peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran aqidah...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ MATERI POKOK AKHLAQ
TERPUJI MELALUI PENERAPAN STRATEGI ACTIVE
LEARNING TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V MI
KALIBENING KEC. DUKUN KAB. MAGELANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Tugas dan Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh :
EXNA WULANDARI
NIM.093111363
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Exna Wulandari
NIM : 093111363
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skipsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 9 Juni 2011
Saya yang menyatakan
Exna Wulandari
NIM 093 111 363
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
Aqidah Akhlaq Materi Pokok Akhlaq Terpuji melalui
Penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw pada
Siswa Kelas V MI Kalibening Kec. Dukun Kab.
Magelang Tahun Ajaran 2010/ 2011.
N a m a : Exna Wulandari
N I M : 093111363
Jurusan : Tarbiyah / PAI
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Drs. H. Mat Sholikhin, M. Ag Dra. Miswari, M. Ag
NIP. 19600524 199203 1 001 NIP. 15027433 700000 2 000
Penguji I, Penguji II,
Drs. H. Mustaqim, M. Pd Dra. Muntholi’ah, M.Pd
NIP. 19590424 198303 1 005 NIP. 19670319 199303 2 001
Pembimbing
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011
Lamp : 4 (empat) eks
Hal : Naskah Skripsi
An. Sdri. Exna Wulandari
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi perbaikan seperlunya maka
bersama ini saya kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : Exna Wulandari
NIM : 093111363
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
Aqidah Akhlaq Materi Pokok Akhlaq Terpuji Melalui
Penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw Pada
Siswa Kelas V MI Kalibening Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2010/2011
Dengan ini saya mohon agar skripsi saudara tersebut diatas dapat
segera dimunaqasahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Drs. Mahfud Junaedi, M.Ag
NIP. 19680314 199503 1 004
v
MOTTO
“……….dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".(Q.S Yusuf : 81)
1
1 Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Edisi Lux, ( Semarang: Asy-Syifa, 1992).
Hal. 362
vi
ABSTRAK
Judul : Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
Aqidah Akhlaq Materi Pokok Akhlaq Terpuji Melalui
Penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw pada
Siswa Kelas V MI Kalibening Kec. Dukun Kab.
Magelang Tahun Ajaran 2010/2011
Penulis : Exna Wulandari
NIM : 093111363
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menerapkan strategi Active Learning
Tipe Jigsaw mata pelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji pada siswa
kelas V MI Kalibening kecamatan Dukun kabupaten Magelang tahun ajaran
2010/2011. 2) Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan strategi
Active Learning Tipe Jigsaw mata pelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq
terpuji pada siswa kelas V MI Kalibening kecamatan Dukun kabupaten Magelang
tahun ajaran 2010/2011.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research) pada siswa kelas V MI Kalibening Dukun Magelang. Dari hasil
observasi secara langsung di kelas V melalui pra siklus penelitian tindakan dapat
diketahui bahwa metode yang digunakan oleh guru bidang studi mata pelajaran
aqidah akhlaq yang belum secara penuh mengedepankan pembelajaran aktif dan
cenderung terjadi komunikasi satu arah; artinya siswa cenderung pasif dalam
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kesiapan dan keaktifan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung, hal ini juga tampak dengan adanya hasil belajar yang
belum maksimal artinya belum mencapai criteria ketuntasan minimal (KKM).
Kesiapan dan keaktifan siswa dalam pembelajaran menggambarkan adanya upaya
untuk menguasai materi akhlaq terpuji yang diajarkan. Obyek penelitian ini adalah
di MI Kalibening Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang dengan populasi 123
siswa yang terbagi dalam 6 kelas yaitu kelas I 28 siswa, kelas II 15 siswa, kelas III
ada 20 siswa, kelas IV 22 siswa, kelas V 20 siswa dan kelas VI 18 siswa. Dalam
penelitian ini digunakan satu kelas untuk menerapkan strategi Active Learning
Tipe Jigsaw dalam pembelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji yaitu
kelas V yang berjumlah 20 siswa.
Setelah dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran strategi Active
Learning Tipe Jigsaw dengan dengan menciptakan suasana pembelajaran aktif
maka suasana kelas menjadi hidup, siswa menjadi semangat belajar dan hasil
belajar maksimal. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap prasiklus,
siklus I dan siklus II. Pada tahap prasiklus aktivitas belajar siswa mempunyai
prosentase 53,18 % dan rata-rata tes akhir 62,75. Pada siklus I setelah
dilaksanakan tindakan aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 62,50 % dan
rata-rata tes akhir 69,50. Sedangkan pada siklus II setelah diadakan evaluasi
pelaksanakan tindakan pada siklus II aktivitas belajar mengalami yaitu aktivitas
siswa diprosentasekan menjadi 77,08% dan rata-rata tes akhir siswa adalah 79,25.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa ada
peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran aqidah akhlaq
vii
khususnya materi akhlaq terpuji melalui strategi Active Learning Tipe Jigsaw
Peningkatan ini dapat dilihat dari prosentase kesiapan dan keaktifan siswa dalam
pembelajaran pada tahap pra siklus. siklus I dan siklus II dan dari rata-rata hasil
tes akhir dari tiap siklusnya.
Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada
semua pihak (siswa, guru, orang tua) untuk dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq khususnya materi akhlaq terpuji. Karena
dorongan dan semangat belajar siswa juga bisa dari faktor orang tua atau keluarga
yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis anak.
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk
kedua orang tuaku
Suami tercinta serta ananda tersayang,
dan semua pembaca yang budiman.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT, yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
menjadikan kita lebih bermakna dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa cahaya Illahi kepada umat manusia sehingga dapat
mengambil manfaatnya dalam memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka
bumi.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dengan moral dan
bantuan apapun yang sangat besar artinya bagi penulis. Ucapan terima kasih
terutama penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang
telah merestui pembahasan karya ilmiah ini.
2. Drs. Mahfud Junaidi, M.Ag, sebagai pembimbing dan guru saya yang dengan
sabar mengarahkan dan mengoreksi demi kesempurnaan skripsi ini.
3. Drs. Sugeng Ristiyanto, M.Ag, yang telah membantu mengirimkan do’a-do’a
demi selesainya skripsi ini, bapak adalah dosen terbaik dan tidak ada duanya
didunia ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmad serta kasih
sayang kepada bapak dan keluarga.
4. Kepala MI Kalibening kecamatan Dukun Bapak Edi Martani S.Pd.I, Ibu
Wiwin Sulistyowati, S.Pd.I sebagai Kolaborator, dan seluruh guru yang telah
membantu penulis selama proses penelitian di lapangan.
5. Suamiku Tercinta Muttaqun Abdul Aziz, serta ananda tersayang Herfin
Adkhia Aziz, terima kasih atas do’a kalian. Maafkan apabila selama
penyusunan sekripsi kalian kurang diperhatikan
6. Kedua Orang tua ku tercinta, Bapak Sujud , BHP dan Ibu Siti Chotimah serta
mertua Bapak Muh Chamim dan Ibu Siti Amini. Terima kasih atas do’a
restunya dengan tidak henti-hentinya mendoakan demi lancarnya sekripsi ini
x
7. Teman-teman seperjuangan di MI Kalibening yang selalu mensuport.
“Keikhlasan adalah kunci dari kesuksesan”.
8. Teman-teman Kualifikasi khususnya kelas J, persaudaraan kita akan tetap
abadi sampai akhir hayat.
Semoga semua amal dan doa yang diberikan mendapat balasan yang lebih
dari Allah SWT. Penulis sampaikan Jazaakumullahu ahsanal jazaa’,
Jazaakumullahu khoiron katsiiroo. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua. Amiiin.
Semarang, Juni 2011
Penulis
Exna Wulandari
NIM. 093111363
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN........................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................ iii
NOTA PEMBIMBING ..................................................................................... iv
MOTTO............................................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
TRASLITERASI................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Penegasan Istilah ......................................................................... 5
C. Rumusan Masalah........................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian........................................................................ 7
BAB II : LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. PeningkatanPrestasiBelajar…………………………………….. 8
1. Pengertian Prestasi belajar ……………………………….…... 8
2. Aspek Prestasi Belajar ………………………………….…… 9
3. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …………..…...... 15
B. Strategi Active Learning
1. Pengertian Active Learning ..…………………………………. 26
2. Ciri-ciri Active Learning……………………………………… 27
3. Jenis-jenis Active Learning ...………………………………… 29
C. Metode Jigsaw …………………………………………....….... 31
1. Pengertian Jigsaw…………………….…………………............. 31
2. Langkah-Langkah Penerapan Jigsaw .…………….……….… 31
xii
3. Kelebihan dan Kekurangan Jigsaw ………………….……….. 32
D. Penelitian yang Relevan………………………………………… 33
E. Pengajuan Hipotesis ………………………………...…….......... 33
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………............................................................ 35
B. Waktu dan Tempat Penelitian..................................................... 36
C. Indikator Kerja............................................................................ 37
D. Subyek Penelitian ..................…………………………………. 38
E. Metode Penelitian ………………………………………….…. 39
1. Model Penelitian …………………………………………. 40
2. Rencana Pelaksanaan Penelitian …………………………. 40
F. Kolaborasi ……………………………………………………… 46
G. Metode Pengumpulan Data……………….………................... 46
H. Teknik Analisis Data…………………………………..………. 48
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………. 49
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan …………..….......................... 53
1. Penelitian Tindakan Kelas Pra Siklus…………………....….. 53
2. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I……………………....…. 55
a. Perencanaan …………………………………………….... 55
b. Pelaksanaan …………………………………………..….. 55
c. Pengamatan …………………………………………….... 57
d. Refleksi ……………………………………………..….… 60
3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ........................................ 61
a. Perencanaan …………………………………………….... 62
b. Pelaksanaan ………………………………………….…... 62
c. Pengamatan ……………………………………...….….... 64
d. Refleksi …………………………………………............... 67
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 68
1. Pembahan Pra Siklus …………….…..…………………….. 68
2. Pembahasan siklus I ……………………................................ 71
xiii
3. Pembahan siklus II .................................................................. 74
4. Perbandingan Siklus I dan Siklus II…………………………. 78
BAB V: SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan ……………………………………………....……. 80
B. Saran ………………………………………………….…...... 81
C. Penutup .................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
RPP
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 1 Tipe Penelitian Tindakan Kelas ……………………………… 41
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PTK ……………………………… 37
Tabel 2 Indikator Keberhasilan Siswa dalam Pembelajaran ……………... 38
Tabel 3 Daftar Nama Siswa Kelas V ……………………………………. 39
Tabel 4 Hasil belajar dan keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Aqidah
akhlaq pada Tahap Prasiklus ………………………………….. 54
Tabel 5 Perbandingan prosentase keaktifan siswa pada tahap pra siklus
dan siklus I …................................…………………………….. 59
Tabel 6 Prosentase observasi guru Siklus I ……………………………… 60
Tabel 7 Perbandingan Rata-Rata tes akhir pada Tahap Prasiklus dan
Siklus I…………………………………………………….……… 60
Tabel 8 Perbandingan prosentase keaktifan pada Tahap Siklus I
dan Siklus II ……………..…………………………………….. 65
Tabel 9 Perbandingan Prosentase Observasi Guru pada tahap Siklus I dan
Siklus II ……………………………………………………….. 67
Tabel 10 Perbandingan Rata-Rata tes akhir pada Tahap Siklus I
dan Siklus II……………………………………….................. 67
Tabel 11 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus………………………….. 69
Tabel 12 Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus Siklus I…………….. ….. 72
Tabel 13 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II …………………………... 75
Tabel 14 Daftar Nilai Hasil Belajar Per Siklus……………………………. 78
Tabel 15 Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Prosentase Pencapaian Hasil
Belajar dan Keaktifan Peserta Didik Siklus I dan Siklus I …… 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan
kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Interaksi dari berbagai komponen pembelajaran yaitu guru, siswa,
tujuan, bahan, metode, dan lain-lainya saling mempengaruhi dalam mencapai
tujuan pendidikan dan pengajaran. Siswa merupakan komponen yang utama
dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu pemahaman terhadap peserta
didik adalah penting bagi guru agar dapat menciptakan situasi yang tepat serta
memberi pengaruh yang optimal bagi siswa untuk dapat belajar dengan
maksimal.2
Oleh Zuhairini dalam bukunya yang berjudul Filsafat Pendidikan
Islam, peranan pendidikan adalah berusaha untuk mengembangkan aspek-
aspek kepribadian anak, baik jasmaniah maupun rohaniah, termasuk didalam
aspek Individualitas, sosialitas, moralitas maupun aspek religiusitas. Sehingga
dengan pendidikan itu akan tercapai kehidupan yang harmonis, seimbang
antara kebutuhan fisik material dengan kebutuhan mental spiritual, antara
duniawi dan ukhrawi.3
Hal ini senada dengan tujuan yang ingin dicapai oleh Pendidikan
Agama Islam yakni membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang
bertaqwa kepada Allah dan berakhlaq mulia. Manusia yang bertaqwa adalah
1Lampiran Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. ( Jakarta: Dinas
Pendidikan,2007), hlm.1. 2 Anisatul Mufarokah , Strategi Belajar Mengajar, ( Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 26.
3 Zuhairini,dkk,Filsafat Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 95.
2
manusia yang dapat menjalankan ajaran islam secara kaffah sehingga
tercermin dalam dirinya ketinggian Akhlaq. Untuk dapat dikatakan sebagai
hamba yang bertaqwa kepada Allah SWT selain menguasai ilmu agama juga
harus mampu mengamalkan.4
Sebagai media refleksi umat Islam harus diakui bahwa dunia
pendidikan Islam masih diselimuti mendung dan aneka problematika yang
belum terurai dari masa ke masa. Di antara problematika dan indikator
kemandegan yang selama ini menghantui pendidikan Islam adalah dalam hal
menerapkan metode dalam proses pembelajaran.5
Metode pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam upaya pencapaian tujuan karena ia menjadi sarana yang
memberanakkan meteri pembelajaran yang tersusun dalam kurikulum
pendidikan sedemikian rupa sehinga dapat dipahami atau diserap oleh siswa
menjadi pengertian-pengertian yang fungsional terhadap tingkah lakunya.6
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, bahwa esensi pendidikan
agama Islam terletak pada kemampuannya untuk mengembangkan potensi
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa dan dapat tampil
sebagai khalifatullah fî al ardh. Esensi ini menjadi acuan terhadap metode
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang maksimal.
Selama ini metode pembelajaran agama Islam yang diterapkan masih
mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah, menghafal dan
demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Cara-cara seperti itu
diakui atau tidak membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang
bersemangat dalam belajar agama. Jika secara psikologis siswa kurang tertarik
dengan metode yang digunakan guru, maka dengan sendirinya siswa akan
memberikan umpan balik (feed back) psikologis yang kurang mendukung
4 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Prespektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2004), hlm. 49. 5 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (semarang : Rasail,
Media group, 2008), hlm. 1. 6 M. Arif, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tujuan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner ), (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 197.
3
dalam proses pembelajaran. Indikasinya adalah timbul rasa tidak simpati siswa
terhadap guru agama, tidak tertarik pada materi-materi agama, dan lama-
kelamaan timbul sikap acuh tak acuh terhadap agamanya sendiri. Kalau
kondisinya sudah seperti itu sangat sulit mengharapkan siswa sadar dan mau
mengamalkan ajaran-ajaran agama.7
Pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang rukun
Iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’
al-husna, serta menciptakan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam
mengamalkan akhlaq terpuji serta cara mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-hari.8
Berbicara masalah pembentukan akhlaq sama artinya dengan kita
membicarakan tentang tujuan pendidikan , karena banyak pendapat para ahli
yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan budi pekerti.9
Dalam keseluruhan ajaran Islam, akhlaq menempati kedudukan yang
paling istimewa dan sangat penting. Didalam Al-quran ditemukan kurang
lebih 1500 ayat yang berbicara tentang Akhlaq. Belum terhitung lagi hadits-
hadits Nabi, baik perkataan maupun perbuatan, yang memberikan pendoman
akhlaq yang mulia dalam seluruh aspek kehidupan.10
Salah satu kedudukan dan keistimewaan Akhlaq dalam Islam antara
lain adalah bahwa Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlaq yang mulia sebagai
pokok Risalah Islam.11
Nabi bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlaq yang mulia “ (HR. Baihaqi)
Selain dari pada itu, di dalam al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat
yang berhubungan dengan Akhlaq. Akhlaq yang baik adalah buah dari ibadah
yang baik, atau ibadah yang baik dan diterima oleh Allah SWT tentu akan
7 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM., hlm. 3
8 Abdul Kholiq, Analisis Kurikulum Madrasah (Mata Pelajaran Aqidak Akhlaq), (Semarang:
Kementrian Agama RI, Fakultas Tarbiyah, 2010).hlm.38 9 NATA, Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali pers, 2009), hal. 155
10 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: LPPI UMY, 2004),Cet. VI, hlm. vii
11 Ibid. hlm 6
4
melahirkan akhlaq yang baik dan terpuji.12
Dari banyaknya ayat Al-Qur’an
tersebut membuktikan bahwa begitu pentingnya kedudukan akhlaq di dalam
Islam.
Oleh karena itu salah satu pembahasan yang penting dalam Akhlaq
adalah pembahasan tentang Akhlaq Terpuji. Hal ini dimaksudkan agar
masyarakat khususnya peserta didik memiliki pengetahuan tentang aklaq
yang Islami, karena selama ini rata-rata nilai siswa pada materi Akhlaq terpuji
masih rendah. Rata-rata ini masih bisa ditingkatkan agar dapat mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditentukan dan siswa
mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang Akhlaq Terpuji yang
kemudian dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Secara
kolaboratif, peneliti memilih Strategi Active Learning Tipe Jigsaw dalam
pembelajaran. Strategi Active Learning (Pembelajaran Aktif) merupakan
TIPE pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam
mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji
dalam pembahasan di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai
pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensi siswa. 13
Strategi pembelajaran Tipe Jigsaw dikembangkan oleh Elliot
Aronson dan rekan-rekannya (1978).Jigsaw merupakan strategi pembelajaran
yang mengkhususkan dari pada suatu materi pembelajaran. Dalam strategi ini
guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu sesama
agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. 14
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa tersebut penulis berminat
dan berkeinginan untuk meneliti sejauh mana “PENINGKATAN PRESTASI
BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ MATERI
POKOK AKHLAQ TERPUJI MELALUI PENERAPAN STRATEGI
ACTIVE LEARNING TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V MI
12
Ahmad Faridh, Pembersih Jiwa, Terjemahan Nabhani Idris (Bandung:Pustaka,1990),
hlm.180-181. 13
Khaeruddin, Mahfud Junaedi ,dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Konsep dan
Implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta:PILAR MEDIA,2007), hlm. 208. 14
Anita lie, Active learning, ( Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), hlm. 69
5
KALIBENING, KECAMATAN .DUKUN, KABUPATEN MAGELANG
TAHUN AJARAN 2010/2011”
B. PENEGASAN ISTILAH
Untuk mengadakan interprensi lebih lanjut berdasarkan konsep-konsep
yang relevan dengan judul penelitian, maka dapat dijelaskan beberapa istilah
yang dipergunakan dalam skripsi sebagai berikut :
a. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan.15
Sedangkan
Belajar adalah proses sistematis yang dinamis, konstruktif, dan organik.16
Prestasi belajar adalah hasil atau nilai yang diperoleh siswa setelah
proses pembelajaran lebih meningkat dibanding dengan hasil sebelumnya.
b. Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
Pelajaran Aqidah Akhlaq di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah
satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun Iman yang
dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al-asma’ al-
husna, serta menciptakan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam
mengamalkan akhlaq terpuji serta cara mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.17
c. Akhlaq Terpuji
Akhlaq menurut Imam Ghazali yang tercantum dalam buku Karangan
Drs.H.Yunahar Ilyas, Lc.,M.A. menyebutkan bahwa Akhlaq adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.18
15
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta,Balai Pustaka, 2007)
,Cet-4, hlm. 910 16
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,(Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2010), Cet-III, hlm. 4. 17
Kholiq Abdul.H, Analisis Kurikulum Madrasah (Mata Pelajaran Aqidak Akhlaq),
(Semarang: Kementrian Agama RI, Fakultas Tarbiyah, 2010), hlm. 38. 18
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, hlm.2.
6
d. Strategi Active Learning
Active learning berasal dari kata Active artinya rajin, sibuk, giat.
Sedangkan Learning berarti belajar,19
Active learning adalah belajar
dengan giat dan aktif guna memperoleh pengetahuan dan ilmu
pengetahuan dengan menggunakan berbagai macam strategi
pembelajaran aktif. Active learning juga berarti segala macam bentuk
proses pembelajaran yang di dalamnya membutuhkan atau menekankan
akan adanya peran aktif siswa baik mental maupun fisik.20
e. Jigsaw
Jigsaw merupakan sebuah strategi dimana setiap peserta didik
mempelajari sesuatu yang di kombinasi dengan meteri yang telah
dipelajari oleh peserta didik lain.21
C. RUMUSAN MASALAH
Ruang lingkup penelitian ini adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Kalibening Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Tahun Ajaran
2010/2011, Mata pelajaran Aqidah Akhlaq materi pokok Akhlaq Terpuji,
dengan rumusan masalah :
1. Bagaimana Penerapan Pelaksanaan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw
dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq materi pokok Akhlaq Terpuji pada
Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Kalibening, Kec. Dukun, Kab.
Magelang tahun Ajaran 2010/2011?
2. Apakah penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlaq
materi pokok Akhlaq Terpuji pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah
Kalibening, Kec. Dukun, Kab. Magelang tahun Ajaran 2010/2011?
19
Wijowasit Tito Wasito, Kamus lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, (Bandung:
HASTA), cet ke-10, hlm.126. 20
Mel Silberman, Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif,(Yogyakarta:Insan
Mandiri, 2007), hlm. Xxii.
21
Hamruni,H, Strategi Dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta:
Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga yogyakarta,2009), hlm.248.
7
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan pokok dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui upaya yang digunakan dalam peningkatan prestasi siswa pada
mata pelajaran Aqidah Akhlaq materi pokok Akhlaq Terpuji pada siswa
kelas V MI Kalibening kecamatan Dukun kabupaten Magelang.
2. Mengetahui peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran Aqidah
Akhlaq materi pokok Akhlaq Terpuji dengan menggunakan Strategi Active
Learning Tipe Jigsaw pada siswa kelas V MI Kalibening Kecamatan
dukun Kabupaten Magelang.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Peserta Didik
a. Siswa dapat merasakan pembelajaran yang menyenangkan, memberi
motivasi, serta menimbulkan kreativitas dan keakraban sesama teman.
b. Dapat meningkatkan Prestasi Belajar siswa dalam Mata Pelajaran
Aqidah Akhlaq Materi Pokok Akhlaq Terpuji.
2. Bagi Guru
a. Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan dalam memilih
atau menentukan strategi dan metode pembelajaran.
b. Sebagai informasi bagi tenaga pendidik mengenai Strategi Active
Learning Tipe Jigsaw.
c. Guru mendapat wawasan tentang metode pembelajaran yang
baru,yakni Strategi Active Learning Tipe Jigsaw.
3. Bagi pihak MI Kalibening kec. Dukun Kab. Magelang
Madrasah dapat terbantu dalam pemecahan masalah yang terkait
dengan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu
pembelajaran di Madrasah khususnya pada mata pelajaran Aqidah
Akhlaq materi pokok Akhlaq Terpuji.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi Belajar
Secara asal-usul kata, prestasi adalah hasil yang telah dicapai
(dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya).1 Sedangkan belajar adalah
berusaha (berlatih dan sebagainya) supaya mendapat suatu kepandaian.2
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan prestasi belajar adalah “penguasaan pengetahuan atau
ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.3
Sedangkan prestasi belajar menurut istilah S. Nasution
menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai
seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat.4
W.S Winkel memberi penjelasan bahwa prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajar sesuai dengan bobot yang dicapainya.5
Menurut Lyle E. Bourne, JR belajar ialah :
“Learning as a relatively performen change in behavior traceable to
experience and practice”6
(Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang di
akibatkan oleh pengalaman dan latihan).
T. Margon berpendapat bahwa belajar merupakan setiap
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan
1 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi ke-3, (Jakarta:Balai
Pustaka, 2007), hlm.910. 2Ibid. hlm.121.
3 Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), hlm. 623. 4 S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2000), hlm.17 5 W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1996), hlm. 162.
6 Lyle E. Bourne Yr, Bruce RE, Psychologi, The Dryden Press, New York, hal.99.
9
atau pengalaman.7 Sedang belajar menurut Dr, Musthofa Fahmi seperti
yang dikutip oleh Drs. H. Mustaqim, sesungguhnya belajar adalah
ungkapan yang menunjukkan aktivitas yang menghasilkan perubahan-
perubahan tingkah laku atau pengalaman.8
Skinner, seperti yang dikutip Barlow dan dikutip kembali oleh
Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan
Baru, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaiaan tingkah laku yang berlangsung secara progresif.9 Sedang
prestasi menurut A, Tabrani ialah kemampuan nyata (actual ability) yang
dicapai individu dari suatu kegiatan atau usaha.10
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam
menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh
dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan
tingkat keberhasilaan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari
evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi rendahnya prestasi belajar
siswa.
2. Aspek Dalam Prestasi Belajar
Menurut Bloom, dalam bukunya Agus Suprijono yang berjudul
Cooperative Learning, menjelaskan bahwa aspek dalam prestasi belajar
mencakup aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.11
7 Tutu Soekamto & Udin Sarpudin Winataputra, “Teori Belajar”. Teori Belajar dan
Model Pembelajaran, (Jakarta: PAU PPAI UT, 1994), hlm. 8. 8 Mustaqim, Psikologi Pendidikan, cetakan ke-II, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001),
hlm. 33 9 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm.90 10
A.Tabrani, Pengertian-Prestasi-belajar-siswa, http://www.anneahira.com/2011/03/07,
hlm.22 11
Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm.6
10
a. Aspek Kognitif
Kemampuan dalam aspek kognitif ini meliputi enam tingkatan,
seperti penjabaran berikut ini.
1) Pengetahuan, mencakup ingatan dalam hal-hal yang pernah
dipelajari. Hal ini dapat meliputi fakta, kaidah dan prinsip, serta
metode yang diketahuinya. Pengetahuan yang disimpan dalam
ingatan, digali pada saat dibutuhkan untuk diproduksi kembali.12
Bentuk ingatan siswa ini untuk meningkatkan kembali bahan
pelajaran yang telah diperoleh, baik berupa pengalaman, fakta yang
ia alami maupun dari mempelajari buku materi pelajaran tertentu
untuk dipelajari siswa dalam proses pembelajaran. Kevalidan dan
keaktualan bahan pelajaran yang diajarkan dapat dipengaruhi oleh
daya ingatan atau kemampuan siswa dalam memproduksi
pengetahuan dan pengalaman siswa yang telah diperoleh.
Ingatan merupakan sistem aktif yang menerima, menyimpan
dan mengeluarkan kembali informasi yang telah diterima
seseorang. Ingatan sangat selektif, terdiri dari :
a) Ingatan sensorik, menyimpan apa yang dilihat dan didengar,
bersifat sesaat, informasi yang penting disimpan selanjutnya
diteruskan keingatan jangka pendek, yang tidak penting
dilupakan.
b) Ingatan jangka pendek (short tern memory), merupakan
gudang sementara untuk informasi yang baru masuk,
mempunyai kapasitas yang terbatas, sehingga akan
menghambat proses belajar sesuatu yang baru yang dinamakan
rentangan (memory span).
c) Ingatan jangka panjang (long term memory), bersifat relatif
permanen terdiri dari informasi penting yang diteruskan dari
ingatan jangka pendek. Informasi yang disimpan di ingatan
12
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran , hlm. 150-151.
11
jangka panjang disimpan untuk jangka waktu yang tidak
terbatas lamanya.13
Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk
mengukur pengetahuan siswa: menyebutkan, menghafal,
mengulang, mengenali, mengurutkan, menyusun, mengaitkan, dan
lain-lain.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari materi pelajaran yang telah diperoleh.
Dalam kaitan ini fokuskan pada kemampuan siswa untuk
menguraikan isi pokok bahasan pelajaran sedetail mungkin,
sehingga pelajaran yang diajarkan akan dengan mudah diterima,
dimengerti dan dipahami.
Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk
mengukur pemahaman siswa: menjelaskan, mengemukakan,
menguraikan, memilih, menunjukkan, menjabarkan, dan lain-lain.
3) Penerapan, artinya kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah
atau metode kerja pada masalah yang nyata atau baru.14
Adapun kemampuan ini dinyatakan dalam penerapan suatu
pengalaman, metode, dan pelajaran yang telah dimiliki ke dalam
bentuk pengajaran.
Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan suatu kaidah
adalah: menerapkan, menggunakan, menentukan,
mendemonstrasikan, menafsirkan, dan lain-lain.
4) Analisis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami
dengan baik.
Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan siwa dalam menganalisis adalah:
13
Nur Afifuddin, “Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengelolaan Kelas”,
http://meetabied.wordpress.com/2011/3/30,hlm.8 14
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran,., hlm.150.
12
membedakan, membandingkan, mengalah, menganalisis,
mengkategorikan, dan lain-lain.
5) Sintesis, merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-
bagian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh.15
Hasil
belajar sintesis menekankan pada perilaku siswa yang kreatif
dengan mengutamakan perumusan pola atau struktur yang baru dan
unik.
Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam membuat sintesis adalah:
menyiapkan, menyusun, menulis, mengkonstruksi, dan lain-lain.
6) Penilaian, merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan
menguji nilai suatu materi (pernyataan) untuk tujuan tertentu. Hasil
belajar penilaian merupakan tingkatan kognitif paling tinggi sebab
berisi unsur-unsur dari semua kategori, termasuk kesadaran untuk
melakukan pengujian yang sarat nilai dan kejelasan kriteria.
Contoh kata kerja operasional yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam memberikan penilaian adalah:
menghargai, menyanggah, menilai, menguji, mempertahankan, dan
mengevaluasi.16
b. Aspek Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam
berbagai tingkah laku, seperti: pehatian terhadap mata pelajaran,
kedisiplinan, motivasi yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai
pelajaran serta penghargaan atau rasa hormat terhadap guru.17
15
Ella Yulaelawati, Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi, (Bandung:
Pakar Raya, 2004), hlm. 60. 16
Ibid. hlm.61. 17
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pres, 2009), hlm.54.
13
Krathwohl dan kawan-kawan seperti dijelaskan Anas Sudijono
dalam bukunya Pengantar Evaluasi Pendidikan ranah afektif dirinci
kedalam lima jenjang,18
yaitu:
1) Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan)
Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk
masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Pada jenjang ini dibagi
kedalam tiga kategori, yaitu kesadaran akan fenomena, kesediaan
menerima fenomena, dan perhatian yang terkontrol atau terseleksi
terhadap fenomena.19
2) Responding (menanggapi)
Responding mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi
kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena
tertentu. Pada jenjang ini peserta didik lebih dari sekedar
memperhatikan fenomena. Ia sudah memiliki motifasi yang cukup,
sehingga sudah mau bereaksi terhadap rangsangan.
3) Valuing (menilai atau menghargai)
Menilai atau menghargai dalam hal ini artinya memberikan
penghargaan suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan
itu tidak dikerjakan maka dirasakan akan membawa kerugian atau
penyesalan. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar,
peserta didik telah mempunyai kemampuan untuk menilai konsep
atau fenomena yang baik atau buruk.
4) Organization (mengatur atau mengorganisasikan)
Pada jenjang ini peserta didik mulai mengembangkan nilai-nilai
kedalam satu sistem organisasi, dan menemukan hubungan satu
nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan prioritas nilai yang
telah dimilikinya.
18
Ibid 19
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2002), hlm.62.
14
5) Characterization by a value (Karakterisasi dengan suatu nilai)
Yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki peserta
didik telah mendarah mendaging sehingga mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah laku. Disini proses internalisasi nilai
menempati tempat tertinggi dalam suatu hirarki nilai. Dengan
demikian, peserta didik dapat digolongkan sebagai orang yang
memegang nilai.
c. Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotorik adalah aspek dalam prestasi belajar yang
berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Aspek
psikomotorik dapat diurai ke dalam lima taraf:20
1) Persepsi
Taraf pertama dalam melakukan kegiatan yang bersifat motorik
ialah menyadari objek, sifat, atau hubungan melalui alat indra.
Pada taraf ini peserta didik menafsirka rangsangan, peka terhadap
rangsangan,dan mendiskripsikan terhadap rangsangan.
2) Kesiapan (set)
Pada taraf ini dalam diri peserta didik terdapat kesiapan untuk
melakukan tindakan atau untuk bereaksi terhadap sesuatu kejadian
menerut cara tertentu. Kesiapan ini mencakup tiga aspek, yaitu
intelektual, fisik, dan emosional. Pada taraf ini terlihat tindakan
peserta didik bahwa ia sedang berkonsentrasi dan menyiapkan diri
secara fisik dan mental.
3) Gerakan terbimbing (Reapons terbimbing)
Pada taraf ini yang ditekankan ialah kemampuan yang merupakan
bagian dari ketrampilan yang lebih kompleks.
4) Gerakan terbiasa (respons mekanistis)
Pada tarf ini peserta didik sudah yakin akan kemampuannya dan
sedikit banyak terampil melakukan suatu perbuatan. Disini peserta
20
Ibid. hlm. 63.
15
didik sudah berpegang pada pola, karena pada dirinya sudah
terbentuk kebiasaan untuk member respons sesuai dengan siuasi
yang dihadapi.
5) Gerakan (respons) kompleks
Taraf yang disebut terakhir ini peserta didik dapat melakukan
perbuatan motorik yang kompleks, karena pola gerakan yang
dituntut memang sudah kompleks. Perbuatan itu dapat dilakukan
dengan lancar, luwes, supel, gesit, atau lincah, dengan
mengunakan tenaga yang relatif sedikit.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
secara global dapat di kategorikan ke dalam dua macam, yakni faktor
Intern dan faktor Ekstern:21
a. Faktor Intern
Faktor Intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri peserta
didik. Adapun yang dapat digolongan kedalam faktor Intern antara
lain:
1) Inteligensi (kecerdasan)
Inteligensi (kecerdasan) dapat diartikan sebagai kemampuan psiko
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan dengan cara yang cepat.22
2) Sikap
Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian peserta didik terhadap objek tersebut. Sikap
21
Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan Agama Islam , hlm. 64. 22
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm. 90.
16
merupakan kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-
nilai serta menjadikan nilai-nilai tersebut sebagai standar prilaku.23
3) Bakat
Bakat secara umum adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan individu untuk
melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya
pendidikan atau latihan Bakat juga akan mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa.
4) Minat
Secara sederhana, minat (Interes) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu. Menurut ismail SM, minat adalah kecenderungan jiwa
yang tetap kearah sesuatu yang sangat berharga bagi seseorang.24
5) Motivasi
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang
terdapat dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan
aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.25
Motivasi prestasi
adalah kondisi fisiologis dan psikologis (kebutuhan untuk
berprestasi) yang terdapat didalam diri siswa yang mendorongnya
untuk melakukan aktifitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu
(prestasi setinggi mungkin).26
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ada1ah faktor yang berasal dari luar diri peserta
didik yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini dapat dibagi
dalam dua bagian, yaitu lingkungan, instrumental:
23
Agus Suprijono, Cooperative Learning, hlm.6. 24
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang :
Rasail Media group, 2008), hlm. 28 25
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali , 1984), hlm.70. 26
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2008), hlm.103.
17
1) Lingkungan, agar lebih mendetail dan jelas, faktor lingkungan
masih dibagi lagi menjadi dua yaitu lingkungan sosial dan
lingkungan alam.
a) Lingkungan Sosial
Diantara faktor-faktor yang perlu diperhatikan kaitannya
dengan upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik adalah
faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini cukup besar peranannya
dalam mempengaruhi perkembangan dan kegiatan belajar peserta
didik, maka hal ini akan jelas pengaruhnya terhadap prestasi
belajar peserta didik. Bila tempat anak bergaul terdiri dari orang-
orang yang rajin belajar, maka dengan sendirinya anak pun akan
terpengaruh pula, sehingga anak akan bergiat pula belajar dalam
mengejar prestasi yang baik. Demikian pula bila si anak bergaul
dengan orang yang malas belajar, maka dengan sendirinya anak
pun akan ikut penyakit malas juga.27
Itulah yang dinamakan
pengaruh lingkungan sosial yang berpengaruh dalam prestasi
belajar peserta didik. Hal ini merupakan kewajiban dari beberapa
pihak seperti orang tua dan guru untuk mengarahkan pergaulan
anak. Bila ingin anak-anaknya melakukan hal yang baik dan
terpuji, maka orang tua dan guru harus terlebih dahulu
menunjukkan hal yang demikian, karena apabila selalu
memberikan contoh untuk mendidik anak dengan suatu tindakan
serta tingkah laku yang baik, luhur dan terpuji, maka dengan
sendirinya anak pun akan cenderung untuk berbuat demikian.
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal peserta didik akan mempengaruhi
belajar peserta didik. Lingkungan peserta didik yang kumuh,
banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat
mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik, paling tidak peserta
27
Thamrin Nasution dan Nurhalimah Nasution, Peranan Orang Tua dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Anak, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1989), Cet.- 3, hlm. 72.
18
didik kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau
meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang
siswa. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat menjadi
motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku
yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau
administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat
orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan
keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas
belajar peserta didik. Hubungan antara anggota keluarga,
orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu
peserta didik melakukan aktivitas belajar dengan baik.
b) Lingkungan Alam
Lingkungan alam juga berpengaruh dalam prestasi belajar
peserta didik. kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak
dingin, sinar yang tidak terlalu silau/ kuat, atau tidak terlalu
lemah/ gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan
alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi aktivitas belajar peserta didik. Sebaliknya, bila
kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar peserta
didik akan terlambat.
Apabila keadaan lingkungan sekolah yang tidak kondusif
dalam pembelajaran, maka minat belajar peserta didik akan
berkurang karena banyaknya gangguan-gangguan dari luar seperti
lokasi sekolah yang berada di perkotaan, dimana banyak
kendaraan yang berlalu lalang menyebabkan konsentrasi belajar
peserta didik terpecah. Faktor keadaan kelas yang kumuh dan
pengap juga mempengaruhi kenyamanan belajar peserta didik,
19
pikiran akan cepat suntuk dan stres apabila pemandangan yang
ada di depan mata kondisinya tidak nyaman. Sehingga
menyebabkan minat belajar peserta didik di kelas berkurang yang
akhirnya prestasinya juga buruk.
2) Instrumental
Faktor instrumental merupakan faktor yang dapat dirancang
untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkan. Faktor ini berasal
dari luar peserta didik dan bersifat dinamis, karena direkayasa
menyesuaikan tingkat perkembangan subyek dan obyek belajar.
Faktor instrumental juga dapat dikatakan sebagai peralatan
pendidikan, yakni semua yang digunakan guru dan peserta didik
dalam proses pendidikan. Sebagaimana diungkapkan oleh Ahmad
Tafsir, peralatan pendidikan ini digolongkan dalam dua macam
yaitu hardware (perangkat keras) dan software (perangkat
lunak)28
.
a) Hardware (Perangkat keras)
Jenis-jenis perangkat sekolah yang bersifat fisik ini lebih
banyak dijabarkan oleh Slameto, seperti gedung sekolah, guru,
alat-alat atau fasilitas belajar, dan relasi dengan teman.29
(1) Keadaan gedung,
Keadaan gedung juga berpengaruh terhadap belajar serta
didik. Jumlah peserta didik yang banyak serta variasi
karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung
harus memadahi di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin
mereka dapat belajar dengan tenang dan enak kelas itu tidak
memadahi bagi setiap peserta didik?. Gedung yang mempunyai
ruang-ruang belajar yang memenuhi syarat, jelas lebih
memberikan kemungkinan kepada peserta didik untuk belajar
28
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), Cet. 2, hlm. 90. 29
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Cet. 5, hlm. 69.
20
lebih enak dibandingkan dengan ruang belajar yang sempit,
udara yang kurang lancar sirkulasinya, cahaya yang kurang
memenuhi syarat.
(2) Guru
Sesuatu tidak kalah pentingnya yang menentukan prestasi
belajar peserta didik adalah peran seorang guru di dalam kelas.
Bentuk dan proses pendidikan dan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru harus merebut kepercayaan publik melalui
peningkatan kualitas guru dan kualitas layanan pendidikan dan
pembelajaran menjadi faktor kunci. Seiring dengan upaya
tersebut sebagai suatu profesi guru harus selalu meningkatkan
dirinya dan pelayanan sesuai dengan tuntutan zaman.
Guru merupakan ujung tombak dan penanggung jawab
kelangsungan proses pembelajaran. Sosok guru yang
mempunyai kepribadian baik, berkualitas dan trampil
merupakan contoh baik yang harus diikuti setiap guru sebagai
perencana dan pengelola pembelajaran. Guru yang mampu
menggunakan pendekatan belajar, metode, materi dan mampu
mengelola kelas akan menentukan keberhasilan proses
pembelajaran.
Peran guru menurut S. Nasution, guru dapat berperan
sebagai komunikator, model, dan tokoh identifikasi.30
Oleh
karena itu, guru dalam proses pembelajaran dituntut untuk
terus melakukan inovasi demi perbaikan mutu pendidikan,
sehingga dapat ditarik benang merahnya, karena guru telah
berusaha untuk meningkatkan mutu maka pastilah akan
didapatkan timbal balik yang sesuai yakni peningkatan prestasi
pada diri siswanya setiap waktu.
(3) Alat pelajaran
30
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bina
Aksara, 1984), Cet. 2. hlm.17.
21
Alat-alat pelajaran atau fasilitas sekolah yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
diberikan kepada peserta didik, jika mudah menerima pelajaran
dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat
dan maju.
Kenyataan saat ini dengan banyaknya tuntutan yang
masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu
lancarnya belajar peserta didik dalam jumlah yang besar pula,
seperti buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media-
media lain. kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media
dan jumlah maupun kualitasnya. Mengusahakan alat yang baik
dan lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan
baik sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan
baik serta dapat belajar dengan baik pula sehingga prestasi
belajarnya dapat meningkat.
(4) Relasi dengan teman
Peserta didik yang memiliki sifat-sifat atau tingkah laku
yang kurang menyenangkan dengan teman lain, mempunyai
rasa rendah diri atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin
akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah
masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi
ia malas untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan yang
tidak-tidak karena di sekolah mengalami perlakuan yang
kurang menyenangkan dari teman-temannya. Jika hal ini
terjadi, segeralah peserta didik diberi pelayanan bimbingan dan
penyuluhan agar ia dapat diterima kembali ke dalam
kelompoknya.
b) Software (perangkat lunak)
22
Jenis-jenis perangkat pembelajaran ini juga banyak di
ungkapkan oleh Slameto,31
meliputi Kurikulum, metode belajar,
waktu sekolah, disiplin sekolah dan metode mengajar.
(1) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah aktifitas yang
dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam
belajar untuk mencapai suatu tujuan, itulah yang dinamakan
kurikulum menurut Oemar Hamalik.32
Aktifitas yang diberikan
kepada peserta didik adalah menyajikan bahan pelajaran agar
peserta didik menerima, menguasai dan mengembangkan bahan
pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar
siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik
terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya
kurikulum yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak
sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.
(2) Metode Belajar
Dalam pandangan Martinis Yamin, Metode adalah cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.33
Banyak peserta didik melakukan cara belajar yang
salah. dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara
belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar peserta didik
itu. Metode belajar yang menyenangkan serta memicu keaktifan
peserta didik merupakan suatu terobosan baru dalam belajar
yang dapat meningkatkan prestasi belajar mereka. Juga dalam
pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang anak belajar
kurang teratur. Dengan belajar demikian peserta didik akan
kurang istirahat, bahkan mungkin akan jatuh sakit. Maka perlu
31
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi., hlm. 65. 32
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum
teaching, 2005), Cet. 3. hlm. 33. 33
Martinis Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas, (Jakarta: GP Press,
2009), hlm. 148.
23
belajar teratur setiap hari dengan pembagian waktu yang baik,
memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan
meningkatkan hasil belajar.
(3) Waktu sekolah.
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar
mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore/
malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar peserta
didik. Jika terpaksa terjadi sekolah sore hari sebagaimana terjadi
di banyak sekolah di Indonesia karena keterbatasan gedung
ataupun masih dalam masa pembangunan, sebenarnya kurang
dapat dipertanggung jawabkan. Dimana siswa yang harus
beristirahat terpaksa masuk sekolah sehingga mereka
mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya.
Sebaliknya siswa belajar di pagi hari pikiran masih segar,
kondisi fisik masih baik berbeda dengan belajar di siang sampai
sore hari akan mengalami kesulitan dalam menerima pelajaran.
Kesulitan itu disebabkan karena siswa kurang berkonsentrasi
dan berfikir pada kondisi badan yang lemah tadi. Jadi memilih
waktu belajar yang tepat dapat mempengaruhi semangat belajar
peserta didik.
(4) Disiplin sekolah
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. kedisiplinan
sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan
melaksanakan tata tertib,, kedisiplinan pegawai/ karyawan
dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan keteraturan kelas,
gedung sekolah dan halaman, kedisiplinan Kepala Sekolah
dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya.
Seluruh staf sekolah yang mengikuti tata tertib dan
bekerja dengan disiplin membuat peserta didik menjadi disiplin
pula, selain itu juga memberi pengaruh yang positif terhadap
24
belajarnya. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin
kurang, sehingga mempengaruhi sikap siswa dalam belajar,
kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan
tugas toh tidak ada sangsi. Dengan deikian agar peserta didik
belajar lebih maju, peserta didik harus disiplin di dalam belajar
baik di sekolah, rumah, dan perpustakaan. Agar peserta didik
disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula.
(5) Metode mengajar
Metode mengajar berbeda dengan metode belajar pada
poin dua (2) di atas, metode mengajar lebih diarahkan pada guru
yaitu suatu cara/ jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Cara
mengajar harus tepat dan seefisien serta seefektif mungkin.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi
belajar peserta didik yang kurang baik pula. Metode mengajar
yang kurang baik itu terjadi misalnya karena guru kurang
persiapan, kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap
siswa dan atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik,
sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya,
akibatnya adalah siswa tidak bersemangat untuk belajar.
Metode ceramah yang sering diterapkan oleh guru dalam
mengajar juga sering kali menyebabkan peserta didik lebih cepat
bosan, mengantuk, pasif, dan kurang bersemangat. Pembelajaran
hanya terpusat pada satu arah sehingga menyebabkan keaktifan
peserta didik tertahan untuk diapresiasikan, serta masih banyak
lagi kelemahan-kelemahan metode ceramah yang penulis telah
paparkan dalam bab sebelumnya.
Buku-buku metode pembelajaran banyak mengungkapkan
kelemahan-kelemahan metode mengajar dengan menggunakan
ceramah diantaranya dalam buku PAIKEM (Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Evisien dan menyenangkan) yang di gagas
25
oleh Ismail SM34
. Buku tersebut menyebutkan bahwa metode
ceramah menyebabkan peserta didik tidak aktif, peserta didik
hanya duduk, melihat dan mendengar, umpan balik rendah,
kurang mengembangkan kreatifitas, kurang melekat pada
ingatan siswa, terlalu menggurui dan kurang merangsang siswa
untuk membaca.
Oleh karena itu sebagai seorang guru harus berani
progresif berani mencoba metode-metode baru, yang dapat
membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan
meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat belajar dengan
baik. Oleh Karena itu lebih lanjut di ungkapkan Ismail SM
terdapat suatu prinsip yang umum dalam memfungsikan metode
yaitu prinsip bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam suasana
yang menyenangkan, penuh dorongan dan motivasi sehingga
materi pelajaran menjadi lebih mudah untuk diterima peserta
didik.
Kedua faktor instrumental ini tentu mempunyai andil
yang besar terhadap kelangsungan belajar peserta didik. Fasilitas
yang nyaman dan lengkap dalam pembelajaran menyebabkan
peserta didik lebih berpikir aktif dan maju dari pada sekolah
yang kurang dalam perangkat pembelajarannya, baik perangkat
pembelajaran hardware maupun software.
Pencapaian hasil belajar dapat dilihat dari tercapai atau tidaknya
kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum nasional. Untuk
dapat menentukan apakah kompetensi dasar tercapai atau tidak, diperlukan
indikator-indikator pencapaiannya.
Pembelajaran bukanlah satu-satunya penentu keberhasilan dalam
mencapai prestasi belajar. Ada hal lain yang juga berpengaruh dan
34
Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail
Media Group, 2008), hlm. 19.
26
menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar peserta didik, yaitu: Keadaan
fisik dan psikis siswa yang ditunjukkan oleh IQ (kecerdasan intelektual),
EQ (kecerdasan emosional), kesehatan, motivasi, ketekunan, ketelitian,
keuletan dan minat.
Guru yang mengajar dan membimbing siswa, seperti latar belakang
penguasaan ilmu, kemampuan mengajar, perlakuan guru terhadap siswa.
Sarana pendidikan, yaitu ruang tempat belajar, alat-alat belajar, media
yang digunakan, guru dan buku sumber belajar.35
Ketiga keterangan yang sudah dikemukakan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa hubungan antara pembelajaran dengan hasil atau
prestasi siswa bukan hanya bersifat garis lurus, tetapi bisa bercabang dari
faktor-faktor lain. Misalnya faktor siswa, guru dan sarana belajar yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar peserta didik. Selain itu lingkungan,
usia, kapasitas mental, metode pembelajaran dan intensitas belajar siswa
juga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
B. Srategi Active Learning
1. Pengertian Active Learning
Active learning berasal dari kata Active artinya rajin, sibuk, giat.
Sedangkan Learning berarti belajar, 36
Active learning adalah belajar
dengan giat dan aktif guna memperoleh pengetahuan dan ilmu
pengetahuan dengan menggunakan berbagai macam strategi
pembelajaran aktif. Active learning juga berarti segala macam bentuk
proses pembelajaran yang di dalamnya membutuhkan atau menekankan
akan adanya peran aktif siswa baik mental maupun fisik.37
Pembelajaran aktif (Active Learning) adalah model pembelajaran
yang mana lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses
35
Dzakiyah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,
1995 ), Cet. I, hlm. 263 – 264. 36
Wijowasit Tito Wasito, Kamus lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris,
(Bandung: HASTA, cet ke10), hlm.126 37
Mel Silberman, Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif,(Yogyakarta:Insan
Mandiri,2007), hlm Pendahuluan xxii
27
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam
pembelajaran dikelas, sehingga peserta didik banyak memperoleh
pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya.38
Active Learning dalam proses pembelajaran adalah dimana guru
dituntut mampu menciptakan suasana yang memungkinkan peserta didik
secara aktif menemukan, memproses dan mengkonstruksi ilmu
pengetahuan dan ketrampilan yang baru.39
Jadi dalam pembelajaran Active Learning ini guru lebih berperan
sebagai fasilitator pembelajaran guna mengatur jalanya serta sirkulasi
dalam proses pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan
dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran. Sedangkan
peserta didik yang banyak berperan dalam proses pembelajaran.
2. Ciri-ciri Active Learning
Menurut Wina Sanjaya pembelajaran dikatakan aktif apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :40
a. Dilihat dari proses perencanaan
1) Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta
pengalaman dan motivasi sebagai bahan dalam menentukan
kegiatan pembelajaran.
2) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan
pembelajaran.
3) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber
belajar yang diperlukan.
4) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan
media pembelajaran.
38
Khaeruddin, Mahfud Junaedi ,dkk,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Konsep dan
Implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: PILAR MEDIA, 2007), hlm.208 39
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang :
Rasail Media group, 2008), hlm. 46 40
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm.141
28
b. Dilihat dari proses pembelajaran
1) Adanya keterlibatan siswa baik fisik, mental, emosional maupun
intelektual dalam setiap pembelajaran.
2) Siswa belajar secara langsung (experiential learning). Dalam
proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan
melalui pengalaman-pengalaman yang dilakukan dalam bentuk
kerja sama dan interaksi dalam kelompok.
3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang
kondusif.
4) Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap
sumber balajar yang dianggap relevan dengan tujuan
pembelajaran.
5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti
menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan
masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses
pembelajaran.
6) Terjadinya interaksi yang multi-arah, baik siswa dengan siswa atau
guru dan siswa.
c. Dilihat dari kegiatan evaluasi pembelajaran
1) Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil
pembelajaran yang telah dilakukan.
2) Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan
semacam tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa.
3) Kemampuan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun
secara lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya.
Menurut Abu Ahmad dan Widodo Supriyono dalam bukunya
Psikologi Belajar menyebutkan ciri-ciri dari pembelajaran aktif adalah
sebagai berikut :41
41
Abu Ahmad, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
hlm.212-213
29
a. Situasi kelas menantang siswa melakukan kegiatan belajar secara
bebas tetapi terkendali.
b. Guru tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak
memberikan rangsangan berfikir kepada peserta didik untuk
memecahkan masalah.
c. Guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa.
d. Kegiatan siswa bervariasi, ada kegiatan yang sifatnya dilakukan
bersama-sama oleh semua murid, ada juga kegiatan belajar yang
dilakukan secara kelompok dalam bentuk diskusi dan ada pula
kegiatan belajar yang dilakukan oleh masing-masing siswa secara
mandiri. Penetapan kegiatan belajar tersebut diatur oleh guru secara
sistematik dan terencana.
e. Hubungan guru dengan peserta didik harus harmonis. Guru
menempatkan diri sebagai pembimbing semua siswa yang
memerlukan bantuan.
f. Situasi dan kondisi kelas tidak kaku, sewaktu-waktu dapat diubah
sesuai dengan kebutuhan siswa.
g. Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil belajar yang
dicapai siswa tapi juga diluhat dan diukur dari segi proses belajar yang
dilakukan siswa.
h. Adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya melalui
pertanyaan atau pernyataan gagasannya.
i. Guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar atau
salah.
3. Jenis-jenis Active Learning
Apabila dikaji lebih lanjut mengenai pembelajaran aktif (Active
learning), ada beberapa pendapat yang menjelaskan tentang jenis-jenis
30
Active Learning, seperti yang dikemukakan Ismail S.M dalam bukunya
Strategi Pembelajaran PAI Berbasis PAIKEM, diantaranya adalah:42
a. Everyone Is A Teacher Here (Setiap murid sebagai guru)
Strategi ini bertujuan untuk membiasakan peserta didik untuk
belajar aktif secara Individu membudayakan sifat berani bertanya,
tidak minder dan tidak takut salah.
b. Writing In Here And Now (Menulis pengalaman secara langsung)
Menulis dapat membantu peserta didik merefleksikan
pengalaman yang pernah mereka alami. Strategi ini bertujuan untuk
lebih memotivasi pembelajaran aktif secara individu.
c. The Power Of Two And Four (Menggabung 2 dan 4 kekuatan)
Aktivitas pembelajaran ini bertujuan untuk membiasakan
belajar aktif secara individu dan kelompok. Strategi ini juga
mempunyai prinsip bahwa belajar bersama hasilnya akan lebih
berkesan dari pada belajar sendiri.
d. Reading Aloud (Membaca dengan keras)
Membaca teks dengan suara yang keras dapat membantu
peserta didik memfokuskan perhatian secara mental. Strategi ini
dapat membantu peserta didik lebih berkonsentrasi serta siap
mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi.
e. Jigsaw Learning (Belajar melalui tukar delegasi antar kelompok)
Penerapan strategi ini bertujuan untuk melatih peserta didik
terbiasa berdiskusi dan bertanggung jawab secara individu untuk
membantu memahamkan tentang suatu materi kepada teman
sekelasnya. Selain itu strategi ini juga dapat mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Strategi Jigsaw Learning ini merupakan strategi yang menarik
untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi
menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak diharuskan urut
penyampaianya.
42
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM , hlm.73.
31
C. Jigsaw
1. Pengertian Jigsaw
Strategi pembelajaran model Jigsaw dikembangkan oleh Elliot
Aronson dan rekan-rekannya (1978). Jigsaw merupakan strategi
pembelajaran yang mengkhususkan dari pada suatu materi pembelajaran.
Dalam strategi ini guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa
dan membantu sesama agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. 43
Jigsaw merupakan sebuah teknik dipakai secara luas dimana
setiap peserta didik mempelajari sesuatu materi yang nantinya
dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik
lain.44
2. Langkah-langkah penerapan Jigsaw
a. Pilih materi pembelajaran yang dapat di bagi kedalam beberapa
segmen (bagian)
b. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah
segmen yang ada. Jika jumlah peserta 20 sedang jumlah segmen ada
4 maka masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang.
c. Setiap orang mempunyai tugas membaca, memahami dan
mendiskusikan serta membuat ringkasan materi pembelajaran yang
ada.
d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompoknya.
e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan
seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam
kelompoknya.
f. Berikan peserta didik pertanyaan untuk mengecek pemahaman
mereka terhadap materi yang sedang dipelajari.
g. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.
43
Anita lie, Active learning, ( Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004), hlm. 69 44
Harumni, H, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif Menyenangkan,
(Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2009), hal.284-285
32
3. Kelebihan dan Kekurangan Jigsaw
a. Kelebihan
Beberapa kelebihan strategi ini antara lain:
1) Dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam pembelajaran
2) Bertanggung jawab secara individu untuk memahamkan tentang
suatu materi pokok kepada teman sekelasnya
3) Menumbuhkan keberanian peserta didik untuk tampil di muka.
4) Melatih peserta didik untuk terbiasa berdiskusi
5) Melatih siswa untuk berargumen.
b. Kekurangan
Adapun untuk kekurangan dalam pembelajaran mengunakan strategi
Jigsaw ini antara lain:
1) Dalam berdiskusi yang mendalam memerlukan waktu yang lama.
Dikarenakan delegasi dalam satu kelompok harus bisa
menjelaskan ke semua kelompok. Perasaan dibatasi waktu hanya
akan menimbulkan kedangkalan diskusi yang hasilnya tidak
bermanfaat.
2) Dapat menimbulkan suasana gaduh di kelas apabila tidak dikontrol
guru dengan baik.
3) Kurangnya keseriusan dalam menerima penjelasan dikarenakan
penyampaian materi dari teman sendiri.
4) Dalam diskusi atau menyampaikan pertanyaan biasanya
didominasi oleh peserta didik yang berani atau yang biasa
berbicara. Murid-murid yang pemalu dan pendiam biasanya tidak
menggunakan kesempatan itu untuk berbicara.
5) Banyaknya anggota kelompok dalam sebuah tim juga akan
mempengaruhi kesempatan bagi peserta didik untuk
mengemukakan pendapatnya. Oleh karena itu sebaiknya anggota
tim dalam diskusi kelompok kecil tidak lebih dari 6 peserta didik.
6) Rasa permusuhan “kelompok-isme” merasa bahwa dirinya atau
kelompoknya lebih pandai dan serba tahu, menganggap orang lain
33
atau kelompok lain yang menentang pendapatnya sebagai saingan.
Bahkan dikhawatirkan akan timbul rasa permusuhan apabila
pendapatnya bertentangan ditentang oleh kelompok lain.
D. Penelitian yang Relefan
Sebagai telaah pustaka dan bahan perbadingan, penulis kemukakan
beberapa hasil penelitian yang relefan dengan skripsi ini, antara lain :
Skripsi saudara Anisatul Mubarok, NIM. 3101099, Studi Penerapan
Active Learning pada bidang studi PAI di SLTP Alternatif Qaryah
Thayyibah Kalibening Tingkir salatiga,Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
semarang,2008 Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Strategi
Active Learning terbukti dapat meningkatkan Prestasi belajar anak.45
Skipsi Saudara M.Tabrani, NIM 3104145, Efektifitas Model
Pembelajaran Cooperatif learning tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar
Biologi Materi pokok Sistem Respirasi pada peserta didik kelas XI MAN
Pemalang, Strata I Jurusan Tadris Biologi IAIN Walisongo,2009. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ketuntasan belajar pada siklus I
81,8% dan meningkat pada siklus II menjadi 87,02%. 46
Kajian pustaka ini penulis gunakan untuk mengetahui cara
implementasi, kelebihan dan kekurangan menggunakan Strategi active
Learning tipe Jigsaw.
E. Hipotesis Tindakan
Berkaitan dengan hipotesis penelitian, perlu diketahui bahwa
keberadaan hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.47
45
Anisa Mubarokah,NIM 3101099, Studi Penerapan Active Learning Pada Bidang Studi
PAI di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir Salatiga,skipsi Program SI Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008 46
M.Tabrani, NIM 3104145, Efektifitas Model Pembelajaran Cooperatif learning tipe
Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi pokok Sistem Respirasi pada peserta didik kelas XI
MAN Pemalang,Strata I Jurusan Tadris Biologi, IAIN Walisongo Semarang, 2009 47
Winarno Surachmad, Dasar dan Tehnik Research, (Bandung :Tarsito, 1972), hlm. 58.
34
Sehubungan dengan pendapat tersebut diatas, maka hipotesis yang penulis
ajukan dalam penelitian ini adalah:
Melalui penerapan Strategi Active Learning tipe Jigsaw dalam
pembelajaran Aqidah Akhlaq Materi pokok Akhlaq Terpuji dapat
meningkatkan Prestasi Belajar siswa kelas V MI Kalibening Kecamatan
Dukun Kabupaten Magelang tahun ajaran 2010/2011.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan, yang
terfokus dalam kegiatan di kelas sehingga penelitiannya berupa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR), yaitu
Penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya.1 Atau penelitian yang dilakukan oleh guru di
kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki
kinerjanya sehingga hasil belajar peserta didik meningkat.2 PTK dilaksanakan
secara kolaboratif dalam situasi pembelajaran, yaitu kolaborasi atau kerjasama
antara praktisi pendidikan dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan
tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan
suatu tindakan (action).
Penelitian tindakan kelas atau class action research merupakan suatu
kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan yang dilakukan itu, serta
untuk memperbaiki tradisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut
dilakukan. Penelitian tindakan kelas sebagai penelitian praktis yang
dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan ini
dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk mencari jawaban atas
permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas guru sehari-hari di kelasnya.
Permasalahan itu merupakan permasalahan yang faktual yang benar-benar
dihadapi di lapangan, bukan permasalahan yang dicari atau direkayasa.
Sehingga penelitian tindakan kelas ini dapat diartikan sebagai upaya atau
tindakan yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memecahkan
pembelajaran melalui kegiatan penelitian.
1 Suharsini Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 58
2 IGAK Wardana dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta:Universitas
Terbuka,2008), hlm.1
36
Penulis menggunakan class action research ini sebagai upaya
peningkatan prestasi belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran aqidah
akhlaq di kelas V MI Kalibening Dukun tahun ajaran 2010/ 2011.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul peningkatan prestasi belajar siswa mata
pelajaran akidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji melalui penerapan
srategi Active Learning Tipe Jigsaw pada siswa kelas V MI Kalibening
Kec. Dukun Kab. Magelang tahun ajaran 2010/2011, ini merupakan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini
dilaksanakan mulai tanggal 26 Januari 2011 sampai tanggal 3 Maret 2011.
Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas
yang dilaksanakan di MI Kalibening kecamatan Dukun kabupaten
Magelang:
Tabel I
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan PTK
No Rencana Kegiatan Waktu (Minggu ke - )
1 2 3 4 5
1. Persiapan
- Menyusun konsep pelaksanaan X
- Menyusun jadwal + tugas X
- Menyusun instrumen X
- Diskusi konsep pelaksanaan X
2. Pelaksanaan
- Menyiapkan tempat + alat X
- Melakukan tindakan Prasiklus X
- Melakukan tindakan siklus I X
- Melakukan tindakan siklus II X
3. Pembuatan Laporan
37
Menyusun Konsep Laporan X
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah
Kalibening Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang.
C. Indikator Kerja
Tabel 2
Indikator keberhasilan siswa dalam pembelajaran
NO Indikator Aspek perilaku yang diamati
1 Kesiapan menerima
pelajaran
Indikator pencapaian
mencapai 5 kadar
dengan skala (1 s.d 4).
Indikator pencapaian
diatas 75 %
Menyediakan buku dan alat tulis
Suasana kelas tenang dan siswa mengkondisikan diri menerima
pelajaran
Ketenangan atau suasana kelas pada saat pelajaran dimulai
Pada saat pelajaran dimulai siswa
mendengarkan penjelasan dari guru
Perhatian siswa terpusat dan aktivitas pembelajaran siswa tampak
Siswa menyiapkan buku pelajaran dan sumber belajar lainnya yang berkaitan
dengan materi palajaran
2 Keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
Indikator pencapaian
mencapai 5 kadar
dengan skala (1 s.d
4). Indikator
pencapaian diatas 75
%
Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran
Keaktifan bertanya
Keaktifan menjawab
Keaktifan menulis atau mencatat materi yang penting
Keaktifan dalam mengungkapkan pendapat
Menyelesaikan tugas individu
Menyelesaikan tugas kelompok
Keaktifan siswa dalam mencari pengetahuan dan informasi untuk
disampaikan atau diungkapkan dalam
kelas.
38
3 Peningkatan prestasi
siswa pada mata
pelajara aqidah akhlaq
materi pokok akhlaq
terpuji. Rata-rata nilai
yang dicapai diatas
hasil ketuntasan
belajar yang
ditentukan yaitu 70.
Sedangkan indikator
pencapaian untuk
ketuntasan belajar
klasikal yaitu 75 %
Diadakan tes akhir setelah pra siklus, siklus I, dan siklus II.
D. Subyek Penelitian
Jumlah keseluruhan siswa MI Kalibening kecamatan Dukun kabupaten
Magelang adalah 123 siswa yang terbagi menjadi 6 kelas. Kelas 1 memiliki
28 siswa (8 putra dan 20 putri), kelas II memiliki 15 siswa (8 putra dan 7
putri), kelas III memiliki 20 siswa (9 putra dan 11 putri), kelas IV memiliki
23 siswa (11 Putra dan 11 Putri), kelas V memiliki 20 siswa (7 putra dan 13
putri), kelas VI memiliki18 siswa (8 putra dan 10 putri). Sedangkan yang
menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 20
siswa.
Tabel 3
Nama-nama siswa Kelas V MI Kalibening Dukun
NO Nama Jenis Kelamin
1 Ahmad Erwin L
2 Atika Anifarkhah P
3 Dini Anisa Maghfirah P
4 Estiyani P
5 Febria Ulvah P
6 Galang Dwiki Aditya L
7 Hanif Choirudin L
8 Khanif Hanafi L
39
9 Maryatun Sholikhah P
10 Mifbahuddin L
11 Nanang Prayoga L
12 Nia Purwanti P
13 Oktafiani P
14 Retno Himayanti P
15 Rohma Widiasih P
16 Rian Fitasari P
17 Stiyani P
18 Susanti P
19 Tiara Nur Irvani P
20 Triyanto L
E. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yaitu kajian
sistematika dari upaya perbaikan melaksanakan praktek pendidikan oleh
sekelompok guru melakukan tindakan dalam pembelajaran berdasarkan
refleksi mereka menguasai hasil dari tindakan-tindakan tersebut3.
1. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis
dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam
pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil tindakan pada siklus
sebelumnya. Dimana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahap yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi) dan refleksi.4
3Rochiati Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), hlm.12. 4Ibid.,hlm.66.
40
Gambar 1
Model Penelitian Tindakan Kelas 5
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
a. Prasiklus
Tahap prasiklus ini peneliti melihat pembelajaran Aqidah akhlaq
secara langsung di kelas V MI Kalibening kecamatan Dukun. Dalam
pembelajaran Aqidah Akhlaq di kelas V tersebut belum menggunakan
Strategi Active Learning Tipe jigsaw dan masih menggunakan metode
ceramah yang siswanya masih belum banyak ikut aktif dalam proses
pembelajaran dan cenderung terjadi komunikasi yang pasif. Artinya
seolah-olah guru yang bicara dan siswa atau pesrta didik hanya
mendengarkan sehingga hasil belajar siswa pada mata pelejaran
aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji masih rendah.6
Di akhir pembelajaran di lakukan tes formatif untuk mengetahui
peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran aqidah akhlaq materi
pokok akhlaq terpuji. Apakah kompetensi yang diharapkan sudah
dapat tercapai dengan menggunakan metode ceramah?, Apakah siswa
5Suharsimi, et,al, Penelitian Tindakan Kelas, Cet.ke.VII, (Jakarta: Bumi Aksara), hlm. 16
6Hasil pengamatan di kelas V MI Kalibening , Dukun, Magelang, pada tanggal 31 januari
2011
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi Pelaksanaan
?
41
terlibat aktif dalam proses pembelajaran?, Apakah hasil belajar siswa
pada mata pelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji sudah
di atas ketuntasan hasil belajar yang telah ditetapkan oleh MI
Kalibening kecamatan Dukun kabupaten Magelang?
b. Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 7
Februari 2011 di kelas V MI kalibening kecamatan Dukun kabupaten
Magelang. Langkah-langkah besar dalam siklus I ini di mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang akan di
jelaskan sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran aqidah akhlaq
yang telah disiapkan dalam bentuk prototype. Penekanan
perencanaan disini adalah menyiapkan siswa benar-benar
berada pada suasana penyadaran diri untuk tetap semangat
belajar dengan menekankan pada keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran dan berada pada konsentrasi terhadap mata
pelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji yang
sedang di bahas atau dipelajari.
b) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) aqidah
akhlaq materi pokok akhlaq terpuji dengan strategi Active
Learning Tipe Jigsaw. Di dalam menyiapkan rencana
pembelajaran ini ditekankan pada hasil pengamatan pada pra
siklus yang menekankan pada keaktifan siswa melalui
pembelajaran dengan strategi Active Learning Tipe Jigsaw.
c) Bersama dengan guru pendamping, peneliti:
(1) Merencakan pembelajaran aqidah akhlaq yang akan
diterapkan dalam PBM
(2) Menentukan pokok bahasan materi akhlaq terpuji yang
akan disampaikan pada siswa
42
(3) Menyiapkan sumber belajar yaitu buku paket aqidah
akhlaq kelas V, LKS, dan lembar hasil analisis siswa
(4) Mengembangkan format evaluasi yaitu menyiapkan
lembar soal yang digunakan untuk akhir pembelajaran
sebagai tes akhir
(5) Mengembangkan format observasi
2) Pelaksanaan Tindakan
Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan
pembelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji sesuai
dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-
langkah pembelajaran dengan strategi Active Learning Tipe
Jigsaw dalam mata pelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq
terpuji pada siklus I ini secara garis besar sebagai berikut:
a) Guru memberikan apersepsi tentang materi akhlaq terpuji yang
akan di bahas
b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran aqidah akhlaq
materi pokok akhlaq terpuji
c) Guru membagi peserta didik menjadi 4 kelompok yang
masing-masing kelompok terdiri dari 5 anak.
d) Pembagian kelompok berdasarkan kehadiran dan individu
berhitung secara berurutan. Dengan tugas sebagai berikut:
Kelompok
A
Kelompok
B
Kelompok
C
Kelompok
D
1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5
Membahas
pengertian
Optimis,
keuntungan
berperilaku
Membahas
pengertian
Qonaah
keuntungan
berperilaku
Membahas
pengertian
Tawakal
keuntungan
berperilaku
Membahas
pengertian
Tanggung
jawab,
keuntungan
43
optimis, ciri
orang yang
telah berlaku
optimis
qonaah, ciri
orang yang
telah berlaku
qonaah
Tawakal, ciri
orang yang
telah berlaku
Tawakal
berperilaku
Tanggung
jawab ciri
orang yang
telah berlaku
Tanggung
jawab
e) Setiap anggota kelompok bertugas membaca dan memahami
materi yang ada dalam buku panduan Mata Pelajaran.
f) Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan merangkum
hasil diskusi
g) Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi kecil
kelompoknya kepada kelompok lain melalui salah satu
anggotanya yang dikirim pada diskusi kecil antar kelompok.
h) Setelah melalui proses zig zag dan masing-masing siswa
terlihat dalam diskusi antar kelompok, hasil dari diskusi
kelompok tersebut disampaikan kepada masing-masing teman
sekelompoknya.
i) Kembalikan posisi seperti semula untuk mengulas lagi
seandainya ada masalah yang belum terpecahkan.
j) Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk menjajagi
pemahaman dan kompetensi yang dimiliki siswa.
k) Guru melakukan refleksi, kesimpulan, klarifikasi dan tindak
lanjut.
3) Pengamatan
a) Peneliti mengamati, menilai melalui lembar observasi atau
pengamatan yang berkaitan dengan partisipasi aktif siswa
dalam diskusi kelompok, presentasi serta kinerja individu dan
mencatat apa yang terjadi di dalam kelas pada siklus I terkait
dengan pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlaq materi pokok
44
akhlaq terpuji melalui penerapan strategi active learning Tipe
Jigsaw
b) Peneliti mengamati dan menilai hasil tes formatif, apakah
sudah mencapai ketuntasan belajar?
c) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan
yang di alami dalam proses pembelajaran aqidah akhlaq materi
pokok akhlaq terpuji yang belum sesuai dengan harapan
penelitian
4) Refkeksi
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan
b) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan
mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu
refleksi, apakah ada yang perlu dipertahankan atau diperbaiki?
c) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil
evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya
d) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I
c. Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini sebagai tindak lanjut atas
refleksi siklus I. Siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 14
Februari 2011 di kelas V MI Kalibening kecamatan Dukun
kabupaten Magelang dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan
masalah
b) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan
untuk siklus II dengan melakukan revisi sesuai hasil
refleksi siklus I. Penekanan perencanaan disini adalah
partisipasi aktif dalam diskusi serta presentasi dan kinerja
individu.
45
c) Menyiapkan lembar kerja observasi yaitu pengamatan
terhadap kegiatan siswa dalam pembelajaran aqidah akhlaq
materi pokok akhlaq terpuji.
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Guru mitra dengan didampingi peneliti melaksanakan
pembelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji.
sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti dan
di revisi berdasarkan evaluasi pada siklus I.
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b) Melaksanakan pembelajaran aqidah akhlaq materi pokok
akhlaq terpuji. sesuai dengan skenario strategi active
learning Tipe jigsaw dan hasil refleksi siklus I. Adapun
pada siklus II ini materi yang disampaikan yaitu mengulas
kembali materi yang disampaikan pada siklus I, dan di
tambah dengan pembahasan tentang akhlaq di masjid dan
di tempat umum
a) Guru melakukan tes formatif secara individual
3) Pengamatan
a) Pengamatan dilakukan barsamaan dengan tindakan,
dengan menggunakan instrument observasi yang telah
disiapkan. Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa dalam
mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan skenario
penggunaan strategi active learning tipe jigsaw dengan
melihat partisipasi aktif dalam diskusi serta presentasi dan
kinerja individu.
b) Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran aqidah
akhlaq materi pokok akhlaq terpuji dan di bandingkan
dengan hasil pengamatan siklus I
c) Guru bersama peneliti mengamati hasil tes formatif untuk
mengetahui penguasaan siswa, apakah sudah mencapai
ketuntasan belajar?
46
d) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan
yang dialami dalam proses pembelajaran yang belum
sesuai dengan harapan penelitian
e) Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan
4) Refleksi
Refkeksi pada siklus II ini dilakukan untuk penyempurnaan
tentang pelaksanaan pembelajaran fiqih materi zakat dengan
menggunakan strategi active learning tipe jigsaw yang
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
rangka untuk mencapai kompetensi mata pelajaran aqidah
akhlaq secara maksimal.
F. Kolaborasi
Kolaborasi yang dimaksud adalah sudut pandang setiap orang akan
dianggap memberikan andil pada pemahaman. Dalam asas ini, peneliti
perlu selalu ingat bahwa ia adalah bagian dari situasi yang di teliti, ia
bukan pengamat, tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi
tersebut. Kolaborasi diantara keanggotaan situasi inilah yang
memungkinkan proses tersebut berlangsung.7 Kerja sama ini diharapkan
dapat memberikan andil demi terciptanya tujuan penelitian sedangkan
yang menjadi kolaborator dalam penelitian ini adalah : Ibu Wiwin
Sulistyowati, S, Pd. I, di sekolah ini beliau mengajar mata pelajaran
aqidah akhlaq
G. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Tes
7 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hlm. 71
47
Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat
dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.8
Dalam penelitian ini tes dilakukan setelah selesai pembelajaran
aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji dalam setiap siklusnya.
Metode tes ini untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji
melalui penerapan strategi active learning tipe jigsaw.
b. Metode Wawancara (Interview)
Interview atau wawancara yaitu alat pengumpul informasi
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk
dijawab secara lisan pula.9
Dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada kepala madrasah
dan guru mata pelajaran aqidah akhlaq untuk mengetahui keadaan
para siswa dan pribadi guru serta penyampaian informasi tentang
strategi active learning tipe jigsaw, persiapan mengajar, keadaan pada
saat mengajar maupun model evaluasi yang dilakukan.
c. Pengamatan/observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.10
Dalam penelitian ini observasi dilakukan pada tiap siklus untuk
mengamati pelaksanaan pembelajaran Aqidah akhlaq materi pokok
Akhlaq Terpuji degan menggunakan strategi active Learning Tipe
Jigsaw pada siklus I yang kemudian direfleksikan pada siklus II.
Lembar pengamatan juga dipakai untuk mengetahui kesiapan siswa
dalam menerima pelajaran dan keaktifan siswa dalam pembelajaran
Aqidah akhlaq materi pokok Akhlaq Terpuji.
8 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005), hlm.
170. 9 Ibid., hlm. 165.
10 Ibid., hlm. 158.
48
H. Metode Analisis Data
Pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data
yang disajikan berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan
adalah prosentase dengan rumus sebagai berikut :11
%100XN
FP
Keterangan :
P = angka persentase/prosentase jawaban
F = frekuensi yang sedang dicari prosentasenya/frekuensi jawaban
N = number of cases (jumlah responden).
11
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2006),
hlm. 43
49
BAB IV
DESKRIPSI
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum MI Kalibening kecamatan Dukun kabupaten
Magelang
1. Tinjauan Historis
Sejarah dan perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Kalibening
Dukun Magelang, tidak bisa lepas dari tuntutan masyarakat yang begitu
besar, dikarenakan mereka merasa kejauhan untuk menyekolahkan putra-
putrinya, disamping itu satu-satunya sekolah yang dekat dengan domisili
masyarakat Kalibening hanyalah SD Kanisius yang itu menumbuhkan
keprihatinan dikalangan tokoh masyarakat. Maka pada tahun 1967 M
berdirilah madrasah yang bernafaskan Islam atas prakarsa para tokoh
masyarakat tersebut, diantaranya: Bapak Marwan, Bapak Sujud, Bapak H.
Dasuki, Bapak Muh Dahlan dll. Pada mulanya Madrasah ini bernama
Madrasah Wajib Belajar (MWB) yang membuka 2 kelas paralel yaitu
kelas pagi dan siang, itupun masih bertempat di rumah warga.
Madrasah inilah yang menjadi cikal-bakal berdirinya MI yang
dikelola yayasan Muhammadiyah. Pada tahun 1970 berganti nama
menjadi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di bawah naungan Departemen Agama,
kemudian pada tahun 1974 berganti nama menjadi SD/MI di bawah
naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayan, dikarenakan ada aturan
mengenai nama sekolah tidak boleh Acdc atau tidak boleh memiliki dua
nama, maka para pengurus beserta masyarakat memilih Madrasah
Ibtidaiyah (MI) yaitu pada tahun 1980.
Pada awal berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Kalibening (1967)
sudah mengelola 30 siswa dan Alhamdulillah setiap tahunnya mengalami
peningkatan yang cukup baik, baik secara kuantiitatif dalam jumlah
maupun kualitatif dalam mutu pendidikannya. Pada tahun 1968 MI
50
Kalibening kecamatan Dukun resmi tercatat di Kandepag Provinsi Jawa
Tengah dengan status terdaftar dengan Nomor piagam:
WK/S.d/146/Pgm/1968 dan pada waktu itu pimpinan Madrasah adalah
bapak Marwan.
Pada tahun 1992 Madrasah Ibtidaiyah Kalibening mengajukan
permohonan akreditasi untuk status diakui dan akhirnya dikabulkan
dengan surat keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam Nomor : E-5/54/MDDM/VIII /1992. pada waktu itu kepala
Madrasah dijabat oleh bapak Sujud, BHP mengalami perkembangan
jumlah siswa yang luar biasa, sehingga pada tahun 2005 telah terakreditasi
dengan nomor piagam KW.11.4/4/PP.03.2/623.8.64/2005
2. Letak Geografis
Secara geografis MI Kalibening berada ditengah Desa Kalibening
Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang. Dilihat dari letak geografisnya
tersebut, MI Kalibening jauh dari hiruk pikuk kehidupan pusat kota.
Kemudian jika dilihat dari sudut pandang lingkungan sekitarnya, maka MI
Kalibening mempunyai beberapa keuntungan. Diantaranya adalah dekat
dengan perumahan penduduk. Hal ini mendorong masyarakat sekitar
dalam memilih alternatif sekolah bagi anak-anaknya yang lebih dekat
dengan tempat tinggal.
3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Ibyidaiyah Kalibening Kecamatan Dukun
Kabupaten Magelang
a. Visi
Visi MI Kalibening Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang
adalah Unggul dalam mutu santun dalam prilaku berdasar iman dan
takwa.
b. Misi
1) Menyelengarakan kegiatan pembelajaran yang efektif, kreatif dan
mengedepankan optimalisasi pembelajaran siswa dan profesi guru.
2) Menumbuhkan penghayatan iman dan taqwa terhadap ajaran
agama.
51
3) Membimbing siswa untuk melaksanakan ajaran agama di sekolah,
di rumah dan di lingkungan masyarakat.
4) Membantu siswa mengenali potensi dirinya sehingga dapat
berkembang secara optimal.
5) Menumbuhkan semangat unggulan seluruh warga sekolah
terutama pada siswa.
6) Menumbuhkan sikap hormat menghormati kepada seluruh warga
sekolah.
7) Mengembangkan jiwa seni, budaya, dan kesetia kawanan sosial.
8) Meningkatkan disiplin semua warga sekolah.
9) Memotivasi siswa untuk berprestasi.
10) Menumbuh kembangkan cinta kebersihan, kekeluargaan,
kebersamaan dan semangat demokrasi.
c. Tujuan
1) Menghimpun anak didik yang memiliki bakat khusus, kemauan
tinggi untuk dapat dikembangkan secara optimal
2) Untuk dijadikan pusat keunggulan sehingga tercipta persaingan
yang sehat dan mandiri
3) Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan ilmu dan
bakat tingkat provinsi maupun nasional.
4. Kurikulum Sekolah
Kurikulum merupakan salah satu sub sistem pendidikan di sekolah
yang sangat menentukan terhadap pencapaian tujuan pendidikan itu
sendiri. Kurikulum yang digunakan oleh MI Kalibening, Dukun,
Magelang adalah perubahan kurikulum yang terjadi pada tahun 2004 yang
bernama kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kemudian berubah lagi
menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau lazim juga
disebut kurikulum 2006.
5. Fasilitas Yang Mendukung
52
MI Kalibening kecamatan Dukun memiliki sejumlah tanah yang
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Luas tanah ± 500 m2. dari segi
bangunan fisik terdapat jumlah bangunan untuk berbagai keperluan.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MI Kalibening meliputi:
a. Ruang Kepala Sekolah
b. Ruang Guru
c. Ruang Kelas
d. Ruang Perpustakaan
e. Ruang Laborat
f. Ruang BP/BK
g. Ruang OSIS
h. Tempat Ibadah
i. Ruang Multi Media
j. Ruang Pertemuan
k. Toilet
l. Ruang UKS
m. Madding dan lain-lain
6. Struktur Organisasi MI Kalibening kecamatan Dukun kabupaten
Magelang
MI Kalibening kecamatan Dukun ini dipimpin oleh Edi Martani,
S.Pd.I. Waka: Roifah S.Pd.I, Sekertaris: Wiwin Sulistyowati,S.Pd.I
Bendahara: Exna Wulandari, Komite Madrasah : Sujud BHP, Urusan
Kurikulum: Erma Wulas Sari, SP., Urusan Kesiswaan : Sulasri, S.Pd,
Urusan Sarana dan Prasarana; Daryanto, S.Pd.I, Urusan Humas: Siti Eko
Miftakhul Jannah.
7. Tenaga Pengajar, Pengelola dan Siswa.
Secara kuantitatif jumlah tenaga pengajar belum mencukupi. Saat
ini Madrasah Ibtidaiyah Kalibening hanya mempunyai jumlah Guru 11
orang, Guru tetap yayasan 8 orang, Guru tidak tetap 2 orang, sedangkan
Guru PNS hanya 1 orang.
53
Sedangkan pada saat laporan penelitian ini dibuat MI Kalibening,
Dukun memiliki jumlah siswa 123 orang yang terbagi menjadi 6 kelas.
Kelas I memiliki 28 siswa (8 putra dan 20 putri), kelas II memiliki 15 siswa
( 8putra dan 7 putri) , kelas III memiliki 20 siswa (9 putra dan 11 putri).,
kelas IV memiliki 22 siswa (11 Putra dan11 putri), kelas V memiliki 20
Siswa ( 7 putra dan 13 putri), kelas VI memiliki 18 siswa (8 putra dan 10
putri)
B. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Penelitian Tindakan Kelas Pra siklus
Langkah pertama dalam kegiatan penelitian tindakan ini adalah pra
siklus, pada pelaksanaan pra siklus ini peneliti belum memberikan metode
yang akan ditawarkan pada guru mata pelajaran sehingga pengajaran yang
digunakan masih murni belum tercampur oleh peneliti, guru masih
menggunakan metode yang konvensional yaitu guru menjelaskan materi
akhlaq terpuji kepada peserta didik dengan detail atau menyeluruh
sedangkan aktivitas peserta didik hanya mendengarkan penjelasan guru dan
mencatat dari tempat duduk mereka masing-masing. Setelah guru
menjelaskan materi akhlaq terpuji maka dilanjutkan dengan memberikan
contoh sedangkan peserta didik menyalinnya di buku tulis mereka masing-
masing.
Pelaksanaan pra siklus dilakukan dengan mengambil evaluasi dari
pembelajaran pada materi sebelumnya. Berdasarkan evaluasi pembelajaran
diperoleh nilai rata-rata tes formatifnya. Sedangkan observasi pada tahap pra
siklus menggunakan instrumen observasi yang dipegang oleh peneliti.
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan peserta didik sebelum
penerapan strategi Active Learning Tipe Jigsaw. Adapun hasil belajar dan
keaktifan peserta didik pada tahun lalu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4
Hasil belajar dan Keaktifan peserta didik pra siklus
54
Rata-rata
hasil belajar
Ketuntasan Belajar Keaktifan
peserta didik
62,75 55.00%. 53,18%
Berdasarkan data di atas dapat diperoleh nilai evaluasi pada tahap
pra siklus adalah 62.75 dengan prosentase keaktifan peserta didik 53,18%.
Dokumentasi ini diperoleh dari Ibu Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I selaku guru
mitra atau guru pengampu Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq di MI Kalibening
Dukun Kabupaten Magelang pada tanggal 31 Januari 2011.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Wiwin Sulistyowati, S.
Pd.I selaku guru mitra sekaligus guru pengampu Mata Pelajaran Aqidah
Akhlaq di MI Kalibening Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang pada
tanggal 31 Januari 2011 menyatakan bahwa dalam pelaksanaan
pembelajaran belum pernah menggunakan strategi pembelajaran aktif
(Active Learning), metode yang digunakan masih menggunakan metode
konvensional dan masih terjadi komunikasi satu arah artinya peserta didik
cenderung pasif dan kurang mempunyai pengalaman belajar dalam
pembelajaran. Sehingga peserta didik kurang menyukai pelajaran aqidah
akhlaq dan menyebabkan hasil belajar rendah. Hal ini terbukti berdasarkan
tabel diatas diperoleh KKM di bawah 7,0. Kondisi seperti ini tentunya
berakibat pada nilai mid semester atau semester rendah karena materi
tersebut berkaitan.
Adanya hal tersebut bisa disimpulkan pembelajaran tahun-tahun lalu
masih terpaku dengan guru dan peserta didik kurang aktif dalam
pembelajaran, hal ini menjadikan pembelajaran belum sesuai dengan apa
yang dikatakan dengan pembelajaran aktif karena pembelajaran masih
menggunakan metode konvensional yaitu ceramah menjadikan penanaman
konsep dalam materi kurang.
Mengkaji pembelajaran konvensional yang belum mampu
menghasilkan nilai diatas rata-rata sesuai KKM, maka dapat disimpulkan
bahwa masalah yang terjadi adalah guru dan model pembelajaran yang perlu
dirubah, untuk itu perlu adanya metode yang spesifik yang baru yang
55
mampu meningkatkan prestasi belajar dan keaktifan peserta didik, salah
satunya metode yang ditawarkan oleh peneliti yaitu strategi Active Learning
Tipe Jigsaw
2. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada hari senin tanggal 7 Februari
2011 oleh peneliti didampingi guru mitra yaitu Ibu Wiwin Sulistyowati,
S.Pd.I sebagai Kolaborator. Penelitian yang telah dilakukan akhirnya
diperoleh data-data yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Tahap perencanaan secara kolaborasi dengan guru merencanakan
hal-hal apa saja yang dilakukan dalam penelitian. Guru menjelaskan
permasalahan yang terjadi di kelas V yakni tentang hasil belajar peserta
didik yang masih dibawah ketuntasan minimum yaitu 7,0. Peneliti dan
kolaborator merancang skenario pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan strategi Active Learning Tipe Jigsaw, lembar kertas berisi
materi diskusi, membuat lembar observasi serta membuat tes atau soal
yang digunakan setiap siklusnya.1
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan langsung oleh
peneliti didampingi Kolaborator, Ibu Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I pada
hari senin tanggal 7 Februari 2011 dengan alokasi waktu 2x35 menit.
Proses awal pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai
keadaan peserta didik masih dalam keadaan ramai, karena pelajaran
dimulai pada jam setelah istirahat pertama sehingga peserta didik belum
konsentrasi. Tetapi keadaan seperti itu dapat dikondisikan setelah guru
membuka kelas dan memperkenalkan peneliti sebagai “guru pengganti”
mata pelajaran aqidah akhlaq.
Pelajaran dimulai dengan berdoa dipimpin oleh peneliti sebagai
pelaksana penerapan pembelajaran dengan tidak lupa mengabsen peserta
1RPP selengkapnya dalam lampiran.
56
didik, maka pelajaran dimulai menuliskan di white board pokok materi
yang menjadi bahan kajian selama penelitian yakni “akhlaq terpuji” serta
menerangkan secara singkat (10 menit) indikator-indikator akhlaq terpuji
pada siklus pertama ini yaitu pengertian Optimis, Qonaah, Tawakal dan
Teguh Pendirian, keuntungan serta ciri-ciri orang yang berprilaku
Optimis, Qonaah, Tawakal dan Teguh Pendirian. Saat diterangkan
peserta didik dalam keadaan gaduh, ramai sendiri khususnya peserta
didik yang duduk di deretan belakang selalu ramai saat diterangkan,
setidaknya hal ini menunjukkan ketidak efektifan metode ceramah jika
dilakukan terus menerus.
Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan strategi Active
Learning Tipe Jigsaw, membagi peserta didik menjadi 4 kelompok,
dengan masing-masing kelompok berjumlah 5 peserta didik. Sehingga
jumlahnya dengan dengan jumlah keseluruhan peserta didik yaitu 20
peserta didik. Setelah kelompok terbentuk dilanjutkan dengan
mempersilakan peserta didik menunjuk seorang delegasi yang akan
dikirim kekelompok lain untuk menyampaikan materi yang di pelajari.
Proses pembentukan delegasi yang akan mewakili kelompoknya ini
terjadi cukup lama karena masing-masing anggota kelompok saling
lempar tidak menjadi ketua yang harus menerangkan materi kepada
kelompok lain.
Presentasi hasil diskusi pada siklus I belum menunjukkan proses
diskusi yang aktif, peserta didik masih malu dan ragu untuk menerangkan
materi ke kelompok lain. Hal ini disebabkan karena peserta didik belum
terbiasa dengan penerapan strategi Active Learning Tipe Jigsaw.
Pada siklus pertama ini terhitung hanya tiga peserta didik yang
aktif di kelas yaitu Khanif Hanafi, Mifbahuddin dan Atika Ani Farkhah,
sedangkan yang lain belum berani untuk mengeluarkan suaranya hanya
sekedar mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan dari
kelompok lain.
57
Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah
dipelajari serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
bertanya tentang materi yang telah didiskusikan. Dilanjutkan dengan
memberikan tes formatif untuk dikerjakan oleh peserta didik secara
individu.
c. Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap aktifitas guru dan aktifitas peserta
didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan dan
aktifitas belajar peserta didik dan kegiatan guru.
Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan peserta didik adalah:
1) Peneliti mengamati bahan pelajaran yang dibawa oleh peserta didik
2) Peneliti mengamati peserta didik aktif dalam kelompok.
3) Peneliti mengamati peserta didik bertanya kepada guru, menjawab
pertanyaan.
4) Peneliti mengamati peserta didik mempresentasikan hasil yang telah
didapat setelah dari kelompok lain.
5) Peneliti mengamati waktu dalam pembelajaran maupun dalam
berdiskusi.
6) Peneliti mengamati aktifitas yang tidak perlu dilakukan peserta didik
seperti mengobrol sendiri, ramai, dan lain-lain.
Hasil pengamatan yang didapatkan oleh peneliti terhadap aktifitas
peserta didik pada siklus pertama, adalah sebagai berikut:
1) Penelitian siklus I ini dilaksanakan satu minggu setelah liburan
semester tetapi Lembar Kerja Siswa (LKS) belum dibagikan kepada
peserta didik sehingga pembelajaran mengalami kesulitan karena
peserta didik belum memiliki pedoman tentang materi.
2) Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran di kelas masih rendah,
peserta didik yang aktif dalam kelompok 62,50%.
3) Peserta didik kurang berani bertanya, maupun menanggapi materi
yang dipaparkan kepada kelompok lain, bahkan masih malu
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa.
58
4) Peserta didik masih belum berani berpendapat, hanya tiga peserta
didik yang berani mengeluarkan pendapat.
5) Peserta didik belum bisa memaksimalkan waktu yang diberikan
untuk menyelesaikan tugas.
6) Peserta didik masih banyak yang berbicara sendiri atau ngobrol
dengan teman sebangkunya saat guru menyampaikan materi.
7) Meskipun keaktifan peserta didik pada siklus I masih rendah tetapi
keaktifan peserta didik telah mengalami peningkatan dari tahap
prasiklus, dimana keaktifan siswa pada tahap pra siklus hanya
53,18% meningkat menjadi 62,50%.
Tabel 5
Perbandingan Prosentase Keaktifan
pada Tahap Prasiklus dan Siklus I
No. Pelaksanaan Siklus Prosentase (%)
1 Prasiklus 53,18
2 Siklus 1 62,50
Sebagaimana telah penulis paparkan pada BAB III bahwa pada
penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran
sedangkan kolaborator yaitu Ibu Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I sebagai
observer, hal ini terjadi karena guru sebagai kolaborator merasa belum
siap untuk melaksanakan pembelajaran menggunakan penerapan strategi
Active Learning Tipe Jigsaw dikarenakan guru belum pernah
menerapkan metode-metode aktif tersebut sehingga takut apabila terjadi
kesalahan atau tidak sesuai prosedur yang ditentukan. Oleh karena itu
peneliti yang melaksanakan proses pembelajaran. Adapun aspek-aspek
yang diamati terhadap aktifitas guru adalah:
1) Mengamati guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran
yang akan dibahas.
59
2) Mengamati guru memotivasi dan membangkitkan semangat peserta
didik untuk belajar.
3) Mengamati guru menanggapi hasil diskusi.
4) Mengamati guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan
berpendapat.
5) Mengamati guru menyuruh mempelajari materi yang akan dibahas
pada pertemuan mendatang.
Hasil observasi terhadap aktifitas guru dalam pembelajaran pada
siklus I yang telah dilakukan menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1) Dalam memberikan apersepsi, guru menerangkan terlalu lama.
Sehingga waktu untuk berdiskusi menjadi berkurang.
2) Guru kurang memberikan motivasi serta membangkitkan semangat
peserta didik, sehingga peserta didik malas dalam berdiskusi.
3) Guru dalam menanggapi hasil diskusi, terlalu lama dalam menjawab.
Sehingga mengurangi waktu diskusi peserta didik.
4) Guru lupa menyampaikan kepada peserta didik agar mempelajari
materi yang akan datang.
5) Prosentase kegiatan guru masih kurang optimal, hal ini terbukti
dengan adanya beberapa langkah penerapan pembelajaran yang
belum terlaksana.
Tabel 6
Prosentase Observasi Guru Tahap Siklus I
No. Pelaksanaan Siklus Prosentase (%)
1 Siklus I 68,75
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir
pembelajaran pada siklus I didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada
tahap siklus I yaitu 69,50 (terlampir) yang berada di bawah standar yang
ditentukan yaitu di bawah 70 dan dengan ketuntasan klasikal sebesar
65% dan ini masih dibawah indikator yang ditetapkan sebesar 75%.
60
Tabel 7
Perbandingan Rata-rata Tes Akhir
Pada Tahap Prasiklus dan siklus I
No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Prosentase (%)
1 Prasiklus 62,75 58,33
2 Siklus I 69,50 65,00
Dilihat dari tabel di atas perbandingan keaktifan dan hasil tes akhir
pada tahap pra siklus yang masih menggunakan metode ceramah dan
penugasan pada Lembar Kerja Siswa (LKS) dan siklus 1 yang
menggunakan strategi Active Learning Tipe Jigsaw menunjukkan adanya
peningkatan meskipun nilai yang dihasilkan masih di bawah kriteria
minimal.
d. Refleksi
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan terhadap aktifitas guru dan
peserta didik saat pembelajaran berlangsung akan diperoleh informasi
tentang hasil strategi pembelajaran Tipe Jigsaw. Hasil observasi itu
kemudian dianalisis dan didiskusikan bersama dengan guru sebagai
bahan refleksi.
Refleksi ini dilakukan dengan:
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara
terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.
2) Mengetahui seberapa jauh tindakan yang dilaksanakan itu sesuai
dengan tujuan yang diinginkan dan kendala-kendala dalam proses
pembelajaran tersebut.
3) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pelaksanaan
kegiatan pada penelitian siklus II.
Adapun hasil-hasil yang diperoleh dari tahap refleksi siklus I ini
adalah:
61
1) Pada minggu pertama pembelajaran dengan strategi Active Learning
Tipe Jigsaw, Lembar Kerja Siswa (LKS) belum dibagikan kepada
peserta didik. oleh karena itu, untuk memudahkan pembelajaran,
LKS harus dibagikan agar bisa dibaca terlebih dahulu materi yang
akan dibahas oleh peserta didik.
2) Keaktifan peserta didik masih rendah disebabkan peserta didik
belum terbiasa dengan model pembelajaran baru. Oleh karena itu
guru harus lebih sering menggunakan pembelajaran aktif jika materi
yang dibahas baik untuk diterapkan model kelompok.
3) Peserta didik yang kurang lancar dalam memaparkan materi maupun
dalam menjawab pertanyaan yang disanpaikan oleh kelompok lain
diberikan kesempatan terlebih dahulu untuk melatih keterampilan
peserta didik dan mendorong siswa mengkonstruk sendiri
pengetahuannya dengan bimbingan guru.
4) Manajemen waktu harus lebih diperhitungkan lagi, sebab dalam
diskusi kelompok lebih membutuhkan waktu yang panjang dan lebih
dibutuhkan tenaga dan kesabaran yang ekstra untuk mampu
memahami karakteristik siswa dalam kelompoknya.
5) Karena ada beberapa murid yang mengobrol sendiri saat pelajaran,
maka dapat ditangani secara khusus oleh guru/ praktikan. Misalnya
dengan wawancara non formal diluar jam pelajaran.
6) Guru harus pandai memberikan motivasi serta membangkitkan
semangat peserta didik.
7) Guru agar menyampaikan bahasan yang akan dibahas pada
pertemuan mendatang, agar peserta didik dapat mempelajari materi
sebelum pelajaran dimulai.
8) Aktifitas guru masih rendah (68,75%) disebabkan berbagai faktor
seperti waktu yang singkat, kondisi sebagian peserta didik yang
ramai dan lain-lain.
3. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
62
a. Perencanaan
Tahap siklus II ini guru dan peneliti bertemu kembali untuk
membahas kekurangan dalam siklus I yang ternyata dalam proses
pembelajaran dengan strategi Active Learning Tipe Jigsaw yang peneliti
tawarkan hasilnya belum maksimal. Terlihat pada hasil belajar peserta
didik setelah dilaksanakan strategi tersebut, siswa yang mencapai
ketuntasan minimum hanya 13 dari jumlah keseluruhan 20 peserta didik.
Hasil belajar siklus I yang kurang maksimal tersebut, maka
peneliti bersama kolaborator merancang kembali skenario pembelajaran
siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I diatas, diantara hal-hal yang
direncanakan dalam tahap siklus II ini seperti guru berupaya
meningkatkan keaktifan peserta didik dengan membiasakan membahas
materi bersama satu kelompok yang kemudian diterangkan kepada
kelompok lain di kelas, alat pelajaran (LKS) harus dibagikan kepada
peserta didik, guru dan siswa lebih mengoptimalkan waktu seefektif
mungkin, siswa yang selalu ramai di kelas harus lebih diperhatikan, serta
menciptakan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan saat proses
pembelajaran. Selain itu keterlibatan peserta didik juga lebih
dimaksimalkan. Selanjutnya Peneliti dan kolaborator merancang skenario
pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi Active Learning Tipe
Jigsawi, membuat lembar observasi, membuat tes atau soal yang
digunakan dalam siklus 2.2
b. Pelaksanaan Tindakan
Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa tujuan
penelitian belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal
yang belum sempurna di siklus I diperbaiki di siklus II. Siklus II
dilaksanakan pada hari senin, tanggal 14 Februari 2011 dengan alokasi
waktu 2x35 menit. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
strategi Active Learning Tipe Jigsaw .
2RPP selengkapnya dalam lampiran.
63
Pelaksanaan pembelajaran dimulai, proses awal masuk kelas,
peneliti langsung memposisikan diri sebagai guru. Sedangkan
kolaborator yang masuk bersama peneliti duduk pada bangku belakang
dengan membawa lembar observasi yang harus diisi sebagai lembar
pengamatan. Pembelajaran berlangsung tidak jauh berbeda dengan
penelitian pada siklus pertama yakni dimulai dengan membagikan materi
yang menjadi bahan kajian selama penelitian yakni “akhlaq terpuji” serta
menerangkan secara singkat (10 menit) indikator-indikator dari akhlaq
terpuji pada siklus kedua ini yaitu menyebutkan pengertian sifat Optimis,
Tawakal, Qonaah, dan Teguh Pendirian, Dalil yang mendasari sifat
Optimis, Tawakal, Qonaah dan Teguh Pendirian serta Hikmah dari Kisah
Askhabul khahfi. Kondisi peserta didik saat diterangkan materi tersebut
cukup tenang, hanya saja kondisi fisik gedung yang kecil menyebabkan
banyak suara-suara dari kelas yang berada di sebelah kelas V banyak
mengganggu pelajaran.
Proses pembelajaran dilanjutkan pada penerapan strategi Active
Learning Tipe Jigsaw, membagi peserta didik menjadi 4 kelompok,
dengan masing-masing kelompok berjumlah 5 peserta didik. Sehingga
jumlahnya pas dengan jumlah keseluruhan peserta didik yaitu 20 peserta
didik. pembagian kelompok tidak memakan waktu lama, karena anggota
kelompok pada siklus kedua ini tetap menggunakan anggota kelompok
yang sama pada siklus I. Hanya saja untuk delegasi dan sekretaris
peneliti lebih menginginkan untuk diganti agar peserta didik yang belum
pernah berbicara di depan berani untuk memaparkan materi yang
dipelajari di kelompoknya dan disanpaikan kepada kelompok lain. Proses
pembentukan delegasi dan sekretaris ini terjadi cukup lama karena
masing-masing anggota kelompok saling lempar tidak menjadi ketua
yang harus memaparkan hasil, sehingga ada sebagian kelompok yang
masih mempercayakan jabatan delegasi pada anak yang sama dengan
siklus I.
64
Proses pertukaran Delegasi pada siklus II ini sudah mulai ada
peningkatan dibanding siklus I, artinya para delegasi sudah mulai lancar
dalam menjelaskan materi kepada kelompok lain. Peserta lain pun
antusias dalam menanggapi hasil paparan dari kelompok lain.
Tahap akhir dari pembelajaran adalah pemberian evaluasi pada
peserta didik berupa tes individu untuk peserta didik. Pada siklus kedua
ini, waktu sudah terorganisir dengan baik, sehingga tes dilakukan
langsung dengan alokasi waktu 15 menit peserta didik mampu
menyelesaikan dengan tepat waktu, meskipun ada sebagian peserta didik
yang mengumpulkan hasil tes menyusul diserahkan ke kantor.
c. Pengamatan
Observasi dilakukan terhadap aktifitas guru dan aktifitas peserta
didik. Pengamatan dilakukan untuk merekam semua kemampuan dan
aktifitas belajar peserta didik dan kegiatan guru.
Aspek-aspek yang diamati terhadap kegiatan peserta didik siklus
II adalah:
1) Peneliti mengamati bahan pelajaran yang dibawa oleh peserta didik
2) Peneliti mengamati peserta didik aktif dalam menyampaikan paparan
meteri maupun menanggapi penyampaian materi kepada kelompok
lain.
3) Peneliti mengamati peserta didik bertanya kepada guru, menjawab
pertanyaan.
4) Peneliti mengamati waktu dalam pembelajaran maupun dalam
diskusi kelompok.
5) Peneliti mengamati aktifitas yang tidak perlu dilakukan peserta didik
seperti mengobrol sendiri, ramai, dan lain-lain.
Hasil pengamatan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran
adalah:
1) Lembar Kerja Siswa (LKS) sudah dibagikan kepada peserta didik,
sehingga semakin memudahkan proses pembelajaran.
65
2) Pada siklus II ini peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran yaitu
sebesar 77,08% seperti berani bertanya, berkomentar serta menjawab
soal dari temannya sendiri walaupun jawaban itu salah.
Tabel 8
Perbandingan Prosentase Keaktifan
pada Tahap Siklus I dan Siklus II
No. Pelaksanaan Siklus Prosentase (%)
1 Siklus I 62,50
2 Siklus II 77,08
3) Antusias peserta didik dalam bertanya, menjawab, maupun
berdiskusi kelompok sudah mulai tampak.
4) Waktu yang digunakan untuk diskusi kelompok dan menyelesaikan
tes individu sudah cukup. Sehingga tidak perlu menyita jam istirahat
peserta didik.
5) Peserta didik yang duduk dibelakang masih banyak yang berbicara
sendiri atau ngobrol dengan teman sebangkunya saat guru
menyampaikan materi. Tidak berbeda dengan pembelajaran saat
siklus I.
6) Motivasi dan semangat sudah diberikan guru diantaranya dengan
memberikan pujian serta memberikan nilai tambah bagi peserta didik
yang aktif, sehingga banyak peserta didik terpancing untuk aktif.
Adapun aspek-aspek yang diamati terhadap aktifitas guru pada
siklus II adalah:
1) Mengamati guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran
yang akan dibahas.
2) Mengamati guru memotivasi dan membangkitkan semangat peserta
didik untuk belajar.
3) Mengamati guru menanggapi hasil diskusi.
4) Mengamati guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan
berpendapat.
66
Hasil pengamatan aspek-aspek aktifitas guru dalam pembelajaran
di atas adalah:
1) Manajemen waktu sudah tertata dengan rapi. Baik dalam apersepsi,
diskusi, menanggapi hasil diskusi, maupun dalam pelaksanaan tes
individu.
2) Pemberian motivasi dan semangat kepada peserta didik sudah
sampaikan dengan baik.
3) Guru telah memberikan bimbingan secara merata ketika
membimbing peserta didik berdiskusi kelompok.
4) Guru banyak memberikan pujian terhadap peserta didik yang aktif
dalam diskusi, serta terhadap semua ketua kelompok yang telah
berani mempresentasikan hasil diskusinya.
Tabel 9
Perbandingan Prosentase Observasi Guru
pada Tahap Siklus I dan Siklus II
No. Pelaksanaan Siklus Prosentase (%)
1 Siklus I 68,75
2 Siklus II 89,06
Berkaitan dengan hasil tes akhir yang dilakukan di akhir
pembelajaran pada siklus II didapat bahwa rata-rata hasil belajar pada
tahap siklus II yaitu 79,25 (terlampir) yang berada di atas standar yang
ditentukan yaitu diatas 70 dan dengan ketuntasan klasikal sebesar 85%
dan ini sudah di atas indikator yang ditetapkan sebesar 75%.
Tabel 10
Perbandingan Rata-rata Tes Akhir
Pada Tahap siklus I dan siklus II
No Pelaksanaan Siklus Rata-rata Prosentase (%)
1 Siklus I 69,50 62,50
2 Siklus II 79,25 77,08
67
Dilihat dari tabel di atas perbandingan aktifitas belajar dan hasil tes
akhir pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya sebuah peningkatan
dari tiap-tiap siklus.
d. Refleksi
Pelaksanaan tindakan dan pengamatan terhadap aktifitas peserta
didik di atas akan diperoleh informasi tentang hasil strategi pembelajaran
aktif Tipe Jigsaw. Hasil pengamatan diatas kemudian didiskusikan
bersama dengan guru sebagai bahan refleksi.
Tahap refleksi dilakukan dengan cara:
1) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat simpulan sementara
terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus II.
2) Mendiskusikan hasil analisis dengan guru untuk mengetahui
seberapa jauh tindakan yang dilaksanakan itu sesuai dengan tujuan
yang diinginkan atau belum tercapai, serta mendiskusikan kendala-
kendala dalam proses pembelajaran tersebut.
Adapun hasil-hasil yang diperoleh dari tahap refleksi siklus II ini adalah:
1) Dengan adanya LKS yang dimiliki peserta didik semakin membantu
proses pembelajaran.
2) Keaktifan peserta didik dalam diskusi semakin tinggi dibanding
siklus pertama, seperti bertanya, menjawab, maupun berpendapat.
Disebabkan karena peserta didik telah 2 kali menjalankan strategi
Active Learning Tipe Jigsaw sehingga telah terbiasa.
3) Dengan support dari guru seperti pemberian pujian serta pemberian
nilai tinggi terhadap peserta didik yang aktif semakin mendorong
keaktifan peserta didik.
4) Guru dan peserta didik telah memanfaatkan waktu dengan baik. Baik
dalam pelaksanaan diskusi maupun dalam pelaksanaan tes individu.
5) Perlu ada perhatian khusus terhadap peserta didik yang selalu gaduh
saat jam pelajaran, dengan cara pendekatan personal saat pelajaran
maupun di luar kelas.
68
6) Ketika pembelajaran berlangsung, guru sering memberikan motivasi
pada peserta didik sehingga diskusi yang berlangsung berjalan
dengan efektif dan peserta didik pun ikut aktif.
7) Peserta didik sudah tidak canggung lagi untuk saling bertukar
pengetahuan. Hal ini berdasarkan data hasil pengamatan peserta
didik dengan prosentase 77,08 %.
8) Guru sudah mampu mengelola kelas dengan baik sehingga tercipta
suasana dan iklim yang menyenangkan, tertib, aktif dan bisa berjalan
dengan lancar. Hal ini berdasarkan data hasil pengamatan terhadap
kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan prosentase
baik yaitu 89,06% (Lampiran).
9) Secara garis besar pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah
berhasil, hal ini dapat dilihat dari nilai ketuntasan belajar rata-rata
kelas yang terus meningkat dari siklus I ketuntasan mencapai 65,%
dan pada siklus II menunjukkan perubahan positif dengan prosentase
ketuntasan belajar mencapai 85%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil pengamatan siklus II lebih baik dari siklusI.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus kedua ternyata Tipe
pembelajaran menggunakan strategi Active Learning Tipe Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik secara signifikan sehingga
tidak perlu melakukan tahap siklus III.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Prasiklus
Penelitian tindakan tahap prasiklus dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar peserta didik sebelum menggunakan Strategi Active Learning Tipe
Jigsaw. Tahap ini menggunakan nilai hasil belajar peserta didik sebelum
penelitian dilaksanakan.
69
Tabel 11
Daftar Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlaq Guru Mapel : Wiwin Sulistyowati, S. Pd.I
Kelas : V KKM yang ditetapkan : 7.0
NO. NAMA NILAI KETERCAPAIAN
1 Ahmad Erwin 50 TIDAK TUNTAS
2 Atika Anifarkhah 75 TUNTAS
3 Dini Anisa Maghfiroh 70 TUNTAS
4 Estiyani 50 TIDAK TUNTAS
5 Febria Ulhvah 75 TUNTAS
6 Galang Dwiki Aditya 55 TIDAK TUNTAS
7 Hanif Choirudin 60 TIDAK TUNTAS
8 Khanif Hanafi 70 TUNTAS
9 Maryatun 50 TIDAK TUNTAS
10 Mifbahuddin 70 TUNTAS
11 Nanang Prayogo 50 TIDAK TUNTAS
12 Nia Purwanti 70 TUNTAS
13 Oktaviani 70 TUNTAS
14 Retno Himayanti 50 TIDAK TUNTAS
15 Rahma Widiasih 70 TUNTAS
16 Rian Fitasri 70 TUNTAS
17 Stiyani 70 TUNTAS
18 Susanti 60 TIDAK TUNTAS
19 Tiara Nur Irvani 70 TUNTAS
20 Triyanto 50 TIDAKTUNTAS
Jumlah 1255
Keterangan: Kriteria hasil belajar :
> 70 = tidak tuntas
70 = tuntas
Berdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat:
1255)(xdidikpesertaseluruhnilai
11)( Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh
20)(Ndidikpeserta
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = N
x Ketuntasan belajar(%) =
N
Ftbx100%
70
= 20
1255 =
20
11 x 100%
= 62,75 = 55%
Pada pelaksanaan kedua tahap prasiklus diatas, hasil belajar peserta
didik yang mencapai ketuntasan adalah 8 peserta didik dari 12 peserta didik.
Hal ini menunjukkan pencapaian ketuntasan belajar peserta didik masih
rendah sebelum dilaksanakan penelitian.
Data diatas menunjukkan bahwa prosentase ketuntasan belajar pada
materi pengertian Optimis, Tawakal, Qonaah dan Teguh Pendirian adalah
55% dengan nilai rata-rata 62,75. Data yang diperoleh tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa hasil belajar peserta didik pada tahap prasiklus
dalam pembelajaran aqidah akhlaq masih banyak terdapat nilai peserta didik
dibawah rata-rata ketuntasan minimum yang telah diterapkan yaitu 70 (tujuh
puluh).
Peneliti mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang terjadi
sehingga menyebabkan nilai hasil belajar peserta didik rendah antara lain:
1. Belum adanya media pembelajaran yang tepat dengan materi yang
sedang diajarkan, sehingga peserta didik bosan dan kurang semangat
dalam menerima pelajaran.
2. Pembelajaran yang masih bercorak satu arah sehingga peserta didik jenuh
dengan proses pembelajaran.
3. Poin 1 dan 2 menyebabkan prestasi belajar materi Akhlaq terpuji peserta
didik rendah. Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan diatas,
pembelajaran aqidah akhlaq harus dikemas semenarik mungkin,
memberikan inovasi baru dalam proses pembelajaran agar memberikan
kesan menyenangkan dan menambah keaktifan peserta didik di kelas saat
pembelajaran berlangsung. Untuk itu perlu adanya strategi baru yang bisa
mengajak peserta didik untuk aktif di kelas yakni dengan Strategi Active
Learning Tipe Jigsaw.
71
2. Pembahasan Hasil siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I di kelas V dilaksanakan pada hari
senin tanggal 7 Februari 2011. Pada siklus ini materi yang diajarkan adalah
tentang Akhlaq terpuji melalui penerapan Strategi Active Learning Tipe
Jigsaw. Peneliti sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran menerapkan
strategi sesuai dengan langkah-langkah sebagaimana yang telah
dikembangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), disertai
lembar observasi aktifitas peserta didik dan guru sebagai kegiatan
pengamatan dalam pembelajaran.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik serta untuk
mengukur ketercapaian materi-materi yang telah didiskusikan, peneliti
memberikan tes evaluasi secara individu terhadap masing-masing peserta
didik. Tes berbentuk poin-poin pertanyaan tentang materi akhlaq terpuji
dengan jumlah soal 10 butir pertanyaan pilihan ganda dan 5 pertanyaan
essay.
Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar peserta didik pada
siklus I serta perolehan nilai peserta didik, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 12
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I
NO. NAMA NILAI KETERCAPAIAN
1 Ahmad Erwin 55 TIDAK TUNTAS
2 Atika Anifarkhah 80 TUNTAS
3 Dini Anisa Maghfiroh 75 TUNTAS
4 Estiyani 60 TIDAK TUNTAS
5 Febria Ulhvah 80 TUNTAS
6 Galang Dwiki Aditya 60 TIDAK TUNTAS
7 Hanif Choirudin 70 TUNTAS
8 Khanif Hanafi 75 TUNTAS
9 Maryatun 60 TIDAK TUNTAS
10 Mifbahuddin 70 TUNTAS
11 Nanang Prayogo 65 TIDAK TUNTAS
12 Nia Purwanti 70 TUNTAS
13 Oktaviani 70 TUNTAS
14 Retno Himayanti 60 TIDAK TUNTAS
15 Rahma Widiasih 80 TUNTAS
16 Rian Fitasri 70 TUNTAS
72
17 Stiyani 80 TUNTAS
18 Susanti 70 TUNTAS
19 Tiara Nur Irvani 80 TUNTAS
20 Triyanto 65 TIDAKTUNTAS
Jumlah 1390
Keterangan:
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka diperoleh:
1390)( Fdidikpesertaseluruhnilai
13)(Ftbbelajartuntasyangdidikpeserta
)(Ndidikpeserta 20
Nilai rata-rata ( x ) = N
F Sedangkan, ketuntasan belajar(%) =
N
Ftbx 100%
= 20
1390 =
20
13x 100%
= 69,50 = 65%
Pada pelaksanaan siklus I ini, hasil belajar peserta didik kelas V
setelah menerapkan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw yang mengalami
ketuntasan terdapat 13 peserta didik dari jumlah keseluruhan 20 peserta
didik, sedangkan 7 peserta didik lain belum mencapai ketuntasan minimal
yaitu 70.
Hasil tes yang diperoleh tersebut digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar materi pokok Akhlaq terpuji sebelum dan sesudah
penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw, juga digunakan untuk
membangkitkan semangat peserta didik untuk mempelajari materi akhlaq
terpuji pada pertemuan selanjutnya, dengan demikian diharapkan sikap
ketergantungan positif dalam kelompok meningkat agar tercipta
kekompakan dalam kelompok sehingga hasil belajar peserta didik akan
meningkat.
73
Hasil dari tabel diatas diketahui bahwa nilai rata-rata pada siklus I
meningkat dibandingkan pada tahap prasiklus dari rata-rata 62,72 menjadi
69,50 pada siklus I dengan prosentase sebesar 65%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada tahap siklus I ini hasil belajar peserta didik kelas V
MI Kalibening Dukun dalam pembelajaran Aqidah Akhlaq menggunakan
Strategi Active Learning Tipe Jigsaw ada peningkatan. Tetapi masih harus
dilaksanakan siklus ke 2 untuk mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan
minimal mata pelajaran aqidah akhlaq di MI Kalibening Dukun kabupaten
Magelang.
Pelaksanaan pada siklus I meskipun sudah mengalami peningkatan
dari prasiklus tetapi belum menunjukkan adanya hasil yang diharapkan dari
penggunaan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw. Hal ini dapat dilihat dari
persentase ketuntasan belajar peserta didik hanya sebesar 65%, sedangkan
sisanya masih belum memberikan hasil yang diharapkan guru. Begitu juga
dalam aktifitas peserta didik, mereka asyik ngobrol, bercanda dengan teman
sebangku dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Setelah diberikan soal
masih ada peserta didik yang tidak mengerjakan soal latihan, ada juga
peserta didik yang hanya mengerjakan sebagian kecil soal yang diberikan
guru dan masih banyak jawaban dari peserta didik yang salah serta banyak
dari peserta didik yang masih menyontek hasil pekerjaan temannya.
Kekurang berhasilan siklus I terjadi karena adanya beberapa faktor
yaitu perencanaan yang dilakukan guru pada siklus I masih banyak
kekurangan dan terlihat belum matang, selain itu guru juga terlalu cepat
dalam menjelaskan materi pelajaran serta kurang memberikan bimbingan
dan motivasi kepada peserta didik. Dari pengamatan yang telah dilakukan
secara menyeluruh oleh observer tampak bahwa proses pembelajaran masih
kurang lancar. Kesiapan dan keaktifan peserta didik di kelas belum
maksimal saat memberikan pertanyaan atau latihan soal oleh guru. Untuk itu
perlu dilakukan perbaikan dalam melaksanakan tindakan pembelajaran di
kelas. Kemudian peneliti melanjutkan pada siklus II.
74
Kekurangan dalam siklus I harus menjadi bahan pertimbangan yang
penting bagi guru pada saat penyusunan siklus II. Sebab siklus II merupakan
penyempurnaan dari siklus I, dan siklus II harus lebih baik dari pada siklusI.
3. Pembahasan Hasil siklus II
Seperti pada tahap sebelumnya, pada tahap siklus II ini juga
menggunakan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw, penelitian dilaksanakan
pada hari senin, 14 Februari 2011. Tindakan yang telah dirumuskan dalam
siklus I dilaksanakan pada siklus II dalam materi akhlaq terpuji, dilanjutkan
observasi dan tes individu pada peserta didik untuk mengetahui peningkatan
aktifitas dan hasil belajar pada tiap-tiap siklusnya.
Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik serta untuk mengukur
ketercapaian materi-materi yang telah didiskusikan, peneliti memberikan tes
evaluasi secara individu terhadap masing-masing peserta didik. Tes
berbentuk poin-poin pertanyaan tentang materi pokok akhlaq terpuji dengan
jumlah soal 10 butir pertanyaan pilihan ganda dan 5 pertanyaan essaay.
Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi hasil belajar peserta didik pada
siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 13
Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II
NO. NAMA NILAI KETERCAPAIAN
1 Ahmad Erwin 65 TIDAK TUNTAS
2 Atika Anifarkhah 90 TUNTAS
3 Dini Anisa Maghfiroh 85 TUNTAS
4 Estiyani 65 TIDAK TUNTAS
5 Febria Ulhvah 90 TUNTAS
6 Galang Dwiki Aditya 70 TUNTAS
7 Hanif Choirudin 80 TUNTAS
8 Khanif Hanafi 85 TUNTAS
9 Maryatun 65 TIDAK TUNTAS
10 Mifbahuddin 85 TUNTAS
11 Nanang Prayogo 75 TUNTAS
12 Nia Purwanti 85 TUNTAS
13 Oktaviani 75 TUNTAS
75
14 Retno Himayanti 75 TUNTAS
15 Rahma Widiasih 90 TUNTAS
16 Rian Fitasri 80 TUNTAS
17 Stiyani 90 TUNTAS
18 Susanti 80 TUNTAS
19 Tiara Nur Irvani 85 TUNTAS
20 Triyanto 70 TUNTAS
Jumlah 1585
Keterangan:
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
KRITERIA HASIL BELAJAR
> 70 = Tidak Tuntas,
70 = Tuntas, dengan ketuntasan belajar adalah 75%.
ANALISA DATA HASIL SIKLUS
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka
diperoleh:
1585)( Fdidikpesertaseluruhnilai
17)(Ftbbelajartuntasyangdidikpeserta
)(Ndidikpeserta 20
Sehingga,
Nilai rata-rata ( x ) = N
F Sedangkan, ketuntasan belajar(%) =
N
Ftbx 100%
= 20
1585 =
20
17 x 100%
= 79,25 = 85%
Pada pelaksanaan siklus II ini, hasil belajar peserta didik ada
peningkatan yang pesat yaitu sebanyak 17 peserta didik yang mengalami
ketuntasan, dengan nilai rata-rata sebesar 79,25 sedangkan prosentase
ketuntasan belajar sebesar 85%. Hanya masih terdapat tiga peserta didik
yang belum tuntas yaitu Ahmad Erwin, Estiyani dan Maryatun. ketiga anak
76
yang disebutkan pertama ternyata termasuk kelompok peserta didik yang
bandel, duduk dibelakang dan selalu ramai saat pembelajaran sehingga nilai
mereka selalu tidak tuntas.
Data hasil nilai peserta didik siklus kedua tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa pada tahap siklus II hasil belajar peserta didik kelas V
MI Kalibening Kecamatan Dukun kabupaten Magelang dalam pembelajaran
menggunakan strategi Active Learning Tipe Jigsaw ada peningkatan drastis,
dari semula jumlah ketuntasan 65% dengan nilai rata-rata 69,50 pada siklus
I menjadi 85% dengan nilai rata-rata 79,25 pada siklus II.
Kegiatan pada siklus II sudah berjalan dengan baik, pada umumnya
semua anggota kelompok sudah aktif mulai terlibat dalam menyelesaikan
tugas kelompoknya. Hal ini terjadi karena setiap anak sudah memiliki rasa
Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Aktifnya peserta didik juga
terjadi karena sudah menyadari bahwa ternyata materi tersebut berhubungan
dengan masalah kehidupan sehari-hari. Metode yang diterapkan juga cukup
menarik dan mengurangi kebosanan terhadap kegiatan belajar mengajar.
Proses diskusi antara yang peserta didik dalam kelompoknya juga
berlangsung dengan baik, karena interaksi antara peserta didik yang pandai
dan kurang pandai sudah terjadi.
Pada siklus II ini peserta didik sudah berani dan banyak yang
antusias untuk menanggapi penjelasan yang disampaikan dari delegasi yang
dikirim ke kelompoknya. para delegasi pun sudah lancar dalam memaparkan
materi kepada kelompok lain. Hal ini sudah mulai terbiasa dan punya
keberanian untuk melakukan presentasi, hasil yang disampaikan cukup baik,
dan peserta didik sudah tidak terlihat canggung dalam memaparkan hasil
kerja kelompoknya. Peserta yang memberi tanggapan terhadap hasil
presentasi juga meningkat. Peserta didik juga aktif dan semangat pada
waktu mengerjakan soal tes formatif secara individu yang diberikan dan
sebagian besar peserta didik dapat menjawab dengan benar.
4. Perbandingan Siklus I dan Siklus II
77
Setelah observasi selesai dilakukan, peneliti bersama kolaborator
dalam penelitian tindakan di kelas V kemudian mengadakan diskusi
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dengan
menggunakan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw tersebut. Hasil diskusi
tersebut berkaitan dengan pembahasan hasil tindakan dari tahap prasiklus,
siklus I sampai siklus II yaitu:
a. Terjadi peningkatan penguasaan materi akhlaq terpuji peserta didik dari
tahap pra siklus, siklus I dan siklus II.
b. Terjadi peningkatan aktifitas belajar peserta didik di setiap siklus
penelitian.
c. Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan prestasi belajar peserta
didik dari tahap siklus I dan siklus II sebagaimana dapat dilihat dari tabel
berikut:
Tabel 14
Daftar Nilai Peserta Didik per siklus
No Nama Hasil Belajar
Siklus I Siklus II
1 Ahmad Erwin 55 65
2 Atika Ani Farkhah 80 90
3 Dini Anisa Maghfiroh 75 85
4 Estiyani 60 65
5 Febria Ulvah 80 90
6 Galang Dwiki Aditya 60 70
7 Hanif Choirudin 70 80
8 Khanif Hanafi 75 85
9 Maryatun 60 65
10 Mifbahudin 70 85
11 Nanang Prayogo 65 75
12 Nia Purwanti 70 85
78
13 Oktaviani 70 75
14 Retno Himayanti 60 75
15 Rohma Widiasih 80 90
16 Rian Fitasari 70 80
17 Stiyani 80 90
18 Susanti 70 80
19 Tiara Nur Irvani 80 85
20 Triyanto 65 70
Jumlah 1390 1585
Daftar perolehan nilai peserta didik pada masing-masing siklus di
atas menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar yang signifikan di
tiap-tiap siklusnya, terbukti dengan jumlah nilai pada siklus I yaitu 1390
naik menjadi 1585 pada siklus II. Untuk mengetahui adanya peningkatan
pencapaian nilai rata-rata dan ketuntasan belajar peserta didik secara
klasikal serta perolehan prosentase keaktifan peserta didik dari siklus I ke
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15
Perbandingan Nilai Rata-rata dan Prosentase Pencapaian Hasil Belajar dan
Keaktifan Peserta Didik Siklus I dan Siklus II
No. Pelaksanaan tindakan Nilai Rata-
rata
Prosentase (%)
Hasil Belajar Keaktifan
1 Siklus I 69,50 65% 62,5 %
2 Siklus II 79,25 85% 77,08 %
Dengan demikian hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan
dapat dicapai sehingga tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. Berdasarkan
hasil tes formatif siklus II dengan rata-rata hasil belajar peserta didik 79,25
dan ketuntasan belajar 85% serta persentase aktivitas belajar peserta didik
77,08%, maka dapat disimpulkan dengan penerapan Strategi Active
79
Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik MI
Kalibening kecamatan Dukun Kabupaten Magelang tahun ajaran 2010/2011
pada materi pokok akhlaq terpuji.
80
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan:
1. Penerapan Pembelajaran Active Learning Tipe Jigsaw pada materi pokok
akhlaq terpuji adalah skenario penerapan pembelajaran yang dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V MI Kalibening kecamatan Dukun
kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2010/2011, pembelajaran disusun dalam
bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat langkah-
langkah proses pembelajaran yang bercirikan Pembelajaran aktif Tipe Jigsaw,
yakni: (1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok (4 siswa). (2) Guru
menunjuk seorang delegasi dan sekretaris. (3) Guru membagikan materi
pelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji yang harus dipelajari
pada masing-masing kelompok. (4) Masing-masing kelompok mendapatkan
satu materi pelajaran aqidah akhlaq materi pokok akhlaq terpuji yang harus
diselesaikan secara kelompok. (5) Guru menginstruksikan setiap kelompok
untuk memaparkan materi pokok akhlaq terpuji kepada kelompok lain (6)
Pastikan setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi. (7)
Setelah selesai setiap kelompok melalui juru bicara yang ditunjuk menyajikan
hasil dari pemaparan kelompok lain dalam forum kelas.
2. Strategi pembelajaran Active Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa pada materi pokok akhlaq terpuji kelas V di MI
Kalibening Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang tahun ajaran 2010/2011.
Ini terbukti pada penelitian pra siklus rata-rata hasil belajar masih 62,75
dengan prosentase sebesar 58,33%. Mengalami peningkatan pada siklus I
menjadi 69,50 dengan prosentase 68,75% dan meningkat lagi pada penelitian
81
tindakan siklus II sehingga dapat mencapai nilai diatas kriteria minimum 70
yaitu dengan nilai rata-rata 79,25 dengan prosentase 85%.
B. Saran
Mengingat pentingnya pendekatan pembelajaran secara kontekstual untuk
meningkatkan prestasi belajar peserta didik, peneliti mengharapkan beberapa hal
yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas sebagai berikut.
1. Kepada Guru Aqidah Akhlaq
a. Hendaknya dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar paham
menyiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi
tersampaikan secara maksimal.
b. Dalam pembelajaran aqidah akhlaq guru harus mampu memilih Tipe dan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
kepada peserta didik agar peserta didik merasa mudah dalam memahami
materi.
c. Hendaknya pembelajaran dirancang sedemikian rupa dan memperkaya
variasi mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang dialami
oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangannya terutama dari
perilaku, pemikiran dan pemahaman terhadap materi yang diajarkan.
d. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi Active Learning
Tipe Jigsaw pada mata pelajaran aqidah akhlaq agar dapat dilakukan tidak
hanya sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan
dan dilaksanakan secara kontinu sebagai program untuk meningkatkan
semangat dan mengurangi kejenuhan pada waktu melaksanakan
pembelajaran.
2. Pihak sekolah
a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
82
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan.
c. Kepada semua pihak sekolah terutama para guru, sudah seharusnya
meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi professional serta
membekali diri dengan pengetahuan yang luas, karena sesungguhnya
kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan
proses pembelajaran, yang akhirnya akan dapat menghasilkan peserta
didik yang berprestasi, berbudi pekerti luhur, dan berakhlaqul karimah
yang mampu berdampak positif pada perkembangan dan kemajuan
sekolah.
C. Penutup
Dengan terselesaikannya penulisan skripsi ini, peneliti tak lupa
mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas Rahmat,
Taufiq dan Hidayah-Nya.
Peneliti menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang ada dalam
skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik dari berbagai pihak tetap peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Akhirnya tak lupa peneliti sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sepenuhnya dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga amal
ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Amien.
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin, Nur “Faktor Yang Mempengaruhi Proses Pengelolaan Kelas”,
http://meetabied.wordpress.com/2011/3/30,hlm.8
Ahmad Faridh, Pembersih Jiwa, Terjemahan Nabhani Idris, Bandung: Pustaka,
1990
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pres, 2009
Anisa Mubarokah,NIM 3101099, Studi Penerapan Active Learning Pada Bidang
Studi PAI di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Tingkir
Salatiga, skipsi Program SI Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang,2008
Anita lie, Active learning, Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004
Departemen Agama RI (SK Menteri Agama RI No 207), Al-Qur’an dan
Terjemahannya, Edisi Lux, Semarang: Asy-Syifa, 1992
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ke-3,
Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Metodologi Pendidikan Agama
Islam, Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2002
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2008
Dradjat, Dzakiyah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta : Bumi
Aksara, 1995
Hamruni,H, Strategi Dan Model-Model Pembelajaran Aktif-Menyenangkan,
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga yogyakarta, 2009
Ilyas, Yunahar.H, Kuliah Akhlaq,Yogyakarta:Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI), 2004
Khaeruddin, dkk,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Konsep dan
Implementasinya di Madrasah, Jogjakarta:PILAR MEDIA,2007
Kholiq, Abdul , Analisis Kurikulum Madrasah (Mata Pelajaran Aqidak Akhlaq),
Semarang: Kementrian Agama RI, Fakultas Tarbiyah, 2010
Lampiran Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta: Dinas
Pendidikan,2007
Lyle E. Bourne Yr, Bruce RE, Psychologi, The Dryden Press, New York, tth
M. Arif, Ilmu Pendidikan Islam (Suatu Tujuan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner ), Jakarta: Bumi Aksara,2000
M.Tabrani, NIM 3104145, Efektifitas Model Pembelajaran Cooperatif learning
tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Biologi Materi pokok Sistem
Respirasi pada peserta didik kelas XI MAN Pemalang,Strata I Jurusan
Tadris Biologi, IAIN Walisongo Semarang,2009
Mardapi, Djemari, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes,Yogyakarta:
Mitra Cendekia Prees, 2008
Martinis, Yamin dan Maisah, Manajemen Pembelajaran Kelas, Jakarta: GP Press,
2009
Mufarokah, Anisatul , Strategi Belajar Mengajar, Yogyakarta: Teras,2009
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
2009
Mustaqim, Psikologi Pendidikan, cetakan ke-II, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2001
NATA, Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Rajawali pers, 2009
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2000
Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007
Silberman, Mel, Active Learning:101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:
Insan Mandiri,2007
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhi, Cet-5, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, semarang :
Rasail, Media group, 2008
Soekamto, Tutu & Udin Sarpudin Winataputra, “Teori Belajar”. Teori Belajar
dan Model Pembelajaran, Jakarta: PAU PPAI UT, 1994
Soenarjo, Al quran dan Terjemahnya, Edisi Lux, Semarang: As-Syifa, 1992
Subana dkk, Statistik Pendidikan, Bandung:Pustaka Setia,2005
Suprijono Agus, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Cet ke-III
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010
Surachmad, Winarno, Dasar dan Tehnik Research, Bandung :Tarsito, 1972
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali ,1984
Syafruddin, Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:
Quantum teaching, 2005
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008
Tabrani,A,Pengertian-Prestasi-belajar-siswa
,http://www.anneahira.com/2011/03/07,
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, cet-2, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994
Thamrin Nasution dan Nurhalimah Nasution, Peranan Orang Tua dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Anak,cet-3, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1989
W.J.S,Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Cet-4, Jakarta,Balai
Pustaka, 2007
W.S Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Gramedia, 1996
Wijowasit Tito Wasito, Kamus lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, cet
ke 10, Bandung: HASTA,tth
Yulaelawati, Ella, Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi Teori dan Aplikasi,
Bandung: Pakar Raya, 2004
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: LPPI UMY, 2004
Zuhairini,dkk, Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta: Bumi Aksara, 1995
83
Lampiran I
DAFTAR SUBJEK PENELITIAN
PESERTA DIDIK KELAS V MI KALIBENING KECAMATAN
DUKUN KABUPATEN MAGELANG
Wali Kelas : Wiwin Sulistyowati, S.Pd.I Ketua Kelas : Khanif Hanafi
NO Nama Jenis Kelamin
1 Ahmad Erwin L
2 Atika Anifarkhah P
3 Dini Anisa Maghfirah P
4 Estiyani P
5 Febria Ulvah P
6 Galang Dwiki Aditya L
7 Hanif Choirudin L
8 Khanif Hanafi L
9 Maryatun Sholikhah P
10 Mifbahuddin L
11 Nanang Prayoga L
12 Nia Purwanti P
13 Oktafiani P
14 Retno Himayanti P
15 Rohma Widiasih P
16 Rian Fitasari P
17 Stiyani P
18 Susanti P
19 Tiara Nur Irvani P
20 Triyanto L
84
Lampiran 2
DAFTAR HADIR PTK SISWA KELAS V
MI KALIBENING DUKUN MAGELANG
NO NAMA SISWA
Jenis Siklus I Siklus II
kelamin 7 Februari
2011
14 Februari
2011
1 Ahmad Erwin L √ √
2 Atika Anifarkhah P √ √
3 Dini Anisa Maghfirah P √ √
4 Estiyani P √ √
5 Febria Ulvah P √ √
6 Galang Dwiki Aditya L √ √
7 Hanif Choirudin L √ √
8 Khanif Hanafi L √ √
9 Maryatun Sholikhah P √ √
10 Mifbahuddin L √ √
11 Nanang Prayoga L √ √
12 Nia Purwanti P √ √
13 Oktafiani P √ √
14 Retno Himayanti P √ √
15 Rohma Widiasih P √ √
16 Rian Fitasari P √ √
17 Stiyani P √ √
18 Susanti P √ √
19 Tiara Nur Irvani P √ √
20 Triyanto L √ √
85
Lampiran 3
DAFTAR KELOMPOK DISKUSI
KELAS V SIKLUS I DAN SIKLUS II
Kelompok I Kelompok III
No. Nama Anggota
1. Khanif Hanafi
2. Rahma Widiasih
3. Maryatun Skolikhah
4. Mifbahudin
5. Susanti
Kelompok II Kelompok IV
No. Nama Anggota
1. Atika Ani Farkhah
2. Estiyani
3. Nanang Prayoga
4. Retno Himayanti
5. Triyanto
No. Nama Anggota
1. Febria Ulvah
2. Galang Dwiki A
3. Hanif Khoirudin
4. Nia purwanti
5. Oktaviani
No. Nama Anggota
1. Stiyani
2. Riyan Fitasari
3. Ahmad Erwin
4. Dini Anisa M
5. Tiara Nur Irvani
86
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN GURU
Pokok-pokok wawancara dengan Ibu Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I, selaku
guru mata pelajaran aqidah akhlaq kelas V MI Kalibening meliputi :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Aqidah akhlaq yang terjadi di kelas V
MI Kalibening Dukun Magelang?
2. Strategi apa yang digunakan dalam pembelajaran aqidah akhlaq?
3. Bagaimana kondisi peserta didik/ kelas dalam pembelajaran aqidah akhlaq?
4. Apakah peserta didik sering diberi strategi pembelajaran aktif dalam
pembelajaran?
5. Dengan mengetahui hasil belajar, apakah materi akhlaq terpuji sulit bagi
peserta didik?
6. Berapa KKM mata pelajaran aqidah akhlaq di MI Kalibening Dukun?
7. Berkaitan dengan perolehan nilai peserta didik, apakah sudah mencapai nilai
KKM dan berapa peserta didik yang tuntas belajar?
8. Berapa rata-rata nilai peserta didik tahun lalu dan berapa kira-kira prosentase
keaktifan peserta didik pada materi tersebut?
9. Pada KBM di kelas, sudah banyak peserta didik yang berani bertanya dan
mempresentasikan hasil pekerjaannya?
10. apakah strategi pembelajaran aqidah akhlaq di MI Kalibening Dukun sudah
menerapkan strategi pembelajaran yang berbasis PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efisien dan Menyenangkan)?
11. Pernahkah dalam pembelajaran aqidah akhlaq menggunakan strategi
pembelajaran Active Learning Tipe Jigsaw?
87
Lampiran 5
HASIL WAWANCARA
1. Pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlaq kelas V di MI Kalibening Dukun
berjalan lancar dan anak-anaknya antusias dalam belajar aqidah akhlaq.
2. Strategi yang digunakan dalam pembelajaran aqidah akhlaq adalah ceramah,
diskusi dan penugasan.
3. Kondisi kelas tenang dan kondisi peserta didik dalam kelas cukup aktif,
apabila ada yang belum jelas bertanya pada Ibu guru.
4. Selama ini belum menggunakan strategi baru, karena pernah dicoba
menggunakan strategi aktif anak-anaknya malah tidak paham, tidak bisa
berjalan dengan lancar.
5. Materi tentang aqidah akhlaq tidak ada kesulitan memahami.
6. KKM nya adalah 70
7. Dengan KKM tersebut nilai peserta didik kurang lebih ada 70 % peserta didik
yang tuntas belajar.
8. Rata-rata nilai tahun lalu adalah 70. Dan prosentase keaktifan kurang lebih
mencapai 70%.
9. Cukup banyak anak-anak yang aktif bertanya terutama dalam diskusi.
10. Pembelajaran aqidah akhlaq di MI Kalibening Dukun belum pernah
menggunakan strategi PAIKEM.
11. Strategi Active Learning Tipe Jigsaw belum pernah diterapkan dalam
pembelajaran.
88
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
Penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw
Nama Guru yang diamati : Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I
Satuan Pendidikan/ Kelas : MI Kalibening / V
Mata Pelajaran : Aqidah akhlaq
Materi Pokok : Akhlaq Terpuji
Standar Kompetensi : 3. Mampu membiasakan berakhlaq terpuji dalam
kehidupan sehari-hari
Kompetensi Dasar : 3.1 Membiasakan sifat Optimis, Qanaah,
Tawakal dan Teguh Pendirian
Indikator : 3.1.1. Menjelaskan pengertian optimis, qanaah, tawakal
dan Teguh Pendirian
3.1.2. Menjelaskan keuntungan mempunyai sifat
optimis, qanaah, tawakal, dan Teguh Pendirian
3.1.3. Menyebutkan ciri-ciri orang yang telah mempunyai
sifat optimis, qanaah, tawakal, dan Teguh Pendirian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
Diamati Hari/ Tanggal : Senin, 7 Februari 2011
Jam Pelajaran Ke : 5-6
Jumlah peserta didik : 20 peserta didik
Aspek Pengamatan Pelaksanaan
1 2 3 4
1.
Apersepsi.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru memberikan apersepsi tentang materi
pembelajaran yang akan dibahas.
√
√
89
2.
3.
Memberikan gambaran kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran dengan
mengingat kembali materi yang telah
disampaikan.
Memotivasi dan membangkitkan peserta didik
untuk belajar.
Penerapan strategi Active Learning Tipe Jigsaw
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
diskusi.
Memberikan materi yang akan dipelajari
Memberi pujian dan motivasi kepada siswa.
Menanggapi hasil diskusi
Melakukan penekanan pada poin-poin yang
penting.
Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Menyuruh masing-masing kelompok untuk
saling bertukar delegasi sampai membentuk zig-
zag
Guru menyuruh mempelajari materi yang akan
dipelajari pada pertemuan mendatang.
Memberi kesempatan siswa untuk berpendapat.
Menyimpulkan hasil pelajaran.
Menutup pelajaran
Memberikan tes secara individu untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
sesuai kompetensi yang ditentukan.
Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran
dengan strategi tersebut.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Tindakan Mengajar
KRITERIA PENILAIAN
1 = Kurang
90
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh:
Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh = 44
Skor Maksimum = 64
skor yang dicapai
Prosentase = x 100 %
skor maksimal
Prosentase = 64
43x 100 %
= 68,75 %
Penarikan Kesimpulan:
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di siklus I kurang optimal, hal ini
terbukti dengan adanya beberapa langkah penerapan pembelajaran yang belum
terlaksana secara optimal. Oleh karena itu, perlu perbaikan untuk mengoptimalkan
penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw.
Kalibening, 7 Februari 2011
Pengamat
Exna Wulandari
093111363
91
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
Penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw
Nama Guru yang diamati : Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I
Satuan Pendidikan/ Kelas : MI.Kalibening/ V
Mata Pelajaran : Aqidah akhlaq
Materi Pokok : Akhlaq Terpuji
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Akhlaq Terpuji dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 3.2. Membiasakan bersifat optimis, qanaah, tawakal,
dan Teguh Pendirian)
.
Indikator : 3. 2. 4. Menyebutkan dalil yang berhubungan
dengan Akhlaq Terpuji (optimis, qanaah,
tawakal, dan Teguh Pendirian)
3.2. 5 Membiasakan untuk bersikap dan berprilaku
optimis, qanaah, tawakal, dan Teguh Pendirian.
3.2. 6. Menyebutkan hikmah yang terkandung
dalam kisah askhabul kahfi yang berhubungan
dengan optimis, qanaah, tawakal, dan Teguh
Pendirian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
Diamati Hari/ Tanggal : Senin, 14 Februari 2011
Jam Pelajaran Ke : 5-6
Jumlah peserta didik : 20 peserta didik
Tindakan Mengajar
Aspek Pengamatan Pelaksanaan
1 2 3 4
1.
Apersepsi.
Guru memberikan apersepsi tentang materi
pembelajaran yang akan dibahas.
√
√
92
2.
3.
Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk
mengingatkan pelajaran yang lalu.
Memberikan gambaran kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran
Memotivasi dan membangkitkan peserta didik
untuk belajar.
Mempersilakan peserta didik untuk bertanya
Penerapan strategi Strategi Active Learning Tipe
Jigsaw
Membagi siswa menjadi beberapa kelompok
Memberikan materi kepada masing-masing
kelompok
Memberi pujian dan motivasi kepada siswa.
Menanggapi hasil diskusi
Melakukan penekanan pada poin-poin yang
penting.
Memberi kesempatan siswa untuk bertanya.
Menyuruh salah satu siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Memberi kesempatan siswa untuk berpendapat.
Menyimpulkan hasil pelajaran.
Menutup pelajaran
Memberikan tes secara individu untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
sesuai kompetensi yang ditentukan.
Menyimpulkan materi di akhir pembelajaran
dengan strategi pembelajaran tersebut.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
KRITERIA PENILAIAN,
93
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Jumlah maksimal skor = 64 Diperoleh skor = 57
Prosentase = Skor x 100% Prosentase = 57 x 100%
64 64
= 89,06 %
Penarikan Kesimpulan:
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di siklus II sudah optimal, hal ini
terbukti dengan adanya beberapa langkah penerapan pembelajaran yang sudah
terlaksana secara optimal. Oleh karena itu, dengan adanya pengelolaan
pembelajaran yang optimal, maka siklus II ini sudah cukup dalam menerapkan
Strategi Active Learning Tipe Jigsaw pada mata pelajaran aqidah akhlaq di kelas
V MI Kalibening Dukun.
Kalibening,,14 Februari 2011
Pengamat
Exna Wulandari
NIM. 093111363
94
Lampiran 8
DAFTAR NILAI TES Mata Pelajaran : Aqidah Akhlaq
Aspek : Akhlaq Terpuji
Kelas/ Semester : V/I
Tahun Pelajaran : 2010/2011
No Nama Hasil Belajar
Siklus I Siklus II
1 Ahmad Erwin 55 65
2 Atika Ani Farkhah 80 90
3 Dini Anisa Maghfiroh 75 85
4 Estiyani 60 65
5 Febria Ulvah 80 90
6 Galang Dwiki Aditya 60 70
7 Hanif Choirudin 70 80
8 Khanif Hanafi 70 85
9 Maryatun 60 65
10 Mifbahudin 70 85
11 Nanang Prayogo 65 75
12 Nia Purwanti 70 85
13 Oktaviani 70 75
14 Retno Himayanti 60 75
15 Rohma Widiasih 80 90
16 Rian Fitasari 70 85
17 Stiyani 80 90
18 Susanti 70 80
19 Tiara Nur Irvani 80 80
20 Triyanto 65 70
Jumlah 1390 1585
95
Lampiran 9
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI. Kalibening
Mata Pelajaran : Aqidah akhlaq
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Akhlaq Terpuji.
Kompetensi Dasar : 3.1 membiasakan sifat optimis, qanaah, tawakal, dan Teguh
Pendirian Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
Materi Pokok : Akhlaq Terpuji
Jumlah Peserta didik yang Hadir: 20 Peserta Didik
Tahun Pelajaran : 2010/2011
NO. NAMA NILAI KETERCAPAIAN
1 Ahmad Erwin 55 TIDAK TUNTAS
2 Atika Anifarkhah 80 TUNTAS
3 Dini Anisa Maghfiroh 75 TUNTAS
4 Estiyani 60 TIDAK TUNTAS
5 Febria Ulhvah 80 TUNTAS
6 Galang Dwiki Aditya 60 TIDAK TUNTAS
7 Hanif Choirudin 70 TUNTAS
8 Khanif Hanafi 75 TUNTAS
9 Maryatun 60 TIDAK TUNTAS
10 Mifbahuddin 70 TUNTAS
11 Nanang Prayogo 65 TIDAK TUNTAS
12 Nia Purwanti 70 TUNTAS
13 Oktaviani 70 TUNTAS
14 Retno Himayanti 60 TIDAK TUNTAS
15 Rahma Widiasih 80 TUNTAS
16 Rian Fitasri 70 TUNTAS
17 Stiyani 80 TUNTAS
18 Susanti 70 TUNTAS
19 Tiara Nur Irvani 80 TUNTAS
20 Triyanto 65 TIDAKTUNTAS
Jumlah 1390
Keterangan:
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka
diperoleh:
96
1390)( Fdidikpesertaseluruhnilai
13)(Ftbbelajartuntasyangdidikpeserta
)(Ndidikpeserta 20
Nilai rata-rata ( x ) = N
F Sedangkan, ketuntasan belajar(%) =
N
Ftbx 100%
= 20
1390 =
20
13x 100%
= 69,50 = 65%
Kesimpulan:
Pencapaian rata-rata hasil belajar di siklus I ini belum mencapai indikator
keberhasilan 69,50 dan yang ditentukan. Hal ini terbukti dengan perolehan rata-
rata hasil belajar sebesar dengan ketuntasan belajar hanya mencapai 65 %. agar
penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw dalam pokok materi Akhlaq
Terpuji untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V MI Kalibening
Dukun berhasil, maka harus dilaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Pengamat
Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I Exna Wulandari
NIP. NIM. 093111363
97
NO. NAMA NILAI KETERCAPAIAN
1 Ahmad Erwin 65 TIDAK TUNTAS
2 Atika Anifarkhah 90 TUNTAS
3 Dini Anisa Maghfiroh 85 TUNTAS
4 Estiyani 65 TIDAK TUNTAS
5 Febria Ulhvah 90 TUNTAS
6 Galang Dwiki Aditya 70 TUNTAS
7 Hanif Choirudin 80 TUNTAS
8 Khanif Hanafi 85 TUNTAS
9 Maryatun 65 TIDAK TUNTAS
10 Mifbahuddin 85 TUNTAS
11 Nanang Prayogo 75 TUNTAS
12 Nia Purwanti 85 TUNTAS
13 Oktaviani 75 TUNTAS
14 Retno Himayanti 75 TUNTAS
15 Rahma Widiasih 90 TUNTAS
16 Rian Fitasri 80 TUNTAS
17 Stiyani 90 TUNTAS
18 Susanti 80 TUNTAS
19 Tiara Nur Irvani 85 TUNTAS
20 Triyanto 70 TUNTAS
Jumlah 1585
Lampiran I0
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI. Kalibening
Mata Pelajaran : Aqidah akhlaq
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Akhlaq Terpuji
Kompetensi Dasar : 3. 2. membiasakan sifat optimis, qanaah,
tawakal, dan Teguh Pendirian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
Materi Pokok : Akhlaq Terpuji
Jumlah Peserta didik yang hadir: 20 Peserta Didik
Tahun Pelajaran : 2010/2011
98
Keterangan:
T = Tuntas
TT = Tidak Tuntas
KRITERIA HASIL BELAJAR
> 70 = Tidak Tuntas,
70 = Tuntas, dengan ketuntasan belajar adalah 75%.
ANALISA DATA HASIL SIKLUS
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini, maka
diperoleh:
1585)( Fdidikpesertaseluruhnilai
17)(Ftbbelajartuntasyangdidikpeserta
)(Ndidikpeserta 20
Sehingga,
Nilai rata-rata ( x ) = N
F Sedangkan, ketuntasan belajar(%) =
N
Ftbx 100%
= 20
1585 =
20
17 x 100%
= 79,25 = 85%
Kesimpulan:
Pencapaian hasil belajar di siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan. Terbukti dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 79,25 dengan
ketuntasan belajar yaitu 85 %. Sehingga penerapan Strategi Active Learning Tipe
Jigsaw dalam pokok materi Akhlaq Terpuji untuk meningkatkan prestasi belajar
peserta didik kelas V MI Kalibening Dukun sudah berhasil yaitu dengan adanya
peningkatan hasil belajar dari siklus I.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Pengamat
Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I Exna Wulandari
NIP. NIM. 093111363
99
Lampiran I1
JAWABAN TES SIKLUS I
A. Pilihan Ganda
1. A 6. D
2. B 7. C
3. B 8. D
4. D 9. A
5. D 10. C
B. Essay
1. Qonaah adalah Rela dengan pemberian Allah SWT
2. - hatinya tentram, tenang
- Selalu bersunggung-sunggung
3. – hatinya akan tenang dan bahagia
- Selalu bersyukur atas rizki yang diberikan Allah
- Selalu merasa cukup
4. –Menumbuhkan rasa percaya diri
- Sealu tenang dalam mengerjakan segala sesuatu
- Akan cepat maju
5. Tidak plin-plan
- Selalu memegang teguh apa yang menjadi pendapatnya
- Tidak gampang terpengaruh omongan orang lain
100
Lampiran 12
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK PRA SIKLUS
Satuan Pendidikan/ Kelas : MI.Kalibening/ V
Mata Pelajaran : Aqidah akhlaq
Materi Pokok : Ketentuan Akhlaq Terpuji
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Akhlaq Terpuji dan
akikah.
Kompetensi Dasar : 3.2. membiasakan sifat optimis, qanaah, tawakal,
dan Teguh Pendirian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
Tahun : 2010-2011
Jumlah peserta didik : 20 Peserta Didik
Pengamatan Tindakan
Aspek Pengamatan Jumlah peserta
didik
1.
2.
Apersepsi
Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
Partisipasi
Memperhatikan.
Membawa buku pelajaran/ LKS
Penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw
Peserta didik menjawab pertanyaan guru
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru
Peserta didik bertanya kepada guru tentang materi.
Peserta didik aktif berpendapat di kelas.
Peserta didik mencatat materi pelajaran
10
10
8
19
10
13
3
3
19
101
3.
Peserta didik mampu mengintegrasikan hasil-hasil
yang diperoleh selama pembelajaran.
Penutup
Peserta didik memperhatikan penjelasan akhir guru
5
17
Jumlah 117
Berdasarkan data pada pra siklus ini maka, diperoleh:
Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh = 117
Skor Maksimum = 220
skor yang dicapai
Prosentase = x 100 %
skor maksimal
Prosentase = 220
117x 100 %
= 53,18 %
KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik pada pra siklus adalah 53,18% Pada hasil
aktivitas ini belum tersentuh oleh model pembelajaran jadi masih menggunakan
konvensional. Dengan melihat hasil tersebut jelas bahwa kurangnya interaksi antar
peserta didik.
Kalibening, 31 Januari 2011
Pengamat
Exna Wulandari
NIM. 093111363
102
Lampiran I3
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK SIKLUS I
Penerapan Strategi Strategi Active Learning Tipe Jigsaw
Satuan Pendidikan/ Kelas : MI.Kalibening/ V
Mata Pelajaran : Aqidah akhlaq
Materi Pokok : Ketentuan Akhlaq Terpuji
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Akhlaq Terpuji
Kompetensi Dasar : 3.1. Membiasakan sifat Optimis. Qonaah, Tawakal
dan Teguh Pendirian dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : 3.1.1. Menjelaskan pengertian Optimis. Qonaah,
Tawakal dan Teguh Pendirian
3.1.2 Menyebutkan keuntungan bersifat Optimis,
Qonaah, Tawakal dan Teguh Pendirian
3.1.3 menyabutkan ciri-ciri orang yang telah
mempunyai sifat Optimis, Qonaah, Tawakal dan
Teguh Pendirian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
Diamati Hari/ Tanggal : Senin, 7 Februari 2011
Jam Pelajaran Ke : 5-6
Jumlah peserta didik : 20 Peserta Didik
Pengamatan Tindakan
No Aspek Pengamatan Pelaksanaan
1 2 3 4
1.
Apersepsi
- Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
- Partisipasi
- Memperhatikan.
- Membawa buku pelajaran/ LKS
√
√
√
√
103
2.
3.
Penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw
- Peserta didik aktif dalam diskusi kelompok
- Peserta didik mampu mempresentasikan materi
yang dibahas.
- Peserta didik bertanya kepada guru tentang
materi
- Peserta didik aktif dalam diskusi.
- Peserta didik mampu memecahkan masalah yang
dihadapi.
- Peserta didik mampu mengintegrasikan hasil-
hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Penutup
- Peserta didik memperhatikan penjelasan akhir
guru
- Peserta didik mengerjakan soal tes yang
diberikan guru
√
√
√
√
√
√
√
√
KRITERIA PENILAIAN
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh:
Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh = 30
Skor Maksimum = 48
skor yang dicapai
Prosentase = x 100 %
skor maksimal
Maka, Prosentase aktifitas peserta didik = 48
30 x 100 %
= 62,5 %
104
KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik dengan peserta didik pada siklus I adalah 62,5
%. Dengan hasil aktivitas yang diperoleh ternyata belum mencapai indikator
keberhasilan yaitu 70%. Sehingga penerapan Strategi Active Learning Tipe
Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar Kelas V MI Kalibening Dukun harus
melaksanakan pembelajaran lagi pada siklus II.
Kalibening, 7 Februari 2010
Pengamat
Exna Wulandari
NIM. 093111363
105
Lampiran I4
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK SIKLUS II
Penerapan Strategi Strategi Active Learning Tipe Jigsaw
Satuan Pendidikan/ Kelas : MI.Kalibening/ V
Mata Pelajaran : Aqidah akhlaq
Materi Pokok : Ketentuan Akhlaq Terpuji
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Akhlaq Terpuji dan
aqiqah.
Kompetensi Dasar : 3.1. membiasakan bersifat Optimis, Qonaah,
Tawakal dan Teguh Pendirian.
Indikator : 3. 1. 4 Menjelaskan dalil tentang sifat Optimis, qanaah,
Tawakal dan Teguh Pendirian
3.1. 5. Hikmah yang terkandung dalam kisah ashabul
Kahfi yang berhubungan dengan sifat Optimis,
qanaah, Tawakal dan Teguh Pendirian
3.1. 6 Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku
Optimis, qanaah, Tawakal dan Teguh Pendirian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
Diamati Hari/ Tanggal : Senin, 14 Februari 2011
Jam Pelajaran Ke : 5-6
Jumlah peserta didik : 20 Peserta Didik
Pengamatan Tindakan
Aspek Pengamatan Pelaksanaan
1 2 3 4
1.
Apersepsi
Peserta didik bersemangat dan siap dalam KBM
Partisipasi
Memperhatikan.
Membawa buku pelajaran/ LKS
√
√
√
√
106
2.
3.
Penerapan Strategi Active Learning Tipe Jigsaw
Peserta didik aktif dalam diskusi kelompok
Peserta didik mampu mempresentasikan materi
yang dibahas.
Peserta didik bertanya kepada guru tentang materi.
Peserta didik aktif berpendapat dalam diskusi.
Peserta didik mampu memecahkan masalah yang
dihadapi.
Peserta didik mampu mengintegrasikan hasil-hasil
yang diperoleh selama pembelajaran.
Penutup
Peserta didik memperhatikan penjelasan akhir
guru
Peserta didik mengerjakan soal tes yang diberikan
guru
√
√
√
√
√
√
√
√
KRITERIA PENILAIAN
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Berdasarkan data pada siklus I ini maka, diperoleh:
Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh = 37
Skor Maksimum = 48
skor yang dicapai
Prosentase = x 100 %
skor maksimal
Maka, Prosentase aktifitas peserta didik = 48
37 x 100 %
= 77,08 %
KESIMPULAN:
107
Pencapaian aktivitas peserta didik di siklus II ini sudah lebih mencapai indikator
keberhasilan yaitu ≥ 70 %. Terbukti dengan hasil aktivitas peserta didik pada
siklus II yaitu 77,08 %. Oleh karena itu, penerapan Strategi Active Learning Tipe
Jigsaw untuk meningkatkan prestasi belajar Kelas V MI Kalibening Dukun sudah
berhasil dan sudah menunjukkan peningkatan dari siklus I.
Kalibening, 14 Februari 2011
Pengamat
Exna Wulandari
093111363
108
Lampiran I5
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR PRA SIKLUS
Mata Pelajaran : Aqidah akhlaq Guru Mapel : Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I
Kelas : V KKM yang ditetapkan : 7.0
NO. NAMA NILAI KETERCAPAIAN
1 Ahmad Erwin 50 TIDAK TUNTAS
2 Atika Anifarkhah 75 TUNTAS
3 Dini Anisa Maghfiroh 70 TUNTAS
4 Estiyani 50 TIDAK TUNTAS
5 Febria Ulhvah 75 TUNTAS
6 Galang Dwiki Aditya 55 TIDAK TUNTAS
7 Hanif Choirudin 60 TIDAK TUNTAS
8 Khanif Hanafi 70 TUNTAS
9 Maryatun 50 TIDAK TUNTAS
10 Mifbahuddin 70 TUNTAS
11 Nanang Prayogo 50 TIDAK TUNTAS
12 Nia Purwanti 70 TUNTAS
13 Oktaviani 70 TUNTAS
14 Retno Himayanti 50 TIDAK TUNTAS
15 Rahma Widiasih 70 TUNTAS
16 Rian Fitasri 70 TUNTAS
17 Stiyani 70 TUNTAS
18 Susanti 60 TIDAK TUNTAS
19 Tiara Nur Irvani 70 TUNTAS
20 Triyanto 50 TIDAKTUNTAS
Jumlah 1255
Keterangan: Kriteria hasil belajar :
> 70 = tidak tuntas
70 = tuntas
Berdasarkan nilai tahun lalu diatas maka, didapat:
1255)(xdidikpesertaseluruhnilai
11)( Ftbbelajartuntasdidikpesertaseluruh
109
20)(Ndidikpeserta
Sehingga nilai rata-ratanya ( x ) = N
x Ketuntasan belajar(%) =
N
Ftbx100%
= 20
1255 =
20
11 x 100%
= 62,75 = 55%
KESIMPULAN:
Pencapaian aktivitas peserta didik pada pra siklus adalah 62,75 dengan
ketuntasan belajar 55 %. Pada hasil belajar ini belum tersentuh oleh Tipe
pembelajaran jadi masih menggunakan konvensional. Oleh karena itu perlu
menggunakan strategi Strategi Active Learning Tipe Jigsaw pada mata pelajaran
aqidah akhlaq materi pokok Akhlaq Terpuji untuk meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
Ttd,
Guru Mata Pelajaran
Wiwin Sulistyowati, S. Pd. I
NIP.
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Kalibening
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlaq
Kelas / Semester : V/Gasal
Standar Kompetensi : 3. Mampu membiasakan berakhlaq terpuji serta
menghindari akhlaq tercela dalam kehidupan sehari-
hari
Kompetensi Dasar : 3.1 Membiasakan sifat Optimis, qanaah, Tawakal dan
Teguh Pendirian dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : 3.1.1 Menjelaskan Pengertian Optimis, Qonaah,
Tawakal dan Teguh Pendirian
3.1.2 Menyebutkan keuntungan bersifat Optimis,
Qonaah, Tawakal dan Teguh Pendirian
3.1.3 menyabutkan ciri-ciri orang yang telah
mempunyai sifat Optimis, Qonaah, Tawakal dan
Teguh Pendirian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi siswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan Pengertian Optimis, Qonaah, Tawakal dan Teguh Pendirian
2. Menyebutkan keuntungan bersifat Optimis, Qonaah, Tawakal dan Teguh
Pendirian
3. menyabutkan ciri-ciri orang yang telah mempunyai sifat Optimis, Qonaah,
Tawakal dan Teguh Pendirian
B. Materi Pembelajaran
- Akhlaq Terpuji
C. Strategi Pengajaran
Jigsaw Learning
111
D. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran
Pengorganisasi
an
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
1. Salam pembuka.
2. Berdoa bersama.
3. Guru mengabsen peserta didik.
4. Guru menyampaikan appersepsi tentang Akhlaq
Terpuji
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
K
K
K
K
K
2
3
5
2
(12 Menit)
2 Kegiatan Inti
a) Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 5 siswa.
b) Pembagian kelompok berdasarkan kehadiran dan
individu berhitung secara berurutan. Dengan tugas
sebagai berikut:
Kelompok
A
Kelompok
B
Kelompok
C
Kelompok
D
1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5
Membahas
pengertian
Optimis,
keuntunga
n
berperilak
u optimis,
Membahas
pengertian
Qonaah
keuntungan
berperilaku
qonaah, ciri
orang yang
Membahas
pengertian
Tawakal
keuntungan
berperilaku
Tawakal,
ciri orang
Membahas
pengertian
Teguh
Pendirian,
keuntunga
n
berperilak
G
G
112
c) Setiap anggota kelompok bertugas membaca dan
memahami materi yang ada dalam buku panduan
Mata Pelajaran.
d) Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan
merangkum hasil diskusi
e) Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil
diskusi kecil kelompoknya kepada kelompok lain
melalui salah satu anggotanya yang dikirim pada
diskusi kecil antar kelompok.
f) Setelah melalui proses zig zag dan masing-masing
siswa terlihat dalam diskusi antar kelompok, hasil
dari diskusi kelompok tersebut disampaikan kepada
masing-masing teman sekelompoknya.
g) Kembalikan posisi seperti semula untuk mengulas
lagi seandainya ada masalah yang belum
terpecahkan.
h) Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk
menjajagi pemahaman dan kompetensi yang
dimiliki siswa.
ciri orang
yang telah
berlaku
optimis
telah
berlaku
qonaah
yang telah
berlaku
Tawakal
u Teguh
Pendirian
ciri orang
yang telah
berlaku
Teguh
Pendirian
G
G
G
G
K
K
43 Menit
3 Kegiatan Akhir
1. Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi.
2. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
K
K
7
5
113
bertanya.
3. Guru menyuruh mempelajari materi yang akan
dielajari pada pertemuan mendatang.
4. Guru menutup pelajaran.
K
K
3
15Menit
E. Media/alat/bahan/sumber:
- Kertas untuk catatan siswa
- Spidol White board
- Foto copy Materi
- Buku ajar Aqidah akhlaq kelas V
- LKS
F. Penilaian
- Partisipasi aktif dalam diskusi kelompok
- Prestasi dan kinerja individu
Kalibening, 7 Februari 2011
Mengetahui
Kepala MI Kalibening Peneliti
Edi Martani, S.Pd.I Exna Wulandari
NIP. 19740309 200501 1 003 NIM. 093111363
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI. Kalibening
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlaq
Kelas / Semester : V / 1
Standar Kompetensi : 3. Membiasakan Akhlaq Terpuji dalam kehidupan
sehari-hari
Kompetensi Dasar : 3. 2. Membiasakan sifat Optimis, qanaah, Tawakal
dan Teguh Pendirian dalam kehidupan sehari-hari
Indikator : . 3. 2. 4 Menjelaskan dalil tentang sifat Optimis,
qanaah, Tawakal dan Teguh Pendirian
3.2. 5. Hikmah yang terkandung dalam kisah
ashabuk Kahfi yang berhubungan dengan sifat
Optimis, qanaah, Tawakal dan Teguh Pendirian
3.2. 6 Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku
sifat Optimis, qanaah, Tawakal dan Teguh
Pendirian
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi siswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan dalil tentang Optimis, Qonaah, Tawakal dan Teguh Pendirian
2. Hikmah yang terkandung dalam kisah ashabuk Kahfi yang berhubungan
dengan sifat Optimis, qanaah, Tawakal dan Teguh Pendirian
3. Membiasakan untuk bersikap dan berperilaku sifat Optimis, qanaah,
Tawakal dan Teguh Pendirian
B. Materi Pembelajaran
- Akhlaq Terpuji
C. Strategi Pengajaran
Jigsaw Learning
115
D. Langkah-langkah Pembelajaran
No Kegiatan Pembelajaran Pengorganisasian
Siswa Waktu
1. Kegiatan Awal
- Salam pembuka.
- Berdoa bersama.
- Guru mengabsen peserta didik.
- Guru mengingatkan kembali pada pelajaran
yang sudah lalu
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
K
K
K
K
K
2
3
5
2
(2 e
n
i
t
)
2 Kegiatan Inti
- Guru membagi peserta didik menjadi 4
kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 5 siswa.
- Pembagian kelompok berdasarkan kehadiran
dan individu berhitung secara berurutan.
Dengan tugas sebagai berikut:
Kelompok
A
Kelompok
B
Kelompok
C
Kelompok
D
1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5 1,2,3,4,5
Menyebutka
n dalil,
Hikmah
yang
Menyebutka
n dalil,
Hikmah
yang
Menyebutka
n dalil,
Hikmah
yang
Menyebut
kan dalil,
Hikmah
yang
G
G
116
- Setiap anggota kelompok bertugas membaca
dan memahami materi yang ada dalam buku
panduan Mata Pelajaran.
- Setiap kelompok melakukan diskusi kecil dan
merangkum hasil diskusi
- Setiap anggota kelompok menyampaikan hasil
diskusi kecil kelompoknya kepada kelompok
lain melalui salah satu anggotanya yang
dikirim pada diskusi kecil antar kelompok.
- Setelah melalui proses zig zag dan masing-
masing siswa terlihat dalam diskusi antar
kelompok, hasil dari diskusi kelompok tersebut
disampaikan kepada masing-masing teman
sekelompoknya.
- Kembalikan posisi seperti semula untuk
mengulas lagi seandainya ada masalah yang
terkandung
dalam kisah
ashabulkahf
i yang
berhubunga
n dengan
optimis
serta
membiasaan
untuk
bersifat
optimis
terkandung
dalam kisah
ashabulkahf
i yang
berhubunga
n dengan
Qanaah
serta
membiasaan
untuk
bersifat
qanaah
terkandung
dalam kisah
ashabulkahf
i yang
berhubunga
n dengan
Tawakal
serta
membiasaan
untuk
bersifat
Tawakal
terkandun
g dalam
kisah
ashabulka
hfi yang
berhubung
an dengan
Teguh
Pendirian
serta
membiasa
an untuk
bersifat
Teguh
Pendirian
G
G
G
G
K
117
belum terpecahkan.
- Guru memberikan beberapa pertanyaan untuk
menjajagi pemahaman dan kompetensi yang
dimiliki siswa.
K
1 e
n
i
t
3 Kegiatan Akhir
- Guru memberikan kesimpulan hasil diskusi.
- Guru memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya.
- Guru menyuruh mempelajari materi yang akan
dielajari pada pertemuan mendatang.
- Guru menutup pelajaran.
K
K
K
K
7
5
3
15Menit
E. Media/alat/bahan/sumber:
- Kertas untuk catatan siswa
- Spidol White board
- Foto copy Materi
- Buku ajar Aqidah akhlaq kelas V
- LKS
F. Penilaian
- Partisipasi aktif dalam diskusi kelompok
- Prestasi dan kinerja Individu
Kalibening, 14 Februari 2011
Mengetahui
Kepala MI Kalibening Peneliti
Edi Martani, S.Pd.I Exna Wulandari
NIP. 19740309 200501 1 003 NIM. 093111363
118
Lampiran 18
SURAT KETERANGAN
TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
Nomor : E.I/ /MIM/KD/III/2011
Bismillaahirrahmaanirrahim
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Edi Martani, S.Pd.I
Jabatan : Kepala MI Kalibening
Alamat : Jl. Krajan Kalibening Dukun
Menerangkan Bahwa :
Nama : Exna Wulandari
NIM : 093111363
Fakultas : Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Pada tanggal 31 Januari-3 Maret telah melaksanakan penelitian di MI Kalibening
Dukun untuk keperluan penulisan skripsi yang berjudul : “PENINGKATAN
PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ
MATERI POKOK AKHLAQ TERPUJI MELALUI STRATEGI ACTIVE
LEARNING TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V MI KALIBENING
KEC. DUKUN KAB. MAGELANG TAHUN AJARAN 2010/ 2011“
Bersama ini kami sampaikan pula bahwa Mahasiswa tersebut telah melaksanakan
penelitian dengan sangat baik dan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh
Pihak Fakultas dan Pihak Madrasah.
Demikian Surat Keterangan ini dari kami, untuk mendapatkan perhatian dari
semua pihak dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
Kalibening, 3 Maret 2011
Kepala MI Kalibening Dukun
Edi Martani,S.Pd.I
NIP. 19740309 2005011003
119
Lampiran I6
Nama :
No Absen :
TES SIKLUS I
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C atau D pada jawaban yang
paling benar!
1. Rela menerima pemberian Allah apa adanya merupakan salah satu sifat
terpuji yaitu…
A. Qonaah C. Tawakal
B. Optimis D. Tawadlu
2. Menyerahkan diri pada ketentuan dan kepastian Allah adalah sifat terpuji
yaitu …
A. Optimis C. Jujur
B. Tawakal D. Tawadlu
3. Orang yang memiliki sifat qana’ah akan merasa …
A. Kurang C. bertambah
B. cukup D. sedih
4. sifat yang selalu berprasangka baik dalam segala hal adalah salah satu sifat
terpuji yaitu…
A. adil C. Optimis
B. ikhlas D. Qonaah
5. Lawan dari sifat Optimis adalah…
A. Malas C. Takabur
B. Plin-plan D. Pesimis
6. Apa manfaat yang didapat dari sifat tawakal ……
A. Harta akan bertambah C. semakin cerdas
B. Tambah percaya diri D. hati lebih tentram
120
7. Tidak mudah goyah dengan bujukkan orang lain merupakan pengertian
dari…
A. tawakal C. teguh pendirian
B. optimis D. tawaduk
8. orang yang mudah putus asa tidak mempunyai sifat…
A. Qanaah C. takabur
B. Tawaduk D. Optimis
9. Tamak dan suka iri dengan harta benda orang lain adalah kebalikan dari
sifat…
A. Qanaah C. Tawakal
B. Ridho D. Tawasul
10. Menerima dengan ikhlas segala pemberian Allah setelah melaksanakan
usaha disebut …
A. Tawadlu C. tawakal
B. takabur D. Tawasul
B. Jawablah Pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar
1. Jelaskan pengertian Qonaah?
2. Bagaimana ciri-ciri orang yang bersifat Tawakal?
3. Sebutkan manfaat yang didapat jika menerapkan sifat Qonaah!
4. Keuntungan apa yang didapat dari sifat optimis?
5. Bagaimana ciri orang yang memiliki sifat Teguh pendirian?
121
RIWAYAT PENDIDIKAN
Yang bertanda tangan di bawah ini;
Nama : EXNA WULANDARI
Tempat/ tanggal lahir : Magelang, 02 Agustus 1983
Alamat Asal : Gejayan RT 01/RW 06, Polengan , Srumbung,
Magelang, 56483
Pendidikan:
1. M IS Kalibening Dukun, Magelang Lulus Tahun 1996
2. MTs II Dukun Magelang Lulus Tahun 1999
3. SMU Muh I Muntilan Magelang Lulus Tahun 2002
4. UMM Fakultas Tarbiyah Lulus Tahun 2005
5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Semester IX Tahun 2011
Demikian data ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, Juni 2011
Penulis
Exna Wulandari
NIM. 093111363