ktsp

Upload: ichapagi

Post on 09-Mar-2016

244 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dokumen 1

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke-desentralisasi, mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah Dasar pun menjadi perhatian dan pemikiran-pemikiran baru, sehingga, mengalami perubahan-perubahan kebijakan.Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( selanjutnya disingkat KTSP)KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang PerubahanPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.Kurikulum Pendidikan SMPN 3 Paringin di kembangkan dengan mengintegrasikan kurikulum 2013dan Pendidikan Lingkungan Hidup dengan membangunSekolah Berbudaya Lingkungan (SBL)sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan Dasar yang mengadopsi Kurikulum 2013 sesuai dengan (Rencana Aksi Nasional 2013, Kemdiknas 2010 2014). Kurikulum ini disusun oleh tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten Balangan serta dengan bimbingan nara sumber ahli pendidikan dan pembelajaran dari pembina/pengawas Satuan Pendidikan.Masalah moral dan peduli lingkungan menjadi penting dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMPN 3 Paringin karena pendidikan moral dan budaya peduli lingkungan merupakan masalah yang sangat banyak meminta perhatian berbagai pihak sekarang ini, terutama bagi para pendidik, ulama, pemuka masyarakat, dan para orang tua. Proses demoralisasi terjadi dan terus berlangsung ditengah kehidupan masyarakat kita. Proses demoralisasi ditandai oleh semakin meningkatnya perilaku yang menyimpang dari norma-norma etika, sosial, hukum, dan agama. Nilai-nilai luhur kesopansantunan, rasa kasih sayang terhadap sesama dan rasa hormat terhadap orang tua atau guru mulai memudar. Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan belum secara optimal memainkan peran dalam pembangunan karakter.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan berbudaya lingkungan SMPN 3 Paringin amatlah penting berperan sebagai pedoman pendididan karakter dan peduli lingkungan terhadap tumbuh kembangnya anak meliputi budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intellect), dan tubuh anak. Bagian-bagian itu tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita. Demikian nasehat Ki Hajar Dewantara tentang betapa besarnya peran pendidikan dalam membangun karakter anak. Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi kenyataan apabila dilaksanakan di lapangan dalam proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan aktifitas dan kreativitas anak.Dalam hal ini para pelaksana kurikulum (baca: Guru) yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasikkan bagi anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di SMP hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasikkan. Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan di SMP N 3 Paringin.

B. Landasan Yuridis

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan;4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah.6. Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan;8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNomor 67 Tahun 2013 Tentang Kompetensi Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs.9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 81.A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 Lampiran i Pedoman Penyusunan Dan Pengelolaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor. 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA;12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan; 15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014; 16. Rencana Aksi Nasional (RAN) 2013 Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010 2014;17. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata 18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2009 Tentang Program Adipura 19. Permendukbud No 103 Th 2014tentang Pembelajaran Dasar dan Menengah20. Permendikbud No 104 Th 2014 Tentang Pedoman Penilaian hasil belajar oleh Pendidik

C. Tujuan Pengembangan KurikulumPengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikanuntuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP N 3 Paringin dikembangkan dengan prinsip :1. Diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.2. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara KesatuanRepublik Indonesia dengan memperhatikan:a. peningkatan iman dan takwa;b. peningkatan akhlak mulia;c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional;f. tuntutan dunia kerja;g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;h. agama;i. kesetaraan jender;j. dinamika perkembangan global; dank. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.Berdasarkan prinsip tersebut, dapat dipaparkan tujuan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut :1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia.3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri.4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

D. Prinsip Pengembangan KurikulumB. Prinsip-prinsip Penyusunan Dalam menyusun KTSP perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi Dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. 2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik. 4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah. 5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional. 6. Tuntutan Dunia Kerja Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. 7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 8. Agama Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua matapelajaran ikut mendukung peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia. 9. Dinamika Perkembangan Global Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain. 10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. 11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain. 12. Kesetaraan Jender Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan jender. 13. Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan

BAB II TUJUANA. Tujuan Pendidikan Sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional pasal 3 menyatakan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan dasar, dinyatakan di dalam kurikulum pendidikan dasar yaitu tujuan tingkat pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetajuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.a. Memberikan Bekal Kemampuan Membaca, Menulis, dan Berhitung.Kemampuan membaca, menulis dan berhitung (Calistung) merupakan tujuan pertama dan utama sering disebut juga tujuan yang paling fundamental karena sifatnya sangat menentukan baik-tidaknya kemampuan-kemampuan lain. Kemampuan ini diwujudkan dalam kemampuan dan ketrampilan penggunaan bahasa yang meliputi membaca, menulis, berbicara, serta kemampuan berhitung yang meliputi kemampuan dan ketrampilan menambah, mengurangi, mengalikan, membagi, mengukur sederhana dan memahami bentuk geografi.Semua kemampuan ini sangat berguna dan dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari mereka.b. Memberikan Pengetahuan dan Ketrampilan Dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya.Bekal ketrampilan dasar yang bermanfaat dan sesuai dengan tingkat perkembangan anak ini sangat banyak, meliputi pengetahuan dan ketrampilan intelektual, sosial dan personal.Menurut Ahman (2000) tujuan pendidikan dasar tidak lagi menyiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat, melainkan menyiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.Perubahan ini sejalan dengan perubahan orientasi perkembangan anak.Oleh karena lulusan dasar tidak semata-mata mengembangkan kemampuan membaca, menulis dan berhitung, melainkan menyiapkan siswa untuk memiliki kemampuan intelektual, pribadi dan sosial.

c. Mempersiapkan Siswa untuk Mengikuti Pendidikan di SLTAKegiatan untuk mencapai tujuan ketiga ini tidak dapat dipisah-pisahkan dengan upaya pencapaian kedua tujuan sebelumnya. Banyak upaya yang dilakukan oleh guru, antara lain memberi informasi lisan dan tertulis kepada siswa kelas IX, mengadakan diskusi alumni sekolah, mengadakan kunjungan ke SLTA terdekat, dan sebagainya. Karena pada kelas 3 terakhir di sekolah perlu lebih ditekankan pada pembinaan pemahaman dan penghayatan dasarakan ilmu pengetahuan dan teknologi secara sederhana, tetapi sistematik. Landasan semacam itu diperlukan acuan peminatan serta untuk mencapai keberhasilan di tingkat SLTA.

B. Visi, Misi dan Motto Sekolah1. Visi SMP Negeri 3 ParinginTerwujudnya insan yang Berakhlak Mulia, Cinta Lingkungan, Unggul Dalam Prestasi, Berlandaskan Iman dan Taqwa2. MISI:a. Menanamkan karakter religius melalui pembiasaan.b. Menanamkan perilaku jujur, disiplin dan anti korupsi.c. Mengoptimalkan pengelolaan lingkungan hidup dengan cara Reuse (Guna ulang) Reduce(Mengurangi) dan Recycle (Mendaur ulang).d. Mengoptimalkan pembiasaan memelihara dan melestarikan lingkungan hidup.e. Mengoptimalkan pembelajaran PAIKEM dan bimbingan konseling.f. Meningkatkan profesionalisme guru melalui pendidikan formal, pembinaan dan sertifikasi guru.g. Menanamkan jiwa kewirausahaan dan ekonomi kreatif.h. Mengembangkan kerjasama pendidikan dan kepramukaan secara global.i. Mengoptimalkan peran komite sekolah dan pengurus kelas dalam pemberdayaan lingkungan hidup.j. Menjalin kerjasama yang harmonis antara sekolah, lingkungan masyarakat dan dunia usaha.MOTO: Senyum, Sapa, Salam, Santun, dan Cinta Lingkungan

3. Tujuan Pendidikan SMP N 3 Paringina. Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan Pembiasaan.b. Terbentuknya budaya karakter religius, disiplin, anti korupsi, dan PHBS.c. Meraih Standar Ketuntasan Belajar 85 % dan Kriteria Ketuntasan Minimal 71.d. Meraih Prestasi akademik maupun non akademik Minimal tingkat Kecamatane. Mampu memberdayakan lingkungan hidup dengan cara Reuse (Guna ulang)Reduce(Mengurangi) dan Recycle (Mendaur ulang).f. Mampu Menciptakan Green School.g. Pemanfaatan IT dan multi media.h. Menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan dan ekonomi kreatif.i. Terbentuknya budaya mutu pada setiap unsur sekolah dalam mencapai Visi dan Misi.j. Terciptanya lingkungan hidup yang sesuai dengan 7 K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kenyamanan dan kerindangan).a. Sasaran dan Kebutuhana. Aspek peningkatan Organisasi sekolah dan Komite sekolah.b. Aspek pengembangan Kurikulum dan sistem pengujian.c. Aspek pembinaan lingkungan hidup dan anti korupsi.d. Aspek Pembinaan Pembelajaran PAIKEM dan Penggunanaan Multi Media.e. Aspek peningkatan kesejahteraan.f. Aspek pengembangan kemudahan/sarana prasarana.g. Aspek perkembangan ketenagaan/personaliti.h. Aspek pengembangan Sekolah sehat dan green school.

BAB IIISTRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUMStruktur kurikulum 2013dan sekolah berbudaya lingkungan SMP N 3 Paringin tahun 2013 meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai Kelas VII sampai dengan Kelas IX. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan KI.1; KI.2; KI3 dan KI.4 dengan ketentuan sebagai berikut.A. Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut. 1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. 2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. 3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. 4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia. B. Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

C. Struktur Kurikulum 1. Kompetensi Inti Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SMP/MTs pada setiap tingkat kelas.Kompetensi inti dirancang untuk setiap kelas. Melalui kompetensi inti, sinkronisasi horisontal berbagai kompetensi dasar antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada mata pelajaran yang sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula. Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut: 1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan. Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SMP/MTs dapat dilihat pada Tabel berikut.Tabel 1: Kompetensi Inti SMP/MTsKOMPETENSI INTIKELAS VIIKOMPETENSI INTIKELAS VIIIKOMPETENSI INTIKELAS IX

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

A. Mata Pelajaran Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Khusus untuk MTs, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama. Struktur kurikulum SMP/MTs adalah sebagai berikut :

Tabel 2: Struktur Kurikulum SMP/MTs MATA PELAJARANNata PelajaranALOKASI WAKTU PER MINGGU

VIIVIII IX

Kelompok A (Umum)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 333

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 333

3. Bahasa Indonesia 666

4. Matematika 555

5. Ilmu Pengetahuan Alam 555

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 444

7. Bahasa Inggris 444

Kelompok B (Umum)

1. Seni Budaya 333

2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 333

3. Prakarya 222

4Pendidikan AlQuran222

5Pendidikan Lingkungan Hidup111

Jumlah jam pelajaran per minggu 404040

Struktur Kurikulum SMP/MTs terdiri atas mata pelajaran umum kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B. Khusus untuk MTs, dapat ditambah dengan mata pelajaran keagamaan yang diatur oleh Kementerian Agama. Struktur kurikulum SMP/MTs adalah sebagai berikut

B. Beban Belajar Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.1. Beban belajar di SMP/MTs dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu. Beban belajar satu minggu adalah minimal 41 jam pelajaran. 2. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu efektif. 3. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu efektif. 4. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu efektif.

C. Kompetensi DasarKompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi Dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut: 1. kelompok 1: kelompok kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1; 2. kelompok 2: kelompok kompetensi Dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2; 3. kelompok 3: kelompok kompetensi Dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan 4. kelompok 4: kelompok kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

B. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni-budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya, seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah (Provinsi Kalimantan Selatan) dan diterapkan di sekolah kami adalah: Pendidikan Alquran Wajib bagi semua siswa kelas VII hingga kelas IX. Alokasi waktu 2 jam pelajaran.

C.Pengembangan diriPengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.Meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, yang terdiri atas: Pramuka, yang menjadi ekstrakurikuler wajib bagi seluruh peserta didik Olah Raga, diantaranya : Volley Ball, Bulu tangkis Kesenian ( Seni Tari, Seni Teater, Seni Musik, Habsi) Karya Ilmiah Remaja (KIR) PMR Majalah Dinding

D. Kegiatan Pembiasaan1. Pembiasaan RutinMerupakan proses pembentukan akhlaq dan penanaman/pengamalan ajaran agama Islam, Adapun kegiatan pembiasaan terintegrasi dalam 2013 :2013 yang dikembangkan terdiri dari :Karakter Religiusa. Berangkat sekolah ijin, bersalaman dengan orang tua dan guru disekolah.b. Berdoa sebelum dan sesudah belajar atau melakukan sesuatu.c. Hapalan surat pendek atau yasinan pagi sebelum belajar.d. Tidak menyontek saat ulangan dan mengerjakan tugas rumah disekolah.e. Sholat dzuhur bagi siswa kelas VII, VII dan IX secara bergilir.f. Merayakan dan menghormati hari-hari besar agama.g. Senyum, sapa, salam, sopan dan santun dalam bertutur kata.Karakter Peduli Lingkungan a. Selalu merapikan tempat tidurnya, sendiri.b. Membuang sampah pada tempatnya.c. Sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.d. Tidak mencoret, menulis di dinding dan bangku.e. Disiplin memakai seragam sekolah.f. Berpakaian rapi ke sekolah : baju dimasukkan, dasi dipakai dan rapi dipasang, warna baju dijaga selalu putih-biru, sepatu sesuai dengan aturan ditetapkan, dan sepatu selalu bersih.g. Masuk dan Pulang sekolah tepat waktu.h. Menggunakan bahasa yang sopan dan santun. i. Mengucapkan maaf, tolong dan terima kasih kepada siapa saja yang memberikan sesuatu atau suatu bantuan.j. Menjaga kebersihan kelasnya.a. Sabtu Sehat ( Senam Pagi )b. Membuang Sampah Pada Tempatnya ( Organik, An-Organik dan B3)c. Pemberantasan Sarang Nyamuk di Sekolah (PSN)d. Pengukuran Tinggi dan Berat Badan (Setiap triwulan)e. Sikat Gigi minimal 2 kali seharif. Mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitaspakai sabun.g. Penyuluhan P3K2. Pembiasaan Terprograma. Lomba kebersihan kelasb. Program Daur Ulang kertas dan sampahc. Pesantren Kilatd. Pelaksanaan Peringatan Hari Raya Agamae. Pelaksanaan Peringatan Hari Besar Nasional.f. Pelaksanaan PORSENI

F. Kegiatan Keteladanan1. Pembinaan Ketertiban Pakaian Anak Sekolah.2. Pembinaan Sopan Santun, Sapa, Salam dan Jujur3. Kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat4. Hidup Sederhana, Disiplin, Kasih Sayang, Tanggung Jawab, Adil dan Bijaksana.G. Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah1. Peningkatan kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara ruang kelas2. Peningkatan kebersihan, pencahayaan, sirkulasi udara ruang lainnya3. Penambahan jumlah kamar kecil untuk guru dan kepala sekolah4. Pengembangan budaya bersih5. Penciptaan lingkungan sehat, asri, indah, rindang, sejuk, dll (tamanisasi)6. Pemenuhan sistem sanitasi/drainase7. Penciptaan budaya tata krama in action8. Peningkatan kerjasama dengan lembaga lain relevan9. Pengembangan lomba-lomba kebersihan dan kesehatan

H. Pendidikan Ekonomi KreatifPendidikan ekonomi kreatif ditanamkan melalui beberapa kegiatan yang terintegrasi pada kegiatan-kegiatan yang disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang ada dilingkungan SMP N 3 Paringin meliputi :10. Kegiatan Bidang Perkebunan. Lahan perkebunan yang tersedia dimanfaatkan untuk :a. Tanaman Obat Keluarga (TOGA) diantaranya: (Jahe,Sirih,Kunyit,Lengkuas, dll.)b. Musium Hidup diantaranya :Tanaman Pohon Buah Langka5. Kegiatan Bidang PertamananTaman sekolah terdiri dari taman UKS juga tanaman hias dan pot-pot gantung yang ada di teras dan halaman sekolah. Perawatan taman dan pelaksanaan kegiatan keberhasilan meliputi seluruh halaman sekolah .6. Kegiatan 3 RReuse (Guna ulang) yaitu: Kami menggunaan kembali sampah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain contohnya : Menggunakan kembali wadah/ kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi bahan keterampilan siswa. Menggunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang-ulang Menjual atau memberikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukanReuse (Guna ulang)Reduce (Mengurangi)Recycle (Mendaur ulang) yaitu : Kami berusaha mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya sampah contohnya : Menggunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi Menggunakan alat tulis yang dapat diisi ulang kembali Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill) Mengurangi penggunaan bahan sekali pakaiRecycle (Mendaur ulang) yaitu Kami mengolah sampah menjadi produk baru contohnya : Memilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai Melakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos (Komposting) Melakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat

BAB IVPELAKSANAAN DAN PENILAIAN

A.Strategi PembelajaranStrategi pembelajaran dalam pengembangan kurikulum 2013diterapkan melalui:1. Pembelajaran Scientifik sangat ditekankan pada saat pembelajaran. Bentuk pembelajaran scientifik sangat banyak jenisnya dalam pembelajaran. Bermain peran, sosio-drama, observasi pasar tentang harga dan tentang kehidupan para pedagang, kunjungan ke museum, mengamati kesulitan hidup dari media masa, mendiskusikan kisah pejuang melaui momoar / filemini semua hanya sedikit contoh kerja praktik dalam pembelajaran. Anak harus mengalami proses pembelajaran secara aktif. Dalam pembelajaran, seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan dan porsi yang seimbang dalam praktik. Dengan demikian, antara siswa yang satu dengan yang lain tidak ada perbedaan yang mencolok dalam belajar. Perlakuan guru terhadap semua siswa bersifat adil, artinya sesuai dengan kebutuhan setiap siswa. Siswa melaksanakan pembelajaran dengan hak yang sama, mereka bekerja sama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Satu masalah dihadapi bersama.2. Dalam pembelajaran aktif siswa menjadi pusat pembelajaran (Student Centre ) sehingga tiap siswa dapat berbuat dan bertindak sesuai dengan keinginan dan kreativitas masing-masing. Tidak harus dibatasi oleh aturan-aturan yang sangat mengikat siswa sehingga membatasi ruang gerak dalam pembelajaran. Meskipun demikian, tetap perlu ditanamkan disiplin, saling menghargai, sikap sopan, bertanggung jawab, jujur, dan sikap-sikap positif lainnya. Pada intinya, setiap kegiatan berlangsung pada batas-batas yang wajar dan terkontrol guru.3. Prinsip-prinsip dalam PAKEM diterapkan guru pada saat pelaksanaan pembelajarandi dalam /luar kelas. Ini adalah salah satu cara untuk membuat anak aktif, dapat bergaul, dan berkomunikasi dengan lingkungannya karena guru memanfaatkan sumber belajar dari lingkungan setempat sebagai sumber belajar.Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar merupakan salah satu strategi yang dapat dimanfaatkan guru agar pembelajaran yang dilaksanakan benar-benar aktif dan dapat diikuti oleh siswa. Siswa dapat meneliti, menganalisis, mempraktikkan, ,menyimpulkan dan melaporkan apa yang dipelajari. Pada akhirnya pembelajaran menghasilkan suatu karya yang dapat dipajang. Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis (membuat dugaan), mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.4. Pajangan. Adanya karya-karya siswa dalam bentuk poster atau karya lain yang dapat menginspirasi semua warga sekolah untuk konsisten menjalankan nilai-nilai luhur Pajangan bukanlah sebagai suatu hal yang harus ada dalam setiap pembelajaran yang menggunakan pendekatan PAKEM apabila pajangan tersebut hanya merupakan pajangan semata tanpa makna tertentu (misal sebagai sumber belajar, sebagai bahan pemecahan masalah, sumber, atau sebagai bahan konfirmasi bagi siswa dalam mencocokkan konsep yang dipelajari).5. Cara bertanya yang memotivasi siswa untuk berpikir dan mengembangkan kreativitas berpikir yang lebih tinggi.6. Cara pembelajaran yang bervariasi harus banyak diciptakan guru. Sebaiknya model pembelajaran yang telah dilaksanakan tidak terlalu sering diulang walaupun dengan materi yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menghindari kebosanan siswa dengan cara belajar tersebut.7. Penggunaan model tes yang bervariasi. Sebaiknya model tes yang telah dilaksanakan sedapat mungkin tidak mengulang tes tersebut untuk melihat kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep.8. Dalam pembelajaran, pemecahan masalah digunakan sesering mungkin agar siswa terbiasa dengan soal-soal yang bersifat pemecahan masalah. Hal ini akan menjadi kebiasaan dan siswa akan selalu kritis dalam menanggapi berbagai masalah yang terjadi di lingkungannya sehingga membuat siswa semakin berpikir kreatif.9. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan. Ruang kelas yang menyenangkan merupakan unsur tak terpisahkan dari pembelajaran IPS dengan pendekatan PAKEM. Dalam kelas yang menerapkan PAKEM, anak-anak banyak belajar melalui bekerja dan berbuat sehingga banyak menghasilkan produk. Hasil pekerjaan siswa tersebut sebaiknya dipajang untuk membuat kelas menjadi hidup dan menarik. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajang bisa memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya yang berasal dari hasil karya perorangan, berpasangan, atau kelompok. Guru perlu memastikan bahwa setiap siswa mempunyai karya yang dipajangkan. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa dan ditata dengan baik, dapat digunakan guru dalam KBM sebagai rujukan ketika membahas suatu masalah.10. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekadar penilaian berupa angka.11. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental. Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak, apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut belum tentu mencerminkan PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik.Tetapi dalam pembelajaran, terutama dalam praktik yang membutuhkan gerak seperti bermain peran, aktif fisik harus dihayati dengan aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut untuk mengungkapkan ide dan gagasan. Banyak siswa merasa takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika ide dan gagasannya salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menciptakan suasana kelas di mana guru tidak marah kepada siswa saat ia memberikan jawaban yang belum tepat dan siswa tidak menertawakan siswa lain jika mereka memberi jawaban yang tidak benar. Siswa harus didorong untuk mencoba, dan berbuat kesalahan adalah bagian penting dari belajar.12. Keteladanan guru dengan segala sikap dan perilakunya dalam kegiatan pembelajaran di dalam dan di luar kelas sangat penting.13. Pemberian tekanan pada materi pelajaran tertentu yang terkait dengan nilai-nilai luhur yang ingin diinternalisasikan, dilatihkan, dan dibiasakan.14. Kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan materi sedang dibahas hendaknya mendukung penanaman nilai luhur dalam 2013. Contohnya, diskusi kelompok, simulasi, bermain peran, eksperimen sederhana, dan tugas-tugas lainnya.15. Diciptakan lingkungan kelas yang mendukung 2013. Contohnya, pajangan kelas, peribahasa,slogan yang dapat memotivasi siswa untuk berperilaku positif.16. Dilakukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat memotivasi siswa dalam berperilaku positif, seperti cerita, nasihat dan motivasi guru pada awal dan akhir pelajaran, menyanyikan lagu dan pemutaran film.17. Adanya program sekolah yang mengkondisikan guru, siswa, dan warga sekolah lain melaksanakan nilai-nilai luhur yang ingin dikembangkan.

B. Pengaturan Beban BelajarBeban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini, yaitu menggunakan sistem Paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut.a.Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SMP/MTs/SMPLB adalah antara 0% - 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. c. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Untuk kegiatan praktik di sekolah kami, misalnya pada kegiatan praktikum Bahasa Inggris yang berlangsung selama 2 jam pelajaran setara dengan 1 jam pelajaran tatap muka, sesuai yang tertulis pada Struktur Kurikulum SMP

C. Penilaian 3. Hakikat PenilaianPenilaian dalam Kurikulum SMP N 3 Paringin.adalah penilaian berbasis kompetensi, yaitu bagian dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran dan/atau pada akhir pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar siswa dalam mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Untuk tingkat satuan pendidikan, kompetensi yang harus dicapai siswa adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL).4. Prinsip PenilaianPenilaian hasil belajar siswa harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:1) Sahih (valid),yakni penilaian diDasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur;2) Objektif,yakni penilaian diDasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;3) Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan siswa, dan tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku bangsa, dan jender; 4) Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5) Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan Dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6) Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan siswa; 7) Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku; 8) 25Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian diDasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; 9) Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

5. Teknik PenilaianBerbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan siswa. 1) Tes adalah pemberian sejumlah pertanyaan yang jawabannya dapat benar atau salah. Tes dapat berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja. Tes tertulis adalah tes yang menuntut peserta tes memberi jawaban secara tertulis berupa pilihan dan/atau isian. 2) Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal.3) Penugasan adalah pemberian tugas kepada siswa baik secara perorangan maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium, tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.4) Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya siswa dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi, dan kreativitas siswa (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa dengan menilai bersama karya-karya atau tugas-tugas yang dikerjakannya. Siswa dan pendidik perlu melakukan diskusi untuk menentukan skor.5) Projek adalah tugas yang diberikan kepada siswa dalam kurun waktu tertentu. Siswa dapat melakukan penelitian melaluipengumpulan, pengorganisasian, dan 27analisis data, serta pelaporanhasil kerjanya. Penilaian projek dilaksanakan terhadap persiapan, pelaksanaan,dan hasil. 6) Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta siswamenghasilkan suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/proses pembuatan, danhasil.7) Inventorimerupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi siswa terhadap objek psikologis. 8) Jurnalmerupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan siswa yang berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku siswa yang dipaparkan secara deskriptif. 9) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap siswa harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara jujur. 10) Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta siswa mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal secara jujur.Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga penting untuk dilakukan. Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antarteman.

D.Berdasarkan Acuan KriteriaPenilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta didik.KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik, sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa frustasi, kehilangan motivasi, dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya.PredikatNilai Kompetensi

Pengetahuan dan KeterampilanSikap

A3,85 - 4.00SB

A-3,51 - 3,84

B+3,18 3,50B

B2,85 3,17

B-2,51 2,84

C+2,18 2,50C

C1,85 2,17

C-1,51 1,84

D+1,18 1,50K

D1,00 1,17

Ketuntasan belajar ditentukan seperti pada tabel berikut: KeteranganSB = Sangat BaikB = BaikC = CukupK = Kurang Kriteria ketuntasan belajar minimal untuk kompetensi pada kategori KI-3 dan KI-4 adalah B- (2.51). Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan memperhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh matapelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori baik (B) menurut standar yang ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Untuk KD pada KI-3 dan KI-4, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai < 2.51 dari hasil tes formatif.Seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar untuk menguasai KD yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator nilai 2.51 dari hasil tes formatif.Bagi peserta didik yang belum tuntas untuk kompetensi tertentu harus mengikuti pembelajaran remedial, sedangkan bagi yang sudah tuntas boleh mempelajari kompetensi berikutnya.Untuk mengetahui apakah peserta didik sudah atau belum tuntas menguasai suatu kompetensi dapat melihat posisi nilai yang diperoleh berDasarkan tabel konversi nilai berikut.Tabel konversi nilaiKonversi nilai akhirPredikat(Pengetahuan dan Keterampilan)Sikap

Skala 100Skala 4

96,25 - 1003,85 - 4,00ASB

87,75 96,03,51 3,84A-

79,5 87,53.18 3,50B+B

71,25 79,252,85 3,17B

62,75 71,002,51 2,84B-

54,5 62,52.18 2,50C+C

46,25 54,251,85 2,17C

37,75 46,001.51 1,84C-

29,5 37,51.18 1,50D+K

0,25 29,251,00 1,17D

Apabila peserta didik memperoleh nilai antara 62,75 Dan.71,00, dia ada pada posisi predikat B- untuk kategori pengetahuan atau keterampilan.Artinya, peserta didik tersebut sudah mencapai ketuntasan dalam menguasai kompetensi tertentu.

6. Instrumen Penilaian

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Tes tertulis

Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan dll. Tes isian: isian singkat dan uraian

Tes lisan Daftar pertanyaan

Tes praktik (tes kinerja)

Tes identifikasi Tes simulasi Tes uji petik kinerja

Penugasan individual atau kelompok Pekerjaan rumah Projek

Penilaian portofolio Lembar penilaian portofolio

Jurnal Buku cacatan jurnal

Penilaian diri Kuesioner/lembar penilaian diri

Penilaian antarteman Lembar penilaian antarteman

7. Prosedur PenilaianPenilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk (a) menilai pencapaian kompetensi siswa, (b) bahan penyusunan laporan hasil belajar, dan (c) memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen baik tes maupun nontes atau penugasan yang dikembangkan sesuai dengan karateristik kelompok mata pelajaran.Penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana, terpadu, menyeluruh, dan berskesinambungan. Dengan penilaian ini diharapkan pendidik dapat (a)mengetahui kompetensi yang telah dicapai siswa, (b)meningkatkan motivasi belajar siswa, (c)mengantarkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan, (d)memperbaiki strategi pembelajaran, dan (e) meningkatkan akuntabilitas sekolah.8. Mekanisme PenilaianPerencanaan penilaian mencakup penyusunan kisi-kisi yang memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputipemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk instrumen penilaianPelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada siswa. Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel.Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian masing-masing siswa dengan standar yang telah ditetapkan.Untuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing siswa dibandingkan dengan KKM.Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar siswa, serta untuk memperbaiki pembelajaran.Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan tingkat kemampuan awal peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda. Oleh karena itu, maka ditetapkan KKM sebagai berikut ini.Penetapan KKMKomponenKriteria Ketuntasan Belajar

VIIVIIIIX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama727272

2. Pendidikan Kewarganegaraan717171

3. Bahasa Indonesia727272

4. Bahasa Inggris717170

5. Matematika727272

6. Ilmu Pengetahuan Alam727272

7. Ilmu Pengetahuan Sosial707071

8. Seni Budaya707175

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan737373

10. Teknologi Informasi dan Komunikasi707075

11. Pendidikan Lingkungan Hidup757575

B. Muatan Lokal1. BTA717171

C. Pengembangan Diri 1. BK2. Kegiatan Ekstrakurikuler:a. Pramuka b. UKS dan PMR c. KIRd. Olahragae. Pengembangan Senif. Bimbingan IPTEKSeluruh kegiatan pengembangan diri minimal bernilai Baik.

Tindak lanjut hasil analisisKegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi:1) Pelaksanaan program remedial untuk siswa yang belum tuntas (belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan hariandan memberikan kegiatan pengayaan bagi siswa yang telah tuntas; 2) Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan.3) Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar siswa.Pada tahap pelaporan hasil penilaian, pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut:1) Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas); 2) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap siswa pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi belajar (meliputi aspekpengetahuan, praktik, dan sikap) disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi yang utuh;3) Memberi masukanhasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian siswa;4) Pendidik yang menilai ujian praktik melaporkan hasil penilaiannya kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wakil pimpinan bidang akademik (kurikulum).9. Laporan PenilaianLaporan penilaian 2013 dapat berupa cheklis hasil dari karakter yang tumbuh dan berkembang pada diri siswa sesuai dengan karakter yang dikembangkan di sekolah sebagai contoh :Laporan Penilaian 2013NOJenis KarakterNilai KarakterKeterangan

BTMTMBMK

1.Religius

2.Jujur

3.Toleransi

4.Disiplin

5.Kerja Keras

6.Kreatif

7.Mandiri

8.Demokratis

9.Rasa Ingin Tahu

10. Semangat Kebangsaan

11.Cinta Tanah Air

12. Menghargai Prestasi

13.Bersahabat/Komuniktif

14. Cinta Damai

15. Gemar Membaca

16. Peduli Lingkungan

17. Peduli Sosial

18.Tanggung-jawab

Keterangan :Diisi dengan :A. = MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten). = 4B. = MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten). = 3C. = MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten). = 2D. = BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator). = 1

E. Kenaikan Kelas dan Kelulusan1. Kenaikan KelasKenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran Kriteria Kenaikan Kelasa. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh programpembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.b. Tidak terdapat nilai dibawah KKM maksimal 3 (tiga) Mata Pelajaran yangmeliputi :- Pendidikan Agama Islam- Pendidikan Kewarganegaraan- Bahasa Indonesia2. Kriteria Kelulusana. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.b. Memperoleh nilai minimal Baik untuk seluruh kelompok Mata Pelajaran ; Agama dan Akhlaq mulia, Kewarganegaraan, Kepribadian, Estetika, Jasmani Olahraga dan kesehatan.c. Lulus Ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.d. Lulus Ujian Sekolah Berstandar Daerah3. Strategi Penanganan Siswa yang Tidak Naik Kelas dan Tidak Lulusa. Penanganan Siswa yang tidak naik kelas1) Siswa yang tidak naik dapat melanjutkan dengan mengulang dikelas tingkat yang sama.2) Orang tua berhak untuk memindahkan anaknya ke sekolah lain dengan catatan tetap tidak naik sesuai dengan kelas yang ditinggalkanb. Penanganan siswa yang tidak lulus1) Siswa yang tidak lulus berhak untuk mengulang di kelas tingkat yang sama2) Siswa yang tidak lulus berhak untuk pindah sekolah dengan catatan mengulang dikelas yang sama

E. Kalender Pendidikan Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.KALENDER PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 PARINGINTAHUN PELAJARAN 2014/2015

JULI 2014JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU6132027 1-27Libur Semester 2 Th. 2014-2015 dan Libur Puasa

SENIN714212828-29Idul Fitri

SELASA18152229 30-31Libur Idul Fitri

RABU2916233050

KAMIS310172431

JUMAT4111825

SABTU51219260 Hr efektif

AGUSTUS 2014JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU310172431 4Hari Pertama masuk sklh

SENIN4111825

SELASA51219265-30Belajar efektif

RABU61320274417Hari Proklamasi

KAMIS7142128

JUMAT18152229

SABTU2916233024 Hr Efektif

SEPTEMBER 2014JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU7142128

SENIN18152229

SELASA29162330 1-30 Belajar Efektif

RABU3 10 172444

KAMIS4111825

JUMAT5121926

SABTU613202726Hr Efektif

OKTOBER 2014JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU51219261-31Belajar efektif

SENIN6132027

SELASA71421285Libur Idul Adha

RABU181522295513-18Ulangan tengah Smt

KAMIS2916233025Tahun Baru Hijrah

JUMAT310172431

SABTU411182526Hr Efektif

NOVEMBER 2014JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU29162330

SENIN3101724

SELASA4111825

RABU5121926441-29Belajar efektif

KAMIS6132027

JUMAT7142128

SABTU1815222925 Hari efektif

DESEMBER 2014JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU7142128 2-6Hari belajar efektif

SENIN18152229 8-20Ulum Semester(tulis/Pra)

SELASA2916233025Hari Natal

RABU31017243141 22-26Persiapan Bagi Raport

KAMIS4111825 27Bagi Raport

JUMAT5121926 29-31 Libur semester I

SABTU6132027 6 Hari Efektif

JANUARI 2015JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU41118251 Tahun Baru 2015

SENIN5121926 2-3 Libur akhir semester 1

SELASA6132027 5Hari Awal Msk Sekolah

RABU714212854 5-31Hari belajar efektif

KAMIS18152229

JUMAT29162330

SABTU31017243124 Hr Efektif

FEBRUARI 2015JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU181522 1-27Hari belajar efektif

SENIN29162319Th Baru Imlek

SELASA3101724

RABU411182544

KAMIS5121926

JUMAT6132027

SABTU714212823 Hr Efektif

MARET 2015JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU18152229 2-21Hari belajar efektif

SENIN2916233023-28Ujian Sekolah

SELASA31017243130-31Belajar Efektif

RABU4111825 4316-21UTS

KAMIS5121926

JUMAT613202720 Hr Efektif(Kls 7,8 )

SABTU7142128 18 Hr Efektif(Kls 9 )

APRIL 2015JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU5121926 1-18Belajar efektif

SENIN61320273Wafat Isa Almasih

SELASA71421 288Hari jadi Kab Bal

RABU1815222954 20-23UN 2014/2015

KAMIS29162330 27-30K.Teng Sem Kl 7 dan 8

JUMAT310172414 Hr Efektif(Kls 9 )

SABTU411182520 Hr Efektif (Kls 7,8)

MEI 2015JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU310172431 1Hari Buruh

SENIN4111825 2Hardiknas

SELASA5121926 14Kenaikan Isa Almasih

RABU6132027441-30Belajar efektif Kls VII / VIII

KAMIS714212816Isra Miraj

JUMAT18152229

SABTU2916233023 Hr Efektif

JUNI 2015JMMETANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU7142128 1-6Hari belajar efektif

SENIN181522298-20Ulangan semester

SELASA2916233022-26PersiapanPembagian Raport

RABU31017244127Bagi Rapot

KAMIS411182529-30Libur Sem 2

JUMAT5121926

SABTU61320276 Hr Efektif

JULI 2015METANGGALURAIAN KEGIATAN

MINGGU5121926 1-11Libur semester genap

SENIN6132027

SELASA7142128

RABU18152229

KAMIS29162330

JUMAT310172431

SABTU4111825

Paringin, 16 Juli 2014 Kepala SMP N 3 Paringin

H.Alpan Nasuki,S.Pd NIP 196302151984031009

Lampiran 1TATA TERTIB PESERTA DIDIKSMP Negeri 3 Paringin

I. WAKTU MASUK DAN PULANG

1. Hadir ke Sekolah Jam 07.302. Waktu belajar di mulai jam 08.003. Waktu pulang jam 14.00

II. TATA TERTIB BERPAKAIAN

1. Pakaian hari senin dan selasa Putih Biru dan berdasi2. Pakaian hari Rabu dan Kamis Baju Batik dan Celana Biru3. Pakaian hari Jumat dan sabtu Pramuka4. Sepatu Warna Hitam dan kaos kaki warna putih

III. TATA TERTIB UPACARA BENDERA

1. Semua peserta didik wajib mengikuti upacara penaikan bendera pada hari Senin.2. Pembina upacara dipimpin oleh Kepala Sekolah/Salah satu Guru.3. Setiap ketua kelas harus membariskan teman-temannya dilapangan dengan tertib.4. Petugas upacara harus mempersiapkan naskah-naskah persiapan upacara.5. Setiap peserta upacara harus tertib, tidak boleh berisik.6. Selesai upacara, siswa langsung melaksanakan KBM.

IV. TATA TERTIB KELAS

1. Setelah tanda bel masuk dibunyikan semua siswa harus sudah berada di kelas;2. Siswa/siswi diharuskan berdoa sebelum pelajaran dimulai dan setelah pelajaran berakhir dipimpin oleh ketua kelas;3. 10 menit setelah bel masuk, guru belum berada di kelas, ketua kelas segera menghubungi guru piket;4. Murid-murid yang terlambat harus memperlihatkan surat izin dari guru piket sebelum memasuki kelas;5. Anak yang datang terlambat tanpa alasan yang tepat tidak diperkenankan mengikuti pelajaran jam pertama dan hari berikutnya harus membawa surat keterangan dari orang tua.6. Tugas yang diberikan guru (PR) setelah dikerjakan harus dimintakan tanda tangan dari orang tua/wali dan Tidak boleh mengerjakan PR di sekolah.7. Selama belajar murid-murid tidak diperkenankan meninggalkan kelas tanpa seizin guru.8. Murid-murid yang tidak masuk sekolah, pada hari berikutnya harus membawa surat ijin dari orang tua/wali atau pemberitahuan lewat telepon.9. Murid-murid tidak diperkenankan pindah-pindah tempat duduk selama belajar, kecuali selama belajar kelompok.10. Selama KBM berlangsung murid-murid tidak diperkenankan bercanda, berisik, dan melakukan kegiatan yang mengganggu proses belajar mengajar.11. Murid-murid wajib memiliki buku pelajaraan bagi yang mampu.12. Seluruh murid berkewajiban menjaga dan merawat sarana dan prasarana di kelas termasuk meja kursi, papan tulis, alat kebersihan dan lain-lain.13. Kebersihan, kerapihan dan keindahan kelas menjadi tanggung jawab ketua kelas, guru piket dan seluruh siswa.

V. TATA TERTIB 7 K

1. Semua peserta didik wajib membuang sampah pada tempatnya.2. Peserta didik yang bertugas menjadi piket pada hari itu wajib menyiram tanaman yang berada di depan kelasnya.3. Tidak boleh mencoret-coret meja kursi pakai Tip-ex, menghapus papan absen kelas tanpa seijin guru.4. Membuang sampah pada tempatnya, dan memperhartikan kebersihan lingkungan sekitar sekolah.5. Berperilaku senyum, salam, sapa, sopan dan santun.

VI. LAIN-LAIN

1. Peserta didik tidak diperkenankan membawa, menggunakan HP berkamera, makan dan tidur di kelas saat belajar.2. Tidak boleh merokok di sekolah dan dilingkungan sekolah.3. Dilarang membawa dan minum minuman yang beralkohol.4. Tidak diperkenankan membawa senjata tajam dan sejenisnya.

VI. SANKSI ATAU PELANGGARAN

1. Peserta didik yang melanggar tata tertib akan diberikan teguran/peringatan lisan dari guru (peringatan pertama)2. Bagi yang masih melanggar, orang tua/walinya akan dipanggil dan mendapat peringatan secara tertulis.3. Bagi murid yang masih melanggar ketiga kalinya akan diberikan sanksi skorsing selama 3 hari untuk dibina oleh orang tuanya. 4. Sanksi terakhir dikonsultasikan dengan orang tua atau dikembalikan kepada orang tua/wali murid.

Paringin, 14 Juli 2014Kepala SMP Negeri 3 Paringin

H.Alpan Nasuki,S.Pd NIP 196302151984031009

Lampiran 2TATA TERTIB GURU DAN KARYAWANSMP Negeri 3 Paringin

1. Hadir 10 menit sebelum jam mengajar dimulai, berdoa bersama sebelum bekerja dan pulang bekerja diruang guru.2. Guru masuk ruang kelas 5 menit sebelum pelajaran dimulai,3. Guru memimpin berdoa peserta didik dikelasnya sesuai dengan agamanya masing-masing.4. Guru mengabsen, dan mencatat siswanya yang tidak masuk kedalam buku kasus, dan melaporkannya kepada guru piket.5. Guru mengisi buku jurnal kelas atau kemajuan belajar kelas.6. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan berdedikasi tinggi7. Hari Sabtu berpakaian Olah Raga dan wajib mengikuti senam kesegaran jasmani.8. Menjalin hubungan harmonis dengan sesama guru, karyawan, pimpinan sekolah dan siswa dalam rangka menjunjung kode etik guru selaku pendidik, menyelesaikan permasalahan yang ada secara musyawarah dan kekeluargaan.9. Jika berhalangan hadir harus memberitahukan kepada kepala sekolah serta mengirim tugas siswa yang menjadi tanggung jawabnya.10. Tidak diperkenankan merokok baik di dalam kelas ataupun dilingkungan sekolah.11. Bagi yang bertugas piket harap mencatat nama guru yang tidak hadir, di buku piket maupun di papan tulis.12. Guru bertanggung jawab terhadap pencapaian kurikulum dan keberhasilan siswa dalam ketuntasan belajar.13. Guru Wajib membuat dan menyiapkan kelengkapan mengajar berupa :a. Analisis Materib. Alokasi Waktuc. Program Tahunand. Program Semestere. Rencana Pelaksanaan Pembelajaranf. Rangkuman Materi Pelajarang. Lembar Kerja Siswah. Membuat kisi-kisi soal ulangan harian, UTS, UAS dan UKKi. Soal Ulangan harian, Ulangan Tengah Semester, UAS dan UKK.j. Analisis Ulangank. Remedial/ perbaikanl. Tindak lanjut/pengayaan.14. Guru berperilaku Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun kepada murid-muridnya.

Paringin, 14 Juli 2014 Kepala SMP N 3 Paringin

H.Alpan Nasuki,S.Pd NIP 196302151984031009

Lampiran 3TATA PERTIB DAN SANKSI PELANGGARAN PESERTA DIDIKSMP .............................NO.JENIS PELANGGARANPOINBENTUK SANKSI

A. TATA TERTIB BERPAKAIAN DAN RAMBUT

1.Senin Selasa, pakaian putih biru, berdasi, berlokasi, kaos kaki putih, sepatu hitam, baju dimasukan dan wanita menggunakan rok putih dibawah betis.5Diperingatkan

2.Rabu, dan Kamis pakaian Batik kaos kaki putih dan sepatu hitam.5Diperingatkan

3.Jumat dan Sabtu, pakaian Pramuka lengkap kaos kaki putih, sepatu hitam dan baju dimasukkan.5Diperingatkan

4.Hari Sabtu, senam bersama, memakai baju olah raga dilanjutkan kegiatan ekskul5Diperingatkan

6.Rambut laki-laki pendek diatas telinga, Wanita pakai kerudung rapih dan tidak diwarnai.5Dipotong/diperingatkan

7.Kuku bersih tidak diwarnai dan dipotong rapih.5Dipotong/diperingatkan

B. TATA TERTIB DI DALAM KELAS

1Mengganggu proses belajar mengajar.5Diperingatkan

2Tidur saat jam pelajaran5Diperingatkan

3Keluar masuk kelas pada waktu jam belajar5Diperingatkan

4Makan di kelas pada saat jam belajar5Diperingatkan

5Mengerjakan tugas lain waktu jam pelajaran tertentu.5Diperingatkan

6Meninggalkan buku di kelas/tidak dibawa pulang.5Diperingatkan

C. TATA TERTIB KEBERSIHAN

1Membuang sampah tidak pada tempatnya5Diperingatkan

2Untuk piket harian tidak membersihkan kelas dan halaman serta taman sekolah.5Diperingatkan

3Mencoret-coret meja, kursi, lingkungan dan luar sekolah.10Diperingatkan

D. TATA TERTIB BELAJAR

1Tidak mengerjakan PR5Diperingatkan

2Tidak membawa buku pelajaran5Diperingatkan

3Menggunakan HP pada saat jam pelajaran5Diperingatkan

4Tidak mengerjakan tugas Guru.5Diperingatkan

E. TATA TERTIB KEHADIRAN

1Tidak hadir tanpa surat (alasan jelas)10Diperingatkan

2Tidak menunjukkan surat ijin karena tidak hadir hari sebelumnya.5Diperingatkan

3Terlambat datang sekolah5Diperingatkan

4Pulang Tanpa ijin10Diperingatkan

5Bermain bola dihalaman bukan waktu olah raga.10Diperingatkan

6Tidak hadir tanpa surat 3 kali (alpha)25Orang tua dipanggil

F. PELANGGARAN BERAT

1Membawa/menghisap rokok25Orang tua dipanggil

2Merusak peralatan/perlengkapan milik sekolah25Mengganti dan orang tua dipanggil

3Perayaan ulang tahun yang tidak lazim (pakai telur dan tepung)25Orang tua dipanggil

4Memalsu tanda tangan orang tua atau guru.25Orang tua dipanggil

5Bermain kartu di kelas25Orang tua dipanggil

6Membawa/melihat, buku / VCD porno.50Orang tua dipanggil

7Mewarnai rambut / mencoret-coret baju50Orang tua dipanggil

8Membawa senjata tajam50Orang tua dipanggil

9Mencuri di dalam atau diluar kelas50Orang tua dipanggil

10Meminta uang/barang secara paksa/mengancam pada teman (memalak)50Orang tua dipanggil

11Terlibat perkelahian dengan teman/tawuran50Orang tua dipanggil

12Membawa, memakai atau mengedarkan minuman keras/narkoba100Dikembkan kpd orang tua

13Melakukan tindakan kriminal/berurusan dengan pihak berwajib.100Dikembkan kpd orang tua

Catatan :1. Point berjumlah 25 peringatan ke-1 dan orang tua dipanggil.2. Point berjumlah 50 peringatan ke-2 dan orang tua dipanggil3. Point berjumlah 75 peringatan ke-3 dan orang tua dipanggil dan membuat pernyataan4. Point berjumlah 100 murid dikembalikan kepada orang tua.