jurnal cem-ceman kel 5.docx

12
KARAKTERISTIKMUTU MINYAK CEM-CEMAN DENGAN PENAMBAHANBUNGA KENANGA (Cananga odorata)MENGGUNAKAN METODE MASERASI DAN ENTRAPPING Faiq F Faqih, Intan Marta Sari, Ayu Pradita Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Jember, Jember Jl. Kalimantan I Kampus Tegal Boto Jember 68121 Jember Jawa Timur ABSTRAK Kenanga (Cananga odorata)merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak kenanga dengan aroma yang cukup menyengat. Bunga berwarna kuning kehijauan dan kuning dapat menghasilkan minyak dengan kualitas serta aroma yang baik. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bunga kenanga dan perbedan metode pembuatan terhadap karakteristik mutu minyak cem- ceman yang diperoleh berdasarkan sifat fisik meliputi warna, aroma dan uji kesukaan. Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu maserasi (pencelupan) dan entrapping (pemerangkapan).Kualitas minyak diketahui setelah penyimpan selama + 24 jam. Hasil praktikum menunjukkan bahwa minyak cem-ceman yang dibuat menggunakan metode maserasi warnanya lebih cerah yakni 36,83 serta memiliki aroma khas bunga kenanga yang tajam.. Berdasarkan warna, aroma dan uji kesukaan minyak cem-ceman metode maserasi lebih disukai panelis Kata kunci :Cananga odorata, minyak cem-ceman, kualitas minyak cem-ceman bunga kenanga PENDAHULUAN

Upload: ikhwan-samsul-hadi-s

Post on 04-Jan-2016

393 views

Category:

Documents


42 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal cem-ceman kel 5.docx

KARAKTERISTIKMUTU MINYAK CEM-CEMAN DENGAN PENAMBAHANBUNGA

KENANGA (Cananga odorata)MENGGUNAKAN METODE MASERASI DAN

ENTRAPPING

Faiq F Faqih, Intan Marta Sari, Ayu Pradita

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Jember, Jember

Jl. Kalimantan I Kampus Tegal Boto Jember 68121 Jember Jawa Timur

ABSTRAK

Kenanga (Cananga odorata)merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak

kenanga dengan aroma yang cukup menyengat. Bunga berwarna kuning kehijauan dan kuning

dapat menghasilkan minyak dengan kualitas serta aroma yang baik. Praktikum ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh penambahan bunga kenanga dan perbedan metode pembuatan

terhadap karakteristik mutu minyak cem-ceman yang diperoleh berdasarkan sifat fisik meliputi

warna, aroma dan uji kesukaan. Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu maserasi

(pencelupan) dan entrapping (pemerangkapan).Kualitas minyak diketahui setelah penyimpan

selama + 24 jam. Hasil praktikum menunjukkan bahwa minyak cem-ceman yang dibuat

menggunakan metode maserasi warnanya lebih cerah yakni 36,83 serta memiliki aroma khas

bunga kenanga yang tajam.. Berdasarkan warna, aroma dan uji kesukaan minyak cem-ceman

metode maserasi lebih disukai panelis

Kata kunci :Cananga odorata, minyak cem-ceman, kualitas minyak cem-ceman bunga

kenanga

PENDAHULUAN

Tanaman kenanga (Cananga odorata) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil

minyak atsiri (Sastrohamidjojo, 2002) . Menurut Burdock dkk (2001) bunga kenanga (Cananga

odorata) merupakan bunga yang berasal dari beberapa negara di Asia Tenggara khususnya

Filipina, Thailand dan Indonesia. Bunga kenanga yang berasal dari Indonesia khususnya Jawa

yaitu bunga kenanga spesies Cananga odorata forma macrophylla dapat menghasilkan minyak

Page 2: jurnal cem-ceman kel 5.docx

kenanga. Sementara itu, bunga kenanga yang berasal dari Filipina dan Thailand yaitu bunga

kenanga spesies Cananga odorata forma genuina dan Cananga odorata forma fruticosa dapat

menghasilkan minyak ylang-ylang.

Bunga kenanga yang berwarna kuning kehijauan dan kuning dapat menghasilkan minyak

dengan kualitas yang baik. Minyak kenanga banyak digunakan dalam industri flavor, parfum,

kosmetika, farmasi, sabun, aromaterapi dan spa (Burdock dkk, 2001) . Minyak kenanga

merupakan salah satu jenis minyak yang memiliki aroma khas yaitu beraroma floral dan

berwarna kuning muda hingga kuning tua. Kenanga juga dapat digunakan sebagai bahan

tambahan pembuatan minyak cem-ceman yang berbahan baku minyak kelapa.

Menurut Alamsyah (2005) Minyak kelapa selain digunakan sebagai minyak goreng,

bahan margarin dan mentega putih, komponen dalam pembuatan sabun serta formulasi

kosmetika juga dapat digunakan sebagai minyak pijat, kerik, dan minyak cem-ceman (Sutarmi

dan Rozaline, 2006).Pada umumnya minyak cem-ceman bunga kenanga diperoleh dengan cara

maserasi, enfleurasi danentrapping .Metode maserasi adalah cara ekstraksi yang dilakukan

dengan cara merendam bahan dalam pelarut selama beberapa hari pada temperatur kamar dan

terlindung dari cahaya dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan (Syamsuni, 2006).

Metode entrapping (pemerangkapan) dilakukan dengan pemerangkapan aroma bunga

dalam wadah tertutup. Karakteristik minyak cem-ceman aroma bunga kenanga (Cananga

odorata)yang dihasilkan dipengaruhi oleh metode pembuatan yang digunakan.Salah satunya

yaitu metode maserasi dan entrappingPraktikum ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

mutu minyak cem-ceman yang dihasilkan menggunakan perbedaan metode pembuatannya.

METODE PRAKTIKUM

a. Metode Praktikum

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui karakterisasi minyak cem-ceman bunga kenanga

dengan perbedaan metode pembuatannya. Metode yang digunakan yaitu maserasi dan

entrapping.

b. Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Hasil Pertanian FTP Universitas Jember.

Pada tanggal 23 Februari 2015.

Page 3: jurnal cem-ceman kel 5.docx

c. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini diantaranya yaitu minyak kelapa 30 gram,

bunga kenanga yang sudah dirajang 15 gram. Sedangkan alat-alat yang digunakan yaitu pisau

untuk mengecilkan ukuran, telenan, sloki,beaker glass dan toples.

d. Cara Pembuatan

Tahap pertama yang dilakukan adalah persiapan bahan. Bunga kenanga (Cananga

odorata) dirajang dan ditimbang sebanyak 15 gram menggunakan neraca analitik. 30 gram

minyak kelapa dimasukkan kedalam sloki atau beaker glass. Perbandingan antara minyak

dengan bunga kenanga baik metode maserasi maupun entrapping adalah 2:1.

Pada metode maserasi minyak dan rajangan bunga kenanga dimasukkan kedalam beaker

glass, selanjutnya beaker glas dimasukkan kedalam toples dan ditutup rapat, kemudian

didiamkan selama + 24 jam. Sedangkan pada metode entrapping 30 gram minyak kelapa

dimasukkan kedalam sloki. Sloki dimasukkan kedalam toples, selanjutnya rajangan bunga

kenanga ditaburkan mengelilingi gelas sloki.Toples ditutup rapat dan didiamkan selama + 24

jam. Minyak cem-ceman yang sudah jadi disaring untuk memisahkan minyak dengan bunga.

Terakhir yakni di uji karakteristik mutunya.

e. Metode Analisis

Pengamatan yang dilakukan meliputi analisis perbedaan warna, aroma dan uji kesukaan

panelis terhadap minyak cem-ceman yang dihasilkan.

Warna

Pengukuran terhadap warna minyak cem-ceman dilakukan dengan menggunakancolor reader 

Pertama-tama .color reader diaktifkan dengan menekan tombolon. Pengukuran diawali dengan

standarisasi alat. Ujung lensa alat ditempelkan pada permukaan minyak cem-ceman yang akan

diamati. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan dirata-rata. L (Lightness) menunjukkan

tingkat terangnya suatu warna dimana 0 menunjukkan warna hitam dan 100 menunjukkan

warna putih. a menunjukkan warna hijau dan merah, dimana a+ adalah merah dan a- adalah

hijau. Sedangkan b menunjukkan warna biru dan kuning dimana b+ adalah kunign dan b-

adalah biru.

Page 4: jurnal cem-ceman kel 5.docx

Aroma

Karakteristik mutu minyak cem-ceman berdasarkan aroma diamati dengan mencium aroma

minyak cem-ceman setelah disimpan selama + 24 jam.

Uji Kesukaan

Pada uji kesukaan secara keseluruhan dalam jurnal ini menggunakan sepuluh panelis untuk

memberikan nilai pada masing-masing sampel yang disajikan. Minyak cem-ceman yang dibuat

menggunakan metode maserasi(pencelupan) maupun entrapping (pemerangkapan) diberi tiga

digit angka berbeda untuk menghilangkan indeks biasnya. Panelis diminta mengisi kuisioner

dan memberikan nilai pada masing-masing sampel berdasarkan tingkat kesukaanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Warna Minyak Cem-ceman

Tabel 1. Warna minyak cem-cemanbunga kenanga menggunakan metode maserasi dan

entrapping

Parameter Maserasi Entrapping

Colour

reader

Sebelum 41,3 41,3

Sesudah 36,83 36,03

Berdasarkan hasil praktikum minyak cem-ceman bunga kenanga, dilakukan

pengukuran warna menggunakan color reader baik metode maserasi maupun metode

entrapping. Dari pengukuran tersebut pada metode maserasi didapatkan nilai L 36,83

sedangkan pada metode entrapping didapatkan nilai L 36,03.Hal ini disebabkan karena

metode maserasi kontak dengan bahan secara langsung. Bunga kenanga mengandung saponin,

flavonoida, poilifenol dan minyak atsiri (Depkes RI, 2001).

Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa-senyawa polifenol yang mempunyai 15

atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang dihubungkan menjadi satu oleh rantai linier

yang terdiri dari tiga atom karbon. Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa 1,3 diaril

Page 5: jurnal cem-ceman kel 5.docx

propana, senyawa isoflavonoid adalah senyawa 1,2 diaril propana, sedangkan senyawa-

senyawa neoflavonoid adalah 1,1 diaril propana.

Flavonoid mengandung sistem aromatik yang terkonjugasi sehingga menunjukkan

pita serapan kuat pada daerah spektrum sinar ultraviolet dan spektrum sinar tampak,

umumnya dalam tumbuhan terikat pada gula yang disebut dengan glikosida (Harborne, 1996).

Oleh karena itu, senyawa flavonoid ini juga dapat mempengaruhi hasil dari maserasi minyak

cem-ceman yang telah dilakukan.

Pada dasarnya minyak terdiri dari 2 golongan yaitu zat warna alamiah dan warna dari

hasil degenerasi zat warna alamiah. Zat warna yang termasuk golongan alamiah (Natural

Coloring Matter) ini terdapat secara alamiah didalam bahan yang mengandung minyak dan

ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain terdiri

dari α dan β karoten, xantofil, klorofil, dan anthosyanin. Zat warna ini menyebabkan minyak

berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan, dan kemerah-merahan.

Menurut Ketaren (2008)Pigmen berwarna merah jingga atau kuning disebabkan oleh

karotenoid yang bersifat larut dalam minyak. Karotenoid merupakan persenyawaan

hidrokarbon tak jenuh. Jika minyak dihidrogenasi, karotenoid tersebut juga ikut

terhidrogenasi, sehingga intensitas warna kuning berkurang. Karotenoid bersifat tidak stabil

pada suhu tinggi, dan jika minyak dialiri uap panas maka warna kuning akan hilang.

Karotenoid tersebut tidak dapat dihilangkan dengan proses oksidasi. Bunga kenanga

mengandung klorofil yang apabila kontak dengan minyak secara langsung dapat

mempengaruhi warna minyak itu sendiri. Klorofil sulit dipisahkan dari minyak sehingga

warna maserasi minyak cem-ceman menjadi kuning kehijauan.

Aroma Minyak Cem-ceman

Tabel 2.Aroma minyak cem-cemanbunga kenanga menggunakan metode maserasi dan

entrapping

Page 6: jurnal cem-ceman kel 5.docx

Keterangan : semakin (+) semakin

beraroma bunga kenanga

Perbedaan metode pembuatan minyak

cem-ceman berpengaruh nyata terhadap produk yang dihasilkan . Hal ini dapat dilihat pada

table diatas, dimana minyak cem-ceman yang dibuat dengan metode maserasi memiliki aroma

khas bunga kenanga. Berdasarkan literature metode maserasi ini merupakan proses yang sangat

menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena dengan perendaman sampel

tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di

dalam dan di luar sel ,sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut

dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama

perendaman yang dilakukan untuk proses maserasi.

Metode maserasi dapat memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan

kelarutan senyawa bahan alam dalam pelarut yang digunakan. Menurut Oktapiyani (2004)

komponen linalool merupakan salah satu komponen utama penyusun minyak atsiri kenanga

dan sebagai komponen penentu kualitas minyak atsiri kenanga. Hal ini dikarenakan linalool

merupakan senyawa yang memberikan aroma khas wangi.

Tingkat Kesukaan Panelis

Metode Aroma

Maserasi +++++

Entraping ++

Page 7: jurnal cem-ceman kel 5.docx

Maserasi Entrapping0

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

Rat

a-ra

ta K

esuk

aan

Pan

elis

Grafik 1. Grafik uji kesukaan minyak cem-ceman menggunakan metode skoring

Dari hasil uji kesukaan menggunakan metode skoring dengan jumlah panelis sebanyak

sepuluh orang diketahui bahwa skor rata-rata minyak cem-ceman yang dibuat menggunakan

metode skoring besarnya 4,6, sedangkan minyak cem-ceman yang dibuat menggunakan

metode entrapping besarnya 2,3. Dari hasil pengujian dan perhitungan tersebut diketahui

bahwa minyak cem-ceman yang dibuat menggunakan metode maserasi hasilnya berbeda nyata

dengan minyak cem-ceman metode entrapping yang berarti minyak cem-ceman metode

maserasi lebih disukai oleh panelis.

Aroma yang dihasilkan minyak cem-ceman metode maserasi lebih menyengat dan

dihasilkan bau yang lebih enak atau khas aroma bunga kenanga dibandingkan dengan aroma

yang dihasilkan dari metode entrapping. Hal ini disebabkan karena pada metode maserasi

terjadi kontak secara langsung antara bahan baku dengan solvent. Minyak cem-ceman yang

dibuat menggunakan metode maserasi memiliki aroma khas bunga kenanga yang disebabkan

karena adanya senyawa aromatic berupa linalool.

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa minyak cem-ceman yang

dibuat menggunakan metode maserasi (pencelupan) memiliki aroma khas bunga kenanga yang

lebih tajam. Selain itu, pada pengukuran warna menggunakan colour reader derajat warna yang

diperoleh juga lebih tinggi yaitu 36,83 sehingga lebih disukai oleh panelis.

Page 8: jurnal cem-ceman kel 5.docx

SARAN

Pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih teliti dan berhati-hati dalam

melaksanakan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, NA.2005.Virgin Coconut Oil Minyak Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta. Agro Media

Pustaka. Hal.18-38

Burdock, George A., and I. G. Carabin, 2001, Safety Assessment of Ylang-ylang(Cananga spp.)

as a Food Ingredient, Vero Beach FL 32960, USA.

Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI, 2001. Profil Kesehatan Indonesia 2000.

Jakarta: Depkes RI

Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia. Bandung. Terbitan ke-II .a.b. Kosasih Padmawinata.

Penerbit ITB

Ketaren, S. 2008 .Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Jakara: Universitas

Indonesia

Cetakan Pertama. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Sastrohamidjojo,H., 2002, Kimia Minyak

Atsiri. Yogyakarta. FMIPA UGM.

Sidik dan H. Mudahar. 2000. Ekstraksi tumbuhan obat, metode dan faktor-faktor yang

mempengaruhi mutunya. Jakarta. Makalah pada seminar sehari Perhipba Komasariat

jakarta. Universitas 17 Agustus 1945. hal 8

Sutarmi dan Rozaline, H., 2005. Taklukkan Penyakit dengan VCO. Jakarta. Penebar Swadaya.

Hal. 11-29.

Syamsuni, H. A., 2006. Ilmu Resep. Jakarta. Buku Kedokteran EGC. Hal 166-171