peningkatan prestasi belajar siswa pada...

122
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATERI POKOK SHALAT MAKTUBAH DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS III MI MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : BUKHORI MUSLIM NIM 093111326 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: lykiet

Post on 07-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN MATERI POKOK SHALAT MAKTUBAH

DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS III MI

MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI

KENDAL

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

BUKHORI MUSLIM

NIM 093111326

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bukhori Muslim

NIM : 093111326

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Rowosari, 13 Juni 2011

Saya yang menyatakan,

Bukhori Muslim

NIM : 093111326

Materai

6.000,-

iii

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH PADA

MATA PELAJARAN FIQIH MATERI POKOK

MAKANAN DAN MINUMAN YANG HALAL DAN

HARAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR SISWA DI KELAS V MI TAMBAKSARI

ROWOSARI KENDAL TAHUN PELAJARAN

2010/2011

Nama : Mahmud

NIM : 093111251

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Ilmu Pendidikan Islam

Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 4 Juli 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

Fahrurrozi, M.Ag. Dra. Ani Hidayati, M.Pd NIP : 197708162005011003 NIP : 196112051993032001

Penguji I, Penguji II,

Drs. Widodo Supriyono,M.A. Dr. Musthofa, M.Ag.

NIP : 195910251987031003 NIP : 197104031996031002

Pembimbing I,

Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd

NIP. 1952020819761222001

iv

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitaukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan, dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Materi Pokok Shalat Maktubah

Dengan Metode Demonstrasi Pada Kelas III MI

Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011

Nama : Bukhori Muslim

NIM : 093111326

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I

Sugeng Ristiyanto,M.Ag

NIP. 196508192003021001

v

MOTTO

(#θ ßϑŠÏ%r& uρ nο4θ n=¢Á9 $# (#θè?#u uρ nο4θ x.“9 $# (#θãèx.ö‘ $#uρ yìtΒ t ÏèÏ.≡ §�9 $# ∩⊆⊂∪

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang

ruku’.” (QS.Al-Baqarah:43)1

1Depag RI. Al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro,

2007), hlm. 7.

vi

PERSEMBAHAN

Untuk Orang tuaku Bapak Al Munawir dan Ibu Kiswati,

Istriku tercinta (Niken Juwitah) yang senantiasa membantu dan mendukung secara

moril maupun materiil dalam penyusunan skripsi tersebut,

Anak-anakku tercinta (Aika Zulfa Rinjani dan Qurrota Abda Aqila), kepada

mereka do’a dan restuku, semoga mereka menjadi anak-anak yang shalihah dan

bertakwa kepada Allah SWT.

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang senantiasa rahmat dan

kasih sayangnya tercurah kepada kita. Kepada sang mustafa Nabi Muhammad

SAW dihaturkan shalawat dan salam. Semoga kita termasuk dalam umatnya.

Penulisan Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam di IAIN Walisongo Semarang. Adapun skripsi

ini berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Materi

Pokok Shalat Maktubah dengan Metode Demonstrasi pada Kelas III MI

Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak pihak yang telah

membantu baik secara moril maupun materiil, oleh karena ucapan terima kasih

yang tiada terkira kepada:

1. DR. Suja’i, M. Ag, selaku Dekan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

2. Ahmad Muthohar, M. Ag, selaku ketua program kualifikasi IAIN Wali Songo

Semarang.

3. Sugeng Ristiyanto, M. Ag. selaku pembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam menyusun skripsi.

4. Para Dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali

pengetahuan.

5. Segenap civitas akademika Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang yang telah memberikan pelayanan baik kepada penulis selama ini.

6. Kepada Kepala MI Muhammadiyah 01 Rowosari beserta Bapak/Ibu Guru

yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan riset.

7. Ayahanda dan ibunda tercinta, serta istriku tersayang yang selalu memberikan

motivasi dan doa restu.

8. Kepada sahabatku pak Rohmat Rokhim yang telah membantu dalam

penulisan dan penyusunan serta penyelesaian skripsi terebut.

viii

9. Sahabat-sahabatku yang selalu memotivasi dan menghibur diri penulis dalam

berkreatifitas.

10. Teman-temanku yang memberikan dorongan, khususnya mahasiswa Fakultas

Tarbiyah angkatan 2009, Kwalifikasi Kelas F (PAI). Tidak terlupakan untuk

teman-teman PPL, di MI Ianatus Sibyan Mangkang Semarang, teman-teman

KKN di Kelurahan Gunung Pati Kec. Gunung Pati kota Semarang yang selalu

menasehati, memotivasi diri penulis.

Dengan mengharap doa semoga segala kebaikan mereka mendapat balasan

yang lebih dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak demi kemanfaatan skripsi

ini. Akhirnya semoga bermanfaat bagi diri penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 13 Juni 2011

Penulis

Bukhori Muslim

NIM: 093111326

ix

ABSTRAK

Judul Skripsi : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Materi

Pokok Shalat Maktubah dengan Metode Demonstrasi pada

Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011

Penulis : Bukhori Muslim

NIM : 093111326

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar

Siswa pada Pembelajaran Materi Pokok Shalat Maktubah dengan Metode

Demonstrasi pada Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011. Peneliti menggunakan metode observasi, interview,

dokumentasi, subyek penelitian sebanyak 19 Responden, menggunakan instrumen

kuesioner proporsional random sampling.

Data penelitian yang terkumpul di analisis dengan analisis pengamatan dan

test. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa: dalam pra siklus ini

banyak peserta didik yang tidak memahami materi shalat maktubah, jika dilihat

dari ketuntasannya, maka perlu adanya tindakan penelitian kelas dengan metode

Demonstrasi. Kemudian pada Siklus I (pertama) didapatkan beberapa solusi

terhadap permasalahan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI

materi shalat maktubah sebagai upaya tindak perbaikan terhadap upaya keaktifan

belajar peserta didik pada Siklus I (pertama). Sementara pada Siklus ke II (kedua)

hanya mengembangkan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI

materi shalat maktubah akan tingkat keaktifan peserta didik menjadi lebih baik

dari siklus pertama. Dengan demikian pada Siklus III (ketiga) perhatian dan

keaktifan peserta didik pada siklus ini sudah menunjukkan arah yang lebih baik

dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode Demonstrasi.

Dengan demikian tingkat kemampuan peserta didik yang dimiliki setelah

proses pembelajaran pada metode Demonstrasi dari masing-masing siklus terdapat

perkembangan peningkatan keaktifan dalam pembelajaran pada materi PAI

terutama tentang shalat maktubah.

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan

masukkan bagi para civitas akademika, dan menjadi bahan informasi, masukkan

yang dapat memberikan wawasan keilmuan, manfaat bagi kita semua. Selain

tersebut, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

serta pengembangan yang terkait dengan keaktifan belajar peserta didik serta guru

dapat melakukan berbagai metode pembelajaran, khususnya pada metode

Demonstrasi terhadap proses pembelajaran.

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................................... ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

NOTA PEMBIMBING ................................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6

D. Penegasan Istilah……………………………………………7

BAB II : METODE DEMONSTRASI DAN PEMBELAJARAN

PENGEMBANGAN AGAMA ISLAM

A. Kajian Pustaka ...................................................................... 9

B. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi ..................................... 10

2. Fungsi Metode Demonstrasi ........................................... 12

3. Syarat Penggunaan Metode Demonstrasi ....................... 13

4. Perencanaan dan Persiapan Metode Demonstrasi .......... 14

5. Langkah-langkah Metode Demonstrasi .......................... 15

6. Prinsip-prinsip Demonstrasi ........................................... 17

C. Peningkatan Prestasi Belajar Fqih

1. Menyediakan Pengalaman langsung…………………….18

2. Menciptakan Kegiatan…………………………………..18

xi

3. Mengembangkan Kegiatan…………………………………18

4. Membantu anak mengembangkan …………………………18

5. Menyediakan kegiatan……………………………………...18

6.Menemukan cara-cara untuk ………………………………..19

D. Problema dan Solusi Peningkatan Belajar Melalui metode

Demonstrasi

1. Faktor Internal……………………………………………19

2. Faktoe Eksternal………………………………………….19

E. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................. 20

2. Pengertian Tujuan Pendidikan Agama Islam ................. 23

3. Program Kegiatan Pendidikan Agama Islam .................. 25

4. Materi Pendidikan Agama Islam Shalat Maktubah ........ 28

F. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran PAI

1. Perencanaan/Persiapan ................................................... 34

2. Pelaksanaan Demonstrasi ............................................... 35

3. Tindak Lanjut Demonstrasi ............................................ 36

G. Rumusan Hipotesis Tindakan ............................................... 36

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ..................................................................... 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 37

C. Populasidan Sampel Penelitian ........................................... 37

D. Variabel dan Indikator Penelitian ........................................ 38

E. Pengumpulan Data Penelitian ............................................. 38

F. Analisis Data Penelitian ...................................................... 39

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus .................................. 41

1. Hasil Penelitian Pra Siklus……………………………..42

2. . Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I………………45

xii

3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ..................... 48

4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus III .................... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 57

C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung ......................... 59

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 62

B. Saran-Saran .......................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

SILABUS

RPP

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR DOKUMENTASI

RIWAYAT HIDUP

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Kategori Nilai Perhatian Siswa Pra Siklus ................................... 36

Tabel 4.2. Kategori Nilai Keaktifan Siswa Pra Siklus ................................... 37

Tabel 4.3. Nilai Hasil Belajar Pra Siklus ....................................................... 37

Tabel 4.4 Kategori Nilai Perhatian Siswa Siklus I ....................................... 39

Tabel 4.5 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Siklus I ....................................... 40

Tabel 4.6 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................. 41

Tabel 4.7 Kategori Nilai Perhatian Siswa Siklus II ...................................... 44

Tabel 4.8 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Siklus II ..................................... 45

Tabel 4.9 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................... 46

Tabel 4.10 Kategori Nilai Perhatian Siswa Siklus III ..................................... 49

Tabel 4.11 Kategori Nilai Keaktifan Siswa Siklus III .................................... 50

Tabel 4.12 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus III .............................................. 50

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Ketuntasan Siswa Pra Siklus ...................................................... 38

Gambar 4.2 Ketuntasan Siswa Siklus I .......................................................... 42

Gambar 4.3 Ketuntasan Siswa Siklus II ......................................................... 47

Gambar 4.4 Ketuntasan Siswa Siklus III........................................................ 51

Gambar 4.5 Ketuntasasn Siswa dari Pra Siklus sampai Siklus III ................. 52

Gambar 4.6 Perhatian Siswa dari Siklus I sampai III ..................................... 53

Gambar 4.7 Keaktifan Siswa dari Siklus I sampai III .................................... 53

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus

Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pra Siklus

Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 5 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III

Lampiran 6 : Lembaran Observasi Siklus I

Lampiran 7 : Lembaran Observasi Siklus II

Lampiran 8 : Lembaran Observasi Siklus III

Lampiran 9 : Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

Lampiran 10 : Nilai Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 11 : Nilai Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 12 : Nilai Hasil Belajar Siklus III

Lampiran 13 : Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 14 : Surat Keterangan Penelitian dari Kepala MI Muhammadiyah

01 Rowosari

xvi

DAFTAR DOKUMENTASI

1. Foto Gedung MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kec. Rowosari Kab. Kendal

2. Foto Dewan Guru MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kec. Rowosari Kab.

Kendal

3. Foto Siswa/Siswi MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kec. Rowosari Kab.

Kendal

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang

diajarkan di tingkat Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah yang selanjutnya

disingkat menjadi PAI.1 Konsep tersebut sejalan dengan Undang-Undang

Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang

menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang baik, berguna bagi agama,

bangsa dan negaranya.2

Pendidikan agama bagi peserta didik harus berdasarkan keimanan dan

praktek peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bertujuan untuk

menyempurnakan amal shalih serta tidak melupakan kemajuan-kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, sebab eksistensi Islam merupakan agama yang

mengatur urusan dunia dan akhirat. Konsep tersebut menunjukkan bahwa

pembinaan keagamaan harus mampu mengubah perilaku-perilaku yang kurang

baik menuju kondisi yang Islami.

Berkaitan dengan hal tersebut pelaksanaan pendidikan Fiqih peserta

didik di MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten

Kendal dirasa sangat penting. Hal ini karena perkembangan psikologis atau

emosi anak MI masih belum terarah, sehingga pada saat kritis peserta didik

perlu diselamatkan dari perbuatan-perbuatan yang kurang sesuai dengan

norma-norma agama atau norma yang berlaku di masyarakat. Langkah

1 Ismail SM. dan Nurul Huda, Paradigma Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo, 2001), hlm. 139. 2 Depdikbud, UU RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Jakarta: Sinar Grafika,

2003), hlm. 5.

2

tersebut dapat dilakukan dengan jalan memasukkan nilai agama serta

pemahaman dan keterampilan pada penguasaan praktek-praktek ibadah.

Pada Tahun Pelajaran 2010/2011 ini banyak tampak orang tua peserta

didik MI Muhammadiyah 01 Rowosari yang mengabaikan PAI bagi anak-

anak mereka. Gejala tersebut seperti asumsi masyarakat yang lebih senang dan

merasa unggul apabila anaknya belajar pada sekolah umum. Mereka

beranggapan bahwa belajar di sekolah agama seolah-olah tidak mampu

menjawab persoalan-persoalan yang muncul di era globalisasi ini, sehingga

fenomena tersebut dianggap sangat ketinggalan jaman. Di pihak lain justru

anggapan masyarakat tersebut menjadi tantangan bagi MI Muhammadiyah 01

Rowosari. Melihat kondisi tersebut pendidikan Fiqih bagi peserta didik perlu

ditingkatkan sebagai perhatian respon masyarakat kepada sekolah di MI

Muhammadiyah 01 Rowosari.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MI Muhammadiyah 01

Rowosari seperti pada Sekolah Dasar, bukan sekedar teori, melainkan juga

praktek. Oleh karena itu pembelajaran PAI untuk diamalkan. Bila berisi

suruhan atau perintah, maka harus dilaksanakan; bila berisi larangan harus

ditinggalkan atau dijauhi. Oleh karena itu Fiqih bukan saja untuk diketahui,

akan tetapi diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan hidup.

Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamalkan sehari-hari didahulukan

dalam pelaksanaan pembelajarannya.

Salah satu materi yang tertuang dalam mata pelajaran PAI adalah

shalat. Shalat sebagai salah satu ibadah maghdah mempunyai kedudukan yang

sangat penting. Shalat merupakan tiang (rukun) tempat tegaknya agama Islam

dan sarana untuk membuktikan tentang ke-Islaman dan keimanan seseorang.

Keberhasilan pendidikan PAI dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari,

baik itu dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Contohnya, dalam

keluarga, anak cenderung untuk melakukan shalat sendiri secara rutin.

Sedangkan dalam sekolah intensitas anak dalam menjalankan ibadah shalat

harus ditekankan dan selalu dibimbing serta diarahkan untuk menjalankan

shalat secara benar. Untuk itu evaluasi pembelajaran PAI tidak hanya

3

berbentuk ujian tertulis tetapi juga praktek. Banyak peserta didik yang

mendapatkan nilai bagus dalam teori PAI. Tetapi, dalam kenyataan banyak

peserta didik yang belum mampu mempraktekkan teori tersebut dengan benar.

Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik tentang shalat masih

kurang.

Jika pendidik menginginkan agar tujuan pendidikan tercapai secara

efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus

menguasai berbagai metode penyampaian yang tepat dalam proses

pembelajaran. Pendidik juga dapat menggunakan metode pembelajaran secara

bervariasi, sebab masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.

Sehingga dalam penggunaannya pendidik harus menyesuaikan dengan materi

yang diajarkan dan kemampuan peserta didik. Pemilihan metode yang tepat

memerlukan keahlian tersendiri, sehingga pendidik harus pandai dalam

memilih dan menerapkannya.

Upaya mengembangkan dan menanamkan ajaran Islam tersebut

merupakan tanggung jawab utama guru PAI terutama guru mata pelajaran

Fiqih di MI Muhammadiyah 01 Rowosari. Keberhasilan proses

pengembangan dan penanaman nilai-nilai agama menunjukkan profesionalitas

atau kemampuan guru dalam pembelajaran. Guru dalam hal ini bukan saja

menggunakan metode ceramah atau bercerita dan berdiri di depan kelas,

melainkan lebih dari sekedar itu, yaitu mengkomunikasikan pesan atau materi

pelajaran, berinteraksi dan mengorganisir, serta berusaha secara maksimal

mengelola peserta didik sehingga berhasil dan mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditetapkan. Kreatifitas penerapan metode pembelajaran yang

canggih, keterlibatan emosional serta intelektual pada setiap aktifitas

pembelajaran terutama PAI akan memiliki nuansa kebermaknaan belajar yang

tinggi bagi penanaman dan penguasaan nilai-nilai ajaran Islam pada siswa.

Keberhasilan penanaman dan penguasaan nilai-nilai ajaran Islam akan

tercapai apabila seorang guru PAI memiliki dan menguasai metodologi

pembelajaran secara baik. Metodologi pembelajaran merupakan suatu ilmu

4

pengetahuan tentang metode yang digunakan dalam mendidik.3 Tidak sedikit

mereka yang gagal dalam pembelajaran karena kurang mampu dalam

menciptakan suasana belajar yang kreatif, yang menjadikan peserta didik

bergairah dan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran, memiliki

kreatifitas dan tanggung jawab untuk belajar secara mandiri. Pendidik yang

baik dan profesional tentu akan mengusahakan metode pembelajaran yang

mampu merangsang kreatifitas belajar siswa agar tujuan PAI khususnya mata

pelajaran Fiqih dapat tercapai. Salah satu metode pembelajaran yang dapat

menanamkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan menerapkan ajaran

Islam secara tepat dan efektif ialah dengan menggunakan metode

Demonstrasi.

Demonstrasi merupakan salah satu metode untuk memberikan

pengalaman belajar agar peserta didik dapat menguasai materi pelajaran

dengan baik. Demonstrasi merupakan salah satu metode mengajar yang

dilakukan oleh seorang guru atau orang lain yang dengan sengaja diminta atau

peserta didik sendiri ditunjuk untuk diperlihatkan kepada kelas tentang suatu

proses atau cara melakukan sesuatu.4 Misalnya dalam pembelajaran shalat,

metode Demonstrasi akan lebih diterima oleh peserta didik dan peserta didik

dapat menirukan apa yang telah diperagakan, sehingga materi pelajaran lebih

mudah dipahami. Dengan demikian pembelajaran dapat dikatakan efektif,

apabila seorang pendidik dapat membimbing peserta didik untuk memasuki

situasi yang memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat menimbulkan

kegiatan belajar peserta didik.

Metode Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang

menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau

memperlihatkan bagaimana melakukannya kepada peserta didik. Metode

Demonstrasi pada proses pembelajaran Fiqih mengandung fungsi dan manfaat

besar. Di samping bersifat praktis, guru dapat memberikan contoh amalan

3 H. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 65. 4 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat

Perss, 2002), hlm. 45.

5

keagamaan dengan benar, sebagai bukti tanggung jawabnya.5 Metode

Demonstrasi ini memiliki keunggulan apabila guru memahami pada situasi

yang bagaimanakah sepantasnya dilakukan peragaan-peragaan tentang materi

pembelajaran Fiqih yang dapat merangsang pemahaman dan penguasaan

ajaran Islam yang baik pada siswa dan bagaimanakah cara pelaksanaannya

pada pembelajaran mata pelajaran Fiqih.

Sebaliknya kurang mampunya guru PAI dalam penerapan metode

Demonstrasi merupakan penyebab kurangnya gairah peserta didik atau siswa

untuk belajar secara kreatif. Berdasarkan konsep tersebut guru PAI dituntut

untuk meningkatkan kemampuannya dalam menerapkan metode Demonstrasi

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik baik aspek

kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Keterangan di atas menunjukkan bahwa metode dalam kegiatan

pembelajaran khususnya pembelajaran Fiqih merupakan faktor yang penting,

sehingga berbagai metode dapat digunakan dalam menyampaikan materi

Fiqih, karena pada hakekatnya siswa lebih menyukai suatu pembelajaran yang

menyenangkan atau melalui aktifitas-aktifitas dalam kelas.

Penerapan metode Demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran di MI

Muhammadiyah 01 Rowosari merupakan respon yang baik terhadap

perkembangan mutakhir sistem pendidikan di Indonesia, khususnya dalam

pembelajaran Fiqih yang merupakan mata pelajaran penting sekaligus

pendukung bagi mata pelajaran lainnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang penerapan metode Demonstrasi bagi peningkatan keaktifan

dan hasil belajar siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

5 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, hlm. 55.

6

1. Bagaimana penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih

materi shalat maktubah pada siswa Kelas III MI Muhammadiyah 01

Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Apakah metode Demonstrasi bisa meningkatkan keaktifan dalam hasil

belajar materi shalat maktubah bagi siswa Kelas III MI Muhammadiyah 01

Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

a. untuk mendeskripsikan penerapan metode Demonstrasi dalam

pembelajaran PAI materi shalat maktubah pada siswa Kelas III MI

Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011.

b. untuk mengetahui tingkat keaktifan dan pemahaman hasil belajar siswa

Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011

sebelum dan setelah diadakan metode Demonstrasi pada pembelajaran

Fiqih materi shalat maktubah.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut.

a. Menjadi bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan keaktifan

belajar dan hasil belajar siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01

Rowosari pada pembelajaran PAI.

b. Menjadi pedoman dalam mengatasi dan menaggulangi permasalahan

dalam proses pembelajaran siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01

Rowosari pada pembelajaran PAI khususnya materi shalat maktubah.

c. Sebagai usaha peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada

pembelajaran PAI sehingga memperkecil kesulitan yang dihadapi oleh

guru dan siswa.

7

D. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pengertian, maka berikut ini akan peneliti

paparkan beberapa istilah yang terdapat dalam judul di atas :

1. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata “ tingkat” artinya menaikan ( derajat,

taraf), mempertinggi, memperhebat. Mendapat awalan “ pe “ dan akhiran

“an”, yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik.6 Dalam

hal ini, maksud peningkatan adalah usaha untuk meningkatakan

keberhasilan dan kwalitas dalam menunjang proses pembelajaran menuju

yang lebih baik.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah setiap perbuatan atau tingkah laku yang

tampak sebagai akibat kegiatan otot yang digerakan oleh sitem syaraf

(dalam rangka belajar).7

3. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.8

4. Shalat Maktubah

Shalat Maktubah yaitu Lima waktu, hanya wajib dikerjakan oleh

setiap muslim yang mukallaf, yaitu yang telah baliqh, berakal sehat, laki-

laki atau lainnya, dan yang suci.

5. Metode

Metode adalah cara yang terakhir dan barfikir baik-baik untuk

mencapai maksud, cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang tertentu.9

6 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 951 7 Rohman Noto Wijoyo, Psikologi Pendidkan , Jakarta:CV, 1995), hlm 21 8 Departemen Pindidikan Nasional RI, Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional, 2003,

hlm 4 9 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm 652

8

6. Demonstrasi

Demonstrasi adalah peragaan atau pertunjukan tata cara melakukan

atau mengerjakan sesuatu. Dalam hal ini Demonstrai merupakan metode

interaktif yang sangat efektif dalam membantu peserta didik untuk

mengetahui proses pelaksanaan sesuatu dan unsur yang terkandung

didalamnya.10

7. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam yaitu usaha yang lebih khusus ditekankan

untuk mengembangkan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani

lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran islam.11

10 Abdul Ghafir, dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadani ,1993),hlm 82

11 Acmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan (Yogyakarta:Aditya Media,1992)

hlm 103

9

BAB II

METODE DEMONSTRASI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR

FIQIH, PROBLEMA DAN SOLUSINYA

A. Kajian Pustaka

Dalam pembahasan ini akan dideskripsikan tentang hubungan

antara permasalahan yang penulis teliti dengan kerangka teoritik yang

penulis pakai serta hubungannya dengan peneliti terdahulu yang relevan.

Sebagaimana pada penelitian yang dilakukan Kasmuni NIM: 07311623

berjudul Efektivitas Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Motivasi dan

Prestasi pada Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat di Kelas III MI Miftahul

Huda 2 Kalimaro Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan. Hasil penelitian

menunjukkan motivasi shalat siswa sebelum metode Demonstrasi pada mata

pelajaran Fiqih materi shalat kurang termotivasi dalam mempelajari Fiqih

tentang shalat, setelah dilakukan pelaksanaan Demonstrasi pada mata

pelajaran Fiqih materi shalat Fiqih Kelas III MI Miftahul Huda 2 Kalimaro

Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan terjadi peningkatan nilai keaktifan.

Tingkat keaktifan siswa mencapai 90%, sedang prestasi pada mata pelajaran

Fiqih materi shalat dapat diketahui dengan pre test. Pre test yang telah

dilakukan nilai ketuntasan mereka 0 peserta didik, setelah dilakukan

tindakan ketuntasan mencapai 13 peserta didik dan yang belum tuntas

tinggal 1 peserta didik.

Efektifitas metode Demonstrasi pada mata pelajaran Fiqih materi

shalat dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran

Kelas III MI Miftahul Huda 2 Kalimaro Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan

dilihat dari terjadinya peningkatan tindakan kelas yang dilakukan pada

pembelajaran Fiqih materi shalat dengan menggunakan Demonstrasi.

Terlihat bahwa pada siklus ketiga telah mengalami peningkatan proses

pembelajaran Fiqih pada materi shalat Kelas III MI Miftahul Huda 2

Kalimaro Kec. Kedung Jati Kab. Grobogan dengan menggunakan metode

Demonstrasi dimana tingkat keberhasilan siswa dengan telah mencapai

10

tingkat sempurna pada Siklus III yaitu mencapai 57,2% atau sebanyak 8

peserta didik meningkat dari Siklus II dan I yang hanya 0%, sedang pada

kategori cukup 1 peserta didik atau 7,1% menurun dari pada Siklus II yang

masih 7 peserta didik atau 50% dan 11 peserta didik atau 78,6% pada Siklus

I, jika dilihat dari tingkat ketuntasannya hanya 1 peserta didik atau 16,7%

yang tuntas pada Siklus III meningkat dari pertama kali melakukan

penelitian ini yaitu Siklus I yaitu 13 peserta didik atau 85,7%. Ini artinya

metode Demonstrasi yang digunakan dalam pembelajaran Fiqih materi

shalat efektif untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siwa belajar.1

Dari penelitian di atas terdapat kesesuaian dengan penelitian

yang sedang peneliti lakukan, yaitu pelaksanaan metode Demonstrasi dan

pelaksanaan shalat. Akan tetapi fokus peneliti berbeda, yaitu menginginkan

adanya suatu peningkatan keaktifan belajar dan prestasi hasil belajar pada

siswa di Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari.

B. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Istilah Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “metha” dan

“hodos”. Metha berarti melalui dan Hodos berarti jalan atau cara, jadi

metode adalah jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan.2

Ada beberapa metode yang digunakan dalam pembelajaran, salah

satunya adalah metode Demonstrasi. Metode ini merupakan metode

pembelajaran yang sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik

untuk melihat secara langsung proses terjadinya sesuatu.

Metode Demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana

seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta murid sendiri

memperlihatkan pada seluruh kelas tentang sesuatu proses suatu kaidah

melakukan sesuatu.3 Metode Demonstrasi merupakan cara penyajian

1Kasmuni, Efektifitas Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi pada

Mata Pelajaran Fiqih Materi Shalat di Kelas III MI Miftahul Huda 2 Kalimaro Kec. Kedung Jati

Kab. Grobogan.

2Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002),

hlm. 40.

3Mukhtar. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka, Galiza,

11

bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada

peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang

dipelajari baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai penjelasan

lisan.4

Metode Demonstrasi juga merupakan teknik mengajar yang sudah

tua dan digunakan sejak lama. Seorang ibu yang mengajarkan cara

memasak atau makanan kepada anak-anaknya atau dengan

mendemonstrasikan di muka mereka.5

Metode Demonstrasi adalah metode pengajaran bagi guru atau

orang lain yang sengaja diminta peserta didik sekalipun memperlihatkan

pada seluruh kelas suatu proses. Misalnya, bagaimana cara bekerjanya

sebuah alat pencuci pakaian dengan otomatis.6

Metode Demonstrasi adalah teknik yang digunakan untuk

membelajarkan peserta didik terhadap suatu bahan belajar dengan cara

memperhatikan, menceritakan, dan memperagakan bahan belajar itu.

Metode Demonstrasi dapat dibagi dua yaitu teknik Demonstrasi

proses dan teknik Demonstrasi hasil. Teknik Demonstrasi Proses

digunakan untuk menunjukkan atau memperagakan suatu proses atau

rangkaian langkah-langkah kegiatan. Proses mencakup antara lain

pembuatan, gerakan, dan kefungsian. Proses pembuatan mencakup

langkah-langkah kegiatan dalam membuat ukiran, lukisan, perabot,

pakaian dan lain sebagainya. Proses gerakan mencakup gerakan benda

seperti bekerjanya piston kendaraan bermotor sewaktu mesin dihidupkan.

Proses kefungsian mencakup rangkaian kegiatan dalam merencanakan

suatu kegiatan, melaksanakan langkah-langkah yang telah ditetapkan

dalam suatu program, dan lain sebagainya.

Teknik Demonstrasi Hasil digunakan untuk memperlihatkan atau

2003), hlm. 89.

4Syaiful Bahri Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet

IV, hlm. 115.

5Basyirudin Usman, dkk., Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Cipta Utama, 2002), hlm. 107.

6Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 86.

12

memperagakan hasil dari suatu kegiatan (proses) seperti barang kerajinan

yang bernilai seni, makanan yang bergizi, model pakaian baru, hasil panen

yang lebih baik dan rencana kegiatan.

Proses dan hasil yang diperagakan menjadi bahan belajar utama

dalam kegiatan pembelajaran. Bahan belajar tidak hanya dipertunjukkan

oleh pendidik, melainkan juga oleh peserta didik yang berperan aktif

dalam melakukan proses sampai diketahui sejauh mana hasilnya. Dengan

demikian, peserta didik akan memiliki pengalaman belajar langsung

setelah diberi kesempatan oleh pendidik untuk melakukannya dan melihat

atau merasakan hasilnya.7

Jadi kesimpulannya adalah suatu metode pembelajaran yang

dilakukan, di mana seorang pendidik atau orang lain yang sebaya diminta

atau peserta didik sendiri memperlihatkan pada seluruh kelas tentang suatu

proses untuk memperlihatkan bagaimana untuk melakukan dan jalannya

suatu proses perbuatan tertentu kepada siswa, misalnya cara mengerjakan

shalat.

2. Fungsi Metode Demonstrasi

Demonstrasi sebagai suatu metode pembelajaran tentunya

mempunyai fungsi yang diharapkan dalam proses pembelajaran antara

lain:

a. memberi gambaran yang jelas dan pengertian yang konkrit tentang

suatu proses atau keterampilan dalam mempelajari konsep ilmu PAI

dari pada hanya dengan mendengar penjelasan atau keterangan lisan

saja dari guru.

b. menunjukkan dengan jelas langkah-langkah suatu proses atau

keterampilan-keterampilan ibadah pada siswa.

c. lebih mudah dan efisien dibanding dengan metode ceramah atau

diskusi karena siswa bisa mengamati secara langsung.

7 Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production, 2001),

hlm. 154-155.

13

d. memberi kesempatan dan sekaligus melatih siswa mengamati sesuatu

secara cermat.

e. melatih siswa untuk mencoba mencari jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan guru.

3. Syarat Penggunaan Metode Demonstrasi

Penggunaan metode Demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat

pembelajaran memiliki keahlian mendemonstrasikan penggunaan alat atau

melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang sesungguhnya.

Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus dimiliki oleh guru atau pelatih

yang ditunjuk, setelah mendemonstrasikan, siswa diberi kesempatan

melakukan latihan keterampilan seperti yang telah diperagakan oleh guru

atau pelatih.

Metode Demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa untuk

mencari jawaban atas pertanyaan, seperti: Bagaimana prosesnya? Terdiri

dari unsur apa? Cara mana yang terbaik, bagaimana dapat diketahui

kebenarannya? Dan sebagainya melalui pengamatan induktif.

Metode Demonstrasi dapat dilaksanakan apabila:

a. pembelajaran bersifat formal, magang, atau latihan kerja.

b. materi pelajaran berupa keterampilan gerak, petunjuk sederhana untuk

melakukan keterampilan gerak dengan menggunakan bahasa asing,

dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan.

c. guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan penyelesaian

kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu

prosedur maupun dasar teorinya.

d. guru bermaksud menunjukkan sesuatu standar penampilan.

e. digunakan untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang

latihan/praktek yang kita laksanakan.

f. digunakan untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila

dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau

membaca di dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang

jelas dari hasil pengamatannya.

14

g. beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat

dijawab lebih teliti waktu proses Demonstrasi.8

Metode Demonstrasi memiliki beberapa keterbatasan antara lain:

a. Demonstrasi akan merupakan kegiatan yang tidak wajar bila alat yang

didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif jika tidak diikuti dengan aktivitas

di mana para siswa sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan

aktivitas itu pengalaman pribadi.

c. tidak semua hal dapat didemonstrasikan secara kelompok.

d. kadang-kadang, bila suatu alat dibawa di dalam kelas kemudian

didemonstrasikan, terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam

situasi nyata.

e. manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita

waktu yang banyak, dan membosankan bagi peserta lain.9

4. Perencanaan dan Persiapan Metode Demonstrasi

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa metode Demonstrasi

memerlukan perencanaan dan persiapan yang cukup dalam

pelaksanaannya sehingga hasil yang dicapai efektif dan siswa memperoleh

gambaran yang pasti.

Langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh agar

metode Demonstrasi dilaksanakan dengan baik adalah:

a. penentuan tujuan Demonstrasi yang akan dilakukan. Dalam hal ini,

pertimbangkanlah apakah tujuan yang akan dicapai siswa dengan

menggunakan metode Demonstrasi.

b. materi yang akan didemonstrasikan terutama hal-hal yang penting yang

ingin ditonjolkan.

c. siapkanlah fasilitas penunjang Demonstrasi seperti peralatan, tempat

dan mungkin juga biaya yang dibutuhkan.

8Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implemetuasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2007), hlm. 10-141.

9Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implemetuasi KTSP ,hlm. 141-142.

15

d. penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik.

e. pertimbangkanlah jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan

didemonstrasikan agar siswa dapat melihat dengan jelas.

f. buatlah garis besar langkah/pokok-pokok yang akan didemonstrasikan

secara berurutan dan tertulis pada papan tulis/kertas lebar pada siswa

dan guru secara keseluruhan.

Perencanaan dan persiapan metode Demonstrasi harus diikuti

dengan kesiapan guru, dalam hal ini guru harus menjalankan langkah

dalam merencanakan Demonstrasi yang efektif. Adapun langkah-langkah

perencanaan tersebut yaitu:

a. merumuskan tujuan yang jelas dari sudut percakapan dan kegiatan yang

diharapkan dapat dicapai/dilaksanakan oleh siswa itu sendiri bila demo

itu berakhir.

b. menetapkan garis besar langkah-langkah demo yang akan dilaksanakan

dan sebaiknya sebelum Demonstrasi dilakukan oleh guru sudah dicoba

terlebih dahulu supaya tidak gagal pada waktunya.

c. memperlihatkan waktu yang dibutuhkan.

d. selama demo berlangsung kita bertanya pada diri sendiri apakah.

e. keterangan-keterangan itu dapat di dengar dengan jelas oleh siswa.

f. alat itu telah ditempatkan pada posisi yang baik sehingga setiap siswa

dapat melihatnya dengan jelas.

g. telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan

seperlunya dengan waktu secukupnya.

h. menetapkan rencana untuk menilai kemajuan murid. Seringkali terlebih

diadakan diskusi dan siswa mencoba lagi demo dan eksperimen agar

memperoleh kecekatan yang lebih baik.

5. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

a. Sebelum Kegiatan Pembelajaran dimulai:

1) pendidik bersama peserta didik menyusun bahan belajar untuk

16

didemonstrasikan. Bahan tersebut disusun berdasarkan kebutuhan

belajar, sumber-sumber yang tersedia, program/kurikulum yang telah

disusun, tujuan belajar yang akan dicapai, dan waktu kegiatan belajar

yang disediakan.

2) pendidik bersama peserta didik menyiapkan fasilitas belajar (tempat

dan perlengkapan) dan alat-alat bantu yang diperlukan seperti poster,

diagram, perabot, model barang hasil produksi dan benda

sebenarnya.

b. Pada Saat Kegiatan Pembelajaran:

1) pendidik menjelaskan tujuan dan cara penggunaan teknik

Demonstrasi serta motivasi peserta didik untuk berpartisipasi secara

aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) pendidik memberi contoh dengan mendemonstrasikan proses

dan/atau hasil sesuatu sebagaimana tercantum dalam bahan belajar

yang telah disusun.

3) pendidik meminta peserta didik melakukan kembali Demonstrasi itu

dengan memberikan tugas kepada peserta didik. Pendidik membantu

mereka untuk menyusun bahan belajar yang akan mereka

demonstrasikan.

4) peserta didik mendemonstrasikan bahan belajar yang telah mereka

susun.

5) pendidik bersama peserta didik mendiskusikan hal-hal yang timbul

dalam kegiatan pembelajaran.

c. Pada Akhir Kegiatan Pembelajaran, pendidik bersama peserta didik

melakukan penilaian terhadap bahan belajar dan terhadap proses serta

hasil penggunaan teknik ini.10

6. Prinsip-prinsip Demonstrasi

Melalui Demonstrasi, seorang guru ingin menyampaikan sesuatu

pada siswa, melalui Demonstrasi yang baik berarti guru telah mengadakan

komunikasi yang baik dengan para siswanya. Sehingga siswa mengerti apa

10Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. ,hlm. 155-156.

17

yang ingin guru sampaikan kepadanya.11 Oleh karena itu, ada beberapa

prinsip yang perlu diperhatikan antara lain:

a. menciptakan suasana dan hubungan yang baik dengan siswa sehingga

ada keinginan dan kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang

hendak didemonstrasikan.

b. mengusahakan agar Demonstrasi itu jelas bagi siswa yang sebelumnya

tidak memahami, mengingat siswa belum tentu dapat memahami apa

yang dimaksudkan dalam Demonstrasi karena keterbatasan daya

pikirnya.

c. memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok

bahasan atau topik bahasan tertentu tentang adanya kesulitan yang akan

ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk

mengatasinya.

Dengan berpedoman ketiga prinsip di atas, maka kegiatan

Demonstrasi akan kehilangan arah dan lepas kendali sehingga dapat

berjalan terarah seiring dengan tujuan yang telah digariskan sebelumnya.12

Metode Demonstrasi akan tepat digunakan apabila 1) kegiatan

pembelajaran ditekankan pada pembinaan, perluasan, atau pengembangan

pengetahuan dan keterampilan peserta didik; 2) pendidik bermaksud untuk

membelajarkan peserta didik melalui peragaan proses dan/atau peragaan

hasil tertentu; 3) program belajar berkaitan dengan transformasi

pengalaman praktis; 4) program belajar berkaitan dengan transformasi

pengalaman praktis dan keterampilan tertentu; 5) pengorganisasian peserta

didik terbatas sehingga setiap kegiatan dilakukan paling banyak oleh

sekitar 20 orang dan 6) terdapat kebutuhan belajar dan sumber-sumber

pendukung yang berkaitan dengan penggunaan teknik Demonstrasi.13

C. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih

Untuk meningkatkan prestasi belajar fiqih ada beberapa cara yang biasa

dilakukan sebagai berikut :

11Djamarah, dkk., Strategi Belajar Mengajar, hlm. 40.

12Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 90.

13

13Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif., hlm. 157.

18

1. menyediakan pengalaman langsung tentang obyek-obyek nyata bagi anak.

Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh anak

dengan menggunakan semua inderanya, yaitu melihat menyentuh,

mendengarkan, meraba dan merasa. Melalui seperti anak-anak membawa

pengetahuannya dengan cara memperlakukan atau memanipulasi obyek,

mengamati peristiwa-peristiwa atau kejadian, berinteraksi dengan manusia

dan lingkungan sekitarnya. Melalui pengalaman langsung

mengembangkan keterampilan mengamati, membandingkan, menghitung

bermain perang misalnya pada pelajaran Fiqih siswa dapat mengenal

ketentuan shalat.

2. Menciptakan kegiatan sehingga anak menggunakan semua pikirannya

Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran

terpadu menentang anak untuk menggunakan semua pikiran dan

pemahamannya.

3. Mengembangkan kegiatan sesuai dengan minat-minat anak

Kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dalam pembelajaran

terpadu harus relevan dengan minat anak, karena minat anak merupakan

sumber ide yang potensial untuk menentukan tema.

4. Membantu anak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang

didasarkan pada hal-hal yang telah mereka ketahui dan dapat mereka

lakukan sebelumnya.

5. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang ditunjukkan untuk

mengembangkan semua aspek pengembangan kognitif, sosial, emosional,

fisik efektif, estetis dan agama

6. menemukan cara untuk melibatkan anggota keluarga anak.

Dalam pembelajaran PAI guru biasa memanfaatkan pihak keluarga

atau orang tua sebagai nara sumber, misalnya membahas tema “pekerjaan”

guru dapat mengundang orang tua anak berpotensi sebagai petani, dokter,

guru dan lain-lain

D. Problema dan Solusi Peningkatan Belajar Melalui Metode Demonstrasi

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, mengemukakan beberapa hal

19

yang mempengaruhi prestasi hasil belajar yaitu :14

1. Faktor Internal (dari dalam) meliputi :

a. Faktor Jasmaniah (fisiologis) baik yang besifat bawaan maupun yang

diperoleh yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran,

struktur tubuh dan sebagainya.

b. Faktor Psikologis yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang

terdiri atas

1) Faktor intelektif

1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat

2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki

2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti :

sikap, minat, kebiasaan, kebutuhan, motivasi, emosi, dan

penyesuaian diri.

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2. Faktor Eksternal (dari luar), meliputi :

a. Faktor Sosial, terdiri atas :

1) Lingkungan Keluarga

2) Lingkungan Sekolah

3) Lingkungan Masyarakat

4) Lingkungan Kelompok

b. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan

kesenian

1) faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim

2) faktor lingkungan sepiritual dan keamanan

Faktor-faktor tersebut berinteraksi secara langsung dalam mencapai

prestasi belajar.

Untuk memperoleh solusi prestasi belajar fiqih yang diharapkan

maka ada criteria khusus untuk menentukan tingkat keberhasilan atau prestasi

belajar.

14 Abu Ahmadi dan Widodo Supriono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991 ), cet 1

hlm 138-139

20

Menurut Nana Sujana, dua kreteria yang dijadikan tolak ukur

keberhasilan hasil belajar yaitu :

1. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya.

2. Kriteria ditinjau dari hasil yang di capai.

Penilaian digunakan sebagai alat pengukur perkembangan

kemajuan yang dicapai oleh siswa selama mengikuti pendidikan penilaian

dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa kopetensi yang mencakup

aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.

Dari segi alatnya penilaian di 2 teknik

1. Teknik tes yaitu penilaian yang menggunakan soal isean

2. Teknik non tes yaitu alat penialaian yang mencakup observasi, wawancara,

praktek shalat dan lainnya.

Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil tes. Tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, integrensi, kemampuan atau bakat yang dinilai

individu atau kelompok.

E. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar”. Banyak pengertian

tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Beberapa di

antaranya mengatakan bahwa belajar adalah proses interaksi dengan

lingkungan.15 Hal ini berarti bahwa manusia belajar melalui interaksi

dengan lingkungannya yang akan berlangsung seumur hidupnya, karena

pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial

yang tidak lepas dari lingkungannya. Sebagai makhluk sosial, maka

manusia mempunyai tanggung jawab sebagai khalifah Allah di bumi.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30:

øŒ Î)uρ tΑ$ s% š�•/u‘ Ïπs3Í× ‾≈ n=yϑù=Ï9 ’ÎoΤ Î) ×≅ Ïã%y ’Îû ÇÚö‘ F{$# Zπx�‹ Î=yz ( (# þθ ä9$ s% ã≅ yèøg rBr& $ pκ�Ïù tΒ

15Djamaluddin Darwis, “Strategi Belajar Mengajar", dalam Ismail (ed), PBM-PAI di Sekolah,

Eksistensi dan Proses Be1qjar Mengajar Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1998), hlm. 216.

21

߉š ø�ム$ pκ�Ïù à7 Ï�ó¡o„ uρ u !$ tΒÏe$!$# ß øtwΥ uρ ßxÎm7 |¡ çΡ x8ωôϑpt¿2 â Ïd‰s)çΡuρ y7 s9 ( tΑ$ s% þ’ÎoΤÎ)

ãΝn=ôãr& $ tΒ Ÿω tβθ ßϑn=÷ès? ∩⊂⊃∪

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:

“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka

bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan

(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan

padanya dan menumpahkan darah. Padahal kami senantiasa

bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan

berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui.” (QS.Al-Baqarah:30).16

Pembelajaran adalah proses yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran. Sebelum peneliti menjelaskan pengertian pembelajaran

Fiqih bab shalat maktubah terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai

beberapa pengertian belajar. Secara pengertian belajar menurut Gagne,

dalam buku The Conditions of Learning sebagaimana yang dikutip oleh

Ngalira Purwanto mengatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi

stimulus bersama dengan ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa

sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu ke waktu

sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi

baru.”17

Sedangkan menurut Mulyasa, pembelajaran adalah proses interaksi

antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perilaku ke

arah yang lebih baik.18

Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaktif peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.19

Interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran banyak faktor yang

16Depag RI, Al-Hikmah, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro,

2007), hlm. 6.

17Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 2006), hlm. 83.

18E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.

100.

19Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, (Bandung: Fokos Media, 2006), hlm. 4.

22

mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri

individu, maupun eksternal yang datang dari lingkungan peserta didik itu

sendiri. Untuk itu, seorang pendidik dengan mengetahui beberapa faktor

yang mempengaruhi proses pembelajaran maka bagaimana seorang

pendidik untuk dapat memberikan motivasi dan semangat kepada mereka

ketika beberapa faktor yang datang dari dalam atau dari luar sebagai

penghambat bagi mereka.

Pembelajaran PAI adalah proses membantu meletakkan dasar ke

arah perkembangan akhlak, sikap perilaku, pengetahuan, keterampilan dan

daya cipta yang diperlukan anak didik agar menjadi muslim yang

menghayati dan mengamalkan agama, serta sanggup menyesuaikan diri

dengan lingkungannya dan kepentingan pertumbuhan serta perkembangan

selanjutnya.20

Kegiatan pembelajaran PAI dilakukan berdasarkan rencana yang

terorganisir secara sistematis yang mencakup tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang mencakup metode dan

media pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan umpan balik evaluasi

pembelajaran. Suatu rencana pembelajaran dan pelaksanaannya perlu

memperhatikan hal-hal yang terkait dengan belajar bagaimana belajar

(learning to learn), belajar bagaimana berpikir (learning how to think),

belajar bagaimana melakukan (learning how to do), dan belajar bagaimana

bekerja sama dan hidup bersama, (learning how to live together).21

Sejalan dengan perkembangan anak usia sekolah di Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, maka dalam suatu kegiatan pembelajaran

perlu menekankan keempat aspek yang telah tersebut di atas karena hal

tersebut menjadi faktor yang urgen, kritis dan diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan.

20Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam,

Petunjuk Teknik Proses Belajar Mengajar di Raudhatul Athfal, (Jakarta: Derektorat Jenderal

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, 2001), hlm. 1.

21Martini Jamaris, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak,

(Jakarta: Gramedia, 2006), hlm. 125.

23

Oleh sebab itu, pembelajaran PAI yang direncanakan dan

dilaksanakan di tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang

dilakukan dalam bentuk berbagai kegiatan perlu menekankan keempat hal

tersebut di atas dan ditambah dengan aspek-aspek lain, seperti moral dan

perilaku baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai

warga negara, serta sebagai makhluk Tuhan sesuai dengan nilai-nilai

keagamaan.

Dengan demikian, konsep setiap kegiatan pembelajaran PAI pada

siswa akan membantu perkembangan anak mencerminkan pribadi muslim

dalam membangun kesadaran bertauhid sehingga diharapkan mampu

menciptakan hal-hal yang baru bagi kemajuan bangsa dan negara di masa

yang akan datang.

2. Pengertian Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Secara etimologi, tujuan adalah “arah, maksud, atau haluan”.

Dalam bahasa Arab, tujuan di istilahkan dengan. “ghayat, ahdaf, atau

maqashid”. Sernentara dalam bahasa Inggris di istilahkan dengan “goal,

purpose, objectives atau aim”. Secara terminology, tujuan berarti “sesuatu

yang diharapkan tercapai setelah sebuah usaha atau kegiatan selesai.”22

Maka, pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang efektif dalam

berbagai bidang, paling tidak, akan mengantarkan peserta didik memiliki

ahklaqul karimah. Ahlaqul Karimah inilah yang diharapkan akan

membentuk peserta didik menjadi anak shaleh dalam kehidupannya, baik

di sekolah, keluarga, maupun dalam lingkungan masyarakat.23

Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

22Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, hlm. 15.

23Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), Cet.1, hlm. 69.

24

mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jawab.24

Secara umum tujuan pendidikan ialah tercapainya perubahan

tingkah laku sikap dan kepribadian peserta didik setelah mengalami proses

pendidikan dan pada akhirnya potensi dapat berkembang menuju manusia

dewasa, potensi disini ialah potensi fisik, emosi, sosial, moral,

pengetahuan dan keterampilan.

Reja Mudy Harjo dan Waini Rasyidin mengemukakan bahwa

Bloom dan kawan-kawan telah mengembangkan taksonomi tujuan

pendidikannya yaitu domain (kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor).

Tujuan pendidikan ialah peningkatan kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotor seseorang yang hasilnya dapat digunakan untuk lebih

meningkatkan taraf hidup pribadi, pekerja, warga masyarakat dan Tuhan.25

Sedangkan tujuan PAI di tingkat Madrasah Ibtidaiyah adalah

mengembangkan benih-benih keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

SWT sedini mungkin dalam kepribadian peserta didik yang terwujud

dalam perkembangan kehidupan jasmaniah dan rohaniah sesuai dengan

tingkat perkembangan serta peserta didik mengenal, memahami dan

mengamalkan rukun Iman dan rukun Islam secara keseluruhan.

3. Program Kegiatan Pendidikan Agama Islam

Program kegiatan belajar Madrasah Ibtidaiyah merupakan satu

kesatuan program kegiatan belajar yang utuh dan terpadu. Program

kegiatan tersebut dilandasi oleh pembinaan kehidupan beragama untuk

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan anak didik kepada Allah SWT.

Program kegiatan belajar ini berisi bahan-bahan pelajaran yang dapat

dicapai melalui tema yang sesuai dengan lingkungan anak dan kegiatan

lain yang menunjang kemampuan yang hendak dikembangkan, dengan

demikian bahan tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut oleh guru

menjadi program kegiatan pembelajaran yang operasional

24Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003, hlm. 2.

25Zahara Indris, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 12.

25

Berdasarkan rambu-rambu yang tercantum pada garis-garis besar

program kegiatan belajar Madrasah Ibtidaiyah bahwa mengingat ada

kemampuan-kemampuan dalam perkembangan agama Islam yang

memerlukan waktu khusus untuk diajarkan/dilatih di Madrasah Ibtidaiyah

khususnya pada Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari sesuai dengan

perkembangan anak, maka guru harus memperhatikan kemampuan-

kemampuan dasar perkembangan agama Islam maupun melalui

pembiasaan akhlak/perilaku/sikap.

Pengembangan agama Islam di kelas III MI Muhammadiyah 01

Rowosari dilaksanakan melalui tiga jalur kegiatan, yaitu kegiatan rutin,

kegiatan terintegrasi, kegiatan khusus/sendiri/insidental.

a. Kegiatan Rutin

Pengembangan agama Islam secara rutin berlangsung pada

hari-hari belajar biasa. Pada dasarnya kegiatan rutin perkembangan

agama Islam dilakukan dalam bentuk kegiatan sehari-hari yang

terintegrasi dalam kegiatan yang telah diprogramkan. Adapun bahan

perkembangan agama Islam pada kegiatan rutin melalui pembiasaan

(program pembentukan akhlak/perilaku/sikap).

Program pembentukan akhlak/perilaku merupakan kegiatan

yang dilakukan secara terus menerus (rutin) dan ada dalam kehidupan

sehari-hari anak di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari

sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Pembentukkan akhlak/perilaku

melalui pembiasaan yang dimaksud meliputi moral Pancasila, agama

Islam, perasaan/emosi, kemampuan bermasyarakat dan disiplin.

Tujuan dari program pembentukkan akhlak/perilaku adalah untuk

mempersiapkan sedini mungkin agar siswa berakhlaqul karimah.

Kegiatan rutin merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan

secara terus menerus, dan berkesinambungan. Kegiatan rutin

dilakukan setiap hari atau satu kali dalam satu minggu.

Dalam pembelajaran PAI yang termasuk kegiatan rutin

adalah:

26

1) mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat.

2) berdoa sebelum dan sesudah mulai kegiatan.

3) pendidikan shalat; yang meliputi ucapan dan gerakan shalat.

4) hafalan surat-surat pendek dalam al-Quran.

5) hafalan doa-doa harian.

Program pembentukan akhlak perilaku/sikap/moral melalui

pembiasaan-pembiasaan yang diberikan/dikembangkan oleh pendidik

kepada peserta didik adalah meliputi:

1) mengenal dan mencintai Allah melalui ciptaan-Nya.

2) berdoa sebelum dan sesudah memulai kegiatan.

3) mengucapkan salam bila bertemu/berpisah dengan orang lain.

4) mengucapkan kalimat thayyibah.

5) tolong menolong dan bergotong royong sesama teman.

6) rapi dan tertib dalam berpakaian serta tertib dalam berkerja dan

bertindak.

7) berlatih untuk selalu tertib dan patuh peraturan, termasuk

menerima tugas, menyelesaikan tugas serta memusatkan perhatian

dalam jangka waktu tertentu.

8) bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

9) tenggang rasa terhadap sesama teman.

10) berani dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar.

11) bersyukur atas prestasi yang dicapai.

12) mencintai tanah air.

13) mengurus diri sendiri termasuk: membersihkan diri, berpakaian,

makan dan memelihara milik sendiri.

14) menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah pada

tempatnya dan menyimpan barang-barang secara teratur setelah

digunakan.

15) mengendalikan emosi, termasuk: tidak cengeng, tidak menangis

dapat dibujuk jika menangis dan sabar menunggu giliran.

16) sopan santun, termasuk: mentaati dan hormat kepada kedua orang

27

tua, hormat kepada yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih

muda, meminta tolong dengan baik, mengucapkan terima kasih

dengan baik.

17) menjaga keselamatan dan keamanan diri termasuk: tidak mudah

dibujuk orang yang tidak dikenal, menghindari obat-obatan,

benda- benda, tumbuh-tumbuhan, binatang yang berbahaya.26

b. Kegiatan Terintegrasi

Kegiatan terintegrasi yang dimaksud adalah: mengintegrasi

Pendidikan Agama Islam di setiap kemampuan atau kegiatan.

Pengertian kegiatan integrasi adalah penyatu paduan

pendidikan aqidah dan akhlak/perilaku dengan kemampuan

pendidikan dasar, tema dan sub tema melalui kegiatan/teknik/metode

yang ada di Madrasah Ibtidaiyah.

Dalam kegiatan integrasi ini setiap kemampuan dasar, tema

serta kegiatan apapun yang kita laksanakan harus dapat dijadikan

sarana untuk mengenal Allah melalui ciptaan dan sifat-Nya dengan

memperhatikan akhlak/perilaku secara seksama.

Pengembangan pembentukan akhlak/perilaku.27

c. Kegiatan Khusus/Sendiri/Insidental

Kegiatan khusus/sendiri atau insidental tercakup dalam

Pendidikan Agama Islam dengan berbagai kemampuan, misalnya:

1) mengajarkan/mengucapkan dengan fasih surat-surat pendek

dalam al-Quran.

2) melakukan gerakan shalat dengan khusu' dan benar.

3) mengenalkan dan melaksanakan tata cara berwudhu.

4) mengucapkan beberapa doa harian dengan fasih.

5) memeragakan manasik haji secara sederhana dan bacaan doanya.

Dalam ketiga jalur kegiatan tersebut di atas, kegiatannya juga

26Zahara Indris, Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 2-4.

27Zahara Indris, Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 5.

28

saling memiliki keterkaitan satu sama lain.28

4. Materi Pendidikan Agama Islam Shalat Maktubah

Menurut Achmadi, mengatakan materi Pendidikan Islam harus

dapat mengantarkan subyek didik ketujuan pendidikan tertinggi dan

terakhir yaitu:

a. ma'rifatullah dan ta'abud Illallah (menguatkan keimanan dan ibadah

kepada Allah).

b. mampu berperan sebagai khalifatullah fil ardzi yang hakekatnya juga

sebagai ibadah kepada Allah SWT.

c. memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.29

Materi pengembangan agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:

a. pendidikan aqidah.

b. pendidikan akhlak/perilaku/sikap.

c. pendidikan ibadah dan amal shaleh.

Dalam penelitian ini materi yang diteliti adalah materi shalat

maktubah berikut peneliti jelaskan secara ringkas materi shalat maktubah.

Shalat secara bahasa berarti doa, menurut ahli Fiqih, shalat

diartikan sebagai ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan tubuh yang diawali

dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dimaksudkan sebagai

media peribadatan kepada Allah berdasarkan syarat yang telah

ditentukan.30

Shalat merupakan ibadah yang diperintahkan oleh Allah SWT,

sehingga shalat merupakan kewajiban (fardhu 'ain) bagi umat Islam,

firman Allah:

(#θ ßϑŠÏ%r& uρ nο4θ n=¢Á9 $# (#θè?#u uρ nο4θ x.“9 $# (#θãèx.ö‘ $#uρ yìtΒ t ÏèÏ.≡ §�9 $# ∩⊆⊂∪

“dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta

28Zahara Indris, Dasar-Dasar Pendidikan, hlm. 1-8.

29Abu Achmadi, hlm. 119-120.

30Hasbi As-Shidiqy, Pedoman Shalat, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, Cet.1, 2001), hlm. 3.

29

orang-orang yang ruku'”. (QS.Al-Baqarah: 43)31

Sedangkan rukun dalam shalat sebagai berikut.

a. niat yaitu kesengajaan yang dilaksanakan dengan hati untuk

melakukan shalat, sehingga bisa dibedakan antara shalat dengan

pekerjaan lain.

b. takbiratul ihram yaitu membaca Allahu Akbar ketika berdiri di tempat

shalat dengan menghadap kiblat.

c. berdiri bagi yang mampu, ini berarti bahwa seseorang yang mampu

tidak boleh melaksanakan shalat dalam keadaan duduk atau berbaring.

d. membaca surat al-Fatihah.

e. rukuk dan tuma'ninah.

f. i’tidal dan tuma'ninah.

g. sujud dan tuma'ninah.

h. duduk di antara dua sujud.

i. duduk tasyahud akhir.

j. membaca shalawat kepada nabi Muhammad SAW.

k. salam.

l. tertib.32

Shalat mempunyai kedudukan yang amat penting dalam Islam dan

merupakan pondasi yang kokoh bagi tegaknya agama Islam. Hal ini

digambarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang artinya:

“Shalat itu tiang agama, barangsiapa yang menegakkan shalat maka

ia menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkan shalat

berarti ia telah meruntuhkan pondasi agama.”33

Shalat dalam pengertian dan prosedur yang formal adalah yang

diwajibkan lima kali sehari semalam dengan bacaan dan gerakan yang

standar, ini yang wajib. Sedangkan yang masuk dalam kategori sunah

31Depag RI, Al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV.Penerbit Diponegoro,

2007), hlm. 7.

32Abu Thalib Al-Makki, Tafsir Sufistik Rukun Islam, (Bandung: Mizan Pustaka, 2005), hlm.

70-71.

33ENSIKLOPEDI Islam/Penyusun, Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru

Van Hoeven, 1997), Cet.IV, hlm. 207.

30

jumlahnya bisa lebih banyak lagi, namun lebih dari sekedar mengulang-

ngulang gerakan dan bacaan, tidak kalah pentingnya shalat mestinya juga

adalah aktifitas intelektual dan pendakian spiritual sehingga benar-benar

bersambung antara kesadaran tertinggi manusia dengan Tuhannya. Disinilah

shalat juga berarti doa. Berdoa, artinya berbisik, menyeru dan meminta pada

Allah, dan Allah pun akan gantian membalas doa dan bisikan hambanya.

Hanya saja bisikan Allah begitu lembut, hanya telinga hati nurani yang

mampu menangkap dengan jernih sementara manusia lebih senang

mendengarkan apa yang disajikan oleh indera, sehingga balasan Allah

samar-samar atau bahkan tidak terdengar.34 Gambaran selama ini tentang

shalat sering kali dipandang dari bentuk formal, takbir, rukuk, sujud, dan

salam. Gerakan-gerakan fisik yang terkait erat dengan tatanan Fiqih itu pun

ada muatan yang mendalam.

Sesungguhnya, shalat yang kita dirikan itu pada hakekatnya

merupakan samudera do’a, setiap perbuatan untuk mendapatkan kekuatan,

kepercayaan diri serta keberanian untuk tegak berdiri menapaki kehidupan

dunia nyata melalui perilaku yang jelas, terarah dan memberikan pengaruh

pada lingkungan. Nisbah shalat yang peribadatan itu kaitannya dengan

kehidupan masyarakat. Shalat, selalu terkait dengan zakat, infaq, dan

shadaqoh. Bahkan para penghuni neraka saqar itu dikarenakan tidak shalat

dan tidak mempedulikan orang miskin.

Bagi orang yang paham tentang makna shalat sesungguhnya ia

akan mengejar waktu amanah tersebut. Karena dengan shalat ia akan

mempunyai kekuatan untuk hidup melaksanakan amanah, Allah

mengulurkan tangan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan dan

mengangkat derajat mereka dari kegelapan.

Dengan demikian shalat tidak sekedar formalitas melainkan ada

muatan aktual yaitu bukti nyata yang dirasakan orang lain. Orang yang

shalat tanpa memperhatikan orang miskin dan anak yatim sesungguhnya

34Komarudin Hidayat dalam Kata Pengantar buku Abu Sungkan, Pelatihan Shalat Khusyu’,

(Jakarta: Baitul Ikhsan, 2006), hlm. xvi.

31

mereka itu dikategorikan sebagai shalat yang sahun; ada gerakannya, ada

ucapannya, tetapi hatinya buta dari sekitarnya, mereka itu semua disebut

sebagai pendusta agama. Tampaklah dengan jelas shalat formal harus

dijadikan landasan yang kokoh untuk menuju shalat yang aktual.

Ibadah shalat dalam ajaran Islam merupakan ibadah yang

menempati posisi kunci, atau memegang kedudukan penting dalam ibadah

mahdhiyah. Hal ini ditunjukkan pertama kali lewat proses diwajibkannya

shalat bagi umat Islam dalam wujud dipanggilnya nabi Muhammad SAW

langsung menghadap Allah SWT sebagaimana yang tergambar dalam

peristiwa Isra’ Mi’raj.35

Shalat merupakan satu sarana mengingat Allah dengan segala

keseluruhan jiwa dan batiniyah ini. Manfaat dilaksanakannya shalat bagi

pelakunya antara lain selalu ingat kepada Allah karena itu, maka hati akan

menjadi tenteram. Dalam hadits disebutkan:

“Apabila salah seorang dari kamu sekalian sedang shalat, maka

sesungguhnya ia sedang bermunajat kepada Tuhannya.”36

Dalam Qur’an disebutkan sebagai berikut:

û Í_‾ΡÎ) $ tΡr& ª!$# Iω tµ≈s9 Î) HωÎ) O$ tΡr& ’ÎΤ ô‰ç6 ôã$$ sù ÉΟ Ï%r&uρ nο4θ n=¢Á9 $# ü“Ì� ò2Ï%Î! ∩⊇⊆∪

“Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak)

selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk

mengingat Aku”. (QS. Thaha: 14)37

Dan dalam firman Allah SWT diterangkan:

tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u ’È⌡ uΚ ôÜs?uρ Ο ßγ ç/θ è=è% Ì� ø.É‹Î/ «! $# 3 Ÿωr& Ì� ò2É‹Î/ «!$# ’ È⌡yϑôÜ s?

Ü>θ è=à)ø9 $# ∩⊄∇∪

35Toto Tasmara. Dimensi Do’a dan Dzikir Menyelami Samudera Qalbu Mengisi Makna

Hidup, (Yogyakarta: Dana Bhakti Primayasa, 1999), hlm. 46.

36Maulana Muhammad Zakariya Al Kandahlawi, hlm. 326.

37Depag RI. Al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 313.

32

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’du: 2838

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat

diperlukan adanya praktek karena melalui praktek atau melakukan sendiri

pengetahuan siswa dapat lebih sempurna, dalam pengertian disini murid

diharapkan tidak hanya mampu secara formal melaksanakan shalat, tetapi

tidak kalah pentingnya untuk merealisasikan shalat tersebut ke dalam

kehidupan yang lebih aktual, belajar dengan melakukan itulah yang menjadi

ciri pokok kurikulum yang sekarang dilaksanakan di MI Muhammadiyah 01

Rowosari.

D. Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam

Masa anak usia Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan masa indah

untuk dikenang dan diulang. Bagamiana pun sulitnya masa itu, jiwa anak-

anak cenderung bebas tidak terikat banyak norma. Kehidupan masa kecil ini

senantiasa diliputi rasa kegembiraan. Mereka bersenda gurau, tertawa-tawa

dalam setiap permainan dalam mengikuti pembelajaran. Permainan dalam

belajar itulah dunia anak yang sejati. Kebutuhan anak akan bermain tak

ubahnya kebutuhan kita akan makan dan minum. Itulah sebabnya banyak

para ahli tentang anak menyatakan dengan pasti masa anak usia Sekolah

Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagai masa bermain dan belajar.39

Anak menggunakan sebagian besar waktunya untuk bermain, baik

sendiri maupun dengan teman sebayanya maupun dengan orang yang lebih

dewasa. Bentuk permainannya pun juga beragam. Berdasarkan fenomena

tersebut para ahli menentukan bahwa bermain merupakan faktor penting

dalam kegiatan pembelajaran dan esensi bermain harus menjadi jiwa dari

setiap kegiatan pembelajaran anak usia Sekolah Dasar/Madrasah

38Depag RI. Al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 252.

39Tim Trainer K-100 LPP Bina Insan Tama, Menjadi Pendidikan Profesional, (Yogyakarta:

SPA Press, 2003), Cet.II, hlm. 109.

33

Ibtidaiyah.40

Cara mengajar yang ingin mencapai hasil maksimal harus memberi

keleluasaan secukupnya kepada peserta didik untuk melatih kemampuannya

dalam berbagai macam kegiatan yang menuntut sumbangan kemampuan

tersebut. Learning by doing, belajar sambil berbuat, itulah yang

direncanakan oleh paedagogik mutakhir. Tiap pengajaran wajib membantu

proses belajar dengan merangsang peserta didik untuk sendiri giat

melakukan sesuatu. Dalam kegiatan yang direncanakan dan dibuat sendiri

peserta didik melatih kemampuannya, dan meresapkan apa yang di

dengarkan lewat pengalaman yang pasti meningkatkan bekas yang

bermanfaat dalam perangkat dirinya.41

Dalam menyampaikan ajaran Islam, sekaligus mendidik dan

membina umatnya, Rasulullah SAW menggunakan berbagai metode sesuai

dengan keadaan, kemampuan dan kebutuhan orang atau umat yang

dihadapinya. Sebagaimana dikutip Heri Jauhari Muchtar, bahwa Rasulullah

SAW dalam mengajar, mendidik, dan berdakwah menggunakan beberapa

metode.42 Salah satunya adalah metode peragaan atau yang kita sebut

metode Demonstrasi. Rasulullah SAW, kadangkala memakai sarana atau

alat peraga yang memungkinkan, seperti menggambarkan seraya

menampakkan bentuk gambar itu dihadapan audiensi atau umatnya sehingga

mereka lebih mengerti terhadap penjelasan Nabi SAW.43

Metode Demonstrasi adalah suatu metode mengajar dimana

seorang guru atau orang lain diminta atau murid sendiri memperlihatkan

pada seluruh kelas tentang sesuatu proses atau suatu kaifiyah melakukan

sesuatu (misalnya: proses cara mengambil air wudlu, proses cara

mengerjakan shalat, tayamum dan sebagainya).44

40Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Hikayat,

2005), hlm. 114.

41Slamet Suyanto, Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar, hlm. 21.

42Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.

230.

43Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, hlm. 233.

44Mohammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK Group dan Indra

34

Metode Demonstrasi memang efektif dan dibutuhkan dalam bagian

dari padanya yang tepat sekali untuk dipergunakan. Sebagai contoh bagian-

bagian dari pelajaran shalat, wudlu dan tayamum pasti memerlukan metode

ini, karena dengan jalan mencoba dan mempertunjukkan akan lebih mudah

dan lebih cepat dipahami dan dipraktekkan. Jika hanya teori saja akan lebih-

lama dan kurang jelas. Oleh karena itu, guru Fiqih dapat mempergunakan

metode ini dalam hal seperti di atas dan juga seperti pada mengerjakan

rukun-rukun haji dan umrah.

Nabi Muhammad sendiri menyuruh memperhatikan dan meniru

bagaimana beliau shalat. Ini juga suatu Demonstrasi.45

“Dan dari Malik bin Al Hawairits yang artinya:

Sesungguhnya Nabi SAW telah bersabda: “Shalatlah kamu

sebagaimana kamu melihatku shalat” (HR.Ahmad dan Bukhari).

Jadi metode Demonstrasi sangatlah tepat digunakan dalam

penyampaian materi Fiqih seperti shalat, wudhu, tayamum, dan lain-lain.

Karena dengan mencoba, mempertunjukkan dan mempraktekkan akan

mudah dan lebih cepat dipahami.

Pelaksanaan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI, pada

sebagaimana dalam pokok bahasan shalat wajib mengemukakan beberapa

hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode Demonstrasi

sebagai berikut:

1. Perencanaan/Persiapan

Perencanaan meliputi:

a. Penentuan Tujuan Demonstrasi

Dalam perencanaan/persiapan ini, siswa diharapkan

terampil melaksanakan gerakan-gerakan shalat, melafalkan

bacaannya dan mampu menyerasikan antara gerakan dengan bacaan

shalat serta terbiasa melaksanakannya.

Buana, 1995), hlm. 177.

45Mohammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, hlm. 35.

35

b. Penentuan Langkah-langkah Pokok Demonstrasi

Setelah penentuan tujuan Demonstrasi sudah jeias, langkah

selanjutnya yaitu penentuan langkah-langkah pokok Demonstrasi.

Misalnya gerakan dan bacaan shalat.

1) Gerakan Shalat

Mempraktekkan gerakan shalat dengan benar dan luwes : berdiri,

tegak, takbir, bersedekap, rukuk, i’tidal, sujud, duduk antara dua

sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan salam.

2) Bacaan Shalat

Menghafal dan melatih bacaan shalat sehingga fasih, yaitu

bacaan shalat pada waktu : takbir, rukuk, i’tidal, sujud, duduk

antara dua sujud, duduk tahiyat awal, duduk tahiyat akhir dan

salam.

3) Keserasian Antara Gerakan dan Bacaan Shalat

Latihan menserasikan antara gerakan shalat dengan bacaannya.46

c. Persiapan Alat dan Bahan yang Diperlukan

Dalam persiapan praktek shalat ini seorang guru terlebih

dahulu mempersiapkan alat-alat/bahan yang akan digunakan dalam

Demonstrasi. Misalnya: mukena, sajadah, dan tempat untuk

Demonstrasi.

2. Pelaksanaan Demonstrasi

Selama pelaksanaan Demonstrasi, yang dilakukan guru adalah:

a. mengusahakan agar Demonstrasi dapat diikuti, dan diamati oleh

seluruh kelas.

b. menumbuhkan sikap kritis pada siswa, sehingga terdapat tanya jawab

dan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan.

c. memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba, sehingga siswa

merasa yakin tentang kebenaran suatu proses.

d. membuat penilaian dari kegiatan siswa dalam Demonstrasi

46Moh.Rifa’I, Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, (Semarang: Toha Putra, 2006), hlm. 18.

36

tersebut.47

3. Tindak Lanjut Demonstrasi

Setelah Demonstrasi selesai, guru hendaknya memberikan tugas

kepada siswa baik secara tertulis maupun lisan, misalnya dengan

memberi pertanyaan-pertanyaan siswa disuruh praktek.48

D. Rumusan Hipotesis Tindakan

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam penelitian ini

dirumuskan hipotesis tindakan yaitu penerapan metode Demonstrasi dalam

pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah, problematika penerapan metode

Demonstrasi dalam pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah, adanya

tingkat pemahaman siswa sebelum dan setelah diadakan metode

Demonstrasi pada pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah serta

pemecahan problematika penerapan metode Demonstrasi dalam

pembelajaran Fiqih materi shalat maktubah pada siswa, selain itu pula agar

pembelajaran dengan metode Demonstrasi dapat meningkatkan keaktifan

belajar dan hasil belajar siswa Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

Standar Kompetensi : 1. Mengenal Ketentuan dan Tata Cara Shalat

Maktubah

Kelas /

Smt

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar

III / 2 1. Mengenal

Ketentuan dan

Tata Cara

Shalat Maktubah

1.1. Menjelaskan Ketentuan Shalat

Maktubah

1.2. Mendemonstrasikan Ketentuan

dan Tata Cara Shalat Maktubah

2. Mengenal Tata

Cara Shalat Bagi

Orang yang Sakit

2.1. Menjelaskan Tata Cara Shalat

Bagi Orang yang Sakit

2.2. Mendemonstrasikan Cara

Shalat Dalam Keadaan Sakit

47Mohammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, hlm. 142.

48Mohammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, hlm. 142.

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan peneliti yaitu Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan

kepada pengembang kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan

dan tindakan orang-orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian untuk

mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kegiatannya.1

Menurut Ebbut sebagaimana dikutip oleh Wiraatmadja, Penelitian

Tindakan Kelas, yaitu kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan

praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-

tindakan pembelajaran berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari

tindakan-tindakan tersebut.2

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan ini dilakukan di MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 pada

mata pelajaran Fiqih materi pokok shalat maktubah. Penelitian dilaksanakan

mulai tanggal 23 Maret s/d 6 April 2011.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dan sampel penelitian meliputi siswa kelas III MI

Muhammadiyah 01 Rowosari yang berjumlah 19 siswa yang terdiri dari 10

siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Usia rata-rata 9-11 tahun. Latar

belakang orang tua siswa yaitu sebagai petani dan buruh serta nelayan ada

pula sebagian kecil bekerja sebagai pegawai. Kondisi lingkungan desa

Rowosari yaitu berupa pesisir pantai dan persawahan.

1 Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005), hlm. 142. 2 Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005), hlm. 12.

38

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang akan terjadi obyek pengamatan

penelitian. Sering pula dinyatakan variable penelitian sebagai factor yang

berperan pada peristiwa atau kejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini

ada beberapa variable :

1. Metode Demonstrasi pada mata pelajaran fiqih materti pokok shalat

maktubah di kelas III MI Muhanmadiyah 01 Rowosari kendal.

2. Peningkatan Prestasi Belajar siswa pada mata pelajaran fiqih materti

pokok shalat maktubah di kelas III MI Muhanmadiyah 01 Rowosari

kendal.

3. Problema dan solusi Belajar siswa pada mata pelajaran fiqih materti pokok

shalat maktubah di kelas III MI Muhanmadiyah 01 Rowosari kendal.

E. Pengumpulan Data Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, antara lain:

1. Teknik Observasi

Teknik Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu

proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik

pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar.3 Teknik Observasi diartikan

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang

tampak pada obyek penelitian.4

Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah

kegiatan tindakan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran

PAI materi shalat maktubah di Kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari,

dengan berdasarkan pedoman lembar Observasi keaktifan siswa.

3 Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekalan Kuantitatif Kuailitatif dan

R&D, (Bandung : Alfabcta, 2007), hlm. 203. 4 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikaan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. 4,

hlm. 158.

39

2. Teknik Wawancara

Teknik ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus, diteliti dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil.5

Teknik ini digunakan untuk merefleksi setiap tindakan yang telah

dilakukan peneliti dengan melakukan diskusi dengan kolabolator tentang

kekurangan dan perbaikan terhadap tindakan yang dilakukan.

3. Teknik Test

Teknik test ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa

kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran 2010/2011

pada pembelajaran PAI materi shalat maktubah sebagai evaluasi setelah

tindakan dilakukan.

4. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, buku,, transkip, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.6

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang terkait dengan

penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaraan PAI materi shalat

maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran

2010/2011, seperti: RPP, data siswa, nilai siswa, nilai keaktifan siswa dan

lain-lain.

F. Analisis Data Penelitian

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.

5 Sugiono, Metodelogi Penelitian Pendidikan Pendekalan Kuantitatif Kuailitatif dan

R&D, hlm. 194. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 206.

40

Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan, test

atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan analisis

deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator

keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan kegiatan

penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI materi shalat

maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun Pelajaran

2010/2011. Teknik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-

data yang disajikan berdasarkan angka-angka, maka analisis yang digunakan

yaitu prosentase dengan rumus sebagai berikut:

Skor yang dicapai

Nilai = X 100%

Jumlah peserta didik

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus

1. Hasil Penelitian Pra Siklus

Sebelum diterapkan strategi kuis, penyampaian materi

menggunakan metode ceramah. Dari dokumen sebelum penerapan strategi

kuis di dapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum strategi

kuis dipilih sebagai pemecahan masalah. Nilai dalam penelitian ini sebagai

indikator tingkat pencapaian penggunaan strategi kuis untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Peneliti melakukan tindakan penelitian pada tanggal 23

Maret 2011. Sebagai patokan hasil belajar adalah nilai Ketuntasan Kriteria

Minimum (KKM) kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari pada mata

pelajaran Fiqih yaitu 60.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, untuk mengidentifikasi masalah

peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Fiqih dan

konsultasi dengan Kepala Madrasah. Dalam konsultasi dengan Kepala

Madrasah ditentukan fokus permasalahan yang dihadapi serta

ditentukan cara mengatasinya.

b. Tindakan

Sebelum diadakan Siklus I, Siklus II dan Siklus III, peneliti

terlebih dahulu mengadakan Pra Siklus yang dilaksanakan pada hari

Rabu, 23 Maret 2011 dengan perolehan nilai siswa sebagai berikut :

Tabel 4.1.

Kategori Nilai Perhatian Siswa

Pra Siklus

No. Perhatian Siswa Jumlah Siswa Prosentase

1. Kurang 8 42,1 %

2. Cukup 3 15,8 %

3. Baik 3 15,8 %

42

4. Baik Sekali 5 26,3 %

Jumlah 19 100 %

Data nilai keaktifan siswa hasil pembelajaran materi Fiqih Pra Siklus

disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2.

Kategori Nilai Keaktifan Siswa

Pra Siklus

No. Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Prosentase

1. Kurang 9 47,4 %

2. Cukup 5 26,3 %

3. Baik 1 5,3 %

4. Baik Sekali 4 21%

Jumlah 19 100 %

Penggunaan strategi dan metode sebelumnya diperoleh dokumentasi nilai

hasil belajar siswa pada pokok bahasan shalat maktubah terlihat pada tabel

4.3 berikut:

Tabel 4.3.

Kategori Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

No. Interval Nilai Siswa Nilai Siswa Jumlah Prosentase

1. < 29 25 3 15,8 %

2. 30 – 39 35 3 15,8 %

3. 40 – 49 45 2 10,5%

4. 50 – 59 55 5 26,3 %

5. 60 – 69 65 2 10,5 %

6. 70 – 79 75 3 15,8%

7. 80 – 89 85 1 5,3 %

8. 90 – 100 - - -

Jumlah 19 100 %

43

Dari hasil di atas terlihat bahwa pada pra siklus ini pelaksanaan

pembelajaran PAI materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah

01 Rowosari Tahun Pelajarann 2010/2011, tingkat keberhasilann peserta

didik yang telah tuntas dengan KKM 60 sebanyak 6 siswa atau 21,1%.

Dan yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau 78,9% dari jumlah siswa di

kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari. Nilai rata-rata kelasnya adalah

20,2, itu artinya dalam pra siklus ini banyak peserta didik yang tidak

memahami materi shalat maktubah, jika dilihat dari ketuntasannya, maka

perlu adanya tindakan penelitian kelas dengan metode Demonstrasi.

Perbandingan siswa yang telah tuntas dan yang belum tuntas seperti

terlihat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1.

Ketuntasan Siswa Pra Siklus

2. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2011, materi yang

diajarkan adalah materi shalat maktubah. Pada siklus I dicari data

menggunakan test formatif dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut

diperoleh data tentang nilai, keaktifan, dan perhatian siswa dalam

mengikuti pembelajaran. Keaktifan dan perhatian siswa sebagai fokus

observasi karena dalam sebuah keberhasilan mengajar tidak terlepas dari

dua hal tersebut. Agar siswa paham dengan materi pelajaran, siswa harus

mempunyai perhatian kepada materi yang disampaikan. Sedangkan

keaktifan adalah indikator adanya minat dari siswa untuk turut serta dalam

pembelajaran. Keaktifan dan perhatian menunjukkan tingkat keikutsertaan

Tuntas

Belum Tuntas

44

siswa. Bila kedua hal tersebut baik maka diharapkan materi benar-benar

dipahami sehingga hasil belajar siswa semakin meningkat. Siklus I dibagi

dalam beberapa tahap, yaitu:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu

dipersiapkan oleh peneliti, yaitu peneliti membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran (terlampir), menyusun kuis (terlampir),

menyiapkan lembar observasi (terlampir), pendokumentasian, lembar

refleksi dan evaluasi.

b. Tindakan

1) guru memberikan appersepsi kepada peserta didik untuk

mengetahui materi shalat maktubah.

2) kepada peserta didik guru menjelaskan materi shalat maktubah.

3) guru melakukan tanya jawab.

4) guru mendemonstrasikan shalat maktubah.

5) guru menyuruh beberapa peserta didik untuk Demonstrasi.

6) guru mempersilahkan untuk mengomentari Demonstrasi peserta

didik

7) guru memberikan kuis kepada peserta didik mengenai materi

shalat maktubah.

8) guru mengklarifikasi hasil kerja peserta didik.

9) guru mengajak untuk berdoa bersama sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan pembelajaran.

c. Observasi

Setelah mengobservasi peserta didik selama proses

pembelajaran di kelas dengan menggunakan instrument observasi

yang dipegang peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk

keaktifan dan perhatian yang telah dilakukan oleh peserta didik,

diantaranya:

45

Tabel 4.4.

Kategori Nilai Perhatian Siswa

Siklus I

No. Perhatian Siswa Jumlah Siswa Prosentase

1. Kurang 8 42,1 %

2. Cukup 3 15,8 %

3. Baik 3 15,8 %

4. Baik Sekali 5 26,3 %

Jumlah 19 100 %

Observasi tentang keaktifan siswa sebagai berikut:

Tabel 4.5.

Kategori Nilai Keaktifan Siswa

Siklus I

No. Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Prosentase

1. Kurang 9 47,4 %

2. Cukup 5 26,3 %

3. Baik 1 5,3 %

4. Baik Sekali 4 21%

Jumlah 19 100 %

Kebanyakan siswa yang mendapat kategori kurang (skor 1)

adalah siswa yang melamun dan berdiskusi dengan teman lainnya tapi

bukan topik materi shalat maktubah. Dan yang mendapatkan kategori

cukup (skor 2) untuk siswa yang kadang-kadang berdiskusi dengan

topik lain dan kadang-kadang juga mengikuti kuis pada pembelajaran.

Untuk kategori baik (skor 3) jika siswa tersebut lebih banyak terlibat

baik keaktifan maupun perhatiannya dalam kuis tetapi masih terjadi

diskusi tak terfokus satu atau dua kali kesempatan. Dan untuk kategori

baik sekali (skor 4) untuk siswa yang benar-benar aktif dan perhatian

penuh pada pembelajaran.

46

Jadi, untuk penerapan strategi kuis pada siklus I masih

kurang menarik bagi siswa. Hal tersebut menurut analisis peneliti

karena adanya hal-hal yang mengganggu perhatian siswa pada

pembelajaran. Hambatan tersebut adalah:

a. pada tahap pembacaan soal, siswa saling adu argumen yang tidak

terfokus, karena soal dari satu kelompok kurang dipahami oleh

kelompok yang lainnya.

b. siswa belum benar-benar mengerti tata cara pelaksanaan kuis pada

pembelajaran.

c. waktu yang melebihi dari batas perencanaan menjadikan siswa

gaduh.

Hasil observasi ini dijadikan landasan untuk perbaikan

rencana pada tahap berikutnya. Dari instrumen test formatif yang

berupa soal pilihan ganda diperoleh nilai siswa pada siklus I sebagai

berikut :

Tabel 4.6.

Nilai Hasil Belajar Siswa

Siklus I

No

. Interval Nilai Siswa Nilai Siswa Jumlah Prosentase

1. < 29 - - -

2. 30 – 39 35 1 5,3 %

3. 40 – 49 45 3 15,8 %

4. 50 – 59 55 4 21%

5. 60 – 69 65 5 26,3 %

6. 70 – 79 75 1 5,3 %

7. 80 – 89 85 5 26,3 %

8. 90 – 100 - - -

Jumlah 19 100 %

47

Siswa yang telah tuntas lebih banyak dari pada sebelum

penerapan strategi kuis. Dan nilai individual siswa juga lebih

meningkat, dengan data nilai individual siswa terlampir. Siswa yang

tuntas sebanyak 11 anak atau 57,9%. Dan siswa yang belum tuntas

sebanyak 8 anak atau 42,1%. Rata-rata kelas pada siklus I yaitu 60,5,

naik 21% dari sebelum penerapan strategi kuis. Perbandingan siswa

yang tuntas dan belum tuntas seperti terlihat pada gambar di bawah

ini:

Gambar 4.2.

Ketuntasan Siswa Siklus I

Siswa yang telah tuntas lebih dari setengah jumlah

keseluruhan jumlah siswa, tetapi belum memenuhi kriteria ketuntasan

kelas yang baik, yaitu 75% dari semua siswa kelas III MI

Muhammadiyah 01 Rowosari.

d. Refleksi

Selanjutnya di akhir kegiatan, peneliti mengisi Lembar

Observasi Siswa (LOS) pada siklus I ini dan selanjutnya peneliti

melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus

I, mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di

kelas dengan melakukan tindakan.

1) guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat pembelajaran

dengan baik.

2) guru harus lebih meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3) guru harus lebih jelas dalam menjelaskan alur pembelajaran

dengan menggunakan metode Demonstrasi.

Tuntas

Belum Tuntas

48

4) guru harus mendemonstrasikan shalat maktubah dengan pelan-

pelan.

5) guru membentuk kelompok kerja peserta didik.

6) guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan

Demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang sudah

bisa.

7) guru harus sering berkeliling mendekati peserta didik.

8) guru menyetting kelas yang memungkinkan siswa berinteraksi.

9) mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan

Demonstrasi berlangsung.

10) mengisi lembar observasi peserta didik.

Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadap

permasalahan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran

PAI materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01

Rowosari. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk

diterapkan pada siklus II sebagai upaya tindak perbaikan terhadap

upaya keaktifan belajar peserta didik pada siklus I.

3. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

Penelitian Tindakan Kelas pada siklus II yang dilaakukan pada

tanggal 28 Maret 2011. Dalam Siklus II ini solusi yang diperoleh dari

tahap refleksi pada Siklus I kemudian diterapkan sebagai tindakan untuk

mengatasi masalah-masalah dalam penerapan metode Demonstrasi dalam

pembelajaran PAI materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah

01 Rowosari yang dihadapi pada Siklus I.

Sedangkan tahapan pelaksanaannya sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu

dipersiapkan oleh peneliti, yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran (terlampir), merancang pembentukkan kelompok,

menyusun kuis (terlampir), menyetting kelas dengan huruf U, dan

49

menyiapkan lembar observasi (terlampir), pendokumentasian, lembar

refleksi dan evaluasi.

b. Tindakan

1) guru memberikan appersepsi kepada peserta didik untuk

mengetahui materi shalat maktubah.

2) kepada peserta didik guru menjelaskan materi shalat maktubah.

3) guru melakukan tanya jawab.

4) guru membentuk kelompok peserta didik, dimana setiap

kelompok terdiri dari 5 peserta didik.

5) guru mendemonstrasikan shalat maktubah dengan pelan-pelan.

6) guru menyuruh kelompok untuk latihan shalat maktubah.

7) guru menyuruh kelompok untuk Demonstrasi.

8) guru mempersilahkan untuk mengomentari Demonstrasi peserta

didik.

9) guru memberikan kuis kepada peserta didik mengenai materi

shalat maktubah.

10) guru mengklarifikasi hasil kerja peserta didik.

11) guru mengajak untuk berdoa bersama sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan pembelajaran.

c. Observasi

Setelah mengobservasi peserta didik selama proses

pembelajaran di kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang

dipegang peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan dan

perhatian yang telah dilakukan oleh peserta didik, sebagai berikut :

50

Tabel 4.7.

Kategori Nilai Perhatian Siswa

Siklus II

No. Perhatian Siswa Jumlah Siswa Prosentase

1. Kurang - 0 %

2. Cukup 7 36,8 %

3. Baik 6 31,6 %

4. Baik Sekali 6 31,6 %

Jumlah 19 100 %

Siswa yang mengikuti pembelajaran lebih meningkat.

Sebanyak 36,8% siswa telah cukup memperhatikan materi

pembelajaran. 31,6% siswa perhatiannya lebih terfokus dan 31,6%

siswa telah fokus dalam pembelajaran.

Data keaktifan siswa pada siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.8.

Kategori Nilai Keaktifan Siswa

Siklus II

No. Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Prosentase

1. Kurang 3 15,8 %

2. Cukup 7 36,8 %

3. Baik 4 21,1 %

4. Baik Sekali 5 26,3 %

Jumlah 19 100 %

Keaktifan dan perhatian siswa pada siklus II lebih meningkat

dibanding siklus I, menurut hal ini peneliti dikarenakan:

a. siswa telah mengatahui tata cara kuis pada materi shalat maktubah.

b. soal untuk pertanyaan pada kuis dibuat oleh guru, sehingga

kemungkinan kecil soal tidak dimengerti siswa. Hal ini dilakukan

51

sebagai antisipasi terjadinya adu argumen dari siswa yang

menyebabkan diskusi yang tidak terfokus pada materi.

Dari instrumen soal pilihan ganda didapatkan data nilai

sebagai berikut:

Tabel 4.9.

Kategori Nilai Hasil Belajar Siswa

Siklus II

No. Interval Nilai Siswa Nilai Siswa Jumlah Prosentase

1. < 29 - - 0 %

2. 30 – 39 - - 0 %

3. 40 – 49 - - 0 %

4. 50 – 59 55 2 10,5 %

5. 60 – 69 65 6 31,6 %

6. 70 – 79 75 4 21,05 %

7. 80 – 89 85 3 15,8 %

8. 90 – 100 95 4 21,05 %

Jumlah 19 100 %

Nilai individual siswa meningkat dari siklus I, tidak ada

siswa yang mendapat nilai kurang dari 50, dan hanya 2 siswa atau

10,5% yang belum tuntas. Sementara siswa yang sudah tuntas

sebanyak 17 siswa atau 90%. Nilai rata-rata kelasnya adalah 72,4.

Salah satu siswa yang belum tuntas memang pada hasil observasi

mempunyai skor yang baik. Tetapi tidak hanya dari faktor strategi saja

yang mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa, akan tetapi juga faktor

individual. Siswa tersebut memang mempunyai kelemahan dalam hal

intelegensi. Indikatornya pada semua mata pelajaran siswa tersebut

mendapat nilai yang rendah. Satu hal yang patut ditiru, siswa tersebut

selalu berusaha melibatkan diri dalam semua pembelajaran dan tidak

pernah rendah diri. Meskipun ia sering tertinggal dalam pembelajaran.

52

Untuk mempermudah membandingkan siswa yang tuntas dan

yang belum tuntas disajikan gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3.

Ketuntasan Siswa Siklus II

d. Refleksi

Selanjutnya di akhir kegiatan, peneliti mengisi Lembar

Observasi Siswa (LOS) pada Siklus II ini dan selanjutnya peneliti

melakukan refleksi dengan mengevaluasi kegiatan yang ada di siklus

II, mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemukan di

kelas dengan melakukan tindakan.

1) guru harus mempersiapkan RPP dan perangkat pembelajaran

dengan baik.

2) guru harus lebih meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

3) guru menyuruh peserta didik untuk mengamati segala kegiatan

Demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman yang sudah

bisa.

4) guru menggunakan media gambar.

5) melakukan Demonstrasi dengan praktek pasangan.

6) mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan

Demonstrasi berlangsung.

7) guru menyetting kelas yang memungkinkan siswa berinteraksi.

8) mencatat kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama kegiatan

Demonstrasi berlangsung.

Tuntas

Belum Tuntas

53

9) mengisi lembar observasi peserta didik.

Dari refleksi di atas didapatkan beberapa solusi terhadap

permasalahan penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran

PAI materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01

Rowosari. Hasil refleksi kemudian dijadikan sebagai rumusan untuk

diterapkan pada siklus III sebagai upaya tindak perbaikan terhadap

upaya keaktifan belajar peserta didik pada siklus II.

4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas Siklus III

Penelitian Tindakan Kelas pada Siklus III yang dilakukan pada

tanggal 6 April 2011. Dalam siklus III ini solusi yang diperoleh dari tahap

refleksi pada Siklus II kemudian diterapkan sebagai tindakan untuk

mengatasi masalah-masalah dalam proses penerapan metode Demonstrasi

dalam pembelajaran PAI materi shalat maktubah di kelas III MI

Muhammadiyah 01 Rowosari yang dihadapi pada Siklus II. Sedang

tahapan Siklus III sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini ada beberapa hal yang perlu

dipersiapkan oleh peneliti, yaitu peneliti membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran (terlampir), merancang pembentukkan

kelompok pasangan, menyusun kuis (terlampir), menyiapkan media

audio visual, peneliti menyiapkan lembar observasi (terlampir),

pendokumentasian, lembar refleksi dan evaluasi.

b. Tindakan

1) guru memberikan appersepsi kepada peserta didik untuk

mengetahui materi shalat maktubah.

2) kepada peserta didik guru menjelaskan materi shalat maktubah.

3) guru melakukan tanya jawab.

4) guru menyuruh peserta didik berpasangan untuk bergantian

mempraktekkan shalat maktubah dan menilai.

54

5) guru mendemonstrasikan shalat maktubah dengan pelan-pelan

sambil memperlihatkan gambar shalat kepada peserta didik untuk

memperjelas gerakan dan bacaannya.

6) guru menyuruh kelompok untuk latihan shalat maktubah dan

mendiskusikannya.

7) guru memotivasi kerja peserta didik dengan mengelilingi setiap

pasangan dan menyemangatinya.

8) guru menyuruh setiap pasangan untuk maju di depan kelas untuk

mendemonstrasikan.

9) guru mempersilahkan pasangan lain untuk mengomentari hasil

Demonstrasi pasangan di depan kelas.

10) guru memberikan kuis kepada peserta didik mengenai materi

shalat maktubah.

11) guru mengklarifikasi hasil kerja peserta didik.

12) guru mengajak untuk berdo’a bersama sebelum dan sesudah

melakukan kegiatan pembelajaran.

c. Observasi

Setelah mengobservasi peserta didik selama proses

pembelajaran di kelas dengan menggunakan instrumen observasi yang

dipegang peneliti, ada beberapa catatan hasil dari bentuk keaktifan dan

perhatian yang telah dilakukan oleh peserta didik, sebagai berikut :

Tabel 4.10.

Kategori Nilai Perhatian Siswa

Siklus III

No. Perhatian Siswa Jumlah Siswa Prosentase

1. Kurang - 0 %

2. Cukup - 0 %

3. Baik 5 26,3 %

4. Baik Sekali 14 73,7 %

Jumlah 19 100 %

55

Keaktifan siswa dalam penerapan strategi kuis siklus III

seperti pada tabel 4.11 di bawah ini:

Tabel 4.11.

Kategori Nilai Keaktifan Siswa

Siklus III

No. Keaktifan Siswa Jumlah Siswa Prosentase

1. Kurang - 0 %

2. Cukup 1 5,3 %

3. Baik 3 15,8 %

4. Baik Sekali 15 78,9 %

Jumlah 19 100 %

Perhatian dan keaktifan siswa pada Siklus III sudah

menunjukkan arah yang baik. Terlihat pada tabel perhatian siswa tidak

ada siswa yang mendapat skor 1 dan 2, rata-rata siswa mendapat skor

3 dan 4 baik pada aspek perhatian maupun keaktifan. Dapat dikatakan

bahwa semua siswa pada Siklus III telah ikut serta dalam penerapan

kuis pada pembelajaran. Hal tersebut dari hasil analisis dikarenakan:

a. pada pelaksanaan Siklus III, siswa telah memahami tata cara kuis.

b. pada Siklus III disediakan hadiah oleh guru, sehingga menambah

greget bagi siswa untuk menjadi pemenang.

c. juru bicara dipilih dari siswa yang belum aktif pada Siklus I dan

Siklus II. Kebanyakan siswa yang belum aktif mempunyai

karakter pendiam dan kalem, sehingga siswa yang aktif berusaha

mengajukan diri untuk menjadi juru bicara. Situasi tersebut yang

menjadikan kelas ramai tetapi masih dalam kondisi terfokus bukan

gaduh diskusi hal lain.

Untuk nilai yang diperoleh siswa pada Siklus III sebagai berikut:

56

Tabel 4.12.

Nilai Hasil Belajar Siswa

Siklus III

No. Interval Nilai Siswa Nilai Siswa Jumlah Prosentase

1. < 29 - - 0 %

2. 30 – 39 - - 0 %

3. 40 – 49 - - 0 %

4. 50 – 59 55 1 5,3 %

5. 60 – 69 65 3 15,8 %

6. 70 – 79 75 4 21 %

7. 80 – 89 85 2 10,5 %

8. 90 – 100 95 9 47,4 %

Jumlah 19 100 %

Nilai yang diperoleh siswa pada Siklus III mengalami

peningkatan dari Siklus II. Pada Siklus III masih ada satu siswa yang

belum tuntas. Siswa yang belum tuntas ini adalah siswa yang sama

yang dijelaskan pada Siklus II. Siswa tersebut mungkin harus

mendapatkan metode dan atau strategi yang berbeda agar dapat

menuntaskan pelajarannya. Faktor individual siswa juga

mempengaruhi lama waktu yang digunakan untuk belajar suatu hal.

Rata-rata kelas pada Siklus III mengalami peningkatan sebesar 12%

dari siklus II. Pada Siklus III rata-ratanya adalah 81,6. Siswa yang

mendapatkan nilai pada interval 90-100 juga meningkat. Ada 4 anak

yang mendapatkan nilai 100.

Berikut disajikan gambar 4.4 sebagai perbandingan antara

siswa yang dan yang belum tuntas.

57

Gambar 4.4.

Ketuntasan Siswa pada Siklus III

d. Refleksi

Penerapan metode Demonstrasi dalam pembelajaran PAI

materi shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari

tingkat keaktifan peserta didik mencapai 90% dan ketuntasan sudah

mencapai 92,8% sudah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 70%

ke atas, maka peneliti menghentikan tindakan kelas ini.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari paparan hasil penelitian dari pra siklus sampai pada siklus di atas

diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan pada gambar 4.5.

Gambar 4.5.

Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus-Siklus III

Tuntas

Belum Tuntas

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Tuntas

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

58

Dari hasil nilai ketuntasan di atas dapat di jelaskan pada Pra Siklus

26% siswa yang tuntas. Pada Siklus I meningkat menjadi 57,9% siswa yang

tuntas. Pada Siklus II tingkat ketuntasan siswa yaitu 89,4% dari kelas. Dan

pada Siklus III ketuntasan mencapai 94,7%. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa dari Pra Siklus sampai pada Siklus III mengalami

peningkatan bertahap dilihat dari nilai individual siswa maupun nilai rata-rata

kelasnya. Dilihat dari keaktifan dan perhatian siswa mengikuti pembelajaran

dengan kuis juga megalami peningkatan seperti dijelaskan pada gambar 4.6

dan 4.7.

Gambar 4.6.

Perhatian Siswa dari Siklus I-III

Gambar 4.7.

Keaktifan Siswa dari Siklus I-III

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Kurang Cukup Baik Baik Sekali

Siklus I

Siklus II

Siklus III

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Kurang Cukup Baik Baik

Sekali

Siklus I

Siklus II

Siklus III

59

Hasil belajar tidak hanya dipengaruhi dari faktor metode atau strategi

saja akan tetapi dari beberapa faktor. Beberapa diantaranya yaitu faktor bakat,

minat, tingkat intelegensi, karakteristik belajar anak dan juga strategi yang

digunakan guru dalam pembelajaran. Sebagai contoh ditemukanya siswa yang

berusaha aktif dalam pembelajaran tetapi siswa tersebut mendapatkan nilai

yang belum termasuk dalam KKM. Siswa tersebut tetap harus mendapatkan

remedial. Remedial dapat dilakukan dengan menambahkan waktu belajar

siswa atau memberikan latihan soal-soal.

C. Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung

Dalam pelaksanaan terdapat faktor yang mendukung dan faktor yang

menghambat strategi kuis.

1. Faktor Pendukung dan Penghambat pada Pra Siklus

a. Faktor Pendukung

1) materi yang telah disediakan guru memudahkan siswa untuk

belajar. Jadi siswa tidak perlu mencatat.

2) Strategi pembelajaran yang baru memberikan semangat kepada

beberapa siswa.

b. Faktor Penghambat

1) dari penataan tempat duduk yang memanjang menyulitkan siswa

untuk berkomunikasi antar kelompok.

2) aturan yang kurang dimengerti siswa menyebabkan kegaduhan di

antara siswa dan waktu yang melebihi batas dari yang

direncanakan.

3) soal yang dibuat siswa untuk kelompok lain kurang dapat

dipahami, sehingga suasana tampak gaduh, siswa saling

bersahutan menanggapi maksud soal tersebut.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat pada Siklus I

a. Faktor Pendukung

1) materi yang telah disediakan guru memudahkan siswa untuk

belajar. Jadi siswa tidak perlu mencatat.

60

2) Strategi pembelajaran yang baru memberikan semangat kepada

beberapa siswa.

b. Faktor Penghambat

1) dari penataan tempat duduk yang memanjang menyulitkan siswa

untuk berkomunikasi antar kelompok.

2) aturan yang kurang dimengerti siswa menyebabkan kegaduhan di

antara siswa dan waktu yang melebihi batas dari yang

direncanakan.

3) soal yang dibuat siswa untuk kelompok lain kurang dapat

dipahami, sehingga suasana tampak gaduh, siswa saling

bersahutan menanggapi maksud soal tersebut.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat pada Siklus II

a. Faktor Pendukung

1) materi yang telah disediakan guru memudahkan siswa untuk

belajar. Jadi siswa tidak perlu mencatat.

2) motivasi yang diberikan sebelum pembelajaran memberikan

semangat kepada seluruh siswa.

3) siswa yang belum aktif ditempatkan diantara siswa yang aktif,

sehingga dapat membangun komunikasi antar anggota kelompok.

4) soal untuk kuis dibuat oleh guru.

b. Faktor Penghambat

Pribadi beberapa siswa yang cenderung pendiam, sehingga siswa

tersebut belum aktif dalam pembelajaran.

4. Faktor Pendukung dan Penghambat pada Siklus III

a. Faktor Pendukung

1) materi yang telah disediakan guru memudahkan siswa untuk

belajar. Jadi siswa tidak perlu mencatat.

2) siswa telah paham aturan main pada strategi kuis.

3) juru bicara dipilih dari siswa yang belum aktif pada Siklus II,

sehingga semua siswa aktif dalam pembelajaran.

4) soal untuk strategi kuis dibuat oleh guru.

61

b. Faktor Penghambat

Pada pelaksanaan Siklus III masih terdapat satu siswa yang

belum tuntas dikarenakan siswa tersebut lemah dalam belajarnya.

Indikatornya, pada mata pelajaran lain siswa tersebut juga

mendapatkan nilai belajar yang rendah dibandingkan teman-temannya.

Dari hal tersebut, tingkat intelegensi siswa yang rendah dalam belajar

yang menyebabkan penggunaan strategi kuis ini belum mampu

menuntaskan semua siswa.

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil belajar adalah tingkat kemampuan siswa yang dimiliki setelah

pembelajaran. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang

menjadi tujuannya adalah memberikan hasil belajar yang lebih baik dari

sebelumnya. Berkaitan dengan hal tersebut, semakin proses belajar berkualitas

maka hasil belajarnya semakin baik. Dengan mengikutsertakan siswa sebagai

subyek belajar yang aktif dan partisipatif, siswa dapat menemukan sendiri

pengetahuannya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode Demonstrasi pada pembelajaran PAI materi pokok

shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari dilakukan

dengan mempersiapkan skenario pembelajaran dan alat bantuan

pembelajaran seperti test instrument nilai hasil belajar dan keaktifan

belajar, juga media pembelajaran selanjutnya dilakukan tindakan proses

pembelajaran dengan cara mendemonstrasikan siswa dan juga dilakukan

diskusi kelompok maupun pasangan selanjtnya siswa dievaluasi melalui

test lisan maupun tulisan, pada tahap tindakan ini kolaborator mengamati

aktifitas belajar siswa, setelah didapatkan hasil kemampuan dan aktifitas

belajar siswa pada pembelajaran baca tulis kemudian peneliti dan

kolaborator merefleksi kegiatan dan melakukan perbaikan untuk dilakukan

pada siklus berikutnya.

2. Hasil belajar siswa kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kecamatan

Rowosari Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 mengalami

peningkatan dengan menggunakan strategi kuis pada mata pelajaran Fiqih

pokok bahasan shalat maktubah dari simpulan data yang didapatkan yaitu:

1. Pada Pra Siklus ketuntasan mencapai 26% siswa. Rata-rata kelas

mencapai 20,2.

63

2. Pada Siklus I dicapai prosentase ketuntasan sebesar 57,9%. Rata-rata

kelas mencapai 60,5.

3. Pada Siklus II dicapai prosentase ketuntasan belajar sebesar 89,4%.

Rata-rata kelas mencapai 72,4.

4. Pada Siklus III dicapai ketuntasan belajar sebesar 94,7%. Rata-rata

kelas mencapai 81,6.

Prosentase di dapat dari nilai siswa yang telah memenuhi Ketuntasan

Kriteria Minimum (KKM) yaitu 60 untuk mata pelajaran Fiqih. Nilai

ketuntasan hasil belajar siswa sebagai indikator tingkat pencapaian hasil

belajar siswa. Nilai individual siswa juga semakin meningkat.

B. Saran-Saran

Dari uraian tersebut di atas, peneliti mencoba memberikan saran-saran

dengan maksud penerapan metode Demonstrasi pada pembelajaran PAI materi

pokok shalat maktubah di kelas III MI Muhammadiyah 01 Rowosari yang

diterapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk dapat

meningkatkan hasil belajar pada siswa, maka yang perlu dilakukan adalah

sebagai berikut:

1. Kepada Guru PAI

a. hendaknya meningkatkan kemampuan shalat maktubah siswa dengan

menggunakan metode Demonstrasi secara berkala dan kontinue.

b. guru sebagai sentral figur, hendaknya dapat berperan sebagaimana

mestinya dan meningkatkan kompetensinya.

Selalu membuka diri dengan wawasan baru untuk meningkatkan

profesionalisme. Salah satunya dengan mengembangkan metode dan

strategi yang digunakan, sehingga penggunaan strategi yang inovatif

membuat siswa tidak merasa bosan. Tidak hanya itu, kemampuan

menyiapkan perkakas pembelajaran juga perlu ditingkatkan seperti RPP,

RH, Silabus, dan lain-lain. Bila persiapan telah matang, mengajar tidak

akan terkesan seadanya dan mendapatkan hasil yang maksimal, semua itu

untuk meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa.

64

2. Sekolah/Kepala Sekolah dan Pengurus Yayasan

a. Untuk semakin lancarnya proses pembelajaran, maka hendakmya

lebih dilengkapi dalam hal alat peraga atau media pendidikan lainnya

yang sekiranya bisa menunjang keberhasilan metode yang digunakan.

b. Begitu juga dalam hal perpustakaan, hendaknya buku-buku yang ada

lebih dilengkapi dengan menambah buku-buku yang bersifat

keagamaan, dengan tujuan diharapkan anak dapat bertambah

pengetahuan agamanya.

Bagi pihak sekolah atau penyelenggara pendidikan sebaiknya

meningkatkan pembinaan kepada guru-guru. Diharapkan dari pembinaan

tersebut semakin baik pelayanan yang diberikan guru kepada siswa.

3. Kepada Siswa

Siswa harus terus meningkatkan motivasi belajar agar

mendapatkan hasil yang baik dalam proses pembelajaran yang dilakukan.

4. Kepada Orang Tua

Orang tua harus mendukung program belajar yang di desain

sekolah dengan membantu peserta didik dalam mencapai hasil yang lebih

baik.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:

Rineka Cipta, 1999.

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta,

2004.

Al-Makki, Abu Thalib, Tafsir Sufistik Rukun Islam, Bandung: Mizan Pustaka,

2005.

Aly, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos, 1999.

Arif, Armai, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,

2002.

Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara,

2008.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

As-Shidiqiey, Hasbi, Pedoman Shalat, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001

Aziz, Abdul dan Abdul Majid, at-Tarbiyah wa Turuqut Tadris, Mesir: Darul

Ma’arif, t.th.

Azwar, Saifuddin, Tes Prestasi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996.

Darwis, Djamaluddin, PBM-PAI di Sekolah. Eksistensi dan Proses Belajar

Mengajar Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.

Depag RI. Al-Hikmah, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV.Penerbit

Diponegoro, 2007.

Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama

Islam, Petunjuk Teknik Proses Belajar Mengajar di Raudhatul Athfal,

Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam

Departemen Agama RI, 2001.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Edisi.II, Jakarta: Balai Pustaka, 1995.

Departemen Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah,

Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003.

Departemen Pendidikan Nasional RI, Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional 2003, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2003.

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.

Djamarah, Syaiful Bahhri, dkk., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,

2000.

Ghafir, Abdul, dkk., Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani,, 1993.

Harti, Sri, dkk., Petunjuk Teknis Proses Belajar Mengajar di Raudhatul Athfal,

Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan dan Kelembagaan Departemen

Agama RI, 2001.

Idris, Zahara, Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.

Jabir, Jabir Abdul Hamid, Ilmu Tafsirut Tarbawi, Mesir: Darul Nahdlatul

Arabiyah, 1977.

Margono,S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Morgan, Clifford T., Introduction to Psychology. The Mc. Graw Will Book

Company, New York: 1961.

Muchtar, Heri Jauhari, Fiqih Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,,

2005.

Muhammad, Abi Abdillah Ibnu Ismail al Bukhari r.a., Shahih Bukhari, Juz I,

Semarang: Toha Putra, t.th.

Mukhtar, Desain Pembelajaraan Pendidikan Agama Islam, Jakarta: CV. Misaka

Galiza, 2003.

Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2004.

Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bandung: Balai

Pustaka, 2005.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Rifai, Moh., Risalah Tuntunan Shalat Lengkap, Semarang: Toha Putra, 2006.

Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Perkasa, 2000.

Sriyono, dkk., Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, Jakarta: Rineka Cipta,

1992.

Sudjana, Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah

Production, 2001.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1990.

Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2007.

Sukmadinata, Nana Saodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2005.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta:

Gramedia, 1993.

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003.

Tim Trainer K-100 LPP Bina Insan Tama, Menjadi Pendidikan Profesional,

Yogyakarta: SPA Press, 2003.

Undang-Undang SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003, Bandung: Fokos Media,

2006.

Usman, M. Basyiruddin, dkk., Media Pembelajaran, Jakarta: Delia Cipta Utama,

2002.

Usman, M. Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat

Pers, 2002.

Wijoyo, Rohman Noto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Prindo, 1995.

Winkel, W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia,

1993.

Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosdakarya,

2005.

Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2007.

Zein, Mohammad, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: AK. Group dan

Indra Buana, 1995.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

SILABUS

Satuan Pendidikan : MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kelas/Semester : III/II

Mata Pelajaran : Fiqih

Standar Kompetensi : 1. Mengenal Ketentuan dan Tata Cara Shalat Maktubah

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

1.1 Menjelaskan

ketentuan

shalat

maktubah

Shalat

maktubah

1. Mendengarkan

penjelasan guru tentang

pengertian shalat

maktubah.

2. Menerapkan strategi

kuis tentang ketentuan

shalat maktubah.

1. Menjelaskan pengertian shalat

maktubah.

2. Menyebutkan macam-macam shalat

maktubah.

3. Menyebutkan waktu-waktu

pelaksanaan shalat maktubah.

4. Menyebutkan syarat-syarat pelaksanaan

shalat maktubah.

Tes Tertulis 4 x 35

menit

Buku Fikih

kelas III

1.2 Menjelaskan

ketentuan

zakat fitrah

Tata cara

pelaksaan

shalat

maktubah

1. Mendengarkan

penjelasan guru tentang

macam-macam shalat

maktubah.

2. Menerapkan strategi

kuis tentang ketentuan

macam-macam shalat

maktubah.

1. Menjelaskan pengertian tata cara shalat

maktubah.

2. Menjelaskan tata cara shalat maktubah

bagi orang yang sakit.

3. Mempraktekkan shalat maktubah

Tes tertulis 2 x 35

menit

Buku Fiqih

kelas III

Rowosari, 7 Pebruari 2011

Kolaborator Mahasiswa

Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.

NIP. - NIM. 093111326

Mengetahui,

Kepala MI Muhammadiyah 01

Rowosari

M. Juwaeni,AM.a

NIP. 150189942

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

PRA SIKLUS

Mata Pelajaran : Fiqih

Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kelas/Semester : III/II

Alokasi Waktu : 2 x 1 jam pelajaran (2x 35 menit/70 menit)

Hari, Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

A. Standar Kompetensi

Mengenal ketentuan shalat maktubah.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan ketentuan shalat maktubah.

Mempraktekkan tata cara shalat maktubah.

C. Indikator

1. Menyebutkan macam-macam shalat maktubah.

2. Menjelaskan pengertian shalat maktubah.

3. Mempraktekkan tata cara shalat maktubah.

4. Menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran selesai siswa dapat:

1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat maktubah.

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat maktubah.

3. Siswa dapat mempraktekkan tata cara shalat maktubah.

4. Siswa dapat mengetahui waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.

E. Materi Pembelajaran

Macam-macam shalat maktubah.

F. Metode Pembelajaran

Ceramah, strategi kuis, dan tanya jawab.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pra Kegiatan

Sebelum pembelajaran dimulai, tempat duduk ditata menjadi tiga dengan

bentuk letter U.

2. Kegiatan awal (5 menit menit )

a. guru mengucapkan salam.

b. guru bersama siswa membaca do’a belajar.

3. Kegiatan Inti (50 menit)

a. guru menyampaikan hasil yang akan dicapai setelah pembelajaran

kepada siswa.

b. guru membagi kelas menjadi tiga kelompok.

c. guru meminta siswa untuk menempati kursi masing-masing sesuai

dengan kelompoknya.

d. guru membagi pembelajaran materi shalat maktubah dalam tiga

bagian.

e. kemudian guru mempresentasikan semua materi.

f. pembelajaran pertama yaitu guru meminta kelompok I menjadi

penanya untuk materi bagian I. Pertanyaan dari kelompok I ditujukan

untuk kelompok II.

g. guru mempersilahkan masing-masing kelompok memilih juru bicara.

h. bila kelompok II tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar untuk

kelompok III.

i. setelah kelompok I selesai memberi pertanyaan untuk kelompok II,

kelompok I dilanjutkan dengan memberi pertanyaan kepada kelompok

III. Bila kelompok III tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar untuk

kelompok II.

j. jika tanya jawab pada pembelajaran pertama selesai, dilanjutkan

dengan pembelajaran kedua dengan materi bagian II dan menunjuk

kelompok II sebagai penanya.

k. aturan main seperti pada pembelajaran pertama. Kelompok II memberi

pertanyaan untuk kelompok III dan I.

l. setelah kelompok II selesai dengan pertanyaannya, dilanjutkan

pembelajaran ketiga dengan materi bagian III. Dan guru menunjuk

kelompok III sebagai penanya. Dan proses seperti pada pembelajaran

pertama. Kelompok III memberi pertanyaan untukkelompok I dan

kelompok II.

m. setelah pembacaan soal selesai, nilai dijumlah.

n. strategi kuis telah selesai.

4. Kegiatan Akhir (15 menit)

a. guru menyimpulkan pembelajaran dan menyampaikan beberapa materi

yang belum dikuasai siswa.

b. guru membagikan soal-soal evaluasi.

c. guru menutup pembelajaran dengan salam.

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

Alat : kertas soal

Sumber : buku Bina Fiqih jilid 3 untuk kelas III Madrasah

Ibtidaiyah, Tim Bina Karya Guru, hlm. 1-36. Penerbit PT

Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 2008.

I. Evaluasi

Jenis evaluasi : test tertulis

Bentuk : isian

J. Tes Formatif

Soal

1. Bacaan takbiratul ihram adalah….

2. Bacaan niat shalat subuh adalah….

3. Bacaan syahadatain adalah….

4. Shalat dzuhur ada…rakaat.

5. Shalat mahgrib ada…rakaat.

6. Shalat Subuh ada….rakaat.

7. Shalat yang paling pendek waktunya shalat…

8. Shalat yang paling panjang waktunya shalat…

9. Bacaan rukuk adalah….

10. Bacaan sujud adalah…

Kunci Jawaban :

1. Allahu Akbar

2.

3. Ashadhualla Illahailallah Waasyhaduanna Muhammadarasulullah

4. 4

5. 3

6. 2

7. Magrib

8. Isya

9. Subhana Rabbiyal Adzimiwabihamdih

10. Subhana Rabbiyal A’a Wabihamdihi.

Penilaian 10

Nilai = betul x 10

Rowosari, 23 Maret 2011

Kolaborator Mahasiswa

Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.

NIP. - NIM. 093111326

Mengetahui,

Kepala MI Muhammadiyah 01

Rowosari

M. Juwaeni,AM.a

NIP. 150189942

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS I

Mata Pelajaran : Fiqih

Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kelas/Semester : III/II

Alokasi Waktu : 2 x 1 jam pelajaran (2x 35 menit/70 menit)

Hari, Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

A. Standar Kompetensi

Mengenal ketentuan shalat maktubah.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan ketentuan shalat maktubah.

Mempraktekkan tata cara shalat maktubah.

C. Indikator

1. Menyebutkan macam-macam shalat maktubah.

2. Menjelaskan pengertian shalat maktubah.

3. Mempraktekkan tata cara shalat maktubah.

4. Menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran selesai siswa dapat:

1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat maktubah.

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat maktubah.

3. Siswa dapat mempraktekkan tata cara shalat maktubah.

4. Siswa dapat mengetahui waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.

E. Materi Pembelajaran

Macam-macam shalat maktubah.

F. Metode Pembelajaran

Ceramah, strategi kuis, dan tanya jawab.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pra Kegiatan

Sebelum pembelajaran dimulai, tempat duduk ditata menjadi tiga dengan

bentuk letter U.

2. Kegiatan awal (5 menit menit )

a. guru mengucapkan salam.

b. guru bersama siswa membaca do’a belajar.

3. Kegiatan Inti (50 menit)

a. guru menyampaikan hasil yang akan dicapai setelah pembelajaran

kepada siswa.

b. guru membagi kelas menjadi tiga kelompok.

c. guru meminta siswa untuk menempati kursi masing-masing sesuai

dengan kelompoknya.

d. guru membagi pembelajaran materi shalat maktubah dalam tiga

bagian.

e. kemudian guru mempresentasikan semua materi.

f. pembelajaran pertama yaitu guru meminta kelompok I menjadi

penanya untuk materi bagian I. Pertanyaan dari kelompok I ditujukan

untuk kelompok II.

g. guru mempersilahkan masing-masing kelompok memilih juru bicara.

h. bila kelompok II tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar untuk

kelompok III.

i. setelah kelompok I selesai memberi pertanyaan untuk kelompok II,

kelompok I dilanjutkan dengan memberi pertanyaan kepada kelompok

III. Bila kelompok III tidak bisa menjawab pertanyaan dilempar untuk

kelompok II.

j. jika tanya jawab pada pembelajaran pertama selesai, dilanjutkan

dengan pembelajaran kedua dengan materi bagian II dan menunjuk

kelompok II sebagai penanya.

k. aturan main seperti pada pembelajaran pertama. Kelompok II memberi

pertanyaan untuk kelompok III dan I.

l. setelah kelompok II selesai dengan pertanyaannya, dilanjutkan

pembelajaran ketiga dengan materi bagian III. Dan guru menunjuk

kelompok III sebagai penanya. Dan proses seperti pada pembelajaran

pertama. Kelompok III memberi pertanyaan untukkelompok I dan

kelompok II.

m. setelah pembacaan soal selesai, nilai dijumlah.

n. strategi kuis telah selesai.

4. Kegiatan Akhir (15 menit)

d. guru menyimpulkan pembelajaran dan menyampaikan beberapa materi

yang belum dikuasai siswa.

e. guru membagikan soal-soal evaluasi.

f. guru menutup pembelajaran dengan salam.

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

Alat : kertas soal

Sumber : buku Bina Fiqih jilid 3 untuk kelas III Madrasah

Ibtidaiyah, Tim Bina Karya Guru, hlm. 1-36. Penerbit PT

Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 2008.

I. Evaluasi

Jenis evaluasi : test tertulis

Bentuk : isian

J. Tes Formatif

Soal

1. Bacaan takbiratul ihram adalah….

2. Bacaan niat shalat subuh adalah….

3. Bacaan syahadatain adalah….

4. Shalat dzuhur ada…rakaat.

5. Shalat mahgrib ada…rakaat.

6. Shalat Subuh ada….rakaat.

7. Shalat yang paling pendek waktunya shalat…

8. Shalat yang paling panjang waktunya shalat…

9. Bacaan rukuk adalah….

10. Bacaan sujud adalah…

Kunci Jawaban :

1. Allahu Akbar

2.

3. Ashadhualla Illahailallah Waasyhaduanna Muhammadarasulullah

4. 4

5. 3

6. 2

7. Magrib

8. Isya

9. Subhana Rabbiyal Adzimiwabihamdih

10. Subhana Rabbiyal A’a Wabihamdihi.

Penilaian 10

Nilai = betul x 10

Rowosari, 23 Maret 2011

Kolaborator Mahasiswa

Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.

NIP. - NIM. 093111326

Mengetahui,

Kepala MI Muhammadiyah 01

Rowosari

M. Juwaeni,AM.a

NIP. 150189942

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS II

Mata Pelajaran : Fiqih

Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kelas/Semester : III/II

Alokasi Waktu : 2 x 1 jam pelajaran (2x 35 menit/70 menit)

Hari, Tanggal : Senin, 28 Maret 2011

A. Standar Kompetensi

Mengenal ketentuan shalat maktubah.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan ketentuan shalat maktubah

Membiasakan mengikuti shalat maktubah.

C. Indikator

1. Menyebutkan macam-macam shalat maktubah.

2. Menjelaskan pengertian shalat maktubah.

3. Menyebutkan syarat-syarat dalam melakukan shalat maktubah.

4. Menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan macam-macam shalat maktubah.

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat maktubah.

3. Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat pelaksanaan shalat maktubah.

4. Siswa dapat menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.

E. Materi Pembelajaran

Macam-macam shalat maktubah.

F. Metode Pembelajaran

Ceramah, strategi kuis, dan tanya jawab.

G. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pra Kegiatan

Menyetting tempat duduk dengan bentuk perkelompok melingkar.

2. Kegiatan awal (10 menit)

a. guru membuka pelajaran dengan salam.

b. membaca do’a belajar.

c. guru memotivasi siswa.

3. Kegiatan Inti (45 menit)

a. guru menjelaskan kegiatan yang akan berlangsung dan hasil yang akan

dicapai kepada siswa.

b. guru membagi kelompok menjadi tiga dengan anggota yang sama

seperti pada siklus I, tetapi nama kelompok diubah menjadi:

1) Kelompok I pada siklus I menjadi kelompok II.

2) Kelompok II pada siklus II menjadi kelompok III.

3) Kelompok III pada siklus I menjadi kelompok I.

c. guru meminta siswa untuk mempelajari materi Fiqih pokok bahasan

shalat maktubah dari buku. Tetapi lebih terfokus pada bagian materi

masing-masing kelompok untuk menjawab soal dari kelompok lain

dan pertanyaan yang akan diajukan untuk kelompok lain. Kelompok I

mempelajari bagian I dan bagian II. Kelompok II mempelajari bagian

materi II dan III. Kelompok III mempelajari materi bagian III dan I.

d. soal untuk kuis yang dibuat guru dibagikan untuk masing-masing

kelompok.

e. guru mempersilahkan masing-masing kelompok memilih juru bicara.

f. guru berperan sebagai pemandu kuis.

g. kelompok I mulai membacakan pertanyaan untuk kelompok II.

Dengan catatan soal untuk kelompok II yang berhak menjawab adalah

kelompok II, tetapi jika kelompok II tidak biasa menjawab maka soal

akan dilempar ke kelompok III.

h. setelah kelompok I telah selesai membaca soal, berganti ke kelompok

II untuk kelompok III dan kemudian berganti kelompok III untuk

kelompok I dengan aturan yang sama .

i. setelah pembacaan soal selesai, nilai dijumlah untuk mengetahui

perolehan nilai. Strategi kuis telah selesai.

4. Kegiatan Akhir (15 menit)

a. guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan menyampaikan

beberapa materi yang belum dikuasai siswa.

b. guru membagiakan soal-soal evaluasi.

H. Alat dan Sumber Pembelajaran

Alat : kertas soal

Sumber : buku Bina Fiqih jilid 3 untuk kelas III Madrasah

Ibtidaiyah, Tim Bina Karya Guru, hlm. 1-36. Penerbit PT

Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 2008.

I. Evaluasi

Jenis evaluasi : tes tertulis

Bentuk : isian

J. Tes Formatif

Soal

1. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Dzuhur!.

2. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Ashar!.

3. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Maghrib!.

4. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Isya’!.

5. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Subuh!.

Penilaian 5

Nilai = betul x 20

Rowosari, 28 Maret 2011

Kolaborator Mahasiswa

Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.

NIP. - NIM. 093111326

Mengetahui,

Kepala MI Muhammadiyah 01

Rowosari

M. Juwaeni,AM.a

NIP. 150189942

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS III

Mata Pelajaran : Fiqih

Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kelas/Semester : III/II

Alokasi Waktu : 2 x 1 jam pelajaran (2x 35 menit/70 menit)

Hari, Tanggal : Rabu, 6 April 2011

A. Standar Kompetensi

Mengenal ketentuan shalat maktubah.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan tata cara shalat bagi orang yang sakit.

Mendemonstrasikan tata cara shalat dalam keadaan sakit.

C. Indikator

1. Menyebutkan macam-macam shalat maktubah.

2. Menjelaskan tata cara shalat maktubah.

3. Menyebutkan syarat-syarat dalam melakukan shalat maktubah.

4. Menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.

a. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menyebutkan tata cara shalat maktubah bagi orang sakit.

2. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat maktubah.

3. Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat pelaksanaan shalat maktubah.

4. Siswa dapat menyebutkan waktu-waktu pelaksanaan shalat maktubah.

b. Materi Pembelajaran

Macam-macam shalat maktubah dan tata cara shalat bagi orang yang sakit.

c. Metode Pembelajaran

Ceramah, strategi kuis, dan tanya jawab.

d. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Pra Kegiatan

Menyetting tempat duduk dengan bentuk perkelompok melingkar.

2. Kegiatan awal (10 menit)

a. guru membuka pelajaran dengan salam.

b. membaca do’a belajar.

c. guru memotivasi siswa.

3. Kegiatan Inti (45 menit)

a. guru menjelaskan kegiatan yang akan berlangsung dan hasil yang akan

dicapai kepada siswa.

b. guru membagi kelompok menjadi tiga dengan anggota yang sama

seperti pada siklus I, tetapi nama kelompok diubah menjadi:

a. Kelompok I pada siklus I menjadi kelompok II.

b. Kelompok II pada siklus II menjadi kelompok III.

c. Kelompok III pada siklus I menjadi kelompok I.

c. guru meminta siswa untuk mempelajari materi Fiqih pokok bahasan

shalat maktubah dari buku. Tetapi lebih terfokus pada bagian materi

masing-masing kelompok untuk menjawab soal dari kelompok lain

dan pertanyaan yang akan diajukan untuk kelompok lain. Kelompok I

mempelajari bagian I dan bagian II. Kelompok II mempelajari bagian

materi II dan III. Kelompok III mempelajari materi bagian III dan I.

d. soal untuk kuis yang dibuat guru dibagikan untuk masing-masing

kelompok.

e. guru mempersilahkan masing-masing kelompok memilih juru bicara.

f. guru berperan sebagai pemandu kuis.

g. kelompok I mulai membacakan pertanyaan untuk kelompok II.

Dengan catatan soal untuk kelompok II yang berhak menjawab adalah

kelompok II, tetapi jika kelompok II tidak biasa menjawab maka soal

akan dilempar ke kelompok III.

h. setelah kelompok I telah selesai membaca soal, berganti ke kelompok

II untuk kelompok III dan kemudian berganti kelompok III untuk

kelompok I dengan aturan yang sama .

i. setelah pembacaan soal selesai, nilai dijumlah untuk mengetahui

perolehan nilai. Strategi kuis telah selesai.

4. Kegiatan Akhir (15 menit)

a. guru menyimpulkan pembelajaran hari ini dengan menyampaikan

beberapa materi yang belum dikuasai siswa.

b. guru membagiakan soal-soal evaluasi.

e. Alat dan Sumber Pembelajaran

Alat : kertas soal

Sumber : buku Bina Fiqih jilid 3 untuk kelas III Madrasah

Ibtidaiyah, Tim Bina Karya Guru, hlm. 1-36. Penerbit PT

Gelora Aksara Pratama, Jakarta, 2008.

I Evaluasi

Jenis evaluasi : tes tertulis

Bentuk : isian

J. Tes Formatif

Soal

1. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Dzuhur!.

2. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Ashar!.

3. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Maghrib!.

4. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Isya’!.

5. Praktekkan gerakan dan bacaan shalat Subuh!.

Penilaian 5

Nilai = betul x 20

Rowosari, 6 April 2011

Kolaborator Mahasiswa

Siti Maslikhah, AMa. Bukhori Muslim, A.Ma.

NIP. - NIM. 093111326

Mengetahui,

Kepala MI Muhammadiyah 01

Rowosari

M. Juwaeni,AM.a

NIP. 150189942

Lampiran 5

PRA SIKLUS

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : III/II

Kompetensi Dasar : Menjelaskan ketentuan shalat maktubah

Mempraktekkan tata cara shalat maktubah

Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

No Nama L/P Aspek yang dinilai *

Perhatian Keaktifan

1 Muhammad Amirul Mu’minin L 2 1

2 Azlina Awang P 1 1

3 Yuni Febiyani P 4 4

4 Wahyu Farid Kurniawan L 2 2

5 Rina Muslina P 3 2

6 Musdhalifah P 1 1

7 Muhammad Faesol L 4 3

8 Zulfa Azuaria P 3 2

9 Ahmad Zaenudin L 3 2

10 Ahmad Riski L 4 4

11 Nur Aktip L 2 2

12 Muhammad Iqbal L 1 1

13 Adibatul Latifah P 4 4

14 Rahman Wibowo L 1 1

15 Umi Salma P 1 1

16 Cikita Ayu P 1 1

17 Tri Retnosari P 4 4

18 Hendry Firmansyah L 1 1

19 Imam Khoiri L 1 1

Jumlah Skor 43 38

*Diisi dengan penskoran, meliputi :

1 = kurang

2 = cukup

3 = baik

4 = baik sekali

Rawosari, 23 Maret 2011

Guru Mapel Fiqih

Siti Maslikhah, A.Ma.

NIP. –

Lampiran 6

SIKLUS I

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : III/II

Kompetensi Dasar : Menjelaskan ketentuan shalat maktubah

Mempraktekkan tata cara shalat maktubah

Tanggal : Rabu, 23 Maret 2011

No Nama L/P Aspek yang dinilai *

Perhatian Keaktifan

1 Muhammad Amirul Mu’minin L 2 1

2 Azlina Awang P 1 1

3 Yuni Febiyani P 4 4

4 Wahyu Farid Kurniawan L 2 2

5 Rina Muslina P 3 2

6 Musdhalifah P 1 1

7 Muhammad Faesol L 4 3

8 Zulfa Azuaria P 3 2

9 Ahmad Zaenudin L 3 2

10 Ahmad Riski L 4 4

11 Nur Aktip L 2 2

12 Muhammad Iqbal L 1 1

13 Adibatul Latifah P 4 4

14 Rahman Wibowo L 1 1

15 Umi Salma P 1 1

16 Cikita Ayu P 1 1

17 Tri Retnosari P 4 4

18 Hendry Firmansyah L 1 1

19 Imam Khoiri L 1 1

Jumlah Skor 43 38

*Diisi dengan penskoran, meliputi :

1 = kurang

2 = cukup

3 = baik

4 = baik sekali

Rawosari, 23 Maret 2011

Guru Mapel Fiqih

Siti Maslikhah, A.Ma.

NIP. –

Lampiran 7

SIKLUS II

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : III/II

Kompetensi Dasar : Mengenal ketentuan shalat maktubah

Membiasakan mengikuti shalat maktubah

Tanggal : Senin, 28 Maret 2011

No Nama L/P Aspek yang dinilai *

Perhatian Keaktifan

1 Muhammad Amirul Mu’minin L 3 2

2 Azlina Awang P 2 2

3 Yuni Febiyani P 4 4

4 Wahyu Farid Kurniawan L 4 3

5 Rina Muslina P 3 3

6 Musdhalifah P 2 1

7 Muhammad Faesol L 4 4

8 Zulfa Azuaria P 3 3

9 Ahmad Zaenudin L 3 3

10 Ahmad Riski L 4 4

11 Nur Aktip L 3 2

12 Muhammad Iqbal L 2 2

13 Adibatul Latifah P 4 4

14 Rahman Wibowo L 3 1

15 Umi Salma P 2 2

16 Cikita Ayu P 2 1

17 Tri Retnosari P 4 4

18 Hendry Firmansyah L 2 2

19 Imam Khoiri L 2 2

Jumlah Skor 58 49

*Diisi dengan penskoran, meliputi :

1 = kurang

2 = cukup

3 = baik

4 = baik sekali

Rowosari, 28 Maret 2011

Guru Mapel Fiqih

Siti Maslikhah, A.Ma.

NIP.-

Lampiran 8

SIKLUS III

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : III/II

Kompetensi Dasar : Menjelaskan tata cara shalat bagi orang yang sakit

Mendemonstrasikan tata cara shalat dalam keadaan

sakit

Tanggal : Rabu, 6 April 2011

No Nama L/P Aspek yang dinilai *

Perhatian Keaktifan

1 Muhammad Amirul Mu’minin L 4 4

2 Azlina Awang P 3 4

3 Yuni Febiyani P 4 4

4 Wahyu Farid Kurniawan L 4 4

5 Rina Muslina P 4 4

6 Musdhalifah P 3 4

7 Muhammad Faesol L 4 4

8 Zulfa Azuaria P 3 4

9 Ahmad Zaenudin L 4 4

10 Ahmad Riski L 4 4

11 Nur Aktip L 4 3

12 Muhammad Iqbal L 3 3

13 Adibatul Latifah P 4 4

14 Rahman Wibowo L 4 4

15 Umi Salma P 4 3

16 Cikita Ayu P 3 2

17 Tri Retnosari P 4 4

18 Hendry Firmansyah L 4 4

19 Imam Khoiri L 4 4

Jumlah Skor 71 71

*Diisi dengan penskoran, meliputi :

1 = kurang

2 = cukup

3 = baik

4 = baik sekali

Rowosari, 6 April 2011

Guru Mapel Fiqih

Siti Maslikhah, A.Ma.

NIP.-

Lampiran 8

LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA

PRA SIKLUS

No Nama Nilai

Keterangan

Tuntas Belum

Tuntas

1 Muhammad Amirul Mu’minin 25 √ 2 Azlina Awang 25 √ 3 Yuni Febiyani 25 √ 4 Wahyu Farid Kurniawan 35 √ 5 Rina Muslina 35 √ 6 Musdhalifah 35 √ 7 Muhammad Faesol 45 √ 8 Zulfa Azuaria 45 √ 9 Ahmad Zaenudin 55 √ 10 Ahmad Riski 55 √ 11 Nur Aktip 55 √ 12 Muhammad Iqbal 55 √ 13 Adibatul Latifah 55 √ 14 Rahman Wibowo 65 √ 15 Umi Salma 65 √ 16 Cikita Ayu 75 √ 17 Tri Retnosari 75 √ 18 Hendry Firmansyah 75 √ 19 Imam Khoiri 85 √ Jumlah Skor 985

Rata-Rata 52

Jumlah Tuntas 6

Jumlah Belum Tuntas 13

Rawosari, 23 Maret 2011

Guru Mapel Fiqih

Siti Maslikhah, A.Ma.

NIP. -

Lampiran 9

LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA

SIKLUS I

No Nama Nilai

Keterangan

Tuntas Belum

Tuntas

1 Muhammad Amirul Mu’minin 35 √ 2 Azlina Awang 45 √ 3 Yuni Febiyani 45 √ 4 Wahyu Farid Kurniawan 45 √ 5 Rina Muslina 55 √ 6 Musdhalifah 55 √ 7 Muhammad Faesol 55 √ 8 Zulfa Azuaria 55 √ 9 Ahmad Zaenudin 65 √ 10 Ahmad Riski 65 √ 11 Nur Aktip 65 √ 12 Muhammad Iqbal 65 √ 13 Adibatul Latifah 65 √ 14 Rahman Wibowo 75 √ 15 Umi Salma 85 √ 16 Cikita Ayu 85 √ 17 Tri Retnosari 85 √ 18 Hendry Firmansyah 85 √ 19 Imam Khoiri 85 √ Jumlah Skor 1215

Rata-Rata 64

Jumlah Tuntas 11

Jumlah Belum Tuntas 8

Rawosari, 23 Maret 2011

Guru Mapel Fiqih

Siti Maslikhah, A.Ma.

NIP. -

Lampiran 10

LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA

SIKLUS II

No Nama Nilai

Keterangan

Tuntas Belum

Tuntas

1 Muhammad Amirul Mu’minin 55 √ 2 Azlina Awang 55 √ 3 Yuni Febiyani 65 √ 4 Wahyu Farid Kurniawan 65 √ 5 Rina Muslina 65 √ 6 Musdhalifah 65 √ 7 Muhammad Faesol 65 √ 8 Zulfa Azuaria 65 √ 9 Ahmad Zaenudin 65 √ 10 Ahmad Riski 65 √ 11 Nur Aktip 65 √ 12 Muhammad Iqbal 75 √ 13 Adibatul Latifah 75 √ 14 Rahman Wibowo 75 √ 15 Umi Salma 75 √ 16 Cikita Ayu 80 √ 17 Tri Retnosari 80 √ 18 Hendry Firmansyah 80 √ 19 Imam Khoiri 95 √ Jumlah Skor 1330

Rata-Rata 70

Jumlah Tuntas 17

Jumlah Belum Tuntas 2

Rawosari, 28 Maret 2011

Guru Mapel Fiqih

Siti Maslikhah, A.Ma.

NIP. -

Lampiran 11

LEMBAR NILAI HASIL BELAJAR SISWA

SIKLUS III

No Nama Nilai

Keterangan

Tuntas Belum

Tuntas

1 Muhammad Amirul Mu’minin 55 √ 2 Azlina Awang 65 √ 3 Yuni Febiyani 65 √ 4 Wahyu Farid Kurniawan 65 √ 5 Rina Muslina 75 √ 6 Musdhalifah 75 √ 7 Muhammad Faesol 75 √ 8 Zulfa Azuaria 75 √ 9 Ahmad Zaenudin 85 √ 10 Ahmad Riski 85 √ 11 Nur Aktip 95 √ 12 Muhammad Iqbal 95 √ 13 Adibatul Latifah 95 √ 14 Rahman Wibowo 95 √ 15 Umi Salma 95 √ 16 Cikita Ayu 95 √ 17 Tri Retnosari 95 √ 18 Hendry Firmansyah 95 √ 19 Imam Khoiri 95 √ Jumlah Skor 1575

Rata-Rata 83

Jumlah Tuntas 18

Jumlah Belum Tuntas 1

Rawosari, 6 April 2011

Guru Mapel Fiqih

Siti Maslikhah, A.Ma.

NIP. -

DENAH LOKASI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MI MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI KEC.ROWOSARI KAB.KENDAL

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

U

SMP TK

KELAS.I

TOILET

KELAS.II

KELAS. VI

KELAS.V

KELAS.IV

KELAS.III

SMP

KANTOR SMP

PARKIR

RUANG

LOBY

KANTOR

MI

MUHAMMADIYAH

JALAN TARUNA NO.47 ROWOSARI

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

Nomor : In.06.3/D.I/TL.00/ /2011 Semarang, 10 Maret 2011

Lamp : 1 (Satu) Proposal

Hal : Mohon Ijin Riset

A.n. : BUKHORI MUSLIM

NIM : 093111326

Kepada Yth.

Kepala MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Di-

Kendal

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Diberitahukan dengan hormat, bahwa mahasiswa kami yang bernama

Bukhori Muslim NIM : 093111326 sangat membutuhkan data

sehubungan dengan penulisan skripsi yang berjudul:

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN MATERI POKOK SHALAT MAKTUBAH

DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KELAS III MI

MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI KENDAL TAHUN

PELAJARAN 2010/2011

Dibawah bimbingan saudara : Sugeng Ristiyanto,M.Ag

Untuk itu kami mohon agar mahasiswa tersebut diberi ijin untuk

melaksanakan penelitian di MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal selama 30 hari.

Atas ijin yang diberikan kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

A.n. Dekan

Pembantu Dekan I

Dr. H. Ruswan, M.A.

NIP. 19680424 199303 1 004

Tembusan:

Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Lampiran 13

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI

KECAMATAN ROWOSARI KABUPATEN KENDAL Terakreditasi B

Nomor Akreditasi : Kw.11.4 / 4 / PP.03.2 / 623.24.08 / 2006

NSM : 152032416083

Alamat : Jl.Taruna No.47 Rowosari Teip.(0294)642380 Kab.Kendal 51354

SURAT KETERANGAN Nomor : MI. 27/SK/III.A/2.b/2011

Kepala MI Muhammadiyah 01 Rowosari Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal

dengan ini menerangka bahwa mahasiswa IAIN Walisongo Semarang:

Nama : Bukhori Muslim

NIM : 093111326

Jenjang/Prodi : PAI/S.1

Alamat : Jl.Taruna No.47 Rowosari-Kendal

Telah melaksanakan kegiatan penelitian di MI Muhammadiyah 01 Rowosari

Kecamatan Rowosari Kabupaten Kendal mulai 10-20 April 2011 dengan judul

penelitian:

“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

MATERI POKOK SHALAT MAKTUBAH DENGAN METODE

DEMONSTRASI PADA KELAS III MI MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI

KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011”

Demikian Surat Keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Rowosari, 11 Maret 2011

Kepala MI Muhammadiyah 01

Rowosari

M.Juwaeni,A.Ma

NIP. 150189942

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bukhori Muslim

Tempat/Tanggal Lahir : Kendal, 30 Nopember 1980

Alamat : Jl.Taruna No.37 Rowosari Kendal

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Jenjang Pendidikan :

1. MI Muhammadiyah 01 Rowosari Tahun lulus 1993

2. MTs Muhammadiyah Weleri Tahun lulus 1996

3. MA Muhammadiyah Weleri Tahun lulus 1999

4. DII UMM Magelang Tahun lulus 2005

5. Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2009/2011

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 11 Maret 2011

Penulis,

Bukhori Muslim NIM. 093111326

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl.Prof. Dr. Hamka ( Kampus II ) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

NILAI BIMBINGAN SKRIPSI Semarang, Juni 2011

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitaukan bahwa setelah kami selesai membimbing skripsi saudara :

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN MATERI POKOK

SHALAT MAKTUBAH DENGAN METODE

DEMONSTRASI PADA KELAS III MI

MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI KENDAL

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nama : Bukhori Muslim

NIM : 093111326

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Berdasarkan bimbingan, arahan dan koreksi atas naskah tersebut, maka nilai

bimbingan adalah : …………………………………………….

Kemudian harap menjadi maklum.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I

Sugeng Ristiyanto,M.Ag

NIP. 196508192003021001

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI

KECAMATAN ROWOSARI Terakreditasi B

Nomor Akreditasi : Kw.11.4 / 4 / PP.03.2 / 623.24.08 / 2006

NSM : 152032416083 Alamat : Jl.Taruna No.47 Rowosari Telp. ( 0294 ) 642380 Kab.Kendal 51354

STRUKTUR ORGANISASI

MI MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI KEC.ROWOSARI KAB.KENDAL

No Nama Jabatan Dalam

Organisasi Jabatan Dalam Dinas

1. M.Juwaeni,A.Ma Ketua Kepala Sekolah

2. Enik Sumarni,S.Pd.I

Anggota Wa.Ka. Sekolah / Guru

Kelas VI

3. Bukhori Muslim,A.Ma Anggota Guru Kelas III / Guru

Penjaskes

4. Siti Maslikhah,A.Ma Bendahara Guru Kelas I

5. Sri Sulastri,A.Ma Anggota Guru Kelas IV

6. Emi Ristiati Anggota Guru Kelas II

7. Rohmat Rokhim Sekretaris Guru Kelas VI

Rowosari, 11 Maret 2011

Kepala MI Muhammadiyah 01

Rowosari

M.Juwaeni,A.Ma

NIP. 150189942

MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

MADRASAH IBTIDAIYAH MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI

KECAMATAN ROWOSARI Terakreditasi B

Nomor Akreditasi : Kw.11.4 / 4 / PP.03.2 / 623.24.08 / 2006

NSM : 152032416083 Alamat : Jl.Taruna No.47 Rowosari Telp. ( 0294 ) 642380 Kab.Kendal 51354

PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : MI Muhammadiyah 01 Rowosari

2. NSS : 152032416083

3. NSP : 20322194

4. Alamat : Jalan Taruna No.47 Rowosari

5. Tahun Berdiri : 1962

6. Status Tanah : Tanah Milik Yayasan

7. Luas Tanah : 5.875 meter

8. Status Bangunan : Milik Yayasan

9. Keadaan Murid Tahun Pelajaran 2010/2011

No Kelas Keadaan Murid Keterangan

Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 I 5 8 13

2 II 8 10 18

3 III 10 9 19

4 IV 5 9 14

5 V 5 8 13

6 VI 8 5 13

Jumlah 41 49 90

10. Keadaan Pegawai dan Guru

No Nama Jabatan Dalam

Organisasi Jabatan Dalam Dinas

1. M.Juwaeni,A.Ma Ketua Kepala Sekolah

2. Enik Sumarni,S.Pd.I Anggota Wa.Ka. Sekolah / Guru

Kelas VI

3. Bukhori Muslim,A.Ma Anggota Guru Kelas III / Guru

Penjaskes

4. Siti Maslikhah,A.Ma Bendahara Guru Kelas I

5. Sri Sulastri,A.Ma Anggota Guru Kelas IV

6. Emi Ristiati Anggota Guru Kelas II

7. Rohmat Rokhim Sekretaris Guru Kelas V

11. Sumber Dana/Operasional

Sumber dan Operasional MI Muhammadiyah 01 Rowosari berasal dari APBD

dan APBN, Yayasan/Persyarikatan melalui Bantuan Operasional Sekolah.

Rowosari, 11 Maret 2011

Kepala MI Muhammadiyah 01

Rowosari

M.Juwaeni,A.Ma

NIP. 150189942

DAFTAR DOKUMENTASI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MI MUHAMMADIYAH 01 ROWOSARI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1. Foto Gedung MI Muhammadiyah 01 Rowosari

2. Foto Dewan Guru MI Muhammadiyah 01 Rowosari

3. Foto Siswa/Siswi MI Muhammadiyah 01 Rowosari

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bukhori Muslim

Tempat/Tanggal Lahir : Kendal, 30 Nopember 1980

Alamat : Jl. Taruna No. 37 Rowosari Kendal

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Jenjang Pendidikan:

1. MI Muhammadiyah 01 Rowosari tahun lulus 1993

2. MTs Muhammadiyah Weleri tahun lulus 1996

3. MA Muhammadiyah Weleri tahun lulus 1999

4. D II UMM Magelang tahun lulus 2005

5. Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang tahun akademik 2009-2011

Demikian daftar riwayat hidup dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, 11 Maret 2011

Penulis,

Bukhori Muslim

NIM. 093111326