fixed journal

23
ARAKTERISITIK TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM FILM ‘YEOBGIJEOK-IN GEUNYEO (MY SASSY GIRL)’ Astari Pramesti Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia e-mail: [email protected] Abstrak Dalam suatu karya sastra, baik puisi, novel, maupun film selalu memiliki unsur intrinsik. Salah satu unsur penting dalam unsur interinsik adalah tokoh dan penokohan. Penokohan dalam sebuah karya sastra merupakan salah satu cara pengarang untuk memperkenalkan dan menggambarkan sifat juga watak dari sebuah tokoh kepada pembaca maupun penonton. Jurnal ini menganalisis tokoh dan penokohan Gyeonwoo sebagai tokoh utama di dalam film ‘엽엽엽엽엽엽 (My Sassy Girl)’. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sifat dan watak tokoh utama dalam film ini dilihat dari ucapan maupun perilakunya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskrptif kualifikatif. Hasil dari penelitian adalah secara umum di balik sikapnya yang ceroboh dan serampangan, Gyeonwoo memiliki sikap yang bertanggung jawab, perhatian, perasa, dan baik hati. Kata kunci: tokoh, penokohan, film, Korea Abstract In a literature, such as poetry, novel, and film, they always have an intrinsic element. One of the important element in intrinsic element are character and characterization. Characterization in literature is the way of the author to introduce and portray the characteristic and personality of a character to reader and/or viewer. This journal analyze the character and characterization of Gyeonwoo as the lead

Upload: astari-pramesti

Post on 01-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

my journal

TRANSCRIPT

Pendahuluan

ARAKTERISITIK TOKOH DAN PENOKOHAN DALAM FILM

YEOBGIJEOK-IN GEUNYEO (MY SASSY GIRL)

Astari Pramesti

Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya

Universitas Indonesia

e-mail: [email protected]

Abstrak

Dalam suatu karya sastra, baik puisi, novel, maupun film selalu memiliki unsur intrinsik. Salah satu unsur penting dalam unsur interinsik adalah tokoh dan penokohan. Penokohan dalam sebuah karya sastra merupakan salah satu cara pengarang untuk memperkenalkan dan menggambarkan sifat juga watak dari sebuah tokoh kepada pembaca maupun penonton. Jurnal ini menganalisis tokoh dan penokohan Gyeonwoo sebagai tokoh utama di dalam film (My Sassy Girl). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sifat dan watak tokoh utama dalam film ini dilihat dari ucapan maupun perilakunya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskrptif kualifikatif. Hasil dari penelitian adalah secara umum di balik sikapnya yang ceroboh dan serampangan, Gyeonwoo memiliki sikap yang bertanggung jawab, perhatian, perasa, dan baik hati. Kata kunci: tokoh, penokohan, film, KoreaAbstract

In a literature, such as poetry, novel, and film, they always have an intrinsic element. One of the important element in intrinsic element are character and characterization. Characterization in literature is the way of the author to introduce and portray the characteristic and personality of a character to reader and/or viewer. This journal analyze the character and characterization of Gyeonwoo as the lead character in the movie (My Sassy Girl). This study aims to describe characteristic and personality of the lead character seen from his remark and behaviour. Research method that used is descriptive qualitative method. The result of the study are behind his sloppy and haphazard manner, Gyeonwoo have a responsible attitude, thoughtful, sensitive, and good-natured person.

Keyword: character, characterization, film, KoreaPENDAHULUAN

Bluestone (dalam Erneste, 1991:18) menyatakan, film merupakan gabungan dari berbagai ragam kesenian, yaitu musik, seni rupa, drama, sastra ditambah dengan unsur fotografi. Film itu sendiri merupakan gambar hidup, juga sering disebut dengan movie. Film, secara kolektif sering disebut dengan sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak. Pengertian secara harfiah, film adalah cinemathographie yang berasal dari "cinema", sedangkan "tho" berasal dari kata phytos yang artinya cahaya dan "graphie" berasal dari kata graph artinya tulisan, gambar, citra. Dalam bahasa Korea, menurut (Gugeosajeon, Kamus Besar Bahasa Korea), . Maksudnya adalah film merupakan seni gabungan dari reka ulang berupa objek bergerak dan memiliki arti tertentu, yang direkam dan diproyeksikan pada layar.

Perfilman Korea dewasa ini telah banyak dikenal oleh seluruh dunia, dengan bantuan Hallyu, film-film Korea dapat menyebar ke seluruh dunia. Meledaknya perfilman Korea ke seluruh dunia terjadi pada tahun 1990-an. Sejak 1999, Perfilman Korea mengalami pertumbuhan yang pesat dan membuat industri ini seperti kembali ke Era Keemasannya pada tahun 1950-an dan 1960-an. Box-office, yang sebelumnya belum pernah terjadi di Korea, diartikan sebagai penyebaran perusahaan perfilman dan menuai sukses dalam pengeksporan film Korea ke negara Asia dan seluruh dunia. (Paquet, 2005: 47).

Perkembangan perfilman Korea meningkat pesat sejak 1999. Dengan film bekualitas dan pembukaan bioskop modern pertama, seperti CGV pada 1998 di daerah Gangbyeon, membuat masyarakat makin antusias untuk menonton film. Hal ini mencapai puncaknya pada tahun 2001, Korea Selatan merupakan salah satu negara terkuat dalam industri komersil di dunia, setelah Amerika dan India, dengan penjualan tiket untuk film lokal mencapai 45-50% dan mengalahkan film blockbuster Hollywood (Paquet, 2005: 33). Jinhee Choi pada bukunya The South Korean Film Renaissance, mengatakan bahwa perkembangan perfilman Korea yang pesat juga membuat pemerintah Korea membuat acara international film festival. Pada 1996, diadakan acara Busan Film Festival yang digelar di Busan, Korea (Choi, 2010)

Penonton film yang kebanyakan dibawah 30 tahun, membuat film-film yang dihasilkan ditujukan untuk penonton yang muda. Untuk menarik perhatian penonton muda, film yang diadaptasi dari novel internet yang ditulis oleh para remaja banyak berkembang dan jumlahnya bertambah, seperti My Sassy Girl (Yeobgijeok-in genyeo, 2001), My Tutor Friend (Tonggapnaegi kwae hagi, 2003), dan 100 Days with Mr. Arrogant (Nae sarang ssagaji, 2004). (Paquet, 2005: 48).

Film (Yeobgijeok-in geunyeo, My Sassy Girl) merupakan salah satu film komedi romantis Korea yang terkenal pada masanya. Film ini dibuat berdasarkan cerita novel internet yang ditulis oleh Kim Hosik, bercerita tentang kisah cintanya (Leong, 2002: 48). Film ini bercerita tentang Gyeonwoo (Cha Taehyun), yang tidak sengaja bertemu seorang wanita mabuk (Jeon Jihyun) di kereta bawah tanah. Sejak itu kisah cinta mereka dimulai. Semakin lama bersama dengan wanita itu Gyeonwoo menemukan hal-hal aneh, seperti cepat berubahnya suasana hati wanita itu sampai seringnya ia diancam dengan kata-kata ? (Jugeul-lae?, Kau mau mati?). Namun, walaupun perlakuan kasar wanita itu terhadapnya, Gyeonwoo tetap bersama dengan pacarnya itu dan akhirnya mengetahui bahwa sikap wanita itu merupakan wujud kasih sayang.

Setelah penayangannya, di akhir tahun 2001, film ini menjadi film dengan penjualan tertinggi kedua (setelah film (Chinggu, Teman)) pada tahun 2001 dan mendapatkan tempat pada buku rekor sebagai film lokal terlaris untuk box-office dalam negeri. Pada Februari 2002, Dreamwork SKG dari Amerika juga ingin mengadaptasi film ini beserta dua film lainnya untuk dibuat ulang.(Leong, 2002: 48).

Dalam film ini, sang pemeran utama, Gyeonwoo digambarkan sebagai orang yang pemalas, ceroboh dan serampangan. Akan tetapi, dibalik sifat jelek tersebut sebenarnya ia memiliki sifat-sifat baik yang tertutupi oleh kecerobohannya. Ia sebenernanya perhatian, perasa, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti dan mendeskripsikan bagaimana sifat dan watak tokoh utama, Gyeonwoo, dalam film ini dilihat dari ucapan, prilaku, maupun pemikiran mereka. Metode yang akan digunakan merupakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Jurnal ini akan dibagi menjadi tiga bagian yaitu, bagian pertama yang mencakup latar belakang, tujuan, rumusan masalah, metode, dan sistematika penulisan beserta tinjauan teori. Bagian kedua terdiri dari deskripsi dari tokoh dan penokohan tokoh utama dan bagian terakhir yang mencakup kesimpulan.

TINJAUAN TEORI

Sebuah film pasti memiliki unsur-unsur interinsik dan eksterinsik yang terdapat di dalamnya. Dalam unsur interinsik terdapat tokoh dan penokohan, tema, plot atau alur, gaya bahasa, sudut pandang, amanat, dan latar. Sedangkan unsur eksterinsik terdapat latar belakang kehidupan pengarang, pandangan hidup pengarang, dan situasi sosial dan budaya yang melatari lahirnya karya sastra tersebut.

Dalam sebuah karya drama atau film, seorang tokoh tidak hanya digambarkan dengan karakter yang ia punya saja tetapi kita juga bisa mengenal lebih dalam tentang karakter seorang tokoh berdasarkan tutur kata dan gaya bahasa yang ia lakukan. (Nurgiyantoro 2007: 201) Namun, ada perbedaan anatara tokoh dan penokohan. Tokoh adalah pelaku yang mengemban dalam suatu cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalim suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh tersebut adalah penokohan. (Aminudin, 1984 : 85)

Menurut (Gugeosajeon, Kamus Besar Bahasa Korea), tokoh adalah (seong-gyeok) yaitu . Maksudnya adalah karakter dan kepribadian unik yang ada pada seorang individu. Sedangkan, penokohan adalah (seog-gyeok myosa) yaitu, . Maksudnya adalah cara menggambarkan kepribadian atau karakter tokoh utama pada sebuah karya sastra.

Tokoh-tokoh cerita, terutama tokoh-tokoh pentingnya, memiliki watak masing-masing yang digambarkan dengan saksama oleh pengarang-pengarang yang terampil. Tokoh-tokoh itu dapat memiliki berbagai watak, sesuai dengan kemungkinan watak yang ada pada manusia, seperti jahat, baik, sabar, peragu, periang, pemurung, berani, pengecut, licik, jujur, dan atau campuran dari beberapa di anatara watak-watak itu. Watak para tokoh itu bukan saja merupakan pendorong untuk terjadinya peristiwa, akan tetapi juga merupakan unsur yang menyebabkan gawatnya masalah-masalah yang timbul dalam peristiwa-peristiwa tersebut (Jakob, 1994: 145).

Joseph M. Boggs dalam bukunya, Cara Menilai Sebuah Film, menjelaskan beberapa cara untuk menganalisis tokoh dalam dunia perfilman. Cara pertama yaitu melalui penampilan, karakter tokoh dapat terlihat melalui wajah, pakaian, sosok, tubuh, tingkah laku, dan cara mereka bergerak. Cara kedua melalui dialog, tokoh banyak mengungkapkan diri mereka lewat ucapan-ucapannya, pikiran-pikiran tokoh serta sikap dan emosi yang diperankan sesuai dengan pilihan kata, tekanan, dan tinggi suara dalam kalimat serta dialek sehingga terungkap tentang tingkat sosial dan ekonomi, latar belakang pendidikan, dan proses mental tokoh. Cara ketiga melalui action eksternal dan internal serta reaksi dari tokoh lain. Cara keempat melalui leitmotif dan pemilihan nama (name-typing). Cara kelima melalui karakter baku dan stereotip, tokoh baku adalah tokoh kecil yang tingkah lakunya dapat diramalkan dan berfungsi sebagai bagian dari setting yang memiliki kekhasan sesuai dengan pekerjaan mereka. Sedangkan tokoh stereotip adalah watak yang dicocokkan dengan suatu pola tingkah laku yang sudah ditentukan sebelumnya. Cara terakhir yaitu melalui analisis karakter statis dan berkembang, cara ini sama halnya dengan analisis tokoh datar dan tokoh bulat pada novel (1992: 53-62).

Dalam penggambaran perwatakan, terdapat penggambaran secara eksplositori dan dramatik. Pada penggambaran dramatik terdapat beberapa teknik, diantaranya melalui teknik cakapan, teknik tingkah laku, dan teknik pikiran dan perasaan. Teknik cakapan, teknik ini diteliti dari percakapan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh cerita. Teknik tingkah laku, menyaran pada tindakan yang bersifat non-verbal dan fisik. Teknik pikiran dan perasaan, diteliti melalui pikiran dan perasaan, serta apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh tokoh dalam banyak hal akan mencerminkan sifat-sifat kediriannya (Nurgiantoro, 2007: 194-210).

ANALISIS

Gyeonwoo yang seorang mahasiswa, suatu hari bertemu dengan seorang wanita mabuk yang membuat keributan dan muntah di dalam kereta bawah tanah. Setelah melakukan keributan dan muntah di atas kepala seorang kakek, wanita itu meihat Gyeonwoo dan memanggilnya (jagiya, sayang) lalu ia pingsan. Melihat hal itu, Gyeonwoo membawa wanita itu ke motel karena merasa kasihan. Saat di motel, wanita itu terbangun dan menyangkan bahwa Gyeonwoo adalah orang jahat dan akhirnya menelepon polisi.

Setelah kejadian itu, entah menagapa Gyeonwoo terus saja bertemu dengan wanita itu, bahkan orang-orang yang dekat dengannya menyangka bahwa wanita itu adalah kekasih Gyeonwoo. Semakin sering bertemu, Gyeonwoo juga jadi sering terlibat masalah dengan wanita itu. Wanita itu sering meminta sesuatu kepada Gyeonwoo, mulai dari membawakan bunga ke kelas, bertukar sepatu (Gyeonwoo menggunakan sepatu hak tinggi milik wanita itu dan wanita itu menggunakan sepatu olah raga Gyeonwoo), sampai berkata kasar dan mengancam Gyeonwoo dengan kata-kata ? (Jugeul-lae?, Kau mau mati?). Mereka bertahan dengan keadaan seperti itu sampai suatu hari wanita itu bercerita tentang kekasihnya yang dulu dan merasa bersalah kepada Gyeonwoo. Akhirnya mereka pergi ke sebuah bukit dan di bawah sebuah pohon, mereka membuat time capsule dan menguburnya bersama.

Dua tahun berlalu, Gyeonwoo datang ke bukit itu dan membuka time capsule mereka sendirian. Wanita itu tidak pernah datang. Akhirnya setiap tahun Gyeonwoo datang ke tempat itu dan menunggu wanita itu. Setelah beberapa waktu berlalu, saudara (bibi) Gyeonwoo ingin mengenalkannya kepada seorang wanita. Awalnya Gyeonwoo menolak, tetapi setelah mendengar cerita bahwa wanita itu adalah mantan kekasih anaknya yang telah meninggal, ia menyetujuinya. Saat bertemu, dia menyadari bahwa wanita itu adalah wanita yang dulu ia temui di kereta bawah tanah.

SIFAT DAN WATAK TOKOH UTAMA: GYEONWOO

Tokoh utama merupakan pelaku utama dalam sebuah cerita, di mana ia memiliki peranan penting dan menjadi orang yang paling terlibat dalam konflik di dalam sebuah cerita. Pada (Yeobgijeoki-in geunyeo, My Sassy Girl), Gyeonwoo merupakan tokoh utama yang berperan penting dalam konflik yang membangun cerita film ini.

Bertanggung Jawab

Gyeonwoo yang selalu terlihat serampangan saat bertindak, sebenarnya adalah orang yang bertanggung jawab. Walalupun selalu mengeluh saat melakukan suatu hal, tanpa ia sadari, ia melakukan sesuatu yang bertanggung jawab. Seperti pada saat pertemuan pertamanya dengan si wanita, Gyeonwoo yang melihat si wanita yang sedang mabuk, muntah ke kepala seorang kakek di kereta bawah tanah.

. . , . , - : ! ( .) , - . : ( .) .. !

: ? !! . : ( ) ... : ! ! , . . : ! ? ! : ( .)

Terjemahan bebas:

Wanita itu tiba-tiba muntah. Ia muntah dengan banyaknya di atas kepala seorang kakek. Si kakek yang terkena muntahan itu hanya bisa diam dan berkedip lalu melepaskan rambut palsunya yang terkena muntah. Saat itu, si wanita melihat ke arah Gyeonwoo.

Wanita: Sayang! (Setelah hampir muntah untuk kedua kalinya ia jatuh pingsan).

Saat itu juga penumpang kereta melihat ke arah Gyeonwoo.

Gyeonwoo: Pacar? Aku bukan pacarnya. Bukan.

Kakek: Apa yang kau lakukan? Cepat bersihkan!

Gyeonwoo: (tersenyum tak percaya) Tapi saya bukan pacarnya...

Kakek: Bukan apanya! Cepat kemari!

Gyeonwoo dengan wajah murung mendatangi si Kakek dan membungkuk. Ia tertawa terkekeh saat melihat kakek itu duduk dan menggenggam rambut palsunya.

Kakek: Kenapa kau tertawa? Pacarmu mabuk tapi kau berkata kau tidak mengenalnya. Coba bersihkan!

Gyeonwoo: (orang-orang melirik ke arah Gyeonwoo. Gyeonwoo melepas baju dan mengelap baju si Kakek)

Dari dialog di atas dapat dilihat bahwa Gyeonwoo, walaupun dengan sedikit terpaksa, ia tetap membersihkan baju si Kakek. Padahal ia tidak kenal sama sekali dengan wanita yang mabuk dan muntah itu. Tidak hanya itu, Gyeonwoo juga jadi merasa bertanggung jawab terhadap wanita itu dan akhirnya menggendongnya dan membawanya ke sebuah penginapan.

. . , , . . . . , .Terjemahan bebas:

Keretanya berjalan menjauh. Gyeonwoo menggendong wanita itu di punggungnya. Orang-orang mulai berjalan keluar dari stasiun. Gyeonwoo yang menggendong si wanita, berjalan dengan susah payah di paling belakang. Sambil menggendong wanita itu, ia berjalan di depan stasiun Bupyeong. Gyeonwoo berjalan ke sana kemari sampai bercucuran keringat. Gyeonwoo berdiri di bawah papan bertuliskan Oksujang. Gyeonwoo yang menggendong wanita itu mendekati pintu dan membukanya perlahan.

Walaupun Gyeonwoo tidak mengenal wanita itu tapi ia tetap menggendong wanita itu sampai ke penginapan. Kejadian ini tidak hanya satu kali, bahkan saat pertemuan kedua mereka, kejadian ini terulang. Gyeonwoo dan wanita itu bertemu dan akhirnya mabuk-mabukan. Gyeonwoo akhirnya membawa wanita itu ke penginapan yang mereka datangi pertama kali.

, , . 4 . .

Terjemahan bebas:

Sambil menggendong wanita itu, Gyeonwoo membuka pintu Oksujang dan masuk ke dalam. Mendengar suara kiiiik karena pintu dibuka, pemilik penginapan menoleh dari jendela. Tanpa bicara apapun ia mengambil kunci dan naik ke lantai empat. Gyeonwoo mengendong wanita itu dengan terengah-engah dan menaiki tangga.

Perhatian

Gyeonwoo yang terlihat acuh dan tidak memperhatikan sekeliling, ternyata merupakan seseorang yang perhatian. Sejak awal film, Gyeonwoo digambarkan sebagai orang yang tidak peduli sekelilingnya, tetapi di tengah film Gyeonwoo ternyata memperhatikan tentang hal kecil tentang si Wanita.

: .. ? .. ... .. .. ? .. ?

, . : .. ... .. ( ) ? : .. . , . . . . : ! : , . . . ?Terjemahan bebas:

Gyeonwoo: Kalung ini.. diberikan oleh pria yang berpisah denganmu, kan? Kalau kamu sudah putus dengannya, melihat sifatmu, kamu tidak akan menggunakan kalung itu. Kamu juga sering mengatakan kamu tidak bisa melupakan pria itu, kan? Pria yang kamu cintai.. sudah meninggal, bukan?

Wanita itu menganguk dan menangis.

Wanita: Pria itu.. sejak dulu ibuku ingin aku berpacaran dengannya. (perasaan berubah) artinya.. dia orang yang baik, kan?

Gyeonwoo: Benar.. dengarkan aku baik-baik.. Untukku ini tidak apa-apa, tapi jika di depan pria yang tidak terlalu kamu kenal, jangan terlalu banyak minum. Pria lebih suka wanita yang feminim. Jangan minum alcohol lebih dari tiga gelas. Banyak pria yang mengambil kesempatan untuk berlaku jelek kepada wanita yang mabuk.

Wanita: Kau!

Gyeonwoo: Lain kali, kepada pria lain, cobalah mengalah. Mereka pasti suka, mengerti?

Gyeonwoo, walaupun tidak pernah mendengar cerita apapun dari si Wanita mengenai kesedihan dan kesulitannya, ia mengerti dan tahu bahwa dibalik semua itu, wanita itu memendam kesedihan.

: , ? : ? : ... : ? : ! : () . . : ? : ! : ? ! . : () () . .Terjemahan bebas:

Gyeonwoo: Oh, kau datang.

Wanita: Kamu datang lebih cepat?

Gyeonwoo: Iya, tadi aku ada di dekat sini.

Wanita: Kamu rindu padaku, kan?

Gywonwoo: Tentu saja!

Gyeonwoo: (narasi) Wanita ini selalu berusaha keras untuk terlihat ceria di hadapanku. AKu menyukai wanita seperti itu.

Pelayan: Mau pesan apa?

Gyeonwoo: Cola!

Wanita: Kau mau mati? Minum kopi saja. Kopi dua.

Gyeonwoo: (narasi) (tersenyum) Aku tahu. Walaupun wanita itu berkelakuan buruk, di dalam hatinya penuh dengan kesedihan.

Gyeonwoo, saat akan berpisah dengan si Wanita, memberitahu Sikwon mengenai kebiasaan dan prilaku yang sering dilakukan si Wanita. Ia memberitahukan semua dengan detail agar Sikwon dapat memaklumi prilaku si Wanita. Dalam nasihat yang ia berikan kepada Sikwon, terlihat bahwa sebenarnya ia adalah orang yang perhatian.

: . . . . . . . . . . . . , , . .Terjemahan bebas:

Gyeonwoo: Hal yang mudah. Jangan menuntutnya jadi feminin. Jangan membiarkan dia minum lebih dari tiga gelas. Kalau pergi ke cafe, minum kopi, jangan minum cola atau jus. Kalau kamu dipukul, walaupun kesakitan pura-pura lah tidak sakit, kalau tidak sakit berpura-pura lah kesakitan. Pada hari keseratus saat berpacaran dengannya, datanglah ke kelasnya dan berikan dia setangkai bunga mawar. Dia sangat suka. Kamu juga harus mulai belajar kendo dan squash. Kadang kamu juga akan merasakan masuk penjara. Kadang kalau kamu diancam akan dibunuh, berpikirlah kamu akan benar-benar mati, dengan begitu kamu akan tenang. Kadang kalau kakinya sakit, tukar lah sepatu kalian. Terakhir, dia senang sekali menulis. Beri lah dia banyak pujian.

PerasaPerasa merupakan saat di mana seseorang peka perasaannya atau dapat merasakan hal yang dirasakan orang lain. Pada film ini, beberapa kali Gyeonwoo merasa sedih saat melihat si Wanita, bahkan Gyeonwoo ingin si Wanita tidak merasakan kesedihan itu lagi dan ingin menjaganya. Saat Gyeonwoo dan wanita itu pergi bersama, wanita itu minum alkohol dan tiba-tiba menangis. Gyeonwoo meminjamkan sapu tangannya.

: ( .) : () . .. .

Terjemahan bebas:

Wanita: (mengelap air matanya menggunakan sapu tangan)

Gyeonwoo: (narasi) Melihat wanita yang sedang menangis, entah mengapa hatiku sakit. Wanita ini.. Kalau dilihat baik-baik, ternyata menarik juga.

Saat si Wanita tertidur di penginapan, Gyeonwoo juga sempat memperhatikannya. Saat itu Gyeonwoo tahu bahwa dibalik prilaku kasar wanita itu, ia menyimpan banyak kesedihan dan Gyeonwoo ingin menyembuhkan rasa sakit itu.

: ( . .)

: . .

Terjemahan bebas:

Gyeonwoo: (Gyeonwoo mengangkat badan wanita itu untuk memberikannya obat dan air. Ia melihat wanita itu dan mengelap air di bibirnya)

Gyeonwoo kembali membaringkan wanita itu di kasur lalu menghela nafas

Gyeonwoo: Melihat wanita ini tidur seperti bayi, walaupun terkesan sombong aku ingin menyembuhkan rasa sakit wanita ini.

Baik HatiSifat baik hati dari Gyeonwoo adalah suka menolong orang lain. Saat di stasiun kereta api bawah tanah, ia menaiki tangga bersama dengan seorang nenek yang membawa barang bawaan. Tanpa pikir panjang ia langsung menawarkan diri untuk membawa barang itu.

. , . : . : , .

Terjemahan bebas:

Nenek itu membawa barang dan menaiki tangga. Dengan cepat Gyeonwoo berlari menaiki tangga ke arah nenek itu dan membawakan barang bawaannya.

Gyeonwoo: Biar saya bawakan.

Nenek: Terima kasih, nak.

Tidak hanya kepada orang lain, Gyeonwoo juga berbaik hati kepada si Wanita saat ia kesakitan karena memakai sepatu hak tinggi. Di kampus si Wanita mengeluh kalau sepatu yang ia pakai tidak nyaman dan meminta Gyeonwoo untuk bertukar sepatu.

: . : ? : , . . : ! : , ? : : . : ... ... : ? ...!

. : ! ! !

Terjemahan bebas:

Wanita: Ibuku mendapat voucher belanja lalu dia selalu menyuruhku memakainya tapi setelah dipakai kakiku sakit sekali.

Gyeonwoo: Kakimu mau aku pijat?

Wanita: Tidak, tidak usah. Kita kan bisa bertukar sepatu.

Gyeonwoo: Eh?

Wanita: Kenapa? Tidak mau?

Gyeonwoo: Lelaki mana pantas pakai sepatu seperti itu!Wanita: Pakai saja.

Gyeonwoo: Bagaimana bisa..

Wanita: Huh.. Baiklah..

Wanita itu berbalik dan mulai melangkah

Gyeonwoo: Baiklah! Baiklah! Tukar sepatunya!

KESIMPULANPada tahun 1990-an perkembangan industri perfilman Korea berkembang pesat. Dengan berkembang pesatnya industri perfilman dan didukung dengan pembukaan bioskop modern pertama pada tahun 1998, sineas film Korea banyak membuat film-film berkualitas pada saat itu. Pada tahun 2001, Kwak Jaeyong, membuat sebuah film yang diangkat dari novel internet karya Kim Hosik dengan judul (Yeobgijeok-in geunyeo, My Sassy Girl).

Dalam sebuah film, unsur interinsik merupakan hal yang penting, terutama tokoh dan penokohan. Unsur ini adalah bagian yang membangun karakter pada tiap tokoh. Karakter-karakter tersebut juga yang membangun cerita dan membuat suatu tokoh terlibat konflik dan menyelesaikannya. Pada film ini Gyeonwoo, tokoh utama film, merupakan orang yang pemalas, ceroboh, dan serampangan. Akan tetapi di balik itu semua ternyata Gyeonwoo merupakan orang yang bertanggung jawab, perhatian, perasa, dan baik hati. Walaupun ia terkadang tidak menyadarinya, tapi dari prilaku dan pikirannya dapat terlihat bahwa ia adalah orang yang baik.

KorpusFilm:

2001. (My Sassy Girl). ShinCine Communications IM Pictures. Kwak Jaeyong.

Sumber Buku

Boogs, Joseph M. (1992). Cara Menilai Sebuah Film, terj: Asrul Sani. Jakarta: Yayasan Citra.

Choi, Jinhee. (2010). The South Korean Film Renaissance. Middletown: Wesleyan University Press.

Erneste, Panusuk. (1991). Novel dan Film. Flores: Nusa Indah.

Leong, Anthony C.Y. (2002). Korean Cinema: The New Hong Kong (a Guidebook for the Latest Korean New Wave). Canada: Trafford Publisher.

Nurgiyantoro, BUrhan. (2007). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Paquet, Darcy. (2005). The Korean Film Industry: 1992 to The Present, dalam New Korean Cinema. Skotlandia: Edinburgh University Press.

Rokhmansyah, Alfian. (2012). Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumardjo, Jakob & Saini K.M. (1994). Apresiasi Kesusastaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

The Global Impact of South Korea Popular Culture (ed, Valentina Marinescu). (2014). Maryland: Lexingtoon Books.

Wicaksono, Andri. (2014). Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajaran Lainnya. Garudhawaca.

Sumber Internet

Film: (My Sassy Girl). Diunduh pada 12 Oktober 2014 pukul 04:22 WIB.

Script: Diunduh pada 15 Oktober 2014 pukul 22:39 WIB.

. Diunduh pada 12 Desember 2014 pukul 20.05.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Diunduh pada 27 November 2014 pukul 18.55 WIB.

Dalam buku The Global Impact of South Korea Culture, "Hanryu" atau "Hallyu" (dalam bahasa Inggris, "Korean Wave") adalah sebuah fenomena di Asia dan mengacu pada pengaruh dari produk dari budaya populer Korea Selatan (film, musik, game, fashion). (Dator dan Seo 2004; Seo: 2004)

Leitmotif adalah pengulangan suatu kalimat atau ide oleh seorang tokoh hingga ia hampir merupakan ciri atau lau tema untuk tokoh tersebut (Boogs, 1992: 60)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia; serampangan /serampangan/ a 1 sembarangan saja; seenaknya saja; asal saja (tt bekerja, berkata-kata)