journal

5
Azman Hakim Hassanuddin 030.08.270 Universitas Trisakti PEMERIKSAAN URINE TERHADAP PROTEIN TUJUAN 1. Untuk menentukan adanya protein dalam urine 2. Untuk menentukan adanya indikasi kelainan-kelainan pada fungsi renal PRINSIP Pemeriksaan berdasarkan pengendapan protein yang terjadi dalam suasana asam, karena hasil pemeriksaan dinilai dari kekeruhan, maka urine harus jernih. Cara Mengukur Protein di Dalam Urin Metode yang dipakai untuk mengukur proteinuria saat ini sangat bervariasi dan bermakna. Metode dipstik mendeteksi sebagian besar albumin dan memberikan hasil positif palsu bila pH >7,0 dan bila urin sangat pekat atau terkontaminasi darah. Urin yang sangat encer menutupi proteinuria pada pemeriksaan dipstik. Jika proteinuria yang tidak mengandung albumin dalam jumlah cukup banyak akan menjadi negatif palsu. Ini terutama sangat penting untuk menentukan protein Bence Jones pada urin pasien dengan multipelk mieloma. Tes untuk mengukur konsentrasi urin total secara benar seperti pada presipitasi dengan asam sulfosalisilat atau asam triklorasetat. Sekarang ini, dipstik yang sangat sensitif tersedia di pasaran dengan kemampuan mengukur mikroalbuminuria (30-300 mg/hari) dan merupakan petanda awal dari penyakit glomerulus yang terlihat untuk memprediksi jejas glomerulus pada nefropati diabetik dini. Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung dari mekanisme jejas pada ginjal yang berakibat hilangnya protein. Sejumlah besar protein secara normal melewati kapiler glomerulus, tetapi tidak memasuki urin. Muatan dan selektifitas dinding glomerulus mencegah transportasi albumin, globulin, dan protein dengan berat molekul besar lainnya untuk menembus dinding glomerulus. Akan tetapi, jika sawar ini rusak, terdapat kebocoran protein plsama ke dalam urin (proteinuria glomerulus). Protein yang lebih kecil (100kDal) sementara foot processes dari epitel atau podosit akan memungkinkan lewatnya air dan solut kecil untuk transport melalui saluran yang sempit. Saluran ini ditutupi oleh anion glikoprotein yang kaya akan glutamat, asam partat, asam sialat

Upload: azman-hakim

Post on 21-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tell me more

TRANSCRIPT

Page 1: journal

Azman Hakim Hassanuddin 030.08.270 Universitas Trisakti

PEMERIKSAAN URINE TERHADAP PROTEIN

TUJUAN1. Untuk menentukan adanya protein dalam urine2. Untuk menentukan adanya indikasi kelainan-kelainan pada fungsi renalPRINSIPPemeriksaan berdasarkan pengendapan protein yang terjadi dalam suasana asam, karena hasil pemeriksaan dinilai dari kekeruhan, maka urine harus jernih.

Cara Mengukur Protein di Dalam Urin

Metode yang dipakai untuk mengukur proteinuria saat ini sangat bervariasi dan bermakna. Metode dipstik mendeteksi sebagian besar albumin dan memberikan hasil positif palsu bila pH >7,0 dan bila urin sangat pekat atau terkontaminasi darah. Urin yang sangat encer menutupi proteinuria pada pemeriksaan dipstik. Jika proteinuria yang tidak mengandung albumin dalam jumlah cukup banyak akan menjadi negatif palsu. Ini terutama sangat penting untuk menentukan protein Bence Jones pada urin pasien dengan multipelk mieloma. Tes untuk mengukur konsentrasi urin total secara benar seperti pada presipitasi dengan asam sulfosalisilat atau asam triklorasetat. Sekarang ini, dipstik yang sangat sensitif tersedia di pasaran dengan kemampuan mengukur mikroalbuminuria (30-300 mg/hari) dan merupakan petanda awal dari penyakit glomerulus yang terlihat untuk memprediksi jejas glomerulus pada nefropati diabetik dini.

Derajat proteinuria dan komposisi protein pada urin tergantung dari mekanisme jejas pada ginjal yang berakibat hilangnya protein. Sejumlah besar protein secara normal melewati kapiler glomerulus, tetapi tidak memasuki urin. Muatan dan selektifitas dinding glomerulus mencegah transportasi albumin, globulin, dan protein dengan berat molekul besar lainnya untuk menembus dinding glomerulus. Akan tetapi, jika sawar ini rusak, terdapat kebocoran protein plsama ke dalam urin (proteinuria glomerulus). Protein yang lebih kecil (100kDal) sementara foot processes dari epitel atau podosit akan memungkinkan lewatnya air dan solut kecil untuk transport melalui saluran yang sempit. Saluran ini ditutupi oleh anion glikoprotein yang kaya akan glutamat, asam partat, asam sialat yang bermuatan negatif pada pH fisiologis. Muatan negatif ini akan menghalangi transport molekul anion seperti albumin.

Pemilihan sampel urin

Hasil urinalisa (pemeriksaan urin) terhadap kumpulan urin sepanjang 24 jam pada seseorang akan memberikan hasil yang hampir sama dengan urin sepanjang 24 jam berikutnya. Namun meskipun pada hari yang sama, hasil pemeriksaan pada saat-saat tertentu akan memberikan hasil yang berbeda. Sebagai contoh, urin pagi berbeda dengan urin siang atau malam. Berbagai jenis sampel urin antara lain urin sewaktu, urin pagi, urin postprandial, urin 24 jam serta urin 3 gelas dan urin 2 gelas pada pria.

1. Urin sewaktuUrin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan pada suatu waktu yang tak ditentukan secara khusus.

Page 2: journal

Urin ini dapat digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan. Urin ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang mengikuti pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus.

2. Urin pagiUrin pagi adalah urin yang dikeluarkan paling pagi setelah bangun tidur. Urin pagi lebih pekat daripada urin siang sehingga cocok untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein dll. Bagi kalangan kebidanan, urin pagi baik untuk pemeriksaan kehamilan berdasarkan adanya hormon human chorionic gonadotrophin (HCG) di dalam urin.

3. Urin postprandialUrin postprandial adalah urin yang pertama kali dilepaskan 1,5-3 jam setelah makan.Urin ini berguna untuk pemeriksaan glukosuria (adanya glukosa di dalam urin)

4. Urin 24 jamUrin 24 jam adalah urin yang dikumpulkan selama 24 jam, dengan cara:a. Siapkan botol besar bersih bertutup (minimal 1,5 L) umumnya dilengkapi pengawet.b. Jam 7 pagi urin dibuang.c. Urin selanjutnya (termasuk jam 7 esok hari) ditampung dan dicampur.Urin 24 jam diperlukan untuk pemeriksaan kuantitatif. Ada juga urin yang tak tak penuh 24 jam, misalnya urin siang 12 jam (jam 7 pagisampai dengan jam 7 malam) , urin malam 12 jam (jam 7 malam sampai dengan jam 7 pagi), urin 2 jam dll.

5. Urin 3 gelas dan urin 2 gelasUrin 3 gelas adalah urin yang ditampung sejumlah 3 gelas, dengan cara:a. Beberapa jam sebelumnya penderita dilarang berkemihb. Siapkan 3 gelas (sebaiknya gelas sedimen)c. Penderita berkemih langsung ke dalam gelas tanpa hentiGelas I diisi 20-30 ml pertama (berisi sel-sel uretra pars anterior dan prostatika)Gelas II diisi volume berikutnya (berisi unsur-unsur dari kandung kemih)Gelas III diisi volume terakhir (berisi unsur-unsur khusus dari uretra pars prostatika dan getah prostat)Urin 2 gelas diperoleh dengan cara sama dengan urin 3 gelas, dengan 2 gelas saja, gelas pertama diisi 50-75 ml.Urin ini digunakan untuk menentukan letak radang atau lesi yang menghasilkan darah atau nanah pada urin seorang pria

ALAT DAN BAHANAlat :• Tabung reaksi• Centrifuge dan tabungnya• Penjepit• Lampu spiritus• Pipet tetesBahan :• Asam asetat 10%• Natrium asetat• Asam asetat glasial• Aquadest• Urine sewaktu

CARA KERJA1. PEMANASAN DENGAN ASAM ASETAT

Page 3: journal

• Pembuatan reagen asam asetat 10%• Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya• Didihkan selama 1-2 menit• Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin• Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih, amati.NO Pengamatan hasil Simbol1 Tidak ada kekeruhan (-)2 Kekeruhan sedikit sekali (±)3 Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %4 Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %5 Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %6 Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %

2. PEMERIKSAAN SECARA BANG• Pembuatan reagenNatrium asetat 11,8 g dan asam asetat glacial dilarutkan dalam aquadest sampai volumenya 100 ml• 5 ml urine ditambah 0,5 ml reagen bang, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 5 menit, amati.• Bila timbul kekeruhan berarti terdapat endapan protein.

PEMERIKSAAN URINE TERHADAP GLUKOSA

TUJUANUntuk menentukan adanya glukosa dalam urine.PRINSIPDalam suasana alkali kuat, ditambah dengan pemanasan, gula-gula akan mereduksi ion cupri menjadi cupro dengan hasil terjadi CuOH yang bewarna kuning atau CuO yang bewarna merah, tergantung dari jumlah reduktor yang terdapat pada urine.

ALAT DAN BAHANAlat :• Tabung reaksi• Lampu spiritus• Penjepit kayu• Gelas ukur• Pipet tetesBahan :• CuSO4.5H2O• Asam sitrat• Na2CO3 anhidrat• Aquadest• Glucotest strip• Urine sewaktu

CARA KERJA :1. BENEDICT• Pembuatan reagenLarutkan 17,3 g CuSO4.5H2O dalam 100 ml aquadest, dengan pemanasanlarutkan 173 g natrium sitrat dan 100 g Na2CO3anhidrat dalam 600 ml aquadest, panaskan kemudian saringperlahan-lahan dengan adukan yang konstan tambahkan larutan sitrat karbonat. Bersihkan seluruh

Page 4: journal

CuSO4 dengan aquadest dan tambahkan aquadest hingga mencapai volume 1000 ml• masukkan 2,5 ml reagen benedict kedalam tabung reaksi• tambaahkan 0,25 ml (4 tetes) urine dan campurkan• letakkan dalam penangas air mendidih selama 2-3 menit• angkat dan langsung baca

No. Warna yang terjadi simbol Jumlah glukosayang terkandung dalam urin1 Biru tidak ada endapan (-) 0,0 – 0,1 g/dl2 Hijau dengan endapan kuning (+) 0,5 – 1,0 g/dl3 Kuning (++) 1,0 – 1,5 g/dl4 Orange (+++) 1,5 – 2,5 g/dl5 Merah (++++) 2,5 – 4,0 g/dl

2. Glucotest strip• celupkan strip ke dalam urin selama 30 detik• baca hasil tersebut dengan membandingkan warna yang didapat dengan warna standard

KESIMPULAN :1. Metoda BenedictBerdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh warna yang terjadi saat benedict ditetesi urin dan dipanaskan adalah berwarna biru kehijauan serta tidak didapatkan endapan atau sampel jernih. Ini berarti urin tersebut tidak mengandung glukosa.2. Metoda glucotest stripBedasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan warna strip biru setelah dicelupkan ke dalam urin. Strip tersebut lalu dilihat pada parameter indikator. Warna yang terbentuk menunjukkan angka 0 (normal), ini berarti urin tersebut tidak mengandung glukosa.