106.kota cimahi

Upload: donny234

Post on 18-Jul-2015

274 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

HASIL PEMERIKSAAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2005ATAS LAPORAN KEUANGAN KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2004 DI CIMAHI

AUDITORAT UTAMA KEUANGAN NEGARA IV PERWAKILAN III BPK-RI DI JAKARTA

Nomor Tanggal

: :

/S/XIV.3-XIV.3.4/08/2005 Agustus 2005

Sistematika Hasil PemeriksaanHalaman Daftar Isi LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN KEUANGAN AUDITAN BAB I GAMBARAN UMUM A. B. C. D. E. F. G. Dasar Hukum Pemeriksaan Tujuan Pemeriksaan Lingkup Pemeriksaan. Cakupan Pemeriksaan. Standar Pemeriksaan... Batasan dan Kendala Pemeriksaan. Laporan Keuangan Yang Diperiksa BPK-RI. 4 4 4 4 5 5 5 I 1 3

BAB II

LAPORAN PEMERIKSAAN A. Penelaahan Atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 7

2004............................................................................ B. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004................................................... C. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cimahi Setelah Diperiksa BPK-RI .. Laporan Realisasi Anggaran . D. Catatan Pemeriksaan 1 Penetapan Anggaran Belanja Stimulan Pada 7 (Tujuh) Kegiatan Sebesar Rp482.250.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan 2 Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Tidak Sesuai Ketentuan sebesar Rp160.000.000,00.

11

22 23 24

24

26

3 Pembayaran Uang Paket, Tunjangan Panitia Anggaran dan Panitia Musyawarah untuk Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Cimahi Melebihi Ketentuan Sebesar Rp110.250.500,00 4 Penganggaran dan Pertanggungjawaban Kegiatan DPRD Yang Dilakukan Dalam Masa Reses TA 2004 Tidak sesuai Ketentuan sebesar Rp143.100.000,00.. 5 Pembayaran Pemeliharaan Kesehatan dan Check Up untuk Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Cimahi sebesar Rp109.500.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan............................. 6 Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Air Bawah Tanah (PABT) TA 2004 kurang diterima sebesar 36 34 32 28

Rp3.189.470.346,18.. 7 Penggunaan Langsung Penerimaan Retribusi Kebersihan

Untuk Bantuan Keuangan Kepada Tiga RW Pada Kelurahan Leuwigajah, Desa Batujajar Timur Sebesar Rp60.000.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan.. 8 Biaya Ijin Pengusahaan Angkutan Orang Atas Pemberian Ijin Trayek Tidak Dipungut Sebesar Rp69.000.000,00.. 9 Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pembangunan Lanjutan Gedung Pengujian dan Penataan Halaman Sarana dan Prasarana Transportasi Melebihi Ketentuan Senilai 42 40 38

Rp15.250.152,00 ......................................................... 10 Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pekerjaan Penataan Taman Kartini dan Taman Kota Melebihi Ketentuan Senilai Rp4.240.201,80 11 Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pekerjaan Banner Merah Putih Melebihi Ketentuan senilai Rp10.680.000,00

44

46

12

Pelaksanaan Puskesmas

Pembangunan Cimahi Tengah

Peningkatan TA 2004

Gedung Senilai

Rp1.454.366.000,00

Tidak Selesai

dan Kekurangan 48

Pengenaan Denda Sebesar Rp39.268.580,00 . 13 Pengadaan Obat Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Menkes RI Senilai Rp15.420.000,00 ... 14 Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pekerjaan

51

Peningkatan Gedung Puskesmas Cimahi Selatan Melebihi Ketentuan Senilai Rp3.960.357,00.. 15 Penganggaran 3 (Tiga) Kegiatan pada 3 (Tiga) Dinas seluruhnya sebesar Rp6.773.284.048,00 pada Rekening Belanja Operasi Pemeliharaan Tidak Tepat. 16 Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pembangunan Jalan Ruas Kali Cimahi Cihanjuang Melebihi Ketentuan senilai Rp139.548.579,53. 58 17 Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pembangunan Jalan Kali Cimahi Ciawitali melebihi ketentuan sebesar Rp63.012.217,00.. 18 Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pekerjaan 61 54 52

Peningkatan Jalan Leuwigajah - Cangkorah Melebihi Ketentuan Senilai Rp25.270.130,70... 19 Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pekerjaan 63

Pemeliharaan Berkala Jalan Kamarung Padaasih melebihi ketentuan sebesar Rp1.980.883,05... 20 Pembayaran Ganti Rugi Pembebasan Tanah Untuk Kegiatan Peningkatan Pencegahan Dan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Cimahi Di Kelurahan Leuwigajah Senilai 68 66

Rp761.615.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan... 21 Biaya Manajemen Lapangan Senilai Rp180.835.036,94

Tidak Dilengkapi Dengan Bukti Penggunaan..

71

22 Bunga Terhadap Pekerjaan Tur Key Parsial Pelaksanaan Pekerjaan Gedung A, B dan C Kantor Pemerintahan Kota Cimahi sebesar Rp3.000.000.000,00 Tidak Layak

Dikenakan dan Harga satuan pekerjaan lebih tinggi dari harga satuan tertinggi sebesar Rp4.238.719.522,32 73

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN III BPK-RI DI JAKARTAJl. MT. Haryono Kav. 45-46 Jakarta Selatan Telp/Fax. 021-7942984, 7943023

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kepada Para Pengguna Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cimahi Tahun Anggaran (TA) 2004 Berdasarkan ketentuan Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973, dan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) telah memeriksa Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004 yang telah disusun oleh Pemerintah Kota Cimahi. Laporan Keuangan tersebut adalah tanggung jawab Pemerintah Kota Cimahi. Tanggung jawab BPK-RI terletak pada pernyataan pendapat atas Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004 berdasarkan Pemeriksaan BPK-RI. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI. Standar tersebut mengharuskan BPK-RI untuk merencanakan, mengumpulkan bukti yang cukup dan melaksanakan pemeriksaan agar memperoleh keyakinan yang memadai sebagai dasar untuk memberikan pendapat. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah TA 2004 bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan TA 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam Peraturan Perundangan yang berlaku. Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004 hanya meliputi pengujian atas Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) TA 2004, sedangkan Neraca per tanggal 31 Desember 2004, Laporan Arus Kas TA 2004, dan Catatan atas Laporan Keuangan bukan merupakan lingkup pemeriksaan BPK-RI, karena sampai dengan pekerjaan lapangan berakhir, baru selesai disusun dan

masih dalam proses penyusunan. Atas hal-hal yang disajikan dalam Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004, kami tidak memperoleh keyakinan yang memadai pada: a. Belanja Operasional Pemeliharaan 3 (Tiga) Kegiatan pada 3 (Tiga) Dinas seluruhnya sebesar Rp6.773.284.048,00 yang Penganggarannya Tidak Tepat; b. Belanja Modal Pada Kegiatan Peningkatan Pencegahan dan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Cimahi senilai Rp761.615.000,00, yang Pembayaran Ganti Rugi Pembebasan Tanahnya Tidak Sesuai Ketentuan; c. Pembebanan Biaya Bunga Pada Harga Kontrak Pekerjaan Perancangan Dan Pembangunan Gedung Perkantoran Pemerintahan Kota Cimahi sebesar Rp3.428.026.611,00 Tidak Tepat. Berdasarkan Pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004, BPK-RI berpendapat bahwa Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004, kecuali akibat atas hal-hal yang dimuat dalam paragraf sebelumnya, telah disajikan secara wajar untuk semua hal yang material sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang ditetapkan di dalam berbagai peraturan perundangan yang berlaku. Di dalam hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004, BPK-RI menyampaikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Kota Cimahi dalam upaya penyempurnaan Laporan Keuangan Daerah sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

Jakarta,

Agustus 2005

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Perwakilan III BPK-RI Di Jakarta Ketua Tim,

MUJAHIDIN ASA PUTRA, SE., Ak Akuntan REG-NEG D-36253

BAB I GAMBARAN UMUMA. Dasar Hukum Pemeriksaan

1. Pasal 23E Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Tahun 1945; 2. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan; 3. Pasal 31 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Pasal 56 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 01 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah 7. Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah. B. Tujuan Pemeriksaan Untuk memberikan keyakinan apakah Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cimahi Tahun Anggaran (TA) 2004 sebagai laporan pertanggungjawaban atas realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah TA 2004 telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam berbagai peraturan perundangan mengenai Pengelolaan Keuangan Daerah.C. Lingkup Pemeriksaan

Untuk mencapai tujuan pemeriksaan tersebut, maka pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004 meliputi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) TA 2004. Sedangkan Neraca per 31 Desember 2004, Laporan Arus Kas TA 2004 dan Catatan atas Laporan Keuangan sesuai dengan Representasi Pemda tidak menjadi lingkup pemeriksaan BPK-RI, karena sampai dengan pekerjaan lapangan berakhir baru selesai disusun dan masih dalam proses penyempurnaan.

D. Cakupan Pemeriksaan

Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004 meliputi pengujian substantif atas transaksi yang dibukukan dan disajikan serta diungkapkan

dalam Laporan Keuangan yang meliputi semua transaksi material dalam satu tahun anggaran yang diperiksa dan pengujian terinci atas saldo akun-akun yang material dalam laporan tersebut dengan fokus pada pos-pos sebagai berikut:. 1. DPRD dan Sekretariat DPRD Kota Cimahi; 2. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah; 3. Sekretariat Daerah; 4. Dinas Pendapatan Daerah; 5. Dinas Pendidikan; 6. Dinas Kesehatan; 7. Dinas Tata Kota; 8. Dinas Lingkungan Hidup; 9. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan; 10. Belanja Tidak Tersangka; Cakupan Pemeriksaan atau Audit Coverage Ratio (ACR) yang merupakan perbandingan antara jumlah realisasi anggaran yang diperiksa dan jumlah realisasi anggaran (sebelum koreksi) TA 2004 dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Cakupan Audit atas Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004No 1 2 3 Uraian Bagian/Pos Pendapatan Belanja Pembiayaan - Penerimaan - Pengeluaran Jumlah Anggaran (Rp) 245.356.565.068,00 276.889.756.845,00 71.575.349.354,23 40.042.157.577,00 633.863.828.844,23 Realisasi (Rp) 266.969.293.420,52 231.710.769.830,00 71.522.565.592,23 106.781.089.182,75 676.983.718.025,50 108,81 83,68 99,93 266,67 106,80 266.969.293.420,52 231.710.769.830,00 71.522.565.592,23 108.088.414.244,75 678.291.043.087,50 % Nilai yang diaudit ACR % 100 100 100 100 100

E. Standar Pemeriksaan Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kota Cimahi TA 2004 dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan (SAP) yang diterbitkan oleh BPK-RI Tahun 1995. F. Batasan Dan Kendala Pemeriksaan Dalam rangka pelaksanaan salah satu tugas konstitusionalnya yaitu pemeriksaan atas Laporan Keuangan, BPK-RI masih menghadapi kendala bahwa Pemerintah Daerah belum memahami sepenuhnya sistem pembukuan berganda (double entry), dasar pencatatan akrual dan kebijakan akuntansi keuangan daerah. G. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cimahi Yang Diperiksa BPK-RI

Badan Pemeriksa Keuangan melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cimahi TA 2004 dengan rincian sebagai berikut:

BAB II LAPORAN PEMERIKSAAN

A. Penelaahan Atas Sistem dan Pelaksanaan Sistem Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan Kota Cimahi Tahun Anggaran (TA) 2004 Pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cimahi dilakukan oleh Bagian Keuangan dalam hal ini Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan. Bagian Keuangan terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian , yaitu Sub Bagian Anggaran, Sub Bagian Pembukuan dan Sub Bagian Perbendaharaan. Untuk Pelaksanaan tugas Sub Bagian Verifikasi masih ditangani oleh Sub Bagian Pembukuan. Sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cimahi berupa Perhitungan Anggaran Tahun 2004 yang dilaksanakan oleh Bagian Keuangan Pemerintah Kota Cimahi masih diselenggarakan berdasarkan sistem pembukuan tunggal (Single Entry) dengan dasar kas (Cash Basis) sebagaimana diatur dalam Manual Administrasi Keuangan Daerah yang ditetapkan dalam Kepmendagri No.900-009 Tahun 1980 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 903-379 tanggal 11 April 1987 tentang Penggunaan Sistem Digit dalam Pelaksanaan APBD serta Petunjuk Teknis Tata Usaha Keuangan Daerah. Dalam hal Format susunan Perhitungan Anggaran dan penggunaan kode rekening, Pemerintah Kota Cimahi mengacu pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD. Sampai dengan saat ini, Pemerintah Kota Cimahi belum memiliki Peraturan Daerah tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah, maupun Keputusan Walikota tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah. Berdasarkan Kepmendagri No. 900/009 Tahun 1980, sebagaimana telah ditambah dan diubah, terakhir dengan Kepmendagri No. 3 Tahun 1999, PP No. 105 Tahun 2000, Kepmendagri No. 29 Tahun 2002 dan berdasarkan Pasal 31 ayat (2) UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pemerintah Kota Cimahi

berkewajiban menyusun Laporan Keuangan Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Arus Kas, Neraca dan Catatan atas Laporan Keuangan Daerah. Pemerintah Kota Cimahi pada TA 2004 telah menyusun Laporan Keuangan per 31 Desermber 2004 yang berupa Perhitungan APBD, Nota Perhitungan APBD, Neraca dan Laporan Arus Kas. Namun demikian sampai dengan berakhirnya pelaksanaan pekerjaan lapangan pemeriksaan, penyusunan Neraca dan Laporan Arus Kas masih dalam proses penyempurnaan, sehingga yang diperiksa oleh BPKRI sesuai dengan surat Representasi Pemda adalah Laporan Realisasi APBD (LRA) TA 2004. Hasil penelaahan atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cimahi serta pelaksanaannya yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Cimahi yang kami uji ternyata belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga masih terdapat 6 (enam) kelemahan, sebagai berikut : 1. Pemisahan tugas telah dilakukan tetapi belum sesuai dengan tujuan pengendalian yang layak. Pada Bagian keuangan belum seluruhnya ada pemisahan tugas dan fungsi yang memadai. Sub Bagian Verifikasi belum dibentuk tersendiri, akan tetapi masih dikelola oleh Sub Bagian Pembukuan. Dalam pelaksanaan pembukuan dan penyusunan Perhitungan APBD masing-masing bagian tersebut belum terkoordinasi dengan baik, sehingga belum tercipta kondisi saling uji yang memadai antara Sub Bagian yang satu dengan lainnya antara lain dokumen pengesahan SPJ tidak disusun secara lengkap dan akurat sehingga tidak bisa dijadikan acuan dalam penyusunan perhitungan anggaran. 2. Pencatatan akuntansi belum direview secara memadai; Sub Bagian Perbendaharaan telah memiliki kartu kendali dan kartu Pengawasan Kredit Anggaran (Kartu B-I), namun pembukuan tersebut masih belum sepenuhnya dijalankan dengan baik sehingga ditemui adanya penerbitan SPMU yang melampaui anggaran. Selain itu terdapat pula penetapan SKO yang melebihi anggaran. 3. Pencatatan dan pengamanan aktiva belum memadai.

Bagian Perlengkapan Setda Kota Cimahi telah menyusun Rekapitulasi Daftar Hasil Pengadaan Barang Tahun Anggaran 2004 maupun Rekapitulasi Pemeliharaan Barang Tahun 2004. Penyusunan dokumen tersebut diperoleh dari Pengumpulan Dokumen dari masing-masing Satuan Kerja, namun masih terdapat kurangnya koordinasi antara Bagian Perlengkapan dan masing-masing Satuan kerja Daerah. Satuan kerja Daerah tidak menyusun dan melaporkan Daftar Hasil Pengadaan Barang dan Daftar Pemeliharaan Barang Triwulanan ke Bagian Perlengkapan. Untuk Laporan Tahunan Pengadaan dan Pemeliharaan Barang, Bagian Perlengkapan secara pro aktif mengumpulkan dokumen ke masing-masing Satuan Kerja. Sedangkan penyusunan Laporan tiga bulanan atau enam bulanan belum dilakukan oleh masing-masing Satuan Kerja. Bagian Perlengkapan, juga belum sepenuhnya memberikan nomor inventaris pada barang/inventaris milik Pemerintah Kota Cimahi, sehingga fungsi pengamanan barang/inventaris milik Pemerintah Kota Cimahi masih lemah. Bagian Perlengkapan tidak melakukan stock opname atas barang persediaan pada Satuan Kerja, Laporan Barang Inventaris yang ada diperoleh berdasarkan catatan masing-masing Satuan Kerja. Kondisi yang demikian dapat mengakibatkan lemahnya pengendalian atas barang inventaris daerah dan tidak dapat diperolehnya informasi yang memadai tentang pengadaan maupun pemeliharaan barang. 4. Sistem gagal menghasilkan output yang lengkap dan cermat sesuai dengan tujuan pengendalian karena kesalahan penerapan prosedur pengendalian. Buku Besar Pengeluaran (B V) telah diselenggarakan untuk semua pengeluaran, namun angka yang tertera dalam buku tidak dapat diyakini kebenarannya, karena terdapat beberapa posting yang tertukar antar kode rekening dan terdapat beberapa transaksi pengembalian sisa kas yang tidak dicatat dalam Buku Besar Pengeluaran. Pengesahan SPJ telah dilakukan namun hasil pengesahan belum sepenuhnya dapat diyakini kebenarannya, karena masih ditemui adanya angka yang tidak sesuai dengan jumlah SPJ yang disahkan maupun kesalahan penjumlahan (aritmatikal).

5. Bukti-bukti transaksi belum seluruhnya direview secara memadai. Sub Bagian Verifikasi melakukan verifikasi Bukti Pertanggungjawaban atas transaksi belanja pada semua satuan kerja, namun demikian masih ditemui adanya kekurangcermatan dalam pelaksanaan kegiatan verifikasi. Hal tersebut antara lain pada transaksi belanja pada Badan Kesatuan Bangsa, terdapat

pengeluaran belanja stimulan (BOP-Publik) sebesar Rp4.000.000,00 namun bukti-bukti pertanggungjawabannya berupa perjalanan dinas tetap disahkan oleh Sub Bagian Verifikasi, sehinga berdasarkan SPJ yang sah. Sub Bagian Pembukuan juga telah membukukan perhitungan sesuai dengan pembebanannya (afektasi) pada SPMU, namun demikian masih dijumpai adanya kesalahan pembebanan pada Perhitungan Anggaran antara lain pada Satuan Kerja Sekretariat Daerah yaitu pada kegiatan Peningkatan Pelayanan Haji (BOPAparatur) terdapat transaksi pembelian Bahan Percontohan sebesar Rp 8.998.000,00 yang seharusnya dicatat sebagai belanja jasa pihak ketiga namun dicatat sebagai Belanja Bahan/Material. 6. Pelaksanaan pengendalian intern terdapat kelemahan dapat mengakibatkan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berdampak langsung atas laporan keuangan Penetapan Anggaran untuk beberapa pengeluaran tidak memperhatikan asas kepatutan, sebagi contoh pengeluaran pada Dinas Pendidikan untuk rehabilitasi fisik gedung SD/SMP dianggarkan bukan sebagai belanja modal melainkan sebagai Belanja Operasi dan Pemeliharaan. Atas Kelemahan Pengendalian Intern tersebut, BPK-RI menyarankan agar Pemerintah Kota Cimahi melakukan review atas sistem pembukuan dan penyusunan Laporan keuangannya. Laporan Perhitungan belum sepenuhnya

B. Koreksi Pembukuan dan Kecermatan Penyusunan Laporan Keuangan Kota Cimahi Tahun Anggaran 2004 Dari hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan (sebelum disampaikan ke DPRD) Tahun Anggaran 2004 yang telah disajikan oleh Pemerintah Kota Cimahi, BPK-RI telah mengajukan 14 (empat belas) koreksi dengan nilai koreksi tambah

sebesar Rp1.538.639.992,00 dan koreksi kurang sebesar Rp243.994.930,00 atau seluruhnya berjumlah Rp1.782.634.922,00 kepada Pemerintah Kota Cimahi.

Koreksi yang dilakukan BPK-RI tersebut adalah sebagai berikut. Koreksi Pendapatan Realisasi menurut LRA sebesar Koreksi tambah sebesar Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

Rp Rp (Rp Rp

266.969.293.420,52 1.303.325.062,00 2.340.000,00) 268.270.278.482,52

Selisih anggaran dan realisasi menurut LRA sebesar Koreksi sebesar Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp (Rp Rp 21.612.728.352,52 1.303.325.062,00 2.340.000,00) 22.913.713.414,52

1. Pajak Penerangan Jalan (1.1.05) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 13.902.041.828,00 9.854.700,00 13.911.896.528,00

Selisih anggaran dan realisasi menurut LRA sebesar Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 3.402.041828,00 9.854.700,00 3.411.896.528,00

Koreksi tambah

tersebut

disebabkan Bagian Keuangan mencatat penerimaan

PJU sebesar Rp9.854.700,00 sebagai Jasa Giro Kas Daerah.

2. Retribusi Pelayanan Bidang Ketenagakerjaan (18.01.00.000.1.1.17) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 199.366.370,00 507.930,00 199.874.300,00

Selisih anggaran dan realisasi menurut LRA sebesar Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 188.146.370,00 507.930,00 188.654.300,00

a. Biaya Ijin Perpanjangan Pengguna Tenaga Asing (TKA) (18.01.00.000.1.1.17.01) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 0,00 184.494.300,00 184.494.300,00

Selisih anggaran dan realisasi menurut LRA sebesar Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 0,00 184.494.300,00 184.494.300,00

b. Biaya Pengawasan Keselamatan Kerja (18.01.00.000.1.1.17.04 ) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp Rp 199.366.370,00 184.494.300,00) 507.930,00 15.380.000,00

Selisih anggaran dan realisasi menurut LRA sebesar Koreksi sebesar Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp Rp 188.146.370,00 184.494.300,00) 507.930,00 4.160.000,00

Koreksi sebesar Rp184.494.300,00 disebabkan Bagian Keuangan Pemerintah Kota Cimahi mencatat penerimaan TKA sebagai Biaya Pengawasan Keselamatan Kerja (18.01.00.000.1.1.17.04) dan koreksi sebesar Rp507.930,00 disebabkan Bagian

Keuangan mencatat penerimaan Biaya Pengawasan Keselamatan Kerja sebagai Jasa Giro Kas Daerah.

3. Penerimaan Jasa Giro (01.03.00.000.1.1.02) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp Rp 5.143.804.737,00 10.362.630,00) 601.484,00 5.134.043.591,00

Selisih anggaran dan realisasi menurut LRA sebesar Koreksi sebesar Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp Rp 2.643.804.737,00 (10.362.630,00) 601.484,00 2.634.043.591,00

Koreksi kurang penerimaan jasa giro sebesar Rp10.362.630,00 tersebut disebabkan Bagian Keuangan Pemerintah Kota Cimahi mencatat Biaya Pengawasan Keselamatan Kerja sebesar Rp507.930,00 dan penerimaan PJU sebesar Rp9.854.700,00 ke Jasa Giro Kas Daerah. Sedangkan Koreksi tambah sebesar Rp601.484,00 disebabkan Bank Jabar tidak mendebet Penerimaan Jasa Giro dari Rekening Pemegang Kas Dinas Penanaman Modal ke Kas Daerah.

4. Dana Perimbangan (00.00.00.000.1.2) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 215.049.805.746,00 1.302.723.578,00 216.352.529.324,00

Selisih anggaran dan realisasi menurut LRA sebesar Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 12.867.388.209,00 1.302.723.578,00 14.170.111.787,00

Dana Alokasi Khusus (01.03.00.000.1.2.3) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 11.197.276.422,00 1.302.723.578,00 12.500.000.000,00

Selisih anggaran dan realisasi menurut LRA sebesar Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar (Rp Rp (Rp 1.364.723.578,00) 1.302.723.578,00 62.000.000,00)

Koreksi tambah

tersebut disebabkan Bagian Keuangan salah mencatat realisasi

penerimaan DAK yang seharusnya berdasarkan SPMU KPKN setempat adalah sebesar Rp12.500.000.000,00, akan tetapi yang dicatat hanya sebesar Rp11.197.276.422,00 yaitu sesuai realisasi penggunaan anggaran oleh bidang teknis terkait dari dana

DAK yang disimpan di Rekening Khusus Pemerintah Kota Cimahi.

5. Lain-lain PAD yang Sah (01.03.00.000.1.1) Setoran Kelebihan Pembayaran kepada Pihak Ketiga (01.03.00.000.1.1.07) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp 732.497.029,13 2.340.000,00) 730.157.029,13

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

Rp (Rp Rp

65.385.168,13 2.340.000,00) 63.045.168,13 pengembalian Bantuan

Koreksi kurang disebabkan Bagian Keuangan mencatat

kepada Instansi Vertikal pada tanggal 31 Desember 2004 sebesar Rp2.340.000,00 sebagai Setoran Kelebihan Pembayaran kepada Pihak Ketiga.

Koreksi Belanja Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

Rp 231.710.769.830,00 (Rp 6.340.000,00)

Rp 231.704.429.830,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp 45.178.987.015,00) (Rp 6.340.000,00)

(Rp 45.185.327.015,00)

1. Sekretariat Daerah a. Belanja Sekretariat Daerah (01.03.000.2) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp 12.586.981.000,00 (Rp Rp 8.998.000,00) 8.998.000,00

Rp 12.586.981.000,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp 7.176.601.408,00) (Rp Rp 8.998.000,00) 8.998.000,00

(Rp 7.176.601.408,00)

Belanja Operasi Pemeliharaan Aparatur(01.03.000.2.1.2) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp Rp 3.994.314.185,00 8.998.000,00) 8.998.000,00 3.994.314.185,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp (Rp Rp (Rp

799.234.815,00) 8.998.000,00) 8.998.000,00 799.234.815,00)

Kegiatan Peningkatan Pelayanan Haji (01.03.03.011.01) Belanja Barang dan Jasa (01.03.011.01.2.1.2.02) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp Rp 59.593.065,00 8.998.000,00) 8.998.000,00 59.593.065,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp (Rp Rp (Rp

28.886.935,00) 8.998.000,00) 8.998.000,00 28.886.935,00)

Belanja Bahan/Material (01.03-011.01.2.1.2.02.01) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp 9.528.000,00 8.998.000,00) 530.000,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

Rp (Rp

8.998.000,00 8.998.000,00) 0,00

Belanja Jasa Pihak ketiga (01.03-011.01.2.1.2.02.02) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 29.790.065,00 8.998.000,00 38.788.065,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp 37.009.935,00) Rp 8.998.000,00 (Rp 28.011.935,00)

Koreksi tambah kurang

disebabkan

Bagian Keuangan

mencatat

Belanja

Perlengkapan Haji/Belanja Jasa Pihak Ketiga sebesar Rp8.998.000,00, sebagai Belanja Bahan/material.

b. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan(01.03.00.000.2.3) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp 7.998.324.000,00 2.340.000,00) 7.995.984.000,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Belanja Bantuan Keuangan (01.03.00.000.2.3.2) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp (Rp (Rp

3.406.676.000,00) 2.340.000,00) 3.409.016.000,00)

Rp (Rp Rp

7.998.324.000,00 2.340.000,00) 7.995.984.000,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp (Rp (Rp

3.406.676.000,00) 2.340.000,00) 3.409.016.000,00)

Bantuan kepada Instansi Vertikal(01.03.00.000.2.3.2.03) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp 3.648.219.000,00 2.340.000,00) 3.645.879.000,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp (Rp (Rp

331.781.000,00) 2.340.000,00) 334.121.000,00)

Koreksi kurang disebabkan Bagian Keuangan mencatat

pengembalian Bantuan

kepada Instansi Vertikal pada tanggal 31 Desember 2004 sebesar Rp2.340.000,00 sebagai Setoran Kelebihan Pembayaran kepada Pihak Ketiga.

2. BADAN KESATUAN BANGSA Belanja Badan Kesatuan Bangsa(01.08.00.000.00.2). Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp 1.807.175.359,00 (Rp 4.000.000,00)

Rp 1.803.175.359,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp 266.262.880,00) (Rp 4.000.000,00)

(Rp 262.262.880,00)

Belanja Operasi Pemeliharaan Publik (01.08.00.038.04.2.2) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp 825.859.700,00 (Rp 4.000.000,00)

Rp 821.859.700,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Kegiatan Masalah Aktual (01.08.04.038.04) Belanja Perjalanan Dinas (01-08.04.038.04.2.2.2.03) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp 10.140.300,00) (Rp 4.000.000,00)

(Rp 14.140.300,00)

Rp (Rp Rp (Rp (Rp (Rp

4.000.000,00 4.000.000,00) 0,00 2.000.000,00) 4.000.000,00) 6.000.000,00)

Belanja Perjalanan Dinas (01-08.04.038.04.2.2.2.03.01) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp 4.000.000,00 4.000.000,00) 0,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp (Rp (Rp

2.000.000,00) 4.000.000,00) 6.000.000,00)

Koreksi kurang disebabkan Belanja Perjalanan Dinas yang tidak direalisasikan dan telah disetor kembali namun Bagian Keuangan perjalanan dinas sebesar Rp4.000.000,00. masih mencatat realisasi belanja

3. DINAS TATA KOTA Belanja Dinas Tata Kota (15.01.00.000.12) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp 37.472.931.690,00 Rp (Rp 31.460.000,00 31.460.000,00)

Rp 37.472.931.690,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp 5.102.690.602,00) Rp (Rp 31.460.000,00 31.460.000,00)

(Rp 5.102.690.602,00)

a. Belanja Operasi & Pemeliharaan Publik (15.01.00.000-2.2.2) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp (Rp Rp (Rp 5.203.996.548,00 31.460.000,00 5.235.456.548,00 379.885.202,00) 31.460.000,00 348.425.202,00)

Kegiatan Penataan Kawasan Cimindi (DBP) dan Jalan Gandawijaya (15.01.05021.03) Belanja Barang dan Jasa (15.01.05.021.03-2.2.2.02) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 98.526.000,00 31.460.000,00 129.986.000,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp Rp (Rp

31.660.750,00) 31.460.000,00 200.750,00)

Belanja Jasa Pihak Ketiga (15.01.05.021.03-2.2.2.02.02) Realisasi menurut LRA Koreksi tambah sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp Rp Rp 69.146.000,00 31.460.000,00 100.606.000,00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp Rp (Rp

31.660.750,00) 31.460.000,00 200.750,00)

b. Belanja Modal Publik (15.01.00.000-2.2.3) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp 29.684.721.050,00 31.460.000,00) 29.653.261.050,00

(Rp 4.412.747.200,00) (Rp 31.460.000,00)

(Rp 4.444.207.200,00)

Kegiatan Penataan Kawasan Cimindi (DBP) dan Jalan Gandawijaya (15.01.05021.03) Belanja Modal Jalan & Jembatan (15.01.05.021.03-2.2.3.07) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Rp (Rp Rp 1.760.394.550,00 31.460.000,00) 1.728.934.550.00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar Belanja Modal Jalan (15.01.05.021.03-2.2.3.07.01) Realisasi menurut LRA Koreksi kurang sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp (Rp (Rp

216.618.700,00) 31.460.000,00) 248.078.700.00)

Rp (Rp Rp

1.760.394.550,00 31.460.000,00) 1.728.934.550.00

Selisih Anggaran dan realisasi menurut LRA Koreksi sebesar Jumlah setelah koreksi sebesar

(Rp (Rp (Rp

216.618.700,00) 31.460.000,00) 248.078.700.00)

Koreksi

tersebut disebabkan

Bagian Keuangan

mencatat pengeluaran

Perencanaan Penataan Kawasan Cimindi Jalan Gandawijaya sebesar Rp31.460.000,00 sebagai Belanja Modal Jalan Kawasan Cimindi seharusnya dicatat sebagai BOP- Publik - Belanja Barang dan Jasa (Belanja Jasa Pihak Ketiga). Atas Koreksi-koreksi tersebut, Pemerintah Kota Cimahi bersedia melakukan koreksi pada laporan Keuangannya. Ringkasan Laporan Realisasi APBD Kota Cimahi TA 2004 setelah koreksi BPK-RI dimuat dalam daftar sebagai berikut:

C. Laporan Keuangan Pemerintah Kota Cimahi Setelah Diperiksa BPK-RI Hasil Audit Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Kota Cimahi Tahun Anggaran 2004 adalah sebagai berikut: D. Catatan Pemeriksaan Hasil pemeriksaan atas Laporan Keuangan Daerah (sebelum disampaikan ke DPRD) TA. 2004 yang disajikan oleh Pemerintah Kota Cimahi, dapat diungkapkan sebanyak 22 (dua puluh dua) Catatan Pemeriksaan yang perlu mendapat Perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Kota Cimahi untuk meningkatkan Kualitas Laporan Keuangannya, sebagai berikut: 4. Penetapan Anggaran Belanja Stimulan Pada 7 (Tujuh) Kegiatan Sebesar Rp482.250.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Kota Cimahi TA 2004 ditetapkan bahwa atas Kelompok Belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasi dan Pemeliharaan dirinci menjadi 5 (lima) Jenis Belanja yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Perjalanan Dinas dan Belanja Pemeliharaan dan Belanja Stimulan. Belanja Stimulan dianggarkan sebesar

Rp489.000.000,00, dan direalisasikan sebesar Rp482.250.000,00 atau sebesar 98,62%. Hasil pemeriksaan bukti-bukti pertanggungjawaban menunjukkan bahwa terdapat realisasi Belanja Stimulan pada 7 (tujuh) kegiatan di 4 (empat) Satuan Kerja sebesar Rp482.250.000,00 yang terdiri dari: 1. Kegiatan Studi Keterkaitan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat pada Badan Perencanaan Daerah direalisasikan sebesar Rp49.800.000,00 yang digunakan untuk Pemberian Dana Operasional kegiatan Program P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) untuk 15 kelurahan pada tiga kecamatan; 2. Kegiatan Perencanaan Umum, Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Daerah pada Badan Perencanaan Daerah sebesar Rp327.500.000,00 yang digunakan untuk bantuan penyelenggaraan Musyawarah 15 Kelurahan, bantuan

penyelenggaraan musyawarah 3 (tiga) kecamatan dan Bantuan Operasional Tim

Teknis PDPP untuk peningkatan Mutu Kegiatan Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) Kota Cimahi Tahun 2004; 3. Kegiatan Peningkatan Kelembagaan Masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan pada Badan Kesatuan Bangsa sebesar Rp10.500.000,00 yang digunakan untuk pemberian Bantuan Uang kepada 4 (empat) LSM. 4. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis pada Dinas Perekonomian dan Koperasi sebesar Rp9.000.000,00 yang digunakan untuk pemberian bantuan Bibit Tanaman, Polibag pupuk, obat-obatan tanaman, pot yang diberikan kepada Kelompok Wanita Tani; 5. Kegiatan Pembinaan Perdagangan dan Pariwisata Daerah Dinas Perekonomian dan Koperasi sebesar Rp13.450.000,00 yang diberikan kepada pemenang Lomba Mojang dan Jejaka berupa uang dan piala; 6. Kegiatan Peningkatan Olahraga Prestasi pada Dinas Pendidikan sebesar Rp37.000.000,00 yang diberikan kepada Tim Panitia Pelaksanaan Peningkatan Olahraga Prestasi, honor panitia, pembelian pakaian olahraga, uang pembinaan atlet dan pembelian ATK; 7. Kegiatan Peningkatan Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda pada Dinas Pendidikan sebesar Rp35.000.000, yang diberikan kepada PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan pengelola PKBM.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.29 Tahun 2002 tanggal 10 Juni 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Perhitungan APBD: a. Pasal 6 ayat (4) yang menyatakan bahwa Format Susunan Belanja Daerah beserta Kode rekeningnya tercantum dalam Lampiran IV; b. Dalam Lampiran IV dinyatakan bahwa atas Kelompok Belanja Administrasi dan Umum dan Kelompok Belanja Operasi dan Pemeliharaan, masing-masing dirinci dalam 4 (empat) jenis kelompok belanja yaitu Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, Belanja Perjalanan Dinas dan Belanja Pemeliharaan.

Masalah ini mengakibatkan pertanggungjawaban atas Belanja Stimulan tidak sesuai peraturan perundangan sebesar Rp482.250.000,00, yang terjadi karena Tim Penyusun Anggaran tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku. Atas Permasalahan ini Kepala Bapeda Kota Cimahi selaku Sekretaris Tim Penyusun APBD Kota Cimahi TA 2004 menyatakan bahwa dalam penyusunan APBD 2004 menemukan kesulitan untuk memasukkan belanja yang dulu dikenal sebagai belanja lain-lain, maka untuk menanggulangi hal tersebut dibukalah jenis belanja stimulan. Namun demikian, temuan ini akan menjadi perhatian masa yang akan datang.

Saran BPK-RI Walikota Cimahi memberikan teguran tertulis kepada Tim Penyusun Anggaran atas kelalaian dalam menyusun APBD TA 2004 dan untuk masa yang akan datang agar lebih memperhatikan ketentuan yang berlaku.

5. Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik Tidak Sesuai Ketentuan sebesar Rp160.000.000,00. Dalam APBD Kota Cimahi TA 2004 ditetapkan Anggaran Bantuan kepada Organisasi Sosial Politik sebesar Rp600.000.000,00. Realisasi selama Tahun 2004 adalah sebesar Rp250.000.000,00 atau 41,67% dari anggaran yang telah ditetapkan. Hasil Pemeriksaan atas Bukti-Bukti Pengeluaran pada Pemegang Kas Bantuan Keuangan dan Bantuan Tidak Tersangka pada Sekretariat Daerah Kota Cimahi menunjukkan bahwa realisasi selama Tahun 2004 sebesar Rp250.000.000,00 diberikan kepada 24 (dua puluh empat) Partai Politik yang ada di DPRD, dengan jumlah bantuan masing-masing sebesar Rp10.000.000,00. Salah satu Partai Politik yaitu Partai Bulan Bintang memperoleh 2 (dua) kali Bantuan Keuangan dari Pemerintah Kota Cimahi masing-masing sebesar Rp10.000.000,00. Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 171/Kep.648Dekon/2002 tanggal 1 Juli 2002 tentang Peresmian Pemberhentian Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bandung dan Peresmian Penetapan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cimahi, dan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 171/Kep.1073-Dekon/2002 tanggal 3 Oktober 2002 maka

Keanggotaan DPRD Kota Cimahi Periode Tahun 2002-2004 terdiri dari 35 (tiga puluh lima) orang yang merupakan wakil dari 8 (delapan) Partai Politik dan Wakil dari TNI/Polri yaitu: 1. Partai Persatuan Pembangunan, sebanyak 4 orang; 2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, sebanyak 11 orang; 3. Partai Amanat Nasional, sebanyak 4 orang; 4. Partai Bulan Bintang, sebanyak 2 orang; 5. Partai Keadilan, sebanyak 1 orang; 6. Partai Golkar, sebanyak 7 orang; 7. Partai Kebangkitan Bangsa, sebanyak 1 orang; 8. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, sebanyak 1 Orang; 9. TNI/Polri sebanyak 4 orang. Pemerintah Kota Cimahi memberikan bantuan keuangan kepada partai Politik untuk kepentingan sekretariat Partai Politik dengan jumlah yang sama yaitu Rp10.000.000,00 setiap Partai Politik tanpa memandang jumlah kursi Partai yang bersangkutan di DPRD Kota Cimahi. Terdapat 16 (enam belas) Partai Politik yang tidak memiliki kursi di DPRD namun memperoleh Bantuan Keuangan dari Pemerintah Kota Cimahi seluruhnya sebesar Rp160.000.000,00 (16 x Rp10.000.000,00) terdiri dari: 1. Partai Sarikat Indonesia sebesar Rp10.000.000,00; 2. Partai Nasional Banteng Kemerdekaan sebesar Rp10.000.000,00; 3. Partai Perhimpunan Indonesia Baru sebesar Rp10.000.000,00; 4. Partai Persatuan Demokrasi sebesar Rp10.000.000,00; 5. Partai Demokrat sebesar Rp10.000.000,00; 6. Partai Buruh Sosial Demokrat sebesar Rp10.000.000,00; 7. Partai Merdeka sebesar Rp10.000.000,00; 8. Partai Persatuan Nahdatul Ulama sebesar Rp10.000.000,00; 9. Partai Pelopor sebesar Rp10.000.000,00; 10. Partai Persatuan Daerah sebesar Rp10.000.000,00; 11. Partai Karya Peduli Bangsa sebesar Rp10.000.000,00; 12. Partai Penegak Demokrasi Indonesia sebesar Rp10.000.000,00; 13. Partai Patriot sebesar Rp10.000.000,00;

14. 15. 16.

Partai Bintang Reformasi sebesar Rp10.000.000,00; Partai Nasional Indonesia Marhaen sebesar Rp10.000.000,00; Partai Damai Sejahtera sebesar Rp10.000.000,00. Hal tersebut tidak sesuai dengan Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2002

tanggal 27 Desember 2002 Pasal 17 ayat (1) dan ayat (3) menyebutkan bahwa Keuangan Partai Politik bersumber dari bantuan dari anggaran negara yang diberikan secara proporsional kepada Partai Politik yang mendapatkan kursi di Lembaga Perwakilan Rakyat. Penjelasan Pasal 17 (1) menyatakan bahwa yang dimaksud anggaran negara adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Penjelasan Pasal 17 ayat (3) menyebutkan bahwa Partai Politik yang mendapatkan kursi di DPRD Kabupaten/Kota diberi bantuan keuangan yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota. Bantuan yang dimaksud dilaksanakan oleh Pemerintah dan disampaikan kepada Partai Politik untuk biaya administrasi dan/atau Sekretariat Partai Politik sesuai dengan kemampuan keuangan negara dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Masalah ini mengakibatkan pengeluaran tersebut membebani keuangan daerah sebesar Rp160.000.000,00 yang terjadi karena Kebijakan Walikota Cimahi memberikan bantuan keuangan kepada Partai Politik tidak memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Atas permasalahan ini Asisten Administrasi dan Keuangan Setda Kota Cimahi menyatakan bahwa berdasarkan pertimbangan politis agar tidak terjadi gejolak sebagai akibat tidak tersedianya keperluan sekretariat partai maka Pemerintah Kota Cimahi memberi bantuan secara merata kepada setiap Parpol masing-masing Rp10.000.000,00. Namun demikian, di waktu yang akan datang akan melaksanakan sesuai dengan ketentuan.Saran BPK-RI: Walikota Cimahi segera mempertanggungjawabkan bantuan yang telah diberikan kepada Partai Politik yang tidak mendapat kursi di DPRD sebesar Rp160.000.000,00 dengan menyetorkan kembali ke Kas Daerah.

6. Pembayaran Uang Paket, Tunjangan Panitia Anggaran dan Panitia Musyawarah untuk Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Cimahi Melebihi Ketentuan Sebesar Rp110.250.500,00

Dalam APBD Kota Cimahi TA 2004 telah dianggarkan Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD sebesar Rp7.143.634.292,00, realisasinya sebesar Rp6.602.922.734,00 atau sebesar 92,43% dari anggaran yang ditetapkan. Penganggaran penghasilan tersebut dimaksudkan untuk pembayaran Uang Representasi, Tunjangan Keluarga, Tunjangan Beras, Uang Paket, Biaya Pemeliharaan Kesehatan dan Check Up, Tunjangan Kehormatan, Tunjangan Khusus dan Tunjangan Jabatan, Panitia Anggaran dan Panitia Khusus serta digunakan untuk alat kelengkapan DPRD lainnya, sesuai dengan Surat Keputusan Pimpinan DPRD Kota Cimahi Nomor 01/Kep-P/DPRD2004 tanggal 13 Januari 2004 tentang Tunjangan Kegiatan Anggota DPRD dan Staf Sekretariat DPRD Kota Cimahi TA 2004 dan Keputusan Pimpinan Sementara Nomor 05/Kep-PS/DPRD/2004 tanggal 1 September 2004 tentang Perubahan Tunjangan Kegiatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Sekretariat DPRD Kota Cimahi TA 2004 antara lain disebutkan: a. Uang Paket 1) Ketua sebesar Rp315.000,00 setiap bulan; 2) Wakil Ketua Rp283.500,00 setiap bulan; 3) Anggota sebesar Rp252.000,00 setiap bulan. b. Panitia Musyawarah: a. Ketua sebesar Rp500.000,00 setiap bulan; b. Wakil Ketua sebesar Rp450.000,00 setiap bulan; c. Anggota sebesar Rp350.000,00 setiap bulan; c. Panitia Anggaran 1) Ketua sebesar Rp500.000,00 setiap bulan; 2) Wakil Ketua sebesar Rp450.000,00 setiap bulan; 3) Sekretaris sebesar Rp450.000,00 setiap bulan; 4) Wakil Sekretaris sebesar Rp375.000,00 setiap bulan; 5) Anggota sebesar Rp350.000,00 setiap bulan.

Berdasarkan pemeriksaan atas bukti-bukti pengeluaran TA 2004 diketahui bahwa terdapat pembayaran penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD yang melebihi ketentuan seluruhnya sebesar Rp110.250.500,00 dengan perincian sebagai berikut: a. Pembayaran Uang Paket yang melebihi ketentuan sebesar Rp32.518.500,00 sebagai berikut:Bulan Ketua Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des JUMLAH 315,000 315,000 315,000 315,000 315,000 315,000 315,000 315,000 315,000 315,000 315,000 210,000 3,675,000 Realisasi (Rp) Wakil 850,500 850,500 850,500 850,500 850,500 850,500 850,500 850,500 283,500 283,500 283,500 336,000 7,990,500 Anggota 7,308,000 7,308,000 7,308,000 7,308,000 7,308,000 7,308,000 7,308,000 7,308,000 9,324,000 9,324,000 9,324,000 5,670,000 92,106,000 Ketua 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 210,000 2,520,000 Seharusnya (Rp) Wakil 567,000 567,000 567,000 567,000 567,000 567,000 567,000 567,000 189,000 189,000 189,000 336,000 5,439,000 Anggota 4,872,000 4,872,000 4,872,000 4,872,000 4,872,000 4,872,000 4,872,000 4,872,000 6,216,000 6,216,000 6,216,000 5,670,000 63,294,000 Ketua 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 105,000 1,155,000 Selisih (Rp) Wakil 283,500 283,500 283,500 283,500 283,500 283,500 283,500 283,500 94,500 94,500 94,500 2,551,500 Anggota 2,436,000 2,436,000 2,436,000 2,436,000 2,436,000 2,436,000 2,436,000 2,436,000 3,108,000 3,108,000 3,108,000 28,812,000 Jmlh Slsih 2,824,500 2,824,500 2,824,500 2,824,500 2,824,500 2,824,500 2,824,500 2,824,500 3,307,500 3,307,500 3,307,500 32,518,500

b. Pembayaran Tunjangan Panitia Musyawarah yang melebihi ketentuan sebesar Rp32.080.200,00 sebagai berikut:Realisasi Ketua Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Des TOTAL 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 228,375 4,228,375 Wakil 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 304,500 11,104,500 Anggota 3,850,000 3,850,000 3,850,000 3,850,000 3,850,000 3,850,000 3,850,000 3,850,000 1,644,300 32,444,300 Ketua 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 2,055,375 Seharusnya Wakil 456,750 456,750 456,750 456,750 456,750 456,750 456,750 456,750 304,500 3,958,500 Anggota 1,004,850 1,004,850 1,004,850 1,004,850 1,004,850 1,004,850 1,004,850 1,004,850 1,644,300 9,683,100 Ketua 271,625 271,625 271,625 271,625 271,625 271,625 271,625 271,625 2,173,000 Selisih Wakil 893,250 893,250 893,250 893,250 893,250 893,250 893,250 893,250 7,146,000 Anggota 2,845,150 2,845,150 2,845,150 2,845,150 2,845,150 2,845,150 2,845,150 2,845,150 22,761,200 Jmlh Slsih 4,010,025 4,010,025 4,010,025 4,010,025 4,010,025 4,010,025 4,010,025 4,010,025 32,080,200

Bulan

c.

Pembayaran Tunjangan Panitia Anggaran yang melebihi ketentuan sebesar Rp45.651.800,00 sebagai berikut:Realisasi Ketua Wakil Ketua 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 1,350,000 304,500 11,104,500 3,600,000 9,000,000 Sekretaris 450,000 450,000 450,000 450,000 450,000 450,000 450,000 450,000 Wk.Sekre 1,125,000 1,125,000 1,125,000 1,125,000 1,125,000 1,125,000 1,125,000 1,125,000 Anggota 4,550,000 4,550,000 4,550,000 4,550,000 4,550,000 4,550,000 4,550,000 4,550,000 1,552,950 37,952,950 Ketua 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 228,375 2,055,375 Wakil Ketua 456,750 456,750 456,750 456,750 456,750 456,750 456,750 456,750 304,500 3,958,500 Seharusnya Sekretaris 121,800 121,800 121,800 121,800 121,800 121,800 121,800 121,800 974,400 Wk.Sekre 274,050 274,050 274,050 274,050 274,050 274,050 274,050 274,050 2,192,400 Anggota 1,187,550 1,187,550 1,187,550 1,187,550 1,187,550 1,187,550 1,187,550 1,187,550 1,552,950 11,053,350

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Des TOTAL

500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 500,000 228,375 4,228,375

Selisih Ketua 271,625 271,625 271,625 271,625 271,625 271,625 271,625 271,625 2,173,000 Wakil Ketua 893,250 893,250 893,250 893,250 893,250 893,250 893,250 893,250 7,146,000 Sekretaris 328,200 328,200 328,200 328,200 328,200 328,200 328,200 328,200 2,625,600 Wk.Sekre 850,950 850,950 850,950 850,950 850,950 850,950 850,950 850,950 6,807,600 Anggota 3,362,450 3,362,450 3,362,450 3,362,450 3,362,450 3,362,450 3,362,450 3,362,450 26,899,600

Jmlh Slsih 5,706,475 5,706,475 5,706,475 5,706,475 5,706,475 5,706,475 5,706,475 5,706,475 45,651,800

Pembayaran tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 161/3211/SJ tanggal 29 Desember 2003 tentang Kedudukan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD yang antara lain menyatakan bahwa: a. Uang Representasi Ketua DPRD Kabupaten/Kota sama dengan gaji pokok Bupati/Walikota, Uang Representasi Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota paling tinggi sebesar 90% dari Uang Representasi Ketua DPRD Kabupaten/Kota, Uang Representasi Anggota DPRD Kabupaten/Kota paling tinggi sebesar 80% dari Uang Representasi Ketua DPRD Kabupaten/Kota;

b. Uang Paket Pimpinan dan Anggota DPRD setiap bulan paling tinggi 10% dari Uang Representasi yang bersangkutan; c. Pimpinan atau Anggota DPRD dalam kedudukannya sebagai Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris atau Anggota Alat Kelengkapan DPRD diberikan tunjangan yaitu Ketua paling tinggi 7,5% dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD, Wakil Ketua paling tinggi 5% dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD, Sekretaris paling tinggi 4% dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD dan Anggota paling tinggi 3% dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD.

Masalah ini mengakibatkan terjadinya penyimpangan penggunaan anggaran daerah yang merugikan Keuangan Daerah sebesar Rp110.250.500,00, yang terjadi karena Kebijakan Pimpinan DPRD memberikan uang Paket, Tunjangan Panitia Musyawarah, dan Tunjangan Panitia Anggaran yang tidak sesuai ketentuan. Atas Permasalahan di atas, Pimpinan DPRD Kota Cimahi mengakui bahwa antara Bulan Januari s.d. November 2004 belum mengacu pada SE Mendagri 161/3211/SJ karena surat tersebut datang setelah APBD disahkan, namun demikian hal ini akan dilaksanakan pada masa yang akan datang, sedangkan kepada Panitia Anggaran dan Panitia Musyawarah tidak diberikan Tunjangan tapi berupa Jasa Kerja. Adapun untuk pelaksanaan pembayaran tunjangan kepanitiaan dimasa mendatang akan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Saran BPK-RI Pimpinan dan Anggota DPRD mempertanggungjawabkan Kerugian Daerah sebesar Rp110.250.500,00 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setornya ke BPK-RI.

7. Penganggaran dan Pertanggungjawaban Kegiatan DPRD yang dilakukan dalam Masa Reses TA 2004 Tidak Sesuai Ketentuan sebesar Rp143.100.000,00. Dalam APBD Kota Cimahi TA 2004 dianggarkan dalam Kelompok Belanja Administrasi Umum-Publik pada Pos DPRD berupa Tunjangan Kegiatan Reses dianggarkan Rp197.100.000,00 dan realisasinya sebesar Rp143.100.000,00.

Hasil Pemeriksaan atas bukti pertanggungjawaban pada DPRD Kota Cimahi TA 2004 menunjukkan bahwa pembayaran yang digunakan untuk melaksanaan kegiatan dalam masa reses sebesar Rp143.100.000,00 diberikan secara tunai dalam bentuk tunjangan kegiatan reses kepada Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Cimahi setiap tiga bulan dengan rincian sebagai berikut:

Waktu Triwulan I Triwulan II Triwulan II Jumlah

Tanggal 12 Mar 04 2 Jul 04 24 Des 04

Ketua 1,350,000 1,350,000 1,350,000 4,050,000

Wakil

Realisasi (Rp) Anggota 39,150,000 39,150,000 49,950,000 128,250,000

Jumlah 44,550,000 44,550,000 54,000,000 143,100,000

4,050,000 4,050,000 2,700,000 10,800,000

Dasar Hukum Pemberian Tunjangan Reses adalah Surat Keputusan Pimpinan DPRD Kota Cimahi Nomor 01/Kep-P/DPRD2004 tanggal 13 Januari 2004 tentang Tunjangan Kegiatan Anggota DPRD dan Staff Sekretariat DPRD Kota Cimahi TA 2004 dan Keputusan Pimpinan Sementara Nomor 05/Kep-PS/DPRD/2004 tanggal 1 September 2004 tentang Perubahan Tunjangan Kegiatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Sekretariat DPRD Kota Cimahi TA 2004. Pembayaran untuk melaksanakan kegiatan reses yang diberikan secara tunai dan menambah penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD tersebut tidak sesuai dengan: a. Peraturan Pemerintah No. 105 tahun 2000 tanggal 10 Nopember 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah pasal 4 yang menyatakan bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan dan kepatutan; b. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 161/3211/SJ tanggal 29 Desember 2003 yang menyatakan bahwa Belanja untuk mendukung program dan kegiatan DPRD berdasarkan Rencana Kerja yang ditetapkan oleh oleh Pimpinan DPRD yang dijabarkan ke Dalam belanja pegawai/personalia, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan, dianggarkan pada Pos Sekretariat DPRD.

Masalah ini mengakibatkan Pertanggungjawaban Pengeluaran untuk Kegiatan Reses DPRD belum sah sebesar Rp143.100.000,00, yang terjadi karena Kebijakan Pimpinan DPRD mentolerir pengeluaran yang tidak sesuai ketentuan. Atas Permasalahan ini Pimpinan DPRD mengakui bahwa uang reses memang tidak diatur dalam SE Mendagri, namun kegiatan reses diharapkan dapat menjadi masukan DPRD sebagai bahan untuk dikoordinasikan lebih lanjut dengan pihak eksekutif, dan selanjutnya Pimpinan DPRD akan menjadikan temuan ini sebagai masukan kedepan. Saran BPK-RI:Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Cimahi segera mempertanggungjawabkan pengeluaran yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp143.100.000,00 dengan menyampaikan bukti pendukung penggunaannya dan apabila tidak dapat mempertanggungjawabkan pengeluran tersebut supaya menyetorkan ke Kas Daerah.

8. Pembayaran Pemeliharaan Kesehatan dan Check Up untuk Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Cimahi sebesar 109.500.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan. Dalam APBD Kota Cimahi TA 2004 dianggarkan Biaya Pemeliharaan Kesehatan dan Check Up untuk Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Cimahi sebesar Rp111.000.000,00 dan direalisasikan sebesar Rp109.500.000,00 atau sebesar 98,65% dari anggaran yang telah ditetapkan. Hasil Pemeriksaan atas Bukti Pertanggungjawaban pada DPRD Kota Cimahi TA 2004 menunjukkan bahwa pembayaran tunjangan Pemeliharaan Kesehatan dan Check Up diberikan 2 (dua) kali pada bulan April dan Oktober secara tunai pada Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Cimahi sebesar Rp109.500.000,00 dengan perincian sebagai berikut: a. Diterima oleh Ketua secara tunai sebesar Rp1.500.000,00 dan Wakil Ketua sebesar Rp4.500.000,00 (3 orangxRp1.500.000,00) pada bulan April; b. Diterima oleh Ketua Sementara sebesar Rp1.500.000,00 dan Wakil Ketua sebesar Rp1.500.000,00 pada bulan Oktober; c. Diterima oleh Anggota sebesar Rp43.500.000,00 (29 orang x Rp1.500.000,00) pada bulan April;

d. Diterima oleh Anggota sebesar Rp55.500.000,00 (37 orang x Rp1.500.000,00); e. Diterima oleh Sekretaris DPRD Kota Cimahi sebesar Rp1.500.000,00 pada Bulan April.

Dasar Hukum Pemberian Tunjangan Pemeliharaan Kesehatan dan Check Up adalah Surat Keputusan Pimpinan DPRD Kota Cimahi Nomor 01/Kep-P/DPRD2004 tanggal 13 Januari 2004 tentang Tunjangan Kegiatan Anggota DPRD dan Staff Sekretariat DPRD Kota Cimahi Tahun Anggaran 2004 dan Keputusan Pimpinan Sementara Nomor 05/Kep-PS/DPRD/2004 tanggal 1 September 2004 tentang Perubahan Tunjangan Kegiatan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Staf Sekretariat DPRD Kota Cimahi Tahun Anggaran 2004. Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 161/3211/SJ tanggal 29 Desember 2003 yang menyatakan bahwa Pimpinan beserta keluarganya yaitu suami atau istri pertama beserta 2 (dua) orang anak diberikan Tunjangan Kesehatan dan Pengobatan berupa pembayaran premi asuransi kesehatan kepada lembaga asuransi yang ditetapkan oleh Kepala Daerah; Masalah ini mengakibatkan pertanggungjawaban atas pengeluaran sebesar Rp109.500.000,00 belum sah, yang terjadi karena Kebijakan Pimpinan DPRD memberikan Tunjangan Kesehatan dan Pengobatan tidak dalam bentuk Premi Asuransi. Atas Permasalahan ini Pimpinan DPRD menyatakan bahwa sampai dengan saat ini, DPRD belum mengadakan ikatan perjanjian maupun kerjasama dengan salah satu pihak asuransi kesehatan, sehingga biaya asuransi kesehatan tidak dianggarkan untuk tahun 2004, tetapi bagi Pimpinan dan anggota DPRD diberikan bantuan berupa biaya Pemeliharaan Kesehatan/ General Check Up sebagaimana tersebut di atas, selanjutnya dimasa mendatang untuk biaya pemeliharaan kesehatan/ General Check Up akan mengacu pada ketentuan yang berlaku.

Saran BPK-RI Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Cimahi segera mempertanggungjawabkan pengeluaran sebesar Rp109.500.000,00 dengan menyampaikan bukti pendukung

penggunaannya dan apabila tidak dapat mempertanggungjawabkan pengeluaran tersebut supaya menyetorkannya ke Kas Daerah;

7. Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Air Bawah Tanah (PABT) TA 2004 kurang diterima sebesar Rp3.189.470.346,18

Pemerintah Kota Cimahi menganggarkan dalam perubahan APBD TA 2004 atas pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Jawa Barat sebesar Rp13.581.000.000,00 realisasinya sampai dengan tanggal 31 Desember 2004 mencapai sebesar

Rp17.763.003.602,00 (130,79%) dengan rincian sebagai berikut:No 1 2 3 3 Uraian Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Bawah Tanah 8.000.000.000,00 3.500.000.000,00 2.081.000.000,00 12.331.440.198,00 2.987.242.630,00 2.444.320.774,00 Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

Jumlah

13.581.000.000,00

17.763.003.602,00

Daftar tersebut menunjukkan bahwa realisasi pendapatan Bagi Hasil Pajak dari provinsi melebihi target yang telah ditetapkan sebesar Rp4.182.003.602,00

(Rp17.763.003.602,00 Rp13.581.000.000,00), namun demikian dari Dokumen Berita Acara Rekonsiliasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) tanggal 18 Maret 2005 dan Daftar Realisasi Penyaluran Bagi Hasil Pajak kepada Kabupaten/Kota dari Provinsi Jawa Barat, diketahui bahwa dalam realisasi pendapatan Bagi Hasil Pajak TA 2004 sebesar Rp15.336.968.346,18. Dari Berita Acara Rekonsiliasi diketahui bahwa Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Air Bawah Tanah Kota Cimahi untuk TA 2004 sebesar Rp15.336.968.346,18, sedangkan yang telah diterima oleh Pemerintah Kota Cimahi s.d. tanggal 31 Desember 2004 baru sebesar Rp12.147.498.000,00. Dengan demikian Bagi Hasil Pajak dari Provinsi Jawa Barat yang kurang diterima oleh Pemerintah Kota Cimahi adalah sebesar Rp3.189.470.346,18 dengan rincian sebagai berikut:

No. Jenis Pajak Daerah 1. PKB/BBNKB 2. PABT Jumlah

Realisasi ( Rp ) 2.786.530.842,29 402.939.503,893 3.189.470.346,18

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan APBD: a. Pasal 1 butir (a) yang menyebutkan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut, dalam kerangka APBD; b. Pasal 1 butir (w) yang menyebutkan bahwa piutang daerah adalah jumlah uang yang menjadi hak daerah atau kewajiban pihak lain kepada daerah sebagai akibat penyerahan uang, barang atau jasa oleh daerah atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Masalah ini mengakibatkan Bagi Hasil Pajak Provinsi bagian Kota Cimahi untuk TA 2004 kurang diterima sebesar Rp3.189.470.346,18 dan belum dicatat sebagai piutang Pemerintah Kota Cimahi yang disebabkan oleh: a. Pemerintah Provinsi Jawa Barat tidak tepat waktu dalam menyalurkan Bagi Hasil Pajak bagian Pemerintah Kabupaten/Kota; b. Pemerintah Kota Cimahi belum sepenuhnya melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sehingga tidak mengetahui sisa Bagi Hasil Pajak dari Provinsi yang menjadi haknya. Atas Permasalahan tersebut menjelaskan bahwa Kepala Dinas Pendapatan Kota Cimahi

kekurangan hak Pemerintah Kota Cimahi TA 2004 sebesar

Rp3.189.470.346,18 oleh Pemerintah Provinsi Jawa akan secepatnya dikoordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Saran BPK-RI Walikota Cimahi agar: a. Mengajukan surat kepada Gubernur Jawa Barat supaya Bagi Hasil Pajak Bagian Kota Cimahi disalurkan secara tepat waktu sesuai dengan Tahun Anggaran yang bersangkutan, dan diminta segera menyalurkan sisa bagi hasil pajak TA 2004 bagian Kota Cimahi sebesar Rp3.189.470.346,18. b. Menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendapatan Kota Cimahi untuk melakukan koordinasi dengan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat dan Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat supaya Bagi Hasil Pajak Provinsi Bagian Kota Cimahi dapat disalurkan tepat waktu dan tepat jumlah.

8. Penggunaan Langsung

Penerimaan Retribusi Kebersihan Untuk Bantuan

Keuangan Kepada Tiga RW Pada Kelurahan Leuwigajah, Desa Batujajar Timur Sebesar Rp60.000.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan.

Realisasi penerimaan Retribusi Pelayanan Kebersihan/Persampahan yang diperoleh dari kegiatan pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi TA 2004 dan telah disetorkan ke Kas Daerah, adalah sebesar Rp255.216.950,00, terdiri atas : a. Pemakaman persil, sebesar b. Pertokoan, sebesar c. Industri, sebesar d. Kompensasi dari Pemerintah Kota Bandung, sebesar Jumlah Rp163.843.000,00 Rp 54.423.950,00 Rp 3.600.000,00 Rp 33.350.000,00 Rp255.216.950,00

Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas bukti-bukti penerimaan diketahui bahwa penerimaan Kompensasi dari Pemerintah Kota Bandung sebesar Rp93.350.000,00, yang diterima oleh Dinas Kebersihan Kota Cimahi tidak seluruhnya disetorkan ke Kas Daerah, namun hanya sebesar Rp33.350.000,00 sedangkan Rp60.000.000,00 telah digunakan langsung untuk sisanya sebesar

bantuan kepada tiga RW, yakni

untuk RW 08 sebesar Rp1.500.000,00/bulan, RW 09 Cilimus Desa Batujajar sebesar

Rp1.500.000,00/bulan Rp2.000.000,00/bulan.

dan

RW

10

Kelurahan

Leuwigajah

sebesar

Hal tersebut tidak sesuai dengan : a. Peraturan Pemerintah No. 105 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Tahun 2000 Pasal 11, yang menyatakan bahwa semua

transaksi Keuangan Daerah baik Penerimaan dan Pengeluaran Daerah dilaksanakan melalui Kas Daerah; b. Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pertanggungjawaban Keuangan Daerah serta Tata Cara Pengawasan, Penyusunan dan Perhitungan APBD, Pasal 44 Ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap penerimaan Kas disetor sepenuhnya ke Rekening Kas Daerah pada Bank.

Masalah ini mengakibatkan penerimaan Kompensasi dari Pemerintah Kota Bandung sebesar Rp60.000.000,00 kurang diterima Kas Daerah dan

pengendalian atas pertanggungjawaban pengeluaran bantuan menjadi lemah serta pengungkapan realisasi Pendapatan Daerah Kota Cimahi dalam Lampiran IV Perhitungan APBD TA 2004 menjadi tidak lengkap, yang terjadi karena : a. Petugas Penerimaan kas pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)

Kebersihan lalai dalam melaksanakan tugas dan kewajiban. b. Pengendalian oleh Kepala Dinas Kebersihan atas pelaksanaan penerimaan kas tidak efektif.

Sehubungan masalah tersebut

Kepala UPTD Kebersihan Dinas

Lingkungan Hidup Kota Cimahi menjelaskan bahwa Kota Cimahi dhi. Dinas Lingkungan Hidup sebagai koordinator dalam menghimpun dan menyerahkan dana kompensasi dampak TPSA Leuwigajah, baik yang berasal dari PD

Kebersihan Kota Bandung, Kabupaten Bandung maupun Kota Cimahi kepada masyarakat. Dana kompensasi TPSA Leuwigajah yang berjumlah

Rp5.000.000,00/bulan selanjutnya diserahkan

kepada masyarakat RW 10 RW 08 dan RW 09

Kampung Pojok Cireundeu Leuwigajah, masyarakat

Kampung Cilimus Batujajar Kabupaten Bandung melalui Ketua RW masing-

masing untuk dipergunakan kepentingan umum masyarakat tersebut, besarnya kompensasi masing-masing RW 10 sebesar Rp2.000.000,00/bulan (40 %), RW 08 sebesar Rp1.500.000,00/bulan (30 %), RW 09 sebesar Rp1.500.000,00/bulan (30 %). Saran BPK-RI : Walikota Cimahi menegur secara tertulis dan memerintahkan kepada

Kepala Dinas Lingkungan Hidup beserta Kepala UPTD Kebersihan Kota Cimahi agar melaksanakan tugas pemungutan sesuai ketentuan menyetorkan hasil

pemungutan secara bruto.

9. Biaya Ijin Pengusahaan Angkutan Orang Atas Pemberian Ijin Trayek Tidak Dipungut Sebesar Rp69.000.000,00

Dinas Perhubungan

Kota Cimahi

dalam TA 2004

telah memberikan Ijin

Pelayanan Angkutan (IPA) kepada pemohon pengusahaan pengangkutan sebanyak 543 unit kendaraan. Dari pelayanan tersebut dipungut retribusi sebesar Rp21.260.000,00 dan hasilnya telah disetorkan ke Kas Daerah. Berdasarkan Laporan Realisasi Pelayanan Angkutan atas pemberian IPA

sebanyak 543 unit kendaraan, diantaranya terdapat Pemberian Ijin Trayek Angkutan Umum sebanyak 69 unit kendaraan. Retribusi yang dipungut adalah Retribusi Ijin Trayek dan Retribusi Daftar Ulang Kartu Pengawasan sebesar Rp10.005.000,00 (69 x Rp145.000,00). Sedangkan untuk Retribusi Ijin Usaha Angkutan sebesar

Rp1.000.000,00 bagi setiap pengusahaan angkutan atau sebesar Rp69.000.000,00 (69 unit angkutan x Rp1.000.000,00) oleh Seksi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Cimahi tidak dipungut. Hasil konfirmasi dengan Kepala Seksi Angkutan Orang Dinas Perhubungan Kota Cimahi menyatakan bahwa hal tersebut memang benar,

dengan alasan karena para pemohon pengusahaan pengangkutan merasa keberatan untuk dikenakan retribusi sebesar Rp1.000.000,00, namun keberatan dari masingmasing pemohon tidak dituangkan secara tertulis.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Perda Kota Cimahi No. 21 Tahun 2003 Tentang Pungutan Daerah Bidang Perhubungan Pasal Paragraf 8 (Retribusi Ijin Usaha

Angkutan) Pasal 28 ayat (1) yang menyatakan bahwa besarnya Retribusi Ijin Usaha Angkutan ditetapkan sebesar Rp1.000.000,00 bagi setiap pengusahaan angkutan. Masalah ini mengakibatkan pendapatan dari retribusi sebesar Rp69.000.000,00 tidak diterima oleh Kas Daerah yang terjadi karena Kepala Dinas Perhubungan Kota Cimahi lalai dalam melaksanakan tugas tidak Angkutan. memungut Retribusi Ijin Usaha

Sehubungan dengan hal tersebut Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Cimahi menjelaskan bahwa Biaya Ijin Pengusahaan Angkutan Orang atas pemberian ijin trayek tidak dipungut, memang benar selama ini tidak dipungut

khususna angkutan umum dalam trayek Perkotaan di wilayah Kota Cimahi mengingat bukan pengusahaan akan tetapi yang mempunyai angkot di Kota cimahi adalah

perorangan. Sedangkan dalam Peraturan Daerah Kota Cimahi No. 21 Tahun 2003 yang sebesar Rp1.000.000,00 diperuntukkan bagi pengusahaan angkutan. Selanjutnya

berdasarkan kajian teknis dapat dikemukakan sejak Perda kota Cimahi No. 21 Tahun 2003 tentang Pungutan Daerah Bidang Perhubungan yang berhubungan dengan

Retribusi Ijin Usaha Angkutan dimana didalam Paragraf 8 Pasal 28 ayat 1 yang berbunyi besarnya Retribusi Ijin Usaha Angkutan ditetapkan sebesar Rp1.000.000,00 bagi setiap Pengusahaan Angkutan, yang berlaku selama pengusahaan tersebut

berjalan. Di Kota Cimahi saat ini belum ada pengusahaan angkot yang berbentuk badan hukum. Pada umumnya yang mempunyai angkot di Kota Cimahi adalah perorangan, dalam hal ini Dinas Perhubungan semenjak dari sosialisasi Perda tersebut telah menyarankan agar membuat badan usaha secara kolektif, akan tetapi sampai saat ini sulit untuk dilaksanakan karena faktor individu. Maka selama ini yang berjalan secara rutin yang lazim dilaksanakan di Dinas Perhubungan Kota Cimahi dan Dinas

Perhubungan Kabupaten/Kota Bandung adalah Ijin Usaha Angkutan yang berlaku 1 Tahun sekali sebesar Rp12.500,00 harus diperpanjang mengingat pemilik kendaraan di Kota Cimahi adalah perorangan.

Saran BPK-RI : Walikota Cimahi agar memerintahkan secara tertulis kepada Kepala Dinas Perhubungan beserta Kepala Bidang Angkutan Kota Cimahi sebagai unit kerja

pemungut memberikan pertanggungjawaban atas tidak dipungutnya Retribusi Ijin Usaha Angkutan.

11.

Pembayaran

Kepada

Rekanan

Pelaksana

Pembangunan

Lanjutan Gedung Pengujian dan Penataan Halaman Sarana dan Prasarana Transportasi Melebihi Ketentuan Senilai Rp15.250.152,00

Dinas Perhubungan Kota Cimahi dalam rangka merealisasikan Belanja Modal TA 2004 telah melaksanakan pemborongan Pekerjaan Pembangunan Lanjutan

Gedung Pengujian Dan Penataan Halaman Sarana Dan Prasarana Transfortasi. Proses pengadaan dilakukan melalui pelelangan berdasarkan Surat Penetapan Pemenang

Pelelangan oleh Kepala Dinas Perhubungan No. 551/436/Keg/Dishub/2004 tanggal 25 Agustus 2004. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh CV Tri Sacta berdasarkan Kontrak

No. 551/470/Keg/Dishub/2004 tanggal 7 September 2004 dan Addendum Kontrak No. /606/Keg/Dishub/2004 tanggal 22 Jangka waktu penyelesaian Nopember 2004 seharga Rp424.823.100,00. kalender

pekerjaan selama

103 (seratus tiga) hari

terhitung sejak 3 September sampai dengan 15 Desember 2004 dan masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai 100 % atau 15

Desember 2004. Pekerjaan ini telah dinyatakan selesai seluruhnya berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pertama No. 551/11/BA-Keg/Dishub/2004 tanggal 15 Desember 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran sebesar Rp403.581.945,00 atau 95 % dari nilai kontrak dengan SPMU No.932/551/BT/PB/04 tanggal 27 Oktober 2004 dan SPMU No.932/739/BT/PB/2004 tanggal 30 Desember 2004, sedangkan sisanya sebesar Rp21.241.155,00 akan dibayarkan setelah masa pemeliharaan selesai. Dari hasil pemeriksaan fisik oleh BPK-RI di lapangan pada tanggal 31 Mei 2005 diketahui bahwa terdapat 7 (tujuh) jenis pekerjaan fisik kurang dikerjakan senilai Rp15.250.152,00 dengan rincian sebagai berikut :No. 1. 2. 3. Jenis Pekerjaan Tes Laboratorium Pagar Pengaman Pekerjaan Plapon Satuan Lsm. M2 M2 Jumlah Kontrak Fisik 1 200 267 163,44 Selisih 1 200 103,56 Nilai ( Rp ) 500.000,00 5.250.000,00 4.443.241,80

4. 5. 6. 7.

Pekerjaan Pengecetan Plapon Pemasangan Kanstin Pekerjaan Roster Pasang Sirtu dalam Gedung PKB

M2 M M3 M3 Jumlah

266 140 63 185

162,44 132 54,51 144

102,56 8 8,49 41

1.437.891,20 600.000,00 1.231.050,00 1.787.969,00 15.250.152,00

Berdasarkan fakta tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa telah terjadi kelebihan pembayaran sebesar Rp15.250.152,00. Hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Penjelasan Pasal 33 ayat (2) yang menyatakan bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan. Masalah ini mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar

Rp15.250.152,00, yang terjadi karena : a. Kepala Dinas Perhubungan kurang melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya. b. Pemimpin Pelaksana Kegiatan kurang melakukan pengawasan atas pekerjaan dan Panitia Pemeriksa dan Penerima Pekerjaan lalai dalam melaksanakan tugasnya.

Atas permasalahan tersebut, Pimpinan Pelaksana Kegiatan dan PLT. Kepala Dinas Perhubungan menyatakan bahwa disamping adanya beberapa item pekerjaan yang kurang terdapat pula pekerjaan tambahan yang tidak masuk dalam addendum karena tidak tersedia lagi dana namun pekerjaan itu sangat urgent untuk dilaksanakan segera mengingat rencana perpindahan Unit Pelayanan PKB dari Jl. Sangkuriang ke Jl. Baros (Lokasi Proyek). Jenis pekerjaan tambah meliputi pengecetan ulang dinding bangunan uji/Pintu Gerbang Bangunan Uji, bobokan/boingkaran dinding mezainin Lantai 2 dan Lapisan urugan dari beton kualitas rendah pada areal parkir dana jalan lintas depan bangunan. Atas pekerjaan tambahan dimaksud dapat menutupi kekurangan volume dimaksud dan dari pihak Dinas Perhubungan sangat menyadari atas kurangnya tertib administrasi.

Saran BPK-RI : Walikota Cimahi agar : a. Memberi teguran tertulis kepada Kepala Dinas Perhubungan supaya meningkatkan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya dan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah dengan menarik kelebihan pembayaran sebesar Rp15.250.152,00 untuk disetorkan ke Kas Daerah serta menyampaikan bukti setoran tersebut kepada BPK-RI; b. Memerintahkan Kepala Dinas Perhubungan untuk

memberikan teguran tertulis kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan Panitia Penerima dan Pemeriksa Barang atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas;

12.

Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pekerjaan Penataan Taman Kartini dan Taman Kota Melebihi Ketentuan Senilai Rp4.240.201,80

Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi dalam rangka merealisasikan Belanja Modal TA 2004 telah melaksanakan pemborongan Pekerjaan Penataan Taman Kartini Dan Taman Kota. Proses pengadaan dilakukan dengan cara pelelangan berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan oleh Ketua Panitia Pengadaan Barang/Jasa No. 660/57/Tmn/Kons/IX/2004 tanggal 22 September 2004. Pekerjaan tersebut dilakukan No. 660/51/Tmn/Kons/IX/2004 oleh 27 CV Alvina berdasarkan Kontrak September 2004 seharga

tanggal

Rp274.570.000,00 dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari kalender terhitung sejak 27 September sampai dengan 15 Nopember 2004 dan masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan, terhitung selesai 100 % atau 12 Nopember 2004. Pekerjaan ini telah dinyatakan selesai seluruhnya berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pertama No. 03 A/Tmn/BAP/KRSDALH/XI/2004 tanggal 12 Nopember 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran sebesar Rp260.841.500,00 atau 95 % dari nilai kontrak dengan SPMU No.932/696/BT/PB/04 tanggal 24 Desember 2004, sedangkan sisanya sebesar Rp13.728.500,00 pemeliharaan selesai. akan dibayarkan setelah masa sejak tanggal pekerjaan

Dari hasil pemeriksaan fisik oleh BPK-RI di lapangan pada tanggal 28 Mei 2005 diketahui bahwa fisik dari 3 (tiga) jenis pekerjaan kurang dikerjakan senilai

Rp4.240.201,80 secara rinci sebagai berikut :

No. 1.

Jenis Pekerjaan

Satuan

Jumlah Kontrak Fisik

Selisih

Nilai ( Rp )

Pekerjaan Tata Hijau - Lomandra putih dan hijau - Nandia/Kembang Kuncir merah - Saluran Perangkap Lumpur Lebar = 1,5 m Tinggi = 1,60 m Tralis Perangkap Sampah, 1,2 x 1,2 Sprinkel Penyiram Taman

phn phn

500 300

28 259

472 41

1.180.000,00 123.000,00

2.

M

40

36,50

3,50

1.803.868,50

Unit

2

1

1

300.000,00

3.

TitikJumlah

12

10

2

833.333,30 4.240.201,80

Selain hal tersebut di atas

pekerjaan sprinkler penyiram rumput dikerjakan tidak yaitu sprinkler seharusnya dipasang dengan tetapi dipasang menyatu dengan beton cor

sesuai dengan spesifikasi kontrak, ketingian 10 cm menggunakan pipa

dudukan sprinkler dan terdapat 2 unit yang rusak. Mesin Pompa yang terpasang dalam kondisi rusak serta instalasi listrik dari PLN belum terpasang. Hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Penjelasan Pasal 33 ayat (2) yang menyatakan bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan. Masalah ini mengakibatkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp4.240.201,80, yang terjadi karena oleh :

a.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup kurang melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya.

b.

Pemimpin Pelaksana Kegiatan kurang melakukan pengawasan atas pekerjaan dan Panitia Pemeriksa dan Penerima Pekerjaan lalai dalam melaksanakan tugasnya.

Atas Permasalahan tersebut Pemimpin Pelaksana Kegiatan menjelaskan bahwa telah diinstruksikan kepada pihak rekanan yang bersangkutan untuk memperbaikinya karena sesuai dengan masa pemeliharaannya belum berakhir dan pihak rekanan

sanggup dan sedang melaksanakan pekerjaan tersebut.

Saran BPK-RI Walikota Cimahi agar : a. Memberi teguran tertulis kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup supaya meningkatkan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya dan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp4.240.201,80 untuk disetorkan ke Kas Daerah serta menyampaikan bukti setoran tersebut kepada BPK-RI; b. Memerintahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk memberikan teguran tertulis kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan Panitia Penerima dan Pemeriksa Barang atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas;

13. Pembayaran Kepada Rekanan Pelaksana Pekerjaan Banner Merah Putih Melebihi Ketentuan senilai Rp10.680.000,00

Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi dalam rangka merealisasikan Belanja Modal TA 2004 telah melaksanakan pemborongan Pekerjaan Peningkatan Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU). Proses pengadaan tidak dilaksanakan dengan cara pelelangan melainkan dengan Pemilihan Langsung berdasarkan Surat Penetapan

Pinlak Konservasi dan Rehabilitasi dan Rehabilitasi Sumber Daya dan Lingkungan Hidup No. 660/44/Pn.PJU/Kons/IX/2004 tanggal 30 September 2004.

Pekerjaan tersebut dilakukan No. 660/47/Pn.PJUn/Kons/IX/2004

oleh tanggal

CV Santosa 12 Oktober

berdasarkan Kontrak 2004 seharga

Rp349.300.000,00 dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak 12 Oktober sampai dengan 10 Desember 2004 dan masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan, terhitung selesai 100 % atau 10 Desember 2004. Pekerjaan ini telah dinyatakan selesai seluruhnya berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pertama Desember 2004 No. 03 A/Tmn/BAP/Pn.PJU/KRS.DALH/XI/2004 dan kepada rekanan 95 % telah dilakukan dari nilai tanggal 10 sejak tanggal pekerjaan

pembayaran sebesar dengan SPMU

Rp331.835.000,00

atau

kontrak

No.932/697/BT/PB/2004 tanggal 15 Desember 2004,

sedangkan sisanya sebesar

Rp16.591.750,00 akan dibayarkan setelah masa pemeliharaan selesai. Dari hasil pemeriksaan fisik oleh BPK-RI di lapangan pada tanggal 28 Mei 2005 diketahui bahwa pekerjaan Banner Merah Putih kurang dikerjakan sebanyak 40 buah senilai Rp10.680.000,00, seharusnya menurut kontrak sebanyak 60 buah tetapi yang dikerjakan sebanyak 20 buah. Hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Penjelasan Pasal 33 ayat (2) yang menyatakan bahwa khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada di lapangan. Masalah ini mengakibatkan Kerugian Keuangan daerah sebesar

Rp10.680.000,00, yang terjadi karena : a. Kepala Dinas Lingkungan Hidup kurang pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya. b. Pemimpin Pelaksana Kegiatan kurang melakukan pengawasan atas pekerjaan dan Panitia Pemeriksa dan Penerima Pekerjaan lalai dalam melaksanakan tugasnya.

Sehubungan dengan masalah tersebut Pemimpin Pelaksana Kegiatan menjelaskan bahwa Banner Merah Putih pada RAB ditulis 60 buah dan secara fisik ada 20 buah, hal ini disebabkan semata-mata oleh kekurangcermatan dalam penyusunan RAB dan kekurangtelitian dalam pelaksanaan di lapangan. Atas permasalahan ini pihak rekanan

bersedia memperhitungkan kembali kekurangan tersebut untuk disetorkan ke Kas Daerah.

Saran BPK-RI : Walikota Cimahi agar : a. Memberi teguran tertulis kepada Kepala Dinas

Lingkungan Hidup supaya meningkatkan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya dan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah sebesar Rp10.680.000,00 untuk disetorkan ke Kas Daerah serta menyampaikan setoran tersebut kepada BPK-RI; b. Memerintahkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk memberikan teguran tertulis kepada Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan Panitia Penerima dan Pemeriksa Barang atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas; bukti

15.

Pelaksanaan Pembangunan Cimahi Tengah TA 2004

Peningkatan Gedung

Puskesmas dan

Senilai Rp1.454.366.000,00

Tidak Selesai

Kekurangan Pengenaan Denda Sebesar Rp39.268.580,00

Dinas Kesehatan Kota Cimahi dalam merealisasi Belanja Modal TA 2004 telah melaksanakan pemborongan Pekerjaan Peningkatan Gedung Puskesmas Cimahi Tengah. Proses pengadaan dilaksanakan dengan cara pelelangan berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan oleh Pinlak No. 641/ 20/ Pinlak/2004 tanggal 9 Agustus 2004. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh PT Mulus Natausaha berdasarkan Kontrak No. 641/34 B/Pinlak/2004 tanggal 23 Agustus 2004 seharga Rp1.454.366.000,00.

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender terhitung sejak 23 Agustus sampai dengan 21 Desember 2004 dan masa

pemeliharaan selama 6 (enam) bulan, terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai 100 %. Pemeriksaan lebih lanjut atas mengungkapkan hal-hal sebagai berikut : dokumen kontrak dan dokumen lainnya

a.

Pelaksanaan pembangunan Gedung Puskesmas Tengah

sampai

akhir batas waktu yang ditetapkan tanggal 21 Desember 2004, rekanan tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 100 %, prestasi pekerjaan yang

dilaksanakan hanya mencapai 59,51 % sesuai dengan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan No. 641/1-25/Bers/2004 tanggal 17 Desember 2004. Dengan demikian masih terdapat sisa pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan sebanyak 40,49 %. b. Dengan prestasi kemajuan fisik 59,51 % tersebut kepada rekanan dilakukan pembayaran sebesar Rp865.475.352,00.

Atas kelalaian dari pihak rekanan tersebut, Pinlak Pengembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan telah melakukan pemutusan kerja dengan Surat No.641/47 D/Pinlak/2004 tanggal 21 Desember 2004 dan pihak rekanan dikenakan sanksi denda sebesar Rp33.449.720,00 (23 hari x 1 0/00 x Rp1.454.366.000,00). Pengenaan sanksi denda kepada rekanan sebesar Rp33.449.720,00 tersebut

kurang dengan memperhatikan prestasi pekerjaan sampai akhir batas waktu yang ditetapkan hanya sebesar 59,51 % dengan bobot pekerjaan yang tersisa sebesar adalah

40,49 %. Pengenaan sanksi denda kepada pihak rekanan yang lebih tepat denda maksimal

sebesar 5 % dari nilai kontrak atau sebesar Rp72.718.300,00

(Rp1.454.366.000,00 x 5 %) dengan demikian pengenakan sanksi denda kurang sebesar Rp39.268.580,00 (Rp72.718.300,00 - Rp33.449.720,00). Sisa pekerjaan pembangunan 40,49 % akan dilaksanakan TA 2005 oleh Dinas Tata Kota, akan tetapi pelaksanaan pembangunan lanjutan dimaksud hingga 14 Juni 2005 belum dilakukan. Berdasarkan perhitungan Rencana Anggaran Biaya TA 2005 diperlukan dana untuk penyelesaian sisa pekerjaan 40,49% sebesar Rp830.639.800,00, padahal jika pekerjaan ini diselesaikan tepat waktu TA 2004 hanya diperlukan dana sebesar demikian Rp588.890.648,00 terjadi kenaikan (Rp1.454.366.000,00biaya Rp865.475.352,00). Dengan

untuk Tahun 2005 sebesar Rp241.749.152,00

(Rp830.639.800,00 - Rp588.890.648,00). Hal tersebut tidak sesuai dengan : a. Peraturan Pemerintah RI No. 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah Pasal 4 yang menyatakan bahwa Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan secara tertib, taat pada peraturan

perundang-undang yang berlaku, efisien, efektif, transfaran dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. b. Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan No. 641/34 B/Pinlak/2004 tanggal 23 Agustus 2004 tentang sanksi/denda Pasal 16 yang menyatakan bahwa Jika Pihak kedua tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan maka untuk setiap hari kelambatan sebesar 1 (satu per mil) dari harga borongan sampai maksimum 5 % (lima prosen)

Masalah ini mengakibatkan : a. Merugikan Keuangan Daerah dari kekurangan pengenaan denda sebesar Rp39.268.580,00. b. Pengeluaran Belanja belum bermanfaat dan akan terjadi ketidakhematan pengeluaran dana sebesar Rp241.749.152,00.

Hal ini disebabkan oleh : a. Rekanan tidak mampu melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya. b. Kepala Dinas Lingkungan Hidup kurang pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya. c. Panitia Lelang Pengadaan Barang dan Jasa dan Pemimpin Pelaksana Kegiatan lalai dalam melaksanakan tugasnya.

Atas Permasalahan tersebut Pemimpin Pelaksana Kegiatan menjelaskan bahwa sampai diterbitkan SPMK rekanan belum dapat bekerja secara total, karena : a. Didalam perjalanan pelaksanaan, kinerja kontraktor kurang

bagus beberapa kali mengalami kemunduran prestasi pekerjaan terhadap s-curve, pihak rekanan telah dilakukan beberapa kali teguran lisan maupun tertulis namun tidak merubah kinerja pelaksanaan dilapangan. b. Mengacu pada time schedule yang telah dibuat kontraktor

dikaitkan dengan prestasi kerja yang harus dicapai pada tanggal 21 Desember 2004 adalah 100 % namun kenyataannya prestasi yang dapat dicapai oleh rekanan adalah 59,51 %. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan perhitungan denda

keterlambatan sebagai berikut Rp33.449.720,00. c.

23 hari x 1 0/00 x

Rp1.454.366.000,00 =

Mengingat akhir pelaksanaan kontrak tanggal 21 Desember 2004 sehingga tidak memungkinkan untuk diberikan perpanjangan waktu pelaksanaan.

Saran BPK-RI : Walikota Cimahi agar : a. Memberikan teguran tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan supaya meningkatkan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya dan mempertanggungjawabkan Kerugian Keuangan Daerah dari kekurangan pengenaan denda sebesar Rp39.268.580,00 dengan menyetorkan ke Kas Daerah dan menyampaikan bukti setoran tersebut kepada BPK-RI; b. Memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan untuk memberikan teguran tertulis kepada Panitia lelang Pengadaan Barang dan Jasa dan Pemimpin Pelaksana Kegiatan atas kelalaiannya dalam melaksanakan tugas; c. Memerintahkan Penanggungjawab Kegiatan, Panitia Lelang

Pengadaan Barang dan Jasa dan Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk menegur rekanan yang kinerjanya tidak baik.

16.

Pengadaan Obat Senilai Rp15.420.000,00

Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Menkes RI

Dinas Kesehatan Kota Cimahi dalam rangka merealisasi Belanja Barang dan Jasa (BOP) Pelayanan Publik untuk Kegiatan Peningkatan Pelayanan Medik TA 2004 telah melaksanakan pemborongan Pekerjaan pengadaan Obat-obatan. Proses pengadaan dilaksanakan dengan cara pelelangan berdasarkan Surat Keputusan

Penetapan Penyedia Barang/Jasa oleh Pinlak Peningkatan Pelayanan Medik No. 442/BA-20/2004 tanggal 3 September 2004. Pekerjaan tersebut dilakukan oleh PT Anugerah Sarana Adhitama, Bandung berdasarkan Kontrak No. 442/SPJB-22/2004 tanggal 7 September 2004 seharga

Rp1.499.477.360,00 dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 60 (enam puluh) hari kalender terhitung sejak 6 September sampai dengan

6 Nopember 2004. Pekerjaan ini telah dinyatakan selesai seluruhnya berdasarkan Berita Acara Penerimaan Barang No. 442/BA.Pen-24/2004 tanggal 5 Nopember 2004 dan kepada rekanan telah dilakukan pembayaran lunas sebesar Rp1.499.477.360,00 berdasarkan SPM No.932/630/BT/PB/2004. Pemeriksaan atas dokumen kontrak dan fisik oleh BPK-RI di Gudang Obat Dinas Kesehatan dan pemeriksaan uji petik di Gudang Obat Puskesmas Cimahi Selatan menunjukkan bahwa terdapat jenis obat yang diadakan TA 2004 senilai

Rp15.420.000,00 tidak sesuai ketentuan yang dipersyaratkan SK Menteri Kesehatan RI. Jenis-jenis obat hasil pengadaan sebesar Rp1.499.477.360,00, terdapat pengadaan obat Ampisillin Syrup Kering 125 mg/5 ml sebanyak 6.000 botol/60 ml Rp15.420.000,00 tidak termasuk golongan obat-obatan senilai

yang diperkenankan dalam

ketentuan SK Menteri Kesehatan RI No.468/Menkes/SK/IV/2004 tanggal 15 April 2004 tentang Pedoman Umum Pengadaan Obat Pelayanan Kesehatan Dasar Tahun 2004 dan SK Menteri Kesehatan No.469/Menkes/SK/IV/2004 tanggal 15 April 2004 tentang Pedoman Umum Pengadaan Obat Program Kesehatan Tahun 2004.

Masalah ini mengakibatkan Pengadaan obat senilai Rp15.420.000,00 tidak mencapai sasaran sesuai jenis-jenis obat yang telah ditetapkan, yang terjadi karena: a. Kepala Dinas Kesehatan kurang melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan di unit kerjanya. b. Pemimpin Pelaksana Kegiatan dan Kepala Puskesmas Cimahi Selatan kurang melakukan pengawasan atas pekerjaan dan Panitia Pemeriksa dan Penerima Pekerjaan lalai dalam melaksanakan tugasnya.

Atas Permasalahan tersebut, Pemimpin Pelaksana Kegiatan Pelayanan Medik Dinas Kesehatan Kota Cimahi menjelaskan bahwa pengadaan obat Ampisillina kering 125 mg/ml yamg tidak