peningkatan prestasi belajar dengan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
PADA MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V
MIN KALIBUNTU WETAN KABUPATEN KENDAL
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh: MOH NUR IKHSAN
NIM : 073111208
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
NOTA DINAS Semarang, 15 Maret 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan :
Judul : Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model
pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta
didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun
Pelajaran 2010/2011.
Nama : Moh Nur Ikhsan
NIM : 073111208
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing
Drs. H. ABDUL WAHID, M.Ag.
NIP. 19691114 199403 1 003
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 024-7601295 Fax. 7615387 Semarang
50185
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan :
Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH
PESERTA DIDIK KELAS V MIN KALIBUNTU WETAN
KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN
2010/2011.
Nama : Moh Nur Ikhsan
NIM : 073111208
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 25 Maret 2011
Ketua Sekretaris
Ani Hidayati, M.Pd. Mufidah, M.Pd. NIP. 19611205 199303 1 001 NIP. 19690707 199703 2 001
Penguji I, Penguji II,
Nasirudin, M.Ag. Syamsul Ma‟arif, M.Ag. NIP. 19691012 199603 1 002 NIP. 19741030 200212 1 002
Pembimbing
Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag.
NIP. 19691114 199403 1 003
iv
ABSTRAK
Moh Nur Ikhsan (NIM. 073111208). Peningkatan prestasi belajar dengan
menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta
didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN
Walisongo, 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Peningkatan prestasi belajar
dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih
peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011, 2) Relevansi penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam
pembelajaran fiqih kelas V dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik di MIN
Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, 3) Hasil prestasi peserta didik setelah
menggunakan model pembelajaran partisipatif.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.
Yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Sedangkan jenis penelitian
yang dipakai adalah penelitian lapangan (field study) dengan maksud untuk
mempelajari tentang kondisi sesungguhnya pada saat pengamatan dan adanya
hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didiknya. Subjek penelitian
adalah peseta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, menggunakan
teknik analisis kualitatif, yaitu data dianalisis dengan metode deskripsi, dimana
sebelum penelitian dimulai, penulis mengumpulkan fakta empiris terlebih dahulu.
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data yaitu dengan reduksi data,
mengkaji data, dan verifikasi data.
Hasil Penelitian berupa penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam
pembelajaran fiqih dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas V MIN
Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal dilaksanakan oleh guru mata pelajaran fiqih
saja. Penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam pembelajaran fiqih ini
melalui tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi serta evaluasi.
Pelaksanaan tahapan-tahapan tersebut berlangsung selama tiga kali yaitu pra siklus,
siklus I dan siklus II. Pra siklus adalah pengamatan awal untuk mengetahui kondisi
belajar peserta didik sebelum digunakannya model pembelajaran partisipatif, Siklus I
adalah pelaksanaan awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan prestasi
siswa untuk yang pertama kalinya dengan menerapkan model pembelajaran
partisipatif, sedangkan siklus ke II merupakan pelaksanaan ulang untuk mengetahui
ada atau tidaknya peningkatan prestasi. Dari tiga siklus yang dilaksanakan, pra siklus
mendapat nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan belajar 33 %, siklus I memperoleh
nilai rata-rata 73 dengan ketuntasan belajar 70 %, dan untuk siklus II mendapat nilai
rata-rata 77 dengan ketuntasan belajar 100 %. Sebagai tolok ukur prestasi adalah
KKM yaitu 72.
v
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi para Guru, dan dunia pendidikan pada umumnya, khususnya bagi
Guru fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, agar
selalu meningkatkan prestasi dalam proses kegiatan pembelajaran.
vi
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis mengatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 15 Maret 2011
Deklarator,
Moh. Nur Ikhsan
NIM. 073 111 208
vii
MOTTO
... ...
“ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar Ra’d : 11) “ 1
1 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT.Intermasa, 1985),hlm.370.
viii
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini penulis persembahkan untuk :
1. Istriku tercinta (Nur Afniatus Sholihah) yang selalu menemaniku siang dan
malam serta memberikan motivasi dan do’a dalam pembuatan skripsi.
2. Anak – anakku, buah hatiku (Muhammad Haikal Rosyadi dan Farih Dzikrullah)
yang selalu mewarnai hari-hariku membuatku semangat tidak mengenal lelah.
3. Ibunda (Purtiamah Pu’ati) dan adik-adikku yang selalu mendoakan untuk
keberhasilan cita-citaku.
4. Sahabat-sahabatku Program Kualifikasi angkatan 2007, yang telah memberikan
do’a dan dukungan moril bagi penulis sehingga penulisan skripsi ini
terselesaikan.
5. Keluarga besar MIN Kalibuntu Wetan, murid-muridku dan semua pihak yang
tidak dapat penulis tulis namanya, yang telah memberikan bantuan dan do’a
kepadaku.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Atas rahmat dan inayah-Nya
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam untuk junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, untuk keluarganya, para sahabat dan orang-orang yang
mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.
Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
yang telah memberikan segala Fasilitas dalam penyusunan skripsi ini.
2. Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag, selaku pembimbing yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
3. Drs. H. Soediyono, M.Pd, selaku Dosen Wali Studi yang telah banyak berjasa
kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi.
4. Para Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai
ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
5. Bapak / Ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, atas
pelayanan selama penyusunan skripsi.
6. Pihak MI Negeri Kalibuntu Wetan Kendal yang telah memberikan tempat kepada
penulis dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka semua penulis mengucapkan terima kasih, semoga Allah
SWT membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu memperoleh rahmat,
hidayah dan taufik-Nya.
x
Penulis menyadari atas kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis
senantiasa membuka diri untuk kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
Semarang, 15 Maret 2011
Penulis
Muh. Nur Ikhsan
NIM. 073111208
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. iv
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
B. Penegasan Istilah .................................................................... 4
C. Perumusan Masalah ................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................... 6
E. Hipotesis Tindakan ................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6
G. Kajian Pustaka ........................................................................ 6
Bab II : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
PADA MATA PELAJARAN FIQIH.
A. Hakekat Pembelajaran Fiqih ............…………………………. 10
1. Pengertian Belajar………………………………………… 10
2. Pembelajaran Fiqih ..........................……………………… 12
a. Definisi Fiqih ...........…………………………………… 12
b. Fungsi Pembelajaran Fiqih .............................................. 14
B. Model Pembelajaran Partisipatif ............................................... 16
1. Pengertian Model Pembelajaran ...……………................... 16
2. Pengertian Model Pembelajaran Partisipatif ....................... 17
3. Teori-teori dan Teknik Pembelajaran Partisipatif ………… 20
4. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran
xii
Partisipatif Serta Cara Mengatasinya .................................. 26
C. Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Dalam
Pembelajaran Fiqih .……………..…........................................ 29
1. Peran guru dan siswa …………………………………….... 29
2. Kurikulum ........................................................................... 32
3. Perencanaan Pembelajaran ……...……………………….. 34
4. Pelaksanaan Pembelajaran …………..……………………. 35
5. Evaluasi Pembelajaran .…………………………………… 37
Bab III : METODE PENELITIAN ................................................................ 39
A. Fokus Penelitian ........................................................................ 39
B. Pendekatan Penelitian ............................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 44
D. Teknik Analisis Data ................................................................ 45
Bab IV : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF
PADA MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V
MIN KALIBUNTU WETAN KABUPATEN KENDAL TAHUN
PELAJARAN 2010/2011 ............................................................... 47
A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan
Kabupaten Kendal …................................……………………. 47
B. Penggunaan model pembelajaran partisipatif pada mata
pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu
Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 ............. 49
C. Hasil Belajar Siswa .................................................................... 68
Bab V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP.
A. Kesimpulan …………………………………………………… 70
B. Saran-saran …………………………………………………… 70
C. Penutup ……………………………………………………….. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
BAB I
PENDAHULAN
D. Latar Belakang Masalah
“Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar
dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat”2. Sumber lain
mengatakan bahwa “Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam
pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
rohaninya kearah kedewasaan”3. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok
manusia, mereka akan berusaha mencari pengetahuan dimana saja sebagai bekal
hidupnya di dunia maupun di akhirat nanti. Keberhasilan pendidikan terletak
pada tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dan tujuan-tujuan pendidikan tersebut
akan tercapai melalui tahapan-tahapan proses dan faktor-faktor yang
mempengaruhi, baik dari dalam maupun dari luar. Salah satu faktornya adalah
adanya proses pembelajaran yang efektif dengan menggunakan model-model
pembelajaran yang efektif pula.
Berhubungan dengan pendidikan, Allah berfirman dalam al-Qur’an surat
al-Baqarah ayat 151 yang berbunyi :
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu)
Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan
kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa
yang belum kamu ketahui”.(Q.S. al-Baqarah : 151) 4
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), Cet. 7, hlm.
79. 3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995), hlm. 11. 4 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT.Intermasa, 1985),hlm.38.
2
Dari ayat diatas jelas sekali bahwa dalam proses belajar mengajar
membutuhkan adanya pendidik dan peserta didik. Dua komponen tersebut
merupakan komponen pokok dalam proses belajar mengajar. Sebagai pendidik
harus mempunyai kompetensi-kompetensi tertentu, oleh karena pekerjaan
sebagai pendidik memiliki tanggungjawab teramat besar.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah model.
Sebenarnya, apakah arti model itu. Secara sederhana, model dapat diartikan
sebagai pola (contoh, acuan, dan ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan.5 Dalam dunia pendidikan kita mengenal adanya model pembelajaran.
Hal penting yang perlu kita ketahui dalam model pembelajaran adalah bahwa
setiap model pembelajaran yang digunakan harus berhubungan dengan tujuan
belajar yang ingin dicapai. Tujuan untuk mendidik peserta didik agar mampu
memecahkan berbagai macam problematika dalam belajar membutuhkan model
yang sesuai. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu :
Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta
didik secara maksimal, bukan hanya menuntut peserta didik sekedar mendengar,
mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam proses berfikir.
Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses dan
tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan berfikir peserta didik, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka
konstruksi sendiri.
Proses belajar mengajar yang dilakukan dengan kegembiraan akan
menjadikan lebih semangat dan tidak mudah lelah, baik pada pihak guru maupun
peserta didik. Selain itu pengajaran yang dilakukan dengan kegembiraan dapat
membantu menjaga pemutusan perhatian. Oleh karena itu, untuk mendorong dan
mendukung keberhasilan guru dalam proses belajar dan mengajar, guru
seharusnya mengerti akan fungsi dan tujuan, langkah-langkah pelaksanaan model
pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Jika model dalam
5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, hlm. 1,
tanggal 13 Maret 2010.
3
pembelajaran tidak dikuasai maka penyampaian materi ajar menjadi tidak
maksimal. model yang digunakan dapat memudahkan peserta didik untuk
menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru. Selain itu guru harus
mampu memilah dan memilih model-model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didik.
Timbulnya bermacam-macam metode dalam pembelajaran adalah wajar
dan merupakan akibat logis belaka dari berbeda-bedanya asumsi atau teori yang
mejadi titik tolaknya. Pada kenyataanya semua metode itu baik terbukti hingga
saat ini tidak ada metode yang mati atau ditinggalkan sama sekali, dan tidak ada
pula metode yang paling dominan. Ada berbagai contoh metode pembelajaran,
diantaranya model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and
Learning) yaitu model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.. Dalam sistem
pembelajaran, misalnya pembelajaran Aqidah akhlaq membutuhkan model yang
sesuai dan efektif sehingga peserta didik dapat menyerap teori dan
mengaplikasikannya dalam bentuk praktik.
Proses Pembelajaran Fiqih yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, selama ini masih bersifat
konvensional akibatnya :
a. Keaktifan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
kurang maksimal.
b. Nilai sebagian besar peserta didik pada kompetensi dasar menjelaskan
binatang yang halal dan haram dagingnya tidak tuntas.
Penyebab masalahnya sangat jelas yaitu :
a. Tidak semua peserta didik memiliki minat belajar yang tinggi di mata
pelajaran Fiqih.
b. Guru belum memperoleh cara mengajar yang efektif untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih.
Dengan demikian diantara Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu
Wetan Kabupaten Kendal perlu berkolaborasi agar proses pembelajaran semakin
efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan diskusi antara
4
Peneliti (Guru fiqih kelas V) dengan guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu
Wetan Kabupaten Kendal yang lain maka dihasilkan kesepakatan (kolaboratif),
untuk menerapkan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih.
Khususnya pada kompetensi dasar ”menjelaskan binatang yang halal dan haram
dagingnya”6. Dengan diterapkannya model pembelajaran ini maka diharapkan
aktifitas dan hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
Berdasarkan kerangka diatas, penulis akan mencoba untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “ Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan
model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V
MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”.
E. Penegasan Istilah
Pembatasan masalah pada konteks ini dimaksudkan untuk mencari
kesamaan visi dan persepsi serta untuk menghindari kesalah pahaman, oleh sebab
itu diperlukan beberapa penjelasan tentang istilah dan pembatasan-pembatasan
penting yang ada dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan prestasi belajar
dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih
peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011”. Adapun penjelasan tentang istilah dan pembatasan-pembatasan
penting tersebut antara lain :
1. Peningkatan berasal dari kata dasar “ tingkat” yang artinya susunan yang
berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek seperti lenggek rumah, tumpuan pada
tangga (jenjang)” sedangkan Peningkatan berarti proses, cara, perbuatan
meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). 7
2. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, prestasi akademis adalah hasil
pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan
tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan
penilaian, sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
6 Dokumen Kurikulum KTSP Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal
tahun 2008. 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://www.sms-anda.com/indonesia/kamus/indonesia-gratis-
lengkap.php?hasil=sukses_id_8#hasil, hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010.
5
keterampilan yg dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan
dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.8
3. Model dapat diartikan sebagai “pola (contoh, acuan, dan ragam ) dari sesuatu
yang akan dibuat atau dihasilkan”.9
4. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya “berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu. Sedangkan pembelajaran berarti proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.10
Dengan demikian
model pembelajaran merupakan pola atau acuan yang digunakan sebagai
proses bagi orang atau makhluk hidup untuk memperoleh kepandaian atau
ilmu.
5. Model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
“merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara
aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”.11
6. Fiqih adalah “ilmu tentang hukum Islam”.12
Mata pelajaran fiqih di Madarsah
Ibtidaiyah merupakan mata pelajaran yang ruang lingkupnya adalah fiqih
ibadah dan muamalah.
Jadi, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model
pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas
V pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan
Kabupaten Kendal.
F. Perumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut maka timbul permasalahan yang dapat diangkat
dalam penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran partisipatif dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V pada mata pelajaran Fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal ?.
8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit.
9 Ibid.
10 Ibid.
11 Akhmad Sudrajat, Model Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/17623470/Model-
Pembelajaran-., hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010. 12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit.
6
G. Tujuan Penelitian
Berpijak dari permasalahan tersebut di atas, maka tujuan yang akan
dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model
pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta
didik kelas V pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal.
H. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis “Penggunaan
model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar mata
pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kendal”.
I. Manfaat Penelitian
Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat untuk :
1. Memperbaiki proses belajar mengajar pada mata pelajaran Fiqih.
2. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya pada
kompetensi dasar ”Menjelaskan binatang yang halal dan haram
dagingnya”.
3. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan Fiqih.
4. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran Fiqih.
5. Menciptakan rasa senang dalam belajar Fiqih selama pelajaran
berlangsung dengan adanya penerapan model pembelajaran partisipatif.
J. Kajian Pustaka
Banyak penelitian yang telah lalu yang relevan dengan masalah yang
penulis angkat, diantaranya adalah :
1. Penelitian karya Arifatul Khikmah (NIM. 3104326) yang berjudul
”Manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI di MIN
Kalibuntu Wetan Kendal”. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk
mengetahui (1) Bagaimana kondisi obyektif prestasi belajar siswa mata
pelajaran PAI semester I di MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun
7
2009/2010. (2) Bagaimana implementasi manajemen pembelajaran
dalam peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI di MIN
Kalibuntu Wetan Kendal.13
2. Penelitian karya Robingah yang berjudul ”Upaya Meningkatkan
Keaktifan Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Fiqih melalui
pendekatan CTL (Studi tindakan di kelas III Semester II MI Al-Hidayah
Purwasaba Mandiraja Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009)” 14
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan format skenario
pembelajaran Fiqih dengan pendekatan CTL dan untuk mengetahui
sejauhmana pengaruh model pembelajaran CTL dalam meningkatkan
keaktifan belajar peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan beberapa siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari
tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik pada proses
pembelajaran Fiqih mengalami peningkatan yaitu siklus I 30,83 % dan
siklus II 88,72 %.
3. Penelitian karya Nur Aini, Nenden Sundari dan Nunu Uchiyah yang
berjudul “Penerapan pakem dalam meningkatkan hasil belajar
Mtematika di sekolah Dasar Muhamadiyah.” 15
Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini bertujuan menerapkan pendekatan PAKEM dalam
pelajaran matematika terhadap siswa kelas IV SD Muhammadiyah.
Instrumen pengumpul data berupa pedoman observasi dan test hasil
belajar. Penelitian menemukan bahwa: Dari Siklus I ke Siklus II
terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dari
rata-rata 88, 27 (Siklus I) menjadi rata-rata 97, 59 (Siklus II). Temuan
13
Arifatul Khikmah “Manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI di MIN
Kalibuntu Wetan Kendal” Dokumen Skripsi MIN Kalibuntu Wetan Kendal 2010. 14
Robingah, “Upaya meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam pembelajaran
Fiqih melalui pendekatan CTL (Studi tindakan di kelas III semester II MI Al-Hidayah Purwasaba
Mandiraja Banjarnegara tahun Pelajaran 2008/2009)” Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang. 15
Nur Aini, dkk, “Penerapan pakem dalam meningkatkan hasil belajar Mtematika di
sekolah Dasar Muhamadiyah”, http://lp.upi.edu/index.php?lemlit=detil&id=98, hlm.1, tanggal
15 Maret 2010.
8
mendukung rasional bahwa pembelajaran yang menyenangkan
(PAKEM) memberikan stimulasi pada kemampuan belajarnya.
4. Penelitian karya Sulimah yang berjudul ”Penggunaan Media Audio
Visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar Baca
Tulis Al-Qur‟an pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Parewono
Mungkid Magelang tahun 2009” 16
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur‟an siswa kelas III
dengan mengambil pokok bahasan bacaan al-Qomariyah dan al-
Samsiyah yang terdiri dari dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perhatian, minat, keaktifan siswa dalam pembelajaran
mengalami peningkatan rata-rata 60,00 point pada siklus I sedangkan
pada siklus II 60,92 point, hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan
yang signifikan.
5. Penelitian karya Eko Srihartanto yang berjudul “Implementasi
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
(Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri).”17
Penelitian ini
bertujuan untuk memotret Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di SDN I Wonogiri. Hasil yang
dicapai pada Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) di SD Negeri I Wonogiri yaitu bahwa proses
pembelajaran yang menggunakan PAKEM ternyata dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga prestasi siswa selalu
meningkat baik ujian, pencapaian kejuaraan baik akademik maupun
non akademik.
Diantara karya di atas peneliti menemukan satu penelitian yang
obyeknya sama yaitu penelitian karya Arifatul Khikmah (NIM.
3104326) yang berjudul ”Manajemen pembelajaran untuk peningkatan
16
Sulimah, “Penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan
prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur’an pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Parewono
Mungkid Magelang tahun 2009”, Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 17
Eko Srihartanto, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri).”,
http://pasca.uns.ac.id/?p=60, hlm. 1, tanggal 9 Maret 2010.
9
prestasi PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal”. Penelitian tersebut
termasuk jenis penelitian kualitatif. Maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berbeda yaitu jenis penelitian tindakan kelas
(PTK).
Beberapa penelitian tindakan kelas di atas tidak ditemukan
pembahasan secara khusus yang mengangkat tentang model
pembelajaran partisipatif sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas yang berjudul ”Peningkatan prestasi belajar
dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata
pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten
Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”.
BAB II
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA
MATA PELAJARAN FIQIH
B. Hakekat Pembelajaran Fiqih.
6. Pengertian Belajar.
Belajar mempunyai arti “berusaha memperoleh kepandaian atau
ilmu”.18
Selain itu banyak terdapat perbedaan-perbedaan dalam
menjelaskan definsi belajar yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh
pendidikan, diantaranya :
a. Menurut Thorndike sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir,
“belajar sebagai suatu usaha memecahkan problem. Dari eksperimen
yang dilakukanya ia menemukan tiga buah hukum dalam belajar,
yaitu law of effect, law of exercise, dan law of readiness”. 19
b. Menurut Skinner sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, ”belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif”. 20
c. Cronbach sebagaimana dikutip oleh Sumadi Suryabrata, bahwa
“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”
belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam
mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya.21
d. Menurut Riberu sebagaimana dikutip oleh Afi, ”belajar merupakan
proses dan dalam proses ini orang berkenalan dengan salah satu pola
18
Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://www.sms-anda.com/indonesia/kamus/indonesia-
gratis-lengkap.php?hasil=sukses_id_8#hasil, hlm. 1, tanggal 15 Maret 2010. 19
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2008), Cet. 10, hlm. 29 20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 7,
hlm. 90. 21
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), Cet.
6, hlm. 247
11
laku atau memperbaiki salah satu pola laku yang telah
dikuasainya”.22
Mengenai belajar dalam konsep Islam telah disebutkan dalam
Al-Qur‟an surat Al –Alaq 1-5
Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darahn Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang
mengajar ( manusia ) dengan perantara. Kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (
Q.S. Al- Alaq : 1-5 ) 23
Ayat ini memerintahkan kepada Rasulullah yang ummi (buta
huruf) untuk membaca. Dalam ayat ini dapat diambil pengertian bahwa
belajar merupakan hal yang prinsipil dalam kehidupan manusia, sebab
membaca merupakan sarana belajar yang paling efektif dan evisien.
Sesuai dengan perintah Allah SWT, kerjakan apa yang kamu
perintahkan, yaitu membaca. Perintah ini diulang-ulang, sebab
membaca tidak akan dapat meresap kedalam jiwa, melainkan setelah
berulang-ulang dan dibiasakan. Berulang-ulang perintah Illahi
berpengertian sama dengan berulang-ulangnya membaca.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu
hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi mengalami dan
hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
pengubahan kelakuan atau tingkah laku.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar adalah suatu upaya untuk memperbaiki, mengembangkan,
bahkan meningkatkan kemampuan afektif, psikomotorik, dan kinestetik
22
Afi, “Definisi Belajar”, http://untukmusahabatku.blogspot.com/2009/02/definisi-
belajar.html, hlm. 1, tanggal 15 Maret 2010.
23 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT.Intermasa, 1985), hlm.301-302.
12
peserta didik. Dengan belajar peserta didik dapat mengetahui hal-hal
yang baru dan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya,
mengubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah menjadi benar,
dan dari kurang baik menjadi baik.
Sedangkan pembelajaran berarti ”proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.24
Dengan demikian
pembelajaran merupakan proses bagi orang atau makhluk hidup untuk
memperoleh kepandaian atau ilmu sebagai upaya untuk memperbaiki,
mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan afektif,
psikomotorik, dan kinestetiknya serta proses menuju kedewasaan.
7. Pembelajaran Fiqih.
a. Definisi Fiqih.
“Kata al-Fiqh menurut bahasa berarti pemahaman”.25
Sedangkan secara umum Fiqh merupakan pengetahuan yang
mencakup hukum yang berhubungan dengan akidah seperti
kewajiban beriman, ilmu akhlak, dan hukum-hukum yang
berhubungan dengan amal perbuatan manusia, seperti hukum
ibadah dan mu‟amalah.
Ada beberapa pendapat pakar mengenai pengertian fiqh,
diantaranya :
1. Abu Hanifah memberikan pengertian Fiqh sebagai berikut.
ها فس مالها وماعلي معرفة الن “Pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi haknya,
dan apa yang menjadi kewajibanya.” 26
2. Ubaidillah bin Mas'ud menyebutkan: "Istilah fiqh menurut
generasi pertama identik atas ilmu akhirat dan pengetahuan
24
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit. hlm. 1 25
Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta : Kencana, 2005), Cet. 1, hlm. 2. 26
Ibid, hlm. 3.
13
tentang seluk beluk kejiwaan, sikap cenderung kepada akhirat
dan meremehkan dunia”.27
Defenisi Fiqh yang dikemukakan oleh dua orang pakar di atas,
isi dan redaksinya saling berbeda tetapi maksud dan tujuannya
sama. Oleh karena itu, penulis menarik kesimpulan bahwa Fiqh itu
adalah ilmu pengetahuan yang mencakup tentang hak dan kewajiban
manusia yang cenderung kepada akhirat yaitu hukum-hukum yang
berhubungan dengan amal perbuatan manusia, seperti hukum
ibadah dan mu‟amalah.
Fiqh Islam Mencakup Seluruh Perbuatan Manusia. Tidak ragu
lagi bahwa kehidupan manusia meliputi segala aspek. Dan
kebahagiaan yang ingin dicapai oleh manusia mengharuskannya
untuk memperhatikan semua aspek tersebut dengan cara yang
terprogram dan teratur. Manakala Fiqih Islam adalah ungkapan
tentang hukum-hukum yang Allah SWT syari‟atkan kepada para
hamba-Nya, demi mengayomi seluruh kemaslahatan mereka dan
mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah mereka, maka Fiqih
Islam datang memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh
kebutuhan manusia beserta hukum-hukumnya.
Kalau kita memperhatikan kitab-kitab Fiqih yang
mengandung hukum-hukum syari‟at yang bersumber dari Kitab
Allah, Sunnah Rasulnya, serta Ijma‟ (kesepakatan) dan Ijtihad para
ulama kaum muslimin, niscaya kita dapati kitab-kitab tersebut
terbagi menjadi tujuh bagian, yang kesemuanya membentuk satu
undang-undang umum bagi kehidupan manusia baik bersifat pribadi
maupun bermasyarakat. Yang perinciannya sebagai berikut:
1. Hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah.
Seperti wudhu, shalat, puasa, haji dan yang lainnya. Dan ini
disebut dengan Fiqih Ibadah.
27
Dudung, “Pengertian Fiqh”, http://forum.dudung.net/index.php?topic=399.0 , hlm. 1,
tanggal 21 Juli 2010.
14
2. Hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah
kekeluargaan. Seperti pernikahan, talaq, nasab, persusuan,
nafkah, warisan dan yang lainya. Dan ini disebut dengan
Fikih Al Ahwal As sakhsiyah.
3. Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia
dan hubungan diantara mereka, seperti jual beli, jaminan,
sewa menyewa, pengadilan dan yang lainnya. Dan ini disebut
Fiqih Mu‟amalah.
4. Hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban
pemimpin (kepala negara). Seperti menegakan keadilan,
memberantas kedzaliman dan menerapkan hukum-hukum
syari‟at, serta yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban
rakyat yang dipimpin. Seperti kewajiban taat dalam hal yang
bukan ma‟siat, dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan
Fiqih Siasah Syar‟iah.
5. Hukum-hukum yang berkaitan dengan hukuman terhadap
pelaku-pelaku kejahatan, serta penjagaan keamanan dan
ketertiban. Seperti hukuman terhadap pembunuh, pencuri,
pemabuk, dan yang lainnya. Dan ini disebut sebagai Fiqih Al
„Ukubat.
6. Hukum-hukum yang mengatur hubungan negeri Islam
dengan negeri lainnya. Yang berkaitan dengan pembahasan
tentang perang atau damai dan yang lainnya. Dan ini
dinamakan dengan Fiqih As Siyar.
7. Hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dan prilaku,
yang baik maupun yang buruk. Dan ini disebut dengan adab
dan akhlak.
Demikianlah kita dapati bahwa fiqih Islam dengan hukum-
hukumnya meliputi semua kebutuhan manusia dan
memperhatikan seluruh aspek kehidupan pribadi dan
masyarakat.28
Sedangkan Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah
Ibtidaiyah meliputi:
1) Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik,
seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
2) Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan
pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan
minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata
cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.29
28 Pengertian Fiqih, http://terusbelajar.wordpress.com/2008/05/19/pengertian-fiqh/
tanggal 21-07-2010. hlm. 1 29
Depag RI, Permenag Nomor 2 tahun 2008,Lampiran 3a Bab VI SK-KD PAI dan
Bahasa Arab tk. MI, hlm. 2
15
b. Fungsi Pembelajaran Fiqih.
Mata pelajaran Fiqih merupakan satu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah yang menekankan
pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang
benar dan baik. Secara subtansial mata pelajaran fiqih memiliki
kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk
mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan
sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan hubungan Manusia dengan Allah SWT, dengan diri
manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainya ataupun
lingkungannya.
Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah mengutamakan
pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun
Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta Fiqih
muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan
haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan
pinjam meminjam.
Dalam kurikulum di Madrasah Fiqih menyatu dengan
kelompok mata pelajaran Agama. Oleh karena itu Fiqih termasuk
mata pelajaran pokok atau inti, bukan mata pelajaran muatan lokal.
Aplikasi mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum di Madrasah
memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum
Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah
untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan
sosial.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan
dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan
manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
16
sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan
dengan lingkungannya.30
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
mata pelajaran Fiqih di Madrasah berfungsi untuk :
1) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. serta
akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah
ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga;
2) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada
Allah Swt. sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat;
3) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan
sosial melalui Fiqih Islam; Perbaikan kesalahan-kesalahan,
kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan
pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari;
4) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di
madrasah dan masyarakat;
5) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan
peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat;
6) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum Islam
pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
C. Model Pembelajaran Partisipatif
1. Pengertian Model Pembelajaran.
Model Pembelajaran berasal dari kata model dan pembelajaran.
Model berarti bentuk atau pola, sedangkan pembelajaran berarti cara
untuk menjadikan orang belajar.
Untuk lebih memperkaya dan memperkuat pengertian dari model
pembelajaran, maka berikut ini diuraikan beberapa pendapat dari
tokoh-tokoh pendidikan mengenai pengertian dari model pembelajaran :
30
Ibid.
17
1. Menurut Udin Winataputra Model pembelajaran dapat diartikan
sebagai ”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu”.31
2. Model pembelajaran merupakan ”pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktifitas belajar mengajar”. 32
3. Menurut DeQueljoe dan A. Gazali dalam buku mereka Didaktik
Umum, mereka menggunakan istilah ”jalan pelajaran sebagai
padanan istilah model pengajaran”. 33
4. Model belajar adalah ”cara atau gaya belajar siswa dalam aktivitas
pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya sehari-
hari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua”. 34
Pendapat-pendapat para tokoh diatas telah memperjelas
pengertian dari model pembelajaran, Sehingga dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran merupakan pola atau acuan yang digunakan
sebagai proses bagi orang atau makhluk hidup untuk memperoleh
kepandaian atau ilmu.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode, prosedur dan pendekatan. Dalam model pembelajaran
mencakup strategi pembelajaran yang digunakan, metode yang
digunakan, dan pendekatan pengajaran yang digunakan yang lebih luas
dan meyeluruh. Dengan memahami model-model pembelajaran,
diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan siswa secara
efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.
Kalau mau dihitung, banyak sekali model-model pembelajaran
yang sudah sering dikembangakan, masing-masing model tentunya
31
Rachmad Widodo, Model Pembelajaran, http://www.infogue.com/viewstory/pengertian
dan_macam_model_pembelajaran/?url, hlm. 1, tanggal 21 Juli 2010. 32
Ibid. 33
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), Cet. 10, hlm. 38. 34
Ibid.
18
berbeda sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang
hendak dicapai dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian
ini Penulis mengambil salah satu dari model-model pembelajaran
sebagai objek penelitian, yaitu Model Pembelajaran Partisipatif.
2. Pengertian Model Pembelajaran Partisipatif.
Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
”merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara
aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”.35
Pembelajaran partisipatif pada intinya dapat diartikan sebagai
upaya atau cara pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap
perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program.
Ketiga tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan penjelasannya sebagai
berikut :
a. Tahap perencanaan (Program Planning) adalah keterlibatan peserta
didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar,
permasalahan, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan
kemungkinan hambatan dalam pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan program (Program Implementation) adalah
keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif
untuk belajar. Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan
belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik, dan
antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan
kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai, saling
membantu dan saling belajar.
c. Tahap penilaian program (Program Evaluation) adalah keterlibatan
peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun
untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan
35
Akhmad Sudrajat, Model Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/17623470/Model-
Pembelajaran-., hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010.
19
pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan
dampak pembelajaran.
Dalam dunia pendidikan banyak dijumpai berbagai model
pembelajaran yang masing-masing berciri khas berbeda-beda, untuk
mengidentifikasi bahwa suatu pembelajaran dikatakan menggunakan
model pembelajaran partisipatif dapat diketahui melalui tingkat
keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran dan kerjasama sosial
antar peserta didik dan pendidik. Disamping itu terdapat indikator-
indikator yang menunjukkan ciri-ciri model pembelajaran partisipatif
seperti yang dikemukakan oleh E.Mulyasa dengan meminjam pemikiran
Knowles, Dia menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu :
(1) Adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik;
(2) Adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian tujuan;
(3) Dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta
didik. 36
Selain indikator-indikator di atas terdapat juga ciri-ciri khusus
dari model pembelajaran partisipatif yang dapat dilihat dari kegiatan
pembelajarannya yang meliputi:
a) Sumber belajar menempatkan diri pada posisi yang tidak serba
mengetahui terhadap semua bahan belajar. Memandang warga
belajar sebagai sumber yang mempunyai nilai dan manfaat
dalam kegiatan belajar.
b) Sumber belajar memainkan peranan membantu warga belajar
dalam melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini
didasarkan atas kebutuhan belajar warga belajar.
c) Sumber belajar memotovasi warga belajar agar berpartisipasi
dalam perencanaan, pelaksanaan, dan dalam mengevaluasi
program pembelajaran yang dijalaninya.
d) Sumber belajar bersama warga belajar melakukan kegiatan
saling membelajarkan dalam bentuk bertukar fikiran mengenai
isi,proses, dan hasil belajar serta pengembangannya.
e) Sumber belajar berperan membantu warga belajar dalam
menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, sehingga warga
36
Ibid.
20
belajar dapat melibatkan diri secara aktif dan bertanggungjawab
dalam proses kegiatan pembelajaran.
f) Sumber belajar mengembangkan kegiatan belajar kelompok.
g) Sumber belajar mendorong warga belajar untuk meningkatkan
semangat berprestasi, semangat berkompetisi menghadapi
tantangan yang berorientasi pada perbaikan kehidupan yang
lebih baik.
h) Sumber belajar mendorong dan membantu warga belajar untuk
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah di dalam
dan terhadap kehidupan yang dihadapinya sehari-hari.
i) Sumber belajar dan warga belajar secara bersama-sama
mengembangkan kemampuan antisipasi dan partisipasi.
j) Pembelajaran mencapai otonomi dan integrasi dalam kegiatan
individual dan kehidupan sosialnya. 37
Untuk lebih memperjelas pengertian model pembelajaran
partisipatif perlu juga diketahui prinsip-prinsip landasan
pelaksanaanya, seperti dikemukakan oleh Sudjana, bahwa pembelajaran
partisipatif biasanya dilandaskan pada prinsif-prinsif :
1) Berdasarkan Kebutuhan Belajar (Learning Needs Based).
Kebutuhan belajar adalah setiap keinginan atau kehendak yang
dirasakan dan dinyatakan oleh seseorang, masyarakat, atau
organisasi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai
dan/atau sikap tertentu melalui kegiatan pembelajaran. Kebutuhan
ini bersumber dari peserta didik atau calon peserta didik.
2) Berorientasi pada Tujuan Kegiatan Pembelajaran (Learning Goals
and Objectives Oriented). Tujuan pembelajaran disusun dan
dirumuskan berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik dengan
mempertimbangkan latar belakang pengalaman peserta didik,
potensi yang dimiliki, sumber-sumber yang tersedia di lingkungan,
serta hambatan yang mungkin ada.
3) Berpusat pada Peserta didik (Participant Centered). Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan didasarkan atas dan disesuaikan
dengan latar belakang kehidupan peserta didik. Selain itu, peserta
didik dilibatkan dalam merumuskan tujuan, mengoperasionalkan
program, dan mengevaluasi hasil kegiatan.
4) Berangkat dari Pengalaman Belajar (Experiential Learning). Prinsip
ini memberi arah bahwa kegiatan pembelajaran partisipatif disusun
dan dilaksanakan dengan berangkat dari hal-hal yang telah
37
Nur Afifudin, Pembelajaran Partisipatif, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/ pembelajaran-partisipatif.html, hlm.1. tanggal 13 Maret 2010.
21
dikuasai oleh peserta didik atau dari pengalaman yang telah
dimiliki peserta didik. 38
3. Teori-teori dan Teknik Pembelajaran Partisipatif.
Dalam pelaksanaannya pembelajaran partisipatif dilandasi oleh
berbagai teori-teori. Di antara sejumlah kajian teori pembelajaran
tersebut, ada dua teori yang seringkali dijadikan landasan dalam
penyelenggaraan pembelajaran partisipatif. Kedua teori tersebut adalah
:
a. Teori Asosiasi, Menurut teori Asosiasi, kegiatan pembelajaran
akan efektif apabila interaksi antara pendidik dengan peserta
didik dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R). Kegiatan
pembelajaran adalah proses menghubungkan stimulus (S) dengan
respons (R). Berdasarkan teori ini, pembelajaran makin efektif
apabila peserta didik makin giat belajar dan makin tinggi
kemampuannya dalam menghubungkan stimulus dan respons.
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam teori ini adalah: kesiapan
(readiness) berkaitan dengan motivasi peserta didik, latihan
(exercise) yaitu kegiatan berulang peserta didik dalam
menghubungkan stimulus-respons, dan pengaruh (effect) yang
berhubungan dengan hasil kegiatan dan manfaat yang dirasakan
langsung oleh peserta didik dalam dunia kehidupannya. Prinsip
„pengaruh‟ berkaitan pula dengan penciptaan suasana,
penghargaan, celaan, hukuman, dan ganjaran. Jika kita telaah
lebih lanjut, di samping hal-hal positif dari teori Asosiasi, kita
menemukan adanya hal-hal yang negatif dari teori ini. Di
antaranya, teori ini mengenyampingkan peranan minat,
kreativitas, dan apirasi peserta didik. Selain itu teori ini juga
lebih menekankan peluang belajar individual, dominasi
kemampuan pendidik atau sumber belajar lainnya dalam
menciptakan stimulus.
b. Teori Medan (Field theory) dikembangkan oleh Kurt Lewin. Teori
ini mengutamakan pentingnya pengalaman peserta didik,
berorientasi pada pemecahan masalah, serta berperannya
motivasi. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dilakukan
dalam suatu konteks „wilayah kehidupan‟ atau ruang hayat (life
space) peserta didik. Wilayah kehidupan merupakan lingkungan
fisik dan psikis yang berhubungan dengan peranan peserta didik
dalam pembelajaran. Life space juga berkaitan dengan tujuan,
kebutuhan, dan kesadaran individu (peserta didik). 39
38
Edi Hendri Mulyana, Pembelajaran Partisipatif, http://priangan-online.com/?p=899,
hlm. 1. tanggal 13 Maret 2010. 39
Ibid, hlm. 2.
22
Dalam pandangan teori Medan, peserta didik merupakan subjek
yang memiliki kemampuan berpikir aktif dan kreatif, dapat
mengidentifikasi masalah, menganalisis dan mencari alternatif
pemecahan masalah, serta mampu melakukan kegiatan pemecahan
masalah. Dengan demikian, menurut teori Medan, kegiatan
pembelajaran akan efektif apabila peserta didik merasa butuh untuk
belajar, menyadari bahwa belajar itu penting bagi perubahan dirinya,
serta ikut ambil peran dalam merancang, melaksanakan, dan
mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Implikasi dari pandangan ini
terhadap pembelajaran partisipatif ialah peserta didik tidak melakukan
pembelajaran individual tetapi belajar kelompok.
Pembelajaran partisipatif merupakan fenomena yang sedang
tumbuh dalam pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan
luar sekolah. Setiap jenis pembelajaran menggunakan metode dan
teknik yang disesuaikan dengan faktor-faktor yang ada disekelilingnya.
“Agar pembelajaran partisipatif berjalan efisien dan efektif mencapai
sasarannya, maka diperlukan metode dan teknik-teknik pembelajaran
partisipatif”. 40
Di era pendidikan sekarang banyak sekali teknik pembelajaran
yang dapat dipakai dalam pembelajaran partisipatif. Masing-masing
teknik mempunyai kekuatan dan kelemahan. Selain itu, masing-masing
teknik mungkin lebih cocok dilakukan pada tahap tertentu, tetapi
beberapa teknik dapat dipakai pada beberapa tahap pembelajaran yang
berbeda. Berikut ini diberikan gambaran umum tentang beberapa
teknik pembelajaran partisipatif:
1. Teknik belajar melalui tukar delegasi antar kelompok (Jigsaw
Learning)
40
Endang Komara, Model Bermain Peran, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/ model-bermain-peran.html, hlm.1, tanggal 5 September 2010.
23
Teknik ini merupakan proses kegiatan yang memberikan
pelatihan kepada peserta didik untuk terbiasa melakukan diskusi
dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu memberi
pemahaman tentang materi pokok kepada teman-teman diskusinya.
Langkah-langkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Pilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi
beberapa segmen (bagian).
b. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah segmen yang ada, jika jumlah peserta 25 sedang
segmen yang ada 5 maka masing-masing kelompok terdiri
dari 5 orang.
c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami, dan
mendiskusikan serta membuat ringkasan materi
pembelajaran yang berbeda.
d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain
untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di
kelompoknya.
e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan
seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan
dalam kelompok.
f. Berilah peserta didik pertanyaan untuk mengecek
pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.
g. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.41
2. Teknik Turnamen Belajar (Learning Tournament)
Teknik ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya,
teknik ini dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas
macam-macam fakta, konsep, dan keahlian yang luas. Langkah-
langkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Bagilah peserta didik dalam tim yang terdiri atas 2-8 anggota.
Masing-masing tim harus memiliki jumlah yang sama.
b. Berilah materi untuk dibahas bersama.
c. Kembangkan beberapa pertanyaan untuk menguji
pemahaman dan/ mengingat materi pelajaran. Gunakan
bentuk yang menggunakan skor mudah, seperti pilihan ganda
atau isian.
41
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail
Media Group, 2008), Cet. 1, hlm. 82.
24
d. Berikan serangkaian pertanyaan kepada peserta didik,
sebagai “babak pertama” untuk turnamen belajar. Setiap
peserta didik harus menjawab pertanyaan secara pribadi.
e. Setelah pertanyaan-pertanyaan diberikan, sediakan jawaban
dan mintalah peserta didik menghitung pertanyaan yang
mereka jawab secara benar. Kemudian suruhlah mereka
menyatakan skor mereka kepada anggota lain dalam tim
tersebut untuk mendapat skor tim. Umumkan skor masing-
masing tim.
f. Mintalah tim mempelajari lagi turnamen pada babak kedua.
Kemudian mintalah tes pertanyaan yang lebih banyak sebagai
bagian “babak kedua”. Mintalah sekali lagi tim menyatakan
skornya dan tambahan satu skor kepada gilirannya.
g. Anda dapat melakukan beberapa ronde seperti yang anda
sukai. Akan tetapi, pastikan membolehkan tim memiliki sesi
untuk belajar antara ronde.42
3. Teknik Delphi.
Teknik ini pada dasarnya merupakan proses kegiatan
kelompok dengan menggunakan jawaban-jawaban tertulis dari para
calon peserta didik atau para pakar terhadap pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang diajukan kepada mereka. Kegiatan ini
bertujuan untuk melibatkan para calon peserta didik atau para
pakar dalam membuat keputusan bersama sehingga keputusan-
keputusan itu lebih berbobot dan menjadi milik bersama. Langkah-
langkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut:
a. Pelatih atau perencana program menyusun daftar pertanyaan
yang berkaitan dengan kemampuan, kebutuhan belajar,
tujuan belajar, masalah dan hambatan.
b. Pelatih atau perencana program menghubungi para calon
peserta didik atau para pakar yang akan terlibat dalam
pelatihan
c. Pelatih atau perencana program mengirimkan daftar
pertanyaan, dan meminta peserta untuk mengisi dan
mengembalikan daftar pertanyaan tersebut kepada pelatih.
d. Pelatih atau perencana program menganalisa jawaban-
jawaban yang diberikan, dan merumuskan kesimpulan.
42
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 1996), hlm. 159.
25
e. Berdasarkan hasil analisa di atas, pelatih atau perencana
program membuat lagi pertanyaan-pertanyaan yang lebih
khusus dan terperinci.
f. Pelatih atau perencana program melakukan langkah (c) dan
(d).
g. Pelatih atau perencana program merumuskan dan
menetapkan keputusan berdasarkan informasi tersebut. 43
4. Teknik Diad.
Teknik ini merupakan teknik belajar partisipatif yang
melibatkan dua orang yang berkomunikasi secara lisan maupun
tulisan. Teknik diad sangat cocok dilakukan pada tahap pembinaan
keakraban, khususnya kalau peserta belum saling mengenal. Teknik
ini digunakan agar peserta lebih mengenal satu sama lain dan lebih
akrab, sehingga akan mengurangi atau meniadakan hambatan
komunikasi di antara para peserta. teknik ini dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
a. Mula-mula pelatih meminta peserta untuk mencari seorang
pasangan dari antara peserta yang lain.
b. Kemudian pelatih memberikan pokok-pokok yang harus
ditanyakan secara bergantian oleh masing-masing pasangan,
misalnya: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, minat,
kegemaran, latar belakang keluarga, alasan mengikuti
pelatihan, dll. Hasil wawancara disusun secara tertulis
berdasarkan urutan pertanyaannya.
c. Apabila pasangan diad sudah selesai saling mewawancarai,
masing-masing peserta diminta memperkenalkan
pasangannya kepada seluruh kelompok. Cara
memperkenalkannya dapat diselingi dengan guyonan,
nyanyian, deklamasi, dan sebagainya.
d. Pelatih dapat memberikan komentar singkat setelah setiap
pasangan melaporkan hasil wawancaranya. Sebaiknya
komentar yang diberikan merupakan humor, tetapi jangan
sampai menyakiti hati orang yang dikomentari. 44
5. Teknik Kelompok Kecil.
43
Tliindonesia, Tekhnik Pembelajaran Partisipatif,
http://tliindonesia.wordpress.com/2009 /02/03/beberapa-teknik-pembelajaran-partisipatif/, hlm. 1.
tanggal 13 Maret 2010. 44
Ibid. Hlm. 2.
26
Dalam teknik ini peserta dapat mengungkapkan pikiran,
gagasan atau pendapat tentang pokok pikiran atau topik yang
dibahas. Melalui kegiatan ini peserta dapat tukar menukar informasi
tentang topik yang dibahas sehingga dapat dicapai kesepakatan di
antara peserta. Hasil dari diskusi kelompok kecil ini kemudian dapat
dibagikan dalam kelompok besar, yaitu di hadapan seluruh peserta
yang lain. Kegiatan diskusi kelompok kecil dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Sebelum diskusi dilangsungkan, pelatih menghimpun
sebanyak-banyaknya informasi yang berhubungan dengan
pokok pikiran atau topik yang akan dibahas.
b. Pelatih menyusun uraian suatu topik dan masalah yang ada
berupa pernyataan-pernyataan atau uraian pendek dalam
bentuk cerita. Pada akhir uraian, pelatih melontarkan
masalah, baik dalam bentuk pertanyaan maupun dalam
bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing
kelompok. Perlu pula dicantumkan lamanya waktu yang
disediakan untuk membahas topik itu.
c. Sebelum meminta peserta untuk memulai diskusi, pelatih
perlu menjelaskan topik yang akan dibahas, tujuan
pembahasan dan cara-cara diskusi secara demokratis, serta
mendorong semua peserta untuk ikut terlibat secara aktif
dalam diskusi.
d. Kemudian pelatih menyarankan agar peserta membentuk
kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-5 orang anggota.
Dapat pula ditunjuk seorang yang menjadi pemimpin
kelompok, dan seorang yang menjadi penulis.
e. Pelatih membagikan lembaran yang berisi uraian topik serta
tugas atau masalah yang harus dijawab oleh masing-masing
kelompok, dan mempersilakan masing-masing kelompok
untuk melakukan diskusi. Pelatih perlu mengingatkan
masing-masing kelompok bahwa hasil diskusi mereka akan
dilaporkan dalam kelompok besar atau di hadapan semua
peserta yang lain. Pelatih perlu pula mengingatkan peserta
lamanya waktu yang disediakan untuk melakukan diskusi.
f. Ketika diskusi berjalan, pelatih perlu sesekali berjalan
menghampiri kelompok-kelompok yang sedang berdiskusi,
dan memperhatikan jalannya diskusi. Ada kalanya pelatih
perlu memberikan arahan atau mengingatkan kembali topik
yang sedang dibahas kalau pembicaraan terlihat menyimpang
dari yang diharapkan. Tetapi pelatih perlu membatasi
komentar yang diberikan. Penelitian menunjukkan bahwa
27
semakin sedikit komentar atau arahan yang diberikan pelatih,
semakin hidup pembahasan yang dilakukan. Karena itu
arahan atau komentar dari pelatih hanya perlu diberikan
kalau pembahasan sudah cukup jauh menyimpang, atau
kalau ada satu orang peserta yang mendominasi pembicaraan.
g. Kalau waktu sudah habis dan pembahasan belum selesai,
pelatih mungkin perlu menawarkan tambahan waktu. Tetapi
perlu diingat bahwa tambahan waktu sebaiknya tidak
diberikan terlalu banyak, karena akan menggangu jalannya
kegiatan pembelajaran. Karena itu pada waktu persiapan
pelatih perlu memikirkan dan merencanakan alokasi waktu
ini dengan sangat cermat.
h. Sesudah pembahasan dalam kelompok kecil selesai, pelatih
meminta setiap kelompok untuk membagikan hasil diskusi
mereka dalam kelompok besar. Pelatih dapat memimpin
diskusi kelompok besar ini.
i. Pelatih bersama peserta membahas dan menyimpulkan hasil-
hasil diskusi kelompok kecil, sehingga menghasilkan
kesimpulan bersama.
j. Pelatih perlu pula memberi kesempatan bagi peserta untuk
mengevaluasi jalannya diskusi dan hasil, baik dalam
kelompok kecil maupun dalam kelompok besar. Hal ini akan
memberikan kesempatan peserta untuk merenungkan
kembali proses belajarnya dan mengambil pelajaran yang
penting dari kegiatan itu. 45
4. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif Serta Cara
Mengatasinya.
Berangkat dari penjelasan-penjelasan di atas, penerapan model
pembelajaran partisipatif dalam proses belajar mengajar harus
memperhatikan tujuan yang akan dicapai, Pendidik harus mampu
mengkondisikan model pembelajaran partisipatif dengan karakter
peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan,
oleh karena itu sebagai pendidik harus pandai dalam memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
45
Ibid, hlm. 3.
28
Dalam perkembangannya pendidikan orang dewasa saat ini lebih
banyak menggunakan metode partisipatif dimana semua pihak yang terkait
dalam pendidikan dilibatkan dalam proses pendidikan mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.
Alasan mengapa dalam pendidikan sekarang banyak digunakan
model pembelajaran partisipatif, hal ini dikarenakan model
pembelajaran partisipatif banyak memiliki kelebihan-kelebihan
dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Akan tetapi
sebaik-baiknya model pembelajaran tentunya terdapat juga
kelemahanya. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan beberapa
keunggulan-keunggulan, kelemahan dan cara mengatasi kelemahan
model pembelajaran partisipatif, sebagai berikut :
1. Keunggulan-keunggulan Model Pembelajaran Partisipatif.
Model Pembelajaran Partisipatif memiliki kelebihan
dibandingkan dengan Model pembelajaran yang lain, diantaranya
adalah:
a. Keputusan-keputusan dalam proses pembelajaran dibuat dengan
melibatkan peserta didik atau pendidik secara bersama, sehingga
keputusan bersama itu lebih berbobot dan menjadi milik
bersama.
b. Peserta didik lebih mengenal satu sama lain dan lebih akrab,
sehingga akan mengurangi hambatan komunikasi di antara
mereka.
c. Proses Pembelajaran menghasilkan pendapat atau gagasan yang
lebih banyak dalam waktu yang singkat, karena peserta didik
berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.
d. Peserta didik dapat mengevaluasi sendiri proses pembelajaran,
baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun pendidik.
e. Peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar secara
langsung dari proses pembelajaran, khususnya pada teknik
kunjungan lapangan.
29
f. Proses dan hasil pembelajaran dapat dievaluasi sendiri oleh
peserta didik.
g. Pendidik lebih mudah mengenali karakteristik peserta didik,
karena prinsip pembelajaran partisipatif berpusat pada peserta
didik.
2. Kelemahan-kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif.
Model Pembelajaran Partisipatif disamping memiliki
kelebihan-kelebihan juga tidak lepas dari kelemahan-kelemahan
yang bersifat mendasar dibandingkan dengan Model pembelajaran
yang lain, diantaranya adalah:
a. Peserta didik sulit dikontrol mobilitasnya, karena kondisi kelas
yang menjadikan peserta didik terlalu proaktif.
b. Pendidik harus lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran,
oleh karena fokus pembelajaran berpusat pada peserta didik
tidak pada pendidik.
c. Membutuhkan alat bantu belajar yang cukup banyak, karena
peserta didik dituntut untuk aktif dan proaktif agar proses
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ditentukan.
d. Penggunaan model pembelajaran partisipatif tidak bisa lepas dari
implementasi psikologi belajar dan teori pembelajaran.46
Dengan
demikian pendidik harus memiliki pengetahuan yang lebih luas
tentang psikologi belajar dan teori-teori pembelajaran.
e. Kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam
pencapaian tujuan sulit dicapai secara keseluruhan karena
karakteristik emosional dan mental peserta didik yang berbeda-
beda.
f. Pendidik ditempatkan pada posisi yang tidak serba mengetahui
terhadap semua bahan belajar, oleh karena Pendidik hanya
memainkan peranan membantu peserta didik dalam melakukan
46
Edi Hendri Mulyana, Op cit, hlm. 6.
30
kegiatan belajar, sehingga terkesan pendidik kurang menguasai
materi pembelajaran.
g. Transparansi dalam proses pembelajaran mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi menjadi tuntutan bagi
pendidik untuk lebih bertanggungjawab besar atas berhasilnya
seluruh proses pembelajaran.
3. Cara mengatasi Kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif.
Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelemahan-
kelemahan tidak terkecuali model partisipatifpun tetap memiliki
kelemahan-kelemahan, oleh karena itu sebagai pendidik harus
mampu mencari solusi yang tepat untuk memecahkannya.
Bercermin dari kelemahan-kelemahan model partisipatif yang
diuraikan diatas, maka cara mengatasinya adalah :
a. Penataan kelas yang responsif agar iklim kelas menjadi lebih baik
sesuai dengan kebutuhan belajar.
b. Pendidik harus fokus kepada karakter psikologis dan mental
individu peserta didik, lebih-lebih menekankan pada
pembelajaran individual secara sistematis.
c. Pemenuhan dan kelengkapan alat bantu belajar yang cukup, agar
proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ditentukan.
d. Pendidik harus memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai
psikologi belajar dan teori-teori pembelajaran.
e. Memotivasi semua peserta didik agar bersedia memberi
kontribusi dalam pencapaian tujuan.
f. Meningkatkan penguasaan materi pembelajaran bagi pendidik
melalui pelatihan-pelatihan.
g. Menumbuhkan mentalitas pendidik untuk lebih bertanggung
jawab terhadap hasil belajar melalui bimbingan mental.
D. Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif dalam pembelajaran Fiqih.
Sebelum menguraikan kajian Peningkatan Prestasi Belajar Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Partisipatif Pada Mata Pelajaran Fiqih,
31
Satu hal yang sangat penting dalam upaya menerapkan pembelajaran di
dalam kelas adalah Pembelajaran harus dilandasi strategi yang berprinsip
pada :
1. Berpusat pada peserta didik.
2. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
3. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna.
4. Prinsip pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
5. Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan
makna.
6. Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat.
7. Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan.
8. Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya.
9. Menggunakan pembelajaran tuntas di sekolah. 47
Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif dalam mata pelajaran
Fiqih antara satuan pedidikan dengan satuan pendidikan lain, memiliki
karakteristik yang berbeda. Hal ini karena kondisi lingkungan, Madrasah
dan siswa. Akan tetapi pada umumnya dapat dijelaskan melalui sistematika
sebagai berikut :
1. Peran guru dan siswa.
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik dalam jalur formal. Guru dalam
menjalankan fungsinya diantaranya berkewajiban untuk menciptakan
suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,
dialogis, dan memberikan motivasi kepada siswa dalam membangun
gagasan, prakarsa, dan tanggung jawab siswa untuk belajar.
Sebagai seorang Guru atau Pendidik harus menguasai empat
kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan
kompetensi sosial. Karena dengan keempat kompetensi tersebut guru
akan mampu menjalankan perannya sebagai tenaga Pendidik. Guru
47
A. Tarmizi Ramadhan, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan,
http://tarmizi. wordpress.com/ 2008/11/11/ pembelajaran – aktif – inovatif – kreatif - efektif –
dan - menyenangkan , hlm. 2-3. tanggal 13 Maret 2010.
32
harus mampu memplaning dan mentarget tujuan pembelajaran, agar
proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan prosedurnya.
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan
memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus
kreatif, profesional dan menyenangkan, dengan memposisikan diri
sebagai :
1. Orang tua, yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para
peserta didik.
3. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan
melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk
dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan
memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan
orang lain secara wajar.
7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta
didik, orang lain, dan lingkungannya.
8. Mengembangkan kreativitas.
9. Menjadi pembantu ketika diperlukan. 48
Peran pendidik dalam pembelajaran partisipatif lebih banyak
berperan sebagai pembimbing dan pendorong bagi peserta didik untuk
melakukan kegiatan pembelajaran sehingga mempengaruhi terhadap
intensitas peranan pendidik dalam pembelajaran. Menurut Knowles dan
Cronne, peranan sumber belajar mencakup:
1) menciptakan dan mengembangkan situasi kegiatan belajar
partisipatif,
2) menekankan peranan warga belajar yang melaksanakan kegiatan
belajar,
3) sumber belajar dituntut agar mampu menyusun dan
mengembangkan strategi pembelajaran partisipatif. 49
48
Yatun Romdonah Awaliah, Peran Guru Dalam Pembelajaran,
http://yatun.wordpress.com /2008/06/06/peran-guru-dalam-pembelajaran, hlm. 2. tanggal 13
Maret 2010.
33
Pada awal pembelajaran, intensitas peran pendidik sangat tinggi
yaitu untuk menyajikan berbagai informasi bahan belajar, memberikan
motivasi serta memberikan bimbingan kepada peserta dalam melakukan
pembelajaran, tetapi makin lama makin menurun intensitas perannya
digantikan oleh peran yang sangat tinggi dari peserta didik untuk
berpartisipasi dalam pembelajaran secara maksimal.
Langkah-langkah yang harus ditempuh pendidik dalam
membantu peserta didik untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah:
1. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.
2. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan
membelajarkan
3. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan
kebutuhan belajarnya.
4. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.
5. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.
6. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
7. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses
dan hasil belajar
Sedangkan peran peserta didik yang biasa terjadi selama proses
pembelajaran belangsung, adalah sebagai berikut :
a) Peserta didik tenang dan konsentrasi dalam mengikuti proses belajar
mengajar.
b) Peserta didik aktif, kreatif dan tanggap terhadap permasalahan yang
muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c) Peserta didik ikut terlibat dalam menentukan tujuan dan evaluasi
belajar. Peserta didik tahu apa yang akan dipelajari dan apa tujuan
pembelajaran.
2. kurikulum.
49
Nur Afifudin, Op cit, hlm. 3.
34
Standar Kelulusan dan Standar Isi mata pelajaran Fiqih
berdasarkan permenag nomor 2 tahun 2008 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan
bahasa Arab di Madrasah :
a. Standar Kompetensi Lulusan
Mengenal dan melaksanakan hukum Islam yang berkaitan dengan
rukun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan
taharah, salat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah hají,
serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan
cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam..
b. Tabel Struktur Kurikulum
K o m p o n e n
Kelas dan Alokasi Waktu
I II III IV, V, dan VI
A. Mata Pelajaran
T
E
M
A
T
I
K
T
E
M
A
T
I
K
T
E
M
A
T
I
K
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadits 2
b. Aqidah Akhlaq 2
c. Fiqh 2
d. SKI 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 4
4 Bahasa Arab 2
5. Matematika 4
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
8. Seni Budaya dan Keterampilan 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2
B. Muatan Lokal )*
1. Bahasa Jawa 2
2. Baca Tulis Al Qur’an 2
3. Bahasa Inggris 2
C. Pengembangan Diri )** 2
J u m l a h 33 33 35 39
Tabel 1. Struktur Kurikulum MI
Keterangan:
1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui
pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI
dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang
ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan
tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk
35
mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan
kondisi satuan pendidikan (madrasah).
c. Tujuan
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat:
1. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam
baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk
dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam
menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia
dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama
manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan
lingkungannya.
d. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:
1) Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik,
seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.
2) Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman
mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal
dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli
dan pinjam meminjam
e. Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD)
Kelas V, Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal ketentuan
makanan dan minuman
yang halal dan haram.
1.1 Menjelaskan ketentuan makanan
dan minuman yang halal dan
haram
1.2 Menjelaskan binatang yang halal
dan haram dagingnya
1.3 Menjelaskan manfaat makanan
dan minuman halal
1.4 Menjelaskan akibat makanan dan
minuman haram
Kelas V, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
2. Mengenal ketentuan
kurban
2.1 Menjelaskan ketentuan kurban
Mendemonstrasikan tata cara
kurban
36
3. Mengenal tata cara ibadah
haji
3.1 Menjelaskan tata cara haji
3.2 Mendemonstrasikan tata cara haji
Tabel 2. Tabel SK dan KD Mapel Fiqih kelas V Madrasah Ibtidaiyah 50
3. Perencanaan pembelajaran.
Pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan belajar lebih
memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan mengutamakan
kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan
pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi
peserta didik. Bagaimana menyusun rancangan dan strategi
pembelajaran partisipatif?. Berikut ini adalah langkah-langkah penting
yang harus dilakukan dalam menyusun rancangan dan strategi
pembelajaran partisipatif :
1. Melakukan asesmen kebutuhan belajar;
2. Memilih pokok bahasan;
3. Mengenali karakteristik peserta didik;
4. Mengidentifikasi materi
5. Merumuskan tujuan belajar;
6. Merancang kegiatan pembelajaran
7. Memilih alat bantu;
8. Menentukan fasilitas dan sumber lain;
9. Mempersiapkan evaluasi proses dan hasil;
10. Melaksanakan test. 51
Proses menyusun rancangan dan strategi pembelajaran
partisipatif harus dilakukan secara bersama antara pendidik dan
peserta didik terutama dalam hal-hal yang menyangkut:
(1) Menciptakan iklim belajar bersama,
(2) Menyusun kelompok belajar,
(3) Mendiagnosis kebutuhan belajar,
(4) Menyusun tujuan belajar,
(5) Merancang pengalaman belajar,
(6) Melakukan kegiatan pembelajaran, dan
(7) Menilai proses dan hasil kegiatan pembelajaran. 52
50
Depag RI, Permenag Nomor 2 tahun 2008, Op Cit. 51
Yoyon Suryono, Pembelajaran Partisipatif,
http://blog.uny.ac.id/yoyonsuryono/makalah/, hlm. 1. tanggal 9 Juli 2010. 52
Ibid.
37
Dari pendapat tokoh diatas penulis dapat menyimpulkan
bagaimana prosedur perencanaan pembelajaran partisipatif yang
diuraikan dalam beberapa langkah sebagai berikut :
1. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
2. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
belajar mengajar.
3. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
4. Memilih bahan pelajaran yang sesuai.
5. Menentukan skenario pembelajaran dengan model Pembelajaran
Partisipatif (Participative Teaching and Learning).
6. Menentukan indikator Pembelajaran yang meliputi : adanya
keterlibatan emosional dan mental peserta didik, adanya kesediaan
peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian
tujuan, dan dalam kegiatan belajar terdapat hal yang
menguntungkan peserta didik.
7. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.
8. Menyusun lembar kerja siswa.
9. Mengembangkan format evaluasi.
10. Mengembangkan format observasi pembelajaran.
4. Pelaksanaan Pembelajaran.
Pelaksanaan model pembelajaran partisipatif sama halnya
dengan perencanaannya yaitu melalui tahapan-tahapan, selain itu proses
pembelajaran partisipatif dibentuk oleh unsur-unsur atau faktor
pembentuk proses pembelajaran. “Unsur pembentuk proses
pembelajaran tersebut adalah: tujuan, materi, metode, warga belajar,
fasilitator, iklim dan evaluasi”.53
Kegiatan proses pembelajaran partisipatif mencakup enam
tahapan kegiatan yang berorientasi. Keenam langkah kegiatan tersebut
adalah:
a. Pembinaan keakraban,
53
Nur Afifudin, Op Cit, hlm. 4.
38
b. Identifikasi keutuhan,
c. Sumber dan kemungkinan hambatan,
d. Perumusan tujuan belajar,
e. Penyusunan program kegiatan belajar,
f. Pelaksanaan kegiatan belajar dan penilaian terhadap proses,
hasil, dan dampak kegiatan pembelajarn yang dilaksanakan. 54
Sebagai seorang pendidik harus kreatif dan inovatif dalam
mengaplikasikan model pembelajaran partisipatif. Pembelajaran
partisipatif menghargai pengetahuan dan pengalaman para pendidik
untuk terampil dalam menggunakan semua metode yang berbeda. Suatu
situasi pembelajaran yang berhubungan dengan pengalaman seharusnya
selalu diikuti oleh suatu sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab membantu
melakukan kontekstualisasi pengalaman individu dan kelompok ke
dalam suatu kerangka kerja yang lebih luas. Kerangka kerja tanya
jawab mengikuti siklus pembelajaran sebagai berikut:
a. Publikasi Data (Berbagi pengalaman dan pengamatan).
b. Pemrosesan Data ( Membahas pola dan dinamika)
c. Penyamarataan dan Penerapan Data ( Mengemukakan prinsip-
prinsip).
d. Penutup ( pengalaman ). 55
Dari pendapat tokoh diatas penulis dapat menyimpulkan
bagaimana prosedur yang harus dilakukan oleh pendidik dalam
mengimplementasikan model pembelajaran partisipatif, yang diuraikan
dalam beberapa langkah sebagai berikut :
1. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.
2. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan
membelajarkan.
3. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan
kebutuhan belajarnya.
4. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.
54
Ibid. 55
Ibid.
39
5. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.
6. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
7. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses
dan hasil belajar.
5. Evaluasi Pembelajaran.
Evaluasi dilaksanakan setelah selesai kegiatan pembelajaran, dari
evaluasi ini dapat diketahui hasil belajar siswa “apakah sudah tuntas
apa belum” jika belum, maka dilaksanakan evaluasi untuk tahap
selanjutnya (remidi). Setiap pendidik harus melaksanakan program
evaluasi atas pelaksanaan proses belajar mengajarnya, hal ini
merupakan tugas pokok dan tanggungjawab seorang pendidik menurut
undang-undang dan peraturan yang berlaku. Salah satu teknik evaluasi
yang berkembang adalah teknik evaluasi diri atau Self Evaluation.
Teknik ini secara khusus dipakai untuk mengevaluasi proses dan
hasil pembelajaran. Penggunaan teknik ini menuntut partisipasi yang
sungguh-sungguh dari peserta didik. Evaluasi diri dilakukan dengan
menjawab pernyataan-pernyataan yang sudah disediakan pada
lembaran khusus. Evaluasi ini dapat dilakukan untuk menghimpun
pendapat peserta didik antara lain terhadap proses kegiatan
pembelajaran, bahan pelajaran, penampilan pendidik, dan pengaruh
kegiatan belajar yang dirasakan oleh peserta didik. Evaluasi ini juga
dapat digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang
perubahan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang
dirasakan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan
dengan sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kegiatan evaluasi diri dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Pelatih menyusun lembaran tertulis yang berisi daftar
pernyataan pendapat peserta.
b. Pelatih menyediakan lembaran tersebut sesuai dengan jumlah
peserta.
c. Pelatih menyebarkan lembaran itu pada waktu yang bersamaan
kepada para peserta didik untuk selanjutnya diisi oleh para
peserta didik.
40
d. Setelah jawaban-jawaban itu dihimpun dan diolah, pelatih
bersama peserta didik mendiskusikan hasil evaluasi. Hasil diskusi
dijadikan bahan untuk perbaikan atau pengembangan program
kegiatan pembelajaran.
e. Selesai melaksanakan langkah-langkah di atas, pelatih bersama
peserta didik melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil
penggunaan teknik ini. 56
Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bagaimana
prosedur evaluasi yang harus dilakukan oleh pendidik pada saat
berakhirnya proses pembelajaran, yang diuraikan dalam beberapa
langkah sebagai berikut :
1. Melakukan observasi.
2. Menilai hasil tindakan.
3. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi
evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
4. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang
skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
56
Tliindonesia, Op Cit, hlm.6.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Rencana Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (Class Action Research), yaitu suatu pencermatan terhadap
kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas. 57
Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara
lain: catatan guru, catatan peserta didik, rekaman kegiatan, wawancara,
angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan peserta didik.
Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan,
melakukan tindakan, observasi,dan refleksi. Prosedur ini dilaksanakan
dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus
berikutnya, seperti pada gambar berikut:
Gambar Spiral Tindakan kelas. 58
57
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yama Widya, 2008), Cet. 4, hlm. 13. 58
Ibid, hlm. 31.
40
Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau
aktifitas peserta didik saat mata pelajaran Fiqih pada kompetensi dasar
menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya, dengan
menerapkan model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching
and Learning) untuk melihat perubahan tingkah laku peserta didik,
untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh
terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah
disebutkan diatas.
Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi,
nilai tugas serta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan peserta
didik, antusias peserta didik, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi,
kemampuan atau keberanian peserta didik dalam melaporkan hasil.
Instrumen yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan
lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator
keberhasilan yang sudah dirumuskan.
2. Tempat
Penelitian ini dilakukan di MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten
Kendal pada “kelas VB dengan jumlah peserta didik 30 anak, yang
terdiri dari 19 anak laki-laki dan 11 anak perempuan”.59
Penelitian
dilaksanakan pada saat mata pelajaran Fiqih berlangsung pada standar
kompetensi “Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal
dan haram kelas V semester I, dengan kompetensi dasar menjelaskan
binatang yang halal dan haram dagingnya”. 60
3. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama 6x35 menit atau 3x pertemuan
dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fiqih dan
dilaksanakan pada :
a. Pra Siklus dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 30 Juli 2010 jam
3-4
59
Dokumen Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011 60
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011.
41
b. Siklus I dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 6 Agustus 2010 jam
3-4
c. Siklus II dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 13 Agustus 2010
jam 3-4
4. Prosedur Penelitian
a. Pra Siklus
Tahapan ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi peserta
didik sebelum diadakanya penelitian, baik yang berhubungan
dengan kondisi kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Sehingga
peneliti dapat menentukan metode yang terbaik untuk digunakan
dalam penelitiannya. Tahapan-tahapan tersebut meliputi :
1) Observasi Awal
a) Melakukan observasi dan wawancara, masalah yang dihadapi
guru pada mata pelajaran dan standar kompetensi yang akan
diteliti.
b) Melakukan evaluasi pembelajaran sesuai dengan mata
pelajaran dan standar kompetensi yang akan diteliti, agar
dapat mengetahui sejauh mana kemampuan belajar peserta
didik.
2) Refleksi Awal
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi
evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam
tindakan.
b) Melakukan koordinasi dengan guru-guru lain untuk
membahas hasil evaluasi belajar peserta didik.
c) Merencanakan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi,
untuk digunakan pada siklus berikutnya.
b. Siklus I
Berdasarkan refleksi pada Pra Siklus, Agar penelitian berjalan
dengan baik, ada beberapa komponen penting yang disiapkan oleh
42
peneliti dan guru meliputi: Menyiapkan materi, silabus, rencana
pembelajaran, alat peraga, lembar observasi, tes untuk mengukur
prestasi belajar peserta didik, kemudian dilakukan tahapan-tahapan
sebagai berikut:
1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah yang muncul pada Pra siklus dan belum
teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b) Menentukan indikator pencapaian belajar.
c) Pengembangan program tindakan I
2) Tindakan
a) Peneliti/guru menciptakan suasana yang mendorong peserta
didik siap belajar.
b) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun kelompok,
agar siap belajar dan membelajarkan.
c) Peneliti/guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis
dan menemukan kebutuhan belajarnya.
d) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun tujuan
belajar.
e) Peneliti/guru membantu peserta didik merancang pola-pola
pengalaman belajar.
f) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan kegiatan
belajar.
g) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan evaluasi
diri terhadap proses dan hasil belajar.
3) Pengamatan
a) Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang
sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan untuk
mengumpulkan data.
b) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar
kerja siswa.
4) Refleksi
43
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi
evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam
tindakan.
b) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang
skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
c) Evalusi tindakan siklus I.
Pada siklus I ini, peserta didik diharapkan untuk lebih
meningkatkan kreatifitasnya agar efektivitas kerja kelompok
semakin tinggi sehingga hasil belajar lebih tinggi dari tahap Pra
siklus. Nilai belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata-rata
hasil evaluasi pada siklus I lebih besar dari Pra siklus. Indikator
keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami
kemajuan minimal 35 % dari Pra siklus.
c. Siklus II
Berdasarkan refleksi pada Siklus I, Agar penelitian berjalan
dengan baik, ada beberapa komponen penting yang disiapkan oleh
peneliti meliputi: Menyiapkan materi, silabus, rencana
pembelajaran, alat peraga, lembar observasi, tes untuk mengukur
prestasi belajar siswa. Pada dasarnya kegiatan penelitian pada siklus
II memiliki tahapan-tahapan yang sama dengan siklus I hal ini
disebabkan oleh karena tahapan pada siklus II merupakan proses
penekanan kembali dengan format yang sama untuk mengetahui
peningkatan prestasi belajar peserta didik. Tahapan tersebut
meliputi :
1) Perencanaan
a) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum
teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
b) Menentukan indikator pencapaian belajar.
c) Pengembangan program tindakan II sebagai program tidak
lanjut.
2) Tindakan
44
a) Peneliti/guru menciptakan suasana yang mendorong peserta
didik siap belajar.
b) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun kelompok,
agar siap belajar dan membelajarkan.
c) Peneliti/guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis
dan menemukan kebutuhan belajarnya.
d) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun tujuan
belajar.
e) Peneliti/guru membantu peserta didik merancang pola-pola
pengalaman belajar.
f) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan kegiatan
belajar.
g) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan evaluasi
diri terhadap proses dan hasil belajar.
3) Pengamatan
5. Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang
sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan untuk
mengumpulkan data.
6. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar
kerja siswa.
4) Refleksi
a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi
evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam
tindakan.
b) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang
skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.
c) Evalusi tindakan siklus II.
Pada siklus II ini, peserta didik diharapkan untuk lebih
meningkatkan kreatifitasnya agar efektivitas kerja kelompok
semakin tinggi sehingga hasil belajar lebih tinggi daripada siklus
45
I. Nilai belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata-rata hasil
evaluasi pada siklus II lebih besar dari siklus I. Indikator
keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan
mengalami kemajuan minimal 30 % dari siklus I.
B. Pendekatan Penelitian.
Berdasarkan perencanaan penelitian yang bertujuan untuk mengukur
perkembangan atau pertumbuhan prestasi nilai rata-rata peserta didik
dalam mengerjakan tugas mulai dari tahap Pra siklus sampai pada tahap
siklus yang ke II dalam beberapa waktu pertemuan terhadap satu
kelompok, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
Longitudinal model yaitu “mempelajari berbagi tingkat pertumbuhan
dengan cara “mengikuti” perkembangan bagi individu-individu yang
sama”. 61
C. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah :
1. Metode Tes
“Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”.62
Metode ini
digunakan untuk memperoleh data hasil prestasi peserta didik yang
bersumber dari serentetan pertanyaan-pertanyaan atau latihan soal.
2. Metode Observasi
“Yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek
dengan menggunakan alat indra”. 63
Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan peserta didik
selama mengikuti pembelajaran.
3. Metode Dokumentasi.
“Berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Dalam metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis”.64
61
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),Edisi Revisi,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 83. 62
Ibid, hlm. 223 63
Ibid, hlm. 156.
46
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar sasaran
penelitian yaitu daftar nama dan daftar nilai peserta didik kelas VB
MIN Kalibuntu Wetan. Peneliti juga mengumpulkan berbagai bahan
kajian lain yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan penelitian.
D. Teknik Analisis Data
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu peningkatan prestasi
belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih, maka analisis yang
digunakan secara umum terdiri dari analisis untuk menghitung tingkat
prestasi hasil belajar peserta didik.
Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam
menyelesakan soal-soal, maka digunakan cara menghitung rata-rata nilai
belajar secara klasikal. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
tertulis berisi 20 item pertanyaan, terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5
soal essay. Tiap jawaban pilihan ganda, jawaban benar skor 2 dan jawaban
salah skor 0. sedangkan kriteria penilaian soal essay, jawaban sempurna
dengan skor 4, benar tidak lengkap skor 3, mendekati benar skor 2,
jawaban salah tapi diisi skor 1 dan jawaban kosong skor 0.
1. Menghitung nilai rata-rata.
Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:
Mx
=N
X
65
Keterangan:
Mx
= Mean yang kita cari
X = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N = Banyaknya skor-skor itu sendiri
2. Menghitung ketuntasan belajar
a. Ketuntasan belajar individu
64
Ibid, hlm.158. 65
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 1991), hlm.
183.
47
Hasil belajar individu peserta didik ditentukan ketuntasan
belajarnya dengan perhitungan :
Ketuntasan belajar individu = ruhnilaijumlahselu
olehsiswaiyangdiperjumlahnilax 100%
b. Ketuntasan belajar klasikal
Ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal dapat dihitung
dengan rumus :
Ketuntasan belajar klasikal = ajumlahsisw
divduabelajarinjumlahsiswx 100%
Analisis lanjut keberhasilan dapat dilihat dari prosentase jumlah
peserta didik, sekurang-kurangnya 75 % dari keseluruhan peserta
didik yang ada dikelas tersebut memperoleh nilai 75.
c. Indikator keberhasilan
Meningkatnya prestasi hasil belajar mata pelajaran Fiqih
peserta didik kelas VB MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal,
yang ditandai rata-rata nilai hasil tes > 75.
BAB IV
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA
PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V MIN KALIBUNTU WETAN
KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011
K. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten
Kendal
1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan berada di Jln.
Pahlawan I Km. 1 Kendal, adalah satu lembaga Pendidikan di bawah
naungan Kementerian Agama.66
Bertolak dari kondisi internal madrasah,
semua komponen Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan terus
berusaha untuk memenuhi kelengkapan sarana pendukungnya dalam
bentuk peningkatan kualitas baik fisik maupun non fisik yang sebetulnya
sudah sejak lama, tetapi dalam prosesnya sangat lambat. Dengan
mengharap peran serta berbagai pihak demi terciptanya cita-cita luhur
lembaga pendidikan tersebut.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan menunjukkan adanya
peningkatan, dengan adanya perkembangan jumlah siswa akhir ini, secara
kuantitas menunjukkan data riil meningkat dibanding tahun-tahun
sebelumnya.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan berdiri tahun 1962
dan dinegerikan pada tahun 1991, dengan usia yang sudah cukup lama
sehingga semakin mantap dalam melayani dunia pendidikan terhadap
masyarakat. Selain itu terlihat jelas bahwa animo masyarakat semakin
meningkat terhadap pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu
Wetan,
Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor pendukung
diantaranya:
66
Wawancara dengan Kepala MIN Kalibuntu Wetan Kendal ( Fathudin, S.Ag. M.Pd.)
tanggal 13 Agustus 2010.
48
a. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan sangat
strategis, terletak di jalan raya kota Kendal.
b. Tingkat pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu
Wetan rata-rata Sarjana.
c. Mayoritas tenaga pengajar sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil.
d. Sarana dan prasana pendidikan yang memadai.
e. Manajemen pengelolaan yang efisien dan akuntabel. 67
Berikut adalah profil dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu
Wetan Kabupaten Kendal :
a. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MIN Kalibuntu Wetan Kendal
No. Statistik Madrasah : 151032415001
Alamat : Jln. Pahlawan I Km. 1 Kendal 51312
Telepon : ( 0294 ) 381106
Tahun berdiri : 1962
Tahun penegerian : 1991
Kelompok Madrasah : Inti
Akreditasi : A
Nomor Sk : 158/BAP-SM/XI/2009
SK ditandatangani : Kabid Mapenda Islam Kanwil Depag
Provinsi
Jawa Tengah
KBM : Pagi
Bangunan Madrasah : Milik Sendiri
Nama Kepala Madrasah : Fathudin, S.Ag. M.Pd.
Tmt ( sejak ) 25 Juni 2004 68
b. Keadaan Siswa dan Guru
1) Jumlah siswa dalam 3 tahun : 69
67
Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah ( Ali Purnomo, S.Pd.), tanggal 13
Agustus 2010. 68
Profil MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal 69
Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011.
49
Kelas Tahun
2008/2009
Tahun
2009/2010
Tahun
2010/2011
I 80 88 100
II 65 79 81
III 65 65 65
IV 46 62 64
V 49 46 63
VI 42 49 45
Jumlah 347 389 418
Tabel 4. Tabel Jumlah siswa MIN Kalibuntu Wetan
2) Data Guru dan Karyawan: 70
No. Status Guru
dan
karyawan
Tingkat Pendidikan
SLTA D-I D-II D-III S1 S2 S3
1. Guru PNS 1 - 2 - 10 1 -
2. Guru Non
PNS - - 2 - 5 - -
3. Guru Tetap - - - - - - -
4 TU 1 - - - - - -
5 Pustakawan 1 - - - - - -
6 Penjaga - - - - - 1 -
Tabel 5. Tabel Data guru dan karyawan MIN Kalibuntu Wetan
B. Penggunaan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta
didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal tahun pelajaran
2010/2011.
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten
Kendal pada “kelas VB dengan jumlah peserta didik 30 anak, yang
terdiri dari 19 anak laki-laki dan 11 anak perempuan”.71
Penelitian
70
Data Guru dan Karyawan MIN Kalibuntu wetan Kendal tahun 2010/2011. 71
Dokumen Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun 2010/2011
50
dilaksanakan pada saat mata pelajaran Fiqih berlangsung pada standar
kompetensi “Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal
dan haram kelas V semester I, dengan kompetensi dasar menjelaskan
binatang yang halal dan haram dagingnya”. 72
2. Waktu
Penelitian direncanakan selama 6x35 menit atau 3 kali pertemuan
dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fiqih dan
dilaksanakan pada:
d. Pra Siklus dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 30 Juli 2010 jam
3-4
e. Siklus I dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 6 Agustus 2010 jam
3-4
f. Siklus II dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 13 Agustus 2010
jam 3-4.
3. Prosedur Penggunaan model pembelajaran partisipatif pada mata
pelajaran Fiqih.
Penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam penelitian ini
dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu satu tahap pra siklus dan dua
tahap siklus agar dapat diukur dan dilihat hasil dari masing-masing
siklus. Sehingga dapat diketahui apakah ada perubahan dan
peningkatan prestasi.
Pada dasarnya setiap masing-masing siklus mempunyai materi
yang sama, hanya terdapat sedikit perbedaan pada materi evaluasinya.
Pada tahap pra siklus hanya dilakukan pengamatan dan evaluasi
langsung belum mengaplikasikan model pembelajaran partisipatif.
Adapun pelaksanaannya sebagai berikut :
a. Pra Siklus
1) Observasi Awal
c) Mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar selama satu jam
pelajaran (35 menit) yang dipandu oleh guru kelas meliputi :
72
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011.
51
suasana belajar, kondisi psikologi peserta didik, perangkat
pembelajaran, keaktifan siswa dan model yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Selanjutnya menanyakan kepada guru
kelas mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar setiap hari. Jawaban-
jawaban yang didapat dari guru kelas dijadikan sebagai bahan
kajian untuk melaksanakan kegiatan berikutnya.
d) Bekerja sama dengan guru kelas melakukan evaluasi
pembelajaran dengan bentuk tes tertulis selama 35 menit.
2) Refleksi Awal
d) Menilai hasil pekerjaan peserta didik dengan menggunakan
format penilaian. Kemudian mengevaluasi tindakan-tindakan
yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu.
Dari evaluasi tersebut didapatkan hasil bahwa keaktifan peserta
didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, ketepatan
waktu dalam mengerjakan soal dan rata-rata ketuntasan belajar
berdasarkan “Kreteria Ketuntasan Minimal 72”73
mencapai 33
%. Berikut hasil prestasi belajar peserta didik pada tahap pra
siklus :
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN
(PRA SIKLUS)
NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM
TUNTAS
1 ANITA RAHAYU P 79 1
2 FRISCA NUR KAMALIA P 78 1
3 HAYYU WAHDANI P 68 1
4 KARIN LARASATI P 63 1 5 LINTANG DIAN KUSUMA P 63 1
6 M. AHDI HILAL WILDANI L 75 1
7 M. ALIQ HAKIM L 77 1
8 M. BALYA ISA L 70 1
9 M. FARIJ AINAR RASID L 79 1
10 M. FARIJ AJIL NASR L 70 1
11 M. FATKHUR RIZA L 70 1
12 M. HIDAYAT ADJI F. L 75 1
13 M. IQBAL ASHRI L 70 1
73
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011
52
14 M. KHOIRUL ANAM L 67 1
15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 60 1
16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 75 1
17 MIFTAKHUR ROHMAN L 70 1
18 M. RAFIF L 70 1
19 NAILATUL YUSRO L 72 1
20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 79 1
21 RATNA DEWI P 60 1
22 RIZKI DIAN PRATIWI P 75 1
23 ROSA FEBRIANA P 68 1
24 SAEFUDIN DAYANA L 70 1
25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 70 1
26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 68 1
27 SRI SUSANTI P 70 1
28 SURYA JAYA L 70 1
29 WILDAN HAKIM L 63 1
30 RIZKY ABDURRAHMAN L 70 1
JUMLAH NILAI 2.114 10 20
RATA-RATA NILAI 70
KETUNTASAN BELAJAR (%) 33 67
Tabel 6. Tabel Nilai hasil belajar tahap pra siklus
e) Melakukan koordinasi dengan guru-guru lain khususnya guru mata
pelajaran fiqih dengan berdiskusi mencari solusi untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Dari diskusi tersebut ditemukan solusi bahwa
perlu digunakannya model pembelajaran partisipatif, agar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan selama ini
guru-guru terbiasa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
metode klasikal.
f) Merencanakan setting tindakan untuk digunakan pada siklus I
meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi.
b. Siklus I
1) Perencanaan
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru/peneliti
membuat rencana persiapan pembelajaran meliputi seluruh aspek dan
komponen pembelajaran, seperti standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Guru/peneliti membuat rencana dan mentarget tujuan
pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan
prosedurnya sehingga tujuan pendidikan secara umum dapat dicapai.
53
Perencanaan merupakan langkah awal suatu kegiatan guna
mencapai target yang tepat. Jadi, pada prinsipnya setiap kegiatan yang
direncanakan terlebih dahulu sudah barang tentu akan memperoleh hasil
yang maksimal. Dalam siklus ini tahap perencanaan dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
Setelah melakukan identifikasi masalah pada tahap pra siklus
ditemukan kendala-kendala sebagai berikut :
- Kurangnya keaktifan peserta didik.
- Peserta didik tidak mampu mengeksplorasikan materi
pembelajaran.
- Metode tidak sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik.
Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut, Peneliti
menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran Fiqih dan peserta didik yaitu model pembelajaran
partisipatif.
b) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
belajar mengajar.
Setelah menemukan solusi yang tepat, selanjutnya peneliti
merencanakan proses pembelajaran yang akan berlangsung meliputi :
Penetapan standar kompetensi dan kompetensi dasar, pemilihan bahan
pelajaran yang sesuai, penentuan skenario pembelajaran, penentuan
indikator pembelajaran, mempersiapkan sumber, bahan, dan alat
bantu yang dibutuhkan, penyusunan lembar kerja siswa, dan program
evaluasi.
c) Menentukan terlebih dahulu Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasarnya. 74
Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar
74
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun 2010/2011.
54
Kelas V Semester 1
STANDAR
KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal
ketentuan
makanan dan
minuman
yang halal
dan haram.
1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan haram
1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan
haram dagingnya
1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan
minuman halal
1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman
haram
Tabel 7. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
d) Menentukan indikator hasil belajar atau tujuan yang hendak dicapai.75
Indikator hasil belajar dan tujuan pembelajaran
STANDAR
KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR HASIL
BELAJAR
1. Mengenal
ketentuan
makanan dan
minuman yang
halal dan
haram.
1.1 Menjelaskan ketentuan
makanan dan
minuman yang halal
dan haram
1.2 Menjelaskan
binatang yang halal
dan haram
dagingnya
1.3 Menjelaskan manfaat
makanan dan
minuman halal
1.4 Menjelaskan akibat
makanan dan
minuman haram
Menyebutkan
pengertian binatang
halal
Menyebutkan
pengertian binatang
haram
Menunjukkan ciri-
ciri binatang halal
Menunjukkan ciri-
ciri binatang haram
Mengidentifikasi
jenis binatang halal
dan haram
Tabel 8. Indikator hasil belajar
e) Menentukan materi yang akan disampaikan pada pembelajaran
tersebut.
Materi pelajaran Fiqih kelas V semeter I Standar Kompetensi (1.
Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram)
75
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun 2010/2011
55
dan Kompetensi Dasar (1.2. Menjelaskan binatang yang halal dan
haram dagingnya). 76
f) Menentukan skenario pembelajaran yang akan berlangsung. Dengan
tahapan sebagai berikut :
Memberi tugas kepada beberapa siswa yang terlibat.
Guru/peneliti mengawasi jalanya pembelajaran.
Mengontrol aktifitas dan kesungguhan peserta didik.
g) Menentukan teknik, metode, strategi dan model pembelajaran.
Teknik, metode, model dan strategi pembelajaran yang
digunakan dalam siklus I adalah sebagai berikut :
- Teknik : Kelompok
- Metode : Ceramah, drill dan penugasan.
- Model : Pembelajaran partisipatif.
- Strategi : Belajar sambil bermain
h) Menentukan sumber dan bahan serta alat pembelajaran.
Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi :
Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat
audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah soal, cerita
bergambar, dan teks kalimat.
i) Menentukan program evaluasi dengan bentuk tes tertulis dan lisan
serta program perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik yang belum
mencapai nilai ketuntasan minimal. Adapun program pengayaan dapat
berupa:
- Memperluas dan memperdalam materi yang sudah diajarkan
- Menambah beberapa kegiatan yang menarik dan menyenangkan
- Memotivasi siswa, khususnya siswa yang memperoleh nilai
rendah.
Berikut adalah format program evaluasi dan pengayaan,:77
a. Program evaluasi
76
Dokumen Kurikulum KTSP MIN Kalibuntu Wetan Kendal 77
Dokumen Silabus dan RPP Kelas V mata pelajaran Fiqih.
56
No Nama Tugas Hasil Ket
1
2
b. Program Perbaikan
No Nama Tugas / Kegiatan Deskripsi kemampuan
1
2
Langkah-langkah tersebut diatas dituangkan dalam bentuk silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Tindakan
a) Kegiatan awal
Dalam tahap ini peneliti mengorientasikan siswa terhadap
tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar. Adapun
waktu yang dialokasikan untuk tahap ini adalah 10 menit dan metode
yang digunakan adalah ceramah. Tahap kegiatan awal ini meliputi :
a. Salam pembuka
Peneliti memasuki ruangan kelas dan mengucapkan salam
pembuka. Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan
mengatur posisi tempat duduk peserta didik membentuk lingkaran,
selanjutnya menyampaikan dan menjelaskan standar kompetensi,
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Apersepsi
Peneliti melakukan sedikit ceramah sebagai tindakan apersepsi
sebelum masuk ke inti pelajaran. Dengan memberi penguatan-
penguatan berupa motivasi.
c. Tanya jawab yang berhubungan dengan materi yang akan
diajarkan
57
Dari apersepsi sekitar 5 menit tersebut, peserta didik di beri
umpan balik untuk menjawab pertanyaan yang ringan-ringan
tentang materi yang disampaikan pada apersepsi.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan fokus proses berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar, alokasi waktu untuk tahap ini adalah 45
menit dengan menggunakan teknik kelompok, metode ceramah, dan
model pembelajaran partisipatif serta menggunakan pendekatan atau
strategi pembelajaran bermain sambil belajar. Secara rinci kegiatan
inti dilakukan sebagai berikut :
a. Menjelaskan contoh-contoh teladan tokoh pendidikan dan
bercerita tentang manfaat menuntut ilmu agar menciptakan
suasana kesungguhan belajar yang mendorong peserta didik siap
menerima pelajaran.
b. Membantu peserta didik menyusun kelompok dengan
menggunakan metode permainan angka yang dilakukan sendiri
oleh mereka, selanjutnya menyuruh peserta didik untuk memberi
nama kelompok-kelompok yang sudah terbentuk tersebut dengan
nama-nama sesuai kehendak yang mereka sukai.
c. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan
kebutuhan belajar yang sesuai dengan karakteristik materi
pelajaran. Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi
: Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu,
Perangkat audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah
soal, cerita bergambar, dan teks kalimat
d. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar, meskipun
dalam kegiatan awal sudah pernah disinggung , hal ini untuk
menguji kemampuan daya ingat peserta didik. Tujuan belajar
tersebut adalah :
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang halal
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang haram
58
Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang halal
Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang haram
Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis binatang halal dan
haram
e. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.
Pola-pola ini dirancang berdasarkan pemikiran peserta didik oleh
karena yang akan melaksanakan mereka sendiri. Dalam siklus ini
peserta didik masih mengalami kesulitan merancang pola-pola
tersebut. Sehingga peneliti banyak turun tangan dalam membantu.
f. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar.
Dengan hanya mengamati jalanya proses belajar mengajar, alur
pembelajaran sepenuhnya berada di tangan peserta didik. Mereka
dituntut untuk mandiri melaksanakn kegiatan belajar mengajar
dengan istilah lain mereka harus mampu belajar dan
membelajarkan diri. Dalam siklus ini peserta didik masih
mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
g. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses
dan hasil belajar. Dari evaluasi tersebut didapatkan hasil bahwa
keaktifan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, ketepatan waktu dalam mengerjakan soal dan rata-rata
ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan 37 % dari
hasil pada tahap pra siklus, sehingga hasil ketuntasan belajar pada
tahap siklus I tercapai 70 %. Berikut daftar nilai hasil belajar
peserta didik pada tahap pra siklus I :
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN
(SIKLUS I)
NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM
TUNTAS
1 ANITA RAHAYU P 82 1
2 FRISCA NUR KAMALIA P 78 1
3 HAYYU WAHDANI P 71 1
4 KARIN LARASATI P 67 1
5 LINTANG DIAN KUSUMA P 66 1
6 M. AHDI HILAL WILDANI L 77 1
59
7 M. ALIQ HAKIM L 80 1
8 M. BALYA ISA L 73 1
9 M. FARIJ AINAR RASID L 81 1
10 M. FARIJ AJIL NASR L 76 1
11 M. FATKHUR RIZA L 73 1
12 M. HIDAYAT ADJI F. L 77 1
13 M. IQBAL ASHRI L 73 1
14 M. KHOIRUL ANAM L 70 1
15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 65 1
16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 76 1
17 MIFTAKHUR ROHMAN L 72 1
18 M. RAFIF L 72 1
19 NAILATUL YUSRO L 75 1
20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 80 1
21 RATNA DEWI P 65 1
22 RIZKI DIAN PRATIWI P 78 1
23 ROSA FEBRIANA P 71 1
24 SAEFUDIN DAYANA L 73 1
25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 74 1
26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 71 1
27 SRI SUSANTI P 73 1
28 SURYA JAYA L 72 1
29 WILDAN HAKIM L 67 1
30 RIZKY ABDURRAHMAN L 72 1
JUMLAH NILAI 2.200 21 9
RATA-RATA NILAI 73
KETUNTASAN BELAJAR (%) 70 30
Tabel 9. Tabel Nilai hasil belajar tahap siklus I
c) Kegiatan Akhir
Mengulang kembali materi yang telah disampaikan dengan cara
melakukan tanya jawab lisan, selanjutnya Memberi pekerjaan atau
tugas rumah kepada peserta didik. dan kegiatan yang paling akhir
adalah mengucapkan salam penutup. Alokasi waktu untuk tahap ini
adalah 10 menit.
3) Pengamatan
a) Mengamati keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu catatan untuk
mengumpulkan data peserta didik selama mengikuti jalanya
pembelajaran.
b) Mengamati keefektifan model pembelajaran partisipatif dalam proses
pembelajaran.
60
Dari pengamatan yang dilakukan mulai dari tahap awal sampai
akhir ternyata peserta didik menjadi lebih aktif dan tidak bosan terhadap
skenario pembelajaran, hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
partisipatif sangat efektif digunakan dalam proses belajar mengajar.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menemukan kelebihan-kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran partisipatif pada siklus I, yaitu
sebagai berikut :
1. Keunggulan-keunggulan:
a. Peserta didik lebih mandiri tidak bergantung pada guru
b. Dapat meningkatkan produktifitas hasil belajar. Yaitu siswa lebih
terangsang untuk lebih kreatif dan sungguh dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar lebih maksimal.
c. Keadaan yang penuh permainan menjadikan siswa lebih proaktif.
d. Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja.
e. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan
masing-masing.
2. Kendala-kendala:
a. Memerlukan berbagai fasilitas perlengkapan, alat, biaya yang
besar dan waktu yang cukup lama.
b. Melibatkan berbagai kegiatan yang menuntut bermacam-macam
kompetensi dari peserta didik dan guru, baik kompetensi
pedagogik maupun psikomotor.
c. Pembuatan perencanaan yang sangat kompleks dan rumit,
sehingga membutuhkan ketelitian dari peserta didik.
c. Siklus II
Siklus ke II merupakan tindak lanjut proses pembelajaran dari siklus I,
sehingga tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi masih
memiliki materi yang sama, hanya pada item instrumen evaluasi yang
berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan
prestasi belajar siswa setelah melalui dua siklus tersebut. Jika hasil belajar
61
pada siklus II lebih baik dari pada siklus I, maka hal tersebut dinyatakan
terdapat peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Fiqih.
Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus ke II, yaitu sebagai berikut :
1) Perencanaan
Seperti pada siklus I, Sebelum melaksanakan kegiatan belajar
mengajar guru/peneliti membuat rencana persiapan pembelajaran meliputi
seluruh aspek dan komponen pembelajaran, seperti standar kompetensi
dan kompetensi dasar. Guru/peneliti membuat rencana dan mentarget
tujuan pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai
dengan prosedurnya sehingga tujuan pendidikan secara umum dapat
dicapai. Dalam siklus ini tahap perencanaan dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
Setelah melakukan identifikasi masalah pada tahap siklus I
ditemukan kendala-kendala sebagai berikut :
- Keaktifan peserta didik belum maksimal.
- Peserta didik masih terlalu menggantungkan diri pada guru, belum
mampu mandiri.
- Model pembelajaran belum digunakan secara benar.
Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut, Peneliti akan
melaksanakan kembali kegiatan pembelajaran yang sama. Untuk
mengetahui apakah ada perubahan hasil belajar yang signifikan.
b) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses
belajar mengajar.
Merencanakan proses pembelajaran yang akan berlangsung
seperti pada siklus I meliputi : Penetapan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, Pemilihan bahan pelajaran yang sesuai, Penentuan
skenario pembelajaran, Penentuan indikator Pembelajaran,
Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan,
Penyusunan lembar kerja siswa, dan program evaluasi.
62
c) Menentukan terlebih dahulu Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasarnya. 78
Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar
Kelas V Semester 1
STANDAR
KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Mengenal
ketentuan
makanan dan
minuman
yang halal
dan haram.
1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan haram
1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan
haram dagingnya
1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman
halal
1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman
haram
Tabel 10. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
d) Menentukan indikator hasil belajar atau tujuan yang hendak dicapai.79
Indikator hasil belajar dan tujuan pembelajaran
STANDAR
KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR HASIL
BELAJAR
1. Mengenal
ketentuan
makanan dan
minuman yang
halal dan
haram.
1.1 Menjelaskan
ketentuan makanan
dan minuman yang
halal dan haram
1.2 Menjelaskan
binatang yang
halal dan haram
dagingnya
1.3 Menjelaskan
manfaat makanan
dan minuman halal
1.4 Menjelaskan akibat
makanan dan
minuman haram
Menyebutkan
pengertian binatang
halal
Menyebutkan
pengertian binatang
haram
Menunjukkan ciri-ciri
binatang halal
Menunjukkan ciri-ciri
binatang haram
Mengidentifikasi jenis
binatang halal dan
haram
Tabel 11. Indikator hasil belajar
e) Menentukan materi pelajaran yaitu Materi pelajaran Fiqih kelas V
semeter I Standar Kompetensi (1. Mengenal ketentuan makanan dan
78
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu wetan tahun 2010/2011. 79
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu wetan tahun 2010/2011
63
minuman yang halal dan haram) dan Kompetensi Dasar (1.2.
Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya). 80
f) Menentukan skenario pembelajaran yang akan berlangsung. Dengan
tahapan sebagai berikut :
Memberi tugas kepada beberapa siswa yang terlibat.
Guru/peneliti mengawasi jalanya pembelajaran.
Mengontrol aktifitas dan kesungguhan peserta didik.
Sekenario ini dilakukan dengan lebih sungguh-sungguh daripada
siklus I. Dengan harapan jalanya proses pembelajaran berubah lebih
aktif.
g) Menentukan teknik, metode, strategi dan model pembelajaran.
Teknik, metode, model dan strategi pembelajaran yang
digunakan dalam siklus ini masih sama dengan siklus I, yaitu:
- Teknik : Kelompok
- Metode : Ceramah, drill dan penugasan.
- Model : Pembelajaran partisipatif.
- Strategi : Belajar sambil bermain
h) Menentukan sumber dan bahan serta alat pembelajaran.
Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi :
Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat
audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah soal, cerita
bergambar, dan teks kalimat.
i) Menentukan program evaluasi dengan bentuk tes tertulis dan lisan
serta program perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik yang belum
mencapai nilai ketuntasan minimal. Instrumen tes tertulis pada siklus
ini berbeda dengan siklus I. Berikut adalah format program evaluasi
dan pengayaan,:81
80
Dokumen Kurikulum KTSP MIN Kalibuntu Wetan Kendal 81
Dokumen Silabus dan RPP Kelas V mata pelajaran Fiqih.
64
a. Program evaluasi
No Nama Tugas Hasil Ket
1
2
b. Program Perbaikan
No Nama Tugas / Kegiatan Deskripsi kemampuan
1
2
Langkah-langkah tersebut diatas dituangkan dalam bentuk silabus
dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Tindakan
a) Kegiatan awal
Dalam tahap ini peneliti mengorientasikan siswa terhadap
tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar. Adapun
waktu yang dialokasikan untuk tahap ini adalah 10 menit dan metode
yang digunakan adalah ceramah. Tahap kegiatan awal ini meliputi :
a. Salam pembuka
Peneliti memasuki ruangan kelas dan mengucapkan salam
pembuka. Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan
mengatur posisi tempat duduk peserta didik membentuk huruf U
agar berbeda dari siklus sebelumnya, selanjutnya menyampaikan
dan menjelaskan standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Apersepsi
Melakukan ceramah sebagai tindakan apersepsi sebelum masuk ke
inti pelajaran. Dengan memberi penguatan-penguatan berupa
motivasi dan koreksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus
I.
65
c. Tanya jawab yang berhubungan dengan materi yang akan
diajarkan
Dari apersepsi sekitar 5 menit tersebut, peserta didik di beri
umpan balik untuk menjawab pertanyaan yang ringan-ringan
tentang materi yang disampaikan pada apersepsi.
b) Kegiatan Inti
Alokasi waktu untuk tahap ini adalah 45 menit dengan
menggunakan teknik kelompok, metode ceramah, dan model
pembelajaran partisipatif serta menggunakan pendekatan atau strategi
pembelajaran bermain sambil belajar. Secara rinci kegiatan inti
dilakukan sebagai berikut :
a. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang
dilaksanakan pada siklus sebelumnya. yang mendorong peserta
didik untuk lebih meningkatkan performa dalam belajar.
b. Membantu peserta didik menyusun kelompok dengan
menggunakan metode permainan huruf depan namanya,
selanjutnya menyuruh peserta didik untuk memberi nama
kelompok-kelompok yang sudah terbentuk tersebut dengan nama-
nama sesuai kehendak yang mereka sukai.
c. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan
kebutuhan belajar yang sesuai dengan karakteristik materi
pelajaran. Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi
: Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu,
Perangkat audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah
soal, cerita bergambar, dan teks kalimat
d. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar, meskipun
dalam sama halnya pada siklus I, hal ini untuk menguji
kemampuan daya ingat peserta didik. Tujuan belajar tersebut
adalah :
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang halal
Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang haram
66
Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang halal
Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang haram
Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis binatang halal dan
haram
e. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.
Pola-pola ini dirancang berdasarkan pemikiran peserta didik oleh
karena yang akan melaksanakan mereka sendiri. Dalam siklus ini
peserta didik sudah tidak mengalami kesulitan merancang pola-
pola tersebut.
f. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar.
Dengan hanya mengamati jalanya proses belajar mengajar, alur
pembelajaran sepenuhnya berada di tangan peserta didik. Mereka
dituntut untuk mandiri melaksanakn kegiatan belajar mengajar
dengan istilah lain mereka harus mampu belajar dan
membelajarkan diri. Dalam siklus ini peserta didik sudah mampu
melaksanakan proses belajar mengajar sendiri dengan lancar.
g. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses
dan hasil belajar. Dari evaluasi tersebut ternyata didapatkan hasil
bahwa keaktifan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, ketepatan waktu dalam mengerjakan soal dan
rata-rata ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan
30 % dari hasil pada tahap siklus I, sehingga hasil ketuntasan
belajar pada tahap siklus II tercapai 100 %. Berikut hasil belajar
peserta didik pada tahap siklus II :
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN
(SIKLUS II)
NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM
TUNTAS
1 ANITA RAHAYU P 85 1
2 FRISCA NUR KAMALIA P 80 1
3 HAYYU WAHDANI P 74 1
4 KARIN LARASATI P 72 1
5 LINTANG DIAN KUSUMA P 72 1
6 M. AHDI HILAL WILDANI L 80 1
67
7 M. ALIQ HAKIM L 84 1
8 M. BALYA ISA L 75 1
9 M. FARIJ AINAR RASID L 85 1
10 M. FARIJ AJIL NASR L 80 1
11 M. FATKHUR RIZA L 77 1
12 M. HIDAYAT ADJI F. L 79 1
13 M. IQBAL ASHRI L 76 1
14 M. KHOIRUL ANAM L 75 1
15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 72 1
16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 79 1
17 MIFTAKHUR ROHMAN L 76 1
18 M. RAFIF L 76 1
19 NAILATUL YUSRO L 78 1
20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 82 1
21 RATNA DEWI P 72 1
22 RIZKI DIAN PRATIWI P 82 1
23 ROSA FEBRIANA P 77 1
24 SAEFUDIN DAYANA L 78 1
25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 78 1
26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 77 1
27 SRI SUSANTI P 76 1
28 SURYA JAYA L 78 1
29 WILDAN HAKIM L 72 1
30 RIZKY ABDURRAHMAN L 75 1
JUMLAH NILAI 2.322 30 0
RATA-RATA NILAI 77
KETUNTASAN BELAJAR (%) 100 0
Tabel 12. Tabel Nilai hasil belajar tahap siklus II
c) Kegiatan Akhir
Mengulang kembali materi yang telah disampaikan dengan cara
melakukan tanya jawab lisan, selanjutnya Memberi pekerjaan atau
tugas rumah kepada peserta didik. dan kegiatan yang paling akhir
adalah mengucapkan salam penutup. Alokasi waktu untuk tahap ini
adalah 10 menit.
3) Pengamatan
a) Mengamati keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan
memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu catatan untuk
mengumpulkan data peserta didik selama mengikuti jalanya
pembelajaran.
b) Mengamati keefektifan model pembelajaran partisipatif dalam proses
pembelajaran.
68
Dari pengamatan yang dilakukan mulai dari tahap pra siklus
sampai tahap siklus II ternyata peserta didik menjadi lebih aktif dan tidak
bosan terhadap skenario pembelajaran, hal ini menunjukkan bahwa model
pembelajaran partisipatif sangat efektif digunakan dalam proses belajar
mengajar.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menemukan kelebihan-kelebihan
dan kekurangan model pembelajaran partisipatif pada siklus II, sebagai
berikut :
1. Keunggulan-keunggulan:
a. Peserta didik belajar menghargai pendapat orang lain
b. Peserta didik lebih mandiri tidak bergantung pada guru
c. Dapat meningkatkan produktifitas hasil belajar. Yaitu siswa lebih
terangsang untuk lebih kreatif dan sungguh dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar lebih maksimal.
d. Keadaan yang penuh permainan menjadikan siswa lebih proaktif.
e. Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja.
f. Peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji tingkat
pengetahuan masing-masing.
g. Mengembangkan cara berpikir peserta didik dan sikap ilmiahnya
h. Dapat memupuk rasa kerjasama antar peserta didik
i. Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan
j. Mengajak peserta didik berpikir secara rasional.
k. Peserta didik menjadi lebih aktif.
2. Kendala-kendala:
a. Daya serap peserta didik yang berbeda-beda, sehingga
membutuhkan perhatian khusus.
b. Memerlukan berbagai fasilitas perlengkapan, alat, biaya yang
besar dan waktu yang cukup lama.
69
c. Melibatkan berbagai kegiatan yang menuntut bermacam-macam
kompetensi dari peserta didik dan guru, baik kompetensi
pedagogik maupun psikomotor.
d. Pembuatan perencanaan yang sangat kompleks dan rumit,
sehingga membutuhkan ketelitian dari peserta didik.
C. Hasil Belajar Siswa.
Setelah melalukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran partisipatif ternyata terdapat perubahan, baik dalam hal keaktifan
siswa, suasana kelas yang lebih demokratis, dan hasil belajar yang lebih
meningkat. Perubahan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran
partisipatif di MIN Kalibuntu Wetan Kendal, dapat dilihat dalam daftar nilai
hasil belajar pada masing-masing siklus. ernyata hasil belajar pada masing-
masing siklus mengalami perubahan yang signifikan dari pada siklus-siklus
sebelumnya, oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar peserta
didik meningkat. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata sebelum dan sesudah
diterapkanya model pembelajaran partisipatif dalam tabel berikut ini :
No Jenis Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Ketuntasan Belajar 33% 70% 100%
2 Nilai Rata-rata 70 73 77
Indikator keberhasilan pembelajaran ini ditandai dengan Meningkatnya
prestasi hasil belajar mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas VB MIN
Kalibuntu Wetan Kendal, yang ditandai rata-rata nilai hasil tes > rata-rata KKM
yaitu 72. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata mata pelajaran Fiqih siklus I sudah
diatas KKM, yaitu 73.
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DA PENUTUP
L. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan atas permasalahan
penelitian yang diperoleh dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat
disimpulkan bahwa :
Penggunaan model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik kelas VB pada mata pelajaran Fiqih di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kendal. Hal ini dibuktikan
dengan hasil belajar dari tiga siklus yang dilaksanakan, pra siklus mendapat
nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan belajar 33 %, siklus I memperoleh nilai
rata-rata 73 dengan ketuntasan belajar 70 %, dan untuk siklus II mendapat
nilai rata-rata 77 dengan ketuntasan belajar 100 %. Sebagai tolok ukur
prestasi adalah KKM yaitu 72.
M. Saran-saran
Dari hasil penelitian tentang Peningkatan prestasi belajar dengan
menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta
didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran
2010/2011. Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan sumbangsih, pikiran
dan saran-saran yang sekiranya bermanfaat. Saran-saran tersebut diantaranya :
1. Bagi Guru-guru mata pelajaran fiqih, dan guru yang lain pada umumnya.
a. Hendaknya sebagai guru harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaanya, karena pekerjaan sebagai guru merupakan
pekerjaan yang mulia.
b. Hendaknya kesadaran sebagai pendidik dalam mengajar walaupun sudah
baik namun perlu ditingkatkan untuk lebih baik lagi.
c. Hendaknya bagi guru bidang studi apapun harus memperhatikan kondisi
dan keadaan peserta didiknya.
d. Sebagai Guru fiqih hendaknya selalu menjaga kesopanan dan akhlaqul
karimah, karena guru merupakan suritauladan bagi peserta didiknya.
71
e. Hendaknya selalu bersemangat dan memiliki etos kerja dengan ikhlas
dalam mendidik.
f. Sebagai seorang guru harus kreatif dan berpandangan kedepan demi
baiknya dunia pendidikan.
2. Kepada pembaca dan masyarakat pada umumnya.
Bagi pembaca dan masyarakat umum sekiranya dapat mengambil
manfaat yang baik dari skripsi yang penulis buat ini.
N. Penutup
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, skripsi yang sederhana ini
dapat diselesaikan, mudah-mudahan dapat digunakan sebagai bahan masukan
serta bahan pertimbangan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekuarangannya dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak lain hanyalah karena
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis sangat terbatas. Oleh
karenanya kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Segala
kekurangan merupakan keterbatasan kemampuan kami, dan kelebihan hanyalah
milik Allah, oleh karena itu kami mohon untuk bisa dimaklumi dan dimaafkan
atas segala kekurangannya. Dan akhirnya semoga skripsi yang sangat sederhana
ini dapat bermanfaat.
Demikian yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi kita
semua,Amin.
Penulis
Moh Nur Ikhsan
073111208
DAFTAR PUSTAKA
Afi, “Definisi Belajar”, http://untukmusahabatku.blogspot.com/2009/02/definisi-
belajar.html.
Afifudin Nur, Pembelajaran Partisipatif, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/
pembelajaran-partisipatif.html.
Aini Nur, dkk, “Penerapan pakem dalam meningkatkan hasil belajar Mtematika di
sekolah Dasar Muhamadiyah”, http://lp.upi.edu/index.php?lemlit=detil&
id=98,
Aqib Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yama Widya, 2008.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),Edisi Revisi,
Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
A.Tarmizi Ramadhan, “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan
Menyenangkan”, http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/ pembelajaran –
aktif – inovatif – kreatif – efektif – dan - menyenangkan/
Awaliah Romdonah Yatun, Peran Guru Dalam Pembelajaran,
http://yatun.wordpress.com /2008/06/06/peran-guru-dalam-pembelajara
Data Guru dan Karyawan MIN Kalibuntu wetan Kendal tahun 2010/2011
Depag RI, Permenag Nomor 2 tahun 2008,Lampiran 3a Bab VI SK-KD PAI dan
Bahasa Arab tk. MI
, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : PT.Intermasa, 1985.
Dokumen Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011
Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011
Dokumen Kurikulum KTSP Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan
Kabupaten Kendal tahun 2008
Dokumen Silabus dan RPP Kelas V mata pelajaran Fiqih
Dudung, “Pengertian Fiqh”, http://forum.dudung.net/index.php?topic=399.0
Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Semarang: RaSAIL
Media Group, 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php.
Khikmah Arifatul “Manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI di MIN
Kalibuntu Wetan Kendal” Dokumen Skripsi MIN Kalibuntu Wetan Kendal
2010
Komara Endang, Model Bermain Peran, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/
model-bermain-peran.html.
Mulyana Hendri Edi, Pembelajaran Partisipatif, http://priangan-online.com/?p=899.
Pengertian Fiqih, http://terusbelajar.wordpress.com/2008/05/19/pengertian-fiqh/.
Profil MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal
Purwanto Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1995.
Robingah, “Upaya meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam pembelajaran
Fiqih melalui pendekatan CTL (Studi tindakan di kelas III semester II MI
Al-Hidayah Purwasaba Mandiraja Banjarnegara tahun Pelajaran
2008/2009)” Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Silberman Mel, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:
Pustaka Insan Madani, 1996.
Srihartanto Eko, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan (PAKEM) (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri I
Wonogiri).”, http://pasca.uns.ac.id/?p=60.
Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Rajawali Pers, 1991.
Sudrajat Akhmad, Model Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/17623470/
Model- Pembelajaran-
Sulimah, “Penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran untuk
meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur’an pada siswa kelas III MI
Muhammadiyah Parewono Mungkid Magelang tahun 2009”, Perpustakaan
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Suryono Yoyon, Pembelajaran Partisipatif, http://blog.uny.ac.id/yoyonsuryono/
makalah/.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.
Tafsir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2008.
Tliindonesia, Tekhnik Pembelajaran Partisipatif, http://tliindonesia.wordpress.com/
2009 / 02/03/ beberapa-teknik-pembelajaran-partisipatif/.
Wawancara dengan Kepala MIN Kalibuntu Wetan Kendal ( Fathudin, S.Ag. M.Pd.)
Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah ( Ali Purnomo, S.Pd.).
Widodo Rachmad, Model Pembelajaran, http://www.infogue.com/viewstory/
pengertian dan_macam_model_pembelajaran/?url.
W.J.S. Poewadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994
SILABUS
Nama Madrasah : MIN Kalibuntu Wetan Kendal
Kelas/Semester : V / I
Mata Pelajaran : Fiqih
Standar Kompetensi : 1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1 2 3 4 5 6 7
1.1. Menjelas
kan keten-
tuan maka-
nan dan
minuman
yang halal
dan haram
Pengertian
makanan /
minuman halal
Pengertian
makanan /
minuman haram
Membaca artikel tentang
makanan halal
Menyebutkan arti
makanan minuman haram
Secara bergantian
menyebutkan contoh
makanan / minuman halal
Secara bergantian
menyebutkan contoh
makanan / minuman
haram
Membiasakan
mengkonsum-si makanan /
minuman halal
Menghindari
mengkonsumsi makanan /
minuman haram
Menyebutkan pengertian
makanan / minuman halal
Menyebutkan pengertian
makanan / minuman
haram
Menyebutkan contoh
makanan / minuman halal
Menyebutkan contoh
makanan / minuman
haram
Membiasakan
mengkonsum-si makanan /
minuman halal
Menghindari
mengkonsumsi makanan /
minuman haram
Tes tulis 4 x 35
menit
Buku Mata
Pelajaran
Fiqih kelas V
penerbit
Aneka Ilmu,
Perangkat
audio visual,
Gambar
binatang ,
Kliping
wacana,
Naskah soal,
Cerita
bergambar,
Teks kalimat.
1.2. Menjelas kan binatang yang halal dan haram dagingnya
Ciri-ciri dan
contoh binatang
yang halal dan
haram
berdasarkan ayat
al-Qur’an atau
hadits
Membaca artikel dan
mendifinisikan tanda-
tanda binatang haram
berdasarkan ayat al-
Qur’an atau hadits
Menyebutkan contoh
binatang yang haram
untuk dikonsumsi
Menyebutkan pengertian
binatang halal
Menyebutkan pengertian
binatang haram
Menunjukkan ciri-ciri
binatang halal
Menunjukkan ciri-ciri
binatang haram
Mengidentifikasi jenis
binatang halal dan haram
Tes Lisan
Tes
Produk
Tes
Performan
2 x 35
menit
Buku Mata
Pelajaran
Fiqih kelas V
penerbit
Aneka Ilmu,
Perangkat
audio visual,
Gambar
binatang ,
Kliping
wacana,
Naskah soal,
Cerita
bergambar,
Teks kalimat.
1.3 Menjelas kan man-faat ma-kanan dan minuman halal
Hikmah
mengkonsumsi
makanan/minuma
n halal
Dipandu guru, berdiskusi
tentang manfaat
mengkonsumsi
makanan/minutan halal
Menyimak contoh akibat
meng-konsumsi
makanan/minuman haram
Menyebutkan manfaat
mengkonsumsi makanan /
minuman halal
Menyebutkan akibat
mengkonsumsi makanan /
minuman haram
Tes Lisan
2 x 35
menit
Buku Mata
Pelajaran
Fiqih kelas V
penerbit
Aneka Ilmu,
Perangkat
audio visual,
1.4. Menjelas kan akibat makanan dan
Mencari kondisi
negatif yang
disebabkan faktor
makanan dan
Dipandu guru, berdiskusi
tentang manfaat
mengkonsumsi
makanan/minutan halal
Menyebutkan jenis
penyakit akibat salah
mengkonsumsi makanan
dan minuman
Tes Lisan
Tes
Produk
Tes
2 x 35
menit
Buku Mata
Pelajaran
Fiqih kelas V
penerbit
minuman haram
minuman Menyimak contoh akibat
meng-konsumsi
makanan/minuman haram
Menyebutkan akibat
mengkonsumsi makanan /
minuman haram
Performan Aneka Ilmu,
Perangkat
Kliping
wacana,
Naskah soal,
Cerita
bergambar,
Teks kalimat.
Kendal , 13 juli 2010
Mengetahui Peneliti
Kepala Madrasah
Fathudin, S.Ag. M.Pd. Moh Nur Ikhsan
NIP. 19680425 199703 1 001 NIM. 073 111 208
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Sekolah : MIN Kalibuntu Wetan
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : V / 1
Materi Pokok : Binatang yang halal dan haram dagingnya
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Penugasan
Hari/Tanggal : Jum‟at, 6 Agustus 2010.
A. Standar Kompetensi
1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram
B. Kompetensi Dasar
1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya
C. Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat mendefinisikan ciri-ciri binatang yang halal dan haram
dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an atau hadits
Menyebutkan contoh binatang yang halal dan haram dagingnya untuk
dikonsumsi
D. Materi Pembelajaran
Contoh binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an
atau hadits
Ciri-ciri binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-
Qur’an atau hadits
E. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Penugasan
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Kegiatan awal :
Apersepsi :
Guru Memulai dengan salam, menyapa peserta didik
dan berdo’a.
Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan
mengatur posisi tempat duduk peserta didik
membentuk lingkaran.
Memberikan informasi dan pertanyaan tentang nama-
nama binatang yang ada lingkungan disekitar.
5 menit
5 menit
Motivasi :
Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang
diharapkan
Membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran
peserta didik untuk menguasai materi tentang
binatang yang halal dan haram dagingnya dengan
memberikan contoh-contoh teladan tokoh pendidikan
dan bercerita tentang manfaat menuntut ilmu.
2 Kegiatan inti :
A. Eksplorasi
Guru membantu peserta didik menyusun kelompok
dengan menggunakan metode permainan angka
Guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis
dan menemukan kebutuhan belajar yang
berhubungan dengan materi binatang yang halal dan
haram dagingnya.
Guru meminta masing-masing peserta didik
membaca buku teks Fiqih tentang binatang yang halal
dan haram dagingnya.
Guru memaparkan materi pembelajaran tentang
binatang yang halal dan haram dagingnya.
B. Elaborasi
Peserta didik mencatat hasil temuan masing-masing
dalam buku catatan tentang binatang yang halal dan
haram dagingnya.
Guru melakukan tanya jawab tentang binatang yang
halal dan haram dagingnya
Guru menggali pengalaman peserta didik melalu
bacaan dengan tema binatang yang halal dan haram
dagingnya
Meminta peserta didik untuk membaca dalil tentang
binatang yang halal dan haram dagingnya.
C. Konfirmasi
Guru membantu peserta didik melakukan evaluasi
diri terhadap proses dan hasil belajar.
Guru meminta beberapa peserta didik untuk
mengemukakan hasil temuan tentang binatang yang
halal dan haram dagingnya.
Peserta didik menyalin kesimpulan dalam buku
catatan masing-masing
50 menit
3 Kegiatan akhir :
Guru memberikan penguatan atas temuan peserta didik
dan menyimpulkan materi tentang binatang yang halal
dan haram dagingnya.
Melontarkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
tentang binatang yang halal dan haram dagingnya.
Guru memimpin doa dan mengucapkan salam.
10 menit
G. Alat/Sumber Belajar
Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu,
Perangkat audio visual,
Gambar binatang,
Kliping wacana,
Naskah soal,
Cerita bergambar, dan
Teks kalimat.
H. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Contoh Instrumen
Menyebutkan contoh
binatang yang halal
dagingnya
Menyebutkan contoh
binatang yang haram
dagingnya
Menunjukkan ciri-ciri
binatang yang halal
dagingnya
Menunjukkan ciri-ciri
binatang yang haram
dagingnya
Mengidentifikasi jenis
binatang yang haram
dagingnya
Tes
Tertulis
Uraian
Sebutkan satu contoh
binatang yang halal
dimakan!
Sebutkan satu contoh
binatang yang haram
dimakan!
Sebutkan ciri-ciri
binatang yang halal
dagingnya!
Sebutkan ciri-ciri
binatang yang haram
dagingnya!
Hukum memakan
daging binatang yang
berkuku tajam adalah
...
Catatan :
- Tes tertulis berisi 20 item pertanyaan, terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5
soal essay.
I. Format Kriteria Penilaian
a. Tes Tertulis
No Nama L/P Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1
2
3
4
5
Anita Rahayu P 82 1
b. Produk (merancang pola belajar)
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
c. Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1.
Sikap * aktif
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
d. Lembar Rekapitulasi Nilai produk dan performan
No Nama Peserta didik Performan Produk Jumlah
Skor Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Ahmad 2 3 5 63
Catatan :
- Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100.
- Untuk peserta didik yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka
diadakan Remedial.
Mengetahui
Kepala Madrasah
Fathudin, S.Ag. M.Pd.
NIP. 19680425 199703 1 001
Kendal, 6 Agustus 2010
Peneliti
Moh Nur Ikhsan NIM. 073 111 208
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
Sekolah : MIN Kalibuntu Wetan
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/Semester : V / 1
Materi Pokok : Binatang yang halal dan haram dagingnya
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Penugasan
Hari/Tanggal : Jum‟at, 13 Agustus 2010.
A. Standar Kompetensi
1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram
B. Kompetensi Dasar
1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya
C. Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat mendefinisikan ciri-ciri binatang yang halal dan haram
dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an atau hadits
Menyebutkan contoh binatang yang halal dan haram dagingnya untuk
dikonsumsi
D. Materi Pembelajaran
Contoh binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an
atau hadits
Ciri-ciri binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-
Qur’an atau hadits
E. Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya jawab
Penugasan
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
No Uraian Kegiatan Waktu
1 Kegiatan awal :
Apersepsi :
Guru Memulai dengan salam, menyapa peserta didik
dan berdo’a.
Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan
mengatur posisi tempat duduk peserta didik
membentuk huruf ”U” dan menamai kelompok sesuai
keinginan mereka.
Memberikan informasi dan pertanyaan tentang nama-
nama binatang yang ada lingkungan disekitar.
5 menit
5 menit
Motivasi :
Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang
diharapkan
Membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran
peserta didik untuk menguasai materi tentang
binatang yang halal dan haram dagingnya dengan
memberikan contoh-contoh teladan tokoh pendidikan
dan bercerita tentang manfaat menuntut ilmu.
2 Kegiatan inti :
A. Eksplorasi
Guru membantu peserta didik menyusun kelompok
dengan menggunakan metode permainan angka
Guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis
dan menemukan kebutuhan belajar yang
berhubungan dengan materi binatang yang halal dan
haram dagingnya.
Guru meminta masing-masing peserta didik
membaca buku teks Fiqih tentang binatang yang halal
dan haram dagingnya.
Guru memaparkan materi pembelajaran tentang
binatang yang halal dan haram dagingnya.
B. Elaborasi
Peserta didik mencatat hasil temuan masing-masing
dalam buku catatan tentang binatang yang halal dan
haram dagingnya.
Guru melakukan tanya jawab tentang binatang yang
halal dan haram dagingnya
Guru menggali pengalaman peserta didik melalui
bacaan dengan tema binatang yang halal dan haram
dagingnya
Meminta peserta didik untuk membaca dalil tentang
binatang yang halal dan haram dagingnya.
C. Konfirmasi
Guru membantu peserta didik melakukan evaluasi
diri terhadap proses dan hasil belajar.
Guru meminta beberapa peserta didik untuk
mengemukakan hasil temuan tentang binatang yang
halal dan haram dagingnya.
Peserta didik menyalin kesimpulan dalam buku
catatan masing-masing
50 menit
3 Kegiatan akhir :
Guru memberikan penguatan atas temuan peserta didik
dan menyimpulkan materi tentang binatang yang halal
dan haram dagingnya.
Melontarkan beberapa pertanyaan yang berbeda dari
pertemuan sebelumnya kepada peserta didik tentang
binatang yang halal dan haram dagingnya.
Guru memimpin doa dan mengucapkan salam.
10 menit
G. Alat/Sumber Belajar
Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu,
Perangkat audio visual,
Gambar binatang,
Kliping wacana,
Naskah soal,
Cerita bergambar, dan
Teks kalimat.
H. Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian Contoh Instrumen
Menyebutkan contoh
binatang yang halal
dagingnya
Menyebutkan contoh
binatang yang haram
dagingnya
Menunjukkan ciri-ciri
binatang yang halal
dagingnya
Menunjukkan ciri-ciri
binatang yang haram
dagingnya
Mengidentifikasi jenis
binatang yang haram
dagingnya
Tes
Tertulis
Uraian
Sebutkan satu contoh
binatang yang halal
dimakan!
Sebutkan satu contoh
binatang yang haram
dimakan!
Sebutkan ciri-ciri
binatang yang halal
dagingnya!
Sebutkan ciri-ciri
binatang yang haram
dagingnya!
Hukum memakan
daging binatang yang
berkuku tajam adalah
...
Catatan :
- Tes tertulis berisi 20 item pertanyaan, terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5
soal essay.
I. Format Kriteria Penilaian
e. Tes Tertulis
No Nama L/P Nilai Tuntas Belum
Tuntas
1
2
3
4
5
Anita Rahayu P 82 1
f. Produk (merancang pola belajar)
No. Aspek Kriteria Skor
1. Konsep * semua benar
* sebagian besar benar
* sebagian kecil benar
* semua salah
4
3
2
1
g. Performansi
No. Aspek Kriteria Skor
1.
Sikap * aktif
* kadang-kadang aktif
* tidak aktif
4
2
1
h. Lembar Rekapitulasi Nilai produk dan performan
No Nama Peserta didik Performan Produk Jumlah
Skor Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Ahmad 2 3 5 63
Catatan :
- Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100.
Mengetahui
Kepala Madrasah
Fathudin, S.Ag. M.Pd.
NIP. 19680425 199703 1 001
Kendal, 13 Agustus 2010
Peneliti
Moh Nur Ikhsan NIM. 073 111 208
SOAL TES TERTULIS
PRA SIKLUS DAN SIKLUS I
I. Berilah tanda silang pada jawaban yang benar ! 1. Daging sapi yang disembelih dengan
menyebut nama selain Allah hukumnya
….
a. halal
b. dibolehkan
c. haram
d. dimaafkan
2. Daging kambing yang mati karena tercekik
hukumnya ….
a. halal
b. haram
c. dibolehkan
d. dimaafkan
3. Berikut yang termasuk binatang halal
adalah ….
a. rusa
b. babi hutan
c. gajah
d. kucing
4. Berikut yang termasuk binatang halal
yang hidup di air adalah …
a. rusa
b. sapi
c. kadal
d. cumi-cumi
5. Babi diharamkan oleh Allah dalam surat
Al-Maidah ayat ....
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
6. Buaya termasuk binatang yang haram
dimakan dagingnya karena ....
a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an
b. hidup dan tahan lama di air dan darat
c. termasuk binatang yang diperintahkan
untuk dibunuh
d. menjijikkan
7. Kucing haram dimakan dagingnya
karena ….
a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an
b. hidup dan tahan lama di darat dan air
c. termasuk binatang yang
diperintahkan untuk dibunuh
d. termasuk binatang bertaring
8. Daging yang dipotong dari binatang yang
masih hidup tergolong ….
a. daging halal
b. bangkai
c. makanan halal
d. minuman halal
9. Berikut yang termasuk binatang haram
adalah ....
a. sapi
b. rusa
c. kambing
d. anjing
10. Binatang yang menjijikkan termasuk
binatang ….
a. halal
b. dibolehkan
c. haram
d. dimaafkan
11. Binatang halal yang hidup di darat
sebelum dikonsumsi harus ….
a. dipukul
b. dicekik
c. ditusuk
d. disembelih
12. Burung elang termasuk binatang ….
a. dibolehkan
b. haram
c. dianjurkan
d. halal
13. Daging Ayam menjadi haram apabila ....
a. diperoleh dari membeli
b. pemberian orang
c. menyembelih sendiri
d. disembelih dengan menyebut nama
selain Allah
14. Katak termasuk binatang yang haram
dimakan dagingnya, karena ….
a. enak dimakan
b. hidup dan tahan lama di air dan darat
c. menjijikkan
d. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an
15. Bangkai binatang darat yang halal
dimakan adalah ....
a. lalat
b. ulat
c. belalang
d. kupu-kupu
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawaban yang tersedia !
16. Sebutkan 3 contoh binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh !
17. Sebutkan 4 binatang yang haram dagingnya karena bertaring ?
18. Salinlah ayat di bawah ini kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !
ةدئاملا﴿ وللسيارة عالكم متا مه وطعا البحر صيد لكم احل .... ﴾ ٩٦
19. Sebutkan 4 jenis binatang ternak yang halal !
20. Sebutkan 2 binatang yang haram dagingnya karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat!
KUNCI JAWABAN
I. PILIHAN GANDA
1. C
2. B
3. A
4. D
5. A
6. B
7. D
8. B
9. D
10. C
11. D
12. B
13. D
14. B
15. C
II. ESSAY
16. Binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh :
1) ular
2) tikus
3) anjing
4) gagak
5) elang
17. Binatang yang diharamkan karena bertaring :
1) kucing
2) srigala
3) harimau
4) singa
18.
۰۰۰۰ ﴿هدئاملا ﴾٩٦׃
artinya :
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut
sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; . .
. . ( Qs. Al-Maidah : 96 )
19. Binatang ternak yang halal yaitu :
1) kambing
2) sapi
3) kerbau
4) unta
20. Binatang yang diharamkan karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat :
1) buaya
2) katak
SOAL TES TERTULIS
SIKLUS II
I. Berilah tanda silang pada jawaban yang benar ! 1. Burung hantu termasuk binatang ….
a. dibolehkan
b. haram
c. dianjurkan
d. halal
2. Sapi yang mati karena tercekik
hukumnya ….
a. halal
b. haram
c. dibolehkan
d. dimaafkan
3. Berikut yang termasuk binatang halal
adalah ….
a. kelinci
b. harimau
c. badak
d. musang
4. Berikut yang termasuk binatang halal
yang hidup di air adalah …
a. kambing
b. sapi
c. ayam
d. udang
5. Babi diharamkan oleh Allah dalam surat
Al-Maidah ayat ....
a. 6
b. 5
c. 4
d. 3
6. Katak termasuk binatang yang haram
dimakan dagingnya karena ....
a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an
b. hidup dan tahan lama di air dan darat
c. termasuk binatang yang diperintahkan
untuk dibunuh
d. menjijikkan
7. Singa haram dimakan dagingnya karena
….
a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an
b. hidup dan tahan lama di darat dan air
c. termasuk binatang yang
diperintahkan untuk dibunuh
d. termasuk binatang bertaring
8. Daging yang dipotong dari binatang yang
masih hidup tergolong ….
a. daging halal
b. bangkai
c. makanan halal
d. minuman halal
9. Berikut yang termasuk binatang haram
adalah ....
a. domba
b. rusa
c. unta
d. kucing
10. Binatang yang menjijikkan termasuk
binatang ….
a. halal
b. dibolehkan
c. haram
d. dimaafkan
11. Binatang halal yang hidup di darat
sebelum dikonsumsi harus ….
a. dipukul
b. dicekik
c. ditusuk
d. disembelih
12. Daging ayam yang disembelih dengan
menyebut nama selain Allah hukumnya
….
a. halal
b. dibolehkan
c. haram
d. dimaafkan
13. Daging kambing haram apabila ....
a. diperoleh dari membeli
b. pemberian orang
c. menyembelih sendiri
d. disembelih dengan menyebut nama
selain Allah
14. Buaya termasuk binatang yang haram
dimakan dagingnya, karena ….
a. enak dimakan
b. hidup dan tahan lama di air dan darat
c. menjijikkan
d. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an
15. Bangkai binatang yang halal dimakan
adalah ....
a. lalat
b. ulat
c. ikan
d. kupu-kupu
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawaban yang tersedia !
16. Sebutkan 3 binatang yang haram dagingnya karena dapat hidup dan tahan lama di dua
tempat!
17. Sebutkan 5 binatang yang haram dagingnya karena bertaring ?
18. Sebutkan 5 jenis binatang ternak yang halal !
19. Tuliskan hadist yang menerangkan halalnya bangkai ikan dan belalang !
20. Sebutkan 4 contoh binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh !
KUNCI JAWABAN
III. PILIHAN GANDA
1. B
2. B
3. A
4. D
5. D
6. B
7. D
8. B
9. D
10. C
11. D
12. C
13. D
14. B
15. C
IV. ESSAY
16. Binatang yang diharamkan karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat :
1) Buaya
2) katak
3) biawak
17. Binatang yang diharamkan karena bertaring :
1) kucing
2) srigala
3) harimau
4) singa
5) beruang
18. Binatang ternak yang halal yaitu :
1) kambing
2) sapi
3) kerbau
4) unta
5) ayam
19.
ه﴿ ن ماج احلت لنا ميتتان الوت والرد ﴾روه اب20. Binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh :
1) ular
2) tikus
3) anjing
4) gagak
5) elang
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL MIN KALIBUNTU WETAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas / Semester : V / I
Tahun Pelajaran : 2010/2011
Kode Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar
Kriteria Penetapan KKM
KKM Kompleksitas
Daya
Dukung Imtak
1. Mengenal Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan
Haram
1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal
dan haram 68 73 70 70,33
1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya 69 76 71 72,00
1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal 70 75 72 72,33
1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram 70 77 75 74,00
69,25 75,25 72 72,16
Mengetahui
Kepala Madrasah
FATHUDIN, S.Ag, M.Pd
NIP. 19680425 199703 1 001
Kendal, 13 Juli 2010
Guru Mapel
MOH. NUR IKHSAN
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN
(PRA SIKLUS)
NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM
TUNTAS
1 ANITA RAHAYU P 79 1
2 FRISCA NUR KAMALIA P 78 1
3 HAYYU WAHDANI P 68 1
4 KARIN LARASATI P 63 1
5 LINTANG DIAN KUSUMA P 63 1
6 M. AHDI HILAL WILDANI L 75 1
7 M. ALIQ HAKIM L 77 1
8 M. BALYA ISA L 70 1
9 M. FARIJ AINAR RASID L 79 1
10 M. FARIJ AJIL NASR L 70 1
11 M. FATKHUR RIZA L 70 1
12 M. HIDAYAT ADJI F. L 75 1
13 M. IQBAL ASHRI L 70 1
14 M. KHOIRUL ANAM L 67 1
15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 60 1
16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 75 1
17 MIFTAKHUR ROHMAN L 70 1
18 M. RAFIF L 70 1
19 NAILATUL YUSRO L 72 1
20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 79 1
21 RATNA DEWI P 60 1
22 RIZKI DIAN PRATIWI P 75 1
23 ROSA FEBRIANA P 68 1
24 SAEFUDIN DAYANA L 70 1
25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 70 1
26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 68 1
27 SRI SUSANTI P 70 1
28 SURYA JAYA L 70 1
29 WILDAN HAKIM L 63 1
30 RIZKY ABDURRAHMAN L 70 1
JUMLAH NILAI 2.114 10 20
RATA-RATA NILAI 70
KETUNTASAN BELAJAR (%) 33 67
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN
(SIKLUS I)
NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM
TUNTAS
1 ANITA RAHAYU P 82 1
2 FRISCA NUR KAMALIA P 78 1
3 HAYYU WAHDANI P 71 1
4 KARIN LARASATI P 67 1
5 LINTANG DIAN KUSUMA P 66 1
6 M. AHDI HILAL WILDANI L 77 1
7 M. ALIQ HAKIM L 80 1
8 M. BALYA ISA L 73 1
9 M. FARIJ AINAR RASID L 81 1
10 M. FARIJ AJIL NASR L 76 1
11 M. FATKHUR RIZA L 73 1
12 M. HIDAYAT ADJI F. L 77 1
13 M. IQBAL ASHRI L 73 1
14 M. KHOIRUL ANAM L 70 1
15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 65 1
16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 76 1
17 MIFTAKHUR ROHMAN L 72 1
18 M. RAFIF L 72 1
19 NAILATUL YUSRO L 75 1
20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 80 1
21 RATNA DEWI P 65 1
22 RIZKI DIAN PRATIWI P 78 1
23 ROSA FEBRIANA P 71 1
24 SAEFUDIN DAYANA L 73 1
25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 74 1
26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 71 1
27 SRI SUSANTI P 73 1
28 SURYA JAYA L 72 1
29 WILDAN HAKIM L 67 1
30 RIZKY ABDURRAHMAN L 72 1
JUMLAH NILAI 2.200 21 9
RATA-RATA NILAI 73
KETUNTASAN BELAJAR (%) 70 30
DAFTAR NILAI PRODUK DAN PERFORMAN
PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN
(SIKLUS I)
No Nama Perfor
man Produk
Jumlah
Skor Nilai
Niali
Kualita
tif
1 ANITA RAHAYU 2 4 6 75 B
2 FRISCA NUR KAMALIA 2 3 5 63 C
3 HAYYU WAHDANI 2 3 5 63 C
4 KARIN LARASATI 2 2 4 50 D
5 LINTANG DIAN KUSUMA 2 3 5 63 C
6 M. AHDI HILAL WILDANI 2 4 6 75 B
7 M. ALIQ HAKIM 2 3 5 63 C
8 M. BALYA ISA 2 3 5 63 C
9 M. FARIJ AINAR RASID 2 3 5 63 C
10 M. FARIJ AJIL NASR 2 3 5 63 C
11 M. FATKHUR RIZA 2 4 6 75 B
12 M. HIDAYAT ADJI F. 2 3 5 63 C
13 M. IQBAL ASHRI 2 3 5 63 C
14 M. KHOIRUL ANAM 2 3 5 63 C
15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ 2 3 5 63 C
16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ 2 3 5 63 C
17 MIFTAKHUR ROHMAN 2 3 5 63 C
18 M. RAFIF 2 3 5 63 C
19 NAILATUL YUSRO 2 4 6 75 B
20 QISTHI LILA RAHMAYANI 2 3 5 63 C
21 RATNA DEWI 2 3 5 63 C
22 RIZKI DIAN PRATIWI 2 3 5 63 C
23 ROSA FEBRIANA 2 3 5 63 C
24 SAEFUDIN DAYANA 2 4 6 75 B
25 SAFIRA RIZKIA SANIA 2 3 5 63 C
26 SHOHIBUDDAYAIL W. 2 2 4 50 D
27 SRI SUSANTI 4 3 7 88 A
28 SURYA JAYA 2 3 5 63 C
29 WILDAN HAKIM 2 3 5 63 C
30 RIZKY ABDURRAHMAN 2 4 6 75 B
JUMLAH NILAI 62 94 156 1950
RATA-RATA NILAI 2 3 5 65
Keterangan :
A : 86 – 100
B : 71 – 85
C : 56 – 70
D : < 55
DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR
PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN
(SIKLUS II)
NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM
TUNTAS
1 ANITA RAHAYU P 85 1
2 FRISCA NUR KAMALIA P 80 1
3 HAYYU WAHDANI P 74 1
4 KARIN LARASATI P 72 1
5 LINTANG DIAN KUSUMA P 72 1
6 M. AHDI HILAL WILDANI L 80 1
7 M. ALIQ HAKIM L 84 1
8 M. BALYA ISA L 75 1
9 M. FARIJ AINAR RASID L 85 1
10 M. FARIJ AJIL NASR L 80 1
11 M. FATKHUR RIZA L 77 1
12 M. HIDAYAT ADJI F. L 79 1
13 M. IQBAL ASHRI L 76 1
14 M. KHOIRUL ANAM L 75 1
15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 72 1
16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 79 1
17 MIFTAKHUR ROHMAN L 76 1
18 M. RAFIF L 76 1
19 NAILATUL YUSRO L 78 1
20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 82 1
21 RATNA DEWI P 72 1
22 RIZKI DIAN PRATIWI P 82 1
23 ROSA FEBRIANA P 77 1
24 SAEFUDIN DAYANA L 78 1
25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 78 1
26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 77 1
27 SRI SUSANTI P 76 1
28 SURYA JAYA L 78 1
29 WILDAN HAKIM L 72 1
30 RIZKY ABDURRAHMAN L 75 1
JUMLAH NILAI 2.322 30 0
RATA-RATA NILAI 77
KETUNTASAN BELAJAR (%) 100 0
DAFTAR NILAI PRODUK DAN PERFORMAN
PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN
(SIKLUS II)
No Nama Perfor
man Produk
Jumlah
Skor Nilai
Nilai
Kualita
tif
1 ANITA RAHAYU 4 4 8 100 A
2 FRISCA NUR KAMALIA 4 3 7 88 A
3 HAYYU WAHDANI 4 3 7 88 A
4 KARIN LARASATI 4 3 7 88 A
5 LINTANG DIAN KUSUMA 4 3 7 88 A
6 M. AHDI HILAL WILDANI 2 4 6 75 B
7 M. ALIQ HAKIM 2 4 6 75 B
8 M. BALYA ISA 4 3 7 88 A
9 M. FARIJ AINAR RASID 4 3 7 88 A
10 M. FARIJ AJIL NASR 2 4 6 75 B
11 M. FATKHUR RIZA 2 4 6 75 B
12 M. HIDAYAT ADJI F. 4 3 7 88 A
13 M. IQBAL ASHRI 4 3 7 88 A
14 M. KHOIRUL ANAM 4 3 7 88 A
15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ 2 3 5 63 C
16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ 4 4 8 100 A
17 MIFTAKHUR ROHMAN 2 3 5 63 C
18 M. RAFIF 2 3 5 63 C
19 NAILATUL YUSRO 2 4 6 75 B
20 QISTHI LILA RAHMAYANI 2 3 5 63 C
21 RATNA DEWI 2 4 6 75 B
22 RIZKI DIAN PRATIWI 4 3 7 88 A
23 ROSA FEBRIANA 2 3 5 63 C
24 SAEFUDIN DAYANA 2 4 6 75 B
25 SAFIRA RIZKIA SANIA 4 3 7 88 A
26 SHOHIBUDDAYAIL W. 4 3 7 88 A
27 SRI SUSANTI 4 3 7 88 A
28 SURYA JAYA 4 3 7 88 A
29 WILDAN HAKIM 4 3 7 88 A
30 RIZKY ABDURRAHMAN 2 4 6 75 B
JUMLAH NILAI 94 100 194 2425
RATA-RATA NILAI 3 3 6 81
Keterangan :
A : 86 – 100
B : 71 – 85
C : 56 – 70
D : < 55
STRUKTUR ORGANISASI
MIN KALIBUNTU WETAN KENDAL
Kepala Madrasah : Fathudin, S.Ag. M.Pd.
Waka I : Ali Purnomo, A.Ma
Waka II : Arni Nuria, S.Pd.I
Waka III : Faizin, A.Ma
Wali Kelas Ia : Himatul Aliyah, S.Pd.I
Wali Kelas Ib : Sri Korina, S.Pd.I
Wali Kelas Ic : Siti Mualimah, S.Pd.I
Wali Kelas IIa : Muthmainnah, S.Pd.I
Wali Kelas IIb : Faizin, A.Ma.
Wali Kelas IIc : Ayati Awalu S, S.Pd.I
Wali Kelas IIIa : Agus Purnomo, S.Pd.
Wali Kelas IIIb : Asih Hijriyati, S.Ag.
Wali Kelas IVa : Miftakhus S, S.Pd.I
Wali Kelas IVb : Nanik Qori’ah, S.Pd.I
Wali Kelas Va : Ahmad Muhson, A.Ma.
Wali Kelas Vb : Moh. Nur Ikhsan, A.Ma.
Wali Kelas VIa : Ali Purnomo, S.Pd.I
Wali Kelas VIb : Alex Nur Abyadi, S.Pd.I
VISI DAN MISI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI
KALIBUNTU WETAN KENDAL.
Sesuai Undang-Undang dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan pembangunan nasional di bidang pendidikan
adalah upaya mencerdaskan dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam
mewujudkan masyrakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan para
warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun
rohaniah.
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka untuk
mewujudkan tujuan nasioanal.
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi luhur, memiliki penetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan,
dan berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar
memperoleh pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan tamatan pendidikan dasar.
Untuk mewujudkan pembangunan nasional dibidang pendidikan diperlukan
peningkatan dan penyempurnaan segala perangkat penyelenggaraan pendidikan
maupun sarana prasarana yang memadai untuk kebutuhan siswa, guru dan
masyarakat.
1) Visi
Visi MIN Kalibuntu Wetan Kendal yang dicanangkan bersama oleh
seluruh warga sekolah adalah “Memposisikan Madrasah sebagai pusat
keunggulan yang mampu menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya
Manusia yang mempunyai kualitas dibidang IPTEK dan IMTAQ“
2) Misi
Untuk dapat mencapai visi madrasah, maka MIN Kalibuntu Wetan
Kendal mencanangkan misi sebagai berikut:
a) Menyelenggarakan pendidikan berciri khas Islami yang berorientasi mutu
baik secara keilmuan maupun secara moral dan sosial.
b) Memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, dan hitung.
c) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa.
d) Memberikan bekal dasar tentang pengetahuan agama Islam dan
pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.
e) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan ke jenjang berikutnya.
3) Tujuan Sekolah
MIN Kalibuntu Wetan Kendal mempunyai tujuan yang mengacu pada tujuan
pendidikan nasional, antara lain:
a) Membentuk tunas-tunas muda Islam yang beriman dan bertakwa kepada
ALLAH SWT.
b) Membentuk kepribadian anak yang berakhlak mulia dan berketrampilan.
c) Menanamkan kepribadian dan kedisiplinan di segala aspek kehidupan setiap
siswa.
RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS
Nama : Moh Nur Ikhsan
Jenis Kealamin : Laki – Laki
Tempat Tanggal Lahir : Kendal, 28 November 1969
Agama : Islam
Alamat : RT.05 RW.02 Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh
Kabupaten Kendal Jawa Tengah
Pendidikan :
1. SD 03 Sojomerto lulus tahun 1983
2. MTs NU 08 Gemuh lulus tahun 1986
3. PGAN Salatiga lulus tahun 1990
4. IAIN Walisongo Semarang, masuk tahun 2007
Semarang, 15 Maret 2011
Moh. Nur Ikhsan
NIM. 073 111 208