pelaksanaan ktsp dalam pembelajaran fiqih di mi...

87
PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI KALIJERUK KECAMATAN GARUNG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam SULISTIYANI 073111165 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: lylien

Post on 16-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI

KALIJERUK KECAMATAN GARUNG KABUPATEN WONOSOBO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)

Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam

SULISTIYANI 073111165

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : SULISTIYANI

NIM : 073111165

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, Mei 2011 Saya yang menyatakan, SULISTIYANI 073111165

Page 3: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan
Page 4: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

NOTA PEMBIMBING

Semarang, Mei 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum wr.wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : PENERAPAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI KALIJERUK KECAMATAN GARUNG KABUPATEN WONOSOBO

Nama : SULISTIYANI NIM : 073111165 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Pembimbing,

H. Abdul Wahid, Drs. M.Ag NIP. 196911141994031003

Page 5: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

MOTTO

�آ��� ������ أ��� ��� ه� أهى �����. $ آ # "!� ��� )٨٤: ا(��اء(

Katakanlah tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya. (Al-Isra’ 84).

Page 6: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

ABSTRAK

Judul : PENERAPAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI KALIJERUK KECAMATAN GARUNG KABUPATEN WONOSOBO

Penulis : SULISTIYANI NIM : 073111165

Skripsi ini dilatarbelakangi oleh Kurikulum nasional hendaknya berorientasi kepada standar global, regional, berwawasan nasional. Dan dilaksanakan secara lokal. karena itu kualitas kurikulum fiqih diharapkan relevan dengan tuntutan global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan selain dapat mengemban empat pilar pendidikan global yang dirumuskan UNESCO yang meliputi learning to think, learning to do, learning to be, learning to live together. Namun juga dapat mengemban pilar learning lillahita’ala.

Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan : 1) Bagaimana penerapan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo? 2) Bagaimana problematika yang dihadapi dalam penerapan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif, yaitu pendekatan penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individu, situasi atau kelompok tertentu secara akurat setelah data terkumpul lalu dianalisis dengan menggunakan analisis data yang terdiri dari tahapan pengumpulan data, reduksi data, display data dan penyajian data, data yang yang terkumpul semata-mata bersifat deskriptif dimana analisis datanya dilakukan secara induktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo dilakukan dengan menerapkan KTSP melalui bentuk dan pendekatan yang mengarah pada keaktifan peserta didik, ada beberapa tahapan yang dilakukan guru fiqih dalam menerapkan KTSP pada pembelajaran fiqih diantaranya perencanaan pembelajaran dengan membuat program tahunan, program semesteran, program rencana pembelajaran dan kalender pendidikan dan proses perencanaan ini sudah cukup bagus karena sesuai dengan kriteria yang dikembangkan di BSNP, pada saat pelaksanaan dilakukan guru melakukan Appersepsi yang dilakukan dengan pre test baik berupa tanya jawab, kuis, studi kasus dan sebagainya, pendekatan CTL, Metode pembelajaran fiqih menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode pemecahan masalah (problem solving), metode karya wisata, metode diskusi, metode permainan yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan, media pembelajaran disediakan oleh sekolah dan hasil kreativitas guru PAI, sedang evaluasi atau penilaian kelas yang dilakukan dengan sistem penilaian proses dan penilaian hasil yang berorientasi pada tiga ranah kognitif afektif dan psikomotorik. 2) Problematika yang dihadapi dalam

Page 7: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

penerapan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo berkisar pada kurangnya pelatihan KTSP, kurang nya dukungan orang tua, fasilitas yang kurang , masih kurangnya minat siswa dan jam pelajaran yang sedikit, untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan kekreatifan dari seorang guru fiqih untuk melaksanakan pembelajaran baik dalam mengoleh metode pembelajaran maupun media yang digunakan, guru harus lebih sering mengikuti pelatihan KTSP dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak sehingga anak lebih aktif ketika diterapkan pembelajaran fiqih dengan KTSP.

Page 8: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan

beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta

orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa

skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan

dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang

telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan

kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan

dengan baik

2. H. Abdul Wahid, Drs. M.Ag selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini

3. Kepala MI Ma’arif Kalijeruk, Kec. Garung, Kab. Wonosobo yang telah

memberikan izin dan memberikan bantuan dalam penelitian.

4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.

5. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian

skripsi ini.

Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga

budi baiknya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat

ganda dari Allah SWT.

Page 9: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Kemudian penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan

dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat

konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

Semarang, Mei 2011

Penulis

Page 10: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... vi

HALAMAN TRANSLITERASI .......................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... xi

HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................................... xii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

(a) Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

(b) Rumusan Masalah ................................................................... 5

(c) Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 5

(d) Metode Penelitian.................................................................... 6

BAB II LANDASAN TEORI

A. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

1. Pengertian KTSP ............................................................... 12

2. Tujuan KTSP ..................................................................... 15

3. Landasan KTSP ................................................................. 15

4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) ........................................................... 17

5. Komponen KTSP .............................................................. 18

6. Kelebihan KTSP ............................................................... 25

B. Pembelajaran Fiqih.................................................................. 25

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih ......................................... 25

2. Tujuan Pembelajaran Fiqih ............................................... 27

Page 11: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

3. Materi Fiqih ...................................................................... 27

4. Metode Pembelajaran Fiqih ............................................. 28

5. Evaluasi (Evaluation of Performance) dalam Pembelajaran

Fiqih .................................................................................. 30

C. Penerapan KTSP dalam Pembelajaran Fiqih .......................... 31

BAB III PENERAPAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI

MI KALIJERUK KECAMATAN GARUNG KABUPATEN

WONOSOBO

A. Kondisi Madrasah/Gambaran Umum MI Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo ............................. 35

1. Sejarah dan Perkembangan MI Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo .......................................... 35

2. Letak Geografis MI Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo ....................................................... 36

3. Keadaan Tenaga Pendidikan, Tenaga Kependidikan MI

Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo ......................................................................... 37

4. Keadaan Siswa MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo ....................................................... 37

B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo ........... 38

C. Pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo ................................................ 41

D. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam

Pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo. ............................................... 45

E. Problematika yang Dihadapi dalam Penerapan KTSP dalam

Pembelajaran Fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo ............................................................ 55

Page 12: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN

FIQIH DI MI KALIJERUK KECAMATAN GARUNG

KABUPATEN WONOSOBO

A. Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI

Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo 57

B. Analisis Pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo ............................. 58

C. Analisis Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

dalam Pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo ............................. 59

D. Analisis Solusi Untuk Mengatasi Problematika yang

dihadapi dalam Penerapan KTSP dalam Pembelajaran Fiqih

di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo ... 66

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 69

B. Saran-Saran ............................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 13: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Percepatan arus informasi dalam era globalisasi dewasa ini menurut

semua bidang kehidupan untuk menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan

strateginya agar sesuai dengan kebutuhan, dan tidak ketinggalan zaman.

Penyesuaian tersebut secara langsung mengubah tatanan dalam sistem makro,

maupun mikro, demikian halnya dalam sistem pendidikan. Sistem pendidikan

Nasional senantiasa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan yang terjadi, baik ditingkat lokal, Nasional, maupun global.

Kurikulum adalah merupakan salah satu komponen terpenting dari

sistem pendidikan, kurikulum juga merupakan komponen pendidikan yang

dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan baik oleh pengelola maupun

penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu sejak

Indonesia mempunyai kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi

anak-anak bangsanya, sejak saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum.

Dalam hal ini, kurikulum dibuat pemerintah pusat secara sentralistik, dan

diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah air Indonesia.

Dalam pasal 36-38 UU No. 20 tahun 2003 dalam Sistem Pendidikan

Nasional disebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib

memuat pendidikan agama. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan agama dapat

membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa serta akhlak mulia. Kurikulum nasional hendaknya berorientasi kepada

standar global, regional, berwawasan nasional. Dan dilaksanakan secara lokal.

karena itu kualitas kurikulum fiqih diharapkan relevan dengan tuntutan global,

nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan selain dapat

mengemban empat pilar pendidikan global yang dirumuskan UNESCO yang

Page 14: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

meliputi learning to think, learning to do, learning to be, learning to live

together. Namun juga dapat mengemban pilar learning lillahita’ala.1

Sebagai sebuah lembaga pendidikan tingkat awal, sekolah dasar

memiliki peranan penting dalam proses pembentukan kepribadian peserta

didik, baik bersifat internal (bagaimana mempersepsikan dirinya), eksternal

(bagaimana mempersepsikan lingkungannya) dan supra internal (bagaimana

mempersepsikan dan menyikapi Tuhannya, sebagai ciptaan-Nya).2

Menurut BNSP sebagaimana dikutip oleh Khaeruddin dan Mahfud

Junaedi, dikemukakan bahwa KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-

prinsip sebagai berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta

didik dan lingkungan.

2. Beragam dan terpadu.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

6. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

7. Belajar sepanjang hayat.3

Oleh karena itu, pihak-pihak dengan pelaksanaan KTSP di sekolah /

Madrasah harus mengenai apa saja yang harus dilakukan dalam pelaksanaan

KTSP tersebut.

Tuntutan sekarang institusi pendidikan perlu mengacu pada Undang-

undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa

pengembangan kurikulum harus mengacu pada Standar Nasional Pendidikan

(SNP).4 Standar Nasional Pendidikan (SNP) sendiri dalam peraturan

pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 mencakup komponen standar isi, proses,

1 Didin Syafrudin, Bahris, Pedoman Pendidikan Agama Islam Sekolah Tingkat Dasar,

(Jakarta : Depag RI, Dirjen Binbaga Islam, 2005), hlm. 2-3 2 Imam Nawawi, Muhtasar dan Intisari Riyadhussalihin, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1993),

hlm. 279 3 Khaerudin dan Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Konsep dan

Implementasinya di Madrasa, (Jogjakarta : Nuansa Aksara, 2007), Cet. I, hlm. 6 4 Rindang, No. 03 Tahun XXXII, Oktober, 2006, hlm. 25

Page 15: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL), kependidikan dan tenaga kependidikan,

sarana-prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.5

Landasan inilah yang mengantar dunia pendidikan ke dalam satuan pendidikan

sekolah atau madrasah untuk merumuskan atau membuat kurikulum tingkat

satuan pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu adalah merupakan

kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan

pendidikan, struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan dan silabus.6

Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah tertuang dalam standar isi, diantara salah satu dari kelompok

mata pelajaran itu adalah Pendidikan Agama Islam (PAI).

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dilakukan di semua mata

pelajaran termasuk mata pelajaran fiqih di Madrasah Ibtidaiyah yang

merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang fiqih

ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara

pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari,

serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman

sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam

meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan

menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan

keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah

SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya

ataupun lingkungannya.7

5 Mulyani M. Noor, dkk., Himpunan KTSP 2006 Tingkat Satuan MTs atau SMP,

(Semarang: Pimpinan Wilayah LPM NU, Jawa Tengah, 2006), hlm. 4 6 Suhendro, BSNP Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan

Menengah, (Jakarta: BSNP, 2006), hlm. 5 7 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 20

Page 16: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat:

a. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang

menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman

hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

b. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar

dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran

agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan

diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun

hubungan dengan lingkungannya.8

Pelajaran fiqih akan lebih menyenangkan apabila seorang pendidik

dapat menyampaikan materi dengan baik. Namun pada kenyataannya yang

ada di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo tampaknya

bukanlah demikian. Mata pelajaran fiqih bukanlah pelajaran yang

menyenangkan, melainkan membosankan. Sehingga minimnya kesadaran

untuk melaksanakan salah satu lima rukun Islam, yaitu melaksanakan shalat

lima waktu dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu maka perlu adanya

peningkatan pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan memberikan

pembelajaran fiqih yang sesuai dengan kemampuan siswa dan keadaan

lingkungan sekitar siswa tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut, itulah yang mendorong pelaksanaan

penelitian ini, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut

tentang penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan dalam pembelajaran

fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut di atas, maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo?

8 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 59

Page 17: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

2. Bagaimana problematika yang dihadapi dalam penerapan KTSP dalam

pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui pelaksanaan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

b. Untuk mengetahui problematika yang dihadapi dalam penerapan

KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo

2. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat bagi seluruh komponen akademik sebagai berikut:

a. Secara teoritis

Hasil penelitan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

secara teoritis khususnya tentang bagaimana sebenarnya konsep

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) secara teoritis serta

dapat memperkaya khazanah pengetahuan dalam bidang pendidikan,

khususnya mengenai kurikulum.

b. Secara Praktis

1) Sebagai bahan pemikiran praktisi pendidikan Islam untuk

mengembangkan kompetensi dan pembelajaran fiqih

2) Sebagai bahan informasi bagi MI Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo untuk mengikuti perkembangan teknologi

pendidikan yang berorientasi pada model pembelajaran yang

manusiawi secara nyaman dan menyenangkan

3) Sebagai bahan motivasi dalam mengembangkan KTSP di MI

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo, sehingga

dapat mematangkan stigma negatif atas kegagalan kurikulum KBK

Page 18: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

4) Sebagai bahan motivasi siswa dan guru MI Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo untuk lebih aktif dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam.

5) Sebagai bahan motivasi guru MI Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo untuk menjadi aktif dalam memancing

kreativitas anak didik.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian

yang bersifat atau mempunyai karakteristik bahwa datanya dinyatakan

dalam keadaan sewajarnya atau sebagaimana adanya (Natural Setting)

dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-simbol atau kerangka.9

Sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan

kualitatif deskriptif, yaitu pendekatan penelitian yang dimaksudkan untuk

menjelaskan fenomena atau karakteristik individu, situasi atau kelompok

tertentu secara akurat. Metode yang digunakan yaitu Case Study yang

memiliki karakteristik penelitian kualitatif, yang bertitik tolak pada

paradigma fenomenologis yang obyektifitasnya dibangun atas rumusan

tentang situasi tertentu sebagaimana yang dihayati oleh individu atau

kelompok sosial tertentu, dan relevan dengan tujuan penelitian.10

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Sumber Data Primer

Jenis data primer adalah data pokok yang berkaitan dan

diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Sedangkan sumber

data primer adalah sumber data yang dapat memberikan data penelitian

secara langsung.11 Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Ketika Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2006), cet. 16, hlm. 12 10 Asmadi Alsa, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Serta Kombinasinya dalam

Penelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 31 11 P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2004), cet. IV, hlm. 87

Page 19: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

sekolah, waka kurikulum, dan guru mata pelajaran fiqih MI Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak

lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.12

Atau dengan kata lain dapat pula didefinisikan sebagai sumber yang

dapat memberikan informasi/data tambahan yang dapat memperkuat

data pokok. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder

adalah segala sesuatu yang memiliki kompetensi dengan masalah yang

menjadi pokok dalam penelitian ini, baik berupa manusia maupun

benda (majalah, buku, koran, ataupun data-data resmi). seperti Buku-

buku yang menjadi data sekunder antara lain pengembangan

kurikulum, KTSP dasar pemahaman dan pengembangan, standarisasi

pendidikan nasional, dan lain-lain.

3. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dari penelitian ini, peneliti menggunakan

beberapa metode, yaitu:

a. Metode Interview

Metode interview yaitu cara digunakan untuk mendapatkan

keterangan secara lisan dari responden.13 Wawancara dilakukan untuk

mendapatkan informasi maupun konfirmasi data-data tentang

penerapan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo. Sedangkan yang diwawancarai dalam

penelitian ini adalah kepala madrasah dan guru fiqih MI Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

b. Metode Observasi

Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena data yang

12 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. VII, hlm.

91 13 Koentjoroningrat, Metodologi Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1994), hlm.

129

Page 20: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

diselidiki. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologik dan psikologik.14

Adapun alat pengumpulan datanya disebut panduan observasi, yang

digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan baik terhadap

benda, kondisi, situasi, kegiatan, proses, ataupun penampilan tingkah

laku.

Peneliti menggunakan observasi non-partisipan, yaitu sebagai

proses pengamatan yang dilakukan observer dengan tidak ikut ambil

bagian dalam kehidupan orang-orang yang diobservasi dan secara

terpisah berkedudukan selaku pengamat.15

Kegiatan observasi ini peneliti laksanakan secara intensif dalam

jangka waktu tertentu untuk memperoleh data dan gambaran tentang

penerapan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo.

c. Metode Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, agenda, dan lain

sebagainya. Dokumen yang peneliti perlukan dalam hal ini adalah

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kelembagaan dan

administrasi kurikulum, struktur organisasi MI Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo.

4. Metode Analisis Data

Metode analisis data yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-

kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan

penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian laporan tersebut.16 Untuk memperjelas penulisan ini maka

peneliti menetapkan metode analisis deskriptif yaitu menyajikan dan

14 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2002), Jilid. II, Cet. 27, hlm.

137 15 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm.

162 16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002), hlm. 7

Page 21: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

menganalisis fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk

dipahami dan disimpulkan. Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat

deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji

hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi.17

Langkah-langkah analisis deskriptif sebagai berikut:

a. Data Reduction

Mereduksi data bisa berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya.18 Setelah data penelitian yang diperoleh di lapangan

terkumpul, proses data reduction terus dilakukan dengan cara

memisahkan catatan antara data yang sesuai dengan data yang tidak,

berarti data itu dipilih-pilih.

Data yang peneliti pilih-pilih adalah data dari hasil pengumpulan

data lewat metode observasi, metode wawancara dan metode

dokumenter. Semua data itu dipilih-pilih sesuai dengan masalah

penelitian yang peneliti pakai. Data wawancara yang peneliti lakukan di

lapangan juga dipilih-pilih mana data yang berkaitan dengan masalah

penelitian seperti hasil wawancara mengenai komponen-komponen

pembelajaran dalam penerapan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo mulai dari tujuan

sampai evaluasi. Semua data wawancara itu dipilih-pilih yang sangat

mendekati dengan masalah penelitian.

b. Data Display

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data

ini dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie chard, pictogram

dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data

17 Saifudin Azwar, Metode Penelitian,, hlm.6-7. 18 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan Contoh Proposal dan

Laporan Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 92

Page 22: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan

semakin mudah dipahami.19

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan

sejenisnya. Menurut Miles and Huberman (1984) sebagaimana dikutip

oleh Sugiyono menyatakan “the most frequent form of display data for

qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.20

Data yang peneliti sajikan adalah data dari pengumpulan data

kemudian dipilih-pilih mana data yang berkaitan dengan masalah

penelitian, selanjutnya data itu disajikan (penyajian data). Dari hasil

pemilihan data maka data itu dapat disajikan seperti dalam hal ini

informasi berupa proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik

dalam penerapan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo, juga landasan teori yang

membahas tentang penerapan KTSP dalam pembelajaran fiqih.

c. Verification Data/ Conclusion Drawing

Menurut Miles dan Huberman dalam Rasyid mengungkapkan

verification data/ conclusion drawing yaitu upaya untuk mengartikan

data yang ditampilkan dengan melibatkan pemahaman peneliti.

Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-

bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan merupakan kesimpulan yang

kredibel.21

Data yang didapat merupakan kesimpulan dari berbagai proses

dalam penelitian kualitatif, seperti pengumpulan data kemudian dipilih-

19 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan Contoh Proposal dan

Laporan Penelitian, hlm. 95 20 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan Contoh Proposal dan

Laporan Penelitian, hlm. 95 21 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan Contoh Proposal dan

Laporan Penelitian, hlm. 99

Page 23: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

pilih data yang sesuai, kemudian disajikan, setelah disajikan ada proses

menyimpulkan, setelah menyimpulkan data, ada hasil penelitian yaitu

temuan baru berupa deskripsi , yang sebelumnya masih remang-remang

tapi setelah diadakan penelitian masalah tersebut menjadi jelas.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap

sehingga setelah diteliti menjadi jelas.22

22 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan Contoh Proposal dan

Laporan Penelitian, hlm. 99

Page 24: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

1. Pengertian KTSP

Dalam bidang pendidikan, kurikulum merupakan unsur penting

dalam setiap bentuk dan model pendidikan. Tanpa adanya kurikulum, sulit

rasanya bagi para perencana pendidikan dalam mencapai tujuan

pendidikan yang diselenggarakan. Kurikulum merupakan alat yang sangat

penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai

dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang

diinginkan.23 Oleh karena itu, kurikulum berpengaruh sekali kepada maju

mundurnya pendidikan.

Kurikulum dan pendidikan merupakan dua hal yang saling

berkaitan tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lain.

Kurikulum merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan pendidikan.

Kebutuhan adanya aktifitas pendidikan selalu berarti kebutuhan adanya

kurikulum pula. Segala sesuatu yang harus dijadikan pedoman

pelaksanaan pendidikan ada pada kurikulum. Tujuan pendidikan yang

ingin dicapai, akan terlaksana jika kurikulum berisi nilai-nilai atau cita-

cita yang sesuai dengan pandangan hidup bangsa.

Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan,

kurikulum hendaknya berperan dan bersifat anticipatory dan adaftif

terhadap perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum

mempunyai komponen-komponen penunjang yang saling mendukung satu

sama lain. Salah satu komponen kurikulum adalah komponen isi.

Komponen isi dan struktur program atau materi merupakan materi yang

ditetapkan isi atau materi yang dimaksud biasanya berupa materi bidang

23 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar

Baru, 1991), hlm. 3.

Page 25: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

studi24. Masyarakat senantiasa berubah dan terus akan berubah.

Masyarakat kita sekarang jauh berbeda dengan masyarakat nenek

moyang kita dan berbeda pula dengan masyarakat yang akan dihadapi

oleh anak cucu kita pada masa mendatang. Masyarakat kita sekarang

sangat dinamis dan senantiasa akan berubah. Perubahan dalam masyarakat

kita dewasa ini, sangat cepat sehingga sering sekolah kita tidak sanggup

mengikuti jejak kemajuan masyarakat. perubahan yang cepat akibat

perkembangan ilmu pengetahuan yang diterapkan dalam teknologi

memberikan tugas yang lebih luas dan lebih berat kepada sekolah.

Perubahan masyarakat mengharuskan kurikulum ditinjau kembali. Isinya

pun harus disesuaikan dengan perubahan masyarakat. Kurikulum yang

baik dan tepat yakni kurikulum yang dapat berubah-ubah sesuai dengan

perubahan zaman. Dengan demikian kurikulum itu cukup elastis, sehingga

senantiasa terbuka memberikan bahan pelajaran yang penting dan perlu

bagi murid-murid pada saat dan tempat tertentu.

Dasar perlunya perubahan kurikulum menurut Muhadi seperti

yang dikutip oleh Muhammad Joko Susilo: 25

Bahwa saat terjadi perkembangan dan perubahan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang perlu segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Dimana peraturan perundang-undangan yang baru telah membawa implikasi terhadap pengembangan kurikulum seperti pembaharuan dan diversifikasi kurikulum.

Pemberian otonomi pendidikan yang luas yang sekarang terjadi

pada sekolah merupakan kepedulian terhadap gejala-gejala yang muncul

dimasyarakat serta upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan secara

umum. Pemberian otonomi ini menuntut pendekatan kurikulum yang lebih

kondusif disekolah agar dapat mengakomodasi seluruh keinginan

24 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Jakarta : Media Pratama,

1999), hlm. 15. 25 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen

Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 10

Page 26: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara efektif,

guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah. Dalam

kerangka inilah KTSP tampil sebagai alternatif kurikulum yang

ditawarkan.26

KTSP merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada

sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan

mutu, dan efisiensi pendidikan agar dapat memodifikasi keinginan

masyarakat setempat, serta menjalin kerja sama yang erat antar sekolah,

masyarakat, industri dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta

didik.27

Dalam standar nasional pendidikan (SNP pasal 1, ayat 15)

dikemukakan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah

kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-

masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan

pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi

serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) 28

KTSP disusun memperhatikan UU No 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional pasal 36 ayat 1 dan 2 sebagai berikut :29

a. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan

dengan prinsip diversivikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

daerah dan peserta didik.

Pada sistem KTSP sekolah memiliki “full authority and

responsibility” dalam menetapkan kurikulum, dan pembelajaran sesuai

26 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen

Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya, hlm 11 27 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen

Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya, hlm 12 28 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis,

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 19 29 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, hlm 20

Page 27: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

dengan visi, misi dan satuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi, misi

dan tujuan tersebut sekolah dituntut untuk mengembangkan standar

kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi,

mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan

pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta

mempertanggungjawabkan kepada masyarakat dan pemerintah.30

2. Tujuan KTSP

Secara umum tujuan diterapkan KTSP adalah untuk

memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian

wewenang (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah

untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam

pengembangan kurikulum.

Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk :

a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif

sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan

memberdayakan sumber daya yang tersedia.

b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.

c. Meningkatkan kompetensi yang sehat antara satuan pendidikan

tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.31

Tujuan utama KTSP adalah memandirikan dan memberdayakan

sekolah dalam mengembangkan kompetensi yang akan disampaikan

kepada peserta didik, sesuai dengan kondisi lingkungan.32

3. Landasan KTSP

KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang

dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

30 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, hlm. 21 31 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, hlm. 22. 32 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen

Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya, hlm 13

Page 28: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Perarutan Pemerintah (PP) RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan.33

Dalam pasal 36 ayat 1 sampai 4 UU Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan:

a. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.

c. Kurikulm disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: 1) Peningkatan iman dan takwa; 2) Peningkatan akhlak mulia; 3) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; 4) Keragaman potensi daerah dan lingkungan; 5) Tuntunan pembangunan daerah dan nasional; 6) Tuntutan dunia kerja; 7) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 8) Agama; 9) Dinamika perkembangan global; dan 10) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

d. Ketentuan mengenai perkembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.34

Adapun peraturan pemerintah yang kemudian mengatur persoalan

ini adalah Perarutan Pemerintah (PP) RI Nomor 19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam PP ini disebutkan bahwa

standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem

pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik

Indonesia.35

Dalam penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah

mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

33 Masnur Muslich, KTSP; Dasar Pemahaman dan Pengembangan Pedoman Pengelola

Lembaga Pendidikan, Pengurus Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah dan Guru, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), cet. I, hlm. 1.

34 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Berserta Penjelasannya, (Bandung: Nuansa Aulia, 2005), hlm. 35

35 Bab I Pasal 1 (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 2

Page 29: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23, dan

berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BNSP).36

4. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar

dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah

berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi serta

panduan penyusunan kurikulum yang di buat BSNP, dengan

memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 37

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

f. Belajar sepanjang hayat

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Selain itu KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional

sebagai berikut :38

36 Masnur Muslich, KTSP; Dasar Pemahaman dan Pengembangan Pedoman Pengelola

Lembaga Pendidikan, Pengurus Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah dan Guru, hlm. 1

37 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, hlm 151-153.

38 Masnur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan Pengembangan, hlm. 11-12.

Page 30: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

b. Peningkatan potensi kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemampuan peserta didik

c. Keragaman potensi dan karakter daerah dan lingkungan.

d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.

e. Tuntutan dunia kerja

f. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

g. Agama

h. Dinamika perkembangan global

i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat.

k. Kesetaraan gender.

l. Karakteristik satuan pendidikan

5. Komponen KTSP

Ada empat komponen dalam KTSP antara lain:

a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan

menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan

berikut.

1) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk

hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

3) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

Page 31: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut sesuai dengan kejuruannya. 39

b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah yang tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata

pelajaran sebagai berikut.

1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

4) Kelompok mata pelajaran estetika

5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui

muatan dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam

PP 19/2005 Pasal 7. tentang kelompok mata pelajaran.

Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan

dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada

satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan

pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.

1) Mata pelajaran

Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing

tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum

yang tercantum dalam SI.

2) Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas

dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya

tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau

terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.

39 Masnur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan

Pengembangan, hlm. 11-12.

Page 32: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

3) Kegiatan Pengembangan Diri

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah.

Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus

menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian

sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran.

Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif,

tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.

4) Pengaturan Beban Belajar

a) Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat

satuan pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik

kategori standar maupun mandiri, SMA/MA/SMALB

/SMK/MAK kategori standar.

Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat

digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan oleh

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.

Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) digunakan

oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.

b) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem

paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur

kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata

pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam

satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan

jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran

per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam

pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta

Page 33: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

didik dalam mencapai kompetensi, di samping dimanfaatkan

untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak

terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam

Standar Isi.

c) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan

mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk

SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu

kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan

potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai

kompetensi.

d) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di

sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik

di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

e) Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan

SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem SKS

mengikuti aturan sebagai berikut.

(e) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap

muka, 20 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri

tidak terstruktur.

(f) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45

menit tatap muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur.

5) Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan

dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria

ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan

pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan

mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik

Page 34: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran.

6) Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1),

peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada

pendidikan dasar dan menengah setelah:

a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk

seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian,

kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran

jasmani, olahraga, dan kesehatan;

c) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran

ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

d) lulus Ujian Nasional.

7) Penjurusan

Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA.

Kriteria penjurusan diatur oleh direktorat teknis terkait.

8) Pendidikan Kecakapan Hidup

a) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/ SMALB, SMK/MAK dapat memasukkan

pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan

pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau

kecakapan vokasional.

b) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral

dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa

paket/modul yang direncanakan secara khusus.

Page 35: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

c) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari

satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan

pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

9) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah

pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan

kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya,

bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-

lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan

kompetensi peserta didik.

b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat

memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat

merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat

menjadi mata pelajaran muatan lokal.

d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta

didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal

yang sudah memperoleh akreditasi. 40

c. Kalender Pendidikan

Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun

kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik

sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan

memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam

Standar Isi. 41

d. Silabus, SP (Satuan Pembelajaran) dan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pengajaran)

40 Masnur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan

Pengembangan, hlm. 12-15. 41 Masnur Muslich, KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Pemahaman dan

Pengembangan, hlm. 15

Page 36: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok

mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar ,

kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh satuan tingkat

pendidikan. Dalam KTSP, Silabus merupakan penjabaran standar

kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pembelajaran,

kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk

penilaian hasil belajar.

Dalam Silabus minimal memuat enam komponen utama yakni:

1) Standar kompetensi.

2) Kompetensi dasar.

3) Indikator.

4) Materi standar.

5) Standar proses (kegiatan belajar mengajar.

6) Standar penilaian.42

Begitu juga dalam proses pembelajaran seorang guru

membutuhkan perencanaan pembelajaran atau biasa disebut rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang merupakan rancangan

pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam

pembelajaran di kelas. Tanpa perencanaan yang matang mustahil

target pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. RPP terdiri dari

beberapa komponen diantaranya: standar kompetensi, kompetensi

dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, pendekatan dan metode pembelajaran, langkah-langkah

kegiatan pembelajaran, alat dan sumber belajar dan evaluasi

pembelajaran.43

42 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis,, hlm

190-191 43 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta :

PT Bumi Aksara, 2007), hlm. 53

Page 37: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

6. Kelebihan KTSP

KTSP sebagai kurikulum penyempurna mempunyai kelebihan

diantaranya:

a. KTSP menganut prinsip fleksibilitas setiap sekolah diberikan

kebebasan menambah 4 jam pelajaran tambahan perminggu yang bisa

diisi apa saja baik yang wajib ataupun yang muatan lokal.

b. KTSP membutuhkan pemahaman dan keinginan sekolah untuk

mengubah kebiasaan lama yakni kebergantungan pada birokrat.

c. Guru kreatif dan siswa aktif. Guru harus bisa “memaksa” siswa untuk

memberi feed back dalam setiap pelajaran.

d. KTSP dikembangkan dengan menganut prinsip diversifikasi melalui

KTSP diharapkan adanya keseimbangan antara kepentingan nasional

dan kepentingan daerah.

e. KTSP sejalan dengan konsep desentralisasi pendidikan dan

manajemen berbasis sekolah (School –based management).

f. KTSP beragam terpadu. Biarkan sekolah menentukan kriteria

kelulusan masing-masing, yakni dengan menggabungkan hasil UAN

dengan ujian sekolah masing-masing

g. KTSP tanggap terhadap perkembangan IPTEK dan seni. KTSP

berpusat pada potensi perkembangan, kebutuhan dan kehidupan,

menyeluruh dan berkesinambungan, dan mestinya sejalan dengan

prinsip belajar sepanjang hayat. 44

B. Pembelajaran Fiqih

1. Pengertian Pembelajaran Fiqih

Pembelajaran dalam pendidikan berasal dari kata instruction yang

berarti pengajaran. Pembelajaran merupakan aktualisasi kurikulum yang

menuntut guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik

sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.45

44 Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, hlm. 16-

17 45 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 117

Page 38: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Menurut Frederick Y. Mc. Donald dalam bukunya Educational

Psychology mengatakan: Education/ learning is a process or an activity,

which is directed at producing desirable changes into the behavior of

human beings. Pendidikan/pembelajaran adalah suatu proses atau aktifitas

yang menunjukkan perubahan yang layak pada tingkah laku manusia.46

Dalam bukunya Theory and Problems of Psychology of Learning

dinyatakan bahwa Learning can be defined as any relatively permanent

change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of

experience.47 (Pembelajaran adalah dapat diartikan sebagai perubahan

yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang yang terjadi sebagai hasil

dari pengalaman). Pada dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara

guru dan peserta didik, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang

lebih baik.

Sedangkan pembelajaran Mata pelajaran Fiqih di Madrasah

Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari

tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman

tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam

kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan

dan pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan

minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan

jual beli dan pinjam meminjam. Secara substansial mata pelajaran Fikih

memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik

untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan

sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan

hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,

sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.48

46Frederick Y. Mc. Donald, Educational Psychology, (Tokyo: Overseas Publication LTD,

1959), hlm. 4. 47 Arno F. Witting, Theory and Problems of Psychology of Learning, (New York: Mc

Graw Hiil Book Company, tth), hlm. 2 48 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 20

Page 39: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

2. Tujuan Pembelajaran Fiqih

Dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 pasal 3 di sebutkan

pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.49

Jabir Abdul Hamid Jabir, dalam kitab Ilmu Nafsi At-Tarbawi

mengatakan

.9� ا7/�اض ا7 ��51�� 5���1��6 أن 1�23� 0��� أ/�.

Salah satu tujuan dasar pendidikan adalah mampu menumbuhkan pemahaman yang lebih. 50

Sedang pembelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan

untuk membekali peserta didik agar dapat:

c. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik

yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

d. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan

ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT,

dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya

maupun hubungan dengan lingkungannya.51

3. Materi Fiqih

Ruang lingkup materi mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:

49 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Berserta Penjelasannya, hlm. 2. 50Jabir Abdul Hamid Jabir, Ilmu Nafsi At-Tarbawi, (Mesir: Darul Nahdlatul Arabiyah,

1977), hlm.7. 51 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 59

Page 40: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

a. Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang

cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara

taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.

b. Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam

meminjam.52

4. Metode Pembelajaran Fiqih

Permasalahan yang sering dijumpai dalam pengajaran atau

pembelajaran adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa

secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Disamping

masalah lainnya yang juga sering didapati adalah kurangnya perhatian

guru agama terhadap variasi penggunaan metode mengajar dan upaya

peningkatan mutu pengajaran secara baik.

Metode pembelajaran menurut Sudjana adalah cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat

berlangsungnya pembelajaran. Oleh karena itu peranan metode

pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar-mengajar .

dengan metode in diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa

sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain tercipta

interaksi edukatif.53

Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai cara yang

dugunakan oleh guru untuk mengadakan hubungan dengan peserta didik

pada saat berlangsung pembelajaran, dan penyampaian itu berlangsung

dalam interaksi edukatif.54

Proses pembelajaran yang baik hendaknya mempergunakan

berbagai jenis metode mengajar secara bergantian atau saling bahu

52 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, hlm. 63 53 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru

Algesindo, cet V, 2000), hlm. 76. 54 Depad RI, metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: 2002), hlm. 88.

Page 41: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

membahu satu sama lain. Berikut beberapa variasi metode yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran fiqih:

a. Metode ceramah, yaitu: guru memberikan penjelasan kepada sejumlah

murid pada waktu tertentu dan tempat tertentu pula.55

b. Metode tanya jawab, yaitu: penyampaian pelajaran dengan jalan guru

mengajukan pertanyaan dan murid menjawab.56

c. Metode diskusi, yaitu: suatu metode di dalam mempelajari bahan atau

menyampaikan bahan dengan jalan mendiskusikannya.57

d. Metode demonstrasi, yaitu: metode yang mengajar yang menggunakan

peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.58

e. Metode tugas belajar dan resitasi:, yaitu: suatu cara dalam proses

belajar mengajar dengan cara guru memberikan tugas tertentu kepada

murid.

f. Metode kerja kelompok, yaitu: suatu metode dengan cara guru

membagi-bagi anak didik dalam kelompok-kelompok untuk

memecahkan suatu masalah

g. Metode sosiodrama (role playing), yaitu: suatu metode dengan drama

atau sandiwara dilakukan oleh sekelompok orang untuk memainkan

suatu cerita yang telah disusun naskah ceritanya dan dipelajari

sebelum memainkan

h. Metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu: suatu metode

mengajar dengan menggunakan metode berfikir, sebab dalam problem

solving murid dituntut memecahkan sebuah masalah

i. Metode sistem regu (team teaching), yaitu: metode mengajar dua

orang guru atau lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa.

Jadi kelas dihadapi oleh beberapa guru

55 Zakiyah Darajat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

1995), hlm. 227 56 M. Zein, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana,

1995) hlm. 178 57 M. Zein, Metodologi Pengajaran Agama, hlm. 175 58 Zakiyah Darajat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam hlm. 232-233

Page 42: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

j. Metode karya wisata (field-trip), yaitu: kunjungan keluar kelas dalam

rangka mengajar

k. Metode manusia sumber (resource person), yaitu: orang luar (bukan

guru) atau orang-orang PPL memberikan pelajaran kepada siswa

l. Metode simulasi, yaitu: cara untuk menjelaskan suatu pelajaran

melalui perbuatan yang bersifat pura-pura

m. Metode latihan (drill), metode ini digunakan untuk memperoleh suatu

ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.

n. Metode latihan kepekaan (dinamika kelompok).59

Dari beberapa metode diatas, masing-masing metode mempunyai

kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri, kendatipun demikian, tugas guru

adalah memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses

belajar mengajar, ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat

bergantung pada tujuan, isi, proses belajar mengajar, dan kegiatan belajar

mengajar.

5. Evaluasi (Evaluation of Performance) dalam Pembelajaran Fiqih

Performance adalah proses belajar mengajar, yaitu interaksi antara

siswa dan pengajar, dan interaksi antara siswa dengan media intruksional.

Interaksi tersebut berupa apa yang diberikan stimulus dan bagaimana

reaksinya. Jadi evaluasi terhadap performance berarti evaluasi terhadap

seluruh proses belajar mengajar dari awal pelajaran diberikan, selama

pelaksanaan pengajaran (proses), dan pada akhir pengajaran yang sudah

ditarget semula. (terminal objective).

Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar terdiri dari

rangkaian tes yang dimulai dari (tes awal) / entering behaviour untuk

pengetahuan mutu\isi pelajaran yang sudah diketahui oleh siswa dan apa

yang belum terhadap rencana pembelajaran.

Pada saat pelaksanaan (dalam proses) pembelajaran fiqih

diperlukan tes formatif untuk mengetahui apakah proses pembelajaran

yang sedang berlangsung sudah betul atau belum. Data yang diperoleh

59 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,t, hlm. 81-90

Page 43: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

dari evaluasi formatif dipergunakan untuk pengembangan, need

assessment, dan diagnostic decision. Sedangkan pada akhir pembelajaran

diadakan evaluasi sumatif untuk mengetahui apakah yang diajarkan efektif

atau tidak. Evaluasi sumatif ini untuk mengetahui seberapa jauh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap siswa menangkap pelajaran.60

C. Penerapan KTSP dalam Pembelajaran Fiqih

Pada dasarnya kehidupan manusia tidak bisa lepas dari rasa butuh

terhadap agama, ini terbukti dalam sejarah perkembangan manusia. Agama

merupakan kebutuhan manusia yang tetap tidak bisa ditinggalkan kebutuhan

terhadap manusia tersebut, karena sifat manusia tidak puas dengan kehidupan

dunia yang semu dan terbatas serta bersifat sementara sehingga mereka beralih

pada sesuatu yang kekal dan bisa mengisi kekosongan hati mereka.61

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa

pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi

nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan,

yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga,

sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan fiqih dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan

membetuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan

agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengamalan, pemahaman, dan

penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi

spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi

60 Mudhofirf, Teknologi Intruksional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), cet. 7, hlm.

84. 61 Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang,

1976), hlm.12

Page 44: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pembelajaran fiqih sebagai bagian dari pendidikan secara umum sejak

masa lalu telah mengembangkan, merumuskan dan mempedomani kurikulum

dalam penyelenggaraan pembelajaran fiqih.62

Kurikulum pembelajaran fiqih, sebetulnya tidak jauh berbeda dari

pengertian kurikulum modern pada umumnya, kurikulum dalam konteks

pendidikan Islam dikenal dengan istilah manhaj yang berarti jalan yang terang

yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan

pengetahuan, ketrampilan dan sikap mereka.63 Menurut Al-Syaibany,

pengertian manhaj (kurikulum) tersebut merupakan pengertian yang sempit

dan terbatas. Dalam definisi luas, maka kurikulum pendidikan Islam berisikan

materi untuk pendidikan seumur hidup (long life education) dan yang menjadi

materi pokok kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan, aktivitas dan

pengalaman yang mengandung unsur ketauhidan. Bila dikaitkan dengan

filsafat dan sistem pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam

mengandung makna sebagai suatu rangkaian program yang mengarahkan

kegiatan belajar mengajar yang terencana dan sistematis dan berarah tujuan,

menggambarkan cita-cita ajaran Islam.64

KTSP sebagai bentuk pengembangan kurikulum yang bertujuan untuk

memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian

wewenang (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah

untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam

pengembangan kurikulum. Dimana Acuan Operasional Penyusunan

Kurikulumnya didasarkan pada Peningkatan iman dan takwa serta akhlak

mulia yaitu Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar

pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang

62 Ahmad Syar’i, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005), hlm. 56. 63 Omar Muhammad Al-Toumy Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (terj. Hasan

Langgulung), (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), hlm. 478. 64 Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Jakarta: Gaya Media

Pratama, 1999), hlm. 117.

Page 45: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan

takwa serta akhlak mulia. Dan termasuk Struktur dan muatan KTSP pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah yang tertuang dalam SI yaitu

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

Pembelajaran fiqih mendorong dikembangkannya standar kompetesi

sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan

ciri-ciri: 65

1. Lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain

penguasaan materi;

2. Mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan

yang tersedia;

3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan untuk

mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai dengan

kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.

Pembelajaran fiqih diharapkan menghasilkan manusia yang selalu

berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak, serta aktif membangun

peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam memajukan

peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu diharapkan tangguh

dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam

pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun

global. 66

Firman Allah SWT, QS. Al-Isra’ 84:

�آ��� ������ أ��� ��� ه� أهى �����. $ آ # "!� ��� ٦٧)٨٤: ا(��اء(

“Katakanlah tiap-tiap orang berbuat menurut keadaanya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalan-Nya”. (Al-Isra’ 84).

65 CD KTSP Kerja sama Dinas Pendidikan Nasional dan Departemen Agama RI, 2007 66 CD KTSP Kerja sama Dinas Pendidikan Nasional dan Departemen Agama RI, 2007 67 Soenarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: Kumudasmoro Grafindo,

1994), hlm. 437.

Page 46: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Ayat diatas menjelaskan bahwa pendidikan membutuhkan perubahan

karena kebutuhan setiap keadaan manusia yang terus berkembang.

Dalam sebuah kaidah dikatakan

ا7?�ح وا�6>"@6�� AB7ا�C�D6ا �"E6ا �5 ��F� Mentransfer nilai-nilai baru yang lebih baik dengan tetap mempertahankan nilai-nilai lama yang baik. 68

Proses pembelajaran fiqih dalam sistem KTSP tidak berbeda dengan

mata pelajaran yang lain yaitu diserahkan pada tingkat satuan pendidikan

masing-masing karena pada dasarnya pembelajaran fiqih merupakan bagian

komponen KTSP, baik bentuk Silabi, maupun RPP. Yang membedakan PAI

dengan mata pelajaran lain adalah standar kompetensi, kompetensi dasar dan

materinya dalam Komponen itu.

Pembelajaran fiqih dengan KTSP menuntut satuan pendidikan

terutama guru fiqih untuk lebih profesional dalam menjalankan tugas

pembelajaran fiqih dan guru lebih bersifat motivator karena tokoh utama

dalam pendidikan ini adalah peserta didik.

68 Muktarom, Pendidikan Islam Di Tengah Pergumulan Budaya Kontemporer,

(Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm 12

Page 47: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

BAB III

PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

DI MI KALIJERUK KECAMATAN GARUNG

KABUPATEN WONOSOBO

A. Kondisi Madrasah/Gambaran Umum MI Kalijeruk Kecamat an Garung

Kabupaten Wonosobo

1. Sejarah dan Perkembangan MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo

Sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

1945, salah satu tujuan pembangunan nasional yang diemban oleh

pemerintah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya paling

strategis untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah melalui pendidikan

yang terorganisir secara baik. Akan tetapi karena berbagai alasan,

pemerintah memerlukan bantuan pihak-pihak lain untuk

menyelenggarakan pendidikan guna mencapai tujuan tersebut. Oleh karena

itu pendirian madrasah merupakan salah satu wujud upaya membantu

program pemerintah.

Berawal dari pemikiran tersebutlah, para tokoh pendidikan, tokoh

agama dan tokoh masyarakat Desa Kalijeruk berinisiatif mendirikan

madrasah berupa satuan pendidikan tingkat dasar (MI), yaitu MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo dengan tujuan selain

membantu program pemerintah juga ingin mengembangkan ajaran-ajaran

Islam ala ahlusunnah waljama’ah melalui pendidikan dan membentuk

anak/peserta didik selaku generasi bangsa yang beriman, bertaqwa, shalih,

shalihah, berbudi pekerti yang luhur, cerdas, terampil dan berwawasan

luas sehingga nantinya dapat berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

didirikan pada tahun 1969. upaya tersebut terlaksana atas dasar

musyawarah para tokoh pendidikan, tokoh agama dan tokoh masyarakat di

Desa Kalijeruk dan atas dukungan warga masyarakat desa tersebut. Dan

Page 48: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

sebagai pelopor utama pendirian MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo tersebut adalah Mustaham selaku tokoh pendidikan

dan Wahidun selaku tokoh agama.69

2. Letak Geografis MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

MI Ma’arif Kalijeruk Merupakan sebuah lembaga pendidikan yang

bercirikan Islam dengan status terakreditasi ‘B’ terletak di Desa Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo Jawa tengah. Secara geografis,

letak MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

cukup strategis karena letaknya di sebuah kawasan atau daerah yang

tenang, nyaman, sejuk dan jauh dari keramaian serta dikelilingi oleh

pemukiman penduduk. Selain itu, letaknya juga mudah dijangkau dari

segala penjuru. Dan hal yang tidak kalah pentingnya, letak madrasah tidak

terlalu jauh dari wilayah kecamatan, yaitu hanya sekitar ± 0,5 Km.

Secara lebih lanjut, letak desa kalijeruk yang merupakan lokasi MI

Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo berbatasan

dengan beberapa desa dan kecamatan. Secara terperinci dapat diuraikan

sebagai berikut :

a. Disebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Mojotengah

b. Disebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kejajar

c. Disebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mojotengah

d. Disebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kejajar

Dengan demikian, secara geografis letak MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo tergolong cukup strategis

karena dikelilingi oleh beberapa desa dan kecamatan disekitarnya. Apalagi

kondisi wilayah-wilayah tersebut berada di daerah dataran tinggi yang

jauh/tidak rawan bencana, separti banjir, dan erosi.70

69 Dokumen MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo yang

dikutip pada tanggal 4 Februari 2011 70 Dokumen MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo yang

dikutip pada tanggal 4 Februari 2011

Page 49: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

3. Keadaan Tenaga Pendidikan, Tenaga Kependidikan MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

Keadaan tenaga pendidikan yang ada di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo hingga bulan Februari 2011

jumlahnya 10 orang yang terdiri 5 PNS dan 5 yang berstatus sebagai non

PNS.

Adapun guru dan karyawan yang bertugas di MI Kalijeruk adalah

sebagai berikut :71

Tabel 1

Daftar Guru dan Karyawan MI Ma’arif Kalijeruk Tahun 2010/2011

No. Nama Pendidikan Jabatan Keterangan 1 Ahmad Muchasir,SE S1-2004 KAMA D NIP. 2 Khuzaimah,S.Pd.I S1-2008 Guru NIP.198305242005012002 3 Ahmad Hisyam, A.ma D2-2003 Guru Sedang S1 NIP.198106222007011012 4 Umi Azizan, A.ma D2-2007 Guru Sedang S1 NIP.197110082007102003 5 Khoizah Rikhayati S.Pd.I S1-2010 Guru NIP.197903052007102002 6 Suyanti MAN-2002 Guru Sedang S1 NIP.150418973 7 Umi Hawaiyah SMA-2007 Guru Sedang S1 8 Usmiyati SMA-2009 Guru Sedang s1 9 Titin Supriyati S.Pd.I S1-2009 Guru 10 Makmun SMA-2010 Guru

4. Keadaan Siswa MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo

Siswa MI Ma’arif Kalijeruk awal tahun pelajaran 2010/2011

berjumlah 144 siswa, 74 siswa laki-laki dan 70 siswa perempuan yang

berasal dari desa kalijeruk.

71 Dokumen MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo yang

dikutip pada tanggal 4 Februari 2011

Page 50: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Kemudian tentang keadaan siswa MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo sampai dengan bulan Februari 2011 dapat

dilihat dalam tabel di bawah ini :72

Tabel 2 Keadaan siswa MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo Tahun Pelajaran 2010/2011 No Kelas Keadaan Siswa Jumlah

L P 1 I 10 13 23 2 II 15 8 23 3 III 11 14 25 4 IV 14 10 24 5 V 8 15 23 6 VI 11 15 26

Jumlah 74 70 144 B. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI Ma’arif K alijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo

Sesuai dengan perkembangan pendidikan modern, di berbagai lembaga

pendidikan, dikembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai

penyempurna dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK). KTSP adalah

kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing

satuan pendidikan, dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya (1994 dan

Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004) KTSP memuat dua ketentuan yakni

standar isi dan standar kelulusan. Pada pelaksanaannya proses pencapaian

kedua standar tersebut sangat terbuka dan diserahkan kepada daerah masing-

masing dan memberikan keleluasaan kepada tingkat satuan pendidikan untuk

mengembangkan kurikulum tersebut sesuai dengan Satuan Pendidikan,

potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan

Peserta didik di sekolah masing-masing

Dalam penyusunan KTSP, sekolah memerlukan sumber daya manusia

(Tenaga Kependidikan dan tenaga non kependidikan di sekolah) yang

72 Dokumen MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo yang

dikutip pada tanggal 4 Februari 2011

Page 51: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

memiliki kemampuan selain mengelola proses pembelajaran di sekolah, yaitu;

1. Kemampuan menganalisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada di

sekolah

2. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada dimasyarakat dan

lingkungan sekitar.

3. Mengidentifikasi standar isi dan Standar Kompetensi lulusan.

Ketiga kemampuan tersebut merupakan kemampuan baru, yang harus

dimiliki oleh sekolah terutama guru sebagai sumberdaya Penyusunan KTSP,

yang selama ini tidak pernah muncul sebagai akibat dari kebijakan pendidikan

dan kurikulum sebelumnya. 73

KTSP memberikan wewenang kepada Sekolah dalam mengembangkan

kurikulum sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Pengembangan KTSP

tentunya berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. KTSP pada

sekolah mandiri berbeda dengan sekolah standar. Sekolah kategori standar

merupakan sekolah yang memiliki komponen pendidikan yang memerlukan

bantuan penuh dari pemerintah dan belum bisa secara mandiri memenuhi

kebutuhan sekolahnya. Sedangkan sekolah kategori mandiri dapat

mengembangkan diri menjadi sekolah yang unggul dan dapat mengalami

percepatan dan pembelajaran (accelerated learning).74

1. Tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

Tujuan digunakannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

adalah untuk meningkatkan kompetensi siswa dan mengarahkan

pembelajaran sesuai dengan satuan sekolah masing-masing dalam hal ini

masyarakat MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo. 75

2. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo.

73 Wawancara dengan Kepala Madrasah MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo Bapak Ahmad Muchasir,SE. pada tanggal 9 Februari 2011 74 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal 9 Februari 2011 75 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal 9 Februari 2011

Page 52: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Landasan yang dipergunakan di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo dalam menggunakan KTSP adalah sesuai

dengan undang-undang sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah

no 19 tahun 2005 standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagaimana

tercantum dalam panduan BSNP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 76

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di

MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

dalam menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan prinsip yang

dipergunakan diantaranya berpusat pada perkembangan dan peningkatan

kemampuan peserta didik baik kognitif, psikomotorik dan afektif dalam

menunjang kehidupannya, selain itu Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo dipersiapkan untuk mengatasi gejolak globalisme yang

semakin kuat yang menuntut kreativitas dari seseorang untuk

menghadapinya.77

4. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tersusun dalam

bentuk tujuan, materi, proses pembelajaran, dan rencana pembelajaran

lainnya yang tertuang dalam RPP, silabus kalender pendidikan, dan

perangkat pendidikan lainnya

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Penilaian berbasis

kelas merupakan salah satu komponen dalam kurikulum tingkat satuan

pendidikan. Penilaian berbasis kelas dilakukan untuk memberikan

keseimbangan pada ketiga ranah, kognitif, afektif, dan psikomotorik

dengan menggunakan berbagai jenis, bentuk dan model penilaian yang

dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian berbasis kelas diharapkan

lebih bermanfaat untuk memperoleh gambaran secara utuh mengenai

76 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal 9 Februari 2011 77 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal 9 Februari 2011

Page 53: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

prestasi dan kemajuan proses dan hasil belajar yang dicapai oleh peserta

didik pada setiap mata pelajaran.

Peserta didik dituntut untuk mampu menguasai dan menampilkan

kemampuannya secara nyata, baik dalam penguasaan pengetahuan, sikap,

nilai maupun ketrampilan. KTSP menuntut guru untuk mampu

mengajarkannya kepada peserta didik dalam suatu kegiatan belajar-

mengajar yang baik untuk mengetahui apakah peserta didik benar-benar

telah mampu menguasai kompetensi yang dituntut oleh Kurikulum tingkat

Satuan Pendidikan, maka perlu dilakukan penilaian terhadap proses dan

hasil belajarnya. Seperti halnya Kurikulum Berbasis Kompetensi,

kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan juga melakukan penilaian yang

digunakan adalah penilaian berbasis kelas.78

C. Pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamata n Garung Kabupaten

Wonosobo

MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

menerapkan pembelajaran fiqih dilakukan dengan memperhatikan beberapa :

1. Kurikulum dan Tujuan Pembelajaran Fiqih

Ruang lingkup pembelajaran fiqih sesuai dengan Peraturan

Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan

Bahasa Arab di Madrasah yang meliputi :

a. Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman tentang

cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik, seperti: tata cara

taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.

b. Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam

meminjam.79

78 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal 9 Februari 2011 79 Wawancara dengan Guru Fiqih MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo Ibu Khuzaimah,S.Pd.I. pada tanggal 15 Februari 2011

Page 54: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Sedangkan tujuan pembelajaran fiqih juga sesuai dengan Peraturan

Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan

Bahasa Arab di Madrasah yaitu:

e. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik

yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan

pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

f. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan

ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah SWT,

dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya

maupun hubungan dengan lingkungannya.80

2. Penilaian Berbasis Kelas

Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, penilaiannya harus

menyeluruh pada segenap aspek tersebut dengan mempertimbangkan

tingkat perkembangan siswa, serta bobot setiap aspek dari setiap

kompetensi dan materi. Misalnya aspek kognitif, meliputi: seluruh materi

pembelajaran. Aspek afektif sangat dominan khususnya pada aspek

penanaman nilai-nilai yang terkandung dalam materi, sedangkan aspek

psikomotorik sangat domain pada aspek praktek ibadah.

Untuk pelaksanaannya, di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo meskipun belum menuju kesuksesan pelaksanaan

KTSP pada pembelajaran fiqih, para guru dan terlebih-lebih kepala

sekolah terus berupaya melaksanakannya dengan baik.

Adapun dalam jenis penilaian untuk mengukur tiga aspek tersebut,

MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

menggunakan penilaian seperti kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian,

ulangan blok, tugas individu, tugas kelompok, responsif atau ujian

praktek, laporan kerja praktik, serta ujian sumatif. 81

80 Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 15 Februari 2011 81 Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 15 Februari 2011

Page 55: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

3. Kegiatan Belajar-Mengajar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI

Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

Proses pembelajaran yang ada selama ini masih terdapat

kecenderungan bersifat memaksakan target bahan ajar, bukan pada

pencapaian dan penguasaan kompetensi. Namun lain halnya dengan

proses pembelajaran fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo. Di sekolah tersebut, selain proses pembelajaran

yang terfokus pada aspek kognitif (pencapaian target bahan ajar) yang

bersifat hafalan, ceramah dan sejenisnya yang selama ini dilakukan, juga

menekankan aspek afektif dan psikomotorik.

Sebagai sekolah yang sedang mengupayakan pengembangan KTSP

fiqih, maka tidak terlepas dari beberapa sarana dan prasarana yang

mendukung pelaksanaannya, antara lain:

a. Materi pendukung / materi pokok yang dipelajari terkait dengan apa

yang telah mereka ketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang

terjadi disekelilingnya.

b. Metode pengajaran yang sesuai dengan materi perkembangan zaman.

c. Media pengajaran yang cukup.

d. Kesiapan siswa guru, sarana dan prasarana.

e. Kurikulum yang sesuai dengan perkembangannya.

f. Evaluasi yang terprogram dan system penilaian yang berkelanjutan.

g. Perangkat administrasi pengajaran yang lengkap.

h. Pengelolaan kurikulum berbasis sekolah

i. Sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab yang terkait dalam

pendidikan di daerah yang bersangkutan. Secara khusus, tugas unsur-

unsur yang berada di sekolah dalam pengelolaan kurikulum.82

Di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

kepala madrasah sangat mendukung terlaksananya Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Hal ini terbukti dengan mengikutsertakan guru-guru

pada pelatihan-pelatihan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

82 Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 15 Februari 2011

Page 56: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

dukungan sarana dan prasarana dan lain-lain. Selain itu, hal lain yang

mendukung pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah

sebagai berikut:

a. Guru yang berkompeten di bidangnya

b. Sarana dan prasarana yang menunjang

c. Wali murid yang antusias dan peduli pada perkembangan sekolah

d. Manajemen sekolah yang pro-aktif dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan .83

Dalam menyelenggarakan program, MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo mendasarkan pada tata

hubungan antar komponen pokok sekolah yaitu sebagai berikut:

a. Orang Tua/ Wali Murid

1) Orang tua/ wali murid selaku penanggung jawab bersama

lembaga, masyarakat dan pemerintah berhak mengetahui segala

kebijakan yang berkaitan dengan penyelenggaraan sekolah.

2) Orang tua/ wali murid melalui komite sekolah berkewajiban

mendukung proses berlangsungnya pendidikan dan secara pribadi

mengadakan musyawarah dengan madrasah/sekolah.

b. Siswa

1) Siswa wajib mengikuti program yang telah menjadi kebijaksanaan

sekolah

2) Siswa wajib mentaati tata tertib sekolah

c. Sekolah

Sekolah berkewajiban menyelenggarakan pendidikan sesuai

dengan visi dan misinya. Sekolah memberikan laporan tentang

keadaan peserta didik kepada wali murid secara periodic sebagai

bentuk tanggung jawab kepada orang tua/wali.84

Dengan demikian, agar pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dapat berjalan dengan baik, maka perlu adanya kerja sama antar

83 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal 9 Februari 2011 84 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal 9 Februari 2011

Page 57: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

komponen pendidikan yang bukan hanya melibatkan guru dan siswa, tetapi

juga kepada kepala sekolah, komite sekolah, masyarakat dan juga pihak-pihak

lain yang terkait.

D. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam

Pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamata n Garung

Kabupaten Wonosobo.

Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo masih terhitung baru.

Karena Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini baru diterapkan tahun ajaran

2007/2008 dengan fasilitas dan media pembelajaran yang cukup memadai

sebagai alat proses belajar mengajar. Sehingga perlu sosialisasi, baik kepada

guru mata pelajaran, peserta didik dan stakeholder di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo. Hal ini bertujuan agar Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan dapat diterapkan di lembaga pendidikan tersebut

sesuai rencana.85

Pelaksanaan pembelajaran fiqih dengan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya mencakup

perencanaan, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan dari implementasi Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan pada pembelajaran fiqih guru fiqih melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

5. Perencanaan Pembelajaran

Persiapan pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah rencana yang

digunakan untuk merealisasikan rancangan yang telah disusun dalam

silabus. Silabus merupakan serangkaian kegiatan atau pengalaman belajar

yang harus dilewati untuk mencapai ketuntasan belajar. Silabus disusun

oleh guru fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo sendiri dengan memperhatikan contoh yang telah

dikembangkan oleh BSNP.

85 Wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal 9 Februari 2011

Page 58: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Guru fiqih MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo sebagai pengembang kurikulum memiliki kreatifitas dalam

mengembangkan materi dan kompetensi dasar setiap pokok bahasan sesuai

dengan kompetensi yang dimiliki peserta didik dan perkembangan

lingkungan sekitar. Dalam merencanakan pengembangan silabus setiap

guru fiqih melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis Standar kompetensi dan

Kompetensi dasar dari setiap bidang studi

b. Mengkonsep setiap bidang studi sesuai pokok bahasan yang akan

disampaikan

c. mengembangkan dasar kompetensi dan standar kompetensi dari pokok

bahasan, serta mengelompokkannya sesuai dengan ranah pengetahuan,

pemahaman, kemampuan (ketrampilan), nilai dan sikap.

d. Mengembangkan indikator untuk setiap kompetensi dan kriteria

pencapaiannya.

e. Mengembangkan materi sesuai dengan SK dan KD.

f. Merencanakan proses pembelajaran yang akan dilakukan.

g. Membuat penilaian yang disesuaikan dengan SK, KD dan tujuan dari

pembelajaran86

Selain itu guru fiqih MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo tersebut membuat perencanaan pembelajaran yang

meliputi:

a. Program Tahunan

Program tahunan merupakan program umum setiap mata

pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata

pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan dan

dikembangkan oleh guru sebelum tahun ajaran baru, karena

merupakan pedoman bagi pengembangan program-program

86 Observasi pada tanggal 16 Februari 2011, dan Dokumentasi yang dikutip pada tanggal

17 Februari 2011

Page 59: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

berikutnya, yakni program semesteran, program mingguan, dan

program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan.

Dalam program tahunan mata pelajaran berisi tentang

kompetensi dasar yang akan dicapai dan alokasi waktu yang

dibutuhkan. (Contoh Program Tahunan terlampir)

b. Program Semesteran

Program semesteran berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal

yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.

Program semesteran ini merupakan penjabaran dari program tahunan.

Pada umumnya program semesteran ini berisikan tentang bulan,

pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan,

dan keterangan-keterangan.

Pada modul program semesteran mata pelajaran ini berisi

tentang kompetensi dasar, pokok materi, indicator keberhasilan

belajar, pengalaman belajar yang akan dicapai, alokasi waktu, dan

system penilaian sumber, bahan, alat belajar sudah termasuk dalam

prota.

c. Program Rencana Pembelajaran

Rencana pembelajaran adalah sebuah persiapan yang

dilakukan oleh seorang guru dalam setiap mengajar. Untuk MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo setiap guru mata

pelajaran fiqih sudah membuat rencana pembelajaran yang isinya

sesuai dengan konsep Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yaitu:

standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil

belajar, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan dan

metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, alat

dan sumber belajar dan evaluasi pembelajaran. (contoh terlampir)87

87 Observasi pada tanggal 16 Februari 2011, dan Dokumentasi yang dikutip pada tanggal

17 Februari 2011

Page 60: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

d. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo di buat oleh pihak sekolah hasil

musyawarah kerja dari Tim pengembang kurikulum yang dikoordinir

oleh kepala madrasah. Dalam kalender pendidikan MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo ditentukan atas

dasar efisiensi, efektifitas kegiatan belajar mengajar. 88

6. Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran fiqih adalah upaya yang

dilakukan oleh guru untuk merealisasikan rancangan yang telah disusun

baik di dalam silabus maupun rencana pembelajaran. Karena itu

pelaksanaan kegiatan pembelajaran menunjukkan penerapan langkah-

langkah suatu strategi pembelajaran yang ditempuh oleh guru untuk

menyediakan pengalaman belajar, langkah-langkah metode/strategi

kegiatan pembelajaran, dan program pembelajaran lintas kurikulum dalam

mencapai standar kompetensi hasil belajar di kelas program ilmu agama

Islam yang mengacu pada pendekatan, prinsip kegiatan pembelajaran dan

motivasi belajar, serta cara-cara belajar yang produktif, aktif, kreatif,

efektif, dan menyenangkan.

Karena pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi

antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan-

perubahan perilaku yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang

paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang

terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.89

Pelaksanaan pembelajaran MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo khususnya mata pelajaran fiqih. Ada beberapa hal

yang menjadikan proses pembelajaran MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo memiliki nilai plus, diantaranya adalah

sebelum pembelajaran fiqih dimulai siswa diharapkan berdo’a secara

88 Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 15 Februari 2011 89 Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 15 Februari 2011

Page 61: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

bersama-sama dengan dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah itu

dilanjutkan membaca Al-Qur'an yang dikhususkan pada Juz Amma dan

bacaan yang ada dalam shalat. Dan ini merupakan salah satu implementasi

dari pendekatan pembiasaan dari materi fiqih yang paling efektif.

Kemudian budaya berjabat tangan yang dilakukan setiap jam mata

pelajaran terakhir, saat mau meninggalkan ruang kelas.

Pada garis besarnya ada beberapa langkah yang dilakukan oleh

guru fiqih MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

dalam melaksanakan pembelajaran diantaranya:

a. Appersepsi

Apersepsi adalah menghubungkan materi pembelajaran dengan

pengalaman peserta didik atau dengan kompetensi yang telah dikuasai

oleh peserta didik., Guru fiqih MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo melakukan apersepsi dengan pre test baik berupa

tanya jawab, kuis, studi kasus atau yang lainnya.

Apersepsi memiliki peran penting dalam proses pembelajaran

antara lain sebagai berikut:

1) Untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesiapan peserta didik

sehingga proses belajarnya efektif

2) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan

dengan proses pembelajaran yang dilakukan

3) Untuk mengetahui kompetensi awal yang telah dimiliki peserta

didik mengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam proses

pembelajaran

4) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran

dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan

tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian

khusus.90

90 Observasi pada tanggal 22 Februari 2011

Page 62: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

b. Pendekatan Pembelajaran Fiqih

Pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran fiqih pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo lebih banyak digunakan

adalah pendekatan CTL, karena dengan pendekatan CTL peserta didik

diharapkan belajar dengan mengalami langsung, bukan mendengar dan

menghafal saja, artinya siswa belajar dengan cara melibatkan diri secara

langsung bukan hanya sekedar mengetahui, ketika peserta didik belajar

fiqih diharapkan mereka dapat memahami dan melaksanakan materi

yang disampaikan (dipraktekkan) dalam kehidupan sehari-hari,

misalnya pada materi shalat para peserta langsung dimasjid atau

mushalla terdekat untuk latihan shalat atau melakukan shalat dhuhur dan

dhuha.

c. Metode Pembelajaran Fiqih

Efektifitas dapat dilihat dari segi proses dan hasil. Dari segi

proses, pembelajaran efektif dan berhasil apabila peserta didik terlibat

secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses

pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif

dan berhasil

Dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan,

metode-metode pembelajaran yang ada dalam konsep Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan terus berupaya dilaksanakan, tanpa

meninggalkan metode lama yang sudah bagus. Pada pelaksanaan

pembelajaran fiqih MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo guru berperan sebagai fasilitator dalam penyampaian materi,

sehingga guru tidak menjadi satu-satunya informasi, siswa juga bisa

aktif dalam pembelajaran.

Bentuk penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam

pelaksanaan pembelajaran antara lain dengan menggunakan metode-

metode yang sudah ada yang perlu dikembangkan dan disesuaikan

Page 63: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

dengan materi yang diajarkan. Diantaranya metode-metode yang

digunakan dalam pembelajaran antara lain: 91

1) Metode Ceramah

Berdasarkan observasi dan wawancara guru bidang studi fiqih

metode ini biasanya digunakan guru pada awal pelajaran. Metode ini

bisa dikatakan sebagai prolog dari awal proses pembelajaran.

2) Metode Tanya Jawab

Ini dilakukan agar peserta didik terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran tidak bersifat

satu arah, melainkan ada feed back dengan peserta didik.

3) Metode Demonstrasi

Metode ini merupakan metode interaksi edukatif yang sangat

efektif dalam membantu murid untuk mengetahui proses

pelaksanaan sesuatu, apa unsur yang terkandung di dalamnya, dan

cara mana yang paling tepat dan sesuai, melalui pengamatan

induktif.

Metode ini biasanya digunakan pada pelajaran fiqih misalnya

pada materi atau pokok bahasan yang membutuhkan praktek seperti

materi shalat dan pelaksanaan haji atau yang lain.

4) Metode Pemecahan Masalah (problem solving)

Adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan

mengajak dan memotivasi siswa untuk memecahkan masalah dalam

kaitannya dengan kegiatan proses belajar mengajar. Metode ini

biasanya digunakan oleh mata pelajaran fiqh. Dengan tujuan untuk

mengembangkan pola pikir peserta didik.92

5) Metode Diskusi

91 Observasi pada tanggal 22 Februari 2011 92 Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 22 Februari 2011

Page 64: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Metode diskusi merupakan metode yang diterapkan oleh

semua guru mata pelajaran fiqih, sebagai upaya untuk

mengembangkan pola pikir siswa.

Metode ini dinilai efektif dalam meningkatkan motivasi siswa

dalam menguasai materi pelajaran yang akan dibahas pada

pertemuan berikutnya.

Pengelolaan kelas dan formasi yang digunakan dalam

pembelajaran beraneka ragam diantaranya: formasi U, formasi corak

tim, konferensi, melingkar, berkelompok dan kelas tradisional dan

sebagainya sesuai dengan materi dan keinginan peserta didik serta

kebutuhan proses pembelajaran.93

6) Metode Permainan

Metode ini dilakukan dengan melakukan permainan yang

berhubungan dengan meningkatkan kerjasama diantara peserta didik

selain itu metode ini dilakukan untuk menghilangkan rasa jenuh

yang dialami oleh peserta didik karena beban pelajaran yang terlalu

banyak yang mereka terima.

d. Media Pembelajaran

Selain itu media pembelajaran yang digunakan sesuai materi

yang diajarkan. Kreatifitas guru dalam menggunakan media sangat

berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran. fiqih MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo memfasilitasi

semua sumber belajar sesuai kemampuan, baik sumber belajar yang

skala besar misal gedung, laboratorium, perpustakaan, sarana ibadah,

buku-buku, alat peraga dan sebagainya. Selain itu guru fiqih MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo juga dituntut oleh

93 Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 22Februari 2011

Page 65: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

sekolah untuk menciptakan media sendiri yang dapat memperlancar

kegiatan pembelajaran fiqih.94

7. Evaluasi

Efektifitas pembelajaran tidak dapat diketahui tanpa melalui

evaluasi hasil belajar. Sesuai dengan karakteristik Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan evaluasi atau penilaian hasil belajar fiqih MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo menggunakan

penilaian berbasis kelas (PBK), yang memuat ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Dalam hal ini ada bentuk penilaian yang digunakan:

a. Penilaian Proses

Penilaian proses dilakukan terhadap partisipasi peserta didik

baik secara individu maupun kelompok selama proses pembelajaran

berlangsung. Standar yang digunakan di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo dalam penilaian proses

dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif, baik fisik,

mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping

menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang

besar, dan rasa percaya diri sendiri. Selain memperhatikan keaktifan

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dalam satuan bahasan

tertentu. Penilaian proses secara kognitif dapat dilakukan dengan

adanya pre test, post test dengan ulangan harian yang dilakukan

dengan test tulis yang berbentuk pilihan ganda (objektif) dan

berbentuk uraian (subjektif).

Selain penilaian yang berbentuk test juga menggunakan

instrumen lain yaitu portofolio. Hal ini diselenggarakan agar

kompetensi setiap mata pelajaran fiqih MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo yang mencakup

pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang tercermin dalam tindakan

dan perilaku. Sehingga semua guru fiqih memantau peserta didik dan

94 Observasi pada tanggal 22 Februari 2011

Page 66: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

mengevaluasi secara menyeluruh baik di madrasah dan lingkungan

sekitar.95

MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo menentukan kriteria ketuntasan minimal belajar dalam

memberikan penilaian tiga ranah yaitu:

1) Ranah kognitif, dengan adanya tes tertulis ulangan harian minimal

3 kali dalam satu semester, apabila dalam ulangan harian belum

mencapai ketuntasan belajar oleh peserta didik makan diadakan

program remidiasi sehingga ada nilai remidi. Ulangan harian ini

ditujukan untuk memperbaiki kinerja dan hasil belajar peserta didik

secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Bentuk remidiasi

biasanya tugas resume ataupun tugas rumah lainnya. Dan untuk

standar nilai ketuntasan mata pelajaran fiqih adalah 7.0

2) Ranah afektif, dengan adanya kriteria yang dinilai diantaranya:

(a) Kehadiran

(b) Kerajinan

(c) Kedisiplinan

(d) Keramahan

(e) Ketepatan mengumpulkan tugas-tugas

(f) Partisipasi dalam belajar

(g) Perhatian pada pelajaran

3) Ranah psikomotorik, penilaian psikomotorik ini dapat dinilai

sesuai materi dan metode yang digunakan, misal metode diskusi

maka aspek penilaiannya pada perhatian terhadap pelajaran,

ketepatan memberi contoh, kemampuan mengemukakan pendapat

dan kemampuan untuk tanya jawab. Serta bentuk performance dan

95 Observasi dan Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 22 Februari 2011

Page 67: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

hasil karya keseharian misalnya membuat resume, melafalkan

bacaan shalat, gerakan shalat dan sebagainya.96

b. Penilaian Hasil

Penilaian ini dilihat dari segi hasil, proses pembelajaran

dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif

pada diri peserta didik seluruhnya atau sebagian besar. MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo dalam

melaksanakan penilaian hasil dilakukan pada tengah dan akhir

semester dengan diselenggarakannya kegiatan penilaian guna

mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai

ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.

Dalam penilaian hasil ini dilakukan dengan berbagai cara:

1) Pertanyaan lisan di kelas baik berupa pemahaman konsep dan

prinsip

2) Pertanyaan yang berupa kuis, pertanyaan ini diajukan kepada

siswa dalam waktu terbatas kurang lebih 15 menit, pertanyaan

tersebut berupa option atau jawaban singkat.

3) Ulangan harian, ulangan harian ini dilakukan secara periodik.

4) Tugas individu, tugas ini diberikan kepada siswa dengan

bentuk tugas atau soal uraian obyektif atau non obyektif

5) Tugas kelompok, tugas ini digunakan untuk menilai

kemampuan kerja kelompok . Bentuk tugas yang diberikan

berupa uraian dengan tingkat tinggi.

6) Ulangan semesteran atau mid semester yaitu ujian yang

dilakukan pada akhir semester

7) Ujian praktek bentuk ujian yang dilakukan yang berupa materi

yang berkaitan dengan praktik seperti materi shalat,

mengkafani, dan sebagainya. 97

96 Observasi dan Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 22 Februari 2011 97 Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 22 Februari 2011

Page 68: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

E. Problematika yang Dihadapi dalam Penerapan KTSP dalam

Pembelajaran Fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo

Ada beberapa hal yang menjadi menghambat atau problem proses

pembelajaran fiqih terutama dalam sistem Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang menjadi perhatian sekolah sampai saat ini diantaranya:

a. Masih minimnya pengetahuan guru tentang seluk beluk KTSP sehingga

terkadang masih menggunakan sistem lama dalam pembelajaran.

b. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung dalam penerapan KTSP

sehingga menyulitkan guru mengimplementasikan KTSP.

c. Adanya sikap yang cenderung acuh tak acuh dari siswa tentang metode

atau yang digunakan guru sehingga cukup menyulitkan pelaksanaan KTSP

ini.

d. Tidak adanya biaya khusus dari pemerintah untuk pembekalan guru

mengikuti pelatihan dan workshop tentang apa itu KTSP.

e. Peserta didik yang masuk di sekolah ini rata-rata mempunyai kemampuan

melaksanakan ibadah kurang dan berada dalam kultur sosial yang kurang

memperhatikan pendidikan agama

f. Dijadikannya pendidikan agama termasuk mata pelajaran fiqih menjadi

nomor dua dan kalah dengan pendidikan yang lain yang masuk ujian

nasional

g. Masalah klasik yaitu sedikitnya jam pelajaran fiqih yaitu Cuma 2 jam

setiap minggu.

h. Adanya kecenderungan orang tua siswa yang menyerahkan sepenuhnya

pendidikan anak-anaknya pada sekolah, padahal antara sekolah dan orang

tua harus sinergis dalam membina anak., sehingga hal ini menjadi problem

tersendiri bagi guru dalam melaksanakan KTSP ini. 98

98 Wawancara dengan Guru Fiqih pada tanggal 22 Februari 2011

Page 69: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

BAB IV

ANALISIS PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH

DI MI KALIJERUK KECAMATAN GARUNG KABUPATEN

WONOSOBO

A. Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

Menyimak secara mendalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) secara eksplisit menuntut adanya perubahan paradigma secara

“radikal” oleh guru, kepala sekolah dan juga oleh institusi sekolah sebagai

organisasi. Perubahan paradigma yang dimaksud adalah pergeseran dalam

memandang apa itu proses pembelajaran. Proses pembelajaran bukan hanya

sebagai suatu kegiatan belajar dan mengajar, tetapi dibalik itu semua ada niat

dan kerinduan dari mereka untuk terus meninggalkan pengetahuan,

performance, pengalaman dan ketrampilan.

Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masih terhitung

baru demikian juga di di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo. Karena Kurikulum Berbasis Kompetensi ini baru diterapkan tahun

ajaran 2007/2008 dengan fasilitas dan media pembelajaran yang cukup

memadai sebagai alat proses belajar mengajar. Sehingga perlu sosialisasi, baik

kepada guru mata pelajaran, peserta didik dan stakeholder di SMA N 8

Semarang. Hal ini bertujuan agar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dapat

diterapkan di lembaga pendidikan tersebut dapat sesuai.

Proses pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI

Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo sudah

menggunakan berbagai media untuk menunjang proses pembelajaran, selain

itu proses penilaian disesuaikan dengan kompetensi, materi pendukung /

materi pokok yang dipelajari terkait dengan apa yang telah mereka ketahui

dengan kegiatan atau peristiwa yang terjadi disekelilingnya, metode

pengajaran disesuaikan dengan tuntutan zaman. Media pembelajarannyapun

Page 70: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

telah dikategorikan cukup dalam menunjang pembelajaran seperti media audio

visual, dan sebagainya.

Dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini di MI

Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo melakukan

evaluasi secara terprogram dan sistem penilaian yang berkelanjutan yang

terdiri dari tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini

menunjukkan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMAN 8

Semarang sudah memenuhi persyaratan.

Selain itu di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo kepala madrasah sangat mendukung terlaksananya Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan. Hal ini terbukti dengan mengikutsertakan guru-

guru pada pelatihan-pelatihan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

dukungan sarana dan prasarana dan lain-lain.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tidak mungkin berjalan dengan

baik tanpa kerja sama dari segala warga sekolah termasuk didalamnya Stake

Holder (komite sekolah, kepala sekolah, guru dan wali murid), di MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo keterlibatan wali murid

dan masyarakat menjadi syarat yang tak tertinggal dalam melaksanakan proses

pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, ini membuktikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang dilaksanakan sesuai dengan

konsep harapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yaitu kurikulum yang

disesuaikan dengan tingkat satuan pendidikan (sekolah dan masyarakat

sekitar)

B. Analisis Pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo

Pembelajaran fiqih yang dilakukan di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo Semarang bertujuan untuk mengetahui dan

memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek

ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan

pribadi dan sosial, juga melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum

Islam dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam

Page 71: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia dengan Allah

SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya

maupun hubungan dengan lingkungannya.

Materi yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada di MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo dipergunakan metode

yang bervariasi yang upaya pencapaian dan tujuan pembelajaran Fiqih, selain

itu media yang digunakan sudah cukup lengkap seperti audio visul, alat peraga

dan lain-lain, selain itu juga didukung dengan pengajar yang kompeten yaitu

pengajar yang mempunyai jenjang pendidikan adalah SI.

Penilaian dalam proses pembelajaran fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo menggunakan penilaian berbasis

kelas karena dengan penilaian ini kemampuan siswa yang terdiri dari ketiga

ranah tersebut dapat terdeteksi dengan baik dalam rangka meningkatkan

proses pembelajaran. Karena pada dasarnya sebuah bentuk penilaian yang

baik adalah penilaian yang dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan proses

pembelajaran sehingga terprogram proses lanjutan untuk meningkatkan proses

pendidikan selanjutnya

C. Analisis Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam

Pembelajaran Fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamata n Garung

Kabupaten Wonosobo

Pada pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam

pembelajaran fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten

Wonosobo ada beberapa proses kegiatan pembelajaran dalam penerapan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Antara lain:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan bagian yang penting dari langkah suatu

pola pengajaran yang disebut penyiapan lingkungan belajar mengajar yang

benar dan memadai, suasana yang menggairahkan dan kegiatan belajar

mengajar dengan maksud-maksud tertentu.

Di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

merencakan proses pembelajaran terutama dalam sistem Kurikulum

Page 72: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Tingkat Satuan Pendidikan dilakukan dengan cara Persiapan pelaksanaan

kegiatan pembelajaran adalah rencana yang digunakan untuk

merealisasikan rancangan yang telah disusun dalam silabus, program

tahunan, Rencana pembelajaran, kalender pendidikan program semesteran.

Semuanya disusun oleh guru fiqih MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo sendiri dengan memperhatikan contoh yang

telah dikembangkan oleh BSNP.

Apa yang telah dilakukan guru fiqih MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo sudah tepat karena telah sesuai

dengan kerangka teori yang berupa panduan membuat RPP dan silabus

dan lain-lain.

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Fiqih

Pada garis besarnya ada beberapa langkah yang dilakukan oleh

guru fiqih MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

dalam melaksanakan pembelajaran

a. Post Test

Post tes adalah menghubungkan materi pembelajaran dengan

pengalaman peserta didik atau dengan kompetensi yang telah dikuasai

oleh peserta didik. Guru fiqih MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo melakukan Post tes dengan pre test baik berupa

tanya jawab, kuis, studi kasus dan sebagainya.

Karena pada dasarnya Post tes yang dilakukan oleh guru fiqih

MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

memiliki peran penting dalam proses pembelajaran antara lain sebagai

berikut:

5) Untuk menumbuhkan dan meningkatkan kesiapan peserta didik

sehingga proses belajarnya efektif

6) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan

dengan proses pembelajaran yang dilakukan

Page 73: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

7) Untuk mengetahui kompetensi awal yang telah dimiliki peserta

didik mengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam proses

pembelajaran

8) Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran

dimulai, tujuan-tujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan

tujuan-tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian

khusus.

Post tes pada pembelajaran fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo sudah berjalan dengan baik

sebagai mana pengamatan peneliti guru telah menjalankan Post tes

setiap awal pembelajaran, dan selalu disesuaikan dengan materi dan

dengan bahasa yang sederhana

b. Pendekatan Pembelajaran Fiqih

Pendekatan yang dilakukan dalam pembelajaran fiqih pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo lebih banyak digunakan

adalah pendekatan CTL, karena dengan pendekatan CTL peserta didik

diharapkan belajar dengan mengalami langsung, bukan mendengar dan

menghafal saja, artinya siswa belajar dengan cara melibatkan diri secara

langsung bukan hanya sekedar mengetahui, ketika peserta didik belajar

fiqih diharapkan mereka dapat memahami dan melaksanakan materi

yang disampaikan (dipraktekkan) dalam kehidupan sehari-hari.

Kebaikan pendekatan CTL dalam pembelajaran agama adalah

metode dialogis. Dialog diperlukan agar ilmu agama yang diajarkan

mengalami proses refleksi bersama antara guru dan murid, dosen dan

mahasiswa, metode ini digunakan dalam bab sumber hukum islam.

Proses inilah yang akan menjadikan peserta didik menjadi kreatif dan

kritis, sekaligus ada pendalaman dan komprehensif terhadap materi

agama yang diajarkan.

Page 74: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

c. Metode Pembelajaran PAI

Permasalahan yang sering kali dijumpai dalam pengajaran,

khususnya pengajaran agama Islam adalah bagaimana cara menyajikan

materi kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif

dan efisien. Fungsi metode pembelajaran tidak dapat diabaikan, karena

metode pembelajaran turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses

belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu

sistem pembelajaran.

Pada pelaksanaan pembelajaran fiqih di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo guru berperan sebagai

fasilitator dalam penyampaian materi, sehingga guru tidak menjadi satu-

satunya informasi, siswa juga bisa aktif dalam pembelajaran.

Bentuk penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam

pelaksanaan pembelajaran antara lain dengan menggunakan metode-

metode yang sudah ada yang perlu dikembangkan dan disesuaikan

dengan materi yang diajarkan. Diantaranya metode-metode yang

digunakan dalam pembelajaran antara lain: metode ceramah, metode ini

digunakan dalam semua materi. Metode tanya jawab, metode ini

digunakan dalam semua materi. Metode demonstrasi, metode ini

digunakan pada bab shalat. Metode pemecahan masalah (problem

solving), metode ini digunakan pada bab sumber hukum islam. Metode

karya wisata, metode ini digunakan pada bab dakwah penyiaran islam di

makkah. Metode diskusi, metode ini digunakan pada semua materi.

Metode modeling, metode ini digunakan pada bab shalat jenazah.

Metode role playing

Penggunaan metode yang dilakukan di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo sudah sama seperti metode

yang ada pada kerangka teori, tetapi ada pengembangan strategi metode

yang digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, sehingga

bentuknya dimodifikasi oleh guru fiqih sendiri

Page 75: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Contoh dari penerapan metode dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dari observasi yang dilakukan peneliti yaitu pada

pembelajaran tentang materi shalat atau shalat jenazah, guru melakukan

Demonstrasi dengan memberikan gambar dan menayangkan VCD

tentang praktek shalat ini dikarenakan banyak anak di MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo yang tidak

berangkat dari latar belakang keluarga agamis atau santri. Sehingga

dengan memberikan gambaran terlebih dahulu lalu mendemonstrasikan

akan lebih mempermudah proses pembelajaran.

Penggunaan metode yang dilakukan di di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo tergolong cukup baik karena

dengan variasi dalam penggunaan metode yang disesuaikan dengan

keadaan pembelajaran maka tujuan pembelajaran fiqih akan tercapai,

karena tidak mungkin untuk menuju satu tujuan pembelajaran dengan

hanya menggunakan satu metode pembelajaran. Pada dasarnya semua

orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Demikian

pula dalam proses belajar mengajar. Bila guru dalam proses belajar

mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa,

perhatian siswa berkurang, mengantuk akibatnya tujuan belajar tidak

tercapai.

d. Media Pembelajaran PAI

MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

memfasilitasi semua sumber belajar sesuai kemampuan, baik sumber

belajar yang skala besar misalnya gedung, perpustakaan, sarana ibadah,

buku-buku, alat peraga dan sebagainya. Selain itu guru fiqih juga

dituntut oleh sekolah untuk menciptakan media sendiri yang dapat

memperlancar kegiatan pembelajaran fiqih.

Dalam proses belajar mengajar, guru memiliki tugas untuk

mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa

untuk mencapai tujuan. Agar guru mempunyai tanggung jawab untuk

melihat segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas untuk membantu

Page 76: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

proses perkembangan siswa. penyampaian materi pelajaran hanyalah

sebagai salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu

proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa,

tetapi ia harus mampu menciptakan proses belajar mengajar yang

kondusif sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar secara aktif

dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan menciptakan tujuan, inilah

yang dilaksanakan di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo.

Kreativitas guru dalam proses pembelajaran akan sangat

berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. guru yang memiliki

kreativitas dalam pembelajarannya akan tercipta PAKEM

(Pembelajaran Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan). Kreativitas

merupakan kegiatan yang mendatangkan hasil dengan sifat baru,

menarik, dan belum ada sebelumnya. Dalam kaitannya dengan

kreativitas guru yaitu bagaimana seorang guru dalam proses

pembelajaran memilih dan menerapkan berbagai metode pembelajaran,

media pembelajaran, evaluasi, dan lain sebagainya sehingga hasil

prestasi peserta didik dapat maksimal.

Seorang guru harus dapat menerapkan media apa yang paling

tepat dan sesuai untuk tujuan tertentu dan menyampaikan bahan

tertentu. Dengan adanya berbagai jenis media, sangat penting di ketahui

oleh guru dan tentu saja akan lebih baik jika guru memiliki kemampuan

menggunakan dan membuat suatu media yang dibutuhkan. Dan itulah

yang dikembangkan di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan Garung

Kabupaten Wonosobo.

e. Evaluasi dan Penilaian PAI

Setelah penyampaian materi diakhiri dengan evaluasi atau post

test yang berupa pengayaan dari proses belajar atau dalam bentuk

praktik sesuai materi kepada peserta didik dan memberikan

penghargaan bagi peserta didik yang berhasil.

Page 77: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Evaluasi atau penilaian hasil belajar fiqih di di MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo menggunakan

Penilaian Berbasis Kelas (PBK), yang memuat ranah kognitif, afektif

dan psikomotorik. Dalam hal ini ada bentuk penilaian yang digunakan:

yaitu Penilaian Proses yang berupa penilaian kognitif afektif dan

psikomotorik. dan Penilaian Hasil ini berupa Penilaian dilihat dari segi

hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan

perilaku yang positif pada diri peseta didik seluruhnya atau setidaknya

sebagian besar.

Proses evaluasi yang dilakukan di MI Ma’arif Kalijeruk

Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo sudah sesuai kalau dipandang

bahwa Pendidikan agama yang hanya menekankan pada akumulasi

pengetahuan agama belum mampu membuahkan hasil sedemikian rupa

pada pembentukan kepribadian anak didik khususnya pendidikan agama

terlalu menitik beratkan pada dimensi kognitif intelektual. Kurang

menyentuh aspek afektif dan psikomotorik serta wilayah trasendental.

Pelaksanaan pendidikan di MI Ma’arif Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo khususnya pembelajaran fiqih Ada

beberapa hal yang menjadikan proses pembelajaran fiqih di MI Ma’arif

Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo memiliki nilai plus,

diantaranya adalah sebelum pelajaran Pendidikan Agama Islam dimulai

siswa diharapkan berdo’a secara bersama-sama dengan dipimpin oleh

salah satu siswa. setelah itu dilanjutkan membaca Al-Qur'an yang

dikhususkan pada Juz Amma dan bacaan shalat. Dan ini merupakan

salah satu implementasi dari pendekatan pembiasaan dari materi fiqih

yang paling efektif. Kemudian budaya berjabat tangan yang dilakukan

setiap jam mata pelajaran terakhir, saat mau meninggalkan ruang kelas.

Page 78: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

D. Analisis Solusi Untuk Mengatasi Problematika yang dihadapi dalam

Penerapan KTSP dalam Pembelajaran Fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo

Untuk mengantisipasi berbagai hambatan dan problematika dalam

proses pembelajaran, guru fiqih tidaklah putus asa dalam melaksanakan proses

pembelajaran. ada beberapa langkah bisa dilakukan oleh guru fiqih untuk

mengatasi problematika yang ada antara lain:

1. Karena kurangnya referensi buku-buku mata pelajaran, guru mencarikan

buku-buku referensi dan membuat resume yang digandakan oleh para

siswa sebagai bahan belajar.

2. Anak didik disuruh mengungkapkan masalahnya dalam kegiatan tentang

materi yang belum dipahaminya.

3. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar di rumah dan hasil

belajarnya (resume) disetorkan pada guru pada waktu yang telah

ditentukan.

4. Mengembangkan metode belajar dengan problem solving dan diskusi.

Sehingga muncul motivasi pada peserta didik untuk mencari referensi atau

bahan-bahan pelajaran selain dari perpustakaan sekolah.

5. Kepala sekolah ataupun guru bidang studi tidak lupa selalu memberikan

motivasi tentang pentingnya menguasai Pendidikan Agama Islam di

masyarakat disetiap upacara hari senin.

6. Mengasah kreatifitas guru dalam mengembangkan materi pembelajaran di

kelas agar materi yang disampaikan bermanfaat bagi peserta didik.

7. Mengasah wawasan guru agar senantiasa selalu mengikuti informasi yang

disampaikan kepada peserta didik merupakan informasi yang actual dan

tidak ketinggalan zaman.

8. Mendorong guru untuk mengasah kompetensinya secara terus menerus.

9. Mendorong guru untuk mengaktifkan dan memotivasi peserta didik dalam

pembelajaran.

10. Mendorong kreatifitas peserta didik dalam pembelajaran.

Page 79: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

11. Waktu yang tidak terbatas, dimana dalam KTSP menekankan

pembelajaran tuntas (mastery learning). Hal ini menuntut adanya perhatian

secara khusus bagi peserta didik yang berkemampuan dibawah rata-rata

siswa pada umumnya sekolah di Indonesia masih mengikuti model

klasikal yang secara otomatis dibatasi oleh waktu. Melihat dari perbedaan

kemampuan peserta didik, maka ada peserta didik yang mampu menguasai

kompetensi 100% dan ada pula peserta didik yang hanya mampu

menguasai kompetensi 70% bahkan ada kemungkinan peserta didik yang

menguasai kompetensi dibawah 50%. Kenyataan ini menuntut adanya

perbedaan kurikulum bagi peserta didik. Untuk peserta didik yang

berkemampuan diatas rata-rata diperlukan kurikulum pengayaan,

sedangkan bagi peserta didik yang berkemampuan dibawah rata-rata

diberikan kurikulum remidiasi. Dalam hal ini perlu adanya tenaga ekstra

dalam pelaksanaan KTSP.

12. Mengikutsertakan guru dalam workshop, pelatihan dan diklat mengenai

KTSP.

13. Mengadakan sosialisasi internal yang rutin tentang KTSP.

14. Melakukan koordinasi dengan orang tua siswa sehingga dalam

pembelajarannya sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

15. Memberdayakan komite sekolah agar hubungan sekolah dengan

masyarakat dan orang tua murid tidak terputus.

16. Menciptakan suasana dan lingkungan sekolah yang kondusif yakni aman,

nyaman dan menyenangkan dengan penataan kelas yang indah supaya

siswa merasa betah di kelas selama proses pembelajaran berlangsung.

17. Guru diharapkan bisa menjelaskan pada siswa tentang adanya kurikulum

baru yakni KTSP sehingga bisa lebih aktif dalam pembelajaran

18. Karena siswa berasal dari latar belakang yang bervariasi maka dalam

pembelajarannya guru bisa memposisikan sebagai pendidik sebagai

partner siswa dalam belajar di kelas.

Page 80: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

19. Untuk mengatasi siswa yang sering menggampangkan dalam pelajaran

maka guru harus bisa membuat suasana belajar di kelas menjadi

menyenangkan yang selalu ditunggu-tunggu oleh siswa.

Page 81: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka dalam bab ini akan

disimpulkan penelitian ini sebagai berikut:

1. Pelaksanaan KTSP dalam pembelajaran fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan

Garung Kabupaten Wonosobo dilakukan guru melakukan Appersepsi yang

dilakukan dengan pre test baik berupa tanya jawab, kuis, studi kasus dan

sebagainya, pendekatan CTL, Metode pembelajaran fiqih menggunakan

metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode

pemecahan masalah (problem solving), metode karya wisata, metode

diskusi, metode permainan yang disesuaikan dengan materi yang

diajarkan, media pembelajaran disediakan oleh sekolah dan hasil

kreativitas guru PAI, sedang evaluasi atau penilaian kelas yang dilakukan

dengan sistem penilaian proses dan penilaian hasil yang berorientasi pada

tiga ranah kognitif afektif dan psikomotorik,

2. Problematika yang dihadapi dalam penerapan KTSP dalam pembelajaran

fiqih di MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo berkisar

pada kurangnya pelatihan KTSP, kurang nya dukungan orang tua, fasilitas

yang kurang, masih kurangnya minat siswa dan jam pelajaran yang sedikit,

untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan kekreatifan dari seorang guru

fiqih untuk melaksanakan pembelajaran baik dalam mengoleh metode

pembelajaran maupun media yang digunakan, guru harus lebih sering

mengikuti pelatihan KTSP dan menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan bagi anak sehingga anak lebih aktif ketika diterapkan

pembelajaran fiqih dengan KTSP.

B. Saran-Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, kiranya

dapat memberikan saran sebagai berikut:

Page 82: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

1. Bagi seorang guru terutama guru fiqih diharapkan selalu meningkatkan

kompetensinya dan selalu mencari inovasi dalam setiap proses

pembelajaran agar implementasi KTSP semakin dapat dirasakan peserta

didik

2. Bagi peserta didik hendaknya selalu mengembangkan prestasi dengan

tetap belajar yang rajin dan terus mengembangkan sikap hormat pada

guru.

3. bagi pihak sekolah hendaknya meningkatkan manajemen pengelolaan

sekolah dengan melibatkan semua pihak, sehingga proses pembelajaran

dapat sesuai dengan tujuan yang di cita-citakan

4. Bagi semua praktisi pendidikan terutama para kaum elit pemegang

kekuasaan pendidikan meningkatkan kualitas pendidikan dengan

mementingkan kepentingan pendidikan di atas segalanya, karena

pendidikan merupakan tonggak kehidupan bagi bangsa kedepan.

Page 83: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

DAFTAR PUSTAKA

Alsa, Asmadi, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif Serta Kombinasinya dalam Penelitian Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003

Al-Syaibany, Omar Muhammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1984

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Ketika Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006

Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007

CD KTSP Kerja sama Dinas Pendidikan Nasional dan Departemen Agama RI, 2007

Darajat, Zakiyah, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1995

Depad RI, metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: 2002

Donald, Frederick Y. Mc., Educational Psychology, Tokyo: Overseas Publication LTD, 1959

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi, 2002

Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Jakarta : Media Pratama, 1999.

Jabir, Jabir Abdul Hamid, Ilmu Nafsi At-Tarbawi, Mesir: Darul Nahdlatul Arabiyah, 1977.

Khaerudin dan Mahfud Junaedi, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Konsep dan Implementasinya di Madrasa, Jogjakarta : Nuansa Aksara, 2007

Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000

Moleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002

Mudhofirf, Teknologi Intruksional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999

Muktarom, Pendidikan Islam Di Tengah Pergumulan Budaya Kontemporer, Semarang: IAIN Walisongo Semarang, 2007

Mulyasa, E., Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004

Page 84: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

------------., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006

Muslich, Masnur, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2007

--------------, KTSP; Dasar Pemahaman dan Pengembangan Pedoman Pengelola Lembaga Pendidikan, Pengurus Sekolah, Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Dewan Sekolah dan Guru, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007

Nawawi, Imam, Muhtasar dan Intisari Riyadhussalihin, Surabaya : Al-Ikhlas, 1993

Ningrat, Koentjoro, Metodologi Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1994

Noor, Mulyani M., dkk., Himpunan KTSP 2006 Tingkat Satuan MTs atau SMP, Semarang: Pimpinan Wilayah LPM NU, Jawa Tengah, 2006

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah

Rindang, No. 03 Tahun XXXII, Oktober, 2006

Soenarjo, dkk, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: Kumudasmoro Grafindo, 1994

Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, cet V, 2000.

-----------, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar Baru, 1991

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif: dilengkapi dengan Contoh Proposal dan Laporan Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2005

Suhendro, BSNP Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP, 2006

Susilo, Muhammad Joko, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan dan kesiapan Sekolah Menyongsongnya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007

Syafrudin, Didin, Bahris, Pedoman Pendidikan Agama Islam Sekolah Tingkat Dasar, Jakarta : Depag RI, Dirjen Binbaga Islam, 2005

Page 85: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

Syar’I, Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Berserta Penjelasannya, Bandung: Nuansa Aulia, 2005, 35

Witting, Arno F., Theory and Problems of Psychology of Learning, New York: Mc Graw Hiil Book Company, tth,

Zakiah Darajat, Pendidikan Agama dalam Pembinaan Mental, Jakarta: Bulan Bintang, 1976

Zein, M., Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: AK Group dan Indra Buana, 1995

Page 86: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

PEDOMAN WAWANCARA

A. Kepala Madrasah

1. Upaya apa yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam mendukung

terciptanya pembelajaran yang baik di dalam sekolah terutama dalam

pembelajaran fiqih

2. Bagaimana peranan kepala sekolah dalam pembelajaran fiqih dengan KTSP

3. Adakah peningkatan sarana-prasarana dalam mendukung kegiatan belajar

mengajar khususnya pada pembelajaran fiqih dengan sistem KTSP

4. Bagaimana posisi Steak Holder dalam pembelajaran fiqih terutama dalam

sistem KTSP

A. Guru Fiqih

1. Bagaimana proses pembelajaran Fiqih dengan menggunakan KTSP

a. Bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran Fiqih dengan menggunakan

KTSP

b. Prinsip apakah yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih dengan KTSP

c. Pendekatan apa saja yang sering digunakan dalam pembelajaran Fiqih

dengan KTSP

d. Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran PAI dengan KTSP

e. Bagaimana posisi peserta didik dalam pembelajaran Fiqih dengan KTSP

2. Problematika apa saja yang dihadapi dalam penerapan KTSP pada

pembelajaran fiqih

Page 87: PELAKSANAAN KTSP DALAM PEMBELAJARAN FIQIH DI MI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/126/jtptiain-gdl...global, nasional dan kebutuhan lokal kurikulum fiqih juga diharapkan

PEDOMAN OBSERVASI Nama Sekolah : MI Kalijeruk Kecamatan Garung Kabupaten Wonosobo

Mata Pelajaran : Fiqih

Nama Guru : Khuzaimah,S.Pd.I.

No. Yang Diamati Ya Tidak Keterangan/Bukti 1 Persiapan a. Do,a bersama b. Pre tes 2 Pendekatan a. CTL b. Pembiasaan c. Psikologi 3 Metode a. Metode ceramah b. Metode Tanya jawab c. Metode Demonstrasi

d. Metode pemecahan masalah (problem solving)

e. Metode diskusi f. Metode Permainan 4 Media pembelajaran a. Gedung b. Laboratorium c. Perpustakaan, d. Buku-buku,

e. Alat peraga

5 Evaluasi a. Penilaian proses b. Penilaian Hasil