presentasi hipertensi
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Preskas dan referat hipertensiTRANSCRIPT

HIPERTENSIYoserizal Ezra – 10.2011.095Pembimbing: dr. Agoes Kooshartoro, SpPD

PENDAHULUAN
Definisi Hipertensi
Keadaan tekanan darah yang tekanan sistoliknya 140 mmHg atau lebih dan/atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau sedang memakai obat antihipertensi
Organ sasaran :
otak, jantung & pembuluh darah, mata, ginjal
Prevalensi : 11 - 13 % pria > perempuan


KLASIFIKASI
Klasifikasi hipertensi :
1. Menurut WHO / ISH (International Society of Hypertension guidelines subcommittees )
2. Menurut JNC (The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Bloodpressure)

Klasifikasi Menurut WHO / ISH
Kategori Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal < 130 < 85
Hipertensi derajat 1 (ringan) 140-159 90-99
Hipertensi perbatasan 140-149 90-94
Hipertensi derajat 2 (sedang) 160-179 100-109
Hipertensi derajat 3 (berat) ≥ 180 ≥ 110
Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 140 < 90
Hipertensi sistolik perbatasan 140-149 < 90

Klasifikasi : JNC VI (Joint National Committee on
Hypertension)
Katagori Sistolik Diastolik
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
High normal 130 - 139 85 - 89
Hipertensi
stage 1 140 - 149 90 - 99
stage 2 160 - 179 100 - 109
stage 3 180 100

Klasifikasi : JNC VII (Joint National Committee on
Hypertension)
Katagori Sistolik Diastolik
Normal < 120 < 80
Prehypertension 120-139 80-90
Hypertension stage 1 stage 2
140-159> 160
90-99> 100


Klasifikasi Etiologi
1. Hipertensi primer (esensial) -- 90 - 95 %
Etiologi tidak diketahui
2. Hipertensi sekunder -- 5 - 10 %
Etiologi diketahui -- dari sistem / organ lain
a. penyakit ginjal (hipertensi renal)
b. penyakit metabolik (DM, hipertiroid,
feokromositoma, hiperaldosteronisme primer)
c. penyakit jantung & pembuluh darah
d. obat-obatan (steroid, kontrasepsi, antidepresan)
e. kehamilan

Penyebab Hipertensi
H.Esensial /Primer/
idiopatik
Genetik
Lingkungan
- Sensitivitas Natrium- Kepekaan terhadap stress- Peningkatan reaktivitas vascular
(terhadap vasokonstriktor)- Resistensi insulin
- Makan garam berlebihan- Stress psikis- obesitas
H, Sekunder
Penyakit ginjal
Penyakit endokrin
Obat - obatan
Lain – lain

Obat – Obatan:
- Pil KB- Kortikosteroid- Siklosporin- Kokain- Penyalahgunaan alkohol
Penyakit Ginjal:
- Stenosis Arteri Renal- Pielonefritis- Glomerulonefritis- Tumor Ginjal
Penyakit Endokrin:
- Hiperaldosteronisme- Sindrom Cushing- Feokromositoma
Lain – Lain:
- Koarktasi aorta - Preeklamsi pada
kehamilan- Keracunan timbal akut

Penyakit lain Penyebab Hipertensi
Kolesterol tinggi : ↑ aterosklerosis PD menyempit, sulit mengembang, ↑ TD
Diabetes : merusak organ dan jaringan aterosklerosis, penyakit ginjal, penyakit arteri koronaria
Gagal jantung :
hiperlipidemia

Patofisiologi Hipertensi Essensial
Konstriksi dan relaksasi pembuluh darah dipusat vasomotor, pada medulla
Vasomotor bermula jaras saraf simpatis korda spinalis kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Neuron preganglion asetilkolin serabut saraf pasca gangglion ke PD norepinefrin konstriksi PD

Patofisiologi Hipertensi Essensial
Pada saat bersamaan, kelenjar adrenal juga terangsang.
Medulla adrenal epinefrin
Korteks adrenal kortisol dan steroid lainnya
Vasokonstriksi ↓ aliran ke ginjal renin
Renin angiotensin 1 angiotensin II aldosteron retensi Na + air ↑ vol. iv

Patofisiologi Hipertensi Essensial
Perubahan struktur dan fungsional pembuluh darah.
Aterosklerosis = hilangnya elastisitas jaringan ikat dan ↓ relaksasi otot polos PD
↓ distensi dan daya regang PD




Faktor Resiko
Faktor yang tidak dapat dimodifikasi:- Genetik- Umur - Jenis Kelamin- Etnis
Faktor yang dapat dimodifikasi:- Stres- Obesitas- Nutrisi- Merokok - Kurangnya aktivitas fisik (olah
raga)

Manifestasi Klinis
↓
Peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala
Gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung

Manifestasi Klinis (2)
Kerusakan organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi :1. Jantung : hipertrofi ventrikel kiri, angina /
MCI, gagal jantung2. Otak : stroke, transient ischemic attack3. Penyakit ginjal kronis4. Penyakit arteri perifer5. Retinopati

Manifestasi Klinis (3)
Gejala lain yang sering ditemukan :
1. Sakit kepala
2. Epistaksis
3. Mudah marah
4. Telinga berdengung
5. Rasa berat di tengkuk
6. Mata berkunang-kunang
7. Sulit tidur

Anamnesis :1. Tingkat hipertensi dan lama menderita2. Gejala penyakit yang berkaitan (penyakit jantung
koroner, gagal jantung, dll)3. Riwayat penyakit keluarga4. Aktivitas atau kebiasaan (seperti merokok)5. Konsumsi makanan6. Riwayat obat-obat bebas7. Hasil dan efek samping terapi antihipertensi
sebelumnya (bila ada)8. Faktor psikososial (keluarga, pekerjaan, dll)
Diagnosis

Pemeriksaan fisik :1. Pengukuran tekanan darah 2. Perbandingan berat badan dan tinggi pasien3. Funduskopi → mengetahui adanya retinopati
hipertensif4. Pemeriksaan leher → mencari bising karotid,
pembesaran vena, atau kelenjar tiroid5. Pemeriksaan jantung → mencari tanda-tanda
gangguan irama dan denyut jantung, pembesaran jantung, dll
Diagnosis

6. Pemeriksaan paru
7. Pemeriksaan abdomen → mencari massa, pembesaran ginjal, pulsasi aorta abnormal
8. Pemeriksaan ekstremitas → pulsasi arteri perifer, edema
Diagnosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
LaboratoriumPemeriksaan:a. tes darah rutinb. glukosa darahc. kolesterol total serumd. kolesterol LDL dan HDL serume. trigliserida serum (puasa)f. asam urat serumg. kreatinin serumh. kalium serumi. Hb dan Htj. urinalisis (uji carik celup serta sedimen urin)

EKGmelihat tanda iskemi, adanya hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner.
Foto dadaapakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana).
USGuntuk melihat struktur ginjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien.

KOMPLIKASI
HIPERTENSIJantung :
Pembuluh Darah :
Ginjal
OTAK
Stroke TIA
MATA Retinopati
Hipertrofi ventrikel kiriGagal jantung kronik
Infark miokard Penyakit jantung kongestif
Aritmia
ArteriosklerosisPenyakit pembuluh darah perifer
Penyakit jantung koroner
Insufisiensi ginjal

Penatalaksanaan (1)
Tujuan :
1. Target tekanan darah < 140/90 mmHg
2. Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular
3. Mengontrol faktor resiko

Penatalaksanaan (2)
Penatalaksanaan hipertensi :
1. Non-farmakologis → harus dilaksanakan semua pasien hipertensi dengan tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor resiko serta penyakit penyerta lainnya.
2. Farmakologis

Penatalaksanaan (3)
Penatalaksanaan non-farmakologis :
a. Menurunkan berat badan apabila terdapat kelebihan (IMT ≥ 27)
b. Membatasi alkohol
c. Meningkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit/hari)
d. Mengurangi asupan natrium (< 100 mmol Na / 2.4 g Na / 6 g NaCl / hari)

Penatalaksanaan (4)
e. Mempertahankan asupan kalium adekuat (90 mmol/hari)
f. Mempertahankan asupan kalsium dan magnesium adekuat
g. Berhenti merokok
h. Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam makanan

DIET UNTUK HIPERTENSI

Penatalaksanaan (5)
Jenis-jenis obat antihipertensi yang dianjurkan JNC 7 :1. Diuretika → Terutama Thiazide atau
Aldosterone Antagonist (Aldo Ant)2. Beta blocker (BB)3. Ca-channel blocker (CCB)4. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI)5. Angiotensin receptor blocker (ARB)6. Alfa blocker (AB)


DIURETIK
Menambah kecepatan pembentukan urin/ meningkatkan ekskresi air, Na, Cl menurunkan volume darah TD menurun akibat berkurangnya curah jantung.
Thiazide (HCT/ hidrochlorothiazide) Loop diuretic (Furosemid) Diuretika hemat Kalium (Amilorid)

Penatalaksanaan (6)
Dosis obat-obat diuretik (mg/hari) misalnya :
Bendrofluazid 1.25-2.5
Klortiazid 500-100
Klortalidon 25-50
Hidroklortiazid 12.5-25
Indapamid SR 1.5

BETA-BLOCKERMenghambat reseptor beta adrenergik penurunan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas miokard
Menghambat sekresi renin, mempengaruhi saraf simpatis.
Atenolol (bersifat kardioselektif), Labetolol, Karvedilol.
ES: bronkospasme, gangguan sirkulasi perifer, depresi, halusinasi, gangguan fungsi seksual.

Penatalaksanaan (7)
Dosis obat-obat beta blocker yang dianjurkan adalah :
Asebutolol 400 mg 1-2x/hariAtenolol 50 mg 1x/hariBisoprolol 10-20 mg 1x/hari Celiprolol 200-400 mg 1x/hari Metoprolol 100-2000 mg 1x/hari Oksprenolol 180-120 mg 2x/hari Pindolol 15-45 mg 1x/hari

ANTAGONIS CALCIUM/ CALCIUM CHANNEL BLOCKER
Menghambat masuknya ion Ca melewati slow channel yang terdapat pada membran sel
Dilatasi arteriol perifer dan koroner menurunkan tahanan perifer
Menghambat kontraksi otot jantung
Verapamil, Diltiazem, Nifedipin
ES: konstipasi, mual, muntah, sakit kepala, hipotensi, edema

Penatalaksanaan (8)
Dosis obat-obat Ca-channel blocker yang dianjurkan adalah :
Amlodipin : 5-10 mg 1x/hariDiltiazem : 200 mg 1x/hari Felodipin :5-20 mg 1x/hari Nikardipin : 30 mg 2x/hariNifedipin : 30-60 mg 1x/hari Verapamil :120-240 mg 2x/hari

ACE inhibitor
Menghambat enzim ACE yang bertugas mengaktifkan angiotensin I menjadi angiotensin II
Menghambat degradasi bradikinin
Menghambat pembentukan angiotensin II secara lokal di endotel pembuluh darah
ES: batuk kering, angioedema, hiperkalemia, rash, leukopeni, gangguan pengecapan
Captopril, Enalapril, Lisinopril, Ramipril, Quinapril

Penatalaksanaan (9)
Dosis obat-obat ACE Inhibitor yang
direkomendasikan adalah :
Captopril 6.25-50 mg 3x/hari
Lisinopril 2.5-40 mg 1x/hari
Perindropil 2-8 mg 1x/hari
Quinapril 2.5-40 mg 1x/hari
Ramipril 1.25-10 mg 1x/hari

ANGIOTENSIN II RECEPTOR BLOCKER (ARB)
Menghambat efek angiotensin II pada reseptor AT 1
Efek yang dihambat: vasokonstriksi, sekresi aldosteron, rangsangan saraf simpatis, sekresi vasopresin, rangsang haus, stimulasi jantung, hipertrofi otot pembuluh darah dan miokard.
Losartan, Valsartan, Irbesartan.
ES: hipotensi dan hiperkalemia.

Penatalaksanaan (10)
Dosis obat-obat ARB yang direkomendasikan adalah :
Losartan 50 mg 1x/hari Valsartan 80- 320 mg 1x/hariIrbesartan 150-300 mg 1x/hari

ALFA BLOCKER
Hambatan reseptor α1 menyebabkan vasodilatasi di arteriol dan venula sehingga menurunkan resistensi perifer. Termasuk ke dalam golongan ini adalah prazosin, terazosin, bunazosin, dan doksazosin. α-blocker memiliki keunggulan yaitu efek positif terhadap lipid darah dan mengurangi resistensi perifer. Efek samping yang ditimbulkan antara lain hipotensi ortostatik, sakit kepala, palpitasi, edema perifer, mual dll.

Penatalaksanaan (11)
Dosis obat-obat Alfa blocker yang dianjurkan
adalah :
Doksazosin 1-16 mg 1x/hari
Prazosin 0.5-10 mg 2x/hari.

Penatalaksanaan (16)
Kombinasi efektif dan dapat ditoleransi pasien :1. Diuretik dan ACEI / ARB2. CCB dan BB3. CCB dan ACEI / ARB4. CCB dan diuretik5. AB dan BB6. Kadang perlu 3 atau 4 kombinasi obat

Penatalaksanaan (17)
Pemantauan → pasien yang mendapat pengobatan harus datang untuk evaluasi lanjutan dan pengaturan dosis obat hingga target tekanan darah tercapai → setelah tercapai dan stabil, kunjungan selanjutnya dengan interval 3-6 bulan → frekuensi kunjungan juga ditentukan oleh ada tidaknnya komorbid (gagal jantung, dll)



Untuk keperluan pengobatan, ada pengelompokan
pasien berdasar yang memerlukan pertimbangan
Khusus yaitu :
1. Indikasi yang memaksa (compelling indication)
2. Keadaan khusus lainnya (special situation)

Pilihan obat antihipertensi untuk kondisi tertentu
Indikasi yang memaksa Pilihan terapi awal
Gagal jantung Thiazide, BB, ACEI, ARB, antagonis aldosteron
Pasca infark miokard BB, ACEI, antagonis aldosteron, thazide, BB, ACEI, CCB
Risiko penyakit pembuluh darah koroner
Thiazide, BB, ACEI, CBB
Diabetes Thiazide, BB, ACEI, ARB, CCB
Penyakit ginjal kronik ACEI, ARB
Pencegahan stroke berulang Thiazide, ACEI

Keadaan khusus lainnya :1. Obesitas dan sindroma metabolik2. Hipertrofi ventrikel kanan3. Penyakit arteri perifer4. Hipertensi usia lanjut5. Hipotensi postural6. Demensia7. Hipertensi pada perempuan, anak, dewasa muda8. Hipertensi urgensi dan emergensi

KRISIS HIPERTENSI

KRISIS HIPERTENSI
Definisi Krisis Hipertensi Keadaan klinik yang gawat yang disebabkan oleh
tekanan darah yang meningkat, biasanya TD diastolik >140 mmHg atau lebih, disertai kegagalan/kerusakan target organ.
Target organ adalah: otak, mata (retina), ginjal, jantung dan pembuluh darah.

Krisis hipertensi meliputi 2 kelompok :
1. Hipertensi darurat
(emergency hypertension)
2. Hipertensi mendesak
(urgency hypertension)
Klasifikasi

Selain tekanan darah yang tinggi, terdapat kelainan / kerusakan target organ yang bersifat progresif
↓
Tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit sampai jam) agar dapat mencegah / membatasi kerusakan target organ yang terjadi
Emergency Hypertension

Tekanan darah sangat tinggi namun tidak
disertai kelainan / kerusakan organ target
yang progresif
↓
Penurunan tekanan darah dapat dilakukan lebih
lambat (dalam hitungan jam sampai hari)
Urgency Hypertension

Gejala organ target yang terganggu :
1. Nyeri dada dan sesak nafas → pada gangguan jantung dan diseksi aorta
2. Penglihatan kabur → pada edema papila mata
3. Sakit kepala hebat, gangguan kesadaran, lateralisasi → pada gangguan otak
4. Gagal ginjal akut → pada gangguan ginjal
Manifestasi Klinis

Kerusakan target organ pada krisis hipertensi:
Jantung Terjadi payah jantung sering dalam bentuk
edema paru. Iskemia miokard yang akut
Pembuluh darah Pada arteri kecil dan arteriol terjadi nekrosis
fibrinoid berperan penting dalam timbulnya kerusakan target organ.
diseksi aorta.

Retina Terjadi eksudat retina, perdarahan retina,
edema papil.
Ginjal terjadi kerusakan progresif karena atrofi
iskemik dari nefron.
Otaka.Ensefalopati hipertensib.Perdarahan otak

Ensefalopati Hipertensi
Ada 2 teori yang dapat menerangkan timbulnya ensefalopati hipertensi, yaitu:
1.Teori “Over Autoregulation”
2.Teori “Breakthrough of Cerebral Autoregulation”

Aliran darah ke otak pada penderita Hipertensi kronis tidak mengalami perubahan bila Mean Arterial Pressure (MAP) 120 mmHg – 160 mmHg, sedangkan pada penderita hipertensi baru dengan MAP di antara 60 – 120 mmHg.
Pada keadaan hiper kapnia, autoregulasi menjadi lebih sempit dengan batas tertinggi 125 mmHg, sehingga perubahan yang sedikit saja dari TD menyebabkan asidosis otak akan mempercepat timbulnya oedema otak.

Ensefalopati Hipertensi
Gejala yang bisa timbul: sakit kepala, mual, muntah, gangguan penglihatan, pusing, rasa lemah setempat, dan umum. Tanda klinik yang ditemukan adalah disorientasi, defisit neurologik fokal, kejang fokal dan umum, dan retinopati termasuk papiledema.

Diagnosis ensefalopati hipertensi ditegakkan dengan menyingkirkan stroke, perdarahan subaraknoid, massa di otak, kelainan lain yang menimbulkan kejang, vaskulitis, dan ensefalitis Tujuan pengobatan adalah menurunkan tekanan darah arteri rata-rata sekitar 25% dalam 1 jam atau sampai tekanan darah diastolik 100 mmHg

Pada krisis hipertensi, cukup dengan obat oral yag bekerja cepat sehingga menurunkan TD dalam beberapa jam.
OBAT DOSIS EFEK LAMA KERJA
Nifedipin5 – 10 mg
Diulang tiap 15 menit
5 – 15 menit 4 – 6 jam
Kaptopril12,5 – 25 mg
Diulang tiap ½ jam
15 – 30 menit 6 – 8 jam
Klonidin75 – 150 ug
Diulang tiap jam
30 – 60 menit 8 – 16 jam
Propanolol10 – 40 mg
Diulang tiap ½ jam
15- 30 menit 3 – 6 jam

Obat hipertensi parenteral
OBAT DOSIS EFEK LAMA KERJA
Klonidin iv150 ug
6 amp/250 ccGlukosa 5%Mikrodrip
30 – 60 menit
24 jam
Nitrogliserin iv
10 – 50 ug100 ug/cc per 500
cc
2 – 5 menit
5 – 10 menit
Nikardipin iv 0.5 – 6 ug/kg/menit 1 – 5 menit
15 – 30 menit
Diltiazem iv 5 – 15 ug/kg/menitlalu 1 – 5
ug/kg/menit
sama
Nitroprusid iv 0.25 ug/kg/menit Langsung
2 – 3 menit

Obat-obat yang dipakai pada hipertensi urgency:Kaptopril 25 mg – 50 mg peroral atau
sublingual bila tidak dapat menelan Klonidin dengan dosis awal peroral 0,15 mg
selanjutnya 0,15 mg tiap jam dapat diberikan sampai dosis total 0,9 mg
Labetolol 100 – 200 mg peroral 0,5 – 2 jamFurosemid 20 – 40 mg peroral

Obat-obat yang dipakai pada Hipertensi emergency
Diuretik: Furosemid 20-40 mg dapat diulang (hanya bila terdapat retensi cairan)
Vasodilator: Nitrogliserin infus 5-100 ug/menit dengan dosis awal 5 ug/menit dapat ditingkatkan 5 ug/mnt tiap 4-5 menit
Diltiazem bolus 10 mg IV (0,25mg/kgbb) dilanjutkan infus 5-10 mg/jam
Klonidin , 6 ampul dalam 250 ml cairan inful dosis diberikan titrasi
Nitroprusid , infus 0,25 mg-10 ug/kgbb/menit (maksimal 10 menit)

Tabel : Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi


TERIMA KASIH