya. Gejala-

gejalanya meliputi menolak pergi ke sekolah, keluhan somatik, ansietas berat terhadap

perpisahan dan khawatir tentang adanya bahaya pada orang-orang yang mengasuhnya.

d) Skizofrenia

1 Skizofrenia anak-anak jarang terjadi dan sulit di diagnosis. Gejala-gejalanya dapat

menyerupai gangguan pervasif, seperti autisme.Walaupun penelitian tentang skizofrenia

anak-anak sangat sedikit, namun telah dijumpai perilaku yang khas (Antai-Otong, 1995),

seperti beberapa gangguan kognitif dan perilaku, menarik diri secara sosial, dan

komunikasi.

2 Skizofrenia pada remaja merupakan hal yang umum dan insidensinya selama masa

remaja akhir sangat tinggi. Gejala-gejalanya mirip dengan skizofrenia dewasa. Gejala

awalnya meliputi perubahan ekstrim dalam perilaku sehari-hari, isolasi sosial, sikap yang

aneh, penurunan nilai-nilai akademik, dan mengekspresikan perilaku yang tidak

disadarinya.

e) Gangguan mood

1 Gangguan ini jarang terjadi pada masa anak-anak dan remaja dibanding pada

orang dewasa (Keltner,1999). Prevalensi pada anak-anak dan remaja berkisar

6

Page 7: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

antara 1% sampai 5% untuk gangguan depresi. Eksistensi gangguan bipolar (jenis

manik) pada anak-anak masih kontroversial. Prevalensi penyakit bipolar pada

remaja diperkirakan 1%. Gejala depresi pada anak-anak sama dengan yang

diobservasi pada orang dewasa.

2 Bunuh diri.

Adanya gangguan mood merupakan faktor resiko yang serius untuk bunuh diri.

Bunuh diri adalah penyebab kematian utama ketiga pada individu berusia 15

sampai 24 tahun. Tanda-tanda bahaya untuk bunuh diri pada remaja meliputi

menarik diri secara tiba-tiba, berperilaku keras atau sangat memberontak,

menyalahgunakan obat atau alkohol, secara tidak biasanya mengabaikan

penampilan diri, kualitas tugas-tugas sekolah menurun, membolos, melarikan diri,

keletihan berlebihan dan keluhan somatik, respon yang buruk terhadap pujian,

ancaman bunuh diri yang terang-terangan secara verbal, dan membuang benda-

benda yang didapat sebagai hadiah (Newman, 1999).

f) Gangguan penyalahgunaan zat.

1 Gangguan ini banyak terjadi; diperkirakan 32% remaja menderita gangguan

penyalahgunaan zat (Johnson, 1997). Angka penggunaan alkohol atau zat

terlarang lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding perempuan. Risiko terbesar

mengalami gangguan ini terjadi pada mereka yang berusia antara 15 sampai 24

tahun. Pada remaja, perubahan penggunaan zat menjadi ketergantungan zat terjadi

lebih cepat; misalnya, pada remaja penggunaan zat dapat berkembang menjadi

ketergantungan zat dalam waktu 2 tahun sedangkan pada orang dewasa

membutuhkan waktu antara 15 sampai 20 tahun.

2 Komorbiditas dengan gangguan psikiatrik lainnya merupakan hal yag banyak

terjadi, termasuk gangguan mood, gangguan ansietas, dan gangguan perilaku

disruptif.

3 Tanda bahaya penyalahgunaan zat pada remaja, diantaranya adalah penurunan

fungsi sosial dan akademik, perubahan dari fungsi sebelumnya, seperti perilaku

menjadi agresif atau menarik diri dari interaksi keluarga, perubahan kepribadian

dan toleransi yang rendah terhadap frustasi, berhubungan dengan remaja lain yang

juga menggunakan zat, menyembunyikan atau berbohong tentang penggunaan zat.

7

Page 8: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

g) Gangguan Jiwa Bipolar

Perasaan senang dan sedih muncul secara tidak menentu dan berlangsung tiba-tiba

termasuk dalam kategori gangguan penyakit jiwa bipolar. Bipolar itu sendiri adalah

gangguan afektif bipolar. Mood atau keadaan emosi internal merupakan penyebab utama

dari gangguan ini. Biasanya gangguan ini berujung pada kematian.

Bipolar memiliki dua kutub, yaitu manik dan depresi. Gangguan ini bersifat episode yang

cenderung berulang, menunjukkan suasana perasaan atau mood dan tingkat aktivitas yang

terganggu. Kadang penderita memiliki perasaan atau yang bisa disebut sebagai mood

meninggi, energi dan aktivitas fisik dan mental meningkat atau episode manik atau

hipomanik. Pada waktu lain berupa penurunan mood, energi dan aktivitas dan mental

berkurang (episode depresi). Episode manik biasanya mulai dengan tiba-tiba dan

berlangsung antara dua minggu sampai lima bulan. Sedangkan depresi cenderung

berlangsung lebih lama. Episode hipomanik mempunyai derajat yang lebih ringan daripada

manik.

Mereka yang mengalami gangguan bipolar ini beralih dari perasaan sangat senang dan

gembira ke perasaan sangat sedih atau sebaliknya. Dua kutub mood tinggi dan rendah, saling

bergantian. Di antara episode peralihan mood ini bisa saja orang megalami mood yang

normal. Bisa dikatakan bahwa insiden gangguan bipolar tidak tinggi antara 0,3-1,5 persen.

Tapi angka tersebut belum termasuk yang misdiagnosis.

Gangguan jiwa bipolar saat ini sudah menjangkiti sekitar 10 hingga 12 persen remaja di

luar negeri. Di beberapa kota di Indonesia juga mulai dilaporkan penderita berusia remaja.

Risiko kematian terus membayangi penderita bipolar dan itu lebih karena mereka mengambil

jalan pintas.

Episode pertama bisa timbul mulai dari mata kanak-kanak sampai tua. Kebanyakan kasus

terjadi pada dewasa muda berusia 20-30 tahun. Semakin dini seseorang menderita bipolar,

risiko penyakit akan lebih berat, berkepanjangan, bahkan sering kambuh. Sementara anak-

anak berpotensi mengalami perkembangan gangguan ini ke dalam bentuk yang lebih parah

dan sering bersamaan dengan gangguan hiperaktif defisit atensi. Orang yang berisiko

mengalami gangguan bipolar adalah mereka yang mempunyai anggota keluarga mengidap

penyakit bipolar.

PenyebabTerjadinya Bipolar

8

Page 9: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

Penyebab gangguan ini, tidak diketahui secara pasti. Faktorgenetika, dan factor

psikososial. Para peneliti pun mengatakan bahwa terjadi disregulasih eterogen dari

neurotransmitter atauzatkimia di otak. Gangguan jiwa bipolar adalah penyakit gangguan jiwa

yang bukan disebabkan tekanan psikologis, melainkan karena terjadinya gangguan

keseimbangan pada otak.

Bipolar terjadi secara biologis berupa gangguan di neurotransmitter otak yang berfungsi

mengatur keseimbangan. Faktor genetika dinilai melalui suatu mekanisme gen yang

kompleks, sedangkan peristiwa-peristiwa kehidupan dan stress lingkungan merupakan factor

psikososial yang sering mendahului episode pertama dari gangguan bipolar tersebut.

ManifestasiKlinis

Gejala manic biasanya ditandai dengan perasaan gembira yang berlebihan, seperti

perubahan mendadak dari perasaan gembira menjadi tiba-tiba marah, keresahan, tutur kata

cepat dan konsentrasi kurang, energi yang meningkat dan keinginan tidur kurang, dorongan

seksualitas tinggi, cenderung membuat rencana besar dan sulit dicapai, cenderung kurang

dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu, penyalahgunaan obat dan alkohol, dan

impulsivitas meningkat.

Sedangkan gejala depresi biasanya ditunjukkan dengan kesedihan, kehilangan energi,

perasaan putus asa atau tak berarti, hilangnya kegembiraan terhadap hal yang belum dirasa

menyenangkan, sulit berkonsentrasi, menangis tak terkendali, sulit mengambil keputusan,

lekasmarah, insomnia, perubahan nafsu makan, berfikir dan mencoba untuk melakukan

bunuhdiri. Gangguan bipolar ini juga bias terjadi pada laki-laki maupun perempuan.

Perempuan dengan gangguan bipolar mengalami peralihan mood yang lebih cepat. Jika

penderita sedang mencapai klimaks maka dia akan cenderung untuk melakukan semua

aktivitas dan tidak pernah berada di rumah. Namun sebaliknya, suatu saat ketika dia sedang

mencapai tahap titik antiklimaks (penurunan) maka dia cenderung untuk selalu berdiamdiri di

rumah.

Penanganan Bipolar

Penyakit bipolar bias disembuhkan dengan menggunakan obat dan terapi. Bipolar bias

sembuh melalui farmakoterapi dan psikoterapi. Kedua penyembuhan tersebut juga harus

9

Page 10: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

bersinergi atau tidak cukup hanya diobati, tetapi juga harus ada terapi. Gangguan bipolar ini

merupakan gangguan jangka panjang yang membutuhkan penanganan komprehensif. Mereka

yang memiliki empat atau lebih perubahan mood dalam setahun lebih sulit untuk ditangani.

Seorang pasien yang mengalami gangguan bipolar bias sembuh. Dalam empat fase itu

pasien bias menjalankan terapi. Tapi jika tak berhasil atau mebahayakan, diperlukan

penanganankhusus di rumah sakit khusus atau tempat rehabilitasi mental. Biasanya

psikoterapi berupa terapi perilaku-kognitif menjadi pilihan.

Sudah lebih dari 50 tahun lithium digunakan sebagai terapi gangguan bipolar.

Efektivitasnya telah terbukti pada 60-80 persen pasien. Terapi ini bias menekan angka

kematian karena bunuh diri dan ongkos perawatan. Farmakoterapi adalah pemberian obat-

obatan jenis mood stabilizer ditambah obat-obatan golantipsikotik sesuai dengan gambaran

klinis yang ditunjukkan oleh penderita tersebut. Antipsikotik lebih baik dari pada lithium

pada sebagian penderita gangguan bipolar. Perhatian ekstra harus dilakukan bila hendak

merencanakan pemberian antipsikotik jangka panjang terutama generasi pertama atau

golongan tipikal karena dapat menimbulkan beberapa efek samping. Penderita harus control

secara teratur, minum obat secara teratur, dan kemampuan mengenali gejala-gejala

merupakan kunci utama pencegahannya.

C. ETIOLOGI GANGGUAN PSIKIATRIK PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA

Tidak ada penyebab tunggal dalam gangguan mental pada anak-anak dan remaja.

Berbagai situasi, termasuk faktor psikobiologik, dinamika keluarga, dan faktor

lingkungan berkombinasi secara kompleks.

a) Faktor-Faktor Psikobiologik

1 Riwayat genetika keluarga

Seperti retardasi mental, autisme, skizofrenia kanak-kanak, gangguan perilaku, gangguan

bipolar, dan gangguan ansietas.

2 Abnormalitas struktur otak

Penelitian menemukan adanya abnormalitas struktur otak dan perubahan neurotransmitter

pada pasien yang menderita autisme, skizofrenia kanak-kanak, dan ADHD.

3 Pengaruh pranatal

Seperti infeksi maternal, kurangnya perawatan pranatal, dan ibu yang menyalahgunakan zat,

semuanya dapat menyebabkan abnormalitas perkembangan saraf yang berkaitan dengan

10

Page 11: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

gangguan jiwa. Trauma kelahiran yang berhubungan dengan berkurangnya suplai oksigen

pada janin sangat signifikan dalam terjadinya retardasi mental dan gangguan perkembangan

saraf lainnya.

4 Penyakit kronis atau kecacatan

Dapat menyebabkan kesulitan koping bagi anak.

b) Dinamika keluarga

1. Penganiayaan anak.

Anak yang terus-menerus dianiaya pada masa kanak-kanak awal, perkembangan otaknya

kurang adekuat (terutama otak kiri). Penganiayaan dan efeknya pada perkembangan otak

berkaitan dengan berbagai masalah psikologis, seperti depresi, masalah memori, kesulitan

belajar, impulsivitas, dan kesulitan dalam membina hubungan (Glod, 1998).

2. Disfungsi sistem keluarga

Misalnya kurangnya sifat pengasuhan, komunikasi yang buruk, kurangnya batasan antar

generasi, dan perasaan terjebak) disertai dengan keterampilan koping yang tidak adekuat

antaranggota keluarga dan model peran yang buruk dari orang tua.

c) Faktor lingkungan

1. Kemiskinan.

Perawatan pranatal yang tidak adekuat, nutrisi yang buruk, dan kurang terpenuhinya

kebutuhan akibat pendapatan yang tidak mencukupi dapat memberi pengaruh buruk pada

pertumbuhan dan perkembangan normal anak.

2. Tunawisma.

Anak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan kesehatan yang memengaruhi

perkembangan emosi dan psikologi mereka. Berbagai penelitian menunjukkan adanya

peningkatan angka penyakit ringan kanak-kanak, keterlambatan perkembangan dan masalah

psikologis diantara anak tunawisma ini bila dibandingkan dengan sampel kontrol (Townsend,

1999).

3. Budaya keluarga.

Perilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan budaya sekitar dapat mengakibatkan

kurang diterimanya anak-anak oleh teman sebaya dan masalah psikologik.

11

Page 12: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

D. PENATALAKSANAAN GANGGUAN PSIKIATRIK PADA ANAK-ANAK

DAN REMAJA

a. Perawatan Berbasis Komunitas Saat Ini Lebih Banyak Terdapat Pada Managed

Care.

1. Pencegahan primer

Melalui berbagai program sosial yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan yang

meningkatkan kesehatan anak. Contohnya adalah perawatan pranatal awal, program

intervensi dini bagi orang tua dengan faktor resiko yang sudah diketahui dalam membesarkan

anak, dan mengidentifikasi anak-anak yang berisiko untuk memberikan dukungan dan

pendidikan kepada orang tua dari anak-anak ini.

2. Pencegahan sekunder

Dengan menemukan kasus secara dini pada anak-anak yang mengalami kesulitan di sekolah

sehingga tindakan yang tepat dapat segera dilakukan. Metodenya meliputi konseling individu

dengan program bimbingan sekolah dan rujukan kesehatan jiwa komunitas, layanan

intervensi krisis bagi keluarga yang mengalami situasi traumatik, konseling kelompok di

sekolah, dan konseling teman sebaya.

3. Dukungan terapeutik bagi anak-anak

Diberikan melalui psikoterapi individu, terapi bermain, dan program pendidikan khusus

untuk anak-anak yang tidak mampu berpartisipasi dalam sistem sekolah yang normal. Metode

pengobatan perilaku pada umumnya digunakan untuk membantu anak dalam

mengembangkan metode koping yang lebih adaptif.

4. Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga

Penting untuk membantu keluarga mendapatkan keterampilan dan bantuan yang diperlukan

guna membuat perubahan yang dapat meningkatkan fungsi semua anggota keluarga.

b. Pengobatan Berbasis Rumah Sakit

1. Unit khusus untuk mengobati anak-anak dan remaja, terdapat di rumah sakit jiwa.

Pengobatan di unit-unit ini biasana diberikan untuk klien yang tidak sembuh dengan

metode alternatif yang kurang restriktif, atau bagi klien yang beresiko tinggi

melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain.

2. Program hospitalisasi parsial juga tersedia, memberikan program sekolah di tempat

(on-site) yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus anak yang menderita

penyakit jiwa.

12

Page 13: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

3. Seklusi dan restrein untuk mengendalikan perilaku disruptif masi menjadi kontroversi.

Penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat bersifat traumatik pada anak-anak

dan tidak efektif untuk pembelajaran respon adaptif. Tindakan yang kurang restriktif

meliputi istirahat (time-out), penahanan terapeutik, menghindari adu kekuatan, dan

intervensi dini untuk mencegah memburuknya perilaku.

c. Farmakoterapi.

Medikasi digunakan sebagai satu metode pengobatan. Medikasi psikotropik

digunakan dengan hati-hati pada klien anak-anak dan remaja karena memiliki efek

samping yang beragam.

1. Perbedaan fisiologi anak-anak dan remaja memengaruhi jumlah dosis, respon klinis,

dan efek samping dari medikasi psikotropik.

2. Perbedaan perkembangan neurotransmiter pada anak-anak dapat memengaruhi hasil

pengobatan psikotropik, mengakibatkan hasil yang tidak konsisten, terutama dengan

antidepresan trisiklik.

E. KOMUNIKASI TERAPEUTIK

a. Definisi Komunikasi

Ada beberapa pengertian komunikasi yang di kemukakan oleh beberapa para ahli, yaaitu :

1 Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan

pesan yang disampaikan melalui lambang - lambang tertentu, mengandung arti, dilakukan

oleh penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan.

2 Menurut James A.F. Stoner, komunikasi adalah proses dimana seorang berusaha

memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.

3 Menurut John R. Schemerhom, komunikasi adalah proses antara pribadi dalam mengirim

dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka.

4 Menurut Dr. Phill Astrid Susanto, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-

lambang yang mengandung arti.

5 Menurut Human Relation of Work, Keith Devis, komunikasi adalah proses lewatnya

informasi dan pengertian seseorang ke orang lain.

6 Menurut Oxtord Dictionary (1956), komunikasi adalah pengiriman atau tukar menukar

informasi, ide atau sebagainya.

13

Page 14: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

7 Menurut Drs. Onong Uchjana Effendy, MA, komunikasi mencangkup ekspresi wajah,

sikap dan gerak-gerik suara, kata-kata tertulis, percetakan, kereta api, telegraf, telepon

dan lainnya.

Dari beberapa pengertian komunikasi di atas, dapat disimpulkan pengertian komunikasi

adalah penyampaian dari seseorang ke orang lain, dengan menyertakan kode atau lambang

penyampaiannya itu sendiri melalui suatu proses.

Pada umumnya komunikasi mempunyai tujuan, antara lain :

1 Supaya yang disampaikan dapat mengerti

2 Memahami orang lain, komunikator harus mengerti aspirasi orang lain, janngan

memaksakan kehendak.

3 Supaya gagasan dapat diterima orang lain, melalui pendekatan persuasif bukan

memaksakan kehendak.

4 Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, kegiatan yang banyak mendorong

dengan cara yang baik

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai

pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar

menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial yaitu sebagai

informasi, sosialisasi (pemasyarakatan), motivasi, perdebatan dan diskusi, pendidikan,

memajukan kehidupan, hiburan dan integrasi.

b. Menurut Mudjiti (1999) dalam teknik komunikasi menyatakan bahwa fungsi

komunikasi adalah :

1 Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga dapat mencapai tujuannya.

2 Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku pada suatu organisasi.

3 Komunikasi adalah alat untuk menyampaikan informasi kepada seluruh organisasi.

Berdasarkan fungsi komunikasi itu, maka komunikasi memegang peran penting dalam suatu

organisasi untuk mencapai tujuan.

Komunikasi dianggap sebagai proses yang mempunyai unsur-unsur komunikasi sebagai

berikut :

1 Komunikator merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berinisiatif untuk

menjadi sumber dalam sebuah hubungan.

2 Komunikan adalah objek, sasaran atau audiens dari suatu sasaran dari kegiatan

komunikasi atau orang yang menerima pesan atau lambang.

3 Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.

14

Page 15: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

4 Saluran adalah saluran penyampaian pesan, disebut juga media.

5 Umpan balik adalah untuk mengetahui pesan tersebut berhasil atau gagal.

c. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

Komunikasi sering mengalami gangguan sehingga proses komunikasi tidak seperti yang

diharapkan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi komunikasi diantaranya :

1 Latar Belakang Budaya

Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya,

sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan

maka komunikasi semakin efektif.

2 Ikatan Kelompok atau Group

Nilai - nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati

pesan.

3 Harapan

Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan

yang diharapkan.

4 Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi

pesan yang disampaikan.

5 Situasi

Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan / situasi. Faktor situasi ini adalah:

1 Faktor ekologis ( iklim atau kondisi alam ).

2 Faktor rancangan dan arsitektural ( penataan ruang ).

3 Faktor temporal, misal keadaan emosi.

4 Suasana perilaku, misal cara berpakaian dan cara berbicara.

5 Teknologi.

6 Faktor sosial, mencakup sistem peran, struktur sosial dan karakteristik sosial individu.

7 Lingkungan psikososial yaitu persepsi seseorang terhadap lingkungannya.

8 Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku.

d. Cara Berkomunikasi dengan Remaja

Masa remaja adalah pola pikir dan tingkah laku peralihan dari anak ke dewasa. Bila

stress, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya dan keluarganya. Menolak orang

yang berusaha menjatuhkan harga dirinya dengan memberi support penuh perhatian.

15

Page 16: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

a) Cara Membangun Hubungan Yang Harmonis Dengan Remaja

Hal yang sering orang tua lakukan dalam berkomunikasi

Dalam berkomunikasi, orang tua ingin segera membantu menyelesaikan masalah remaja, ada

hal-hal yang orang tua yang sering lakukan, seperti :

1) Cenderung lebih banyak bicara dari pada mendengarkan.

2) Merasa tau lebih banyak dari pada remaja.

3) Cenderung memberi arahan dan nasihat.

4) Tidak berusaha mendengarkan dulu apa yang sebenarnya terjadi dan yang dialami

remaja.

5) Tidak memberikan kesempatan agar remaja mengemukakan pendapat.

6) Tidak mencoba menerima dahulu kenyataan yang dialami remaja dan memahaminya.

7) Merasa putus asa dan marah-marah karena tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan

terhadap remaja.

b) Kunci pokok berkomunikasi dengan remaja

Adapun kunci pokok yang dilakukan orang tua terhadap anaknya yang beranjak dewasa

seperti :

1 Mendengar supaya remaja mau berbicara

2 Menerima dahulu perasaan remaja.

3 Bicara supaya didengar.

Oleh sebab itu orang tua harus mau belajar dan berubah dalam cara berbicara dan cara

mendengar.

c) Mengenal Diri Remaja

1 Pahami Perasaan Remaja

Banyak terjadi masalah dalam berkomunikasi dengan remaja, yang disebabkan karena

orang tua kurang dapat memahami perasaan anaknya yang diajak bicara. Agar

komunikasi dapat lebih efektif orang tua perlu meningkatkan kemampuannya dan

mencoba memahami perasaan anak sebagai lawan bicara.

2 Bagaimana memahami perasaan remaja.

Untuk memahami perasaan remaja, orang tua harus menerima dulu perasaan dan

ungkapan remaja terutama ketika ia sedang mengalami masalah, agar ia merasa nyaman

dan mau melanjutkan pembicaraan dengan orang tua. Orang tua akan lebih mengerti apa

yang sebenarnya dirasakan remaja.

16

Page 17: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

d) Membuat Remaja Mau Berbicara Pada Orang Tua Saat Menghadapi Masalah Dan

Membantu Remaja Menyelesaikan Masalah.

1 Pesan kamu dan pesan saya

Pesan kamu adalah cara seperti ini bukanlah penyampaian akibat perilaku anak terhadap

orang tua tetapi berpusat pada kesalahan anak cenderung tidak membedakan antara anak

dan perilakunya sehingga membuat anak merasa disalahkan, direndahkan dan di

sudutkan.

Pesan saya lebih menekankan perasaan dan kepedulian orang tua sebagai akibat perilaku

anak sehingga anak belajar bahwa setiap perilaku mempunyai akibat terhadap orang lain.

Melalui pesan saya akan mendorong semangat anak, mengembangkan keberaniannya,

sehingga anak akan merasa nyaman.

2 Menentukan masalah siapa

Ketika menghadapi remaja sebagai lawan bicara yang bermasalah, kita perlu mengetahui

masalah siapa ini. Hal ini perlu dibiasakan karena :

Kita tidak mungkin menjadi seorang yang harus memecahkan semua masalah.

Kita harus mengajarkan kepada remaja rasa tanggung jawab dalam memecahkan

masalahnya sendiri.

Kita perlu membantu remaja untuk tidak ikut campur urusan orang lain.

Anak perlu belajar mandiri

3 Apa yang harus dilakukan ?

Setelah kita mengetahui masalah siapa maka akibatnya siapa yang punya masalah harus

bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Bila masalah itu adalah masalah remaja

maka tekhnik yang digunakan adalah mendengar aktif. Bila masalah itu adalah masalah

orang tua maka tekhnik yang digunakan adalah pesan saya.

e. Komunikasi Terapeutik

Pada Remaja:

1 Pola pikir dan tingkah laku

Peralihan dari anak ke dewasa 

2 Bila stres, diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya, orang dewasa Diluar keluarga dan terbuka

terhadap perawat.

3 Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya

Beri support penuh perhatian

Jangan melakukan intrupsi

Ekspresi wajah tidak menunjukkan heran

17

Page 18: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

Hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu (jaga privasi)

f. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Pada Anak Dan Remaja

1 Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka komunikasi berlangsung secara

efektif.

2 Pengetahuan

Semakin banyak pengetahuan yang didapat maka komunikasi berlangsung secara efektif.

3 Sikap

Sikap mempengaruhi dalam berkomunikasi. Bila komunikan bersifat pasif/tertutup maka

komunikasi tidak berlangsung secara efektif.

4 Usia tumbuh kembang status kesehatan anak

Bila ingin berkomunikasi, maka harus disesuaikan dengan tingkat usia agar komunikasi

tersebut berlangsung secara efektif.

5 Saluran

Saluran sangat penting dalam berkomunikasi agar pesan dapat tersampaikan ke

komunikan dengan baik.

6 Lingkungan

g. Teknik Komunikasi Pada Anak Dan Remaja

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga hubungan dengan

anak, melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan mengambil bebrbagai data

yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya dapat diambil dalam menentukan masalah

keperawatan. Beberapa cara yang digunakan alam berkomunikasi dengan anak, antara lain :

1 Melalui orang lain atau pihak ketiga

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan kepercayaan

diri anak, denga menghindari secara langsung berkomunikasi dengan melibatkan orang

tua secara langsung yang sedangbberada disamping anak. Selain itu dapat digunakan

dengan cara memberikan komentar tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta

hal lainnya.

2 Bercerita

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah diterima,

mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan

hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang akan diekspresikan melalui

tulisan maupun gambar.

18

Page 19: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

3 Memfasilitas

Memfasilitasi adalah bagian cara berkomunikasi, malalui ini ekspresi anak atau respon

anak terhadap pesan dapat diterima, dalam memfasilitasi kita harus mampu

mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan , tetapi anak harus diberikan respons

terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian dan

jangan mereflisikan ungkapan negatif yang menunjukan kesan yang jelek pada anak.

4 Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak dengan meminta anak untuk

menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang dirasakan anak dan

keinginan tersebut dapat menunjukan persaan dan pikiran anak pada saat itu.

5 Pilihan pro dan kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukkan atau mengetahui

perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang menunjukkan pilihan

yang positif dan negatif yang sesuai dengan pendapat anak.

6 Penggunaan skala

Pengunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada

anak seperti pengguaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan lain-lain, dengan menganjurkan

anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.

7 Menulis

Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,

marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan

diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan untuk menulis.

8 Menggambar

Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk mengungkapkan

ekspresinya, perasaan jengel, marah yang biasanya dapat diungkapkan melalui gambar

dan anak akan mengungkapkan perasaanya apabila perawat menanyakan maksud dari

gambar yang ditulisnya.

9 Bermain

Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini hubungan

interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan

dapat disampaikan.

h) Tahapan Komunikasi Pada Anak Dan Remaja

1 Tahap Prainteraksi

19

Page 20: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

Mengumpulkan data tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang

tua tentang masalah yang ada.

2 Tahap Perkenalan

Memberi salam dan senyum pada klien, melakukan validasi, mencari kebenaran data

yang ada, megobservasi, memperkenlakan nama dengan tujuan, waktu dan menjelaskan

kerahasiaan klien.

3 Tahap Kerja

Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang hal

yang kurang dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan utama.

4 Tahap Terminasi

Menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi proses dan hasil, memberikan

reinforcement positif, tidak lanjut, kontrak, dan mengakhiri wawancara dengan cara yang

baik.

F. TINJAUAN PROSES KEPERAWATAN GANGGUAN PSIKIATRIK PADA

ANAK-ANAK DAN REMAJA

A. PENGKAJIAN

Pengumpulan data tentang status kesehatan remaja meliputi observasi dan interpretasi

pola prilaku, mencakup informasi sebagai berikut :

a) Pertumbuhan dan perkembangan

b) Keadaan biofisik (penyakit dan kecelakaan)

c) Keadaan emosi (status mental, termasuk proses berfikir dan pikiran tentang bunuh diri

atau membunuh orang lain)

d) Latar belakang social budaya, ekonomi dan agama

e) Penampilan kegiatan kehidupan sehari-hari (rumah dan sekolah)

f) Pola penyelesaian masalah (pertahanan ego, seperti denial , ekting out, dan menarik diri)

g) Pola interaksi (keluarga dan teman sebaya)

h) Persepsi remaja tentang dan kepuasan terhadap keadaan kesehatannya

i) Tujuan kesehatan remaja

j) Lingkungan (fisik, emosi, dan ekologi)

k) Sumber materi dan narasumber yang tersedia bagi remaja (sahabat, sekolah, dan

keterlibatannya dalam kegiatan di masyarakat)

20

Page 21: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

B. Diagnosis Keperawatan

Gangguan jiwa pada remaja : penyalahgunaan zat

C. Perencanaan dan identifikasi hasil

1 Bekerjasama dengan klien dan keluarga dalam menetapkan tujuan yang realistis

2 Tetapkan kriteria hasil yang diinginkan untuk klien, keluarga, atau keduanya.

D. Implementasi

1 Implementasi umum

a) Bentuk rasa saling percaya

b) Dengarkan secara aktif, tunjukkan perhatian dan dukungan

c) Tingkatkan komunikasi yang jelas, jujur, dan langsung

d) Tempatkan diri sebagai pihak yang netral, jangan memihak orang tua atau anak

e) Dukung kelebihan klien dan keluarga

f) Gunakan model kognitif untuk menjelaskan hubungan antara pikiran, perasaan, dan

perilaku

g) Berpartisipasi dalam rencana pengobatan di unit rawat inap

h) Perkuat secara positif perilaku yang dapat diterima

i) Berpartisipasi dalam terapi bermain, biarkan anak mengekspresikan dirinya melalui

permainan imajinatif

j) Bekerjasama dengan keluarga klien, sekolah, dan tim kesehatan jiwa

k) Anjurkan digunakannya kelompok pendukung masyarakat bagi klien dan keluarga

l) Anjurkan pada keluarga tentang cara menjaga kesehatan emosi anak melalui

penyuluhan klien dan keluarga

Penyuluhan keluarga dengan anak atau remaja yang menderita gangguan mental dapat

dilakukan dengan memberikan informasi umum tentang gangguan tersebut, ajarkan pada

orangtua tentang cara menjaga kesejahteraan emosi anak, dan beritahu orangtua tentang

kelompok pendukung komunitas yang tersedia untuk masalah spesifik yang dialami anak atau

keluarga.

2 Untuk anak atau remaja dengan gangguan perkembangan pervasif

a) Ciptakan lingkungan yang aman, dan bantu orangtua untuk melakukannya juga di

rumah

21

Page 22: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

b) Bantu orangtua mengurangi perasaan bersalah dan menyalahkan atas apa yang

mereka alami

c) Pertahankan konsistensi pengasuh anak di rumah sakit, sekolah, dan rumah

d) Bantu orangtua dan saudara kandung anak dalam mengidentifikasi dan

mendiskusikan perasaannya, berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan

tinggal bersama anak yang menderita gangguan serius

e) Alihkan perhatian anak bila ansietasnya meningkat dan perilakunya memburuk

f) Berikan benda-benda yang dikenal anak

3 Untuk anak atau remaja dengan ADHD

a) Berikan medikasi stimulan di pagi hari guna memaksimalkan efektivitasnya untuk

kegiatan di siang hari

b) Bantu keluarga menggunakan manipulasi lingkungan untuk mengurangi stimulus

guna mengendalikan perilaku

c) Bantu keluarga menyusun jadwal yang tetap untuk makan, tidur, bermain, dan

mengerjakan tugas sekolah

d) Bekerjasama dengan sekolah, keluarga, dan tim kesehatan jiwa untuk memastikan

penempatan ruang kelas yang sesuai

4 Untuk anak atau remaja dengan gangguan perilaku atau gangguan penyimpangan

oposisi

a) Buat batasan-batasan yang tegas, jelas, dan konsisten tentang konsekuensi atas

perilaku yang tidak dapat diterima

b) Bantu orangtua menentukan dan mempertahankan batasan yang telah ditetapkan

c) Berikan umpan balik positif atas perilaku yang baik

d) Dorong klien mengekspresikan kemarahannya dengan sikap verbal yang tepat

e) Gunakan latihan fisik dan aktivitas untuk membantu anak menyalurkan kelebihan

energi yang muncul karena peningkatan ansietas atau kemarahan

f) Catat tanda-tanda perburukan perilaku dan dan lakukan intervensi segera

5 Untuk anak atau remaja dengan gangguan ansietas

a) Pertahankan sikap tenang bila klien dan orangtua mengalami peningkatan ansietas

b) Ajarkan pada klien tindakan koping untuk mengatasi ansietas

22

Page 23: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

c) Gunakan strategi kognitif dalam mendiskusikan tentang ketakutan-ketakutan yang

dirasakan klien, dengan mengemukakan realitas yang ada

d) Bantu klien segera kembali ke sekolah dengan dukungan dari keluarga, bila terjadi

ansietas akibat perpisahan

6 Untuk anak atau remaja dengan gangguan mood

a) Ajarkan pada klien dan keluarganya tentang gangguan mood, penyebab, gejala,

dan pengobatannya

b) Fokuskan pada tindakan meningkatkan harga diri

c) Gunakan tindakan kognitif dalam mengatasi perasaan dan pikiran negatif

d) Pertahankan sikap yang penuh harapan

e) Gunakan tindakan kewaspadaan terhadap bunuh diri bagi klien yang berisiko

melakukannya

7 Untuk anak atau remaja dengan gangguan penyalahgunaan zat

a) Ajarkan pada klien dan keluarganya tentang zat-zat tersebut dan dampaknya

terhadap kesejahteraan fisik dan psikologis

b) Anjurkan klien dan keluarganya untuk menghadiri kelompok swadaya, misalkan

alcoholic anonymous

c) Perkuat sikap penuh harapan bahwa klien dapat mencapai dan mempertahankan

keadaan bersih tanpa penyalahgunaan

d) Ajarkan tindakan koping untuk mengatasi perasaan dan situasi yang tidak nyaman

8. Implementasi kegiatan perawat meliputi hal-hal berikut :

1. Pendidikan pada remaja dan orang tua

Perawat adalah tenaga kesehatan yang paling tepat untuk member informasi mengenai

kesehatan berkaitan dengan penggunaan obat-obat terlarang, masalah seks,

pencegahan bunuh diri, dan tindakan kejahatan. Juga informasi mengenai fungsi

emosi yang sehat. Dengan mengetahui perilaku remaja dan memahami konflik yang

di alami mereka, orang tua, guru, dan masyarakat akan lebih suportif dalam

menghadapi remaja, bahkan dapat membantu mengembangkan fungsi mandiri pada

remaja. Dengan meningkatkan kemandirian remaja dan mengurangi pertentangan

kekuasaan antar remaja dan orang tua mereka akan menimbulkan perubahan

hubungan yang positif.

23

Page 24: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

2. Terapi keluarga

Terapi keluarga khususnya diperlukan bagi remaja dengan gangguan kronis dalam

interaksi keluarga yang mengakibatkan gangguan perkembangan pada remaja. Oleh

karena itu perawat perlu mengkaji tingkat fungsi keluarga dan perbedaan yang

terdapat di dalamnya untuk menentukan cara terbaik bagi perawat berinteraksi dan

membantu keluarga

3. Terapi kelompok

Terapi kelompok memanfaatkan kecenderungan remaja untuk mendapat dukungan

dari teman sebaya. Konflik antar keinginan untuk mandiri dan tetap tergantung, serta

konflik berkaitan dengan tokoh otoriter, akan mudah di bahas.

4. Terapi individu

Terapi individu dilakukan oleh perawat spesialis jiwa yang berpengalaman dan

berpendidikan formal yang memadai. Terapi individu terdiri atas terapi yang

bertujuan singkat dan bersifat langsung, terapi perilaku dan terapi penghayatan. Hal-

hal yang harus diperhatikan oleh perawat ketika berkomuniukasi dengan remaja

antara lain penggunaan teknik berdiam diri, menjaga perasaan, negativistik, resisten,

berdebat, sikap menguji perawat, membawa teman untuk terapi, dan minta perhatian

khusus.

E. EVALUASI HASIL

Perawat menggunakan criteria hasil berikut ini untuk menentukan efektivitas

intervensi keperawatan yang dilakukan.

a) Klien dan keluarganya menunjukkan perbaikan keterampilan koping

b) Klien mengendalikan perilaku impulsifnya

c) Klien menunjukkan stabilitas mood yang normal

d) Klien berpartisipasi dalam program penyuluhan sesuai kemampuan

e) Klien dan keluarganya berpartisipasi dalam program pengobatan dan menerima

rujukan komunitas

f) Klien berinteraksi secara social dengan kelompok teman sebaya

24

Page 25: Makalah Gangguan Jiwa Remaja

DAFTAR PUSTAKA :

Isaac, Ann. 2004. PanduanBelajar :KeperawatanKesehatanJiwadanPsikiatrik. Jakarta: EGC.

25