peningkatan prestasi belajar dengan...

122
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V MIN KALIBUNTU WETAN KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh: MOH NUR IKHSAN NIM : 073111208 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: phamdien

Post on 08-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF

PADA MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V

MIN KALIBUNTU WETAN KABUPATEN KENDAL

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh: MOH NUR IKHSAN

NIM : 073111208

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

NOTA DINAS Semarang, 15 Maret 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan :

Judul : Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan model

pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta

didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun

Pelajaran 2010/2011.

Nama : Moh Nur Ikhsan

NIM : 073111208

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Drs. H. ABDUL WAHID, M.Ag.

NIP. 19691114 199403 1 003

iii

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus II Ngaliyan Telp. 024-7601295 Fax. 7615387 Semarang

50185

PENGESAHAN Naskah skripsi dengan :

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

PARTISIPATIF PADA MATA PELAJARAN FIQIH

PESERTA DIDIK KELAS V MIN KALIBUNTU WETAN

KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN

2010/2011.

Nama : Moh Nur Ikhsan

NIM : 073111208

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 25 Maret 2011

Ketua Sekretaris

Ani Hidayati, M.Pd. Mufidah, M.Pd. NIP. 19611205 199303 1 001 NIP. 19690707 199703 2 001

Penguji I, Penguji II,

Nasirudin, M.Ag. Syamsul Ma‟arif, M.Ag. NIP. 19691012 199603 1 002 NIP. 19741030 200212 1 002

Pembimbing

Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag.

NIP. 19691114 199403 1 003

iv

ABSTRAK

Moh Nur Ikhsan (NIM. 073111208). Peningkatan prestasi belajar dengan

menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta

didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.

Skripsi. Semarang: Program Strata 1 Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Walisongo, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Peningkatan prestasi belajar

dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih

peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011, 2) Relevansi penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam

pembelajaran fiqih kelas V dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik di MIN

Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, 3) Hasil prestasi peserta didik setelah

menggunakan model pembelajaran partisipatif.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.

Yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati. Sedangkan jenis penelitian

yang dipakai adalah penelitian lapangan (field study) dengan maksud untuk

mempelajari tentang kondisi sesungguhnya pada saat pengamatan dan adanya

hubungan timbal balik antara pendidik dengan peserta didiknya. Subjek penelitian

adalah peseta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, menggunakan

teknik analisis kualitatif, yaitu data dianalisis dengan metode deskripsi, dimana

sebelum penelitian dimulai, penulis mengumpulkan fakta empiris terlebih dahulu.

Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data yaitu dengan reduksi data,

mengkaji data, dan verifikasi data.

Hasil Penelitian berupa penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam

pembelajaran fiqih dengan peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas V MIN

Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal dilaksanakan oleh guru mata pelajaran fiqih

saja. Penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam pembelajaran fiqih ini

melalui tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi serta evaluasi.

Pelaksanaan tahapan-tahapan tersebut berlangsung selama tiga kali yaitu pra siklus,

siklus I dan siklus II. Pra siklus adalah pengamatan awal untuk mengetahui kondisi

belajar peserta didik sebelum digunakannya model pembelajaran partisipatif, Siklus I

adalah pelaksanaan awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan prestasi

siswa untuk yang pertama kalinya dengan menerapkan model pembelajaran

partisipatif, sedangkan siklus ke II merupakan pelaksanaan ulang untuk mengetahui

ada atau tidaknya peningkatan prestasi. Dari tiga siklus yang dilaksanakan, pra siklus

mendapat nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan belajar 33 %, siklus I memperoleh

nilai rata-rata 73 dengan ketuntasan belajar 70 %, dan untuk siklus II mendapat nilai

rata-rata 77 dengan ketuntasan belajar 100 %. Sebagai tolok ukur prestasi adalah

KKM yaitu 72.

v

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan

masukan bagi para Guru, dan dunia pendidikan pada umumnya, khususnya bagi

Guru fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, agar

selalu meningkatkan prestasi dalam proses kegiatan pembelajaran.

vi

PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis mengatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 15 Maret 2011

Deklarator,

Moh. Nur Ikhsan

NIM. 073 111 208

vii

MOTTO

... ...

“ Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (Q.S. Ar Ra’d : 11) “ 1

1 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT.Intermasa, 1985),hlm.370.

viii

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini penulis persembahkan untuk :

1. Istriku tercinta (Nur Afniatus Sholihah) yang selalu menemaniku siang dan

malam serta memberikan motivasi dan do’a dalam pembuatan skripsi.

2. Anak – anakku, buah hatiku (Muhammad Haikal Rosyadi dan Farih Dzikrullah)

yang selalu mewarnai hari-hariku membuatku semangat tidak mengenal lelah.

3. Ibunda (Purtiamah Pu’ati) dan adik-adikku yang selalu mendoakan untuk

keberhasilan cita-citaku.

4. Sahabat-sahabatku Program Kualifikasi angkatan 2007, yang telah memberikan

do’a dan dukungan moril bagi penulis sehingga penulisan skripsi ini

terselesaikan.

5. Keluarga besar MIN Kalibuntu Wetan, murid-muridku dan semua pihak yang

tidak dapat penulis tulis namanya, yang telah memberikan bantuan dan do’a

kepadaku.

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Atas rahmat dan inayah-Nya

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam untuk junjungan kita,

Nabi Muhammad SAW, untuk keluarganya, para sahabat dan orang-orang yang

mengikuti petunjuknya sampai hari kiamat.

Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi

ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.

Suatu keharusan bagi pribadi penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,

yang telah memberikan segala Fasilitas dalam penyusunan skripsi ini.

2. Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag, selaku pembimbing yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. H. Soediyono, M.Pd, selaku Dosen Wali Studi yang telah banyak berjasa

kepada penulis untuk membimbing penulis selama masa studi.

4. Para Dosen di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang telah membekali berbagai

ilmu dan pengetahuan selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

5. Bapak / Ibu karyawan perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, atas

pelayanan selama penyusunan skripsi.

6. Pihak MI Negeri Kalibuntu Wetan Kendal yang telah memberikan tempat kepada

penulis dalam melakukan penelitian sehingga terciptanya kelancaran dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kepada mereka semua penulis mengucapkan terima kasih, semoga Allah

SWT membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu memperoleh rahmat,

hidayah dan taufik-Nya.

x

Penulis menyadari atas kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis

senantiasa membuka diri untuk kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Semarang, 15 Maret 2011

Penulis

Muh. Nur Ikhsan

NIM. 073111208

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. iv

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

Bab I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1

B. Penegasan Istilah .................................................................... 4

C. Perumusan Masalah ................................................................ 5

D. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

E. Hipotesis Tindakan ................................................................. 6

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 6

G. Kajian Pustaka ........................................................................ 6

Bab II : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF

PADA MATA PELAJARAN FIQIH.

A. Hakekat Pembelajaran Fiqih ............…………………………. 10

1. Pengertian Belajar………………………………………… 10

2. Pembelajaran Fiqih ..........................……………………… 12

a. Definisi Fiqih ...........…………………………………… 12

b. Fungsi Pembelajaran Fiqih .............................................. 14

B. Model Pembelajaran Partisipatif ............................................... 16

1. Pengertian Model Pembelajaran ...……………................... 16

2. Pengertian Model Pembelajaran Partisipatif ....................... 17

3. Teori-teori dan Teknik Pembelajaran Partisipatif ………… 20

4. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran

xii

Partisipatif Serta Cara Mengatasinya .................................. 26

C. Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif Dalam

Pembelajaran Fiqih .……………..…........................................ 29

1. Peran guru dan siswa …………………………………….... 29

2. Kurikulum ........................................................................... 32

3. Perencanaan Pembelajaran ……...……………………….. 34

4. Pelaksanaan Pembelajaran …………..……………………. 35

5. Evaluasi Pembelajaran .…………………………………… 37

Bab III : METODE PENELITIAN ................................................................ 39

A. Fokus Penelitian ........................................................................ 39

B. Pendekatan Penelitian ............................................................... 44

C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 44

D. Teknik Analisis Data ................................................................ 45

Bab IV : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF

PADA MATA PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V

MIN KALIBUNTU WETAN KABUPATEN KENDAL TAHUN

PELAJARAN 2010/2011 ............................................................... 47

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan

Kabupaten Kendal …................................……………………. 47

B. Penggunaan model pembelajaran partisipatif pada mata

pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu

Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 ............. 49

C. Hasil Belajar Siswa .................................................................... 68

Bab V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP.

A. Kesimpulan …………………………………………………… 70

B. Saran-saran …………………………………………………… 70

C. Penutup ……………………………………………………….. 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

BAB I

PENDAHULAN

D. Latar Belakang Masalah

“Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar

dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan

demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya

untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat”2. Sumber lain

mengatakan bahwa “Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam

pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan

rohaninya kearah kedewasaan”3. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok

manusia, mereka akan berusaha mencari pengetahuan dimana saja sebagai bekal

hidupnya di dunia maupun di akhirat nanti. Keberhasilan pendidikan terletak

pada tercapainya tujuan-tujuan pendidikan dan tujuan-tujuan pendidikan tersebut

akan tercapai melalui tahapan-tahapan proses dan faktor-faktor yang

mempengaruhi, baik dari dalam maupun dari luar. Salah satu faktornya adalah

adanya proses pembelajaran yang efektif dengan menggunakan model-model

pembelajaran yang efektif pula.

Berhubungan dengan pendidikan, Allah berfirman dalam al-Qur’an surat

al-Baqarah ayat 151 yang berbunyi :

“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu)

Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan

ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan

kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa

yang belum kamu ketahui”.(Q.S. al-Baqarah : 151) 4

2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), Cet. 7, hlm.

79. 3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1995), hlm. 11. 4 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT.Intermasa, 1985),hlm.38.

2

Dari ayat diatas jelas sekali bahwa dalam proses belajar mengajar

membutuhkan adanya pendidik dan peserta didik. Dua komponen tersebut

merupakan komponen pokok dalam proses belajar mengajar. Sebagai pendidik

harus mempunyai kompetensi-kompetensi tertentu, oleh karena pekerjaan

sebagai pendidik memiliki tanggungjawab teramat besar.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah model.

Sebenarnya, apakah arti model itu. Secara sederhana, model dapat diartikan

sebagai pola (contoh, acuan, dan ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau

dihasilkan.5 Dalam dunia pendidikan kita mengenal adanya model pembelajaran.

Hal penting yang perlu kita ketahui dalam model pembelajaran adalah bahwa

setiap model pembelajaran yang digunakan harus berhubungan dengan tujuan

belajar yang ingin dicapai. Tujuan untuk mendidik peserta didik agar mampu

memecahkan berbagai macam problematika dalam belajar membutuhkan model

yang sesuai. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu :

Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta

didik secara maksimal, bukan hanya menuntut peserta didik sekedar mendengar,

mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas peserta didik dalam proses berfikir.

Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses dan

tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan berfikir peserta didik, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu

dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka

konstruksi sendiri.

Proses belajar mengajar yang dilakukan dengan kegembiraan akan

menjadikan lebih semangat dan tidak mudah lelah, baik pada pihak guru maupun

peserta didik. Selain itu pengajaran yang dilakukan dengan kegembiraan dapat

membantu menjaga pemutusan perhatian. Oleh karena itu, untuk mendorong dan

mendukung keberhasilan guru dalam proses belajar dan mengajar, guru

seharusnya mengerti akan fungsi dan tujuan, langkah-langkah pelaksanaan model

pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Jika model dalam

5 Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php, hlm. 1,

tanggal 13 Maret 2010.

3

pembelajaran tidak dikuasai maka penyampaian materi ajar menjadi tidak

maksimal. model yang digunakan dapat memudahkan peserta didik untuk

menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru. Selain itu guru harus

mampu memilah dan memilih model-model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik peserta didik.

Timbulnya bermacam-macam metode dalam pembelajaran adalah wajar

dan merupakan akibat logis belaka dari berbeda-bedanya asumsi atau teori yang

mejadi titik tolaknya. Pada kenyataanya semua metode itu baik terbukti hingga

saat ini tidak ada metode yang mati atau ditinggalkan sama sekali, dan tidak ada

pula metode yang paling dominan. Ada berbagai contoh metode pembelajaran,

diantaranya model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and

Learning) yaitu model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara aktif

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.. Dalam sistem

pembelajaran, misalnya pembelajaran Aqidah akhlaq membutuhkan model yang

sesuai dan efektif sehingga peserta didik dapat menyerap teori dan

mengaplikasikannya dalam bentuk praktik.

Proses Pembelajaran Fiqih yang dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal, selama ini masih bersifat

konvensional akibatnya :

a. Keaktifan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran

kurang maksimal.

b. Nilai sebagian besar peserta didik pada kompetensi dasar menjelaskan

binatang yang halal dan haram dagingnya tidak tuntas.

Penyebab masalahnya sangat jelas yaitu :

a. Tidak semua peserta didik memiliki minat belajar yang tinggi di mata

pelajaran Fiqih.

b. Guru belum memperoleh cara mengajar yang efektif untuk

meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Fiqih.

Dengan demikian diantara Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu

Wetan Kabupaten Kendal perlu berkolaborasi agar proses pembelajaran semakin

efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berdasarkan diskusi antara

4

Peneliti (Guru fiqih kelas V) dengan guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu

Wetan Kabupaten Kendal yang lain maka dihasilkan kesepakatan (kolaboratif),

untuk menerapkan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih.

Khususnya pada kompetensi dasar ”menjelaskan binatang yang halal dan haram

dagingnya”6. Dengan diterapkannya model pembelajaran ini maka diharapkan

aktifitas dan hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.

Berdasarkan kerangka diatas, penulis akan mencoba untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “ Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan

model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas V

MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”.

E. Penegasan Istilah

Pembatasan masalah pada konteks ini dimaksudkan untuk mencari

kesamaan visi dan persepsi serta untuk menghindari kesalah pahaman, oleh sebab

itu diperlukan beberapa penjelasan tentang istilah dan pembatasan-pembatasan

penting yang ada dalam skripsi yang berjudul “Peningkatan prestasi belajar

dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih

peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011”. Adapun penjelasan tentang istilah dan pembatasan-pembatasan

penting tersebut antara lain :

1. Peningkatan berasal dari kata dasar “ tingkat” yang artinya susunan yang

berlapis-lapis atau berlenggek-lenggek seperti lenggek rumah, tumpuan pada

tangga (jenjang)” sedangkan Peningkatan berarti proses, cara, perbuatan

meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb). 7

2. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, prestasi akademis adalah hasil

pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau perguruan

tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan

penilaian, sedangkan prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau

6 Dokumen Kurikulum KTSP Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal

tahun 2008. 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://www.sms-anda.com/indonesia/kamus/indonesia-gratis-

lengkap.php?hasil=sukses_id_8#hasil, hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010.

5

keterampilan yg dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.8

3. Model dapat diartikan sebagai “pola (contoh, acuan, dan ragam ) dari sesuatu

yang akan dibuat atau dihasilkan”.9

4. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang artinya “berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu. Sedangkan pembelajaran berarti proses, cara,

perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.10

Dengan demikian

model pembelajaran merupakan pola atau acuan yang digunakan sebagai

proses bagi orang atau makhluk hidup untuk memperoleh kepandaian atau

ilmu.

5. Model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)

“merupakan model pembelajaran dengan melibatkan peserta didik secara

aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”.11

6. Fiqih adalah “ilmu tentang hukum Islam”.12

Mata pelajaran fiqih di Madarsah

Ibtidaiyah merupakan mata pelajaran yang ruang lingkupnya adalah fiqih

ibadah dan muamalah.

Jadi, maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model

pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas

V pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan

Kabupaten Kendal.

F. Perumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut maka timbul permasalahan yang dapat diangkat

dalam penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran partisipatif dapat

meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V pada mata pelajaran Fiqih di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal ?.

8 Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit.

9 Ibid.

10 Ibid.

11 Akhmad Sudrajat, Model Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/17623470/Model-

Pembelajaran-., hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010. 12

Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit.

6

G. Tujuan Penelitian

Berpijak dari permasalahan tersebut di atas, maka tujuan yang akan

dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model

pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar peserta

didik kelas V pada mata pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal.

H. Hipotesis Tindakan

Dalam penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis “Penggunaan

model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan prestasi belajar mata

pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kendal”.

I. Manfaat Penelitian

Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat untuk :

1. Memperbaiki proses belajar mengajar pada mata pelajaran Fiqih.

2. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya pada

kompetensi dasar ”Menjelaskan binatang yang halal dan haram

dagingnya”.

3. Mengembangkan kualitas guru dalam mengajarkan Fiqih.

4. Memberikan alternatif kegiatan pembelajaran Fiqih.

5. Menciptakan rasa senang dalam belajar Fiqih selama pelajaran

berlangsung dengan adanya penerapan model pembelajaran partisipatif.

J. Kajian Pustaka

Banyak penelitian yang telah lalu yang relevan dengan masalah yang

penulis angkat, diantaranya adalah :

1. Penelitian karya Arifatul Khikmah (NIM. 3104326) yang berjudul

”Manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI di MIN

Kalibuntu Wetan Kendal”. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk

mengetahui (1) Bagaimana kondisi obyektif prestasi belajar siswa mata

pelajaran PAI semester I di MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun

7

2009/2010. (2) Bagaimana implementasi manajemen pembelajaran

dalam peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI di MIN

Kalibuntu Wetan Kendal.13

2. Penelitian karya Robingah yang berjudul ”Upaya Meningkatkan

Keaktifan Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Fiqih melalui

pendekatan CTL (Studi tindakan di kelas III Semester II MI Al-Hidayah

Purwasaba Mandiraja Banjarnegara Tahun Pelajaran 2008/2009)” 14

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan format skenario

pembelajaran Fiqih dengan pendekatan CTL dan untuk mengetahui

sejauhmana pengaruh model pembelajaran CTL dalam meningkatkan

keaktifan belajar peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan dengan

menggunakan beberapa siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari

tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa keaktifan peserta didik pada proses

pembelajaran Fiqih mengalami peningkatan yaitu siklus I 30,83 % dan

siklus II 88,72 %.

3. Penelitian karya Nur Aini, Nenden Sundari dan Nunu Uchiyah yang

berjudul “Penerapan pakem dalam meningkatkan hasil belajar

Mtematika di sekolah Dasar Muhamadiyah.” 15

Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini bertujuan menerapkan pendekatan PAKEM dalam

pelajaran matematika terhadap siswa kelas IV SD Muhammadiyah.

Instrumen pengumpul data berupa pedoman observasi dan test hasil

belajar. Penelitian menemukan bahwa: Dari Siklus I ke Siklus II

terdapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dari

rata-rata 88, 27 (Siklus I) menjadi rata-rata 97, 59 (Siklus II). Temuan

13

Arifatul Khikmah “Manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI di MIN

Kalibuntu Wetan Kendal” Dokumen Skripsi MIN Kalibuntu Wetan Kendal 2010. 14

Robingah, “Upaya meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam pembelajaran

Fiqih melalui pendekatan CTL (Studi tindakan di kelas III semester II MI Al-Hidayah Purwasaba

Mandiraja Banjarnegara tahun Pelajaran 2008/2009)” Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang. 15

Nur Aini, dkk, “Penerapan pakem dalam meningkatkan hasil belajar Mtematika di

sekolah Dasar Muhamadiyah”, http://lp.upi.edu/index.php?lemlit=detil&id=98, hlm.1, tanggal

15 Maret 2010.

8

mendukung rasional bahwa pembelajaran yang menyenangkan

(PAKEM) memberikan stimulasi pada kemampuan belajarnya.

4. Penelitian karya Sulimah yang berjudul ”Penggunaan Media Audio

Visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar Baca

Tulis Al-Qur‟an pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Parewono

Mungkid Magelang tahun 2009” 16

Penelitian ini bertujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur‟an siswa kelas III

dengan mengambil pokok bahasan bacaan al-Qomariyah dan al-

Samsiyah yang terdiri dari dua siklus. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa perhatian, minat, keaktifan siswa dalam pembelajaran

mengalami peningkatan rata-rata 60,00 point pada siklus I sedangkan

pada siklus II 60,92 point, hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan

yang signifikan.

5. Penelitian karya Eko Srihartanto yang berjudul “Implementasi

Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)

(Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri).”17

Penelitian ini

bertujuan untuk memotret Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif,

Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) di SDN I Wonogiri. Hasil yang

dicapai pada Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan (PAKEM) di SD Negeri I Wonogiri yaitu bahwa proses

pembelajaran yang menggunakan PAKEM ternyata dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga prestasi siswa selalu

meningkat baik ujian, pencapaian kejuaraan baik akademik maupun

non akademik.

Diantara karya di atas peneliti menemukan satu penelitian yang

obyeknya sama yaitu penelitian karya Arifatul Khikmah (NIM.

3104326) yang berjudul ”Manajemen pembelajaran untuk peningkatan

16

Sulimah, “Penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran untuk meningkatkan

prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur’an pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Parewono

Mungkid Magelang tahun 2009”, Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 17

Eko Srihartanto, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan (PAKEM) (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri I Wonogiri).”,

http://pasca.uns.ac.id/?p=60, hlm. 1, tanggal 9 Maret 2010.

9

prestasi PAI di MIN Kalibuntu Wetan Kendal”. Penelitian tersebut

termasuk jenis penelitian kualitatif. Maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berbeda yaitu jenis penelitian tindakan kelas

(PTK).

Beberapa penelitian tindakan kelas di atas tidak ditemukan

pembahasan secara khusus yang mengangkat tentang model

pembelajaran partisipatif sehingga peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tindakan kelas yang berjudul ”Peningkatan prestasi belajar

dengan menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata

pelajaran Fiqih peserta didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten

Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”.

BAB II

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA

MATA PELAJARAN FIQIH

B. Hakekat Pembelajaran Fiqih.

6. Pengertian Belajar.

Belajar mempunyai arti “berusaha memperoleh kepandaian atau

ilmu”.18

Selain itu banyak terdapat perbedaan-perbedaan dalam

menjelaskan definsi belajar yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh

pendidikan, diantaranya :

a. Menurut Thorndike sebagaimana dikutip oleh Ahmad Tafsir,

“belajar sebagai suatu usaha memecahkan problem. Dari eksperimen

yang dilakukanya ia menemukan tiga buah hukum dalam belajar,

yaitu law of effect, law of exercise, dan law of readiness”. 19

b. Menurut Skinner sebagaimana dikutip oleh Muhibbin Syah, ”belajar

adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang

berlangsung secara progresif”. 20

c. Cronbach sebagaimana dikutip oleh Sumadi Suryabrata, bahwa

“Learning is shown by a change in behavior as a result of experience”

belajar yang sebaik-baiknya adalah dengan mengalami, dan dalam

mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya.21

d. Menurut Riberu sebagaimana dikutip oleh Afi, ”belajar merupakan

proses dan dalam proses ini orang berkenalan dengan salah satu pola

18

Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://www.sms-anda.com/indonesia/kamus/indonesia-

gratis-lengkap.php?hasil=sukses_id_8#hasil, hlm. 1, tanggal 15 Maret 2010. 19

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2008), Cet. 10, hlm. 29 20

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 7,

hlm. 90. 21

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), Cet.

6, hlm. 247

11

laku atau memperbaiki salah satu pola laku yang telah

dikuasainya”.22

Mengenai belajar dalam konsep Islam telah disebutkan dalam

Al-Qur‟an surat Al –Alaq 1-5

Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal

darahn Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang

mengajar ( manusia ) dengan perantara. Kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (

Q.S. Al- Alaq : 1-5 ) 23

Ayat ini memerintahkan kepada Rasulullah yang ummi (buta

huruf) untuk membaca. Dalam ayat ini dapat diambil pengertian bahwa

belajar merupakan hal yang prinsipil dalam kehidupan manusia, sebab

membaca merupakan sarana belajar yang paling efektif dan evisien.

Sesuai dengan perintah Allah SWT, kerjakan apa yang kamu

perintahkan, yaitu membaca. Perintah ini diulang-ulang, sebab

membaca tidak akan dapat meresap kedalam jiwa, melainkan setelah

berulang-ulang dan dibiasakan. Berulang-ulang perintah Illahi

berpengertian sama dengan berulang-ulangnya membaca.

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi mengalami dan

hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan

pengubahan kelakuan atau tingkah laku.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu upaya untuk memperbaiki, mengembangkan,

bahkan meningkatkan kemampuan afektif, psikomotorik, dan kinestetik

22

Afi, “Definisi Belajar”, http://untukmusahabatku.blogspot.com/2009/02/definisi-

belajar.html, hlm. 1, tanggal 15 Maret 2010.

23 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : PT.Intermasa, 1985), hlm.301-302.

12

peserta didik. Dengan belajar peserta didik dapat mengetahui hal-hal

yang baru dan dapat meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya,

mengubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari yang salah menjadi benar,

dan dari kurang baik menjadi baik.

Sedangkan pembelajaran berarti ”proses, cara, perbuatan

menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.24

Dengan demikian

pembelajaran merupakan proses bagi orang atau makhluk hidup untuk

memperoleh kepandaian atau ilmu sebagai upaya untuk memperbaiki,

mengembangkan, bahkan meningkatkan kemampuan afektif,

psikomotorik, dan kinestetiknya serta proses menuju kedewasaan.

7. Pembelajaran Fiqih.

a. Definisi Fiqih.

“Kata al-Fiqh menurut bahasa berarti pemahaman”.25

Sedangkan secara umum Fiqh merupakan pengetahuan yang

mencakup hukum yang berhubungan dengan akidah seperti

kewajiban beriman, ilmu akhlak, dan hukum-hukum yang

berhubungan dengan amal perbuatan manusia, seperti hukum

ibadah dan mu‟amalah.

Ada beberapa pendapat pakar mengenai pengertian fiqh,

diantaranya :

1. Abu Hanifah memberikan pengertian Fiqh sebagai berikut.

ها فس مالها وماعلي معرفة الن “Pengetahuan diri seseorang tentang apa yang menjadi haknya,

dan apa yang menjadi kewajibanya.” 26

2. Ubaidillah bin Mas'ud menyebutkan: "Istilah fiqh menurut

generasi pertama identik atas ilmu akhirat dan pengetahuan

24

Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit. hlm. 1 25

Satria Effendi, Ushul Fiqh, (Jakarta : Kencana, 2005), Cet. 1, hlm. 2. 26

Ibid, hlm. 3.

13

tentang seluk beluk kejiwaan, sikap cenderung kepada akhirat

dan meremehkan dunia”.27

Defenisi Fiqh yang dikemukakan oleh dua orang pakar di atas,

isi dan redaksinya saling berbeda tetapi maksud dan tujuannya

sama. Oleh karena itu, penulis menarik kesimpulan bahwa Fiqh itu

adalah ilmu pengetahuan yang mencakup tentang hak dan kewajiban

manusia yang cenderung kepada akhirat yaitu hukum-hukum yang

berhubungan dengan amal perbuatan manusia, seperti hukum

ibadah dan mu‟amalah.

Fiqh Islam Mencakup Seluruh Perbuatan Manusia. Tidak ragu

lagi bahwa kehidupan manusia meliputi segala aspek. Dan

kebahagiaan yang ingin dicapai oleh manusia mengharuskannya

untuk memperhatikan semua aspek tersebut dengan cara yang

terprogram dan teratur. Manakala Fiqih Islam adalah ungkapan

tentang hukum-hukum yang Allah SWT syari‟atkan kepada para

hamba-Nya, demi mengayomi seluruh kemaslahatan mereka dan

mencegah timbulnya kerusakan ditengah-tengah mereka, maka Fiqih

Islam datang memperhatikan aspek tersebut dan mengatur seluruh

kebutuhan manusia beserta hukum-hukumnya.

Kalau kita memperhatikan kitab-kitab Fiqih yang

mengandung hukum-hukum syari‟at yang bersumber dari Kitab

Allah, Sunnah Rasulnya, serta Ijma‟ (kesepakatan) dan Ijtihad para

ulama kaum muslimin, niscaya kita dapati kitab-kitab tersebut

terbagi menjadi tujuh bagian, yang kesemuanya membentuk satu

undang-undang umum bagi kehidupan manusia baik bersifat pribadi

maupun bermasyarakat. Yang perinciannya sebagai berikut:

1. Hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah.

Seperti wudhu, shalat, puasa, haji dan yang lainnya. Dan ini

disebut dengan Fiqih Ibadah.

27

Dudung, “Pengertian Fiqh”, http://forum.dudung.net/index.php?topic=399.0 , hlm. 1,

tanggal 21 Juli 2010.

14

2. Hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah

kekeluargaan. Seperti pernikahan, talaq, nasab, persusuan,

nafkah, warisan dan yang lainya. Dan ini disebut dengan

Fikih Al Ahwal As sakhsiyah.

3. Hukum-hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia

dan hubungan diantara mereka, seperti jual beli, jaminan,

sewa menyewa, pengadilan dan yang lainnya. Dan ini disebut

Fiqih Mu‟amalah.

4. Hukum-hukum yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban

pemimpin (kepala negara). Seperti menegakan keadilan,

memberantas kedzaliman dan menerapkan hukum-hukum

syari‟at, serta yang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban

rakyat yang dipimpin. Seperti kewajiban taat dalam hal yang

bukan ma‟siat, dan yang lainnya. Dan ini disebut dengan

Fiqih Siasah Syar‟iah.

5. Hukum-hukum yang berkaitan dengan hukuman terhadap

pelaku-pelaku kejahatan, serta penjagaan keamanan dan

ketertiban. Seperti hukuman terhadap pembunuh, pencuri,

pemabuk, dan yang lainnya. Dan ini disebut sebagai Fiqih Al

„Ukubat.

6. Hukum-hukum yang mengatur hubungan negeri Islam

dengan negeri lainnya. Yang berkaitan dengan pembahasan

tentang perang atau damai dan yang lainnya. Dan ini

dinamakan dengan Fiqih As Siyar.

7. Hukum-hukum yang berkaitan dengan akhlak dan prilaku,

yang baik maupun yang buruk. Dan ini disebut dengan adab

dan akhlak.

Demikianlah kita dapati bahwa fiqih Islam dengan hukum-

hukumnya meliputi semua kebutuhan manusia dan

memperhatikan seluruh aspek kehidupan pribadi dan

masyarakat.28

Sedangkan Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah

Ibtidaiyah meliputi:

1) Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman

tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik,

seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.

2) Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan

pemahaman mengenai ketentuan tentang makanan dan

minuman yang halal dan haram, khitan, kurban, serta tata

cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.29

28 Pengertian Fiqih, http://terusbelajar.wordpress.com/2008/05/19/pengertian-fiqh/

tanggal 21-07-2010. hlm. 1 29

Depag RI, Permenag Nomor 2 tahun 2008,Lampiran 3a Bab VI SK-KD PAI dan

Bahasa Arab tk. MI, hlm. 2

15

b. Fungsi Pembelajaran Fiqih.

Mata pelajaran Fiqih merupakan satu mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah yang menekankan

pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang

benar dan baik. Secara subtansial mata pelajaran fiqih memiliki

kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk

mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan

sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan hubungan Manusia dengan Allah SWT, dengan diri

manusia itu sendiri, sesama manusia, makhluk lainya ataupun

lingkungannya.

Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Ibtidaiyah mengutamakan

pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun

Islam dan pembiasaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta Fiqih

muamalah yang menyangkut pengenalan dan pemahaman sederhana

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal dan

haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan

pinjam meminjam.

Dalam kurikulum di Madrasah Fiqih menyatu dengan

kelompok mata pelajaran Agama. Oleh karena itu Fiqih termasuk

mata pelajaran pokok atau inti, bukan mata pelajaran muatan lokal.

Aplikasi mata pelajaran Fiqih dalam kurikulum di Madrasah

memiliki tujuan sebagai berikut:

1) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum

Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah

untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan

sosial.

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam

dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan

dalam menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan

manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,

16

sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan

dengan lingkungannya.30

Dari beberapa penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

mata pelajaran Fiqih di Madrasah berfungsi untuk :

1) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. serta

akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, yang telah

ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan keluarga;

2) Penanaman nilai-nilai dan kesadaran beribadah peserta didik kepada

Allah Swt. sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia

dan akhirat;

3) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan

sosial melalui Fiqih Islam; Perbaikan kesalahan-kesalahan,

kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan

pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari;

4) Pembentukan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab sosial di

madrasah dan masyarakat;

5) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan

peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan

peraturan yang berlaku di Madrasah dan masyarakat;

6) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum Islam

pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

C. Model Pembelajaran Partisipatif

1. Pengertian Model Pembelajaran.

Model Pembelajaran berasal dari kata model dan pembelajaran.

Model berarti bentuk atau pola, sedangkan pembelajaran berarti cara

untuk menjadikan orang belajar.

Untuk lebih memperkaya dan memperkuat pengertian dari model

pembelajaran, maka berikut ini diuraikan beberapa pendapat dari

tokoh-tokoh pendidikan mengenai pengertian dari model pembelajaran :

30

Ibid.

17

1. Menurut Udin Winataputra Model pembelajaran dapat diartikan

sebagai ”kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu”.31

2. Model pembelajaran merupakan ”pedoman bagi perancang

pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan

aktifitas belajar mengajar”. 32

3. Menurut DeQueljoe dan A. Gazali dalam buku mereka Didaktik

Umum, mereka menggunakan istilah ”jalan pelajaran sebagai

padanan istilah model pengajaran”. 33

4. Model belajar adalah ”cara atau gaya belajar siswa dalam aktivitas

pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya sehari-

hari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua”. 34

Pendapat-pendapat para tokoh diatas telah memperjelas

pengertian dari model pembelajaran, Sehingga dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran merupakan pola atau acuan yang digunakan

sebagai proses bagi orang atau makhluk hidup untuk memperoleh

kepandaian atau ilmu.

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada

strategi, metode, prosedur dan pendekatan. Dalam model pembelajaran

mencakup strategi pembelajaran yang digunakan, metode yang

digunakan, dan pendekatan pengajaran yang digunakan yang lebih luas

dan meyeluruh. Dengan memahami model-model pembelajaran,

diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan siswa secara

efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Kalau mau dihitung, banyak sekali model-model pembelajaran

yang sudah sering dikembangakan, masing-masing model tentunya

31

Rachmad Widodo, Model Pembelajaran, http://www.infogue.com/viewstory/pengertian

dan_macam_model_pembelajaran/?url, hlm. 1, tanggal 21 Juli 2010. 32

Ibid. 33

Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), Cet. 10, hlm. 38. 34

Ibid.

18

berbeda sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan yang

hendak dicapai dalam pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian

ini Penulis mengambil salah satu dari model-model pembelajaran

sebagai objek penelitian, yaitu Model Pembelajaran Partisipatif.

2. Pengertian Model Pembelajaran Partisipatif.

Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning)

”merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara

aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran”.35

Pembelajaran partisipatif pada intinya dapat diartikan sebagai

upaya atau cara pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap

perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program.

Ketiga tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan penjelasannya sebagai

berikut :

a. Tahap perencanaan (Program Planning) adalah keterlibatan peserta

didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar,

permasalahan, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan

kemungkinan hambatan dalam pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan program (Program Implementation) adalah

keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif

untuk belajar. Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan

belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik, dan

antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan

kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai, saling

membantu dan saling belajar.

c. Tahap penilaian program (Program Evaluation) adalah keterlibatan

peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun

untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan

35

Akhmad Sudrajat, Model Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/17623470/Model-

Pembelajaran-., hlm. 1, tanggal 13 Maret 2010.

19

pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan

dampak pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan banyak dijumpai berbagai model

pembelajaran yang masing-masing berciri khas berbeda-beda, untuk

mengidentifikasi bahwa suatu pembelajaran dikatakan menggunakan

model pembelajaran partisipatif dapat diketahui melalui tingkat

keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran dan kerjasama sosial

antar peserta didik dan pendidik. Disamping itu terdapat indikator-

indikator yang menunjukkan ciri-ciri model pembelajaran partisipatif

seperti yang dikemukakan oleh E.Mulyasa dengan meminjam pemikiran

Knowles, Dia menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu :

(1) Adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik;

(2) Adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian tujuan;

(3) Dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta

didik. 36

Selain indikator-indikator di atas terdapat juga ciri-ciri khusus

dari model pembelajaran partisipatif yang dapat dilihat dari kegiatan

pembelajarannya yang meliputi:

a) Sumber belajar menempatkan diri pada posisi yang tidak serba

mengetahui terhadap semua bahan belajar. Memandang warga

belajar sebagai sumber yang mempunyai nilai dan manfaat

dalam kegiatan belajar.

b) Sumber belajar memainkan peranan membantu warga belajar

dalam melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini

didasarkan atas kebutuhan belajar warga belajar.

c) Sumber belajar memotovasi warga belajar agar berpartisipasi

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan dalam mengevaluasi

program pembelajaran yang dijalaninya.

d) Sumber belajar bersama warga belajar melakukan kegiatan

saling membelajarkan dalam bentuk bertukar fikiran mengenai

isi,proses, dan hasil belajar serta pengembangannya.

e) Sumber belajar berperan membantu warga belajar dalam

menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, sehingga warga

36

Ibid.

20

belajar dapat melibatkan diri secara aktif dan bertanggungjawab

dalam proses kegiatan pembelajaran.

f) Sumber belajar mengembangkan kegiatan belajar kelompok.

g) Sumber belajar mendorong warga belajar untuk meningkatkan

semangat berprestasi, semangat berkompetisi menghadapi

tantangan yang berorientasi pada perbaikan kehidupan yang

lebih baik.

h) Sumber belajar mendorong dan membantu warga belajar untuk

mengembangkan kemampuan memecahkan masalah di dalam

dan terhadap kehidupan yang dihadapinya sehari-hari.

i) Sumber belajar dan warga belajar secara bersama-sama

mengembangkan kemampuan antisipasi dan partisipasi.

j) Pembelajaran mencapai otonomi dan integrasi dalam kegiatan

individual dan kehidupan sosialnya. 37

Untuk lebih memperjelas pengertian model pembelajaran

partisipatif perlu juga diketahui prinsip-prinsip landasan

pelaksanaanya, seperti dikemukakan oleh Sudjana, bahwa pembelajaran

partisipatif biasanya dilandaskan pada prinsif-prinsif :

1) Berdasarkan Kebutuhan Belajar (Learning Needs Based).

Kebutuhan belajar adalah setiap keinginan atau kehendak yang

dirasakan dan dinyatakan oleh seseorang, masyarakat, atau

organisasi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai

dan/atau sikap tertentu melalui kegiatan pembelajaran. Kebutuhan

ini bersumber dari peserta didik atau calon peserta didik.

2) Berorientasi pada Tujuan Kegiatan Pembelajaran (Learning Goals

and Objectives Oriented). Tujuan pembelajaran disusun dan

dirumuskan berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik dengan

mempertimbangkan latar belakang pengalaman peserta didik,

potensi yang dimiliki, sumber-sumber yang tersedia di lingkungan,

serta hambatan yang mungkin ada.

3) Berpusat pada Peserta didik (Participant Centered). Kegiatan

pembelajaran yang dilakukan didasarkan atas dan disesuaikan

dengan latar belakang kehidupan peserta didik. Selain itu, peserta

didik dilibatkan dalam merumuskan tujuan, mengoperasionalkan

program, dan mengevaluasi hasil kegiatan.

4) Berangkat dari Pengalaman Belajar (Experiential Learning). Prinsip

ini memberi arah bahwa kegiatan pembelajaran partisipatif disusun

dan dilaksanakan dengan berangkat dari hal-hal yang telah

37

Nur Afifudin, Pembelajaran Partisipatif, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/ pembelajaran-partisipatif.html, hlm.1. tanggal 13 Maret 2010.

21

dikuasai oleh peserta didik atau dari pengalaman yang telah

dimiliki peserta didik. 38

3. Teori-teori dan Teknik Pembelajaran Partisipatif.

Dalam pelaksanaannya pembelajaran partisipatif dilandasi oleh

berbagai teori-teori. Di antara sejumlah kajian teori pembelajaran

tersebut, ada dua teori yang seringkali dijadikan landasan dalam

penyelenggaraan pembelajaran partisipatif. Kedua teori tersebut adalah

:

a. Teori Asosiasi, Menurut teori Asosiasi, kegiatan pembelajaran

akan efektif apabila interaksi antara pendidik dengan peserta

didik dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R). Kegiatan

pembelajaran adalah proses menghubungkan stimulus (S) dengan

respons (R). Berdasarkan teori ini, pembelajaran makin efektif

apabila peserta didik makin giat belajar dan makin tinggi

kemampuannya dalam menghubungkan stimulus dan respons.

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam teori ini adalah: kesiapan

(readiness) berkaitan dengan motivasi peserta didik, latihan

(exercise) yaitu kegiatan berulang peserta didik dalam

menghubungkan stimulus-respons, dan pengaruh (effect) yang

berhubungan dengan hasil kegiatan dan manfaat yang dirasakan

langsung oleh peserta didik dalam dunia kehidupannya. Prinsip

„pengaruh‟ berkaitan pula dengan penciptaan suasana,

penghargaan, celaan, hukuman, dan ganjaran. Jika kita telaah

lebih lanjut, di samping hal-hal positif dari teori Asosiasi, kita

menemukan adanya hal-hal yang negatif dari teori ini. Di

antaranya, teori ini mengenyampingkan peranan minat,

kreativitas, dan apirasi peserta didik. Selain itu teori ini juga

lebih menekankan peluang belajar individual, dominasi

kemampuan pendidik atau sumber belajar lainnya dalam

menciptakan stimulus.

b. Teori Medan (Field theory) dikembangkan oleh Kurt Lewin. Teori

ini mengutamakan pentingnya pengalaman peserta didik,

berorientasi pada pemecahan masalah, serta berperannya

motivasi. Aktivitas peserta didik dalam pembelajaran dilakukan

dalam suatu konteks „wilayah kehidupan‟ atau ruang hayat (life

space) peserta didik. Wilayah kehidupan merupakan lingkungan

fisik dan psikis yang berhubungan dengan peranan peserta didik

dalam pembelajaran. Life space juga berkaitan dengan tujuan,

kebutuhan, dan kesadaran individu (peserta didik). 39

38

Edi Hendri Mulyana, Pembelajaran Partisipatif, http://priangan-online.com/?p=899,

hlm. 1. tanggal 13 Maret 2010. 39

Ibid, hlm. 2.

22

Dalam pandangan teori Medan, peserta didik merupakan subjek

yang memiliki kemampuan berpikir aktif dan kreatif, dapat

mengidentifikasi masalah, menganalisis dan mencari alternatif

pemecahan masalah, serta mampu melakukan kegiatan pemecahan

masalah. Dengan demikian, menurut teori Medan, kegiatan

pembelajaran akan efektif apabila peserta didik merasa butuh untuk

belajar, menyadari bahwa belajar itu penting bagi perubahan dirinya,

serta ikut ambil peran dalam merancang, melaksanakan, dan

mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Implikasi dari pandangan ini

terhadap pembelajaran partisipatif ialah peserta didik tidak melakukan

pembelajaran individual tetapi belajar kelompok.

Pembelajaran partisipatif merupakan fenomena yang sedang

tumbuh dalam pendidikan, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan

luar sekolah. Setiap jenis pembelajaran menggunakan metode dan

teknik yang disesuaikan dengan faktor-faktor yang ada disekelilingnya.

“Agar pembelajaran partisipatif berjalan efisien dan efektif mencapai

sasarannya, maka diperlukan metode dan teknik-teknik pembelajaran

partisipatif”. 40

Di era pendidikan sekarang banyak sekali teknik pembelajaran

yang dapat dipakai dalam pembelajaran partisipatif. Masing-masing

teknik mempunyai kekuatan dan kelemahan. Selain itu, masing-masing

teknik mungkin lebih cocok dilakukan pada tahap tertentu, tetapi

beberapa teknik dapat dipakai pada beberapa tahap pembelajaran yang

berbeda. Berikut ini diberikan gambaran umum tentang beberapa

teknik pembelajaran partisipatif:

1. Teknik belajar melalui tukar delegasi antar kelompok (Jigsaw

Learning)

40

Endang Komara, Model Bermain Peran, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/ model-bermain-peran.html, hlm.1, tanggal 5 September 2010.

23

Teknik ini merupakan proses kegiatan yang memberikan

pelatihan kepada peserta didik untuk terbiasa melakukan diskusi

dan bertanggung jawab secara individu untuk membantu memberi

pemahaman tentang materi pokok kepada teman-teman diskusinya.

Langkah-langkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut:

a. Pilih materi pembelajaran yang dapat dibagi menjadi

beberapa segmen (bagian).

b. Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok sesuai dengan

jumlah segmen yang ada, jika jumlah peserta 25 sedang

segmen yang ada 5 maka masing-masing kelompok terdiri

dari 5 orang.

c. Setiap kelompok mendapat tugas membaca, memahami, dan

mendiskusikan serta membuat ringkasan materi

pembelajaran yang berbeda.

d. Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain

untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di

kelompoknya.

e. Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan

seandainya ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan

dalam kelompok.

f. Berilah peserta didik pertanyaan untuk mengecek

pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.

g. Guru melakukan kesimpulan, klarifikasi, dan tindak lanjut.41

2. Teknik Turnamen Belajar (Learning Tournament)

Teknik ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya,

teknik ini dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas

macam-macam fakta, konsep, dan keahlian yang luas. Langkah-

langkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut:

a. Bagilah peserta didik dalam tim yang terdiri atas 2-8 anggota.

Masing-masing tim harus memiliki jumlah yang sama.

b. Berilah materi untuk dibahas bersama.

c. Kembangkan beberapa pertanyaan untuk menguji

pemahaman dan/ mengingat materi pelajaran. Gunakan

bentuk yang menggunakan skor mudah, seperti pilihan ganda

atau isian.

41

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail

Media Group, 2008), Cet. 1, hlm. 82.

24

d. Berikan serangkaian pertanyaan kepada peserta didik,

sebagai “babak pertama” untuk turnamen belajar. Setiap

peserta didik harus menjawab pertanyaan secara pribadi.

e. Setelah pertanyaan-pertanyaan diberikan, sediakan jawaban

dan mintalah peserta didik menghitung pertanyaan yang

mereka jawab secara benar. Kemudian suruhlah mereka

menyatakan skor mereka kepada anggota lain dalam tim

tersebut untuk mendapat skor tim. Umumkan skor masing-

masing tim.

f. Mintalah tim mempelajari lagi turnamen pada babak kedua.

Kemudian mintalah tes pertanyaan yang lebih banyak sebagai

bagian “babak kedua”. Mintalah sekali lagi tim menyatakan

skornya dan tambahan satu skor kepada gilirannya.

g. Anda dapat melakukan beberapa ronde seperti yang anda

sukai. Akan tetapi, pastikan membolehkan tim memiliki sesi

untuk belajar antara ronde.42

3. Teknik Delphi.

Teknik ini pada dasarnya merupakan proses kegiatan

kelompok dengan menggunakan jawaban-jawaban tertulis dari para

calon peserta didik atau para pakar terhadap pertanyaan-

pertanyaan tertulis yang diajukan kepada mereka. Kegiatan ini

bertujuan untuk melibatkan para calon peserta didik atau para

pakar dalam membuat keputusan bersama sehingga keputusan-

keputusan itu lebih berbobot dan menjadi milik bersama. Langkah-

langkah pelaksanaan teknik ini adalah sebagai berikut:

a. Pelatih atau perencana program menyusun daftar pertanyaan

yang berkaitan dengan kemampuan, kebutuhan belajar,

tujuan belajar, masalah dan hambatan.

b. Pelatih atau perencana program menghubungi para calon

peserta didik atau para pakar yang akan terlibat dalam

pelatihan

c. Pelatih atau perencana program mengirimkan daftar

pertanyaan, dan meminta peserta untuk mengisi dan

mengembalikan daftar pertanyaan tersebut kepada pelatih.

d. Pelatih atau perencana program menganalisa jawaban-

jawaban yang diberikan, dan merumuskan kesimpulan.

42

Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 1996), hlm. 159.

25

e. Berdasarkan hasil analisa di atas, pelatih atau perencana

program membuat lagi pertanyaan-pertanyaan yang lebih

khusus dan terperinci.

f. Pelatih atau perencana program melakukan langkah (c) dan

(d).

g. Pelatih atau perencana program merumuskan dan

menetapkan keputusan berdasarkan informasi tersebut. 43

4. Teknik Diad.

Teknik ini merupakan teknik belajar partisipatif yang

melibatkan dua orang yang berkomunikasi secara lisan maupun

tulisan. Teknik diad sangat cocok dilakukan pada tahap pembinaan

keakraban, khususnya kalau peserta belum saling mengenal. Teknik

ini digunakan agar peserta lebih mengenal satu sama lain dan lebih

akrab, sehingga akan mengurangi atau meniadakan hambatan

komunikasi di antara para peserta. teknik ini dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

a. Mula-mula pelatih meminta peserta untuk mencari seorang

pasangan dari antara peserta yang lain.

b. Kemudian pelatih memberikan pokok-pokok yang harus

ditanyakan secara bergantian oleh masing-masing pasangan,

misalnya: nama, umur, pendidikan, pekerjaan, minat,

kegemaran, latar belakang keluarga, alasan mengikuti

pelatihan, dll. Hasil wawancara disusun secara tertulis

berdasarkan urutan pertanyaannya.

c. Apabila pasangan diad sudah selesai saling mewawancarai,

masing-masing peserta diminta memperkenalkan

pasangannya kepada seluruh kelompok. Cara

memperkenalkannya dapat diselingi dengan guyonan,

nyanyian, deklamasi, dan sebagainya.

d. Pelatih dapat memberikan komentar singkat setelah setiap

pasangan melaporkan hasil wawancaranya. Sebaiknya

komentar yang diberikan merupakan humor, tetapi jangan

sampai menyakiti hati orang yang dikomentari. 44

5. Teknik Kelompok Kecil.

43

Tliindonesia, Tekhnik Pembelajaran Partisipatif,

http://tliindonesia.wordpress.com/2009 /02/03/beberapa-teknik-pembelajaran-partisipatif/, hlm. 1.

tanggal 13 Maret 2010. 44

Ibid. Hlm. 2.

26

Dalam teknik ini peserta dapat mengungkapkan pikiran,

gagasan atau pendapat tentang pokok pikiran atau topik yang

dibahas. Melalui kegiatan ini peserta dapat tukar menukar informasi

tentang topik yang dibahas sehingga dapat dicapai kesepakatan di

antara peserta. Hasil dari diskusi kelompok kecil ini kemudian dapat

dibagikan dalam kelompok besar, yaitu di hadapan seluruh peserta

yang lain. Kegiatan diskusi kelompok kecil dapat dilakukan sebagai

berikut:

a. Sebelum diskusi dilangsungkan, pelatih menghimpun

sebanyak-banyaknya informasi yang berhubungan dengan

pokok pikiran atau topik yang akan dibahas.

b. Pelatih menyusun uraian suatu topik dan masalah yang ada

berupa pernyataan-pernyataan atau uraian pendek dalam

bentuk cerita. Pada akhir uraian, pelatih melontarkan

masalah, baik dalam bentuk pertanyaan maupun dalam

bentuk tugas yang harus dikerjakan oleh masing-masing

kelompok. Perlu pula dicantumkan lamanya waktu yang

disediakan untuk membahas topik itu.

c. Sebelum meminta peserta untuk memulai diskusi, pelatih

perlu menjelaskan topik yang akan dibahas, tujuan

pembahasan dan cara-cara diskusi secara demokratis, serta

mendorong semua peserta untuk ikut terlibat secara aktif

dalam diskusi.

d. Kemudian pelatih menyarankan agar peserta membentuk

kelompok-kelompok yang terdiri dari 3-5 orang anggota.

Dapat pula ditunjuk seorang yang menjadi pemimpin

kelompok, dan seorang yang menjadi penulis.

e. Pelatih membagikan lembaran yang berisi uraian topik serta

tugas atau masalah yang harus dijawab oleh masing-masing

kelompok, dan mempersilakan masing-masing kelompok

untuk melakukan diskusi. Pelatih perlu mengingatkan

masing-masing kelompok bahwa hasil diskusi mereka akan

dilaporkan dalam kelompok besar atau di hadapan semua

peserta yang lain. Pelatih perlu pula mengingatkan peserta

lamanya waktu yang disediakan untuk melakukan diskusi.

f. Ketika diskusi berjalan, pelatih perlu sesekali berjalan

menghampiri kelompok-kelompok yang sedang berdiskusi,

dan memperhatikan jalannya diskusi. Ada kalanya pelatih

perlu memberikan arahan atau mengingatkan kembali topik

yang sedang dibahas kalau pembicaraan terlihat menyimpang

dari yang diharapkan. Tetapi pelatih perlu membatasi

komentar yang diberikan. Penelitian menunjukkan bahwa

27

semakin sedikit komentar atau arahan yang diberikan pelatih,

semakin hidup pembahasan yang dilakukan. Karena itu

arahan atau komentar dari pelatih hanya perlu diberikan

kalau pembahasan sudah cukup jauh menyimpang, atau

kalau ada satu orang peserta yang mendominasi pembicaraan.

g. Kalau waktu sudah habis dan pembahasan belum selesai,

pelatih mungkin perlu menawarkan tambahan waktu. Tetapi

perlu diingat bahwa tambahan waktu sebaiknya tidak

diberikan terlalu banyak, karena akan menggangu jalannya

kegiatan pembelajaran. Karena itu pada waktu persiapan

pelatih perlu memikirkan dan merencanakan alokasi waktu

ini dengan sangat cermat.

h. Sesudah pembahasan dalam kelompok kecil selesai, pelatih

meminta setiap kelompok untuk membagikan hasil diskusi

mereka dalam kelompok besar. Pelatih dapat memimpin

diskusi kelompok besar ini.

i. Pelatih bersama peserta membahas dan menyimpulkan hasil-

hasil diskusi kelompok kecil, sehingga menghasilkan

kesimpulan bersama.

j. Pelatih perlu pula memberi kesempatan bagi peserta untuk

mengevaluasi jalannya diskusi dan hasil, baik dalam

kelompok kecil maupun dalam kelompok besar. Hal ini akan

memberikan kesempatan peserta untuk merenungkan

kembali proses belajarnya dan mengambil pelajaran yang

penting dari kegiatan itu. 45

4. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif Serta Cara

Mengatasinya.

Berangkat dari penjelasan-penjelasan di atas, penerapan model

pembelajaran partisipatif dalam proses belajar mengajar harus

memperhatikan tujuan yang akan dicapai, Pendidik harus mampu

mengkondisikan model pembelajaran partisipatif dengan karakter

peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan,

oleh karena itu sebagai pendidik harus pandai dalam memilih model

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai.

45

Ibid, hlm. 3.

28

Dalam perkembangannya pendidikan orang dewasa saat ini lebih

banyak menggunakan metode partisipatif dimana semua pihak yang terkait

dalam pendidikan dilibatkan dalam proses pendidikan mulai dari

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya.

Alasan mengapa dalam pendidikan sekarang banyak digunakan

model pembelajaran partisipatif, hal ini dikarenakan model

pembelajaran partisipatif banyak memiliki kelebihan-kelebihan

dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain. Akan tetapi

sebaik-baiknya model pembelajaran tentunya terdapat juga

kelemahanya. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan beberapa

keunggulan-keunggulan, kelemahan dan cara mengatasi kelemahan

model pembelajaran partisipatif, sebagai berikut :

1. Keunggulan-keunggulan Model Pembelajaran Partisipatif.

Model Pembelajaran Partisipatif memiliki kelebihan

dibandingkan dengan Model pembelajaran yang lain, diantaranya

adalah:

a. Keputusan-keputusan dalam proses pembelajaran dibuat dengan

melibatkan peserta didik atau pendidik secara bersama, sehingga

keputusan bersama itu lebih berbobot dan menjadi milik

bersama.

b. Peserta didik lebih mengenal satu sama lain dan lebih akrab,

sehingga akan mengurangi hambatan komunikasi di antara

mereka.

c. Proses Pembelajaran menghasilkan pendapat atau gagasan yang

lebih banyak dalam waktu yang singkat, karena peserta didik

berasal dari latar belakang yang berbeda-beda.

d. Peserta didik dapat mengevaluasi sendiri proses pembelajaran,

baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun pendidik.

e. Peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar secara

langsung dari proses pembelajaran, khususnya pada teknik

kunjungan lapangan.

29

f. Proses dan hasil pembelajaran dapat dievaluasi sendiri oleh

peserta didik.

g. Pendidik lebih mudah mengenali karakteristik peserta didik,

karena prinsip pembelajaran partisipatif berpusat pada peserta

didik.

2. Kelemahan-kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif.

Model Pembelajaran Partisipatif disamping memiliki

kelebihan-kelebihan juga tidak lepas dari kelemahan-kelemahan

yang bersifat mendasar dibandingkan dengan Model pembelajaran

yang lain, diantaranya adalah:

a. Peserta didik sulit dikontrol mobilitasnya, karena kondisi kelas

yang menjadikan peserta didik terlalu proaktif.

b. Pendidik harus lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran,

oleh karena fokus pembelajaran berpusat pada peserta didik

tidak pada pendidik.

c. Membutuhkan alat bantu belajar yang cukup banyak, karena

peserta didik dituntut untuk aktif dan proaktif agar proses

pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ditentukan.

d. Penggunaan model pembelajaran partisipatif tidak bisa lepas dari

implementasi psikologi belajar dan teori pembelajaran.46

Dengan

demikian pendidik harus memiliki pengetahuan yang lebih luas

tentang psikologi belajar dan teori-teori pembelajaran.

e. Kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam

pencapaian tujuan sulit dicapai secara keseluruhan karena

karakteristik emosional dan mental peserta didik yang berbeda-

beda.

f. Pendidik ditempatkan pada posisi yang tidak serba mengetahui

terhadap semua bahan belajar, oleh karena Pendidik hanya

memainkan peranan membantu peserta didik dalam melakukan

46

Edi Hendri Mulyana, Op cit, hlm. 6.

30

kegiatan belajar, sehingga terkesan pendidik kurang menguasai

materi pembelajaran.

g. Transparansi dalam proses pembelajaran mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi menjadi tuntutan bagi

pendidik untuk lebih bertanggungjawab besar atas berhasilnya

seluruh proses pembelajaran.

3. Cara mengatasi Kelemahan Model Pembelajaran Partisipatif.

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelemahan-

kelemahan tidak terkecuali model partisipatifpun tetap memiliki

kelemahan-kelemahan, oleh karena itu sebagai pendidik harus

mampu mencari solusi yang tepat untuk memecahkannya.

Bercermin dari kelemahan-kelemahan model partisipatif yang

diuraikan diatas, maka cara mengatasinya adalah :

a. Penataan kelas yang responsif agar iklim kelas menjadi lebih baik

sesuai dengan kebutuhan belajar.

b. Pendidik harus fokus kepada karakter psikologis dan mental

individu peserta didik, lebih-lebih menekankan pada

pembelajaran individual secara sistematis.

c. Pemenuhan dan kelengkapan alat bantu belajar yang cukup, agar

proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang ditentukan.

d. Pendidik harus memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai

psikologi belajar dan teori-teori pembelajaran.

e. Memotivasi semua peserta didik agar bersedia memberi

kontribusi dalam pencapaian tujuan.

f. Meningkatkan penguasaan materi pembelajaran bagi pendidik

melalui pelatihan-pelatihan.

g. Menumbuhkan mentalitas pendidik untuk lebih bertanggung

jawab terhadap hasil belajar melalui bimbingan mental.

D. Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif dalam pembelajaran Fiqih.

Sebelum menguraikan kajian Peningkatan Prestasi Belajar Dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Partisipatif Pada Mata Pelajaran Fiqih,

31

Satu hal yang sangat penting dalam upaya menerapkan pembelajaran di

dalam kelas adalah Pembelajaran harus dilandasi strategi yang berprinsip

pada :

1. Berpusat pada peserta didik.

2. Mengembangkan kreativitas peserta didik.

3. Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna.

4. Prinsip pembelajaran aktif, Inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.

5. Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan

makna.

6. Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat.

7. Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan.

8. Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya.

9. Menggunakan pembelajaran tuntas di sekolah. 47

Penerapan Model Pembelajaran Partisipatif dalam mata pelajaran

Fiqih antara satuan pedidikan dengan satuan pendidikan lain, memiliki

karakteristik yang berbeda. Hal ini karena kondisi lingkungan, Madrasah

dan siswa. Akan tetapi pada umumnya dapat dijelaskan melalui sistematika

sebagai berikut :

1. Peran guru dan siswa.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik dalam jalur formal. Guru dalam

menjalankan fungsinya diantaranya berkewajiban untuk menciptakan

suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis,

dialogis, dan memberikan motivasi kepada siswa dalam membangun

gagasan, prakarsa, dan tanggung jawab siswa untuk belajar.

Sebagai seorang Guru atau Pendidik harus menguasai empat

kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian dan

kompetensi sosial. Karena dengan keempat kompetensi tersebut guru

akan mampu menjalankan perannya sebagai tenaga Pendidik. Guru

47

A. Tarmizi Ramadhan, Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan,

http://tarmizi. wordpress.com/ 2008/11/11/ pembelajaran – aktif – inovatif – kreatif - efektif –

dan - menyenangkan , hlm. 2-3. tanggal 13 Maret 2010.

32

harus mampu memplaning dan mentarget tujuan pembelajaran, agar

proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan prosedurnya.

Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan

memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat

mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus

kreatif, profesional dan menyenangkan, dengan memposisikan diri

sebagai :

1. Orang tua, yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.

2. Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para

peserta didik.

3. Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan

melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.

4. Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk

dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan

memberikan saran pemecahannya.

5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.

6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan

orang lain secara wajar.

7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta

didik, orang lain, dan lingkungannya.

8. Mengembangkan kreativitas.

9. Menjadi pembantu ketika diperlukan. 48

Peran pendidik dalam pembelajaran partisipatif lebih banyak

berperan sebagai pembimbing dan pendorong bagi peserta didik untuk

melakukan kegiatan pembelajaran sehingga mempengaruhi terhadap

intensitas peranan pendidik dalam pembelajaran. Menurut Knowles dan

Cronne, peranan sumber belajar mencakup:

1) menciptakan dan mengembangkan situasi kegiatan belajar

partisipatif,

2) menekankan peranan warga belajar yang melaksanakan kegiatan

belajar,

3) sumber belajar dituntut agar mampu menyusun dan

mengembangkan strategi pembelajaran partisipatif. 49

48

Yatun Romdonah Awaliah, Peran Guru Dalam Pembelajaran,

http://yatun.wordpress.com /2008/06/06/peran-guru-dalam-pembelajaran, hlm. 2. tanggal 13

Maret 2010.

33

Pada awal pembelajaran, intensitas peran pendidik sangat tinggi

yaitu untuk menyajikan berbagai informasi bahan belajar, memberikan

motivasi serta memberikan bimbingan kepada peserta dalam melakukan

pembelajaran, tetapi makin lama makin menurun intensitas perannya

digantikan oleh peran yang sangat tinggi dari peserta didik untuk

berpartisipasi dalam pembelajaran secara maksimal.

Langkah-langkah yang harus ditempuh pendidik dalam

membantu peserta didik untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran

adalah:

1. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.

2. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan

membelajarkan

3. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan

kebutuhan belajarnya.

4. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.

5. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.

6. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

7. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses

dan hasil belajar

Sedangkan peran peserta didik yang biasa terjadi selama proses

pembelajaran belangsung, adalah sebagai berikut :

a) Peserta didik tenang dan konsentrasi dalam mengikuti proses belajar

mengajar.

b) Peserta didik aktif, kreatif dan tanggap terhadap permasalahan yang

muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung.

c) Peserta didik ikut terlibat dalam menentukan tujuan dan evaluasi

belajar. Peserta didik tahu apa yang akan dipelajari dan apa tujuan

pembelajaran.

2. kurikulum.

49

Nur Afifudin, Op cit, hlm. 3.

34

Standar Kelulusan dan Standar Isi mata pelajaran Fiqih

berdasarkan permenag nomor 2 tahun 2008 tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan

bahasa Arab di Madrasah :

a. Standar Kompetensi Lulusan

Mengenal dan melaksanakan hukum Islam yang berkaitan dengan

rukun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan

taharah, salat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah hají,

serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan

cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam..

b. Tabel Struktur Kurikulum

K o m p o n e n

Kelas dan Alokasi Waktu

I II III IV, V, dan VI

A. Mata Pelajaran

T

E

M

A

T

I

K

T

E

M

A

T

I

K

T

E

M

A

T

I

K

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al Qur’an Hadits 2

b. Aqidah Akhlaq 2

c. Fiqh 2

d. SKI 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2

3. Bahasa Indonesia 4

4 Bahasa Arab 2

5. Matematika 4

6. Ilmu Pengetahuan Alam 4

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3

8. Seni Budaya dan Keterampilan 2

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2

B. Muatan Lokal )*

1. Bahasa Jawa 2

2. Baca Tulis Al Qur’an 2

3. Bahasa Inggris 2

C. Pengembangan Diri )** 2

J u m l a h 33 33 35 39

Tabel 1. Struktur Kurikulum MI

Keterangan:

1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui

pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s.d. VI

dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

2. *) Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang

disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, yang

ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).

3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan

tujuan memberikan kesempatan peserta didik untuk

35

mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan

kondisi satuan pendidikan (madrasah).

c. Tujuan

Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan

untuk membekali peserta didik agar dapat:

1. Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam

baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk

dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.

2. Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam

dengan benar dan baik, sebagai perwujudan dari ketaatan dalam

menjalankan ajaran agama Islam baik dalam hubungan manusia

dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri, sesama

manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan

lingkungannya.

d. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi:

1) Fikih ibadah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman

tentang cara pelaksanaan rukun Islam yang benar dan baik,

seperti: tata cara taharah, salat, puasa, zakat, dan ibadah haji.

2) Fikih muamalah, yang menyangkut: pengenalan dan pemahaman

mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal

dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli

dan pinjam meminjam

e. Standar Kompetensi (SK) Dan Kompetensi Dasar (KD)

Kelas V, Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Mengenal ketentuan

makanan dan minuman

yang halal dan haram.

1.1 Menjelaskan ketentuan makanan

dan minuman yang halal dan

haram

1.2 Menjelaskan binatang yang halal

dan haram dagingnya

1.3 Menjelaskan manfaat makanan

dan minuman halal

1.4 Menjelaskan akibat makanan dan

minuman haram

Kelas V, Semester 2

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

2. Mengenal ketentuan

kurban

2.1 Menjelaskan ketentuan kurban

Mendemonstrasikan tata cara

kurban

36

3. Mengenal tata cara ibadah

haji

3.1 Menjelaskan tata cara haji

3.2 Mendemonstrasikan tata cara haji

Tabel 2. Tabel SK dan KD Mapel Fiqih kelas V Madrasah Ibtidaiyah 50

3. Perencanaan pembelajaran.

Pembelajaran partisipatif sebagai kegiatan belajar lebih

memperhatikan kegiatan-kegiatan individual dan mengutamakan

kemampuan pendidik, menekankan pentingnya pengalaman dan

pemecahan masalah, dan memfokuskan pada manfaat belajar bagi

peserta didik. Bagaimana menyusun rancangan dan strategi

pembelajaran partisipatif?. Berikut ini adalah langkah-langkah penting

yang harus dilakukan dalam menyusun rancangan dan strategi

pembelajaran partisipatif :

1. Melakukan asesmen kebutuhan belajar;

2. Memilih pokok bahasan;

3. Mengenali karakteristik peserta didik;

4. Mengidentifikasi materi

5. Merumuskan tujuan belajar;

6. Merancang kegiatan pembelajaran

7. Memilih alat bantu;

8. Menentukan fasilitas dan sumber lain;

9. Mempersiapkan evaluasi proses dan hasil;

10. Melaksanakan test. 51

Proses menyusun rancangan dan strategi pembelajaran

partisipatif harus dilakukan secara bersama antara pendidik dan

peserta didik terutama dalam hal-hal yang menyangkut:

(1) Menciptakan iklim belajar bersama,

(2) Menyusun kelompok belajar,

(3) Mendiagnosis kebutuhan belajar,

(4) Menyusun tujuan belajar,

(5) Merancang pengalaman belajar,

(6) Melakukan kegiatan pembelajaran, dan

(7) Menilai proses dan hasil kegiatan pembelajaran. 52

50

Depag RI, Permenag Nomor 2 tahun 2008, Op Cit. 51

Yoyon Suryono, Pembelajaran Partisipatif,

http://blog.uny.ac.id/yoyonsuryono/makalah/, hlm. 1. tanggal 9 Juli 2010. 52

Ibid.

37

Dari pendapat tokoh diatas penulis dapat menyimpulkan

bagaimana prosedur perencanaan pembelajaran partisipatif yang

diuraikan dalam beberapa langkah sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

2. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses

belajar mengajar.

3. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

4. Memilih bahan pelajaran yang sesuai.

5. Menentukan skenario pembelajaran dengan model Pembelajaran

Partisipatif (Participative Teaching and Learning).

6. Menentukan indikator Pembelajaran yang meliputi : adanya

keterlibatan emosional dan mental peserta didik, adanya kesediaan

peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian

tujuan, dan dalam kegiatan belajar terdapat hal yang

menguntungkan peserta didik.

7. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan.

8. Menyusun lembar kerja siswa.

9. Mengembangkan format evaluasi.

10. Mengembangkan format observasi pembelajaran.

4. Pelaksanaan Pembelajaran.

Pelaksanaan model pembelajaran partisipatif sama halnya

dengan perencanaannya yaitu melalui tahapan-tahapan, selain itu proses

pembelajaran partisipatif dibentuk oleh unsur-unsur atau faktor

pembentuk proses pembelajaran. “Unsur pembentuk proses

pembelajaran tersebut adalah: tujuan, materi, metode, warga belajar,

fasilitator, iklim dan evaluasi”.53

Kegiatan proses pembelajaran partisipatif mencakup enam

tahapan kegiatan yang berorientasi. Keenam langkah kegiatan tersebut

adalah:

a. Pembinaan keakraban,

53

Nur Afifudin, Op Cit, hlm. 4.

38

b. Identifikasi keutuhan,

c. Sumber dan kemungkinan hambatan,

d. Perumusan tujuan belajar,

e. Penyusunan program kegiatan belajar,

f. Pelaksanaan kegiatan belajar dan penilaian terhadap proses,

hasil, dan dampak kegiatan pembelajarn yang dilaksanakan. 54

Sebagai seorang pendidik harus kreatif dan inovatif dalam

mengaplikasikan model pembelajaran partisipatif. Pembelajaran

partisipatif menghargai pengetahuan dan pengalaman para pendidik

untuk terampil dalam menggunakan semua metode yang berbeda. Suatu

situasi pembelajaran yang berhubungan dengan pengalaman seharusnya

selalu diikuti oleh suatu sesi tanya jawab. Sesi tanya jawab membantu

melakukan kontekstualisasi pengalaman individu dan kelompok ke

dalam suatu kerangka kerja yang lebih luas. Kerangka kerja tanya

jawab mengikuti siklus pembelajaran sebagai berikut:

a. Publikasi Data (Berbagi pengalaman dan pengamatan).

b. Pemrosesan Data ( Membahas pola dan dinamika)

c. Penyamarataan dan Penerapan Data ( Mengemukakan prinsip-

prinsip).

d. Penutup ( pengalaman ). 55

Dari pendapat tokoh diatas penulis dapat menyimpulkan

bagaimana prosedur yang harus dilakukan oleh pendidik dalam

mengimplementasikan model pembelajaran partisipatif, yang diuraikan

dalam beberapa langkah sebagai berikut :

1. Menciptakan suasana yang mendorong peserta didik siap belajar.

2. Membantu peserta didik menyusun kelompok, agar siap belajar dan

membelajarkan.

3. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan

kebutuhan belajarnya.

4. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar.

54

Ibid. 55

Ibid.

39

5. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.

6. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

7. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses

dan hasil belajar.

5. Evaluasi Pembelajaran.

Evaluasi dilaksanakan setelah selesai kegiatan pembelajaran, dari

evaluasi ini dapat diketahui hasil belajar siswa “apakah sudah tuntas

apa belum” jika belum, maka dilaksanakan evaluasi untuk tahap

selanjutnya (remidi). Setiap pendidik harus melaksanakan program

evaluasi atas pelaksanaan proses belajar mengajarnya, hal ini

merupakan tugas pokok dan tanggungjawab seorang pendidik menurut

undang-undang dan peraturan yang berlaku. Salah satu teknik evaluasi

yang berkembang adalah teknik evaluasi diri atau Self Evaluation.

Teknik ini secara khusus dipakai untuk mengevaluasi proses dan

hasil pembelajaran. Penggunaan teknik ini menuntut partisipasi yang

sungguh-sungguh dari peserta didik. Evaluasi diri dilakukan dengan

menjawab pernyataan-pernyataan yang sudah disediakan pada

lembaran khusus. Evaluasi ini dapat dilakukan untuk menghimpun

pendapat peserta didik antara lain terhadap proses kegiatan

pembelajaran, bahan pelajaran, penampilan pendidik, dan pengaruh

kegiatan belajar yang dirasakan oleh peserta didik. Evaluasi ini juga

dapat digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang

perubahan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai yang

dirasakan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan

dengan sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran.

Kegiatan evaluasi diri dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pelatih menyusun lembaran tertulis yang berisi daftar

pernyataan pendapat peserta.

b. Pelatih menyediakan lembaran tersebut sesuai dengan jumlah

peserta.

c. Pelatih menyebarkan lembaran itu pada waktu yang bersamaan

kepada para peserta didik untuk selanjutnya diisi oleh para

peserta didik.

40

d. Setelah jawaban-jawaban itu dihimpun dan diolah, pelatih

bersama peserta didik mendiskusikan hasil evaluasi. Hasil diskusi

dijadikan bahan untuk perbaikan atau pengembangan program

kegiatan pembelajaran.

e. Selesai melaksanakan langkah-langkah di atas, pelatih bersama

peserta didik melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil

penggunaan teknik ini. 56

Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bagaimana

prosedur evaluasi yang harus dilakukan oleh pendidik pada saat

berakhirnya proses pembelajaran, yang diuraikan dalam beberapa

langkah sebagai berikut :

1. Melakukan observasi.

2. Menilai hasil tindakan.

3. Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi

evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.

4. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang

skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.

56

Tliindonesia, Op Cit, hlm.6.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Rencana Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan

kelas (Class Action Research), yaitu suatu pencermatan terhadap

kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi di dalam sebuah kelas. 57

Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini antara

lain: catatan guru, catatan peserta didik, rekaman kegiatan, wawancara,

angket dan berbagai dokumen yang terkait dengan peserta didik.

Prosedur penelitian terdiri dari 4 tahap, yakni perencanaan,

melakukan tindakan, observasi,dan refleksi. Prosedur ini dilaksanakan

dalam tahap siklus dan akan berulang kembali pada siklus-siklus

berikutnya, seperti pada gambar berikut:

Gambar Spiral Tindakan kelas. 58

57

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yama Widya, 2008), Cet. 4, hlm. 13. 58

Ibid, hlm. 31.

40

Aspek yang diamati dalam setiap siklusnya adalah kegiatan atau

aktifitas peserta didik saat mata pelajaran Fiqih pada kompetensi dasar

menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya, dengan

menerapkan model Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching

and Learning) untuk melihat perubahan tingkah laku peserta didik,

untuk mengetahui tingkat kemajuan belajarnya yang akan berpengaruh

terhadap hasil belajar dengan alat pengumpul data yang sudah

disebutkan diatas.

Data yang diambil adalah data kuantitatif dari hasil tes, presensi,

nilai tugas serta data kualitatif yang menggambarkan keaktifan peserta

didik, antusias peserta didik, partisipasi dan kerjasama dalam diskusi,

kemampuan atau keberanian peserta didik dalam melaporkan hasil.

Instrumen yang dipakai berbentuk : soal tes, observasi, catatan

lapangan. Data yang terkumpul dianalisis untuk mengukur indikator

keberhasilan yang sudah dirumuskan.

2. Tempat

Penelitian ini dilakukan di MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten

Kendal pada “kelas VB dengan jumlah peserta didik 30 anak, yang

terdiri dari 19 anak laki-laki dan 11 anak perempuan”.59

Penelitian

dilaksanakan pada saat mata pelajaran Fiqih berlangsung pada standar

kompetensi “Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal

dan haram kelas V semester I, dengan kompetensi dasar menjelaskan

binatang yang halal dan haram dagingnya”. 60

3. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan selama 6x35 menit atau 3x pertemuan

dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fiqih dan

dilaksanakan pada :

a. Pra Siklus dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 30 Juli 2010 jam

3-4

59

Dokumen Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011 60

Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011.

41

b. Siklus I dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 6 Agustus 2010 jam

3-4

c. Siklus II dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 13 Agustus 2010

jam 3-4

4. Prosedur Penelitian

a. Pra Siklus

Tahapan ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi peserta

didik sebelum diadakanya penelitian, baik yang berhubungan

dengan kondisi kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Sehingga

peneliti dapat menentukan metode yang terbaik untuk digunakan

dalam penelitiannya. Tahapan-tahapan tersebut meliputi :

1) Observasi Awal

a) Melakukan observasi dan wawancara, masalah yang dihadapi

guru pada mata pelajaran dan standar kompetensi yang akan

diteliti.

b) Melakukan evaluasi pembelajaran sesuai dengan mata

pelajaran dan standar kompetensi yang akan diteliti, agar

dapat mengetahui sejauh mana kemampuan belajar peserta

didik.

2) Refleksi Awal

a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi

evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam

tindakan.

b) Melakukan koordinasi dengan guru-guru lain untuk

membahas hasil evaluasi belajar peserta didik.

c) Merencanakan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi,

untuk digunakan pada siklus berikutnya.

b. Siklus I

Berdasarkan refleksi pada Pra Siklus, Agar penelitian berjalan

dengan baik, ada beberapa komponen penting yang disiapkan oleh

42

peneliti dan guru meliputi: Menyiapkan materi, silabus, rencana

pembelajaran, alat peraga, lembar observasi, tes untuk mengukur

prestasi belajar peserta didik, kemudian dilakukan tahapan-tahapan

sebagai berikut:

1) Perencanaan

a) Identifikasi masalah yang muncul pada Pra siklus dan belum

teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

b) Menentukan indikator pencapaian belajar.

c) Pengembangan program tindakan I

2) Tindakan

a) Peneliti/guru menciptakan suasana yang mendorong peserta

didik siap belajar.

b) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun kelompok,

agar siap belajar dan membelajarkan.

c) Peneliti/guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis

dan menemukan kebutuhan belajarnya.

d) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun tujuan

belajar.

e) Peneliti/guru membantu peserta didik merancang pola-pola

pengalaman belajar.

f) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan kegiatan

belajar.

g) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan evaluasi

diri terhadap proses dan hasil belajar.

3) Pengamatan

a) Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang

sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan untuk

mengumpulkan data.

b) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar

kerja siswa.

4) Refleksi

43

a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi

evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam

tindakan.

b) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang

skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.

c) Evalusi tindakan siklus I.

Pada siklus I ini, peserta didik diharapkan untuk lebih

meningkatkan kreatifitasnya agar efektivitas kerja kelompok

semakin tinggi sehingga hasil belajar lebih tinggi dari tahap Pra

siklus. Nilai belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata-rata

hasil evaluasi pada siklus I lebih besar dari Pra siklus. Indikator

keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan mengalami

kemajuan minimal 35 % dari Pra siklus.

c. Siklus II

Berdasarkan refleksi pada Siklus I, Agar penelitian berjalan

dengan baik, ada beberapa komponen penting yang disiapkan oleh

peneliti meliputi: Menyiapkan materi, silabus, rencana

pembelajaran, alat peraga, lembar observasi, tes untuk mengukur

prestasi belajar siswa. Pada dasarnya kegiatan penelitian pada siklus

II memiliki tahapan-tahapan yang sama dengan siklus I hal ini

disebabkan oleh karena tahapan pada siklus II merupakan proses

penekanan kembali dengan format yang sama untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar peserta didik. Tahapan tersebut

meliputi :

1) Perencanaan

a) Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum

teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

b) Menentukan indikator pencapaian belajar.

c) Pengembangan program tindakan II sebagai program tidak

lanjut.

2) Tindakan

44

a) Peneliti/guru menciptakan suasana yang mendorong peserta

didik siap belajar.

b) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun kelompok,

agar siap belajar dan membelajarkan.

c) Peneliti/guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis

dan menemukan kebutuhan belajarnya.

d) Peneliti/guru membantu peserta didik menyusun tujuan

belajar.

e) Peneliti/guru membantu peserta didik merancang pola-pola

pengalaman belajar.

f) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan kegiatan

belajar.

g) Peneliti/guru membantu peserta didik melakukan evaluasi

diri terhadap proses dan hasil belajar.

3) Pengamatan

5. Melakukan observasi dengan memakai format observasi yang

sudah disiapkan yaitu dengan alat perekam, catatan untuk

mengumpulkan data.

6. Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format lembar

kerja siswa.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi

evaluasai mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam

tindakan.

b) Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evalusi tentang

skenario pembelajaran dan lembar kerja siswa.

c) Evalusi tindakan siklus II.

Pada siklus II ini, peserta didik diharapkan untuk lebih

meningkatkan kreatifitasnya agar efektivitas kerja kelompok

semakin tinggi sehingga hasil belajar lebih tinggi daripada siklus

45

I. Nilai belajar dikatakan meningkat apabila nilai rata-rata hasil

evaluasi pada siklus II lebih besar dari siklus I. Indikator

keberhasilan yang dicapai pada siklus ini diharapkan

mengalami kemajuan minimal 30 % dari siklus I.

B. Pendekatan Penelitian.

Berdasarkan perencanaan penelitian yang bertujuan untuk mengukur

perkembangan atau pertumbuhan prestasi nilai rata-rata peserta didik

dalam mengerjakan tugas mulai dari tahap Pra siklus sampai pada tahap

siklus yang ke II dalam beberapa waktu pertemuan terhadap satu

kelompok, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

Longitudinal model yaitu “mempelajari berbagi tingkat pertumbuhan

dengan cara “mengikuti” perkembangan bagi individu-individu yang

sama”. 61

C. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah :

1. Metode Tes

“Instrumen yang berupa tes dapat digunakan untuk mengukur

kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi”.62

Metode ini

digunakan untuk memperoleh data hasil prestasi peserta didik yang

bersumber dari serentetan pertanyaan-pertanyaan atau latihan soal.

2. Metode Observasi

“Yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek

dengan menggunakan alat indra”. 63

Metode ini digunakan untuk mengamati kegiatan peserta didik

selama mengikuti pembelajaran.

3. Metode Dokumentasi.

“Berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.

Dalam metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis”.64

61

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),Edisi Revisi,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 83. 62

Ibid, hlm. 223 63

Ibid, hlm. 156.

46

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar sasaran

penelitian yaitu daftar nama dan daftar nilai peserta didik kelas VB

MIN Kalibuntu Wetan. Peneliti juga mengumpulkan berbagai bahan

kajian lain yang dapat digunakan sebagai dasar pelaksanaan penelitian.

D. Teknik Analisis Data

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu peningkatan prestasi

belajar peserta didik pada mata pelajaran Fiqih, maka analisis yang

digunakan secara umum terdiri dari analisis untuk menghitung tingkat

prestasi hasil belajar peserta didik.

Untuk mengetahui kemampuan kognitif peserta didik dalam

menyelesakan soal-soal, maka digunakan cara menghitung rata-rata nilai

belajar secara klasikal. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

tertulis berisi 20 item pertanyaan, terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5

soal essay. Tiap jawaban pilihan ganda, jawaban benar skor 2 dan jawaban

salah skor 0. sedangkan kriteria penilaian soal essay, jawaban sempurna

dengan skor 4, benar tidak lengkap skor 3, mendekati benar skor 2,

jawaban salah tapi diisi skor 1 dan jawaban kosong skor 0.

1. Menghitung nilai rata-rata.

Untuk menghitung nilai rata-rata digunakan rumus:

Mx

=N

X

65

Keterangan:

Mx

= Mean yang kita cari

X = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada

N = Banyaknya skor-skor itu sendiri

2. Menghitung ketuntasan belajar

a. Ketuntasan belajar individu

64

Ibid, hlm.158. 65

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 1991), hlm.

183.

47

Hasil belajar individu peserta didik ditentukan ketuntasan

belajarnya dengan perhitungan :

Ketuntasan belajar individu = ruhnilaijumlahselu

olehsiswaiyangdiperjumlahnilax 100%

b. Ketuntasan belajar klasikal

Ketuntasan belajar peserta didik secara klasikal dapat dihitung

dengan rumus :

Ketuntasan belajar klasikal = ajumlahsisw

divduabelajarinjumlahsiswx 100%

Analisis lanjut keberhasilan dapat dilihat dari prosentase jumlah

peserta didik, sekurang-kurangnya 75 % dari keseluruhan peserta

didik yang ada dikelas tersebut memperoleh nilai 75.

c. Indikator keberhasilan

Meningkatnya prestasi hasil belajar mata pelajaran Fiqih

peserta didik kelas VB MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal,

yang ditandai rata-rata nilai hasil tes > 75.

BAB IV

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PARTISIPATIF PADA MATA

PELAJARAN FIQIH PESERTA DIDIK KELAS V MIN KALIBUNTU WETAN

KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

K. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten

Kendal

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan berada di Jln.

Pahlawan I Km. 1 Kendal, adalah satu lembaga Pendidikan di bawah

naungan Kementerian Agama.66

Bertolak dari kondisi internal madrasah,

semua komponen Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan terus

berusaha untuk memenuhi kelengkapan sarana pendukungnya dalam

bentuk peningkatan kualitas baik fisik maupun non fisik yang sebetulnya

sudah sejak lama, tetapi dalam prosesnya sangat lambat. Dengan

mengharap peran serta berbagai pihak demi terciptanya cita-cita luhur

lembaga pendidikan tersebut.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan menunjukkan adanya

peningkatan, dengan adanya perkembangan jumlah siswa akhir ini, secara

kuantitas menunjukkan data riil meningkat dibanding tahun-tahun

sebelumnya.

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan berdiri tahun 1962

dan dinegerikan pada tahun 1991, dengan usia yang sudah cukup lama

sehingga semakin mantap dalam melayani dunia pendidikan terhadap

masyarakat. Selain itu terlihat jelas bahwa animo masyarakat semakin

meningkat terhadap pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu

Wetan,

Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor pendukung

diantaranya:

66

Wawancara dengan Kepala MIN Kalibuntu Wetan Kendal ( Fathudin, S.Ag. M.Pd.)

tanggal 13 Agustus 2010.

48

a. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan sangat

strategis, terletak di jalan raya kota Kendal.

b. Tingkat pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu

Wetan rata-rata Sarjana.

c. Mayoritas tenaga pengajar sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil.

d. Sarana dan prasana pendidikan yang memadai.

e. Manajemen pengelolaan yang efisien dan akuntabel. 67

Berikut adalah profil dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu

Wetan Kabupaten Kendal :

a. Identitas Madrasah

Nama Madrasah : MIN Kalibuntu Wetan Kendal

No. Statistik Madrasah : 151032415001

Alamat : Jln. Pahlawan I Km. 1 Kendal 51312

Telepon : ( 0294 ) 381106

Tahun berdiri : 1962

Tahun penegerian : 1991

Kelompok Madrasah : Inti

Akreditasi : A

Nomor Sk : 158/BAP-SM/XI/2009

SK ditandatangani : Kabid Mapenda Islam Kanwil Depag

Provinsi

Jawa Tengah

KBM : Pagi

Bangunan Madrasah : Milik Sendiri

Nama Kepala Madrasah : Fathudin, S.Ag. M.Pd.

Tmt ( sejak ) 25 Juni 2004 68

b. Keadaan Siswa dan Guru

1) Jumlah siswa dalam 3 tahun : 69

67

Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah ( Ali Purnomo, S.Pd.), tanggal 13

Agustus 2010. 68

Profil MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal 69

Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011.

49

Kelas Tahun

2008/2009

Tahun

2009/2010

Tahun

2010/2011

I 80 88 100

II 65 79 81

III 65 65 65

IV 46 62 64

V 49 46 63

VI 42 49 45

Jumlah 347 389 418

Tabel 4. Tabel Jumlah siswa MIN Kalibuntu Wetan

2) Data Guru dan Karyawan: 70

No. Status Guru

dan

karyawan

Tingkat Pendidikan

SLTA D-I D-II D-III S1 S2 S3

1. Guru PNS 1 - 2 - 10 1 -

2. Guru Non

PNS - - 2 - 5 - -

3. Guru Tetap - - - - - - -

4 TU 1 - - - - - -

5 Pustakawan 1 - - - - - -

6 Penjaga - - - - - 1 -

Tabel 5. Tabel Data guru dan karyawan MIN Kalibuntu Wetan

B. Penggunaan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta

didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal tahun pelajaran

2010/2011.

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten

Kendal pada “kelas VB dengan jumlah peserta didik 30 anak, yang

terdiri dari 19 anak laki-laki dan 11 anak perempuan”.71

Penelitian

70

Data Guru dan Karyawan MIN Kalibuntu wetan Kendal tahun 2010/2011. 71

Dokumen Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun 2010/2011

50

dilaksanakan pada saat mata pelajaran Fiqih berlangsung pada standar

kompetensi “Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal

dan haram kelas V semester I, dengan kompetensi dasar menjelaskan

binatang yang halal dan haram dagingnya”. 72

2. Waktu

Penelitian direncanakan selama 6x35 menit atau 3 kali pertemuan

dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran Fiqih dan

dilaksanakan pada:

d. Pra Siklus dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 30 Juli 2010 jam

3-4

e. Siklus I dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 6 Agustus 2010 jam

3-4

f. Siklus II dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 13 Agustus 2010

jam 3-4.

3. Prosedur Penggunaan model pembelajaran partisipatif pada mata

pelajaran Fiqih.

Penggunaan model pembelajaran partisipatif dalam penelitian ini

dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu satu tahap pra siklus dan dua

tahap siklus agar dapat diukur dan dilihat hasil dari masing-masing

siklus. Sehingga dapat diketahui apakah ada perubahan dan

peningkatan prestasi.

Pada dasarnya setiap masing-masing siklus mempunyai materi

yang sama, hanya terdapat sedikit perbedaan pada materi evaluasinya.

Pada tahap pra siklus hanya dilakukan pengamatan dan evaluasi

langsung belum mengaplikasikan model pembelajaran partisipatif.

Adapun pelaksanaannya sebagai berikut :

a. Pra Siklus

1) Observasi Awal

c) Mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar selama satu jam

pelajaran (35 menit) yang dipandu oleh guru kelas meliputi :

72

Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011.

51

suasana belajar, kondisi psikologi peserta didik, perangkat

pembelajaran, keaktifan siswa dan model yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran. Selanjutnya menanyakan kepada guru

kelas mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar setiap hari. Jawaban-

jawaban yang didapat dari guru kelas dijadikan sebagai bahan

kajian untuk melaksanakan kegiatan berikutnya.

d) Bekerja sama dengan guru kelas melakukan evaluasi

pembelajaran dengan bentuk tes tertulis selama 35 menit.

2) Refleksi Awal

d) Menilai hasil pekerjaan peserta didik dengan menggunakan

format penilaian. Kemudian mengevaluasi tindakan-tindakan

yang telah dilakukan meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu.

Dari evaluasi tersebut didapatkan hasil bahwa keaktifan peserta

didik dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, ketepatan

waktu dalam mengerjakan soal dan rata-rata ketuntasan belajar

berdasarkan “Kreteria Ketuntasan Minimal 72”73

mencapai 33

%. Berikut hasil prestasi belajar peserta didik pada tahap pra

siklus :

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN

(PRA SIKLUS)

NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM

TUNTAS

1 ANITA RAHAYU P 79 1

2 FRISCA NUR KAMALIA P 78 1

3 HAYYU WAHDANI P 68 1

4 KARIN LARASATI P 63 1 5 LINTANG DIAN KUSUMA P 63 1

6 M. AHDI HILAL WILDANI L 75 1

7 M. ALIQ HAKIM L 77 1

8 M. BALYA ISA L 70 1

9 M. FARIJ AINAR RASID L 79 1

10 M. FARIJ AJIL NASR L 70 1

11 M. FATKHUR RIZA L 70 1

12 M. HIDAYAT ADJI F. L 75 1

13 M. IQBAL ASHRI L 70 1

73

Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011

52

14 M. KHOIRUL ANAM L 67 1

15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 60 1

16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 75 1

17 MIFTAKHUR ROHMAN L 70 1

18 M. RAFIF L 70 1

19 NAILATUL YUSRO L 72 1

20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 79 1

21 RATNA DEWI P 60 1

22 RIZKI DIAN PRATIWI P 75 1

23 ROSA FEBRIANA P 68 1

24 SAEFUDIN DAYANA L 70 1

25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 70 1

26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 68 1

27 SRI SUSANTI P 70 1

28 SURYA JAYA L 70 1

29 WILDAN HAKIM L 63 1

30 RIZKY ABDURRAHMAN L 70 1

JUMLAH NILAI 2.114 10 20

RATA-RATA NILAI 70

KETUNTASAN BELAJAR (%) 33 67

Tabel 6. Tabel Nilai hasil belajar tahap pra siklus

e) Melakukan koordinasi dengan guru-guru lain khususnya guru mata

pelajaran fiqih dengan berdiskusi mencari solusi untuk meningkatkan

hasil belajar siswa. Dari diskusi tersebut ditemukan solusi bahwa

perlu digunakannya model pembelajaran partisipatif, agar dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dikarenakan selama ini

guru-guru terbiasa melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

metode klasikal.

f) Merencanakan setting tindakan untuk digunakan pada siklus I

meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan

refleksi.

b. Siklus I

1) Perencanaan

Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru/peneliti

membuat rencana persiapan pembelajaran meliputi seluruh aspek dan

komponen pembelajaran, seperti standar kompetensi dan kompetensi

dasar. Guru/peneliti membuat rencana dan mentarget tujuan

pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan

prosedurnya sehingga tujuan pendidikan secara umum dapat dicapai.

53

Perencanaan merupakan langkah awal suatu kegiatan guna

mencapai target yang tepat. Jadi, pada prinsipnya setiap kegiatan yang

direncanakan terlebih dahulu sudah barang tentu akan memperoleh hasil

yang maksimal. Dalam siklus ini tahap perencanaan dilaksanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

Setelah melakukan identifikasi masalah pada tahap pra siklus

ditemukan kendala-kendala sebagai berikut :

- Kurangnya keaktifan peserta didik.

- Peserta didik tidak mampu mengeksplorasikan materi

pembelajaran.

- Metode tidak sesuai dengan kondisi psikologis peserta didik.

Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut, Peneliti

menemukan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

mata pelajaran Fiqih dan peserta didik yaitu model pembelajaran

partisipatif.

b) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses

belajar mengajar.

Setelah menemukan solusi yang tepat, selanjutnya peneliti

merencanakan proses pembelajaran yang akan berlangsung meliputi :

Penetapan standar kompetensi dan kompetensi dasar, pemilihan bahan

pelajaran yang sesuai, penentuan skenario pembelajaran, penentuan

indikator pembelajaran, mempersiapkan sumber, bahan, dan alat

bantu yang dibutuhkan, penyusunan lembar kerja siswa, dan program

evaluasi.

c) Menentukan terlebih dahulu Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasarnya. 74

Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar

74

Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun 2010/2011.

54

Kelas V Semester 1

STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Mengenal

ketentuan

makanan dan

minuman

yang halal

dan haram.

1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan

minuman yang halal dan haram

1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan

haram dagingnya

1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan

minuman halal

1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman

haram

Tabel 7. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

d) Menentukan indikator hasil belajar atau tujuan yang hendak dicapai.75

Indikator hasil belajar dan tujuan pembelajaran

STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR HASIL

BELAJAR

1. Mengenal

ketentuan

makanan dan

minuman yang

halal dan

haram.

1.1 Menjelaskan ketentuan

makanan dan

minuman yang halal

dan haram

1.2 Menjelaskan

binatang yang halal

dan haram

dagingnya

1.3 Menjelaskan manfaat

makanan dan

minuman halal

1.4 Menjelaskan akibat

makanan dan

minuman haram

Menyebutkan

pengertian binatang

halal

Menyebutkan

pengertian binatang

haram

Menunjukkan ciri-

ciri binatang halal

Menunjukkan ciri-

ciri binatang haram

Mengidentifikasi

jenis binatang halal

dan haram

Tabel 8. Indikator hasil belajar

e) Menentukan materi yang akan disampaikan pada pembelajaran

tersebut.

Materi pelajaran Fiqih kelas V semeter I Standar Kompetensi (1.

Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram)

75

Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun 2010/2011

55

dan Kompetensi Dasar (1.2. Menjelaskan binatang yang halal dan

haram dagingnya). 76

f) Menentukan skenario pembelajaran yang akan berlangsung. Dengan

tahapan sebagai berikut :

Memberi tugas kepada beberapa siswa yang terlibat.

Guru/peneliti mengawasi jalanya pembelajaran.

Mengontrol aktifitas dan kesungguhan peserta didik.

g) Menentukan teknik, metode, strategi dan model pembelajaran.

Teknik, metode, model dan strategi pembelajaran yang

digunakan dalam siklus I adalah sebagai berikut :

- Teknik : Kelompok

- Metode : Ceramah, drill dan penugasan.

- Model : Pembelajaran partisipatif.

- Strategi : Belajar sambil bermain

h) Menentukan sumber dan bahan serta alat pembelajaran.

Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi :

Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat

audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah soal, cerita

bergambar, dan teks kalimat.

i) Menentukan program evaluasi dengan bentuk tes tertulis dan lisan

serta program perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik yang belum

mencapai nilai ketuntasan minimal. Adapun program pengayaan dapat

berupa:

- Memperluas dan memperdalam materi yang sudah diajarkan

- Menambah beberapa kegiatan yang menarik dan menyenangkan

- Memotivasi siswa, khususnya siswa yang memperoleh nilai

rendah.

Berikut adalah format program evaluasi dan pengayaan,:77

a. Program evaluasi

76

Dokumen Kurikulum KTSP MIN Kalibuntu Wetan Kendal 77

Dokumen Silabus dan RPP Kelas V mata pelajaran Fiqih.

56

No Nama Tugas Hasil Ket

1

2

b. Program Perbaikan

No Nama Tugas / Kegiatan Deskripsi kemampuan

1

2

Langkah-langkah tersebut diatas dituangkan dalam bentuk silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Tindakan

a) Kegiatan awal

Dalam tahap ini peneliti mengorientasikan siswa terhadap

tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar. Adapun

waktu yang dialokasikan untuk tahap ini adalah 10 menit dan metode

yang digunakan adalah ceramah. Tahap kegiatan awal ini meliputi :

a. Salam pembuka

Peneliti memasuki ruangan kelas dan mengucapkan salam

pembuka. Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan

mengatur posisi tempat duduk peserta didik membentuk lingkaran,

selanjutnya menyampaikan dan menjelaskan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

b. Apersepsi

Peneliti melakukan sedikit ceramah sebagai tindakan apersepsi

sebelum masuk ke inti pelajaran. Dengan memberi penguatan-

penguatan berupa motivasi.

c. Tanya jawab yang berhubungan dengan materi yang akan

diajarkan

57

Dari apersepsi sekitar 5 menit tersebut, peserta didik di beri

umpan balik untuk menjawab pertanyaan yang ringan-ringan

tentang materi yang disampaikan pada apersepsi.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti merupakan fokus proses berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar, alokasi waktu untuk tahap ini adalah 45

menit dengan menggunakan teknik kelompok, metode ceramah, dan

model pembelajaran partisipatif serta menggunakan pendekatan atau

strategi pembelajaran bermain sambil belajar. Secara rinci kegiatan

inti dilakukan sebagai berikut :

a. Menjelaskan contoh-contoh teladan tokoh pendidikan dan

bercerita tentang manfaat menuntut ilmu agar menciptakan

suasana kesungguhan belajar yang mendorong peserta didik siap

menerima pelajaran.

b. Membantu peserta didik menyusun kelompok dengan

menggunakan metode permainan angka yang dilakukan sendiri

oleh mereka, selanjutnya menyuruh peserta didik untuk memberi

nama kelompok-kelompok yang sudah terbentuk tersebut dengan

nama-nama sesuai kehendak yang mereka sukai.

c. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan

kebutuhan belajar yang sesuai dengan karakteristik materi

pelajaran. Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi

: Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu,

Perangkat audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah

soal, cerita bergambar, dan teks kalimat

d. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar, meskipun

dalam kegiatan awal sudah pernah disinggung , hal ini untuk

menguji kemampuan daya ingat peserta didik. Tujuan belajar

tersebut adalah :

Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang halal

Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang haram

58

Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang halal

Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang haram

Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis binatang halal dan

haram

e. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.

Pola-pola ini dirancang berdasarkan pemikiran peserta didik oleh

karena yang akan melaksanakan mereka sendiri. Dalam siklus ini

peserta didik masih mengalami kesulitan merancang pola-pola

tersebut. Sehingga peneliti banyak turun tangan dalam membantu.

f. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar.

Dengan hanya mengamati jalanya proses belajar mengajar, alur

pembelajaran sepenuhnya berada di tangan peserta didik. Mereka

dituntut untuk mandiri melaksanakn kegiatan belajar mengajar

dengan istilah lain mereka harus mampu belajar dan

membelajarkan diri. Dalam siklus ini peserta didik masih

mengalami kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran.

g. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses

dan hasil belajar. Dari evaluasi tersebut didapatkan hasil bahwa

keaktifan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar, ketepatan waktu dalam mengerjakan soal dan rata-rata

ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan 37 % dari

hasil pada tahap pra siklus, sehingga hasil ketuntasan belajar pada

tahap siklus I tercapai 70 %. Berikut daftar nilai hasil belajar

peserta didik pada tahap pra siklus I :

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN

(SIKLUS I)

NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM

TUNTAS

1 ANITA RAHAYU P 82 1

2 FRISCA NUR KAMALIA P 78 1

3 HAYYU WAHDANI P 71 1

4 KARIN LARASATI P 67 1

5 LINTANG DIAN KUSUMA P 66 1

6 M. AHDI HILAL WILDANI L 77 1

59

7 M. ALIQ HAKIM L 80 1

8 M. BALYA ISA L 73 1

9 M. FARIJ AINAR RASID L 81 1

10 M. FARIJ AJIL NASR L 76 1

11 M. FATKHUR RIZA L 73 1

12 M. HIDAYAT ADJI F. L 77 1

13 M. IQBAL ASHRI L 73 1

14 M. KHOIRUL ANAM L 70 1

15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 65 1

16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 76 1

17 MIFTAKHUR ROHMAN L 72 1

18 M. RAFIF L 72 1

19 NAILATUL YUSRO L 75 1

20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 80 1

21 RATNA DEWI P 65 1

22 RIZKI DIAN PRATIWI P 78 1

23 ROSA FEBRIANA P 71 1

24 SAEFUDIN DAYANA L 73 1

25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 74 1

26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 71 1

27 SRI SUSANTI P 73 1

28 SURYA JAYA L 72 1

29 WILDAN HAKIM L 67 1

30 RIZKY ABDURRAHMAN L 72 1

JUMLAH NILAI 2.200 21 9

RATA-RATA NILAI 73

KETUNTASAN BELAJAR (%) 70 30

Tabel 9. Tabel Nilai hasil belajar tahap siklus I

c) Kegiatan Akhir

Mengulang kembali materi yang telah disampaikan dengan cara

melakukan tanya jawab lisan, selanjutnya Memberi pekerjaan atau

tugas rumah kepada peserta didik. dan kegiatan yang paling akhir

adalah mengucapkan salam penutup. Alokasi waktu untuk tahap ini

adalah 10 menit.

3) Pengamatan

a) Mengamati keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan

memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu catatan untuk

mengumpulkan data peserta didik selama mengikuti jalanya

pembelajaran.

b) Mengamati keefektifan model pembelajaran partisipatif dalam proses

pembelajaran.

60

Dari pengamatan yang dilakukan mulai dari tahap awal sampai

akhir ternyata peserta didik menjadi lebih aktif dan tidak bosan terhadap

skenario pembelajaran, hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran

partisipatif sangat efektif digunakan dalam proses belajar mengajar.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menemukan kelebihan-kelebihan

dan kekurangan model pembelajaran partisipatif pada siklus I, yaitu

sebagai berikut :

1. Keunggulan-keunggulan:

a. Peserta didik lebih mandiri tidak bergantung pada guru

b. Dapat meningkatkan produktifitas hasil belajar. Yaitu siswa lebih

terangsang untuk lebih kreatif dan sungguh dalam mengikuti

pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar lebih maksimal.

c. Keadaan yang penuh permainan menjadikan siswa lebih proaktif.

d. Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja.

e. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan

masing-masing.

2. Kendala-kendala:

a. Memerlukan berbagai fasilitas perlengkapan, alat, biaya yang

besar dan waktu yang cukup lama.

b. Melibatkan berbagai kegiatan yang menuntut bermacam-macam

kompetensi dari peserta didik dan guru, baik kompetensi

pedagogik maupun psikomotor.

c. Pembuatan perencanaan yang sangat kompleks dan rumit,

sehingga membutuhkan ketelitian dari peserta didik.

c. Siklus II

Siklus ke II merupakan tindak lanjut proses pembelajaran dari siklus I,

sehingga tahap perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi masih

memiliki materi yang sama, hanya pada item instrumen evaluasi yang

berbeda. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan

prestasi belajar siswa setelah melalui dua siklus tersebut. Jika hasil belajar

61

pada siklus II lebih baik dari pada siklus I, maka hal tersebut dinyatakan

terdapat peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Fiqih.

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus ke II, yaitu sebagai berikut :

1) Perencanaan

Seperti pada siklus I, Sebelum melaksanakan kegiatan belajar

mengajar guru/peneliti membuat rencana persiapan pembelajaran meliputi

seluruh aspek dan komponen pembelajaran, seperti standar kompetensi

dan kompetensi dasar. Guru/peneliti membuat rencana dan mentarget

tujuan pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai

dengan prosedurnya sehingga tujuan pendidikan secara umum dapat

dicapai. Dalam siklus ini tahap perencanaan dilaksanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

Setelah melakukan identifikasi masalah pada tahap siklus I

ditemukan kendala-kendala sebagai berikut :

- Keaktifan peserta didik belum maksimal.

- Peserta didik masih terlalu menggantungkan diri pada guru, belum

mampu mandiri.

- Model pembelajaran belum digunakan secara benar.

Dari kendala-kendala yang dihadapi tersebut, Peneliti akan

melaksanakan kembali kegiatan pembelajaran yang sama. Untuk

mengetahui apakah ada perubahan hasil belajar yang signifikan.

b) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses

belajar mengajar.

Merencanakan proses pembelajaran yang akan berlangsung

seperti pada siklus I meliputi : Penetapan standar kompetensi dan

kompetensi dasar, Pemilihan bahan pelajaran yang sesuai, Penentuan

skenario pembelajaran, Penentuan indikator Pembelajaran,

Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat Bantu yang dibutuhkan,

Penyusunan lembar kerja siswa, dan program evaluasi.

62

c) Menentukan terlebih dahulu Standar Kompetensi dan Kompetensi

Dasarnya. 78

Penentuan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar

Kelas V Semester 1

STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Mengenal

ketentuan

makanan dan

minuman

yang halal

dan haram.

1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan

minuman yang halal dan haram

1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan

haram dagingnya

1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman

halal

1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman

haram

Tabel 10. Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

d) Menentukan indikator hasil belajar atau tujuan yang hendak dicapai.79

Indikator hasil belajar dan tujuan pembelajaran

STANDAR

KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR HASIL

BELAJAR

1. Mengenal

ketentuan

makanan dan

minuman yang

halal dan

haram.

1.1 Menjelaskan

ketentuan makanan

dan minuman yang

halal dan haram

1.2 Menjelaskan

binatang yang

halal dan haram

dagingnya

1.3 Menjelaskan

manfaat makanan

dan minuman halal

1.4 Menjelaskan akibat

makanan dan

minuman haram

Menyebutkan

pengertian binatang

halal

Menyebutkan

pengertian binatang

haram

Menunjukkan ciri-ciri

binatang halal

Menunjukkan ciri-ciri

binatang haram

Mengidentifikasi jenis

binatang halal dan

haram

Tabel 11. Indikator hasil belajar

e) Menentukan materi pelajaran yaitu Materi pelajaran Fiqih kelas V

semeter I Standar Kompetensi (1. Mengenal ketentuan makanan dan

78

Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu wetan tahun 2010/2011. 79

Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu wetan tahun 2010/2011

63

minuman yang halal dan haram) dan Kompetensi Dasar (1.2.

Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya). 80

f) Menentukan skenario pembelajaran yang akan berlangsung. Dengan

tahapan sebagai berikut :

Memberi tugas kepada beberapa siswa yang terlibat.

Guru/peneliti mengawasi jalanya pembelajaran.

Mengontrol aktifitas dan kesungguhan peserta didik.

Sekenario ini dilakukan dengan lebih sungguh-sungguh daripada

siklus I. Dengan harapan jalanya proses pembelajaran berubah lebih

aktif.

g) Menentukan teknik, metode, strategi dan model pembelajaran.

Teknik, metode, model dan strategi pembelajaran yang

digunakan dalam siklus ini masih sama dengan siklus I, yaitu:

- Teknik : Kelompok

- Metode : Ceramah, drill dan penugasan.

- Model : Pembelajaran partisipatif.

- Strategi : Belajar sambil bermain

h) Menentukan sumber dan bahan serta alat pembelajaran.

Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi :

Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu, Perangkat

audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah soal, cerita

bergambar, dan teks kalimat.

i) Menentukan program evaluasi dengan bentuk tes tertulis dan lisan

serta program perbaikan dan pengayaan bagi peserta didik yang belum

mencapai nilai ketuntasan minimal. Instrumen tes tertulis pada siklus

ini berbeda dengan siklus I. Berikut adalah format program evaluasi

dan pengayaan,:81

80

Dokumen Kurikulum KTSP MIN Kalibuntu Wetan Kendal 81

Dokumen Silabus dan RPP Kelas V mata pelajaran Fiqih.

64

a. Program evaluasi

No Nama Tugas Hasil Ket

1

2

b. Program Perbaikan

No Nama Tugas / Kegiatan Deskripsi kemampuan

1

2

Langkah-langkah tersebut diatas dituangkan dalam bentuk silabus

dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

2) Tindakan

a) Kegiatan awal

Dalam tahap ini peneliti mengorientasikan siswa terhadap

tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar. Adapun

waktu yang dialokasikan untuk tahap ini adalah 10 menit dan metode

yang digunakan adalah ceramah. Tahap kegiatan awal ini meliputi :

a. Salam pembuka

Peneliti memasuki ruangan kelas dan mengucapkan salam

pembuka. Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan

mengatur posisi tempat duduk peserta didik membentuk huruf U

agar berbeda dari siklus sebelumnya, selanjutnya menyampaikan

dan menjelaskan standar kompetensi, kompetensi dasar dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai.

b. Apersepsi

Melakukan ceramah sebagai tindakan apersepsi sebelum masuk ke

inti pelajaran. Dengan memberi penguatan-penguatan berupa

motivasi dan koreksi terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus

I.

65

c. Tanya jawab yang berhubungan dengan materi yang akan

diajarkan

Dari apersepsi sekitar 5 menit tersebut, peserta didik di beri

umpan balik untuk menjawab pertanyaan yang ringan-ringan

tentang materi yang disampaikan pada apersepsi.

b) Kegiatan Inti

Alokasi waktu untuk tahap ini adalah 45 menit dengan

menggunakan teknik kelompok, metode ceramah, dan model

pembelajaran partisipatif serta menggunakan pendekatan atau strategi

pembelajaran bermain sambil belajar. Secara rinci kegiatan inti

dilakukan sebagai berikut :

a. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran yang

dilaksanakan pada siklus sebelumnya. yang mendorong peserta

didik untuk lebih meningkatkan performa dalam belajar.

b. Membantu peserta didik menyusun kelompok dengan

menggunakan metode permainan huruf depan namanya,

selanjutnya menyuruh peserta didik untuk memberi nama

kelompok-kelompok yang sudah terbentuk tersebut dengan nama-

nama sesuai kehendak yang mereka sukai.

c. Membantu peserta didik untuk mendiagnosis dan menemukan

kebutuhan belajar yang sesuai dengan karakteristik materi

pelajaran. Media, alat dan sumber belajar yang digunakan meliputi

: Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu,

Perangkat audio visual, gambar binatang, kliping wacana, naskah

soal, cerita bergambar, dan teks kalimat

d. Membantu peserta didik menyusun tujuan belajar, meskipun

dalam sama halnya pada siklus I, hal ini untuk menguji

kemampuan daya ingat peserta didik. Tujuan belajar tersebut

adalah :

Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang halal

Peserta didik dapat menyebutkan pengertian binatang haram

66

Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang halal

Peserta didik dapat menunjukkan ciri-ciri binatang haram

Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis binatang halal dan

haram

e. Membantu peserta didik merancang pola-pola pengalaman belajar.

Pola-pola ini dirancang berdasarkan pemikiran peserta didik oleh

karena yang akan melaksanakan mereka sendiri. Dalam siklus ini

peserta didik sudah tidak mengalami kesulitan merancang pola-

pola tersebut.

f. Membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar.

Dengan hanya mengamati jalanya proses belajar mengajar, alur

pembelajaran sepenuhnya berada di tangan peserta didik. Mereka

dituntut untuk mandiri melaksanakn kegiatan belajar mengajar

dengan istilah lain mereka harus mampu belajar dan

membelajarkan diri. Dalam siklus ini peserta didik sudah mampu

melaksanakan proses belajar mengajar sendiri dengan lancar.

g. Membantu peserta didik melakukan evaluasi diri terhadap proses

dan hasil belajar. Dari evaluasi tersebut ternyata didapatkan hasil

bahwa keaktifan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar, ketepatan waktu dalam mengerjakan soal dan

rata-rata ketuntasan belajar peserta didik mengalami peningkatan

30 % dari hasil pada tahap siklus I, sehingga hasil ketuntasan

belajar pada tahap siklus II tercapai 100 %. Berikut hasil belajar

peserta didik pada tahap siklus II :

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN

(SIKLUS II)

NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM

TUNTAS

1 ANITA RAHAYU P 85 1

2 FRISCA NUR KAMALIA P 80 1

3 HAYYU WAHDANI P 74 1

4 KARIN LARASATI P 72 1

5 LINTANG DIAN KUSUMA P 72 1

6 M. AHDI HILAL WILDANI L 80 1

67

7 M. ALIQ HAKIM L 84 1

8 M. BALYA ISA L 75 1

9 M. FARIJ AINAR RASID L 85 1

10 M. FARIJ AJIL NASR L 80 1

11 M. FATKHUR RIZA L 77 1

12 M. HIDAYAT ADJI F. L 79 1

13 M. IQBAL ASHRI L 76 1

14 M. KHOIRUL ANAM L 75 1

15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 72 1

16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 79 1

17 MIFTAKHUR ROHMAN L 76 1

18 M. RAFIF L 76 1

19 NAILATUL YUSRO L 78 1

20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 82 1

21 RATNA DEWI P 72 1

22 RIZKI DIAN PRATIWI P 82 1

23 ROSA FEBRIANA P 77 1

24 SAEFUDIN DAYANA L 78 1

25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 78 1

26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 77 1

27 SRI SUSANTI P 76 1

28 SURYA JAYA L 78 1

29 WILDAN HAKIM L 72 1

30 RIZKY ABDURRAHMAN L 75 1

JUMLAH NILAI 2.322 30 0

RATA-RATA NILAI 77

KETUNTASAN BELAJAR (%) 100 0

Tabel 12. Tabel Nilai hasil belajar tahap siklus II

c) Kegiatan Akhir

Mengulang kembali materi yang telah disampaikan dengan cara

melakukan tanya jawab lisan, selanjutnya Memberi pekerjaan atau

tugas rumah kepada peserta didik. dan kegiatan yang paling akhir

adalah mengucapkan salam penutup. Alokasi waktu untuk tahap ini

adalah 10 menit.

3) Pengamatan

a) Mengamati keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan

memakai format observasi yang sudah disiapkan yaitu catatan untuk

mengumpulkan data peserta didik selama mengikuti jalanya

pembelajaran.

b) Mengamati keefektifan model pembelajaran partisipatif dalam proses

pembelajaran.

68

Dari pengamatan yang dilakukan mulai dari tahap pra siklus

sampai tahap siklus II ternyata peserta didik menjadi lebih aktif dan tidak

bosan terhadap skenario pembelajaran, hal ini menunjukkan bahwa model

pembelajaran partisipatif sangat efektif digunakan dalam proses belajar

mengajar.

4) Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menemukan kelebihan-kelebihan

dan kekurangan model pembelajaran partisipatif pada siklus II, sebagai

berikut :

1. Keunggulan-keunggulan:

a. Peserta didik belajar menghargai pendapat orang lain

b. Peserta didik lebih mandiri tidak bergantung pada guru

c. Dapat meningkatkan produktifitas hasil belajar. Yaitu siswa lebih

terangsang untuk lebih kreatif dan sungguh dalam mengikuti

pembelajaran, sehingga pencapaian hasil belajar lebih maksimal.

d. Keadaan yang penuh permainan menjadikan siswa lebih proaktif.

e. Kelas lebih aktif karena siswa tidak sekedar mendengarkan saja.

f. Peserta didik mendapat kesempatan untuk menguji tingkat

pengetahuan masing-masing.

g. Mengembangkan cara berpikir peserta didik dan sikap ilmiahnya

h. Dapat memupuk rasa kerjasama antar peserta didik

i. Suatu tugas yang luas dapat segera diselesaikan

j. Mengajak peserta didik berpikir secara rasional.

k. Peserta didik menjadi lebih aktif.

2. Kendala-kendala:

a. Daya serap peserta didik yang berbeda-beda, sehingga

membutuhkan perhatian khusus.

b. Memerlukan berbagai fasilitas perlengkapan, alat, biaya yang

besar dan waktu yang cukup lama.

69

c. Melibatkan berbagai kegiatan yang menuntut bermacam-macam

kompetensi dari peserta didik dan guru, baik kompetensi

pedagogik maupun psikomotor.

d. Pembuatan perencanaan yang sangat kompleks dan rumit,

sehingga membutuhkan ketelitian dari peserta didik.

C. Hasil Belajar Siswa.

Setelah melalukan proses belajar mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran partisipatif ternyata terdapat perubahan, baik dalam hal keaktifan

siswa, suasana kelas yang lebih demokratis, dan hasil belajar yang lebih

meningkat. Perubahan hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran

partisipatif di MIN Kalibuntu Wetan Kendal, dapat dilihat dalam daftar nilai

hasil belajar pada masing-masing siklus. ernyata hasil belajar pada masing-

masing siklus mengalami perubahan yang signifikan dari pada siklus-siklus

sebelumnya, oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar peserta

didik meningkat. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata sebelum dan sesudah

diterapkanya model pembelajaran partisipatif dalam tabel berikut ini :

No Jenis Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II

1 Ketuntasan Belajar 33% 70% 100%

2 Nilai Rata-rata 70 73 77

Indikator keberhasilan pembelajaran ini ditandai dengan Meningkatnya

prestasi hasil belajar mata pelajaran Fiqih peserta didik kelas VB MIN

Kalibuntu Wetan Kendal, yang ditandai rata-rata nilai hasil tes > rata-rata KKM

yaitu 72. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata mata pelajaran Fiqih siklus I sudah

diatas KKM, yaitu 73.

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DA PENUTUP

L. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan atas permasalahan

penelitian yang diperoleh dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat

disimpulkan bahwa :

Penggunaan model pembelajaran partisipatif dapat meningkatkan

prestasi belajar peserta didik kelas VB pada mata pelajaran Fiqih di

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan Kendal. Hal ini dibuktikan

dengan hasil belajar dari tiga siklus yang dilaksanakan, pra siklus mendapat

nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan belajar 33 %, siklus I memperoleh nilai

rata-rata 73 dengan ketuntasan belajar 70 %, dan untuk siklus II mendapat

nilai rata-rata 77 dengan ketuntasan belajar 100 %. Sebagai tolok ukur

prestasi adalah KKM yaitu 72.

M. Saran-saran

Dari hasil penelitian tentang Peningkatan prestasi belajar dengan

menggunakan model pembelajaran partisipatif pada mata pelajaran Fiqih peserta

didik kelas V MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran

2010/2011. Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan sumbangsih, pikiran

dan saran-saran yang sekiranya bermanfaat. Saran-saran tersebut diantaranya :

1. Bagi Guru-guru mata pelajaran fiqih, dan guru yang lain pada umumnya.

a. Hendaknya sebagai guru harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan

tugas dan pekerjaanya, karena pekerjaan sebagai guru merupakan

pekerjaan yang mulia.

b. Hendaknya kesadaran sebagai pendidik dalam mengajar walaupun sudah

baik namun perlu ditingkatkan untuk lebih baik lagi.

c. Hendaknya bagi guru bidang studi apapun harus memperhatikan kondisi

dan keadaan peserta didiknya.

d. Sebagai Guru fiqih hendaknya selalu menjaga kesopanan dan akhlaqul

karimah, karena guru merupakan suritauladan bagi peserta didiknya.

71

e. Hendaknya selalu bersemangat dan memiliki etos kerja dengan ikhlas

dalam mendidik.

f. Sebagai seorang guru harus kreatif dan berpandangan kedepan demi

baiknya dunia pendidikan.

2. Kepada pembaca dan masyarakat pada umumnya.

Bagi pembaca dan masyarakat umum sekiranya dapat mengambil

manfaat yang baik dari skripsi yang penulis buat ini.

N. Penutup

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, skripsi yang sederhana ini

dapat diselesaikan, mudah-mudahan dapat digunakan sebagai bahan masukan

serta bahan pertimbangan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekuarangannya dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak lain hanyalah karena

pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis sangat terbatas. Oleh

karenanya kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Segala

kekurangan merupakan keterbatasan kemampuan kami, dan kelebihan hanyalah

milik Allah, oleh karena itu kami mohon untuk bisa dimaklumi dan dimaafkan

atas segala kekurangannya. Dan akhirnya semoga skripsi yang sangat sederhana

ini dapat bermanfaat.

Demikian yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat bagi kita

semua,Amin.

Penulis

Moh Nur Ikhsan

073111208

DAFTAR PUSTAKA

Afi, “Definisi Belajar”, http://untukmusahabatku.blogspot.com/2009/02/definisi-

belajar.html.

Afifudin Nur, Pembelajaran Partisipatif, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/

pembelajaran-partisipatif.html.

Aini Nur, dkk, “Penerapan pakem dalam meningkatkan hasil belajar Mtematika di

sekolah Dasar Muhamadiyah”, http://lp.upi.edu/index.php?lemlit=detil&

id=98,

Aqib Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yama Widya, 2008.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),Edisi Revisi,

Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

A.Tarmizi Ramadhan, “Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan

Menyenangkan”, http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/ pembelajaran –

aktif – inovatif – kreatif – efektif – dan - menyenangkan/

Awaliah Romdonah Yatun, Peran Guru Dalam Pembelajaran,

http://yatun.wordpress.com /2008/06/06/peran-guru-dalam-pembelajara

Data Guru dan Karyawan MIN Kalibuntu wetan Kendal tahun 2010/2011

Depag RI, Permenag Nomor 2 tahun 2008,Lampiran 3a Bab VI SK-KD PAI dan

Bahasa Arab tk. MI

, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta : PT.Intermasa, 1985.

Dokumen Data Siswa MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011

Dokumen Kurikulum MIN Kalibuntu Wetan Kendal tahun pelajaran 2010/2011

Dokumen Kurikulum KTSP Madrasah Ibtidaiyah Negeri Kalibuntu Wetan

Kabupaten Kendal tahun 2008

Dokumen Silabus dan RPP Kelas V mata pelajaran Fiqih

Dudung, “Pengertian Fiqh”, http://forum.dudung.net/index.php?topic=399.0

Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.

Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Semarang: RaSAIL

Media Group, 2008.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php.

Khikmah Arifatul “Manajemen pembelajaran untuk peningkatan prestasi PAI di MIN

Kalibuntu Wetan Kendal” Dokumen Skripsi MIN Kalibuntu Wetan Kendal

2010

Komara Endang, Model Bermain Peran, http://begawanafif.blogspot.com/2009/02/

model-bermain-peran.html.

Mulyana Hendri Edi, Pembelajaran Partisipatif, http://priangan-online.com/?p=899.

Pengertian Fiqih, http://terusbelajar.wordpress.com/2008/05/19/pengertian-fiqh/.

Profil MIN Kalibuntu Wetan Kabupaten Kendal

Purwanto Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1995.

Robingah, “Upaya meningkatkan keaktifan belajar peserta didik dalam pembelajaran

Fiqih melalui pendekatan CTL (Studi tindakan di kelas III semester II MI

Al-Hidayah Purwasaba Mandiraja Banjarnegara tahun Pelajaran

2008/2009)” Perpustakaan Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Silberman Mel, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani, 1996.

Srihartanto Eko, “Implementasi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan (PAKEM) (Studi Kasus pada Sekolah Dasar Negeri I

Wonogiri).”, http://pasca.uns.ac.id/?p=60.

Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta:Rajawali Pers, 1991.

Sudrajat Akhmad, Model Pembelajaran, http://www.scribd.com/doc/17623470/

Model- Pembelajaran-

Sulimah, “Penggunaan Media Audio Visual dalam pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Al-Qur’an pada siswa kelas III MI

Muhammadiyah Parewono Mungkid Magelang tahun 2009”, Perpustakaan

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

Suryono Yoyon, Pembelajaran Partisipatif, http://blog.uny.ac.id/yoyonsuryono/

makalah/.

Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993.

Tafsir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2008.

Tliindonesia, Tekhnik Pembelajaran Partisipatif, http://tliindonesia.wordpress.com/

2009 / 02/03/ beberapa-teknik-pembelajaran-partisipatif/.

Wawancara dengan Kepala MIN Kalibuntu Wetan Kendal ( Fathudin, S.Ag. M.Pd.)

Wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah ( Ali Purnomo, S.Pd.).

Widodo Rachmad, Model Pembelajaran, http://www.infogue.com/viewstory/

pengertian dan_macam_model_pembelajaran/?url.

W.J.S. Poewadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1994

SILABUS

Nama Madrasah : MIN Kalibuntu Wetan Kendal

Kelas/Semester : V / I

Mata Pelajaran : Fiqih

Standar Kompetensi : 1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

1 2 3 4 5 6 7

1.1. Menjelas

kan keten-

tuan maka-

nan dan

minuman

yang halal

dan haram

Pengertian

makanan /

minuman halal

Pengertian

makanan /

minuman haram

Membaca artikel tentang

makanan halal

Menyebutkan arti

makanan minuman haram

Secara bergantian

menyebutkan contoh

makanan / minuman halal

Secara bergantian

menyebutkan contoh

makanan / minuman

haram

Membiasakan

mengkonsum-si makanan /

minuman halal

Menghindari

mengkonsumsi makanan /

minuman haram

Menyebutkan pengertian

makanan / minuman halal

Menyebutkan pengertian

makanan / minuman

haram

Menyebutkan contoh

makanan / minuman halal

Menyebutkan contoh

makanan / minuman

haram

Membiasakan

mengkonsum-si makanan /

minuman halal

Menghindari

mengkonsumsi makanan /

minuman haram

Tes tulis 4 x 35

menit

Buku Mata

Pelajaran

Fiqih kelas V

penerbit

Aneka Ilmu,

Perangkat

audio visual,

Gambar

binatang ,

Kliping

wacana,

Naskah soal,

Cerita

bergambar,

Teks kalimat.

1.2. Menjelas kan binatang yang halal dan haram dagingnya

Ciri-ciri dan

contoh binatang

yang halal dan

haram

berdasarkan ayat

al-Qur’an atau

hadits

Membaca artikel dan

mendifinisikan tanda-

tanda binatang haram

berdasarkan ayat al-

Qur’an atau hadits

Menyebutkan contoh

binatang yang haram

untuk dikonsumsi

Menyebutkan pengertian

binatang halal

Menyebutkan pengertian

binatang haram

Menunjukkan ciri-ciri

binatang halal

Menunjukkan ciri-ciri

binatang haram

Mengidentifikasi jenis

binatang halal dan haram

Tes Lisan

Tes

Produk

Tes

Performan

2 x 35

menit

Buku Mata

Pelajaran

Fiqih kelas V

penerbit

Aneka Ilmu,

Perangkat

audio visual,

Gambar

binatang ,

Kliping

wacana,

Naskah soal,

Cerita

bergambar,

Teks kalimat.

1.3 Menjelas kan man-faat ma-kanan dan minuman halal

Hikmah

mengkonsumsi

makanan/minuma

n halal

Dipandu guru, berdiskusi

tentang manfaat

mengkonsumsi

makanan/minutan halal

Menyimak contoh akibat

meng-konsumsi

makanan/minuman haram

Menyebutkan manfaat

mengkonsumsi makanan /

minuman halal

Menyebutkan akibat

mengkonsumsi makanan /

minuman haram

Tes Lisan

2 x 35

menit

Buku Mata

Pelajaran

Fiqih kelas V

penerbit

Aneka Ilmu,

Perangkat

audio visual,

1.4. Menjelas kan akibat makanan dan

Mencari kondisi

negatif yang

disebabkan faktor

makanan dan

Dipandu guru, berdiskusi

tentang manfaat

mengkonsumsi

makanan/minutan halal

Menyebutkan jenis

penyakit akibat salah

mengkonsumsi makanan

dan minuman

Tes Lisan

Tes

Produk

Tes

2 x 35

menit

Buku Mata

Pelajaran

Fiqih kelas V

penerbit

minuman haram

minuman Menyimak contoh akibat

meng-konsumsi

makanan/minuman haram

Menyebutkan akibat

mengkonsumsi makanan /

minuman haram

Performan Aneka Ilmu,

Perangkat

Kliping

wacana,

Naskah soal,

Cerita

bergambar,

Teks kalimat.

Kendal , 13 juli 2010

Mengetahui Peneliti

Kepala Madrasah

Fathudin, S.Ag. M.Pd. Moh Nur Ikhsan

NIP. 19680425 199703 1 001 NIM. 073 111 208

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Sekolah : MIN Kalibuntu Wetan

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : V / 1

Materi Pokok : Binatang yang halal dan haram dagingnya

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Penugasan

Hari/Tanggal : Jum‟at, 6 Agustus 2010.

A. Standar Kompetensi

1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram

B. Kompetensi Dasar

1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya

C. Tujuan Pembelajaran :

Peserta didik dapat mendefinisikan ciri-ciri binatang yang halal dan haram

dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an atau hadits

Menyebutkan contoh binatang yang halal dan haram dagingnya untuk

dikonsumsi

D. Materi Pembelajaran

Contoh binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an

atau hadits

Ciri-ciri binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-

Qur’an atau hadits

E. Metode Pembelajaran

Ceramah

Tanya jawab

Penugasan

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Uraian Kegiatan Waktu

1 Kegiatan awal :

Apersepsi :

Guru Memulai dengan salam, menyapa peserta didik

dan berdo’a.

Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan

mengatur posisi tempat duduk peserta didik

membentuk lingkaran.

Memberikan informasi dan pertanyaan tentang nama-

nama binatang yang ada lingkungan disekitar.

5 menit

5 menit

Motivasi :

Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang

diharapkan

Membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran

peserta didik untuk menguasai materi tentang

binatang yang halal dan haram dagingnya dengan

memberikan contoh-contoh teladan tokoh pendidikan

dan bercerita tentang manfaat menuntut ilmu.

2 Kegiatan inti :

A. Eksplorasi

Guru membantu peserta didik menyusun kelompok

dengan menggunakan metode permainan angka

Guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis

dan menemukan kebutuhan belajar yang

berhubungan dengan materi binatang yang halal dan

haram dagingnya.

Guru meminta masing-masing peserta didik

membaca buku teks Fiqih tentang binatang yang halal

dan haram dagingnya.

Guru memaparkan materi pembelajaran tentang

binatang yang halal dan haram dagingnya.

B. Elaborasi

Peserta didik mencatat hasil temuan masing-masing

dalam buku catatan tentang binatang yang halal dan

haram dagingnya.

Guru melakukan tanya jawab tentang binatang yang

halal dan haram dagingnya

Guru menggali pengalaman peserta didik melalu

bacaan dengan tema binatang yang halal dan haram

dagingnya

Meminta peserta didik untuk membaca dalil tentang

binatang yang halal dan haram dagingnya.

C. Konfirmasi

Guru membantu peserta didik melakukan evaluasi

diri terhadap proses dan hasil belajar.

Guru meminta beberapa peserta didik untuk

mengemukakan hasil temuan tentang binatang yang

halal dan haram dagingnya.

Peserta didik menyalin kesimpulan dalam buku

catatan masing-masing

50 menit

3 Kegiatan akhir :

Guru memberikan penguatan atas temuan peserta didik

dan menyimpulkan materi tentang binatang yang halal

dan haram dagingnya.

Melontarkan beberapa pertanyaan kepada peserta didik

tentang binatang yang halal dan haram dagingnya.

Guru memimpin doa dan mengucapkan salam.

10 menit

G. Alat/Sumber Belajar

Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu,

Perangkat audio visual,

Gambar binatang,

Kliping wacana,

Naskah soal,

Cerita bergambar, dan

Teks kalimat.

H. Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Contoh Instrumen

Menyebutkan contoh

binatang yang halal

dagingnya

Menyebutkan contoh

binatang yang haram

dagingnya

Menunjukkan ciri-ciri

binatang yang halal

dagingnya

Menunjukkan ciri-ciri

binatang yang haram

dagingnya

Mengidentifikasi jenis

binatang yang haram

dagingnya

Tes

Tertulis

Uraian

Sebutkan satu contoh

binatang yang halal

dimakan!

Sebutkan satu contoh

binatang yang haram

dimakan!

Sebutkan ciri-ciri

binatang yang halal

dagingnya!

Sebutkan ciri-ciri

binatang yang haram

dagingnya!

Hukum memakan

daging binatang yang

berkuku tajam adalah

...

Catatan :

- Tes tertulis berisi 20 item pertanyaan, terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5

soal essay.

I. Format Kriteria Penilaian

a. Tes Tertulis

No Nama L/P Nilai Tuntas Belum

Tuntas

1

2

3

4

5

Anita Rahayu P 82 1

b. Produk (merancang pola belajar)

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar

* sebagian kecil benar

* semua salah

4

3

2

1

c. Performansi

No. Aspek Kriteria Skor

1.

Sikap * aktif

* kadang-kadang aktif

* tidak aktif

4

2

1

d. Lembar Rekapitulasi Nilai produk dan performan

No Nama Peserta didik Performan Produk Jumlah

Skor Nilai

1.

2.

3.

4.

5.

Ahmad 2 3 5 63

Catatan :

- Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100.

- Untuk peserta didik yang tidak memenuhi syarat penilaian KKM maka

diadakan Remedial.

Mengetahui

Kepala Madrasah

Fathudin, S.Ag. M.Pd.

NIP. 19680425 199703 1 001

Kendal, 6 Agustus 2010

Peneliti

Moh Nur Ikhsan NIM. 073 111 208

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( R P P )

Sekolah : MIN Kalibuntu Wetan

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas/Semester : V / 1

Materi Pokok : Binatang yang halal dan haram dagingnya

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Penugasan

Hari/Tanggal : Jum‟at, 13 Agustus 2010.

A. Standar Kompetensi

1. Mengenal ketentuan makanan dan minuman yang halal dan haram

B. Kompetensi Dasar

1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya

C. Tujuan Pembelajaran :

Peserta didik dapat mendefinisikan ciri-ciri binatang yang halal dan haram

dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an atau hadits

Menyebutkan contoh binatang yang halal dan haram dagingnya untuk

dikonsumsi

D. Materi Pembelajaran

Contoh binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-Qur’an

atau hadits

Ciri-ciri binatang yang halal dan haram dagingnya berdasarkan ayat al-

Qur’an atau hadits

E. Metode Pembelajaran

Ceramah

Tanya jawab

Penugasan

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Uraian Kegiatan Waktu

1 Kegiatan awal :

Apersepsi :

Guru Memulai dengan salam, menyapa peserta didik

dan berdo’a.

Kemudian mengkondisikan atau menata kelas dengan

mengatur posisi tempat duduk peserta didik

membentuk huruf ”U” dan menamai kelompok sesuai

keinginan mereka.

Memberikan informasi dan pertanyaan tentang nama-

nama binatang yang ada lingkungan disekitar.

5 menit

5 menit

Motivasi :

Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang

diharapkan

Membangkitkan minat dan menumbuhkan kesadaran

peserta didik untuk menguasai materi tentang

binatang yang halal dan haram dagingnya dengan

memberikan contoh-contoh teladan tokoh pendidikan

dan bercerita tentang manfaat menuntut ilmu.

2 Kegiatan inti :

A. Eksplorasi

Guru membantu peserta didik menyusun kelompok

dengan menggunakan metode permainan angka

Guru membantu peserta didik untuk mendiagnosis

dan menemukan kebutuhan belajar yang

berhubungan dengan materi binatang yang halal dan

haram dagingnya.

Guru meminta masing-masing peserta didik

membaca buku teks Fiqih tentang binatang yang halal

dan haram dagingnya.

Guru memaparkan materi pembelajaran tentang

binatang yang halal dan haram dagingnya.

B. Elaborasi

Peserta didik mencatat hasil temuan masing-masing

dalam buku catatan tentang binatang yang halal dan

haram dagingnya.

Guru melakukan tanya jawab tentang binatang yang

halal dan haram dagingnya

Guru menggali pengalaman peserta didik melalui

bacaan dengan tema binatang yang halal dan haram

dagingnya

Meminta peserta didik untuk membaca dalil tentang

binatang yang halal dan haram dagingnya.

C. Konfirmasi

Guru membantu peserta didik melakukan evaluasi

diri terhadap proses dan hasil belajar.

Guru meminta beberapa peserta didik untuk

mengemukakan hasil temuan tentang binatang yang

halal dan haram dagingnya.

Peserta didik menyalin kesimpulan dalam buku

catatan masing-masing

50 menit

3 Kegiatan akhir :

Guru memberikan penguatan atas temuan peserta didik

dan menyimpulkan materi tentang binatang yang halal

dan haram dagingnya.

Melontarkan beberapa pertanyaan yang berbeda dari

pertemuan sebelumnya kepada peserta didik tentang

binatang yang halal dan haram dagingnya.

Guru memimpin doa dan mengucapkan salam.

10 menit

G. Alat/Sumber Belajar

Buku Mata Pelajaran Fiqih kelas V penerbit Aneka Ilmu,

Perangkat audio visual,

Gambar binatang,

Kliping wacana,

Naskah soal,

Cerita bergambar, dan

Teks kalimat.

H. Penilaian

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Contoh Instrumen

Menyebutkan contoh

binatang yang halal

dagingnya

Menyebutkan contoh

binatang yang haram

dagingnya

Menunjukkan ciri-ciri

binatang yang halal

dagingnya

Menunjukkan ciri-ciri

binatang yang haram

dagingnya

Mengidentifikasi jenis

binatang yang haram

dagingnya

Tes

Tertulis

Uraian

Sebutkan satu contoh

binatang yang halal

dimakan!

Sebutkan satu contoh

binatang yang haram

dimakan!

Sebutkan ciri-ciri

binatang yang halal

dagingnya!

Sebutkan ciri-ciri

binatang yang haram

dagingnya!

Hukum memakan

daging binatang yang

berkuku tajam adalah

...

Catatan :

- Tes tertulis berisi 20 item pertanyaan, terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan 5

soal essay.

I. Format Kriteria Penilaian

e. Tes Tertulis

No Nama L/P Nilai Tuntas Belum

Tuntas

1

2

3

4

5

Anita Rahayu P 82 1

f. Produk (merancang pola belajar)

No. Aspek Kriteria Skor

1. Konsep * semua benar

* sebagian besar benar

* sebagian kecil benar

* semua salah

4

3

2

1

g. Performansi

No. Aspek Kriteria Skor

1.

Sikap * aktif

* kadang-kadang aktif

* tidak aktif

4

2

1

h. Lembar Rekapitulasi Nilai produk dan performan

No Nama Peserta didik Performan Produk Jumlah

Skor Nilai

1.

2.

3.

4.

5.

Ahmad 2 3 5 63

Catatan :

- Nilai = ( Jumlah skor : jumlah skor maksimal ) X 100.

Mengetahui

Kepala Madrasah

Fathudin, S.Ag. M.Pd.

NIP. 19680425 199703 1 001

Kendal, 13 Agustus 2010

Peneliti

Moh Nur Ikhsan NIM. 073 111 208

SOAL TES TERTULIS

PRA SIKLUS DAN SIKLUS I

I. Berilah tanda silang pada jawaban yang benar ! 1. Daging sapi yang disembelih dengan

menyebut nama selain Allah hukumnya

….

a. halal

b. dibolehkan

c. haram

d. dimaafkan

2. Daging kambing yang mati karena tercekik

hukumnya ….

a. halal

b. haram

c. dibolehkan

d. dimaafkan

3. Berikut yang termasuk binatang halal

adalah ….

a. rusa

b. babi hutan

c. gajah

d. kucing

4. Berikut yang termasuk binatang halal

yang hidup di air adalah …

a. rusa

b. sapi

c. kadal

d. cumi-cumi

5. Babi diharamkan oleh Allah dalam surat

Al-Maidah ayat ....

a. 3

b. 4

c. 5

d. 6

6. Buaya termasuk binatang yang haram

dimakan dagingnya karena ....

a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an

b. hidup dan tahan lama di air dan darat

c. termasuk binatang yang diperintahkan

untuk dibunuh

d. menjijikkan

7. Kucing haram dimakan dagingnya

karena ….

a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an

b. hidup dan tahan lama di darat dan air

c. termasuk binatang yang

diperintahkan untuk dibunuh

d. termasuk binatang bertaring

8. Daging yang dipotong dari binatang yang

masih hidup tergolong ….

a. daging halal

b. bangkai

c. makanan halal

d. minuman halal

9. Berikut yang termasuk binatang haram

adalah ....

a. sapi

b. rusa

c. kambing

d. anjing

10. Binatang yang menjijikkan termasuk

binatang ….

a. halal

b. dibolehkan

c. haram

d. dimaafkan

11. Binatang halal yang hidup di darat

sebelum dikonsumsi harus ….

a. dipukul

b. dicekik

c. ditusuk

d. disembelih

12. Burung elang termasuk binatang ….

a. dibolehkan

b. haram

c. dianjurkan

d. halal

13. Daging Ayam menjadi haram apabila ....

a. diperoleh dari membeli

b. pemberian orang

c. menyembelih sendiri

d. disembelih dengan menyebut nama

selain Allah

14. Katak termasuk binatang yang haram

dimakan dagingnya, karena ….

a. enak dimakan

b. hidup dan tahan lama di air dan darat

c. menjijikkan

d. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an

15. Bangkai binatang darat yang halal

dimakan adalah ....

a. lalat

b. ulat

c. belalang

d. kupu-kupu

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawaban yang tersedia !

16. Sebutkan 3 contoh binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh !

17. Sebutkan 4 binatang yang haram dagingnya karena bertaring ?

18. Salinlah ayat di bawah ini kemudian terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia !

ةدئاملا﴿ وللسيارة عالكم متا مه وطعا البحر صيد لكم احل .... ﴾ ٩٦

19. Sebutkan 4 jenis binatang ternak yang halal !

20. Sebutkan 2 binatang yang haram dagingnya karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat!

KUNCI JAWABAN

I. PILIHAN GANDA

1. C

2. B

3. A

4. D

5. A

6. B

7. D

8. B

9. D

10. C

11. D

12. B

13. D

14. B

15. C

II. ESSAY

16. Binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh :

1) ular

2) tikus

3) anjing

4) gagak

5) elang

17. Binatang yang diharamkan karena bertaring :

1) kucing

2) srigala

3) harimau

4) singa

18.

۰۰۰۰ ﴿هدئاملا ﴾٩٦׃

artinya :

Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut

sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; . .

. . ( Qs. Al-Maidah : 96 )

19. Binatang ternak yang halal yaitu :

1) kambing

2) sapi

3) kerbau

4) unta

20. Binatang yang diharamkan karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat :

1) buaya

2) katak

SOAL TES TERTULIS

SIKLUS II

I. Berilah tanda silang pada jawaban yang benar ! 1. Burung hantu termasuk binatang ….

a. dibolehkan

b. haram

c. dianjurkan

d. halal

2. Sapi yang mati karena tercekik

hukumnya ….

a. halal

b. haram

c. dibolehkan

d. dimaafkan

3. Berikut yang termasuk binatang halal

adalah ….

a. kelinci

b. harimau

c. badak

d. musang

4. Berikut yang termasuk binatang halal

yang hidup di air adalah …

a. kambing

b. sapi

c. ayam

d. udang

5. Babi diharamkan oleh Allah dalam surat

Al-Maidah ayat ....

a. 6

b. 5

c. 4

d. 3

6. Katak termasuk binatang yang haram

dimakan dagingnya karena ....

a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an

b. hidup dan tahan lama di air dan darat

c. termasuk binatang yang diperintahkan

untuk dibunuh

d. menjijikkan

7. Singa haram dimakan dagingnya karena

….

a. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an

b. hidup dan tahan lama di darat dan air

c. termasuk binatang yang

diperintahkan untuk dibunuh

d. termasuk binatang bertaring

8. Daging yang dipotong dari binatang yang

masih hidup tergolong ….

a. daging halal

b. bangkai

c. makanan halal

d. minuman halal

9. Berikut yang termasuk binatang haram

adalah ....

a. domba

b. rusa

c. unta

d. kucing

10. Binatang yang menjijikkan termasuk

binatang ….

a. halal

b. dibolehkan

c. haram

d. dimaafkan

11. Binatang halal yang hidup di darat

sebelum dikonsumsi harus ….

a. dipukul

b. dicekik

c. ditusuk

d. disembelih

12. Daging ayam yang disembelih dengan

menyebut nama selain Allah hukumnya

….

a. halal

b. dibolehkan

c. haram

d. dimaafkan

13. Daging kambing haram apabila ....

a. diperoleh dari membeli

b. pemberian orang

c. menyembelih sendiri

d. disembelih dengan menyebut nama

selain Allah

14. Buaya termasuk binatang yang haram

dimakan dagingnya, karena ….

a. enak dimakan

b. hidup dan tahan lama di air dan darat

c. menjijikkan

d. diharamkan Allah dalam Al-Qur’an

15. Bangkai binatang yang halal dimakan

adalah ....

a. lalat

b. ulat

c. ikan

d. kupu-kupu

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar pada lembar jawaban yang tersedia !

16. Sebutkan 3 binatang yang haram dagingnya karena dapat hidup dan tahan lama di dua

tempat!

17. Sebutkan 5 binatang yang haram dagingnya karena bertaring ?

18. Sebutkan 5 jenis binatang ternak yang halal !

19. Tuliskan hadist yang menerangkan halalnya bangkai ikan dan belalang !

20. Sebutkan 4 contoh binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh !

KUNCI JAWABAN

III. PILIHAN GANDA

1. B

2. B

3. A

4. D

5. D

6. B

7. D

8. B

9. D

10. C

11. D

12. C

13. D

14. B

15. C

IV. ESSAY

16. Binatang yang diharamkan karena dapat hidup dan tahan lama di dua tempat :

1) Buaya

2) katak

3) biawak

17. Binatang yang diharamkan karena bertaring :

1) kucing

2) srigala

3) harimau

4) singa

5) beruang

18. Binatang ternak yang halal yaitu :

1) kambing

2) sapi

3) kerbau

4) unta

5) ayam

19.

ه﴿ ن ماج احلت لنا ميتتان الوت والرد ﴾روه اب20. Binatang yang diharamkan karena diperintahkan untuk dibunuh :

1) ular

2) tikus

3) anjing

4) gagak

5) elang

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL MIN KALIBUNTU WETAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Mata Pelajaran : Fiqih

Kelas / Semester : V / I

Tahun Pelajaran : 2010/2011

Kode Standar Kompetensi / Kompetensi Dasar

Kriteria Penetapan KKM

KKM Kompleksitas

Daya

Dukung Imtak

1. Mengenal Ketentuan Makanan Dan Minuman Yang Halal Dan

Haram

1.1 Menjelaskan ketentuan makanan dan minuman yang halal

dan haram 68 73 70 70,33

1.2 Menjelaskan binatang yang halal dan haram dagingnya 69 76 71 72,00

1.3 Menjelaskan manfaat makanan dan minuman halal 70 75 72 72,33

1.4 Menjelaskan akibat makanan dan minuman haram 70 77 75 74,00

69,25 75,25 72 72,16

Mengetahui

Kepala Madrasah

FATHUDIN, S.Ag, M.Pd

NIP. 19680425 199703 1 001

Kendal, 13 Juli 2010

Guru Mapel

MOH. NUR IKHSAN

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN

(PRA SIKLUS)

NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM

TUNTAS

1 ANITA RAHAYU P 79 1

2 FRISCA NUR KAMALIA P 78 1

3 HAYYU WAHDANI P 68 1

4 KARIN LARASATI P 63 1

5 LINTANG DIAN KUSUMA P 63 1

6 M. AHDI HILAL WILDANI L 75 1

7 M. ALIQ HAKIM L 77 1

8 M. BALYA ISA L 70 1

9 M. FARIJ AINAR RASID L 79 1

10 M. FARIJ AJIL NASR L 70 1

11 M. FATKHUR RIZA L 70 1

12 M. HIDAYAT ADJI F. L 75 1

13 M. IQBAL ASHRI L 70 1

14 M. KHOIRUL ANAM L 67 1

15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 60 1

16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 75 1

17 MIFTAKHUR ROHMAN L 70 1

18 M. RAFIF L 70 1

19 NAILATUL YUSRO L 72 1

20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 79 1

21 RATNA DEWI P 60 1

22 RIZKI DIAN PRATIWI P 75 1

23 ROSA FEBRIANA P 68 1

24 SAEFUDIN DAYANA L 70 1

25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 70 1

26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 68 1

27 SRI SUSANTI P 70 1

28 SURYA JAYA L 70 1

29 WILDAN HAKIM L 63 1

30 RIZKY ABDURRAHMAN L 70 1

JUMLAH NILAI 2.114 10 20

RATA-RATA NILAI 70

KETUNTASAN BELAJAR (%) 33 67

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN

(SIKLUS I)

NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM

TUNTAS

1 ANITA RAHAYU P 82 1

2 FRISCA NUR KAMALIA P 78 1

3 HAYYU WAHDANI P 71 1

4 KARIN LARASATI P 67 1

5 LINTANG DIAN KUSUMA P 66 1

6 M. AHDI HILAL WILDANI L 77 1

7 M. ALIQ HAKIM L 80 1

8 M. BALYA ISA L 73 1

9 M. FARIJ AINAR RASID L 81 1

10 M. FARIJ AJIL NASR L 76 1

11 M. FATKHUR RIZA L 73 1

12 M. HIDAYAT ADJI F. L 77 1

13 M. IQBAL ASHRI L 73 1

14 M. KHOIRUL ANAM L 70 1

15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 65 1

16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 76 1

17 MIFTAKHUR ROHMAN L 72 1

18 M. RAFIF L 72 1

19 NAILATUL YUSRO L 75 1

20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 80 1

21 RATNA DEWI P 65 1

22 RIZKI DIAN PRATIWI P 78 1

23 ROSA FEBRIANA P 71 1

24 SAEFUDIN DAYANA L 73 1

25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 74 1

26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 71 1

27 SRI SUSANTI P 73 1

28 SURYA JAYA L 72 1

29 WILDAN HAKIM L 67 1

30 RIZKY ABDURRAHMAN L 72 1

JUMLAH NILAI 2.200 21 9

RATA-RATA NILAI 73

KETUNTASAN BELAJAR (%) 70 30

DAFTAR NILAI PRODUK DAN PERFORMAN

PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN

(SIKLUS I)

No Nama Perfor

man Produk

Jumlah

Skor Nilai

Niali

Kualita

tif

1 ANITA RAHAYU 2 4 6 75 B

2 FRISCA NUR KAMALIA 2 3 5 63 C

3 HAYYU WAHDANI 2 3 5 63 C

4 KARIN LARASATI 2 2 4 50 D

5 LINTANG DIAN KUSUMA 2 3 5 63 C

6 M. AHDI HILAL WILDANI 2 4 6 75 B

7 M. ALIQ HAKIM 2 3 5 63 C

8 M. BALYA ISA 2 3 5 63 C

9 M. FARIJ AINAR RASID 2 3 5 63 C

10 M. FARIJ AJIL NASR 2 3 5 63 C

11 M. FATKHUR RIZA 2 4 6 75 B

12 M. HIDAYAT ADJI F. 2 3 5 63 C

13 M. IQBAL ASHRI 2 3 5 63 C

14 M. KHOIRUL ANAM 2 3 5 63 C

15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ 2 3 5 63 C

16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ 2 3 5 63 C

17 MIFTAKHUR ROHMAN 2 3 5 63 C

18 M. RAFIF 2 3 5 63 C

19 NAILATUL YUSRO 2 4 6 75 B

20 QISTHI LILA RAHMAYANI 2 3 5 63 C

21 RATNA DEWI 2 3 5 63 C

22 RIZKI DIAN PRATIWI 2 3 5 63 C

23 ROSA FEBRIANA 2 3 5 63 C

24 SAEFUDIN DAYANA 2 4 6 75 B

25 SAFIRA RIZKIA SANIA 2 3 5 63 C

26 SHOHIBUDDAYAIL W. 2 2 4 50 D

27 SRI SUSANTI 4 3 7 88 A

28 SURYA JAYA 2 3 5 63 C

29 WILDAN HAKIM 2 3 5 63 C

30 RIZKY ABDURRAHMAN 2 4 6 75 B

JUMLAH NILAI 62 94 156 1950

RATA-RATA NILAI 2 3 5 65

Keterangan :

A : 86 – 100

B : 71 – 85

C : 56 – 70

D : < 55

DAFTAR NILAI HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN

(SIKLUS II)

NO NAMA L/P NILAI TUNTAS BELUM

TUNTAS

1 ANITA RAHAYU P 85 1

2 FRISCA NUR KAMALIA P 80 1

3 HAYYU WAHDANI P 74 1

4 KARIN LARASATI P 72 1

5 LINTANG DIAN KUSUMA P 72 1

6 M. AHDI HILAL WILDANI L 80 1

7 M. ALIQ HAKIM L 84 1

8 M. BALYA ISA L 75 1

9 M. FARIJ AINAR RASID L 85 1

10 M. FARIJ AJIL NASR L 80 1

11 M. FATKHUR RIZA L 77 1

12 M. HIDAYAT ADJI F. L 79 1

13 M. IQBAL ASHRI L 76 1

14 M. KHOIRUL ANAM L 75 1

15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ L 72 1

16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ L 79 1

17 MIFTAKHUR ROHMAN L 76 1

18 M. RAFIF L 76 1

19 NAILATUL YUSRO L 78 1

20 QISTHI LILA RAHMAYANI P 82 1

21 RATNA DEWI P 72 1

22 RIZKI DIAN PRATIWI P 82 1

23 ROSA FEBRIANA P 77 1

24 SAEFUDIN DAYANA L 78 1

25 SAFIRA RIZKIA SANIA P 78 1

26 SHOHIBUDDAYAIL W. L 77 1

27 SRI SUSANTI P 76 1

28 SURYA JAYA L 78 1

29 WILDAN HAKIM L 72 1

30 RIZKY ABDURRAHMAN L 75 1

JUMLAH NILAI 2.322 30 0

RATA-RATA NILAI 77

KETUNTASAN BELAJAR (%) 100 0

DAFTAR NILAI PRODUK DAN PERFORMAN

PESERTA DIDIK KELAS VB MIN KALIBUNTU WETAN

(SIKLUS II)

No Nama Perfor

man Produk

Jumlah

Skor Nilai

Nilai

Kualita

tif

1 ANITA RAHAYU 4 4 8 100 A

2 FRISCA NUR KAMALIA 4 3 7 88 A

3 HAYYU WAHDANI 4 3 7 88 A

4 KARIN LARASATI 4 3 7 88 A

5 LINTANG DIAN KUSUMA 4 3 7 88 A

6 M. AHDI HILAL WILDANI 2 4 6 75 B

7 M. ALIQ HAKIM 2 4 6 75 B

8 M. BALYA ISA 4 3 7 88 A

9 M. FARIJ AINAR RASID 4 3 7 88 A

10 M. FARIJ AJIL NASR 2 4 6 75 B

11 M. FATKHUR RIZA 2 4 6 75 B

12 M. HIDAYAT ADJI F. 4 3 7 88 A

13 M. IQBAL ASHRI 4 3 7 88 A

14 M. KHOIRUL ANAM 4 3 7 88 A

15 M. SYAIFUDIN IZUL HAQ 2 3 5 63 C

16 MIFTAKHUL HAFIDZ SIDIQ 4 4 8 100 A

17 MIFTAKHUR ROHMAN 2 3 5 63 C

18 M. RAFIF 2 3 5 63 C

19 NAILATUL YUSRO 2 4 6 75 B

20 QISTHI LILA RAHMAYANI 2 3 5 63 C

21 RATNA DEWI 2 4 6 75 B

22 RIZKI DIAN PRATIWI 4 3 7 88 A

23 ROSA FEBRIANA 2 3 5 63 C

24 SAEFUDIN DAYANA 2 4 6 75 B

25 SAFIRA RIZKIA SANIA 4 3 7 88 A

26 SHOHIBUDDAYAIL W. 4 3 7 88 A

27 SRI SUSANTI 4 3 7 88 A

28 SURYA JAYA 4 3 7 88 A

29 WILDAN HAKIM 4 3 7 88 A

30 RIZKY ABDURRAHMAN 2 4 6 75 B

JUMLAH NILAI 94 100 194 2425

RATA-RATA NILAI 3 3 6 81

Keterangan :

A : 86 – 100

B : 71 – 85

C : 56 – 70

D : < 55

STRUKTUR ORGANISASI

MIN KALIBUNTU WETAN KENDAL

Kepala Madrasah : Fathudin, S.Ag. M.Pd.

Waka I : Ali Purnomo, A.Ma

Waka II : Arni Nuria, S.Pd.I

Waka III : Faizin, A.Ma

Wali Kelas Ia : Himatul Aliyah, S.Pd.I

Wali Kelas Ib : Sri Korina, S.Pd.I

Wali Kelas Ic : Siti Mualimah, S.Pd.I

Wali Kelas IIa : Muthmainnah, S.Pd.I

Wali Kelas IIb : Faizin, A.Ma.

Wali Kelas IIc : Ayati Awalu S, S.Pd.I

Wali Kelas IIIa : Agus Purnomo, S.Pd.

Wali Kelas IIIb : Asih Hijriyati, S.Ag.

Wali Kelas IVa : Miftakhus S, S.Pd.I

Wali Kelas IVb : Nanik Qori’ah, S.Pd.I

Wali Kelas Va : Ahmad Muhson, A.Ma.

Wali Kelas Vb : Moh. Nur Ikhsan, A.Ma.

Wali Kelas VIa : Ali Purnomo, S.Pd.I

Wali Kelas VIb : Alex Nur Abyadi, S.Pd.I

VISI DAN MISI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI

KALIBUNTU WETAN KENDAL.

Sesuai Undang-Undang dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan pembangunan nasional di bidang pendidikan

adalah upaya mencerdaskan dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam

mewujudkan masyrakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan para

warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun

rohaniah.

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

meningkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka untuk

mewujudkan tujuan nasioanal.

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi luhur, memiliki penetahuan dan

ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri

serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan,

dan berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar

memperoleh pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan tamatan pendidikan dasar.

Untuk mewujudkan pembangunan nasional dibidang pendidikan diperlukan

peningkatan dan penyempurnaan segala perangkat penyelenggaraan pendidikan

maupun sarana prasarana yang memadai untuk kebutuhan siswa, guru dan

masyarakat.

1) Visi

Visi MIN Kalibuntu Wetan Kendal yang dicanangkan bersama oleh

seluruh warga sekolah adalah “Memposisikan Madrasah sebagai pusat

keunggulan yang mampu menyiapkan dan mengembangkan Sumber Daya

Manusia yang mempunyai kualitas dibidang IPTEK dan IMTAQ“

2) Misi

Untuk dapat mencapai visi madrasah, maka MIN Kalibuntu Wetan

Kendal mencanangkan misi sebagai berikut:

a) Menyelenggarakan pendidikan berciri khas Islami yang berorientasi mutu

baik secara keilmuan maupun secara moral dan sosial.

b) Memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, dan hitung.

c) Memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa.

d) Memberikan bekal dasar tentang pengetahuan agama Islam dan

pengamalannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.

e) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan ke jenjang berikutnya.

3) Tujuan Sekolah

MIN Kalibuntu Wetan Kendal mempunyai tujuan yang mengacu pada tujuan

pendidikan nasional, antara lain:

a) Membentuk tunas-tunas muda Islam yang beriman dan bertakwa kepada

ALLAH SWT.

b) Membentuk kepribadian anak yang berakhlak mulia dan berketrampilan.

c) Menanamkan kepribadian dan kedisiplinan di segala aspek kehidupan setiap

siswa.

RIWAYAT PENDIDIKAN PENULIS

Nama : Moh Nur Ikhsan

Jenis Kealamin : Laki – Laki

Tempat Tanggal Lahir : Kendal, 28 November 1969

Agama : Islam

Alamat : RT.05 RW.02 Desa Sojomerto Kecamatan Gemuh

Kabupaten Kendal Jawa Tengah

Pendidikan :

1. SD 03 Sojomerto lulus tahun 1983

2. MTs NU 08 Gemuh lulus tahun 1986

3. PGAN Salatiga lulus tahun 1990

4. IAIN Walisongo Semarang, masuk tahun 2007

Semarang, 15 Maret 2011

Moh. Nur Ikhsan

NIM. 073 111 208