[makalah ptk industri]_kelompok 7(alver, ardha, barneus, evan)_industri emas, kulit, kakao powder

Upload: snapy

Post on 07-Jul-2018

286 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    1/34

    Industri Emas, Kakao Powder, dan Kulit

    2014

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    2/34

    ABSTRAK

    Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alam sehingga hampir semua bahan

    material utama industry dapat ditemukan di Indonesia. Namun seringkali sumber daya yang kita miliki

    tidak dimanfaatkan secara benar. Dalam makalah ini kami membahas 3 industri yang cukup besar dan

     berpotensi menguntungkan di Indonesia yaitu emas, kakao powder, dan kulit. Indonesia memiliki

     perkebunan tanaman cokelat yang tersebar di Sumatera dan Jawa sehingga industry cokelat memiliki

     poten yang cukup besar. Begitupula dengan flora dan fauna yang melimpah yang dapat digunakan sebagai

     bahan dasar kulit berkualitas tinggi dan kekayaan alam dalam tanah seperti emas yang masih terpendam.

    Faktanya terdapat beberapa perusahaan tambang yang menemukan emas dalam bumi Indonesia ini.

    PENDAHULUAN

    Industri Kakao Powder

    Sejarawan mempercayai bahwa pertama kali Theobroma cacao L. (tanaman cokelat) ditemukan

    oleh Bangsa Olmecs (Mexico 1500-400 BC). Pertama kali di konsumsi dalam bentuk minuman. Mereka

    menghancurkan biji cocoa, mencampurnya dengan air, dan menambahkan bumbu-bumbu lain.

    Penyebaran cocoa di dunia baru berkembang mulai abad ke-17 sampai ke-19. Cocoa powder sendiri

    diproduksi untuk pertama kalinya di Belanda pada tahun 1828. Coenraad van Houten adalah tokoh yang

    menemukan teknik extracting cocoa butter menjadi cocoa powder yang membuat cokelat menjadi lebih

    homogen dan mengurangi biaya produksi.[1]

    PT Bumitangerang Mesindotama

    Dikenal luas dengan nama BT Cocoa, didirikan pada tahun 1993 oleh Mr. Pitter Jasman. Pada

    tahun 2000 fokus menghasilkan produk kakao berkualitas tinggi. Oleh sebab itu pada tahun 2005 BT

    Cocoa merubah fasilitas produksi berupa mesin dari negara Eropa untuk menghasilkan produk cocoa

     powder, liquor, dan butter yang berkualitas tinggi. Pabrik terletak di lokasi yang strategis, provinsi

    Banten, Indonesia. Posisi ini sangat strategis karena berdekatan dengan Pelabuhan Tanjung Priok

    sehingga logistic mudah, cepat, dan murah. Letak pabrik di Jl. Dipati Unus No. 30 Cibodas Tangerang

    15138 - Banten, Indonesia. Jumlah karyawan 230 dengan kapasitas produksi 55.000 ton/tahun dengan

    skala internasional.[2]

    Sejarah Industri Treated Leather (PT. Elco Indonesia Sejahtera)

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    3/34

    PT. Elco Indonesia Sejahtera (PT. EIS) merupakan industri dan perdagangan kulit samak (kulit

    domba dan kambing) untuk bahan garments, gloves dan aneka barang kerajinan dari kulit. Pada tahun

    1992, perusahaan mulai memiliki legalitas perusahaan perseorangan dengan nama Endies Leather

    Company (Elco) sebagai penjual barang-barang kerajinan dari kulit. Pada tahun 1994, PT. EIS mulai

    membuat kulit samak sendiri dengan cara makloon (sewa tempat dan mesin) di perusahaan besar di

    sekitar Sukaregang Garut, dan hasilnya dibuat kerajinan kulit sendiri. Dengan daerah pemasaran yang

    masih berada di wilayah Bandung dan Garut. Pada tahun 1997, PT. EIS mulai memperluas pasarnya ke

    Bali dengan cara canvassing dari toko ke toko. Produk yang dijualnya merupakan produk kulit samak

    hasil makloon. Pada tahun 1998, PT. EIS mulai menyewa satu showroom di Bali dengan nama ENDIES

    Leather Supplier untuk menjual produknya yaitu kulit samak bahan garments. Lalu perkembangan pada

    tahun 2002 yaitu PT. EIS memiliki pabrik kulit sendiri di Sukaregang Garut, sehingga PT. EIS tidak lagi

    harus menyewa tempat dan mesin pada perusahaan lain lagi. Berlanjut dengan keinginan untuk

    mengembngkan perusahaan ini maka pada tahun 2003, PT. EIS menambah satu buah showroom lagi di

    Bali dengan nama ANOY Leather Supplier. Pada tahun inilah PT E.IS mulai membenahi manajemen

     perusahaannya, yaitu memisahkan antara manajemen keluarga dan perusahaan. Pada tahun 2004 dan

    2005, PT. EIS menambah satu showroom lagi di Bali dengan nama AKSAL Leather Supplier dan tahun

    2005 ARROS Leather Supplier. Keempat showroom tersebut berada di Jalan Mataram Kuta Bali. Di

    tahun 2006 PT. EIS melebarkan wilayah penjualannya ke kota Yogyakarta dengan membuka showroom

    dengan nama JOGAR Leather Supplier. Sedangkan pada tahun 2007, PT. EIS membuka showroom baru

    di Garut dengan nama ELCITRA Leather Supplier. Hal ini untuk memudahkan konsumen memperoleh

     produk kulit samak, sehingga konsumen tidak harus pergi ke pabrik langsung.

    Pada tahun 2000-an, perusahaan terus mengalami kemajuan. Hal ini dapat diihat dari prestasi

    yang telah diraihnya, yaitu pada tahun 2000 terpilih sebagai Perusahaan Pasangan Usaha Berprestasi yang

    diberikan oleh PT Sarana Jabar Ventura Bandung, tahun 2002 terpilih sebagai Usaha Kecil Menengah

    Berprestasi, Tingkat II Kabupaten Garut dan pada tahun 2003 terpilih sebagai Usaha Kecil Menengah

    Berprestasi, Tingkat I Propinsi Jawa Barat. Pada tahun 2006 perusahaan berubah menjadi Perseroan

    Terbatas dengan nama PT Elco Indonesia Sejahtera. Dengan izin usaha industri No.

    503/002/10/IND/IZ/2003 dan SIUP No.530/PK/IZ/VIII/2005.P.

    Letak Industri (PT. Elco Indonesia Sejahtera)

    PT. Elco Indonesia Sejahtera terletak di wilayah Jawa-barat, tepatnya di Kota Garut. Alamat

    lengkapnya yaitu Kp.Tabrik ds.Sindanglaya No.116, RT.02 RW.08

    Karangpawitan, Garut, Jawa Barat. Wilayah Sukaregang, tempat dimana ELCO ini berada merupakan

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    4/34

    sebuah kawasan yang telah mendapatkan ijin dari Pemerintah setempat untuk dijadikan daerah sentra

    industri penyamakan kulit.Sedangkan kantor pabrik tersebut terletak di Jl. Gagak Lumayung No.179

    Sukaregang-Garut. 

    Kegunaan Produk (PT. Elco Indonesia Sejahtera)

    Produk yang dihasilkan oleh PT EIS adalah kulit jadi atau kulit samak yang siap pakai sebagai bahan

     baku industri lain yaitu industri garment  dan gloves / sarung tangan. Kulit sapi samak banyak

    dimanfaatkan untuk pembuatan produk fashion, furniture , dan pembuatan kerajinan dari kulit seperti

     jaket, sepatu, tas, dan lainnya. 

    Tingkat Kepentingan Pabrik (PT. Elco Indonesia Sejahtera) 

    PT. Elco Indonesia Sejahtera yang telah berdiri dari tahun 1992 tentu telah berkembang dalam hal

     penyebaran produk-produk kulit yang mereka hasilkan. Mereka tidak saja memiliki showroom sebagai

    tempat untuk menjual produk yang mereka hasilkan di Garut saja, tetapi juga telah tersebar di beberapa

    kota di Indonesia yaitu Bali dan Yogyakarta. Selain itu, dalam perkembangannya perusahaan sudah

    melakukan kerjasama suplai kulit mentah kambing dan domba dengan perusahaan lain yaitu pada tahun

    1995 bermitra dengan PT INLEG Bandung, tahun 1995-1997 dengan PT Budi Makmur Jaya Murni dan

    PT Bromo Sakti di Yogyakarta. Kemudian pada tahun 2002 sampai waktu penelitian bermitra dalam hal

    suplai kulit pickle dengan Fa Lumajang, PT ASA dan PT Adira Semesta Industri Bandung. Dilihat dari

     perkembangan dalam hal internal yaitu penjualan produk di berbagai showroom yang telah mereka

    lakukan dan dalam hal eksternal yaitu kerjasama dengan perusahaan lain dalam hal menunjang produksi

     perusahaan ini, maka kita dapat mengetahui tingkat kepentingan dari PT. Elco Indonesia Sejahtera dalam

    skala Nasional. Sedangkan dalam hal skala internasional mungkin bisa dilihat dari 25% produk

     penyamakan kulit yang diekspor ke luar negeri oleh PT. Elco Indonesia Sejahtera ini.

    Kapasitas Produksi (PT. Elco Indonesia Sejahtera)

    Selama ini kapasitas produksi industri penyamakan kulit PT. Elco Indonesia Sejahtera untuk produk

    kulit sapi, kambing dan domba totalnya mencapai 150 juta  square feet  per tahun. Rata-rata dari produksi

    sebanyak 25% diekspor ke luar negeri.

    Permintaan dan Penawaran

    Permintaan dan Penawaran yang berkaitan dengan industri penyamakan kulit yaitu industri yang bekerja

    dalam hal membuat suatu kerajinan dengan memanfaatkan hasil produksi industri penyamakan kulit yaitu

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    5/34

    kulit samak atau kulit jadi yang nantinya diolah menjadi hasil kerajinan, salah satu contohnya yaitu

    hubungan dengan industry tas kulit di Indonesia.

    Permintaan

    Mulai tahun 2001 sampai saat ini dan seiring dengan kondisi perekonomian yang membaik, pasar

     produk dari kulit khususnya tas kulit mulai kembali membaik. Pengusaha kecil industri kulit dapat

    kembali pada produksi tas kulit asli. Namun karena tas kulit imitasi juga telah memiliki pangsa pasar

    sendiri, sebagian produsen tas kulit tetap memproduksi tas dari kulit imitasi. Tantangan selanjutnya yang

    dihadapi industri tas kulit dalam negeri adalah persaingan di pasar luar negeri yaitu produk tas kulit dari

    Cina. Di pasaran internasional, tas kulit dari China dipasarkan dengan harga relatif lebih murah.

    Sedangkan produk tas kulit Indonesia yang beredar di pasar luar negeri harganya lebih mahal. Hal ini

    disebabkan belum adanya akses langsung ke pasar luar negeri.

    Permintaan pasar tas kulit relatif bagus karena produk dengan bahan baku khusus ini memiliki

     pangsa pasar tersendiri. Data mengenai besarnya permintaan pasar produk tas kulit di Indonesia, baik

     permintaan dalam maupun luar negeri, masih cukup sulit. Salah satu pengusaha pengrajin tas kulit di

    Tanggulangin, diperoleh informasi bahwa mereka biasa memasarkan produknya di dalam negeri, baik

    melalui agen yang menjadi relasi pengusaha pengrajin yang berada di beberapa kota seperti Jakarta dan

    Bali, maupun pesanan baik dari peorangan atau institusi, serta melayani pesanan dari luar negeri.

    Terdapat beberapa merk tas asing yang melakukan pesanan langsung ke Tanggulangin dengan

    memberikan spesifikasi atau model yang khusus dan kemudian memberikan logo sesuai dengan brand

     pemesan.

    Penawaran

    Kerajinan tas kulit memerlukan keterampilan tangan dan keuletan. Salah satu daerah pengusaha

     pengrajin tas kulit di Tanggulangin mengungkapkan bahwa tidak ada yang tidak bisa dibuat oleh

     pengrajin Tanggulangin. Hal ini dikarenakan kemampuan pengrajin Tanggulangin dalam membuat

     produk tas kulit tidak diragukan. Para pengrajin ini seringkali mengoleksi majalah-majalah mode dunia

    untuk melihat trend tas kulit yang berkembang. Dari melihat gambar tersebut mereka mampu

    memproduksinya dengan hasil yang persis dengan aslinya.

    Konsumen yang menginginkan model tas yang berbeda, dapat membuat desain sendiri atau

    memberikan contoh produk yang ia punya dan para pengrajin ini akan membuatnya sesuai selera

     pemesan. Pemesan juga dapat melihat contoh produk yang ada pada koleksi pengrajin kemudian meminta

     pengrajin untuk membuat produk modifikasinya. Pengusaha bahkan telah terbiasa memproduksi tas

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    6/34

    dalam jumlah ribuan dalam waktu satu minggu. Jumlah minimal produk pesanan tidak dibatasi. Hal ini

    dikarenakan karakteristik biaya produksi yang sebagian besar adalah biaya variabel. Apabila pesanan

    dalam jumlah sedikit, maka harga per item produk menjadi sedikit lebih mahal.

    Jumlah Karyawan

    Pada website dari PT. Elco Indonesia Sejahtera tidak tertera berapa karyawan yang dimiliki dalam proses

     produksi kulit samak tersebut. Tetapi, terdapat penjelasan bahwa terdapat pembagian tugas pada tenaga

    kerja di pabrik tersebut. Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan

     proses produksi kulit seperti tenaga kerja pada bagian beam house; proses tanning; proses drying ,

     shaving ,  splitting , proses persiapan untuk  finishing   dan proses finishing . Apabila dilihat dari presentasi

    tenaga kerjanya, maka komposisinya adalah sebagai berikut : beam house  12%; proses tanning   11%;

     proses drying , shaving , splitting  25%, persiapan untuk finishing  24% dan proses finishing  28%.

    Industri Emas

    PT Freeport Indonesia (PTFI) merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan. PTFI

    menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas dan

     perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia. Kami

    memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.  

    PTFI mulai beroperasi di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pada saat itu

     presiden Soeharto yang memerlukan dana yang besar untuk melakukan pembangunan di Indonesia

    menjual tambang tembaga di Papua (dulu bernama Irian Jaya) pada pihak asing. Pada akhir masa pemerintahan Soeharto diketahui bahwa PTFI tidak hanya menggarap tembaga, tetapi juga emas dalam

     jumlah yang banyak

    Kegunaan umum emas dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai perhiasan. Emas digunakan

    menjadi kalung, gelang, cincin, sampai menjadi lapisan dari perhiasan lainnya. Selain itu emas juga

    diketahui memiliki khasiat dalam mengobati beberapa penyakit tertentu terutama penyakit dalam.

    PTFI sendiri bergerak dalam skala Internasional dikarenakan banyaknya pegawai yang

    diperkerjakan dan permintaan emas hasil pengolahan PTFI dari seluruh dunia. Banyaknya karyawan yang

    diperkerjakan PTFI adalah 11700 tenaga kerja, dimana 98% adalah Warga Negara Indonesia dan 2%

    Warga Negara Asing.

    Tujuan

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    7/34

    1.  Mengetahui dan memahami beberapa industry dan alat-alat utama yang dipakai dalam industry

    emas, kulit, dan kakao powder

    2.  Mengetahui dan memahami pengolahan limbah dari industry emas, kulit, dan kakao powder

    ISI MAKALAH

    Produksi Kakao Powder

    Bahan utama dari cocoa powder adalah biji cokelat yang diperoleh dari tanaman cokelat

    (Theobroma cacao L).  Produksi dari biji cokelat menghasilkan produk utama yaitu cocoa liquor/paste

    yang kemudian diproses lebih lanjut menjadi cocoa butter, dan cocoa powder. Pengolahannya melalui

     beberapa tahap yaitu Pengumpulan biji cokelat, fermentasi, roasting, grinding, pressing, adding other

    ingredients, and packaging .

    Fermentasi

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    8/34

      Fermentasi pada biji kakao dilakukan selama kurang lebih 5 hari bertujuan agar kualitas rasa dan

    aroma dari cokelat yang akan dihasilkan baik. Dalam proses ini harus dilakukan sesuai dengan prosedur

    agar tidak terkontaminasi jamur, sebab jamur akan menyebabkan biji kakao menjadi tengik. Kadar air

    yang digunakan sebesar 7 % jika terlalu banyak air dapat memperlama proses roasting .

    Roasting

     Roasting atau Penyangraian bertujuan untuk aroma, cita rasa khas, dan mengelupas permukaan

    kulit biji kakao dengan perlakuan panas. Kakao hasil fermentasi mengandung banyak asam amino dan

    gula reduksi yang jika dipanaskan dengan suhu dan waktu yang cepat, keduanya akan bereaksi

    membentuk senyawa Mailard (reaksi pembentukan rasa dan aroma). Suhu yang umum dalam proses ini

     berkisar antara 105-1200C dengan waktu 10-35 menit tergantung kadar air.

    Pemisahan Kulit Biji

    Kulit biji pada kakao powder sebagian sudah mengelupas karena proses roasting , untuk

    menyempurnakan pemisahan kulit biji kakao digunakan mesin mekanik yang bekerja memisahkan kulit

     biji kakao.

    Grinding

    Merupakan proses penghalusan/pemastaan pada biji kakao melalui penghancuran kakao dengan

    kehalusan butiran >10μ. Kemudian disusul proses pelumutan dengan alat penghalus sehingga dihasilkan

    kakao pasta.

    Pressing

    Pressing atau pengempaan adalah proses lanjutan untuk mengolah kakao pasta menjadi kakao

     powder dan kakao butter. Proses ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kakao pasta, kadar air, ukuran

     partikel, dan tekanan kempa. Proses ini relative mudah dilaksanakan dalam suhu 40-450C, kadar air

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    9/34

      Penambahan bahan-bahan lain misalnya seperti kacang pada produk cacao butter. Sedangkan

     pada kakao powder biasanya ditambahkan bahan cita rasa.

    Packaging

    Produk kakao powder, kakao butter, kakao pasta dikemas dalam kemasan produk yang sesuai

    dana siap untuk dipasarkan.[3]

    Pengolahan Limbah

    Terdapat limbah cair dan pada yang merupakan hasil samping dari produksi kakao powder.

    Limbah padatnya adalah kulit biji dan limbah cair merupakan air sisa fermentasi. Limbah cair pada kakao

     powder dapat digunakan sebagai bahan dasar nata de coco.[4] Sedangkan limbah biji pada kakao powder

    mengandung serat kasar, protein rendah, Theobromin dan asamfitat tinggi yang dapat diproses lebih

    lanjut menjadi pakan ternak.

    Proses Pengolahan Limbah Biji Kakao Menjadi Pakan Ternak

    Prosedur Pengolahan 

    Kulit kakao dicacah dengan mengugunakan mesinmekanik

    Cacahan kulit diterbarkan merata kemudian

    disemprot dengan larutan Aspergilusniger

    Cacahan kulit difermentasi selama 5-6 hari dengan

    cara dimasukan ke dalam karung kemudian

    ditumpuk pada lantai dan ditutup rata, dijemur

    selama 2 hari

    Hasil fermentasi digiling sampai halus dengan

    grinder

    Pencacahan

    Penyemprotan

    (Aspergilusniger)

    Penjemuran

    Penggilingan

    Penyimpanan

    (Tepung Kulit Buah)

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    10/34

     

    Pakan ternak siap, agar kualitas pakan tetap terjaga dalam jangka waktu lama, maka disimpan dalam

    karung yang dilapisi plastic[5]

    Bahan Baku

    Industri penyamakan kulit PT. Elco Indonesia Sejahtera yang memasok kebutuhan bahan baku kulit untuk

    industri garmen dari kulit. Biasanya kulit samakan untuk industri garmen memiliki ketebalan kulit yang

    lebih tipis jika dibandingkan dengan kulit samakan untuk industri sepatu. Untuk memenuhi kebutuhan

     bahan baku kulit bagi industri garmen dari kulit, biasanya kalangan industri penyamakan kulit

    menggunkan bahan mentah berupa kulit kambing atau kulit domba. Sedangkan hasil kulit samakan yang

    digunakan untuk sarung tangan / gloves dari kulit. Bahan kulit mentah yang dipakai untuk proses

     penyamakan kulit jenis ini biasanya diambil dari hasil split atau seset dari kulit sapi atau kulit kerbau.

    Sumber Bahan Baku

    Untuk mendapatkan bahan baku yang digunakan dalam industri penyamakan kulit maka

    dibutuhkan peranan dari peternakan sapi, kambing, ataupun domba yang ada di Indonesia. Selain

     bergantung pada peternakan, PT. Elco Indonesia Sejahtera sudah melakukan kerjasama dalam hal

    suplai kulit mentah kambing dan domba dengan perusahaan lain yaitu pada tahun 1995 bermitra dengan

    PT INLEG Bandung, tahun 1995-1997 dengan PT Budi Makmur Jaya Murni dan PT Bromo Sakti di

    Yogyakarta.

    Produk Utama

    Produk yang dihasilkan oleh PT. EIS adalah kulit jadi atau kulit samak yang siap pakai sebagai

     bahan baku industri lain yaitu industri garments dan gloves. Kulit tersebut dibedakan

     berdasarkan ukuran yaitu kulit yang ukurannya lebih besar atau sama dengan 7,5

    squarefeet/lembar digunakan sebagai bahan baku garments, dan kurang dari 7,5

    squarefeet/lembar digunakan sebagai bahan baku gloves. Satu squarefeet (sqf) sama dengan30,048 cm x 30,048 cm. Jenis- jenis produk yang dihasilkan oleh PT. EIS yaitu:

    Garment a. Nappa

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    11/34

     b. Stone Wash

    c. Anilin

    d. Suedee. Kulit Motif

    Glove a. Goat Batting Black

     b. Goat Batting Pearl Whitec. Sheep Batting Black

    d. Sheep Batting Pearl White

    e. Cabretta Silver White

    f. Dress Glove

    Kapasitas Produk (PT. Elco Indonesia Sejahtera)

    Selama ini kapasitas produksi industri penyamakan kulit PT. Elco Indonesia Sejahtera untuk produk

    kulit sapi, kambing dan domba totalnya mencapai 150 juta  square feet  per tahun. Rata-rata dari produksi

    sebanyak 25% diekspor ke luar negeri. Dimana kapsitas produksi dari PT. Elco Indonesia Sejahtera

     bergantung pada kulit sapi, kambing, ataupun domba yang diperoleh untuk bahan baku utama produksi

    kulit samakan. Selain itu faktor permintaan dari industri yang menggunakan kulit samakan ini menjadi

     bahan baku pembuatan kerajinan baik dari dalam negeri maupun luar negeri juga sangat mempengaruhi

    kapasitas produksi PT. Elco Indonesia Sejahtera.

    Penjualan per Tahun (PT. Elco Indonesia Sejahtera)

    Data Penjualan PT. Elco Indonesia Sejahtera selama tahun 2010 sampai tahun 2012

    Tahun Penjualan Kulit

    2010 Rp 1,491,675,300.00

    2011 Rp 1,625,271,650.00

    2012 Rp 1,828,430,600.00

    Jumlah Rp 4,945,377,550.00

    Pada tahun 2013 diharapkan penjualan kulit meningkat sebanyak 16% dari tahun sebelumnya

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    12/34

    Tahun  Penjualan Kulit  Kenaikan Kenaikan  Penjualan Kulit 

    % Tahun Selanjutnya

    2010 Rp 1,491,675,300.00 Rp 133,596,350 9% Rp 1,625,271,650.00

    2011 Rp 1,625,271,650.00 Rp 203,158,950 12% Rp 1,828,430,600.00

    2012 Rp 1,828,430,600.00 Rp 292,548,896 16% Rp 2,120,979,496.00

    Dengan Penjualan Rata –  Rata per Bulan

    Sebesar:

    Rp 124,306,275.00

    Dan Rata –  Rata Penjualan per Semester

    Sebesar Rp 497,225,100.00

    Proses produksi Industri Penyamakan Kulit

    Industri penyamatan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah (hides atau skins) menjadi

    kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak. Pada proses penyamakan,

    semua bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat penyamak.

    Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah dalam sifat organoleptis, fisis, maupun kimiawi.

    Dalam Industri penyamatan kulit, ada tiga pokok tahapan penyamakan kulit, yaitu:

    1)  Proses Pengerjaan basah (beam house).

    2)  Proses Penyamakan (tanning ).

    3)  Penyelesaian akhir ( finishing ).

    Secara garis besar tahapan proses industri penyamakan kulit sebagai berikut, yaitu

    1.  Tahapan Proses Pengerjaan Basah (Beam House )

    Urutan proses pada tahap proses basah beserta bahan kimia yang ditambahkan dan limbah yang

    dikeluarkan, yaitu :

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    13/34

    a.  Perendaman (Soaking )

    Maksud perendaman ini adalah untuk mengembalikan sifat- sifat kulit mentah menjadi seperti

    semula, lemas, lunak dan sebagainya. Kulit mentah kering setelah ditimbang, kemudian direndam dalam

    800- 1000% air yang mengandung 1 gram/ liter obat pembasah dan antiseptik, misalnya tepol, molescal,

    cysmolan dan sebagainya selama 1- 2 hari. Kulit dikerok pada bagian dalam kemudian diputar dengan

    drum tanpa air selama 1/ 5 jam, agar serat kulit menjadi longgar sehingga mudah dimasuki air dan kulit

    lekas menjadi basah kembali. Pekerjaan perendaman dianggap cukup apabila kulit menjadi lemas, lunak,

    tidak memberikan perlawanan dalam pegangan atau bila berat kulit telah menjadi 220- 250% dari berat

    kulit mentah kering, yang berarti kadar airnya mendekati kulit segar (60-65 %). Pada proses perendaman

    ini, penyebab pencemarannya ialah sisa desinfektan dan kotoran- kotoran yang berasal dari kulit.

    b.  Pengapuran (Liming)

    Maksud proses pengapuran ialah untuk.

    1)  Menghilangkan epidermis dan bulu.

    2)  Menghilangkan kelenjar keringat dan kelenjar lemak.

    3)  Menghilangkan semua zat-zat yang bukan collagen yang aktif menghadapi zat-zat penyamak.

    Cara mengerjakan pengapuran, kulit direndam dalam larutan yang terdiri dari 300-400% air

    (semua dihitung dari berat kulit setelah direndam), 6-1 %, Kapur Tohor Ca (OH)2, 3-6%, dan Natrium

    Sulphida (Na2S). Perendaman ini memakan waktu selam 2-3 hari. Dalam proses pengapuran ini

    mengakibatkan pencemaran yaitu sisa- sisa Ca (OH)2, Na2S, zat-zat kulit yang larut, dan bulu yang

    terlepas.

    c.  Pembelahan (Splitting )

    Untuk pembuatan kulit atasan dari kulit mentah yang tebal (kerbau-sapi) kulit harus ditipiskan

    menurut tebal yang dikehendaki dengan jalan membelah kulit tersebut menjadi beberapa lembaran dan

    dikerjakan dengan mesin belah atau Splinting Machine. Belahan kulit yang teratas disebut bagian rajah

    atau nerf , digunakan untuk kulit atasan yang terbaik. Belahan kulit dibawahnya disebut split, yang dapat

     pula digunakan sebagai kulit atasan dengan diberi nerf   palsu secara dicetak dengan mesin press

    (Emboshing machine) pada tahap penyelesaian akhir. Selain itu, kulit split juga dapat digunakan untuk

    kulit sol dalam, krupuk kulit, dan lem kayu. Untuk pembuatan kulit sol, tidak dikerjakan proses

     pembelahan karena diperlukan seluruh tebal kulit.

    d.  Pembuangan Kapur (Deliming)  

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    14/34

    Oleh karena semua proses penyamakan dapat dikatakan berlangsung dalam lingkungan asam

    maka kapur didalam kulit harus dibersihkan sama sekali. Kapur yang masih ketinggalan akan

    mengganggu proses- proses penyamakan. Misalnya :

    1)  Untuk kulit yang disamak nabati, kapur akan bereaksi dengan zat penyamak menjadi kalsium tannat yang

     berwarna gelap dan keras mengakibatkan kulit mudah pecah.

    2)  Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan menimbulkan pengendapan Krom

    Hidroksida yang sangat merugikan.

    Pembuangan kapur akan mempergunakan asam atau garam asam, misalnya H2SO4, HCOOH,

    (NH4)2SO4, Dekaltal dll.

    e.  Pengikisan Protein (Bating )

    Proses ini menggunakan enzim protese untuk melanjutkan pembuangan semua zat- zat bukan

    collagen yang belum terhilangkan dalam proses pengapuran antara lain:

    1)  Sisa- sisa akar bulu dan pigmen.

    2)  Sisa- sisa lemak yang tak tersabunkan.

    3)  Sedikit atau banyak zat- zat kulit yang tidak diperlukan artinya untuk kulit atasan yang lebih lemas

    membutuhkan waktu proses bating yang lebih lama.

    4)  Sisa kapur yang masih ketingglan.

    f.  Pengasaman (Pickling )

    Proses ini dikerjakan untuk kulit samak dan krom atau kulit samak sintetis dan tidak dikerjakan

    untuk kulit samak nabati atau kulit samak minyak. Proses pengasaman untuk mengasamkan kulit pada pH

    3- 3,5 dengan tujuan kulit dapat menyesuaikan dengan pH bahan penyamak yang akan dipakai nanti dan

    kulit tidak bengkak.

    Selain itu pengasaman juga berguna untuk:

    1)  Menghilangkan sisa kapur yang masih tertinggal.

    2)  Menghilangkan noda- noda besi yang diakibatkan oleh Na2gS, dalam pengapuran agar kulit menjadi

     putih bersih.

    2.  Tahapan Proses Penyamakan (Tanning )

    Proses penyamakan dimulai dari kulit pikel untuk kulit yang akan disamak krom dan sintan,

    sedangkan untuk kulit yang akan disamak nabati dan disamak minyak tidak melalui proses  pickling  

    (pengasaman).

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    15/34

    Fungsi masing-masing bagian pada proses penyamakan, yaitu:

    a. Penyamakan (Tanning)

    Pada tahap penyamakan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni:

    1) Cara penyamakan dengan bahan penyamakan nabati

    a) Cara Counter Current  

    Kulit direndam dalam bak penyamakan yang berisis larutan ekstrak nabati + 0,5 0. Be selama 2

    hari, kemudian kepekatan cairan penyamakan dinaikkan secara bertahap sampai kulit menjadi masak

    yaitu 3- 4 0Be untuk kulit yang tipis seperti kulit lapis, kulit tas, kuli pakaian kuda, dan lain-lain.

    Sedangkan untuk kulit- kulit yang tebal seperti kulit sol, ban mesin dan lain-lain pada kepekatan 6-8 0Be.

    Untuk kulit sol yang keras dan baik biasanya setelah kulit tersamak masak dengan larutan ekstrak,

     penyamakan masih dilanjutkan lagi dengan cara kulit ditanam dalam babakan dan diberi larutan ekstrak

     pekat selama 2-5 minggu.

     b) Sistem samak cepat

    Penyamakan awal menggunakan 200% air, 3% ekstrak mimosa (Sintan) putar dalam drum selam

    4 jam. Putar terus tambahkan zat peyamak hingga masak diamkan 1 malam dalam drum.

    2) Cara penyamakan dengan bahan penyamakan mineral

    a) Menggunakan bahan penyamak krom

    Zat penyamak krom yang biasa digunakan adalah bentuk kromium sulphat basa. Basisitas dari

    garam krom dalam larutan menunjukkan berapa banyak total velensi kroom diikat oleh hidriksil sangat

     penting dalam penyamakan kulit. Pada basisitas total antara 0 - 33,33%, molekul krom terdispersi dalam

    ukuran partikel yang kecil (partikel optimun untuk penyamakan).  Zat penyamak komersial yang paling

     banyak digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika zat penyamak krom ini ingin difiksasikan didalam

    substansi kulit, maka basisitas dari cairan krom harus dinaikkan sehingga mengakibatkan bertambah

     besarnya ukuran partikel zat penyamak krom. Dalam penyamakan diperlukan 2,5- 3,0% Cr 2O3 hanya 25

    %, maka dalam pemakainnya diperlukan 100/25 x 2,5 % Cromosol B= 10% Cromosol B. Obat ini

    dilautkan dengan 2-3 kali cair, dan direndam selama 1 malam. Kulit yang telah diasamkan diputar dalam

    drum dengan 80- 100%, air, 3-4 % garam dapur (NaCl), selama 10-15 menit kemudian bahan penyamak

    krom dimasukkan sebagai berikut:

    - 1/3 bagian dengan basisitas 33,3 % putar selama 1 jam.

    - 1/3 bagian dengan basisitas 40-45 % putar selama 1 jam.

    - 1/3 bagian dengan basisitas 50 % putar selama 3 jam

     b) Cara penyamakan dengan bahan penyamak aluminium (tawas putih).

    Kulit yang telah diasamkan diputar dengan:

    - 40- 50 % air

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    16/34

    - 10% tawas putih

    - 1- 2% garam, putar selama 2-3 jam lu ditumpuk selama 1 malam.

    - Esok harinya kulit diputar lagi selama ½  –  1 jam, lalu digantung dan dikeringkan pada udara yang lembab

    selama 2-3 hari. Kulit diregang dengan tangan atau mesin sampai cukup lemas.

    3) Cara penyamakan dengan bahan penyamakan minyak

    Kulit yang akan dimasak minyak biasanya telah disamak pendahuluan dengan formalin. Kulit

    dicuci untuk menghilangkan kelebihan formalin kemudian dierah unuk mengurangi airnya, diputar

    dengan 20-30 % minyak ikan, selama 2-3 jam, tumpuk 1 malam selanjutnya digantung dan diangin-

    anginkan selama 7-10 hari.

    Tanda-tanda kulit yang masak kulit bila ditarik mudah mulur dan bekas tarikan kelihatan putih.

    Kulit yang telah masak dicuci dengan larutan Na2CO3 1%.

    b. Pengetaman (Shaving )

    Kulit yang telah masak ditumpuk selama 1-2 hari kemudian diperah dengan mesin atau tangan

    untuk menghilangkan sebagian besar airnya, lalu diketam dengan mesin ketam pada bagian daging guna

    mengatur tebal kulit agar rata. Kulit ditimbang guna menentukan jumlah khemikalia yang akan diperlukan

    untuk proses- proses selanjutnya, selanutnya dicuci dengan air mengalir ½ jam.

    c. Pemucatan (Bleaching )

    Hanya dikerjakan untuk kulit samak nabati dan biasanya digunakan asam- asam organik dengan

    tujuan:

    - Menghilangkan flek- flek bsi dari mesin ketam.

    - Menurunkan pH kulit yang berarti memudahkan warna kulit.

    Cara mengerjakan proses pemucatan, kulit diputar dengan 150-2005 air hangat (36- 40 0C). 0,5-

    1,0%, asam oksalat selama ½- 1 jam.

    d. Penetralan (Neutralizing )

    Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kulit samak krom di lingkungannya sangat asam ( pH

    3-4), maka kulit perlu dinetralkan kembali agar tidak mengganggu dalam proses selanjutnya. Penetralan

     biasanya menggunakan garam alkali misalnya NaHCO3 dan Neutriga.

    Cara melakukan penetralan, kulit diputar dengan 200% air hangat 40-60oC. 1-2% NaHCO3 atau

     Neutrigan. Putar selama ½- 1 jam. Penetralan dianggap cukup bila ½- ¼ penampang kulit bagian tengah

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    17/34

     berwarna kuning terhadap Bromo Cresol Green (BCG) indikator, sedangkan kulit bagian tepi berwarna

     biru, kemudian dicuci kembali.

    e. Pengecetan (Dyeing )

    Tujuan pengecetan dasar ialah untuk memberikan warna dasar pada kulit agar pemakaian cat

    tutup nantinya tidak terlalu tebal sehingga cat tidak mudah pecah.

    Cat dasar yang dipakai untuk kulit ada 3 macam:

    1). Cat direct, untuk kulit samak krom.

    2). Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.

    3). Cat basa, untuk kulit samak nabati.

    f. Peminyakan (Fat liguoring )

    Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sebagai berikut:

    1) Untuk pelumas serat- serat kulit ag kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar.

    2) Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang lainnya.

    3) Membuat kulit tahan air.

    Cara mengerjakan peminyakan, kulit setelah dicat dasar, diputar selama ½  –  1jam dengan 150%-

    200% air 40- 60oC, 4-15% emulsi minyak. Ditambahkan 0,2- 0,5% asam formiat untuk memecahkan

    emulsi minyak. Minyak akan tertinggal dalam kulit dan airnya dibuang. Kulit ditumpuk pada kuda- kuda

    selama 1 malam.

    g. Pelumasan (Oiling )

    Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit sol samak nabati. Tujuan pelumasan ialah untuk menjaga

    agar bahan penyamak tidak keluar kepermukaan kulit sebelum kulit menjadi kering, yang berakibat kulit

    menjadi gelap warnanya dan mudah pecah nerfnya bila ditekuk..

    Cara pelumasan, kulit sol sebagian airnya diperah kemudian kulit diulas dengan campuran:

    1) 1 bagian minyak parafine.

    2) 1 bagian minyak sulfonir.

    3) 3 bagian air.

    Kulit diulas tipis tetapi rata kedua permukaannya, kemudian dikeringkan.

    h. Pengeringan (Drying)

    Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan kemudian dikeringkan. Proses ini bertujuan

    untuk menghentikan semua reaksi kimia didalam kulit. Kadar air pada kulit menjadi 3-14%.

    i. Kelembaban

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    18/34

    Kulit setelah dikeringkan dibiarkan 1-3 hari pada udara biasa agar kulit menyesuaikan dengan

    kelembaban udara sekitarnya. Kulit kemudian dilembabkan dengan ditanam dalam serbuk kayu yang

    mengandung air 50- 55% selama 1 malam, kulit akan mengambil air dan menjadi basah dengan merata.

    Kulit kemudian dikeluarkan dan dibersihkan serbuknya.

     j. Peregangan dan Pementangan

    Kulit diregang dengan tangan atau mesin regang. Tujuan peregangan ini ialah untuk menarik kulit

    sampai mendekati batas kemulurannya dengan tujuan jika dibuat barang kerajinan tidak terlalu mulur,

    tidak merubah bentuk ukuran. Setelah diregang sampai lemas kulit kemudian dipentang dan setelah

    kering, kulit dilepas dari pentangnya, digunting dibagian tepinya sampai lubang-lubang dan keriput-

    keriputnya hilang.

    3. Tahapan Penyelesaian Akhir (Finishing )

    Penyelesaian akhir bertujuan untuk memperindah penampilan kulit jadinya, memperkuat warna

    dasar kulit, mengkilapkan, menghaluskan penampakan rajah kulit serta menutup cacat-cacat atau warna

    cat dasar yang tidak rata.

    Block Flow Diagram Industri Treated Leather

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    19/34

     

    Pengolahan Limbah Industri Treated Leather

    Limbah cair industri penyamakan kulit nampak paling menonjol dibandingkan limbah padat

    maupun gasnya karena volumenya yang cukup banyak yaitu 30-70 l / kg bahan baku yang diolah dari

    awal. Disamping volume yang banyak, zat- zat pencemaran yang terkandung dapat menimbulkan dampak

    negatif terhadap lingkungan dan dampak yang paling cepat berpengaruh adalah berbau busuk dan kadang-

    kadang secara visual nampak berbuih banyak. Secara umum air limbah penyamakan kulit mengandung

     bagian- bagian dari kulit seperti bulu, sisa daging, potongan kulit dan bahan kimia sisa dari yang

    ditambahkan dalam proses penyamakan kulit.

    Dalam proses produksi Industri penyamakan kulit ada beberapa tahapan proses pengolahan yaitu:

    a. Pemisahan padatan kasar

     b. Segresi

    c. Ekualisasi

    d. Koagulasi

    e. Proses pengolahan limbah cair.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    20/34

     

    Agar supaya setiap tahapan pengolahan dapat berlangsung secara efektif maka sebaiknya aliran

    yang khas dan pekat dipisahkan untuk melewati tahap pengolahan terlebih dahulu, yaitu penghilangan

    sulfida, penghilangan krom kemudian dijadikan satu dalam bak ekualisasi, aliran limbah (efluent ) dengan

    kandungan maupun aliran keluar untuk tahahp primer.

    Dari bak ekualisasi air limbah tersebut diatur pH kemudian ditambahkan larutan penggumpal dan

     pengendap yang selanjutnya endapan dapat dilakukan penanganan lumpur (primer). Penanganan lumpur

    harus hati- hati agar tidak terlarut pada proses selanjutnya.

    a. Pemisahan padatan kasar

    Sebelum diolah air limbah perlu disaring terlebih dahulu untuk menghilangkan padatan kasar

    yang dapat menutup pipa, pompa-pompa dan saluran- saluran. Pada proses ini lebih dari 30% padatan

    tersuspensi total dalam cairan air limbah dapat dihilangkan dengan saringan.

    b. Segresi

    Pada tahap ini dilakukan pemisahan cairan-cairan limbah yang mempunyai sifat khas dan

    memerlukan perlakuan tertentu untuk menangani zat pencemar agar nanti setelah dicampur dengan cairan

    limbah yang lain tidak menimbulkan kontradiksi yang merugikan. Adapun cairan- cairan limbah dari

     proses penyamakan kulit yang perlu dipisahkan adalah:

      Cairan limbah pengapuran (buang bulu).

    Cairan limbah ini banyak mengandung Sulfida dari Na2S atau NaHS sisa dari proses buang bulu

    sebagai agensia perontok bulu/ rambut. Sebelum proses pengolahan segresi air limbah pada proses buang

     bulu berwarna putih kehijauan dan kotor, dengan konsntrasi pH 10-12,5 dengan total solid 16.000- 45.000

    mg/l. Namun setelah proses pengolahan dapat menetralisir asam, serta kandungan slfida yang terkandung

    didalamnya dapat teratasi. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara:

    · Oksidasi Katalitik Sulfida, yaitu dengan aerasi dan pemberian mangan sebagai katalisator. Seharusnya

    hal ini dilakukan setiap hari untuk menghindari bau busuk (H2S) dari air limbah tampungan. Aerasi dapat

    dilakukan pada tang ki yang memanjang keatas (tinggi) dan udara dihembuskan dari bagian dasar

    melalaui difusir atau dapat juga memakai aerator.

    · Pengendapan Langsung.

    Fero sulfat dan feri klorida dapat digunakan untuk menghilangkan sulfida dari larutan

    denganpengendapan. Pengolahan ini akan menurunkan pH karena hidroksidanya mengendap.

      Cairan limbah Krom.

    Pengendapan krom relatif mudah dilakukan, pengendapan limbah krom dapat mempengaruhi

     biaya produksi/ pengolahan limbahnya. Pada pengolahan ini menghasilkan cairan supernatan yang hampir

     bebas krom dan juga dapat menurunkan BOD.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    21/34

     

    c. Ekualisasi

    Proses pengolahan pada bak ekualisasi bertujuan untuk penghilangan sulfida dan krom agar dapat

    menghemat air yang dapat mengencerkan limbah kapran dan cairan limbah krom sebelum diolah lebih

    lanjut.

    Pada tahapan ini juga meningkatkan efisiensi pengolahan dan untuk menghindari rancangan baik

    yang diantisipasi untuk aliran puncak ( peak Flow) maka dilakukan sistem pengaturan laju aliran dan

     pencampuran seluruh air limbah.

    Praktek pencampuran ini meberi kesempatan terjadinya proses netralisasi dan pengendapan. Oleh

    karena itu sebaiknya air limbah dicampur dengan baik dan intensif, misalnya dengan mixer atau blower

    mengingat dalam bak ini padatan tersuspensinya dijaga jangan samapai mengendap dan kondisi air

    limbahnya harus aerobik, hal ini dapat dicapai dengan menghembuskan udara dari dasar bak melaluai

     beberapa difuser untuk memasok O2 yang intensif. Tenaga yang diperlukana untuk mengaduk kira- kira

    30 watt/m2 air limbah. Jika dilakukan injeksi udara pada bak sedalam 2-4 m, aliran udara optimalnya 3-4

    m3/jam per m2 permukaan bak. Dalam bak ekualisasi dapat dilakukan pergantian garam- garam

    aluminium maka penghilangan Nitrogen melalui proses nitrifikasi/ denitrifikasi perlu dilakukan.Pada

    tahapan ini untuk meningkatkan efisiensi pengolahan dan untuk menghindari rancangan baik yang

    diantisipasi untuk aliran puncak ( peak flow) maka dilakukan sistem pengaturan laju aliran dan

     pencampuran seluruh air limbah.

    d. Koagulasi

    Pada tahapan ini dilakukan perlakuan fisiko kimiawi untuk menghilangkan BOD dan padatan.

    Dengan perlakuan fisiko kimiawi yang relatif mudah dan sederhana dapat menghilangkan > 95 % padatan

    tersuspensi dan BOD sekitar 70%. Untuk menghilangkan BOD sepenuhnya dapat dilakukan dalam

     pengolahan proses biologis selanjutnya.

    Perlakuan fisiko kimia terhadap air limbah penyamakan kulit terdiri dari perlakuan awal dengan

     pemberian penggumpal yang dilanjutkan dengan pemberian pengendap sampai dengan pemisahan

    lumpurannya untuk dibuang.

    Efesiensi penggumpalan dapat diperoleh dengan penambahan larutan pengendap yang berupa

    larutan polyelektrolit anionik rantai panjang dengan konsentrasi 1-10 mg/l.

    e. Pengolahan limbah cair dengan proses biologis

    Dalam persyaratan baku mutu air limbah, maka perlu adanya pegolahan sekunder. Pilihan cara

     pengolahan sekunder untuk air limbah penyamakan kulit sbb:

      Filter biologis

    Filter biologis dalam pengolahan limbah penyamakan kulit sering tidak dipertimbangkan.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    22/34

      Lumpur aktif (kolam oksidasi)

    Pengolahan lumpur aktif pada prinsipnya adalah mempertemukan antara air limbah yang

    mengandung bahan pengencer organik dengan sejumlah besar bakteri aerob dan mokroorganisme lain

    yang terkandung dalam lumpur biologis (lumpur aktif). Pengolahan dengan lumpur aktif berbeban ringan

    sangat sesuai untuk air limbah penyamakan kulit. Cara ini dikenal deng oksidasi kolam PASVEER.

    Prospek dari Industri Penyamakan Kulit di Indonesia (PT. Elco Indonesia Sejahtera termasuk di

    dalamnya)

    Secara rinci perhitungan nilai investasi untuk produk olahan komoditas sapi potong yang berpotensi dan

     prospektif dikembangkan pada masa yang akan datang adalah jenis usaha kulit sapi samak. Berdasarkan

    data statistik tahun 2003, bahan baku yang tersedia untuk mendukung industri kulit sapi samak

    menunjukkan jumlah yang mencukupi untuk berkembangnya jenis usaha-usaha tersebut (skala UKM).

    Keseluruhan kebutuhan dana investasi bagi skala UKM serta lokasi dan jumlahnya di Indonesia disajikan

     pada Tabel 4. Penentuan lokasi didirikannya UKM antara lain berdasarkan pertimbangan ketersediaan

     bahan baku, strategis, serta merupakan daerah atau pusat wisata Indonesia yang memungkinkan

     berkembangnya produk kerajinan dari kulit samak.

    Tabel 4. Perkiraan Nilai Investasi dan Keuntungan, serta Jumlah UKM dan Lokasi Pengembangan Usaha

    Pengolahan Kulit Sapi Samak

     No Jenis Usaha Nilai Investasi Keuntungan

    Bersih

    BEP

    1 Kulit sapi samak Rp. 420.000.000

    Meliputi tanah,

     bangunan,

     perlengkapan kantor,

    dan alsin. Biaya

     pengeluaran per tahun

    Rp. 575.730.000

    Rp. 526.239.100

    dengan harga

     jual

    minimal produk

    Rp.

    78.065/unit

    618,94

    unit/tahun

    2

    Jumlah/

    5 (Sumbar, Jabar,

    Jateng, Kaltim, Sulsel)

    Total investasi

    Rp. 2.100.000. 000

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3659306900454481123http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3659306900454481123

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    23/34

    lokasi

    UKM

    @ Rp. 420.000.000

    Produksi Industri Emas

    Bahan baku yang digunakan dalam Industri pengolahan emas adalah biji mineral yang

    diambil dari Timika, Papua. Biji mineral ini mengandung biji tembaga, biji emas, perak, nikel,

    dan lain lain. Bahan bahan tambahan yang digunakan adalah air dan reagen (kapur, pembuih, dan

    kolektor)

    1.  Proses pembuatan

    Pada awal proses pengolahan emas, biji mineral yang didominasi biji tembaga dilakukan

     peremukan yang berfungsi memperkecil biji mineral. Setelah dilakukan peremukan, proses

    dilanjutkan dengan penggilingan oleh SAG. Setelah dilakukan penggilingan, biji tembaga akan

    menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah untuk memisahkan biji tembaga dengan lumpur yang

     bercampur. Proses separasi ini dilakukan dengan menambahkan air ke dalam cyclone. Setelah

    selesai dilakukan separasi, biji tembaga dan mineral lain tadi akan dilakukan penggilingan

    kembali oleh Grinder untuk mendapatkan bentuk yang lebih halus. Proses dilanjutkan dengan

    Voltasi, dimana dilakukan pemisahan biji emas dengan mineral lainnya, yang dapat juga disebut

    dengan peningkatan konsentrasi emas. Pada proses voltasi ini ditambahkan reagen dalam bentuk

    kapur, pembuih serta air. Terakhir, emas yang sudah dipisahkan dari mineral lainnya akan

    dikurangi konsentrat airnya dan emas dapat dibentuk sesuai kebutuhan.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    24/34

    2.  Sistem Pengolahan Limbah Industri Emas

    Pengolahan limbah emas secara umum tidak terlalu diperhatikan karena limbah hanya

    dibuang ke daerah lembah. Hal ini dibuktikan dengan adanya kasus pencemaran air sungai

    dengan adanya timbal, arsen, zink, nikel, merkuri yang diduga hasil pembuangan pabrik

     pengolahan emas di Indonesia. Berikut merupakan diagram alirnya.

     Namun sebenarnya terdapat pengolahan limbah emas yang dapat diterapkan oleh

    industri-industri pengolahan emas. Banyak alternatif yang dapat digunakan untuk mengolah

    limbah yang mengandung logam berat kususnya mercury diantaranya ialah dengan

    teknologi Low TemperatureThermal Desorption (LTTD) atau dengan teknologi

     Phytoremediation. Pada sistem thermal desorption, material diuraikan pada suhu rendah (<

    300 oC) dengan pemanasan tidak langsung serta kondisi tekanan udara yang rendah (vakum).

    Dengan kondisi tersebut material akan lebih mudah diuapkan dibandingkan dalam tekanan

    tinggi. Jadi dalam sistem ini yang terjadi adalah proses fisika tidak ada reaksi kimia seperti

    misalnya reaksi oksidasi. Cara ini sangat efektif untuk memisahkan bahan-bahan organik yang

    mudah menguap misalnya, (volatile organic compounds/VOCs), semi-volatile

    organic compounds (SVOCs), ( poly aromatic hydrocarbon/PAHs), ( poly chlorinated

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    25/34

    biphenyl /PCBs), minyak, pestisida dan beberapa logam Cadmium, Mercury Timbal serta non

    logam misal Arsen, Sulfur, Chlor dan lain-lain. Material yang telah terpisah dalam bentuk

    uapnya akan lebih mudah untuk dikumpulkan kembali dengan cara dikondensasikan, diadsorbsi

    menggunakan filter, larutan atau media lain sehingga tidak tersebar kemana-mana. Dengan

    sistem thermal desorption material yang berbahaya di pisahkan agar lebih mudah untuk

    ditangani entah akan dibuang atau dimanfaatkan kembali, sedangkan bahan-bahan organik yang

    sukar menguap akan terkarbonisasi menjadi arang.

    3.  Reaksi Kimia yang Terjadi

    Tingginya nilai potensial reduksi emas mengakibatkan logam ini selalu terdapat di alam

    dalam keadaan bebas. Untuk keperluan ektraksi dari bijihnya, proses dengan

    melibatkan senyawa sianida dapat diterapkan seperti halnya pada ekstraksi logam perak .

    Emas membentuk berbagai senyawa kompleks, tetapi hanya sedikit senyawa anorganik

    sederhana. Emas (I) oksida, Au2 adalah salah satu senyawa yang stabil dengan tingkat oksidasi

    +1, seperti halnya tembaga, tingkat oksidasi +1 ini hanya stabil dalam senyawa padatan, karena

    semua larutan garam emas (I) mengalami disproporsionasi menjadi logam emas dan ion emas

    (III) menurut persamaan reaksi : 

    3Au+(aq) → 2Au(s) + Au3+(aq) 

    Secara kimiawi emas tergolong inert sehingga disebut logam mulia. Emas tidak bereaksi

    dengan oksigen dan tidak terkorosi di udara di bawah kondisi normal. Namun emas terurai dalam

    larutan sianida dalam tekanan udara. Emas juga tidak bereaksi dengan asam atau basa apapun.

    Akan tetapi emas bereaksi dengan halogen dan aqua regia.

    Reaksi emas dengan halogen

    Logam emas bereaksi dengan klorin, Cl2, atau bromin, Br2, untuk membentuk trihalida emas

    (III) klorida, AuCl3, atau emas (III) bromida, AuBr3.

    2Au(s) + 3Cl2(g) → 2AuCl3(s) 

    2Au(s) + 3Br2(g) → 2AuBr3(s) 

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    26/34

    AuCl3 dapat larut dalam asam hidroksida pekat menghasilkan ion tetrakloroaurat (III), [AuCl4]-,

    suatu ion yang merupakan salah satu komponen dalam “emas cair”, yaitu suatu campuran spesies

    emas dalam larutan yang akan mengendapkan suatu film logam emas jika dipanaskan.Di lain

     pihak, logam emas bereaksi dengan iodin, I2, untuk membentuk monohalida, emas (I) iodida,

    AuI.

    2Au(s) + I2(g) → 2AuI(s) 

    Emas dapat larut pada aqua regia, yaitu campuran tiga bagian volum asam klorida pekat dan atau

     bagian volum asam nitrat pekat ( Jabir ibn-Hayyan, ca. 760-815 ) : Au(s) + 4HCL (aq) +

    HNO3(aq) → HAuCl4(aq) + NO (g) + 2H2O(l)s

    Tools 1.

     

    SAG (Semi auto-genous grinding mill)

    SAG adalah mesin yang berbentuk bundar yang berguna untuk menghaluskan material-material

    yang keras. SAG bekerja dengan memutar dan mengikis sedikit demi sedikit bahan material di

    dalamnya sampai halus. SAG biasanya digunakan dalam industri batu-batuan. Bahan baku SAG

    akan dimasukan dari bagian tengah dan produk akan keluar di ujung bagian tengah sisi lainnya.

    SAG terdiri atas mill shell, grinder, filter.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    27/34

    2.  Cyclone 

    Dalam produksi emas mesin cyclone digunakan untuk memisahkan bijih tembaga dari kotoran-

    kotoran atau mineral lainnya yang tidak diinginkan. Cara ke4rja mesin cyclone adalah dengan

    mengaliri udara yang kencang ke tabung sehingga bijih tembaga akan terpisah dari kotoran

    kotorannya.

    3.  Alat voltasi

    Alat ini memisah bijih tembaga menjadi tembaga, perak dan emas dengan menggunakan aliran

    listrik.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    28/34

    4.  Grinder

    Untuk menghaluskan bijih tembaga hasil SAG agar lebih halus lagi. Alat ini bekerja dengan cara

    memutar.

    5.  Roaster

    Dalam produksi coklat bubuk/cocoa powder, roaster digunakan untuk memanggang biji coklat

    sehingga terpisah dari kulitnya. Bahan baku akan dituang dari atas dan dialirkan udara panaskedalam tabung tersebut sehingga biji coklat terpanggang.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    29/34

     

    6.  Presser

    Alat ini untuk mengepress adonan coklat untuk memisahkan coklat dan lemak coklatnya. Hasil

    alat ini adalah adonan keras kue coklat yang berbentuk bundar dan lemak coklat/cocoa butter.

    7.  Drum

    Alat ini system kerjanya hampir mirip seperti mesin cuci yaitu seccara memutar. Pengisian bahan

     baku dan pengeluaran produk masih dilakukan secara manual. Alat ini digunakan tiga kali dalam

     produksi kuliat yaitu, perendaman, bleaching dan drying.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    30/34

    8.  Splittingg machine

    Alat ini digunakan untuk mengiris kuliat bagian atas untuk dijadikan produk. Kulit mentah akan

    dimasukin ke dalam alat ini dan akan di iris oleh pisau yang ada di dalamnya.

    9.  Embossing machine

    Kerja mesin ini adalah seperti mesin press, dimana kuliat yang dimasukan ke alat ini hasilnya

    akan menimbulkan corak-corak yang khas di produk-produk kulit.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    31/34

    KESIMPULAN

    Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman cokelat yang cukup besar. Namun

    kenyataan yang terjadi banyak dari biji cokelat di ekspor kemudian di impor kembali dalam bentuk

     produk jadi dengan harga yang jauh lebih tinggi. Oleh sebab itu, menurut kami pemerintah dan swasta

     perlu membangun industry kakao powder di Indonesia karena sumber daya yang melimpah. Industri ini

    masih sangat terbuka lebar dan menawarkan potensi keuntungan yang cukup besar.

    Menurut kami, Industri Pengolahan Kulit atau Industri Penyamakan Kulit yang dilakukan pada

    umumnya di Indonesia telah berkembang dengan pesat setiap tahunnya. Karena pada website yang telah

    say abaca tersebut, dijelaskan bahwa di daerah Garut, Jawa Barat saja terdapat 330 industri penyamakan

    kulit yang dijadikan sumber nafkah bagi sebagian besar warga Garut, Jawa Barat khususnya.

    Lalu pengertian dari Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah

    (hides atau skins) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak.

    Teknologi proses dalam industri penyamakan kulit terdiri dari tiga pokok tahapan yaitu proses pengerjaan

     basah (beam house), proses penyamakan (tanning ) dan penyelesaian ( finishing ). Industri penyamakan

    kulit dari kulit sapi sudah banyak berkembang di Indonesia. Produk-produk olahan yang dihasilkan juga

    sudah cukup banyak.

    Setiap proses memerlukan tambahan bahan kimia dan pada umumnya memerlukan banyak air,

    tergantung jenis kulit mentah yang digunakan serta jenis kulit jadi yang dikehendaki. Penambahan bahan

    kimia ini tentu menyebabkan pencemaran yang cukup besar dari industri ini. Bahan-bahan kimia ini dapat

    mencemari air sisa pengolahan kulit samak berupa air limbah. Air limbah ini memerlukan perlakuan-

     perlakuan tersendiri agar dapat dibuang ke lingkungan dan tidak merusak lingkungan.

    Limbah cair industri penyamakan kulit nampak paling menonjol dibandingkan limbah padat

    maupun gasnya karena volumenya yang cukup banyak. Disamping volume yang banyak, zat- zat

     pencemaran yang terkandung dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan dampak yang

     paling cepat berpengaruh adalah berbau busuk dan kadang- kadang secara visual nampak berbuih banyak.

    Secara umum air limbah penyamakan kulit mengandung bagian- bagian dari kulit seperti bulu, sisa

    daging, potongan kulit dan bahan kimia sisa dari yang ditambahkan dalam proses penyamakan kulit.

    Permintaan pasar tas kulit relatif bagus karena produk dengan bahan baku khusus ini memiliki

     pangsa pasar tersendiri. Kualitas produk dari kulit samak dari Indonesia cukup baik sehingga tidak jarang

    diekspor hingga ke mancanegara. Untuk menjaga harga produk, dilakukan proteksi terhadap impor bahan

     baku kulit mentah maupun bahan setengah jadi ke Indonesia.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    32/34

    Menurut kami Indonesia adalah negara yang kaya akan emas dan dapat dimanfaatkan untuk

    masa depan pembangunan negara kita. Namun akibat dari kurangnya kualitas sumber daya manusia

    menyebabkan terjadinya ketergantungan dengan perusahaan-perusahaan swasta terutama dari negara lain

    dalam melakukan kegiatan pertambangan. Perjanjian yang dibuat antara Indonesia dengan perusahaan

    negara lain itu cenderung merugikan Indonesia. Terbukti terdapat perusahaan seperti PT Freeport yang

    secara diam-diam mengambil emas Indonesia. Oleh sebab itu sangat penting untuk mengawasi sumber

    daya di Indonesia, sebab sumber daya itu harus digunakan untuk kesejaheraan bersama seperti tercantum

    dalam UUD 1945 tentang pengelolaan sumber daya alam. Maka dari itu pemerintah perlu melakukan

    usaha pengelolaan yang benar dan bersih dari korupsi sehingga negara tidak dirugikan.

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    33/34

    Daftar Pustaka

    1.  Inaforesta. 2014. History of Cocoa. [ONLINE] Available at:

    http://www.worldagroforestrycentre.org/treesandmarkets/inaforesta/history.htm .  [Accessed 07

    December 14].

    2.  thesis.binus.ac.id. 2011. Bab 4 Hasil dan Pembahasan. [ONLINE] Available

    at:http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00470-mn%204.pdf  . [Accessed 10 November 14].

    3.  BPKM. 2007. PELUANG INVESTASI INDUSTRI PENGOLAHAN KAKAO PASTA,

    KAKAO BUTTER DAN KAKAO POWDER TAHUN ANGGARAN 2007 . [ONLINE]

    Available at:

    http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/PELUANG%20INVESTASI%20IN

    DUSTRI%20PENGOLAHAN%20KAKAO%20PASTA,%20KAKAO%20BUTTER%20DAN%

    20KAKAO%20POWDER%20TAHUN%20ANGGARAN%202007.pdf . [Accessed 13 December

    14].

    4.  Yunianta, T, 2010. LIMBAH CAIR INDUSTRI KAKAO SEBAGAI BAHAN PEMBUAT

     NATA. Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, 31-34.

    5.  Rusman. M, Hidayat. M. 2014. TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH KAKAO UNTUK

    PAKAN TERNAK. [ONLINE] Available at:

    http://sultra.litbang.pertanian.go.id/ind/images/phocadownload/teknologi/4%20%20teknologi%20

    limbah%20kulit%20buah%20kakao%20di%20sultra.pdf .  [Accessed 13 December 14]. 

    6. 

    http://www.atlmysite.com/02-19/2750.html 

    7. 

    https://en.trituradoras-de-roca.com/wiki/260.html 

    8. 

    http://www.inplace.com/industries/cement-mining/ 

    9. 

    http://billpentz.com/woodworking/cyclone/equipment.cfm 

    10. 

    http://www.hanningfield.com/improve/ 

    11. 

    http://www.cacaochocolade.nl/main.php?lng=1&p=inhoud&h=3&g=1&s=3&z=0&sp=&PHPSESSI

    D=0c1573ba663effcaba18108dc46c6f14 

    12. 

    http://www.chocolaterierobert.com/en/pure-cocoa-butter 

    13. 

    http://us.cricut.com/home/learn/cuttlebug 

    14. 

    http://www.diytrade.com/china/pd/4478030/Embossing_Machine_for_leather_paper_3_20_to

    n.html 

    15. 

    http://www.karsamakina.com/hydraulic-press-machine-leather-embossing-km550.html 

    16. www.jualkulitelco.com 

    17. http://dony-romadona.blogspot.com/2012/11/industri-penyamakan-kulit-sapi_7053.html?m=1  

    http://www.worldagroforestrycentre.org/treesandmarkets/inaforesta/history.htmhttp://www.worldagroforestrycentre.org/treesandmarkets/inaforesta/history.htmhttp://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00470-mn%204.pdfhttp://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00470-mn%204.pdfhttp://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00470-mn%204.pdfhttp://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/PELUANG%20INVESTASI%20INDUSTRI%20PENGOLAHAN%20KAKAO%20PASTA,%20KAKAO%20BUTTER%20DAN%20KAKAO%20POWDER%20TAHUN%20ANGGARAN%202007.pdfhttp://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/PELUANG%20INVESTASI%20INDUSTRI%20PENGOLAHAN%20KAKAO%20PASTA,%20KAKAO%20BUTTER%20DAN%20KAKAO%20POWDER%20TAHUN%20ANGGARAN%202007.pdfhttp://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/PELUANG%20INVESTASI%20INDUSTRI%20PENGOLAHAN%20KAKAO%20PASTA,%20KAKAO%20BUTTER%20DAN%20KAKAO%20POWDER%20TAHUN%20ANGGARAN%202007.pdfhttp://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/PELUANG%20INVESTASI%20INDUSTRI%20PENGOLAHAN%20KAKAO%20PASTA,%20KAKAO%20BUTTER%20DAN%20KAKAO%20POWDER%20TAHUN%20ANGGARAN%202007.pdfhttp://sultra.litbang.pertanian.go.id/ind/images/phocadownload/teknologi/4%20%20teknologi%20limbah%20kulit%20buah%20kakao%20di%20sultra.pdfhttp://sultra.litbang.pertanian.go.id/ind/images/phocadownload/teknologi/4%20%20teknologi%20limbah%20kulit%20buah%20kakao%20di%20sultra.pdfhttp://sultra.litbang.pertanian.go.id/ind/images/phocadownload/teknologi/4%20%20teknologi%20limbah%20kulit%20buah%20kakao%20di%20sultra.pdfhttp://www.atlmysite.com/02-19/2750.htmlhttp://www.atlmysite.com/02-19/2750.htmlhttps://en.trituradoras-de-roca.com/wiki/260.htmlhttps://en.trituradoras-de-roca.com/wiki/260.htmlhttp://www.inplace.com/industries/cement-mining/http://www.inplace.com/industries/cement-mining/http://billpentz.com/woodworking/cyclone/equipment.cfmhttp://billpentz.com/woodworking/cyclone/equipment.cfmhttp://www.hanningfield.com/improve/http://www.hanningfield.com/improve/http://www.hanningfield.com/improve/http://www.cacaochocolade.nl/main.php?lng=1&p=inhoud&h=3&g=1&s=3&z=0&sp=&PHPSESSID=0c1573ba663effcaba18108dc46c6f14http://www.cacaochocolade.nl/main.php?lng=1&p=inhoud&h=3&g=1&s=3&z=0&sp=&PHPSESSID=0c1573ba663effcaba18108dc46c6f14http://www.cacaochocolade.nl/main.php?lng=1&p=inhoud&h=3&g=1&s=3&z=0&sp=&PHPSESSID=0c1573ba663effcaba18108dc46c6f14http://www.cacaochocolade.nl/main.php?lng=1&p=inhoud&h=3&g=1&s=3&z=0&sp=&PHPSESSID=0c1573ba663effcaba18108dc46c6f14http://www.cacaochocolade.nl/main.php?lng=1&p=inhoud&h=3&g=1&s=3&z=0&sp=&PHPSESSID=0c1573ba663effcaba18108dc46c6f14http://www.chocolaterierobert.com/en/pure-cocoa-butterhttp://www.chocolaterierobert.com/en/pure-cocoa-butterhttp://www.chocolaterierobert.com/en/pure-cocoa-butterhttp://us.cricut.com/home/learn/cuttlebughttp://us.cricut.com/home/learn/cuttlebughttp://us.cricut.com/home/learn/cuttlebughttp://www.diytrade.com/china/pd/4478030/Embossing_Machine_for_leather_paper_3_20_ton.htmlhttp://www.diytrade.com/china/pd/4478030/Embossing_Machine_for_leather_paper_3_20_ton.htmlhttp://www.diytrade.com/china/pd/4478030/Embossing_Machine_for_leather_paper_3_20_ton.htmlhttp://www.diytrade.com/china/pd/4478030/Embossing_Machine_for_leather_paper_3_20_ton.htmlhttp://www.diytrade.com/china/pd/4478030/Embossing_Machine_for_leather_paper_3_20_ton.htmlhttp://www.karsamakina.com/hydraulic-press-machine-leather-embossing-km550.htmlhttp://www.karsamakina.com/hydraulic-press-machine-leather-embossing-km550.htmlhttp://www.karsamakina.com/hydraulic-press-machine-leather-embossing-km550.htmlhttp://www.jualkulitelco.com/http://www.jualkulitelco.com/http://www.jualkulitelco.com/http://dony-romadona.blogspot.com/2012/11/industri-penyamakan-kulit-sapi_7053.html?m=1http://dony-romadona.blogspot.com/2012/11/industri-penyamakan-kulit-sapi_7053.html?m=1http://dony-romadona.blogspot.com/2012/11/industri-penyamakan-kulit-sapi_7053.html?m=1http://dony-romadona.blogspot.com/2012/11/industri-penyamakan-kulit-sapi_7053.html?m=1http://www.jualkulitelco.com/http://www.karsamakina.com/hydraulic-press-machine-leather-embossing-km550.htmlhttp://www.diytrade.com/china/pd/4478030/Embossing_Machine_for_leather_paper_3_20_ton.htmlhttp://www.diytrade.com/china/pd/4478030/Embossing_Machine_for_leather_paper_3_20_ton.htmlhttp://us.cricut.com/home/learn/cuttlebughttp://www.chocolaterierobert.com/en/pure-cocoa-butterhttp://www.cacaochocolade.nl/main.php?lng=1&p=inhoud&h=3&g=1&s=3&z=0&sp=&PHPSESSID=0c1573ba663effcaba18108dc46c6f14http://www.cacaochocolade.nl/main.php?lng=1&p=inhoud&h=3&g=1&s=3&z=0&sp=&PHPSESSID=0c1573ba663effcaba18108dc46c6f14http://www.hanningfield.com/improve/http://billpentz.com/woodworking/cyclone/equipment.cfmhttp://www.inplace.com/industries/cement-mining/https://en.trituradoras-de-roca.com/wiki/260.htmlhttp://www.atlmysite.com/02-19/2750.htmlhttp://sultra.litbang.pertanian.go.id/ind/images/phocadownload/teknologi/4%20%20teknologi%20limbah%20kulit%20buah%20kakao%20di%20sultra.pdfhttp://sultra.litbang.pertanian.go.id/ind/images/phocadownload/teknologi/4%20%20teknologi%20limbah%20kulit%20buah%20kakao%20di%20sultra.pdfhttp://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/PELUANG%20INVESTASI%20INDUSTRI%20PENGOLAHAN%20KAKAO%20PASTA,%20KAKAO%20BUTTER%20DAN%20KAKAO%20POWDER%20TAHUN%20ANGGARAN%202007.pdfhttp://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/PELUANG%20INVESTASI%20INDUSTRI%20PENGOLAHAN%20KAKAO%20PASTA,%20KAKAO%20BUTTER%20DAN%20KAKAO%20POWDER%20TAHUN%20ANGGARAN%202007.pdfhttp://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/ppi/PELUANG%20INVESTASI%20INDUSTRI%20PENGOLAHAN%20KAKAO%20PASTA,%20KAKAO%20BUTTER%20DAN%20KAKAO%20POWDER%20TAHUN%20ANGGARAN%202007.pdfhttp://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00470-mn%204.pdfhttp://thesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2011-1-00470-mn%204.pdfhttp://www.worldagroforestrycentre.org/treesandmarkets/inaforesta/history.htm

  • 8/19/2019 [Makalah PTK Industri]_Kelompok 7(Alver, Ardha, Barneus, Evan)_Industri Emas, Kulit, Kakao Powder

    34/34