ktsp mi gesing 1
TRANSCRIPT
Bab IPendahuluan
A. Rasional.
Mencerdaskan Kehidupan bangsa adalah salah satu tujuan negara yang
harus dicapai. Madrasah merupakan salah satu mata tombak yang sangat
berperan dalam mewujudkan cita-cita bangsa tersebut. Maka Kurikulum
ikut berkembang sesuai dengan tuntutan kebutuhan perkembangan
masyarakat.
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan
tertentu ini meliputi Tujuan Pendidikan Nasional serta kesesuaian
dengan kekhasan kondisi dan potensi daerah satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebaba itu Kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah (madrasah).
B. Landasan Hukum
Landasan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang beragam mengacu pada :
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Pasal 36
--( ayat 1 )
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan
pendidikannasional.
– ( ayat 2 )
1
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
–( ayat 3 ) yang berbunyi : Kurikulum disusun sesuai jenjang
pendidikan dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia
dengan memperhatikan
Peningkatan Iman dan Taqwa.
Peningkatan akhlaq mulia.
Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik.
Keragaman potensi daerah dan lingkungan
Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Tuntutan dunia kerja.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Agama.
Dinamika perkembangan global.
Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pasal 37. –( ayat 1 )
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :
Pendidikan Agama.
Pendidikan Kewarganegaraan.
Bahasa
Matematika.
I P A
I P S
Seni dan Budaya.
Pendidikan Jasmani dan olah raga.
Keterampilan /kejujuran, dan
Muatan Lokal.
Pasal 42 --( ayat 1 )
2
Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi
sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
–( ayat 2 )
Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia
dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.
–( ayat 3 )
Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) da ayat (2), diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.
Pasal 59.
–( ayat 1)
Pemerintah dan Pemerintah Darah melakukan evaluasi terhadap
pengelola, satuan, jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
–( ayat 2 )
Masyarakat dan atau organisasi profesi dapat membentuk
lembaga yang mandiri untuk melakukan evaluasi sebagaimana
dimaksud dalam pasal 59 ayat (1).
–( ayat 3 )
Ketentuan mengenai evaluasi sebagaimana dimaksud ayat (1)
dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Pasal 16.
--( ayat 1 )
3
Penyusunan kurikulum pada tingkat stuan pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang
disusun oleh BNSP.
–( ayat 2 )
Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi sekurang-
kurangnya :
a. Model-model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk
SD /MI /SDLB / SMP / MTs / SMPLB / SMA / MA / SMALB dan
SMK /MAK pada jalur pendidikan formal katagori standar.
b. Model-model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk
SD /MI /SDLB /SMP / MTs / SMPLB / SMA / MA / SMALB dan
SMK /MAK pada jalur pendidikan formal katagori mandiri
Pasal 17.
--( ayat 1 )
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk SD /MI /SDLB
/SMP / MTs / SMPLB / SMA / MA / SMALB dan SMK /MAK ,
atau bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan
Satuan Pendidikan, potensi daerah /karakteristik daerah, sosial,
budaya, masyarakat setempat dan peserta didik.
--( ayat 2 )
Madrasah dan Komite Madrasah atau Madrasah dan Komite
Madrasah mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
da Silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan Standar
Kompetensi Lulusan di bawah supervisi Dinas Kabupaten /Kota
yang bertanggung jawab di bidang Pendidikan untuk SD, SMP,
SMK dan Departemen yang menangani urusan pendidikan di
bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
4
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006 tentang
Standar Isi.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2006 tentang
Standar Pelaksanaan Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.
C. Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah Kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran /tema tertntu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, matetri pokok pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber bahan /bahan /alat belajar, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan
proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian
hasil belajar.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun antara lain agar
dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :
1. belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. belajar untuk memahami dan menghayati.
3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif.
5
4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain.
5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
belajar yang aktif kreatif, efektif dan menyenangka.
Komponen KTSP terdiri dari :
1. Tujuan Pendidikan Madrasah.
2. Struktur dan Muatan Kurikulum.
3. Kalender Pendidikan.
4. Silabus.
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di madrasah. Madrasah sebagai unit penyelenggara pendidikan juga
harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan.
Perkembangan dan tantangan itu misalnya menyangkut :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Globalisasi yang memungkinkan cepatnya arus perubahan dan
mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat.
3. Era informasi.
4. Pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral
manusia.
5. Era perdagangan bebas.
Tantangan sekaligus peluang itu harus direspon oleh madrasah,
sehingga madrasah diharapkan sesuai dengan perkembangan tersebut.
Visi tidak lain merupakan citra moral yang menggambarkan profil
madrasah yang diinginkan di masa datang, Namun demikian, visi
madrasah harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi
juga harus memperhatikan dan mempertimbanngkan :
1. Potensi yang dimiliki madrasah.
2. Harapan masyarakat yang dilayani madrasah.
6
Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders)
bermusyawarah, sehingga visi madrasah mewakili aspirasi berbagai
kelompok yang terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait (guru,
karyawan, siswa, orang tua, masyarakat, pemerintah) bersama-sama
berperan aktif untuk mewujudkannya.
Visi pada umumnya dengan kalimat :
1. filosofis
2. khas
3. mudah diingat.
7
BAB IISTANDAR KOMPETENSI LULUSAN, VISI. MISI, DAN TUJUAN
MADRASAH
A. Standar Kompetensi Lulusan Madrasah
Tujuan madrasah tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi,
dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) Madrasah yang dibakukan secara nasional yang
terdiri atas :
1. Menjelaskan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keberagaman agam, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi di lingkungan sekitar.
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis,
dan kreatif.
6. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif, dengan
bimbingan guru /pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari
potensinya.
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di
lingkungan sekitar.
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa, negara, dan
tanah air Indonesia.
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya
lokal.
8
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong menolong, dan menjaga diri
sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis,
dan berhitung.
B. Visi Madrasah
“ Unggul dalam prestasi, Iptek, dan berakhlakul karimah.”
Visi ini dirumuskan untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan
jangka pendek. Visi ini menjiwai warga madrasah untuk selalu
mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan
madrasah.
Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita madrasah yang
mem,punyai indikator:
1. Tercapainya prestasi akademik dan non akademik .
2. Terciptanya insan ‘ulil albab .
3. Mengenal dan menguasai perkembangan teknologi dan
informasi.
4. Menciptakan insan Islami .
5. Mendorong semangat dan komitmen perubahan yang lebih
baik .
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa
kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas.
Berikut ini misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.
9
C. Misi Madrasah
1. Menumbuhkan penghayatan dan kesadaran mengamalkan terhadap
ajaran agama Islam dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa
yang, beriman , berbudaya dan berakhlak mulia.
2. Mengembangkan manajemen peningkatan mutu berbasis madrasah
3. Mengembangkan minat dan bakat siswa
4. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan
serta meningkatkan hubungan yang harmonis antara aparat madrasah,
murid, orang tua, serta masyarakat pendidikan lainnya.
5. Meningkatkan kedisiplinan, keindahan, dan budi pekerti yang luhur.
6. Mendorong lulusan yang berkwalitas, berprestasi, berakhlak tinggi,
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
7. Etos kerja yang tinggi dan berdisiplin
D. Tujuan Madrasah.
Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan
menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detail dan lebih
jelas.
Berikut ini jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di atas.
1. membentuk generasi muda yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah berlandaskan ajaran Islam ala ahlussunah wal jamaah.
2. Membentuk sikap dan perilaku , dan perbuatan yang mencerminkan
ahlakul karimah
3. mengembangkan kecerdasan, minat dan bakat generasi muda sesuai
dengan potensi diri yang mencakup aspek afektif, ( wijdani ), aspek
kognitif ( fikri ), aspek psikomotorik ( haraky ).
4. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
bidang Sains dan metematika.
5. Unggul dalam lomba-lomba olah raga, pengetahuan siswa.
6. Unggul dalam kebersihan dan penghijauan madrasah.
10
Tujuan madrasah tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi,
dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) Madrasah yang dibakukan secara nasional
yang terdiri atas :
1. Menjelaskan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keberagaman agam, budaya, suku, ras, dan golongan
sosial ekonomi di lingkungan sekitar.
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis,
kritis, dan kreatif.
6. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif, dengan
bimbingan guru /pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari
potensinya.
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam
kehidupan sehari-hari.
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di
lingkungan sekitar.
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggan terhadap bangsa, negara,
dan tanah air Indonesia.
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan
budaya lokal.
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan
memanfaatkan waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
11
15. Bekerja sama dalam kelompok, tolong menolong, dan menjaga diri
sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
menulis, dan berhitung.
Selanjutnya atas keputusan bersama guru dan siswa, SKL tersebut lebih
kami rinci sebagai profil Siswa.
Rincian tersebut adalah sebagai berikut :
1.Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti
sebagai cerminan akhlak mulia dan iman taqwa.
2.Mampu berbahasa Inggris secara aktif.
3.Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olah raga,
sesuai pilihannya.
4.Mampu mendalami cabang pengetahuan yang dipilih.
5.Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program microsoft
Word dan Exsel.
6.Mampu melanjutkan ke SMP /MTs. Terbaik sesuai pilihannya melalui
target pilihan yang ditentukan sendiri.
7.Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan
non akademik di tingkat kecamatan, kabupaten, atau propinsi.
8.Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial, environmental dan
pro-vocasional.
12
Bab IIIStruktur dan Muatan Kurikulum
A. Sruktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Kedalaman muatan Kurikulum pada setiap mata pelajaran dituangkan
dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan
beban belajar yang tercantum dalam struktur. Kompentensi yang
dimaksud terdiri dari Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar
(KD) yang dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL).
1. Komponen-komponen Kurikulum
Struktur Kurikulum terdiri dari 3 (tiga) komponen, yaitu :
a. Komponen mata pelajaran,
b. muatan lokal, dan
c. pengembangan diri.
2. Kerangka Dasar Kurikulum
Sesuai dengan Standar Isi , Komponen mata pelajaran dikelompokkan
sebagai berikut :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
13
b. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian.
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Kelompok mata pelajaran estetika.
e. Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan
kesehatan
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
1. Agama dan
Akhlak Mulia
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama.
2. Kewarganega-
raan dan
Kepribadian
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan
kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara,
penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial,
14
No Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan
sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Ilmu
Pengetahuan
dan Teknologi
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan
kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk
memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan
teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian
kerja.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi
15
No Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam
kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan
mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani,
Olahraga dan
Kesehatan
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta menanamkan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi fisik serta membudayakan
sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta
membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan
hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan
perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun
yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti
keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan
narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
16
2. Struktur Kurikulum Madrasah
Struktur kurikulum MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum MI Gesing 1 didasarkan pada Permenag No. 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar isi PAI dan Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah serta memeperhatikan potensi lokal dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kurikulum Madrasah
Tabel 1.Struktur kurikulum MI Gesing 1 Temanggung
Tahun Pelajaran 2009/2010
KomponenKelas dan Alokasi Waktu
I II IIIIV, V, dan VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur'an-Hadis 2
b. Akidah-Akhlak 2
c. Fikih 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 6
4. Bahasa Arab 2
5. Matematika 8
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
8. Seni Budaya dan Keterampilan 4 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4
B. Muatan Lokal *)1. Bahasa
Daerah2. Bahasa
Inggris3. Aswaja / Ke-
NU-an
221
C. Pengembangan Diri **)1. Pramu
ka2. Penge
nalan Komputer
2
17
3. Baca Tulis al-Qur’an
4. Tenis Meja
5. Seni Rebana
6. Marching Band
J u m l a h 32 32 35 48Keterangan:1. Pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV
s.d. VI dilaksanakan Pembelajaran melalui pendekatan mata pelajaran.2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).4. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.5. Pembelajaran kelas 1, 2, dan 3 dengan menggunakan pendekatan tematik.
b. Pengaturan bahan belajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang
telah ditentukan dalam struktur kurikulum. Setiap satuan pendidikan
dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam pembelajaran
per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam
mencapai kompetensi, di samping memanfaatkan mata pelajaran lain
yang dianggap penting namun tidak terdapat dalam struktur
kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi.
c. Muatan Lokal (Pendidikan Multi Kultur) merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan potensi kearifan lokal dalam upaya
hidup bersama dalam keanekaragaman budaya, suku, agama, dan
menanamkan kecintaan peserta didik terhadap lingkungan dan
ekosistem sekitar termasuk keunggulan lain sekitar madrasah.
Muatan Lokal yang dipilih adalah :
1. Bahasa Jawa, merupakan muatan lokal wajib propinsi.
2. Bahasa Inggris, merupakan muatan wajib kabupaten.
3. Aswaja/ Ke-NU-an, merupakan muatan lokal wajib madrasah.
18
d. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan
Pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler.
Berdasarkan kondisi obyektif madrasah, kegiatan pengembangan diri
yang dipilih dan ditetapkan madrasah adalah sebagai berikut :
1. Dokter Kecil.2. Pramuka.3. Olah Raga Permainan.4. Kegiatan Seni dan Budaya.
B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama.
Meliputi : Al Quran Hadis, Fikih , Akidah Ahlak dan SKI
Tujuan : Memberikan pemahaman secara mendalam terhadap
ajaran agama Islam sebagai bekal untuk meningkatkan kualitas
pengamalan ajaran Islam dalam upaya meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT
b. Kewarganegaraan dan Kepribadian.
Tujuan : Memberikan pemahaman terhadap siswa tentang
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara dan pentingnya
penanaman rasa persatuan dan kesatuan.
c. Bahasa Indonesia.
Tujuan : Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan
tertulis serta dapat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi
dan sarana pemahaman terhadap Iptek.
d. Matematika
19
Tujuan : Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar
matematika dalam rangka penguasaan Iptek.
e. Ilmu Pengetahuan Alam
Meliputi : Fisika dan Biologi
Tujuan : Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa
untuk menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan
Iptek.
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
Meliputi : Sejarah, Ekonomi dan Geografi
Tujuan : Memberikan pengetahuan sosial cultural masyarakat
yang majemuk, mengembangkan kesadaran hidup bermasarakat
serta memiliki ketrampilan hidup secara mandiri.
g. Seni Budaya
Meliputi : Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari dan Seni Teater.
Tujuan : Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi dan
kecintaan pada seni budaya Nasional
h. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Tujuan : Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan
kebugaran dan ketrampilan dalam bidang olahraga, menanamkan
rasa sportifitas, tanggung jawab disiplin dan percaya diri pada
siswa.
i. Keterampilan
Meliputi : Teknologi sederhana, Informasi dan Komunikasi.
Tujuan : Memberikan keterampilan sederhana yang sesuai dengan
bakat dan minat siswa.
2. Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah yang meterinya tidak sesuai menjadi
20
bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri.
Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor :
895.5/01/2005 ,tanggal 23
Pebruari 2005 Tentang Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa
Tahun
2004 untuk jenjang pendidikan SD /MI /SDLB / SMP / MTs /
SMPLB / SMA / MA / SMALB dan SMK /MAK Negeri dan Swasta
sebagai Mulok Wajib di Propinsi Jawa Tengah adalah Bahasa Jawa.
Dekolah diberi keleluasaan untuk menambah mulok lain selama tidak
melebihi beban belajar maksimal.
a. Mulok Bahasa Jawa :
Tujuan : Mengembangkan kompetensi berbahasa Jawa untuk
melestarikan
Bahasa Jawa .
b. Ke- NU –an
Merupakan salah satu mulok wajib bagi madrasah yang berada di
bawah naungan LP Ma’arif NU .
Tujuan : Memberi bekal pengetahuan tentang keberadaan
Nahdlatul Ulama , sejarahnya, tokohnya dan ajarannya yang
berdasarkan ahlussunah wal jamaah.
c. Bahasa Inggris
Mulok Wajib Madrasah
Tujuan : Mengembangkan kompetensi berbahasa Internasional
dlam menyikapi era globalisasi yang makin nyata.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang betujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
21
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat stiap
peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah.
a. Kegiatan Pelayanan Bimbingan dan Konseling.
1. Masalah kesulitan belajar siswa.
2. Pengembangan karier siswa.
3. Masalah dalam kehidupan sosial siswa.
b. Kepramukaan
1. Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi.
2. Melatih Siswa untuk terampil dan mandiri.
3. Melatih siswa untuk dapat mempertahankan hidup.
4. Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada sesama hidup.
5. Memiliki sikap kerja sama dalam kelompok.
c. Olah Raga Permainan
1. Pengembangan olahraga permainan.
2. Membentuk tim Sepak bola mini, Volley Mini
3. Mengikuti kompetisi olah raga permainan.
d. Kegiatan Keagamaan, Seni dan Budaya.
1. Kuliah tujuh menit dari siswa.
2. Shalat berjamaah
3. Tahlil
4. Murotal
5. Pengembangan seni baca Al Qur’an dan kaligrafi.
6. Pengembangan seni musik rebana.
7. Peringatan hari-hari besar agama Islam
Jadwal Pelaksanaan.
No. Kegiatan Hari Waktu Pengampu
22
1.
2.
3.
4.
Kegiatan Pelayanan
Bimbingan dan
Konseling.
Kepramukaan
Olah Raga Permainan
Kegiatan Keagamaan,
Seni dan Budaya
Senin
Kamis
Jum’at
Sabtu
Jum’at
07.30-
12.00
14.00-
16.00
07.00-
09.00
07.00-
08.00
Guru.
Guru
Guru
Guru dan
Nara
sumber.
Untuk kelas 6 diberikan kegiatan Bimbingan belajar secara intensif
untuk persiapan menghadapi Ujian Akhir Madrasah.
Penilaian Kegiatan Pengembangan Diri dinyatakan dalam bentuk
kwalitatif sbegai berikut.
Katagori Keterangan
ABCD
Sangat BaikBaik
CukupKurang
4. Pengaturan Beban Belajar.
Beban belajar menggunakan Sistem Paket maksimal 41 jam pelajaran
per minggu. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang
terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat
23
dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap.
Satuan Pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi, disamping dimanfaatkan untuk mata
pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam
struktur kurikulum yang tercantum pada Standar Isi.
Bagian ini berisi uraian system penyelenggaraan program yang
diterapkan di Madrasah dan juga pendidikan :
A. Kecakapan Hidup (Life Skill)
Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki
seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan
kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara
proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga
akhirnya mampu mengatasinya. Tujuan pendidikan kecakapan
hidup adalah memfungsikan pendidikan sesuai dengan
fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi siswa dalam
menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh.
Tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup adalah (1)
mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat
digunakan untuk memecahkan berbagai masalah, (2)
memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir
peserta didik, dan (3) memberikan bekal dengan latihan dasar
tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
(4) memberikan kesempatan kepada madrasah untuk
mengembangkan pembelajaran yang fleksibel sesuai dengan
prinsip pendidikan berbasis luas, dan (5) mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya di lingkungan madrasah dan di
masyarakat.
24
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup
dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap
peserta didik memperoleh bekal keterampilan dan keahlian yang
dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya. Pelaksanaan
pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi
berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta
mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di
madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat
dan pembelajaran yang khas dan terukur sehingga kompetensi
lulusannya dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggung-
jawabkan.
Implementasi pendidikan kecakapan hidup dilakukan
dengan mengintegrasikan kecapakan personal, sosial dan
akademik ke dalam mata pelajaran, muatan lokal, atau
pengembangan diri. Rincian dari kecakapan hidup tersebut dapat
dilihat pada Box 05. Sedangkan contoh penulisan Pendidikan
Kecakapan Hidup dalam KTSP dapat dilihat pada Box 06.
Rincian Kecakapan Hidup yang dapat diintegrasikan ke dalam Mata
Pelajaran:
Pendidikan Kecakapan Hidup
Strategi :
Mengintegrasikan aspek kecakapan hidup berikut ke dalam seluruh mata
pelajaran
Pendidikan kecakapan hidup meliputi :
Kecakapan Personal Kecakapan Sosial Kecakapan
25
Akademik
Berfikir Kritis
Berfikir Logis
Komitmen
Mandiri
Percaya Diri
Tanggung
Jawab
Menghargai
dan Menilai
Diri
Menggali dan
Mengolah
Informasi
Mengambil
Keputusan
Disiplin
Membudayakan
hidup sehat
Bekerja sama
Mengendalikan
emosi
Interaksi dalam
kelompok
Mengelola
konflik
Berpartisipasi
Membudayakan
sikap sportif
Mendengar
Berbicara
Membaca
Kecakapan
menuliskan
pendapat/gagas
an
Bekerjasama
dengan teman
sekerja
Kecakapan
memimpin
Menguasai
pengetahuan
Bersikap
Ilmiah
Berfikir
strategis
Berkomunikasi
Ilmiah
Merancang
penelitian
ilmiah
Melaksanakan
penelitian
Menggunakan
teknologi
Bersikap kritis
rasional
Pendidikan Kecakapan Hidup dalam KTSP MI Gesing 1
Pendidikan Kecakapan Hidup (life skills)
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan
untuk memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh
bekal ketarampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber
26
penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang
dengan mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat
serta mengimplementasikannya ke dalam program pendidikan di madrasah,
kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang
khas dan terukur sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi standard
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam Mata Pelajaran Matematika
Dari daftar kecakapan hidup di atas guru Matematika dapat merancang RPP
dengan memasukkan aspek kecakapan hidup personal (tanggung jawab dan
berpikir kritis) dengan menyisipkan pertanyaan-pertanyaan kritis dan profokatif
pada soal-soal dan bahan ajar matematika yang dikembangkan. Kecakapan
hidup sosial (bekerja sama dan keterbukaan terhadap kritis) diintegrasikan
dengan cara memilih metode pembelajaran diskusi atau metode kooperatif
dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan diskusi diharapkan kemampuan
bekerjasamanya berkembang. Dalam proses diskusi diharapkan kemauan
menerima kritik juga dilatihkan sehingga siswa lebih terlatih dalam menerima
sebuah kritik.
Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa
Arab
Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab,
kemandirian, kepercayaan diri diintegrasikan dalam Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab dengan cara memilih bahan bacaan dan
contoh-contoh teks yang menggambarkan pentingnya kemandirian, tanggung
jawab, dan kepercayaan diri. Mata pelajaran bahasa cukup fleksibel untuk
memilih topik-topik teks/ cerita/ drama yang berguna untuk membentuk
kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Selain itu, kepercayaan diri
juga dapat dibentuk melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang memberi
kesempatan siswa untuk presentasi di depan teman-temannya (berpidato di
depan teman, berwawancara, bermain peran, dan sebagainya). Kecakapan
bekerjasama dan menghargai orang lain, juga dapat diintegrasikan dengan
27
memilih kegiatan pembelajaran berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan
atau JIGSAW untuk membelajarkan keterampilan membaca, menulis,
berbicara, dan mendengar.
Dalam Mata Pelajaran Sains
Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memilih model
pembelajaran yang bersifat investigasi/ penyelidikan terhadap fenomena-
fenomena di sekitar yang terkait dengan kompetensi dasar. Tanggung jawab
diintegrasikan dengan memilih materi- materi berkaitan dengan tanggung jawab
terhadap keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Misalnya,
pada waktu membelajarkan KD Zat Aditif guru memilih peristiwa-peristiwa
menakutkan yang berkaitan dengan dampak zat-zat kimia pada makanan atau
obat-obatan terhadap jiwa manusia, peristiwa yang menggambarkan dampak
penggunaan zat kimia terhadap lingkungan, peristiwa-peristiwa dampak rokok/
narkoba terhadap remaja. Dengan pemilihan materi-materi yang kontekstual
tersebut diharapkan secara tidak langsung menyadarkan siswa untuk memiliki
tanggung jawab terhadap keselamatan dirinya dan orang lain. Keterampilan
bekerja sama dan kemampuan berpikir logis diintegrasikan guru pada kegiatan
pembelajaran yang berupa tugas melakukan percobaan secara berkelompok
Dalam Mata Pelajaran IPS
Kemampuan personal untuk dapat berempati dan menghargai orang lain
dapat diintegrasikan dengan pemilihan metode pembelajaran bermain peran
atau langsung mengamati/ berwawancara dengan orang-orang yang berkaitan
dengan pembahasan pada kompetensi dasar. Misalnya, pada pembahasan
ekonomi yang bermoral siswa dapat ditugasi untuk mewawancarai penjual
sayur, tukang sol sepatu, pengemis, dan sebagainya. Tanggung jawab terhadap
keselamatan diri dan orang lain juga dapat dintegrasikan dengan cara memilih
metode pembelajaran simulasi untuk menyelamatkan diri dari berbagai bencana
yang sering terjadi di daerahnya. Misalnya, guru IPS di Jogya dan Bengkulu
memperdalam materi tentang gempa dan memilih berbagai metode simulasi
untuk menyelamatkan diri dari gempa; guru IPS di Aceh, Banyuwangi, NTT
28
memperdalam materi tentang tsunami dan menggunakan metode simulasi
mempraktikkan cara menyelamatkan diri dari bencana tsunami.
5.Keunggulan Lokal dan Global
Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya
saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi, ekologi,
dan lain-lain yang bemanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta
didik agar mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi
mata pelajaran muatan lokal. Satuan pendidikan dapat memasukkan
potensi lokal untuk diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tertentu
sebagai sumber belajar. Misalnya, potensi daerah Lampung sebagai
produsen Tapis dapat dijadikan sumber belajar pada mata pelajaran
seni budaya (seni rupa), IPS (kegiatan ekonomi), keterampilan pada
aspek kerajinan berbasis keunggulan lokal. Begitu juga iIndustri
kerupuk di Gresik dapat digunakan sebagai sumber belajar bagi
pelajaran ketrampilan pengolahan pangan dan mata pelajaran ekonomi
yang berbasis keunggulan lokal.
Sementara itu, perkembangan teknologi dengan tersedianya
internet yang dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran, penggunaan
bahasa asing sebagai bahasa pengantar pembelajaran, program
penguasaan aktif bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang berbasis
keunggulan global.
Pendidikan Keungulan Lokal dan Global di KTSP mi Gesing 1 :
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dilaksanakan
dengan memperhatikan kecenderungan perkembangan yang terjadi
dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi serta
tantangan yang dihadapi para peserta didik di masa yang akan datang.
29
Salah satu kegiatan yang merupakan bentuk implementasi dari
pendidikan ini adalah melalui pembelajaran Trilingual yakni bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Inggris dan bahasa Arab
khusus pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA). Proses pembelajaran pada ketiga mata pelajaran tersebut akan
lebih diperkaya pada segi materi dengan menggunakan bahasa inggris
dan bahasa Arab sebagai pengantarnya secara secara bertahap. Adapaun
tahapan penggunaan bahasa inggris sebagai pengantar dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tahun pertama : 25 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 75 % bahasa Indonesia
Tahun kedua : 50 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 50 % bahasa Indonesia
Tahun Ketiga : 90 % bahasa Inggris dan bahasa Arab, 10 % bahasa Indonesia
BAB IV
KRITERIA-KRITERIA
A. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Ketuntasan belajar adalah tingkat ketercapaian kompetensi setelah
peserta didik mengikuti kegiatan pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM merupakan
kriteria ketuntasan minimal yang harus dicapai siswa pada setiap mata
pelajaran.
1. Menyusun KKM
Panduan dalam menyusun KKM adalah sbb.:
(i) KKM ditentukan oleh kesepakatan guru mata pelajaran
berdasarkan hasil analisis SWOT tentang kondisi siswa dan
kondisi daya dukung madrasah.
30
(ii) Nilai ketuntasan maksimal adalah 100
(iii) KKM dapat ditentukan di bawah 75% tetapi perlu terus
dinaikkan dari waktu ke waktu.
(iv) Jika siswa tidak tuntas perlu diberi layanan remedial sedangkan
yang sudah tuntas diberi pengayaan.
(v) Kegiatan remedial adalah kgiatan pembelajaran yang diberikan
untuk membantu siswa yang belum mencapai KKM yang
ditetapkan.
(vi) Remedal dilaksanakan setiap saat baik pada jam efektif maupun
jam tidak efektif. Penilaian kegiatan remedial dapat melalui tes
maupun penugasan.
(vii) Nilai KKM dinyatakan dalam bilangan bulat 0 -100
(viii) Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar
Siswa (LHBS)
2. Cara Menghitung KKM
KKM merupakan target ketuntasan minimal untuk setiap aspek
penilaian mata pelajaran, yang telah ditetapkan oleh masing-masing
madrasah. Untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
dihitung berdasarkan tiga komponen yaitu : kompleksitas, daya
dukung, intake.
Tingkat kesulitan dan kerumitan setiap KD yang harus dicapai
oleh siswa. Tingkat Kompleksitas Tinggi, bila dalam pelaksanaannya
menuntut: (i) SDM yang kompeten dan kreatif dalam melaksanakan
pembelajaran, (ii) waktu cukup lama karena perlu pengulangan, dan (iii)
perlu penalaran dan kecermatan yang tinggi dari siswa. Yang dimaksud
dengan kemampuan sumber daya pendukung yaitu ketersediaan tenaga,
sarana dan prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan, BOP,
manajemen madrasah, dan kepedulian stakeholders madrasah.
31
KKM dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan perhitungan
kasar menggunakan rentang nilai 1 sampai 3 dan secara lebih halus
dengan rentangan nilai dari 1 sampai 100 untuk setiap komponen yang
dinilai dengan menggunakan tabel penilaian sebagai berikut:
Tabel 13: Indikator dan rentang nilai komponen KKM
No. Komponen Katergori penilaian
Rentang kasar
Rentang halus
1. Kompleksitas TinggiSedangRendah
123
54 – 6065 – 8081 - 100
2. Daya dukung TinggiSedangRendah
321
81 - 10065 – 8054 - 60
3. Tingkat kemampuan rata-rat siswa (intake)
TinggiSedangRendah
321
81 - 10065 – 8054 - 60
Misalnya dengan menggunakan nilai rentang kasar, untuk
pelajaran Matematika kompleksitasnya ”tinggi” berarti nilainya 1, ”daya
dukung” untuk melaksanakan pembelajaran matematika ”tinggi”, dan
intake dari nilai rata-rata siswa ”sedang”. Jika KD di dalam mata
pelajaran memiliki kriteria : kompleksitas rendah, daya dukung tinggi
dan intake siswa sedang, nilai KKM matematika adalah: (3 + 3 + 2) : 9
x 100 = 88,9.
Sementara itu apabila menggunakan nilai rentang halus
untuk kompleksistas 58, daya dukung 96, dan tingkat kemampuan 76,
maka KKM untuk mata pelajaran matematika menjadi: (58 + 96 + 76) :
300 x 100 = 76,6.
32
Apabila kesulitan dalam menentukan kriteria penilaian pada
setiap komponen itu, maka penentuan nilai tersebut dapat didiskusikan
dalam forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
3. Penulisan KKM
Berdasarkan pertimbangan kompleksitas, daya dukung, intake, semua
mata pelajaran yang diajarkan di MI Gesing 1 KKM sesuai kondisi obyektif
Madrasah sebagaimana tertera pada Tabel. Kemudian, siswa yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dari masing-masing mata pelajaran,
harus mengikuti program perbaikan ( remedial ) sampai mencapai
ketuntasan minimal.
Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran
No. Mata PelajaranKKM
KELAS I dan II
KKM KELAS III,IV,V
KKM KELAS
VI1 Pendidikan Agama
Islam757575
757575
757575
a. Quran-Hadis Penguasaan konsepMembaca dan menulisSikap beragama
b. Fiqih Penguasaan konsep 757575
757575
757575
Keterampilan beribadahSikap beragama
c. Aqidah Akhlaq Penguasaan konsep 757575
757575
757575
KeterapilanSikap beragama
d. Sejarah Kebudayaan Islam
Penguasaan konsep 7070
7070
7070Sikap beragama
e. Bahasa Arab Mendengarkan 70707070
70707070
70707070
BerbicaraMembacaMenulis
33
2. Pendidikan kewarganegaraan
Penguasaan konsep 7575
7575
7575Praktek
3. Bahasa dan Sastra Indonesia
Mendengarkan 75757575
75757575
75757575
BerbicaraMembacaMenulis
4. Bahasa Inggris Mendengarkan 75757575
75757575
75757575
BerbicaraMembacaMenulis
5. Matematika Bilangan 75757575
75757575
75757575
AljabarGeometri dan pengukuranPeluang dan statistik
6. Pengetahuan Alam (Sains)
Penguasaan konsep 7575
7575
7575Keterampilan Sains
7. Pengetahuan Sosial Penguasaan konsep 7575
7575
7575Keterampilan sosial
8. Kesenian Apresiasi 7575
7575
7575Kreasi
9. Pendidikan Jasmani Permainan dan Olahraga
75757575
75757575
75757575
PengembangnUji diri dan senamPilihan
10. Keterampilan (TIK) Pengetahuan 7575
7575
7575Praktik
11. Mulok : Bahasa Daerah
Mendengarkan 75757575
75757575
75757575
BerbicaraMembacaMenulis
Mulok : Penguasaan konsep 75 75 75KeterapilanSikap beragama
Pengembangan diri tidak menggunakan KKM.
34
Ketuntasan Belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu Kompetensi Dasar berkisar antara 0 %
- 100 %.
Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing indikator 75 %.
Madrasah menentukan Standar Ketuntasan Minimal (SKM) sebagai
Target Pencapaian Kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan
tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Madrasah secara
bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan Standar
Ketuntasan Belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Oleh karena
itu setiap warga madrasah diharapkan untuk bekerja keras, agar mutu
pendidikan madrasah dapat meningkat dari tahun ke tahun.
a. Apabila Peserta didik sudah mencapai SKM yang ditargetkan maka
akan diberikan pengayaan.
b. Apabila Peserta didik belum mencapai SKM maka akan diberikan
remidi sebanyak 2 kali yang dilakukan dalam proses pembelajaran
maupun di luar pembelajaran.
1 Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan Kelas dilaksanakan pada setiap Akhir Tahun Pelajaran. Kriteria
kenaikan kelas diatur sebagai berikut.
Siswa dinyatakan naik kelas apabila :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Nilai semua mata pelajaran sama atau lebih besar dari KKM
masing- Masing mata pelajaran.
3. Kehadiran di kelas mencapai minimal 90 %
4. Rata-rata Nilai Pengembangan Diri Baik (B).
Siswa dinyatakan naik kelas bersyarat apabila :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
35
2. Ada nilai paling banyak 3 mata pelajaran yang kurang dari KKM
masing- masing mata pelajaran.
3. Kehadiran di kelas mencapai minimal 90 %
4. Rata-rata nilai pengembangan diri baik (B).
Siswa dinyatakan tidak naik kelas apabila :
Tidak menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
Lebih dari 4 mata pelajaran yang memperoleh nilai kurang dari
SKM
masing-masing mata pelajaran.
Kehadiran di kelas kurang dari 90 %
Rata-rata Nilai Pengembangan Diri Kurang.
2 Kriteria Kelulusan
diatur dengan mengacu kepada PP No. 19 Tahun 2005.
Siswa dinyatakan lulus apabila memenuhi persyaratan :
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Lulus Ujian Akhir Madrasah untuk Kelompok Mata Pelajaran
Agama dan Akhlak Mulia, Kewarganegaraan dan Kepribadian,
Estetika, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatann dan
Muatan Lokal memperoleh nilai minimal 60.
3. Mengikuti Ujian Akhir Madrasah Daerah.
4. Rata-rata nilai gabungan antara Ujian Akhir Madrasah dan Ujian
Akhir Madrasah Daerah minimal 6,00
5. Kehadiran di kelas mencapai minimal 90 %
6. Rata-rata Nilai Pengembangan Diri Baik (B).
7. Apabila tidak memenuhi persyaratan lulus, Siswa dinyatakan tidak
lulus.
36
Bab VKalender Pendidikan
Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran. Kalender Pendidikan
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar waktu
pembelajaran, dan hari libur.
A. Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan Tahun Pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu hari
Senin mimggu ke tiga bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya.
B. Waktu Belajar
Waktu Belajar menggunakan Sistem Semester. Satu tahun pelajaran dibagi
menjadi 2 semester yaitu Semester I (satu) dan Semester II (dua).
Pada Tengah tiap Semester ada waktu Jeda. Waktu Jeda digunakan untuk
kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan kebutuhan Siswa dan
Madrasah.
C. Hari Libur Madrasah
Hari Libur Madrasah ditetapkan oleh Madrasah, Pemerintah Pusat,
Pemerintah Propinsi, dan Kabupaten. Hari libur tidak diadakan kegiatan
proses pembelajaran
D. Jadwal Kegiatan.
Rencana Kegiatan Madrasah Tahun Pelajaran ini adalah seperti pada tabel
sebagai berikut ini :
37
38
39
KALENDER PROGRAM KERJA TAHUNANMADRASAH IBTIDAIYAH GESING 1 TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
N
OURAIAN KEGIATAN
LOKASI WAKTUKETE
RANG
AN
SEMESTER I SEMESTER II
7 8 9 10 111
21 2 3 4 5 6
1 UMUM
1.1 Menyusun Program kerja X
Progra
m
tahuna
n
1.2 Supervisi pendidikan X X X X X X X X X X X X
1.3 Evaluasi Program X X X X X X X X X X X X
1.4 Studi peningkatan Mutu Guru & pegawai X X
1.5 Pengajian Ahad Pagi X X X X X X X X X X X X
1.6 Laporan Pembelajaran X X X X X X X X X X X X
2 KURIKULUM
2.1 Pembagian tugas kelas X
2.2 Penyusunan jadwal X
2.3 Identifikasi murid X
2.4 KBM X X X X X X X X X X X X
2.5 Tes Formatif X X X X X X X X X X X X
2.6 Tes Semester X X
2.7 Pendalaman persiapan UASBN X X X X X
2.8Administrasi / data Nominatif peserta
UAM / UAN X
2.9 UASBN X
40
2.1
0Kenaikan kelas X
3 KEUANGAN
3.1 Menyusun RAPBM X
3.2 Administrasi BOS X X X X X X X X X X X X
3.3 Pemasukan Anggaran X X X X X X X X X X X X
3.4 Pembelanjaan X X X X X X X X X X X X
3.5 Pelaporan X X X X X X X X X X X X
3.6 Program tabungan siswa X X X X X X X X X X X X
3.7 Pembagian tabungan X
3.8 Pelaporan Koperasi Madrasah X X
3.9 Laporan RAPBM Akhir tahun X
4 KESISWAAN
4.1 Pembentuakan Panitia PSB X
4.2Sosialisasi Penerimaan Siswa Baru
2009/2010 X X
4.3 Penerimaan Siswa Baru (PSB) 2009/2010 X X
4.4 Regristrasi administrasi murid baru X
4.5 Upacara Bendera X X X X X X X X X X X X
4.6 Upacara HBN X X X
4.7 PHBI X X X
4.8 Porseni
menye
suaika
n
41
BAB VIREVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
A. Revisi KTSP
Revisi KTSP merupakan kegiatan yang ditujukan untuk
memberikan nilai seberapa baik kurikulum telah direncanakan,
dilaksanakan, dimonitor, dan dievaluasi. Revisi KTSP juga berarti
proses mengumpulkan informasi tentang perencanaan, pelaksanaan,
monitoring, dan Revisi KTSP, dan menganalisisnya untuk
pengambilan keputusan.
Kepala madrasah memiliki tanggung jawab untuk menilai
hasil kurikulum di madrasahnya setiap tahun. Ini bukan merupakan
akhir dari kegiatan setiap tahun, namun merupakan tanggung jawab
yang berkesinambungan dari setiap kepala madrasah. Pengujian
yang terus menerus dari kegiatan dan hasil kurikulum di madrasah
adalah penting, karena setiap masalah yang muncul harus ditangani
segera sebelum menjadi lebih parah. Evaluasi merupakan tanggung
jawab yang berkesinambungan dari kepala madrasah, guru,
pengawas, dan komite madrasah/madrasah. Kepala madrasah harus
merancang suatu sistem evaluasi untuk seluruh guru dan semua mata
pelajaran. Selain kepala madrasah Revisi KTSP juga dilakukan
oleh pengawas. Pengawas melakukan evaluasi untuk melihat dan
menilai seberapa baik kurikulum telah direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dimonitor, dan dievaluasi.
42
Evaluasi juga dilakukan oleh komite madrasah/madrasah atau
bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan
secara teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi dan
efektivitas kurikulum yang telah direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dimonitor, dan dievaluasi.
Selain pelaksanaan evaluasi oleh pihak-pihak di atas, akan
lebih efektif dan lebih sehat bagi madrasah apabila evalusi program
yang dilaksanakan bertumpu kepada evaluasi diri dari setiap program
dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pelaksana masing-masing.
Setiap orang menilai peran dan tanggung jawabnya pada perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, monitoring, dan evaluasi. Secara
keseluruhan madrasah juga melakukan evaluasi diri terhadap
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,
monitoring, dan evaluasi.
Walaupun monitoring dilakukan oleh masing-masing
penanggungjawab dan pelaksana program, kepala madrasah masih
mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan program monitoring
pelaksanaan program, walaupun frekuensinya tidak sesering pelaksana
program. Untuk menjamin agar kegiatan monitoring ini dilakukan
dalam kesibukan tugas lain sebagai seorang manajer, kepala madrasah
perlu menyusun rencana kegiatan monitoring yang akan dilakukan
dalam satu tahun ajaran.
B. Pengembangan KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah
berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta
panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut.
43
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
serta tuntutan lingkungan.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat
istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan
oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
44
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang
pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan
daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional
dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan
sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
45
BAB VIIPENUTUP
Kurikulum tingkat satuan pebndidikan ini diharapkan dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sehingga kegiatan belajar mengajar
menjdai lebih menyenangkan menantang, mencerdaskan dan sesuai dengan
keadaan daerah dan kebutuhan daerah setempat.
Di samping itu, sementara para guru menerapkan KTSP ini, mereka
diharapkan dapat melakukan evaluasi secara informal terhadap dokumen
KTSP maupun pelaksanaannya. Evaluasi tersebut diharapkan secara
bertahap dari waktu ke waktu dapat melaksanakan sekaligus
mengembangkan KTSP. Sebaiknya didokumentasikan dengan baik
sehingga menjadi masukan yang berharga bagi penyempurnaan KTSP di
kemudian hari.
Akhirnya, kesungguhan, komitmen,kerja keras dan kerjasama para guru,
kepala madrasah, dan warga sekolah, secara keseluruhan merupakn kunci
utama bagi perwujudan dari aa yang telahdirencanakan.
46
47