sap hipertensi

38
SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI PADA LANSIA I. LATAR BELAKANG Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik dan stres psikososial. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005). Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan pengobatan secara adekuat. Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20– 35% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang akan berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke (untuk otak), penyakit

Upload: raka

Post on 11-Jul-2016

58 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

SAP HipertensiSAP HipertensiSAP HipertensiSAP Hipertensi

TRANSCRIPT

Page 1: SAP Hipertensi

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI PADA LANSIA

I. LATAR BELAKANG

Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensinya yang terus

meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas

fisik dan stres psikososial. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten

dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.

Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg

dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).

Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini

terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya

meninggal setiap tahunnya. Tujuh dari setiap 10 penderita tersebut tidak mendapatkan

pengobatan secara adekuat. Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat.

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa

8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004.

Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler merupakan

penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20–35% dari

kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi.

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang

akan berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke (untuk otak), penyakit jantung

koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan left ventricle hypertrophy (untuk otot

jantung). Dengan target organ di otak yang berupa stroke, hipertensi adalah penyebab

utama stroke yang membawa kematian tinggi. Menurut Gunawan (2001) penyebab

hipertensi diantaranya karena faktor keturunan, ciri dari perseorangan serta kebiasaan

hidup seseorang. Seseorang memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan

hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. Oleh karenanya pengelolaan

hipertensi oleh keluarga sangat penting untuk mencegah terjadinya hipertensi dan

menanggulangi komplikasi akibat hipertensi.

Penatalaksanaan hipertensi seperti kepatuhan diet, modifikasi lingkungan, dan

sebagainya merupakan hal penting yang dapat mengontrol hipertensi pada lansia.

Dalam melaksanakan pengobatan hipertensi ini, dukungan dan motivasi kepada lansia

penting dilakukan oleh keluarga, karena keluarga memberikan pengaruh yang penting

Page 2: SAP Hipertensi

dalam mempercepat kesembuhan lansia. Dengan pemberian edukasi yang dilakukan

oleh perawat kepada keluarga mengenai hipertensi dan cara penanggulangannya

diharapkan tekanan darah lansia berada dalam kisaran normal serta mencegah

terjadinya kekambuhan stroke pada anggota keluarga yang menderita stroke

sebelumnya akibat hipertensi.

II. TUJUAN

A. Tujuan instruksional umum ( TIU )

Setelah diberikan penyuluhan mengenai Hipertensi Selama 20 menit

diharapkan sasaran (lansia dan keluarga) dapat mengetahui dan memahami

tentang penyakit hipertensi dan penatalaksanaannya.

B. Tujuan instruksional khusus ( TIK )

Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran

penyuluhan dapat mengetahui tentang:

a. Pengertian Hipertensi

b. Penyebab Hipertensi

c. Tanda dan gejala Hipertensi

d. Perawatan keluarga pada lansia Hipertensi

e. Pencegahan Hipertensi

f. Komplikasi Hipertensi

III.MATERI PENYULUHAN

Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :

a. Pengertian Hipertensi

b. Penyebab Hipertensi

c. Tanda dan gejala Hipertensi

d. Perawatan keluarga pada lansia Hipertensi

e. Pencegahan Hipertensi

f. Komplikasi Hipertensi

Page 3: SAP Hipertensi

IV. KEGIATAN

No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta

1 Pendahuluan 2 Menit Salam pembuka

Menyampaikan tujuan

penyuluhan

Kontrak waktu

penyuluhan

Menjawab salam

Menyimak

Mendengarkan dan

menjawab pertanyaan

2 Kerja 15 Menit Penyampaian garis

besar materi:

a) Pengertian

hipertensi

b) Penyebab

hipertensi

c) Tanda dan

gejala hipertensi

d) Perawatan

keluarga pada lansia

hipertensi

e) Pencegahan

hipertensi

f) Komplikasi

hipertensi

Memberi kesempatan

lansia dan keluarga

untuk bertanya

Menjawab pertanyaan

Mendengarkan dengan

penuh perhatian

Menanyakan hal-hal yang

belum jelas

Memperhatikan jawaban

dari penceramah

3 Penutup 3 Menit Melakukan Evaluasi

Menyampaikan

kesimpulan materi

Mengakhiri pertemuan

dan menjawab salam

Sasaran dapat menjawab

tentang pertanyaan yang

diajukan

Mendengar

Memperhatikan

Menjawab salam

V. METODE

Page 4: SAP Hipertensi

1. Ceramah

2. Tanya jawab

3. Demonstrasi

VI. MEDIA

1. Lembar Balik

VII. ALAT

1. Parutan

2. 1 buah sendok makan

3. 1 buah gelas

4. 1 buah saringan

5. 2-3 potong buah

melon/mentimun

VIII.SUMBER:

Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta:EGC

Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Mansjoer, et al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan Jilid I. Jakarta: EGC

Prince A. Silvia. 1995. pathofisiologi. Edisi 4. jakarta:EGC

Tim Editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan

IX. PESERTA

Pasien Lansia Tn.PS dengan Hipertensi di Banjar Kemenuh Kaja, Desa Kemenuh,

Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar

X. WAKTU

Hari : Jumat

Tanggal : 22 April 2016

Jam : 13.00-13.20 WITA

Page 5: SAP Hipertensi

XI. TEMPAT : Tempat Tinggal Pasien Lansia Tn.PS dengan Hipertensi di Banjar

Kemenuh Kaja, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar

Setting Tempat :

Penyuluh

XII. RENCANA EVALUASI

A. Struktur :

1. Persiapan media

Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap

digunakan. Media yang digunakan adalah lembar balik. Kurun waktu dalam

persiapan media 1 hari

2. Persiapan materi

Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan

disebarluaskan dalam bentuk lembar balik yang berisi gambar dan tulisan.

Kurun waktu dalam persiapan materi 2 hari.

B. Proses penyuluhan :

1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan

sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diharapkan

mampu mengerti dan memahami penyuluhan dan 50% bisa menjawab

2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan

sasaran yang akan diharapkan penyuluhan

3. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan

C. Hasil penyuluhan :

a. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan

b. Sasaran paham dan bisa mempraktekkannya di rumah mengenai cara

mencegah meningkatnya penyakit hipertensi.

A A Peserta

Page 6: SAP Hipertensi

Lampiran I

HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang peristen. Hipertensi atau

penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke

jaringan tubuh yang membutuhkan. Menurut WHO (World Health Organization), batas

tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan 80-90

mmHg diastolik. Jadi, seseorang disebut mengidap hipertensi bila tekanan darahnya

selalu terbaca di atas 140/90 mmHg. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyararakat

yang serius, karena jika tidak terkendali akan berkembang dan menimbulkan komplikasi

yang berbahaya. Akibatnya bisa fatal karena sering timbul komplikasi, misalnya stroke

(pendarahan otak), penyakit jantung koroner, dan gagal ginjal.

B. Penyebab Hipertensi

Secara umum hipertensi disebabkan oleh :

Asupan garam yang tinggi

Strees psikologis

Faktor genetik (keturunan)

Kurang olahraga

Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alcohol

Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi

Peningkatan usia

Kegemukan

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui

penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu : genetic, lingkungan,

hiperaktifitas saraf simpatis sistem rennin. Anglotensin dan peningkatan Na + Ca

intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas, merokok, alcohol dan

polisitemia.

Page 7: SAP Hipertensi

b. Hipertensi Sekunder

Penyebab yaitu : penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan

hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :

a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan / atau

tekanan diastolic sama dengan atau lebih besar dari 90 mmHg.

b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan

tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-

perubahan pada:

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.

e. Meningkatnya resisten pembuluh darah perifer

C. Tanda dan Gejala Hipertensi

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan

darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hali ini berari

hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur

b. Gejala yang lazim

1) Mengeluh sakit kepala, pusing

2) Lemas, kelelahan

3) Sesak nafas

4) Gelisah

5) Mual

6) Muntah

7) Kesadaran menurun

8) Mimisan

Page 8: SAP Hipertensi

D. Perawatan Keluarga pada Lansia Hipertensi

Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum penambahan

obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang yang sedang dalam

terapi obat. Sedangkan lansia hipertensi yang terkontrol, pendekatan nonfarmakologis ini

dapat membantu pengurangan dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu,

modifikasi gaya hidup merupakan hal yang penting diperhatikan, karena berperan dalam

keberhasilan penanganan hipertensi. Menurut beberapa ahli, pengobatan nonfarmakologis

sama pentingnya dengan pengobatan farmakologis, terutama pada pengobatan hipertensi

derajat I. Pada hipertensi derajat I, pengobatan secara nonfarmakologis kadang-kadang

dapat mengendalikan tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis tidak diperlukan

atau pemberiannya dapat ditunda. Jika obat antihipertensi diperlukan, Pengobatan

nonfarmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan hasil pengobatan

yang lebih baik. Pendekatan nonfarmakologis dibedakan menjadi beberapa hal:

1. Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.

Menurut Corwin berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang

hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ

dan dapat meningkatkan beban kerja jantung. Selain itu pengurangan makanan

berlemak dapat menurunkan risiko aterosklerosis.Penderita hipertensi dianjurkan

untuk berhenti merokok dan mengurangi asupan alkohol. Berdasarkan hasil

penelitian eksperimental, sampai pengurangan sekitar 10 kg berat badan

berhubungan langsung dengan penurunan tekanan darah rata-rata 2-3 mmHg per kg

berat badan.

2. Olahraga dan aktifitas fisik

Selain untuk menjaga berat badan tetap normal, olahraga dan aktifitas fisik teratur

bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga kebugaran tubuh. Olahraga

seperti jogging, berenang baik dilakukan untuk penderita hipertensi. Dianjurkan

untuk olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu, dengan demikian dapat

menurunkan tekanan darah walaupun berat badan belum tentu turun. Olahraga yang

teratur dibuktikan dapat menurunkan tekanan perifer sehingga dapat menurunkan

tekanan darah. Olahraga dapat menimbulkan perasaan santai dan mengurangi berat

badan sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Yang perlu diingatkan kepada kita

adalah bahwa olahraga saja tidak dapat digunakan sebagai pengobatan hipertensi.

Page 9: SAP Hipertensi

Menurut Dede Kusmana, beberapa patokan berikut ini perlu dipenuhi sebelum

memutuskan berolahraga, antara lain:

a. Penderita hipertensi sebaiknya dikontrol atau dikendalikan tanpa atau dengan

obat terlebih dahulu tekanan darahnya, sehingga tekanan darah sistolik tidak

melebihi 160 mmHg dan tekanan darah diastolik tidak melebihi 100 mmHg.

b. Alangkah tepat jika sebelum berolahraga terlebih dahulu mendapat informasi

mengenai penyebab hipertensi yang sedang diderita.

c. Sebelum melakukan latihan sebaiknya telah dilakukan uji latih jantung dengan

beban (treadmill/ergometer) agar dapat dinilai reaksi tekanan darah serta

perubahan aktifitas listrik jantung (EKG), sekaligus menilai tingkat kapasitas

fisik.

d. Pada saat uji latih sebaiknya obat yang sedang diminum tetap diteruskan sehingga

dapat diketahui efektifitas obat terhadap kenaikan beban.

e. Latihan yang diberikan ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan tidak

menambah peningkatan darah.

f. Olahraga yang bersifat kompetisi tidak diperbolehkan.

g. Olahraga peningkatan kekuatan tidak diperbolehkan.

h. Secara teratur memeriksakan tekanan darah sebelum dan sesudah latihan.

i. Salah satu dari olahraga hipertensi adalah timbulnya penurunan tekanan darah

sehingga olahraga dapat menjadi salah satu obat hipertensi.

j. Umumnya penderita hipertensi mempunyai kecenderungan ada kaitannya dengan

beban emosi (stres). Oleh karena itu disamping olahraga yang bersifat fisik

dilakukan pula olahraga pengendalian emosi, artinya berusaha mengatasi

ketegangan emosional yang ada.

k. Jika hasil latihan menunjukkan penurunan tekanan darah, maka dosis/takaran obat

yang sedang digunakan sebaiknya dilakukan penyesuaian (pengurangan).

3. Perubahan pola makan

a. Mengurangi asupan garam

Pada hipertensi derajat I, pengurangan asupan garam dan upaya penurunan berat

badan dapat digunakan sebagai langkah awal pengobatan hipertensi. Nasihat

pengurangan asupan garam harus memperhatikan kebiasaan makan lansia, dengan

memperhitungkan jenis makanan tertentu yang banyak mengandung garam.

Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol per hari, berarti tidak menambahkan

garam pada waktu makan, memasak tanpa garam, menghindari makanan yang

Page 10: SAP Hipertensi

sudah diasinkan, dan menggunakan mentega yang bebas garam. Cara tersebut

diatas akan sulit dilaksanakan karena akan mengurangi asupan garam secara ketat

dan akan mengurangi kebiasaan makan lansia secara drastis. Menurut Sheps, jika

dokter atau ahli gizi menyarankan agar kita mengurangi natrium demi menurunkan

tekanan darah, maka ikutilah saran itu. Bahkan sebelum disarankan pun sebaiknya

kurangi natrium, cobalah membatasi jumlah natrium yang kita konsumsi setiap

hari. Beberapa cara yang dapat dilakukan:

Perbanyak makanan segar, kurangi makan yang diproses.

Pilihlah produk dengan natrium rendah.

Jangan menambah garam pada makanan saat memasak.

Jangan menambah garam saat di meja makan.

Batasi penggunaan saus-sausan

Bilaslah makanan dalam kaleng.

b. Diet rendah lemak jenuh

Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis yang berkaitan

dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama lemak

dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak

tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan makanan

lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan darah.

c. Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa beberapa mineral bermanfaat mengatasi hipertensi.

Kalium dibuktikan erat kaitannya dengan penurunan tekanan darah arteri dan

mengurangi risiko terjadinya stroke. Selain itu, mengkonsumsi kalsium dan

magnesium bermanfaat dalam penurunan tekanan darah. Banyak konsumsi sayur-

sayuran dan buah-buahan mengandung banyak mineral, seperti seledri, kol, jamur

(banyak mengandung kalium), kacang-kacangan (banyak mengandung

magnesium). Sedangkan susu dan produk susu mengandung banyak kalsium.

4. Menghilangkan stres

Stres menjadi masalah bila tuntutan dari lingkungan hampir atau bahkan sudah

melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya. Cara untuk menghilangkan stres yaitu

perubahan pola hidup dengan membuat perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari

dapat meringankan beban stres.

Perubahan-perubahan itu ialah:

Page 11: SAP Hipertensi

a. Rencanakan semua dengan baik. Buatlah jadwal tertulis untuk kegiatan setiap hari

sehingga tidak akan terjadi bentrokan acara atau kita terpaksa harus terburu-buru

untuk tepat waktu memenuhi suatu janji atau aktifitas.

b. Sederhanakan jadwal. Cobalah bekerja dengan lebih santai.

c. Bebaskan diri dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan.

d. Siapkan cadangan untuk keuangan

e. Berolahraga.

f. Makanlah yang benar.

g. Tidur yang cukup.

h. Ubahlah gaya. Amati sikap tubuh dan perilaku saat sedang dilanda stres.

i. Sediakan waktu untuk keluar dari kegiatan rutin.

j. Binalah hubungan sosial yang baik.

k. Ubalah pola pikir. Perhatikan pola pikir agar dapat menekan perasaan kritis atau

negatif terhadap diri sendiri. Sediakan waktu untuk hal-hal yang memerlukan

perhatian khusus.

l. Carilah humor.

m. Berserah diri pada Yang Maha Kuasa.

Penatalaksanaan Farmakologis

Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan utama hipertensi

primer adalah dengan obat. Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi

berdasarkan beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya

kerusakan organ target dan terdapatnya manifestasi klinis penyakit kardiovaskuler

atau faktor risiko lain. Terapi dengan pemberian obat antihipertensi terbukti dapat

menurunkan sistole dan mencegah terjadinya stroke pada lansia usia 70 tahun atau

lebih. Menurut Arif Mansjoer, penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi

sebagian besar lansia dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara

titrasi sesuai umur dan kebutuhan. Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam

dan lebih disukai dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah dan

dapat mengontrol hipertensi terus menerus dan lancar, dan melindungi lansia terhadap

risiko dari kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke akibat peningkatan

tekanan darah mendadak saat bangun tidur. Sekarang terdapat pula obat yang berisi

kombinasi dosis rendah. Kombinasi 2 obat dari golongan yang berbeda ini terbukti

memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi efek samping. Setelah diputuskan

Page 12: SAP Hipertensi

untuk untuk memakai obat antihipertensi dan bila tidak terdapat indikasi untuk

memilih golongan obat tertentu, diberikan diuretik atau beta bloker. Jika respon tidak

baik dengan dosis penuh, dilanjutkan sesuai dengan algoritma. Diuretik biasanya

menjadi tambahan karena dapat meningkatkan efek obat yang lain. Jika tambahan

obat yang kedua dapat mengontrol tekanan darah dengan baik minimal setelah 1

tahun, dapat dicoba menghentikan obat pertama melalui penurunan dosis secara

perlahan dan progresif.

E. Pencegahan Hipertensi

Ada tiga cara untuk mencegah hipertensi, yaitu :

a. Pencegahan dengan pola hidup sehat

Menerapkan pola hidup yang sehat dalam keseharian kita sangat penting dalam

pencegahan hipertensi. Sebaliknya pola hidup yang tidak sehat beresiko tinggi terkena

penyakit hipertensi.

Termasuk dalam pola hidup yang tidak sehat misalnya merokok, minum alkohol, suka

makan enak alias banyak mengandung kolesterol, makanan yang gurih dengan kadar

garam berlebih, minuman berkafein, dll. Sementara pada saat yang sama kurang

berolahraga atau kurang beraktifitas, sering stress, minim air putih, serta kurang

makan buah dan sayuran.

b. Pencegahan dengan medical check up

Mengunjungi seorang dokter atau tenaga para medis, jangan selalu diartikan mau

berobat. Bisa juga dalam rangka pencegahan satu penyakit, misalnya pencegahan

hipertensi. Itulah yang disebut pencegahan / pemeriksaan secara medis (medical check

up).

Orang yang rentan terhadap hipertensi, baik karena faktor keturunan atau pun gaya

hidup, sebaiknya rajin memeriksakan diri tekanan darahnya ke dokter atau tenaga

medis lain. Sebab, darah tinggi atau hipertensi bila tidak segera diatasi adalah pra

kondisi bagi penyakit lain yang lebih serius. Dengan demikian, mencegah darah tinggi

berarti pula mencegah diri kita dari penyakit lain.

Jika dalam pemeriksaan ditemukan tanda atau gejala hipertensi, seorang dokter akan

memberikan advise penanganannya. Sebaliknya jika tidak berarti ditemukan gejala

apapun.

c. Pencegahan dengan cara tradisional

Page 13: SAP Hipertensi

Indonesia adalah negara yang kaya dengan tanaman obat tradisional. Beberapa

diantara tanaman tradisional (serta hasilnya) yang bisa menurunkan tekanan darah

misalnya : bayam, biji bungan matahari, kacang-kacangan, dark coklat, pisang,

kedelai, kentang, alpukat, mentimun, bawang putih, daun seledri, belimbing, pace atau

mengkudu, pepaya, selada air, cincau hijau dan lain-lain. Beberapa tanaman

diantaranya sudah diteliti dan diuji secara medis, seperti :

a. Bayam

Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi

Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah. Selain itu,

kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari homosistein yang

membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat

tinggi asam amino (homosistein) dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

b. Biji bunga matahari.

Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari mengandung

pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol tinggi

merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena dapat menyebabkan penyumbatan

pembuluh darah. Tapi, pastikan mengonsumsi kuaci segar yang tidak diberi garam.

c. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung

magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan

darah tinggi.

d. Pisang

Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah

lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat

mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang sehari

cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi.

e. Kedelai

Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan. Salah

satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi. Kandungan

isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

f. Kentang

Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat.

Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang

sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.

Page 14: SAP Hipertensi

g. Cokelat pekat (dark chocolate)

Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu menurunkan tekanan

darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat oksida membuat sinyal

otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan menyebabkan aliran darah

meningkat.

h. Avokad

Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol. Selain itu,

kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan jantung.

Selain dengan tanaman obat tradisional, cara tradisional lain yang juga dapat

menurunkan tekanan darah, sekaligus pencegahan hipertensi, misalnya terapi

bekam. Bekam merupakan cara tradisional yang sudah sangat terkenal, dan

bermanfaat untuk pencegahan berbagai macam penyakit

i. Mengkudu

Buah mengkudu mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin. Scopoletin

berfungsi memperlebar saluran darah yang mengalami penyempitan. Dinding

pembuluh darah yang lebar dapat mempercepat proses aliran darah ke jantung dan

mempercepat penghantaran darah ke seluruh tubuh, mencegah terjadinya konstriksi

pembuluh darah, sehingga tekanan darah menjadi normal (Smeltzer & Bare, 2001).

Selain scopoletin, juga terdapat arginin yang berfungsi dalam sintesis nitric oksida

(NO), suatu vasodilator yang dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh

darah (Santosa, 2005). Menurut penelitian Hartono dan Indriawati tahun 2009

tentang pengaruh mengkudu terhadap hipertensi pada kelompok lansia

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara tekanan darah sistolik

dan diastolic sebelum dan sesudah minum kapsul ekstrak mengkudu. Cara

pembuatan obat herbal dengan mengkudu yaitu dengan cara mencuci bersih dua

buah mengkudu (Morinda Citrifolia) masak, kemudian diparut, diperas, dan

disaring untuk diambil sari buahnya. Minuman ini dapat diminum dua sampai tiga

kali sehari. Apabila tidak terlalu suka dengan rasa alami mengkudu maka dapat

ditambahkan madu satu sendok makan.

j. Bunga Rosella

Menurut Depkes RI.No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100 gram rosella segar

mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2, kalsium 486 mg,

omega 3, magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti lysine dan

Page 15: SAP Hipertensi

agrinine. Penelitian yang dilakukan oleh Didah (2005) menunjukkan bahwa

kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosella terdiri atas senyawa

gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin yang mempunyai efek diuretic,

memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi, meningkatkan

kinerja usus serta berfungsi sebagai obat kuat. Sedangkan menurut penelitian Dwi

Siwi (2009) mengatakan bahwa pemberian seduhan teh rosella merah mampu

menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic pada penderita hipertensi sekitar

100% (33 subjek). Pembuatan minuman herbal ini yaitu dengan menyeduh 1,5

gram rosella menggunakan air panas dan diminum dua kali sehari selama satu

bulan.

k. Timun

Tanaman mentimun mengandung zat saponin, protein, Fe atau zat besi, sulfur,

lemak, kalsium, vitamin A, vitamin B1, dan juga vitamin C. berbagai zat ini

bersifat porgonik yang disinyalir mampu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.

Menurut penelitian Zauhani, pemberian jus mentimun sebanyak 100 gram kepada

lansia selama lima hari mampu menurunkan hipertensi. Cara pembuatan minuman

herbal ini yaitu dengan memblender 100 gram mentimun yang diberi 100 cc air

tanpa diberi tambahan apapun 3 kali dalam sehari.

l. Seledri

Tanaman seledri (Apium Graveolens Linn) varietas secalinum mengandung

berbagai zat aktif antara lain flavonoid (apigenin), senyawa butyl phthalide, dan

kalium yang mempunyai efek menurunkan tekanan darah. Menurut penelitian Upik

Rahmawati (2010), pemberian jus seledri kepada ibu rumah tangga usia 40-60

tahun mampu menurunkan hipertensinya. Sedangkan menurut penelitian Tantya

Marlien (2009) pemberian air rebusan seledri pada wanita dewasa selama 3 hari

mampu menurunkan hipertensi secara signifikan. Cara membuat minuman herbal

ini yaitu dengan mencuci bersih seledri dan ditambahkan air bersih secukupnya

kemudian direbus. Setelah mendidih air rebusan disaring dan diminum sehari tiga

kali sebanyak dua sendok makan.

F. Komplikasi Hipertensi

Komplikasi dari penyakit hipertensi apabila tidak ditangani dengan baik dapat

berdampak pada :

Page 16: SAP Hipertensi

1. Stroke

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah otak

(stroke). Stroke sendiri merupakan kematian jaringan otak yang terjadi karena

berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Biasanya kasus ini terjadi secara

mendadak dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (complete stroke)

2. Gagal jantung

Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih berat untuk

memompa darah dan menyebabkan pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung

mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiri disebabkan kerja keras

jantung untuk memompa darah

3. Gagal ginjal

Tingginya tekanan darah membuat pembuluh darah dalam ginjal tertekan dan

akhirnya menyebabkan pembuluh darah rusak. Akibatnya fungsi ginjal menurun

hingga mengalami gagal ginjal. Ada dua jenis kelainan ginjal akibat hipertensi, yaitu

nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi

pada hipertensi yang sudah berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan pada

pembuluh darah akibat proses menua. Hal ini menyebabkan permeabilitas

(kelenturan) dinding pembuluh darah berkurang. Sementara itu, nefrosklerosis

maligna meruapakan kelainan ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan diastole

diatas 130 mmHg yang terganggunya fungsi ginjal

4. Kerusakan pada mata

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebakan kerusakan pembuluh darah dan

saraf pada mata.

DEMONSTRASI PEMBUATAN JUS MELON/MENTIMUN

(OBAT TRADISIONAL UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH)

Alat dan Bahan :

Page 17: SAP Hipertensi

1. 2-3 potong buah melon/mentimun segar

2. Blender (bila menggunakan alat seperti blender, untuk memperoleh sarinya)

3. Parutan (bila menggunakan alat seperti parutan, untuk memperoleh sarinya) dan

sediakan pula penyaringan jika buah melon di parut.

4. Gelas

5. 1 sendok makan untuk mengaduk

Cara Kerja :

1. 2-3 potong buah melon/mentimun dicuci bersih

2. Dikupas kulitnya kemudian diparut/diblender, tambahkan sedikit air jika

menggunakan blender.

3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih jika diparut

4. Diminum setiap hari ± 1 gelas untuk 2 kali minum pada pagi dan sore hari

DEMONSTRASI PEMBUATAN MINUMAN HERBAL DARI DAUN ALPUKAT

(OBAT TRADISIONAL UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH)

Page 18: SAP Hipertensi

Alat dan Bahan :

1. Daun Alpukat(Persea americana) ±4 lembar

2. Gula batu secukupnya

3. Air bersih 1 gelas

Cara Kerja :

1. Ambil daun alpukat, lalu cuci sampai bersih.

2. Rebus dengan satu gelas air bersih, lalu tambahkan gula batu, biarkan sampai

mendidih, angkat dan dinginkan.

3. Minum sehari satu kali.

Lampiran 2

EVALUASI

Page 19: SAP Hipertensi

A. Pertanyaan

1. Apakah pengertian dari hipertensi?

2. Apa sajakah penyebab dan bagaimanakah tanda dan gejala hipertensi?

3. Bagaimanakah pencegahan penyakit hipertensi?

B. Kunci Jawaban

1. Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang peristen. Hipertensi atau

penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Menurut WHO (World Health Organization),

batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 120-140 mmHg sistolik dan

80-90 mmHg diastolik. Jadi, seseorang disebut mengidap hipertensi bila tekanan

darahnya selalu terbaca di atas 140/90 mmHg.

2. Penyebab hipertensi antara lain :

Secara umum hipertensi disebabkan oleh :

Asupan garam yang tinggi

Strees psikologis

Faktor genetik (keturunan)

Kurang olahraga

Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alcohol

Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi

Peningkatan usia

Kegemukan

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-

perubahan pada:

a. Elastisitas dinding aorta menurun

b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku

c. Kemampuan jantung memompa darah menurun

1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah

menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.

d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

Page 20: SAP Hipertensi

Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk

oksigenasi.

e. Meningkatnya resisten pembuluh darah perifer

Tanda hipertensi antara lain :

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan

darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hali ini berari

hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur

Gejala bunuh diri :

1) Mengeluh sakit kepala, pusing

2) Lemas, kelelahan

3) Sesak nafas

4) Gelisah

5) Mual

6) Muntah

7) Kesadaran menurun

8) Mimisan

3. Pencegahan penyakit hipertensi antara lain:

Ada tiga cara untuk mencegah hipertensi, yaitu :

a. Pencegahan dengan pola hidup sehat

Menerapkan pola hidup yang sehat dalam keseharian kita sangat penting dalam

pencegahan hipertensi. Sebaliknya pola hidup yang tidak sehat beresiko tinggi

terkena penyakit hipertensi.

Termasuk dalam pola hidup yang tidak sehat misalnya merokok, minum alkohol,

suka makan enak alias banyak mengandung kolesterol, makanan yang gurih

dengan kadar garam berlebih, minuman berkafein, dll. Sementara pada saat yang

sama kurang berolahraga atau kurang beraktifitas, sering stress, minim air putih,

serta kurang makan buah dan sayuran.

b. Pencegahan dengan medical check up

Mengunjungi seorang dokter atau tenaga para medis, jangan selalu diartikan mau

berobat. Bisa juga dalam rangka pencegahan satu penyakit, misalnya pencegahan

Page 21: SAP Hipertensi

hipertensi. Itulah yang disebut pencegahan / pemeriksaan secara medis (medical

check up).Orang yang rentan terhadap hipertensi, baik karena faktor keturunan atau

pun gaya hidup, sebaiknya rajin memeriksakan diri tekanan darahnya ke dokter

atau tenaga medis lain. Sebab, darah tinggi atau hipertensi bila tidak segera diatasi

adalah pra kondisi bagi penyakit lain yang lebih serius. Dengan demikian,

mencegah darah tinggi berarti pula mencegah diri kita dari penyakit lain.

Jika dalam pemeriksaan ditemukan tanda atau gejala hipertensi, seorang dokter

akan memberikan advise penanganannya. Sebaliknya jika tidak berarti ditemukan

gejala apapun.

c. Pencegahan dengan cara tradisional

Indonesia adalah negara yang kaya dengan tanaman obat tradisional. Beberapa

diantara tanaman tradisional (serta hasilnya) yang bisa menurunkan tekanan darah

misalnya : bayam, biji bungan matahari, kacang-kacangan, dark coklat, pisang,

kedelai, kentang, alpukat, mentimun, bawang putih, daun seledri, belimbing, pace

atau mengkudu, pepaya, selada air, cincau hijau dan lain-lain. Beberapa tanaman

diantaranya sudah diteliti dan diuji secara medis, seperti :

a. Bayam

Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya

melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan

darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari

homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah

menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat

menyebabkan serangan jantung dan stroke.

b. Biji bunga matahari.

Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari mengandung

pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh. Kolesterol

tinggi merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena dapat menyebabkan

penyumbatan pembuluh darah. Tapi, pastikan mengonsumsi kuaci segar yang

tidak diberi garam.

c. Kacang-kacangan

Page 22: SAP Hipertensi

Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah mengandung

magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif menurunkan tekanan

darah tinggi.

d. Pisang

Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan darah

lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang bermanfaat

mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa satu pisang

sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi.

e. Kedelai

Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan. Salah

satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi.

Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.

f. Kentang

Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak sehat.

Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat tinggi yang

sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.

g. Cokelat pekat (dark chocolate)

Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu menurunkan

tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat oksida

membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks, dan

menyebabkan aliran darah meningkat.

h. Avokad

Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol. Selain itu,

kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan jantung.

Selain dengan tanaman obat tradisional, cara tradisional lain yang juga dapat

menurunkan tekanan darah, sekaligus pencegahan hipertensi, misalnya terapi

bekam. Bekam merupakan cara tradisional yang sudah sangat terkenal, dan

bermanfaat untuk pencegahan berbagai macam penyakit

i. Mengkudu

Buah mengkudu mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin. Scopoletin

berfungsi memperlebar saluran darah yang mengalami penyempitan. Dinding

pembuluh darah yang lebar dapat mempercepat proses aliran darah ke jantung

dan mempercepat penghantaran darah ke seluruh tubuh, mencegah terjadinya

konstriksi pembuluh darah, sehingga tekanan darah menjadi normal (Smeltzer &

Page 23: SAP Hipertensi

Bare, 2001). Selain scopoletin, juga terdapat arginin yang berfungsi dalam

sintesis nitric oksida (NO), suatu vasodilator yang dapat menyebabkan

terjadinya vasodilatasi pembuluh darah (Santosa, 2005). Menurut penelitian

Hartono dan Indriawati tahun 2009 tentang pengaruh mengkudu terhadap

hipertensi pada kelompok lansia menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

signifikan antara tekanan darah sistolik dan diastolic sebelum dan sesudah

minum kapsul ekstrak mengkudu. Cara pembuatan obat herbal dengan

mengkudu yaitu dengan cara mencuci bersih dua buah mengkudu (Morinda

Citrifolia) masak, kemudian diparut, diperas, dan disaring untuk diambil sari

buahnya. Minuman ini dapat diminum dua sampai tiga kali sehari. Apabila tidak

terlalu suka dengan rasa alami mengkudu maka dapat ditambahkan madu satu

sendok makan.

j. Bunga Rosella

Menurut Depkes RI.No.SPP.1065/35.15/05, setiap 100 gram rosella segar

mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2, kalsium 486 mg,

omega 3, magnesium, beta karotin serta asam amino esensial seperti lysine dan

agrinine. Penelitian yang dilakukan oleh Didah (2005) menunjukkan bahwa

kandungan antioksidan yang dimiliki oleh kelopak rosella terdiri atas senyawa

gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin yang mempunyai efek diuretic,

memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi, meningkatkan

kinerja usus serta berfungsi sebagai obat kuat. Sedangkan menurut penelitian

Dwi Siwi (2009) mengatakan bahwa pemberian seduhan teh rosella merah

mampu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolic pada penderita

hipertensi sekitar 100% (33 subjek). Pembuatan minuman herbal ini yaitu

dengan menyeduh 1,5 gram rosella menggunakan air panas dan diminum dua

kali sehari selama satu bulan.

k. Timun

Tanaman mentimun mengandung zat saponin, protein, Fe atau zat besi, sulfur,

lemak, kalsium, vitamin A, vitamin B1, dan juga vitamin C. berbagai zat ini

bersifat porgonik yang disinyalir mampu menurunkan tekanan darah dalam

tubuh. Menurut penelitian Zauhani, pemberian jus mentimun sebanyak 100

gram kepada lansia selama lima hari mampu menurunkan hipertensi. Cara

pembuatan minuman herbal ini yaitu dengan memblender 100 gram mentimun

yang diberi 100 cc air tanpa diberi tambahan apapun 3 kali dalam sehari.

Page 24: SAP Hipertensi

l. Seledri

Tanaman seledri (Apium Graveolens Linn) varietas secalinum mengandung

berbagai zat aktif antara lain flavonoid (apigenin), senyawa butyl phthalide, dan

kalium yang mempunyai efek menurunkan tekanan darah. Menurut penelitian

Upik Rahmawati (2010), pemberian jus seledri kepada ibu rumah tangga usia

40-60 tahun mampu menurunkan hipertensinya. Sedangkan menurut penelitian

Tantya Marlien (2009) pemberian air rebusan seledri pada wanita dewasa

selama 3 hari mampu menurunkan hipertensi secara signifikan. Cara membuat

minuman herbal ini yaitu dengan mencuci bersih seledri dan ditambahkan air

bersih secukupnya kemudian direbus. Setelah mendidih air rebusan disaring dan

diminum sehari tiga kali sebanyak dua sendok makan.

Lampiran 3

DOKUMENTASI

Page 25: SAP Hipertensi