sap nutrisi pada hipertensi

27

Click here to load reader

Upload: bayu-dellonge

Post on 03-Jan-2016

606 views

Category:

Documents


272 download

DESCRIPTION

kebutuhan nutrisi pada pasien sengan hipertensi

TRANSCRIPT

Page 1: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI

Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan

Hari/Tanggal :Selasa, 23 Oktober 2012

Waktu : 15 menit

Tempat : Ruang Triage Medik RSUP Sanglah Denpasar

Sasaran : Keluarga Tn. PG di Triage Medik

Topik Kegiatan : Hipertensi dan Nutrisinya

Sub Topik : 1. Pengertian hipertensi

2. Tanda dan gejala hipertensi

3. Penyebab hipertensi

4. Penanganan hipertensi

5. Nutrisi untuk penderita hipertensi

6. Obat tradisional Hipertensi

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini tekanan darah tinggi begitu umum dibicarakan, sehingga kebanyakan

orang sekurang-kurangnya pernah mendengarnya dan terlalu banyak orang yang

mengalaminya sendiri. Penyakit tekanan darah tinggi (Hipertensi) semakin merebak dan

dikenal dengan sebutan “penyakit trend abad globalisasi”. Berdasarkan penelitian,

penduduk yang terserang hipertensi cenderung meningkat sejalan dengan perubahan

gaya hidup (Way of Life) masyarakat yang cenderung mengarah ke pola hidup negara

industri. Peningkatan kasus hipertensi diperkirakan sekitar 80%. Penderita hipertensi

yang berjumlah 639 juta kasus pada negara berkembang di tahun 2000, diperkirakan

akan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka

penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini (Armilawati dalam

Halim, 2011).

Di Amerika, menurut National Health and Nutrition Examination Survey

(NHNES III), paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan

hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang diinginkan, yaitu di

bawah 140/90 mmHg. Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih

rendah lagi, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan

1

Page 2: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar dibandingkan jumlah pasien

yang teratur berobat (Armilawati dalam Halim, 2011).

WHO menyatakan hipertensi merupakan silent killer, karena banyak masyarakat

tidak menaruh perhatian terhadap penyakit yang kadang dianggap sepele oleh mereka,

tanpa meyadari jika penyakit ini menjadi berbahaya dari berbagai kelainan yang lebih

fatal misalnya kelainan pembuluh darah, jantung (kardiovaskuler) dan gangguan ginjal,

bahkan pecahnya pembuluh darah kapiler di otak atau yang lebih disebut dengan nama

stroke (WHO dalam Halim, 2011).

Pengendalian hipertensi sangat diperlukan untuk melakukan pencegahan primer,

detaksi awal, dan penanganan yang memadai untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Hipertensi memerlukan pengawasan dan pengobatan yang terus menerus dan

berkesinambungan. Keberhasilan pengobatan tergantung sepenuhnya pada kesadaran

pasien yang harus selalu mawas diri dan memonitor tekanan darahnya secara teratur serta

memonitor dietnya sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut maka maka usaha pengendalian

penyakit berupa pencegahan dan pengobatan perlu dilaksanakan seintensif mungkin,

salah satunya dengan melaksanakan penyuluhan mengenai hipertensi dan nutrisinya.

Melalui penyuluhan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat

khususnya keluarga Tn. PG mengenai hipertensi sehingga keluarga Tn. PG mampu

melakukan tindakan preventif agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 15 menit diharapkan klien dan

keluarga dapat mengerti dan memahami tentang hipertensi dan nutrisinya.

2. Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, klien dan keluarga dapat :

1) Mengerti tentang pengertian hipertensi

2) Mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi

3) Mampu menyebutkan penyebab hipertensi

4) Mampu menyebutkan penanganan hipertensi

5) Mampu menyebutkan nutrisi untuk penderita hipertensi

6) Mengetahui dan mampu menyebutkan obat tradisional Hipertensi

2

Page 3: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

C. PESERTA PENYULUHAN

Tn. PG dan keluarganya dengan jumlah 2 orang yaitu Tn. PG dan Tn. S

D. PENYELENGGARA PENYULUHAN

Penyelenggara penyuluhan adalah mahasiswa semester sembilan Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

E. METODE PELAKSANAAN

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Diskusi

F. STRATEGI PELAKSANAAN

No. Kegiatan Waktu1. Pendahuluan :

1) Memberi Salam2) Perkenalan3) Mengingatkan kontrak4) Menjelaskan maksud dan tujuan

2 menit

2. Pemberian materi:1) Pengertian hipertensi 2) Tanda dan gejala hipertensi3) Penyebab hipertensi4) Penanganan hipertensi5) Nutrisi untuk penderita hipertensi

7 menit

3. Diskusi dan Tanya jawab 4 menit4. Penutup :

1) Menyimpulkan seluruh materi2) Mengevaluasi klien dan keluarga3) Mengakhiri kontrak4) Memberi salam penutup

2 menit

Total 15 menit

G. MEDIA DAN ALAT

1. Leaflet

3

Page 4: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

H. SETTING TEMPAT

I. PENGORGANISASIAN

Penyuluh : I Made Arya Kamasuta (0802105014)

Peserta : Tn. PG dan Tn. S

J. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktural :

a. Rencana kegiatan dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan

b. Media dan alat sudah dipersiapkan 1 hari sebelum kegiatan

2. Evaluasi Proses :

Penyuluhan berjalan lancar sesuai dengan waktu yang telah disusun. Peserta

penyuluhan dapat aktif dalam mengikuti penyuluhan dan peserta mengikuti acara

penyuluhan dari awal sampai selesai.

3. Evaluasi Hasil :

a. Peserta mengerti dan dapat menjelaskan kembali 80% materi tentang pengertian

hipertensi.

b. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan kembali 70% materi tentang tanda dan

gejala hipertensi.

c. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan kembali 70% materi tentang penyebab

hipertensi.

d. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan kembali 80% materi tentang

penanganan hipertensi.

e. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan kembali 80% materi tentang nutrisi

untuk penderita hipertensi.

K. LAMPIRAN

1. Materi

2. Leaflet

4

1

2 2

Keterangan gambar:

1. Penyuluh

2. Peserta

Page 5: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

Lampiran 1: Materi

MATERI PENYULUHAN

HIPERTENSI DAN NUTRISINYA

A. PENGERTIAN HIPERTENSI

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,

hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90

mmHg (Smeltzer, 2001).

Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and

Treatment of High Blood Pressure (JNC) sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari

140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari

tekanan darah normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan

sebagai primer/esensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai

akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, seringkali dapat diperbaiki (Doengoes,

2000).

Klasifikasi

JNC VI membuat klasifikasi hipertensi sebagai berikut:

Category Systole (mmHg) Diastole (mmHg)

Optimal < 120 dan < 80

Normal < 130 dan < 85

Normal Tinggi 130 – 139 atau 85 – 89

Hipertensi Derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99

Hipertensi Derajat 2 160 – 179 atau 100 – 109

Hipertensi Derajat 3 ≥ 180 atau ≥ 110

Tabel 1. Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa 18 tahun ke atas (JNC VI).

Hipertensi sistolik terisolasi (Isolated Systolic Hypertension) didefinisikan sebagai

tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik di bawah 90 mmHg.

Sedangkan JNC VII mengklasifikasikan hipertensi pada orang berusia 18 tahun ke atas

sebagai berikut (tabel 2).

5

Page 6: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

BP Classification Systolic BP (mmHg ) Diastolic BP (mmHg)

Normal ≤ 120 and < 80

Prehypertention 120 – 139 or 80 – 89

Stage 1 Hypertension 140 – 159 or 90 – 99

Stage 2 Hypertension ≥ 160 or ≥ 100

Tabel 2. Klasifikasi tekanan darah tinggi pada orang dewasa 18 tahun ke atas (JNC VII).

B. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi ( Edward K Chung, 1995 ) :

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan

darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti

hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri

kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang

mengenai kebanyakan klien yang mencari pertolongan medis.

Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah :

Peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg

Sakit kepala

Epistaksis

Pusing / migrain

Rasa berat ditengkuk

Sukar tidur

Mata berkunang kunang

Lemah dan lelah

Muka pucat

Suhu tubuh rendah

6

Page 7: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

C. PENYEBAB HIPERTENSI

Menurut Lany Gunawan (2001) Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan

menjadi 2 golongan besar yaitu :

1. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang penyebabnya diketahui, menunjukkan

gejala dan keluhan yang jelas,di sebabkan oleh penyakit lain antara lain ;

a. Penyakit jantung : koartasi aorta.

b. Penyakit endokrin : peokhromositoma, tumor katekolamin.

c. Penyakit ginjal : glomerulonefritis, penyempitan arteri renalis.

d. Kehamilan : toksemia gravidarum.

e. Otak : trauma, peningkatan TIK.

f. Pengaruh sekunder obat – obatan tertentu seperti kontrasepsi oral.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %

sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum

diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa

factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar

untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur ( jika umur

bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari

perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

3. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi

garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress

dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alcohol, minum obat-obatan

(ephedrine, prednison, epineprin)

7

Page 8: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

D. PENANGANAN HIPERTENSI

Prinsip penatalaksanaan hipertensi:

Menurunkan tekanan darah sampai normal, atau sampai level paling rendah yang

masih dapat ditoleransi penderita.

Meningkatkan kemungkinan kualitas dan harapan hidup penderita.

Mencegah komplikasi yang mungkin timbul dan menormalkan kembali seoptimal

mungkin komplikasi yang sudah terjadi.

Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut.

1. Pengendalian Faktor Risiko

Pengendalian faktor risiko penyakit jantung koroner yang dapat saling berpengaruh

terhadap terjadinya hipertensi, hanya terbatas pada faktor risiko yang dapat diubah,

dengan usaha-usaha sebagai berikut :

a. Mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan berat badan.

Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi hipertensi pada

obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang-

orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya

normal. Sedangkan, pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33%

memiliki berat badan lebih (overweight). Dengan demikian obesitas harus

dikendalikan dengan menurunkan berat badan.

b. Mengurangi asupan garam didalam tubuh.

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita.

Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Batasi sampai

dengan kurang dari 5 gram (1 sendok teh) per hari pada saat memasak.

c. Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol

sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.

d. Melakukan olahraga teratur

Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak

34 kali dalam seminggu, diharapkan dapat menambah kebugaran dan

memperbaiki metabolisme tubuh yang ujungnya dapat mengontrol tekanan darah.

e. Berhenti merokok

Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga dapat

memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon

monoksida yang dihisap melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat

8

Page 9: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan proses

artereosklerosis, dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan

erat antara kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada seluruh

pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan kebutuhan

oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada penderita tekanan

darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri.

f. Melakukan teknik relaksasi progresif

Teknik relaksasi otot progresif meliputi suatu latihan peregangan otot dan olah

pernapasan yang dilakukan untuk menghasilkan respon yang dapat memerangi

respon stres dan menurunkan aktifitas saraf simpatis. Relaksasi akan mengubah

ketegangan otot menjadi relaks, sehingga tekanan darah tinggi pada penderita

hipertensi dapat diturunkan.

2. Terapi Farmakologis

Penatalaksanaan penyakit hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka kesakitan

dan kematian akibat penyakit hipertensi dengan cara seminimal mungkin menurunkan

gangguan terhadap kualitas hidup penderita.

Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang panjang sekali

sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat ditarnbahkan selama

beberapa bulan pertama perjalanan terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok

bergantung pada keparahan penyakit dan respon penderita terhadap obat anti

hipertensi.

Beberapa prinsip pemberian obat anti hipertensi sebagai berikut :

a. Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan penyebab hipertensi.

b. Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan tekanan darah

dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi.

c. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti

hipertensi.

d. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan pengobatan

seumur hidup.

Jenis-jenis obat antihipertensi :

9

Page 10: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

1. Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh (Iewat

kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa

jantung menjadi ringan dan berefek turunnya tekanan darah. Digunakan sebagai

obat pilihan pertama pada hipertensi tanpa adanya penyakit lainnya.

2. Penghambat Simpatis

Golongan obat ini bekerja denqan menghambat aktifitas syaraf simpatis (syaraf

yang bekerja pada saat kita beraktifitas). Contoh obat yang termasuk dalam

golongan penghambat simpatetik adalah : metildopa, klonodin dan reserpin. Efek

samping yang dijumpai adalah: anemia hemolitik (kekurangan sel darah merah

kerena pecahnya sel darah merah), gangguan fungsi ahati dan kadang-kadang

dapat menyebabkan penyakit hati kronis. Saat ini golongan ini jarang digunakan.

3. Betabloker

Mekanisme kerja obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa

jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui

mengidap gangguan pernafasan seperti asma bronkhial. Contoh obat golongan

betabloker adalah metoprolol, propanolol, atenolol dan bisoprolol. Pemakaian

pada penderita diabetes harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala

hipoglikemia (dimana kadar gula darah turun menjadi sangat rendah sehingga

dapat membahayakan penderitanya). Pada orang dengan penderita bronkospasme

(penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.

4. Vasodilatator

Obat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot

pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah prazosin dan

hidralazin. Efek samping yang sering terjadi pada pemberian obat ini adalah

pusing dan sakit kepala.

5. Penghambat enzim konversi angiotensin

Kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat

yang dapat meningkatakan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan

ini adalah kaptopril. Efek samping yang sering timbul adalah batuk kering,

pusing, sakit kepala dan lemas.

6. Antagonis kalsium

10

Page 11: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

Golongan obat ini bekerja menurunkan daya pompa jantung dengan menghambat

kontraksi otot jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah :

nifedipin, diltizem dan verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah :

sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.

7. Penghambat reseptor angiotensin II

Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada

reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan

yang termasuk .golongan ini adalah valsartan. Efek samping yang mungkin

timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas dan mual.

Tatalaksana hipertensi dengan obat anti hipertensi yang dianjurkan:

Diuretik: hidroclorotiazid dengan dosis 12,5 -50 mg/hari

Penghambat ACE/penghambat reseptor angiotensin II : Captopril 25 -100 mmHg

Penghambat kalsium yang bekerja panjang : nifedipin 30 -60 mg/hari

Penghambat reseptor beta: propanolol 40 -160 mg/hari

Agonis reseptor alpha central (penghambat simpatis): reserpin 0,05 -0,25 mg/hari

Terapi kombinasi antara lain:

i. Penghambat ACE dengan diuretik

ii. Penghambat ACE dengan penghambat kalsium

iii. Penghambat reseptor beta dengan diuretik

iv. Agonis reseptor alpha dengan diuretic

E. NUTRISI UNTUK PASIEN HIPERTENSI

Tujuan penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan

mempertahankan tekanan darah menuju normal. Prinsip diet pada penderita hipertensi

adalah sebagai berikut:

Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang

Jenis dan komposisi makanan yang disukai dengan kondisi penderita

Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam

daftar diet. Yang dimaksud garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam

hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Salah satu

sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan

konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan

garam lain diluar natrium.

11

Page 12: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

Petunjuk Penggunaan Garam untuk Penderita hipertensi

Untuk penderita hipertensi terdapat 3 diet:

1. Diet rendah garam 1 : untuk penderita hipertensi berat dianjurkan untuk tidak

menambahkan garam dapur dalam makanan.

2. Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi sedang (diastole 100-114

mmHg). Garam dianjurkan ¼ sendok teh garam dapur.

3. Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi ringan (diastole kurang

dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½ sendok teh.

Menurut Anie Kurniawan (2002) diet pada pasien Hipertensi dapat dilakukan

dengan 3 cara yaitu:

1. Mengatur menu makanan

Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk

menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar kolesterol

darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke

atau infark jantung.

Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah :

a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, minyak kelapa, gajih.)

b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biksuit, craker,

keripik, dan makanan kering yang asin)

c. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-

buahan dalam kaleng, soft drink)

d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,

udang kering, telur asin, selai kacang)

e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein

hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,

kulit ayam.

f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta

bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.

g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.

Cara mengatur diet untuk penderita hipertensi adalah memperbaiki rasa tawar dengan

menambahkan gula merah/putih, bawang (merah/putih), jahe, kencur dan bumbu lain

12

Page 13: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

yang tidak asin atau mengandung sedikit garam natrium. Makanan dapat ditumis

untuk memperbaiki rasa. Membubuhkan garam saat diatas meja makan dapat

dilakukan untuk menghindari penggunaan garam yang berlebih. Dianjurkan untuk

selalu menggunakan garam beryodium dan penggunaan garam jangan lebih dari 1

sendok teh per hari.

Meningkatkan pemasukan kalium (4,5 gram atau 120-175 mEq/hari) dapat

memberikan efek penurunan tekanan darah yang ringan. Selain itu, pemberian kalium

juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dan rendahnya natrium.

Pada umumnya dapat dipakai ukuran sedang (50 gram) dari apel (159 mg kalium),

kentang panggang (503 mg kalium) dan susu skim 1 gelas (406 mg kalium).

Kecukupan kalsium penting untuk mencegah dan mengobati hipertensi : 2-3 gelas

susu skim atau 40 mg/hari, 115 gram keju rendah natrium dapat memenuhi kebutuhan

kalsium 250 mg/hari. Sedangkan kebutuhan kalsium perhari rata-rata 808 mg.

2. Suplementasi anti oksidan :

a. Vitamin dan penurunan homosistein:

Asam folat, vitamin B6, vitamin B12 dan riboflavin merupakan ko-faktor enzim

yang esensial untuk metabolism homosistein. Peningkatan kadar homosistein

dalam darah akan meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Kadar asam folat

yang rendah berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis, walaupun risiko

aterosklerosis yang berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin B6 tidak

berhubungan dengan konsentrasi homosistein yang tinggi. Sedangkan vitamin

B12 tidak berhubungan dengan penyakit vaskuler.

b. Kacang kedelai dan isoflavon

Kedelai banyak mengandung fito estrogen yaitu isoflavon, yang memiliki

aktivitas estrogen lemah. Isoflavon dari protein kedelai lebih bermakna

menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida, tanpa

mempengaruhi kadar kolesterol HDL. Dianjurkan mengonsumsi protein kedelai

20-50 gram/hari, dengan modifikasi diet pada penderita kadar kolesterol yang

tinggi.

c. Tempe

13

Page 14: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

Tempe adalah hasil pengolahan kedelai melalui proses fermentasi dengan

kandungan gizi lebih baik dari kedelai. Tempe mengandung protein, karbohidrat,

lemak, mineral, vitamin.

d. Serat

Walaupun berbagai studi menunjukan adanya hubungan antara beberapa jenis

serat dengan penurunan kolesterol IDDL dan kolesterol total, namun belum ada

bukti langsung yang menunjukan hubungan antara suplemen serat dengan

penurunan penyakit kardiovaskular.

3. Garam natrium

Garam natrium terdapat secara alamiah pada bahan makanan atau ditambahkan

pada waktu memasak atau mengolah makanan. Makanan berasal dari hewan

biasanya lebih banyak mengandung garam natrium dari yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan. Garam natrium yang ditambahkan berupa ikatan, yaitu:

a Natrium klorida atau garam dapur

b Mono-Natrium Glutamat atau vetsin

c Natrium Bikarbonat atau soda kue

d Natrium Bisulfit atau sendawa yang digunakan untuk mengawetkan daging

seperti Corned beef.

Cara memasak untuk mengeluarkan garam natrium antara lain :

a Pada ikan asin direndam dan dicuci terlebuh dahulu

b Untuk mengeluarkan garam natrium dari margarine dengan mencampur

margarine dengan air, lalu masak sampai mendidih, margarine akan mencair

dan garam natrium akan larut dalam air. Dinginkan cairan kembali dengan

memasukan panic kedalam kulkas. Margarine akan mengeras kembali dan

buang air yang mengandung garam natrium. Lakukan ini 2 kali.

Buah yang dapat dikonsumsi untuk menurunkan tekanan darah

Buah terkandung banyak nutrien yang berperan aktif dalam menjaga elastisitas dan

resistensi pembuluh darah manusia. Namun tentunya tidak sembarang buah yang bisa

masuk dalam menu diet darah tinggi. Beberapa jenis buah sangat dianjurkan untuk

ditambahkan dalam menu diet darah tinggi karena kemampuannya menambah elastisitas

arteri.

Campuran Bawang putih dan Lemon

14

Page 15: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

Anda bisa membuat minuman perpaduan antara bawang putih dan lemon. Tak perlu

membayangkan bagaimana rasanya minuman ini jika Anda ingin bebas dari darah

tinggi. Bawang putih memproduksi hidrogen sulfida yang berinteraksi dengan sel

darah dan berfungsi menurunkan tekanan darah. Sedangkan, lemon bermanfaat untuk

menguatkan dinding arteri karena kandungan vitamin C yang tinggi. Perpaduan antara

vitamin C dan hidrogen sulfida dapat memperhalus sel otot dan sekaligus

membuatnya rileks.

Buah Delima

Delima mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Jika delima dimasukkan dalam

diet Anda, beberapa penelitian menunjukkan tekanan darah dapat turun secara

signifikan.  

Semangka

Semangka tak hanya segar di mata dan lidah. Semangka bisa menyegarkan pembuluh

darah Anda. Asam amino jenis arginin yang ada dalam semangka memproduksi

nutrisi penting yang dapat menguatkan sekaligus melebarkan dinding arteri.

Mentimun

Kandungan mineral dari mentimun yaitu potassium, magnesium dan fospor inilah

yang dapat mengobati hipertensi. Selain itu juga mentimun yang bersifat uretic karena

kandungan airnya yang tinggi juga berfungsi sebagai penurun tekanan darah.

Mengkudu

Khasiat mengkudu dalam mengontrol penyakit tekanan darah tinggi ada pada

kandungan scopoletin-nya. Zat ini bermanfaat melebarkan pembuluh darah yang

menyempit, sehingga bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Dalam jangka panjang

mengkudu dapat menjaga stabilitas tekanan darah normal pada penderita diabetes.

Belimbing

Buah ini mengandung banyak serat yang mampu menyerap lemah tubuh lalu

berdampak penurunan tekanan darah. Selain itu karena kandungan airnya yang tinggi

dan mengandung kalium yang membuat buah ini bersifat diuretik yang dapat

menurunkan tekanan darah

Seledri

Seledri membantu menurunkan tekanan darah karena mampu menekan konsentrasi

hormone stres sehingga pembuluh darah kembali melebar. Selain itu kemampuan

seledri membantu menurunkan tekanan darah berkat senyawa aktif apigenin yang

mirip calcium antagonist seperti yang terdapat pada obat hipertensi. Senyawa ini

15

Page 16: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

bersifat diuretik. Bila hendak menggunakan seledri untuk membantu menurunkan

tekanan darah. Ambil seluruh bagian tanaman lalu cuci bersih dan rebus dengan air.

Minum air rebusannya beberapa kali sehari. Cara lain, buatlah seledri atau membuat

tumisan.

Buah yang kaya akan kalium

Kadar kalium yang tinggi dapat meningkatkan ekskresi natrium sehingga dapat

menurunkan volume darah dan tekanan darah.

Bahan makanan yang mengandung tinggi kalium yaitu buah dan sayur. Kandungan

kalium tinggi antara lain terdapat pada air kelapa, pisang, alpukat, tomat, nangka, dll.

Berikut kandungan kalium beberapa bahan makanan (dalam mg/ 100 gram bahan

makanan) antara lain :

Bahan makanan Kandungan kalium

(mg)

Pisang 435

Alpukat 278

Pepaya 221

Apel merah 203

Peterseli 900

Daun pepaya muda 652

Bayam 416

Kapri 370

Kembang kol 349

Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah kalium mudah hilang saat proses

pengolahan. Bahan makanan yang dipotong kecil-kecil ditambah dengan pencucian

pada air mengalir dapat meningkatkan kehilangan kalium dalam bahan tersebut.

Demikian juga pada perebusan bahan makanan, air rebusan yang mengandung kalium

tersebut sebaiknya tidak dibuang.

F. TERAPI TRADISIONAL HIPERTENSI

16

Page 17: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

Daun Seledri

1. Ambillah segenggam daun seledri (± 16 batang) lalu tumbuk sampai halus

2. Kemudian campur dengan air matang dan saringlah pada sebuah kain bersih / saringan

halus. Usahakan air saringan sampai satu gelas

3. Diamkan selama satu jam baru diminum dengan sedikit ampas.

4. Minum secara rutin setiap pagi dan sore

5. Penggunaan daun seledri tidak boleh lebih dari 1-10 gr per hari, karena dapat

menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis

Mengkudu

1. Ambillah 3 buah mengkudu kemudian parut dan peras airnya

2. Usahakan airnya sampai satu gelas

3. Minum setiap pagi dan sore

Belimbing wuluh

Masak 25 gr biji belimbing wuluh yang telah dihaluskan dalam 4 gelas air, tambahkan 3 buah

belimbing wuluh segar. Saring dan dinginkan lalu minum 1 gelas sehari. Atau rebus 3 buah

belimbing wuluh yang sudah dipotong-potong dengan 3 gelas air, biarkan mendidih hingga

tersisa 1 gelas. Dinginkan dan saring, minum setelah makan pagi.

Sambiloto

Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar diseduh dengan 1/2 cangkir air panas.

Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk. Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan

sehari 3 kali.

Daun cincau hijau

Sediakan 20 helai daun cincau hijau lalu dicuci bersih. Remas-remas lalu beri 1 gelas air

minum dingin lalu saring dengan kain. Tambahkan jeruk nipis sesuai selera. Biarkan di

tempat dingin sampai menjadi agar-agar. Taruh di dalam gelas dan beri madu, atau sirup atau

gula aren cair yang sudah dimasak dengan pandan lalu diminum. 

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Sap Nutrisi Pada Hipertensi

Chung, Edward.K. 1995. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskuler. Edisi III, diterjemahkan

oleh Petrus Andryanto. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.

Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Gunawan, Lany. 2001. Hipertensi : Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta. Penerbit Kanisius.

Halim, R. 2011. Efek Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pria Dewasa. Thesis. Universtas Kristen Maranatha Bandung.

repository.maranatha.edu/96/3/0810046_Chapter1.pdf. [Akses tanggal : 23 Agustus

2012]

Kurniawan, Anie. 2002. Gizi Serimbang untuk Mencegah Hipertensi. Diakses dari :

http://www.pdfssearch.com/Gizi-Seimbang-Utk-Hipertensi. [Akses tanggal : 23

Agustus 2012]

Smetlzer, Sussane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Sudoyo, Aru W., Bambang Setiohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K., Siti Setiati.

2007. Ginjal Hipertensi. Dalam buku Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: EGC

18