_kelompok d 05 - hipertensi 1

30
TRAMED POSR 5 KELOMPOK D1 KASUS Seorang laki-laki berumur 60 tahun datang ke praktek dokter dengan tegang di tengkuk dan sakit kepala yang tidak hilang dengan obat sakit kepala biasa. Pasien ini mempunyai riwayat tekanan darah tinggi tapi berobat tidak teratur. Bila ke puskesmas dia diberikan obat yang membuat dia sering kencing, jadi dia malas minum obatnya. Riwayat penyakit yang lain adalah dia penderita TBC dan saat ini sedang dalam pengobatan fase intensif. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan TD: 170/95 mmHg, nadi 70x/menit, suhu 37°C. Tentukan pengobatan yang tepat pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar. Pembahasan a. Permasalahan dan diagnosa dari pasien: Permasalahan: o Tegang di tengkuk dan sakit kepala yang tidak hilang dengan obat sakit kepala biasa. Keluhan ini merupakan keluhan yang khas pada nyeri kepala tipe tegang atau tension headache, dimana nyeri kepala yang terjadi dapat menjalar dan menyebabkan kekakuan atau tegang ke daerah tengkuk dan leher. Tension headache merupakan nyeri kepala yang paling banyak dijumpai dan penyebabnya belum diketahui. Kemungkinan besar disebabkan ketegangan otot leher dan kulit kepala yang disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah pada area tersebut (misalnya karena penyakit hipertensi tidak terkontrol yang dimiliki pasien), mungkin juga dipicu kelelahan, stress, kecemasan, atau depresi. Dengan demikian penatalaksanaan pada pasien ini tidak hanya berupa terapi farmakologis, namun disertai dengan terapi non-farmakologis. o Tekanan darah tinggi tapi berobat tidak teratur. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi, namun perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan tekanan darah minimal sebanyak 2 kali dengan selang waktu minimal 5 menit. Pada pemeriksaan fisik diperoleh TD: 170/95 yang menunjukkan bahwa pasien masuk dalam kategori hipertensi stage 2 (perlu dikonfirmasi lagi dengan pemeriksaan ke 2 dalam 5 menit).

Upload: boombubble

Post on 30-Sep-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

hipertensi

TRANSCRIPT

TRAMED POSR 5 KELOMPOK D1

KASUSSeorang laki-laki berumur 60 tahun datang ke praktek dokter dengan tegang di tengkuk dan sakit kepala yang tidak hilang dengan obat sakit kepala biasa. Pasien ini mempunyai riwayat tekanan darah tinggi tapi berobat tidak teratur. Bila ke puskesmas dia diberikan obat yang membuat dia sering kencing, jadi dia malas minum obatnya. Riwayat penyakit yang lain adalah dia penderita TBC dan saat ini sedang dalam pengobatan fase intensif. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan TD: 170/95 mmHg, nadi 70x/menit, suhu 37C. Tentukan pengobatan yang tepat pada pasien ini dan tuliskan resepnya dengan benar.

Pembahasana. Permasalahan dan diagnosa dari pasien: Permasalahan: Tegang di tengkuk dan sakit kepala yang tidak hilang dengan obat sakit kepala biasa.Keluhan ini merupakan keluhan yang khas pada nyeri kepala tipe tegang atau tension headache, dimana nyeri kepala yang terjadi dapat menjalar dan menyebabkan kekakuan atau tegang ke daerah tengkuk dan leher. Tension headache merupakan nyeri kepala yang paling banyak dijumpai dan penyebabnya belum diketahui. Kemungkinan besar disebabkan ketegangan otot leher dan kulit kepala yang disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah pada area tersebut (misalnya karena penyakit hipertensi tidak terkontrol yang dimiliki pasien), mungkin juga dipicu kelelahan, stress, kecemasan, atau depresi. Dengan demikian penatalaksanaan pada pasien ini tidak hanya berupa terapi farmakologis, namun disertai dengan terapi non-farmakologis. Tekanan darah tinggi tapi berobat tidak teratur.Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi, namun perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan tekanan darah minimal sebanyak 2 kali dengan selang waktu minimal 5 menit. Pada pemeriksaan fisik diperoleh TD: 170/95 yang menunjukkan bahwa pasien masuk dalam kategori hipertensi stage 2 (perlu dikonfirmasi lagi dengan pemeriksaan ke 2 dalam 5 menit).

Pengobatan yang direkomendasikan bagi pasien hipertensi stage 2 adalah kombinasi dua obat antihipertensi (biasanya diuretik golongan thiazid yang dikombinasi dengan Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi), atau Angiotensin Receptor Blocker (ARB), atau -Blocker (BB), atau Calcium Channel Blocker (CCB). Pasien mengatakan ia malas minum obat dari puskesmas karena efek samping obat yang menyebabkan ia sering kencing. Sehingga perlu dicarikan solusi penatalaksanaan yang dapat membuat pasien minum obat dengan teratur sehingga hipertensinya dapat terkontrol dan tidak menyebabkan komplikasi. Penderita TBC dan saat ini sedang dalam pengobatan fase intensif.Penderita TBC yang sedang berada dalam pengobatan fase intensif mengkonsumsi obat anti tuberkulosis (OAT), masih terdapat kemungkinan ia mengkonsumsi kelima golongan OAT (2HRZE untuk kategori I, dan 2HRZES untuk kategori II; H: Isoniazid, R: Rifampisin, Z: Pirazinamid, E: Ethambutol, S: Streptomisin), sehingga perlu dipertimbangkan interaksi antara obat yang akan diberikan dengan OAT yang sedang ia terima saat ini. Diagnosa: Hipertensi stage 2. Tension headache. TBC

b. Tujuan terapi: Mengobati dan mengontrol penyakit hipertensi yang diderita pasien, dengan mempertimbangkan pengobatan yang akan diberikan agar pasien tidak, atau seminimal mungkin, terganggu dengan efek samping obat dan dapat minum obat dengan teratur. Selain melalui terapi farmakologis, kontrol terhadap hipertensi dan sakit kepala pasien juga dilakukan melalui terapi nonfarmakologis. Hal ini akan disampaikan melalui edukasi kepada pasien. Edukasi juga diberikan mengenai penyakit TB pasien agar ia patuh berobat dan tidak tertular TB lagi. Mengobati keluhan tegang di tengkuk dan sakit kepala yang dikeluhkan pasien. Memperhatikan terapi farmakologis yang akan diberikan agar tidak menimbulkan interaksi yang dapat saling mempengaruhi dengan OAT yang sedang diterima pasien. Mencegah kompliksai yang dapat muncul akibat penyakit hipertensi yang diderita pasien.

c. Golongan-golongan obat yang paling tepat (rasional) bagi pasien:(Perbandingan di Lampiran) Antihipertensi Diuretik. Angiotensin Converting Enzyme inhibitor (ACEi). Angiotensin Receptor Blocker (ARB). -Blocker (BB). Calcium Channel Blocker (CCB). Vasodilator Simpatoplegik Analgetik. Opioid Non-opioid

d. Nama-nama obat yang paling tepat bagi pasien dari masing-masing golongan obat:(Perbandingan di Lampiran) Antihipertensi Diuretik Thiazides Hidroklorotiazid. Calcium Channel Blocker (CCB) Vasodilator Simpatoplegik Analgetik. Opioid Non-opioid

e. Resep yang rasional dan legeartis bagi pasien:(Resep di Lampiran)

f. Informasi dan edukasi yang tepat bagi pasien dan keluarganya: Jaga berat badan agar indeks massa tubuh tetap berada dalam rentang 18,5-24,9 kg/m2. Atur diet makanan; usahakan lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, dan kurangi atau batasi intake lemak khususnya kolesterol (terdapat dalam Hati, ginjal, kuning telur, daging, keju, susu, mentega, udang, kerang) dan lemak jenuh (seperti mentega, minyak kelapa dan kelapa sawit, dan lemak hewan). Kurangi atau batasi intake sodium (Na+) sampai 100mmol/hari (2,4 gr sodium atau 6 gr sodium chloride (NaCl)). Usahakan untuk berolahraga (minimal, jalan cepat) secara teratur minimal selama 30 menit per harinya, sesering mungkin dalam seminggu. Hindari atau berhenti merokok Hindari konsumsi alkohol. Hindari konsumsi kopi. Datang lagi setelah obatnya habis untuk kontrol dan follow-up.

LAMPIRAN:

ANTIHIPERTENSIAntihipertensiEfficacy (Indikasi)Suitability (Efek Samping)Safety (Kontra Indikasi)

DiuretikLihat tabel di Diuretik

ACEi Secara umum ACEI dibedakan atas dua kelompok: Yang bekerja langsung, Prodrug perubahan Angiotensin l menjadi Angiotensin ll sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron degradasi bradikinin juga dihambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat dan berperan dalam efek vasodilatasi Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan berkurangnya aldosteron akan menyebabkan eksresi air dan natrium dan retensi kalium juga diduga berperan menghambat pembentukan angiotensin II secara local di endotel pembuluh darah pemberian ACEI jangka panjang tidak menimbulkan toleransi dan penghentian obat ini biasanya tidak menimbulkan hipertensi reboundHipotensi, Batuk kering, Hiperkalemia terutama pada gangguan fungsi ginjal, Rash, Edema angioneurotik, Gagal ginjal akut, Proteinuria, Efek teratogenik Pada wanita hamil, karena bersifat teratogenik. Hati-hati pada pasien hiperkalemia Kombinasi dengan NSAID akan mengurangi efek hipertensinya dan menambah risiko hiperkalemia

ARB Mirip dengan ACEi, namun tidak menghambat breakdown bradykinin dan kinin lainnya, sehingga jarang sekali menyebabkan terjadinya batuk kering persisten yang biasanya muncul pada pemakaian ACEi. Dapat menjadi alternatif terhadap ACEi pada terapi gagal jantung atau nefropati diabetik. Efek samping biasanya ringan. Hipotensi termasuk dizziness (khususnya pada pasien yang mengalami penurunan volume intravaskular, misalnya pada pasien yang mengkonsumsi diuretik). Hiperkalemia kadang-kadang terjadi. Angioedema. Hati-hati pada stenosis arteri renalis, gangguan ginjal, stenosis katup aorta atau mitral, hypertrophic cardiomyopathy. Kehamilan, menyusui.

CCB Mengganggu masukan calcium melalui chanel lambat dari membrane sel yang aktif Generasi Impuls SA node dan konduksi AV node akan berkurang atau terhenti oleh semua CCB Pemasangan Eksitasi-kontraksi pada semua sel jantung membutuhkan influx calcium, jadi oobat ini menurunkan kontraktilitas jantung dengan tergantung dosis Dapat menurunkan kardiak outputKonstipasi(pada verapamil) Gagal jantung

Vasodilator Menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi otot polos vascular, jadi mendilatasikan pembuluh darah yang mengalalmi resistensi-dan pada beberapa variasi-meningkatkan kapasitansi.

Hypotensi, gangguan GIStroke, MI, SLE

Alpa-blocker menurunkan resistensi vakular perifer dan tekanan darah Memiliki penggunaan yang terbatas pada penanganan hiprtensi emergensi hipotensi postural reflex tachycardia miosis and nasal stuffiness

Beta-blocker

menurunkan kardiak output Mempengaruhi reflex baroreseptor penggunaan efektif pada hipertensi dan ischemic heart disease Dapat digunakan sebagai kontrol pulsasi jantung pada pasien dengan penggunaan phaeochromocytoma fatigue, ekstremitas dingin gangguan tidur memicu terjadinya asma efek withdrawl ketika penggunaan dihentikan (pada penggunaan jangka panjang)

DIURETIKDiuretikEfficacy (Indikasi)Suitability (Efek Samping)Safety (Kontra Indikasi)Nilai

Carbonic Anhidrase Inhibitors Diuretik lemah. Jarang digunakan untuk efek diuretiknya. Bermanfaat untuk menghambat pembentukan aqueous humor pada glaukoma. Alkalinisasi urin, alkalosis metabolik. Asidosis metabolik, batu saluran kemih (batu ginjal). Hiperammonemia, sirosis hepatis.200

507575

Loop (Kuat) Diuretika yang kuat. Menghambat resorpsi cairan dari ascending limb of the loop of Henle dalam tubulus ginjal. Pengobatan edema paru akibat gagal jantung ventrikel kiri. Gagal jantung kronik. Menurunkan tekanan darah terutama pada hipertensi yang resisten terhadap terapi tiazid. Oliguria karena gagal ginjal kronik. hiponatremia, hipokalemia, dan hipomagnesemia, alkalosis hipokloremik, ekskresi kalsium meningkat, hipotensi, kurang lazim mual, gangguan saluran cerna, hiperurisemia dan gout; hiperglikemia (kurang lazim daripada yang disebabkan tiazid); kadar kolesterol dan trigliserida plasma meningkat sementara; jarang terjadi ruam kulit, fotosensitivitas dan depresi sumsum tulang (hentikan pengobatan), pankreatitis (dengan dosis parenteral yang besar), tinnitus dan ketulian (biasanya karena pemberian dosis parenteral yang besar dan cepat, serta pada gangguan ginjal) Keadaan prakoma akibat sirosis hati; gagal ginjal dengan anuria.210

607575

Thiazides Diuretika dengan potensi sedang. Menghambat reabsorbsi natrium pada bagian awal tubulus distal. Mula kerja diuretika golongan ini setelah pemberian peroral antara 1-2 jam. Masa kerjanya 12-24 jam. Digunakan untuk: Hipertensi, Gagal Jantung ringan - sedang, Mengendalikan Edema. Bermanfaat jika pasien tidak suka pola berkemihnya berubah oleh diuretika hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan; impotensi (reversibel bila obat dihentikan); hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremia, hiperurisemia, gout, hiperglikemia, dan peningkatan kadar kolesterol plasma; jarang terjadi ruam kulit, fotosensitivitas; gangguan darah (termasuk neutropenia, bila dirasakan pada masa kehamilan akhir trombositopenia neonatal telah dilaporkan); pankreatitis, kolestatis intrahepatik, dan reaksi hipersensitivitas (termasuk pneumonitis, edema paru, reaksi kulit yang berat) juga dilaporkan. hipokalemia yang refraktur, hiponatremia; hiperkalsemia; gangguan ginjal dan hati yang berat; hiperurikemia yang simtomatik; penyakit Addison.240

907575

Potassium-Sparing (Hemat Kalium) Diuretika yang lemah. Menyebabkan retensi kalium dan karenanya digunakan sebagai alternatif yang lebih efektif sebagai suplementasi kalium pada penggunaan tiazid atau diuretika kuat. Antagonis Aldosteron: mempotensiasi tiazid atau diuretika kuat dengan cara melawan kerja aldosteron. Bermanfaat untuk edema dan asites pada sirosis hati, penahan kalium dalam terapi kombinasi dengan tiazid atau loop diuretic, asites malignan, sindroma nefrotik, gagal jantung kongestif; hiperaldosteronism primer. Gangguan saluran cerna, mulut kering, ruam kulit; sedikit penurunan tekanan darah, hipotensi postural, hiperkalemia, hiponatremia; juga dilaporkan fotosensitivitas dan gangguan darah; triamteren ditemukan pada batu ginjal; ; impotensi, ginekomastia, menstruasi tidak teratur, letargi, sakit kepala, bingung; hepatotoksisitas, osteomalasia, dan gangguan darah dilaporkan. Hiperkalemia, gagal ginjal,220

707575

Osmotic Lebih sering digunakan untuk edema serebral, peningkatan tekanan intrakranial, dan glaukoma; jarang digunakan untuk gagal jantung dan edema paru. Menggigil, demam Gagal jantung kongestif, edema pulmo.215

508075

Jadi, kami memilih diuretik berupa Thiazides dikombinasikan dengan kalsium-channel blocker.

THIAZIDESThiazidesEfficacy (Indikasi)Suitability (Efek Samping)Safety (K. Indikasi)Cost (Harga)Nilai

Bendroflumetiazid Gagal jantung ringan atau sedang. Hipertensi ringan (atau dikombinasi dengan obat lain untuk hipertensi yang lebih berat). Edema. Dosis: Edema, dosis awal 5-10 mg sehari atau berselang sehari pada pagi hari; dosis penunjang 5-10 mg 1-3 kali seminggu. Hipertensi, 2,5 mg pada pagi hari; dosis yang lebih tinggi jarang diperlukan. hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan; impotensi (reversibel bila obat dihentikan); hipokalemia, hipomagnesemia, hiponatremia, hiperurisemia, gout, hiperglikemia, dan peningkatan kadar kolesterol plasma; jarang terjadi ruam kulit, fotosensitivitas; gangguan darah (termasuk neutropenia, bila dirasakan pada masa kehamilan akhir trombositopenia neonatal telah dilaporkan); pankreatitis, kolestatis intrahepatik, dan reaksi hipersensitivitas (termasuk pneumonitis, edema paru, reaksi kulit yang berat) juga dilaporkan. Hipokalemia yang refraktur, hiponatremia; hiperkalsemia; gangguan ginjal dan hati yang berat; hiperurikemia yang simtomatik; penyakit Addison.?245+

858080

Klortalidon Masa kerja yang lebih panjang daripada tiazid lainnya. Bermanfaat jika pasien tidak suka pola berkemihnya berubah oleh diuretika. Asites karena sirosis, edema karena sindrom nefrotik, hipertensi, gagal jantung kronik yang ringan sampai sedang, diabetes insipidus. Dosis: Edema, hingga 50 mg sehari selama periode terbatas. Hipertensi, 25 mg pada pagi hari, jika perlu tingkatkan sampai 50 mg. (Lihat pada Bendrofluazid) (Lihat pada Bendrofluazid)?250+

908080

Hidroklorotiazid Edema, hipertensi. Dosis: Edema, dosis awal 12,5-25 mg sehari, untuk penunjang jika mungkin dikurangi; edema kuat pada pasien yang tidak mampu untuk mentoleransi diuretika berat, awalnya 75 mg sehari. Hipertensi, dosis awal 12,5 mg sehari, jika perlu tingkatkan sampai 25 mg sehari. USIA LANJUT. Pada pasien tertentu (terutama usia lanjut) dosis awal 12,5 mg sehari mungkin cukup. Anoreksia, penurunan nafsu makan, iritasi lambung, diare, konstipasi, sialadenitis, pankreatitis, jaundice, xanthopsia, gangguan penglihatan sementara, leukopenia, neutropenia/ agranulositosis, thrombositopenia, anemia aplastik, anaemia hemolitik, depresi sumsum tulang belakang., reaksi fotosensitivitas, roam, reaksi seperti cutaneous lupus erythematosus, reaktivasi cutaneous lupus erythematosus, urtikaria, vaskulitis, cutaneous vasculitis, reaksi anafilaksis, keracunan epidermal nekrolisis, demam, penekanan saluran pernafasan, gannguan ginjal, nefritis interstisial, kejang otot, lemas, gelisah, kepala terasa ringan, vertigo, paraesthesia, hipotensi postural, kardiak aritmia, gangguan tidur dan depresi. Gangguan hati berat, gangguan ginjal berat (kreatinin klirens < 30 mL/menit), hipokalemia refraktori, hiperkalsemia, hamil dan menyusui.Tab 25 mg Rp.27,50330

85758090

Indapamid Hipertensi esensial Dosis: 2,5 mg sehari pada pagi hari. Kurang baik pada penderita diabetes mellitus. Hipokalemia, sakit kepala, pusing, konstipasi, dyspepsia, ruam kulit (eritema multiforme, nekrolisis epidermal dilaporkan); jarang terjadi hipotensi ortostatik, palpitasi, enzim Kati meningkat, gangguan darah (termasuk trombositopenia), hiponatremia, alkalosis metabolik, hiperglikemia, kadar urat plasma meningkat, parestesia meningkat, fotosensitivitas, impotensi, gangguan ginjal, miopia akut yang reversibel; diuresis dengan dosis di atas 2,5 mg sehari. Stroke yang baru saja terjadi, gangguan hati yang berat?240+

857580

Metolazon Efektif bila dikombinasikan dengan suatu diuretika kuat (bahkan pada gagal ginjal) tetapi diuresis hebat dapat terjadi, sehingga pasien harus dipantau dengan seksama. Edema, hipertensi. Dosis: Edema, 5-10 mg pada pagi hari; jika perlu tingkatkan sampai 20 mg sehari pada edema resisten, maksimal 80 mg sehari. Hipertensi, dosis awal 5 mg pada pagi hari; dosis penunjang 5 mg selang sehari. (Lihat pada Bendrofluazid) (Lihat pada Bendrofluazid)?245+

858080

Sipamid Edema, hipertensi. Dosis: Edema, dosis awal 40 mg pada pagi hari; tingkatkan sampai 80 mg pada kasus resisten; dosis penunjang 20 mg pada pagi hari. Hipertensi, 20 mg pada pagi hari (Lihat pada Bendrofluazid) Gangguan saluran cerna; pusing ringan; hipokalemia, lebih jarang terjadi gangguan elektrolit lain seperti hiponatremia.?245+

858080

Tiazid dan diuretika terkait lainnya (benztiazid, klopamid, siklopentiazid, hidroklorotiazid dan hidroflumetiazid) tidak memberikan manfaat apapun yang melebihi bendrofluazid dan klortalidon.Dengan pertimbangan tersebut, kami memilih diuretik golongan thiazides berupa Hidroklorotiazid.

Calsium Channel Blocker (CCB)CCBEfikasi/indikasiEfek sampingKontraindikasiHarga Nilai

Amilodipinehypertension, prophylaxis anginaNyeri abdomen, nausea; palpitasi, flushing, oedema; nyeri kepala, pusing, gangguan tidur, fatigue; less commonly gangguan gastro-intestinal, mulut kering, gangguan pengecapan, hypotension, syncope, nyeri dada, dyspnoea, rhinitis, merubahan mood, asthenia, tremor, paraesthesia, gangguan urinari, impotence, gynaecomastia, perubahan BB, myalgia, keram otot, nyeri punggung, arthralgia, gangguan penglihatan, tinnitus, pruritus, rashes (erythema multiforme), berkeringat, alopecia, purpura, dan skin discolouration; very rarely gastritis, pancreatitis, hepatitis, jaundice, cholestasis, gingival hyperplasia, myocardial infarction, arrhythmias, tachycardia, vasculitis, coughing, peripheral neuropathy, hyperglycaemia, thrombocytopenia, angioedema, dan urticaria cardiogenic shock, unstable angina, significant aortic stenosis; porphyria breast-feeding?235+

857080

Diltiazem hydrochlorideprophylaxis dan terapi angina; hypertensionbradycardia, sino-atrial block, AV block, palpitasi, pusing, hypotension, malaise, asthenia, nyeri kepala, hot flushes, ganggua gastro-intestinal, oedema (teruma pada ankle); rarely rashes (termasuk erythema multiforme dan exfoliative dermatitis), photosensitivity; hepatitis, gynaecomastia, gum hyperplasia, extrapyramidal symptoms, depression Bradycardia berat, gagal jantung kiri dengan kongesti pulmonal, second- or third-degree AV block (tanpa penggunaan pacemaker), sick sinus syndrome; porphyria; hamil; menyusuiTab 30 mg Rp189,54320

85708085

Felodipinehypertension, profilaksis anginaflushing, nyeri kepala, palpitatsi, pusing, fatigue, gravitational oedema; rarely rash, pruritus, cutaneous vasculitis, gum hyperplasia, sering BAK, impotence, demamunstable angina, gagal jantung tak terkontrol; significant aortic stenosis; MI dalam 1 bulan; porphyria; hamil?220+

905080

IsradipineHipertensi (only)= nifedipinSakit kepala, kemerahan, dizzines, takikardi dan palpitasi, edema perifer terlokalisir, jarang hipotensi, tidak nyaman di perut, peningkatan berat badan, fatikHati-hati pada sindrom gangguan sinus (jika pacemaker tidak cocok), dosis berkurang pada gangguan ginjal dan hati.KI: syok kardiogenik, stenosis aorta simptomatis, dalam satu bulan serangan ima, angina tidak stabil, porfiria, ?230+

906080

Lasidipine SdaSakit kepala, kemerahan, dizzines, takikardi dan palpitasi, edema perifer terlokalisir, jarang hipotensi, tidak nyaman di perut, gangguan mood, poliuria, kram otot, pruritus.Hati-hati pada gangguan konduksi jantung dan gangguan hepar, cadangan jantung yang buruk,KI: sda?230+

905090

Lercanidipine hydroclorideHipertensi ringan hingga sedangSakit kepala, kemerahan, dizzines, takikardi dan palpitasi, edema perifer terlokalisir, hipotensi, tidak nyaman di perut, gangguan mood, poliuria, kram otot, pruritus, mialgia Hati-hati pada sindrom gangguan sinus (jika pacemaker tidak cocok), gannguan hepar, disfungsi ventrikel kiriKI: sda?230+

806090

Nicardipine hydroclorideProfilaksis angina, hipertensi ringan hingga sedangSakit kepala, kemerahan, dizzines, takikardi dan palpitasi, edema perifer, mual, gangguan gastrointestinal, gangguan tidur, tinitus, hipotensi, dispneu, paraestesia, trombositopenia, depresi, poliuria. Hati-hati pada gagal jantung kronik atau disfungsi ventrikel kiri yang signifikan, efek putus obat jika ada nyeri atau nyeri yang telah ada akan memburuk dalam 30 menit setelah pemberian obat, gangguan ginjal dan hepar.KI: sda?220+

805090

NifedipineRelaksasi otot polos vaskuler, dilatasi arteri.Lebih banyak mempengaruhi pembuluh darah daripada miokardium.Untuk angina, hipertensi.Cephalgia, flushing, dizziness, lethargy; takikardia, palpitasi; preparat short-acting dapat menginduksi jatuhnya tekanan darah dan refleks takikardia yang dapat menyebabkan iskemia miokard atau serebral; edema gravitasi, rash (erythema multiforme), pruritus, urticaria, nausea, konstipasi atau diare,frekuensi miksi yang meningkat, nyeri dan gangguan pada mata, hiperplasia gusi, asthenia, paraesthesia, myalgia, tremor, impotensi, gynaecomastia; depression, telangiectasia, cholestasis, jaundice.Syok kardiogenik, stenosis aorta, infark miokard dalam 1 bulan, serangan angina unstable atau akut, porphyria.Tab 10 mg Rp134,81320

90509090

NimodipineMirip dengan nifedipine, tetapi efek relaksasi ototnya lebih khusus pada arteri serebral.Pencegahan dan terapi spasme vaskuler karena aneurysmal subarachnoid haemorrhage.Hipotensi, perubahan heart rate, flushing, cephalgia, gangguan gastro-intestinal, mual, berkeringat dan merasa hangat, thrombocytopenia, dan ileus.Infark miokard dalam 1 bulan, serangan angina unstable atau akut, porphyria.?230+

806090

NisoldipineMirip dengan nifedipine dan nicardipine.Untuk angina dan hipertensi ringan sampai sedang.Edema gravitasi, cephalgia, flushing, takikardia, palpitasi; dizziness, asthenia, gangguan gastro-inestinal (mual, konstipasi); paraesthesia, myalgia, tremor, hypotension, weakness, dyspnoea, alergi pada kulit, meningkatnya frekuensi miksi, angina, gangguan penglihatan, gynaecomastia, hyperplasia gusi.Syok kardiogenik, stenosis aorta, infark miokard dalam 1 bulan, serangan angina unstable atau akut, porphyria, gangguan hepar, kehamilan, menyusui.?220+

805090

Verapamile HydroclorideAngina, Hipertensi, Arritmia.Menurunkan Cardiac Output, Heart Rate, dan mempengaruhi konduksi atrioventrikuler.Konstipasi, mual, muntah, flushing, cephalgia, dizziness, fatigue, ankle oedema; reaksi alergi (erythema, pruritus, urticaria, angioedema, Stevens-Johnson syndrome); myalgia, arthralgia, paraesthesia, erythromelalgia; peningkatan konsentrasi prolaktin; gynaecomastia and hyperplasia gusi; hypotension, heart failure, bradycardia, heart block, dan asystole.Gagal jantung, gangguan konduksi jantung, hipotensi.Hipotensi, bradikardi, blok AV derajat 2 dan 3, riwayat gagal jantung atau gangguan fungsi ventrikel kiri, meskipin riwayat terapi teratur; flutter atau fibrillation atrial; porphyria.Tab 80 mg Rp440,19315

90609075

Dengan bandingan diatas, terdapat dua buah obat yang mendapat nilai tertinggi yaitu diltiazem hydrochloride dan nifedipine. Namun kami melihat bahwa salah satu efek samping dari nifedipine adalah peningkatan frekuensi BAK, yang merupakan salah satu alasan yang menyebabkan pasien malas minum obat, sehingga kami lebih memilih memberikan CCB berupa diltiazem hydrochloride.

ANALGESIK Nama obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping

Aspirin Diindikasikan untuk nyeri kepala, nyeri otot yang singkat, disminore, dan pyreksia. Mekanisme kerja sebagai analgesik karena adanya efek menghambat stumuli nyeri di daerah subcortical Digunakan sebagai obat antiplatelet Dosis :a. Per oral :300-900 mg tiap 4-6 jam;maksimal 4g/hari; anak2 < 16 tahun tidak direcomendasikan b. Per rectum :450-900 mg tiap 4 jam maksimal 3,6g/hari;tidak direkomendasikan untuk anak < 16 tahun.

Anak < 16 tahun dan ibu yang menyusui ada ulcus pepeticus yang aktif, heamophelia bukan untuk tatalaksana gout hipersensitivitas:aspirin dan NSAIDs lainnya merupakan kontraindikasi untuk pasien dengan riwayat hipersensitivitas pada aspirin/NSAID yang lainnya;gejalanya berupa asma, angioderma, urticaria atapun rinitis setelah diberikan aspirin. Reyes syndromBerkaitan dengan timbulnya reyes syndrom.

Dosis ringan atau sedang sering kali menyebabkan iritasi gastrointestinal, peningkatan bleeding time, bronkospasme dan reaksi hipersensitivitas dari pasien

Paracetamol Nyeri yang ringan-sedang (ex, nyeri kepala, myalgia, nyeri akibat postpartum) Untuk nyeri yang ringan, dapat diberikan sebagai pengganti aspirin jika terdapat alergi aspirin pyreksia Mekanisme kerja :Dapat menghambat COX-3 pada central nervus system.

Hati hati pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal dan orang dengan kecanduan alkohol Jarang menimbulkan efek samping , namun dapat muncul berupa ras, gangguan darah(trombositopenia, leucopenia, neutropenia) telah dilaporkan, hipotensi Jika overdosis dapat menyebabkan gangguan pada hati dan ginjal.

Nefompam hydroklorida -nyeri yang sedang - pada pasien convulsive, - tidak diindikasikan untuk myokardial infark. - mual, gelisah , retensi urin, mulut kering, muntah, penglihatan yang kabur, mengantuk, berkeringat, insomnia, takikardi, nyeri kepala, confusion dan halusinasi serta urin menjadi merah muda telah dilaporkan.

Opioid digunakan untuk menangani nyeri sedang-berat khususnya yang berasal dari organ visceral Opioid terdiri dari agonis lengkap, agonis parsial, dan antagonis. Opioid bekerja pada reseptor , , dan yang berefek anagesi spinal dan supraspinal, sedasi, dan menurunkan transit GI. Opioid menghasilkan efek anagesik dengan berikatan pada reseptor protein G spesifik di otak dan medula spinalis termasuk pada transmisi dan modulasi nyeri. Perhatian pada orang dengan gangguan respirasi, hipotensi, syok, gangguan konvulsive, gangguan usus Penggunaannya harus di bawah pengawasan dokter dan harus dinilai secara periodik mual dan muntah (paling sering), konstipasi, mulut kering, pada dosis yang besar menybabkan rigiditas, hypotensi, dan depresi pernapasan. Pemakaian berulang dapat menyebabkan ketergantungan dan toleransi namun tidak mengakhawatirkan selama dalam pengawasan dokter

Mengingat pasien telah mengkonsumsi obat sakit kepala sebelumnya yang kemungkinan ia beli secara bebas, dimana obat sakit kepala yang dijual bebas sebagian besar komponen utamanya adalah parasetamol, asam mefenamat, dan ibuprofen, maka pada pasien ini parasetamol tidak lagi kami berikan. Untuk pengganti parasetamol tersebut, kami memberikan analgesik yaitu aspirin. Nefompam hidroklorida tidak kami berikan karena berefek samping retensi urin, hal ini berlawanan dengan efek diuretik yang diharapkan. Dan alasan tidak digunakannya opioid adalah karena obat ini tidak bisa diberikan sembarangan dan butuh pengawasan dan biasanya digunakan sebagai pengobatan paliatif pada kasus-kasus terminal seperti kanker stadium akhir.

Resep bagi pasien:

dr. DYNIZASIP No: 123/456/UP/DINKES

Praktek: Jl. Pemuda No. 135 Mataram(Telp/HP: 0370-654321 / 08123456789)Mataram, 7 November 2010

R/ tab hidroklorotiazid mg 25 No III

D s. u.d.d. tab. . p.c.__________________________

R/ tab Diltiazem hydrochloride mg 30 No.X

D s. u.d.d. tab. IV. p.c.__________________________

R/ tab aspirin bayer mg 500 no.XVs.p.r.n. t.d.d. tab. I. p.c.

Ddikunyah __________________________

Pro: Tn. AminUmur: 60 tahun.Alamat: Jl. Pendidikan No. 246 Mataram.

Resep bagi pasien:

dr. DYNIZASIP No: 123/456/UP/DINKES

Praktek: Jl. Pemuda No. 135 Mataram(Telp/HP: 0370-654321 / 08123456789)Mataram, 7 November 2010

DR/ tab hidroklorotiazid 25 mg No III s. u.d.d. tab. . p.c.__________________________

R/ tab nifedipine 10 mg No.X

D s. d.d.d. tab. II. p.c.__________________________

R/ tab aspirin bayer 500mg no.XVs.p.r.n. t.d.d. tab. I. p.c.

Ddikunyah __________________________

Pro: Tn. AminUmur: 60 tahun.Alamat: Jl. Pendidikan No. 246 Mataram.